50
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD Laporan Keuangan Satuan Perangkat Daerah Kapanewon Seyegan Tahun 2020 disusun dalam rangka pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari APBD Kabupaten Sleman yang dituangkan melalui DPA SKPD Kapanewon Seyegan Tahun 2020. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kapanewon Seyegan ditetapkan dengan Pengesahan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPPA-SKPD) Nomor. 35/3.00.01.06/Kep.Ka.BKAD/DPPA-SKPD/2020 tanggal 24 September 2020. Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik laporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna sebagai bahan pertimbangan dalam kebijakan pengambilan keputusan serta untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah yang harus disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh SKPD, dalam hal ini Kapanewon Seyegan. Untuk melaksanakan pengelolaan keuangan yang efektif, efisien, akuntabilitas dan transparan dari dana yang tersedia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2020, Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku Pejabat Pengguna Anggaran menyelenggarakan akuntasi atas transaksi keuangan yang berada dalam tanggung jawabnya. Penyelenggaraan akuntansi merupakan pencatatan/penatausahaan atas transaksi keuangan dilingkungan SKPD Kapanewon Seyegan dan menyiapkan laporan keuangan sehubungan dengan pelaksanaan PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN KAPANEWON SEYEGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN KAPANEWON ......Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

    Laporan Keuangan Satuan Perangkat Daerah Kapanewon Seyegan

    Tahun 2020 disusun dalam rangka pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan

    kegiatan yang dibiayai dari APBD Kabupaten Sleman yang dituangkan melalui

    DPA SKPD Kapanewon Seyegan Tahun 2020.

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kapanewon Seyegan

    ditetapkan dengan Pengesahan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran

    Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPPA-SKPD) Nomor.

    35/3.00.01.06/Kep.Ka.BKAD/DPPA-SKPD/2020 tanggal 24 September 2020.

    Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai

    posisi keuangan, realisasi anggaran dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan

    yang bermanfaat bagi pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan

    mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik laporan keuangan pemerintah

    adalah untuk menyajikan informasi yang berguna sebagai bahan pertimbangan

    dalam kebijakan pengambilan keputusan serta untuk menunjukkan akuntabilitas

    entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan.

    Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang

    dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah yang harus disusun untuk

    menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh

    transaksi yang dilakukan oleh SKPD, dalam hal ini Kapanewon Seyegan.

    Untuk melaksanakan pengelolaan keuangan yang efektif, efisien,

    akuntabilitas dan transparan dari dana yang tersedia dalam Anggaran Pendapatan

    dan Belanja Daerah Tahun 2020, Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah

    selaku Pejabat Pengguna Anggaran menyelenggarakan akuntasi atas transaksi

    keuangan yang berada dalam tanggung jawabnya. Penyelenggaraan akuntansi

    merupakan pencatatan/penatausahaan atas transaksi keuangan dilingkungan

    SKPD Kapanewon Seyegan dan menyiapkan laporan keuangan sehubungan

    dengan pelaksanaan

    PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN KAPANEWON SEYEGAN

    CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 2

    kegiatan Tahun 2020 dalam anggaran berjalan termasuk barang inventaris

    yang dikelola. Selanjutnya Laporan Keuangan SKPD ( Satuan Kerja Perangkat

    Daerah ) Kapanewon Seyegan Kabupaten Sleman disusun menjadi Laporan

    Keuangan Kapanewon Seyegan Tahun Anggaran 2020 yang muatannya terdiri

    dari :

    1. Surat Pernyataan Tanggung jawab Kepala SKPD

    2. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Format 64 untuk periode yang

    berakhir s.d 31 Desember 2020

    3. Laporan Realisasi Format 13 untuk periode yang berakhir s.d 31

    Desember 2020

    4. Laporan Realisasi per Rekening s.d 31 Desember 2020

    5. Laporan Operasional (LO) untuk periode yang berakhir s.d 31 Desember

    2020

    6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) untuk periode yang berakhir s.d 31

    Desember 2020

    7. Neraca per 31 Desember 2020

    8. Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK)

    9. Lampiran – lampiran, terdiri dari :

    a. - Printout rekening koran/RC posisi 31 Desember 2020

    - Fotocopi BKU Pengeluaran Bendahara Pengeluaran

    - Fotocopi BKU Penerimaan Bendahara Penerimaan

    b. - Bukti Setoran Pengembalian Kas/Contra Pos Belanja

    - Bukti Setoran Sisa UYHD

    c. Neraca Saldo per 31 Desember 2020

    d. - Rekapitulasi KIB, Semester II Tahun 2020, Intrakomtable

    - Rekapitulasi KIB, Semester II Tahun 2020 Extrakomtable

    e. Rekap Permen 64, Semester II 2020, Intrakomtable

    f. Berita Acara Stock Opname sediaan per 31 Desember 2020

    g. Perhitungan Penyisihan Piutang

    h. Hubungan Antar Laporan Keuangan

    i. Prosedur Analitis Laporan Keuangan

    j. Penjelasan akun – akun dalam laporan keuangan

    Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan

    pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh SKPD, yang

    menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu

    periode pelaporan.

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 3

    Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai

    aset, kewajiban dan entitas pada tanggal tertentu. Neraca yang tersaji dalam

    laporan ini tertanggal 31 Desember 2020.

    Laporan Operasional (LO) menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang

    menambah ekuitas dan penggunaanya yang dikelola SKPD untuk kegiatan

    penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan, yaitu periode 1 Juli

    s/d 31 Desember 2020.

    Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) menyajikan informasi mengenai

    perubahan ekuitas yang terdiri atas ekuitas awal, surplus/deficit-LO, koreksi dan

    ekuitas akhir.

    1.2 LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH

    SKPD

    Landasan Hukum dalam penyusunan laporan keuangan Kapanewon Seyegan

    Kabupaten Sleman Tahun 2020 adalah sebagai berikut :

    a) Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

    b) Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

    c) Undang – Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan,

    Pengelolaan dan tanggungjawab Keuangan Negara;

    d) Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

    sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang – Undang Nomor. 9

    Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang – Undang Nomor 23

    Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

    e) Peraturan Pemerintah Rebuplik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 Tentang

    Pengelolaan Keuangan Daerah;

    f) Peraturan Pemerintah Rebuplik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 Tentang

    Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

    g) Peraturan pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

    Pemerintahan;

    h) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman

    Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan

    Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan

    Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

    Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

    i) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 Tentang

    Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada

    Pemerintah Daerah;

    j) Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 7 Tahun 2008 tentang

    Pengelolaan Keuangan Daerah;

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 4

    k) Peraturan Bupati Sleman Nomor 21 Tahun 2014 tentang Akuntansi

    Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati

    Sleman Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati

    Sleman Nomor 21 Tahun 2014 tentang Akuntansi Keuangan Daerah;

    l) Peraturan Bupati Nomor 21.1 Tahun 2014 tentang Bagan Akun Standar.

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 5

    1.3 SISTEMATIKA PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

    SKPD

    Sistematika Penyusunan Catatan Atas Laporan Keuangan Semester II Tahun 2020

    ini adalah sebagai berikut :

    Bab I. Pendahuluan

    1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD

    1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan Daerah SKPD

    1.3 Sistematika Penyusunan Catatan Atas Laporan Keuangan

    Bab II. Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target

    Kinerja APBD

    2.1 Ekonomi Mikro

    2.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan

    2.3 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD

    Bab III. Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan

    3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan

    3.2 Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang

    telah ditetapkan

    Bab IV. Kebijakan Akuntansi

    4.1 Entitas akuntansi/entitas pelaporan keuangan

    4.2 Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan

    SKPD

    4.3 Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan

    standar akuntansi pemerintahan pada SKPD

    Bab V. Penjelasan Pos – pos Laporan Keuangan

    5.1 Rincian dan penjelasan masing – masing pos – pos pelaporan

    keuangan

    a. Pendapatan

    b. Belanja

    c. Aset

    d. Kewajiban

    e. Ekuitas Dana

    Bab VI. Penutup

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 6

    BAB II

    EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN

    DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA

    2.1 Ekonomi Makro

    Perkembangan kondisi ekonomi daerah dapat dilihat dari indikator ekonomi

    makro serta perkembangan perekonomian daerah. 6Perekonomian suatu daerah

    tidak dapat terlepas dari perekonomian regional, perekonomian nasional bahkan

    perekonomian global.Terdapat faktor – faktor perekonomian yang tidak dapat

    dikendalikan oleh daerah seperti kebijakan pemerintah pusat yang menyangkut

    sektor moneter maupun sektor riil. Selain itu juga pengaruh ekonomi global seperti

    pengaruh naik turunnya harga minyak dunia, dan nilai tukar mata uang asing

    terhadap rupiah, dan yang terakhir adalah pengaruh krisis keuangan global yang

    berdampak pada kelesuan pasar ekspor.Terdapat faktor – faktor perekonomian

    yang tidak dapat dikendalikan oleh daerah seperti kebijakan pemerintah pusat yang

    menyangkut sektor moneter maupun sektor riil. Selain itu juga pengaruh ekonomi

    global seperti pengaruh naik turunnya harga minyak dunia, dan nilai tukar mata

    uang asing terhadap rupiah, dan yang terakhir adalah pengaruh krisis keuangan

    global yang berdampak pada kelesuan pasar ekspor.

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator makro ekonomi yang

    menggambarkan kinerja perekonomian suatu wilayah. PDRB Atas Dasar Harga

    Berlaku tahun 2010 (ADHB 2010) Kabupaten Sleman sebesar Rp30,912.239 juta

    pada tahun 2014, kemudian meningkat menjadi Rp 33.826.505 juta pada tahun

    2015, dan pada tahun 2016 mencapai 36,939.696 juta rupiah dan pada tahun 2017

    mencapai Rp. 40.087.445 Juta.

    PDRB Atas Dasar Harga Konstan tahun 2010 (ADHK 2010) Kabupaten Sleman

    sebesar Rp. 26.713.071 Juta pada tahun 2014, kemudian meningkat menjadi

    Rp.28.098.007 juta pada tahun 2015, dan meningkat menjadi Rp. 29.573.995 juta

    pada tahun 2016 dan pada tahun 2017 sebesar 31.155.676 juta.

