12
73 Pembentukan Kawasan Ekonomi melalui Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat Volume 14, Mei 2017 Versi online / URL : PEMBENTUKAN KAWASAN EKONOMI MELALUI PENGEMBANGAN EKOWISATA BERBASIS MASYARAKAT Wahyu Prihanta 1 , Amir Syarifuddin 2 , Ach. Muhib Zainuri 3 1 Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah Malang 2 Jurusan Kehutanan, Universitas Muhammadiyah Malang 3 Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang 1 [email protected], 2 [email protected], 3 [email protected] ABSTRAK Tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk merancang strategi pembentukan kawasan ekonomi dalam rangka peningkatan pendapatan ekonomi melalui pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di Pantai Taman, Desa Hadiwarno, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan.Permasalahan yang dijumpai dalam upaya pembentukan kawasan ekonomi adalah ketiadaan rencana induk pengembangan pariwisata kawasan ekowisata yang dilandasi tata ruang kawasan, kelembagaan ekowisata yang tidak kondusif dan kondisi budaya masyarakat yang cenderung subsistem. Metodologi yang digunakan dalam kegiatan ini adalah melalui diskusi kelompok fokus, analisis faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan daya tarik wisata di Pantai Taman. Hal yang sudah dilakukan adalah (1) Penguatan daya tarik wisata yang sudah ada dan(2) Pembangunan objek wisata baru. Hasil dari kegiatan menunjukkan bahwa (1)Para pelaku ekowisata sangat terbantukan, (2) Kegiatan telah mencapai sasaran yang diinginkan, (2) Pelaku ekowisatamemiliki keterampilan pemasaran produk-produk ekowisata. Kata kunci : Konservasi, Ekowisata, Ekologi, Pemandangan, Pantai. PENDAHULUAN Analisis Situasi Pembangunan Nasional yang sedang dilaksanakan oleh Pemerintah Republik Indonesia dewasa ini pada hakikatnya menyangkut berbagai aspek kehidupan masyarakat baik fisik maupun non fisik. Salah satu aspek pembangunan yang penting adalah pengem-bangan dalam bidang ekonomi, di mana kepariwisataan termasuk salah satu sektor pembangunan yang diharap-kan dapat menunjang laju pemerataan di bidang pengembangan ekonomi Indonesia, melalui berbagai aspek yang terkandung di dalamnya seperti penerimaan devisa, pemerataan pendapatan ekonomi rakyat, memperluas kesempatan kerja dan bahkan pariwisata saat ini dibebani pula satu pendekatan ekonomi dengan turut serta mengentaskan kemiskinan (pro poor tourism). (Lembaga Negara RI, 2009) Sebagai pendorong laju pembangunan secara berkesinambungan, kepariwisataan dibebani dua sasaran yaitu sasaran dalam sosio-ekonomi dan sosio- budaya. Sebagai sasaran sosio-ekonomi, pariwisata berfungsi sebagai penerimaan devisa, pemerataan pendapatan masyarakat, dan pemerataan lapangan kerja. Sedangkan sasaran sosio-budaya mendorong terpeliharanya kebudayaan nasional di daerah tujuan wisata baik yang bersifat material maupun inmaterial, dengan demikian usaha pembangunan kepariwisataan dan kebudayaan terdapat kaitan yang kuat satu sama lain. Pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dilaksanakan secara berkelanjutan bertujuan untuk turut mewujudkan peningkatan kepribadian dan kemampuan manusia dan masyarakat dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya (IPTEKSB) serta memperhatikan perkembangan wilayah dan tantangan global. Melalui pembangunan kepariwisataan yang dilakukan secara komprehensif dan integral dengan memanfaatkan kekayaan sumber daya alam, budaya dan kondisi geografis setempat secara arif dan bijaksana, maka diharapkan akan tercipta kehidupan masyarakat yang sejahtera. Pembangunan kepariwisataan dengan konsep ekowisata dilaksanakan di Pantai Taman, Desa Hadiwarno, Kec. Ngadirojo, Kab. Pacitan. Atraksi wisata yang telah dilakukan adalah konservasi penyu untuk wisata. Paradigma konservasi modern tidak hanya menekankan pada fungsi perlindungan

PEMBENTUKAN KAWASAN EKONOMI MELALUI PENGEMBANGAN EKOWISATA

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBENTUKAN KAWASAN EKONOMI MELALUI PENGEMBANGAN EKOWISATA

73Pembentukan Kawasan Ekonomi melalui Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat

Volume 14, Mei 2017Versi online / URL :

PEMBENTUKAN KAWASAN EKONOMI MELALUI PENGEMBANGAN EKOWISATABERBASIS MASYARAKAT

Wahyu Prihanta1, Amir Syarifuddin 2, Ach. Muhib Zainuri3

1Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah Malang 2Jurusan Kehutanan, Universitas Muhammadiyah Malang

3Teknik Mesin Politeknik Negeri [email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk merancang strategipembentukan kawasan ekonomi dalam rangka peningkatan pendapatan ekonomi melalui pengembanganekowisata berbasis masyarakat di Pantai Taman, Desa Hadiwarno, Kecamatan Ngadirojo, KabupatenPacitan.Permasalahan yang dijumpai dalam upaya pembentukan kawasan ekonomi adalah ketiadaan rencanainduk pengembangan pariwisata kawasan ekowisata yang dilandasi tata ruang kawasan, kelembagaanekowisata yang tidak kondusif dan kondisi budaya masyarakat yang cenderung subsistem. Metodologiyang digunakan dalam kegiatan ini adalah melalui diskusi kelompok fokus, analisis faktor-faktor pendukungdan penghambat pengembangan daya tarik wisata di Pantai Taman. Hal yang sudah dilakukan adalah (1)Penguatan daya tarik wisata yang sudah ada dan(2) Pembangunan objek wisata baru. Hasil dari kegiatanmenunjukkan bahwa (1)Para pelaku ekowisata sangat terbantukan, (2) Kegiatan telah mencapai sasaranyang diinginkan, (2) Pelaku ekowisatamemiliki keterampilan pemasaran produk-produk ekowisata.

Kata kunci : Konservasi, Ekowisata, Ekologi, Pemandangan, Pantai.

PENDAHULUAN

Analisis Situasi

Pembangunan Nasional yang sedangdilaksanakan oleh Pemerintah Republik Indonesiadewasa ini pada hakikatnya menyangkut berbagaiaspek kehidupan masyarakat baik fisik maupun nonfisik.  Salah  satu aspek pembangunan yang pentingadalah pengem-bangan dalam bidang ekonomi, dimana kepariwisataan termasuk salah satu sektorpembangunan yang diharap-kan dapat menunjang lajupemerataan di bidang pengembangan ekonomiIndonesia, melalui berbagai aspek yang terkandung didalamnya seperti penerimaan devisa, pemerataanpendapatan ekonomi rakyat, memperluas kesempatankerja dan bahkan pariwisata saat ini dibebani pula satupendekatan ekonomi dengan turut serta mengentaskankemiskinan (pro poor tourism). (Lembaga NegaraRI, 2009)

Sebagai pendorong laju pembangunan secaraberkesinambungan, kepariwisataan dibebani duasasaran yaitu sasaran dalam sosio-ekonomi dan sosio-budaya. Sebagai sasaran sosio-ekonomi, pariwisataberfungsi sebagai penerimaan devisa, pemerataanpendapatan masyarakat, dan pemerataan lapangan

kerja. Sedangkan sasaran sosio-budaya mendorongterpeliharanya kebudayaan nasional di daerah tujuanwisata baik yang bersifat material maupun inmaterial,dengan demikian usaha pembangunan kepariwisataandan kebudayaan terdapat kaitan yang kuat satu samalain.

