10
PEMERIKSAAN KLINIS DAN PENUNJANG TERHADAP NYERI PRIGUNA SIDHARTA NEUROLOGIS KLINIS DASAR Gangguan sensorik positif adalah nyeri. Adapun jaringan peka-nyeri dan tak peka-nyeri serta jenis stimulus yang menghasilkan atau tidak menghasilkan perasaan yang menyakitkan, ialah: 1. Jaringan subkutan adalah peka-nyeri terhadap tekanan dan zat kimia iritatif 2. Otot adalah peka-nyeri terhadap tekanan, sayatan dan zat kimia iritatif 3. Fascia dan tendon adalah peka-nyeri terhadap tusukan dengan jarum, tekanan dan zat kimia iritatif. Demikian juga periosteum. Tetapi tulang kompakta adalah kurang peka-nyeri 4. Kartilago persendian tak peka-nyeri, tetapi selaput sinovialnya adalah sangat peka-nyeri terhadap rangasang mekanik dan kimiawi. 5. Enamel gigi (substansia adamantine dentis) tak peka-nyeri, tetapi dentin serta pulpanya peka-nyeri terhadap perubahan suhu dan osmolalitas. 6. Pembuluh darah adalah peka-nyeri terhadap perangsangan mekanik dan kimiawi irirtatif. Arteri lebih peka-nyeri daripada vena dan kepekaannya berlokasi di adventisia. Banyak serabut sensorik dan ujung-ujungnya di jaringan di jaringan dalam dan di visceral berada di dekat pembuluh darah. Mungkin sekali

Pemeriksaan Klinis Dan Penunjang Terhadap Nyeri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pemeriksaan Klinis Dan Penunjang Terhadap Nyeri

Citation preview

Page 1: Pemeriksaan Klinis Dan Penunjang Terhadap Nyeri

PEMERIKSAAN KLINIS DAN PENUNJANG TERHADAP NYERI

PRIGUNA SIDHARTA

NEUROLOGIS KLINIS DASAR

Gangguan sensorik positif adalah nyeri.

Adapun jaringan peka-nyeri dan tak peka-nyeri serta jenis stimulus yang

menghasilkan atau tidak menghasilkan perasaan yang menyakitkan, ialah:

1. Jaringan subkutan adalah peka-nyeri terhadap tekanan dan zat kimia

iritatif

2. Otot adalah peka-nyeri terhadap tekanan, sayatan dan zat kimia iritatif

3. Fascia dan tendon adalah peka-nyeri terhadap tusukan dengan jarum,

tekanan dan zat kimia iritatif. Demikian juga periosteum. Tetapi tulang

kompakta adalah kurang peka-nyeri

4. Kartilago persendian tak peka-nyeri, tetapi selaput sinovialnya adalah

sangat peka-nyeri terhadap rangasang mekanik dan kimiawi.

5. Enamel gigi (substansia adamantine dentis) tak peka-nyeri, tetapi dentin

serta pulpanya peka-nyeri terhadap perubahan suhu dan osmolalitas.

6. Pembuluh darah adalah peka-nyeri terhadap perangsangan mekanik dan

kimiawi irirtatif. Arteri lebih peka-nyeri daripada vena dan kepekaannya

berlokasi di adventisia. Banyak serabut sensorik dan ujung-ujungnya di

jaringan di jaringan dalam dan di visceral berada di dekat pembuluh

darah. Mungkin sekali nyeri visceral dan nyeri dalam adalah hasil

perangsangan serabut saraf perivaskuler.

7. Otak dan leptomeninges tak peka-nyeri terhadap stimulasi listrik,

kauterisasi atau pensayatan.

8. Serabut saraf sensorik atay campuran sensorik-motorik adalah peka nyeri

terhadap tusukan jarum, pensayatan, pemanasan dan zat kimia.

9. Pleura parietal, peritoneum parietal dan bagian-bagian pericardium

parietal yang isarafi oleh serabut somatosensorik adalah peka-nyeri

terhadap tusukan jarum, pergesekan dan zat kimia iritatif. Sebaliknya

Page 2: Pemeriksaan Klinis Dan Penunjang Terhadap Nyeri

pleura visceral, peritoneum visceral dan epikardium visceral adalah tak

peka-nyeri.

