25
PEMBUATAN KOMPOS DARI SAMPAH RUMAH TANGGA Sampah Rumah Tangga terdiri dari sampah organik dan anorganik. Sampah organik dibagi dua yaitu : 1. Sampah Organik Hijau (sisa sayur mayur dari dapur) Contohnya : tangkai/daun singkong, papaya, kangkung, bayam, kulit terong, wortel, labuh siam, ubi, singkong, kulit buah-buahan, nanas, pisang, nangka, daun pisang, semangka, ampas kelapa, sisa sayur / lauk pauk, dan sampah dari kebum (rumput, daun-daun kering/basah) . 2. Sampah Organik Hewan yang dimakan seperti ikan, udang, ayam, daging, telur dan sejenisnya. Sampah anorganik yaitu berupa bahan-bahan seperti kertas, karton, besek, kaleng, bermacam-macam jenis plastik, styrofoam, dll. Sampah organik hijau dipisahkan dari sampah organik hewan agar kedua bahan ini bisa diproses tersendiri untuk dijadikan kompos. Sedangkan sampah anorganik berupa plastik dikurangi pemakaiannya, memakai ulang barang-barang yang diperlukan, didaur ulang, yang masih bersih dikumpulkan dan diberikan kepada pemulung. Sampah anorganik yang dapat didaur ulang misalnya : - kemasan-kemasan plastik untuk dijadikan tas. - Botol plastik bekas dapat dibuat menjadi tutup gelas. - Gelas plastik bekas dapat dibuat pot-pot tanaman Sampah yang bersih dapat dijual/diberikan pada pemulung. Misalnya karton, kardus, styrofoam, besek, botol, plastik-plastik kemasan makanan, kantong-kantong plastik, koran, majalah, kertas-kertas, dan sebagainya. Jenis-jenis yang bersih ini pisahkan dalam satu kantong, langsung saja diberikan pada pemulung tanpa dibuang ke bak sampah terlebih dahulu. Sampah yang benar-benar kotor dan kita tidak bisa mendaur ulang, tidak layak diberikan pada pemulung. Inilah yang dibuang dalam bak sampah. Dengan demikian kita dapat membantu mengurangi volume sampah yang dibuang di TPA (Tempat Pembuangan Akhir). 1

Pembuatan Kompos Dari Sampah Rumah Tangga

  • Upload
    ariez07

  • View
    576

  • Download
    15

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pembuatan Kompos Dari Sampah Rumah Tangga

PEMBUATAN KOMPOS DARI SAMPAH RUMAH TANGGA

Sampah Rumah Tangga terdiri dari sampah organik dan anorganik.

Sampah organik dibagi dua yaitu :

1. Sampah Organik Hijau (sisa sayur mayur dari dapur) Contohnya : tangkai/daun singkong, papaya, kangkung, bayam, kulit terong, wortel, labuh siam, ubi, singkong, kulit buah-buahan, nanas, pisang, nangka, daun pisang, semangka, ampas kelapa, sisa sayur / lauk pauk, dan sampah dari kebum (rumput, daun-daun kering/basah) .

2. Sampah Organik Hewan yang dimakan seperti ikan, udang, ayam, daging, telur dan sejenisnya.   

Sampah anorganik yaitu berupa bahan-bahan seperti kertas, karton, besek, kaleng, bermacam-macam jenis plastik, styrofoam, dll.

Sampah organik hijau dipisahkan dari sampah organik hewan agar kedua bahan ini bisa diproses tersendiri untuk dijadikan kompos. Sedangkan sampah anorganik berupa plastik dikurangi pemakaiannya, memakai ulang barang-barang yang diperlukan, didaur ulang, yang masih bersih dikumpulkan dan diberikan kepada pemulung.

Sampah anorganik yang dapat didaur ulang misalnya :

- kemasan-kemasan plastik untuk dijadikan tas.

- Botol plastik bekas dapat dibuat menjadi tutup gelas.

- Gelas plastik bekas dapat dibuat pot-pot tanaman

Sampah yang bersih dapat dijual/diberikan pada pemulung. Misalnya karton, kardus, styrofoam, besek, botol, plastik-plastik kemasan makanan, kantong-kantong plastik, koran, majalah, kertas-kertas, dan sebagainya. Jenis-jenis yang bersih ini pisahkan dalam satu kantong, langsung saja diberikan pada pemulung tanpa dibuang ke bak sampah terlebih dahulu.

Sampah yang benar-benar kotor dan kita tidak bisa mendaur ulang, tidak layak diberikan pada pemulung. Inilah yang dibuang dalam bak sampah. Dengan demikian kita dapat membantu mengurangi volume sampah yang dibuang di TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

Mendaur Ulang Sampah Dapur Rumah Tangga

Alternatif 1 :

Siapkan :

1. Kardus 2. Bantalan yang dibuat dari sabut kelapa yang dibungkus dengan kasa nyamuk plastik 3. 5-6 kg kompos yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan 4. Sampah yang telah dipotong-potong ukuran 2 - -4 cm

1

Page 2: Pembuatan Kompos Dari Sampah Rumah Tangga

5. Alat pengaduk 6. Karung plastik yang berpori-pori (untuk membungkus kardus) atau keranjang tempat

cucian baju kotor (takakura).

Cara membuat :

1. Letakkan bantalan sabut kelapa diatas adukan kompos + sampah 2. Lakukan lapis demi lapis sampai kardus penuh. Kardus disimpan di dalam keranjang

(takakura) atau bungkus dengan karung plastik yang berpori. Letakkan ditempat yang tidak terkena hujan dan terik matahari. Setiap 3-4 hari dibuka dan diaduk-aduk, lakukan terus sampai seluruh sampah menjadi hitam, hancur.

3. Sampah telah berubah menjadi kompos siap pakai/dijual. (untuk dijual, diayak terlebih dahulu). Jika kardus pertama penuh, buatlah kardus kedua, dst.

Alternatif 2 :

1. Wadah drum, ember plastik atau gentong 2. Wadah diberi lubang didasarnya untuk pertukaran udara 3. Bahan sampah yang dipotong 2 – 4 cm 4. Mikroorganisma pengurai sebagai aktivator. Contohnya EM-4, Starbio, Temban. Bahan-

bahan ini bisa diganti dengan kompos dari tumbuh-tumbuhan. 5. Air 6. Alat pengaduk.

