Upload
duonglien
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS, MENYAJI HASIL ANALISIS, DAN
SIKAP SPIRITUAL SISWA KELAS VIII-3 SMP NEGERI 3 MATARAM DALAM
PEMBELAJARAN PPKn MELALUI PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED
LEARNING DAN VCT TIPE PERCONTOHAN
ARTIKEL SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana (S1)Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mataram
Oleh
FAOZIAHE1B0113022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
JU RUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN DAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. Majapahit No.63 Mataram NTB Tlp. (0370) 23873
PERSETUJUAN ARTIKEL SKRIPSI
Skripsi berjudul: Peningkatan Kemampuan Menganalisis, Menyaji Hasil Analisis, dan Sikap
Spiritual Siswa Kelas VIII-3 SMP Negeri 3 Mataram dalam Pembelajaran
PPKn Melalui Penggunaan Model Problem Based Learning dan VCT Tipe
Percontohan
Yang disusun oleh:
Nama : Faoziah
NIM : E1B113022
Program Studi : PPKn
telah disetujui tanggal :
Pembimbing I,
(Drs. H. Mumbrita Sulaimi, M.Pd)NIP.195401231982111001
Pembimbing II,
(M. Zubair, M.Pd)NIP. 197312512006041003
Menyetujui:Ketua Jurusan/Program Studi,
(Drs. M. Ismail, M.Pd)NIP.196211161988031003
1
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS, MENYAJI HASILANALISIS, DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA KELAS VIII-3 SMP NEGERI3 MATARAM DALAM PEMBELAJARAN PPKn MELALUI PENERAPANMODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN VCT TIPE PERCONTOHAN
Faoziah1, Mumbrita Sulaimi2, M. Zubair3
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas MataramEmail: [email protected], [email protected]
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menganalisis, menyaji hasil analisis,dan sikap spiritual siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 3 Mataram dalam pembelajaran PPKn melaluiPenggunaan Model Problem Based Learning dan VCT Tipe Percontohan. Penelitian inimerupakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklusterdiri dari 4 tahap yang saling berkaitan yaitu: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) observasi;dan (4) refleksi. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I, jumlah indikator model ProblemBased Learning dan VCT Tipe Percontohan sebagai variabel tindakan yang muncul sebanyak 28deskriptor. Persentase kemunculan variabel harapan berupa kemampuan menganalisis sebanyak22 orang (73%), keterampilan menyaji hasil sebanyak 3 kelompok (60%), dan sikap spiritualsiswa sebanyak 21 orang (70). Sedangkan pada siklus II, variable tindakan yang munculsebanyak 35. Seiring dengan meningkatnya variable tindakan, variable harapan meningkat pula.Kemampuan menganalisis menjadi 27 siswa (90%), keterampilan menyaji hasil menjadi 5kelompok (100%), dan sikap spiritual menjadi 26 siswa (87%). Berdasarkan hasil penelitian ini,maka dapat dinyatakan bahwa penerapan model Problem Based Learning dan VCT TipePercontohan dapat meningkatkan kemampuan menganalisis, menyaji hasil analisis, dan sikapspiritual siswa kelas VIII-3SMP Negeri 3 Mataram dalam pembelajaran PPKn.
Kata Kunci: Menganalisis, Menyaji, Spiritual, PBL, VCT Percontohan
ABSTRACKThis study purpose to improve the ability to analyze, presenting the result of analyzing, andspiritual of students of class VIII-3 SMP Negeri 3 Mataram in learning PPKn through the use ofProblem Based Learning Model and VCT Pilot Study. This research is a Classroom ActionResearch. This research was conducted in two cycles, each cycle containing of 4 involved step:1) planning; 2) implementation; 3) observation; 4) reflection. Based on the result of research onthe first cycle, the number of indicators of Problem Based Learning model and VCT Pilot Studyas an action variable that appears as many as 28 descriptors. The percentage of occurrence of theexpectation variable were 22 people (73%), skills o presenting result about 3 group (60%), and30 students (70%) spiritual. While on the second cycle, the action variable appear as much as 35.Along with the increase of action variables, expectation variable also increases. Ability toanalyze about 27 students (90%), skills of presenting result become 5 group (100%), andspiritual become 26 students (87%). Based on the result of this study, it can be stated that the
2
application of Problem Based Learning model and VCT Pilot Study can improve the ability toanalyze, presenting the result of analyze, and spiritual of students of grade VIII-3 SMP Negeri 3Mataram in learning PPKn.