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 7

    2.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan

    Pengelolaan keuangan Kecamatan Seyegan mengacu pada Prinsip dan

    Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah sebagai berikut :

    a. Keterwakilan

    Keterwakilan warga menjadi salah satu unsur penting dalam partisipatif

    karena merupakan aspek penting dari apa yang disebut dengan keadilan

    demokrasi. Ini artinya adanya peluang yang sama untuk memberikan suara

    dan menyatakan pilihan bagi semua warga masyarakat tanpa pengecualian.

    b. Keterlibatan

    Adanya keterlibatan dari pihak – pihak yang berkepentingan dan yang

    merasakan langsung dari efek kebijakan merupakan hal mutlak diperlukan.

    Sebab pada dasarnya yang menjadi kepedulian utama dalam kebijakan

    publik adalah masalah publik itu sendiri.

    c. Transparansi

    Transparansi adalah bentuk keterbukaan pemerintah dalam membuat

    kebijakan – kebijakan pengeluaran daerah sehingga dapat diketahui dan

    diawasi oleh DPRD dan masyarakat. Transparansi pengelolaan keuangan

    daerah pada dasarnya akan menciptakan horizontal accountability antara

    Pemerintah Daerah dengan masyarakatnya sehingga tercipta Pemerintah

    Daerah yang bersih, efektif, efisien, akuntabel dan responsif terhadap

    aspirasi dan kepentingan masyarakat.

    d. Akuntabilitas

    Akuntabilitas diartikan sebagai suatu kewajiban Pemerintah Kabupaten

    Sleman untuk mempertanggungjawabkan segala aktivitas dan kegiatan uang

    terkait dengan penggunaan uang publik kepada pihak yang memiliki hak dan

    kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban.

    Prinsip – prinsip akuntabilitas pengeluaran daerah :

    i. Adanya sistem akuntansi dan sistem anggaran yang dapat menjamin

    bahwa pengeluaran daerah dilakukan konsisten sesuai peraturan

    perundang – undangan yang berlaku.

    ii. Pengeluaran Daerah yang dilakukan dapat menunjukkan tingkat

    pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

    iii. Pengeluaran Daerah yang dilakukan berorientasi pada pencapaian

    visi, misi, hasil dan manfaat yang akan diperoleh.

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 8

    Wujud dari pelaksanaan akuntabilitas adalah :

    i. Penggunaan dana dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan

    sasaran dari masing – masing kegiatan dalam rangka pencapaian

    visi, misi yang telah ditentukan.

    ii. Pelaksanaan pembukuan atas pelaksanaan APBD dilakukan dengan

    sistem acrual.

    iii. Penyusunan laporan keuangan mendasarkan pada Peraturan Bupati

    Sleman Nomor 21 Tahun 2014 tentang Akuntansi Keuangan Daerah.

    iv. Laporan Keuangan SKPD menjadi dasar untuk menyusun laporan

    keuangan konsolidasi Pemerintah Kabupaten Sleman.

    e. Disiplin Anggaran

    Disiplin Anggarandimaksudkan untuk memperhatikan antara lain :

    1. Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan terukur secara

    rasional yang dapat dicapai, belanja yang dianggarkan merupakan batas

    tertinggi pengeluaran belanja.

    2. Pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya

    penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan

    melaksanakan kegiatan yang belum tersedia anggarannya.

    3. Penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun yang bersangkutan

    harus dianggarkan dalam APBD dan dilakukan melalui rekening kas

    umum daerah.

    f. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran

    Efisiensi merupakan pencapaian keluaran yang maksimum sesuai dengan

    yang ditentukan.

    Efektivitas merupakan pencapaian hasil program dengan target yang telah

    ditetapkan.

    2.2.1 Kebijakan Pengelolaan Pendapatan

    Kebijakan umum pendapatan daerah adalah meningkatkan efektifitas dan

    optimalisasi sumber – sumber pendapatan daerah melalui :

    a. Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber – sumber penerimaan yang sah

    b. Peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat untuk membayar pajak

    dan retribusi sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 9

    2.2.2 Kebijakan Pengelolaan Belanja Daerah

    Kebijakan umum belanja daerah adalah untuk menunjang

    pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Perangkat Daerah serta untuk

    memenuhi kebutuhan anggaran sesuai dengan prioritas yang ditetapkan.

    Penggunaan anggaran dilaksanakan secara efektif dan efisien serta harus

    memuat target pencapaian kinerja yang terukur dalam rangka peningkatan

    pelayanan kesejahteraan masyarakat.

    Belanja Daerah yang dikelola Kecamatan Seyegan Kabupaten

    Sleman terdiri dari 2 jenis belanja, yaitu belanja tidak langsung dan belanja

    langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak terkait

    langsung dengan pelaksanaan program dan dan kegiatan yang digunakan

    untuk membiayai gaji dan tunjangan pegawai. Sedangkan belanja langsung

    merupakan belanja yang dianggarkan terkait langsung dengan pelaksanaan

    program dan kegiatan. Belanja langsung dianggarkan untuk belanja pegawai

    dalam bentuk honorarium dan belanja barang jasa.

    Kecamatan Seyegan pada Tahun 2020 mengelola belanja sebesar

    Rp. 2.731.156.720,- terdiri dari belanja tidak langsung Rp. 1.570.895.920,-

    dan belanja langsung sebesar Rp. 1.160.260.800,- Belanja langsung terdiri

    dari 22 program dan 26 kegiatan dengan uraian sebagai berikut :

    NO Program/Kegiatan Anggaran setelah

    perubahan (Rupiah)

    1. 2. 3. 4. 5. 6.

    Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam Pencegahan dan pengurangan resiko bencana Program penegakan hukum Operasi penertiban Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal Peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan kejahatan Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah Monitoring dan evaluasi tata guna tanah Program penataan administrasi kependudukan Pelaksanaan kebijakan kependudukan Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa Pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang sosial Pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang ekonomi dan fisik

    69.865.000,- 33.250.000,- 153.786.000,- 555.000,- 96.997.700,- 53.551.600,- 42.850.000,-

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 10

    NO Program/Kegiatan Anggaran setelah

    perubahan

    (Rupiah)

    7.

    8.

    9.

    10.

    11.

    12.

    13.

    14.

    15.

    Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah

    desa

    Pembinaan dan pengawasan terhadap kepala dan

    perangkat desa

    Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan

    Media Massa

    Pengelolaan Informasi Publik Perangkat Daerah

    Program pengembangan data/informasi/statistik

    daerah

    Penyusunan dan pengumpulan data dan statistik daerah

    Program pengembangan nilai budaya

    Pelestarian warisan budaya dan pengembangan nilai

    budaya lokal

    Program penyelamatan dan pelestarian

    dokumen/arsip daerah

    Pengelolaan dokumen SKPD

    Program pelayanan administrasi perkantoran

    Penyediaan jasa administrasi keuangan

    Penyediaan jasa keamanan dan kebersihan

    Penunjang pelayanan administrasi perkantoran

    Program peningkatan sarana dan prasarana

    aparatur

    Pemeliharaan rutin/berkala gedung, kendaraan,

    peralatan, mesin dan meubelair

    Program peningkatan kapasitas sumber daya

    aparatur

    Pengelolaan kepegawaian dan peningkatan kapasiats

    pegawai

    Program peningkatan pengembangan sistem

    pelaporan capaian kinerja dan keuangan

    Penyusunan Perencanaan dan Evaluasi Kinerja

    Perangkat Daerah

    0,-

    8.325.000,-

    0,-

    9.580.000,-

    7.425.000,-

    45.500.000,-

    202.083.900,-

    144.865.000,-

    170.197.600,-

    5.505.000,-

    18.009.000,-

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 11

    NO Program/Kegiatan Anggaran setelah

    perubahan

    (Rupiah)

    16.

    17.

    18.

    19.

    20.

    21.

    22.

    Program peningkatan kualitas pelayanan publik

    Pelayanan perijinan

    Program peningkatan administarsi pemerintahan

    Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pemerintah

    desa

    Program peningkatan sistem pengawasan internal

    dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH

    Penguatan pelaksanaan reformasi birokrasi

    Program perencanaan pembangunan daerah

    Penyelenggaraan musrenbang RKPD

    Program peningkatan dan pengembangan

    pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah

    Penatausahaan keuangan dan aset daerah

    Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan

    keuangan desa

    Evaluasi rancangan peraturan desa tentang APBDes

    Pembinaan dan Pengawasan Keuangan Desa

    Program pengembangan wawasan kebangsaan

    Penyelenggaraan upacara kenegaraan dan kegiatan

    kemasyarakatan

    7.325.000,-

    59.705.000,-

    1.125.000,-

    12.875.000,-

    1.375.000,-

    0,-

    7.545.000,-

    7.965.000,-

    2.3 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD

    Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan

    pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis dan

    Rencana Kinerja Tahunan. Pengukuran kinerja mencakup penilaian indikator

    kinerja sasaran yang tertuang dalam formulir pengukuran kinerja.

    Pengukuran kinerja didasarkan pada target dan realisasi dengan satuan

    pengukuran dalam bentuk prosentase, indek, rata – rata, angka dan jumlah.

    Prosentase pencapaian rencana tingkat capaian, dihitung dengan rumus bahwa

    semakin tinggi realisasi menggambarkan pencapaian rencana tingkat capaian yang

    semakin baik. Pengukuran tingkat capaian kinerja Kapanewon Seyegan Tahun

    2020 semester II dilakukan dengan cara membandingkan antara target dan

    realisasi.

