15
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS, MENYAJI HASIL ANALISIS, DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA KELAS VIII-3 SMP NEGERI 3 MATARAM DALAM PEMBELAJARAN PPKn MELALUI PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN VCT TIPE PERCONTOHAN ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana (S1) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram Oleh FAOZIAH E1B0113022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JU RUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN DAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2018

PEMBELAJARAN PPKn MELALUI PENGGUNAAN MODEL …eprints.unram.ac.id/6513/1/ARTIKEL FAOZIAH.pdfmasyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBELAJARAN PPKn MELALUI PENGGUNAAN MODEL …eprints.unram.ac.id/6513/1/ARTIKEL FAOZIAH.pdfmasyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS, MENYAJI HASIL ANALISIS, DAN

SIKAP SPIRITUAL SISWA KELAS VIII-3 SMP NEGERI 3 MATARAM DALAM

PEMBELAJARAN PPKn MELALUI PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED

LEARNING DAN VCT TIPE PERCONTOHAN

ARTIKEL SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana (S1)Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Mataram

Oleh

FAOZIAHE1B0113022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

JU RUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN DAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2018

Page 2: PEMBELAJARAN PPKn MELALUI PENGGUNAAN MODEL …eprints.unram.ac.id/6513/1/ARTIKEL FAOZIAH.pdfmasyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. Majapahit No.63 Mataram NTB Tlp. (0370) 23873

PERSETUJUAN ARTIKEL SKRIPSI

Skripsi berjudul: Peningkatan Kemampuan Menganalisis, Menyaji Hasil Analisis, dan Sikap

Spiritual Siswa Kelas VIII-3 SMP Negeri 3 Mataram dalam Pembelajaran

PPKn Melalui Penggunaan Model Problem Based Learning dan VCT Tipe

Percontohan

Yang disusun oleh:

Nama : Faoziah

NIM : E1B113022

Program Studi : PPKn

telah disetujui tanggal :

Pembimbing I,

(Drs. H. Mumbrita Sulaimi, M.Pd)NIP.195401231982111001

Pembimbing II,

(M. Zubair, M.Pd)NIP. 197312512006041003

Menyetujui:Ketua Jurusan/Program Studi,

(Drs. M. Ismail, M.Pd)NIP.196211161988031003

Page 3: PEMBELAJARAN PPKn MELALUI PENGGUNAAN MODEL …eprints.unram.ac.id/6513/1/ARTIKEL FAOZIAH.pdfmasyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS, MENYAJI HASILANALISIS, DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA KELAS VIII-3 SMP NEGERI3 MATARAM DALAM PEMBELAJARAN PPKn MELALUI PENERAPANMODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN VCT TIPE PERCONTOHAN

Faoziah1, Mumbrita Sulaimi2, M. Zubair3

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas MataramEmail: [email protected], [email protected]

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menganalisis, menyaji hasil analisis,dan sikap spiritual siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 3 Mataram dalam pembelajaran PPKn melaluiPenggunaan Model Problem Based Learning dan VCT Tipe Percontohan. Penelitian inimerupakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklusterdiri dari 4 tahap yang saling berkaitan yaitu: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) observasi;dan (4) refleksi. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I, jumlah indikator model ProblemBased Learning dan VCT Tipe Percontohan sebagai variabel tindakan yang muncul sebanyak 28deskriptor. Persentase kemunculan variabel harapan berupa kemampuan menganalisis sebanyak22 orang (73%), keterampilan menyaji hasil sebanyak 3 kelompok (60%), dan sikap spiritualsiswa sebanyak 21 orang (70). Sedangkan pada siklus II, variable tindakan yang munculsebanyak 35. Seiring dengan meningkatnya variable tindakan, variable harapan meningkat pula.Kemampuan menganalisis menjadi 27 siswa (90%), keterampilan menyaji hasil menjadi 5kelompok (100%), dan sikap spiritual menjadi 26 siswa (87%). Berdasarkan hasil penelitian ini,maka dapat dinyatakan bahwa penerapan model Problem Based Learning dan VCT TipePercontohan dapat meningkatkan kemampuan menganalisis, menyaji hasil analisis, dan sikapspiritual siswa kelas VIII-3SMP Negeri 3 Mataram dalam pembelajaran PPKn.