Keywords: Analyze, Present, Spiritual, PBL, VCT Pilot Study
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan untuk mengembangkan potensi
siswa. Pendidikan merupakan suatu usaha masyarakat dalam mempersiapkan generasi muda bagi
keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa yang akan datang.
Keberlangsungan itu ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter bangsa, siswa secara aktif
akan mengembangkan potensi yang dimilikinya dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian
dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan yang sejahtera, serta mengembangkan
kehidupan yang bermartabat. Oleh karena itu, pendidikan merupakan proses pewarisan budaya
dan karakter bangsa bagi generasi muda dan juga proses meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat dan bangsa di masa mendatang.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 lebih rinci dijelaskan
tentang tujuan pendidikan nasional pada Bab II pasal 3:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watakserta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi Manusia yang beriman danbertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Berdasarkan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003, tujuan pendidikan nasional tidak hanya terbatas pada pengembangan
potensi pada ranah kognitif, akan tetapi mencakup ranah sikap (spiritual dan sosial) dan
keterampilan dari siswa.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, maka diperlukan pembelajaran aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Belajar dapat diperoleh melalui pesan, orang,
bahan, alat, dan lingkungan. Dalam pembelajaran seharusnya guru mampu merancang
pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi siswa baik aspek pengetahuan, sikap, maupun
keterampilan, sehingga siswa mampu menjalani kehidupan sehari-hari sebagai warga negara
yang baik dan mampu bersaing di era global saat ini.
3
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 27 September sampai dengan 25
0ktober 2016 teridentifikasi beberapa permasalahan yang terjadi di kelas VIII-3 SMPN 3
Mataram yaitu: Permasalahan yang timbul adalah rendahnya kemampuan siswa dalam
menganalisis yang ditandai dengan beberapa indikator: (1) Siswa tidak mampu membuat
argumen, (2) Siswa tidak mampu memberikan alasan pada sebuah jawaban dan argument, dan
(3) Siswa tidak mampu memecahkan masalah dalam pembelajaran. Permasalahan lain adalah
rendahnya kemampua siswa dalam menyaji hasil analisis yang ditandai dengan beberapa
indikator yaitu: (1) Siswa tidak mampu mengkomunikasikan tugasnya dan (2) Siswa kurang
mampu dalam menjawab pertanyaan jika teman-temannya bertanya saat melakukan presentasi.
Berdasarkan pengamatan, terlihat juga beberapa indikator yang menunjukkan rendahnya
sikap spiritual yang ditandai dengan beberapa indikator yaitu: (1) siswa berbicara kotor kepada
teman saat pembelajaran berlangung sehingga siswa yang lain merasa terganggu, (2) siswa tidak
berdoa sesudah belajar, dan (3) saat waktu sholat, siswa tidak pernah melaksanakan sholat
berjamaah di sekolah.
Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan perbaikan rancangan dan proses
pembelajaran sehingga dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Penggunaan
model pambelajaran yang tepat tentu sangat mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran.
Oleh karena itu, kiranya perlu dilakukan perbaikan-perbaikan dalam rancangan dan praktik
pembelajarannya. Perbaikan dapat berupa pendekatan, model, strategi, metode atau yang lainnya.
Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan, peneliti memilih model Problem Based Learning
yang dipadukan dengan VCT Tipe Percontohan sebagai variable tindakan untuk mengatasi
rendahnya kemampuan menganalisis, menyaji hasil analisis, dan sikap spiritual siswa.
