Upload
hary-anggoro
View
30
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PEMERIKSAAN FISIK ANAK
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Physical examinitation merupakan tehnik manuever yang terdiri dari
beberapa rangkaian, yang masing masing anal: memili sensitifitas yang
berbeda baik fisik maupun psikologis. ( Wong, 1993)
Pengkajian fisik adalah proses kelanjutan yang dimulai selama
wawancara, terutaa dengan menggunakan inspaksi atau observasi, selama
pemeriksaan yang lebih formal, alat – alat untukpercusi, palpasi dan auscultasi
di tambahkan untuk memantapkan dan menyaring pengkajian system tubuh,
seperti pada riwayat kesehatan, obyektif dari pengkajian fisik adalah
merumuskan diagnosa keperawatan dan mengvaluasi keefektifan intervensi
terapeutik, (Wong, 2003)
Pengkajian merupakan tahap pertama dalam proses keperawatan,
dimana tiap tahap keperawatan melakukan pengkajian data yang diperoleh dari
hasil wawancara, laporan teman sejawat, catatan keperawatan, atau catatan
kesehatan lain dan penkajian, (Robet Priharjo, 1993)
B. Tujuan pemeriksaan fisik
Urutan yang biasa dalam pemeriksaan fisik pasien adalah head to toe.
Fungsi utama di lakukan secara sistematic yaitu memberikan guideline umum
pengkajian setiap bagian tubuh yang kecil dalam pemeriksaan, standar
pencatatan dan pelaporan juga merupakan fasilitas penukaran informasi antar
tim. Profesional yang lain. Dalam pemeriksaan fisik anak harus
memperhatikan kebutuhan perkembangan mntal anak, walaupun pemeriksaan
ini diikuti perekamana dengan menggunakan model head to toe. Penggunaaan
perkembangan mental dan teknologi umur sebagai kriteria utama dalam
pengkajian tiap system tubuh akan dapat memudahkan, atau menyelesaikan
dari beberapa tujuan :
1. Meminimalkan stres dan ansietas yang berhubungan dengan pengkajian
pada bagian tubuh tubuh yang berbeda
2. Memelihara dan membina hubungan saling percaya antara peraat, anak
dan orang tua
3. Memberikan persiapan yang maksimum bagi anak
4. Memberikan perlindungan esensial terhadap hubungan antara orang tua,
anak, terutama dengan anak kecil
5. Memaksimalkan keakuratan dan realibilitas hasil pengkajian
Pendekatan umum pemeriksaan fisik anak
Pemeriksaan fisik lebih dari suatu rangkaian latihan tehnika. Hal itu
merupakan yang sama sensitifnya dengan kebutuhan fisik dan psikologi anak
yang sulit di kenal dan tidak sama dengan yang lainnya. (Wong, 1993)
C. Persiapan anak
walaupun pemeriksaan fisik di lakukan dengan prosedur yang tidak
menyebabkan rasa sakit, tetapi kepada seseorang anak dengan menggunakan
jari, telapak tangan, lengan, pemeriksaan dalam telnga dan mulut, menekan
abdomen dan mendengarkan dada dengan permukaan metal yang dingin dapat
menimbulkan stressful. Pemeriksaan fisik harus menjdi hal yang
menyenangkan dan sama baik hasilnya. Pada umumya bayi dan anak kecil
akan merasa lebih aman dan berkurang rasa takutnya dengan kehadiran orang
tua, terutama ibunya pada bayi yang lebih besar sudah mulai takut kepada
orang yang belum di kenalnmya, pendekatan menjadi lebih sulit. Dalam hal ini
sebaiknya pemeriksaan bersifat informal, sedikit santai. Pemeriksaan dapat
dimulai pada waktu bayi masih dalam pangkuan ibu. Lambat ia di pindahkan
kemeja periksa sambil dipegang pegang dagunya,pipinya, atau diajak bicara
dengan kata kata manis, edangkan ibunya memegang tungkainya. Misalnya
dengan anak preschoool dan yang lebih tua, peraat dapat menggunakan
gambar atau boneka untuk membantu anak belajar tentang tubuh mereka
(Vessey, Braith waite, and Weidmen, 1990).
Tehnik “paper doll” merupakan pendekatan yang di gunakan untuk
mengajarkan anak tentang bagian tubuh mereka yang diperiksa.
Kesimpulannya adalah saat kunjungan anak dapat membawa paper doll
sebagai pengingat pengalaman. Banyak permintaan anak yang sangat
kooperatif ketika orang tua bersama mereka. Hal ini ada yang menyebabkan,
bagaimanapun saat anak yang lebih tua terutama adolosanc lebih memilih
diperiksa sendiri seperti pada pemeriksaan genetalia, sering anak yang sdang
diperiksa jga disertai saudara kandungnya yang dapat menyebabkan
ketidakteraturan karena ada boredom.
Sebuah taktik untuk membantu mereka dalah memberikan mereka
kesempatan untuk mencoba alat pemeriksaan seperti stetoskop atau spatel
lidah dan memuji anak atas “bantuannya” selama pemeriksaan
D. Persiapan Alat
1. Pengukur/meteran/penggaris/stadiometer
2. Penimbang BB
3. Thermometer dan speculum
4. Optalmoskop
5. Arloji berdetik
6. manset dan stetoskop
7. oksilometri
8. peniti, kapas, objek dingin/hangat
9. spatel lidah
10. garpu tala
11. snellen
12. senter
13. gambar warna
E. Tehnik Pemeriksaan Fisik Sesuai Usia
Posisi Urutan Persiapan
Sebelum dapat duduk
sendiri terlentang atau
telungkup, atau lebih baik
dipangkuan orang tua ;
sebelum 4 sampai 4 bulan
dpat ditempatkan diatas
meja pemeriksaan. Setelah
- Bila tenang auskultasi
jantung, paru, bdomen.
