Upload
others
View
29
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
52 Jurnal Kependidikan Volume XVIII Nomor 1 Edisi Juni 2017
PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PIDATO DENGAN METODE
LATIHAN
Lilis Amaliah Rosdiana
Universitas Winaya Mukti
Pos-el [email protected]
ABSTRACK
This article will describe the ability of students in writing of speech text with exercise
methods and describe an effectiveness at improve Indonesian learning. In this research
was used classroom action research (PTK), which consists of first and second cycle
for the focus reaserch. Based on the results of the students ability score of each cycle,
students generally increased. In the first cycle, as much as 16,6% or five students were
include in good categories, while the students are included in enough categories that
60% or eighteen students. And 23,3% oe seven students was in less categories. In the
second cycle, who are in the very good category as much as 40% or twelve students,
students were included in good categories as much as 56,6% or seventeen students,
while in the category including enough as much asn 3,3% or just one student. Thus,
exercise metodhs is proven to increase the ability of students in writing of speech text
and can increase the effectiveness of Indonesian learning subjects. It is felt by the
majority of students who stated in observation, student daily journal, also notes field.
Keywords: writing of speech text, exercise metodhs, Classroom Action Research
PENDAHULUAN
Menulis harus sudah dikuasai di tingkat pendidikan tinggi. Menurut Tarigan
(1994:21), menulis ialah menurunkan atau melukiskan lam-bang-lambang grafik yang
menggam-barkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain
dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan
gambaran grafik itu. Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-
makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa.
Selanjutnya, dikemukakan oleh Nurgiyantoro (2001:296) mengarang adalah
suatu bentuk komunikasi lam-bang visual. Agar komunikasi lewat lambang tulis dapat
seperti yang diharapkan, penulis hendaklah menuangkan gagasannya ke dalam bahasa
yang tepat, teratur, dan lengkap.
53 Jurnal Kependidikan Volume XVIII Nomor 1 Edisi Juni 2017
Berdasarkan beberapa penger-tian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis
adalah kemampuan seseorang dalam menurunkan dan mengungkapkan ide/gagasan,
pikiran, perasaan, pengetahuan melalui media bahasa berupa tulisan yang dapat dibaca
serta dipahami oleh pembaca.
Menulis teks pidato adalah kemampuan seseorang dalam menuangkan ide,
gagasan, dan pendapat ke dalam bentuk teks pidato yang disertai alasan, bukti dan
fakta-fakta yang kuat sehingga dapat mempengaruhi pembaca. Menulis teks pidato
termasuk kedalam persiapan bahan yaitu mulai memilih atau menentukan masalah
sampai kepada penulisan teks atau naskah pidato yang utuh.
Hadinegoro (2007:32) mengungkapkan, bahwa menulis teks pidato adalah
menulis teks yang mempunyai tata urutan komposisi yang kesemuanya tersusun dan
mengikuti pola lazim, sehingga isi urutan teks pidato akan terlihat secara urut, runtut,
dan jelas.
Ide atau gagasan dapat diperoleh dari kehidupan sehari-hari. Thompson dalam
Rakhmat (2007:20) mengatakan ide dapat diperoleh dari pengalaman pribadi, hobby
dan keterampilan, pengalaman pekerjaan atau profesi, pelajaran sekolah atau kuliah,
pendapat pribadi, peristiwa hangat dan pembicaraan publik, masalah abadi, kilasan
biorgafi, kejadian khusus, dan minat khalayak.
Berdasarkan uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa menulis teks pidato
kemampuan seseorang dalam menuangkan ide, gagasan, dan pendapat ke dalam teks
pidato dengan mengikuti pola lazim, sehingga isi urutan teks pidato akan terlihat
secara urut, runtut, dan jelas.
Pengenalan menulis teks pidato sangat penting karena maha-siswa diharapkan
dapat berpikir kritis dan logis dalam mengungkapkan gagasannya. Hal ini sesuai
dengan teks pidato yakni karangan yang menggunakan alasan (argumen), bukti, contoh
yang dapat meyakinkan, sehingga pembaca terpengaruh dan membenarkan gagasan
tersebut.