Menurut Sani (2015: 129) “Pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Based
Learning memungkinkan siswa untuk terlibat dalam mempelajari hal-hal, antara lain: (1)
permasalahan dunia nyata; (2) keterampilan berpikir tingkat tinggi; (3) keterampilan
menyelesaikan permasalahan; (4) belajar antardisiplin ilmu; (5) belajar mandiri; (6) belajar
menggali informasi; (7) belajar bekerja sama; (8) belajar keterampilan berkomunikasi.”
Peningkatan sikap sikap spiritual siswa dapat dilakukan dengan penanaman nilai.Zakiyah, (2014: 64) “VCT (Value Clarification Technique) dapat diartikan sebagai teknikpengajaran untuk membantu siswa dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggapbaik dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses menganalisis nilai yang telah ada dan
4
tertanam dalam diri siswa. Tujuan pendidikan nilai meliputi tindakan mendidik yangberlangsung mulai dari usaha penyadaran nilai hingga perwujudan perilaku yang bernilai”.Adapun sikap spiritual pada penelitian ini yaitu sikap adil. Hal ini sesuai dengan isi KD.3 dan isiKD.4.
Dari pemaparan identifikasi masalah di kelas VIII-3 SMP Negeri 3 Mataram, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dan memilih model Problem Based Learning yang
dipadukan dengan VCT Tipe Percontohan untuk mengatasi rendahnya kemampuan menganalisis,
menyaji hasil analisis, dan sikap spiritual siswa dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
berjudul “Peningkatan Kemampuan Menganalisis, Menyaji Hasil Analisis, dan Sikap Spiritual Siswa
Kelas VIII-3 SMP Negeri 3 Mataram Dalam Pembelajaran PPKn Melalui Penggunaan Model Problem
Based Learning dan VCT Tipe Percontohan”
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Penelian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).
Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas.
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti bersama-sama dengan guru PPKn serta rekan S dan U
sebagai mitra melalui berbagai kegiatan yang telah direncanakan dan disusun sebelumnya.
Peneliti bekerjasama dengan guru PPKn serta rekan S dan U (mitra) untuk berkolaborasi
mendiskusikan permasalahan di kelas dan mencari cara mengatasi permasalahan tersebut
sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Proses pembelajaran sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
A. Data Hasil Siklus I
1. Data Pelaksanaan Pembelajaran PPKn melalui penerapan model Problem Based Learning
dan VCT Tipe Percontohan
Data hasil observasi pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan model Problem
Based Learning dan VCT Tipe Percontohan terdiri dari 35 deskriptor dan persentase
ketercapaian (indikator kinerja) sebesar (≥85%) dapat dilihat pada tabel berikut:
5
Tabel 1. Data Penerapan Model PBL dan VCT Tipe Percontohan Siklus I
2. Data Kemampuan Siswa Menganalisis dalam Pembelajaran PPKn dengan menggunakan
model Problem Based Learning dan VCT Tipe Percontohan
Untuk memperoleh data kemampuan siswa menganalisis, guru memberikan tes
tertulis berbentuk essay kepada siswa. Ketercapaian indikator menganalisis dalam
pembelajaran PPKn menggunakan model Problem Based Learning dan VCT Tipe
Percontohan dikatakan berhasil apabila ≥25 (≥80%) dari 30 siswa mampu mencapai
minimal 4 indikator (≥80%) dari 5 indikator kemampuan menganalisis yang telah
ditentukan.
