30
PERMOHONAN KERJA PRAKTEK DIAJUKAN KEPADA PUSLITBANG GEOLOGI KELAUTAN BANDUNG Oleh, REZA ADITYA HERNAWAN NIM. 115.050.015 DAFTAR ISI : 1. Permohonan Kerja Praktek 2. Proposal Kerja Praktek 3. Curriculum Vitae 4. Transkip Nilai

Pemrosesan Rutin Data Seismik havivsidvasvisaviasvjvsvihasvuvas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ahsvhvasvaskvckhascvahsbjabsjvjabkjskbjavsvoasbovasoxbjasbxjbasjbxjbasjbxas

Citation preview

Page 1: Pemrosesan Rutin Data Seismik havivsidvasvisaviasvjvsvihasvuvas

P E R M O H O N A N K E R J A P R A K T E K

D I A J U K A N K E P A D A

PUSLITBANG GEOLOGI KELAUTAN

BANDUNG

Oleh,

REZA ADITYA HERNAWAN

NIM. 115.050.015

DAFTAR ISI :

1. Permohonan Kerja Praktek

2. Proposal Kerja Praktek

3. Curriculum Vitae

4. Transkip Nilai

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN“ YOGYAKARTA

Alamat : Jl . SWK.104 (Lingkar Utara ) Condong Catur, Sleman, Yogyakarta 55283

T e l p . ( 0 2 7 4 ) 4 8 6 7 3 3 , 4 8 6 4 0 3 , F a x . ( 0 2 7 4 ) 4 8 6 4 0 3 ,

E m a i l g e o u p n @ i n d o s a t . n e t . i d

Page 2: Pemrosesan Rutin Data Seismik havivsidvasvisaviasvjvsvihasvuvas

P E R M O H O N A N K E R J A P R A K T E K

D I A J U K A N K E P A D A

PUSLITBANG GEOLOGI KELAUTAN

BANDUNG

Oleh,

REZA ADITYA HERNAWAN

NIM. 115.050.020

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2008

Page 3: Pemrosesan Rutin Data Seismik havivsidvasvisaviasvjvsvihasvuvas

LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memperoleh Kerja Praktek di Puslitbang Geologi Kelautan Bandung, sebagai

salah satu syarat kelulusan di Jurusan Teknik Geofisika, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas

Pembangunan Nasional “ Veteran ” Yogyakarta.

Diajukan oleh,

Nama : Reza Aditya Hernawan

NIM : 115.050.020

Jurusan : Jurusan Teknik Geofisika

Fakultas Teknologi Mineral

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Yogyakarta

Yogyakarta, 25 April 2007

Dosen Pembimbing

Dra. Yatini, Msi

NIP.030.207.691

Mahasiswa

Reza Aditya Hernawan

NIM. 115.050.020

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Geofisika

Ir. Agus S a ntoso, Msi

NIP. 030.194.852

Page 4: Pemrosesan Rutin Data Seismik havivsidvasvisaviasvjvsvihasvuvas

I. PENDAHULUAN

Sesuai dengan kurikulum yang ada di Jurusan Teknik Geeofisika Fakultas Teknologi

Mineral UPN “Veteran” Yogyakarta TA. 2005/2006 setiap mahasiswa dalam mencapai gelar

kesarjanaan program pendidikan Strata 1 (S1) sebelum melakukan Tugas Akhir harus

melaksanakan kerja praktek yang topiknya sesuai dengan teori yang didapat dalam bangku kuliah

serta aplikasinya di lapangan kerja.

Sebagai salah satu metode dalam geofisika, metode seismik banyak digunakan dalam

eksplorasi, terutama eksplorasi hidrokarbon. Keunggulan dari metode ini dibanding dengan

metode geofisika lain adalah tingkat akurasi, resolusi dan penetrasi yang lebih tinggi.Metode ini

sangat berkembang pesat disertai dengan teknologi tinggi dalam hal aquisisi data, pemrosesan

data seismik, sampai dengan interpretasi data seismik.

