4
73 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LUBUK MINTURUN PADANG MELALUI PENGOLAHAN JAMUR TIRAM DAN SAMPAH AN ORGANIK SEBAGAI KERAJINAN TANGAN (SENI KRIYA) Ineng Naini 1 , Zasmeli Suhaemi 2 , Yusmanidar 2 1 Program Pascasarjana, Universitas Bung Hatta Padang 2 Fakultas Pertanian, Universitas Tamansiswa Padang [email protected] ABSTRACT The program is conducted for the activities of Field Work Experience Education and Empowerment (KKN-PPM) from students Tamansiswa University in Padang. The location called Lubuk Minturun, that located in the district of Koto Tangah Kota Padang, West Sumatra. Large of location is 8,68 km2, with a population of 6.267 people and a population density of 722/km 2 . People who live in Lubuk Minturun majority work as farmer. Approximately 60% of the people depend on the plantation and selling ornamental plants, they only obtained within a specified period or unpredictable incomes. Usingland yard for businesses Mushrooms and making handy craft by using an organic garbage can be a revenue opportunity toincrease people income. The method used in this activity were 4 steps: 1) socialization program, 2) training, 3) pilot project and 4) assistance, that involves 30 students. This programalso involves three groups of people in RT 1, 2 and 3 of RWX. Student which participation in this programalso trained people for processing the mushroom as nuggets and meatballs also and handy craft with various form. Based on the results of the activities can be concluded that the public response will be something new and beneficial life is very high. This is shown by the formation of three groups of people in RT 1, 2 and 3 of RWX still continued mushroom and handy craft production. Mushroom production can increased revenue of Rp 25.000 / kg andhandy craft production was Rp 100.000 until Rp. 300.000 everymonths. Keywords : Mushroom,handy craft,lubuk minturun, community empowerment PENDAHULUAN Pembangunan desa pada hakikatnya adalah segala bentuk aktivitas manusia (masyarakat dan pemerintah) di desa dalam membangun diri, keluarga, masyarakat dan lingkungan di wilayah desa baik yang bersifat fisik, ekonomi, sosial, budaya, politik, ketertiban, pertahanan dan keamanan, agama dan pemerintahan yang dilakukan secara terencana dan membawa dampak positif terhadap kemajuan desa. Pembangunan desa sesungguhnya merupakan upaya-upaya sadar dari masyarakat dan pemerintah baik dengan menggunakan sumberdaya yang bersumber dari desa, bantuan pemerintah maupun bantuan organisasi-organisasi/ lembaga domestik maupun internasional untuk menciptakan perubahan- perubahan ke arah yang lebih baik. Secara umum, pembangunan desa meliputi dua aspek utama, yaitu pembangunan desa dalam aspek fisik dan pembangunan dalam aspek pemberdayaan insani (Muhi, 2011). Pemberdayaan adalah upaya membuat orang, kelompok atau masyarakat menjadi lebih berdaya, sehingga mampu mengurus kepentingannya secara mandiri. Dalam memandirikan masyarakat serta mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh masyarakat, masyarakat tidak hanya sebagai penerima hasil akan tetapi masyarakat haruslah ikut aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan, sehingga terwujudlah kemandirian dalam masyarakat tersebut (Wasistiono, 2003). Purba (2008) berpendapat bahwa masyarakat seharusnya diberi kesempatan memahami sendiri tentang seluk beluk pembangunan, menumbuhkan rasa memiliki dari masyarakat dan pada sisi lain akan mengurangi rasa apriori masyarakat.Untuk mengembangkan program atau gerakan pembangunan Keluarga Sejahtera dalam mendukung terwujudnya kemandirian masyarakat, perlu ditingkatkan peran lembaga-lembaga/instansi masyarakat yang sudah ada, terutama dalam menggali, menggalang dan menggerakkan peran

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LUBUK MINTURUN PADANG …

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LUBUK MINTURUN PADANG …

 

73

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LUBUK MINTURUN PADANG MELALUI PENGOLAHAN JAMUR TIRAM DAN SAMPAH AN ORGANIK SEBAGAI KERAJINAN TANGAN

(SENI KRIYA)

Ineng Naini1, Zasmeli Suhaemi2, Yusmanidar2

1Program Pascasarjana, Universitas Bung Hatta Padang 2Fakultas Pertanian, Universitas Tamansiswa Padang

