6
2 nd International Seminar on Education 2017 Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue Batusangkar, September 05-06-2017 193 PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DARI PERSPEKTIF PEMENUHAN KEBUTUHAN BIMBINGAN DAN KONSELING Fuaddillah Putra, Rila Rahma Mulyani. Gaudiance And Counseling, STKIP PGRI West Sumatera, Padang, Indonesia ABSTRACT The character formation of learners is the responsibility of all parties in the school (school community) and parties outside of school (parents, community and so on). This situation is due to the correlation between the fulfillment of the needs of learners with the formation of character, which can be assumed that "when the fulfillment of needs can be realized then the positive impact of fulfillment can be realized (the formation of positive characters)". The role of teacher guidance and counseling can help learners in finding ways to realize the fulfillment of the needs of learners. Teacher BK through counseling and guidance services will be able to provide solutions and advice in the effort to meet the needs of learners. PENDAHULUAN ebutuhan merupakan salah satu komponen yang harus mampu dipenuhi ketika memasuki dan menjalani kehidupan. Maslow (dalam Fuaddillah Putra: 2016) menejlaskan bahwa mendefinisikan istilah need atau kebutuhan sebagai istilah yang digunakan untuk menunjuk suatu drive atau dorongan seperti contohnya manusia membutuhkan tidur dan makan. Sehingga kata kebutuhan tersebut menunjukkan adanya suatu kekuatan yang bersifat memotivasi yang mendorong terbentuknya suatu ketegangan dalam diri makhluk hidup karena adanya kekurangan-kekurangan tertentu. Selanjutnya Maslow (Mc. Guire, 2012) yang menjelaskan bahwa “jika salah satu kebutuhan tidak dapat terpenuhi oleh seorang individu maka akan berdampak pada dirinya yaitu akan timbulnya permasalahan- permasalahan yang dapat mengganggu keberlangsungan kehidupan seorang individu”. Kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seorang individu tersebut diantaranya: 1) Kebutuhan fisiologis seperti makan, minum, seks, oksigen, 2) Kebutuhan rasa aman “safety needs”. 3) Kebutuhan akan rasa cinta “love and belongingnext needs”. 4) Kebutuhan harga diri self esteem needs”. 5) Kebutuhan aktualisasi diri “self actualization needs”. Selanjutnya Havighurst (dalam Fuaddillah Putra, 2016: 7) menjelaskan adanya 5 (lima) hierarki kebutuhan, yaitu: a) Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs) Physiological needs are those required to sustain life, such as: air, water, nourishment, sleep. If such needs are not satisfied then one's motivation will arise from the quest to satisfy them. Higher needs such as social needs and esteem are not felt until one has met the needs basic to one's bodily functioning. Kebutuhan fisiologis dijelaskan sebagai kebutuhan yang bersifat primer dan universal karena mutlak harus dipenuhi seperti kebutuhan akan pangan, sandang, papan, kebutuhan seksual, kebutuhan untuk tidur, dan lain-lain. Apabila kebutuhan fisiologis ini tidak terpenuhi maka individu tidak akan bergerak untuk meraih kebutuhan yang lebih tinggi. b) Kebutuhan akan Rasa Aman (Safety Needs) Once physiological needs are met, one's attention turns to safety and security in order to be free from the threat of physical and emotional harm. Such needs might be K

PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DARI PERSPEKTIF

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DARI PERSPEKTIF

2nd International Seminar on Education 2017Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue

Batusangkar, September 05-06-2017

193

PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DARI PERSPEKTIFPEMENUHAN KEBUTUHAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Fuaddillah Putra, Rila Rahma Mulyani.