Pembangunan kepariwisataan di KabupatenPacitan, Provinsi Jawa Timur sebagai bagian integraldari pembangunan nasional dilaksanakan secaraberkelanjutan bertujuan untuk turut mewujudkanpeningkatan kepribadian dan kemampuan manusia danmasyarakat dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan,teknologi, seni dan budaya (IPTEKSB) sertamemperhatikan perkembangan wilayah dan tantanganglobal. Melalui pembangunan kepariwisataan yangdilakukan secara komprehensif dan integral denganmemanfaatkan kekayaan sumber daya alam, budayadan kondisi geografis setempat secara arif danbijaksana, maka diharapkan akan tercipta kehidupanmasyarakat yang sejahtera.

Pembangunan kepariwisataan dengan konsepekowisata dilaksanakan di Pantai Taman, DesaHadiwarno, Kec. Ngadirojo, Kab. Pacitan. Atraksiwisata yang telah dilakukan adalah konservasi penyuuntuk wisata. Paradigma konservasi modern tidakhanya menekankan pada fungsi perlindungan

Page 2: PEMBENTUKAN KAWASAN EKONOMI MELALUI PENGEMBANGAN EKOWISATA

74 Mei 2017: 73 - 84

Wahyu Prihanta1, Amir Syarifuddin 2, Ach. Muhib Zainuri3 JURNAL DEDIKASI, ISSN 1693-3214

(konservasi), namun juga harus menyentuh manfaatekonomi dan sosial. Untuk itu konservasi penyu yangtelah dilaksanakan dilanjutkan dengan pembangunankawasan ekowisata yang ber tujuan untukmeningkatkan pereko-nomian warga di Kec.Ngadirojo Kab. Pacitan.

Tiga poin penting pada pengembangan ekowisataberbasis masyarakat di Pantai Taman adalah: (1)Melakukan perlindungan penyu sebagai aset wisata;(2) Pembangunan kawasan ekowisata yang sebagianhasilnya untuk konservasi; dan (3) Pengembangankawasan ekowisata bersama masyarakat baikperencanaan, pelaksanaan, modal dan sharing hasilsehingga masyarakat akan ikut berkembang secaraekonomi dan sosial, selanjutnya akan merasa ikutmemiliki sehingga semakin kuat kesadaran terhadapkonservasi flora dan fauna untuk kegiatan ekowisata.Salah satu faktor yang mendukung pengembanganekowisata Pantai Taman, Desa Hadiwarno, Kec.Ngadirojo, Kab. Pacitan adalah dengan adanyapengembangan Jalur Lintas Selatan - JLS(Banyuwangi hingga Yogyakarta) merupakan jalurwisatawan Bali ke Yogyakarta. Jika kegiatanekowisata di Pantai Taman, Kec. Ngadirojo terealisasi,akan menjadi embrio kawasan wisata unggulan(KWU) baru di Kab. Pacitan.

Pembangunan pariwisata diharapkan akanmampu mendorong pembangunan daerah yangdiarahkan pada peningkatan kesejahteraanmasyarakat di suatu kawasan dengan cara mengurangikesenjangan antar wilayah serta mendorongpemanfaatan potensi dan kapasitas masing-masing daerah  dalam  kerangka  Negara  KesatuanRepublik Indonesia yang dapat membangun Pariwisatanusantara dalam memupuk persatuan dan cinta tanahair.Pembangunan pariwisata memerlukan konsep danstrategi yang jelas. Dalam Undang-Undang no 10 tahun2009 tentang Kepariwisataan pada pasal 8,perencanaan pengembangan kepariwisataan dapatdiatur melalui rencana induk pembangunan kepariwi-sataan. (BPS Kabupaten Pacitan 2012) Dalam pasal8 tersebut dijelaskan bahwa pembangunankepariwisataan dilakukan berdasarkan rencana indukpembangunan kepariwisataan yang terdiri atasrencana induk pembangunan kepariwisataan nasional(RIPPNAS), rencana induk pembangunankepariwisataan provinsi (RIPPDA Provinsi), danrencana induk pembangunan kepariwisataan

kabupaten/ kota (RIPPDA Kabupaten/Kota). Artinya,ada keter-kaitan antara UU no. 10 tahun 2009 tentangkepariwi-sataan dengan rencana induk pengembangankepariwi-satan   di  tingkatan  provinsi  ataupunkabupaten/kota.

Pantai Taman sebagai lokasi pengembanganekowisata terletak di Desa Hadiwarno.Sifat fisik dariwilayah Pantai Selatan Jawa umumnya dankhususnya Pantai Taman memiliki kontur yang curam.Kondisi topografi berupa kombinasi antara dataranrendah (pantai), bukit dan pegunungan. Pantai tamanyang terletak di Pantai Selatan Jawa sebagai lokasipeneluran penyu dapat dikatakan termasuk jenis pantaiberpasir halus. Pantai berpasir dicirikan oleh ukuranbutiran sedimen halus dan memiliki tingkat bahanorganik yang tinggi. Pantai ini banyak dipengaruhi olehpasang surut yang mengaduk sedimen secara periodik.Interaksi organisme dengan sedimen dan pengaruhevaporasi perairan sangat tinggi di lingkungannya.Faktor fisik yang berperan penting mengaturkehidupan di pantai berpasir adalah gerakan ombak.Gerakan ombak mempengaruhi ukuran partikel danpergerakan substrat di pantai. Gerakan ombak diPantai Taman pada umumnya kecil dikarenakanadanya sejumlah palung laut. Hal ini ditandai denganukuran partikel pasirnya yang halus.

Pengaruh ukuran partikel terhadap organismeyang hidup pada pantai berpasir halus adalah padapenyebaran dan kelimpahannya. Butiran pasir yanghalus mempunyai retensi air yang mampu menampunglebih banyak air di atas dan memudahkan organismeuntuk menggali. Gerakan ombak dapat pulamengakibatkan partikel-partikel pasir atau kerikilmenjadi tidak stabil sehingga partikel-partikel substratakan terangkut, teraduk, dan terdeposit kembali.Karena kondisi di lapisan permukaan sedimen yangterus menerus bergerak, maka hanya sedikit organismeyang mempunyai kemampuan untuk menetap secarapermanen sehingga inilah yang menyebabkan pantaiseperti terlihat tandus.

