73
PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN SURAT LUQMAN AYAT 12-19 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Oleh : KHOIRUL UMAM NIM : 083111076 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

  • Upload
    lamdang

  • View
    232

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK

MENURUT AL-QUR’AN SURAT LUQMAN AYAT 12-19

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh :

KHOIRUL UMAM

NIM : 083111076

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2012

Page 2: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Khoirul Umam

Nim : 083111076

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

saya sendiri, kecuali bagiam tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 16 April 2012

Saya yang menyatakan,

Khoirul Umam

NIM: 083111076

Page 3: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

iii

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang

Telp 7601295 Fax 7615387 Semarang 50185

PENGESAHAN

Naskah skripsi dengan:

Judul : Pembentukan Akhlak Anak Menurut Al-Qur’an surat

Luqman ayat 12-19

Nama : Khoirul Umam

Nim : 083111076

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

telah diujikan dalam sidang munaqasah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Semarang, 22 Juni 2012

DEWAN PENGUJI

Ketua, Sekretaris,

Dr. Abdul Wahib, M.Ag Nadhifah S.Th.I M.S.I

NIP:196006151991031004 NIP:19750827200312203

Penguji I, Penguji II,

Dr. H. Fatah Syukur M.Ag Drs. Shodiq M.Ag

NIP:196812121994031003 NIP: 196812051994031003

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. H. Mat Solikhin M.Ag Ridwan M.Ag

NIP: 19550206 197903 2001 NIP: 19630106 199703 1001

Page 4: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

iv

NOTA PEMBIMBING Semarang, 26 April 2012

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan, dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Pembentukan Akhlak Anak Menurut Al-Qur’an surat

Luqman ayat 12-19

Nama : Khoirul Umam

Nim : 083111076

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasah.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Pembimbing I,

Drs. H. Mat Solikhin M.Ag.

Page 5: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

v

NOTA PEMBIMBING Semarang, 30 April 2012

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan, dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Pembentukan Akhlak Anak menurut Al-Qur’an surat

Luqman ayat 12-19

Nama : Khoirul Umam

Nim : 083111076

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasah.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Pembimbing II,

Page 6: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

vi

ABSTRAK

Judul : Pembentukan Akhlak Anak Menurut Al-Qur’an Surat Luqman

ayat 12-19

Penulis : Khoirul Umam

NIM : 083111076

Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan mengetahui pembentukan

akhlak anak menurut Al-Qur’an surat Luqman ayat 12-19

Penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research), yakni

berusaha untuk menguak secara konseptual tentang berbagai hal yang berkaitan

dengan pembentukan akhlak anak menurut al-Qur’an surat Luqman ayat 12-19.

Sumber data dalam penelitian ini yaitu data-data yang diperoleh dari, penafsiran

ahli tafsir yang didukung dengan hadits-hadits yang relevan dan sumber data yang

dijadikan sebagai alat bantu dalam menganalisis masalah yang muncul, yaitu

buku-buku yang ada relevansinya dengan pembahasan. Adapun metode analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tahlili dan metode

analisis isi (content analisis), metode tahlili yaitu metode yang menjelaskan ayat

al-Qur’an dengan meneliti berbagai aspeknya dan meyikapi seluruh maksud yang

dikandung, sedangkan analisis isi (content analisis) yaitu suatu teknik

penyelidikan yang berusaha untuk menguraikan secara objektif, sistematik dan

kuantitatif isi yang termanifestasikan dalam suatu komunikasi . Selain itu juga

menggunakan metode pemaknaan kontekstual, yaitu mendudukan keterkaitan

antara yang sentral dengan yang perifer adalah terapannya. Yang sentral adalah

studi tentang ayatayat Qur’aniyah dan yang perifer adalah studi ayat-ayat

kauniyah (bukti-bukti dalam kehidupan manusia dan alam). Ketiga metode ini

digunakan dalam mengumpulkan data-data dari al-Qur’an, buku-buku atau

tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan pembentukan akhlak anak yang

bersifat umum untuk dianalisis dengan tujuan mengambil kesimpulan yang

bersifat khusus.

Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa pembentukan akhlak anak

menurut surat Luqman ayat 12-19 yang meliputi : tujuan pembentukan akhlak

anak agar anak mempunyai akhlaqul karimah yang tinggi. Materi pendidikannya

terdiri dari pendidikan aqidah, pendidikan birrul walidain, pendidikan salat,

pendidikan amar ma’ruf nahi mungkar, dan pendidikan budi pekerti. Metode yang

digunakan adalah metode pembiasaan dan keteladanan.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan

bagi khazanah ilmu pengetahuan dan bahan informasi serta masukan bagi civitas

akademika dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo Semarang.

Page 7: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

vii

TRANSLITERASI

Transliterasi dimaksudkan sebagai pengalih-hurufan dari abjad yang satu

ke abjad yang lain. Transliterasi Arab-Latin di sini ialah penyalinan huruf-huruf

Arab dengan huruf-huruf latin beserta perangkatnya. Pedoman transliterasi dalam

skripsi ini meliputi :

a. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf latin

ا

ب

ت

ث

ج

ح

خ

د

ذ

ر

ز

س

ش

ص

ض

ط

ظ

ع

غ

ف

ق

ك

ال

م

ن

و

اه

ء

ي

Alif

ba

ta

sa

jim

ha

kha

dal

zal

ra

za

sin

syin

sa

dad

ta

za

‘ain

gain

fa

qaf

kaf

lam

mim

nun

wau

ha

hamzah

ya

Tidak didefinisikan

b

t

s}

j

h

kh

d

dz

r

z

s

sy

s

d}

t}

z}

….. ‘

g

f

q

k

l

m

n

w

h

….’

Y

Page 8: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

viii

b. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf /

transliterasinya berupa huruf dan tanda, contoh:

dibaca qala

dibaca qila

dibaca yaqulu

c. Ta Marbuthah

Translitrasinya menggunakan :

1. Ta marbuthah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya h.

Contoh : dibaca talhah

2. sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

yang menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah,

maka ta marbuthah itu ditransliterasikan dengan h.

Contoh : dibaca raudah al-atfal

d. Kata Sandang

Transliterasi kata sandang dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1. Kata sandang diikuti huruf syamsiah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan sesuai

dengan bunyinya, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang langsung

mengikuti kata sandang itu.

Contoh : dibaca ar-Rahimu

2. Kata sandang diikuti huruf qamariah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah ditransliterasikan sesuai

dengan bunyinya.

Contoh : dibaca al-Maliku

Page 9: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

ix

Namun demikian, dalam penulisan skripsi penulis menggunakan model kedua,

yaitu baik kata sandang diikuti oleh huruf syamsiah ataupun huruf al-Qamariah

tetap menggunakan al-Qamariah.

e. Penulisan kata

Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il, isim maupun hurf, ditulis terpisah, hanya

kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazimnya

dirangkaikan dengan kata lain. Karena ada huruf atau harakat yang

dihilangkan, maka dalam translitarasi ini penulisan kata tersebut dirangkaikan

juga dengan kata lain yang mengikutinya.

Contoh :

dibaca Man istata’a ilaihi sabila

dibaca Wa innallaha lahuwa khair al-raziqin

Page 10: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

x

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Syukur Alhamdulillah, atas limpahan rahmat, taufiq, hidayah, serta

inayahNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul

“Pembentukan Akhlak Anak Menurut Al-Qur’an surat Luqman ayat 12-19”.

Hanya dengan pertolonganNya lah penulis dapat melewati segala kesulitan,

hambatan, rintangan dan godaan.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan

kita Nabi Muhammad SAW, sang inspirator sejati menuju kebahagian dunia

akhirat.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari doa, bimbingan,

dukungan dan saran pihak-pihak tertentu. Oleh karena itu dengan setulus hati

penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

hingga penyusunan skripsi ini selesai. Penulis sampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Dr. Suja’i M.Ag.

2. Pembimbing I, Drs. H. Mat Solikhin M.Ag., dan pembimbing II, Ridwan

M.Ag., yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya

ditengah-tengah kesibukannya, beliau selalu memberikan bimbingan sampai

penulisan skripsi ini selesai.

3. Segenap dosen pengajar di lingkungan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam

Negeri Walisongo Semarang, terkhusus Segenap dosen PAI yang tidak bosan-

bosannya memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis.

4. Bapak dan Ibu karyawan Perpustakaan baik di Institut maupun di Fakultas

Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang juga perpustakaan

umum, yang telah memberikan pelayanan kepustakaan dengan yang

diperlukan penulis untuk menyusun skripsi ini.

5. Sahabat-sahabatku Pendidikan Agama Islam angkatan 2008, keluargaku IMPP

Walisongo Semarang, sahabat spesialku yang selalu memberikan dukungan,

Page 11: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

xi

waktu, tenaga, materi, dan selalu menemani penulis hingga tersusunlah skripsi

ini.

6. Semua pihak yang pernah melintas dan menghiasi hidupku dan membantuku

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semarang, 30 April 2012

Penulis,

Khoirul Umam

NIM. 083111076

Page 12: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... ii

PENGESAHAN ............................................................................................ iii

NOTA PEMBIMBING I ............................................................................... iv

NOTA PEMBIMBING II ............................................................................. v

ABSTRAK .................................................................................................... vi

TRANSLITERASI........................................................................................vii

KATA PENGANTAR ................................................................................ x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xii

BAB I : PENDAHULUAN..................................................................1

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 5

D. Kajian Pustaka.....................................................................5

E. Kerangka Teori....................................................................8

F. Metode Penulisan................................................................11

G. Sisitematika Pembahasan....................................................14

BAB II : DESKRIPSI DAN ASBAB AL-NUZUL SURAT LUQMAN

AYAT 12-19.............................................................................16

A. Deskripsi Surat Luqman ayat 12-19...................................16

B. Arti Kosa Kata .................................................................. 17

C. Asbab Al-Nuzul..................................................................19

D. Munasabah Ayat.................................................................21

BAB III : TAFSIR SURAT LUQMAN AYAT 12-19...........................25

A. Profil Luqman Al-Hakim ................................................ .25

B. Tafsir Surat Luqman Ayat 12-19................. .................. .26

Page 13: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

xiii

BAB IV : ANALISIS PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK

MENURUT AL-QUR’AN

SURAT LUQMAN AYAT 12-19...........................................33

A. Pengertian Akhlak.............................................................33

B. Nilai Pendidikan dalam surat Luqman ayat 12-19 .......... .37

C. Pembentukan Akhlak Menurut Surat Luqman

ayat 12-19.........................................................................47

BAB V : PENUTUP............................................................................... 53

A. Kesimpulan ..................................................................... .53

B. Saran-saran ...................................................................... .55

C. Penutup ............................................................................ .56

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

Page 14: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada awalnya orang tua dan keluarga adalah “sekolah” pertama bagi anak.

Anak yang lahir bersih seperti kertas putih itu akan mendapat celupan warna dari

orang tua dan orang-orang dekat atau keluarga. Dalam perkembangannya anak

membutuhkan peran orang tua antara lain sebagai pemelihara kesehatan mental

dan fisik, peletak dasar kepribadian yang baik, pembimbing, pemberi fasilitas dan

motifator untuk mengembangkan diri, menciptakan suasana nyaman dan kondusif

bagi pengembangan diri anak.1

Dalam pandangan syari’at Islam, anak merupakan amanat yang

dibebankan oleh Allah SWT kepada orang tuanya, maka dari itu orang tua

berkewajiban untuk menjaga dan memelihara serta menyampaikan amanat itu

kepada yang berhak yaitu anak. Karena manusia adalah milik Allah SWT, mereka

harus mengantarkan anaknya melalui pendidikan untuk mengenal dan

menghadapkan diri kepada Allah.2 Pendidikan itu berlangsung seumur hidup,

maka prosesnya dapat dilakukan dalam keluarga, masyarakat, lembaga-lembaga

formal dan non formal.3

Orang tua sebagai pendidik dalam keluarga harus memperhatikan dalam

memberikan kasih sayangnya, jangan berlebih-lebihan dan jangan pula kurang.

Oleh karena itu orang tua harus pandai dan tepat dalam memberikan kasih sayang

yang dibutuhkan oleh anaknya. Kalau pendidik dalam hal ini adalah orang tua

tidak mendidik dan memelihara anak akhirnya anak akan terjerumus ke dalam

kenistaan, maka orang tua juga akan menerima akibatnya baik kehidupan di dunia

maupun akhirat.

1 Partini, Pengantar Pendidikan Usia Dini, (Yogyakarta; Grafindo Litera media; 2010),

hlm. 55

2 Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset,

1996), hlm. 103

3 Zainudin et.,all., Pendidikan Islam dari Paradigama Klasik hingga Kontemporer,

(Malang: UIN Malang Press, 2009), hlm. 59

Page 15: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

2

Pendidikan di dalam keluarga yang baik adalah yang mau memberikan

dorongan kuat kepada anaknya untuk mendapatkan pendidikan agama.

Pendidikan dalam keluarga mempunyai pengaruh yang positif di mana lingkungan

keluarga memberikan dorongan atau memberikan motivasi dan rangsangan

kepada anak untuk menerima, memahami, meyakini serta mengamalkan ajaran

Islam.4

Tanggung jawab itu terletak di atas pundak para orang tua sehingga anak-anak

terhindar dari kerugian, keburukan, dan api neraka yang senantiasa menantikan manusia

yang jauh dari Allah swt. Allah swt. telah mengisyaratkan hal itu dalam firmannya:

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya

malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah

terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu

mengerjakan apa yang diperintahkan.(Q.S. At-Tahrim/66 : 6)5

Dari ayat di atas jelas bahwa semata-mata mengakui beriman saja

belumlah cukup. Iman mestilah dipelihara dan dipupuk, terutama sekali dengan

dasar iman hendaklah orang menjaga keselamatan diri dan seisi rumah tangga

janganlah esok masuk kedalam neraka yang sangat panas dan siksa yang sangat

besar itu, disertai jadi penyala dari api neraka.6

Oleh karena itu, maka seseorang yang beriman tidak boleh pasif, artinya

berdiam diri menunggu-nunggu saja, yaitu supaya memelihara diri sendiri lebih

dulu agar jangan masuk neraka, setelah itu memelihara keluarganya yang terdiri

dari istri, anak, saudara, kerabat, sahaya wanita dan sahaya laki-laki untuk taat

kepada Allah. Dan kamu larang dirimu beserta semua orang yang berada di bawah

tanggung jawabmu untuk tidak melakukan kemaksiatan kepada Allah. Kamu ajari

4Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta; Pustaka Pelajar; 2009), hlm.

318-319

5Soenarjo, et.al., Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta; CV. Karya Insan Indonesia; 2002),

hlm.820

6 Hamka, Tafsir al-Azhar, Jilid 10, (Singapura: Pustaka Nasional, 1990), hlm. 7508.

Page 16: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

3

dan didik mereka serta pimpin mereka dengan perintah Allah. Kamu perintahkan

mereka untuk melaksanakannya dan kamu bantu mereka dalam

merealisasikannya. Bila kamu melihat ada yang berbuat maksiat kepada Allah,

maka cegah dan larang mereka. Ini merupakan kewajiban setiap muslim yaitu

mengajarkan kepada orang yang berada di bawah tanggung jawabnya segala

sesuatu yang telah diwajibkan dan dilarang oleh Allah Ta‟ala kepada mereka.7

Anak adalah merupakan amanat dari Allah SWT kepada orang tua agar

dibimbing, dididik supaya menjadi anak yang berbakti dan menjadi anak yang

sholeh, sehingga orang tua dalam memberikan bimbingan atau pendidikan kepada

anak-anaknya harus hati-hati, karena mereka cenderung meniru perbuatan orang

tuanya. Dengan kata lain, kewajiban bagi keluarga lebih-lebih bapak dan ibu

untuk selalu membimbing dan mengarahkan anak agar memiliki wawasan yang

luas dan menjadikan anak yang bermoral. Dalam hal ini sesuai dengan hadits

Rasulullah SAW yang berbunyi sebagai berikut :

“Hajib bin Walid menceritakan kepadaku, Muhammad bin Harb‟ dari

Zubaidi dari Zuhri, Sa‟id bin Musayab dari Abi Hurairoh mengatakan

kepadaku bahwa Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua

orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang

Nasrani maupun seorang Majusi. Sebagaimana seekor binatang yang

melahirkan seekor anak tanpa cacat, apakah kamu merasakan terdapat

yang terpotong hidungnya? kemudian Abu hurairoh berkata “bacalah jika

kalian berkehendak”: (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan

manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah

7 Muhammad Nasib Arrifa‟i, Kemudahan dari Allah; Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta:

Gema Insani Press, 2000), hlm. 751.