Gaudiance And Counseling, STKIP PGRI West Sumatera, Padang, Indonesia

ABSTRACT

The character formation of learners is the responsibility of all parties in the school (schoolcommunity) and parties outside of school (parents, community and so on). This situation is due

to the correlation between the fulfillment of the needs of learners with the formation of character,which can be assumed that "when the fulfillment of needs can be realized then the positive impact

of fulfillment can be realized (the formation of positive characters)". The role of teacherguidance and counseling can help learners in finding ways to realize the fulfillment of the needs

of learners. Teacher BK through counseling and guidance services will be able to providesolutions and advice in the effort to meet the needs of learners.

PENDAHULUAN

ebutuhan merupakan salah satukomponen yang harus mampu dipenuhi

ketika memasuki dan menjalani kehidupan.Maslow (dalam Fuaddillah Putra: 2016)menejlaskan bahwa mendefinisikan istilahneed atau kebutuhan sebagai istilah yangdigunakan untuk menunjuk suatu drive ataudorongan seperti contohnya manusiamembutuhkan tidur dan makan. Sehingga katakebutuhan tersebut menunjukkan adanya suatukekuatan yang bersifat memotivasi yangmendorong terbentuknya suatu ketegangandalam diri makhluk hidup karena adanyakekurangan-kekurangan tertentu.

Selanjutnya Maslow (Mc. Guire, 2012)yang menjelaskan bahwa “jika salah satukebutuhan tidak dapat terpenuhi oleh seorangindividu maka akan berdampak pada dirinyayaitu akan timbulnya permasalahan-permasalahan yang dapat mengganggukeberlangsungan kehidupan seorang individu”.Kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhioleh seorang individu tersebut diantaranya: 1)Kebutuhan fisiologis seperti makan, minum,seks, oksigen, 2) Kebutuhan rasa aman “safetyneeds”. 3) Kebutuhan akan rasa cinta “loveand belongingnext needs”. 4) Kebutuhan hargadiri “self esteem needs”. 5) Kebutuhan

aktualisasi diri “self actualization needs”.Selanjutnya Havighurst (dalam FuaddillahPutra, 2016: 7) menjelaskan adanya 5 (lima)hierarki kebutuhan, yaitu:a) Kebutuhan Fisiologis (Physiological

Needs)

Physiological needs are those required tosustain life, such as: air, water,nourishment, sleep. If such needs are notsatisfied then one's motivation will arisefrom the quest to satisfy them. Higher needssuch as social needs and esteem are not feltuntil one has met the needs basic to one'sbodily functioning.

Kebutuhan fisiologis dijelaskansebagai kebutuhan yang bersifat primer danuniversal karena mutlak harus dipenuhiseperti kebutuhan akan pangan, sandang,papan, kebutuhan seksual, kebutuhan untuktidur, dan lain-lain. Apabila kebutuhanfisiologis ini tidak terpenuhi maka individutidak akan bergerak untuk meraihkebutuhan yang lebih tinggi.

b) Kebutuhan akan Rasa Aman (Safety Needs)

Once physiological needs are met, one'sattention turns to safety and security inorder to be free from the threat of physicaland emotional harm. Such needs might be

K

Page 2: PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DARI PERSPEKTIF

2nd International Seminar on Education 2017Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue

Batusangkar, September 05-06-2017

194

fulfilled by: living in a safe area, medicalinsurance, job security, financial reserves.If a person feels that he or she is in harm'sway, higher needs will not receive muchattention.

Pernyataan di atas menjelaskan bahwakebutuhan akan rasa aman merupakankebutuhan yang muncul setelah kebutuhanfisiologis terpenuhi. Kebutuhan rasa amanini dibedakan menjadi dua yaitu amansecara fisik dan aman secara psikologis.Aman secara fisik ditandai dengan keadaanbebas dari rasa sakit, bebas dari gangguanatau kekacauan, sedangkan aman secarapsikis terlihat dari tiadanya rasatakut/cemas dan mendapatkanperlindungan. Dengan terpenuhinyakebutuhan ini maka seseorang akan merasaaman dan tentram.

c) Kebutuhan akan rasa memiliki dan rasacinta (Belonging and Love Needs)

Once a person has met the lower levelphysiological and safety needs, higher levelneeds become important, the first of whichare social needs. Social needs are thoserelated to interaction with other people andmay include: need for friends, need forbelonging, need to give and receive love.