10.Paru, hati, limfa, dan ginjal berikut dengan kapsul ketiga organ terakhir

tersebut adalah tak peka-nyeri terhadap pensayatan, tekanan dan

kauterisasi.

11.Miokardium adalah peka-nyeri terhadap zat kimia iritatif. Tarikan pada

arteri koronaria menghasilkan nyeri.

12.Esophagus adalah tak peka-nyeri. Usus sehat tak peka-nyeri terhadap

pemotongan, kauterisasi, dan penjepitan tetapi bereaksi terhadap

penggembungan. Masih belum jelas apakah kolik usus itu karena distensi,

spasme muscular atau traksi terhadap mesenterium. Peradangan

meningkatkan kepekaan saluran gastrointestinal dan lambung, lalu kolon

dan appendiks yang terkena peradangan adalah peka-nyeri terhadap

penjepitan atau penekanan mekanik apapun.

13.Pelvis renalis, ureter, basis kandung kemih dan uretra peka-nyeri terhadap

pemotongan, penjepitan dan kauterisasi dan bahan kimia iritatif.

14.Testis adalah sangat peka nyeri terhadap penekanan, mungkin karena

ujung-ujung serabut di dalam tunika vaginalisnya.

15.Korpus uteri adalah tak peka-nyeri, tetapi serviksnya bereaksi terhadap

stimulasi listrik dank arena distensi.

Page 3: Pemeriksaan Klinis Dan Penunjang Terhadap Nyeri

PENDAHULUAN

Nyeri dapat diungkapkan sebagai ungkapan suatu proses patologik pada tubuh.

Oleh sebab itu keluhan nyeri perlu diselidiki secara sistemik menurut jalur

pemikiran anatomic dan patofisiologik. Saat ini, nyeri tidak dianggap lagi sebagai

suatu gejala, melainkan sebagai penyakit atau suatu proses yang sedang

merusak sehingga dibutuhkan suatu penanganan dini dan agresif.

Nyeri merupakan konsekuensi alami dari kerusakan jaringan dan diperkirakan

sebagai suatu kasus medis yang harus ditangani sebanyak 40 juta kasus

pertahun, sehingga nyeri merupakan keluhan yang paling banyak ditemukan di

klinik. Rasa nyeri terutama merupakan mekanisme pertahanan tubuh dan

muncul apabila ada jaringan yang rusak dan hal ini akan menyebabkan individu

bereaksi dengan cara memindahkan stimulus nyeri.

Nyeri dapat langsung dirasakan sebagai hasil perangsangan terhadap kulit,

mukosa rongga mulut dan kornea. Jaringan lain dapat menghasilkan perasaan

yang menyakitkan jika dirangsang dengan berbagai jenis stimulus.

Perangsangan yang menghasilkan nyeri bersifat destruktif terhadap jaringan

yang dilengkapi dengan serabut saraf pengantar impuls nyeri (= serabut nyeri).

Jaringan ini dinamakan secara singkat jaringan peka-nyeri. Jaringan yang tidak

dilengkapi dengan serabut nyeri tidak menghasilkan nyeri bilamana dirangsang,

miisalnya diskus intervertebral. Jaringan itu disebut tak peka-nyeri.

Penyakit pada tubuh umumnya menimbulkan rasa nyeri, selanjutnya

kemampuan mendiagnosa bermacam-macam penyakit bergantung pada

seberapa jauh pengetahuan seorang dokter. Termasuk didalamnya melakukan

beberapa pemeriksaan baik pemeriksaan fisik maupun penunjang untuk mencari

penyebab nyeri yang ditimbulkan.

Pemeriksaan pokok dalam hal nyeri di susunan neuromuskuloskeletal terdiri dari

4 bagian, yakni (1) penentuan lokasi dari nyeri takan, (2) penyelidikan terhadap

nyeri gerak, (3) penyelidikan terhadap nyeri pada kontraksi isometric, dan (4)

penyelidikan terhadap pembatasan lingkup gerakan. Oleh karena itu referat ini

dianggap perlu untuk menambah pengetahuan mengenai pemeriksaan fisik dan

penunjang yang menunjang diagnose penyakit

Page 4: Pemeriksaan Klinis Dan Penunjang Terhadap Nyeri

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Nyeri adalah sensasi dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan

berkaitan dengan adanya kerusakan jaringan.