Kata Kunci: Menganalisis, Menyaji, Spiritual, PBL, VCT Percontohan

ABSTRACKThis study purpose to improve the ability to analyze, presenting the result of analyzing, andspiritual of students of class VIII-3 SMP Negeri 3 Mataram in learning PPKn through the use ofProblem Based Learning Model and VCT Pilot Study. This research is a Classroom ActionResearch. This research was conducted in two cycles, each cycle containing of 4 involved step:1) planning; 2) implementation; 3) observation; 4) reflection. Based on the result of research onthe first cycle, the number of indicators of Problem Based Learning model and VCT Pilot Studyas an action variable that appears as many as 28 descriptors. The percentage of occurrence of theexpectation variable were 22 people (73%), skills o presenting result about 3 group (60%), and30 students (70%) spiritual. While on the second cycle, the action variable appear as much as 35.Along with the increase of action variables, expectation variable also increases. Ability toanalyze about 27 students (90%), skills of presenting result become 5 group (100%), andspiritual become 26 students (87%). Based on the result of this study, it can be stated that the

Page 4: PEMBELAJARAN PPKn MELALUI PENGGUNAAN MODEL …eprints.unram.ac.id/6513/1/ARTIKEL FAOZIAH.pdfmasyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

2

application of Problem Based Learning model and VCT Pilot Study can improve the ability toanalyze, presenting the result of analyze, and spiritual of students of grade VIII-3 SMP Negeri 3Mataram in learning PPKn.

Keywords: Analyze, Present, Spiritual, PBL, VCT Pilot Study

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan untuk mengembangkan potensi

siswa. Pendidikan merupakan suatu usaha masyarakat dalam mempersiapkan generasi muda bagi

keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa yang akan datang.

Keberlangsungan itu ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter bangsa, siswa secara aktif

akan mengembangkan potensi yang dimilikinya dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian

dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan yang sejahtera, serta mengembangkan

kehidupan yang bermartabat. Oleh karena itu, pendidikan merupakan proses pewarisan budaya

dan karakter bangsa bagi generasi muda dan juga proses meningkatkan kualitas kehidupan

masyarakat dan bangsa di masa mendatang.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 lebih rinci dijelaskan

tentang tujuan pendidikan nasional pada Bab II pasal 3:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watakserta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi Manusia yang beriman danbertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003, tujuan pendidikan nasional tidak hanya terbatas pada pengembangan

potensi pada ranah kognitif, akan tetapi mencakup ranah sikap (spiritual dan sosial) dan

keterampilan dari siswa.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, maka diperlukan pembelajaran aktif,

inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Belajar dapat diperoleh melalui pesan, orang,

bahan, alat, dan lingkungan. Dalam pembelajaran seharusnya guru mampu merancang

pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi siswa baik aspek pengetahuan, sikap, maupun

keterampilan, sehingga siswa mampu menjalani kehidupan sehari-hari sebagai warga negara

yang baik dan mampu bersaing di era global saat ini.

Page 5: PEMBELAJARAN PPKn MELALUI PENGGUNAAN MODEL …eprints.unram.ac.id/6513/1/ARTIKEL FAOZIAH.pdfmasyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

3

Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 27 September sampai dengan 25

0ktober 2016 teridentifikasi beberapa permasalahan yang terjadi di kelas VIII-3 SMPN 3

Mataram yaitu: Permasalahan yang timbul adalah rendahnya kemampuan siswa dalam

menganalisis yang ditandai dengan beberapa indikator: (1) Siswa tidak mampu membuat

argumen, (2) Siswa tidak mampu memberikan alasan pada sebuah jawaban dan argument, dan

(3) Siswa tidak mampu memecahkan masalah dalam pembelajaran. Permasalahan lain adalah

rendahnya kemampua siswa dalam menyaji hasil analisis yang ditandai dengan beberapa

indikator yaitu: (1) Siswa tidak mampu mengkomunikasikan tugasnya dan (2) Siswa kurang

mampu dalam menjawab pertanyaan jika teman-temannya bertanya saat melakukan presentasi.

Berdasarkan pengamatan, terlihat juga beberapa indikator yang menunjukkan rendahnya

sikap spiritual yang ditandai dengan beberapa indikator yaitu: (1) siswa berbicara kotor kepada

teman saat pembelajaran berlangung sehingga siswa yang lain merasa terganggu, (2) siswa tidak

berdoa sesudah belajar, dan (3) saat waktu sholat, siswa tidak pernah melaksanakan sholat

berjamaah di sekolah.

Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan perbaikan rancangan dan proses

pembelajaran sehingga dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Penggunaan

model pambelajaran yang tepat tentu sangat mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran.

Oleh karena itu, kiranya perlu dilakukan perbaikan-perbaikan dalam rancangan dan praktik

pembelajarannya. Perbaikan dapat berupa pendekatan, model, strategi, metode atau yang lainnya.

Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan, peneliti memilih model Problem Based Learning

yang dipadukan dengan VCT Tipe Percontohan sebagai variable tindakan untuk mengatasi

rendahnya kemampuan menganalisis, menyaji hasil analisis, dan sikap spiritual siswa.

Menurut Sani (2015: 129) “Pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Based

Learning memungkinkan siswa untuk terlibat dalam mempelajari hal-hal, antara lain: (1)

permasalahan dunia nyata; (2) keterampilan berpikir tingkat tinggi; (3) keterampilan

menyelesaikan permasalahan; (4) belajar antardisiplin ilmu; (5) belajar mandiri; (6) belajar

menggali informasi; (7) belajar bekerja sama; (8) belajar keterampilan berkomunikasi.”

Peningkatan sikap sikap spiritual siswa dapat dilakukan dengan penanaman nilai.Zakiyah, (2014: 64) “VCT (Value Clarification Technique) dapat diartikan sebagai teknikpengajaran untuk membantu siswa dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggapbaik dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses menganalisis nilai yang telah ada dan

Page 6: PEMBELAJARAN PPKn MELALUI PENGGUNAAN MODEL …eprints.unram.ac.id/6513/1/ARTIKEL FAOZIAH.pdfmasyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

4

tertanam dalam diri siswa. Tujuan pendidikan nilai meliputi tindakan mendidik yangberlangsung mulai dari usaha penyadaran nilai hingga perwujudan perilaku yang bernilai”.Adapun sikap spiritual pada penelitian ini yaitu sikap adil. Hal ini sesuai dengan isi KD.3 dan isiKD.4.

Dari pemaparan identifikasi masalah di kelas VIII-3 SMP Negeri 3 Mataram, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dan memilih model Problem Based Learning yang

dipadukan dengan VCT Tipe Percontohan untuk mengatasi rendahnya kemampuan menganalisis,

menyaji hasil analisis, dan sikap spiritual siswa dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

berjudul “Peningkatan Kemampuan Menganalisis, Menyaji Hasil Analisis, dan Sikap Spiritual Siswa

Kelas VIII-3 SMP Negeri 3 Mataram Dalam Pembelajaran PPKn Melalui Penggunaan Model Problem

Based Learning dan VCT Tipe Percontohan”

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Penelian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).

Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas.

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti bersama-sama dengan guru PPKn serta rekan S dan U

sebagai mitra melalui berbagai kegiatan yang telah direncanakan dan disusun sebelumnya.

Peneliti bekerjasama dengan guru PPKn serta rekan S dan U (mitra) untuk berkolaborasi

mendiskusikan permasalahan di kelas dan mencari cara mengatasi permasalahan tersebut

sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Proses pembelajaran sangat

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

A. Data Hasil Siklus I

1. Data Pelaksanaan Pembelajaran PPKn melalui penerapan model Problem Based Learning

dan VCT Tipe Percontohan

Data hasil observasi pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan model Problem

Based Learning dan VCT Tipe Percontohan terdiri dari 35 deskriptor dan persentase

ketercapaian (indikator kinerja) sebesar (≥85%) dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 7: PEMBELAJARAN PPKn MELALUI PENGGUNAAN MODEL …eprints.unram.ac.id/6513/1/ARTIKEL FAOZIAH.pdfmasyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

5

Tabel 1. Data Penerapan Model PBL dan VCT Tipe Percontohan Siklus I

2. Data Kemampuan Siswa Menganalisis dalam Pembelajaran PPKn dengan menggunakan

model Problem Based Learning dan VCT Tipe Percontohan

Untuk memperoleh data kemampuan siswa menganalisis, guru memberikan tes

tertulis berbentuk essay kepada siswa. Ketercapaian indikator menganalisis dalam

pembelajaran PPKn menggunakan model Problem Based Learning dan VCT Tipe

Percontohan dikatakan berhasil apabila ≥25 (≥80%) dari 30 siswa mampu mencapai

minimal 4 indikator (≥80%) dari 5 indikator kemampuan menganalisis yang telah

ditentukan.