Adanya spesies penyu yang mendiami PantaiTaman karena masih seimbangnya rantai makanan.Mulai dari adanya padang lamun sebagai penyediamakanan kemudian detritus, sampai penyu hijausebagai konsumen utama. Meskipun letak padanglamun di Pantai Taman tidak berdekatan dikarenakankontur pantai yang curam tetapi suplai makanan untukpenyu hijau terpenuhi. Hal ini dibuktikan dengan masih

Page 3: PEMBENTUKAN KAWASAN EKONOMI MELALUI PENGEMBANGAN EKOWISATA

75Pembentukan Kawasan Ekonomi melalui Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat

Volume 14, Mei 2017Versi online / URL :

adanya penyu yang bertelur di daerah ini. Hal inididasarkan pada pola hidup penyu yang hanyamendarat di pantai yang berpasir halus kaya akannutrient untuk tempat menetaskan telurnya. Keadaanini kemudian didukung oleh kondisi pantai yangberhubungan langsung dengan Samudera Hindia yangmemudahkan penyu bermigrasi.

Ke depan, keberadaan pantai Taman di DesaHadiwarno, Kec. Ngadirojo bisa memberi kontribusinyata bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) danekonomi lokal. Hal ini dapat dilakukan melalui: (1)Potensi sektor pertanian/ perkebunan, perikanan,kehutanan, dan sektor UMKM sebagai pelaku usahabisa secara optimal disinergikan denganpengembangan wisata; (2) Sektor pariwisata sebagaimediator antara masyarakat lokal sebagai produsendengan wisatawan sebagai konsumen, misalnyamelalui pendirian resto wisata, bisa diwujudkan; (3)Tiga pelaku dalam industri pariwisata, yaitu: destinasiwisata, wisatawan, dan masyarakat lokal dapat segeradiintegrasikan secara maksimal dalam industripariwisata; (4) Pemanfaatan TIK (website) bisasegera dibuat untuk menawarkan kesatuan nilaiberwisata bagi wisatawan yang terintegrasi antarakeseimbangan menikmati keindahan alam dan upayamelestarikannya; dan (5) Adanya sistem penilaianobjek dan daya tarik wisata pada kawasan konservasiyang akan diusulkan pada kawasan Pantai Taman,Desa Hadiwarno.

Secara umum pariwisata   dipandang   sebagai sektor yang dapat mendorong dan meningkatkankegiatan pembangunan, membuka lapangan usahabaru, mem-buka lapangan ker ja dan dapatmeningkatkan pendapa-tan masyarakat serta pendapatan   asli   daerah  apabila  dikelola  dandikembangkan secara maksimal. Pantai Taman yangterletak di Desa Hadiwarno, Kec. Ngadirojo berjarak± 25 km dari pusat kota Pacitan dengan jalan yangsudah beraspal halus. Akses menuju lokasi dipermudahdengan adanya jalan transportasi JLS sehinggamemudahkan wisatawan berkunjung ke lokasi objek wisata  ini. Pantai Taman memiliki daya tarik sendiriyaitu adanya lokasi konservasi penyu, pemandanganalam yang mempesona, gugusan tebing dan deburanombak. Di sepanjang Pantai Taman dapat dilakukankegiatan pemancingan ikan karena jumlahnya yangberlimpah karena adanya sungai Lorok yang bermuarake Pantai Taman.

Untuk memberikan manfaat sosial dan ekonomiselain makna perlidungan, maka telah dibangunbeberapa wahana wisata di kawasan konservasi.Wahana yang sudah dibangun untuk menunjangkegiatan konservasi adalah sebagai berikut.• Tempat penetasan telur (hatcheries)

Tempat penetasan telur (hatcheries) dibangundi lokasi supratidal. Hal ini dilakukan untukmenghindari sapuan (flushing) air laut padasiklus hari-hari bulan mati atau bulan purnamaagar suhu sarang buatan tetap stabil. Di sinipengunjung dapat belajar faktor penentukeberhasilan penetasan telur penyu.

• Kolam pembesaran tukik.Kolam pembesaran tukik digunakan untuk tukikyang masih lemah karena pada saat di laut tukikakan berenang atau terombang-ambing dibawaarus laut sehingga dapat dengan mudah dimangsaoleh predator. Di sini pengunjung dapatmengetahui model penyelamatan tukik melaluikegiatan budidaya dalam kolam pembesarantukik.

Gambar 1.Tempat Penetasan Telur (hatcheries)

Gambar 2. Kolam Pembesaran Tukik danPelepasan Tukik ke Laut oleh Wisatawan

Page 4: PEMBENTUKAN KAWASAN EKONOMI MELALUI PENGEMBANGAN EKOWISATA

76 Mei 2017: 73 - 84

Wahyu Prihanta1, Amir Syarifuddin 2, Ach. Muhib Zainuri3 JURNAL DEDIKASI, ISSN 1693-3214

• Kolam pembesaran penyu.Kolam pembesaran penyu bertujuan konservasidan pendidikan bagi pengunjung untukmengetahui model perlindungan habitatpeneluran penyu (nesting site) dari segalamacam gangguan agar penyu dapat berkembangbiak dengan baik. Konservasi berartipemanfaatan keanekaragaman flora dan faunatidak merusak sumber daya alam itu sendiri, tidakmenimbulkan dampak negatif dan ramahlingkungan. Pendidikan bertujuan meningkatkankesadaran masyarakat dan merubah perilakumasyarakat tentang perlunya upaya konservasisumber daya alam hayati dan konservasinya.

Gambar 3. Kolam Pembesaran Penyu

• Fasilitas penunjang wisata.Untuk keberlanjutan program konservasisehingga bermanfaat secara sosial dan ekonomi,maka telah dibangun beberapa wahana menujuterciptanya kawasan ekowisata. Wahana wisatapenunjang konservasi tersebut meliputi: (1)Fasilitas kantor konservasi, (2) Kolam renangair tawar, (3) Arboretum plasmanutfah tumbuhanlangka Indonesia, (4) Flying fox terpanjangnasional 467 meter, dan (5) kemudahan aksesjalan ke lokasi.

Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP)Kab. Pacitan memiliki karakter spesifik yangmerupakan perpaduan antara unsur kesamaan tema,kemudahan pencapaian/ rute, kedekatan jarak, sertakedekatan terhadap pusat pelayanan. Pembagian KPPdi Kab. Pacitan secara spesifik didasarkan padabeberapa kondisi sebagai berikut.• Kedudukan dan sebaran objek wisata;

• Sebaran aksesibilitas pendukung yang merataantara kecamatan;

• Sebaran fasilitas pelayanan yang bervariasi antarwilayah kecamatan;

• Posisi geografis dan potensi wilayah kecamatanyang dapat berfungsi sebagai gerbang dariwilayah di sekitarnya; dan

• Kondisi geomorfologi kawasan KabupatenPacitan.

Karakteristik pariwisata Kab. Pacitan karenaobyek wisata yang ada cukup beragam dan memilikiciri-ciri yang berupa perpaduan antara destinasipariwisata di tiap kecamatan/ desa di dalamnya,menyebabkan kompleksitas pengelolaan yang tinggidan mempunyai ciri khusus dan nilai lebih dibandingdengan daerah lainnya. Oleh karena itu dalammelakukan perencanaannya harus secara cermatmengetahui kondisi lingkungan strategiskepariwisataan secara efektif dan efisien dan jugaberorientasi kepada permintaan pasar. Hal inibertujuan agar kegiatan pembangunan kepariwisataanyang dilakukan dapat dimengerti, disepakati,ditindaklanjuti dan dirasakan manfaatnya oleh pelakupariwisata di tingkat kecamatan/ desa yang menjadisasaran pembangunan yang dilakukan.