Kebutuhan akan rasa memiliki dan rasacinta muncul setelah kebutuhan fisiologisdan rasa aman sudah terpenuhi. Kebutuhanini meliputi interaksi yng efektif danemosional dengan orang lain. Kebutuhanini mulai tumbuh dilingkungan keluarga,berkembang ke lingkungan kelompoksebaya dan akhirnya semakin meluas padakelompok sosial. Jika individu kurangmendapat kasih sayang maka akanmenyebabkan perkembangannya menjaditerhambat.

d) Kebutuhan akan Harga Diri (EsteemNeeds)

Once a person feels a sense of "belonging",the need to feel important arises. Esteemneeds may be classified as internal orexternal. Internal esteem needs are thoserelated to self-esteem such as self respectand achievement. External esteem needsare those such as social status and

recognition. Some esteem needs are: self-respect, achievement, attention,recognition, reputation.

Kebutuhan harga diri inimeliputi kebutuhan akan pengakuan,penerimaan, perhatian, penghargaan,kebebasan dan ketidaktergantungan. Jikaself esteem pada diri seseorang terpenuhi,maka akan merangsang timbulnya sikappercaya diri, rasa kuat, rasa mampu sertarasa berguna. Sementara jika seseorangmemiliki self esteem yang rendah makaakan memperlihatkan sikap rendah diri,rasa tak mampu serta rasa tak bergunasehingga menyebabkan individu yangbersangkutan merasa hampa, danmengalami keputusasaan.

e) Kebutuhan akan aktualisasi diri (Self-Actualization Needs)

Self-actualized people tend to have needssuch as: truth, justice, wisdom, meaning.Self-actualized persons have frequentoccurrences of peak experiences, which areenergized moments of profound happinessand harmony.

Aktualisasi diri merupakan kebutuhanuntuk mengekspresikan sertamengembangkan segala kemampuan danpotensi yang dimiliki. Aktualisasi diri inidicirikan oleh penerimaan terhadap dirisendiri dan orang-orang lain meliputispontanitas, keterbukaan, kreatifitas, danakspresi diri. Kebutuhan akan aktualisasiini akan muncul dan terpuaskan apabilakebutuhan lain yang sebelumnya sudahterpenuhi.

PEMBAHASAN

Fuaddillah Putra (2016:3) berdasarkanpenelitian yang dilakukan di daerahKecamatan Di Kota Padang tentangpemenuhan kebutuhan masyarakat dietemukanbahwa: Temuan penelitian pertamamenunjukkan permasalahan yang dialami olehmasyarakat dalam hal pemenuhan kebutuhanfisiologis terungkap bahwa rata-ratamasyarakat Koto Tangah Kelurahan BatipuhPanjang memliki masalah dalam hal

Page 3: PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DARI PERSPEKTIF

2nd International Seminar on Education 2017Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue

Batusangkar, September 05-06-2017

195

pemenuhan kebutuhan fisiologis yang beradapada kategori sangat tinggi.

Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, yang menjelaskanbahwa permasalahan masyarakat dalam halpemenuhan kebutuhan fisiologis berada padakategori yang sangat tinggi, dimana banyaksekali faktor yang dapat mempengaruhitimbulnya permasalahan dalam bidangkebutuhan fisiologis tersebut, diantaranyaadalah motivasi.

