Upload
others
View
19
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENANAMAN NILAI-NILAI KEDISIPLINAN
MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN
DI SMA NEGERI 1 SAMPANG KABUPATEN CILACAP
�
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Asep Maulana
Nim. 1223308003
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PURWOKERTO
2018
ii
PENANAMAN Nilai-Nilai Kedisiplinan Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Keagamaan di SMA Negeri 1 Sampang Kabupaten Cilacap
ASEP MAULANA
NIM. 1223308003
ABSTRAK
Penanaman nilai kedisiplinan diyakini perlu dan penting untuk dilakukan
oleh sekolah guna menjadi pijakan dalam penyelenggaraan pendidikan karakter di
sekolah. Tujuannya adalah mendorong lahirnya anak-anak yang baik (insan
kamil). Tumbuh dan berkembangnya karakter yang baik akan mendorong peserta
didik tumbuh dengan kapasitas dan komitmennya untuk melakukan berbagai hal
yang terbaik dan melakukan segalanya dengan benar dan memiliki tujuan
hidupan.
Sedangkan tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
penanaman nilai-nilai kedisiplinan melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
dan bagiaman landasan yang digunakan dalam penanaman nila-nilai kedisiplinan
melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SMA Negeri 1 Sampang.
Adapun penilitan ini mengunak penelitian lapangan (field research) yang
bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan
sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga
atau masyarak. Adapun dalam sumber data menjadi 2 yaitu subyek dan obyek
penelitian. Sedangkan dalam Teknik pengumpulan data terdiri dari Teknik
Observasi (pengamatan) Teknik Wawancara (interview) Teknik Dokumentasi
kemudian dalam Teknik Analisis Data yaitu data Reduction (reduksi data), data
display (penyajian data), conclusing drawing/ verivication.
Hasil dari peneliaan ini adalah Pembinaan IRMA (Ikatan Remaja Masjid)
Al-Fatah melalui kegiataan keagamaan, dirumuskan dengan kegiatan keagamaan
harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Pembinaan IRMA Al-Fatah melalui
kegiataan keagamaan melalui yang dilaksanakan harian, yaitu kegiatan sholat
dhuha dan dhuhur berjamaah yang tentunya membina peserta didik melakukan
peribadatan sesuai dengan ketentuan agama Islam. Pembinaan IRMA Al-Fatah
melalui kegiatan keagamaan mingguan meliputi kegiatan infak Jum’at untuk
melatih kedermawanan dan untuk menyisihkan sedikit uang saku untuk beramal.
Kata Kunci: Penanaman Nilai, Nilai-nilai Kedisiplinan Dan Kegiatan
Keagamaan
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... ii
PENGESAHAN .............................................................................................. iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ...................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
MOTTO .......................................................................................................... vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ..................................................................... vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... xi
KATA PENGANTAR .................................................................................... xii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Devinisi Operasional .................................................................. 6
C. Rumusan Masalah ...................................................................... 9
D. Tujuan Penulisan ......................................................................... 10
E. Kajian Pustaka ........................................................................... 11
F. Sitematika Penulisan ................................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Nilai-Nilai Kedisiplinan .............................................................. 14
1. Pengerttian Nilai-Nilai Kedisiplinan ...................................... 14
2. Unsur-Unsur Disiplin Di Sekolah .......................................... 15
iv
3. Mcam-Macam Kedisiplin....................................................... 19
4. Upaya Pembentukan Disiplin ................................................ 22
5. Stratrgi Pembentukan Kedisiplinan........................................ 24
6. Metode Pendisiplinan ............................................................. 25
7. Tujuan Penananman Kedisiplinan.......................................... 28