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 12

    Tingkat capaian kinerja Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 untuk

    seluruh indikator dapat diilustrasikan sebagai beriukt :

    INDIKATOR PENGUKURAN TARGET KINERJA KAPANEWON SEYEGAN

    SEMESTER II TAHUN 2020

    KODE URAIAN LOKASI

    KEGAIATA

    N

    TARGET KINERJA

    (KUANTITATIF)

    RENCANA

    ANGGARA

    N (Rp)

    PRO

    G

    KE

    G

    1 2 3 4 5 6

    I URUSAN WAJIB URUSAN SEKRETARIAT DAERAH

    06.01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    007 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

    Kecamatan 5 orang

    ATK, kendaraan

    12 bulan

    45.500.000

    024 Penyediaan Jasa Keamanan dan Kebersihan

    Kecamatan 5 orang

    Alat kebersihan, alat keamanan

    12 bulan

    12 bulan

    202.083.900

    025 Penunjang Pelayanan Administrasi Perkantoran

    Kecamatan 6 orang

    ATK, tabung gas, shound system

    12 bulan

    1 paket

    12 bulan

    144.865.000

    06.02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

    033 Pemeliharaan rutin/berkala gedung, kendaraan, peralatan, mesin dan mebelair

    Kecamatan 11 orang

    Kendaraan, alat listrik, shound system

    12 bulan

    12 bulan

    1 paket

    12 bulan

    11 unit

    170.197.600

    06.05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

    009 Pengelolaan kepegawaian dan peningkatan kapasitas pegawai

    Kecamatan 8 orang

    Shound system, ATK

    12 bulan

    1 kali

    2 kali

    1 kali

    12 bulan

    1 orang

    5.505.000

    06.06 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 13

    001 Penyusunan Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah

    Kecamatan 15 orang

    ATK, computer

    12 bulan

    8 dokumen

    4 dokumen

    4 dokumen

    18.009.000

    06.20 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

    035 Pelayanan Perijinan Kecamatan 11 orang

    Kendaraan, Wireless,

    12 bulan

    7 ijin

    10 ijin

    1 kali

    7.325.000

    06.21 Program Peningkatan Administrasi Pemerintahan

    012 Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

    Kecamatan 11 orang

    ATK, Wireless

    12 bulan

    1 kali

    1 kali

    3 kali

    59.705.000

    II URUSAN WAJIB YANG BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KETENTRAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

    06.22 Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam

    028 Pencegahan dan pengurangan resiko bencana

    Kecamatan 11 orang

    Kendaraan, Wireless

    12 bulan

    1 kali

    0 buah

    0 buah

    1 dokumen

    1 paket

    80 org

    69.865.000

    06.24 Program Penegakan Hukum

    004 Operasi Penertiban Kecamatan 10 org

    ATK, Wireless, Kendaraan

    3 bulan

    3 kali

    1 dokumen

    4 bulan

    33.250.000

    06.25 Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal

    002 Peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan kejahatan

    Kecamatan 10 orang

    Kendaraan, Wireless

    12 bulan

    4 kali

    4 kali

    12 kali

    1 dokumen

    153.786.000

    III a.

    URUSAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERTAHANAN

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 14

    06.16 Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

    007 Monitoring dan Evaluasi Tata Guna Tanah

    Kecamatan • 5 orang • ATK, Komp, Wireless

    12 bulan • 1 dok

    555.000

    b. URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

    06.15 Program Penataan Administrasi Kependudukan

    029 Pelaksanaan Kebijakan Kependudukan

    Kecamatan 8 orang

    Blanko, KK, KTP, Komputer, ATK

    12 bulan

    12 bulan

    96.997.700

    c. URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

    06.17 Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa

    031 Pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang ekonomi dan fisik

    Kecamatan ATK, Wireless

    3 bulan

    2 kali

    15 kali

    42.850.000

    024 Pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang sosial

    Kecamatan 25 orang

    ATK, Wireless

    12 bulan

    7 kali

    36 kali

    9 kali

    0 kali

    1 kali

    4 kali

    53.551.600

    06.18 Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa

    005 Pembinaan dan pengawasan terhadap Kepala dan Perangkat Desa

    Kecamatan 8 orang

    ATK, Wireless

    2 bulan

    0 kali

    0

    06.18 Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa

    URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

    06.15 Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

    044 Pengelolaan Informasi Publik Perangkat Daerah

    Kecamatan 8 org

    Computer, ATK

    12 bulan

    12 bulan

    8.325.000

    d. URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG SATISTIK

    06.15 Program Pengembangan Data /Informasi/Statistik Daerah

    001 Penyusunan dan pengumpulan data dan statistik daerah

    Kecamatan 10 orang

    ATK, Komp, Wireless

    4 bulan

    0 dokumen

    0

    e. URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN

    06.15 Program Pengembangan Nilai Budaya

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 15

    007 Pelestarian Warisan & Pengemb. Nilai Bud Lokal

    Kecamatan 5 kali

    9.580.000

    f. URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEARSIPAN

    06.16 Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/arsip daerah

    006 Pengelolaan Dokumen SKPD

    Kecamatan 10 orang

    Computer, ATK, alat – alat kearsipan, shound sistem

    3 bulan

    900 buku

    1 desa

    3 bulan

    7.425.000

    IV ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DAN FUNGSI PENUNJANG URUSAN PEM

    a. URUSAN INSPEKTORAT

    06.15 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

    018 Penguatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

    Kecamatan 9 orang

    ATK, shound system

    12 bulan

    1 dok

    1 dok

    1.125.000

    b. URUSAN PERENCANAAN

    06.18 Program Perencanaan Pembangunan Daerah

    009 Penyelenggaraan Musrenbang RKPD

    Kecamatan 17 orang

    Kendaraan, wireless

    3 bulan

    1 dok

    0 dok

    12.875.000

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 16

    BAB III

    IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN SKPD

    3.1 IKHTISAR REALISASI PENCAPAIAN TARGET KINERJA KEUANGAN SKPD

    Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan SKPD menurut

    program dan kegiatan adalah sebagai berikut :

    NO URAIAN REALISASI CAPAIAN TARGET KINERJA

    1. Pencegahan dan pengurangan resiko bencana Rp. 69.865.000,- 100%

    2. Operasi Penertiban Rp. 33.250.000,- 100%

    3 Peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan kejahatan

    Rp. 153.786.000,- 100%

    4. Monitoring dan evaluasi tata guna tanah Rp. 555.000,- 100%

    5. Pelaksanaan Kebijakan Kependudukan Rp. 94.918.300,- 97.86%

    6. Pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang sosial

    Rp. 53.551.600,- 100%

    7. Pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang ekonomi dan fisik

    Rp. 42.850.000,- 100%

    8. Pembinaan dan pengawasan terhadap kepala dan perangkat desa

    Rp. 0,- 0%

    9. Pengelolaan Informasi Publik Perangkat Daerah Rp. 8.325.000,- 100%

    10. Penyusunan dan pengumpulan data dan statistik daerah

    Rp. 0,- 0%

    11. Pelestarian warisan budaya dan pengembangan nilai budaya lokal

    Rp. 9.850.000,- 100%

    12. Pengelolaan dokumen SKPD Rp. 7.425.000,- 100%

    13. Belanja tidak langsung Rp. 1.538.651.912,- 97.95%

    14. Penyediaan jasa administrasi keuangan Rp. 45.196.000,- 99.33%

    15. Penyediaan jasa keamanan dan kebersihan Rp. 200.455.314,- 99.19%

    16. Penunjang pelayanan administrasi perkantoran Rp. 136.286.468,- 94.08%

    17. Pemeliharaan rutin/berkala gedung, peralatan, mesin dan meubelair

    Rp. 167.604.545,- 98.48%

    18. Pengelolaan kepegawaian dan peningkatan kapasitas pegawai

    Rp. 5.505.000,- 100%

    19. Penyusunan Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah

    Rp. 18.009.000,- 100%

    20. Pelayanan perizinan Rp. 6.975.000,- 95.22%

    21. Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan desa

    Rp. 59.705.000,- 100%

    22. Penguatan pelaksanaan reformasi birokrasi Rp. 1.100.000,- 100%

    23. Penyelenggaraan musrenbang RKPD Rp. 12.875.000,- 100%

    24. Penatausahaan keuangan dan aset SKPD Rp. 1.375.000,- 100%

    25. Evaluasi rancangan peraturan desa tentang APBDes

    Rp. 0,- 0%

    26. Pembinaan dan Pengawasan Keuangan Desa Rp. 7.545.000,- 100%

    26. Penyelenggaraan upacara kenegaraan dan kegiatan kemasyarakatan

    Rp. 7.965.000,- 100%

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 17

    3.2 HAMBATAN DAN KENDALA YANG ADA DALAM PENCAPAIAN

    TARGET KINERJA YANG TELAH DITETAPKAN

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 18

    BAB IV

    KEBIJAKAN AKUNTASI

    4.1 ENTITAS AKUNTANSI/ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN DAERAH

    Entitas pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau

    lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan per undang – undangan

    wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan yang

    bertujuan umum.

    Sedangkan entitas akuntansi merupakan unit pada pemerintahan yang

    mengelola anggaran, kekayaan dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi

    dan menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakannya.

    Pengguna anggaran/barang sebagaientitas akuntansi menyelenggarakan akuntansi

    dan menyampaikan laporan keuangan sehubungan dengan anggaran / barang

    yang dikelola yang ditujukan kepada entitas pelaporan. Setiap SKPD diperlukan

    sebagai entitas akuntansi yang terpisah dengan entitas akuntansi yang lain. Untuk

    itu masing – masing SKPD mempunyai kewajiban melakukan pencatatan atas

    transaksi – transaksi yang terjadi di SKPD.

    Pasal 1 Peraturan Bupati Sleman Nomor 21 Tahun 2014 menyebutkan

    bahwa entitas pelaporan keuangan daerah adalah Pemerintahan Kabupaten

    Sleman, sedangkan entitas akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna

    anggaran/pengguna barang. Sehingga berdasarkan peraturan tersebut. BKAD

    berkedudukan sebagai entitas akuntansi sekaligus entitas pelaporan.