Rencana Induk Pengembangan PariwisataDaerah (RIPPDA) Provinsi Jawa Timur merupakanpedoman utama bagi pemangku kepentinganpariwisata Jawa Timur, termasuk di dalamnyaPemerintah Kabupaten Pacitan. RIPPDA inimengakomodasi isu-isu strategis dan perkembanganterbaru secara terintegrasi dan sinerjis yangdimaksudkan untuk mengarahkan perkembangankepariwisataan Jawa Timur dalam upaya mencapaikesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

Sebagai pedoman utama, RIPPDA ProvinsiJawa Timur berisi: (1) Konsep pengembangankepariwi-sataan Provinsi Jawa Timur yang dilandasipendekatan perencanaan dan isu isu strategispengembangan kepa-riwisataan Jawa Timur, (2)Identifikasi Kawasan Wisata Unggulan (KWU)Provinsi Jawa Timur dan kawasan wisata unggulankabupaten/kota, serta (3) Arahan kebijakan danstrategi pengembangan kepariwisataan Provinsi JawaTimur dan tahapan indikasi kegiatan pengembangankepariwisataan di setiap kawasan wisata unggulanprovinsi dan kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur.

Page 5: PEMBENTUKAN KAWASAN EKONOMI MELALUI PENGEMBANGAN EKOWISATA

77Pembentukan Kawasan Ekonomi melalui Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat

Volume 14, Mei 2017Versi online / URL :

(Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 48 Tahun2006 )

Konsep pengembangan pariwisata Provinsi JawaTimur menjadi kerangka dalam menyusun visi, misi,tujuan, dan sasaran pengembangan, serta arahan danstrategi pengembangan kepariwisataan Provinsi JawaTimur, baik secara umum maupun khusus di kawasanwisata unggulan kabupaten/kota. Visi pengembanganpariwisata Jawa Timur adalah “Terwujudnyapariwisata Jawa Timur yang mengangkat harkat danmartabat, serta meningkatkan kesejahteraan sosial,budaya dan ekonomi masyarakat dalam lingkunganyang berkelanjutan”. (RPJMD Kab. Pacitan, 2011-2016)

Adapun misi pengembangan pariwisata ProvinsiJawa Timur adalah:• Menyebarluaskan implementasi pengembangan

pariwisata yang berkelanjutan melaluikonservasi, preservasi dan rehabilitasi sumberdaya alam dan budaya untuk meningkatkankualitas lingkungan hidup Jawa Timur;

• Meningkatkan daya saing pariwisata Jawa Timurdi tingkat nasional dan internasional melaluipengelolaan daya tarik wisata dan pelayananwisata, serta pemasaran pariwisata yang tepatsasaran oleh sumber daya manusia Jawa Timuryang berkualitas tinggi;

• Mengurangi ketimpangan pembangunan melaluipenyebaran kegiatan pariwisata yang mencakupdaerah-daerah yang belum maju di Jawa Timur;

• Mengembangkan kelembagaan kepariwisataanyang berazaskan kerja sama yang salingmenguntungkan antara sektor pemerintah,swasta, dan masyarakat; dan

• Meningkatkan partisipasi dan keterlibatanmasyarakat luas dan masyarakat lokal dalampengembangan dan kegiatan pariwisata untukmemperbaiki kesejahteraan masyarakat.

METODE KEGIATAN

Saat ini terlihat adanya perubahan minatberwisata dari wisata massal (mass tourism) yangmengandalkan 5S (sun, sea, sand, scenery dan sex)mengarah pada wisata berwawasan lingkungan(environmentally sound tourism) dan wisata yangberkelanjutan (sustainable tourism). Hal iniditunjukkan dengan berubahnya pangsa pasar wisata

yang mengarah pada kegiatan wisata berwawasanlingkungan yang masih alami, bersih dan jauh darikebisingan serta pencemaran. Perubahan tersebutsebagai akibat overvisitation pada kawasan wisatayang telah dikenal sebelumnya dan munculnyakejenuhan wisatawan untuk mengunjungi kawasanwisata buatan (artificial tourism zone) yangmengubah lansekap alam dan merusak lingkunganalamiah. Isu lingkungan mulai berkembang termasukdalam hal ini gerakan kesadaran berwisata yangdikenal dengan ekowisata. Wisatawan mulai sadarakan isu lingkungan sehingga selalu mengkaitkanberbagai tema-tema kegiatan wisata, baik dai sisipenyediaan maupun sisi permintaan denganlingkungan.

Perubahan kecenderungan minat berwisatatersebut melahirkan konsep baru yang dikenal denganekowisata. Ekowisata dapat diartikan sebagaiperjalanan oleh seorang wisatawan ke suatau kawasandengan tujuan menikmati dan mempelajari mengenaialam, sejarah dan budaya di suatu daerah, di manapola wisatanya membantu ekonomi masyarakat lokaldan mendukung pelestarian alam. Ekowisatamerupakan alternatif kampanye lingkungan yangcukup efektif digunakan dalam sektor pariwisata untukmembuat kesadaran terhadap lingkungan menjaditanggungjawab bersama.

Ekowisata yang merupakan kunjungan kelingkungan alam yang relatif masih asli dan dilakukansecara bertanggungjawab bertujuan untuk (1)Menikmati dan menghargai alam dan segala bentukbudaya yang menyertainya, (2) Mendukung upayakonservasi, (3) Memiliki dampak yang rendah dan (4)Keterlibatan sosioekonomi masyarakat setempat yangbermanfaat. Adanya unsur-unsur yaitu kepedulian,tanggungjawab dan komitmen terhadap kelestarianlingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakatsetempat.

Dalam rangka pengendalian kerusakankeanekaragaman hayati terdapat beberapa aspek yangharus diperhatikan, antara lain sebagai berikut:• Aspek Pencegahan

Tak pelak lagi, setiap aktivitas pasti menimbulkandampak positif dan negatif. Dampak negatifkegiatan ekowisata dapat dikurangi dengan upayaantara lain pemilihan lokasi yang tepat(menggunakan pendekatan tata ruang yang padakawasan konservasi sebagai Zona

Page 6: PEMBENTUKAN KAWASAN EKONOMI MELALUI PENGEMBANGAN EKOWISATA

78 Mei 2017: 73 - 84

Wahyu Prihanta1, Amir Syarifuddin 2, Ach. Muhib Zainuri3 JURNAL DEDIKASI, ISSN 1693-3214

Pemanfaatan), rancangan pengembangan lokasiyang sesuai dengan daya dukung dan dayatampung, serta rancangan atraksi/kegiatan yangsesuai dengan daya dukung kawasan dankerentanannya. Hal tersebut perlu sangatdiperhatikan terlebih dalam kawasan konservasi,karena sebuah kawasan konservasi selainpemandangan indah (benda mati) yangditawarkan, berbagai tumbuhan dan satwa jugamenjadi prioritas utama dalam pelestarian.Meminimalkan gangguan dari pengunjungmaupun sarana prasarana wisata yang kurangmendukung upaya konservasi keanekaragamanhayati harus selalu menjadi acuanpengembangan ekowisata. Perlu juga merubahsikap dan perilaku stakeholder, mulai daripengelola kawasan, penyelenggara ekowisata(tour operator) serta ekowisatawan itu sendiriagar tidak memaksakan untuk mendapatkanprofit besar namun tidak sustainable. Pemilihansegmen pasar yang sesuai juga tak kalah pentingagar tidak terjebak pada mass tourism yangcenderung tidak mendukung ekowisata.