8 Imam Abi Al-Husaini Muslim bin Al-Hajjaji Al-Qusyairy An-Naisabury, Shahih Muslim,

Juz IV,(Beirut Libanon: Dar-Ahya‟ Al-Turatsi Al-„Arabi, t.th.), hlm. 2047

Page 17: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

4

Rasuluulah bersabda Tidaklah seorang bayi itu dilahirkan melainkan

dalam keadaan fitroh.(H.R.,Muslim )

Keluarga atau orang tualah yang pertama dan utama memberikan dasar-

dasar pendidikan seperti pendidikan agama , budi pekerti, sopan santun, estetika,

kasih sayang, rasa aman, dasar-dasar mematuhi peraturan-peraturan, menanamkan

kebiasaan-kebiasaan, dan lain-lain sebagainya.9

Dalam pendidikan yang diselenggarakan oleh keluarga, anak akan

memperoleh pengalaman pertama yang merupakan faktor penting dalam

perkembangan pribadi anak selanjutnya. Dari penyelidikan para ahli, pengalaman

pada masa anak-anak dapat mempengaruhi perkembangan individu dalam

hidupnya. Kehidupan emosional atau kebutuhan rasa kasih sayang anak dapat

terjamin dengan baik, hal ini disebabkan karena adanya hubungan darah antara

pendidik dan anak didik, karena orang tua hanya menghadapi sedikit anak didik

dan karena hubungan tadi atas rasa kasih sayang yang murni.10

Dari uraian di atas, maka pendidikan dalam keluarga itu sangat penting.

Dewasa ini banyak orang tua, bahkan tidak tahu akan kewajibannya terhadap

anak-anak dalam keluarga, mereka lebih condong untuk sibuk dengan dirinya

sendiri dan pekerja‟annya tanpa meluangkan waktu dalam hal pendidikan dan

perkembangan kepribadian untuk anak-anaknya, padahal penanaman nilai-nilai

budi pekerti itu lahir dari keluarga yakni orang tua sebagai pendidik tunggal

dalam lingkungan keluarga. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti

tertarik untuk mengangkat tema tersebut dengan mengambil judul skripsi

“PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK DALAM AL-QUR‟AN SURAT

LUQMAN AYAT 12-19.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut : Bagaimana pembentukan akhlak anak dalam Q.S. Luqman ayat

12-19?

9 Sahara Idris, Dasar-Dasar Kependidikan, (Padang; Ankasa raya;1987), hlm. 36

10 Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,

1992), hlm.75

Page 18: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dari pokok permasalahan yang telah dirumuskan diatas maka tujuan

penelitian ini adalah: Untuk mengetahui konsep pembentukan akhlak anak dalam

surat Luqman ayat 12-19.

Dari tujuan dinatas, penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai

bagi ;

1. Peneliti, meningkatkan wawasan yang lebih komprehensif terhadap

pemahaman konsep pembentukan akhlak anak menurut Q.S. Luqman ayat

12-19 dari berbagai sudut pandang para ulama tafsir.

2. Orang tua, dapat diaplikasikan dalam sikap dan perilaku yang islami di dalam

kehidupan nyata.

3. Masyarakat, sebagai i’tibar bagi manusia agar tetap berpegang teguh pada

ajaran agama Islam yaitu Al-Qur‟an.

D. Kajian Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggali informasi dari penelitian-

penelitian sebelumnya sebagai bahan perbandingan, baik mengenai kekurangan

atau kelebihan yang sudah ada. Selain itu, peneliti juga menggali informasi dari

buku-buku maupun skripsi dalam rangka mendapatkan suatu informasi yang ada

sebelumnya tentang teori yang berkaitan dengan judul yang digunakan untuk

memperoleh landasan teori ilmiah.

Dalam skripsi yang dituliskan oleh mahasiswa jurusan PAI Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Ahmad Zainudin yang berjudul “Tanggung

Jawab Orang Tua dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Anak ; Kajian Terhadap

Surat at-Tahrim ayat 06, menyimpulkan bahwa :

1. Keberhasilan proses pendidikan anak dalam keluarga sangat tergantung pada

peran dan tanggung jawab keluarga itu sendiri. Di mana orang tua sebagai inti

dari keluarga memiliki peranan yang sangat penting, dialah yang bertanggung

jawab penuh terhadap proses pendidikan anak dalam keluarga, sehingga dapat

dikatakan bahwa keberhasilan proses pendidikan anak dalam keluarga sangat

Page 19: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

6

tergantung pada bagaimana orang tua melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya tersebut.

Pendidikan anak dalam keluarga sebagai terkandung dalam surat al-

Tahrim ayat 6 adalah pendidikan yang dilakukan oleh orang tua (bapak, ibu)

dalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi (fitrah)

anak-anaknya, menuju terbentuknya kepribadian yang utama, yaitu pribadi

yang mampu menentukan masa depan dirinya, masyarakat, bangsa dan

agamanya. Karena anak merupakan amanah Allah kepada orang tua yang harus

dirawat, dipelihara dan dididik dengan penuh kasih sayang.11

2. Tanggung jawab orang tua dalam keluarga yang diperoleh dari al-Qur‟an surat

at-Tahrim ayat 6 mempunyai implikasi pada pendidikan anak yang meliputi:

perkembangan jasmani dan rohani anak, rasa kasih sayang anak serta perhatian

anak, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sebagaimana

yang diharapkan oleh orang tua selaku pendidik dalam keluarga.

Orang tua harus memperhatikan pendidikan anak-anaknya dengan

mengacu dan berdasarkan kepada syari‟at Islam dalam menerapkan pendidikan

bagi anaknya. Adapun materi yang terkandung di dalamnya secara garis besar

meliputi akidah, syari‟ah dan akhlak. Dalam hal ini orang tua bisa

menggunakan beberapa metode di antaranya adalah metode

keteladanan/contoh, pembiasaan, nasehat, perhatian/pengawasan dan hukuman.

Adapun penerapan metode ini disesuaikan dengan materi yang akan

diberikan serta tingkatan perkembangan anak itu sendiri. Untuk mendapatkan

tanggapan positif dari anak, pendidik (orang tua) harus memiliki sifat-sifat

antara lain ikhlas, takwa, ilmu, penyabar, dan rasa tanggung jawab dalam

mendidik anak. Selain itu, prinsip-prinsip dasar dalam mendidik anak yang

meliputi prinsip ikatan dan peringatan, di mana kedua itu akan saling

memperkuat satu sama lain.

11

Ahmad Zainuddin, “Tanggung Jawab Orang Tua Dalam Keluarga dan Iplikasinya

Terhadap Pendidikan Anak: Kajian Tehadap Surat At-Tahrim ayat 06”, Skripsi, (Semarang:

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2006), hlm. 60

Page 20: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

7

Dalam skripsi yang ditulis oleh Yusrina, Mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Agama Islam

Terhadap Pemebentukan Akhlak Siswa di SMP YPI Cempaka Putih Bintaro”,

menyimpulkan bahwa adanya pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap

pembentukan akhlak siswa SMP YPI Cempaka Putih Bintaro dan tidak adanya

pengaruh nilai mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang didapatnya di

sekolah terhadap pembentukan akhlak siswa SMP Ypi Bintaro, baik yang

mendapatkan nilai tertinggi maupun yang mendapatkan nilai terendah. Semua

pengaruh ini tidak terlepas dari peran aktif sekolah atau guru Pendidikan Agama

Islam yang menanamkan nilai-nilai agama di dalam diri siswanya, dengan

harapan agar terbentuknya akhlak dan tingkah laku yang baik sehingga dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.12

Skripsi yang ditulis oleh Baha‟udin, Mahasiswa jurusan PAI IAIN

Walisongo Semarang, dengan judul “Konsepsi Abdulloh Nashih Ulwan tentang

Metode Pendidikan Moral Anak Dalam Keluarga” (Telaah Kitab Tarbiyatul

Aulad fil Islam) menyimpulkan bahwa pendidikan moral harus menggunakan

teknik yang sesuai agar mencapai keberhasilan yang optimal. Untuk itu

dibutuhkan dukungan faktor seperti pendidik, anak didik, metode dan tujuan.

Menurut Ulwan, metode yang harus digunakan oleh para pendidik termasuk orang

tua sebagaimana yang diterapkan oleh Nabi Muhamad SAW, dalam mendidik

putra-putri dan para sahabatnya, adalah:

1. Pendidikan dengan keteladanan

2. Pendidikan dengan adat kebiasaan

3. Pendidikan dengan nasihat

4. Pendidikan dengan memberi perhatian

5. Pendidikan dengan memberikan hukuman

Metode-metode yang ditawarkan Ulwan itu efektif, hal ini dapat ditinjau

dari kajian psikologis, sosiologis, dan religius.

12

Yusrina, Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa di

SMP YPI Cempaka Putih Bintaro, Skripsi, (Jakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah,

2006), hlm. 69

Page 21: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

8

1. Secara psikologis yaitu anak mempunyai rasa imitasi yang tinggi, untuk itu

bagi orang tua (pendidik) agar dapat memberikan keteladanan, nasehat dan

hukuman yang mendidik.

2. Dari perspektif sosiologis, bahwa manusia merupakan manusia yang mendidik

dan harus di didik, anak harus di didik agar perkembangannya berjalan lancar.

3. Tinjauan religius yaitu orang tua harus menjaga amanat dari Allah SWT sebaik

mungkin, karena keselamatan keluarganya berada dalam tanggung jawabnya.13

E. Kerangka Teori

Dalam Al-Qur‟an juga telah dijelaskan bahwa Allah telah memberikan

i’tibar melalui Luqman al-Hakim sebagai sosok seorang pendidik dalam

memberikan pendidikan kepada anaknya. Dalam ayat 12 diterangkan bahwa Allah

telah memberikan hikmah, akal, paham dan memberikan petunjuk untuk

memperoleh ma‟rifat yang benar kepada Luqman. Oleh karena itu, Luqman

menjadi seorang yang hakim (mempunyai hikmah). Ini memberikan pengertian

bahwa anjuran Luqman yang disampaikan kepada anaknya berupa ajaran-ajaran

hikmah, bukan dari wahyu. Hal ini didasarkan pada pendapat yang benar bahwa

Luqman adalah seorang hakim (orang bijak, filosof) dan bukan Nabi. Orang yang

mensyukuri nikmat Allah maka sebenarnya dia bersyukur untuk kepentingan

dirinya sendiri, sebab Allah akan memberikan pahala yang banyak dan

melepaskan dari siksa.14

Pada ayat 13 ada kata ya’izhuhu ( ) yang terambil dari kata wa’zd( )

yaitu nasihat menyangkut berbagai kebajikan dengan cara yang menyentuh hati.

Luqman memulai nasihatnya dengan seruan menghindari syirik sekaligus

mengandung pengajaran tentang wujud Allah yang Esa.15

13

Baha‟udin, “Konsepsi Abdulloh Nashih Ulwan tentang Metode Pendidikan Moral Anak

Dalam Keluarga: Telaah Kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam”, Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo), hlm. 62

14 M. Abdul Ghofar dan Abu Ihsan al-Atsari, Tafsir Ibnu Katsir, Terj. Lubaabut Tafsir

Min Ibni Katsiir, (Jakarta: Pustaka Imam asy-Syafi‟i, 2008), hlm. 3260

15 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,

(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 127

Page 22: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

9

Dalam ayat 14 ini, digambarkan bagaimana payah ibu mengandung, payah

bertambah payah. Payah sejak dari mengandung bulan pertama, bertambah payah

tiap bertambah bulan dan sampai di puncak kepayahan di waktu anak dilahirkan.

Lemah sekujur badan ketika menghajan anak keluar, kemudia mengasuh,

menyusukan, memomong, menjaga, memelihara sakit senangnya. Dalam ujung

ayat ini, dianjurkan untuk bersyukur, syukur yang pertama ialah kepada Allah.

Karena semua itu berkat rahmat Allah belaka. Setelah itu bersyukurlah kepada

kedua orang tuamu, ibu yang mengasuh dan ayah yang membela dan melindungi

ibu dan melindungi anak-anaknya, ayah yang berusaha mencari sandang dan

pangan setiap hari.16

Pada ayat yang ke-15 ini menerangkan bahwa dalam hal tertentu, seorang

anak dilarang menaati ibu bapaknya jika mereka memerintahkannya untuk

menyukutukan Allah, yang dia sendiri memang tidak mengetahui bahwa Allah

mempunyai sekutu, karena memang tidak ada sekutu bagi-Nya. Sepanjang

pengetahuan manusia, Allah tidak mempunyai sekutu. Karena menurut naluri,

manusia harus mengesakan Tuhan.17

Pada ayat 16 Luqman melanjutkan wasiatnya dengan memberikan

perumpamaan, yaitu walaupun perbuatan baik dan perbuatan buruk itu sekalipun

beratnya hanya sebiji sawi dan berada di tempat yang tersembunyi, niscaya

perbuatan itu akan dikemukakan oleh Allah SWT kelak di hari kiamat, yaitu pada

hari ketika Allah meletakan timbangan amal perbuatan yang tepat, kemudian

pelakunya akan menerima pembalasan amal perbuatannya, apabila amalnya itu

baik maka balasannya akan baik pula dan apabila amalnya buruk maka balasannya

pun akan buruk pula.18

Pada ayat 17 ini, Lukman mewasiatkan kepada anaknya hal-hal berikut :

a. Selalu mendirikan sholat dengan sebaik-baiknya, sehingga diridai Allah. Jika

sholat yang dikerjakan itu diridai Allah, perbuatan keji dan perbuatan mungkar

16 Hamka, Tafsir Al-Azhar, ( Jakarta: P.T. Pustaka Panjimas, 1998), hlm. 129.

17 Ahsin Sakho Muhammad, et al., Al-qur’an dan Tafsirnya , (Jakarta: Lentera Abadi,

2010), hlm. 552-554

18 Ahmad Mustafa Al-Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi, (Semarang: Toha Putra,

1992), hlm. 157-158

Page 23: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

10

dapat dicegah, jiwa menjadi bersih, tidak ada kekhawatiran terhadap diri orang

itu, dan mereka tidak akan bersedih hati jika ditimpa cobaan, dan merasa

dirinya semakin dekat dengan Tuhannya.

b. Berusaha mengajak manusia mengerjakan perbuatan-perbuatan baik yang

diridai Allah, berusaha membersihkan jiwa, dan mencapai keberuntungan, serta

mencegah mereka agar tidak mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa.

c. Selalu bersabar dan tabah terhadap segala macam cobaan yang menimpa,

akibat dari mengajak manusia berbuat baik dan meninggalkan perbuatan yang

mungkar, baik cobaan itu dalam bentuk kesenangan dan kemegahan, maupun

dalam bentuk kesengsaraan dan penderitaan.19

Pada ayat 18 dari surat Luqman terdapat kata Ash-Sha’ru, artinya penyakit

yang menimpa onta sehingga membengkokan lehernya. Pengguna‟an gaya bahasa

seperti ini dalam Al-Qur‟an bertujuan agar manusia tidak meniru gerakan Ash-

sha’ru ini yang berarti gerakan sombong seperti berjalan dengan membusungka

dada, dan memalingkan muka dari manusia karena sombong dan merasa tinggi

hati. Pada ayat yang selanjutnya kata Al-Qosdu yang mempunyai makna maksud

dan tujuan, jadi berjalan itu harus selalu tertuju kepada maksud dan tujuan yang

ditargetkan pencapaianya. Sehingga, gaya berjalan itu tidak menyimpang,

sombong, dan mengada-ada. Namun harus ditujukan guna meraih maksudnya

dengan sederhana dan bebas. 20

Ayat di atas menjelaskan tentang nasihat Luqman al-Hakim yang

mencakup pokok-pokok pendidikan. Di sana ada akidah, syari‟at dan akhlak, tiga

unsur ajaran al-Qur‟an. Di sana ada akhlak terhadap Allah, terhadap pihak lain,

dan terhadap diri sendiri. Ada juga perintah moderasi yang merupakan ciri dari

segala macam kebajikan serta perintah bersabar, yang merupakan syarat mutlak

meraih sukses, duniawi dan ukhrowi. Demikian Luqman al-Hakim mendidik

19

Ahsin Sakho Muhammad, et al., Al-qur’an dan Tafsirnya , (Jakarta: Lentera Abadi,

2010), hlm. 555

20 Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Terj. As‟ad Yasin dan Abdul Aziz Salim

basyarahil, Di Bawah Naungan Al-Qur‟an, (Jakarta : Gema Insani Press, 2002), Jilid XXI, Hlm.