Tabel 2. Data Kemampuan Siswa Menganalisis Siklus I

NoJumlahSeluruh

IndikatorJumlah Siswa Siswa Mampu

Menganalisis

SIswa TidakMampu

Menganalisis

1 5 indikator 30 orang 22 orang (73%) 8 orang (27%)

3. Keterampilan Siswa Menyaji Hasil Analisis dalam Pembelajaran PPKn Melalui Penerapan

Model Problem Based Learning dan VCT Tipe Percontohan

Data keterampilan siswa menyaji hasil analisis diperoleh melalui observasi

selama pembelajaran berlangsung pada saat presentasi (menyaji hasil). Ketercapaian

indikator menyaji hasil analisis dalam pembelajaran PPKn menggunakan model Problem

Based Learning dan VCT Tipe Percontohan dikatakan berhasil apabila 4 kelompok

(≥80%) dari 5 kelompok mampu mencapai minimal 4 indikator (≥80%) dari 5 indikator

keterampilan menyaji hasil analisis yang telah ditentukan.

Tabel 3. Data Keterampilan Siswa Menyaji Hasil Analisis Siklus I

NoJumlahSeluruh

Indikator

JumlahKelompok

Kelompok TerampilMenyaji Hasil

Kelompok TidakTerampil Menyaji

Hasil

1 5 indikator 5 kelompok 3 kelompok (60%) 2 kelompok (40%)

No Jumlah KeseluruhanDeskriptor

Deskriptor yang Muncul Deskriptor yang TidakMuncul

1 35 Deskriptor 28 (80%) 7 (20)%

Page 8: PEMBELAJARAN PPKn MELALUI PENGGUNAAN MODEL …eprints.unram.ac.id/6513/1/ARTIKEL FAOZIAH.pdfmasyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

6

4. Hasil Observasi Sikap Adil Siswa dalam Pembelajaran PPKn Melalui Penerapan Model

Problem Based Learning dan VCT Teknik Lecturing

Data sikap adil siswa diperoleh melalui observasi selama pembelajaran

berlangsung. Ketercapaian indikator sikap adil siswa dalam pembelajaran PPKn

menggunakan model Problem Based Learning dan VCT Tipe Percontohan dikatakan

berhasil apabila ≥25 (≥80%) dari 30 siswa mampu mencapai minimal 4 indikator (≥80%)

dari 5 indikator sikap spiritual yang telah ditentukan.

Tabel 4. Data Hasil Sikap Adil Siswa Siklus I

NoJumlahSeluruh

IndikatorJumlah Siswa

Siswa BerperilakuAdil Siswa Belum Adil

1 5 indikator 30 orang 21 orang (70%) 9 orang (30%)

B. Data Siklus 2

1. Data Pelaksanaan Pembelajaran PPKn melalui penerapan model Problem Based Learning

dan VCT Tipe Percontohan

Data hasil observasi pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan model Problem

Based Learning dan VCT Tipe Percontohan terdiri dari 35 deskriptor dan persentase

ketercapaian minimal (indikator kinerja) sebesar ≥85% dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Data Penerapan Model PBL dan VCT Tipe Percontohan Siklus II

NoJumlah Keseluruhan

Deskriptor Deskriptor yang MunculDeskriptor yang Tidak

Muncul

1 35 Deskriptor 35 (100%) 0 (0%)

2. Data Kemampuan Siswa Menganalisis dalam Pembelajaran PPKn dengan menggunakan

model Problem Based Learning dan VCT Tipe Percontohan

Untuk memperoleh data kemampuan siswa menganalisis, guru memberikan tes

tertulis berbentuk essay kepada siswa. Ketercapaian indikator menganalisis dalam

pembelajaran PPKn menggunakan model Problem Based Learning dan VCT Tipe

Percontohan dikatakan berhasil apabila ≥25 (≥80%) dari 30 siswa mampu mencapai

minimal ≥4 indikator (≥80%) dari 5 indikator kemampuan menganalisis yang telah

ditentukan.