Eksplorasi dengan menggunakan metode seismik ini sangat popular di dunia industri

perminyakan dikarenakan data hasil interpretasinya bersifat akurat, juga dapat mendeskripsikan

secara geologi tentang kondisi bawah permukaan bumi.

Secara umum ada tiga kegiatan besar dalam metode seismik agar dapat menghasilkan suatu

informasi yang benar – benar bisa akurat dan bernilai ekonomis, yaitu:

a. Akuisisi Data Seismik

Akuisisi data merupakan pekerjaan bagian terdepan dari suatu eksplorasi. Persiapan

awal yang harus dilakukan adalah menentukan parameter – parameter lapangan yang

cocok,dari suatu daerah yang hendak disurvey. Penentuan parameter – parameter ini

sangat penting karena akan menentukan kualitas data yang akan diperoleh. Maksud dari

penentuan parameter lapangan ini adalah untuk menetapkan parameter awal dalam suatu

rancangan survey (akuisisi data) yang dipilih sedemikian rupa sehingga dalam

pelaksanaan akan diperoleh informasi target selengkap mungkin dengan noise serendah

mungkin.

b. Pengolahan Data Seismik

Data seismik direkam kedalam pita magnetic di lapangan. Setelah itu data tersebut

diproses di pusat pengolahan data seismik. Tujuan dari pengolahan data seismik adalah

menghasilkan penampang seismik dengan S/N ( signal to noise ratio ) yang baik tanpa

mengubah bentuk kenampakan- kenampakan refleksi, sehingga dapat diinterpretasikan

keadaan dan bentuk dari perlapisan di bawah permukaan bumi seperti apa adanya. Dengan

Page 5: Pemrosesan Rutin Data Seismik havivsidvasvisaviasvjvsvihasvuvas

demikian mengolah data seismik merupakan pekerjaan untuk meredam noise dan atau

memperkuat sinyal.

c. Interpretasi Data Seismik

Interpretasi data seismik secara geologi merupakan tujuan dan produk akhir dari

pekerjaan seismik. Interpretasi yang dimaksud adalah menentukan atau memperkirakan

arti geologis data – data seismik. Sering interpretasi juga termasuk reduksi data, pemilihan

event - event tertentu dan lokalisasi reflector atau target yang akan dicari. Dari hasil

interpretasi kemudian diuji dengan data – data yang lain.

Dari ketiga rangkaian kegiatan dalam metode seismik ini maka tujuan akhir dari suatu

pekerjaan eksplorasi bisa didapatkan hasilnya, yaitu berupa informasi geologis dari daerah survei

yang untuk kemudian bisa ditindak lanjuti dengan kegiatan yang lain di dalam perusahaan, yang

berkelanjutan. Oleh karena itu untuk lebih megetahui tentang tahapan – tahapan dalam akuisisi,

pengolahan dan interpretasi data seismik, kami bermaksud mengikuti kesempatan kerja di

Puslitbang Geologi Kelautan Bandung.

II. LATAR BELAKANG

Interaksi antara mahasiswa dan perusahaan dapat bermanfaat bagi kedua belah pihak.

mahasiswa dapat mengetahui strategi dan metode yang diterapkan dalam lingkungan perusahaan

khususnya di Puslitbang Geologi Kelautan, sedangkan pihak perusahaan dapat pula mengetahui

pemikiran, konsep yang telah dipelajari oleh mahasiswa untuk kelancaran kegiatan perusahaan di

masa akan datang. Kegiatan eksplorasi di bidang minyak dan gas bumi sangat dibantu dengan

pemrosesan data seismik yang baik sesuai urutan pemrosesan yang benar, dengan etika dan

estetika pemrosesan data. Dalam hal ini bagian yang ditekankan adalah pemrosesan rutin data

seismik. Pemrosesan data yang baik akan memeberikan gambaran bawah permukaan yang baik

dan selanjutnya akan dapat diinterpretasi dengan benar bedasarkan data penampang dari hasil

pemrosesan data lapangan.