    Dalam penyusunan laporan keuangan Daerah Satuan Kerja Perangkat

    Daerah (SKPD) menggunakan system akuntansi Pemerintah Daerah yang

    ditetapkan dengan peraturan Kepala Daerah berpedoman pada Peraturan Daerah

    tentang pokok – pokok pengelolaan keuangan daerah. Adapun system penyusunan

    laporan keuangan daerah disusun melalui serangkaian proses dari pengumpulan

    data, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka

    pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun 2018. Dalam ranka

    pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang menggunakan system akuntansi

    keuangan daerah, entitas pelaporan keuangan meliputi :

    a. Laporan Realisasi Anggaran

    b. Neraca

    c. Laporan Surplus / Defisit

    d. Catatan Laporan Keuangan

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 19

    Sedangkan entitas akuntasi penyusunan laporan keuangan system

    akuntansi keuangan daerah terdiri dari :

    a. Laporan Realisasi Anggaran

    b. Neraca

    c. Catatan Atas Laporan Keuangan

    4.2 BASIS AKUNTANSI YANG MENDASARI PENYUSUNAN LAPORAN

    KEUANGAN SKPD

    Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan tahun

    anggaran 2020 adalah menggunakan basis akrual. Dengan dasar ini pengaruh

    transaksi atau peristiwa lain diakui pada saat hak dan / atau kewajiban timbul serta

    dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.

    Dikecualikan dari dasar actual adalah laporan perhitungan anggaran yang

    menggunakan basis akrual. Hal tersebut karena APBD Kabupaten Sleman tahun

    anggaran 2018 menggunakan basis akrual. Basis akrual dalam laporan

    perhitungan anggaran berarti bahwa transaksi diakui pada saat hak dan / atau

    kewajiban timbul.

    4.3 PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI BERKAITAN DENGAN

    KETENTUAN YANG PADA DALAM STANDAR AKUNTANSI

    PEMERINTAHAN PADA SKPD

    Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada

    dalam standar akuntansi pemerintah SKPD Kapanewon Seyegan berpedoman

    pada system akuntansi pemerintah daerah yang meliputi antara lain :

    1. Kas

    Kas adalah uang tunai dan/atau yang dapat dipersamakan dengannya serta

    saldo rekening giro yang tidak dibatasi penggunaannya untuk membiayai

    kegiatan entitas Pemerintah Daerah.

    Setara kas merupakan investasi jangka pendek yang sangat likuid dan siap

    dicairkan menjadi kas dengan jatuh tempo kurang dari 3 bulan dari tanggal

    perolehannya. Sedangkan kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas

    jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain.

    Untuk memenuhi persyaratan setara kas, surat berharga harus segera

    dapat diubah menjadi kas tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang

    signifikan.

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 20

    Klasifikasi

    a. Kas terdiri atas :

    1) Kas di kas daerah

    2) Kas di bendahara penerima

    3) Kas di bendahara pengeluaran

    4) Kas di entitas BLUD

    b. Setara kas terdiri atas :

    1) Simpanan di bank dalam bentuk deposito yang jatuh temponya

    kurang dari 3 (tiga) bulan; dan

    2) Surat berharga yang sangat likuid atau jangka waktunya kurang

    dari 3 (tiga) bulan.

    Pengakuan

    Penerimaan kas berasal dari :

    a) Pendapatan asli daerah

    b) Dana perimbangan

    c) Lain – lain pendapatan yang sah

    d) Penerimaan pembiayaan

    Penerimaan kas diakui pada saat terjadinya arus masuk ke kas daerah.

    Pengeluaran kas terdiri dari :

    a) Belanja

    b) Pengeluaran pembiayaan

    Pengeluaran kas diakui sebagai belanja jika sudah terjadi pembayaran dari

    satuan kerja kepada pihak ketiga.

    Pengeluaran kas dari kas daerah ke satuan kerja merupakan peralihan

    aktiva dari entitas pelaporan ke satuan kerja, oleh karenanya tidak dianggap

    sebagai belanja. Belanja direalisasikan sesuai APBD dengan prosedur

    pengendalian yang melingkupinya.

    Pengukuran

    Kas dan setara kas diukur dan dicatat sebesar nomonalnya.

    Apabila terdapat kas dalam bentuk valuta asing, dikonversi menjadi rupiah

    menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal pelaporan keuangan.

    Pengungkapan

    Pengungkapan kas di CaLK menunjukkan posisi dan rincian kas pada

    tanggal pelaporan keuangan serta informasi lain terkait kas.

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 21

    a. Persediaan

    Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan

    yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah atau

    barang – barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam

    rangka pelayanan kepada masyarakat.

    Klasifikasi

    Persediaan diklasifikasikan antara lain :

    Barang pakai habis

    Barang untuk diserahkan kepada masyarakat

    Pengakuan

    Persediaan diakui pada saat :

    a. Pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh dan dapat

    diukur dengan andal

    b. Pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya

    berpindah

    Pengukuran

    Persediaan disajikan dineraca sebesar :

    a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian dikurangi dengan

    potongan harga, rabat dan jenisnya

    b. Biaya standar harga pokok produksi apabila diperoleh dengan

    memproduksi sendiri meliputi bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya

    langsung lainnya dan biaya tidak langsung yang dialokasikan secara

    sistematis

    c. Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya sepertinya donasi atau

    rampasan

    d. Persediaan barang cetakan, dinilai sebesar biaya cetak

    e. Persediaan dinilai dengan menggunakan Metode Masuk Pertama Keluar

    Pertama/MPKP

    2. Aset Tetap

    Aset tetap merupakan aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih

    dari 12 (dua belas) bulan untuk digunkan dalam kegiatan pemerintah daerah

    atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Tidak termasuk dalam

    pengertian aset tetap adalah aset yang dinilai relatif kecil, mudah rusak,

    dan/atau tidak memerlukan biaya pemeliharaan.

    Klasifikasi

    Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan sifat dan fungsinya dalam

    aktivitas operasi entitas, terdiri atas :

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 22

    a. Tanah

    Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap adalah tanah yang

    diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional

    pemerintah daerah dan dalam kondisi siap pakai

    b. Peralatan dan mesin

    Mencakup mesin – mesin dan kendaraan, alat elektronik, dan peralatan

    lainnya yang nilainya signifikan dan dalam kondisi siap pakai.

    Peralatan dan mesin terdiri atas :

    1) Alat – alat besar

    2) Alat – alat angkutan

    3) Alat – alat bengkel dan alat ukur

    4) Alat – alat pertanian

    5) Alat – alat kantor dan rumah tangga

    6) Alat studio dan komunikasi

    7) Alat – alat kedokteran

    8) Alat – alat laboratorium

    9) Alat – alat keamanan

    c. Gedung dan bangunan

    Mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh dengan

    maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah daerah

    dan dalam kondisi siap pakai

    d. Jalan, irigasi dan jaringan

    e. Aset tetap lainnya

    Mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam

    kelompok aset tetap diatas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk

    kegiatan operasional pemerintah daerah dan dalam kondisi siap pakai.

    Aset tetap lainnya antara lain :

    1. Buku perpustakaan

    2. Barang bercorak kesenian/kebudayaan

    Pengakuan

    Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh

    nilainya dapat diukur secara handal dengan kriteria sebagai berikut :

    a. Berwujud

    b. Mempunyai masa mafaat lebih dari 12 (dua belas) bulan

    c. Biaya perolehan aset dapat diukur secara handal

    d. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas

    e. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 23

    f. Merupakan objek pemeliharaan atau memerlukan biaya atau ongkos

    untuk dipelihara

    g. Nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk

    pembelian barang tersebut memenuhi batasan minimal kapitalisasi aset

    tetap yang telah ditetapkan

    h. Telah diterima hak kepemilikannya yang didukung dengan berita acara

    serah terima atau dokumen lain yang dipersamakan dan atau pada saat

    penguasaannya berpindah; dan/atau

    i. Pengeluaran yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai penambahan,

    pengembangan dan penggantian utama dibebankan pada periode

    pengeluaran tersebut.

    Pengukuran

    a. Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan, yaitu harga beli dan biaya lain

    yang dapat dilekatkan secara langsung sampai aset tetap tersebut siap

    untuk digunakan. Biaya yang dapat dilekatkan secara langsung pada

    aset tetap tersebut siap digunakan, antara lain :

    1. Biaya persiapan tempat

    2. Biaya pengiriman awal, biaya simpan, dan bongkar muat

    3. Biaya pemasangan

    4. Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur

    5. Biaya perijinan

    6. Biaya konstruksi

    Jika terdapat pengeluaran biaya langsung untuk pengadaan beberapa

    aset tetap, maka metode pelekatan yang digunakan adalah metode

    rata – rata tertimbang dengan rumus harga satuan aset dibagi total

    nilai pengadaan dikalikan biaya yang dilekatkan.

    b. Apabila biaya perolehan tidak memungkinkan, maka penialian aset tetap

    didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan

    c. Apabila harga perolehan dinyatakan dalam valuta asing, maka nilai

    rupiahnya ditetapkan berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank

    Indonesia) pada saat perolehan.

    d. Apabila diperoleh secara gabungan, biaya perolehan masing – masing

    aset tetap ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut

    berdasarkan perbandingan nilai wajar/harga taksiran masing – masing

    aset yang bersangkutan.

    Pengukuran aset tetap harus memperhatikan kebijakan tentang

    ketentuan nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap. Jika nilai

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 24

    perolehan aset tetap dibawah nilai satuan minimum kapitalisasi maka

    atas aset tetap tersebut tidak dilaporkan sebagai aset tetap di neraca.

    Nilai satuan minimum kapitalisasi adalah pengeluaran pengadaan baru

    Nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap adalah sebagai berikut :

    a. Gedung dan bangunan dengan nilai nilai pengadaan baru lebih dari

    atau sama dengan Rp. 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah)

    b. Peralatan dan mesin dengan nilai pengadaan baru lebih dari atau

    sama dengan Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)

    c. Jalan, irigasi dan jaringan dengan nilai pengadaan baru lebih dari

    atau sama dengan Rp. 20.000.000.00 (dua puluh juta rupiah)

    Pengungkapan

    Hal – hal yang diungkapkan dalam laporan keuangan :

    a. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat

    b. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang

    menunjukkan mutasi aset tetap lainnya :

    1) Penambahan

    2) Pengurangan/pelepasan

    3) Perubahan nilai, jika ada

    c. Informasi penyusutan, meliputi :

    1) Nilai penyusutan

    2) Metode penyusutan yang digunakan

    3) Masa manfaat

    4) Tarif penyusutan yang digunakan

    5) Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan

    akhir periode

    d. Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap

    e. Kebijakan akuntansi untuk kapasitas aset tetap

    f. Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi

    g. Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap

    h. Informasi penting lain yang relevan

    Pengeluaran setelah perolehan aset tetap

    Pengeluaran setelah perolehan awal aset tetap yang memperpanjang

    masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi

    di masa mendatang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau

    peningkatan standar kinerja, dikapitalisasi pada nilai tercatat aset yang

    bersangkutan.