Tabel 2. Data Kemampuan Siswa Menganalisis Siklus I
NoJumlahSeluruh
IndikatorJumlah Siswa Siswa Mampu
Menganalisis
SIswa TidakMampu
Menganalisis
1 5 indikator 30 orang 22 orang (73%) 8 orang (27%)
3. Keterampilan Siswa Menyaji Hasil Analisis dalam Pembelajaran PPKn Melalui Penerapan
Model Problem Based Learning dan VCT Tipe Percontohan
Data keterampilan siswa menyaji hasil analisis diperoleh melalui observasi
selama pembelajaran berlangsung pada saat presentasi (menyaji hasil). Ketercapaian
indikator menyaji hasil analisis dalam pembelajaran PPKn menggunakan model Problem
Based Learning dan VCT Tipe Percontohan dikatakan berhasil apabila 4 kelompok
(≥80%) dari 5 kelompok mampu mencapai minimal 4 indikator (≥80%) dari 5 indikator
keterampilan menyaji hasil analisis yang telah ditentukan.
Tabel 3. Data Keterampilan Siswa Menyaji Hasil Analisis Siklus I
NoJumlahSeluruh
Indikator
JumlahKelompok
Kelompok TerampilMenyaji Hasil
Kelompok TidakTerampil Menyaji
Hasil
1 5 indikator 5 kelompok 3 kelompok (60%) 2 kelompok (40%)
No Jumlah KeseluruhanDeskriptor
Deskriptor yang Muncul Deskriptor yang TidakMuncul
1 35 Deskriptor 28 (80%) 7 (20)%
6
4. Hasil Observasi Sikap Adil Siswa dalam Pembelajaran PPKn Melalui Penerapan Model
Problem Based Learning dan VCT Teknik Lecturing
Data sikap adil siswa diperoleh melalui observasi selama pembelajaran
berlangsung. Ketercapaian indikator sikap adil siswa dalam pembelajaran PPKn
menggunakan model Problem Based Learning dan VCT Tipe Percontohan dikatakan
berhasil apabila ≥25 (≥80%) dari 30 siswa mampu mencapai minimal 4 indikator (≥80%)
dari 5 indikator sikap spiritual yang telah ditentukan.
Tabel 4. Data Hasil Sikap Adil Siswa Siklus I
NoJumlahSeluruh
IndikatorJumlah Siswa
Siswa BerperilakuAdil Siswa Belum Adil
1 5 indikator 30 orang 21 orang (70%) 9 orang (30%)
B. Data Siklus 2
1. Data Pelaksanaan Pembelajaran PPKn melalui penerapan model Problem Based Learning
dan VCT Tipe Percontohan
Data hasil observasi pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan model Problem
Based Learning dan VCT Tipe Percontohan terdiri dari 35 deskriptor dan persentase
ketercapaian minimal (indikator kinerja) sebesar ≥85% dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Data Penerapan Model PBL dan VCT Tipe Percontohan Siklus II
NoJumlah Keseluruhan
Deskriptor Deskriptor yang MunculDeskriptor yang Tidak
Muncul
1 35 Deskriptor 35 (100%) 0 (0%)
2. Data Kemampuan Siswa Menganalisis dalam Pembelajaran PPKn dengan menggunakan
model Problem Based Learning dan VCT Tipe Percontohan
Untuk memperoleh data kemampuan siswa menganalisis, guru memberikan tes
tertulis berbentuk essay kepada siswa. Ketercapaian indikator menganalisis dalam
pembelajaran PPKn menggunakan model Problem Based Learning dan VCT Tipe
Percontohan dikatakan berhasil apabila ≥25 (≥80%) dari 30 siswa mampu mencapai
minimal ≥4 indikator (≥80%) dari 5 indikator kemampuan menganalisis yang telah
ditentukan.