Cara membuat :

1. Bahan sampah dimasukkan didalam wadah selapis, kemudian ditambahkan kompos atau mikroorganisma pengurai

2. Lakukan terus menerus selapis demi selapis sampai wadah penuh 3. Disiram dengan air secara merata 4. Pada hari ke 5 -7, media dapat diaduk-aduk. Pengadukan diulang setiap lima hari dan

dihentikan sampai sampah menjadi hitam dan hancur. 5. Sampah telah berubah menjadi kompos.

Catatan :

Pengaturan suhu merupakan faktor penting dalam pengomposan. Salah satu faktor yang sangat menentukan suhu adalah tingginya tumpukan. Tumpukan lahan yang terlalu rendah akan berakibat cepatnya kehilangan panas. Ini disebabkan tidak adanya cukup material untuk menahan panas yang dilepaskan sehingga mikroorganisma tidak akan berkembang secara wajar. Sebaliknya bila timbunan terlalu tinggi, akan terjadi kepadatan bahan organic yang diakibatkan oleh berat bahan sehingga suhu menjadi sangat tinggi dan tidak ada udara di dalam timbunan. Tinggi timbunan yang memenuhi syarat adalah 1,2 – 2,0 meter dan suhu ideal selama proses pengomposan adalah 40 derajat-50 derajat C.

Untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan, maka pH timbunan harus diusahakan tidak terlalu rendah. Namun, pH timbunan yang rendah dapat dicegah dengan pemberian kapur, abu dapur atau abu kayu.

2

Page 3: Pembuatan Kompos Dari Sampah Rumah Tangga

Bahan mentah yang baik untuk penguraian atau perombakan berkadar air 50 – 70 %. Bahan dari hijauan biasanya tidak memerlukan tambahan air, sedangkan cabang tanaman yang kering atau rumput-rumputan harus diberi air saat dilakukan penimbunan. Kelembaban timbunan secara menyeluruh diusahakan sekitar 40 – 60 %.

Pada saat pengomposan akan timbul asap dari panas yang dikeluarkan. Hal ini akan mengakibatkan timbunan bahan menjadi kering. Agar hal ini dapat diketahui sedini mungkin, ke dalam timbunan perlu ditancapkan bambu panjang.

http://www.kebonkembang.com

Cara bikin Effective Micro-organisms 4 ( EM-4)

Sediakan ember yang mempunyai tutup. Campurkan 5 liter air pencuci beras + 5 liter air kelapa ( cari di tukang jual kelapa di pasar )= cincangan sayur, klu bisa  dtambah kulit jeruk + 1 butur ragi + 1 kg gula jawa yang sudah dicairkan. Aduh jadi satu dalam ember, tutup dan buka serta kacau . Perlakuan buka, aduk dan tutup kembali ini dilakukan 4 x selang waktu 4 haru=i, pas di hari ke 17 em-4 dah jadi. Sayuran bisa jadi kompos. Ok

Dengan cara memperbanyak dari benih bakteri yang ada:

Cara Pembiakan BakteriUntuk menghemat biaya, bibit bakteri EM4 yang dibeli di toko atau koperasi Saprotan dapat dikembangbiakkan sendiri, sehingga kebutuhan pupuk organik untuk luas lahan yang ada dapat dipenuhi. Adapun prosedur pembiakan bakteri EM4 adalah sebagai berikut:Bahan dan Komposisi:1 liter bakteri3 kg bekatul (minimal)¼ kg gula merah/gula pasir/tetes tebu (pilih salah satu)¼ kg terasi5 liter airAlat dan Sarana:EmberPengadukPanci pemasak airBotol penyimpanSaringan (dari kain atau kawat kasa)Cara Pembiakan:Panaskan 5 liter air sampai mendidih.Masukkan terasi, bekatul dan tetes tebu/gula (jika memakai gula merah harus dihancurkan dulu), lalu aduk hingga rata.Setelah campuran rata, dinginkan sampai betul-betul dingin! (karena kalau tidak betul-betul dingin, adonan justru dapat membunuh bakteri yang akan dibiakkan).Masukkan bakteri dan aduk sampai rata. Kemudian ditutup rapat selama 2 hari.Pada hari ketiga dan selanjutnya tutup jangan terlalu rapat dan diaduk setiap hari kurang lebih 10 menit.

3

Page 4: Pembuatan Kompos Dari Sampah Rumah Tangga

Setelah 3-4 hari bakteri sudah dapat diambil dengan disaring, kemudian disimpan dalam botol yang terbuka atau ditutup jangan terlalu rapat (agar bakteri tetap mendapatkan oksigend dari udara).Selanjutnya, botol-botol bakteri tersebut siap digunakan untuk membuat kompos, pupuk cair maupun pupuk hijau dengan komposisi campuran seperti yang akan diuraikan dibawah ini.Catatan: Ampas hasil saringan dapat untuk membiakkan lagi dengan menyiapkan air kurang lebih 1 liter dan menambahkan air matang dingin dan gula saja.

APLIKASI EM-4 DI BIDANG PERTANIAN

TanamanPadi, Palawija, Sayuran, bunga dan tanaman setahun lainnya.

Dosis dan PerlakuanSebagai pupuk dasar, gunakan BOKASHI sebanyak 3-5 ton per Ha. Untuk penyemprotan gunakan EM-4 sebanyak 3-10 ml per liter air dilakukan setiap satu minggu sekali, disemprotkan secara merata ke tanah dan tubuh tanaman.

APLIKASI EM-4 DI BIDANG PETERNAKAN

Manfaat :

1. Mengurangi polusi bau khususnya pada kandang ternak dan lingkungan sekitarnya.

2. Mengurangi stres pada ternak 3. Menyehatkan ternak 4. Menyeimbangkan mikroorganisme di dalam perut ternak 5. Meningkatkan nafsu makan ternak 6. Menekan penyakit pada ternak 7. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi ternak

Cara Pemakaian :

Sebagai air minum ternak, Larutkan 1 cc EM-4 per satu liter air minum setiap hari.

Larutkan 1 cc EM-4 per satu liter air, kemudian disemprotkan ke dalam pakan ternak.