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 25

    Pengeluaran belanja tidak dikapitalisasi pada nilai aset jika hanya untuk

    mempertahankan fungsi atau mempertahankan umur ekonomis aset

    tetap. Pengeluaran belanja pemeliharaandikapitalisasi pada nilai aset jika

    memenuhi persyaratan sebagai berikut :

    a. Gedung dan bangunan dengan belanja pemeliharaan lebih dari atau

    sama dengan Rp. 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah) dilakukan

    kapitalisasi apabila pengeluaran belanja digunakan untuk :

    1. Meningkatkan kapasitas (menambah luas/volume)

    2. Memperpanjang umur teknis (memperkuat dan/atau mengganti

    struktur fondasi, struktur dinding dan/atau struktur atap) atau

    3. Meningkatkan kualitas /mutu (mengganti dengan kualitas yang

    lebih baik)

    b. Peralatan dan mesin dengan nilai belanja pemeliharaan lebih dari

    atau sama dengan Rp. 30.000.000,00 (tiga ratus ribu rupiah)

    dilakukan kapitalisasi apabila pengeluaran belanja digunakan untuk :

    1. Menambah fungsi

    2. Mengubah fungsi

    3. Menambah asesoris/komponen peralatan

    c. Jalan, irigasi dan jaringan dengan nilai belanja pemeliharaan lebih

    dari atau sama dengan Rp. 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah),

    dilakukan kapitalisasi apabila pengeluaran belanja digunakan untuk :

    1. Meningkatkan kapasitas (menambah luas/volume) atau

    2. Meningkatkan kualitas

    Penghentian dan pelepasan aset tetap (retirement and disposal);

    Aset tetap dieliminasi ketika dilepaskan atau dihapuskan atau dihentikan

    penggunaannya secara permanen atau tidak ada manfaat ekonomi di masa

    yang akan datang. Aset tetap yang dieliminasi direklasifikasi ke akun aset

    lainnya sesuai dengan nilai tercatat.

    Penyusutan aset tetap

    Penyusutan adalah alokasi sistematis atas nilai aset tetap yang dapat

    disusutkan (depreciable aset) selama masa manfaatnya.

    Nilai penyusutan setiap periode diakui sebagai pengurang nilai tercatat aset

    tetap dalam neraca dan beban penyusutan dalam laporan operasional.

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 26

    Aset tetap lainnya tidak dilakukan penyusutan secara periodik, melainkan

    diterapkan penghapusan jika aset tetap lainnya tersebut tidak dapat

    digunakan lagi.

    Aset tetap yang telah habis masa manfaatnya/habis nilai bukunya, maka

    biaya – biaya yang dikeluarkan untuk membiayai aset tetap tersebut

    dibebankan pada periode tahun berkenaan.

    Metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus tanpa

    nilai sisa dengan estimasi masa manfaat sebagai berikut:

    No Uraian Masa Manfaat

    (Tahun)

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10

    Alat angkut darat bermotor

    Alat pemeliharaan tanaman

    Alat kantor

    Alat rumah tangga

    Peralatan komputer

    Meja dan kursi kerja/rapat pejabat

    Alat studio

    Alat komunikasi

    Alat keamanan dan perlindungan

    Bangunan gedung tempat kerja

    7

    4

    5

    5

    4

    5

    5

    5

    5

    50

    Penilaian kembali aset tetap

    Penilaian kembali aset tetap dilakukan berdasarkan ketentuan

    pemerintah yang berlaku secara nasional. Dalam hal terjadi

    penyimpangan dari konsep biaya perolehan yang berpengaruh

    terhadap keuangan suatu entitas, selisih antara nilai revaluasi dengan

    nilai tercatat aset tetap dibukukan dalam akun Ekuitas Dana

    Diinvestasikan pada Aset Tetap.

    3. Aset Lainnya

    Aset lainnya terdiri atas:

    a. Tagihan Jangka Panjang

    b. Kemitraan dengan pihak ketiga

    c. Aset tak berwujud

    Yaitu, aset yang tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki

    untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau

    digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan

    intelektual.

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 27

    Jenis-jenis aset tak berwujud:

    1) Goodwill

    2) Lisensi

    3) Hak paten

    4) Royalti

    5) Aset tak berwujud lainnya

    6) Aset tak berwujud dalam pengerjaan yaitu pengembangan

    suatu aset tak berwujud yang diperoleh secara internal yang

    jangka waktu penyelesainnya melebihi satu tahun anggaran

    atau pelaksanaan pengembangannya melewati tanggal

    pelaporan keuangan.

    a) Software yang bukan merupakan bagian tak terpisahkan dari

    hardware komputer tertentu sehingga dapat digunakan di

    komputer lain

    b) Hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka

    panjang yaitu suatu kajian atau pengembangan yang

    memberikan manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa yang

    akan datang serta dapat diidentifikasi sebagai aset.

    d. Aset lain-lain

    Digunakan untuk mencatat aset lainnya yang tidak dapat

    dikelompokkan ke dalam tagihan jangka panjang, kemitraan

    dengan pihak ketiga dan aset tak berwujud.

    Termasuk dalam kelompok aset lain-lain adalah aset tetap

    yang dihentikan dari penggunaan aktif. Penghentian dapat

    disebabkan karena rusak berat, usang dan/atau aset tetap

    yang tidak digunakan karena sedang menunggu proses

    penghapusan (proses penjualan, sewa beli, penghibahan,

    penyertaan modal)

    Pengakuan

    a. Aktiva Tak Berwujud, diakui ketika memenuhi kriteria:

    1) Dapat diidentifikasi:

    a) Dapat dipisahkan, artinya aset ini memungkinkan untuk

    dipisahkan atau dibeda secara jelas dengan aset-aset yang lain

    pada suatu entitas, sehingga dapat dijual, dipindahtangankan,

    diberikan lisensi, disewakan, ditukarkan, baik secara individual

    maupun secara bersama-sama.

    b) Timbul dari kesepakatan yang mengikat, seperti hak

    kontraktual atau hak hukum lainnya, tanpa memperhatikan

    apakah hak tersebut dapat dipindahtangankan atau dipisahkan

    dari entitas atau dari hak dan kewajiban lainnya.

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 28

    2) Pengendalian

    Suatu entitas disebut mengendalikan aset jika entitas memiliki

    kemampuan untuk memperoleh manfaat ekonomi masa depan

    yang timbul dari aset tersebut dan dapat membatasi akses

    pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomi dari aset

    tersebut.

    3) Manfaat ekonomi masa depan

    Manfaat ekonomi dapat menghasilkan aliran masuk kas, setara

    kas, barang atau jasa ke pemerintah daerah.

    b. Aset lain-lain diakui pada saat aset tetap dihentikan dari

    penggunaan aktif dan direklasifikasi ke dalam aset lain-lain.

    Pengukuran

    a. Aktiva tak berwujud

    1) Dinilai sebesar harga perolehan yaitu harga yang harus dibayar

    entitas untuk memperoleh suatu aset tak berwujud hingga siap

    dipakai dan mempunyai manfaat ekonomi yang diharapkan

    dimasa datang atau jasa potensial yang melekat pada aset

    tersebut akan mengalir dalam entitas tersebut

    2) Aset tak berwujud dilakukan amortisasi secara garis lurus,

    kecuali atas aset tak berwujud yang memiliki masa manfaat tak

    terbatas

    b. Aset lain-lain

    1) Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif dan

    direklasifikasikan ke aset lain-laindisajikan menurut nilai buku

    2) Proses penghapusan terhadap aset lain-lain dilakukan paling

    lama 12 bulan sejak direklasifikasikan kecuali ditentukan lain

    menurut ketentuan perundang-undangan.

    Pengungkapan

    a. Aktiva tak berwujud

    Hal-hal yang diungkapkan dalam Laporan Keuangan:

    1) Masa manfaat dan metode amortisasi

    2) Nilai tercatat bruto, akumulasi amortisasi dan nilai sisa

    3) Penambahan maupun penurunan nilai tercatat pada awal dan

    akhir peride, termasuk penghentian dan pelepasan

    b. Aset lain-lain

    Hal-hal yang perlu diungkapkan antara lain adalah faktor-faktor

    yang menyebabkan pemberhentian penggunaan dan informasi

    lainnya yang relevan

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 29

    4. Amortisasi

    Amortisasi adalah penyusutan terhadap aktiva tak berwujud

    yang dialokasikan secara sistematisdan rasional selama masa

    manfaatnya.

    5. Kewajiban

    Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu

    yang penyelesaiannya mengakibatkan keluarnya aliran

    sumberdaya ekonomi Pemerintah Daerah.

    Kewajiban dapat timbul dari:

    a. pengadaan barang dan jasa atau gaji yang belum

    dibayar, yang pelunasannya akan dilakukan dengan

    pengeluaran belanja Pemerintah Daerah;

    b. keharusan membayar kembali penerimaan pembiayaan

    yang berasal dari utang dalam negri

    Klasifikasi

    Kewajiban diklasifikasikan menjadi kewajiban jangka pendek

    dan kewajiban jangka panjang.

    a. Kewajiban jangka pendek

    Yaitu kewajiban yang akan dibayar dalam waktu 12

    bulan setelah tanggal pelaporan keuangan, terdiri atas:

    1) Utang kepada pihak ketiga, berasal dari kontrak yang belum

    dibayar sampai dengan tanggal pelaporan keuangan

    2) Utang bunga

    3) Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), yaitu utang

    pemerintah daerah kepada pihak ketiga yang

    disebabkan kedudukan pemerintah daerah sebagai

    pemotong pajak atau pungutan lainnya.