Page 6: Pemrosesan Rutin Data Seismik havivsidvasvisaviasvjvsvihasvuvas

III. MAKSUD DAN TUJUAN SERTA MANFAAT

III.1 Maksud

Maksud dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui

serta mempelajari pengolahan data seismik secara langsung dalam hal ini adalah proses

pengolahan rutin data seismik, sehingga teori - teori perkuliahan dapat diterapkan dengan

baik.

Kerja praktek dilakukan agar mahasiswa dapat melihat dan mengetahui aplikasi ilmu

Geofisika yang berbasis Geologi pada lapangan kerja, selain itu mahasiswa dapat mengenal

alat – alat yang dipergunakan dalam Pengambilan data dan Prosesing data Geofisika yang

dipakai dalam perusahaan. Yang akhirnya dapat mengkorelasikan hasil dari pengamatan

alat tersebut dengan analisa mahasiswa berdasarkan teori yang didapat dari bangku kuliah.

Oleh sebab itu kami berharap memiliki kesempatan untuk dapat kerja praktek pada

Puslitbang Geologi Kelautan.

III.2 Tujuan

III.2.1 Tujuan Umum

a. Mempermudah penerapan antara teori dan praktek dari metode geofisika

dengan cara melihatnya secara langsung pada dunia kerja.

b. Mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu yang diperoleh di jenjang

perguruan tinggi.

c. Menambah pengalaman serta wawasan dan mendapat keterampilan bagi

mahasiswa Teknik Geofisika

d. Memenuhi syarat utama pada Jurusan Teknik Geofisika Fakultas Teknologi

Mineral Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

III.2.2 Tujuan Khusus

Page 7: Pemrosesan Rutin Data Seismik havivsidvasvisaviasvjvsvihasvuvas

a. Mengenal bagaimana kinerja Puslitbang Geologi Kelautan dan bagaimana

Puslitbang Geologi Kelautan tersebut telah menggunakan topik yang kami

pilih kedalam lingkungan kerjanya.

b. Memperdalam kemampuan mahasiswa Teknik Geofisika dalam mengolah

data seismik dengan baik dan benar khususnya proses migrasi.

III.3 Manfaat

III.3.1 Puslitbang Geologi Kelautan

· Membangun hubungan kemitraan antara Puslitbang Geologi Kelautan

dengan UPN “Veteran” Yogyakarta

· Memperoleh tenaga kerja tambahan dari mahasiswa yang melaksanakan

Kerja Praktek

· Mempermudah Puslitbang Geologi Kelautan dalam merekrut calon

pegawai atau karyawan yang profesional dengan Mahasiswa sebagai

parameternya

III.3.2 UPN “Veteran” Yogyakarta

· Membina hubungan kemitraan antara UPN “Veteran” Yogyakarta dan

Puslitbang Geologi Kelautan dalam sarana dan prasarana pendidikan

· Membekali kemampuan dasar kepada mahasiswa UPN “Veteran”

Yogyakarta untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dalam dunia kerja

III.3.3 Mahasiswa

· Melengkapi ilmu teori yang didapatkan di bangku kuliah terutama tentang

Migrasi, Seismik Refleksi

· Memperoleh kesempatan mencari pengalaman, wawasan, dan promosi

IV. TOPIK KERJA PRAKTEK

Page 8: Pemrosesan Rutin Data Seismik havivsidvasvisaviasvjvsvihasvuvas

Topik kerja praktek diharapkan sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni yaitu:

1. PEMROSESAN RUTIN DATA SEISMIK.

2. Atau dapat menyesuaikan dengan alternatif topik yang diajukan Puslitbang Geologi

Kelautan, dengan mempertimbangkan efektifitas, efisiensi, dan ketersediaan data - data

yang ada pada Puslitbang Geologi Kelautan.