- Catat frekuensi jantung
dan pernafasan
- Palpasi dan parkusi area
yang sama
- lepaskan semua pakaian bila
suhu ruangan memungkinkan.
- Biarkan popok terpasang pada
bayi laki – laki
- Tingkatkan kerjasama dengan
distraksi, obyek terang, bunyi-bunyi
dengan mulut, bicara
dapat duduk sendiri :
gunakan posisi duduk di
pangkuan orang tua jika
mungkin, jika diatas meja
tempatkan dan pandangan
penuh pada orang tua
- Lanjutkan dengan arah
yang sama, kepla ke kaki
- Lakukan prosedur
traumatic di bagian akhir
mata, telinga, mulut (sambil
menangis)
- Munculkan refleks refleks
saat bagian tubuh itu di
periksa
- Lakukan pemeriksaan
reflek moro saat bagian akhir
- Berikan kotak kecil di kedua
tangan bayi yang lebih besar,
sampai pelepasan volunter
berkembangdi akhir tahun pertama,
bayi tidak mampu menggeggam
obyek (misal:stethoscope, otoscop)
(Farber, 1991)
- Tersenyum pada bayi gunakan
suara lembut dan perlahan
- Tenangkan dengan sebotol air
gula atau makanan
- Minta bantuan orang tua untuk
memegang bayi pada pemeriksaan
telinga, mulut
- Hindari gerakan yang kasar dan
mengejutkan
Usia bermain
Duduk atau berdiri diatas /
disamping orang tua.
Telungkup atau terlentang
di pangkuan orang tua
- Inspeksi area tubuh,
melalui permainan “hitung jri”
gelitik jari kaki.
- Gunakan kontak fisik uang
minimal di awal pemeriksaan
- Kenalkan alat dengan
perlahan
- Minta orang tua melepaskan
pakaian baian luar
- Lepaskan pakaian dalam saat
bagian tubuh tersebut diperiksa
- Izinkan untuk melihata lihat
alat, menunjukkan penggunaan alat
biasanya tidak efektif
- Auskultasi, percusi
palpasi, bila tenang
- Lakukan prosedur
traumatic terakhir (sama pada
bayi)
- Jika tidak kooperatif, lakukan
prosedur dengan cepat
- Gunakan restrain bila tepat,
minat bantuan orang tua.
- Bicarakan pemeriksaan bila
dapat bekerja sama; gunakan
kalimat pendek
- Berikan pujian untuk perilaku
koopertif
Anak pra sekolah
Lebih suka berdiri atau
duduk biasanya kooperatif
dengan posisi telungkup /
terlentang
- Jika kooperatif, lakukan
dari kepala ke jari kaki
- Bila tidak kooperatif,
lakukan seperti seperti anak
pada usia bermain
- Minta anak melepaskan
pakaiannya
- Izinkan memakai celana dalam
bila malu
- Berikan kesempatan melihat
alat, tunjukkan dengan singkat
penggunaanya
- Buat “cerita” tentang
prosedur :”saya mau melihat
seberapa kuat otot ototmu” (tekanan
ah).
- Gunakan tehnik boneka kertas
- Berikan pilihan jika mungkin
- Hargai kerja sama; gunakan
pernyataan positif: “buka mulutmu”.
Anak Usia Sekolah
Menyukai duduk kooperatif
hampir semua posisi anak
kecil menyukai kehadiran
orang tua.
Anak yang lebih besar
menyukai privasi
- Lakukan dari kepala ke
kaki
- Pemeriksaan genetalia
boleh dilakukan paling akhir
pada anak yang lebih besar
- Hargai kebutuhan privasi
- Minta untuk melepas pakaian
sendiri
- Biarkan untuk memakai celana
dalam
- Beri skort untuk dipakai
- Jelaskan tujuan peralatan dan
kepentingan prosedur, seperti
otoskop untuk melihat gendang
telinga, yang diperlukan untuk
mendengar
- Ajarkan fungsi tubuhnya dan
perawatannya
Remaja
Sama dengan anak usia
sekolah. Berikan pilihan
tentang keberadaan orang
tua
- Sama dengan anak usia
sekolah yang lebih besar
- Izinkan melepas pakain sendiri
- Beri skort
- Buka hanya area yang akan
diperiksa
- Hargai kebutuhan privacy.
- Jelaskan temuan temuan selama
pemeriksaan. Ototmu kuat dan
padat.
- Beri keterangan tentang
perkembangan seksual : “payudara
sedang berkembang seperti
seharusnya”.
