17
PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PABRIK GENTENG MASSOKKA Naskah Publikasi Diajukan oleh Afif Muzayan 07.12.2437 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011

PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA ...repository.amikom.ac.id/files/naskah publikasi_07.12.2437...PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PABRIK GENTENG

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA ...repository.amikom.ac.id/files/naskah publikasi_07.12.2437...PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PABRIK GENTENG

PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PABRIK GENTENG MASSOKKA

Naskah Publikasi

Diajukan oleh

Afif Muzayan

07.12.2437

kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM YOGYAKARTA

2011

Page 2: PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA ...repository.amikom.ac.id/files/naskah publikasi_07.12.2437...PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PABRIK GENTENG

2

Page 3: PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA ...repository.amikom.ac.id/files/naskah publikasi_07.12.2437...PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PABRIK GENTENG

3

Dokumentary Film Making as a Medium of Information and Promotion Massokka

Tile Factory

Pembuatan Film Dokumenter Sebagai Media Informasi dan Promosi Pabrik Genteng Massokka

Afif Muzayan Jurusan Sistem Informasi

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

Kebumen is one of regencies in Central Java province within the tourism

potential. In addition, Kebumen district also known as the largest tile producers. However, this potential is less publicized so that the utilization of existing potentials are less efficient, especially the utilization of tile craft.

Information and promotion is very important in the development of a company or resource. With the information and promotion are expected to introduce a company or resource to the public.

Massokka is one of the existing tile piggledy in Kebumen with a fairly good level of marketing. However, to increase again there needs to be a medium capable of promoting at the same time informing the public about how massokka and tile production process carried out in massokka. One of the media and promotional information that is considered attractive is the movie. Blend elements of audio, visual and touch a story that is packed in such a way as to make a film to be meaningful in the delivery of the intent and purpose to its target, namely the audience.

In this case I will give you information and promotional Massokka tile factory to the community through a film of tiles Massokka Documentary Film Making

Key words: Information and promotion, Film, Documentary

Page 4: PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA ...repository.amikom.ac.id/files/naskah publikasi_07.12.2437...PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PABRIK GENTENG

4

1. Pendahuluan

Kebumen merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah yang

berpotensi dalam tempat pariwisata. Disamping itu, Kebumen juga diketahui sebagai

kabupaten pengrajin genteng terbanyak. Tapi sayangnya, potensi ini kurang terpublikasi

sehingga pemanfaatan potensi yang ada kurang efisien, terutama pemanfaatan hasil

kerajinan genteng.

Informasi dan promosi merupakan hal yang sangat penting dalam upaya

pengembangan sebuah perusahaan atau sumber daya. Dengan adanya informasi dan

promosi diharapkan akan dapat memperkenalkan perusahaan atau sumber daya tersebut

kepada masyarakat luas.

Salah satu media informasi dan promosi yang dianggap menarik adalah film. Film

merupakan tekhnologi multimedia dengan nuansa broadcasting. Perpaduan unsur audio,

visual dan sentuhan cerita yang dikemas sedemikian rupa menjadikan sebuah film

menjadi bermakna dalam penyampaian maksud dan tujuan tertentu kepada targetnya,

yaitu penonton.

Berdasarkan uraian diatas, penulis akan membuat sebuah film dokumenter untuk

mempromosikan salah satu pabrik genteng yang ada di kabupaten Kebumen, yaitu

Pabrik Genteng Massoka. Film ini diharapkan mampu memberikan informasi sebagai

media promosi bagi Pabrik Genteng Massoka agar lebih dikenal di masyarakat luas, tidak

hanya di Jawa Tengh,tetapi juga di seluruh Indonesia, sehingga mampu meningkatkan

penjualan genteng tersebut.

2. Analisis

2.1 Analisis Sistem

Analisis mempunyai tugas mengidentifikasi masalah, melakukan studi kelayakan

dan menganalisis kebutuhan yang diperlukan. Analisis sistem dilakukan untuk

menentukan seberapa jauh sebuah sistem telah mencapai sasarannya, dalam hal ini

adalah sebuah film dokumenter. Jika sistem memiliki kelemahan, maka harus dapat

ditemukan solusi serta dapat diusulkan perbaikannya.

2.1.1 Pendefinisian Masalah

Pendefinisian masalah merupakan langkah pertama dalam analisis sistem.