Dari sub-variabel kedua tentangpermasalahan yang dialami oleh masyarakatdalam hal pemenuhan kebutuhan rasa aman“safety needs” terungkap bahwa rata-ratamasyarakat Koto Tangah Kelurahan BatipuhPanjang memliki masalah dalam halpemenuhan kebutuhan rasa aman “safety

needs” yang berada pada kategori sangattinggi. Permasalahan yang dialami olehmasyarakat dalam hal pemenuhan kebutuhanrasa aman, dimana dalam penelitian inipermasalahan pada bidang kebutuhan akanrasa aman adalah banyak masyarakat yangtidak merasa aman jika berada di luar rumahdikarenakan maraknya pada saat sekarang iniaksi kriminalitas yang dilakukan oleh beberapaorang yang bertujuan untuk pemenuhankebutuhannya juga tidak hanya orang dewasayang jadi korban kriminalitas akan tetapiremaja bahkan anak-anak juga ditemukandalam penelitian ini. Oleh karena itu orang tuajanganlah memperlakukan anaknya secaraacuh tak acuh dan permisif, memungkinkananak tersebut tidak bisa memporeh rasa aman,keadaan-keadaan yang tidak adil, tidak wajaratau tidak konsisten pada diri orang tua akansecara cepat mendapatkan reasksi dari anakbahkan lebih jauh lagi bagi seseorang anakyang diberi kebebasan yang dibatasi adalahlebih baik dari pada kebebasan yang tidakdibatasi. Menurut Maslow.

Dari sub-variabel ketiga tentangpermasalahan yang dialami oleh masyarakatdalam hal pemenuhan kebutuhan akan rasacinta “love and belongingnext needs”terungkap bahwa rata-rata masyarakat KotoTangah Kelurahan Batipuh Panjang memlikimasalah dalam hal pemenuhan Kebutuhanakan rasa cinta “love and belongingnextneeds” yang berada pada kategori sangat tinggidan kategori tinggi. Dari hasil penelitianmenjelaskan bahwa permasalahan masyarakatdalam hal kebutuhan akan rasa cinta beradapada kategori sangat tinggi, dimana banyakmasyarakat menyalah artikan kebutuhan akanrasa cinta. Kebutuhan ini adalah suatukebutuhan yang mendorong individu untukmengadakan hubungan afektif atau ikatanemosional dengan individu lain, baik dengansesama jenis maupun lawan jenis, dilingkungan keluarga maupun kelompokmasyarakat.

Dari sub-variabel keempat tentangpermasalahan yang dialami oleh masyarakatdalam hal pemenuhan kebutuhan harga diri“self esteem needs” terungkap bahwa rata-ratamasyarakat Koto Tangah Kelurahan BatipuhPanjang memliki masalah dalam halpemenuhan kebutuhan harga diri “self esteem

needs” yang berada pada kategori sangattinggi. Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, yang menjelaskanbahwa permasalahan masyarakat dalam halpemenuhan kebutuhan harga diri berada padakategori yang sangat tinggi, yang mana masihkurangnya penghargaan dari seorang individukepada individu lainnya

Dari sub-variabel kelima tentangpermasalahan yang dialami oleh masyarakatdalam hal pemenuhan Kebutuhan aktualisasidiri “self actualization needs” terungkapbahwa rata-rata masyarakat Koto TangahKelurahan Batipuh Panjang memliki masalah

Page 4: PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DARI PERSPEKTIF

2nd International Seminar on Education 2017Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue

Batusangkar, September 05-06-2017

196

dalam hal pemenuhan kebutuhan aktualisasidiri “self actualization needs” berada padakategori sangat tinggi. Berdasarkan hasilpenelitian yang peneliti lakukan dalam bidangaktulisasi diri terungkap bahwa pada masa saatsekarang ini sangat sulit mencari kerja yangdapat memberikan jaminan hidup yang layakbagi setiap anggota masyarakat dikarenakanpeluang lapangan kerja sedikit sedangkan yangmembutuhkan kerja itu sangat banyak untukitu seharusnya aktualisasi diri dikembangkandengan baik seperti potensi apa yang kitamiliki. Setiap orang bisa mengaktualisasikandirinya yakni dengan jalan melakukan yangterbaik atau bekerja sebaik-baiknya sesuaidengan bidangnya masing-masing dengan ituia termotivasi untuk menjadi dirinya sendiritanpa pengaruh apapun sehingga iamendapatkan hidup yang layak dan lebih baikdi lingkungan masyarakat.