8. Manfaat Kedisiplinan ............................................................. 29
9. Cara Penanaman Nilai Kedisiplinan ...................................... 30
10. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan ............... 33
B. Kegiatan Keagaamaan ................................................................ 35
1. Pengertian Agama .................................................................. 35
2. Tujuan dan Macam-Macam Kegiaatan Keagamaan .............. 38
3. Monitoring Kegiataan Keagamaan ........................................ 41
4. Sasaran Kegiatan Estrakurikuler Keagamaan ........................ 42
5. Pengelolaan Kegiatan Estrakurikuler ..................................... 43
6. Evaluasi Kegiataan Keagamaan ............................................. 48
7. Pendukung dan Penghambat Kegiataan Keagaamaan .......... 49
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................ 51
B. Lokasi penelian ......................................................................... 52
C. Sumber Data ............................................................................ 53
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 54
E. Teknik Analisis Data ............................................................... 59
v
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum SMA Negri 1 Sampang ............................... 62
B. Penyajian data ........................................................................... 72
C. Analisis data ............................................................................. 83
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 87
B. Saran-saran .............................................................................. 88
C. Kata Penutup ........................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Membangun kesadaran hidup disiplin merupakan kewajiban bagi
semua pihak. Baik pelajar, guru sampai pengusaha sekalipun. Disiplin modal
utama dalam menggapai kesuksesan. Oleh karena itu kedisiplinan menjadi
salah satu barang mewah yang harus dimiliki siapapun.1 Untuk itu penanaman
nilai-nilai disiplin harus ditanamkan dan dibiasakan sejak dini sehingga
mampu membentuk sikap dan pribadi yang baik. Berbicara mengenai disiplin,
dalam ajaran Islam disiplin merupakan salah satu bagian terpenting dalam
kehidupan manusia.
Penanaman nilai disiplin diyakini perlu dan penting untuk dilakukan
oleh sekolah guna menjadi pijakan dalam penyelenggaraan pendidikan
karakter di sekolah. Tujuannya adalah mendorong lahirnya anak-anak yang
baik (insan kamil). Tumbuh dan berkembangnya karakter yang baik akan
mendorong peserta didik tumbuh dengan kapasitas dan komitmennya untuk
melakukan berbagai hal yang terbaik dan melakukan segalanya dengan benar
dan memiliki tujuan hidup.2
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa disiplin merupakan salah satu
kunci keberhasilan seseorang. Sebagai ciri orang yang disiplin adalah selalu
1 Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif, (Jogjakarta:
Diva Press, 2010), hlm. 87
2Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi (Bandung; Alfabeta,
2012), hlm 38.
2
patuh dan tertib dalam segala hal. Sikap inilah yang dibutuhkan oleh para
kader bangsa, mengingatkan kedisiplinan di negara ini kurang begitu
diperhatikan. Menerapkan kedisiplinan dalam berbagai situasi memang tidak
mudah, akan tetapi tidak ada yang tidak mungkin. Sesuatu pasti bisa tercapai
jika ada keinginan, niat serta usaha. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan
nilai kedisiplinan dibutuhkan pembiasaan dan kesadaran yang tinggi untuk
menerapkan nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara
menumbuhkan sikap disiplin adalah dengan mengikuti kegiatan pramuka.
Gerakan pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat
sukarela, mandiri, tidak membedakan suku, ras, golongan dan agama.
Keberhasilan suatu bangsa dalam memperoleh tujuannya tidak hanya
ditentukan oleh melimpah ruahnya sumber daya alam, tetapi sangat
ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Bahkan ada yang
mengatkan bahwa “Bangsa yang besar dapat dilihat dari kualitas/karakter
bangsa (manusia) itu sendiri”.3 Dengan demikian, tidak ada yang menyangkal
bahwa karakter disiplin merupakan aspek yang penting untuk kesuksesan
manusia di masa depan. Karakter yang kuat akan membuntuk mental yang
kuat. Sedangkan mental yang kuat akan melahirkan spirit yang kuat, pantang
menyerah, serta berani mengarungi proses panjang.