Tujuannya adalah untuk menentukan masalah yang sedang dihadapi dan untuk mencari

solusi yang terbaik. Dalam hal ini adalah masalah dalam pembuatan film dokumenter.

Masalah yang dihadapi pabrik genteng Massokka adalah proses dan cara

penyampaian informasi sekaligus promosi kepada masyarakat mengenai pabrik genteng

Page 5: PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA ...repository.amikom.ac.id/files/naskah publikasi_07.12.2437...PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PABRIK GENTENG

5

Massokka. Dengan adanya promosi ini diharapkan akan mampu meningkatkan penjualan

dan menjadikan pabrik genteng Massokka menjadi pilihan yang tepat untuk pemilihan

produk genteng.

2.1.2 Pemecahan Masalah

Penulis mencoba memberikan media baru dalam penyampaian informasi kepada

masyarakat yaitu melalui film untuk mengatasi masalah tersebut, dalam hal ini adalah film

dokumenter. Film ini akan mengangkat dokumentasi tentang pembuatan genteng di

Pabrik Genteng Massokka. Sehingga nantinya masyarakat akan mengerti tentang

bagaimana proses pembuatan dan kualitas dari genteng-genteng yang dibuat.

2.2 Analisi Kebutuhan Sistem

Kebutuhan sistem pada laporan ini lebih kepada kebutuhan produksi film

dokumenter yang akan dibuat. Adapun beberapa kebutuhan yang harus disiapkan antara

lain.

2.2.1 Kebutuhan Peralatan

Penentu utama untuk memperlancar sebuah produksi film adalah alat yang

digunakan yang mendukung dan sesuai dengan standar broadcast sebagai penentu hasil

dan kualitas yang diproduksi. Peralatan yang mendukung produksi film dokumenter ini

adalah :

Tabel 2.1 Peralatan Shooting

No. Nama Alat Specifikasi

1. Kamera Utama ( Handycam ) Sony dan JVC

2. Tripod

3. Kaset Hi8 Durasi 1 jam

4. Komputer ( PC ) - Processor Intel® Core TM 2 Duo E7200

- Ram 1.00 Gb

- VGA GForce 9500 GT

- Hardisk 160 Gb

2.2.2 Kebutuhan SDM

Selain kelengkapan peralatan di dalam suatu produksi film, SDMnya pun juga

harus diperhatikan dengan jelas. Pada pembuatan film dokumenter ini juga mempunyai

crewlist selama masa produksi. Selain kelengkapan peralatan di dalam suatu produksi

film, SDMnya pun juga harus diperhatikan dengan jelas. Pada pembuatan film

Page 6: PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA ...repository.amikom.ac.id/files/naskah publikasi_07.12.2437...PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PABRIK GENTENG

6

dokumenter ini juga mempunyai crewlist selama masa produksi. Berikut nama-nama kru

yang ikut dalam proses pembuatan film documenter ini.

1. Produser : Afif Muzayan

2. Sutradara : Afif Muzayan

3. Asisten Sutradara : Devi Indah Sari

4. Scripwriter : Afif Muzayan

5. Kameraman : a. Afif Muzayan

b. Wisnu Wijaya

6. Editor : a. Afif Muzayan

b. Mahesa Aji Putra

3. Tahap Pembuatan Film Dokumenter

3.1 Tahap Pra Produksi

Tahap ini berisikan konsep yang akan dibangun dalam pembuatan film.

Perencanaan yang matang sebelum tahap produksi dapat menghemat biaya yang

dikeluarkan. Ditahap inilah manfaat utama dari tahap pra produksi.

3.1.1 Ide

Sebuah ide tidak akan terlihat bagus jika cerita yang disuguhkan dalam film

tersebut juga tidak bagus dan menarik. Untuk membuat suatu cerita yang bagus yaitu

sangat dibutuhkan struktur cerita yang jelas. Cerita tersebut harus memiliki awalan, nilai

tengah dan akhiran.

Ide untuk film dokumenter ini adalah penyampaian informasi dan promosi dari

parik genteng Massokka yang dikemas secara berbeda dalam bentuk film dengan tujuan

untuk meningkatkan penjualan dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat.

3.1.2 Tema

Setelah idea terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menentukan tema

pada suatu cerita.Tema pada suatu film biasanya mengerucut pada suatu konsep yang

telah direncanakan. Disini penulis mengambil tema pokok yaitu “ Film Dokumenter

Sebagai Media Informasi dan Promosi Pabrik Genteng Massokka”.