• Aspek PenanggulanganAspek ini di antaranya dilakukan dengan menye-leksi pengunjung termasuk jumlah pengunjung(control of visitor) dan waktu kunjungan sertaminat kegiatan yang diperkenankan.Pengembangan pengelolaan kawasan(rancangan, peruntukan dan penyediaan fasilitas)diupayakan melalui pengem-bangan sumber dayamanusia, peningkatan nilai estetika sertakemudahan akses kepada fasilitas.

• Aspek pemulihanPerlunya menjamin mekanisme pengembaliankeuntungan ekowisata untuk pemeliharaanfasilitas dan rehabilitasi kerusakan lingkunganserta peningkatan kesadaran pengunjung,pengelola dan penyedia jasa ekowisata. Biladibutuhkan, suatu area dapat di-sterilkan daripengunjung sementara waktu untuk prosesrecovery-nya. Dengan fungsi 3P yaitu“Perlindungan, Pelestarian dan/ atauPengawetan dan Pemanfaatan”, sungguhtepatlah bila ekowisata menjadi saranapemanfaatan yang paling sesuai dengan tuntutan‘pemanfaatan lestari’. Semboyan terkenalekowisata ‘take nothing but pictures, leave

nothing but footprints, kill nothing but time’sangat sejalan dengan nilai nilai dasar konservasi.

Gambar 4. Sosialisasi Program KepadaMasyarakat

Tahapan Kegiatan

Tema kegiatan program IbW Konservasi danEkowisata Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitanpada tahun II “Penguatan Atraksi Wisata menjadiKawasan Ekowisata”. Metode kegiatan IbW Kec.Ngadirojo meliputi: (1) Inventarisir potensi wisata,(2) dengan memperhatikan kebijakan dan peraturanterkait, Menyusun strategi pengembangan DTW, (3)bersama-sama dengan FGD, Menyusun action plan,yang diikuti dengan pembentukan organisasipelaksanan dan steering commitee, (4) Menyusuntujuan dan sasaran pariwisata, (5) Sosialisasi programkegiatan, (6) Pembangunan kawasan ekowisata, dan(7) Monitoring, evaluasi dan pendampingan semuakegiatan program.

Inventarisir meliputi: (1) Potensi wisata, yangbertujuan untuk mengetahui potensi kepariwisataanyang telah ada ataupun yang dapat dikembangkan dikawasan, (2) Daftar aset pariwisata yang ada dikawasan, meliputi: atraksi/ daya tarik wisata, promosi,infrastruktur, hospitality dan Pelayanan, serta (3)mengenali kepentingan pariwisata di kawasan. Dariketiga aspek tersebut dapat dijabarkan kembali aspekmana yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingankegiatan pariwisata di kawasan.

Dari hasil inventarisir potensi wisata, kemudianmenyusun strategi pengembangan daerah tujuanwisata (DTW). Strategi pengembangan DTW dapatdilakukan sebagai berikut.

Page 7: PEMBENTUKAN KAWASAN EKONOMI MELALUI PENGEMBANGAN EKOWISATA

79Pembentukan Kawasan Ekonomi melalui Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat

Volume 14, Mei 2017Versi online / URL :

• Mendorong pengembangan daya tarik wisatapantai yang berwawasan lingkungan danberkelanjutan. Pemanfaatan lingkungan pantaiuntuk perlindungan, berintikan partisipasi aktifmasyarakat, bermuatan pendidikan,pembelajaran dan rekreasi, berdampak negatifminimal, memberikan sumbangan positifterhadap pembangunan ekonomi daerah, yangdiberlakukan bagi kawasan konservasi.

• Peningkatan kapasitas stakeholders, dalam halini meliputi:- Masyarakat, dalam bidang kampanye sadar

wisata dan lingkungan;- Pelaku Pariwisata, dalam bidang kualitas

pelayanan dan pengembangan produk;- Pemerintah dan organisasi profesi (cq.

Dosen), dalam bidang perencanaan,komunikasi dan leadership).

• Meningkatkan kualitas standar pelayanantransportasi (menuju lokasi, selama di lokasi danketika meninggalkan lokasi), fasilitas parkir, datainformasi dan hospitality.

• Meningkatkan pemberdayaan masyarakat disekitar lokasi pengembangan DTW.

• Meningkatkan pemasaran promosi pariwisataDTW pantai sesuai segmen pasar penye-lenggaraan event pariwisata dan budaya dalambentuk festival baik skala nasional/ internasional,peta wisata, website, brosur, booklet, spandukserta pameran di pasar wisata nasional dan/ atauinternasional.

Tahapan selanjutnya adalah penyusunan actionplan (rencana tindak). Action plan merupakandokumen perencanaan pengelolaan ekosistem pesisir,pemanfaa-tan sumber daya air dan pengembangankelembagan wisata yang menjadi rujukan operasionalbagi pelaku/ atau pengelola berkaitan dengan jeniskegiatan, lokasi, biaya, pelaksana dan waktupelaksanaan.

Tahap selanjutnya adalah sosialisasi programmelalui penyuluhan, pembuatan brosur, booklet,maupun sosialisasi melalui media massa. Hal inidilakukan untuk memberikan penyadaran kepadamasyarakat sekitar maupun masyarakat luar yangmengunjungi kawasan. Ekowisata merupakan upayauntuk memaksimalkan dan sekaligus melestarikanpotensi sumber-sumber alam untuk dijadikan sebagaisumber pendapatan yang berkesinambungan.

Tahap selanjutnya adalah pembangunankawasan ekowisata. Kawasan ekowisata meliputikawasan konservasi penyu, kawasan penyangga,lokasi kolam biota laut, lahan reboisasi, akses jalandan sebagainya. Selama kegiatan berlangsung, timIbW akan selalu mengadakan monitoring dan evaluasiagar arah kegiatan sesuai dengan action plan yangsudah disepakati.

Gambar 5. Tahapan Kegiatan PemberdayaanMasyarakat

Konsep Pengembangan Kawasan Ekowisata

Pembangunan sektor pariwisata di Kab. Pacitanbertujuan untuk mengembangkan produk wisata yangunik dan memunculkan kekhasan Pacitan. Penetapan4 KPP (KPP A, B, C dan D) diharapkan dapatmengarah-kan kepariwisataan Kab. Pacitan menjadilebih fokus namun tetap memberikan fleksibilitas/kelenturan untuk berkembangnya potensi-potensi lainsehingga tetap mewadahi kekayaan alam dan sosialbudaya serta saling melengkapi dan meningkatkandaya tarik wisata Kab. Pacitan secara keseluruhan.