Dari penejlasan di atas, dapatdisimpulkan bahwa kelima komponen hierarkikebutuhan ini merupakan salah satu bentukkewajiban yang harus mampu dipenuhi olehseorang individu ketika menjalanikehidupannya. Fuaddillah Putra (2016: 3)menjelaskan ketika salah satu komponen darihierarki kebutuhan tidak dapat terpenuhi, makaakan dapat berdampak pada tidak lancarnyaatau timbulnya permasalahan dari individuyang bersangkutan, salah satunya adalahtimbulnya perilaku menyimpang.

Hubungan Perilaku Menyimpang denganPemenuhan Kebutuhan

Perilaku menyimpang adalah perilakuyang timbul diakarenakan ketidak sesuaiperilaku dengan atauran-aturan yang telah disepakati oleh khalayak ramai. Tingkah lakumenyimpang adalah tingkah laku tercela, yangdilakukan oleh individu yang timbul akibatadannya faktor-faktor internal dan eksternal

pada remaja. Tingkah laku menyimpang jugadiartikan sebagai segala tindakan negatif yangdapat mempengaruhi individu denganlingkungannya serta hubungan sosialnya. Halini diperkuat dengan teori behavior (dalamBoeree, 2010) yang menyatakan bahwaperilaku menyimpang itu dapat dikatakansebagai behavior disorder yang artinyaperilaku menyimpang itu terbentuk karenaadanya stimulus negatif yang mempengaruhiindividu sehingga menimbulkan suatu respondalam dirinya untuk melakukan hal tersebutdan mewujudkanya dalam bentuk perilakuyang menyimpang. Situasi pengaruh stimulusdari dalam diri individu ini merupakan salahsatu pemicu timbulnya perilaku menyimpang,seperti contoh: ketika seorang individu tidakmampu memenuhi kebutuhan fisiologisnyamaka perilaku yang akan ditimbulkannyadapat seperti mencuri, menghalalkan segalacara untuk mendapatkan keinginanannya.

Perilaku menyimpang remajamerupakan masalah yang sedang dicari jalankeluarnya. Banyak faktor yang menjadipenyebab perilaku menyimpang remaja. Astuti(2004:91) menjelaskan bahwa prosespengasuhan anak sangat mempengaruhiperkembangan remaja. Pola asuh yang tidaksesuai dengan perkembangan zaman yangterus berubah akan menyebabkan remajatersebut melakukan hal-hal yang menyimpang.Arahman (2009:18), menjelaskan bahwa,keluarga yang dapat menjadi sebab timbulnyaperilaku menyimpang berupa keluarga yangtidak normal (broken home), keadaan jumlahkeluarga yang kurang menguntungkan. Dalambroken home pada prinsipnya strukturkeluarga tersebut sudah tidak lengkap lagiyang menurut Arrahman disebabkan hal-halseperti, salah satu kedua orang tua atau kedua-duanya meninggal dunia, perceraian orang tua,anak yang sering ditinggalkan kedua orang

Page 5: PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DARI PERSPEKTIF

2nd International Seminar on Education 2017Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue

Batusangkar, September 05-06-2017

197

tuanya karena mencari nafkah, dan salah satukedua orang tua atau keduanya “tidak hadir”secara kontinyu dalam tenggang waktu yangcukup lama (Jonaidi, 2013: 3).

Berdasarkan penejelsan di atas dapatdisimpulkan bahwa ketidak mampuanmemnuhio kebutuhan oleh seorang individuakan dapat berdampak tidak baik terhadapperilaku yang akan ia tampilkan, seperticontoh di tas “seorang anak yang mengalamibroken home akan bisa berperilakumenyimpang dikarenakan tidak dapatmemnuhi kebutuhan akan rasa cinta dankasihsayang dari lingkungan keluarganya.