V. LOKASI KERJA PRAKTEK

Lokasi kerja praktek rencananya akan dilaksanakan pada salah satu perusahaan yaitu:

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (PUSLITBANG) GEOLOGI

KELAUTAN BANDUNG

VI. DASAR TEORI

Page 9: Pemrosesan Rutin Data Seismik havivsidvasvisaviasvjvsvihasvuvas

Data seismik direkam ke dalam pita magnetik di lapangan. Setelah tiga sampai enam

minggu kemudian informasinya baru sampai kepada interpreter sebagai peta penampang seismik

(seismik section). Selama waktu tersebut data dalam tape magnet diproses di pusat pengolahan

data seismik. Lebih dari 10 sampai 20 tahapan proses digunakan di dalam pemrosesannya.

Masing-masing perusahaan pengolahan data mempunyai paket program sendiri-sendiri, walaupun

pada umumnya pokok-pokok pikirannya identik atau sama.

Tujuan dari pengolahan data seismik adalah menghasilkan penampang seismik dengan S/N

(singnal to noise ratio) yang baik tanpa mengubah bentuk kenampakan-kenampakan refleksi,

sehingga dapat diinterpretasikan keadaan dan bentuk dari perlapisan di bawah permukaan bumi

seperti apa adanya. Dengan demikian mengolah data seismik merupakan pekerjaan untuk

meredam noise dan atau memperkuat sinyal.

Biasanya urutan pemrosesan data seismik dapat dipertimbangkan berdasarkan:

1. Kualitas data lapangan (jelek, sedang atau bagus)

2. Lingkungan geologinya (marine, land, transition)

3. Philosofi proses masing-masing perusahaan

4. Kemampuan/pengalaman orang yang mengerjakan

5. Harga

Seperti disebutkan diatas, bahwa pengolahan data seismik bertujuan memperbaiki S/N

ratio. Hal ini berarti semua noise yang mengganggu/menyelubungi informasi refleksi sedapat

mungkin diredam dan sebaliknya semua informasi refleksi dipertahankan dan bahkan diperkaya

(spektrum amplitudonya) dan dikoreksi (spektrum phasenya), sehingga akan diperoleh

penampang seismik yang benar (tidak dibuat-buat secara tidak wajar).

Page 10: Pemrosesan Rutin Data Seismik havivsidvasvisaviasvjvsvihasvuvas

Gambar 1. Diagaram alir pengolahan data seismik

Page 11: Pemrosesan Rutin Data Seismik havivsidvasvisaviasvjvsvihasvuvas

Pengaturan Rutinitas Data mengerjakan reformating, sorting dan editing. Reformating

termasuk demultiplexing, pelabelan dan trace gathering

Page 12: Pemrosesan Rutin Data Seismik havivsidvasvisaviasvjvsvihasvuvas

1. Field Tape

Data seismik direkam ke dalam pita magnetik dengan standar format tertantu.

Standarisasi ini dilakukan oleh SEG (Society of Exploration Geophysics). Magnetic tape

yang digunakan biasanya adalah tape dengan format: SEG-A, SEG-B, SEG-C, SEG-D, dan

SEG-Y. Format data terdiri dari header dan amplitudo. Header berisi informasi mengenai

survei, project dan parameter yang digunakan dan informasi mengenai data itu sendiri

(Gambar 4).

2. Demultiplex

Data seismik yang tersimpan dalam format multiplex dalam pita magnetik lapangan

sebelum diperoses terlebih dahulu harus diubah susunannya. Data yang tersusun

berdasarkan urutan pencuplikan disusun kembali berdasarkan receiver atau channel

(demultiplex). Proses ini dikenal dengan demultiplexing.