Untuk mencegah bau kotoran dan kandang ternak, larutkan EM-4 dan Molas ke dalam air dengan perbandingan 1:1:100 kemudian disimpan dalam tempat yang tertutup rapat selama 1-2 hari kemudian dipergunakan untuk menyemprot kandang dan pada badan ternak dengan dosis 10 cc larutan dalamn 1 liter air.

APLIKASI EM-4 DI BIDANG PERIKANAN

4

Page 5: Pembuatan Kompos Dari Sampah Rumah Tangga

Manfaat :

1. Memperbaiki mutu air tambak. 2. Menguraikan bahan-bahan sisa makanan, kotoran udang / ikan menjadi

senyawa organik yang bermanfaat. 3. Menekan serangan mikroorganisme patogen. 4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tambak. 5. Menekan hama dan penyakit

Cara Pemakaian : Pada saat pengolahan dasar tambak diberikan Bokashi sebanyak 5 ton/ha,

selanjutnya disiram larutan EM-4 sebanyak 4 liter/ha dan dibiarkan selama 2 minggu.

Pada saat masa pertumbuhan diberikan EM-4 sebanyak 16 liter per hektar. Interval waktu pemberian EM-4 adalah 1 bulan sekali atau tergantung pada

kondisi air tambak.

Lihat web: http://em-indonesia.org/category/em-indonesia/em-4-pertanian/

EM-4 untuk Pertanian

Produk EM-4 Pertanian merupakan kultur EM dalam medium cair berwarna coklat kekuning-kuningan, berbau asam . Didalam medium cair, EM-4 pertanian berada dalam kondisi istirahat (dorman). Sewaktu diinokulasikan dengan cara mnyemprotkannya ke dalam bahan organic dan tanah atau pada tubuh tanaman,

EM-4 pertanian akan aktif memfermentasi memfermentasi bahan organic (sisa-sisa tanaman, pupuk hijau, pupuk kandang, dll) yang terdapat dalam tanah. Hasil fermentasi bahan organic tersebut adalah berupa senyawa organic yang mudah diserap langsung oleh perakaran tanaman misalnya gula, alcohol, asam amino, protein, karbohidrat, vitamin dan senyawa organic lainnya.

Pemberian bahan organic ke dalam tanah tanpa inokulasi EM-4 Pertanian akan menyebabkan pembusukan bahan organic yang terkadang akan menghasilkan unsur anorganic sehiingga akan menghasilkan panas dan gas beracun yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

Selain mendekomposisi bahan organic di dalam tanah, EM-4 Pertanian juga merangsang perkembangan mikroorganisme lainnya yang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman, misalnya bakteri pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfat dan mikoriza. Mikoriza membantu tumbuhan menyerap fosfat di sekilingnya. Ion fosfat dalam tanah yang sulit bergerak menyebabkan tanah kekurangan fosfat. Dengan EM-4 Pertanian hife mikoriza dapat meluas dari misellium dan memindahkan fosfat secara langsung kepada inang dan mikroorganisme yang bersifat antagonis terhadap tanaman. EM-4 Pertanian juga melindungi tanaman dari serangan penyakit karena sifat antagonisnya terhadap pathogen yang dapat menekan jumlah pathogen di dalam tanah atau pada tubuh tanaman.

Manfaat EM-4 Pertanian 

5

Page 6: Pembuatan Kompos Dari Sampah Rumah Tangga

Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Mempercepat proses fermentasi pada pembuatan Kompos Meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman, serta menekan aktivitas serangga hama dan

mikroorganisme patogen. Meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi.

Tentang Pembuatan Kompos

Pembuatan kompos (composting) dapat dijadikan jalan keluar dalam mengelola limbah. Kompos sangat berguna dalam memanfaatkan sampah organik (berasal dari benda hidup) menjadi material yang dapat menyuburkan tanah (pupuk kompos). Selain itu, pembuatan kompos secara komersil dapat dijadikan sebuah peluang usaha yang menggiurkan. Seiring dengan berjalannya waktu, sampah yang dihasilkan manusia akan terus bertambah dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia tersebut. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, bahkan sampah telah menjadi masalah serius di perkotaan. Kompos dapat dibuat untuk meminimalisasi efek negatif yang ditimbulkan sampah dengan membuatnya menjadi lebih bermanfaat secara ekologis maupun finansial.

      Pemanfaatan sampah organik pada pembuatan kompos ini dapat dijadikan jalan keluar dalam mencegah timbulnya kembali tumpukan sampah seberat ribuan ton yang telah menyebabkan longsor dan korban jiwa. Jika saja sebelumnya sampah tersebut dapat diolah menjadi kompos, maka musibah longsor dan korban jiwa dapat dihindarkan.  

Prinsip pengomposan

      Christopher J. Starbuck, seorang ahli holtikultura dari University of Missouri menjelaskan, kompos merupakan bahan organik yang telah membusuk beberapa bagian (partially decomposed) sehingga berwarna gelap, mudah hancur (crumbled), dan memiliki aroma seperti tanah (earthy). Kompos dibuat melalui proses biologi, yaitu seperti penguraian pada jaringan tumbuhan oleh organisme yang ada dalam tanah (soil). Ketika proses pembusukan selesai, kompos akan berwarna coklat kehitaman dan menjadi material bubuk bernama humus.

Dalam kondisi alami, hewan dan tumbuhan akan mati di atas tanah. Makhluk hidup yang telah mati tersebut akan diuraikan bakteri pembusuk, kemudian membentuk suatu material yang dapat menghidupkan dan menyuburkan tanaman. Proses yang terjadi dalam pembuatan kompos ini tidak jauh berbeda dengan proses pada penguraian tersebut. Oleh karena itu, pembuatan kompos sering dianggap sebagai seni dalam merubah kematian menjadi kehidupan (the art of turning death into life).

”Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup . Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab ". (Q.S. Ali imron: 27)

6

Page 7: Pembuatan Kompos Dari Sampah Rumah Tangga

      National Organic Gardening Centre yang berada di Kota Coventry, Inggris dalam publikasinya menjelaskan, pembuatan kompos pada dasarnya adalah membuat suatu kondisi yang mendukung (favourable condition) bagi pertumbuhan populasi mikroorganisme dalam proses pembusukan untuk membuat material humus yang sangat penting bagi tanah. Pembusukan dalam pembuatan kompos akan lebih cepat (speeded up) dibandingkan dengan pembusukan yang terjadi pada proses alami.