177

Page 24: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

11

anaknya bahkan memberi tuntunan kepada siapapun yang ingin menulusuri jalan

kebajikan.21

F. Metode Penulisan

Usaha untuk memproses data ataupun informasi yang diperlukan

dilakukan dalam penulisan ini disusun sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan ,dll., secara holistik,

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

ilmiah.22

Jadi dalam penelitian ini mencari konsep tentang pembentukan akhlak

anak dalam surat Luqman ayat 12-19 dari berbagai kitab tafsir yang merupakan

interpretasi para mufasir dalam memahami maksud, isi dan kandungan yang

ada dalam surat Luqman ayat 12-19 sehingga akan dapat mempermudah dalam

kajian ini. Selanjutnya untuk memberi penjelasan atau penafsiran terhadap ayat

tersebut, melalui metode studi pustaka (library research), maka langkah yang

ditempuh adalah dengan cara membaca, memahami serta menelaah buku-buku,

baik berupa kitab-kitab tafsir maupun sumber-sumber lain yang berkenaan

dengan permasalahan yang ada, kemudian dianalisa.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini, yaitu tafsir al-Qur‟an surat Luqman

ayat 12-19 seperti: Tafsir Fi zhilalil Qur’an karangan Sayyid Quthb, Tafsir Al

Bayan karya tengku Muhamad Hasby Ashiediqy, Tafsir Ibnu Katsiir karya

Abil Fida‟ Ismail bin Katsiir Addamasyqiy, Tafsir al Kabir karya Imam

Fakhrudin, Tafsir Al-Qur’anul majid An-Nur karya Tengku muhamad Hasby

21

M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an,

(Jakarta;Lentera Hati, 2002), Hlm. 312-313.

22 Lexy j. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung, PT Remaja Offset Rosda

Karya, 2011), hlm. 6

Page 25: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

12

Ashiediqy, Tafsir Al Mishbah karya M. Quraish Shihab dan Tafsir al Maraghi

karya Ahmad Musthafa al Maraghi. Kemudian dilengkapi dengan buku-buku

lain yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi pokok bahasan

skripsi ini. Antara lain : buku yang berjudul “Pendidikan Keluarga Dalam

Perspektif Islam” karya Dr. Nur Ahid, M.Ag., “Pendidikan Keluarga Berbasis

Pesantren” karya Mahfud Junaedi, “Pendidikan Agama Dalam Keluarga”

karya Ahmad Tafsir, buku yang berjudul “Pendidikan Anak Usia Dini dalam

Islaml” karya Dr. Mansur, M.A., dan buku–buku lain yang bersangkutan

dengan pembahasan skripsi ini.

3. Pendekatan Penelitian

Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan pendekatan

kontekstual, yaitu “mendudukkan keterkaitan antara yang sentral dengan yang

perifer adalah terapannya, yang sentral adalah studi tentang ayat-ayat

Qur‟aniah, dan yang perifer adalah studi tentang ayat-ayat Kauniah (bukti-

bukti dalam kehidupan manusia dan alam)”.23

Dengan pendekatan kontekstual

ini diharapkan makna konsep pendidikan keluarga yang ada dalam surat

Luqman ayat 12-19 tidak hanya dapat dimengerti dan dipahami, akan tetapi

dapat diterapkan dalam kehidupan nyata, sehingga dengan konsep pendidikan

keluarga pendidikan yang dalam hal ini adalah orang tua benar-benar dapat

menjalankan fungsi edukatifnya dalam keluarga.

4. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menganalisis data dengan menggunakan :

a. Metode tahlili

adalah suatu metode tafsir yang bermaksud menjelaskan

kandungan ayat-ayat al-Qur‟an dari seluruh aspeknya, dimulai dengan

menguraikan arti kosakata yang diikuti dengan penjelasan mengenai arti

ayat secara global, kemudian mengemukakan munasabah (korelasi) ayat-

ayat serta menjelaskan hubungan maksud ayat-ayat tersebut satu sama lain

dilanjutkan dengan membahas asbab al-nuzul (latar belakang turunnya ayat)

23

Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996),

hlm.178.

Page 26: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

13

dan dalil-dalil yang berasal Rasul, atau sahabat, atau para tabi‟in yang

kadang-kadang bercampur baur dengan pendapat para penafsir itu sendiri

dan diwarnai oleh latar belakang pendidikannya, dan sering pula bercampur

baur dengan pembahasan kebahasaan dan lainnya yang dipandang dapat

membantu memahami nash al-Qur‟an tersebut.24

Menurut Nashrudin

Baidan, bahwa metode tafsir tahlili adalah menafsirkan ayat-ayat al-Qur‟an

dengan memaparkan segala aspek yang terkandung di dalam ayat-ayat yang

ditafsirkan itu serta menerangkan makna-makna yang tercakup di dalamnya

sesuai dengan keahlian dan kecenderungan mufassir yang menafsirkan ayat-

ayat tersebut.25

Sesuai dengan analisis yang penulis gunakan, penulis dalam

penelitian ini menggunakan berbagai referensi berusaha menjelaskan makna

yang terkandung dalam surat Luqman ayat 12-19 secara menyeluruh dan

berurutan dari ayat ke ayat berikutnya, dan juga mengungkapkan arti kosa

katanya, sebab turunnya, serta munasabah (korelasi) surat Luqman dengan

surat atau ayat sebelum atau sesudahnya. Setelah itu, selanjutnya penulis

berusaha mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari pada anak. Dengan

memiliki konsep pendidikan keluarga sebagaimana yang terkandung dalam

surat Luqman ayat 12-19 tersebut, diharapkan para orang tua mampu

memberikan pendidikan kepada anaknya sebagai pendidikan yang pertama

dan utama.

Metode ini juga berperan untuk mencari makna yang tersurat,

selain itu juga mencari makna yang tersirat serta mengkaitkan hal-hal yang

terkait yang sifatnya logik teoritik, etik dan transendental.26

Metode ini

digunakan dalam rangka mencari kandungan surat Luqman ayat 12-19

tentang konsep pendidikan keluarga dalam pembentukan akhlak anak.

24

Abdul al Hayy al-Farmawi, Metode Tafsir Mawdhu’iy Sebuah Pengantar, (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 12

25 Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran al-Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2000), hlm. 31.

26 Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, hlm. 65

Page 27: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

14

b. Analisis Isi (Content Analisis)

Guna mencari jawaban dari permasalahan yang ada di atas, penulis

menggunakan metode Analisis Isi (Content Analisis) dalam penelitian ini.

Menurut B. Berelson sebagaimana dikutip oleh Hasan Sadily, metode

Analisis Isi (Content Analisis) adalah suatu teknik penyelidikan yang

berusaha untuk menguraikan secara objektif, sistematik dan kuantitatif isi

yang termanifestasikan dalam suatu komunikasi27

.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk dapat dipahami urutan dan pola berpikir dari tulisan ini, maka

skripsi disusun dalam lima bab. Setiap bab merefleksikan muatan isi yang satu

sama lain saling berkesinambungan.

Secara garis besar, penulisan skripsi ini terbagi dalam lima pokok pikiran

yang masing-masing termuat dalam bab yang berbeda-beda. Secara rinci masing-

masing bab akan membahas tentang hal-hal sebagai berikut :

Bab I : PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfa‟at penelitian, kajian

pustaka, metode penulisan penelitian dan sistematika

pembahasan.

Bab II : DESKRIPSI DAN ASBAB AL-NUZUL SURAT LUQMAN

AYAT 12-19

Pada bab ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian

yang berupa telaah Al – Quran surat Luqman ayat 12-19 dengan

metode tahlili yang meliputi : deskripsi surat Luqman ayat 12-19

yang meliputi mufradat, asbab an-nuzul, munasabah ayat.

27

Hasan Sadily, Ensiklopedia (Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeva, 1980) hlm. 207

Page 28: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

15

Bab III : TAFSIR SURAT LUQMAN AYAT 12-19

Pada bab ini, peneliti akan menguraikan tentang tema

penelitian yang meliputi Profil Luqman al Hakim, Tafsir surat

Luqman ayat 12-19

Bab IV : ANALISIS PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT

AL-QUR‟AN SURAT LUQMAN AYAT 12-19

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan hasil analisis

penelitian tentang pengertian akhlak, nilai pendidikan dalam

surat Luqman ayat 12-19, pembentukan akhlak anak menurut

surat Luqman ayat 12-19.

Bab V : PENUTUP

Pada bab ini merupakan bagian penutup skripsi yang terdiri

dari kesimpulan, saran dan penutup.

Page 29: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

16

BAB II

DESKRIPSI DAN ASBAB AL-NUZUL SURAT LUQMAN

AYAT 12-19

A. Deskripsi surat Luqman ayat 12-19

Surat Luqman ayat 12-19 berbunyi sebagai berikut :

12. Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:

"Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada

Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan

barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi

Maha Terpuji". 13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di

waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu

mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah

benar-benar kezaliman yang besar". 14. Dan Kami perintahkan kepada

manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah

mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan

menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua

orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. 15. Dan jika keduanya

memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada

pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan

pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang

kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-

beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. 16. (Luqman berkata):

"Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan

Page 30: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

17

berada dalamnbatunataundi langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan

mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi

Maha Mengetahui. 17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)

mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar

dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang

demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). 18. Dan

janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan

janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah

tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. 19. Dan

sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya

seburuk-buruk suara ialah suara keledai.(Q.S. Luqman/31:12-19)1

B. Arti Kosa kata (Mufrodat)

Menurut Mustafa Al-Maraghi dalam kitabnya Tafsir Al-

Maraghi, tafsir mufrodat-nya adalah sebagai berikut :

: dia adalah seorang tukang kayu, kulitnya hitam dan dia termasuk

diantara penduduk mesir yang berkulit hitam, serta dia adalah

orang yang hidup sederhana, Allah telah memberinya hikmah

dan menganugerahkan kenabian kepadanya.

: artinya kebijaksanaan dan kecerdikan. Dalam tafsir Al- Bayan,

hikmah adalah penyempurnaan diri dengan ilmu dan

mempunyai malakah tenaga untuk mengerjakan perbuatan-

perbuatan yang utama menurut kesanggupan manusia, Allah

memberikan hikmah kepada Lukman dengan jalan ilham.2

: memuji kepada Allah, menjurus kepada perkara yang hak,

cinta kebaikan untuk manusia, dan mengarahkan seluruh

anggota tubuh serta semua nikmat yang diperoleh kepada

keta‟atan kepada-Nya.

: mengingatkan dengan cara yang baik, hingga hati orang

yang diingatkan lunak karenanya.

1 Soenarjo, et.al., Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta; CV. Karya Insan Indonesia;

2002), hlm. 582.

2 Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Tafsir Al-Bayan, (Semarang; Pustaka Rizki putra,

2002), hlm. 928

Page 31: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

18

: lemah

: menyapih

: keduanya menginginkan sekali kamu mengikuti keduanya

dalam kekafiran

: kembali (bertaubat)

: sesuatu yang dijadikan sebagai standar timbangan. Dan

lafaz Misqalu Habbatil Khardal merupakan suatu

peribahasa yang menunjukan arti sesuatu yang bentuknya

sangat kecil.

: ilmu Allah meliputi semua yang samar dan yang tidak

kelihatan

: maha mengetahui eksistensi segala sesuatu hakikat-

hakikatnya.

: termasuk diantara perkara-perkara yang telah diwajibkan

oleh Allah untuk dilaksanakan.

: memalingkan muka dan menampakan bagian samping

muka (pipi), perbuatan seperti ini merupakan sikap yang

biasa dilakukan oleh orang-orang yang sombong.

: gembira yang dibarengi dengan rasa sombong

: orang yang bersikap angkuh dalam berjalan

: berasal dari masdar Al-Fakhr, artinya orang yang

membangga-banggakan harta dan kedudukan yang di

milikinya, serta membanggakan hal-hal lainya

: bersikap pertengahkanlah atau bersikap sederhana

: rendahkanlah dan kurangilah kekerasan suaramu.

: suara yang paling buruk dan tidak enak didengar oleh

Page 32: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

19

telinga. Ia berasal dari lafaz Nukr, Nukarah, artinya sulit.3

C. Asbab al-Nuzul

Secara etimologi, kata asbab al-nuzul berarti turunnya ayat-ayat Al-

Qur‟an diturunkan Allah SWT kepada Muhammad SAW secara berangsur-

angsur bertujuan untuk memperbaiki aqidah, ibadah, akhlak dan pergaulan

manusia yang sudah menyimpang dari kebenaran. Karena itu dapat dikatakan

bahwa terjadinya penyimpangan dan kerusakan dalam tatanan manusia

merupakan sebab turunnya Al-Qur‟an. Asbab al-nuzul (sebab turun ayat) di

sini dimaksudkan sebab-sebab yang secara khusus berkaitan dengan turunnya

ayat-ayat tertentu. Sedangkan menurut Subhi al-Salih, asbab an-nuzul adalah

sesuatu yang dengan sebabnya turun ayat atau beberapa ayat yang

mengandung sebab itu, atau memberi jawaban terhadap sebab itu atau

menerangkan hukumnya pada masa terjadinya sebab tersebut.4

Adapun sebab turunnya ayat 12-19 dari surat Luqman sejauh

penulusuran yang penulis lakukan tidak ditemukan adanya sebab yang

melatarbelakangi turunnya ayat tersebut, hanya saja dalam ayat 13 dalam

tafsir Al-Misbakh, diriwayatkan bahwa Suwayd ibn ash-Shamit suatu ketika

datang ke mekah. Ia adalah seorang yang cukup terhormat di kalangan

masyarakatnya. Lalu rasulullah mengajaknya untuk memeluk agama Islam.

Suwayd berkata kepada Rasulullah, “Mungkin apa yang ada padamu itu sama

dengan yang ada padaku.” Rasulullah berkata, “Apa yang ada padamu?” Ia

menjawab, “Kumpulan hikmah Lukman.” Kemudian Rasulullah berkata,

“Sungguh perkataan yang amat baik! Tetapi apa yang ada padaku lebih baik

dari itu. Itulah al-Qur‟an yang diturunkan Allah kepadaku untuk menjadi

petunjuk dan cahaya.” Rasulullah lalu membacakan al-Qur‟an kepadanya dan

3 Ahmad Mustafa Al-maraghi, Tafsir al-Maraghi, Terj. Bahrun Abubakar, (Semarang :

Toha Putra, 1992), Juz XXI, Hlm. 152

4 Ahmad Syadali dan Ahmad Rofi‟i, Ulumul Qur’an I, (Bandung; Pustaka Setia, 2000),

Hlm. 89-90

Page 33: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

20

mengajaknya memeluk Islam.5 Kemudian menurut Sayid Qutb bahwa ayat

13 yang menjelaskan tentang tauhid, inilah hakikat yang ditawarkan oleh nabi

Muhammad saw kepada kaumnya. Namun, mereka menentangnya dalam

perkara itu, dan meragukan maksud baiknya di balik tawarannya. Mereka

takut dan khawatir bahwa di balik tawaran itu terdapat ambisi Muhammad

saw untuk merampas kekuasaan dan kepemimpinan atas mereka.

Kemudian ayat 14 dan 15 penulis menemukan riwayat bahwa ayat ini

menggambarkan nuansa pengorbanan yang agung nan dahsyat. Seorang ibu

yang dengan tabiat-nya harus menanggung beban yang lebih berat dan lebih

kompleks. Namun, luar biasa, ia tetap menanggungnya dengan senang hati

dan cinta yang lebih dalam, lembut, dan halus. Diriwayatkan oleh Hafidz Abu

Bakar al-Bazzar dalam musnadnya dengan sanadnya dari Buraid dari ayahnya

bahwa seseorang sedang berada dalam barisan tawaf menggendong ibunya

untuk membawanya bertawaf. Kemudian dia bertanya kepada Nabi

Muhammad saw., “Apakah aku telah menunaikan haknya?”Rasulullah

menjawab, “Tidak, walaupun satu tarikan nafas.”6

Diriwayatkan bahwa ayat 15 ini diturunkan berhubungan dengan

Sa‟ad bin Abi Waqqas, ia berkata, “Tatakala aku masuk Islam, ibuku

bersumpah bahwa beliau tidak akan makan da minum sebelum aku

meninggalkan agama Islam itu. Untuk itu pada hari pertama aku mohon agar

beliau mau makan dan minum, tetapi beliau menolaknya dan tetap bertahan

pada pendiriannya. Pada hari kedua, aku juga mohon agar beliau mau makan

dan minum, tetapi beliau masih tetap pada pendiriannya. Pada hari ketiga, aku

mohon kepada beliau agar mau makan dan minum, tetapi tetap menolaknya.

Oleh karena itu, aku berkata kepadanya, „Demi Allah, seandaianya ibu

mempunyai seratus jiwa dan keluar satu persatu di hadapan saya sampai ibu

5 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Vol.

11, (Jakarta: Lentera Hati‟ 2002), Hlm. 125

6 Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Terj. As‟ad Yasin dan Abdul Aziz Salim

basyarahil, Di Bawah Naungan Al-Qur‟an, (Jakarta : Gema Insani Press, 2002), Jilid XXI, Hlm.