Page 9: PEMBELAJARAN PPKn MELALUI PENGGUNAAN MODEL …eprints.unram.ac.id/6513/1/ARTIKEL FAOZIAH.pdfmasyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

7

Tabel 6. Data Kemampuan Siswa Menganalisis Siklus II

NoJumlahSeluruh

IndikatorJumlah Siswa Siswa Mampu

Menganalisis

SIswa TidakMampu

Menganalisis

1 5 indikator 30 orang 27 orang (90%) 3 orang (10%)

3. Keterampilan Siswa Menyaji Hasil Analisis dalam Pembelajaran PPKn Melalui

Penerapan Model Problem Based Learning dan VCT Tipe Percontohan

Data keterampilan siswa menyaji hasil analisis diperoleh melalui observasi

selama pembelajaran berlangsung pada saat presentasi (menyaji hasil). Ketercapaian

indikator menyaji hasil analisis dalam pembelajaran PPKn menggunakan model Problem

Based Learning dan VCT Tipe Percontohan dikatakan berhasil apabila ≥4 kelompok

(≥80%) dari 5 kelompok mampu mencapai minimal 4 indikator (≥80%) dari 5 indikator

keterampilan menyaji hasil analisis yang telah ditentukan.

Tabel 7. Data Hasil Keterampilan Siswa Menyaji HAsil Analisis Siklus II

NoJumlahSeluruh

Indikator

JumlahKelompok

Kelompok TerampilMenyaji Hasil

Kelompok TidakTerampil Menyaji

Hasil

1 5 indikator 5 kelompok 5 kelompok (100%) 0 kelompok (0%)

4. Hasil Observasi Sikap Adil Siswa dalam Pembelajaran PPKn Melalui Penerapan Model

Problem Based Learning dan VCT Tipe Percontohan

Data sikap spiritual siswa diperoleh melalui observasi selama pembelajaran

berlangsung. Ketercapaian indikator sikap adil siswa dalam pembelajaran PPKn

menggunakan model Problem Based Learning dan VCT Tipe Percontohan dikatakan

berhasil apabila 25 (≥80%) dari 30 siswa mampu mencapai minimal 4 indikator (≥80%)

dari 5 indikator sikap spiritual yang telah ditentukan.

Tabel 8. Data Sikap Adil Siswa Siklus II

NoJumlahSeluruh

IndikatorJumlah Siswa

Siswa BerperilakuAdil Siswa Balum Adil

1 5 indikator 30 orang 26 orang (87%) 4 orang (13%)

Page 10: PEMBELAJARAN PPKn MELALUI PENGGUNAAN MODEL …eprints.unram.ac.id/6513/1/ARTIKEL FAOZIAH.pdfmasyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

8

Berdasarkan data yang telah diuraikan pada siklus I dan siklus II, terjadi peningkatan

yang signifikan pada kemampuan siswa menganalisis, menyaji hasil analisis, dan sikap adil

siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9. Data Hasil Siklus I dan Siklus II

No Siklus

PelaksanaanPembelajaran

KemampuanMenganalisis

KeterampilanMenyaji Hasil Sikap Adil

Deskriptoryang Muncul %

Siswa yangMampu

Menganalisis%

Kelompokyang

Terampil% Siswa

yang Adil %

1 I 28 80% 22 73% 3 60% 21 70%

2 II 35 100% 27 90% 5 100% 26 87%Sumber data: pengolahan data primer

PEMBAHASAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas input,

kualitas proses pembelajaran, dan kualitas hasil belajar siswa berupa kemampuan siswa

menganalisis, menyaji hasil analisis, dan sikap adil siswa VIII-3 di SMP Negeri 3 Mataram

melalui penerapan model Problem Based Learning dan VCT Tipe Percontohan. Adapun

langkah-langkah model Problem Based Learning dan VCT Tipe Percontohan dalam

pembelajaran PPKn telah diuraikan pada tinjauan pustaka.