PEMERIKSAAN NYERI MUSKULOSKELETAL

Nyeri dapat timbul akibat kelainan pada otot dan tendon (miotendongenik) atau

pada kapsul dan komponen tulang persendian (kapsuloartrogenik). Berikut

perbedaan antara keduanya.

Gangguan miotendogenik Gangguan kapsuloartrogenik

1. Biasanya tidak ada pembatasan

gerak pada gerakan pasif

1. Biasanya ada pembatasan

gerakan pasif

2. Terasa nyeri pada suatu pola

gerakan aktif tertentu (ke suatu

arah)

2. Terasa nyeri pada berbagai pola

gerakan aktif (ke berbagai arah)

3. Terasa nyeri pada gerakan

isometric

3. Tak terasa nyeri pada gerakan

isometric

4. Nyeri tekan pada tempat insersi

atau tempat peralihan tendon

dan otot

4. Nyeri tekan pada kapsul

persendian secara menyeluruh

Pemeriksaan pokok dalam hal nyeri di susunan neuromuskuloskeletal terdiri dari

4 bagian, yakni (1) penentuan lokasi dari nyeri takan, (2) penyelidikan terhadap

nyeri gerak, (3) penyelidikan terhadap nyeri pada kontraksi isometric, dan (4)

penyelidikan terhadap pembatasan lingkup gerakan.

1. Nyeri Tekan

Nyeri tekan dapat terungkap pada penekanan pada daerah keluhan,

terutama pada tempat tendon yang melekat pada tulang (tuberositas),

bagian otot yang beralih ke otot, ototnya sendiri, fascia otot, kapsul,

tulang persensian, penonjolan tulang (epikondilus), tulang yang

patah/retak, pembuluh darah dan berkas saraf.

Tindakan pemeriksaan untuk membangkitkan nyeri tekan yang sekaligus

menghasilkan nyeri menjalar (nyeri saraf0 dikenal dengan tindakan Tinel.

Page 5: Pemeriksaan Klinis Dan Penunjang Terhadap Nyeri

Dan penekanan yang menghasilkan nyeri saraf dikenal dengan tanda Tinel

(Tinel’s sign). Tinel’s sign ini khas untuk neuromata atau entrapment

neuritis.

2. Nyeri Gerak Pasif

Nyeri musculoskeletal dapat muncul pada saat sehat, gerakan voluntar,

gerakan pasif atau gerakan isometrik dilakukan. Pembatasan lingkup

gerak dapat disebabkan oleh kurangnya tenaga atau adanya nyeri.

Dengan melakukan gerakan pasif, maka factor berkurangnya tenaga

ketika melakukan gerakan dapat disingkirkan, sehingga factor nyeri

merupakan penyebab terbatasnya gerakan dapat diungkapkan secara

tersendiri. Oleh karena otot tidak berkontraksi pada gerakan pasif, maka

nyeri dapat dimunculkan pada gerakan pasif biasanya menunjuk pada

kapsul atau persendian yang menjadi sumber nyeri.

3. Nyeri Gerak Aktif

Apabila pada gerakan pasif tidak terasa nyeri, tetapi suatu pola gerakan

aktif membangkitkan nyeri, maka sumber nyeri terletak pada otot atau

tendonnya. Dengan mengetahui kelompok otot yang terlibat aktif pada

pola gerakan tertentu, maka sumber nyeri tendonmiogenik dapat

ditentukan.

4. Nyeri Gerak Isometrik

Pada nyeri tendonmiogenik, maka kontraksi isometrikpun dapat

membangkitkan nyeri. Jadi tes nyeri gerak isometrik merupakan tes

konfirmasi pada nyeri gerak aktif positif.

Cara membangkitkan nyeri isometric adalah sama seperti melakukan tes

tenaga otot dimana pasien diminta untuk melakukan fleksi, ekstensi,

abduksi, adduksi, endorotasi, eksorotasi, supinasi atau pronasi dengan

melawan tahanan.