Nyatanya pendidikan di Indonesia saat ini lebih menomor satukan
pencapaian nilai dengan menomor duakan aspek moral kedisiplinan
siswanya. Sampai sekarang siswa yang pintar adalah mereka yang
3Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 2
3
mempunyai nilai yang tinggi, bukan mereka yang memiliki moral dan
kedisiplinan yang baik. Budi pekerti yang terkadang menjadi visi atau moto
sekolah, hanyalah cangkang tanpa ada isi karena semuanya dimaksudkan
untuk menghibur peminat dengan keberpura-puraan sekolah berkarakter,
padahal realitas yang sedang terjadi proses penghancuran karakter dalam
hakikat bersekolah. 4
Ketika intelektual menjadi segalanya, dan menyingkirkan kecerdasan-
kecerdasan yang lain, maka hampalah spiritualitasnya. Menjadi seorang
pemimpin, pejabat, atau profesi apapun, tidak pandang sebagai amanah dari
Tuhan untuk mengabdi kepada-Nya dan masyarakat pada umumnya. Masalah
dasar tersebutlah yang sebenarnya menjadi penyebab utama terciptanya
generasi bangsa yang moralnya kurang baik. Hal demikian sangat berbahaya
apabila hanya nilai atau angka saja yang menjadi bekal para siswa sebagai
calon pemimpin bangsa.
Narkoba, tawuran antar sekolah, pemerkosaan, kasus video porno
yang melibatkan anak sekolah, dan yang lainnya adalah keadaan yang
sebenarnya. Terkikisnya semangat kedisiplinan dalam kehidupan dan
hilangnya jatidiri budaya bangsa menjadi kekhawatiran dalam arus globalisasi
yang melaju deras.5
Terkikisnya semangat religius yang terjadi pada seseorang akan
menyebabkan menipisnya atau bahkan hilangnya sikap disiplin pada
4 Mursidin, Moral, Sumber Pendidikan; Sebuah Formula Pendidikan Budi Pekerti di
Sekolah/Madrasah, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 13-14.
5 Nur Rosyid, Pendidikan Karakter: Wacana dan Kepengetahuan, (Purwokerto: OBSESI
Press, 2013), hlm. 22-23.
4
seseorang. Orang akan cenderung sulit diatur, cenderung membantah ketika
dinasihati, dan seringkali melakukan pelanggaran dimana hal tersebut juga
terjadi pada peserta didik. Dengan tidak adanya sikap disiplin, tentu saja
proses pendidikan tidak akan berjalan dengan maksimal, sehingga
menghambat tercapainya cita-cita pendidikan. Akibat lain yang akan
ditimbulkan oleh peserta didik yang karakter disiplinnya kurang terbangun
dengan baik adalah terpupuknya kebiasaan dan kecenderungan untuk berani
melakukan berbagai pelanggaran, baik di sekolah maupun luar sekolah.6
Sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler memiliki peran yang sangat
penting dalam penanaman nilai kedisiplinan bagi siswanya. Penanaman nilai
kedisiplinan juga merupakan salah satu karakter yang harus dicontohkan oleh
seorang guru dalam setiap aktifitas baik di sekolah ataupun di luar sekolah.
IRMA Al-Fatah merupakan satu kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
di SMA Negeri 1 Sampang yang menerapkan penanaman nilai kedisiplinan
untuk seluruh anggota dan pengurus secara mutlak. Salah satu contoh dasar
yang diterapkan dalam penanaman nilai kedisiplinan tersebut yaitu
diwajibkan harus berjilbab untuk pengurus perempuan baik dalam kegiatan
ekstrakurikuler atau kegiatan belajar mengajar yang sesuai syariat agama.
Sementara juga diwajibkan untuk seluruh pengurus dan anggota IRMA Al-
Fatah untuk sholat duhur berjamaah di masjid milik sekolah.
Kegiatan rutin ekstrakurikuler tersebut yang dilakukan pada hari sabtu
sangat menerapkan kedisiplinan, salah satu contohnya adalah memberikan
6Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah, (Jogjakarta:
Laksana, 2011), hlm. 55.
