9
1. Peritoneal Dialysis Dialisis peritoneal dilakukan dengan memasukkan cairan yang mengandung glukosa dan garam (cairan dialisat) ke dalam rongga peritoneum. Dengan proses difusi dan ultrafiltrasi material toksik dapat dikeluarkan dari darah kedalam cairan dialisat dalam rongga peritoneum, selanjutnya akan dikeluarkan dari tubuh. Selain untuk menanggulangi gagal ginjal akut, dialisis peritoneal akut dapat juga digunakan pada beberapa keadaan lain yaitu intoksikasi obat-obatan, koma hepatikum dan keracunan lainnya. a. Fisiologis Peritoneal Dialysis Dialisis adalah proses pengeluaran sisa-sisa metabolisme dan kelebihan cairan dari darah melalui membran semipermeabel. Peritoneum merupakan selaput yang berfungsi sebagai membran semipermeabel ternyata dapat berperan dalam proses dialisis, hal ini didasarkan pertimbangan bahwa luas permukaan peritoneum kira-kira sama dengan luas permukaan seluruh kapiler glomerulus. Peritoneum dapat berperan sebagai membran dialisis dengan beberapa alasan,yaitu: - Zat-zat molekul kecil/kristaloid dapat berdifusi melalui membran semi permeabel dari suatu cairan di satu pihak ke cairan di pihak lain tergantung perbedaan konsentrasi. - Koloid/molekul protein tidak dapat berdifusi melalui membran semi permeabel.

penanganan keracunanan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

note

Citation preview

1. Peritoneal DialysisDialisis peritoneal dilakukan dengan memasukkan cairan yang mengandung glukosa dan garam (cairan dialisat) ke dalam rongga peritoneum. Dengan proses difusi dan ultrafiltrasi material toksik dapat dikeluarkan dari darah kedalam cairan dialisat dalam rongga peritoneum, selanjutnya akan dikeluarkan dari tubuh. Selain untuk menanggulangi gagal ginjal akut, dialisis peritoneal akut dapat juga digunakan pada beberapa keadaan lain yaitu intoksikasi obat-obatan, koma hepatikum dan keracunan lainnya.a. Fisiologis Peritoneal DialysisDialisis adalah proses pengeluaran sisa-sisa metabolisme dan kelebihan cairan dari darah melalui membran semipermeabel. Peritoneum merupakan selaput yang berfungsi sebagai membran semipermeabel ternyata dapat berperan dalam proses dialisis, hal ini didasarkan pertimbangan bahwa luas permukaan peritoneum kira-kira sama dengan luas permukaan seluruh kapiler glomerulus. Peritoneum dapat berperan sebagai membran dialisis dengan beberapa alasan,yaitu: Zat-zat molekul kecil/kristaloid dapat berdifusi melalui membran semi permeabel dari suatu cairan di satu pihak ke cairan di pihak lain tergantung perbedaan konsentrasi. Koloid/molekul protein tidak dapat berdifusi melalui membran semi permeabel. Ultrafiltrat sebagai hasil proses filtrasi ginjal normal mempunyai komposisi sama dengan plasma kecuali tidak mengandung protein. Peritoneum sebagai membran semipermeabel dapat menggantikan fungsi filtrsi glomerulus. Fungsi tubulus ginjal dalam resorpsi selektif cairan dan kristaloid dapat digantikan dengan pemberian cairan parenteral.b. Proses yang terjadi pada Peritoneal Dialysis DifusiDifusi merupakan mekanisme utama untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme pada dialisis peritoneal. Pada proses difusi terjadi pertukaran solut dari dua larutan yang dipisahkan oleh membran semipermeabel, yaitu pertukaran solut yang berada dalam darah kapiler pada peritoneum dan cairan dialisat dalam rongga peritoneum. Secara mikroskopis anatomis membran peritoneum merupakan lapisan heterogen yang berupa jaringan ikat fibrosa elastik yang diliputi oleh sel mesotel, sehingga dalam proses perpindahan air dan solut dari darah ke cairan dialisat dalam rongga peritoneum harus melewati lapisan tahanan, yaitu yaitu lapisan dari selaput darah, endotel pembuluh darah, membrana basalis, jaringan interstitial, mesotel dan selaput dialisat. Faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi: Perbedaan konsentrasi: bila perbedaan konsentrasi mengecil, transport solut tidak terjadi lagi, sehingga untuk kelangsungan proses ini diperlukan perbedaan konsentrasi antara dialisat dan darah harus tetap tinggi. Berat molekul: keadaan berat molekul mempengaruhi kecepatan pergerakan ini. Solut dengan berat molekul kecil kecepatan difusinya lebih cepat dibandingkan dengan yang mempunyai berat molekul lebih besar, seperti urea dengan BM 60, lebih cepat difusinya dibandingkan dengan kreatinin yang mempunyai BM 116. Tahanan membran: peritonitis akan meningkatkan permeabilitas membran terhadap air dan solut.