- Tekankan kenormalan
perkembangan
- Periksa genetalia seperti bagian
tubuh yang lain dapat dilakukan di
akhir
F. Pengkajian Fisik Bayu Baru Lahir
Pengkajian Temuan biasa Variasiumum /
abnormalitas minor
Tanda potensial
kegawatan / abnormalitas
utama
Pengukuran
umum
- Lingkar kepala 33 sampai
35 cm
- lingkar dada 30,5 cm
samapai 33 cm
- Lingkar kepala harus kira
– kira 2 sampai 3 cm
lebih besar dari lingkaran
dada
- Panjang kepala ketumit
48 sampai 53 cm
- Moldir g setelah kelahiran
dapat mengubah atau
menurunkan lingkar kepala
- Lingkar kepala dan lingkar
dada mungkin sama untuk
1 sampai 2 hari pertama
setelah kelahiran
- Berat badan lahir menurun
10%dalam minggu
pertama ; meningkat
- Lingkar kepala <
persendian ke -10 atau >
persentil ke -90
- Berat badan lahir
<persentil ke – 10 >
persentil ke -90
- Berat badan lahir 2700
sampai 4000 g
kembali dalam 10 sampai
14 hari
Tanda Vital
Suhu
Frekuaensi
jantung
Pernafasan
Axila : 36.5o sampai 37o C
Apikal : 120 sampai 140
denyt/menit
- Menangis dapat sedikit
meningkatkan suhu tubuh
- Radian penghangat aan
meningkat suhu axila
- Menangis akan
meningkatkan frekuensi
jantung, tidur akan
mnurunkan frekuensi
jantung
- Selama perode pertama
reaktivitas (6 sampai 8
jam). Freekuensi dapat
encapai 180 denyut/menit
- Menangis akan
meningkatkan frekuensi
pernafasan ; tidur akan
menurunkan frekuensi
pernafasan
- Selama perode pertama
reaktivasi (6 sampai 8
jam). Frekuensi dapat
- Hipotermi
- Hipertermi
- Bradikardia: frekuensi
istirahat dibawah 80
sampai 100 denyut/menit
- Takikardia :
- Freekuensi kira kira 160
sampai 180 denyut/menit
- Irama tidak teratur
- Takipne ; freekuensi
dibawah 60 kali/menit
- Apnea > 15-20 detik
- Tekanan sistolik pada
manset kurang dari 6
sampai 9 mmHg kurang
dari tekanan diekstremitas
atas
mencapai 80 kali /menit
- Menangis akan
meningkatkan tekanan
darah
Penampilan
umum
Postur
Fleksi kepala dan
ekstremitas, dengan
istirahat terlentang dan
terlungkup.
Frank breech
Kaki di ekrensikan,
diabduksikan dan pahaa
dirotasi penuh, oksiput
didatarkan, leher di
ekstensikan
- Postur timpang , ekstensi
ekstremitasnya
Kulit - Pada saat lahir, merah
terang, menggelembung
halus
- hari kedua sampai ketiga,
merah muda, mengelupas,
kering
- Verniks caseosa
- Edema di sekitar mata,
wajah, kaki, punggung
tangan, telapak, dan
scrotum atau labia
- Perubaha warna normal :
- Ikterikoeontus seolah 48
jam pertama
- Ekimosis atau petekie
karena trauma kelahiran
Millia ; kelenjar sebasea
terdistensi tampak sebagai
papula putih kecil pada
pipil, dagu, dan hidung
milaria atau sudamina :
kelenjar keringat terdistensi
(ekrin) yang tampak sebagai
vesikei menit, khususnya
pad wajah
- Ikterik berlanjut,
khususnya pada 24 jam
pertama
- Kulit memucat
- Sianosis umum
- Pucat
- Keabu – abuan
- Pletora (darah dalam
jumlah berlebihan)
- Mottling : umum dan
menetap
Skelerema : kulit keras dan
kaku turgor kulit buruk
Akrosianosis : sianosis
dan kaki kutis marmorata
Eritema toksikum : ruam
papular merah muda dengan
vesikel yang tumpang tindih
pada dada, punggung,
bokong, dan abdomen,
dapat tampat dlam 24
sampai 43 jam dan hilang
setelah beberapa hari
perubahan warna harlequin :
perubahan warna jelas
terlihat sat bayi terbaring
miring ; setengah bawah
tubuh menjadi merah muda
dan setengah atas pucat
Nevus flammeus :merah
kebiruan gelap (port-wine
stain) biasanya pada leher
dan wajah
Mongolians spots :
Area treguler prigmentasi
biru tua, biasanya pada
bagian sakral dan gluteal ;
terlihat terutama pada bayi
baru lahir dari orang asli
ruam, pustula, atau, lepuh
Bercak Cafe au lait : bercak
coklat terang
amerika, afrika, asia, atau
keturunan hispanik
Telangieklatik nevi (gigitan
bangau) : area terlokalisir
merah muda dalam, datar
biasanya terlihat dibagian
belakang leher
Kepala Fontanel anterior : bentuk
berlian, 2,5 samapi 4.0 cm
Fontanel posterior :
- Bentuk srgitiga 0,5
samapai 1 cm
- Fontanel harus datar,
lunak dan padat
- Bagian terlebar dari
fontanel diukur dari
tulang ke tulang, bukan
dari sutura ke sutura
- Moding setelah persalinan
vaginal
- Sagital ketiga (parietal)
fontanel
- Penjolan fontanel karena
menangis atau batuk
Kaput suksedameum :
- edema jaringan kulit
kepala yang lunak yang
melewati garis sutura
sefalhematoma (tidak rumit)
: diantara periosteum dan
tulang tengkorak yang di
batasi dengan batas khusus
dan tidak melewati garis
sutura
- Sutura menyatu
- Penonjolan atau depresi
fontanel ketika bayi tenang
- Peleburan sutura dan
fontanel
Krniotabes :
- Sensasi tajam sepanjang
satura lambdoidal yang
mirip lakukan bola
pingpong
G. Pelaksanaan Pemeriksaaan Fisik
Pengkajian Prosedur
Tinggi/panjang badan 1. Panjang rekumben pada anak dibawah usia 24
sampai 36 bulan
2. Tempatkan terlentang dengan kepala di bawah garis
tengah
3. Pegang lutut dan dorong dengan berlahan kearah
meja untuk kaki ekstensi penul
4. Ukur dari veieks (puncak) kepala sampai tmit kaki
(jari kaki mengarah keatas).
5. Tinggi berdiri ari anak lebih dari 24 sampai 36 bulan
6. Lepaskan kaus kaki dan sepatu
7. Minta anak berdiri setinggi mungkin, punggung
tegak kepala di garis tengah, dan minta melihat lurus ke
depan
8. Periksa fleksi lutut, kemerosotan bahu, peninggian
tumit
9. Ukur puncak kepala sampai permukaan berdiri
10. Ukur sampai cm atau ¼ inc yang terdekat
Berat badan 1. Timbang bayi dan anak kecil telanjang di atas skala
tipe platform lindungi bayi dengan menempatkan
tangan di atas tubuh untuk mencegahnya menjatuhkan
skala.