[email protected]

ABSTRACT The program is conducted for the activities of Field Work Experience Education and Empowerment (KKN-PPM) from students Tamansiswa University in Padang. The location called Lubuk Minturun, that located in the district of Koto Tangah Kota Padang, West Sumatra. Large of location is 8,68 km2, with a population of 6.267 people and a population density of 722/km2. People who live in Lubuk Minturun majority work as farmer. Approximately 60% of the people depend on the plantation and selling ornamental plants, they only obtained within a specified period or unpredictable incomes. Usingland yard for businesses Mushrooms and making handy craft by using an organic garbage can be a revenue opportunity toincrease people income. The method used in this activity were 4 steps: 1) socialization program, 2) training, 3) pilot project and 4) assistance, that involves 30 students. This programalso involves three groups of people in RT 1, 2 and 3 of RWX. Student which participation in this programalso trained people for processing the mushroom as nuggets and meatballs also and handy craft with various form. Based on the results of the activities can be concluded that the public response will be something new and beneficial life is very high. This is shown by the formation of three groups of people in RT 1, 2 and 3 of RWX still continued mushroom and handy craft production. Mushroom production can increased revenue of Rp 25.000 / kg andhandy craft production was Rp 100.000 until Rp. 300.000 everymonths.

Keywords : Mushroom,handy craft,lubuk minturun, community empowerment

PENDAHULUAN Pembangunan desa pada hakikatnya adalah

segala bentuk aktivitas manusia (masyarakat dan pemerintah) di desa dalam membangun diri, keluarga, masyarakat dan lingkungan di wilayah desa baik yang bersifat fisik, ekonomi, sosial, budaya, politik, ketertiban, pertahanan dan keamanan, agama dan pemerintahan yang dilakukan secara terencana dan membawa dampak positif terhadap kemajuan desa. Pembangunan desa sesungguhnya merupakan upaya-upaya sadar dari masyarakat dan pemerintah baik dengan menggunakan sumberdaya yang bersumber dari desa, bantuan pemerintah maupun bantuan organisasi-organisasi/ lembaga domestik maupun internasional untuk menciptakan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik. Secara umum, pembangunan desa meliputi dua aspek utama, yaitu pembangunan desa dalam aspek fisik dan pembangunan dalam aspek pemberdayaan insani (Muhi, 2011).

Pemberdayaan adalah upaya membuat orang, kelompok atau masyarakat menjadi lebih berdaya, sehingga mampu mengurus kepentingannya secara mandiri. Dalam memandirikan masyarakat serta mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh masyarakat, masyarakat tidak hanya sebagai penerima hasil akan tetapi masyarakat haruslah ikut aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan, sehingga terwujudlah kemandirian dalam masyarakat tersebut (Wasistiono, 2003). Purba (2008) berpendapat bahwa masyarakat seharusnya diberi kesempatan memahami sendiri tentang seluk beluk pembangunan, menumbuhkan rasa memiliki dari masyarakat dan pada sisi lain akan mengurangi rasa apriori masyarakat.Untuk mengembangkan program atau gerakan pembangunan Keluarga Sejahtera dalam mendukung terwujudnya kemandirian masyarakat, perlu ditingkatkan peran lembaga-lembaga/instansi masyarakat yang sudah ada, terutama dalam menggali, menggalang dan menggerakkan peran

Page 2: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LUBUK MINTURUN PADANG …

 

Seminar Nasional: Seni Teknologi dan Masyarakat

74 Institut Seni Indonesia Surakarta, 24 November 2016

serta masyarakat guna membantu keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1.Lembaga/institusi masyarakat ini berperan pula sebagai wadah pembinaan kewirausahaan dan kemitrausahaan (Suyono, 2015).