174

Page 34: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

21

mati, aku tidak akan meninggalkan agama yang aku peluk ini. „Setelah ibuku

melihat keyakinan dan kekuatan pendirianku, maka beliaupun mau makan.”7

D. Munasabah Ayat

Secara etimologi, munasabah berarti persesuaian, hubungan atau

relevansi, yaitu hubungan persesuaian antara ayat atau surat yang satu dengan

ayat atau surat yang sebelum dan sesudahnya. Secara terminologi, munasabah

adalah ilmu untuk mengetahui alasan-alasan penertiban dari bagian-baagian

Al-qur‟an yang mulia.8

Seperti yang telah dikemukakan di atas, mengenai munasabah, para

mufasir mengingatkan agar dalam memahami atau menafsirkan ayat-ayat Al-

Qur‟an, khususnya yang berkaitan dengan penafsiran ilmiah, seseorang

dituntut untuk memperhatikan segi-segi bahasa Al-Qur‟an serta korelasi antar

ayat.9

1. Munasabah surat Luqman dengan surat sebelum dan sesudahnya

a. Surat sebelumnya (ar-Ruum)

1). Dalam surat Luqman, Allah menerangkan bahwa barang siapa yang

bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk

kemaslahatan dirinya sendiri. Dia sedikitpun tidak merugikan

Allah, sebagaimana yang bersyukur tidak menguntungkan-Nya,

karena sesungguhnya Allah maha kaya tidak butuh kepada apapun,

lagi maha terpuji oleh makhluk di langit dan di bumi.10

2). Dalam ayat-ayat yang lalu (Ar-Rum), dijelaskan bahwa angin yang

memberikan manfa‟at yang besar bagi kehidupan manusia

7 Ahsin Sakho Muhammad, et.,all., Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi,

2010), Hlm. 553

8 Abdul Djalal, Ulumul Qur’an I, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), hlm. 154

9 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an; Fungsi dan Peranan dalam Kehidupan,

(Bandung; Mizan, 1998), hlm. 135

10 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, hlm.

120

Page 35: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

22

menunjukan adanya Maha Pencipta, manusia harus mengimani-

Nya dan bersyukur kepada-Nya.11

b. Surat sesudahnya (as-Sajdah)

Munasabah surat Luqman dengan surat sesudahnya (as-Sajdah) adalah :

1) Dalam surat Luqman dijelaskan bahwa Ash-Sha’ru adalah sebuah

penyakit yang menimpa onta sehingga membengkokan lehernya.

Gaya bahasa Al-Qur‟an dalam memilih peribahasa ini bertujuan

agar manusia lari dari gerakan yang mirip Ash-Sha’ru ini. Yaitu

gerakan sombong dan palsu, dan memalingkan muka dari manusia

karena sombong dan merasa tinggi hati.12

2) Dalam surat as-Sajdah, Allah menerangkan tanda-tanda orang

beriman yaitu jika disebut nama Allah, mereka bersujud memuji

Tuhannya dan mereka bukanlah orang yang sombong. Mereka

bangun di malam hari untuk salat dan berdoa kepada Allah agar

diberi rezeki yang halal untuk mereka infakkan, mereka selalu

mengharapkan karunia yang besar.13

2. Munasabah dengan Ayat

Surat Luqman ayat 12-19 juga memiliki munasabah (korelasi)

dengan ayat sebelum dan sesudahnya. Dalam surat Luqman ayat 1-11

dijelaskan bahwa Al-Qur‟an juga disebut “al-kitab al-hakim” yang berarti

sebuah kitab yang seluruh kandungannya adalah hikmah belaka, Al-

Qur‟an merupakan petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat

kebajikan, perintah untuk mendirikan salat karena salat hubungan utama

dengan Allah dan sebagai bukti keimanan kepada Allah, petunjuk yang

telah disebutkan dalam al-kitab al-Hakim dituntunkan oleh Rasul utusan

Allah, apabila petunjuk Tuhan dituruti pastilah bahagia yang akan

diterima, dan setengah dari manusia adalah orang yang membeli

11

Ahsin Sakho Muhammad, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010),

Hlm. 523

12 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Di Bawah Naungan Al-Qur’an jilid IX, Hlm.

177

13 Ahsin Sakho Muhammad, et.,all., Al-Qur’an dan Tafsirnya, Hlm. 590

Page 36: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

23

permainan kata-kata untuk menyesatkan dari jalan Allah, tidak dengan

ilmu, menurut Al-Hasan al-Bashri bahwa yang dimaksud dengan

permainan kata-kata itu ialah nyanyi-nyanyian dan peralatan pancaragam

yang akan membawa orang lalai dari agama. Dan apabila dibacakan

kepada mereka ayat-ayat kami, merekapun berpaling dalam keadaan

menyombong, maka beri khabar gembiralah mereka dengan adzab yang

pedih sebagai sambutan yang sepadan atas kesombongan, berpaling

muka, berolok-olok dan bersikap menyumbat telinga mendengar seruan

Tuhan. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal yang

shalih-shalih, untuk mereka syurga-syurga yang bernikmat dan kekal di

dalamnya. Allah telah menciptakan semua langit dengan tidak bertiang

dan Allah menurunkan air dari langit maka tumbuhlah tumbuhan yang

indah, namun mereka menganiaya diri sendiri karena tidak menggunakan

fikiran untuk berfikir, hanya beramal turut-turutan, tidak berpendirian

yang teguh sehingga kesengsaraan jualah yang akan mereka tangguhkan

kelak.14

Kemudian dilanjutkan ayat 12 sampai 19 dijelaskan bahwa

Allah telah memberikan hikmah dan kearifan kepada Luqman, ia

bersyukur dan memanjatkan puji kepada-Nya, bersyukur kepada Allah

bukan untuk kepentingan-Nya tetapi faedahnya akan diperoleh orang

yang bersyukur itu sendiri, krena Allah akan menambah nikmat kepada

setiap orang yang bersyukur kepada-Nya. Luqman mewasiatkan kepada

anaknya untuk mengesakan Allah dan tidak memepersekutukan-Nya,

berbakti kepada orang tua sepanjang keduanya tidak menyuruh berbuat

maksiat kepada Allah, beramal saleh, selalu mendirikan salat, mengajak

manusia berbuat makruf dan mencegah dari perbuatan mungkar, tidak

sombong dan angkuh.15

14

Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz XXI, (Jakarta: PT. Pustaka Pajin Mas, 1998), Hlm. 118-

124

15 Ahsin Sakho Muhammad, et al., Al-qur’an dan Tafsirnya ,hlm. 557

Page 37: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

24

Dilanjutkan ayat 20 sampai 34 dijelaskan bahwa Allah

menghadapkan kembali pembicaraan-Nya kepada orang-orang musyrik

dan menegur mereka karena sikapnya yang dapat menyaksikan berbagai

dalil di jagat raya yang menunjuk kepada keesaan Allah, tetapi mereka

tetap saja mengingkarinya. Allah menjelaskan keadaan orang-orang yang

menyerahkan diri kepada Allah dan akibat apa yang akan mereka

peroleh. Sesudah itu, Allah menenangkan Nabi-Nya karena penderitaan

yang beliau alami dengan menjelaskan bahwa tugas Rasul hanyalah

menyampaikan risalah Allah. Selanjutnya, Allahlah yang membuat

perhitungan dan pembalasan. Allah menjelaskan bahwa orang-orang

musyrik mengakui bahwa yang menjadikan langit dan bumi adalah

Allah. Konsekuensinya, segala puji haruslah dikembalikan kepada Allah.

Setelah itu, Allah menjelaskan bahwa tidak ada yang mampu menghitung

nikmat-Nya selain Dia dan memelihara semua itu sama dengan

memelihara orang seorang. Pada akhirnya Allah menjelaskan sebagian

dari tanda-tanda yang ada di langit dan sebagian tanda-tanda yang ada di

bumi. Allah menyuruh kita untuk bertakwa dengan mengingatkan kita

kepada hari kiamat.16

16

Tengku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nuur,

(Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2000), hlm. 3216-3225

Page 38: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

25

BAB III

TAFSIR SURAT LUQMAN AYAT 12-19

A. Profil Luqman al-Hakim

Sebelum mengetahui lebih jauh tentang bagaimana proses pendidikan yang

dilakukan oleh seorang Luqman al-Hakim terhadap anaknya, maka terlebih

dahulu dikenalkan sosok seorang Luqman al- Hakim terlebih dahulu. Ada

beberapa pendapat mengenai siapakah sosok Luqman al-Hakim dalam surat

Luqman ini, apakah dia seorang Nabi atau seorang hamba yang shalih yang bukan

Nabi?, para ulama Salaf berbeda pendapat tentang siapakah Luqman ini, dalam

hal ini terdapat dua pendapat dan mayoritas berpendapat dengan pendapat kedua.

Ibnu Jarir berkata bahwa Khalid ar-Rib‟i berkata: “Luqman adalah seorang hamba

(budak) dari Habsyi (Ethiopia) dan tukang kayu.1

Dalam buku karangan Umar Hasyim terdapat berbagai pendapat tentang

siapakah Luqman al-Hakim, diantaranya :

1. Ada yang mengatakan bahwa ia adalah anak Ba‟ura anak Nahur anak Tarikh.

Tarikh adalah „Azar ayah Ibrahim alaihissalam.

2. Ada yang mengatakan dia orang Mesir, dan ada yang mengatakan dia budak

hitam dari Habasyiyah (bangsa Negro) yang buruk rupa dan terseok-seok

jalannya, karena kedua belah kakinya cacat.

3. Ada lagi yang berpendapat bahwa dia adalah bangsa Isra‟il yang hidup pada

zaman Nabi Daud, dan orang Yunani yang hidup kira-kira tahun 550 sebelum

Masehi.

4. Bila berpegang kepada pendapat Ibnu „Abbas r.a., yang mengatakan bahwa

Luqman itu seorang hamba sahaya dari Habasyiyah (Ethiopia), kemungkinan

besar dia itu adalah Aesopus, karena kata-kata hikmat Aesopus mirip dengan

kata-kata hikmat Luqman. Dan Aesopus ini adalah seorang hamba sahaya

hitam pula, yang menurut Wingker Prins Encyclopaedie hidup pada tahun 550

seb. Masehi.

1Abdul Ghofar et.,all., Lubaabut Tafsir Min Ibni Katsir, terj. Tafsir Ibnu Katsir, Jilid VII,

(Jakarta: Pustaka Imam Syafi‟i, 2008), hlm. 31

Page 39: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

26

5. Para ahli itu bersepakat bahwa Luqman adalah orang alim, bukan Nabi. Dan

tentang ajarannya, bisa dilihat contohnya dalam Al-Qur‟an itu, yakni

nasehatnya kepada anaknya.2

Menurut Sayyid Qutb Luqman al Hakim adalah seorang yang berasal dari

Habasyah (Etiopia), ada pula yang mengatakan bahwa Luqman adalah seorang

Namibia, ada juga yang mengatakan bahwa dia seorang hakim di antara hakim-

hakim yang ada dalam bangsa Bani Israel.3

Dalam tafsir al-Maraghi disebutkan bahwa Luqman al-Hakim adalah

seorang tukang kayu, kulitnya hitam dan dia termasuk di antara penduduk Mesir

yang berkulit hitam, serta dia adalah seorang yang hidup sederhana, Allah telah

memberinya hikmah dan menganugerahkan kenabian kepadanya.4

B. Tafsir Surat Luqman ayat 12-19

Dalam ayat 12 diterangkan bahwa Allah telah memberikan hikmah, akal,

paham dan memberikan petunjuk untuk memperoleh ma‟rifat yang benar kepada

Luqman. Oleh karena itu, Luqman menjadi seorang yang hakim (mempunyai

hikmah). Ini memberikan pengertian bahwa anjuran Luqman yang disampaikan

kepada anaknya berupa ajaran-ajaran hikmah, bukan dari wahyu. Hal ini

didasarkan pada pendapat yang benar bahwa Luqman adalah seorang hakim

(orang bijak, filosof) dan bukan Nabi. Orang yang mensyukuri nikmat Allah maka

sebenarnya dia bersyukur untuk kepentingan dirinya sendiri, sebab Allah akan

memberikan pahala yang banyak dan melepaskan dari siksa.5

Dalam ayat ini ada cerita menarik yang telah diriwayatkan oleh Sa‟id bin

Abi „Arubah, dari Qatadah tentang firman Allah : “Dan sesungguhnya telah kami

2 Umar Hasyim, Anak Saleh 2, Cara Mendidik Anak dalam Islam, (Surabaya: PT Bina

Ilmu, 1983), hlm. 131-132

3 Sayyid Qutb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Terj. As‟ad Yasin dan Abdul Aziz Salim

basyarahil, Di Bawah Naungan Al-Qur‟an, (Jakarta : Gema Insani Press, 2002), Jilid XXI hlm.

173

4 Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Terj. Bahrun Abubakar, (Semarang :

Toha Putra, 1992), Juz XXI, hlm. 145

5 M. Abdul Ghofar dan Abu Ihsan al-Atsari, Tafsir Ibnu Katsir, Terj. Lubaabut Tafsir

Min Ibni Katsiir, (Jakarta: Pustaka Imam asy-Syafi‟i, 2008), hlm. 3260

Page 40: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

27

berikan kepada Luqman, “yaitu pemahaman, pengetahuan dan ta‟bir mimpi.

Yaitu, bersyukurlah kepada Allah, “kami memerintahkan kepadanya untuk

bersyukur kepada Allah SWT atas apa yang diberikan, dianugerahkan dan

dihadiahkan oleh-Nya berupa keutamaan yang hanya dikhususkan kepadanya,

tidak kepada orang lain yang sejenis di masanya. Kemudian Allah Ta‟ala

berfirman : “Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka ia bersyukur

untuk dirinya sendiri, “yaitu manfa‟at dan pahalannya hanya akan kembali kepada

orang-orang yang bersyukur itu sendiri, dan firman Allah : “Dan barang siapa

yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Mahakaya Lagi Mahaterpuji,

“yaitu Mahakaya dari hamba-hamba-Nya, dimana hal itu (ketidakbersyukurannya)

tidak dapat membahayakan-Nya, sekalipun seluruh penghuni bumi mengkufuri-

Nya. Karena sesungguhnya Allah Mahakaya dari selain-Nya. Tidak ada ilah (yang

berhak diibadahi) kecuali Allah dan kami tidak beribadah kecuali kepada-Nya.6

Pada ayat 13 ada kata ya’izhuhu ( ) yang terambil dari kata wa’zd

( )

yaitu nasihat menyangkut berbagai kebajikan dengan cara yang menyentuh hati.

Luqman memulai nasihatnya dengan seruan menghindari syirik sekaligus

mengandung pengajaran tentang wujud Allah yang Esa.7 Dalam Tafsir Munir juga

ayat itu disebutkan wa huwa ya‘izhuh. Kata ya‘izh berasal dari al-wa‘zh atau al-

‘izhah yang berarti mengingatkan kebaikan dengan ungkapan halus yang bisa

melunakkan hati.8 Karena itu, dalam mendidik anaknya, Luqman menempuh cara

yang amat baik, yang bisa meluluhkan hati anaknya sehingga mau mengikuti

nasihat-nasihat yang diberikan.

Allah menjelaskan bahwa Luqman telah diberi hikmat, karena itu Luqman

bersyukur kepada Tuhannya atas semua nikmat yang telah dilimpahkan Nya

kepada dirinya.Allah SWT mewasiatkan kepada mereka supaya memperlakukan

6 M. Abdul Ghofar dan Abu Ihsan al-Atsari, Tafsir ibnu Katsir, Terj. Lubaabut Tafsir Min

Ibni Katsir, (Jakarta: Pustaka imam Syafi‟i, 2008), hlm 32-33

7 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,

(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 127

8 Wahbah az-Zuhayli, Tafsîr al-Munîr, XI/143, (Beirut: Dar al-Fikr, 1991). hlm. 564,

Page 41: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

28

orang-orang tua mereka dengan cara yang baik dan selalu memelihara hak-haknya

sebagai orang tua. Luqman menjelaskan kepada anaknya, bahwa perbuatan syirik

itu merupakan kezaliman yang besar.Imam bukhori telah meriwayatkan sebuah

hadist yang bersumber dari Ibnu Mas‟ud ,Ia telah menceritakan, bahwa ketika ayat

ini diturunkan ,yaitu firmannya surat al-an‟am ayat 82 :

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka

dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan

mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”(Q.S. Al-An‟am/6

: 82)9

Sesudah Allah menurunkan apa yang telah diwariskan oleh luqman terhadap

anaknya,yaitu supaya ia bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan semua

nikmat,yang tiada seorangpun bersekutu denganNya, didalam menciptakan

sesuatu. Kemudian luqman menegaskan bahwasanya syirik itu adalah perbuatan

yang buruk.Kemudian Alla SWT mengiringi hal tersebut dengan wasiat-Nya

kepada semua anak ,supaya mereka berbuat baik kepada kedua orang

tuanya,karena sesungguhnya kedua orang tua adalah penyebab pertama bagi

keberadaan kita di muka bumi ini.10

Dalam ayat 14 ini, digambarkan bagaimana payah ibu mengandung, payah

bertambah payah. Payah sejak dari mengandung bulan pertama, bertambah payah

tiap bertambah bulan dan sampai di puncak kepayahan di waktu anak dilahirkan.