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri

dari dua kali pertemuan. Adapun hasil penelitian siklus I dan siklus II yang memuat pelaksanaan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan VCT Tipe

Percontohan, kemampuan siswa menganalisis, menyaji hasil analisis, dan sikap adil telah

dirangkum pada Tabel 09

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran siklus I pada Tabel 9 persentase

deskriptor yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran sebesar 28 deskriptor (80%),

sedangkan indikator kinerja yang telah ditetapkan adalah ≥30 deskriptor (≥85%). Terdapat 7

deskriptor yang belum muncul, yaitu :

1. Siswa menyimak rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Problem

Based Learning dan VCT Tipe Percontohan

2. Siswa mengkaji masalah atau kasus secara individu untuk menemukan contoh perilaku yang

mampu menyentuh hati nuraninya

Page 11: PEMBELAJARAN PPKn MELALUI PENGGUNAAN MODEL …eprints.unram.ac.id/6513/1/ARTIKEL FAOZIAH.pdfmasyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

9

3. Siswa bersama kelompoknya mencari berbagai sumber untuk memperjelas isu (masalah)

yang diinvestigasi

4. Siswa bersama kelompoknya berfikir (menganalisis) untuk memecahkan masalah yang ada

5. Semua siswa menjawab/menanggapi pertanyaan dari siswa ataukelompok lain yang bertanya

atau memberikan tanggapan

6. Semua siswa bersama kelompoknya memperbaiki laporan yang dibuat berdasarkan

tanggapan dan masukan pada saat presentasi

7. Siswa menyampaikan simpulan pembelajran.

Dari pemaparan data hasil observasi pelaksanaan pembelajaran siklus I untuk mengetahui

alasan siswa melakukan atau tidak melakukan sesuatu selama proses pembelajaran berlangsung,

maka dilakukan wawancara kepada siswa sehingga teridentifikasi penyebab belum munculnya 7

deskriptor tersebut, yaitu:

1. Siswa lapar dan mengantuk saat pembelajaran PPKn

2. Siswa merasa kesulitan dalam mengkaji masalah

3. Siswa kesulitan mencari sumber lain

4. Siswa merasa temannya yang lebih pitar saja yang perlu mengerjakannya

5. Siswa merasa tidak perlu menanggapi, karena sudah ada temannya sebagai perwakilan

menyampaikan pendapatnya

6. Siswa lupa mengerjakan perbaikan laporan kelompoknya

7. Siswa kesulitan untuk meyimpulkan pembelajaran.

Untuk mengatasi penyebab 7 deskriptor di atas, maka dilakukan perbaikan dalam

meningkatkan kualitas proses pembelajaran untuk tercapainya penerapan Model Problem Based

Learning dan VCT Tipe Percontohan yang optimal dilakukan beberapa hal berikut:

1. Guru mengingatkan siswa untuk tidak lupa sarapan dan tidak begadang pada malam hari

agar pada saat pembelajaran berlangsung siswa tidak merasa lapar dan mengantuk

2. Guru memberikan pemahaman kepada siswa agar dapat mengkaji masalah yang diberikan

3. Guru memberi tahu beberapa referensi yang bisa digunakan siswa sehingga siswa dapat

menemukan referensi yang tepat untuk pembelajaran

4. Guru memberikan pemahaman kepada siswa bahwa dalam berkelompok harus ada kerja

sama agar dapat menjawab soal yang diberikan dengan baik dan benar tidak hanya

mengandalkan satu orang saja

Page 12: PEMBELAJARAN PPKn MELALUI PENGGUNAAN MODEL …eprints.unram.ac.id/6513/1/ARTIKEL FAOZIAH.pdfmasyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

10

5. Guru memberi tahu siswa, bahwa semua siswa dalam anggota kelompok harus bertanggung

jawab

6. Guru mengingatkan siswa untuk memperbaiki laporan kelompok paling lambat sehari

sebelum memulai pembelajaran PPKn

7. Guru memberikan pemahaman kepada siswa cara menyimpulkan pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kemampuan siswa menganalisis pada siklus I

sebanyak 22 siswa (73%) telah mencapai kemampuan menganalisis dan 8 siswa (27%) belum

mencapai serendah-rendahnya 4 dari 5 indikator kemampuan menganalisis yang telah

ditentukan. Hal tersebut belum sesuai dengan target ketercapaian indikator kinerja yaitu ≥25

siswa (≥80%) dari 30 siswa harus mencapai minimal 4 indikator dari 5 indikator kemampuan

menganalisis yang telah ditentukan. Dari 5 indikator kemampuan menganalisis terdapat 3

indikator yang belum muncul yaitu:

1. Siswa memberikan alasan yang logis terhadap sebuah jawaban dari suatu masalah

2. Siswa menggunakan data yang relevan untuk menjelaskan cara yang digunakan dalam

mengatasi suatu masalah

3. Siswa mencari hubungan antara materi pembelajaran dengan permasalahan yang diberikan

Untuk mengetahui penyebab belum tercapainya target kemampuan siswa menganalisis,

maka dilakukan wawancara pada siklus I.