3.1.3 Logline

Logline atau premis adalah sebuah kalimat yang berisi sinopsis dan sebuah

“pancingan yang menarik” dari sebuah cerita. Tujuan logline adalah untuk memperjelas

film yang akan kita buat, sehingga dapat menarik orang untuk melihat film tersebut.

Page 7: PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA ...repository.amikom.ac.id/files/naskah publikasi_07.12.2437...PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PABRIK GENTENG

7

Logline dari film dokumenter ini adalah “Bagaimana jika Massokka membeberkan

mengenai industri gentengnya dan kemudian hal itu dapat dijadikan salah satu acuan

dalam pemilihan produk genteng yang akan anda beli.”

3.1.4 Sinopsis

Sinopsis merupakan gambaran kasar secara keseluruhan dari cerita mulai dari

awal sampai akhir. Berikut adalah sinopsis dari “Film Dokumenter Pembuatan Genteng di

pabrik genteng Massokka.”

Film ini meliput tentang perjalanan Ricky, 23 tahun, mahasiswa asal “Kota

Pelajar” Yogyakarta, ke sebuah kota kecil di Jawa Tengah yang terkenal dengan produksi

gentengnya, yaitu Kebumen. Karena penasaran terhadap proses produksi genteng

tersebut, Ricky mengunjungi salah satu pabrik genteng di kota Kebumen. Disana ia

mendapat banyak informasi mulai dari cara pengumpulan bahan baku hingga proses

distribusi dari genteng yang sudah siap dijual.

Liputan mengenai langkah-langkah proses produksi sebuah genteng akan

dihadirkan beserta wawancara khusus dengan pemilik pabrik genteng MASSOKKA.

Selain itu juga akan ditambahkan informasi mengenai produk-produk yang dihasilkan

beserta spesifikasinya sebagai bahan promosi, sehingga masyarakat diharapkan dapat

menjadikan promosi itu sebagai bahan acuan dalam pemilihan genteng.

3.1.5 Diagram Sceen

Urutan babak diagram scene dari film dokumenter ini secara sederhana adalah

sebagai berikut :

Babak 1 : Ricky adalah seorang mahasiswa asal “kota pelajar” Yogyakarta yang

sedang melakukan liburan dikota kecil di Provinsi Jawa Tengah yaitu Kebumen. Selain

kotanya yang masih asri, di Kebumen juga terdapat industri yang menjadi ciri dari kota

kebumen yaitu industri genteng. Ricky sangat penasaran bagaimana cara membuat

genteng tersebut.

Babak 2 : Karena penasaran inilah Ricky akhirnya menyusuri sudut kota

kebumen untuk mencari pabrik genteng yang menurutnya bisa untuk mendapatkan

informasi. Akhirnya dia pun menemukan pabrik genteng tersebut, yaitu pabrik genteng

Massokka. Dia harus mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang cara produksi dan

semua hal tentang kegiatan di pabrik genteng Massokka. Pertama yang harus dilakukan

adalah bertemu langsung dengan pemilik pabrik untuk melakukan wawancara. Ricky

langsung bergegas menuju kantor perusahaan Massokka. Disana dia bertemu dengan

pemilik perusahaan yaitu bpk M. Abduh Hisyam dan langsung memberikan beberapa

pertanyaan mengenai industri genteng. Selesai melakukan wawancara, pemilik pabrik

mempersilahkan ricky untuk langsung melihat ke lokasi pembuatan genteng agar lebih

memahami lagi.

Page 8: PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA ...repository.amikom.ac.id/files/naskah publikasi_07.12.2437...PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PABRIK GENTENG

8

Babak 3 : Dari wawancara dan mengamati langsung dilokasi, Ricky menjadi

paham dan mengerti mengenai cara pembuatan genteng dan kualitas dari masing-

masing genteng yang dihasilkan. Dan perusahaan Massokka merupakan salah satu

perusahaan dengan kualitas genteng terbaik.

DIAGRAM SCENE

Film Dokumenter Pabrik Genteng Massokka

Karya : Afif Muzayan

Gambar 3.1 Diagram Scene

3.1.6 Menyusun Naskah

Naskah cerita menyajikan kisah dengan menggunakan karakter dan aksi.