Page 8: PEMBENTUKAN KAWASAN EKONOMI MELALUI PENGEMBANGAN EKOWISATA

80 Mei 2017: 73 - 84

Wahyu Prihanta1, Amir Syarifuddin 2, Ach. Muhib Zainuri3 JURNAL DEDIKASI, ISSN 1693-3214

• KPP A, cakupan wilayahnya meliputi Kec.Donorojo, Pringkuku (bagian Barat) denganpusat pelayanannya Kec. Punung;

• KPP B, cakupan wilayahnya meliputi Kec.Pacitan, Punung (bagian Timur), Pringkukuk(bagian Timur), Arjosari (bagian Barat),Kebonagung (sebagian kecil wilayah Barat)dengan pusat pelayanannya Kec. Pacitan;

• KPP C, cakupan wilayahnya meliputi Kec.Kebonagung, Sudimoro, Tegalombo (bagianSelatan), Arjosari (bagian Selatan dan Timur),Tulakan, Ngadirojo, Pacitan (sebagian kecilwilayah Timur) dengan pusat pelayanannya Kec.Ngadirojo;

• KPP D, cakupan wilayahnya meliputi Kec.Nawangan, Tegalombo (bagian Utara), Bandar,Arjosari (bagian Utara) dengan pusatpelayanannya Kec. Nawangan.

Tema kegiatan PPM skim IbW adalah“Penguatan Atraksi Wisata menjadi KawasanEkowisata”. Lokasi kegiatan dipusatkan di pantaiTaman. Dalam pembangunan sektor pariwisata diKab. Pacitan, Pantai Taman termasuk di dalamKawasan Pengembangan Pariwisata C (KPP C).Lokasinya yang strategis di Jalur Lintas Selatan (JLS),menempatkan kawasan ini secara strategis dalam petakepariwisataan di lingkup Jawa Timur maupunNasional. Pantai Taman merupakan kawasan wisatabaru yang dimulai dengan kegiatan konservasi penyuuntuk wisata yang memberdayakan masyarakatpesisir sekitar lokasi.

Ekowisata Berbasis Masyarakat

Pola ekowisata berbasis masyarakat(community-based ecotourism)adalah polapengembangan ekowisata yang mendukung danmemungkinkan keterlibatan penuh oleh masyarakatsetempat dalam perencanaan, pelaksanaan, danpengelolaan usaha ekowisata dan segala keuntunganyang diperoleh. Ekowisata berbasis masyarakatmerupakan usaha ekowisata yang menitikberatkanperan aktif komunitas. Hal tersebut didasarkan kepadakenyataan bahwa masyarakat memiliki pengetahuantentang alam serta budaya yang menjadi potensi dannilai jual sebagai daya tarik wisata, sehingga pelibatanmasyarakat menjadi mutlak. Pola ekowisata berbasis

masyarakat mengakui hak masyarakat lokal dalammengelola kegiatan wisata di kawasan yang merekamiliki secara adat ataupun sebagai pengelola.

Gambar 6. Peta Rencana KawasanPengembangan Pariwisata Kabupaten Pacitan[4]

Ekowisata berbasis masyarakat dapatmenciptakan kesempatan kerja bagi masyarakatsetempat dan mengurangi kemiskinan. Penghasilanekowisata adalah dari jasa-jasa wisata untukekowisatawan, misalnya: fee pemandu, ongkostransportasi, biaya penginapan homestay, menjualkerajinan, dan sebagainya. Ekowisata membawadampak positif terhadap pelestarian lingkungan danbudaya asli setempat yang pada akhirnya diharapkanakan mampu menumbuhkan jati diri dan rasa banggaantar penduduk setempat yang tumbuh akibatpeningkatan kegiatan ekowisata.

Dengan adanya pola ekowisata berbasismasyarakat bukan berarti bahwa masyarakat akanmenjalankan usaha ekowisata itu sendirian. Tataranimplementasi ekowisata perlu dipandang sebagaibagian dari perencanaan pembangunan terpadu yangdilakukan di suatu daerah. Untuk itu, pelibatan parapihak terkait mulai dari level komunitas, masyarakat,pemerintah, dunia usaha, akademisi dan organisasi nonpemerintah diharapkan membangun suatu jaringan danmenjalankan suatu kemitraan yang sinergis sesuaiperan dan keahlian masing-masing. Beberapa aspekkunci dalam pembangunan ekowisata berbasismasyarakat adalah sebagai berikut:

Page 9: PEMBENTUKAN KAWASAN EKONOMI MELALUI PENGEMBANGAN EKOWISATA

81Pembentukan Kawasan Ekonomi melalui Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat

Volume 14, Mei 2017Versi online / URL :

• Masyarakat membentuk panitia atau lembagauntuk pengelolaan kegiatan ekowisata didaerahnya, dengan dukungan dari akademisi,pemerintah dan organisasi masyarakat (nilaipartisipasi masyarakat dan edukasi);

• Prinsip local ownership (adanya pengelolaandan kepemilikan oleh masyarakat setempat)diterapkan sedapat mungkin terhadap sarana danpra-sarana ekowisata, kawasan ekowisata, danpemandu memanfaatkan masyarakat lokal. Halini merupakan penerapan nilai partisipasimasyarakat dalam kegiatan ekowisata;

• Homestay menjadi pilihan utama untuk saranaakomodasi di lokasi wisata (nilai ekonomi danedukasi);

• Dengan inisiasi akademisi, pengelolaan danpemeliharaan obyek wisata selanjutnya menjaditanggungjawab masyarakat setempat, termasukpenentuan biaya (fee) untuk ekowisatawan (nilaiekonomi dan keberlanjutan usaha wisata).(Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2009)

Ekowisata berbasis masyarakat dapat dipandangsebagai alternatif ekonomi yang berbasis konservasikarena tidak merusak alam ataupun tidak ‘ekstraktif’dengan berdampak negatif terhadap lingkungan sepertipenebangan dan pertambangan. Ekowisata jugadianggap sejenis usaha yang berkelanjutan secaraekonomi dan lingkungan bagi masyarakat yang tinggaldi dalam dan/ atau di sekitar kawasan konservasi. Agarekowisata tetap berkelanjutan, perlu tercipta kondisiyang memungkinkan di mana masyarakat diberiwewenang untuk mengambil keputusan dalampengelolaan usaha ekowisata, mengatur arus danjumlah ekowisatawan dan mengembangkan ekowisatasesuai visi dan harapan masyarakat untuk masa depan.Ekowisata dihargai dan dikembangkan sebagai salahsatu program usaha yang sekaligus bisa menjadistrategi konservasi dan dapat membuka alternatifekonomi bagi masyarakat. Dengan pola ekowisataseperti ini, masyarakat dapat memanfaatkankeindahan alam yang masih utuh, budaya, dan sejarahsetempat tanpa merusak atau menjual isinya.

Pantai taman di Kec. Ngadirojo - Kab. Pacitan,dapat dikatakan termasuk jenis pantai berpasir halus.Pantai berpasir dicirikan oleh ukuran butiran sedimenhalus dan memiliki tingkat bahan organik yang tinggi.Pantai ini banyak dipengaruhi oleh pasang surut yang

mengaduk sedimen secara periodik. Interaksiorganisme dengan sedimen dan pengaruh evaporasiperairan sangat tinggi di lingkungannya. Beberapa jenispenyu, misalnya: penyu hijau (Chelonia mydas), penyublimbing (Dermochelys imbricate), penyu sisik(Eretmochelys imbricate) dan penyu abu-abu(Lepidochelys olivaceae) diketahui membangunsarang penetasan di pasir Pantai Taman di sekitarformasi pes-caprae. Walaupun permukaan pasirnyadapat mencapai suhu lebih 50oC, namunbeberapa sentimeter di  bawah  permukaan  suhupasirnya konstan pada kisaran sekitar 36oC. Telur-telur yang hendak ditetaskan biasanya diletakkan padalubang dengan suhu antara 32 - 38oC.

