Penatalaksanaan Abortus

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/28/2018 Penatalaksanaan Abortus

    1/4

    Penatalaksanaan Abortus

    1. Abortus Imminens Tidak diperlukan pengobatan medik yang khusus atau tirah baring secara total. Anjurkan untuk tidak melakaukan aktifitas fisik secara berlebih atau melakukan

    hubungan seksual.

    Bila perdarahan:- Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadual dan penilaian ulang bilaterjadi

    perdarahan lagi.

    - Terus berlangsung: nilai kondisi janin (uji kehamilan/USG). Lakukan konfirmasikemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik atau mola).

    - Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas, pemantauan hanya dilakukanmelalui gejala klinik dan hasil pemeriksanaan ginekologi.

    2. Abortus Insipiens Lakukan prosedur evakuasi hasil konsepsi.

    - Bila usia getasi 16 minggu, evakuasi dilakukan dengan peralatan AspirasiVakum Manual (AVM) setelah bagian-bagian janin dikeluarkan.

    - Bila usia getasi 16 minggu, evakuasi dilakukan dengan prosedur Dilatasi danKuretase (D&K).

    Bila prosedur evakuasi tidak dapat segera dilaksanakan atau usia getasi lebih besardari 16 minggu, lakukan tindakan pendahuluan dengan:

    - Infus Oksitosin 20 unit dalam 500 ml NS atau RL mulai dengan 8 tetes/menit yangdapat dinaikkan hingga 40 tetes/menit, sesuai dengan kondisi kontraksi uterus

    hingga terjadi pengeluaran hasil konsepsi.- Ergometrin 0,2 mg IM yang diulangi 15 menit kemudian.- Misoprostol 400 mg per oral dan apabila masih sama, dapat diulangi dengan dosis

    yang sama setelah 4 jam dari dosis awal.

    Hasil konsepsi yang tersisa dalam kavum uteri dapat dikeluarkan dengan AVM atauD&K (hati-hati resiko perforasi).

    3. Abortus Inkomplit Tentukan besar uterus (taksir usia getasi), kenali dan atasi setiap komplikasi

    (perdarahan hebat, syok, infeksi/sepsis). Hasil konsepsi yang terperangkap dalam serviks yang disertai perdarahan hingga

    ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara digital atau cunam ovum. Setelah itu evaluasi

    perdarahan:

    - Bila perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg IM atau misoprosol 400 mg peroral.

  • 5/28/2018 Penatalaksanaan Abortus

    2/4

    - Bila perdarahan terus berlangsung, evakuasi hasil sisa konsepsi dengan AVM atauD&K (pilihan tergantung usia getasi, pembukaan serviks, dan keberadaan bagian-

    bagian janin).

    Bila tak ada tanda-tanda infeksi, beri antibiotic profilaksis (ampisilin 500 mg oral ataudoksisiklin 100 mg).

    Bila terjadi infeksi, beri ampisilin 1 g dan metronidazole 500 mg setiap 8 jam. Bila terjadi perdarahan hebat dan usia getasi di bawah 16 minggu, segera lakukan

    evakuasi dengan AVM.

    Bila pasien tampak anemik, berikan sulfas ferosus 600 mg per hari selama 2 minggu(anemia sedang) atau transfuse darah (anemia berat).

    Pada beberapa kasus, abortus inkomplit erat kaitannya dengan abortus tidak aman, oleh

    sebab itu diperhatikan hal-hal berikut ini:

    Pastikan tidak ada komplikasi berat seperti sepsis, perforasi uterus atau cedera intra-abdomen (mual, muntah, nyeri punggung, demam, perut kembung, nyeri perut bawah,

    didng perut tegang, nyeri ulang lepas).

    Bersihkan ramuan tradisional, jamu bahan kaustik, kayu atau benda-benda lainnya dariregio genitalia.