Kesalahan umum dalam penyusunan naskah adalah kecenderungan untuk menyajikan

Industri yg menjadi ciri kota Kenbumen

Penasaran tentang industri genteng di

kebumen

Keadaan kota

kebumen

Penasaran dengan industri genteng

Talent mencari pabrik

genteng untuk

mendapat informasi

Talent melakukan wawancara

dengan pemilik

perusahaan dan

dipersilahkan untuk melihat

ke lokasi

Talent melihat

langsung ke lokasi

pembuatan genteng

talent kagum dan bangga bisa melihat

langsung proses

produksi genteng

Massokka

Talent sedang berlibur di kota kebumen

Dokumentasi kegiatan industri

genteng

Talent memperoleh pengetahuan dan

pengalaman baru dari wawancara dengan pemilik perusahaan

Massokka merupakan salah satu perusahaan

dengan kualitas genteng terbaik

Talent mencari pabrik genteng untuk

mencari informasi

Page 9: PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA ...repository.amikom.ac.id/files/naskah publikasi_07.12.2437...PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PABRIK GENTENG

9

satu sisi saja. Naskah cerita yang terlalu memusatkan pada aksi saja akan cenderung

dangkal, sementara yang terlalu berkonsentrasi pada karakter akan cenderung

membosankan. Naskah yang baik akan menghindari terjerumus kedalam pola-pola

tersebut dengan cara mengembangkan aksi yang terukur secara jelas dan realitas.

Kedua ramuan tersebut sangat penting untuk memperkaya daya tarik cerita dan nilai-niali

tematis. Berikut salah satu potongan dari naskah film dokumenter pembuatan genteng,

Ext. Pabrik - Pagi

15 detik

Description : Talent (seorang laki-laki) berjalan didepan sebuah pabrik

genteng, ia melihat nama dari pabrik genteng tersebut “Massokka” . Ia pun akhirnya

memutuskan untuk masuk kedalam pabrik.

cut to

natural sound

3.1.7 Merancang Story Board

Storyboard merupakan terjemahan berupa gambar cerita dari naskah yang

sudah dibuat, berisis tentang pengambilan sudut gambar, suara, serta efek-efek khusus.

Fungsi storyboard adalah menterjemahkan isi skenario secara visual atau penggambaran

secara singkat. Storyboard yang berurutan dan sesuai dengan jalan cerita sangat baik

untuk menjadikan sebuah film menjadi sebuah cerita yang bagus dan menarik, sebab

sebelum mulai produksi sudah ada penggambaran jalan cerita atau bisa disebut

pedoman pembuatan film.

Tabel 3.1 Contoh Story Board

Scene 2 Tampak ricky berjalan dan kemudian berhenti didepan pabrik genteng Massokka

5 detik

Natural sound

3.1.8 Fundin

Tabel 3.2 Funding

Title : Film Dokumenter

Proses Produksi Genteng Massokka

Director : Afif Muzayan Duration : 20 menit Location : Kebumen

Shooting day : 3 days Shooting format : video Language : Indonesia Subtitle : noting

Pre production : Rp. 500.000,-

Page 10: PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA ...repository.amikom.ac.id/files/naskah publikasi_07.12.2437...PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PABRIK GENTENG

10

Crew : Rp. 300.000,-

Equipment Rent : Rp. 400.000,-

Art Department : Rp. 200.000,-

Talent cost : Rp. 100.000,-

Operational : Rp. 300,000,-

Post production : Rp. 200.000,-

Marketing & promotion : Rp. 300.000,-

Total : Rp. 2.300.000,-

3.1.9 Location Scotting

Survey dan hunting lokasi merupakan tahap dimana kita akan mencari dan

menentukan lokasi terbaik untuk shooting dan pengambilan gambar. Selain itu, cuaca

dilokasi pengambilan gambar juga harus disurvei, supaya rencana produksi berjalan

dengan lancar.

Berikut lokasi-lokasi yang kita pilih untuk pembuatan film dokumenter ini

a. Jalan Raya

Lokasi ini dijadikan tempat untuk proses pengambilan gambar yang menunjukan

bahwa talent menuju pabrik genteng serta meninggalkan pabrik genteng.

b. Depan kantor

Depan kantor digunakan sebagai tempat pengambilan gambar untuk

menunjukan papan nama dari pabrik genteng Massokka.

c. Kantor

Lokasi ini digunakan untuk wawancara dengan pemilik pabrik.

d. Pabrik genteng

Dalam lokasi ini banyak sekali scene yang diambil, yaitu untuk pengambilan

gambar tentang proses penjemuran, pengasapan, pembakaran, pencetakan, serta

pembongkaran.

e. Sawah

Lokasi ini digunakan untuk pengambilan gambar mengenai proses pengambilan

bahan baku yang memang berada di area persawahan.