      Prinsip pembuatan kompos merupakan pencampuran bahan organik dengan mikroorganisme sebagai aktivator. Mikroorganisme tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti kotoran ternak (manure) atau bakteri inokulan (bakterial inoculant) berupa Effective Microorganisms (EM4), orgadec, dan stardec. Mikroorganisme tersebut berfungsi dalam menjaga keseimbangan karbon (C) dan nitrogen (N) yang merupakan faktor penentu keberhasilan pembuatan kompos.

      Bahan yang diperlukan dalam pembuatan kompos adalah substansi organik. Bahan tersebut dapat berupa dedaunan, potongan-potongan rumput, sampah sisa sayuran, dan bahan lain yang berasal dari makhluk hidup. Kemudian, bahan-bahan tersebut harus memiliki rasio karbon dan nitrogen yang memenuhi syarat agar berlangsung pengomposan secara sempurna. Sampah organik dapat diubah menjadi kompos dengan suksesi berbagai macam organisme. Selama fase awal pengomposan, bakteri meningkat dengan cepat. Berikutnya, bakteri berfilamen (actinomycetes), jamur, dan protozoa mulai bekerja. Setelah sejumlah besar karbon (C) dalam kompos dimanfaatkan (utilized) dan temperatur mulai turun, centipedes, milipedes, kutu, cacing tanah, dan organisme lainnya melanjutkan proses pengomposan (Starbuck, 2004).

      Organisme yang bertugas dalam menghancurkan material organik membutuhkan nitrogen (N) dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu, dalam proses pengomposan perlu ditambahkan material yang mengandung nitrogen agar berlangsung proses pengomposan secara sempurna. Material tersebut salah satunya dapat diperoleh dari kotoran ternak (manure). Nitrogen akan bersatu dengan mikroba selama proses penghancuran material organik.

      Setelah proses pembusukan selesai, nitrogen akan dilepaskan kembali sebagai salah satu komponen yang terkandung dalam kompos. Pada fase berikutnya, jamur (fungi) akan mencerna kembali substansi organik untuk cacing tanah dan actinomycetes agar mulai bekerja. Cacing tanah akan bertugas dalam mencampurkan substansi organik yang telah dicerna kembali oleh jamur dengan sejumlah kecil tanah lempung (clay) dan kalsium yang terkandung dalam tubuh cacing tanah. Selama proses tersebut, rantai karbon yang telah terpolimerisasi (polymerized) akan tersusun kembali pada pembentukan humus dengan menyerap berbagai kation seperti sodium, amonium, kalsium, dan magnesium. Dalam tahap ini, kompos sudah bisa digunakan sebagai pupuk pada tumbuhan penghasil jagung, labu, ketela, melon, dan kubis.

      Pada fase terakhir, organisme mengoksidasi substansi nitrogen menjadi nitrat (nitrates) yang dibutuhkan akar tanaman dan tumbuhan bertunas (sprouting plants) seperti rebung dan tauge. Kompos akan berubah menjadi gelap, wangi, remah, dan mudah hancur. Fase ini disebut juga sebagai fase kematangan (ripeness) karena kompos sudah dapat digunakan.

      Keberhasilan dalam pembuatan kompos sangat dipengaruhi beberapa faktor. Dalam proses pengomposan, harus dilakukan pengontrolan terhadap kelembaban, aerasi (tata udara), temperatur,

7

Page 8: Pembuatan Kompos Dari Sampah Rumah Tangga

dan derajat keasaman (pH). Kelembaban antara 50-60% merupakan angka yang cukup optimal pada pembuatan kompos. Pengomposan secara aerob membutuhkan udara, sehingga perlu dilakukan pembalikan (turning) pada kompos agar tercipta pergerakan udara. Temperatur akan naik pada tahap awal pengomposan, namun temperatur tersebut akan berangsur-angsur turun mencapai suhu kamar pada tahap akhir. Keasaman kompos akan meningkat, karena bahan yang dirombak menghasilkan asam-asam organik yang sederhana dan keasaman ini akan kembali normal ketika kompos telah matang. 

Aplikasi

      Pembuatan kompos di tingkat masyarakat dapat dibuat dengan lebih praktis, lebih sederhana, dan dalam waktu yang sangat singkat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan Bio Reaktor Mini (BRM) dalam proses pengomposan. Bio Reaktor Mini (BRM) ini dapat membuat kompos dengan kapasitas sekira 200 liter. Penggunaan BRM sangat cocok diterapkan masyarakat di tingkat RT/RW dalam mengelola sampah. Pengelolaan tersebut dapat dilakukan dengan mengumpulkan sampah rumah tangga yang jumlahnya sangat banyak. Setelah itu, kompos yang dihasilkan masyarakat tersebut bisa digunakan kembali untuk kepentingan masyarakat atau dijual untuk memperoleh keuntungan ekonomis.Kompos yang dicampurkan ke dalam tanah dapat meningkatkan kesuburan (fertility) tanah, menambah bahan organik dalam tanah, dan memperbaiki kondisi fisik tanah tersebut. Kompos dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang terdapat dalam tanah. Mikroorganisme tersebut berfungsi dalam mengeluarkan zat gizi dan material lainnya ke dalam tanah.

      Pengerasan (crusting) tanah di permukaan dapat dicegah dengan pemberian kompos. Jika kompos mengandung sejumlah kecil tanah, maka kompos tersebut akan bermanfaat sebagai bagian dari media pertumbuhan untuk tanaman dan akan mengawali tumbuhnya buah dari tanaman tersebut (Starbuck, 2004).Kompos dapat menambah kandungan bahan organik dalam tanah yang dibutuhkan tanaman. Bahan organik yang terkandung dalam kompos dapat mengikat partikel tanah. Ikatan partikel tanah ini dapat meningkatkan penyerapan akar tanaman terhadap air, mempermudah penetrasi akar (root penetration) pada tanah, dan memperbaiki pertukaran udara (aeration) dalam tanah, sehingga dapat mendukung pertumbuhan tanaman. Kompos dapat mendukung berjalannya gerakan pertanian organik (organic farming) yang tidak menggunakan bahan kimia dan pestisida dalam pertanian.