Lemah sekujur badan ketika menghajan anak keluar, kemudia mengasuh,

menyusukan, memomong, menjaga, memelihara sakit senangnya. Dalam ujung

ayat ini, dianjurkan untuk bersyukur, syukur yang pertama ialah kepada Allah.

Karena semua itu berkat rahmat Allah belaka. Setelah itu bersyukurlah kepada

9 Soenarjo, et.al., Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta; CV. Karya Insan Indonesia;

2002), hlm. 185

10 Tafsir Al-Maragi, Ahmad Mustafa Al Maragi, (Semarang: CV Toha putra, 1993), hlm

152-154.

Page 42: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

29

kedua orang tuamu, ibu yang mengasuh dan ayah yang membela dan melindungi

ibu dan melindungi anak-anaknya, ayah yang berusaha mencari sandang dan

pangan setiap hari.11

Dalam ayat ini, Allah hanya menyebutkan seba-sebab manusia harus taat

dan berbuat baik kepada ibunya. Nabi saw sendiri memerintahkan agar seorang

anak lebih mendahulukan berbuat baik kepada ibunya daripada kepada bapaknya,

sebagaimana diterangkan dalam hadits :

Dari Abi Hurairoh, ia berkata, “Aku bertanya ya Rasulullah, kepada siapakah

aku wajib berbakti? “Rasulullah menjawab, “Kepada ibumu. “Aku bertanya,

“Kemudian kepada siapa?”Rasulullah menjawab, “Kepada ibumu.” Aku

bertanya, “Kemudian kepada siapa lagi?”Rasulullah menjawab.” Kepada

ibumu. “Aku bertanya, “Kemudian kepada siapalagi?”Rasulullah menawab,

“Kepada bapakmu, Kemudian kepada kerabat yang lebih dekat, kemudia

kerabat yang lebih dekat.” (Riwayat Ibnu Majah)

Ibu-bapak dalam ayat ini disebut secara umum, tidak dibedakan antara ibu

bapak yang muslim dengan yang kafir. Oleh Karena itu, dapat dipahami bahwa

anak wajib berbuat baik kepada ibu bapaknya, apakah ibu bapaknya itu muslim

atau kafir, jadi pada ayat yang ke-15 ini menerangkan bahwa dalam hal tertentu,

seorang anak dilarang menaati ibu bapaknya jika mereka memerintahkannya

untuk menyukutukan Allah, yang dia sendiri memang tidak mengetahui bahwa

Allah mempunyai sekutu, karena memang tidak ada sekutu bagi-Nya. Sepanjang

pengetahuan manusia, Allah tidak mempunyai sekutu. Karena menurut naluri,

manusia harus mengesakan Tuhan.13

Ikatan antara kedua orang tua dengan anaknya walaupun terikat dengan

segala kasih sayang dan segala kemuliaan, ia tetap dalam urutan setelah aqidah.

11 Hamka, Tafsir Al-Azhar, ( Jakarta: P.T. Pustaka Panjimas, 1998), hlm. 129.

12 Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, (Darul Fikr,tt), hlm. 1207

13 Ahsin Sakho Muhammad, et al., Al-qur’an dan Tafsirnya , (Jakarta: Lentera Abadi,

2010), hlm. 552-554

Page 43: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

30

Jadi, dalam hal ini jika orang tua menyentuh titik syirik maka jatuhlah kewajiban

taat kepadanya, ini menandakan bahwa ikata aqidah ini harus mengalahkan dan

mendominasi segala ikatan lainnya. Meskipun kedua orang tua telah

mengeluarkan segala upaya, usaha, tenaga dan pandangan yang memuaskan untuk

menggoda anaknya agar menyekutukan Allah dimana ia tidak mengetahui tentang

ketuhanannya maka pada saat itu anak diperintahkan agar tidak taat.14

Dalam

tafsir al-Bayan juga dijelaskan bahwa dalam ayat ini Allah mengharuska anak

untuk melayani orang tua yang kafir secara baik walaupun tidak boleh si anak

mengikuti orang tua dalam kekafiran.15

Pada ayat 16 Luqman melanjutkan wasiatnya dengan memberikan

perumpamaan, yaitu walaupun perbuatan baik dan perbuatan buruk itu sekalipun

beratnya hanya sebiji sawi dan berada di tempat yang tersembunyi, niscaya

perbuatan itu akan dikemukakan oleh Allah SWT kelak di hari kiamat, yaitu pada

hari ketika Allah meletakan timbangan amal perbuatan yang tepat, kemudian

pelakunya akan menerima pembalasan amal perbuatannya, apabila amalnya itu

baik maka balasannya akan baik pula dan apabila amalnya buruk maka balasannya

pun akan buruk pula.16

Pada ayat 17 ini, Lukman mewasiatkan kepada anaknya hal-hal berikut :

a. Selalu mendirikan sholat dengan sebaik-baiknya, sehingga diridai Allah. Jika

sholat yang dikerjakan itu diridai Allah, perbuatan keji dan perbuatan mungkar

dapat dicegah, jiwa menjadi bersih, tidak ada kekhawatiran terhadap diri orang

itu, dan mereka tidak akan bersedih hati jika ditimpa cobaan, dan merasa

dirinya semakin dekat dengan Tuhannya.

b. Berusaha mengajak manusia mengerjakan perbuatan-perbuatan baik yang

diridai Allah, berusaha membersihkan jiwa, dan mencapai keberuntungan, serta

mencegah mereka agar tidak mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa.

14

Sayyid Qutb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Terj. As‟ad Yasin dan Abdul Aziz Salim

basyarahil, Di Bawah Naungan Al-Qur‟an, (Jakarta : Gema Insani Press, 2002), Jilid XXI hlm.

175 15

Teungku Muhammad hasby Ash Shiddieqy, Al Bayan, Tafsir Penjelas Al Qur’anil

Karim, (Semarang: Pustaka rizki Putra, 2002), hlm. 929

16 Ahmad Mustafa Al-Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi, (Semarang: Toha Putra,

1992), hlm. 157-158

Page 44: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

31

c. Selalu bersabar dan tabah terhadap segala macam cobaan yang menimpa,

akibat dari mengajak manusia berbuat baik dan meninggalkan perbuatan yang

mungkar, baik cobaan itu dalam bentuk kesenangan dan kemegahan, maupun

dalam bentuk kesengsaraan dan penderitaan.17

Pada ayat 18 dari surat Luqman terdapat kata Ash-Sha’ru, artinya penyakit

yang menimpa onta sehingga membengkokan lehernya. Pengguna‟an gaya bahasa

seperti ini dalam Al-Qur‟an bertujuan agar manusia tidak meniru gerakan Ash-

sha’ru ini yang berarti gerakan sombong seperti berjalan dengan membusungka

dada, dan memalingkan muka dari manusia karena sombong dan merasa tinggi

hati. Pada ayat yang selanjutnya kata Al-Qosdu yang mempunyai makna maksud

dan tujuan, jadi berjalan itu harus selalu tertuju kepada maksud dan tujuan yang

ditargetkan pencapaianya. Sehingga, gaya berjalan itu tidak menyimpang,

sombong, dan mengada-ada. Namun harus ditujukan guna meraih maksudnya

dengan sederhana dan bebas. 18

Ayat 19 dari surat luqman menjelaskan, pertama tentang cara berjalan

dengan langkah yang sederhana, yakni tidak terlalu lambat dan juga tidak terlalu

cepat, akan tetapi berjalanlah dengan wajar tanpa dibuat-buat dan juga tanpa

pamer menonjolkan sikap rendah hati atau sikap tawadu’. Kedua, tentang cara

berbicara yakni dengan mengurangi tingkat kekerasan suara, jangan mengangkat

suara jika tidak diperlukan sekali. Karena sesungguhnya sikap yang demikian itu

lebih berwibawa bagi yang melakukannya, dan mudah diterima oleh jiwa

pendengarnya serta lebih gampang untuk dimengerti. Ketiga, tentang ilat atau

alasan yang melarang hal diatas yakni sesungguhnya suara yang paling buruk dan

paling jelek, karena ia dikeraskan lebih daripada apa yang diperlukan tanpa

penyebab adalah suara keledai. Dengan kata lain, bahwa orang yang mengeraskan

suaranya itu berarti suaranya mirip suara keledai. Dalam hal ini ketinggian nada

dan kekerasan suara, dan suara yang seperti itu sangat dibenci oleh Allah SWT.

17

Ahsin Sakho Muhammad, et al., Al-qur’an dan Tafsirnya , (Jakarta: Lentera Abadi,

2010), hlm. 555

18 Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Terj. As‟ad Yasin dan Abdul Aziz Salim

basyarahil, Di Bawah Naungan Al-Qur‟an, (Jakarta : Gema Insani Press, 2002), Jilid XXI, Hlm.

177

Page 45: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

32

Di dalam ungkapan ini jelas menunjukan nada celaka dan kecaman

terhadap orang yang mngeraskan suaranya, serta anjuran untuk membenci

perbuatan tersebut. Di dalam ungkapan ini yaitu menjadikan orang yang

mengeraskan suaranya diserupakan dengan suara keledai, terkandung pengertian

mubalagah untuk menanamkan rasa antipati dari perbuatan tersebut. Hal ini

merupakan pendidikan dari Allah untuk hamba-hamba-nya supaya mereka tidak

mengeraskan suaranya di hadapan orang-orang karena meremehkan mereka, atau

yang dimaksud ialah agar mereka meninggalkan perbuatan ini secara menyeluruh

(dalam kondisi apapun).19

19

Ahmad Mustafa Al-Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi, (Semarang: Toha Putra,

1992), hlm. 162-163

Page 46: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

33

BAB IV

ANALISIS PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK

MENURUT SURAT LUQMAN AYAT 12-19

A. Pengertian Akhlak

Pada prinsipnya, setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi

anak yang mempunyai kemuliaan akhlak, berketrampilan sebagai bekal kehidupan

dimasa depan anaknya. Dalam hal ini tujuan pembentukan akhlak anak adalah

agar anak mampu berkembang secara maksimal yang meliputi aspek

perkembangan jasmani, akal dan rokhani, ini selaras dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Roger A. Kaufman, bahwa “education itself may be viewed as

a process for providing learners with (at least minimal) skills, knowledge, and

attitudes so that they may live and produce in our society when they legally exit

from our educational agencies”,1 artinya pendidikan itu sendiri dapat dipandang

sebagai suatu proses untuk memberikan peserta didik dengan (setidaknya

minimal) keterampilan, pengetahuan, dan sikap sehingga mereka dapat hidup dan

menghasilkan dalam masyarakatnya ketika mereka secara sah telah lulus dari

lembaga pendidikannya.

Ada beberapa pendapat para ahli ayang mengemukakan pengertian

akhlak sebagai berikut :

1. Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulum al din mengatakan bahwa akhlak

adalah :

Akhlak yaitu sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan bermacam-

macam perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran

dan pertimbangan.

1 Roger F. Kauman, Educational System Planing, (New Jersey: Englewood Cliffs, 1972),

hlm. 10

2 Imam Al Ghozali, Ihya Ulum al Din, jilid III, (Indonesia: Dar Ihya al Kotob al Arabi,tt),

hlm. 52

Page 47: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

34

2. Ibrahim Anas mengatakan akhlak ialah ilmu yang objeknya membahas nilai-

nilai yang berkaitan dengan perbuatan manusia, dapat disifatkan dengan baik

dan buruknya.3

3. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasaan baik dan buruk.

Contohnya apabila kebiasaan memberi sesuatu yang baik, maka disebut

akhlakul karimah dan bila perbuatan itu tidak baik disebut akhlaqul

madzmumah.4

Akhlak yang tidak baik serta rendahnya kualitas pendidikan pada anak

akan mengantarkan anak pada posisi dasar dalam tatanan masyarakat sosial dan

akan menyebabkan timbulnya kriminalitas, oleh karena itu tujuan pendidikan

nasional adalah tidak hanya mencerdaskan kehidupan bangsa saja melainkan

membentukan manusia-manuisa yang berbudi pekerti luhur.

Keluarga memegang peranan penting sekali dalam pendidikan akhlak

untuk anak-anak sebagai institusi yang pertama kali berinteraksi dengannya. Oleh

sebab itu, haruslah pimpinan keluarga mengambil posisi tentang pendidikan ini

yakni dengan mengajarkan kepada anak tentang akhlak mulia yang diajarkan

Islam seperti kebenaran, kejujuran, keikhlasan, kasih sayang, cinta kebaikan,

pemurah, pemberani dan lain sebagainya. Allah mengajarkan kepada Nabi

Muhamad tentang nilai-nilai dan faedahnya berpegang teguh pada akhlak di

dalam hidup, membiasakan mereka berpegang kepada aturan atau norma yang

berlaku semenjak kecil.

Dalam arti luas, keluarga meliputi semua pihak yang ada hubungan darah

atau keturunan yang dapat dibandingkan dengan marga. Keluarga sangat berperan

dalam mengembangkan kepribadian anak dan membentuk akhlak sejak dini

melalui kasih sayang dan pendidikan dari orang tua, ini merupakan faktor yang

fundamental bagi anak dalam membentuk pribadi yang beraakhlak mulia.

Keluarga yang bahagia merupakan suatu hal yang sangat penting bagi

keberlangsungan pendidikan dan perkembangan akhlak anak, kebahagiaan ini

dapat terwujud apabila keluarga dapat memerankan fungsi edukatifnya secara

3 Ibrahim Anis, Al mu’jam Al Wasith, (Mesir: Darul Ma‟arif, 1972), hlm. 202

4 Ahmad Amin, Kitab Al-Akhlak, (Kairo: Darul Kutub Al-Mishriyah, tt), hlm. 15

Page 48: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

35

baik. Fungsi dasar keluarga adalah memberikan rasa memiliki, rasa aman, kasih

sayang dan mengembangkan hubungan yang baik diantara anggota keluarga.

Keluarga juga bisa disebut sebagai lembaga pendidikan yang pertama bagi anak

dalam mempelajari akhlak dimana alam lingkungan yang akrab ini orang tua

sebagai pendidik dalam keluarga dapat memberikan kepada anak-anaknya untuk

membentuk pribadi-pribadi yang berakhlak mulia baik di dalam keluarga maupun

dalam hidup bermasyarakat.

Kalau diperhatikan ayat-ayat dalam surat Luqman, ini mengandung

wasiat yang harus diajarkan kepada anak sebagai bekal seorang anak menjadi

manusia yang berakhlak mulia, karena ayat-ayat yang terdapat dalam surat

Luqman ini mengandung dasar-dasar pendidikan budi pekerti kepada orang tua

maupun kepada orang lain dalam hidup bermasyarkat kelak dan wasiat-wasiat itu

bisa dijadikan sebagai inspirasi untuk mengatur cara berprilaku dalam tatanan

hidup di masyarakat.

Dalam konteks pendidikan sebagi proses, maka Luqman al Hakim telah

memberikan contoh bagaimana menyelenggarakan kegiatan pendidikan. Contoh

ini memang di dalam keluarga, namun demikian dapat dijadikan contoh dan

model dalam menyelenggarakan pendidikan di era sekarang. Konsep pendidikan

yang dilakukan oleh Luqman al Hakim memang tidak secara langsung

memberikan pengertian seperti konsep pendidikan yang berkembang dewasa ini.

Tetapi setidaknya kalau dilihat secara menyeluruh dan kedalaman makna yang

terkandung di dalam surat Luqman ayat 12-19 telah memberikan lukisan

mengenai konsep pendidikan. Dalam hal ini Luqman al hakim sebagai seorang

ayah yang memberikan nasihat-nasihat kepada anaknya dapat dilukiskan sebagai

konsep pendidikan yang berlangsung antara pendidik (Luqman) dengan peserta

didik (anaknya).