    4) Bagian lancar utang jangka panjang

    5) Utang jangka pendek lainnya, yaitu kewajiban lancar

    yang tidak termasuk dalam kategori yang ada.

    b. Kewajiban jangka panjang

    Pengakuan

    Kewajiban diakui pada saat konsekuensi ekonomi untuk

    memenuhi kewajiban tersebut membuat Pemerintah Daerah

    harus mengeluarkan sumber daya kepada pihak ketiga.

    Pengukuran

    a. Kewajiban disajikan di neraca sebesar nilai nominal yaitu

    jumlah rupiah yang akan dibayarkan

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 30

    b. Kewajiban valuta asing dikonversikan ke rupiah

    berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal

    pelaporan keuangan.

    Pengungkapan

    Kewajiban diungkapkan secara rinci dalam bentuk daftar

    penjadualan utang.

    Informasi-informasi yang disajikan dalam CaLK adalah:

    a. Jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka

    panjang yang diklaifikasikan berdasarkan perjanjian

    utang;

    b. Jumlah saldo kewajiban Pemerintah Daerah

    berdasarkan jenis sekuritas utang Pemerintah dan jatuh

    temponya

    c. Bunga pinjaman yang terutang pada periode berjalan

    dan tingkat bunga yang berlaku;

    d. Konsekuensi dilakukannya penyelesaiannya kewajiban

    sebelum jatuh tempo;

    6. Ekuitas

    Ekuitas adalah kekayaan bersih Pemerintah Daerah yang

    merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah

    daerah pada tanggal pelaporan keuangan.

    Klasifikasi

    Ekuitas diklasifikasikan sebagai berikut:

    a. Ekuitas

    b. R/K PPKD

    c. R/K SKPD

    Pengakuan

    a. Ekuitas diakui saat terjadi transaksi sebagai akibat

    penerapan model desentralisasi akuntansi keuangan

    daerah

    b. R/K PPKD digunakan oleh Satuan Kerja , untuk

    mencatat:

    1) Sisi Debet: Setoran uang ke kas daerah dan/atau

    penyerahan aset non kas ke Pemerintah Daerah.

    2) Sisi Kredit: Penerimaan otorisasi pencairan kas dari

    SKPKD dan / atau penerimaan aset non kas dari

    Pemerintah Daerah.

    c. R/K SKPD digunakan oleh SKPKD, untuk mencatat:

    1) Sisi Debet: Penerbitan otorisasi pencairan kas dan / atau

    penyerahan aset non kas ke Satuan Kerja.

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 31

    2) Sisi Kredit: Penerimaan setoran uang dan / atau

    penerimaan aset non kas dari Satuan Kerja.

    d. R/K PPKD dan R/K SKPD dieleminasi dalam laporan

    keuangan konsolidasian.

    Pengukuran

    Ekuitas disajikan sebesar selisih antara aset dan kewajiban

    Pengungkapan

    Pengungkapan ekuitas dalam CaLK memuat informasi lainnya

    terkait posisi ekuitas pada tanggal pelaporan keuangan.

    7. Pendapatan-LRA

    Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan yang menambah

    saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang

    bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah dan tidak

    perlu dibayar kembali oleh pemerintah daerah

    Klasifikasi

    Pendapatan-LRA diklasifikasikan sesuai dengan struktur APBD

    dan SAP

    Pengakuan

    Pendapatan-LRA diakui pada saat kas telah diterima oleh

    bendahara penerima Satuan Kerja atau bendahara penerimaan

    BLUD atau kas daerah

    Pengukuran

    a. Akuntansi Pendapatan-LRA dicatat dengan asas bruto,

    yaitu sebelum dikompensasi dengan pengeluaran

    b. Dalam hal besaran pengurang terhadap Pendapatan-

    LRA bruto (biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan

    dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu

    dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto

    dapat dikecualikan

    c. Pendapatan-LRA dalam mata uang asing dicatat pada

    tanggal transaksi menggunakan kurs tengah Bank

    Indonesia

    Pengungkapan

    a. Pendapatan disajikan sesuai dengan struktur APBD dan

    SAP

    b. Rincian lebih lanjut jenis pendapatan disajikan dalam

    Catatan atas Laporan Keuangan

    c. Penjelasan mengenai pendapatan tahun bersangkutan

    apabila terjadi hal-hal yang bersifat khusus

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 32

    d. Penjelasan sebab-sebab terjadinya perbedaan yang

    material antara anggaran dan realisasinya

    8. Belanja

    Belanja adalah semua pengeluaran yang mengurangi saldo

    anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang

    bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya

    kembali oleh Pemerintah Daerah.

    Klasifikasi

    Belanja diklasifikasikan sesuai dengan struktur APBD dan SAP

    Pengakuan

    a. pada saat terjadi pengeluaran dari Rekening Kas Daerah

    untuk pembayaran langsung kepada pihak ketiga

    b. pada saat dilakukan pembayaran oleh bendahara

    pengeluaran satuan kerja

    Pengukuran

    Belanja dicatat berdasarkan asas bruto sesuai dengan

    dokumen pengeluaran yang sah.

    Pengungkapan

    a. Belanja disajikan sesuai dengan struktur APBD dan SAP

    b. Rincian lebih lanjut jenis belanja disajikan dalam CaLK

    c. Penjelasan mengenai belanja tahun bersangkutan

    apabila terjadi hal-hal yang bersifat khusus

    d. penjelasan sebab-sebab terjadinya perbedaan yang

    material antara anggaran dan realisasinya.

    9. Pendapatan-LO

    Pendapatan-LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui

    sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran

    yang bersangkutan

    Klasifikasi

    Pendapatan-LO diklasifikasikan sesuai dengan SAP

    Pengakuan

    1) Retribusi jasa umum dan retribusi jasa usaha diakui ketika kas

    telah diterima oleh bendahara penerimaan berdasarkan laporan

    harian, kecuali retribusi sejenis dengan penetapan.

    2) Lain-lain PAD yang sah diakui ketika kas telah diterima oleh

    bendahara penerimaan, kecuali pendapatan sejenis dengan

    penetapan atau dokumen lain yang dipersamakan.

    Pengukuran

    a. Pendapatan-LO dicatat berdasarkan asas bruto, yaitu sebelum

    dikompensasi dengan pengeluaran

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 33

    b. Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LO bruto

    (biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan

    tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses

    belum selesai , maka asa bruto dapat dikecualikan.

    c. Pendapatan-LO dalam mata uang asing dicatat dicatat pada tanggal transaksi menggunakan kurs tengah Bank Indonesia

    Pengungkapan a. Rincian pendapatan –LO sesuai dengan SAP

    b. Penjelasan mengenai pendapatan tahun pelaporan jika terjadi

    hal-hal yang bersifat khusus

    c. Penjelasan sebab-sebab selisih pencapaian target penerimaan

    pendapatan daerah dengan realisasinya

    d. Informasi lain yang dianggap perlu

    10. Beban

    Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa

    dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang

    dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya

    kewajiban

    Klasifikasi

    Beban diklasifikasikan sesuai dengan SAP

    Pengakuan

    a. Saat timbulnya kewajiban;

    1) Beban pegawai melalui mekanisme LS diakui setelah

    diterbitkan otorisasi pencairan kas gaji dan tunjangan pegawai,

    sedangkan beban pegawai melalui mekanisme UP/GU/TU

    diakui ketika kas dikeluarkan oleh bendahara pengeluaran;

    2) Beban barang dan jasa diakui ketika Berita Acara Serah Terima

    Barang dan Jasa ditandatangani oleh Panitia Penerima Barang;

    3) Beban langganan diakui saat tagihan atas beban tersebut

    diterima;

    4) Beban lain-lain diakui pada saat tagihan atas beban tersebut

    disahkan; atau

    b. saat terjadinya konsumsi aset; atau

    1) Beban penyusutan diakui saat akhir bulan;

    2) Beban penyusutan dimulai pada bulan berkenaan jika

    pengadaan aset dilakukan sampai dengan tanggal 15 atau

    dimulai pada bulan berikutnya jika pengadaan aset dilakukan

    setelah tanggak 15;

    3) Beban amortisasi diakui saat akhir periode penyusunan laporan

    keuangan.

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 34

    c. Saat terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa,

    dengan rincian sebagai berikut:

    1) Beban tak terduga diakui saat diterbitkan Surat Keputusan

    Bupati tentang pengeluaran belanja tak terduga;

    2) Beban Persediaan diakui pada saat digunakan.

    Pengukuran

    Beban diukur berdasarkan harga perolehan atas:

    a. besaran timbulnya kewajiban, atau

    b. besaran terjadinya konsumsi aset, atau

    c. besaran terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi

    jasa

    Jika tidak diperoleh harga perolehan digunakan nilai wajar

    Pengungkapan

    Beban disajikan berdasarkan jenis beban dalam LO dan rincian lebih

    lanjut jenis beban diungkapkan dalam CaLK

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 35

    BAB V

    PENJELASAN PELAPORAN POS – POS LAPORAN KEUANGAN SKPD

    5.1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA)

    5.1.1 PENDAPATAN

    5.1.1.1 Pendapatan Asli Daerah

    Kecamatan Seyegan mengelola pendapatan daerah yang berasal dari

    retribusi IMB sebesar Rp. 2.417.100,-

    5.1.2 BELANJA DAERAH

    Dari Anggaran Belanja Daerah yang tertuang dalam APBD Perubahan

    Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp. 2.731.156.720,- realisasinya sampai dengan 31

    Desember 2020 sebesar Rp. 2.683.354.139,- dengan sisa anggaran sebesar

    Rp. 47.802.581,-

    5.1.2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG

    5.1.2.1.a Belanja Pegawai

    Realisasi Belanja Tidak Langsung sampai dengan 31 Desember 2020

    sebesar Rp. 1.538.651.912,- dari anggaran sebesar Rp.