1. Siswa bingung data apa yang harus digunakan pada solusi permasalahan

2. Siswa belum memahami makna dari pertanyaan yang diberikan

3. Siswa merasa kesulitan dalam menjawab soal yang diberikan

Untuk mengatasi permasalahan di atas, dilakukan perbaikan dalam meningkatkan kualitas

hasil belajar untuk tercapainya kemampuan siswa menganalisis yaitu:

1. Guru memberikan kisi-kisi soal yang akan dikaji kepada siswa pada pertemuan sebelumnya,

agar siswa memahami materi pembelajaran sehingga siswa dapat menjawab soal tingkat

analisis

2. Guru memberikan gambaran beberapa data yang dapat digunakan untuk memecahakan

masalah

3. Guru memberikan pemahaman kepada siswa agar dapat memahami hubungan materi

pembelajaran dengan permasalahan yang diberikan

Page 13: PEMBELAJARAN PPKn MELALUI PENGGUNAAN MODEL …eprints.unram.ac.id/6513/1/ARTIKEL FAOZIAH.pdfmasyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

11

Sedangkan hasil observasi keterampilan siswa menyaji hasil pada siklus I mencapai 3

kelompok (60%) yang terampil menyaji hasil dan terdapat 2 kelompok (40%) belum terampil

menyaji hasil. Hal tersebut belum sesuai dengan target ketercapaian indikator keterampilan siswa

menyaji hasil dalam proses pembelajaran PPKn dengan menerapkan model Problem Based

Learning dan VCT Tipe Percontohan serendah-rendahnya 4 indikator (80%) dari 5 indikator.

Sementara keterampilan siswa menyaji hasil dikatakan meningkat apabila minimal 4 kelompok

(80%) dari 5 kelompok mencapai indikator kinerja keterampilan menyaji hasil yang telah

ditetapkan. Dari 5 indikator keterampilan siswa menyaji hasil, ada 2 indikator yang belum

muncul yaitu:

1. Siswa terampil mengemukakan pendapat dengan lancar saat melakukan proses diskusi

(kelompok 1 dan 3)

2. Siswa terampil menyampaikan simpulan dengan lancar saat melakukan proses diskusi

Dari hasil wawancara teridentifikasi penyebab belum tercapainya indikator kinerja

keterampilan menyaji hasil pada siklus I yaitu:

1. Siswa tidak percaya diri untuk menanggapi pertanyaan yang diberikan

2. Siswa kesulitan untuk memberikan kesimpulan hasil presentasi

Untuk mengatasi penyebab 2 indikator keterampilan menyaji hasil di atas, maka

dilakukan perbaikan dalam kulitas hasil belajar untuk tercapainya keterampilan menyaji hasil

siswa dilakukan beberapa hal berikut:

1. Guru meyakinkan siswa agar tidak perlu takut menyampaikan pendapatnya

2. Guru memberikan pemahaman kepada siswa cara menyimpulkan pembelajaran

Selanjutnya ketercapaian indikator sikap adil siswa pada siklus I mencapai 21 siswa

(70%) dan terdapat 9 siswa (30%) yang belum adil. Hal tersebut belum sesuai dengan target

ketercapaian indikator sikap adil siswa dalam proses pembelajaran PPKn dengan menerapkan

model Problem Based Learning dan VCT Tipe Percontohan serendah-rendahnya 4 indikator

(80%) dari 5 indikator. Sementara sikap adil siswa dikatakan meningkat apabila 25 (≥80%) dari

30 siswa mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Dari 5 indikator terdapat 2 indikator

sikap adil yang belum muncul yaitu:

1. Siswa memberikan kesempatan kepada teman yang lain untuk mengemukakan pendapat

baik secara lisan maupun tulisan.