Sebagai contoh, pada tennis elbow “epikondilitis alterasi dorsofleksi

tangan dan sendi pergelangan yang ditahan si pemeriksa menimbulkan

nyeri di epikondilus lateralis.

JENIS-JENIS PEMERIKSAAN TERHADAP NYERI

Beberapa pemeriksaan fisik yang umum dilakukan berdasarkan lokasi nyeri yang

dialami, sebagai berikut:

1. Apley scratch test

Page 6: Pemeriksaan Klinis Dan Penunjang Terhadap Nyeri

Caranya: pasien disuruh mengaruk daerah sekitar angulus medialis

scapula dengan tangan sisi kontralateraal melewati belakang kepala.

Dalam keadaan ini otot-otot abductor dan rotator eksternal dari bahu

bekerja.

Interprestasi: pada tendinitis supraspinatus, bursitis akromialis dan

kapsulitis adhesive bahu, apley scratch test tidak dapat dilakukan

(negative), karena muncul nyeri pada persendian bahu.

2. Yergason test

Caranya: pasien disuruh menekuk lengannya disendi siku. Pemeriksa

menyangga dengan telapak tangan kiri siku pasien dan menahan dengan

tangan kanannya. Lalu pasien melakukan gerakan adduksi pada lengan

tersebut.

Interprestasi: tes ini menentukan apakah tendon otot biseps dapat

mempertahankan kedudukannya di sulkus intertuberkularis atau tidak.

Apabila tendon otot biseps keluar dari sulkus, maka pasien akan

merasakan nyeri dan akan terlihat benjolan di samping tuberkulum minus

humeri.

3. Moseley test = tes lengan jatuh

Caranya: pasien diminta untuk mengabduksikan secara penuh lengannya

dalam posisi lurus. Lalu menurunkan lengannya secara perlahan-lahan.

Interprestasi: tes ini untuk mengetahui adanya kerusakan pada otot-otot

dan tendon yang menyusun “rotator cuff” dari bahu. Apabila pada posisi

abduksi 90 derajat pasien tiba-tiba menjatuhkan tanganya, berarti pasien

merasakan nyeri pada persendian bahu bagian atas.

4. Finkelstein test

Caranya: pasien diminta mengepal dengan ibu jari didalam kepalan. Lalu

pasien diminta untuk melakukan ulnafleksi pada sendi pergelangan

tangan.

Interprestasi: tes ini untuk menentukan ada tidaknya penyempitan

terowongan pertama ligamentum dorsal pergelangan tangan yang

dilintasi tendon m. abductor pollicis longus dan ekstensor pollicis brevis.

Apabila pasien merakan nyeri pada waktu melakukan tes ini (tes positif),

berarti terowongan pertama ligament tersebut mengalami penyempitan.

Page 7: Pemeriksaan Klinis Dan Penunjang Terhadap Nyeri

5. Phalen test

Caranya: kedua tangan pasien ditekuk pada sendi pergelakan tangan dan

kedua dorsum manus saling dilekatkan. Kemudian kedua dorsum saling

menekan sekuat-kuatnya.

Interprestasi: tes ini untuk melihat ada tidaknya penyempitan terowongan

karpal di pergelangan tangan bagian volar, yang dilintasi cabang-cabang

nervus medianus. Karena itu tangan yang merasakan nyeri atau

kesemutan, berarti terowongan karpal pada lengan tersebut menyempit.

6. Tinel carpal tunnel test

Caranya: pemeriksa menekan ligamentum volare pergelangan tangan.

Interprestasi: penekanan tangan akan menimbulkan nyeri atau parestesia

pada terowongan karpal yang menyempit.

7. Tinel test untuk sulkus nervus ulnaris

Caranya: pemeriksa menekan nervus ulnaris tepat di belakang siku

pasien. (Lihat gambar)

Interprestasi: bilamana terdapat neuroma nervus ulnaris atau

“entrapment neuritis” di sulkus nervus ulnaris, maka penekanan pada

tempat tersebut akan menimbulkan nyeri yang dirasakan berpangkal pada

tempat penekanan dan menjalar sepanjang persarafan nervus ulnaris

8. Tinel test pada lutut

9.