      Pengelolaan sampah (waste management) dengan pembuatan kompos secara nyata telah menjadikan sampah sebagai sebuah aset yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Banjir yang terjadi akibat tumpukan sampah di sungai harus dijadikan dasar pertimbangan untuk melakukan pengomposan sampah secara profesional. Peluang ekonomis sampah ini harus dapat dimanfaatkan dengan baik, tentunya dengan dukungan para penentu kebijakan, para ahli lingkungan, dan masyarakat secara umum. Semoga.***

Dari:  http://kandaga15.multiply.com/journal/item/10

8

Page 9: Pembuatan Kompos Dari Sampah Rumah Tangga

Manfaat Kompos Manfaat KomposKompos ibarat multi-vitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkankesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat Kompos memperbaiki struktur tanahdengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuantanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaatbagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantutanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapatmerangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantutanaman menghadapi serangan penyakit.Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnyadaripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan,lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:Aspek Ekonomi :1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah2. Mengurangi volume/ukuran limbah3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnyaAspek Lingkungan :1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunanAspek bagi tanah/tanaman:1. Meningkatkan kesuburan tanah2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah3. Meningkatkan kapasitas jerap air tanah4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

Bahan-bahan yang Dapat DikomposkanPada dasarnya semua bahan-bahan organik padat dapat dikomposkan, misalnya:limbah organik rumah tangga, sampah-sampah organik pasar/kota, kertas, kotoran/limbahpeternakan, limbah-limbah pertaniah, limbah-limbah agroindustri, limbah pabrik kertas,limbah pabrik gula, limbah pabrik kelapa sawit, dll. Bahan organik yang sulit untukdikomposkan antara lain: tulang, tanduk, dan rambut.

9

Page 10: Pembuatan Kompos Dari Sampah Rumah Tangga

Rancang Bangun dan Uji Kinerja Reaktor Kompos Skala Rumah TanggaPosted on Desember 19, 2009 by moechah| Tinggalkan komentar

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah dalam penanganan sampah perkotaan,tingginya harga pupuk non organik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut telah dilakukan penelitian rancang bangun reaktor kompos skala rumah tangga sistem kontinyu dengan menggunakan bioaktivator kompos untuk mempercepat proses dekomposisi. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli 2004 – Januari 2005 di Laboratorium Alat dan Mesin Pertanian dan pengujian kualitas kompos dilakukan di Laboratorium UPT SDA Hayati Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Penelitian mengunakan metode rekayasa rancang bangun yang terdiri dari analisis teknis dan analisis ekonomi dalam tahapan prosesnya. Reaktor kompos yang dirancang berupa tabung menyerupai drum dari bahan plat besi, terdiri atas 20 lapisan/layer yang menunjukkan lamanya hari pengomposan. Setiap hari tabung reaktor diisi dengan sampah organik rumah tangga 3 kg ditambah bahan bioaktivator untuk mempercepat proses dekomposisi setiap kali sampah dimasukkan. Bioaktivator terdiri atas campuran formula mikroba MINOSE ditambah serbuk gergaji, molase (atau gula) dan air dengan perbandingan 4,94 ml : 2500 cc : 19,75 ml : 79 ml. Hasil rancangan diperoleh sebuah reactor kompos dengan panjang 60 cm, lebar 50 cm, tinggi 86 cm, dengan kapasitas produksi aktual sebesar 0,56 kg kompos per hari, dan dengan efisiensi 79 %. Biaya produksi sebesar Rp 218.100 dengan IRR 32 %, NPV Rp. 737.212,80, BC ratio 2,2 dan BEP 0,72 tahun. Dengan reaktor kompos ini dapat dihasilkan kompos secara kontinyu setiap hari setelah proses dekomposisi berlangsung selama 21 hari. konvensional ini, membutuhkan sejumlahgerobak/truk pengangkut, rute transportasi truk sampah, dan lahan penampung sampah yang lokasinyajauh dari pemukiman domestik, serta sejumlah insinerator untuk pembakaran sampah. Penyelenggarasistem ini terutama adalah pemerintah yang dalam hal ini dilakukan oleh Dinas Kebersihan Kota (PDKebersihan) dengan hanya sedikit keterlibatan masyarakat. (Kramadibrata dan Kastaman, 2003).Gambar 1. Sistem Pengelolaan Sampah KonvensionalNamun menurut Kramadibrata & Kastaman (2003), dari fakta di lapangan yang selama initerjadi, proses kerja yang ditampilkan oleh sistem ini memiliki beberapa kelemahan pokok , yaitu :1. Masih terbatasnya penataan dan pemanfaatan sampah, terutama yang berbasis masyarakat.2. Masih terbatasnya partisipasi atau keterlibatan masyarakat dalam penanganan dan pengelolaansampah.3. Masih terbatasnya pengembangan potensi ekonomi dari sampah.Salah satu alternatif untuk meningkatkan peran masyarakat sebagai produsen sampah dalampengelolaan sampah adalah Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu. Sistem ini menitikberatkan padakomunitas terkecil penghasil sampah yaitu rumah tangga, yang mempunyai andil dalam meningkatkanvolume sampah Kota Bandung sebesar 65 %. Prinsip sistem ini adalah pemilahan sampah organik dananorganik, daur ulang sampah non-organik, dekomposisi sampah organik menjadi kompos,menampung kompos, sertifikasi kompos dan distribusi kompos ke pengguna. Sampah non organik