Pertanian abad ke 21 bagi negara-negara yang sedang berkembang harus mampu menciptakan sistem pertanian yang memiliki produktivitas tinggi tetapi dengan low cost input. Pembangunan pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan wilayah akan meningkat investasi dibidang usaha pertanian yang serasi dengan keadaan sosial ekonomi daerah, kesesuaian lahan dan potensi pasar.Salah satu sistem usaha tani yang dapat mendukung pembangunan pertanian di wilayah pedesaan adalah sistem integrasi tanaman ternak.Ciri utama dari pengintegrasian tanaman dengan ternak adalah terdapatnya keterkaitan yang saling menguntungkan antara tanaman dengan ternak.Keterkaitan tersebut terlihat dari pembagian lahan yang saling terpadu dan pemanfaatan limbah dari masing masing komponen. Saling keterkaitan berbagai komponen sistem integrasi merupakan factor pemicu dalam mendorong pertumbuhan pendapatan masyarakat tani dan pertumbuhan ekonomi wilayah yang berkelanjutan (Pasandaran, Djajanegara, Kariyasa dan Kasryno, 2006).

Keterampilan usaha berupa keterampilan pemanfaatan lahan tidur dan pekarangan yang dapat dengan mudah dilakukan oleh masyarakat. Keterampilan tersebut diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan yang baru bagi keluarga.Pemberian pelatihan dan penyuluhan yang jelas kepada masyarakat berupa pengetahuan keterampilan usaha, akan dapat menekan angka penangguran dan meningkatkan pendapatan keluarga. Pemahaman keterampilan usaha ini akan dapat ditularkan terus menerus antar sesama masyarakat sehingga tercipta pembangunan berkelanjutan.

Jamur tiram memiliki nilai gizi tinggi. Mengandung protein 19 35 % dari berat kering dan karbohidrat 46,6 81,8 %. Selain itu mengandung tiamin atau vit. B1, riboflavin atau vit.B2, niasin, biotin juga beberapa garam mineral dari unsur-unsur Ca, P, Fe, Na, dan K dengan komposisi seimbang. Jika dibandingkan dengan daging ayam yang kandungan proteinnya 18,2 gram, lemaknya 25,0 gram, namun karbohidratnya 0,0 gram, maka kandungan gizi jamur lebih lengkap, hingga tidak berlebihan jika dikatakan jamur merupakan bahan pangan alternatif masa depan.Jamur tiram tumbuh

pada serbuk kayu, khususnya yang memiliki serat lunak seperti jenis kayu albasiah.Suhu optimum untuk pertumbuhan tubuh buah jamur tiram adalah 20 28°C, dengan kelembaban 80 90 %. Pertumbuhan jamur tiram membutuhkan cahaya matahari tidak langsung, aliran udara yang baik, dan tempat yang bersih (Murnijati, 2015). Banyak manfaat yang bisa diambil dari budidaya jamur tiram, tidak hanya bisnis intinya yaitu budidaya Jamur Tiram.Tapi juga bisnis/usaha kembangannya juga sangat menarik, bermanfaat dan hasilnya cukup menggiurkan, termasuk sebagai hiasan sekaligus bahan pangan.

Paradigma sebagian besar masyarakat Indonesia selama ini menganggap sampah sebagai bahan yang sudah tidak memilki nilai guna maupun nilai ekonomi. Padahal di negara-negara berkembang sampahmerupakan sumber daya yang masih dapat dimanfaatkan dan ditingkatkan nilai ekonominya. Melalui proses daur ulang yang terpadu, sampah dapat dimanfaatkan kembali menjadi bahan baku bagi industri. Apabila sampah telah mulai dipandang sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan, maka timbulan sampah yang cukup besar ini berpotensi untuk ditingkatkan nilai ekonominya melalui proses daur ulang.

Teknologi yang digunakan untuk memecahkan permasalahan sampah ini merupakan kombinasi tepat guna yang meliputi teknologi pengomposan, teknologi penanganan plastik, teknologi pembuatan

Terpadu Menuju Zero Wasteteknologi yang ramah lingkungan. Sampah sebagai limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organik dan zat an organik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan (SNI 19-2454, 2002).

Metode Kegiatan KKN-PPM dilaksanakan di Kelurahan

Lubuk Minturun yang terdiri dari 6 RW dan 30 RT, namun fokus utama program integrasi budidaya Jamur tiram dan Lele diletakan di RW X untuk RT1, 2 dan 3, karena penduduk diwilayah unu mayorita petani dengan penghasilan rendah. Wilayah lain juga dilaksakan kegiatan KKN-PPM, namun hanya untuk kegiatan tambahan, antara lain adalah pembinaan TPA, PAUD, penyuluhan Hukuk lingkungan dan pemanfaatan sampah sebagai pupuk organik dan bahan baku kerajinan (RW III, RW V dan RW VIII). Kegiatan KKN-PPM

Page 3: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LUBUK MINTURUN PADANG …

 

75

dilaksanakan selama 40 hari dengan jumlah mahasiswa 30 orang. Setiap mahasiswa memiki tanggungjawab tugas khusus dan tambahan.

Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang budidaya Jamur tiram dan ikan Lele, dilakukan pendekatan yaitu : a. Penyuluhan b. Pelatihan c. Percontohan d. Pendampingan

a. Tahap Pertama: Penyuluhan Manfaat dan Cara budidaya Jamur tiram,

pengolahan Jamur Tiram dan sampah an organik sebagai produk seni kerajinan tangan.

b. Tahap Kedua: Pelatihan Pelatihan bertujuan untuk memberikan

ketrampilan bagi masyarakat, sehingga masyarakat lebih memahami bagaimana cara atau proses pembuatan budidaya jamur tiram dan pengolahan Jamur Tiram dan sampah an organik sebagai produk seni kerajinan tangan.

c. Tahap Ketiga: Percontohan Pelatihan dilakukan umumnya di kediaman

ketua RT, yang sekaligus digunakan sebagai percontohan. Masyarakat yang berminat lebih lanjut untuk budidaya jamur tiramdan pengolahan Jamur Tiram dan sampah an organik sebagai produk seni kerajinan tangan.

d. Tahap Keempat: Pendampingan Mahasiswa KKN diawasi oleh Tim pelaksana

kegiatan memantau dan mengevaluasi hasil sosialisasi dan pelatihan setiap minggu. Pendampingan dilakukan untuk seluruh masyarakat sasaran sesuai kapasitas masing-masing.

HASIL DAN PEMBAHASAN Partisipasi masyarakat untuk kegiatan KKN-

PPM ini ditandai dengan ikut aktifnya pak Lurah Lubuk Minturun dalam setiap kegiatan KKN-PPM. Seluruh ketua RW dan RT juga ikut berperan dalam kegiatan ini, khususnya dalam mengumpulkan warga di setiap kegiatan.

Usaha budidaya jamur dan pemanfaatan sebagai hiasan

Dilihat dari segi prospek usaha jamur tiram yang dikembangkan oleh mahasiswa KKN-PPM di daerah Lubuk Minturun sangat menjanjikan untuk dijadikan sebagai usaha baru dan tambahan pendapatan.Berikut ini adalah pendapatan penjualan hasil jamur 500 baglog Jamur, untuk

skala rumah tangga dengan lahan yang tidak terlalu besar. - Media Rp 2500x500 baglog =1.250.000 - Pengukusan = 50.000 - Bibit = 300.000 - Perlengkapan rak u/ 500 baglog = 180.000 - Jumlah = 1.780.000 - Harga Rp 25.000 x 300 kg = 7.500.000 - Laba kotor:7.500.000 1.780.000 = 5.720.000

(untuk satu periode produksi sekiar 3 bulan) Biaya hanya dihitung dari biaya lancar,

sedangkan biaya tetap berupa kumbung besar biaya relatif, karena bisa memanfaatkan ruang kosong di rumah atau bahan lokal yang ada. Keuntungan/baglog 5.720.000:500 = Rp 11.440/ baglog atau per bulan 11.440 x 2 = Rp 22.880, Panen jamur untuk daerah panas biasanya lebih jarang, hanya 2 kali sebulan, namun bisa meningkat jika dilakukan pengembunan.

Gambar 1. Jamur siap panen dan baglog jamur sebagai hiasan meja.

Untuk budidaya Jamur dengan kapasitas 500 baglog, cukup menyediakan ruangan 2 X 2 meter atau hanya memanfaatkan teras samping dan belakang rumah.Baglog jamur dapat dibuat lebih kecil, saat mulai tumbuh dapat dijadikan hiasan yang cukup unik di sudut dapur atau meja.

Pengolahan sampah an organik sebagai bahan baku kerajinan tangan

Pengolahan yang dilakukan bertujuan agar sampah an organik dapat memiliki nilai jual dan siap untuk digunakan sebagai bahan baku produksi kerajinan tangan yangdpat dipasarkan langsung kepada masyarakat. Bahan baku sampah an organik yang digunakan selama kegiatan KKN-PPM ini adalah dari koran, plastik/kantong kresek dan bekas kemasan, seperti kemasan minuman sekali seduh atau kemasan kebutuhan rumah tangga lainnya.