Konsep pendidikan yang dilakukan Luqman al hakim merupakan salah

satu upaya untuk memajukan kepercayaan atau keyakinan serta budi pekerti

anaknya. Apa yang dilakukan Luqman al Hakim pada hakekatnya mengarahkan

anaknya pada pembentukan suatu keperibadian atau budi pekerti. Dalam hal ini

jelas terlihat adanya tujuan pendidikan yang terkandung di dalamnya. Konsep

Page 49: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

36

pembentukan akhlak anak yang termuat dalam ajaran luqman al Hakim yaitu

meliputi tiga hal, diantaranya :

1) Keyakinan keagamaan

Aspek ini diperlihatkan dalam ajarannya tentang aqidah yang menimbulkan

kesadaran akan kemakhlukan atau penghambaan diri kepada Allah yang

kemudian berimplikasi mensyukuri karunia Allah, kesadaran bahwa segala

perbuatan manusia tidak lepas dari pengawasan Allah.

2) Kesadaran moral

Aspek ini diperlihatkan dalam ajarannya untuk menegakan hal-hal yang

ma‟ruf dan mencegah hal-hal yang mungkar, dan keberanian untuk

menanggung resiko dalam usahanya menegakan amar ma’ruf nahi mungkar.

3) Tanggung jawab sosial

Aspek ini terlihat dalam ajaranya untuk berbuat baik kepada orang tua, orang

lain, bergaul secara baik walaupun orang yang berbeda keyakinan, dan tidak

berprilaku sombong dan angkuh kepada orang lain.

Dengan memperhatikan pokok-pokok ajaran Luqman al Hakim di atas,

bisa dijadikan sebagai perbandingan bagi proses pendidikan dewasa ini. Secara

umum sekalipun ajaran Luqman berlangsung antara dirinya dengan anaknya, tidak

berarti model pendidikan Luqman ini hanya berlangsung untuk keluarga saja,

tetapi berlaku untuk umum. Artinya proses pendidikan yang demikian harus

dilakukan di semua lembaga pendidikan, terutama dalam lingkungan keluarga

yang menjadi dasarnya.

Dalam konteks pembentukan kepribadian, maka harus ditumbuh

kembangkan kesadaran adanya tangggung jawab dalam diri orang tua terhadap

pendidikan anak-anaknya, karena keluarga merupakan penopang tata nilai dan

pelestari standar moral. Pendidikan di sini menyangkut proses transmisi nilai-nilai

dan berbagai interaksi, karena keluarga berperan sebagai suri tauladan atau model,

sikap perilaku orang tua pada hakekatnya merupakan manifestasi norma-norma

yang dianut, dan akan menjadi kerangka referensi bagi anak.

Page 50: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

37

B. Nilai-Nilai Pendidikan dalam Surat Luqman Ayat 12-19

Dalam Al–Qur'an surat Luqman ayat 12-19, ada sebuah kisah yang

menarik mengenai proses interaksi pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan

seorang ayah kepada anaknya. Dalam kisah ini jika di perhatikan dari Al-Qur'an

surat Luqman ayat 12-19 Allah memberi penghargaan kepada sang ayah dengan

mengabadikan namanya sebagai nama kisah Al-Qur'an karena usahanya yang

gigih memberikan nasihat kepada anaknya dengan pelajaran yang mulia.

Proses pendidikan yang dilakukan oleh Luqman terhadap anaknya di

sebabkan hikmah yang di berikan Allah kepadanya, dalam tafsir Al-Azhar yang di

kutip Prof, Hamka Ar Razi mendefinisikan hikmah sebagai persesuaian di antara

perbuatan dengan pengetahuan. Dan puncak dari hikmah yang di terima Luqman

adalah rasa syukur kepada Allah swt karena ilmu yang milikinya.5 Nilai-nilai yang

terkandung dalam surat Luqman ayat 12-19 sebagai berikut :

1. Syukur

Kata syukur (الشكر) secara bahasa mempunyai arti pujian (المدح), secara

istilah yaitu mentasarufkan segala kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah

sesuai dengan fungsinya6. Syukur manusia kepada Allah di mulai dengan

menyadari dari lubuk hatinya yang terdalam betapa besar nikmat dan anugerah-

Nya, dan dorongan untuk memuji-Nya dengan ucapan sambil melaksanakan

apa yang dikehendaki-Nya dari penganugerahannya itu. Syukur didenifisikan

oleh sementara ulama dengan memfungsikan anugerah yang diterima sesuai

dengan tujuan penganugerahannya. Ia adalah menggunakan nikmat

sebagaimana yang dikehendaki oleh penganugerahannya, sehingga

penggunaannya itu mengarah sekaligus menunjuk penganugerah. tentu saja

untuk maksud ini, yang bersyukur perlu mengenal siapa penganugerah (dalam

hal ini Allah swt). Mengetahui nikmat yang di anugerahkan kepadanya, serta

fungsi dan cara menggunakan nikmat itu sebagaimana dikehendaki-Nya,

5 Hamka, Tafsir al-Azhar, Juz XXI, (Jakarta: PT. Pustaka Pajin Mas, 1998), hlm. 127

6 Ahmad Ad Damanhuri, Idohul Mubham, (Semarang: Toha Putra, tt), hlm. 2

Page 51: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

38

sehingga ini yang di anugerahi nikmat itu benar-benar menggunakannya sesuai

dengan apa yang di kehendaki oleh Penganugerah.7

Dalam Tafsir An-Nur dijelaskan bahwa seseorang yang mensyukuri

nikmat Allah, maka dia sebenarnya dia bersyukur untuk kepentingan dirinya

sendiri. Sebab, Allah akan memberi pahala yang banyak atas kesyukurannya

dan melepaskannya dari siksa. Orang yang menyangkal nikmat Allah, tidak

mau mensyukuri-Nya, berarti membuat keburukan terhadap dirinya sendiri;

Allah akan menyiksa karena penyangkalannya itu.8

2. aqidah

Kata „aqidah ( ) menurut bahasa arab berasal dari kata „al-aqdu

( ) yang berarti ikatan, sedangkan menurut istilah yang umum, bahwa

aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikitpun

bagi orang yang menyakininya.9 Menurut Muhamad Alim, aqidah berarti

perjanjian yang teguh dan kuat, terpatri dan tertanam di dalam lubuk hati yang

paling dalam. Secara terminologis berarti credo, creed, keyakinan hidup iman

arti khas, yakni pengikraran yang bertolak dari hati. Dengan demikian akidah

adalah urusan yang wajib diyakini kebenaranya oleh hati, menentramkan jiwa,

dan menjadi keyakinan yang tidak bercampur dengan keraguan.10

Pendidikan Islam sangat memperhatikan pendidikan aqidah, karena

pendidikan aqidah merupakan inti dasar keimanan seseorang yang harus

ditanamkan kepada anak sejak dini. Hal ini tersirat dalam firman Allah SWT :

7 M. Quraisy Shihab, Tafsir al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,

Vol.11, (Jakarta: Lentera Hati‟ 2002), hlm. 122

8 Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nuur, (Semarang:

Pustaka Rizki Putra, 2000) hlm. 3207

9 Yazid bin Abdul Qodir Jawas, Syarah Aqidah Ahlussunah Waljama’ah, (Bogor: Pustaka

Imam Syafi‟i, 2006), hlm. 27

10 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan

Kepribadian Muslim, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006), hlm. 124

Page 52: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

39

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi

pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah

kamunmempersekutukann(Allah)nsesungguhnyanmempersekutukan (Allah)

adalah benar-benar kezaliman yang besar".(Q.S. Luqman/31:12-19)11

Pendidikan aqidah serta meliputi pengertia, kemudian hakekatnya,

dalam hal ini adalah mengenai sifat-sifat Allah baik wajib, mustakhil maupun

sifat ja’iz Allah serta tanda-tanda kekuasaan Allah harus ditanamkan pada

keluarga Muslim sehingga akan muncul kesadaran bahwa Allah Maha kuasa,

dan karena ke-Mahakuasaan Allah itu maka hanya Allah-lah yang patut

disembah. Segala sesuatu yang ada di dunia ini hanyalah makhluk ciptaan

Allah yang menyiratkan tanda-tanda kebesaran Allah, dengan demikian

dengan pendidikan aqidah ini akan tumbuh generasi yang sadar akan sifat-

sifat Ilahiah.12

Luqman al Hakim memulai nasihatnya dengan menekankan

perlunya menghindari syirik atau mempersekutukan Allah. Larangan ini

sekaligus mengandung pengajaran tentang wujud dan keesaan Tuhan.

3. Berbuat baik kepada orang tua

Dalam ayat 14 menjelaskan bahwa anak diharuskan untuk berbakti,

memuliakan, menghormati kepada orang tuanya, karena merekalah yang

memelihara, merawat sejak kecil. Bila anak telah berani berbuat dosa kepada

orang tuanya, ini berarti telah terjadi penyimpangan dengan mental anak.

Padahal berterima kasih adalah paling mudah dari pada membalas budi.

Membalas budi adalah perbuatan yang paling sukar karena budi oarng tua

kepada kita sangat tak terhingga.13

Seorang anak tidak mungkin dapat dan tidak akan sampai mampu

membalas budi kedua orang tuanya, walaupun anak tersebut mewaqafkan

seluruh umurnya bagi keduanya. Inilah ayat yang mengisyaratkan itu :

11

Soenarjo, et.al., Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 581

12 Ibnu Musthafa, Keluarga Islam Menyongsong Abad 21, (Bandung: Al-Bayan, 1993),

hlm. 92-93

13 Umar Hasyim, Cara Mendidik Anak dalam Islam, hlm. 137-138

Page 53: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

40

....

“....Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang

bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun....” (Q.S.

Luqman/31:12-19)14

Ayat ini menggambarkan nuansa pengorbanan yang agung dan dahsyat.

Seorang Ibu dengan tabiat-nya harus menanggung beban yang lebih berat dan

lebih kompleks. Namun luar biasa, ia tetap menanggungnya dengan senang

hati dan cinta yang lebih dalam, lembut dan halus.15

Allah memerintahkan untuk berbakti kepada orang tua, tetapi disini

Allah hanya menjelaskan penyebab mengapa harus berbakti kepada ibu saja.

Hal yang demikian itu karena kesukaran yang diterima oleh ibu adalah lebih

besar daripada kesukaran yang dialami oleh seorang ayah. Derita ibu adalah

sejak bayi masih dalam kandungan, waktu melahirkan dan masa menyusui

sampai bayinya berumur sekitar dua tahun. Karenanya, Nabi menandaskan

kepada orang yang bertanya: “Siapakah yang lebih berhak menerima

baktiku?” Jawab Nabi: “yang lebih berhak menerima baktimu adalah ibumu.”

Tiga kali Nabi menekankan yang demikian itu, dan barulah pada kali yang

keempat Nabi mengatakan “Kepada ayahmu.”16

Dalam ayat 15 dijelaskan bahwa berbakti terhadap orang tua adalah

wajib apabila kebaktian itu tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang

melanggar syari‟at Islam, jadi apabila tidak menuruti perintah orang tua untuk

berbuat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai syari‟at Islam seperti berbuat

kemusyrikan maka ini tidak tergolong ke dalam golongan anak yang

14

Soenarjo, et.al., Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta; CV. Karya Insan Indonesia;

2002), hlm. 581

15 Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Terj. As’ad Yasin dan Abdul Aziz Salim

basyarahil, Di Bawah Naungan Al-Qur’an, hlm. 174

16 Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nuur, hlm. 3208

Page 54: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

41

durhaka.17

Ayat ini juga menjelaskan untuk mengharuskan si anak melayani

orang tua yang kafir secara baik walaupun tidak boleh si anak mengikuti

orang tua dalam kekafiran.18

4. Salat.

Salat dalam arti etimologi adalah do‟a (الدعاء), sedangkan secara

terminologi salat adalah perbuatan-perbuatan dan ucapan-ucapan yang

diawali, takbir dan di akihiri dengan salam dengan sarat-sarat tertentu.19

Salat merupakan amalan yang pertama yang akan di hisab di yaumul hisab

sebagaimana dalam hadits nabi yang berbunyi :

Dikisahkan oleh Ali bin Nashr bin Ali Aljhima Diriwayatkan Sahl bin

Hammad, Hammam menceritakan : Qatada mengatakan dari hasan dari

huraits bin Qabisoh mengatakan kota membuat saya senang, saya berkata:

ya Allah mudahkanlah aku duduk dengan orang saleh, kemudian saya

duduk dengan Abu Hurairah, kemudia aku berdoa, aku meminta Tuhan

untuk memberikan rizki berupa orang yang saleh, kemudian AbiHurairah

menceritakan hadis yang telah didengar dari Rasulullah, semoga Allah

memberikan manfa‟at kepadaku lewat hadis ini, kemudian Abi Hurairah

17 Umar Hasyim, Anak Shaleh II :Cara Mendidik Anak dalam Islam, (Surabaya: PT Bina

Ilmu, 1983), hlm. 138

18 Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Al-Bayan: Tafsir Penjelas Al-Qur’anul Karim,

(Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 929

19 Abu Bakar Ibnu Sayid Muhamad Shatha ad-Dimyati, I’anatutholibin, (Libanon: Darul

Fikr, 2005), Jilid I, hlm. 29

20 Muhamad Isa at-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, (Lebanon: Dar al Kotob al-Ilmiyah,

2008), hlm. 126

Page 55: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

42

berkata : aku telah mendengar dari Rasulullah, Beliau bersabda : bahwa hal

pertama yang dihisab oleh hari kiamat adalah salatnya, apabila salatnya baik

maka dia akan selamat, apabila salatnya rusak maka dia akan merugi, bila

salat fardlunya berkurang, Allah berkata: apakah hambaKu melakukan salat

sunah, maka solat sunah itu bisa menyempurnakan salat fardlu. (HR.

Tirmidzi)

Luqman al Hakim melanjutkan nasihatnya kepada anakny, nasihat

yang dapat menjamin kesinambungan Tauhid serta kehadiran Ilahi dalam

buku kalbu sang anak. Beliau berkata sambil tetap memanggilnya dengan

panggilan mesra: wahai anakku sayang, laksanakan salat dengan sempurna

syarat, rukun dan sunnah-sunnahnya. Dan disamping engkau

memperhatikan dirimu dan membentenginya dari kekejian dan

kemungkaran, anjurkan pula orang lain berlaku serupa.21

5. Amar ma’ruf nahi mungkar

Amar ma’ruf nahi mungkar adalah suatu amalan yang konstruktif

dalam masyarakat, ajaran membangun masyarakat dan sebagai manifestasi

dari rasa tangggung jawab dalam masyarakat. Bagi yang melaksanakan

ajaran amar ma‟ruf nahi mungkar dalam keluarga maupun dalam

masyarakat adalah sebagai pelopor perbuatan yang membangun. Juga

termasuk salah satu dari kerangka demokrasi dan ketertiban menyeluruh.22

6. Akhlak

Akhlakul karimah merupakan hal yang sangat penting untuk

diperhatikan dalam pendidikan keluarga. Yang paling utama ditekankan

dalam pendidikan Islam adalah pendidikan akhlak dengan jalan melatih

anak membiasakan hal-hal yang baik, menghormati kepada orang tua,

bertingkah laku yang sopan baik dalam perilaku keseharian maupun bertutur

kata. Pendidikan akhlak tidak hanya dikemukakan secara teoritik, melainkan

disertai contoh-contoh konkrit untuk dihayati maknanya, dicontohkan

bagaimana kesusahan ibu yang mengandung serta jeleknya suara khimar

bukan sekedar untuk diketahui, melainkan untuk dihayati apa yang ada

21

M. Quraisy Shihab, Tafsir Al mishbah, hlm. 137

22 Umar Hasyim, Anak Shaleh: Cara Mendidik Anak dalam Islam, hlm 140-141

Page 56: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

43

dibalik yang nampak tersebut, kemudian direfleksikan dalam kehidupan

kejiwaannya.23

Dengan demikian dalam ayat 18-19 ada nilai-nilai moral yang bisa

diambil, yaitu:

a) Sabar

Kata shabr terambil dari kata yang terdiri dari huruf-huruf shad

,ba' dan ra'.maknanya berkisar pada tiga hal : 1.) menahan, 2) ketinggian

sesuatu. 3). sejenis batu. Dari makna menahan, lahir makna konsisten

atau bertahan, karena yang bersabar bertahan menahan diri pada satu

sikap. Seseorang yang menahan gejolak hatinya, di namai bersabar yang

ditahan di penjara sampai mati dinamai mashburah. Dari makna kedua,

lahir kata shubr, yang berarti puncak sesuatu. Dan dari makna ketiga,

muncul kata ash-shubrah, yakni batu yang kukuh lagi kasar, atau

potongan besi. Nasehat beliau di atas juga menyangkut hal-hal yang

berkaitan dengan amal shaleh yang intinya adalah shalat, serta amal-amal

kebajikan yang tercermin dalam amar ma'ruf nahi mungkar, juga nasehat

berupa perisai yang membentengi seseorang dari kegagalan yaitu sabar

dan tabah. Banyak diantara kita mengajari anak untuk taat beribadah, tapi

sayang kadang kita mengintrepretasikan "ibadah" sebagai hal yang

terlalu sempit dan terbatas hanya pelaksanaan "ritual" belaka padahal

kalau kita lihat jauh lebih luas dari sekedar menjalani ritual, ibadah

adalah juga menyangkut soal prilaku moral dan sosial seseorang dalam

kehidupannya.24

b) Jangan memalingkan muka saat di ajak berbicara

ketika saat berbicara dengan orang lain sebaiknya tidak

memalingkan muka karena meremehkannya, hal ini juga dapat

menyinggung perasaan orang yang diajak bicara, akan tetapi hadapilah

23

Mahfud Junaedi, Kiai Bisri Musthafa, Pendidikan Keluarga Berbasis Pesantren,

(Bandung: Walisongo Press, 2009), hlm. 39

24 M. Quraisy Shihab, Tafsir Al mishbah, hlm.136-138

Page 57: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

44

dengan muka yang berseri-seri dan gembira, tanpa rasa sombong dan

tinggi diri.25

c) Tidak bersikap takabur

Akhlak itu meliputi seluruh perilaku manusia termasuk cara

berjalan, disini Luqman al-hakim memberikan nasihat untuk tidak

berjalan di muka bumi ini dengan angkuh dan menyombongkan diri,

karena hali itu adalah cara jalan orang-orang yang angkara murka dan

sombong, yaitu mereka yang gemar melakukan kekejaman di muka bumi

dan suka berbuat zalim terhadap orang lain. Akan tetapi berjalanlah

dengan sikap sederhana karena sesungguhnya cara jalan yang demikian

mencerminkan rasa rendah diri, sehingga pelakunya akan sampai kepada

semua kebaikan.26

Dan di dalam sebuah hadits Nabi telah disebutkan

pula :