10

Page 11: Pembuatan Kompos Dari Sampah Rumah Tangga

dapat didaur ulang dan diolah kembali. Hanya sekira 30 % atau 6 % dari total sampah yang tidak bisadiolah kembali. Sampah organik bisa didekomposisi menjadi kompos sebagai pupuk atau silageuntuk pakan, dan selanjutnya bisa dijual.Sampah TPSRumahInsineratorTPA3Berdasarkan uraian di atas diperlukan adanya rancang bangun reaktor kompos skala rumahtangga untuk memproduksi kompos dalam waktu yang singkat, mempunyai kualitas yang baik danmurah sehingga mendukung sistem pengelolaan sampah yang menunjang pertanian ramah lingkungan.Tujuan penelitian ini adalah merancang bangun reaktor kompos skala rumah tangga, yangdapat mengolah sampah organik menjadi kompos dalam waktu yang lebih singkat (21 hari) dan dapatmengurangi ketergantungan pada pupuk non organik (buatan). Diharapkan dengan adanya reaktor inidapat lebih meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengelola kebersihan kota, mengurangi biayapengelolaan sampah, menghasilkan nilai tambah dari pemanfaatan pupuk organik (kompos) yangmenunjang pertanian ramah lingkungan, serta mengurangi pencemaran lingkungan, baik terhadaptanah, air dan udara.BAHAN DAN METODEMetode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian rekayasa,(Herwanto, 2000) yaitu kegiatan penelitian perancangan yang tidak rutin sehingga di dalamnyaterdapat kontribusi baru, baik dalam bentuk proses maupun produk. Tahapan Peneltian ini adalahseperti yang disajikan pada Gambar 2.Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli 2004 hingga Januari 2005 bertempat di Laboratorium Alatdan Mesin Teknik Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, sedangkan pengujian kualitaskompos dilakukan di Laboratorium Tanah UPP SDA Hayati Jatinangor.Alat yang digunakan dalam perancangan reaktor adalah : alat tulis, satu unit komputer. Alatyang digunakan dalam pembuatan reaktor kompos terdiri dari : Perlengkapan las asetilen, las listrik,gergaji besi, mesin bubut, gerinda, gerinda tangan, seperangkat perkakas (palu, tang, jangka, guntingpemotong plat, penggaris siku, kunci pas), mesin bor, mesin pemotong plat, rivet.MulaiObservasi KebutuhanKriteria PerancanganRancangan FungsionalRancangan StrukturalAnalisis TeknikPembuatan ReaktorSelesaiPengujian

11

Page 12: Pembuatan Kompos Dari Sampah Rumah Tangga

ReaktorPengujian tidakKomposlayaklayaktidaklayakAnalsisis Ekonomi tidakGambar 2. Tahapan Penelitian4Alat ukur yang digunakan dalam pengujian reaktor kompos adalah : timbangan, pH metertanah, Thermometer digital merk Kern, dan Light Moisture Tester Tanah. Bahan yang digunakandalam penelitian ini di antaranya :1. Silinder Besi diameter 40 cm tebal 2 mm2. Besi siku 36 mm x 36 mm x 2 mm3. Plat besi tebal 2 mm4. Mur dan baut diameter 6,6 mm5. Bantalan FYH P 204 diameter 20 mm6. Besi poros diameter 20 mm7. Sampah organik rumah tangga8. Bio aktivator BiofreshSedangkan variabel yang diamati antara lain :1. Laju Suhu Pengomposan2. Keasaman (pH)3. Waktu Pengomposan4. Karakteristik Fisik Kompos (kadar air, warna kompos, ukuran partikel, bau)5. Karakteristik Kimia KomposProsedur pembuatan kompos yang dilakukan adalah sebagai berikut :1. Sampah organik dipilah antara yang mudah didekomposisi dengan yang sukar didekomposisi2. Sampah organik untuk pengomposan dikecilkan ukurannya sampai dengan ukuran 1 – 5 cm.3. Sampah organik rumah tangga dicampur dengan serbuk gergaji dengan perbandingan 1 : 0,69kemudian ditambah air sampai dengan kandungan air sekira 50 %.4. Bioaktivator dicampur dengan molasses atau larutan gula merah kental dan air5. Campuran bioaktivator disemprotkan ke dalam campuran bahan6. Campuran bahan dimasukkan ke dalam reaktor7. Setelah 20 hari campuran yang sudah menjadi kompos bisa di angkat8. Kompos yang telah diangkat dikeringkan dengan cara diangin-anginkan9. Kompos yang telah diangin-anginkan diayak dengan pengayak kawat10. Kompos yang telah diayak dimasukkan ke dalam kemasan plastik11. Simpan di tempat yang sejuk.HASIL DAN PEMBAHASANAnalisis Teknik dan Rancangan Strukturala. Komponen Struktural Reaktor KomposKomponen struktural raktor terdiri dari : ruang pengomposan, pemisah antar lapisan, tutupreaktor, saluran udara, poros, bantalan, pegangan tutup reaktor (handgrip), rangka5

12

Page 13: Pembuatan Kompos Dari Sampah Rumah Tangga

b. Gambar Rancangan Reaktor KomposGambar 3. Reaktor Kompos Hasil Rancang Bangunc. Dimensi ReaktorModel Reaktor kompos ini berukuran panjang 60 cm, lebar 50 cm, tinggi 86 cm dengankapasitas 0,9875 kg sampah/hari. Waktu pengomposan selama 20 hari. Kapasitas produksi 0,565 kgkompos/hari, dan kapasitas efektif 79 %. Berat kosong reaktor sebelum diisi bahan kompos adalahsebesar 12,5 kg.Hasil Pengujian Reaktora. SuhuProses pengomposan mengalami 3 tahapan berbeda dalam kaitannya dengan suhu, yaitu :mesophilic, thermophilic dan tahap pendinginan. Pada tahap awal mesophilic suhu proses akan naikdari suhu lingkungan ke 40 oC dengan adanya fungi & bakteri pembentuk asam, tahap ini terjadi padahari 1 – 3 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4. Suhu proses akan terus meningkat ke tahapthermophilic antara 55 – 65 oC selama 3 – 4 hari, dalam penelitian ini suhu maksimal yang dapatdicapai adalah 53 oC, walaupun rata-rata suhu maksimal adalah 46,4 oC dimana mikroorganisme akandigantikan oleh bakteri thermopilic, actinomycetes dan fungi, namun suhu tersebut masih dalamkisaran suhu ideal minimum proses pengomposan (CPIS, 1992 dalam Darius,2000). Kondisi suhutersebut juga diperlukan untuk proses inaktivasi bila ada bakteri pathogen.Tahap pendinginan ditandai dengan penurunan aktivitas mikroba dan penggantiandari mikroorganisme thermophilic dengan bakteri & fungi mesophilic fase ini terjadi pada hariketujuh sampai hari ke empat belas. Aktivitas ini ditandai dengan penurunan suhu pengomposansampai sama dengan suhu lingkungan. Selama tahap pendinginan ini, proses penguapan air darimaterial yang telah dikomposkan akan masih terus berlangsung, demikian pula stabilisasi pH danpenyempurnaan pembentukan humus.Kadar air, suplai udara, ukuran dan bentuk tumpukan, kondisi lingkungan sekitar dankandungan nutrisi sangat mempengaruhi suhu dalam tumpukan kompos. Kecenderungan suhu akanlebih rendah jika kondisi kadar air berlebih karena panas yang dihasilkan akan digunakan untuk prosespenguapan. Sebaliknya kondisi kadar air yang rendah akan menurunkan aktivitas mikroba danmenurunkan kecepatan pembentukan panas.6Gambar 4. Grafik Rata-rata Perubahan Suhu Pengomposanb. Tingkat Keasaman (pH)Tingkat keasaman (pH) kompos hasil pengujian yang dilakukan dengan analisis potensiometridengan H2O adalah 7,3 dengan KCL 1 N 7,3 sedangkan dengan menggunakan alat pengukur pH tanahrata-rata adalah 6,99. Standar nasional untuk tingkat keasaman kompos dari sampah rumah tanggaadalah antara 6,80 – 7,49. Selama proses dan dalam tumpukan umumnya kondisi pH bervariasi danakan terkontrol dengan sendirinyac. Nisbah C/N