5
sanksi terhadap anggota yang terlambat atau melakukan kesalahan agar ada
efek jera dan tidak menyalahgunakan waktu.
Ekstrakurikuler ini setiap hari Jum’at mengadakan Jum’at amal yang
dilakukan oleh anggota IRMA Al-Fatah di pagi hari. Anggota dan pengurus
setiap hari Jum’at diharuskan datang lebih awal dari siswa yang lain. Ketika
ada yang terlambat maka peran guru Pendidikan Agama Islam yang sekaligus
sebagai pembina ekstrakurikuler ini akan memberikan sanksi kepada yang
melanggar aturan sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Hukuman yang
diberikan oleh pembina bertujuan untuk penanaman nilai kedisiplinan bagi
siswa di SMA Negeri 1 Sampang khususnya untuk anggota IRMA Al-Fatah.
Menjadikan siswa yang berakhlakul karimah merupakan salah satu
tujuan yang diharapkan oleh sekolah ini khususnya dalam hal ibadah dan
sikap disiplin. Dengan dilakukannya beberapa usaha agar nantinya tidak
hanya memiliki kemampuan yang sifatnya kognitif saja tetapi juga memiliki
akhlak yang bagus. Agar kelak siswa dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Usaha sekolah dalam mendorong kedisiplinan siswanya khususnya
untuk anggota IRMA Al-Fatah yaitu membuat kegiatan yang positif agar
dapat mendorong dalam pembinaan dan penanaman kedisiplinan siswa.
Di awal pelajaran, sebelum pelajaran dimulai semua siswa melakukan
do’a bersama. Pada setiap hari Jum’at sebelum melaksanakan sholat Jum’at
berjamaah juga para anggota IRMA Al-Fatah melaksanakan tadarus Al-
Quran di masjid sambil menunggu waktu masuk sholat Jum’at. Hal itu sangat
6
melatih kedisiplinan dan karakter religius bagi siswa sekolah khususnya
anggota IRMA Al-Fatah.
Dalam memperingati hari besar Islam di SMA Negeri 1 Sampang para
pengurus dan anggota IRMA Al-Fatah menyelenggarakan pengajian. Adapun
pengajian yang diselenggarakan yaitu pengajian peringatan Isra Mi’raj Nabi
Muhammad SAW, pengajian Maulid Nabi. Dan pada bulan Ramadhan, jika
tidak bertepatan dengan libur semester diadakan kegiatan pesantren kilat.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang penanaman nilai-nilai kedisiplinan melalui kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan di SMA Negeri 1 Sampang.
B. Definisi Operasional
Untuk mempermudah dalam memahami judul penelitian serta
terhindar dari kesalah pahaman, maka terlebih dahulu perlu dijelaskan
istilah-istilah dan batasan yang ada pada judul skripsi yang penulis susun.
Adapun istilah yang dimaksud adalah :
1. Penanaman Nilai Kedisiplinan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia penanaman diartikan
proses, cara, perbuatan, menanam, menanami, atau menanamkan.7 Jadi
penanaman merupakan proses menuju perbaikan atau kemajuan kebiasaan.
Penanaman yang penulis maksud adalah pembiasaan tingkah laku dan
7 Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hlm. 700.
7
perilaku dalam kehidupan yang kemudian akan diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari sehingga menjadi karakter.
Nilai merupakan alat yang menunjukan alasan dasar bahwa cara
pelaksanan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara sosial
dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan.8
Kedisiplinan menjadi alat yang ampuh dalam mendidik karakter.