Abdullah diriwayatkan mengatakan kepada saya ayah saya

mengatakan kepada kami, Ismail mengatakan kepada Ayyub dari

Nafi dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah bersabda : Sesungguhnya

orang yang menyeret pakaiannya karena sombong niscaya Allah

tidak akan melihatnya (tidak memberi rahmat kepadanya kelak) di

hari kiamat, Nafie berkata: aku memberikan kabar bahwa Ummu

Salamah berkata, bagaimana kita, Nafie‟ menjawab: satu jengkal,

Ummu Salamah bertanya: ketika aku mengawali dengan kakiku,

Nafie‟ menjawab: satu dzira‟ maka kamu jangan

menambahkannya. (H.R. Ahmad bin Hanbal)

25

Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: Toha Putra, 1992), hlm.

160

26 Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, hlm. 161

27 Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad, (Lebanon: Dar Al-kotob Al-Ilmiyah, 2008),

hlm.14

Page 58: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

45

d) Berjalan dengan sederhana

dalam berjalan hendaknya dengan cara yang sederhana, janganlah

berjalan dengan cara tergesa-gesa dan janganlah berjalan dengan terlalu

lamban.28

Dalam Tafsir Al-Misbakh dijelaskan bahwa cara melangkah,

janganlah berjalan dimuka bumi dengan angkuh, tetapi berjalanlah

dengan lemah lembut penuh wibawa.sesungguhnya Allah tidak menyukai

yakni tidak melimpahkan anugerah kasih sayang-Nya kepada orang-

orang yang sombong lagi membanggakan diri, bersikaplah sederhana

dalam berjalan, yakni jangan membusungkan dada jangan juga merunduk

bagaikan orang sakit. jangan berlari tergesa-gesa dan jangan juga sangat

perlahan menghabiskan waktu.dan lunakkanlah suaramu sehingga tidak

terdengar kasar bagaikan teriakan keledai.sesungguhnya seburuk-buruk

suara ialah suara keledai karena awalnya siulan yang tidak menarik

akhirnya tarikan nafas yang buruk.

e) Jangan terlalu keras ketika berbicara

Kata ughdudh ( اغضض ) terambil dari kata غض (ghadbdh dalam

arti penggunaan sesuatu tidak dalam potensinya yang sempurna. Mata

dapat memandang ke kiri dan ke kanan secara bebas.perintah ghabdh jika

ditujukan kepada mata maka kemampuan itu hendaknya di batasi dan

tidak digunakan secara maksimal.demikian juga suara.dengan perintah di

atas,seorang diminta untuk tidak berteriak sekuat kemampuannya, tetapi

dengan suara perlahan namun tidak harus berbisik.29

Ketika berbicara sebaiknya mengurangi tingkat kekerasan

suaranya, dan pendekanlah cara bicaranya, janganlah meninggikan suara

bilamana tidak diperlukan sekali. Kemudia Luqman al-Hakim

menjelaskan illat (penyebab) mengapa hal itu dilarang, sebagaimana

yang disitir oleh firman-Nya :

........

28

Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nuur, hlm, 3211

29M. Quraisy Shihab, Tafsir Al mishbah, hlm. 139-140

Page 59: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

46

Sesungguhnya suara yang paling buruk adalah suara keledai.(Q.S.

Luqman/31: 19)30

Sesungguhnya suara yang paling yang buruk dan paling jelek, karena ia

dikeraskan lebih daripada apa yang diperlukan tanpa penyebab adalah

suara keledai. Dengan kata lain, bahwa orang yang mengeraskan

suaranya itu berarti suaranya mirip suara keledai. Dalam hal ini

ketinggian nada dan kekerasan suara, dan suara yang seperti itu sangat

dibenci oleh Allah SWT.

Didalam ungkapan ini jelas menunjukan nada celaka dan kecaman

terhadap orang yang mengeraskan suaranya, serta anjuran untuk

membenci perbuatan tersebut. Di dalam ungkapan ini yaitu menjadikan

orang yang mengeraskan suaranya diserupakan dengan suara keledai,

terkandung pengertian mubalaghah untuk menanamkan rasa antipati dari

perbuatan tersebut. Hal ini merupakan pendidikan dari Allah untuk

hamba-hamba-Nya agar mereka tidak mengeraskan suaranya dihadapan

orang-orang karena meremehkan mereka, atau yang dimaksud ialah agar

mereka meninggalkan perbuatan ini secara menyeluruh (dalam kondisi

apapun).31

Pendidikan yang di ambil dari ayat tersebut rendah hati, rendah hati

adalah suatu sikap atau kepribadian di mana seseorang tidak sombong

ataupun tinggi hati, meskipun orang tersebut mempunyai keunggulan,

kelebihan dan prestasi tertentu di bandingkan dengan yang lainnya. Sifat

ini perlu kita ajarkan agar tidak menimbulkan sifat sombong, perlu di

ketahui rendah hati berbeda dengan " rendah diri " rendah diri adalah

sikap yang kurang baik, bahkan negative, dimana seseorang merasakan

kekhawatiran, takut, tidak mampu tidak percaya diri, dan minder anak

yang rendah diri biasanya cenderung menyendiri dan sulit bergaul

dengan teman-temannya, seorang anak yang rendah diri sudah barang

tentu sulit untuk berkembang dan prestasi secara baik.

30

Soenarjo, et.al., Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 581

31 Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, hlm. 163

Page 60: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

47

C. Pembentukan Akhlak Anak Menurut Surat Luqman ayat 12-19

Sebagaimana kita ketahui pendidikan merupakan suatu yang sangat

penting bagi manusia. Dan Islam menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang

sangat penting dalam kehidupan umat manusia yang harus ditempuh bahkan

merupakan sebuah kewajiban, sebagaimana dalam hadits Nabi yang berbunyi :

Diceritakan oleh Hisyam bin ammar, Hafs bin Sulaiman menceritakan

kepadaku, Katsir bin syindhir dari Muhamad bin Siirin dari anas bin Malik

berkata: Rasulullah bersabda “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim,

dan menyandarkan ilmu pada orang yang bukan ahlinya itu seperti

mengikuti babi untuk berlian, intan, dan emas (H.R. Ibnu Majah)

Bila melihat dalam Al Quran banyak ide atau gagasan kegiatan atau

usaha pendidikan, salah satunya dapat dilihat dalam surat Luqman ayat 12-19.

Dalam Al Quran surat Luqman tidak menjelaskan banyak tentang kehidupan

Luqman hanya menjelaskan tentang wasiatnyankepadanputranya yang merupakan

konsep pendidikan bagi anak untuk dikembangkan dalam kehidupan di era

sekarang.

Adapun pokok-pokok pendidikan dalam surat Luqman ayat 12-19 ,

dalam garis besarnya terdiri dari tiga aspek yaitu pendidikan Aqidah, pendidikan

berbakti (ubudiyah), dan pendidikan akhlak ( budi pekerti ). Isi nasihat itu adalah

pesan-pesan pendidikan yang seharusnya dicontoh oleh setiap orang tua muslim

yang memikul tanggung jawab pendidikan terhadap anak-anaknya. Ini adalah

sebagai isyarat dari Allah SWT supaya setiap orang tua dapat melaksanakan

konsep pendidikan terhadap anak-anaknya sebagaimana yang telah dilakukan oleh

Luqman. Dan pada ayat 13 sampai 19 terdapat beberapa beberapa nasihat Luqman

32

Al Hafid Abi Abdillah Muhamad bin Yazid al Qazwiny, Sunan Ibnu Majah, Jilid I

(Indonesia: Darul Fikr, tt), hlm. 80

Page 61: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

48

al-Hakim kepada anaknya yang sarat akan nilai-nilai sebagai konsep pendidikan

yang harus diterapkan oleh orang tua kepada anaknya.

Sebagaimana Allah SWT telah menjadikan Luqman dan anaknya sebagai

contoh proses pendidikan dari seorang bapak kepada anaknya dan contoh tersebut

dikemukakan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad

SAWnuntukndisampaikannkepadansegenapnumatnya. Proses pendidikan yang

diajarkan oleh Luqman al Hakim diantaranya sebagai berikut :

1.nPendidikannAqidah

Pokok pikiran yang sangat fundamental yang diajarkan Luqman al-hakim

kepada anaknya adalah mengenai masalah aqidah yang merupakan sumber

pokok keimanan seorang hamba Allah. Aqidah merupakan keyakinan untuk

hanya mengabdi kepada Allah, atau ajaran yang mengesakan Allah. Pendidikan

ini terlihat dalam surat Luqman ayat 13 yang berbunyi :

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia

memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu

mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah)

adalah benar-benar kezaliman yang besar.(Q.S. Luqman/31:13)33

Pembelajaran yang digunakan Luqman al Hakim dalam mendidik

anaknya yaitu dengan bahasa dan nada yang lembut sebagai ungkapan kasih

sayang kepada anaknya yakni “Hai Anakku”, disitu menandakan ada

“mahabbah”34

dari orang tua ke anak, inilah yang patut diterapkan di era

keluarga sekarang agar anak tidak terbiasa mendengar perintah yang bermotif

kasar. Oleh karena itu ia menyatakan tentang pendidikan aqidah dengan bahasa

yang lembut dengan harapan agar pendidikan ini mudah diterima, dicerna dan

dilaksanakan oleh anak. Luqman menyadari bahwa keimanan kepada Allah

Yang Maha Esa merupakan fondasi yang utama dalam kehidupan seorang anak

dalam melakukan berbagai ibadah, ibadah yang benar adalah apabila dilandasi

33

Soenarjo, et.al., Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 582.

34 Muhamad Nawawi Al-Jawi, Tafsir An-Nawawi, Jilid 2, (Lebanon: Dar Al-Kotob Al Islami,

tt), hlm. 171

Page 62: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

49

oleh keyakinan yang benar, dan keyakinan yang benar dalam keyakinannya

adalah keimanan kepada Allah Yang maha Esa.

Bertolak pada uraian di atas, maka jelas bahwa permasalahan tauhid yang

diprofilkan melalui pesan Luqman kepada anaknya, dan sekaligus

memerintahkannya. Pesan mulia orang tua kepada anak ini terjadi karena sikap

tulus orang tua yang bijaksana terhadap nasib masa

depannanaknya.nInilahnpesannsecaranemosionalnyangnsangatnmenonjolnsehi

ngganperlundilakukan adanya sebuah pendidikan di tengah keluarga.

Persoalan jangan menyerikatkan Allah SWT ( Syirik) itu, yang dalam

ajaran Islam masuk dalam bidang tauhid, aqidah, adalah merupakan landasan

pokok dalam kehidupan manusia. Tidak heran apabila soal itu diletakkan pada

nomor satu dalam urutan rangkaian nasihat itu. Syirik adalah penyakit berat

dan sangat berbahaya. Syirik disebut kezhaliman yang besar karena seorang

meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya, Seseorang tidak pantas melakukan

ibadah kepada selain Allah SWT.

2. Pendidikan “Birrul Walidain"

Salah satu ajaran Islam yang termasuk dalam bidang kebaktian dan

akhlak, yang diperintahkan kepada manusia melaksanakannya, ialah berbuat

baik dengan ibu dan bapak atau yang lebih dikenal dengan “birrul walidain”,

yakni dengan menghormati dan taat terhadap kedua orang tua itu wajib dengan

ketentuan tidak melanggar atau melenceng dari perintah Allah.35

Ini

memberikan isyarat bahwa kedua orang tua wajib dimulyakan karena jasa-

jasanya kepada anak yang tak terhingga. Dalam hal ini penghargaan secara

khusus diberikan kepada ibu, karena ia telah mengandung anaknya selama

sembilan bulan dilanjutkan dengan menyusukannya selama dua tahun. Pada

periode yang demikian terkandung masyaqat yang sangat berat bagi seorang

ibu sehingga dalam bahasa al-Qur‟annya adalah artinya dalam

keadaan susah yang sesusah-susahnya ini dialami seorang ibu.

35

Imam Fahrudin, At Tafsir Al Kabir, Jilid 13, (Lebanon: Dar al Kotob al Alamiyah, 1990),

hlm. 129

Page 63: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

50

Yang dimaksud dengan "berbuat baik kepada orang tua" adalah agar

manusia selalu bersyukur setiap saat menerima nikmat yang dilimpahkan

kepada mereka, dan berterima kasih serta menghormati kepada orang tua

karena mereka telah membesarkan, memelihara, mendidik dan

bertanggungjawab atas kehidupan anak-anaknya. Sejak mereka dalam

kandungan sampai pada suatu saat ketika anak-anaknya sanggup berdiri

sendiri.

3. pendidikan tentang Salat

Setelah Luqman menegaskan rnasalah keimanan hanya kepada Allah,

berbuat baik kepada kedua orang tua dan kesadaran seseorang bahwa tiap

perbuatan akan mendapatkan balasan dari Allah, kemudian Luqman al Hakim

mengajarkan tentang mendirikan salat yang mencakup semua syarat dan rukun-

rukunya.

Karena pentingnya perbuatan salat ini rnaka Luqman mengajarkan

kepada anaknya untuk mendirikan salat. Pendidikan salat harus mendapatkan

perhatian sejak awal dalam kehidupan seorang anak untuk menunjukkan bahwa

sangat pentingnya ibadah salat ini. Hal ini senada dengan ajaran Islam, bahwa

kewajiban bagi para orang tua untuk mendidik anaknya rnelakukan salat,

kewajiban ini dimulai sejak si anak umur 7 tahun, sebagaimana dalam hadits

yang berbunyi :

Diriwayatkan oleh Abdullah, ayahku menceritakan kepadaku,

mengatakan kepada kami, diceritakan oleh Waqi, diceritakan oleh sawar

bin Daud dari Amr‟ bin Syu‟eb, dari bapaknya, dari kakeknya berkata

bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda : ”Perintahkanlah anak-anakmu

untuknmengerjakannshalatnketikantelahnberumurn7ntahun,ndannapabila

telahnberumurn10ntahun,nmakanpukullahndiankarenanmeninggalkannya

36

Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad, (Lebanon: Dar Al-kotob Al-Ilmiyah, 2008), hlm. 583

Page 64: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

51

dan pisahkanlah mereka dari tempat tidurnya, bapaku berkata: At-

Tufawii Muhamad bin Abdurahman berkata: dalam hadis ini Sawar Abu

Hamzah telah lupa ”(HrnAhmad bin Hambal).

Dari hadits di atas dapat dipahamkan, bahwa setelah seseorang anak

mempunyai landasan aqidah yang kuat untuk menjalankan ibadah, kemudian

anak harus sedini mungkin diajari tentang bagaimana cara melakukan salat

sebagai bentuk latihan beribadah bagi anak. maka Rasulullah mewajibkan

kepada orang tua untuk menyuruh anaknya mengerjakan salat setelah berumur

7 tahun.