    1.570.895.920,- Realisasi belanja tidak langsung digunakan untuk

    membiayai belanja gaji dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil

    Kecamatan Seyegan.

    5.1.2.2 BELANJA LANGSUNG

    5.1.2.2.1 Belanja Pegawai

    Anggaran belanja pegawai tahun anggaran 2020 sebesar Rp.

    266.225,- dan terealisasi sebesar Rp. 264.160.000,- sisa anggaran

    sebesar Rp. 2.065.000,-

    Belanja pegawai meliputi :

    NO URAIAN ANGGARAN REALISASI SISA

    1. Honorarium PNS 153.455.000 153.455.000 0

    2. Honorarium Non

    PNS

    112.770.000 110.705.000 2.065.000

    Jumlah 264.160.000 264.160.000 2.065.000

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 36

    5.1.2.2.2 Belanja Barang dan Jasa

    Anggaran belanja barang dan jasa tahun anggaran 2020 sebesar Rp.

    858.685.800,- dan terealisasi sebesar Rp. 847.217.227,- sisa

    anggaran sebesar Rp. 11.468.573,-

    Belanja barang dan jasa meliputi :

    NO URAIAN ANGGARAN REALISASI SISA

    1. Belanja bahan pakai habis 169.593.400 167.940.095 1.653.305

    2. Belanja bahan/material 3.450.000 3.450.000 0

    3. Belanja jasa kantor 357.747.600 348.342.732 9.404.868

    4. Belanja premi asuransi 1.243.200 1.228.800 14.400

    5. Belanja cetak dan penggandaan 39.704.000 39.704.000 0

    6. Belanja sewa sarana mobilitas 0 0 0

    7. Belanja sewa perlengkapan dan

    peralatan kantor

    2.500.000 2.500.000 0

    8. Belanja makanan dan minuman 212.002.000 211.620.000 382.000

    9. Belanja pakaian khusus dan hari –

    hari tertentu

    0 0 0

    10. Belanja perjalanan dinas 900.000 900.000 0

    11. Belanja pemeliharaan 53.445.600 53.431.600 14.000

    12. Belanja Barang yang akan

    diserahkan kepada pihak

    ketiga/masyarakat

    0 0 0

    13. Uang untuk diberikan kepada pihak

    ketiga/masyarakat

    0 0 0

    14. Belanja tenaga

    ahli/instruktur/narasumber/akademisi

    18.100.000 18.100.000 18.100.000

    15. Belanja Modal Pengadaan Peralatan

    Kantor

    29.050.000 27.550.000 1.500.000

    16. Belanja Modal Pengadaan

    Perlengkapan Kantor

    800.000 800.000 0

    17. Belanja Modal Pengadaan

    Komputer

    5.500.000 4.975.000 525.000

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 37

    5.2 NERACA

    5.2.1 Aset

    5.2.1.1 Aset Lancar

    5.2.1.1.a Kas di Bendahara Pengeluaran

    Kas di bendahara pengeluaran pada tanggal 31 Desember 2020

    sebesar Rp. 0,-

    5.2.1.1.b Persediaan

    Nilai persediaan pada tanggal 31 Desember 2020 nilai persediaan

    sebesar Rp. 2.484.800,-.

    Persediaan yang akan diberikan kepada masyarakat berupa

    sumbangan / donasi penanganan Covid – 19 sebagai berikut :

    NO Tanggal Uraian Jumlah Sumber

    1. 2 Juli 2020 Paket Sembako

    28 paket @ Rp.

    150.000,-

    4.200.000 FKUB Kabupaten

    Sleman

    2. 21 Juli 2020 Thermogun 15

    Buah @ Rp.

    470.000,-

    7.050.000 Baznas Kabupaten

    Sleman

    3. 22 September

    2020

    Paket Santunan

    Anak Yatim 25

    Paket @ Rp.

    500.000,-

    12.500.000 Baznas Kabupaten

    Sleman

    Jumlah 23.750.000

    Secara keseluruhan persediaan adalah sebagai berikut :

    No Jenis Sediaan Saldo

    Awal

    Pembelian Pemakaian Saldo Akhir

    Perhitunga

    n MPKP

    Persedi

    aan

    menjadi

    aset

    1. Alat tulis kantor 25.248.45

    0

    1.750.000 25.044.650 - 1.953.800

    2. Perangko, materai

    dan benda pos

    lainnya

    0 1.200.000 1.200.000 - 0

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 38

    3. Peralatan kebersihan

    dan bahan pembersih

    6.068.000 15.622.300 21.354.300 - 336.000

    4. Isi tabung gas 160.000 1.280.000 1.440.000 0

    5. Bahan Obat - obatan 150.000 6.115.000 6.115.000 150.000

    5.2.1.2 Aset Tetap

    5.2.1.2.a Peralatan dan Mesin

    Nilai peralatan dan mesin intrakomtabel pada tanggal 31 Desember

    2020 sebesar Rp. 1.904.832.877,25 dapat diungkap sebagai berikut :

    Penambahan peralatan dan mesin per 31 Desember 2020 berasal

    dari dropping sebesar Rp.12.370.000,-

    Nilai peralatan dan mesin terdiri atas :

    N

    o

    Jenis Aset Intrakomtabel

    (nilai sama

    atau diatas

    nilai

    kapitalisasi)

    Extrakomptab

    el (nilai

    dibawah nilai

    kapitalisasi)

    Total

    1. Alat – alat

    besar

    18.100.000 0 18.100.000

    2. Alat – alat

    angkutan

    405.921.000 0 405.921.000

    3. Alat bengkel

    dan alat

    ukur

    21.540.000 0 21.540.000

    4. Alat

    pertanian

    850.000 0 850.000

    5. Alat kantor

    dan rumah

    tangga

    1.145.592.449 12.786.428,56 1.158.378.877,56

    6. Alat studio

    dan alat

    komunikasi

    11.585.000 0 11.585.000

    7. Alat

    Kedokteran

    dan

    Kesehatan

    470.000 0 470.000

    8. Alat 1.500.000 1.500.000

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 39

    Laboratoriu

    m

    9. Komputer 299.274.428.2

    5

    299.274.428,25

    5.2.1.3.b Gedung dan Bangunan

    Nilai gedung dan bangunan pada tanggal 31 Desember 2020 sebesar

    Rp. 6.960.560.144,61,- berupa bangunan gedung kantor Kecamatan

    Seyegan.

    5.2.1.3.c Aset Tetap Lainnya

    Nilai aset tetap lainnya pada tanggal 31 Desember 2020 sebesar

    Rp. 224.975.050,- berupa buku dan perpustakaan dan barang

    bercorak kebudayaan.

    5.2.1.3.d Penyusutan

    Metode penyusutan yang dipakai adalah metode garis lurus tanpa

    nilai sisa dengan estimasi masa manfaat 31 Desember 2020 sebesar

    Rp. 212.164.707,08 terdiri dari :

    N

    o

    Nama Bidang

    Barang

    Jml

    Brg

    Jumlah Harga Beban

    Penyusutan

    Akumulasi

    Penyusutan

    Nilai Buku

    1 2 3 4 5 6 7

    1 Tanah

    Tanah

    2 Peralatan dan

    Mesin

    Alat – alat

    besar

    1 18.100.000 0 18.100.000 0

    Alat – alat

    angkutan

    11 405.921.000 16.712.964.29 358.484.041,6

    7

    47.436.958,33

    Alat bengkel

    dan alat ukur

    3 21.540.000 1.520.000 15.902.500 5.637.500

    Alat pertanian 1 850.000 53.125 123.958,33 726.041.67

    Alat kantor dan

    rumah tangga

    488 1.145.592.44

    9

    103.222.224,6

    7

    449.391.250,5

    0

    696.201.198,5

    0

    Alat studio dan

    komunikasi

    3 11.585.000 143.000 11.394.333,33 190.666.67

    Alat – alat 1 470.000 0 0 470.000

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 40

    kedokteran

    Alat

    laboratorium

    1 1.500.000 46.875 109.375 1.390.625

    Komputer 43 299.274.428,

    25

    20.860.916,68 225.910.639,6

    2

    73.363.788,63

    3. Gedung dan

    Bangunan

    Bangunan

    gedung

    4 6.960.560.14

    4,61

    69.605.601,45 447.503.741,3

    8

    6.513.056.403

    ,23

    Monumen

    4 Jalan, Irigasi

    dan Jaringan

    Jalan dan

    Jembatan

    0

    Bangunan

    air/irigasi

    0

    Instalasi 0

    Jaringan

    5 Aset Tetap

    Lainnya

    Buku dan

    Perpustakaan

    644 2.395.000 2.395.000

    Barang

    bercorak

    kebudayaan

    145 222.580.050 222.580.050

    Hewan dan

    ternak serta

    tanaman

    6 Konstruksi

    dalam

    pengerjaan

    Konstruksi dlm

    pengerjaan

    Jumlah 134

    5

    9.090.368.07

    1,86

    212.164.707,0

    8

    1.526.919.839,

    83

    7.563.448.232

    ,03

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 41

    5.2.2 KEWAJIBAN

    5.2.2.1 Kewajiban Jangka Pendek

    5.2.2.2 Kewajiban Jangka Panjang

    5.2.3 EKUITAS

    5.2.3.1 Ekuitas

    5.2.3.1.1 Ekuitas

    Adalah kekayaan bersih Pemerintah Daerah yang merupakan selisih

    antara aset dan kewajiban Pemerintah Daerah pada tanggal laporan

    keuangan.