Konservasi yang dimaksudkan di sini merupakanupaya pelestarian lingkungan, rehabilitasi dan/ ataurekonstruksi sebagai bagian dari upaya pemanfaatanlahan untuk mempertahankan kondisi fisik sumberdaya alam. Tujuan konservasi sumber daya alam yangakan dilakukan adalah (1) Mempertahankan adanyakualitas lingkungan dengan memperhatikan estetikadan kebutuhan ekowisata maupun hasilnya dan (2)Memper-tahankan adanya kelanjutan daripemanfaatan hasil tanaman, hewan dan bahan yangbermanfaat lainnya, dengan menciptakan siklus yangseimbang antara masa tanam atau pembiakan denganpertumbuhan individu baru atau pembaharuanmaterial. Oleh karena itu konservasi yang dilakukanjuga meliputi kegiatan perlindungan terhadap sistemkehidupan, preservasi sumber daya genetik sertapemanfaatan flora dan fauna secara berkelanjutan.

Penanaman jenis tanaman vegetasi pantai yangakan dilakukan meliputi: Pohon bakau (Rhizoporamucronata), Ketepeng (Terminasa cotapa), Waru(Hibiscus tiliaceus), pandan (Pandanus tectorius),Keben (Baringtonia sp). Dimulai sejak Pebruari2015, tim IbW Kec. Ngadirojo sudah melakukanpembibitan jenis tanaman yang dimaksud dan dalambeberapa bulan kemudian ditanam.

Penguatan kawasan ekowisata yang dilakukanoleh tim IbW Kec. Ngadirojo-Kab. Pacitan adalahpenguatan aspek kewilayahan kawasan konservasidengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsipokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dansatwa serta ekosistemnya. Beberapa hal yangdilakukan adalah sebagai berikut.• • Sosialisasi, yakni penyebaran nilai atau

materi kepada individu-individu (pelaku,

Page 10: PEMBENTUKAN KAWASAN EKONOMI MELALUI PENGEMBANGAN EKOWISATA

82 Mei 2017: 73 - 84

Wahyu Prihanta1, Amir Syarifuddin 2, Ach. Muhib Zainuri3 JURNAL DEDIKASI, ISSN 1693-3214

ekowisatawan dan masyarakat lokal) agarmempunyai pengetahuan, pengertian danpemahaman sesuai dengan yang diharapkan;

• Optimalisasi , ar tinya materi yangditransformasikan diharapkan dapat dipahami,diketahui, diyakini dan dilaksanakan secaramenyeluruh/ maksimal;

• Peningkatan, artinya penguatan dilakukansebagai upaya peningkatan agar mempunyaikualitas yang diharapkan;

• Pembaharuan, suatu perubahan yang baru danberbeda dengan sebelumnya untuk menjadi lebihbaik dan meningkat sesuai dengan standart yangdiinginkan;

• Pengembangan, yaitu mengembangkan SDMterhadap upaya konservasi terhadap ekosistemkawasan; dan

• Pencegahan, dilakukan untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan yang dapat timbulakibat adanya kegiatan ekowisata.

Manfaat Kegiatan

Dampak yang diharapkan bisa dirasakan darikegiatan PPM skim IbW bagi pengembangankawasan dapat dijabarkan sebagai berikut.• Dampak ekonomi, karena ekowisata dapat

memberikan keuntungan ekonomi bagi pengelolakawasan, penyelenggara ekowisata danmasyarakat setempat, memacu pembangunanwilayah, baik di tingkat lokal, regional maupunnasional, menjamin kesinambungan usaha.Dalam skala besar dampak ekonomi secara luasjuga harus dirasakan oleh kabupaten/kota,provinsi bahkan nasional.

• Pendidikan, melalui upaya peningkatankesadaran masyarakat dan merubah perilakumasyarakat tentang perlunya upaya konservasisumber daya alam hayati dan konservasinya.

• Meningkatnya perhatian terhadap pelestarianlingkungan di lokasi kawasan ekowisata yangberfungsi sebagai tempat informasi danpendidikan lingkungan hidup.

Manfaat kegiatan yang bisa dirasakan olehstakeholder ekowisata di kawasan terpilih adalahsebagai berikut.

• Meningkatnya kesejahteraan dan pendapatanmasyarakat di Pantai Taman, Desa Hadiwarno,Kec. Ngadirojo melalui usaha ekowisata; dan

• Peran aktif masyarakat dilakukan denganmemba-ngun hubungan kemitraan denganmasyarakat setempat di antaranya denganpelibatan masyarakat sekitar kawasan sejakproses perencanaan hingga tahap pelaksanaanserta monitoring dan evaluasi, menggugahprakarsa dan aspirasi masyarakat setempatuntuk pengembangan ekowisata, memperha-tikan kearifan tradisional dan kekhasan daerahsetempat agar tidak terjadi benturan kepentingandengan kondisi sosial budaya setempat sertamenyediakan peluang usaha dan kesempatankerja semaksimal mungkin bagi masyarakatsekitar kawasan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sektor pariwisata di Kabupaten Pacitanmempunyai peluang yang cukup prospektif untukdikembangkan menjadi industri pariwisata yangmampu bersaing dengan daerah yang lain bahkanmanca negara. Hal ini cukup beralasan karena obyekwisata yang ada cukup beragam dan mempunyai cirikhusus dan nilai lebih dibanding dengan daerah lainnya.Pengembangan kepariwisataan tidak hanya mampumeningkatkan pendapatan asli daerah semata, hal yanglebih penting adalah kepariwisataan di Kab. Pacitanmampu memberdayakan masyarakatnya sendirisehingga mereka merasa memiliki, melaksanakan,melestarikan, dan pada akhirnya dapat meningkatkanpendapatan masyarakat dengan cara memberikanlapangan kerja dan kesempatan berusaha.

Daya tarik tempat wisata pantai di Pacitan yangmenjadi perhatian publik luas saat ini adalah yangdikembangkan oleh program IbW yang diselenggarakan atas kerjasama UniversitasMuhammadiyah untuk menunjang ekowisata, tim IbWtelah membangun beberapa fasilitas penunjang yangantara lain sebagai berikut.

• Pembibitan dan Penanaman Vegetasi Pantai.Vege-tasi pantai, seringkali disebut hutanpantai berpasir  adalah  tutupan vegetasi yangtumbuh dan berkem-bang di pantai berpasir diatas garis pasang tertinggi di wilayah tropika.

Page 11: PEMBENTUKAN KAWASAN EKONOMI MELALUI PENGEMBANGAN EKOWISATA

83Pembentukan Kawasan Ekonomi melalui Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat

Volume 14, Mei 2017Versi online / URL :

Pada ekosistem hutan pantai ber-pasir di PantaiTaman Desa Hadiwarno, terdapat dua formasivegetasi yang dapat dibedakan berdasarkanstruktur dan fisiognomi vegetasi, serta komposisifloristiknya, yaitu: (1) formasi pes-caprae dan(2) formasi Barringtonia.[9]Keberadaan pohon-pohon, baik dari formasi Pes-caprae maupunBarringtonia, di sepanjang pantai peneluranmenjadi penting karena dapat menjadi naluripeneluran penyu. Sehingga tim IbW Kec.Ngadirojo pada 2015 telah melakukan kegiatan“rehabilitasi habitat bertelur penyu” dengan caramembuat model penanaman vegetasi pantai.