3.2 Tahap Produksi

Page 11: PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA ...repository.amikom.ac.id/files/naskah publikasi_07.12.2437...PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PABRIK GENTENG

11

Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pra produksi, dimana rancangan-

rancangan yang sudah dibuat pada saat pra produksi akan dilaksanakan pada tahap ini.

3.2.1 Tekhnik Produksi

3.2.1.1 Sistem Perekaman

Sistem perekaman dalam pembuatan film dokumenter ini dilakukan secara

langsung ( direct ) dan bersamaan baik dari unsur audio, maupun visual. Namun pada

akhirnya akan dilakukan pengeditan dan pemilihan ulang baik untuk audio maupun visual

yang telah diambil secara langsung di lokasi. Selain itu, kru juga akan menggunakan

sistem rekaman tidak langsung (indirect), untuk unsur audio yang diantaranya meliputi

narasi, sound effect dan ilustrasi musik.

3.2.1.2 Susunan Pengambilan Gambar

Susunan pengambilan gambar pada film dolumenter ini dilakukan secara acak,

artinya gambar-gambar yang akan diambil pada objek tersebut terlebih dahulu

dikelompokkan, disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari lokasi serta menyesuaikan

kemampuan baik dari pihak sutradara, kameraman maupun kru.

3.2.1.3 Tipe Shot dan Camera Angel

Beberapa variasi shoot yang diterapkan pada film dokumenter ini diantaranya

adalah,

a. BCU ( Big Close Up ) atau ECU ( Extream Close Up )

b. Close Up

c. MCU ( Medium Close Up )

d. MS ( Medium Shoot )

e. MFS ( Medium Full Shoot )

f. FS ( Full Shoot )

g. LS ( Long Shoot )

h. Zoom In / zoom out

i. Panning

j. Tilting

3.3 Tahap Pasca Produksi

Proses ini lebih dikenal dengan proses editing. Setelah proses pengambilan

gambar selesai maka editor mulai dengan proses editing yang tentu saja dengan bekal

treatment, storyboard, dan catatan dari sutradara.

3.3.1 Capturing

Capturing merupakan proses memindahkan gambar dari pita kaset video ke

dalam data komputer dan disimpan dalam ruang hardisk. Pada tahap ini kita

menggunakan bantuan software Ulead Video Studio 11. Software ini memiliki banyak

Page 12: PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA ...repository.amikom.ac.id/files/naskah publikasi_07.12.2437...PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PABRIK GENTENG

12

kelebihan yaitu selain mudah untuk digunakan, software ini juga tidak memerlukan

spesifikasi komputer yang terlalu tinggi.

3.3.2 Editing

Proses editing ini dibagi menjadi dua yaitu proses editing untuk video dan proses

editing untuk effect atau animasi yang akan digunakan. Proses editing video

menggunakan software Adobe Premier Pro CS3. Dalam proses ini kita melakukan

pemotongan-pemotongan film untuk kemudian diatur sesuai dengan naskah karena

dalam proses pengambilan gambar saat shoting dilakukan secara acak. Sedangkan

untuk pembuatan animasinya menggunakan Adobe After Effect CS3.

4. Pembahasan

4.1 Tampilan Film Dokumenter Proses Pembuatan Genteng

Gambar 4.1 Tampilan Judul

Gambar 4.2 Animasi Hitung Mundur

Page 13: PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA ...repository.amikom.ac.id/files/naskah publikasi_07.12.2437...PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PABRIK GENTENG

13

Gambar 4.3 Tampilan Video 1

Gambar 4.4 Tampilan video 2

Gambar 4.5 Tampilan Video 3

Page 14: PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA ...repository.amikom.ac.id/files/naskah publikasi_07.12.2437...PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PABRIK GENTENG

14

Gambar 4.6 Tampilan Video 4

Gambar 4.7 Tampilan Video 5

Gambar 4.8 Tampilan Video 6

Gambar 4.9 Tampilan Video 7

Page 15: PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA ...repository.amikom.ac.id/files/naskah publikasi_07.12.2437...PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PABRIK GENTENG

15

Gambar 4.10 Tampilan Video 8

Gambar 4.11 Tampilan Video 9

Gambar 4.12 Tampilan Video 10

Gambar 4.13 Tampilan Video 11

4.2 Pengetesan Film Dokumenter

Film yang sudah dibuat perlu dilakukan pengetesan apakah film tersebut sudah

sesuai dengan yang diharapkan atau belum, sehingga nantinya akan menentukan

apakah ini layak untuk ditayangkan. Untuk itu maka dibuatkan semacam quisioner untuk

menilai apakah film tersebut sudah baik atau belum di mata audiens. Quisioner yang

dibuat sebagai berikut.