Kesulitan mahasiswa dalam menulis teks pidato di antaranya adalah
kecenderungan mahasiswa dalam kesehariannya menggunakan bahasa yang tidak
baku. Sehingga mahasiswa kesulitan membuat kalimat dengan kata-kata baku dalam
situasi formal, dan menuliskannya ke dalam teks pidato. Hal ini sejalan dengan
54 Jurnal Kependidikan Volume XVIII Nomor 1 Edisi Juni 2017
pendapat Alwi, dkk. (2003:6), bahwa gaya pidato atau gaya instruksi, dapat
menimbulkan anggapan bahwa dengan bahasa Indonesia orang seakan-akan tidak
dapat bergaul dengan akrab, hangat, dan mesra.
Berhasil tidaknya pembela-jaran bahasa Indonesia, khususnya untuk mencapai
keberhasilan pembelajaran menulis ditunjang oleh beberapa faktor yang saling ber-
kaitan. Beberapa faktor tersebut yaitu faktor dosen, metode, teknik pembelajaran, dan
kurikulum, serta oleh faktor mahasiswa sebagai pengguna metode. Mahasiswa
memerlukan motivasi dalam pembelajaran menulis. Motivasi dari sekeliling menjadi
bahan untuk diproses oleh pikiran dan perasaan, selanjutnya melahirkan pengetahuan
serta pengalaman.
Sebagai alternatif pemecahan masalah-masalah di atas, penulis tertarik untuk
mencoba suatu metode dalam pembelajaran menulis teks pidato yaitu dengan
menggunakan metode latihan. Melalui latihan yang terus-menerus diharapkan
mahasiswa berhasil mengembangkan ide-ide yang mereka punya.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Mampukah
mahasiswa menulis teks pidato dengan metode latihan? (2) Tepatkah metode latihan
dalam meningkatkan keefektifan pembe-lajaran menulis teks pidato?
Adapun yang menjadi tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut. (1)
Mahasiswa mampu menulis teks pidato dengan metode latihan. (2) Metode latihan
terbukti dapat meningkatkan keefektifan pembela-jaran menulis teks pidato.
METODE
Metode yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK ini
merupakan terjemahan dari Classroom Action Research, yaitu suatu aksi, kaji
tindakan, dan riset tindakan yang dilakukan di kelas. PTK ini bertujuan memperbaiki
dan meningkatkan kualitas dan kuantitas proses pembelajaran di kelas. Menurut
Iskandar dalam Rosdiana (2015) “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu
penelitian ilmiah yang dilakukan secara rasional, sistematis dan empiris reflektif
terhadap berbagai tindakan yang dilakukan guru dan dosen (tenaga pendidik),
kolaborasi (tim peneliti) yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu
perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa
55 Jurnal Kependidikan Volume XVIII Nomor 1 Edisi Juni 2017
kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembe-
lajaran yang dilakukan.”
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan proses pengkajian melalui sistem
yang berdaur ulang dari berbagai kegiatan pembelajaran yang terdiri dari empat tahap
yang saling terkait berkesinambungan. Tahap-tahap tersebut yaitu: (1) peren-canaan,
(2) pelaksanaan, (4) penga-matan, (3) refleksi. Tahap-tahap tersebut membentuk satu
siklus sehingga dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan ketiga tahap PTK
secara berdaur ulang berdasarkan hasil refleksi pada siklus sebelumnya, sampai suatu
permasalahan dianggap dapat teratasi
Langkah-langkah yang dila-kukan dalam penelitian ini pada siklus I yaitu
sebagai berikut. (a) pada pertemuan pertama mahasiswa diberi tes awal menulis teks
pidato untuk mengetahui kemampuan awal maha-siswa sebelum diberi perlakuan; (b)
perlakuan terhadap subjek penelitian dengan menggunakan metode latihan; dan (c) tes
akhir untuk mengetahui hasil belajar mahasiswa sebagai efek penggunaan metode
latihan. Begitu juga dengan siklus selanjutnya, langkah-langkah dalam penelitian ini
sama dengan tahap pertama.
Penelitian ini dilakukan di Universitas Winaya Mukti Fakultas Pertanian
Program Studi Agribisnis semester I Tahun Akademik 2016/ 2017 sebagai sumber data
penelitian. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini, yaitu mahasiswa
Program Studi Agribisnis semester I kelas A. Penentuan kelas ini, karena dalam
mengikuti mata kuliah Bahasa Indonesia mahasiswa masih mendapat kesulitan,
khususnya dalam keterampilan menulis teks pidato dan perlu mendapat suatu tindakan
agar tercapainya peningkatan keterampilan tersebut.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: (a) instrumen observasi;
(b) instrumen jurnal harian mahasiswa; (c) catatan lapangan; (d) instrumen angket; (e)
instrumen tes/Lembar Kerja (LK).