Gambar 7. Model pembibitan vegetasi pantai

• Pembuatan Tanggul Penahan Arus.Pesisirmeru-pakan wilayah pengendapan di sepanjangpantai yang biasanya terdiri atas material pasir.Ukuran dan komposisi material di pesisir pantaisangat bervariasi tergan-tung pada perubahankondisi cuaca, arah angin dan arus laut.Pengendapan di area konservasi penyu PantaiTaman setidaknya dipengaruhi oleh dua hal yaitupengendapan oleh air sungai dan air laut. TimIbW Kec. Ngadirojo pada tahun kedua (2015)telah membuat tanggul penahan untuk tujuanempoldering, yaitu membentuk batasanperlindungan untuk suatu area yang tergenangserta mengarahkan arus laut yang masuksehingga daerah sekitarnya akan menjadi stabildan tidak terjadi banjir.

• Pembuatan Kolam Biota Laut. Kolam biota lautyang dimaksudkan di sini merupakan wadah yangdibuat untuk menampung air laut dalam jumlahtertentu sehingga dapat digunakan untukmemamerkan dan mempertunjukkan keindahanbentuk, warna dan keunikan serta tingkah laku

berbagai macam biota laut. Keanekaragamanjenis biota laut dengan berbagai karakter sepertiwarna, sifat, habitat dan perilakunya dapatdinikmati sebagai sarana rekreasi sekaligusmenambah pengetahuan tentang dunia bawahlaut. Biota laut adalah semua makhlukhidup yang  ada  di  laut baik  hewan,  tumbuhanmaupun karang.

Gambar 8. Tanggul Penahan Banjir dan PengarahArus Laut

Tujuan pembuatan kolam biota laut (gbr. 9)adalah (1) Membangun kesadaran, pengetahuanlingkungan, konservasi sumber daya laut dan pesisirdan menginternalisasikan nilai-nilai etika hubunganmanusia dengan alam secara arif dan bijaksana bagisegenap ekowisatawan, (2) Membuat modelkonservasi ekosistem biota laut dan lingkunganpendukungnya kepada masyarakat di wilayah pesisir,agar mereka memiliki kemampuan dalammemanfaatkan sumber daya alam pesisir, melakukanusaha memelihara keseimbangan ekosistem sertamelindungi ekosistem pesisir dari kerusakan, dan (3)Memberikan fasilitas rekreasi dan hiburan wisata alamwilayah pantai termasuk interaksi ekowisatawandengan habitat wilayah pantai serta sarana penyaluranhobi.

Gambar 8. Kolam biota air laut

Page 12: PEMBENTUKAN KAWASAN EKONOMI MELALUI PENGEMBANGAN EKOWISATA

84 Mei 2017: 73 - 84

Wahyu Prihanta1, Amir Syarifuddin 2, Ach. Muhib Zainuri3 JURNAL DEDIKASI, ISSN 1693-3214

• Pembuatan Flying Fox. Flying fox adalahsebuah permainan yang terdiri dari satu atau lebihkerekan yang ditempatkan di atas tali kawat baja(steel wire rope), biasanya terbuat dari bahantahan karat dengan mengandalkan bebanpemakai dan didorong oleh gravitasi dari suatulokasi ketinggian tertentu menuju suatu landasanyang lebih rendah. Ada banyak bentuk/variasipermainan flying fox, namun sebagianbesar kegiatan digunakan sebagai bagian darihiburan petualangan. Unsur utama yang hadirdalam permainan flying fox adalah tantanganberada pada ketinggian dan meluncur dengankecepatan tertentu.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan• Dalam melakukan tindak konservasi, keberadaan

habitat dan populasi penyu serta masyarakatakan saling berkaitan sehingga harusdiperhitungkan selain pengetahuan mengenaipenyu itu sendiri.

• Informasi mengenai biologi, misalnya demografi,tingkah laku, dan fisiologi penyu merupakanperangkat penting dalam mengembangkanstrategi pengelolaan konservasi penyu di PantaiTaman, Desa Hadiwarno, Kec. Ngadirojo, Kab.Pacitan.

• 3Pantai Taman, merupakan kawasan konservasipenyu diwujudkan dengan diserahkannya lahannegara seluas 10 ha untuk pengembangankawasan (Perdes No.7 Tahun 2012). Salah satualasan penyerahan lahan menjadi kawasankonservasi penyu yaitu karena Pantai Tamanmemiliki organisme spesifik atau endemik yangmenjadi daya tarik wisatawan yakni penyusehingga dalam keberlanjutannya sangat perluuntuk dikonservasi.

• Kawasan konservasi penyu mempunyai perananyang sangat penting baik secara ekologis,ekonomis dan sosial budaya, sehinggapengelolaannya bisa menjadi prioritas utama.

• Kawasan konservasi dan ekowisata merupakansatu kesatuan yang saling mendukung di manakonsep dari pengembangan ekowisata sejalandengan misi pengelolaan kawasan konservasipenyu. Ekowisata yang dijalankan di Pantai

Taman, merupakan strategi dalampengembangan kawasan konservasi penyuberbasis masyarakat, di mana keduanyamerupakan simbiosis mutualisme. Ekowisatamemerlukan kawasan konservasi penyu dansebaliknya kawasan konservasi memerlukanekowisata.

Saran

Perlu pendampingan berkelanjutan baik olehpemerintah daerah maupun Perguruan Tinggi terkaitdengan pengembangan kawasan wisata pantaiberskala nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Lembaran Negara Republik Indonesia, 2009, Undang-Undang Republik Indonesia No. 9 tentangKepariwisataan.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pacitan, 2012,Kecamatan Ngadirojo dalam Angka 2012,Nomor Katalog: 1102001.3501110.

Pemerintah Kabupaten Pacitan, 2011, RencanaPembangunan Jangka Menengah DaerahTahun 2011 – 2016, Peraturan DaerahKabupaten Pacitan No. 11 Tahun 2011.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata KabupatenPacitan, 2009, Rencana PerwilayahanKawasan Pengembangan PariwisataKabupaten Pacitan.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan,2011, Profil Potensi Kelautan dan PerikananKabupaten Pacitan.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pacitan, 2012,Pacitan dalam Angka 2012, ISSN: 0215.5710,Katalog BPS : 1102001.3501.

Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 48 Tahun 2006tentang Rencana Induk PengembanganPariwisata Daerah (RIPPDA) Provinsi JawaTimur.

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2009,Prinsip dan Kriteria Ekowisata BerbasisMasyarakat. Didownload dari http://rudyct.com/PPS702-ipb/07134/wwf.indone-sia.pdf.

Tomascik, T., A.J. Mah, A. Nontji dan M.K. Moosa,1997, The Ecology of the Indonesian Seas Idi dalam The Ecology of Indonesian Series Vol.VII,  Periplus Edition (HK) Ltd.: xiv + 1-642.