3. Gain Recovery

Akibat adanya penyerapan energi pada lapisan batuan yang kurang elastis dan efek

divergensi sferis maka data amplitudo (energi gelombang) yang direkam mengalami

penurunan sesuai dengan jarak yang ditempuh. Untuk menghilangkan efek ini maka perlu

dilakukan pemulihan kembali energi yang hilang sedemikian rupa sehingga pada setiap titik

seolah-olah datang dengan jumlah energi yang sama. Proses ini dikenal dengan istilah

Automatic Gain Control (AGC) sehingga nantinya menghasilkan kenampakan data seismik

yang lebih mudah diinterpretasi.

Gain (penguatan) yang dikenakan pada trace seismik di lapangan berbentuk suatu fungsi

yang tidak smooth, karena harganya bisa naik atau turun secara otomatis (instranteneous

floating point), maka mengakibatkan distorsi. Tetapi fungsi gain tersebut ikut terekam di

dalam pita magnetik. Di pusat pengolahan data, fungsi gain tadi ditiadakan dengan cara

mengalikan harga-harga trace seismik dengan kebalikan fungsi gain, kemudian dihitung

harga rata-rata amplitudo trace seismik tersebut menurut fungsi waktu. Dari sini bisa

ditentukan parameter-parameter fungsi gain yang baru sedemikian rupa sehingga fungsi

gain yang dipergunakan menjadi smooth.

Fungsi gain yang benar akan menghasilkan trace seismik dengan perbandingan

amplitudo-amplitudo sesuai dengan perbandingan dari masing-masing koefisien

Page 13: Pemrosesan Rutin Data Seismik havivsidvasvisaviasvjvsvihasvuvas

refleksinya. Perbandingan koefisien refleksi yang benar akan memudahkan interpretasi

sifat-sifat refleksi dan lapisan-lapisan batuan. Secara umum fungsi gain g(t) berupa

Gain (dB) = A.t + B.20 log (t) + C (1.1)

Dengan t adalah waktu, A faktor atenuasi, B faktor spherical divergensi dan C tetapan gain.

Terdapat beberapa jenis gain :

1. PGC (Programmed Gain Control) adalah fungsi gain yang sederhana, bekerja

berdasarkan interpolasi antara harga skalar amplitudo sampel pada laju pencuplikan

dengan satu jendela tertentu. Contoh hasil PGC ditunjukkan pada gambar 1.3.

2. AGC (Automatic Gain Control) adalah gain g(t) yang bekerja dengan menggunakan

metode rms (root mean square). Amplitudo masing-masing sampel dikuadratkan, lalu

dihitung rms-nya pada satu jendela tertentu, contoh hasil AGC diberikan oleh gambar

1.4. Sedangkan gambar 1.5 menunjukkan contoh proses gain recovery dan

sebelumnya.

Gambar 1.3. Perhitungan gain dengan PGC Gambar 1.4. Perhitungan gain dengan AGC

Page 14: Pemrosesan Rutin Data Seismik havivsidvasvisaviasvjvsvihasvuvas

Gambar 1.5. Contoh data sebelum dan sesudah dikenakan gain recovery

4. Editing dan Muting

Editing adalah proses untuk menghilangkan semua rekaman yang buruk, sedangkan mute

adalah proses untuk menghilangkan sebagian rekaman yang diperkirakan sebagai sinyal

gangguan seperti ground roll, first break dan lainnya yang dapat mengganggu data (Gambar 4).

Page 15: Pemrosesan Rutin Data Seismik havivsidvasvisaviasvjvsvihasvuvas

Jenis noise yang biasanya diedit adalah :

1. Trace mati, karena geophonennya sengaja tidak dipasang, sehingga kanalnya akan berisi

noise instrumen atau karena kerusakan kanal.