7
Tabel 6. Data Kemampuan Siswa Menganalisis Siklus II
NoJumlahSeluruh
IndikatorJumlah Siswa Siswa Mampu
Menganalisis
SIswa TidakMampu
Menganalisis
1 5 indikator 30 orang 27 orang (90%) 3 orang (10%)
3. Keterampilan Siswa Menyaji Hasil Analisis dalam Pembelajaran PPKn Melalui
Penerapan Model Problem Based Learning dan VCT Tipe Percontohan
Data keterampilan siswa menyaji hasil analisis diperoleh melalui observasi
selama pembelajaran berlangsung pada saat presentasi (menyaji hasil). Ketercapaian
indikator menyaji hasil analisis dalam pembelajaran PPKn menggunakan model Problem
Based Learning dan VCT Tipe Percontohan dikatakan berhasil apabila ≥4 kelompok
(≥80%) dari 5 kelompok mampu mencapai minimal 4 indikator (≥80%) dari 5 indikator
keterampilan menyaji hasil analisis yang telah ditentukan.
Tabel 7. Data Hasil Keterampilan Siswa Menyaji HAsil Analisis Siklus II
NoJumlahSeluruh
Indikator
JumlahKelompok
Kelompok TerampilMenyaji Hasil
Kelompok TidakTerampil Menyaji
Hasil
1 5 indikator 5 kelompok 5 kelompok (100%) 0 kelompok (0%)
4. Hasil Observasi Sikap Adil Siswa dalam Pembelajaran PPKn Melalui Penerapan Model
Problem Based Learning dan VCT Tipe Percontohan
Data sikap spiritual siswa diperoleh melalui observasi selama pembelajaran
berlangsung. Ketercapaian indikator sikap adil siswa dalam pembelajaran PPKn
menggunakan model Problem Based Learning dan VCT Tipe Percontohan dikatakan
berhasil apabila 25 (≥80%) dari 30 siswa mampu mencapai minimal 4 indikator (≥80%)
dari 5 indikator sikap spiritual yang telah ditentukan.
Tabel 8. Data Sikap Adil Siswa Siklus II
NoJumlahSeluruh
IndikatorJumlah Siswa
Siswa BerperilakuAdil Siswa Balum Adil
1 5 indikator 30 orang 26 orang (87%) 4 orang (13%)
8
Berdasarkan data yang telah diuraikan pada siklus I dan siklus II, terjadi peningkatan
yang signifikan pada kemampuan siswa menganalisis, menyaji hasil analisis, dan sikap adil
siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9. Data Hasil Siklus I dan Siklus II
No Siklus
PelaksanaanPembelajaran
KemampuanMenganalisis
KeterampilanMenyaji Hasil Sikap Adil
Deskriptoryang Muncul %
Siswa yangMampu
Menganalisis%
Kelompokyang
Terampil% Siswa
yang Adil %
1 I 28 80% 22 73% 3 60% 21 70%
2 II 35 100% 27 90% 5 100% 26 87%Sumber data: pengolahan data primer
PEMBAHASAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas input,
kualitas proses pembelajaran, dan kualitas hasil belajar siswa berupa kemampuan siswa
menganalisis, menyaji hasil analisis, dan sikap adil siswa VIII-3 di SMP Negeri 3 Mataram
melalui penerapan model Problem Based Learning dan VCT Tipe Percontohan. Adapun
langkah-langkah model Problem Based Learning dan VCT Tipe Percontohan dalam
pembelajaran PPKn telah diuraikan pada tinjauan pustaka.
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri
dari dua kali pertemuan. Adapun hasil penelitian siklus I dan siklus II yang memuat pelaksanaan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan VCT Tipe
Percontohan, kemampuan siswa menganalisis, menyaji hasil analisis, dan sikap adil telah
dirangkum pada Tabel 09
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran siklus I pada Tabel 9 persentase
deskriptor yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran sebesar 28 deskriptor (80%),
sedangkan indikator kinerja yang telah ditetapkan adalah ≥30 deskriptor (≥85%). Terdapat 7
deskriptor yang belum muncul, yaitu :