Banyak orang yang sukses karena menegakkan kedisiplinan. Sebaliknya,
banyak upaya membangun sesuatu tidak berhasil karena kurang atau tidak
disiplin. Banyak agenda yang telah ditetapkan tidak dapat berjalan karena
kurang disiplin. Menanamkan prinsip agar peserta didik memiliki
pendirian yang kokoh merupakan bagian yang sangat penting dari strategi
menegakkan disiplin. Penegakan disiplin dapat dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu dengan peningkatan motivasi, pendidikan latihan,
kepemimpinan, penegakan aturan.9
Karakter disiplin sendiri adalah tindakan yang menunjukan prilaku
tertib dan patuh terhadap berbagai ketentuan dan peraturan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pengembangan karakter disiplin dalam penelitian ini
adalah suatu usaha atau proses pengembangan yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan karakter disiplin secara
bertahap dan teratur.
8 Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi Buku 1, (Jakarta: Salemba Empat, 2007), hlm.
146-156 9 M. Furqon Hidayatullah, Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa,
(Surakarta: Yuma Pressindo, 2010), hlm. 45-49.
8
2. Ekstrakurikuler Keagamaan
Agama adalah ajaran yang mendasar yang menjadi pandangan atau
pedoman hidup.10
Melalui kegiatan keagamaan peserta didik diharapkan
dapat membentuk karakter disiplin secara baik dalam diri siswa baik
disekolah maupun dimasyarakat.
Upaya yang dilakukan SMA Negeri 1 Sampang dalam penanaman
nilai kedisiplinan melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan diataranya
yaitu melalui beberapa kegiatan yang dilakukan oleh IRMA Al-Fatah
dengan cara pembiasaan serta pembelajaran dengan contoh oleh para Guru
di SMA Negeri 1 Sampang.
Melalui pembiasaan dalam kegiatan yang rutin dilakukan oleh
IRMA Al-Fatah dengan cara ketepatan waktu bagi setiap anggota dan
pengurus menjadikan penanaman nilai kedisiplinan di SMA Negeri 1
Sampang menjadi memiliki sesuatu yang sudah melekat bagi siswa dalam
kedisiplinan yang nantinya bisa di aplikasikan di kehidupan sehari-hari.
Dalam hal berpakaian siswa dan siswi juga menggunakan seragam yang
menunjukan bagaimana seharusnya seorang muslim dan muslimah.
Dalam memperingati hari besar Islam di SMA Negeri 1 Sampang
menyelenggarakan pengajian seperti pengajian memperingati Isra Mi’raj
Nabi Muhammad SAW, pengajian Maulid Nabi dan beberapa kegiatan
yang lain. Dan pada bulan Ramadhan, jika tidak berteptan dengan libur
semester diadakan kegiatan pesantren kilat.
10
Haedar Nashir, Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya, (Yogyakarta:
Persindo, 2013), hlm. 22
9
3. SMA
Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah sekolah yang didalamnya
terdapat siswa-siswa usia remaja yang berkisar umur 15-17 tahun. Usia
SMA ini merupakan masa perkembangan yang sedang menentukan jati
diri siswa untuk membentuk karakter disiplin dan kemandirian. Masa
SMA merupakan pencarian perasaan atau kesadaran akan jati dirinya.
Remaja dihadapkan pada berbagai pertanyaan yang menyangkut
keberadaan dirinya, masa depannya, peran-peran sosialnya, dan kehidupan
beragama. Apabila pada usia SMA ini siswa dapat memahami dirinya,
peran-perannya, dan makna hidup beragama, maka dia akan menemukan
jati dirinya, dalam arti dia akan memiliki kepribadian yang sehat. Dengan
demikian, usia SMA ini merupakan siklus penting dalam kehidupan
mereka, karena disini penanaman nilai kedisiplinan sedang terjadi bagi
diri siswa.
Jadi yang dimaksud penanaman nilai kedisiplinan melalui kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan di SMA Negeri 1 Sampang adalah suatu
penelitian tentang usaha atau proses pengembangan yang dilakukan oleh
pihak sekolah untuk menanamkan disiplin melalui kegitan keagamaan
yang ada di sekolah secara bertahap dan teratur.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut “Bagaimana Penanaman Nilai-Nilai Kedisiplinan
Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SMA Negeri 1 Sampang?”