2. Timbang anak yang lebih besar dengan memakai
pakaian dalam ( tanpa sepatu) pada timbangan tegak
3. Periksa apakah skala seimbang sebelum digunakan.
4. Tutupi timbangan dengan selembar kertas bersih
untuk masing –masing anak.
5. Ukur sampai 10 gr atau 1/2once yang terdekat untuk
bayi dan 100 gr atau 1/4pon untuk anak.
Lingkar kepala (HC) Ukur dengan kertas ataau pita tembaga pada lingkar yang
terbesar dari puncak alis mata dan pinna telinga ketonjolan
oksipital tengkorak
Lingkar dada 1. Ukur melingakari dada pada garis puting susu.
2. Idealnya lakukan pengukuran selama inspirasi
dan ekspirasi,catat rata-rata dua nilai
Ketebalan lipatan kulit
dan lingkar lengan
1. Pengukuran ketebalan lipatan kulit trisep
- Dengan lengan kanan anak fleksi 90 pada siku,tandai
titik tengah antara akromion dan olekranon pada
aspek posterior lengan
- Dengan lengan menggantung bebas,genggaman
lipatan kulit antara ibu jari dan jari tengah 1 cm
diatas titik tengah
- Dengan perlahan trik lapisan menjauh dari otot dasar
dan terus pegang sampai pengukuran selesai
- Tempatkan caliper jawas (jangka lengkung)diatas
lipatan kulit pada tanda tengah ;bila menggunakan
jangka lengkung plastic (missal, adipometer
ross),beri ekanan dengan ibu jari untuk
mensejajarkan garis pada jangka ,ikuti arahan
tersebut untuk jangka yang lain
- Perkiraan pembacaan sama paling dekat 1,0 mm,2-3
detik setelah pemberian tekanan
- Lakukan pengukuran sampai kelipatan 1 mm
2. Pengukuran lingkar lengan tengah
- Ikuti prosedur seperti diatas,tetapi sebagai ganti
penggenggaman lipat kulit dan penggunaan jangka
lengkung ,tegang kertas atau pita ukur tembaga
melingakari lengan atas pada titik tengah
- Ukur sampaidekat
Pengukuran fisiologis
(tanda – tanda vital) :
A. suhu
Idealnya, di ukur ketika anak tenang; karenanya, catat
nilai dan perhatikan aktivitas seperti menangis
1. Thermometer kaca mereari
2. Suhu oral
Letakkan di bawah lidah di dalam kantong sublingual
posterior kanan atau kiri, bukan di depan lidah, minta
anak untuk tetap mengatupkan mulutnya tanpa
menggigit termometer
3. Suhu aksila
Tempatkan dibawah tangan dengan ujunnya di bagian
tengah aksilea dan dekatkan dengan kulit, bukan
pakaian, tahan tangan anak untuk menjeptnya
4. Suhu rectal
a. Masukkan ujung yang telah di beri pelumas tidak
lebih dari 2,5 cm (1 inci) kedalam rektum, pegang
thermometer dengan hati – hati dengan anus
b. Anak dapat di miringkan telentang, atau posisi
telungkup (misal, telenang dengan lutut fleksi
kearah abdomen); tutup penis, karena prosedur ini
sering merangsang urinasi
c. Anak kecil dapt di tempatkan pada posisi telungkup
di pangkuan orang tua
5. Thermometer electronic
a. Pengukuran suhu dengan komponen elektronik di
sebut tesmitor yang di tempel pada ujung plastic
dan alat tembaga dari baja yang di hubungkan ke
alat pencatat electronic suhu, yang di ukur akar.
Tampak pada display digital dalam 60 detik
b. Tempatkan prot didalam mulut , eksila, rectum
seperti thermometer merkuri
6. Sensor membran timpani
a. Thermometer infra merah mengukur radiasi termal
dari membrani timpani; suhu yang di ukur akan
tampak pada display digital dalam 1detik
b. Masukkan ujung alat yang tertutup denga perlahan
kedalam liang telinga kearah titik tengah antara alis
mata dan cabang yang berlawanan
7. Thermometer strip plastic (thermograf)
a. Perubahan warna sebagai respon perubahan
terhadap suhu
b. Tempatkan pada dahi sampai terjadi perubahan
warna, biasanya memerlukan waktu kurang dari 15
detik
c. Beberapa di gunakan seperti termometer merkuri
oral
8. Thermometer digital
a. Terdiri dari alat yang berhubungan dengan chipe
mikro prosesor, yang menerjemahkan sinyal
kedalam derajat dan mengirimkan pengukuran suhu
b. Digunakan seperti thermometer merkuri
9. Tempat dot
a. Penggunaan tunggal thermometer sekali pakai
denga campuran kimia tertent pada setiap lingkaran
yang mengubah warna untuk mengukur peningktan
suhu setiap 0,2 0
b. Di gunakan seperti thermometer merkuri di
letakkan pada mulut (1 menit), eksila (3 menit), dan
rektum (3 menit); perubahan warna di baca 10 – 15
detik setelah mengangkat thermometer
1) Ukuran nadi apikan anak – anak usia 2 sampai
3 tahun
Titik intensitas maksimum terletak di bagian
lateral sampai ke puting susu pada ruang antar
iga keempat sampai kelima atau garis
midklaviular
2) Titik nadi radialis paa anak – anak usia lebih
dari 2 sampai 3 tahun
3) Hitung nadi selama 1 menit penuh, khususnya
bila terjad ketidak aturan
4) Untuk mengulang pengukuran, hitung nadi
selama 15 atau 30 detik dan kalikan dengan 4
dan 2, berturut turut
Observasi frekuensi pernafasan selama 1 menit penuh
pada bayi dan anak kecil, observasi gerakan abdomen
pada anak yang lebih besar, observasi gerakan toraks
1. Gunakan kuran manset yang tepat (ukuran manset
mengacu hanya pada kantong bagian dalam yang dapat
di kembangkan, bukan kain atau plastik penutupnya)
2. Report of the second task force (1987) menganjurkan:
a. Lebar yang cukup untuk penutup kira kira 75 %
lengan atas diantara puncak bahu dan elekranon
b. Panjang yang cukup untuk melingkar penuh pada