1. Siswa menyimak rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Problem
Based Learning dan VCT Tipe Percontohan
2. Siswa mengkaji masalah atau kasus secara individu untuk menemukan contoh perilaku yang
mampu menyentuh hati nuraninya
9
3. Siswa bersama kelompoknya mencari berbagai sumber untuk memperjelas isu (masalah)
yang diinvestigasi
4. Siswa bersama kelompoknya berfikir (menganalisis) untuk memecahkan masalah yang ada
5. Semua siswa menjawab/menanggapi pertanyaan dari siswa ataukelompok lain yang bertanya
atau memberikan tanggapan
6. Semua siswa bersama kelompoknya memperbaiki laporan yang dibuat berdasarkan
tanggapan dan masukan pada saat presentasi
7. Siswa menyampaikan simpulan pembelajran.
Dari pemaparan data hasil observasi pelaksanaan pembelajaran siklus I untuk mengetahui
alasan siswa melakukan atau tidak melakukan sesuatu selama proses pembelajaran berlangsung,
maka dilakukan wawancara kepada siswa sehingga teridentifikasi penyebab belum munculnya 7
deskriptor tersebut, yaitu:
1. Siswa lapar dan mengantuk saat pembelajaran PPKn
2. Siswa merasa kesulitan dalam mengkaji masalah
3. Siswa kesulitan mencari sumber lain
4. Siswa merasa temannya yang lebih pitar saja yang perlu mengerjakannya
5. Siswa merasa tidak perlu menanggapi, karena sudah ada temannya sebagai perwakilan
menyampaikan pendapatnya
6. Siswa lupa mengerjakan perbaikan laporan kelompoknya
7. Siswa kesulitan untuk meyimpulkan pembelajaran.
Untuk mengatasi penyebab 7 deskriptor di atas, maka dilakukan perbaikan dalam
meningkatkan kualitas proses pembelajaran untuk tercapainya penerapan Model Problem Based
Learning dan VCT Tipe Percontohan yang optimal dilakukan beberapa hal berikut:
1. Guru mengingatkan siswa untuk tidak lupa sarapan dan tidak begadang pada malam hari
agar pada saat pembelajaran berlangsung siswa tidak merasa lapar dan mengantuk
2. Guru memberikan pemahaman kepada siswa agar dapat mengkaji masalah yang diberikan
3. Guru memberi tahu beberapa referensi yang bisa digunakan siswa sehingga siswa dapat
menemukan referensi yang tepat untuk pembelajaran
4. Guru memberikan pemahaman kepada siswa bahwa dalam berkelompok harus ada kerja
sama agar dapat menjawab soal yang diberikan dengan baik dan benar tidak hanya
mengandalkan satu orang saja
10
5. Guru memberi tahu siswa, bahwa semua siswa dalam anggota kelompok harus bertanggung
jawab
6. Guru mengingatkan siswa untuk memperbaiki laporan kelompok paling lambat sehari
sebelum memulai pembelajaran PPKn
7. Guru memberikan pemahaman kepada siswa cara menyimpulkan pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kemampuan siswa menganalisis pada siklus I
sebanyak 22 siswa (73%) telah mencapai kemampuan menganalisis dan 8 siswa (27%) belum
mencapai serendah-rendahnya 4 dari 5 indikator kemampuan menganalisis yang telah
ditentukan. Hal tersebut belum sesuai dengan target ketercapaian indikator kinerja yaitu ≥25
siswa (≥80%) dari 30 siswa harus mencapai minimal 4 indikator dari 5 indikator kemampuan
menganalisis yang telah ditentukan. Dari 5 indikator kemampuan menganalisis terdapat 3
indikator yang belum muncul yaitu:
1. Siswa memberikan alasan yang logis terhadap sebuah jawaban dari suatu masalah
2. Siswa menggunakan data yang relevan untuk menjelaskan cara yang digunakan dalam
mengatasi suatu masalah
3. Siswa mencari hubungan antara materi pembelajaran dengan permasalahan yang diberikan
Untuk mengetahui penyebab belum tercapainya target kemampuan siswa menganalisis,
maka dilakukan wawancara pada siklus I.