10
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana penanaman nilai-nilai kedisiplinan
melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SMA Negeri 1
Sampang.
b. Mengetahui bagiaman landasan yang digunakan dalam penanaman nila-
nilai kedisiplinan melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SMA
Negeri 1 Sampang.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Memberi kontribusi ilmiah terhadap referensi pendidikan yang
dikembangkan melalui kegiatan keagamaan di sekolahan yang
diterapkan kepada siswa dalam penanaman nilai kedisiplinan.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan memberi kontribusi
kepada pihak sekolah dan guru khususnya pembina ekstrakurikuler
keagamaan IRMA Al-Fatah yang menanamkan nilai-nilai kedisiplinan.
11
E. Kajian Pustaka
Dalam penelaahan yang penulis lakukan, ditemukan adanya penelitian
yang mempunyai kemiripan judul dengan judul yang akan penulis angkat,
diantaranya:
Skripsi saudara Fathulloh (2010) yang berjudul “Peran Guru PAI
dalam pembentukan Kepribadian Siswa di SMA Muhammadiyah 1
Purwokerto”. Dalam skripsi tersebut guru PAI berperan dalam pemberi
contoh dan nasihat kepada siswa di SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto.
Skripsi saudari Siti Qomariyah (2010) yang berjudul “Peran Guru
Agama Islam dalam Pembinaan Akhlalk Siswa di MI Ma’arif NU Lemberang
Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2009-2010”.
Penelitian tersebut menjelaskan bahwa pembinaan akhlak adalah usaha secara
sadar dan terarah guna menanamkan budi pekerti dan nilai luhur. Pembinaan
akhlak tidak lepas dari pendidikan agama.
Skripsi saudara Muhammad Kholid (2013) yang berjudul
“Pembentukan Akhlak Siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1
Sokaraja Tahun Pelajaran 2013/2014”. Penelitian tersebut mengurai tentang
bagaimana cara membentuk akhlak siswa di SMP Negeri 1 Sokaraja.
Skripsi tersebut mempunyai persamaan dan perbedaan dengan apa
yang penulis teliti, adapun persamaannya ialah sama-sama melakukan
penelitian tentang Akhlaq. Sedangkan perbedaannya ialah skripsi yang ditulis
oleh saudara Fathulloh adalah pembentukan akhlak yang dilakukan oleh guru
di SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto.
12
Sedangkan dalam penelitian yang penulis paparkan adalah menitik
beratkan pada penanaman dan pembiasaan kedisiplinan siswa di SMA Negeri
1 Sampang yaitu upaya-upaya yang dilakukan melalui kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan IRMA Al-Fatah dalam kaitannya membentuk dan
menanam sikap kedisiplinan.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulis merupakan kerangka dari skripsi yang
memberikan petunjuk mengenai pokok- pokok permaslahan yang akan
dibahas dalam skripsi ini. Oleh karena itu penulis membagi skripsi membagi
menjadi tiga bagian utama yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir,
masing- masing bagian akan dijelaskan dengan perincian sebagai berikut:
Bagian awal meliputi daftar isi, halaman judul, pernyataan keaslian,
pengesahan, nota dinas pembimbing, abstrak, pedoman transliterasi, kata
pengantar dan daftar isi.
Bagian isi terdiri atas 5 bab, yaitu:
Bab I Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, penegasan
istilah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, dan
sistematika penulisan.