2. Trace yang mengandung noise elektro statik, biasanya frekuensi tinggi

3. Trace yang merekam getaran langkah orang yang berjalan dekat geophone pada saat

perekaman berlangsung

4. Cross feed

5. Polaritas terbalik (hal ini tidak perlu dimatikan, karena bisa dikoreksi pada komputer)

6. Daerah first arrival (gelombang bias, pakai initial muting)

7. Noise di dalam trace yang mengelompok (pakai surgical muting)

5. Koreksi statik

Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh topografi (elevasi shot dan receiver)

sehingga shot point dan receiver seolah-oleh ditempatkan pada datum yang sama. Walaupun

koreksi statik telah dilakukan sebelum analisa kecepataan, tetapi koreksi tersebut tidaklah

sempurna. Hal ini disebabkan beberapa faktor seperti :

a. Kesalahan pengukuran elevasi

b. Ketidaktelitian membaca up hole time

c. Ketidaktepatan mengukur kecepatan replacement

d. Adanya manipulasi kedalaman lubang bor oleh regu bor

e. Adanya problem surface unconsistent static

6. Dekonvolusi

Dekonvolusi dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi pengaruh ground roll,

multiple, reverberation, ghost serta memperbaiki bentuk wavelet yang kompleks akibat pengaruh

noise. Dekonvolusi merupakan proses invers filter karena konvolusi merupakan suatu filter. Bumi

merupakan low pass filter yang baik sehingga sinyal impulsif diubah menjadi wavelet yang

panjangnya sampai 100 ms. Wavelet yang terlalu panjang mengakibatkan turunnya resolusi

seismik karena kemampuan untuk membedakan dua event refleksi yang berdekatan menjadi

berkurang.

Page 16: Pemrosesan Rutin Data Seismik havivsidvasvisaviasvjvsvihasvuvas

7. Analisis Kecepatan

Tujuan dari analisis kecepatan adalah untuk menentukan kecepatan yang sesuai untuk

memperoleh stacking yang terbaik. Pada grup trace dari suatu titik pantul, sinyal refleksi

yang dihasilkan akan mengikuti bentuk pola hiperbola. Prinsip dasar analisa kecepatan pada

proses stacking adalah mencari persamaan hiperbola yang tepat sehingga memberikan stack

yang maksimum (Gambar 5).

8. Koreksi Dinamik/Koreksi NMO

Koreksi ini diterapkan untuk mengoreksi efek adanya jarak offset antara shot point dan

receiver pada suatu trace yang berasal dari satu CDP (Common Depth Point). Koreksi ini

menghilangkan pengaruh offset sehingga seolah-olah gelombang pantul datang dalam arah

vertikal (normal incident) (Gambar 6).

Gambar 6. Koreksi NMO: (a) belum dikoreksi (b)kecepatan yang sesuai (c) kecepatan yang lebih rendah

(d) kecepatan yang lebih tinggi (VAN DER KRUK, 2001)

9. Stacking

Stacking adalah proses penjumlahan trace-trace dalam satu gather data yang bertujuan

untuk mempertinggi sinyal to noise ratio (S/N). Proses ini biasanya dilakukan berdasarkan CDP

yaitu trace-trace yang tergabung pada satu CDP dan telah dikoreksi NMO kemudian

dijumlahkan untuk mendapat satu trace yang tajam dan bebas noise inkoheren (Gambar 7).

Page 17: Pemrosesan Rutin Data Seismik havivsidvasvisaviasvjvsvihasvuvas

Gambar 7. Proses penjumlahan trace-trace dalam satu CDP (stacking)

10. Filtering

Filter digunakan untuk meredam noise dan menjaga sinyal. Ada dua jenis filter :

1. Filter frekuensi (satu dimensi)

Hanya meredam frekuensi tertentu yang tidak diinginkan. Tipe filter ini berupa low pass

filter, high pass filter, band pass filter, dan notch filter. Filter di dalam pengolahan data pada

umumnya bersifat zero phase, sehingga tidak menggeser phase data.

2. Filter F-K (dua dimensi)

Digunakan untuk meredam noise yang memiliki frekuensi sama dengan frekuensi sinyal

tetapi bilangan gelombangnya berbeda. Ada dua jenis filter F-K, yaitu notch dan band pass

filter.