13

Page 14: Pembuatan Kompos Dari Sampah Rumah Tangga

Nisbah C/N kompos yang dihasilkan pada pengujian mencapai 19, Unsur Karbon danNitrogen keduanya dibutuhkan sebagai sumber energi untuk pertumbuhan mikroorganisme.d. Kadar airKadar air diukur menggunakan alat pengukur kadar air dan pH tanah diperoleh rata-rata kadarair adalah 37,4 %. Sedangkan menurut pengujian di laboratorium kadar air sampel kompos 66 %.Kadar air akhir kompos menjadi berkurang karena selama proses pengomposan ada pelepasankandungan air, terutama setelah diangin-anginkan.e. Warna KomposWarna kompos hasil pengujian berwarna hitam kecoklatan menyerupai warna tanah, inimerupakan indikator kompos matang.g. Bau (odor)Pada pengujian tidak timbul bau yang menyengat yang biasanya timbul pada prosesdekomposisi sampah. Pada kompos hasil pengomposan bau yang timbul sama dengan bau tanah. Bauyang ditimbulkan pada proses pengomposan disebabkan oleh nisbah C/N yang rendah yangmenyebabkan terbentuknya amoniak sehingga nitrogen akan hilang ke udara dalam bentuk amoniakyang menyebakan bau tidak sedap.Menurut hasil penelitian Kramadibrata & Kastaman (2003), beberapa faktor yangharus diperhatikan dalam proses pengomposan antara lain :1. Kadar air optimum untuk proses pengomposan yang efisien berkisar antara (50-60)%.72. Ukuran partikel sampah yang akan dibuat kompos optimum berkisar antara 10-50 mmuntuk memudahkan proses dekomposisi oleh mikroba pengurai, mengingat makin kecilukuran, luas permukaan bahan yang akan didekomposisi akan makin besar.3. Aerasi atau sirkulasi udara dalam reaktor. Pada reaktor berlangsung proses dekomposisi secaraaerob, sehingga suplai oksigen pada timbunan kompos harus cukup. Sehingga untuk reaktordengan tidak menggunakan proses pembalikan sampah, maka penumpukan sampah yang akandikomposkan tidak melebihi 90 cm dan pada tiap lapisan reaktor diberi rongga untuk sirkulasiudara agar kandungan oksigen mencukupi.4. Suhu sangat penting untuk menurunkan nisbah C/N, membunuh biji gulma, bakteri pathogen,parasit dan telur-telurnya. Suhu yang terjadi selama proses dekomposisi berkisar 60 – 70 oC.h. Ukuran KomposUkuran kompos untuk kompos dari sampah organik rumah tangga adalah antara 0,55 – 25 mm.Pada penelitian ini yang lolos pengayakan menggunakan kawat dengan ukuran lubang 6 x 6 mm danyang lolos adalah sebesar 93,25 %. jadi rata-rata kompos yang dihasilkan adalah kompos halus.Hasil Pengujian Kualitas KomposHasil pengujian kualitas kompos adalah sebagai berikut :Tabel 1. Perbandingan kualitas kompos hasil pengujian dengan kualitas komposdari sampah organik domestik (SNI No.19-7030-2004)No Nilai.Parameter SatuanSNI Hasil pengukuranKeterangan

14

Page 15: Pembuatan Kompos Dari Sampah Rumah Tangga

1. Kadar Air % < 50 37,4 Sesuai2. Temperatur 0C Suhuudara25,6 Sesuai3. Warna KehitamanKehitaman Sesuai4. Bau Tidak bau Tidak berbau Sesuai5. Ukuran Partikel Mm 0,55 – 25 Lolos ayakan 6mm 93,25%Sesuai6. Kemampuan Ikat Air % 58,72 Tidak diukur -7. Ph 6,80 –7,497,1 -7,3 Sesuai8. Bahan Asing % 0 0 SesuaiUnsur Makro9. Bahan Organik % 27 – 58 115,9 Lebih besar10. Nitrogen % 0,4 3,62 Sesuai11. Karbon % 9,81–32,2867,23 Lebih besar12. Phosphor(P2O5) % 0,39 Tidak ada standar13. C/N Ratio 9,38-20 18,57 Sesuai14. Kalium (K2O) % 0,59 Tidak ada standarUnsur Mikro15. Arsen Mg/kg < 0,50 Tidak diukur Logam berat16. Cadmium(Cd) Mg/kg < 3 Tidak diukur Logam berat17. Cobal (Co) Mg/kg < 34 Tidak diukur Logam berat18. Chromium (Cr) Mg/kg < 210 Tidak diukur Logam berat19. Tembaga (Cu) Mg/kg < 100 Tidak diukur Unsur mikro820. Mercuri (Hg) Mg/kg < 0,8 Tidak diukur Logam berat21. Nikel (Ni) Mg/kg < 62 Tidak diukur Logam berat22. Timbal (Pb) Mg/kg < 150 Tidak diukur Logam berat23. Selenium(Se) Mg/kg < 2 Tidak diukur Logam berat24. Seng (Sn) Mg/kg < 500 Tidak diukur Unsur mikroUnsur Lain25. Calsium % < 25,49 6,83 Sesuai26. Magnesium (Mg) % < 0,63 7,31 Unsur mikro27. Besi (Fe) % < 2,03 113,57 Unsur mikro28. Alumunium (Al) % < 2,20 Tidak diukur Unsur mikro29. Mangan (Mn) % < 0,06 186,05 Unsur mikroBakteri30. Fecal Coli MPN/gr < 1000 Tidak diukur31. Salmonella sp. MPN/4 gr < 3 Tidak diukur