Page 16: PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA ...repository.amikom.ac.id/files/naskah publikasi_07.12.2437...PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PABRIK GENTENG

16

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Film dokumenter

No Daftar Pertanyaan Keterangan

Baik (*) Kurang (*)

1. Bagaimana dengan kualitas video film tersebut? 84 % 16 %

2. Bagaimana dengan kualitas audio film tersebut ? 72 % 28 %

3. Bagaimana dengan penyampaian informasi

kepada kepada masyarakat mengenai produksi

genteng ?

76 % 24 %

4. Bagaimana dengan penyampaian iklan kepada

audiens ?

80 % 20 %

5. Bagaimana dengan sisi persuasi, apakah sudah

dapat mempengaruhi audiens ?

76 % 24 %

Kualitas video hanya 84 % baik, artinya kualitas video masih memiliki

kekurangan yaitu dari sisi percahayaan. Ada beberapa frame yang tampak lebih gelap

karena kurangnya cahaya pada saat pengambilan gambar. Selain itu juga ada beberapa

frame dengan yang kurang jelas (blur). Hal ini dikarenakan oleh pemakaian 2 kamera

yang berbeda tipe sehingga menghasilkan kualitas gambar yang berbeda pula.

Kualitas audio film hanya 72 % baik. Hal ini dikarenakan saat proses perekaman

dilakukan ditepi jalan raya dengan kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi sehingga noise

yang dihasilkan juga cukup besar. Hal ini juga mempengaruhi penyampaian informasi

dan persuasi yang hanya 76 % baik. Namun untuk iklan produk genteng mendapat 80 %

baik.

5. Kesimpulan

Dari uraian, penjelasan dan pembahasan keseluruhan materi-materi diatas maka

dapat diambil kesimpulan mengenai “FILM DOKUMENTER INDUSTRI GENTENG

MASSOKKA”, sebagai berikut :

1. Pembuatan film dokumenter ini menjadi salah satu upaya untuk menyelesaikan

masalah pabrik genteng Massokka.

2. Dengan adanya film ini maka sangat membantu promosi genteng massokka.

3. Film documenter ini memberikan informasi kepada masyarakat tentang proses

produksi genteng Massokka sesuai dengan logline yang telah dibuat.

4. Dari hasil penilaian kepada masyarakat didapat nilai 84 % baik untuk kualitas video,

72 % baik untuk kualitas audio dan penyampaian informasi serta sisi persuasi film

mencapai 80 % baik.

Page 17: PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA ...repository.amikom.ac.id/files/naskah publikasi_07.12.2437...PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PABRIK GENTENG

17

5. Berdasarkan hasil parameter diatas, film dokumenter ini dinilai baik oleh masyarakat /

audiens meskipun masih ada beberapa kekurangan. Dari parameter tersebut dapat

disimpulkan bahwa film dokumenter ini telah sesuai dengan apa yang telah

diharapkan.

6. Saran

Untuk memproduksi sebuah film diperlukan suatu kemajuan sumber daya yang

kreatif serta pemahaman mengenai teknik-teknik yang digunakan dan peralatan yang

akan dipake, untuk itu penulis memberikan saran untuk mempertimbangkan :

1. Penguasaan teknik pengambilan gambar akan lebih memperindah film nantinya.

2. Penjadwalan pengambilan gambar sangat penting agar tidak terjadi kekacauan pada

saat shooting berlangsung.

3. Pemberian effect saat proses editing harus diperhatikan betul agar effect yang

diberikan sesuai dengan keadaan yang sedang terjadi.

7. Daftar Pustaka

Hendratman Hendi 2005. The Magic of After Effect. Informatika. Bandung.

Hendratman Hendi 2007. The Magic of Premier Pro. Informatika. Bandung.

Suyanto, M. 2003. Analilsis dan Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran. Andi

Offset. Yogyakarta.

Suyanto, M. 2003. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Andi

Offset. Yogyakarta.