1. Siswa bingung data apa yang harus digunakan pada solusi permasalahan
2. Siswa belum memahami makna dari pertanyaan yang diberikan
3. Siswa merasa kesulitan dalam menjawab soal yang diberikan
Untuk mengatasi permasalahan di atas, dilakukan perbaikan dalam meningkatkan kualitas
hasil belajar untuk tercapainya kemampuan siswa menganalisis yaitu:
1. Guru memberikan kisi-kisi soal yang akan dikaji kepada siswa pada pertemuan sebelumnya,
agar siswa memahami materi pembelajaran sehingga siswa dapat menjawab soal tingkat
analisis
2. Guru memberikan gambaran beberapa data yang dapat digunakan untuk memecahakan
masalah
3. Guru memberikan pemahaman kepada siswa agar dapat memahami hubungan materi
pembelajaran dengan permasalahan yang diberikan
11
Sedangkan hasil observasi keterampilan siswa menyaji hasil pada siklus I mencapai 3
kelompok (60%) yang terampil menyaji hasil dan terdapat 2 kelompok (40%) belum terampil
menyaji hasil. Hal tersebut belum sesuai dengan target ketercapaian indikator keterampilan siswa
menyaji hasil dalam proses pembelajaran PPKn dengan menerapkan model Problem Based
Learning dan VCT Tipe Percontohan serendah-rendahnya 4 indikator (80%) dari 5 indikator.
Sementara keterampilan siswa menyaji hasil dikatakan meningkat apabila minimal 4 kelompok
(80%) dari 5 kelompok mencapai indikator kinerja keterampilan menyaji hasil yang telah
ditetapkan. Dari 5 indikator keterampilan siswa menyaji hasil, ada 2 indikator yang belum
muncul yaitu:
1. Siswa terampil mengemukakan pendapat dengan lancar saat melakukan proses diskusi
(kelompok 1 dan 3)
2. Siswa terampil menyampaikan simpulan dengan lancar saat melakukan proses diskusi
Dari hasil wawancara teridentifikasi penyebab belum tercapainya indikator kinerja
keterampilan menyaji hasil pada siklus I yaitu:
1. Siswa tidak percaya diri untuk menanggapi pertanyaan yang diberikan
2. Siswa kesulitan untuk memberikan kesimpulan hasil presentasi
Untuk mengatasi penyebab 2 indikator keterampilan menyaji hasil di atas, maka
dilakukan perbaikan dalam kulitas hasil belajar untuk tercapainya keterampilan menyaji hasil
siswa dilakukan beberapa hal berikut:
1. Guru meyakinkan siswa agar tidak perlu takut menyampaikan pendapatnya
2. Guru memberikan pemahaman kepada siswa cara menyimpulkan pembelajaran
Selanjutnya ketercapaian indikator sikap adil siswa pada siklus I mencapai 21 siswa
(70%) dan terdapat 9 siswa (30%) yang belum adil. Hal tersebut belum sesuai dengan target
ketercapaian indikator sikap adil siswa dalam proses pembelajaran PPKn dengan menerapkan
model Problem Based Learning dan VCT Tipe Percontohan serendah-rendahnya 4 indikator
(80%) dari 5 indikator. Sementara sikap adil siswa dikatakan meningkat apabila 25 (≥80%) dari
30 siswa mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Dari 5 indikator terdapat 2 indikator
sikap adil yang belum muncul yaitu:
1. Siswa memberikan kesempatan kepada teman yang lain untuk mengemukakan pendapat
baik secara lisan maupun tulisan.