Proses Difusi UltrafiltrasiUltrafiltrasi yaitu terjadinya pergerakan zat terlarut dan pelarut melalui membran semipermeabel yang terjadi akibat adanya perbedaan tekanan osmotik atau tekanan hidrostatik. Pada dialisis peritoneal yang paling berperan adalah ultrafiltrasi akibat perbedaan tekanan osmotik. Proses ini terjadi bila konsentrasi larutan di salah satu sisi membran lebih rendah, artinya molekul air lebih banyak dari molekul solut dan sisi lain membran mempunyai konsentrasi larutan lebih tinggi, artinya molekul air lebih sedikit dari molekul solut, maka air akan bergerak dari konsentrasi larutan rendah ke konsentrasi larutan tinggi. Dalam pergerakannya molekul air akan menarik solut kecil melalui membran sehingga akhirnya tercapai keseimbangan.

Proses Ultrafiltrasi

2. HemodialisisHemodialisisadalah prosedur tindakan untuk memisahkan darahdarizat-zat sisa atau racun yang dilaksanakan dengan mengalirkan darah melalui membran semipermiabel dimana zat sisa atau racun ini dialihkan dari darah ke cairan dialisat yang kemudian dibuang, sedangkan darah kembali ke dalam tubuh. Hal ini sesuai dengan arti dari hemo yang berarti darah dan dialisis yang berarti memindahkan. Hemodialisis merupakan metode yang paling umum digunakan dalam pengobatan gagal ginjal stadium akhir dan permanen.Pada proses ini digunakan membran buatan semipermeabel yang berfungsi sebagai .ginjal buatan. Juga dipergunakan suatu mesin untuk mengalirkan darah pasien melalui salah satu sisi permukaan dari membran semi-permeabel sebelum dikembalikan ke sirkulasi darah tubuh pasien. Pada saat yang sama cairan hemodialisis dipompakan ke dalam mesin dan dialirkan melalui sisi lain dari permukaan semipermeabel, sehingga terjadi pertukaran ion antara darah pasien dengan cairan hemodialisis. Melalui membran semipermeabel yang mengandung lubang-lubang kecil tersebut produk-produk sisa dari darah pasien seperti urea, kreatinin, fosfat, kalium dan lainnya termasuk kelebihan air serta garam dari tubuh kan lewat dan masuk ke dalam cairan hemodialisis yang mengalir dengan arah berlawanan dari aliran darah pasien. Walaupun demikian, protein dan sel-sel darah tidak dapat menembus melalui lubang-lubang kecil dalam membran semi-permeabel tersebut. Bakteri dan virus yang mungkin mengkontaminasi cairan hemodialisis juga tidak dapat masuk ke dalam aliran darah pasien melalui membran tersebut karena ukurannya lebih besar dari lubang-lubang kecil tersebut.Terdapat dua mekanisme dalam hemodialisis yaitu difusi dan konveksi.Kedua mekanisme ini terjadi di dalam dializer (ginjal buatan) yang diatur dan dimonitor oleh mesin hemodialisis melalui proses dialisis dan ultra filtrasi.a. DialisisDialisis adalah proses transport zat terlarut melalui mekanisme difusi.Difusi adalah proses transport spontan dan pasif dari zat terlarut (solute) dari kompartemen darah ke kompartemen dialisat (dan sebaliknya, misalnya backdifussion) melalui membran dializer.Kecepatan transport difusi tergantung dari beberapa faktor :- Koefisien difusi zat terlarut dalam darah, dialisat dan membran.- Luas permukaan membran.- Perbedaan konsentrasi zat terlarut yang melewati membran.

b. UltrafiltrasiUltra filtrasi adalah proses perpindahan zat dengan mekanisme konveksi.Dalam hemodialisis dikenal sebagai proses penarikan cairan dari darah pasien.Konveksi adalah proses transport simultan pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute) dari kompartemen darah ke kompartemen dialisat (dan sebaliknya yaitubackfiltration) melalui membran dializer. Kecepatan transport konveksi tergantung dari beberapa faktor :- Permeabilitas hidrolik.- Sieving coefficientdari zat terlarut (solute) dan luas permukaan membran.- Konsentrasi zat terlarut (solute) dalam darah dan perbedaan tekanan (pressure gradient) di antara membran.