anggota gerak denga atau tanpa putaran ulang
c. Ruang yang cukup pada fosa antekubital untuk
menempatkan stetoskop
d. Ruang yang cukup pada tepi atas untuk mencegah
obstruksi pada aksila
3. American health association (frohlich, 1988)
menganjurkan
a. Lebar 40 % sampai 50 % lingkar anggota gerak; di
ukur pada lengan atas bagian tengah antara bahu
puncak dan olekranon
b. Panjang yang cukup untuk melingkar penuh atau
melingkar penuh pada tungkai atau tanpa putaran
ulang
c. Untuk sisi pengukuran lain, panduan di atas, dapat
di gunakan meskipun ukuran anggota gerak (misal;
bentuk paha konikal) mungkin membuat penempatan
manset kurang tepat
d. Gunakan posisi yang sama, misal; berbaring atau
duduk, dan lengan kanan untuk pengukuran
e. Posisikan anggota gerak setinggi jantng
f. Kembungkan manset dngan cepat kira kira 20
mmhg diatas titik dimana nadi radial menghilang
g. Lepaskan tekanan manset dengan kecepatan kira –
kira 2 – 2 mmhg per detik selama auskultasi arteri
h. Baca manometer grafisasi air raksa setinggi mata
i. Catat nilai tekanan sitolk sebagai awal dari bunyi
berdetak yang jernih (bunyi korotkop 1)
j. Catat tekanan diastol pada bunyi korotkop ke 4 (k4)
dan kelima (k5) (hilangnya semua suara) sejalan
dengan tekanan sistolik, anggota gerak, posisi,
ukuran manset dan metode, misal; td = 100/60/54
mmhg, lengan atas, duduk, dengan maset anak dan
menggunkan auskultasi
k. Jika menggunakan monitor elektronik , ikuti
petunjuk pabrik dan panduan diatas untuk ukuran
maset yang benar
l. Dengan alat oskilometrik (misal; dinamp), keempat
sisi dapat digunakan, tetapi jadikan paha sebagai
pilihan terakhir karena sisi tersebut paling membuat
tidak nyaman
m. Stabilkan anggota gerak selama mengembangkan
maset, karena gerakan akan mengganggu
kemampuan alat untuk mengukur tekanan darah
dengan akurat
Penampilan Umum Observasi hal hal berikut :
- Wajah
- Postur
- Hygiene
- Nutrisi
- Perilaku
- Perkembangan
- Status kesadaran
Kulit - Observasi kulit pada cahaya matahari alami atau sinar
buatan netral
- Warna paling bai jika di kaji pada skera, konjuntiva,
punggung kuku, lidah, mukosa bukal, telapak tangan,
dan telapak kaki
- Tekstur perhatikan kelembaban, kehalusan, kekasaran,
integritas kulit dan suhu
- Suhu bandingkan setiap bagian tubuh untuk semua
yang sama
- Turgor gengam kulit pada abdomen antara ibu jari dan
telunjuk, tarik, dan lepaskan dengan cepat
- Lakukan lekukkan kulit dengan jari
Struktur Aksesori - Rambut inspeksi warna tekstur, kualitas, distribusi,
elastisitas dan hygiene
- Kuku inspeksi warna, tekstur, kualitas, distribusi,
elastisitas dan hygiene
- Dermatoglifik observasi lipatan fleksi pada telapak
tangan
Nodus limfe - Palpasi menggunakan distal jari
- Tekan dengan perlahan tapi tegas dengan gerakan
melingkar
- Perhatikan ukuran motilitas, suhu, kekerasan, dan
adanya perubahan pada pembesaran modus
- Submaksilaris tundukkan sedikit kebawah
- Servikal tengadahkan kepala sedikit keatas
- Axila rilekskan lengan disamping tetapi sedikit
terabduksi
- Inguinalis tempatkan anak pada posisi terlentang
Kepala - Perhatikan bentuk dan kesimetrisan
- Perhatikan kontrol kepala (khususnya pada bayi) dan
postur kepalanya
- Evaluasi rentang gerak
- Palpasi tengkorak akan adanya fontanel, nodus, atau
pembengkakan yang nyata
- Lakukan transluminat tenkorak di ruang gelap, dengan
benar pasang senter kearah karet pada berbagai titik.
- Perisa hygiene kulit kepala, ada tidaknya lesi, inspeksi,
tanda trauma, kehilangan rambut , perubahan warna,
perkusi sinus frontal pada anak - anak usia 7 tahun
Leher Inspeksi ukura
1. Trakea
Palpasi adanya deviasi; letakkan ibu jari dan telunjuk
pada setiap sisi dan gerakkan kedepan dan ke belakang
2. Tiroid
Palpasi, perhatikan ukuran, bentuk, kesimetrisan nyeri
tekan , nodul; tempatkan bantalan jari telunjuk dan jari
tengah di bawah krikoid; rasaktimus (jaringan
penyambung lobus) naik ketika menelan; rasakan setiap
lobus secara lateral dan posterior
3. Arteri karotis
Palpasi di kedua sisi
Mata 1. Inspeksi penempatan dan kesejajaran
2. Bila abnormalitas dicurigai, ukur kantus bagian
dalam
a. Kemiringan palpebra
Tarik adanya imajinasi melalui dua titik (bagian
dalam) kantus
b. Lipatan epikantus
Observasi adanya kelebuhan lipatan dari atap hidung
sampa terminasi dalam alis mata
c. Kelopak mata
Observasi adanya penempatan, gerakan dan warna
d. Konjungtiva palpebra
- Tarik kelopak mata kebawah sementara anak
melihat keatas
- Tarik kelopak mata atas dengan memegang bulu
mata dan tarik kebawah dan kedepan
- Observasi warna
e. Konjungtiva bulbar
Observasi warna
f. Pungtum lakrimalis
Observasi warna
g. Bulu mata dan alis mata
Observasi distribusi dan area pertumbuhannya
h. Sklera
Observasi warna
i. Kornea
Periksa terhadap orasitas dengan sinar terang terhadap
mata
j. Pupil
- Bandingkan ukuran, bentuk dan gerakan
- Uji terhadap sinar; sumber sinar terang terhadap dan
menjauh dari mata
- Uji akomodasi; biarkan anak memfokuskan pada
objek dan jarak jauh dan membawa objek mendekat
ke wajah
k. Iris
Observasi terhadap bentuk, warna, ukuran, dan
kejelasan.