    No Uraian Jumlah

    1. Ekuitas awal 7.929.011.981,17

    2 Surplus/Defisit-LO (3.114.730.838,12)

    3 R/K PPKD 2.747.733.139

    4 Dampak kumulatif perubahan kebijakan/kesalahan mendasar

    0

    5 Ekuitas Akhir 7.562.014.282,05

    5.3 LAPORAN OPERASIONAL (LO)

    5.3.1 Pendapatan – LO

    5.3.1.1 Pendapatan Asli Daerah

    Kecamatan Seyegan mengelola pendapatan dari retribusi IMB

    sebesar Rp. 2.417.100,-

    5.3.2 BEBAN

    5.3.2.1 Beban Operasi

    5.3.2.1.a Beban Pegawai

    Beban pegawai sebesar Rp. 1.802.811.912,- meliputi :

    No Uraian Jumlah

    1 Gaji dan tunjangan 1.538.651.912

    2 Honorarium PNS 153.455.000

    3 Honorarium Non PNS 110.705.000

    Jumlah 1.802.811.912

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 42

    5.3.2.1.b Beban Barang Beban barang sebesar Rp. 886.230.247,- terdiri atas :

    No Uraian Realisasi

    1 Beban bahan pakai habis 167.940.095

    2 Beban persediaan bahan/material 3.450.000

    3. Beban jasa kantor 348.342.732

    4. Beban premi asuransi 1.228.800

    5. Beban cetak dan penggandaan 39.704.000

    6. Beban sewa perlengkapan dan peralatan kantor

    2.500.000

    7. Beban makanan dan minuman 211.620.000

    8. Beban pakaian khusus dan hari – hari tertentu

    0

    9. Beban perjalan dinas 900.000

    10. Beban pemeliharaan 53.431.600

    11. Beban honorarium non pegawai 18.100.000

    5.3.2.1.c Beban Penyusutan

    Beban penyusutan sebesar Rp. 428.105.779,12 meliputi :

    No Uraian Jumlah

    1. Beban penyusutan alat

    angkutan darat bermotor

    33.589.619,04

    2. Beban penyusutan alat ukur 2.436.500

    3. Beban penyusutan alat

    pengolahan pertanian

    2.062.500

    4. Beban Penyusutan Alat Pemeliharaan Tanaman

    53.125

    5. Beban penyusutan alat

    kantor

    52.124.527,45

    6. Beban penyusutan alat

    rumah tangga

    137.802.812,62

    7. Beban penyusutan peralatan

    komputer

    44.054.809,51

    8. Beban penyusutan meja dan

    kursi kerja/rapat

    15.557.307,60

    9. Beban penyusutan alat studio 880.500

    10. Beban penyusutan alat

    komunikasi

    286.000

    11. Beban Penyusutan Unit – unit Laboratorium

    46.875

    12. Beban penyusutan bangunan

    gedung tempat kerja

    139.211.202,90

    Jumlah 428.105.779,12

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 43

    5.3.2.1.4 Defisit – LO

    Defisit – LO sebesar Rp. (3.114.730.838,12)

    5.4 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

    5.4.1 Ekuitas Awal

    Ekuitas awal sebesar Rp. 7.929.011.981,17 merupakan ekuitas akhir

    tahun 2019

    5.4.2 Surplus / Defisit LO

    Surplus / Defisit - LO Rp. (3.114.730.838,12) merupakan defisit pada

    laporan operasi.

    5.4.3 RK PPKD

    RK PPKD per 31 Desember 2020 sebesar Rp. 2.747.733.139,-

    5.4.4 Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan mendasar

    koreksi nilai persediaan sebesar Rp. 0,-

    5.4.5 Ekuitas Akhir

    Ekuitas per 31 Desember 2020 sebesar Rp. 7.562.014.282,05

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 44

    BAB VI

    PENJELASAN ATAS INFORMASI NON KEUANGAN

    6.1 Domisili dan bentuk hukum suatu entitas

    Kapanewon Seyegan berkedudukan di Terwilen Margodadi Seyegan

    Sleman.

    Kapanewon Seyegan dibentuk berdasarkan :

    1. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun 2016 tentang

    Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten

    Sleman.

    2. Peraturan Bupati Sleman Nomor 107 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

    Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Serta Tata Kerja Kapanewon

    Seyegan.

    6.2 Tugas Pokok dan Fungsi

    1) Kapanewon merupakan wilayah kerja Panewu sebagai perangkat

    daerah yang dipimpin oleh Panewu yang berada di bawah dan

    bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

    2) Panewu mempunyai tugas melaksanakan koordinasi

    penyelenggaraan pemerintahan umum, pelayanan publik, dan

    pemberdayaan masyarakat serta melaksanakan sebagian urusan

    pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati.

    Dalam melaksanakan tugas Panewu mempunyai fungsi:

    a. penyusunan rencana kerja Kapanewon

    b. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan pemerintahan umum,

    pelayanan publik, pemberdayaan masyarakat, dan pelaksanaan sebagian

    urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati

    c. pelaksanaan urusan pemerintahan umum

    d. pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan desa

    e. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan pemerintahan yang dilakukan oleh

    perangkat daerah di tingkat kecamatan

    f. pengoordinasian upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum

    g. pengoordinasian penerapan dan penegakan peraturan daerah dan peraturan

    bupati

    h. pengoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat lingkup perekonomian

    dan pembangunan

    i. pengoordinasian pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 45

    j. pengoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat

    k. pelaksanaan dan pembinaan pelayanan umum

    l. pelaksanaan sebagian urusan pemerintahan lingkup pelayanan umum yang

    dilimpahkan Bupati; dan

    m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

    fungsinya.

    6.3 Susunan Organisasi

    Susunan organisasi Kapanewon Seyegan terdiri dari:

    a. Panewu;

    b. Sekretaris Kapanewon terdiri dari:

    1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;

    2. Subbagian Keuangan dan Perencanaan dan Evaluasi

    c. Kepala Jawatan Sosial

    d. Kepala Jawatan Keamanan

    e. Kepala Jawatan Praja

    f. Kepala Jawatan Kemakmuran

    g. Kepala Jawatan Umum; dan

    h. Kelompok Jabatan Fungsional.

    Bagan susunan organisasi Kapanewon Seyegan sebagai berikut:

    Panewu Seyegan

    Sekretaris Kapanewon

    Kelompok Jabatan

    Fungsional

    Kepala Jawatan

    Keamanan

    Kepala Jawatan

    Sosial

    Kepala Jawatan

    Umum

    Kepala Jawatan

    Praja

    Kepala Jawatan

    Kemakmuran

    Kasubbag

    Keuangan, Perenc

    & Evaluasi

    Kasubbag

    Umum &

    Kepegawaian

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 46

    6.4 Sumber Daya kapanewon Seyegan.

    Sumber Daya Manusia merupakan faktor penting dan penentu dalam

    mengimplementasikan visi, misi, target, sasaran, program dan kegiatan. Jumlah

    pegawai Kecamatan Seyegan sampai dengan 31 Desember 2019 sejumlah 25

    orang, terdiri dari 16 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Secara terperinci

    kondisi pegawai dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel : 1

    Jumlah Pegawai Kecamatan Seyegan

    ( Menurut Golongan )

    No Uraian Golongan Jumlah

    IV III II I

    1. Camat 1 1

    2. Sekretariat 6 1 7

    3. Seksi Kesejahtaraan Masyarakat 1 1 2

    4. Seksi Ketentraman & Ketertiban 2 3 5

    5. Seksi Pelayanan Umum 3 1 4

    6. Seksi Pemerintahan 3 3

    7. Seksi Perekonomian

    Pembangunan

    3 3

    Jumlah 1 18 6 0 25

    Tabel : 2

    Jumlah Pegawai Kecamatan Seyegan

    ( Menurut Tingkat Pendidikan )

    No Uraian Pendidikan Jumlah

    S2 S1 SLTA

    1. Camat 1 1

    2. Sekretariat 4 3 7

    3. Seksi Kesejahtaraan Masyarakat 1 1 2

    4. Seksi Ketentraman & Ketertiban 2 3 5

    5. Seksi Pelayanan Umum 2 2 4

    6. Seksi Pemerintahan 2 1 3

    7. Seksi Perekonomian

    Pembangunan

    2 1 3

    Jumlah 1 13 11 25

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 47

    6.5 Ketentuan perundang-undangan yang menjadi kegiatan operasionalnya.

    a. Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

    Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir

    dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang

    Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

    2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

    b. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 7 Tahun 2008 tentang

    Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sleman

    Tahun 2008 Nomor 2 Seri E)

    c. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun 2016 tentang

    Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten

    Sleman

    d. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun 2017 tentang

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018.

    e. Keputusan Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sleman

    Nomor 13/3.00.01.06//Kep.Ka.BKAD/DPPA-SKPD/2017 tanggal 15

    Desember 2017 tentang Pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran

    Satuan Kerja Perangkat Daerah Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman

    Tahun Anggaran 2018

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 48

    BAB VI

    P E N U T U P

    Laporan Keuangan Semester II Tahun 2020 merupakan bagian dari

    bentuk pertanggungjawaban pengelolaan kinerja daerah. Laporan keuangan

    disusun berdasarkan system pengendalian internal, yang telah menyajikan

    informasi pelaksanaan anggaran proses keuangan dan Catatan atas

    Laporan Keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).

    Kami menyadari bahwa Catatan atas Laporan Keuangan yang telah

    kami susun ini masih belum sempurna, kami harapkan masukan untuk

    penyempurnaan dalam penyusunan Catatan atas Laporan Keuangan yang akan

    datang.

    Seyegan, 31 Desember 2020

    Pengguna Anggaran

    R. BUDI PRAMONO, S. IP, M. Si NIP 19690612 199803 1 016

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 49

    PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

    Laporan Keuangan SKPD Kapanewon Seyegan Kabupaten Sleman, yang

    terdiri dari (a). Laporan Realisasi Anggaran; (b). Neraca; (c). Laporan Operasional;

    (d). Laporan Perubahan Ekuitas ; (e). Catatan Atas Laporan Keuangan Semester I

    Tahun 2020 sebagaimana terlampir adalah tanggung jawab kami.

    Laporan keuangan tersebut telah disusun berdasarkan system pengendalian

    intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan

    anggaran, posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan secara layak sesuai

    dengan standar akuntansi pemerintah.

    Seyegan, 31 Desember 2020

    Pengguna Anggaran

    R. BUDI PRAMONO, S. IP, M. Si NIP 19690612 199803 1 016

  • Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 50