2. Siswa memperhatikan orang yang sedang berbicara dengan cara mendengarkannya
12
Untuk mengetahui alasan siswa melakukan atau tidak melakukan sesuatu selama proses
pembelajaran berlangsung, maka dilakukan wawancara kepada siswa sehingga teridentifikasi
penyebab belum munculnya 2 indikator pada siklus I yaitu:
1. Siswa merasa temannya yang lain tidak bisa memberikan pendapat/ jawaban yang benar
2. Siswa merasa tidak perlu mendengarkan materi yang dijelaskan guru karena sudah paham
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, maka dilakukan perbaikan
terhadap kualitas hasil belajar siswa untuk tercapainya target sikap adil sehingga perlu perbaikan
berikut:
1. Guru memberi tahu kepada siswa bahwa setiap siswa mempunyai hak untuk berpendapat
2. Guru memberikan pemahaman kepada siswa untuk senantiasa menghormati orang lain yang
sedang berbicara.
Berdasarkan perbaikan kualitas proses pembelajaran yang telah dilakukan, maka kualitas
proses pembelajaran mengalami peningkatan pada siklus II dengan tingkat keberhasilan 100%.
Persentase tersebut telah melampaui indikator kinerja variabel tindakan yang telah ditetapkan
yaitu ≥85%. Peningkatan kualitas proses pembelajaran yang diperoleh selama berlangsungnya
kegiatan pembelajaran telah berimplikasi terhadap hasil siswa berupa kemampuan menganalisis,
menyaji hasil analisis, dan sikap adil siswa. Hal tersebut terlihat dari siswa mampu menganalisis
sebanyak 27 orang (90%) dari 30 orang siswa. Kelompok yang terampil menyaji hasil sebanyak
5 kelompok (100%). Siswa bersikap adil sebanyak 26 (87%) dari 30 orang siswa.
SIMPULAN
Dari paparan data dan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada siklus I, indikator kinerja variabel tindakan dan variabel harapan belum tercapai. Oleh
karena itu, dilakukan beberapa perbaikan pada variabel tindakan dan variabel harapan.
2. Pada siklus II, indikator kinerja variabel tindakan mencapai 100%. Hal tersebut
mengakibatkan terjadinya peningkatan pada indikator kinerja pada variabel harapan yaitu:
a. Kemampuan menganalisis : 73% menjadi 90%
b. Keterampilan menyaji : 60% menjadi 100%
c. Sikap spiritual (adil) : 70% menjadi 87%
3. Penerapan model Problem Based Learning dan VCT Tipe Percontohan yang efektif dapat
meningkatkan kemampuan siswa menganalisis, menyaji hasil analisis, dan sikap spiritual
siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 3 Mataram dalam Pembelajaran PPKn.
13
REFRENSI
Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran nilai Karakter Kontruktivisme dan VCT Sebagai InovasiPendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: RajaGrafindi Persada
Anderson, Lorin W., dkk. 2001. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, dan Asesmen.Terjemahan Oleh Agung Prihantoro. 2015. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ariantha, Putra. 2011. Model Pembelajaran VCT. (online). (http://putra-ariantha.blogspot.com/2011/10/model-pembelajaran-vct.html). Diakses 19 April 2017Pukul 19.00
Arikunto, Suharsimi dkk, 2016. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Huda, Miftahul. 2015. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Guru Pendidikan Pancasila danKewarganegaraan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Kurniawan, Syamsul. 2016. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 64 Tahun 2013 tentang Standar IsiPendidikan Dasar dan Menengah. (online).(https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendikbud64-2013StandarIsi.pdf). Diakses 6Mei 2017 Pukul 19.08
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan. (online).(http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/08/PP0322013.pdf).Diakses 6 Mei 2017 Pukul 19.19
Sagala, Syaiful.2013.Etika dan moralitas pendidikan: peluang dan tantangan. Jakarta: Kencana
Sani, Ridwan Abdullah. 2015. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.Jakarta: Bumi Aksara
Sanjaya, W. 2008. Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: KencanaPernadamedia Group.
Suprijono, Agus. 2016. Model-model Pembelajaran Emansipatoris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Taniredja, Tukiran, dkk. 2015. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Eektif. Bandung:Alfabeta
Zakiyah, Yuliati & Rusdiana. 2014. Pendidikan nilai Kajian Teori dan Praktik di Sekolah.Bandung: Pustaka Setia