l. Lensa
Inspeksi
m. Fundus
- Periksa dengan oftalmoskop yang diset pada angka
mendekati anak dari sudut 15 derajat; ubah diopter
ke positif atau minus untuk menghasilkan focus
yang jelas
- Ukur struktur dala hubungannya dengan diameter
discus (DD)
- Untuk memudahkan penempatan makula, minta
anak secara singkat melihat langsung pada sinar
3. Kaji penglihatan
Gunakan tes berikut untuk penglihatan binorukular
- Tes refleks cahaya corneal
(disebut juga gemini refleks merah atau tes
Hirschberg) arahkacahaya langsung kedalam mata
jarak kira – kira 40,5 cm
- Tes cover
Minta anak mendekati objek (33cm) atau menjauhi
(50 cm) objek; tutup salah satu mata dan observasi
gerakan mata yang tidak di tutup
- Tes cover alternatif
Sama dengan tes cover, kecuali menutup satu mata
yang lain beberap kali; observasi gerakan mata yang
ditutup ketika tidak di tutup
- Penglihatan perifer
Minta anak melihat lurus: gerakan objek seperti jari
anda, melebihi lapang pandang anak tersebut ke dalam
pandangan; minta anak memberi tanda segera saat
objek terlihat; gerakan sudut dari garis lurus
penglihatan ke deteksi pertama penglihatan perifer
- Penglihatan warna
Gunakan tes ishihara atau tes Hardy – Rand Rittles.
Telinga 1. Pinna
Inspeksi penempatan dan kesejahteraan
- Ukur tinggi pinna dengan menarik garis imajiner dari
orbit di luar mata ke oksipital tengkorak
- Ukur sudut pinna dengan menarik garis perpendicular
dari garis horizontal imajner dan sejajarkan pinna
setelah tanda ini
2. Observasi tanda pinna umum
3. Perhatikan adanya lubang – lubang abnormal,
penebalan kulit, atau sinus
4. Inspeksi hygiene (bau, rabas, warna)
5. Periksa struktur luar kanal dan telinga tengah dengan
otoskop
- Anak dibawah 3 tahun posisikan telungkup dengan
telinga diperiksa menghadap atap, sandarkan anak,
Gunakan bagian tubuh atas untuk merestrin tangan
dan tubuh, dan tangan yang memeriksa untuk
merestrin kepala.
- Ubah posisi : dudukkan anak pada posisi miring di atas
pangkuan orang tua, minta orang tua memeluk
anaknya dengan aman meligkari tubuh dan tangan
- Masukkan spekulum diantara posisi jam 3 dan 9
dengan miring kebawah dan kedepan
- Tarik pinna ke bawah dan kebelakang pada rentang jam
6 sampai 9
- Anak lebih dari 3 tahun, periksa saat duduk dengan
kepala miring sedikit menjauh dari periksa (bila anak
perlu restrin, gunakan salah satu dari posisi yang
telah di sebutkan diatas)
- Tarik pinna keatas dan kebelakang pada posisi jam 10
- Masukkan spekulum 0,6 sampai 1,25cm. Gunakan
spekulum yang terlebar yang mudah masuk ke
diameter kanal
6. Kaji pendengaran
7. Tes rinne, letakkan batang vibrasi dan garpu tala pada
tulang mastoid sampai anak tidak lagi mendengar
bunyinya, gerakkan gigi garpu dekat lubang telinga
8. Tes weber, pegang garpu tala pada garis tengah kepala
atau dahi
9. Inspeksi ukuran, penempatan, dan kesejajaran tarik
garis vertikal imajiner pada titik tengah antara mata dan
titik bibir atas
Hidung Vestibula anterior, Tengadahkan kepala kebelakang,
dorong ujung telinga keatas, dan sinari lubang dengan
kilat, untuk mendeteksi perforasi septum, arahkan cahaya
kesalah satu lubang hidung dan lewatnya sinar melalui
perforasi
Mulut dan tenggorokan 1. Bibir, perhatikan warna, tekstur, dan lesi sebelumnya
2. Struktur internal
Minta kerjasama anak untuk membuka mulut lebar – lebar
dan mengatakan “ahhh” biasanya tidak perlu
menggunakan spatel lidah
3. Dengan anak posisi telentang kedua tangan di angkat
sepanjang sisi kepala, minta orang tua memobilisasi
kepala, mungki perlu menggunakan spatel lidah, tetapi
hindari menimbulakn reflek muntah dengan menekan
hanya bagian samping lidah, gunakan lampu senter untuk
penyinaran yang baik
Dada 1. Inspeksi ukuran bentuk kesimetrisan, gerakan dan
perkembangan payudara
2. Gambarkan pertemuan sesuai garis gemografis dan
imajiner
3. Lokalisasi ruang interkosta (ics), ruang langsung di
bawah iga, dengan merapalpasi dada secara inferior dari
iga kedua
4. Petunjuk lain
- Puting biasanya pada ICS ke 4
- Ujung iga ke 11 teraba pada lateral
- Ujung iga ke 12 teraba pada posterior
- Ujung scapula pada iga
Paru – paru 1. Evaluasi gerakan pernafasan: frekuensi, irama,