Kerajinan tangan yang telah dihasilkan masyarakat sasaran adalah olahan dari kantong kresek berupa bros, yang dijual dengan harga Rp 5.000. Selain itu juga olahan dari bekas bungkus

Page 4: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LUBUK MINTURUN PADANG …

 

Seminar Nasional: Seni Teknologi dan Masyarakat

76 Institut Seni Indonesia Surakarta, 24 November 2016

agar-agar menjadi tas, dijual dengan harga Rp 25.000. Selanjutnya kerajinan dari koran bekas, yang dibuat sebagai tempat air mineral gelas, tempat menyusun barang-barang dalam pembuatan parcel, sebagai tempat pinsil dan keranjang kain kotor (Gambar 2). Harga penjualan sangat bervariasi, serta masih diproduksi dalam jumlah sangat terbatas, disebabkan bahan baku yang belum terkumpul dengan baik ditengah masyarakat Kelurahan Lubuk Minturun, karena belum adanya bank sampah, atau pengepul sampah. Sampah masih banyak dibuang bercampur dengan sampah organik. Penjualan kerajinan tangan dari sampah an organik berkisar antara Rp 100.000 hingga Rp 300.000 selama sebulan untuk setiap kelompok warga yang telah diberikan pelatihan.

a.

b. c.

Gambar 2. Hasil olahan sampah an organik: a.koran bekas, b. plastik dan c. Kemasan

SIMPULAN Berdasarkan dari hasil kegiatan dapat

disimpulkan bahwa tanggapan masyarakat akan sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi kehidupan sangat tinggi. Ini ditunjukkan dengan banyaknya masyarakat yang ingin mendapatkan penyuluhan dan pelatihan budidaya Jamur dan pengolahan sampah tersebut. Antusias yang tertinggi adalah dari warga RT 1, 2 dan 3 di RW X, Kelurahan Lubuk Minturun. Dengan budidaya Jamur, masyarakat dapat meningkat pendapatannya Rp 22.800,- per baglog Jamur. Hasil kerajinan tangan dari sampah an organik memberikan kontribusi

pendapatan antara Rp. 100.000,- sampai Rp 300.000,- sebulan.

Ucapan Terimakasih

Kegiatan ini terlaksana dengan dukungan dana Hibah KKN-PPM dari Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan. Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Jakarta untuk Tahun Anggaran 2016.

DAFTAR PUSTAKA Dintan. 2012. Pemanfaatan Limbah Baglog Jamur

Tiram. Dinas Pertanian Kabupaten Asahan. DRPM, 2016. Panduan Pelaksanaan Penelitian dan

Pengabdian Kepada Masyarakat di Perguruan Tinggi. Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan. Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Jakarta.

Ginting, N. 2007.Penuntun praktikum Teknologi Pengolahan Limbah. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan

Muhi, Ali Hanapiah. 2011. Perencanaan Pembangunan Desa. Alqa Print. Jatinangor Sumedang.

Murnijati, Anna. 2015. Budidaya Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus). Yayasan Dana Sejahtera Mandiri. Jakarta.

Pasandaran, E., Djajanegara, A., Kariyasa, K., dan Kasryno F. 2006. Integrasi Tanaman Ternak di Indonesia. Badan penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.

Purba, Justina Nuriati. 2008. Pemberdayaan Masyarakat Desa di Kabupaten Simalungun.Tesis. Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan.

Setiawan,B.2006. Budidaya Ikan Lele. Pustaka Indonesia. Bandung.

SNI 19-2454. 2002. Tatacara teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Statistik (2014).Sumatera Barat dalam angka. Badan Pencatatan Statistik (BPS). Sumatera Barat

Suyono, Haryono. 2015. Panduan Pemberdayaan Keluarga Sejahtera Melalui Posdaya, Dalam Rangka Penanggulangan Kemiskinan. Yayasan Damandiri. Jakarta

Wasistiono, Sadu. 2003. Kapita Selekta Manajemen Pemerintahan Daerah. CV. Fokusmedia. Bandung.