Penilaian Pembelajaran
Dilihat dari segi kebebasan mahasiswa untuk untuk mengungkapkan gagasan,
menulis teks pidato mempunyai persamaan dengan tugas menulis karangan
argumentasi. Menulis teks pidato sama halnya dengan menulis karangan argumenttasi
56 Jurnal Kependidikan Volume XVIII Nomor 1 Edisi Juni 2017
yang memerlukan fakta-fakta untuk memperkuat alasan agar dapat menyakinkan dan
mempengaruhi pembaca serta menyetujui pendapat dan sikapnya.
Tabel 1. Format Penilaian Pembelajaran Menulis Teks Pidato dengan Metode
Latihan
No Aspek yang dinilai Skala Penilaian
Bobot Nilai 1 2 3 4 5
1 Penggunaan bahasa baku
yang tepat
5 25
2 Kesesuaian isi dengan topik 5 25
3 Kemampuan menentukan struktur
teks pidato
5 25
4 Kesesuaian menulis teks pidato
dengan struktur teks pidato
5 25
Jumlah 20 100
(Adaptasi dari Nurgiyantoro, 2001: 290)
Skala Penilaian
5 = baik sekali
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = kurang sekali
Rumus Penilaian
Nilai = STS
x 100% SM
Keterangan:
STS = Skor Total Siswa
SM = Skor Maksimal
Kriteria Penilaian
Kriteria pembelajaran menulis teks pidato dengan metode latihan yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1) Penggunaan bahasa baku yang tepat
5 = penggunaan bahasa baku ditulis dengan sempurna
4 = ada sedikit kesalahan dengan penggunaan bahasa baku, tetapi tidak
mengganggu pemahaman
3 = sebagian isi teks pidato dalam penggunaan bahasa baku yang kurang
tepat, tetapi tidak mengganggu pemahaman
57 Jurnal Kependidikan Volume XVIII Nomor 1 Edisi Juni 2017
2 = banyak terdapat kesalahan dalam penggunaan bahasa baku dan
mengganggu pemahaman
1 = banyak terdapat kesalahan dalam penggunaan bahasa yang tidak
tepat dan sangat mengganggu terhadap pemahaan
2) Kesesuaian topik dengan isi
5 = seluruh isi teks pidato sesuai/relevan dengan topik
4 = isi teks pidato sesuai dengan topik walaupun ada hal-hal yang tidak
perlu dimasukan dalam teks pidato
3 = sebagian isi teks pidato tidak ada kesesuaian dengan topik
2 = banyak sekali isi teks pidato yang tidak sesuai dengan topik
1 = hampir semua isi teks pidato menyimpang dari topik
3) Kemampuan menentukan struktur teks pidato
5 = apabila mampu menentukan struktur teks pidato dengan tepat
4 = apabila mampu menentukan struktur teks pidato namun ada sedikit
kesalahan
3 = apabila mampu menentukan struktur teks pidato dan terdapat
beberapa kesalahan, tetapi masih dapat dimaklumi
2 = apabila struktur teks pidato sedikit kacau
1 = apabila tidak dapat menentukan strukutr teks pidato dengan benar
4) Kesesuaian menulis teks pidato dengan struktur teks pidato
5 = isi teks pidato ditata dengan rapi, terdapat bagian pendahuluan, isi,
dan penutup. Isi sangat teratur
4 = isi teks pidato sudah ditata dengan baik, terdapat bagian pendahuluan,
isi, dan penutup, namun urutan isi sedikit kacau
3 = teks pidato sudah ditata dengan baik hanya tidak ada penutup saja
2 = susunan isi teks pidato sedikit kacau
1 = isi teks pidato tidak lengkap dan susunannya tidak menentu
(Adaptasi dari Agustina, 2007:63)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus I
1. Perencanaan
Langkah pertama dalam menyusun perencanaan adalah menen-tukan kelas dan
waktu penelitian. Kelas yang akan digunakan adalah kelas A Program Studi Agribisnis
Semester I, karena memang mata kuliah Bahasa Indonesia berada pada semester I yang
merupakan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) pada Fakultas Pertanian.
Waktu penelitian yang akan dilaksanakan yaitu setiap hari Selasa pukul 10.00
WIB di mana waktu tersebut adalah jadwal mata kuliah Bahasa Indonesia kelas A.