    Berikan boster tetanus toksoid 0,5 ml bila tampak luka kotor pada dinding vagina ataukanalis servisis dan pasien pernah di imunisasi.

    Bila riwayat pemberian imunisasi tidak jelas, berikan serum anti tetanus ATS 1500Unit IM diikuti dengan pemberian tetanus toksoid 0,5 ml setelah 4 minggu.

    Konseling untuk kontrasepsi pascakeguguran atau pemantauan lanjut.4. Abortus Komplit

    Apabila kondisi pasien baik, cukup diberi tablet ergometrin 3x1 tablet/hari untuk 3hari.

    Apabila pasien mengalami anemia sedang, berikan tablet sulfas ferosus 600 mg/ hariselama 2 minggu disertai dengan anjuran mengkonsumsi makanan bergizi (susu,

    sayuran segar, ikan, daging, telur) untuk anemia berat, berikan transfuse darah.

    Apabila tidak terdapat tanda-tanda infeksi tidak perlu diberi antibiotik, atau apabilakhawatir akan infeksi dapat diberi antibiotic profilaksis.

    5. Abortus Infeksiosa Kasus in beresiko tinggi untuk terjadi sepsis, apabila fasilitas kesehatan setempta tidak

    mempunyai fasilitas yang memadai, rujuk ke rumah sakit terdekat.

    Sebelum merujuk pasien laukukan restorasi cairan yang hilang dengan NS atau RLmemalui infus dan berikan antibiotika (misalnya : ampisilin 1 g dan metronidazole 500

    mg)

  • 5/28/2018 Penatalaksanaan Abortus

    3/4

    Juka ada riwayat abortus tidak aman, beri ATS dan TT Pada fasilitas kesehatan yang lengkap, dengan perlindungan antibiotika berspektrum

    luas dan upaya stabilitas hingga kondisi pasien memadai, dapat dilakukan

    penggosongan uterus sesegera mungkin ( lakukan secara hatihati karena tingginya

    kejadian perforasi pada kasus ini ).

    Tabel : Kombinasi antibiotika untuk abortus infeksiosa

    Kombinasi Antibiotika Dosis oral Catatan

    Ampisilin

    dan

    Metronidazol

    3 x 1 g oral

    dan

    3 x 500 mg

    Berspektrum luas dan

    mencakup untuk gonorrhoea

    dan bakteri anaerob

    Tertrasiklin

    dan

    Klindamicin

    4 x 500 mg

    dan

    2 x 300 mg

    Baik untuk klamindia,

    gonorrhea dan bakteroides

    fragilis

    Trimethoprim

    dan

    Sulfatmethoksazol

    160 mg

    dan

    800 mg

    Spectrum cukup luas dan

    harganya relatif murah

    Tabel : Antibiotika parenteral untuk abortus septik

    Antibiotika Cara pemberian Dosis

    Sulbensilin

    Gentamisin

    Metronidazol

    IV 3 x 1 g

    2 x 80 mg

    2 x 1 g

    Seftriaksone IV 1 x 1 g

    Amoksisilin + Klavulanik Acid

    Klindamisin

    IV 3 x 500 mg3 x 600 mg

    6. Missed abortionMiss abortion seharusnya ditangani di rumah sakit atas pertimbangan :

    Plasenta dapat melekat sangat erat dengan dinding Rahim, sehingga prosedurevakuasi ( kuretase ) akan lebih sulit dan resiko perforasi lebih tinggi.

    Pada umumnya kanalis servisis dalam keadaan tertutup sehingga perlu tindakandilatasi dengan batang laminaria selama 12 jam

    Tingginya angka kejadian hipofibrinogemia yang berlanjut dengan gangguanpembekuan darah.

  • 5/28/2018 Penatalaksanaan Abortus

    4/4

    DAFTAR PUSTAKA

    Prawirohardjo, Sarwono ( 2010 ).Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

    Neonatal. Yayasan Bina Pustaka : Jakarta