Bab II Merupakan kerangka teori yang meliputi Nilai-Nilai
kedisiplinan, yang terdiri dari pengertian nilai-nilai kedisiplinan unsur-unsur
disiplin di sekolah, macam-macam disiplin, upaya pembentukan kedisiplinan,
strategi pembentukan kedisiplinan, metode pendisiplinan, tujuan menanamkan
13
nilai-nilai kedisiplinan, manfaat kedisiplinan, cara menanamkan nilai-nilai
kedisiplinan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan kemudian
yang terakhir. Kegiatan keagamaan yang terbagi menjadi pengertian agama
tujuan dan macam-macam kegiatan keagamaan monitoring kegiatan
keagamaan evaluasi kegiatan keagamaan pendukung dan penghambat
kegiatan keagamaan
Bab III berisi tentang metode penelitian yang meliputi jenis dan
pendekatan penelitian, lokasi penelitian, sumber data, fokus penelitian, teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab IV berisi tentang deskripsi data SMA Negeri 1 Sampang,
penyajian data dari pembinaan kegiatan keagamaan melalui IRMAS SMA
Negeri 1 Sampang yang berisi tentang kegiatan pembinaan keagamaan melalui
IRMAS SMA yang meliputi kegiatan keagamaan harian, kegiatan keagamaan
mingguan, kegiatan keagamaan bulanan dan kegiatan tahunan. Menyajikan
pula bagaimana cara meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti
pembinaan kegiatan keagamaan melalui Rohis, serta masih ada kekurangan
dalam melaksanakan pembinaan kegiatan keagamaan melalui Rohis.
Bab V Penutup berisi tentang simpulan dan saran.
Bagian Akhir berisi tentang daftar pustaka, lampiran-lampiran dan
daftar riwayat hidup.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas penulis menyimpulakan
bahwah: Penanaman nilai-nilai kedisiplinan melalui kegiataan keagamaan di
SMA Negeri 1 Sampang Kabupaten Cilacap, dirumuskan dengan kegiatan
keagamaan harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Sedangkan penanamanya
melalui kegiatan bulanan meliputi kegiatan; malam bina taqwa yang isi dari
kegiatan malam bina taqwa yaitu tadarus Al- Qur’an, dialog keagamaan,
kajian fiqih, pendalaman baca tulis Al-Qur’an kemudian pada sepertiga
malam melaksanakan sholat tahajud. Pembinaan dari pembina IRMA Al-Fatah
kepada pengurus IRMA Al-Fatah, serta kegiatan sholawat Rebo Wage.
Adapula pembinaan IRMA Al-Fatah mealalui kegiataan keagamaan yang
bersifat insidental atau tidak terencana tetapi merupakan program pembinaan
kegiatan keagamaan melalui IRMA Al-Fatah yaitu ta’ziyah, dan menjenguk
orang sakit apabila ada warga sekolah yang sakit. Dimana kegiatan tersebut
untuk menumbuhkan tenggang rasa, sikap sosial terhadap sesama umat
muslim, dan mempererat tali persaudaraan antar warga SMA Negeri 1
Sampang Kabupaten Cilacap
88
B. Saran- Saran
1. Pembinaan IRMA Al-Fatah melalui kegiatan keagamaan dengan segala
kegiatan keagamaan yang dilaksankan hendaknya terus menerus untuk
ditingkatkan, serta partisipasi dari guru mata pelajaran lain selain
Pendidikan Agama Islam sangat diharapkan.
2. Peserta didik diharapkan lebih proaktif dalam pembinaan IRMA Al-Fatah
melalui kegiatan keagamaa sehingga peserta didik dapat mengembangkan
potensinya.
C. Kata Penutup
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan taufik, hidayah dan
inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan skripsi ini yang sederhana dan diakui masih banyak
kekurangan dalam banyak hal. Maka dari itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik dari para pembaca demi kebaikan kita semua.
Penulis juga mengakui dalam penyusunan skripsi ini, tidak lepas dari
dorongan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih
dan semoga Allah SWT membalas semua perbuatan baik mereka dengan
balasan yang setimpal.
Akhirnya penulis berharap semoga ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca khusunya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2012.
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara,
2012.
Carolyn M. Evertson dan Edmund T. Emmer, Manajemen Kelas untuk Guru
Sekolah Dasar, edisi kedelapan, Jakarta: Kecana, 2011.
D. Unardjan, Manajemen Disiplin, Jakarta: PT. Grasindo, 2003.
Dharma Kusuma, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktk di Seolah,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011.