kedalaman, kuantitas dan karakter
2. Dengan anak pada posisi duduk, tempatkan kedua
tangan datar di punggung atau dada dengan ibu jari
digaris tengah sepanjang tepi kostal bawah
3. Fremitus vocal palpasi seperti di atas dan anak
mengatakan “99” atau “ece”
4. Perkusi kedua sisi dada dalam urutan dari apeks ke
dasar
5. Untuk paru – paru anterior, anak duduk atau
telentang
6. Untuk paru – paru posterior anak duduk
7. Auskultasi pernapsan dan bunyi suara: intensitas
nada, kualitas, durasi relativ dan inpirasi dan ekspresi
Jantung Instruksi Umum
1. Mulai Dengan Inspeksi, Diikuti Dengan Palpasi,
Kemudian Auskultasi
2. Perkusi Tidak Dilakukan Karena Nilainya Yang
Terbatas Dalam Mendefisinikan Batasan Atau Ukuran
Jantung
3. Inspeksi Ukuran Dengan Anak Berada Pada Posisi
Semifoler, Observasi Dinding Dari Sebuah Sudut
4. Palpasi Untuk Menentukan Lokasi Impuls Apical,
Impuls Jantung Paling Lateral Yang Dapat Disamakan
Dengan Apeks
5. Palpasi Kulit Untuk Waktu Pengisian Kapiler
- Tekan Kulit Sedikt Pada Sisi Tengah, Seperti Dahi Dan
Sisi Perifer, Seperti Bagian Atas Tangan Atau Kaki
Untuk Menghasilkan Sedikit Pemucatan
- Kaji Yang Diperlukan Area Yang Memucat Untuk
Kembali Pada Warna Aslinya
6. Tekanan Kulit Sedikit Pada Kulit Pada Dahi Dan
Sisi Perifer Seperti Bagian Atas Tangan Atau Kaki
Untuk Sedikit Menghasilkan Sedikit Pemucatan
7. Kaji Waktu Yang Di Perlukan Area Yang Emucat
Untuk Kembali Pada Warna Aslinya
8. Auskultasi Bunyi Jantung :
- Dengarkan Dengan Anak Dalam Posisi Duduk Dan
Bersandar
- Gunakan Stetoskop Bagian Diafragma Dan Bel Dada
- Evaluasi Kualitas, Freekuensi Dan Irama Bunyi
9. Dengarkan Dengan Anak Dengan Posisi Duduk
Dan Bersandar
10. Gunakan Stetoskop Bagian Diafragma Dan Bel
Dada
11. Evaluasi Kualitas, Intensitas, Freekuensi, Dan
Irama Bunyi
12. Ikuti Urutan Berikut
- Area Aortic : Ruang Intercostal Kanan Kedua Dekat
Sternum
- Area Pulmonik : Ruang Intercostals Ketiga Dan Kedua
Kiri Dekat Sternum
- Area Apikal Atau Mitral : Ruang Intercostals Kelima,
Garis Midklavikuler Kiri ( Ruang Intercostals Ketiga
Sampai Kempat Dan Lateral Pada Garis Midklavikular
Kiri Pada Bayi)
Pola Frekuensi Jantung
Takikardi : Peningkatan Frekuensi
Bradikardi : Penurunan Frekuensi
Pulsus Alternal : Denyut Kuat Di Ikuti Denyut Lemah
Pulsus Begiminus : Pasangan Irama Dimana Denyut
Teraba Dalam Pasangan Karena Denyut Premature
Pulsus Paradoksus : Intensitas Atau Kekuatan Nadi
Menurun Dengan Ekspiral
Sinus Aritmia : Frekuensi Meningkat Dengan Inspirasi,
Menurun Dengan Ekspirasi
Nadi Water : Khususnya Denyut Kuat Yang Disebabkan
Oleh Tekanan Nadi Yang Sangat Lebar
Nadi Dikrotorik : Nadi Radialias Ganda Untuk Setiap
Denyut Apical
Nadi Lemah : Nadi Lemah, Cepat, Yang Hilang Dan
Timbul
13. Area epical atau mitral ruang inteskosta ke 5, garis
midklavikula kiri (ruang intercosta ketiga sampai
keempat dan lateral pada garis midklavikula kiri pada
bayi)
Abdomen Instruksi Umum
1. Inspeksi, Di Ikuti Dengan Auskultasi, Perkusi Dan
Palpasi Yang Dapat Mengubah Bunyi Abdomen
Normal
2. Palpasi Mungkin Tidak Nyaman Untuk Anak
Palpasi Dalam Menyebabkan Perasan Tekanan Dan
Palpasi Superficial Menyebabkan Sensasi Geli
3. Untuk Meminimalkan Ketidak Nyamanan Dan
Mendorong Kerjasama, Gunakan Hal Hal Berikut :
- Tempatkan Anak Pada Posisi Terlentang Dengan
Kaki Fleksi Pada Panggul Dan Lutut
- Alihkan Perhatian Anak Dengan Pernyataan Seperti
“Saya Kan Menebak Apa Yang Kamu Makan
Dengan Memegang Perutnya”
- Minta Anak Untuk Membantu Mempalpasi Dengan
Menempatkan Tangannya Sendiri Di Atas Tangan
Pemeriksa Yang Memalpasi
- Minta Anak Menempatkan Tangannya Pada
Abdomen Dengan Jari Memegang Dan Palpasi
Diantara Jari – Jari, Inspeksi Kounter, Ukuran, Dan
Tonus
4. Perhatikan Kondisi Kulit
5. Perhatika Gerakan
6. Inspeksi Umbilikus Akan Adanya Herniasi, Fistula,
Hygene, Dan Rabas
7. Observas Adanya Hernia :
- Inguinalis, Urutkan Jari Kelingking Ke Cincin
Inginalis Eksternal Di Dasar Skrotum : Minta Anak
Untuk Batuk
- Femoralis, Tempat kanjari di atas Kanalis Femoralis
(Cari Dengan Meletakkan Jari Telunjuk Diatas Nadi
Femoralis Dan Jari Tengah Di Kulit Menghadap Jari
Tengah).