Pembentukan Karakter Peserta Didik dariPerspektif Pemenuhan Kebutuhan dalamLayanan Bimbingan Dan Konseling

Menurut Suyanto (dalam Zulnuraini,2012: 1) Pendidikan karakter adalahpendidikan budi pekerti plus, yaitu yangmelibatkan aspek pengetahuan (cognitive),perasaan (feeling), dan tindakan (action).Menurut Thomas Lickona tanpa ketiga aspekini pendidikan karakter tidak akan efektif.Pendidikan karakter menurut Jamal Ma’murAsmani (dalam Zulnuraini, 2012: 1)menjelaskan bahwa segala sesuatu yangdilakukan oleh guru untuk mempengaruhikarakter peserta didik. Guru membantu dalammembentuk watak peserta didik dengan caramemberikan keteladanan, cara berbicara ataumenyampaikan materi yang baik, toleransi,dan berbagai hal yang terkaitnya. Pendidikankarakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yangmeliputi komponen pengetahuan, kesadaranatau kemauan, dan tindakan untukmelaksanakan nilai-nilai tersebut, baikterhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), dirisendiri, sesama, lingkungan, maupunkebangsaan sehingga menjadi manusia insankamil (Prasetyo dan Rivasintha, 2011: 2).

Berdasarkan penjelasan yang sebelumnyamenyatakan bahwa ketika pemenuhankebutuhan seseorang tergangu atau tidak dapatdipenuhi maka akan dapat berdampak negatifterhadap tingkah laku yang akan merekatampilkan, dimana perilaku ini akan dapatdikategorikan perilaku yang tidak berkarakter.Individu yang memperlihatkan perilaku yangtidak berkarakter ini akan membutuhkanbantuan dari seseorang yang memilikikompetensi agar perilaku yang tuidakberkarakter ini menjadi perilaku yangberkarakter. Prayitno (2012) menjlaskanbahwa bimbingan dan konseling merupakansalah satu bantuan yang dapat diberikankepada individu yang membutuhkan konselor,dimana melalui layanan-layanan yang adadalambimbingan dan konseling akan dapatmembantu klien atau individu tersebut menjadiperilaku yang berkarakter.

KEPUSTAKAAN

Arahman, 2009. Analisis Perilaku NakalRemaja. Universitas Mulawarman,Samarinda (Skripsi). Astuti, 2004.Pengaruh Pola Asuh Orang TuaTerhadap Gejala KenakalanAnak/Remaja. Universitas Diponegoro,Semarang (Skripsi).

Boeree, C.G. (2010). Psikologi Sosial.Jogjakarta: Prismasophie.

Jonaidi. 2013. Analisis Sosiologis TerhadapPerilaku Menyimpang Siswa SMAPembangunan Kabupaten malinau.Jurnal Sosiatri Sosiologi. Volume 1,Nomor 3. 2013

Prasetyo, A., dan Rivasintha, E. 2010. Konsep,Urgensi, dan Implementasi PendidikanKarakter di Sekolah, (Online).(http://edukasi. kompasiana.com,diakses 10 Desember 2011).

Page 6: PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DARI PERSPEKTIF

2nd International Seminar on Education 2017Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue

Batusangkar, September 05-06-2017

198

Zulnuraini. 2012. Pendidikan Karakter:Konsep, Implementasi DanPengembangannya di Sekolah Jurnal.DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012

McGuire, Kevin John. 2012. Maslow's

Hierachy of Needs. An Introduction.Germany. GRIN Verlag GmbH

Fuaddillah Putra. 2016. PengungkapanPermasalahan Yang Dialami OlehMasyarakat. Universitas NegerioPadang. Padang

Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan

Pendukung Konseling. FIP UNP:Bimbingan dan Konseling.