15

Page 16: Pembuatan Kompos Dari Sampah Rumah Tangga

Organisme pathogen32. KTK C mol kg -1 – 47,9 Tidak ada standarHasil Analisis EkonomiBiaya konstruksi atau biaya produksi model reaktor ini apabila bahan konstruksi sebagianmenggunakan bahan bekas adalah sebesar Rp 218.100 sedangkan bila seluruhnya bahan baru sebesarRp 276.000.Hasil perhitungan kelayakan ekonomi menunjukkan bahwa nilai Internal Rate of Return (IRR)pengoperasian reaktor ini adalah sebesar 32 %, kemudian Net Present Value Rp. 737.212,80.Sedangkan B/C Ratio nya adalah sebesar 2,2 % dan BEP 0,72 tahun untuk umur reaktor selama 5tahun. Dilihat dari kelayakan investasi, alat ini layak secara ekonomi.PembahasanBerdasarkan hasil pengujian masih dijumpai beberapa kelemahan pada reaktor kompos yangdirancang. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain :1. Konstruksi tutup tangki reaktor di bagian bawah tidak berlubang, sehingga dengan konstruksitersebut akumulasi air yang tertampung di bagian bawah reaktor semakin banyak. Kondisi ini akanberdampak pada tingkat kadar air untuk kompos di lapisan paling bawah akan makin besarmengingat sampah yang diisikan tiap hari ke dalam reaktor masih mengandung air. Untuk itudiperlukan perbaikan konstruksi tutup tangki reaktor bagian bawah dengan membuat lubang danpengarah keluaran air gravitasi dari tumpukan sampah yang ada dalam reaktor.2. Kompos yang diperoleh masih bercampur dengan bahan yang sukar terdekomposisi seperti tulang,biji-bijan atau kulit buah keras. Oleh karena itu diperlukan perbaikan pada prosedur pemilahansampah yang akan dimasukan ke dalam reaktor.3. Saat kompos dari lapisan pertama reaktor diperoleh di hari ke 21, pada lapisan dinding reaktorterdapat tanda-tanda korosif pada bahan (warna kuning pada tangki besi dari reaktor). Untuk itudiperlukan perbaikan pada dinding reaktor dengan terlebih dahulu diberi lapisan cat atau ter untukmenghindari korosi. Alternatif lain dengan menggunakan bahan tangki reaktor yang lebih tahanlama seperti plastik.9Walapun demikian secara umum kinerja reaktor kompos ini sudah memenuhi kriteria yangdiinginkan, yaitu tidak berbeda jauh dengan standar yang ditetapkan melalui SNI.SIMPULAN1. Reaktor sesuai untuk diterapkan untuk mengatasi permasalahan sampah khususnya pada skalarumah tangga, dengan beberapa kelebihan yang dimiliki, yakni : dapat diisi secara kontinyu, dapatmereduksi bau sampah karena adanya aktivitas mikroba dari bioaktivator, mempercepat prosesdekomposisi, kompos dapat dihasilkan untuk lapisan pertama pada hari ke 21.2. Kualitas kompos yang dihasilkan secara umum sesuai dengan standar nasional yang telahditetapkan, sehingga baik untuk diaplikasikan untuk bidang pertanian.3. Secara ekonomi penggunaan reaktor ini layak untuk diaplikasikan mengingat dengan biayaproduksi sebesar Rp 218.100, alat ini mampu memberikan tingkat pengembalian invetasi (IRR)sebesar 32 %, kemudian Net Present Value Rp. 737.212,80 dengan nilai B/C Ratio sebesar 2,2 %dan BEP 0,72 tahun.4. Aplikasi model reaktor kompos skala rumah tangga ini akan memberi manfaat yang besardisamping penggunaan komposnya untuk pertanian juga sebagai alternatif solusi masalah sampahkota yang hingga saat masih mengandalkan pada pembuangan sampah ke tempat pembuangan

16

Page 17: Pembuatan Kompos Dari Sampah Rumah Tangga

sampah akhir, yang sarananya semakin terbatas dan sulit.Saran1. Untuk mengetahui hasil kinerja aktual reaktor ini perlu dilakukan pengujian adaptasi dilingkungan rumah tangga.2. Diperlukan adanya pengujian kadar kandungan unsur-unsur mikro pada kompos hasil pengujian,mengingat dalam penelitian ini hal tersebut belum dilakukan.3. Kompos yang dihasilkan dari reaktor ini disarankan untuk diujicobakan pada tanaman sehinggadapat dibuktikan kelebihan dan kekurangan kompos yang diperoleh terhadap tanaman. Disampingitu juga dapat diketahui komposisi aplikasi kompos yang tepat untuk jenis tanaman yang akandipupuk dengan menggunakan kompos ini.

DAFTAR PUSTAKADarius. 2001. Perancangan reaktor kompos skala rumah tangga. Skripsi. Jurusan Teknologi Pertanian.Fakultas Pertanian Universiatas Padjadjaran. Jatinangor. (tidak dipublikasikan)Herwanto, T. 2000. Modul rancang bangun mesin dan peralatan pasca panen kacang tanah padaproduksi dan pengolahan kacang tanah sebagai kegiatan usaha agribisnis. LPM Unpad.Bandung.Kramadibrata, A., dan Roni Kastaman. 2003. Introduksi teknis sistem pengelolaan sampah terpadu(SILARSATU). Laporan Kajian Riset Terapan. Kerjasama LPM Unpad dengan Litbang KotaBandung. (tidak dipublikasi)PD. Kebersihan Kota Bandung. 2003. Rata-rata produksi sampah per hari di kota Bandung tahun2001/2002. Available at : http://www.bappeda-bandung.go.id. 7 November 2003.SNI no.19-7030-2004. Spesifikasi kompos dari sampah organik domestik. Pusat Penelitian danPengembangan Permukiman, Bandung.

17