8. Auskultasi Bising Usu Dan Palpasi Aortik
9. Perkusi Abdomen
10. Palpasi Organ Abdomen :
- Tempatkan Satu Tangan Datar Di Atas Punggung
Dan Gunakan Palpasi Tangan Ntuk “Merasakan”
Organ Diantara Kedua Tangan
- Dahulukan Dari Keadran Bawah Keatas Untuk
Menghindari Terlewatnya Tepi Pembesaran Organ
- Gunakan Garis Imajiner Pada Umblikus Untuk
Membagi Abdomen Menjadi Kuadran
- Kuadran Kanan Atas (Kkaa)
- Kuadran Kanan Bawah (Kkab)
- Kuadran Kiri Atas (KKIA)
- Kuadran Kiri Bawah (KKIB)
11. Palpasi nadi femoralis : tempatkan ujung dua ata
tiga jadi kira – kira di tengah antara puncak iliaka dan
simfisis pubis
12. Timbulkan refleks Abdoment : regangkan kulit dari
samping ke garis tengah pada setiap kuadran
Genetalia Instruksi umum
1. Lanjutkan dengan cara yang samaseperti
pemeriksaan area lain : jelaskan prosedur dan
maknanya sebelum melakukan, seperti mempalpasi
testis
2. Hargai privasi setiap waktu
3. Gunakan kesempatan untuk mendiskusikan
masalah tentang perkebangan seksual dengan anak
yang lebih besar dan remaja
4. gunakan kesempatan untuk mendiskusikan
keamanan seksual dengan anak kecil
5. Kelenjar Bartholin – palpasi atau inspeksi
Punggung dan
ekstremitas
1. Inspeksi kurvatura dan simetris tulang belakang
2. Uji adanya skoliasis :
- Biarkan anak sendiri tegak,; observasi dari belakang
dan perhatikan ketidak simetrisan bahu dan panggul
- Biarkan anak membengkuk kedepan pada panggul
sampai punggung parallel pada lantai; observasi dari
samping dan perhatikan ketidak simetrisan atau
penonjolan tulang rangka
3. Perhatikan mobilitas tulang belakang
4. Inspeksi setiap sendi ekstremitas untuk kesimetrisan
ukuran, suhu, warna, nyeri tekan, mobilitas
5. Uji adanya perkembangan displasia panggul
6. Kaji bentuk tulang
- Ukur jarak antara lutut ketika anak berdiri dengan
maleolus saling bersebelahan
- Ukur antara jarak maleolus bila anak berdiri dengan
kedua lutut merapat
- Inspeksi telapak kaki; uji apakah deformitas kaki
pada sat lahir merupakan akibat dari posisi fatal atau
perkembangan oleh peregangan, keluar, kemudian
kedalam, sisi telapak kaki
7. inspeksi cara berjalan
- Minta anak berjalan pada garis lurus
- Perkirakan sudut cara berjalan dengan menarik garis
imajiner bagian tengah kai dan garis progresi
8. refleks plantars
timbulkan refleks dengan mengusap telapak kaki lateral
dari tumit kedepan keibu jari kaki melewati haluks
9. Inspeksi perkembangan dan tonus otot
10. Uji kekuatan
Pengkajian neurologis Inspeksi Setiap Sendi Ekstremitas Untuk Kesimetrisan,
Ukuran, Suhu, Warna, Nyeri Tekan, Mobilitas.
Uji Adanya Perkembangan Displasia
Kaji Bentuk Tulang
a. Ukur Jarak Antar Lutut Ketika Anak Berdiri Dengan
Maleolus Saling Bersebelahan
b. Ukur Jarak Antara Maleolus Bla Anak Berdiri Dengan
Kedua Lutut Nerapat
c. Inspeksi Posisi Telapak Kaki : Uji Apakah Deformitas
Kaki Pada Sat Lahir Merupakan Akibat Dari Posisi
Fetal Atau Perkembangan Oleh Peregangan Keluar,
Kemudian Kedalam, Sisi Telapak Kaki; Bila Dapat
Normal Dengan Sendirinya Kaki Mengambil Sudut
Kanan Terhadap Kaki
Inspeksi Cara Berjalan :
Minta Anak Berjalan Pada Garis Lurus
Perkirakan Sudut Cara Berjalan Dengan Menarik Garis
Imaginer Melalui Bagian Tengah Kaki Dan Garis Progresi.
Refleks Plantar, Timbulkan Refleks Dengan Mengusap
Telapak Kaki Lateral Dari Tumit Ke Depan Ke Ibu Jari
Kaki Melewati Haluks
Inspeksi Perkebangan Dan Tonus Otot
Uji Kekuatan
a. Lengan, Minta Anak Mengangkat Tangan Sambil
Melawan Tekanan Dari Tangan Anda
b. Kaki, Minta Anak Dengan Kaki Menggantung,
Lanjutkan Seperti Pada Tangan
c. Telapak tangan, minta anak meremas jari anda
sekencang mungkin
d. Telapak kaki, minta anak memfleksikanplantar
(dorong telapak kaki ke arah lantai) sambil menekan
telapak kaki