11. Migrasi

Migrasi adalah suatu proses untuk memindahkan kedudukan reflektor pada posisi dan

waktu pantul yang sebenarnya berdasarkan lintasan gelombang. Hal ini disebabkan karena

penampang seismik hasil stack belumlah mencerminkan kedudukan yang sebenarnya, karena

rekaman normal incident belum tentu tegak lurus terhadap bidang permukaan, terutama untuk

bidang reflektor yang miring. Selain itu, migrasi juga dapat menghilangkan pengaruh difraksi

gelombang yang muncul akibat adanya struktur-struktur tertentu (patahan, lipatan)

12. Equalization

Page 18: Pemrosesan Rutin Data Seismik havivsidvasvisaviasvjvsvihasvuvas

Adalah proses untuk menaikkan atau menurunkan harga amplitudo tanpa merubah

perbandingan amplitudo refleksi-refleksinya. Dalam hal ini digunakan window yang panjang,

setelah harga rata-rata diperoleh dalam window tersebut lalu dicari faktor skalanya atau

faktor pengali sedemikian rupa sehingga harga rata-rata itu menjadi suatu harga yang

dikehendaki (2”). Faktor skala yang diperoleh, dipergunakan untuk mengalikan semua amplitudo

trade tersebut. Bila digunakan banyak window (overlap/baku tindih 50 %) maka faktor skala

setiap window dikalikan pada amplitudo trace di windownya masing-masing. Pada daerah baku

tindih dilakukan interpolasi.

13. Plotting

Pengolahan data dianggap selesai kalau hasil pengolahan telah diplot pada film. Hal-hal yang

perlu diperhatikan pada plot film adalah :

a. Skala horizontal (trace/mm atau trace/inch) dan skala vertikal (detik/cm)

b. Bias, dinyatakan dalam % yaitu tebal garis trace terhadap jarak antara dua trace

c. Display mode, bisa wiggle saja, wiggle variable area atau wiggle variable saja

d. Polaritas (normal/reverse) dan garis waktu (timing line)

e. Informasi pada film (titik perpotongan lintasan, sumur, dll)

f. Arah plot, harus sesuai dengan arah penembakan lintasan

g. Gain, fokus, sambungan film (bila perlu penyambungan) harus sama densitasnya

Page 19: Pemrosesan Rutin Data Seismik havivsidvasvisaviasvjvsvihasvuvas

VII. TAHAPAN PENELITIAN

Sistematika peneltian yang akan dilakukan antara lain:

1. Studi pustaka

Melakukan studi pustaka dari literatur, makalah dan laporan dari penulis-penulis

terdahulu mengenai tahapan dan cara pengolahan (processing) data seismik. Sebagai

langkah awal untuk pendalaman materi sebelum melakukan pengolahan data seismik

secara langsung di lapangan.

2. Pengumpulan data

Merupakan tahapan pengumpulan data-data yang diperlukan dalam pelaksanaan

penelitian berupa data yang telah diperoleh dari tahapan akuisisi (tape) di lapangan.

3. Prosesing dan analisis data

Melakukan pengolahan data dan analisis data terhadap data-data yang telah

dikumpulkan untuk mencapai tahapan penelitian yang telah disusun dan direncanakan

sehingga dapat mencapai tujuan dari penelitian tersebut yang sesuai dengan tema yang

diangkat.

Page 20: Pemrosesan Rutin Data Seismik havivsidvasvisaviasvjvsvihasvuvas

VIII. WAKTU PENELITIAN

Setelah disesuaikan dengan jadwal akademik,waktu pelaksanaan Kerja Praktek ini

direncanakan selama 5 minggu yaitu pada 16 juni 2008 atau pada waktu lain yang telah

ditentukan oleh perusahaan.Rencana kerja yang diusulkan

Jenis KegiatanMinggu

ke 1 ke 2 ke 3 ke 4 ke 5

Studi Literatur          

Pengumpulan Data          

Prosesing          

Analisis Data dan

Diskusi          

Presentasi dan Evaluasi          

IX. ALAT DAN FASILITAS SERTA AKOMODASI

X.1 Alat

Untuk mendukung kegiatan penelitian maka dibutuhkan beberapa alat pendukung

yang diantaranya:

1. Data –data penelitian

2. Seperangkat computer (PC)

3. Literatur yang berkait dengan penelitian

4. Peralatan yang menunjang penelitian

X.2 Fasilitas

1. Akses ke perpustakaan

2. Akses ke internet

3. Akses untuk penggandaan data

X.3 Akomodasi

Adanya beberapa pertimbangan antara lain jarak yang begitu jauh antara daerah asal

mahasiswa peneliti dengan daerah penelitian dan waktu penelitian yang relatif

Page 21: Pemrosesan Rutin Data Seismik havivsidvasvisaviasvjvsvihasvuvas

lama,makadibutuhkan beberapa fasilitas yang menunjang dan memperlancar penelitian

antaralain: akomodasi dan konsumsi untuk mahasiswa selama waktu penelitian.Pemberian

tunjangan intensif selama penelitian di PT.ELNUSA GEOSAINS sangat diperlukan, selain

akomodasi dan konsumsi. Ketentuan mengenai pemberangkatan dan kedatangan mahasiswa

peneliti lebih lanjut diatur oleh pihak perusahaan PT.ELNUSA GEOSAINS.

X. LAPORAN

Semua hasil pengolahan data selama kerja praktek akan disusun dalam bentuk laporan

tertulis yang akan dilaporkan kepada PT.ELNUSA GEOSAINS dan kemudian diberikan

pengesahan sebagai bukti telah menempuh mata kuliah wajib kerja praktek sebanyak 1 sks.

Sedangkan jadwal kegiatan pengolahan data disesuaikan dengan kesepakatan dan ketentuan dari

PT.ELNUSA GEOSAINS.

XI. KONTRIBUSI PENELITIAN

Kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa dalam melakukan Kerja Praktek di dunia

industri perminyakan dan geoservis akan dapat membuka wawasan akademisi khususnya

mahasiswa yang bersangkutan pada bidang teknologi geofisika yang dipakai untuk eksplorasi

hidrokarbon secara langsung.

Selain itu juga diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk

pengembangan lokasi-lokasi produksi sehingga dapat menambah produksi dan mengurangi resiko

geologi.

XII. PEMBIMBING

Untuk pembimbing di lapangan diharapkan dapat disediakan oleh perusahaan sedangkan

untuk pembimbing di kampus dari salah satu staf pengajar pada Jurusan Teknik Geofisika

Universitas Pembangunan Nasional ‘ Veteran ‘ Yogyakarta.

Page 22: Pemrosesan Rutin Data Seismik havivsidvasvisaviasvjvsvihasvuvas

XIII. PENUTUP

Kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa untuk melaksanakan Kerja Praktek di

perusahaan akan lebih mengenalkan dan mendekatkan mahasiswa pada lingkungan kerja yang

sebenarnya sehingga keterkaitan antara lembaga Perguruan Tinggi dengan kebutuhan kerja akan

semakin cepat dalam proses penyesuaian mahasiswa dalam menghadapi pekerjaan dalam industri

kerja perminyakan nantinya. Kesempatan yang diberikan oleh perusahaan dalam hal ini PT

Chevron Pacific Indonesia – Rumbai Pekanbaru kepada mahasiswa tentunya akan

dimanfaatkan sebaik mungkin dan mahasiswa akan berusaha menyelesaikan dan memberikan

laporan penelitian dengan sebaik mungkin.

Semoga akan terjalin kerja sama yang baik dan menguntungkan antara lembaga Perguruan

Tinggi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta dengan pihak perusahaan yaitu

PT Chevron Pacific Indonesia – Rumbai Pekanbaru dalam mempersiapkan sumber daya

manusia yang berkualitas yaitu mahasiswa yang lebih kompeten dalam industri perminyakan.

DAFTAR PUSTAKA