Djudju Sujana, Pengantar Ilmu Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993.
Doni Koesoma, Pendidikan Karatkter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global,
Jakarta: Grasindi, 2010.
Durri Adriani, dkk, Metode Penelitian, Jakarta: Univiertas Terbuka, 2010.
E. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2, edisi VI, Jakarta: Erlangga, 1978.
E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012.
________, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2007.
Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, Bandung: Alfabeta, 2011.
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, Jakarta: Rajawali Press,
2010.
Haedar Nashir, Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya, Yogyakarta:
Persindo, 2013.
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek Jilid 1, Jakarta: UI Press
1979 .
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, Bandung;
Alfabeta, 2012.
Hery Noer Ali, Watak Pendidikan Islam, Jakarta: Friska Agung Insani, 2000.
http://allamandakathriya.blogspot.co.id/2012/04/disiplin-dan-implementasinya-
dalam-ilmu.html,
http://rikoharisaputra.blogspot.co.id/2014/03/sekilas-tentang-sman-1-sampang-
cilacap.html Sekilas tentang SMAN 1 SAMPANG CILACAP.
https://balaimedia.tv/profil-sma-negeri-1-sampang-cilacap/.
https://smansampangclp.wordpress.com/ 26 November 2016.
Imam Musbikin, Mendidik Anak Nakal, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2007.
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif,
Jogjakarta: Diva Press, 2010.
M. Furqon Hidayatullah, Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa,
Surakarta: Yuma Pressindo, 2010.
M. Roqib, Prophetic Education (Koontekstualitas Filsafat dan Budaya Profetik
dalam Pendidikan), Purwokerto: STAIN Press, 2011.
Margomo, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000.
Mursidin, Moral, Sumber Pendidikan; Sebuah Formula Pendidikan Budi Pekerti
di Sekolah/Madrasah, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2011.
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT
Rosdakarya, 2012.
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta: Teras 2009.
Ngainun Naim, Character Buiding, Jogjakarta: Ar- ruzz Media, 2012.
Nur Rosyid, Pendidikan Karakter: Wacana dan Kepengetahuan, Purwokerto:
OBSESI Press, 2013 .
Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah,
Jogjakarta: Laksana, 2011 .
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi,
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.
Online) http://sujata-net. blogspot.com/2009/01/ pengertian-agama.html.
Peter Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Moderen
English Press,1991.
Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta: Salemba Empat, 2007.
Sarjono Soekamto, Kamus Sosiologi, Jakarta: Raja wali Press, 2000 .
Subur, Model Pembelajaran Nilai Moral Berbasis Kisah, Purwokerto: STAIN
Press, 2014.
Sudarwan Denim, Menjadi Penelitian Kualitatif, Bandung: CV. Pustaka Setia,
2002.
Sugiyono, Metode penelitian pendidikan pendekatan kualitatif, kuantitatif dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2013.
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005.
________________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakte, Jakarta:
Rinika Cipta, 2013.
_______________ Manajemen Kurikulum, Yogyakarta : FIP UNY, 2010.
Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Pt Remaja Rosdakarya,
2011.
Suryono Sukanto, Kamus Sosiologi, Jakarta: Rajawali Press, 1984.
Sutrisno Hadi, Metodologi, Research Jilid 2, Yogyakarta: Andi, 2004.
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta, 2010.
Tanri abeng, Manajemen Organisasi, Bandung : Pustaka Madya, 2010.
Thomas Lickona, Mendidik untuk Membentuk Karakter Bagaimana Sekolah
dapat Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat dan Bertanggung
Jawab, Jakarta: Bumi Aksara, 2013.
Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007.
User Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2010.
Yanuar A., Jenis-jenis Hukuman Edukatif untuk Anak SD, Jogjakarta: Diva Press,
2012.
Zakiyah Dradjat, Pendidikan Anak Dalam Keluarga, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1991.