Halninindipertegasndalamnhadits tadi yang telah disebutkan

diatas,nyangnmenyatakannmengapandituntut untuk memerintahkan anak yang

masih kecil untuk melakukan shalat?. Maksudnya, agar anak itu terbiasa

melakukan salat, sehingga ketika kelak sudah baligh, salat itu menjadi

kebiasaannyangnsulitnditinggalkan. Usaha untuk membina dan membimbing

rumah tangga haruslah ditingkatkan kerja sama secara terus menerus antara Ibu

dengan Bapak serta anggota keluarga lainnya, dengan membiasakan salat

berjamaah di rumah, inilah cara yang efektif untuk memberikan pendidikan

salat kepada anak agar tidak mudah meninggalkan salat yang telah menjadi

kewajiban setiap muslim.

4. Pendidikan “Amar Ma’ruf Nahi mungkar”

Dalam sebuah keluarga kedua orang tua menjadi figur bagi anak-anaknya

dalam berprilaku dalam kehidupan nyata sehingga disini kedua orang tua harus

benar-benar bertindak sesuai nilai syari‟at, aturan normatif yang benar, karena

jika anaknya masih belum taklif dan melakukan kesalahan maka kedua orang

tuanyalah yang menanggung dosanya, maka dari itu pembelajaran amar ma’ruf

nahi mungkar itu perlu ditanamkan sedini mungkin dalam lingkungan

keluarga.

Anak akan memiliki kepribadian yang kuat jika penanaman amar ma’ruf

nahi mungkar sejak dini dalam keluarga sehingga anak mempunyai sebuah

kemampuan untuk menjaga diri dari segala perbuatan keji dan mungkar dalam

perkembangannya.

Page 65: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

52

5. Pendidikan Budi Pekerti atau Akhlak

Pendidikan yang terakhir yang diajarkan oleh Luqman al Hakim kepada

anaknya adalah pendidikan budi pekerti, atau akhlak dalam hidup

bermasyarakat, diantaranya:

a). Ketika berhadapan dengan orang lain, ketika berbicara maka hadapkanlah

dengan muka yang sempurna karena rendah hati dan sebagai rasa hormat,

jangan menghadapkan muka dengan orang lain dengan sebagian muka

atau hanya menampakan bagian samping muka (pipi) saja karena semacam

ini adalah kebiasaan orang-orang yang sombong.37

Termasuk dalam budi

pekerti, sopan santun dan akhlaq al karimah adalah apabila seseorang

sedang berbicara dengan orang lain, hendaklah ia menghadapkan muka

kepada orang tersebut. Menghadapkan muka adalah sebagai isyarat

menghadapkan hati, apabila seseorang sedang bebicara dengan orang lain,

dan mukanya dihadapkan ke arah yang lain, tentu perbuatan yang

semacam ini akan menyinggung perasaan.

b). Pengertian al mukhtal dalam ayat 18 ini yaitu seseorang yang berjalan

karena mempunyai kebanggaan dan congkak yang tidak ada

kemaslahatannya sama sekali dengan urusan agama dan urusan dunia.38

Hendaklah sederhana ketika berjalan dan lemah lembut dalam berbicara,

sehingga orang yang melihat dan mendengar merasa senang dan tenteram

hatinya. Berbicara dengan suara yang keras, angkuh, dan sombong

dilarang Allah, karena pembicaraan yang demikian itu tidak enak didengar

dan menyakitkan hati. Yang dimaksud dengan sederhana dalam berjalan

dan berbicara bukanlah berjalan itu harus menunduk dan berbicara dengan

lunak, tetapi berbicara dengan sopan dan lemah lembut sehingga orang

lain senang mendengarnya.

37

Nidzomudin Hasan, Tafsir Ghoro’ibul Qur’an, Jilid V, (Lebanon: Dar al Kotob al

Alamiyah, 1996), hlm. 426

38 Nidzomudin Hasan, Tafsir Ghoro’ibul Qur’an, Jilid V, hlm. 426

Page 66: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

53

BAB V

PENUTUP

Dalam bab ini penulis sajikan mengenai ringkasan dari beberapa

pembahasan yang telah penulis paparkan diatas dengan judul “Pembentukan

Akhlak Anak dalam Al-Qur’an surat Luqman ayat 12-19, serta sekaligus

merupakan jawaban dari rumusan masalah yang menjadi fokus pembahasan ini.

Begitu juga penulis sajikan saran-saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan

kedepan bagi pendidik, lembaga pendidikan, serta bagi peneliti yang selanjutnya.

A. Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya bahwa pembentukan

akhlak anak menurut Al-Qur’an surat Luqman ayat 12-19 dapat disimpulkan :

a. Tujuan

Pembentukan akhlak anak agar anak mempunyai kepribadian yang selalu

condong untuk melaksanakan perbuatan yang baik (akhlaqul karimah) dan

menjauhi perbutan-perbuatan yang jahat (akhlaqul madzmumah), karena inti

dasar taqwa adalah berakhlak mulia, berbuat baik dan berbudi luhur.

b. Materi

Materi pendidikan yang terkandung dalam surat Luqman ayat 12-19,

diantaranya :

1) Pendidikan aqidah

Pendidikan aqidah dalam hal ini maksudnya berkaitan dengan ajaran

tauhid atau ajaran mengesakan Allah SWT, tidak menyekutukan-Nya,

dan mensyukuri segala nikmat-Nya. Kewajiban orang tua muslim adalah

memelihara aqidah anak-anaknya agar tidak sampai dikotori oleh

kepercayaan atau keyakinan yang salah.

2) Pendidikan birrul walidain

Menghormati dan taat terhadap kedua orang tua itu wajib dengan

ketentuan tidak melanggar atau melenceng dari perintah Allah. Ini

memberikan isyarat bahwa kedua orang tua wajib dimulyakan karena

jasa-jasanya kepada anak yang tak terhingga. Dalam hal ini penghargaan

Page 67: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

54

secara khusus diberikan kepada ibu, karena ia telah mengandung anaknya

selama sembilan bulan dilanjutkan dengan menyusuinnya selama dua

tahun.

3) Pendidikan salat

Pendidikan salat harus mendapatkan perhatian sejak awal dalam

kehidupan seorang anak untuk menunjukkan bahwa sangat pentingnya

ibadah salat ini. Hal ini senada dengan ajaran Islam, bahwa kewajiban

bagi para orang tua untuk mendidik anaknya rnelakukan salat, kewajiban

ini dimulai sejak si anak umur 7 tahun.

4) Pendidikan amar ma’ruf nahi mungkar

Anak akan memiliki kepribadian yang kuat jika penanaman amar ma’ruf

nahi mungkar sejak dini dalam keluarga sehingga anak mempunyai

sebuah kemampuan untuk menjaga diri dari segala perbuatan keji dan

mungkar dalam perkembangannya.

5) Pendidikan budi pekerti atau akhlak

Keluarga memegang peranan penting sekali dalam pendidikan akhlak

untuk anak-anak sebagai institusi yang pertama berinteraksi dengan anak.

Oleh sebab itu, haruslah keluarga mengambil posisi tentang pendidikan

ini, mengajar mereka akhlak yang mulia yang diajarkan Islam seperti

kebenaran, kejujuran, keikhlasan, kasih sayang, cinta kebaikan, pemurah,

pemberani dan lain sebagainya.

c. Metode

Metode yang digunakan dalam pembentukan akhlak anak menurut a-

Qur’an surat Luqman ayat 12-19, yaitu :

1. Metode pembiasaan

Dalam membentuk akhlak anak dengan pembiasaan-pembiasaan akan

dapat memasukan unsur-unsur positif dalam diri anak yang sedang

tumbuh, karena kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah terbentuk pada diri

seorang anak akan merasa ringan untuk mengerjakan apa-apa yang telah

menjadi kebiasaanya.

Page 68: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

55

2. Metode keteladanan (figurisasi)

Metode pembiasaan tidak akan sempurna jika tidak tidak diiringi dengan

metode keteladanan, karena anak mempunyai rasa imitatif yang tinggi,

jadi perlu adanya seorang figur yang dijadikan contoh untuk ditiru.

Secara psikologis anak senang meniru, tidak saja yang baik-baik yang

jelek pun ditirunya, dan secara psikologis pula manusia membutuhkan

tokoh teladan dalam hidupnya. Disinilah letak relevansi dan keterkaitan

antara metode keteladanan dengan metode pembiasaan, artinya pendidik

tidak hanya bisa bicara (memerintah) tetapi juga harus mampu menjadi

teladan yang baik bagi anak

B. Saran-saran

Dari pemaparan diatas, maka peneliti akan memberikan saran bagi :

1. Bagi pendidik

Dari konsep pembentukan akhlak anak dalam Al-Qur’an surat Luqman ayat

12-19 diharapkan menjadi wahana yang konstruktif bagi peningkatan guru

Pendidikan Agama Islam kedepan.

2. Bagi lembaga pendidikan

Lembaga pendidikan sebagai fasilitas dimana terdapat interaksi antara

pendidik dengan peserta didik dalam proses pembelajaran, maka dalam hal

ini lembaga pendidikan dituntut untuk bersikap terbuka terhadap lingkungan

sekitarnya, baik dari perkembangan zaman maupun dari tuntutan

masyarakat, karena lembaga sekolah disebut sebagai lembaga investasi

manusia.

3. Bagi peneliti

Bahwa hasil dari analisis tentang pembentukan akhlak anak menurut al-

qur’an surat luqman ayat 12-19 ini masih banyak kekurangannya, maka dari

itu diharapkan ada peneliti baru yang mengkaji ulang dari hasil penulisan

ini.

Page 69: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

56

C. Penutup

Puji syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan kekuatan, rakhmat, taufiq dan hidayah-Nya. Shalawat

serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, akhirnya

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang sederhana ini. Penulis menyadari

meskipun dalam penelitian ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun

dalam penulisan ini tidak lepas dari kesalahan dan kekeliruan. Hal itu semata-

mata merupakan keterbatasan ilmu dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang kontruktif dari

berbagai pihak demi perbaikan yang akan datang untuk mencapai

kesempurnaan. Akhirnya penulis hanya berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis

mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberi

sumbangsih kepada penulis, baik berupa tenaga maupun do’a. Semoga

mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.

Page 70: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abdul Ghofar et.,all., Lubaabut Tafsir Min Ibni Katsir, terj. Tafsir Ibnu

Katsir, Jilid VII, Jakarta: Pustaka Imam Syafi‟i, 2008.

Abdul Wahid, Ramli, Ulumul Qur’an I, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2002.

Ad-Damanhuri, Ahmad, Idohul Mubham, Semarang: Toha Putra, tt.

Ahid, Nur, Pendidikan Keluarga Dalam Perspektif Islam, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2010.

Bin Hanbal, Ahmad Musnad Ahmad, Lebanon: Dar Al-kotob Al-Ilmiyah,

2008.

Al-Farmawi, Abdul al Hayy, Metode Tafsir Mawdhu’iy Sebuah Pengantar,

Jakarta: PT raja Grafindo Persada, 1996

Al Ghozali, Imam, Ihya Ulum al Din, jilid III, Indonesia: Dar Ihya al Kotob

al Arabi, tt.

A. Kaufman, Roger, Educational System Planing, New Jersey: Englewood

Cliffs, 1972

Alim, Muhammad, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran

dan Kepribadian Muslim, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006.

Al-Jawi, Muhamad Nawawi, Tafsir An-Nawawi, Lebanon: Dar Al-Kotob Al

Islami, tt.

Anis, Ibrahim, Al mu’jam Al Wasith, Mesir: Darul Ma‟arif, 1972

Amin, Ahmad, Kitab Al-Akhlak, Kairo: Darul Kutub Al-Mishriyah, tt

Baha‟udin, “Konsepsi Abdulloh Nashih Ulwan tentang Metode Pendidikan

Moral Anak Dalam Keluarga: Telaah Kitab Tarbiyatul Aulad fil

Islam”, Skripsi, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.

Baidan, Nashruddin, Metodologi Penafsiran al-Qur’an, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1998.

Djalal, Abdul, Ulumul Qur’an I, Surabaya: Dunia Ilmu, 2000.

Fahrudin, Imam, At Tafsir Al Kabir, Lebanon: Dar al Kotob al Alamiyah,

1990.

Ghoffar, M. Abdul dan al-Atsari, Abu Ihsan, Tafsir ibnu Katsir, Terj.

Lubaabut tafsir Min ibni katsir, Jakarta: Pustaka Imam Asyafi‟i, 2008.

Page 71: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz XX, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1998.

Hanbal, Ahmad bin, Musnad Ahmad, Lebanon: Dar Al-kotob Al-Ilmiyah,

2008.

Hasan, Nidzomudin, Tafsir Ghoro’ibul Qur’an, Jilid V, Lebanon: Dar al

Kotob al Alamiyah, 1996.

Hasbi Ash Shiddieqy, Muhammad, Al-Bayan: Tafsir Penjelas Al-Qur’anul

Karim, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2002.

............................................................., Tengku, Tafsir Al-Qur’anul Majid An-

Nuur, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2000.

Hasyim, Umar, Cara Mendidik Anak dalam Islam, Surabaya: PT Bina Ilmu,

1983.

Isa at-Tirmidzi, Muhamad, Sunan at-Tirmidzi, Lebanon: Dar al Kotob al-

Ilmiyah, 2008.

Jawas, Yazid bin Abdul Qodir, Syarah Aqidah Ahlussunah Waljama’ah,

Bogor: Pustaka Imam Syafi‟i, 2006.

Junaedi, Mahfud, Kiai Bisri Musthafa, Pendidikan Keluarga Berbasis

Pesantren, Bandung: Walisongo Press, 2009.

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta; Pustaka

Pelajar, 2009.

Moleong, Lexy j. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, PT Remaja Offset

Rosda Karya, 2011

Muhadjir , Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin,

1996.

Muhamad, Abu Bakar Sayid, I’anatutholibin, Jilid I, Libanon: Darul Fikr,

2005.

Muhamad bin Yazid Al Qazwiny, Al Hafid Abi Abdillah, Sunan Ibnu Majah,

Jilid I Indonesia: Maktabah Dahlan, tt.

Muslim, Imam Abi Al-Husaini, Shahih Muslim, Juz IV, Beirut Libanon: Dar-

Ahya‟ Al-Turatsi Al-„Arabi, t.th.

Page 72: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

Mustafa Al-maraghi, Ahmad, Tafsir al-Maraghi, Terj. Bahrun Abubakar, Juz

XXI, Semarang : Toha Putra, 1992.

Nasution, Metode Reseach Penelitian Ilmiah, Edisi I, Jakarta : Bumi Aksara,

2001.

Partini, Pengantar Pendidikan Usia Dini, Yogyakarta; Grafindo Litera media;

2010.

Quthb, Sayyid, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Terj. As‟ad Yasin dan Abdul Aziz

Salim basyarahil, Di Bawah Naungan Al-Qur‟an, Jilid XXI, Jakarta :

Gema Insani Press, 2002.

Sakho Muhammad, Ahsin, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, Edisi yang

Disempurnakan, Jakarta: Penerbit Lentera Abadi, 2010

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-

Qur’an, Vol. 11, Jakarta: Lentera Hati‟ 2002.

Soegeng, A.Y. Filsafat Pendidikan; Latar Belakang dan Penerapannnya,

Semarang; IKIP PGRI Semarang Press, 2007.

Soenarjo, et.al., Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta; CV. Karya Insan

Indonesia; 2002.

Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, Jakarta; Aksara Baru, 1982.

Syadali, Ahmad dan Rofi‟i, Ahmad, Ulumul Qur’an I, Bandung; Pustaka

Setia, 2000.

Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, Pustaka Setia, bandung, 1997

Yusrina, Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Akhlak

Siswa di SMP YPI Cempaka Putih Bintaro, Skripsi, Jakarta: Fakultas

Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah, 2006

Zainuddin, Ahmad, “Tanggung Jawab Orang Tua Dalam Keluarga dan

Implikasinya Terhadap Pendidikan Anak: Kajian Tehadap Surat At-

Tahrim ayat 06”, Skripsi, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo, 2006.

Page 73: PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK MENURUT AL-QUR’AN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain... · sedangkan pada kata yang terakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Khoirul Umam

2. Tempat &Tgl. Lahir : Pemalang, 02 November 1983

3. NIM : 083111076

4. Alamat Rumah : Ds. Karangmoncol RT.11, RW.03

Randudongkal-Pemalang

Hp : 085 726 808 310

Email : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. SD N 01 Karangmoncol (Lulus Tahun 1996)

b. SMP N 01 Randudongkal (Lulus Tahun 1999)

c. SMA N 03 Pemalang (Lulus Tahun 2002)

d. Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

2. Pendidikan Non-Formal

a. Pondok Pesantren SALAFIYAH Kauman Pemalang (1999-2004)

b. Pondok Pesantren APIK Kauman Kaliwungu (Lulus Tahun 2008)