3. HemoperfusionHemoperfusion (plural hemoperfusions) (obat) Sebuah prosedur di mana obat-obatan atau racun dikeluarkan dari pasien-koma-s darah dengan melewatkannya melalui kolom arang atau bahan adsorben lainnya.Karbon aktif digunakan untuk mengobati keracunan dan overdosis setelah konsumsi oral. Diperkirakan untuk mengikat racun dan mencegah penyerapan oleh saluran pencernaan. Dalam kasus keracunan diduga, tenaga medis mengelola karbon aktif di tempat kejadian atau di gawat darurat sebuah rumah sakit. Dosis biasanya 1 gram / kg massa tubuh (untuk remaja atau orang dewasa, berikan 50-100 g), biasanya diberikan hanya sekali, tapi tergantung pada obat yang diminum, mungkin diberikan lebih dari satu kali. Dalam situasi yang jarang karbon aktif digunakan dalam Perawatan Intensif untuk menyaring obat-obatan berbahaya dari aliran darah pasien keracunan. Karbon aktif telah menjadi pilihan perawatan untuk keracunan banyak, dan metode dekontaminasi lain seperti ipecac-induced emesis atau perut memompa sekarang jarang digunakan. Sedangkan karbon aktif berguna dalam keracunan akut, telah terbukti tidak efektif dalam akumulasi jangka panjang dari racun, seperti dengan penggunaan herbisida beracun.Mekanisme tindakan yaitu pengikatan racun untuk mencegah perut dan usus penyerapan. Mengikat adalah reversibel sehingga katarsis seperti sorbitol dapat ditambahkan juga. Ini mengganggu enterohepatic dan sirkulasi enteroenteric dari beberapa obat / racun dan metabolitnya.Salah satu aplikasi (misalnya ke paru-paru) hasil aspirasi paru yang kadang-kadang dapat berakibat fatal jika perawatan medis segera tidak dimulai. Penggunaan karbon aktif merupakan kontra indikasi jika substansi tertelan adalah asam, alkali, atau produk minyak bumi . Untuk pra-rumah sakit (EMT) penggunaan, ia datang dalam tabung plastik atau botol, biasanya 12,5 atau 25 gram, pra-campuran dengan air. Nama-nama dagang termasuk InstaChar, Super Char, Actidose, Charcodote, dan Liqui-Char, tapi biasanya disebut arang aktif.Menelan karbon aktif sebelum konsumsi minuman beralkohol tampaknya mengurangi penyerapan etanol ke dalam darah. 5 sampai 15 miligram per kilogram arang berat badan yang diambil pada waktu yang sama dengan 170 ml etanol murni (yang setara dengan sekitar 10 porsi minuman beralkohol), selama satu jam, tampaknya mengurangi kadar alkohol dalam darah yang potensial. Namun penelitian lain menunjukkan bahwa hal ini tidak terjadi, dan konsentrasi etanol darah yang meningkat karena penggunaan arang aktif. Biskuit arang yang dijual di Inggris dimulai pada awal abad 19, awalnya sebagai penangkal perut kembung dan masalah perut. Tablet atau kapsul karbon aktif yang digunakan di banyak negara sebagai obat over-the-counter untuk mengobati diare, gangguan pencernaan, dan perut kembung. Ada beberapa bukti efektivitasnya untuk mencegah diare pada pasien kanker yang telah menerima irinotecan. Hal ini dapat mengganggu penyerapan beberapa obat, dan menyebabkan pembacaan diandalkan dalam tes kesehatan seperti tes kartu guaiac. Karbon aktif juga digunakan untuk persiapan usus dengan mengurangi kandungan gas usus sebelum radiografi perut untuk memvisualisasikan empedu dan pankreas dan batu ginjal.