2. Siswa memperhatikan orang yang sedang berbicara dengan cara mendengarkannya

Page 14: PEMBELAJARAN PPKn MELALUI PENGGUNAAN MODEL …eprints.unram.ac.id/6513/1/ARTIKEL FAOZIAH.pdfmasyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

12

Untuk mengetahui alasan siswa melakukan atau tidak melakukan sesuatu selama proses

pembelajaran berlangsung, maka dilakukan wawancara kepada siswa sehingga teridentifikasi

penyebab belum munculnya 2 indikator pada siklus I yaitu:

1. Siswa merasa temannya yang lain tidak bisa memberikan pendapat/ jawaban yang benar

2. Siswa merasa tidak perlu mendengarkan materi yang dijelaskan guru karena sudah paham

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, maka dilakukan perbaikan

terhadap kualitas hasil belajar siswa untuk tercapainya target sikap adil sehingga perlu perbaikan

berikut:

1. Guru memberi tahu kepada siswa bahwa setiap siswa mempunyai hak untuk berpendapat

2. Guru memberikan pemahaman kepada siswa untuk senantiasa menghormati orang lain yang

sedang berbicara.

Berdasarkan perbaikan kualitas proses pembelajaran yang telah dilakukan, maka kualitas

proses pembelajaran mengalami peningkatan pada siklus II dengan tingkat keberhasilan 100%.

Persentase tersebut telah melampaui indikator kinerja variabel tindakan yang telah ditetapkan

yaitu ≥85%. Peningkatan kualitas proses pembelajaran yang diperoleh selama berlangsungnya

kegiatan pembelajaran telah berimplikasi terhadap hasil siswa berupa kemampuan menganalisis,

menyaji hasil analisis, dan sikap adil siswa. Hal tersebut terlihat dari siswa mampu menganalisis

sebanyak 27 orang (90%) dari 30 orang siswa. Kelompok yang terampil menyaji hasil sebanyak

5 kelompok (100%). Siswa bersikap adil sebanyak 26 (87%) dari 30 orang siswa.

SIMPULAN

Dari paparan data dan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pada siklus I, indikator kinerja variabel tindakan dan variabel harapan belum tercapai. Oleh

karena itu, dilakukan beberapa perbaikan pada variabel tindakan dan variabel harapan.

2. Pada siklus II, indikator kinerja variabel tindakan mencapai 100%. Hal tersebut

mengakibatkan terjadinya peningkatan pada indikator kinerja pada variabel harapan yaitu:

a. Kemampuan menganalisis : 73% menjadi 90%

b. Keterampilan menyaji : 60% menjadi 100%

c. Sikap spiritual (adil) : 70% menjadi 87%

3. Penerapan model Problem Based Learning dan VCT Tipe Percontohan yang efektif dapat

meningkatkan kemampuan siswa menganalisis, menyaji hasil analisis, dan sikap spiritual

siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 3 Mataram dalam Pembelajaran PPKn.

Page 15: PEMBELAJARAN PPKn MELALUI PENGGUNAAN MODEL …eprints.unram.ac.id/6513/1/ARTIKEL FAOZIAH.pdfmasyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

13

REFRENSI

Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran nilai Karakter Kontruktivisme dan VCT Sebagai InovasiPendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: RajaGrafindi Persada

Anderson, Lorin W., dkk. 2001. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, dan Asesmen.Terjemahan Oleh Agung Prihantoro. 2015. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ariantha, Putra. 2011. Model Pembelajaran VCT. (online). (http://putra-ariantha.blogspot.com/2011/10/model-pembelajaran-vct.html). Diakses 19 April 2017Pukul 19.00

Arikunto, Suharsimi dkk, 2016. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Huda, Miftahul. 2015. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Guru Pendidikan Pancasila danKewarganegaraan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Kurniawan, Syamsul. 2016. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 64 Tahun 2013 tentang Standar IsiPendidikan Dasar dan Menengah. (online).(https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendikbud64-2013StandarIsi.pdf). Diakses 6Mei 2017 Pukul 19.08

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan. (online).(http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/08/PP0322013.pdf).Diakses 6 Mei 2017 Pukul 19.19

Sagala, Syaiful.2013.Etika dan moralitas pendidikan: peluang dan tantangan. Jakarta: Kencana

Sani, Ridwan Abdullah. 2015. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.Jakarta: Bumi Aksara

Sanjaya, W. 2008. Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: KencanaPernadamedia Group.

Suprijono, Agus. 2016. Model-model Pembelajaran Emansipatoris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Taniredja, Tukiran, dkk. 2015. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Eektif. Bandung:Alfabeta

Zakiyah, Yuliati & Rusdiana. 2014. Pendidikan nilai Kajian Teori dan Praktik di Sekolah.Bandung: Pustaka Setia