58 Jurnal Kependidikan Volume XVIII Nomor 1 Edisi Juni 2017
Penulis tidak ingin menyia-nyiakan waktu dan menggunakan waktu mata kuliah lain
untuk melakukan penelitian ini.
Setelah menetapkan kelas dan waktu penelitian, dosen bersama peneliti mitra
menyusun rencana kegiatan belajar mengajar, menyusun jurnal mahasiswa, lembar
observasi aktivitas dosen dan mahasiswa, catatan lapangan, serta lembar kerja. Metode
yang digunakan dalam pembelajaran menulis teks pidato ini adalah metode latihan.
Adapun fokus pembelajaran yang akan disampaikan pada pertemuan pertama yaitu
mengenai tata cara penggunaan bahasa baku dalam teks pidato, tujuan pidato, metode-
metode pidato, struktur teks pidato, langkah-langkah menulis teks pidato.
Evaluasi yang digunakan da-lam pembelajaran ini adalah evaluasi proses dan
hasil. Evaluasi proses dilakukan selama pembelajaran berlangsung, yaitu respon dan
keaktifan mahasiswa di kelas, sedangkan evaluasi akhir dilakukan dengan cara tes
berupa teks pidato.
2. Pelaksanaan dan Observasi
Pelaksanaan tindakan dilaku-kan sesuai dengan Satuan Acara Perkuliaham
(SAP) yang telah disu-sun dengan peneliti mitra. Pembe-lajaran pada pertemuan
pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 06 Desember 2017 pada pukul 10.00 –
11.40 WIB. Dosen ditemani satu orang peneliti mitra (observer) yaitu rekan satu tim
mengajar mata kuliah Bahasa Indonesia, Ning Srimenganti, S.Pd., M.P. Peran observer
di sini adalah mengamati aktivitas dosen dan mahasiswa selama proses pembe-lajaran
berlangsung, serta menulis-kannya pada format lembar observasi dan catatan lapangan
yang telah disediakan.
Selanjutnya dosen menyam-paikan materi yang akan dipelajari yaitu tentang
menulis teks pidato dengan metode latihan, serta menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kemudian dosen mengajukan beberapa pertanyaan yang dapat membuka wawasan
mahasiswa tentang teks pidato, di antaranya tujuan pidato dan struktur teks pidato.
Untuk merekonstruksi pemahaman mahasiswa, dosen memberikan tes awal kepada
mahasiswa untuk menulis teks pidato dengan memilih salah satu dari tiga topik
permasalahan yang telah ditentukan kemudian dosen memba-gikan lembar kerja dan
mahasiswa pun menulis teks pidato.
59 Jurnal Kependidikan Volume XVIII Nomor 1 Edisi Juni 2017
Pada bagian akhir pembe-lajaran, dosen menyimpulkan pem-belajaran hari ini.
Kemudian dosen membagikan jurnal harian kepada mahasiswa untuk mengisinya.
Jurnal ini berisi beberapa pertanyaan mengenai pembelajaran apa yang telah mereka
dapatkan, serta kesan apa yang mereka dapatkan dari pembelajaran tadi. Setelah itu
mahasiswa mengum-pulkan jurnal harian yang telah mereka isi.
3. Evaluasi dan Refleksi Siklus I
Refleksi Siklus I dilakukan setelah penulis memeriksa dan meng-identifikasi
jurnal harian mahasiswa dan catatan lapangan pada saat pembelajaran berlangsung.
Dalam catatan tersebut, dituliskan bagian-bagian mana dalam pembelajaran yang
masih kurang dan harus diperbaiki untuk keberhasilan di siklus II nanti. Berdasarkan
analisis dan penilaian tes siklus I, di bawah ini penulis sajikan rekapitulasi hasil tes
siklus I pembelajaran menulis teks pidato dengan metode latihan.
Tabel 2. Data Hasil Tes Siklus I
No. Urut Aspek yang Dinilai
Jumlah A B C D
1 10 15 15 15 55
2 10 15 15 20 60
3 10 15 20 20 65
4 10 10 10 15 45
5 20 20 15 20 75
6 15 20 15 20 70
7 15 20 20 15 70
8 10 15 15 20 60
9 15 20 20 20 75
10 15 20 15 20 70
11 10 15 20 20 65
12 10 10 15 15 50
13 15 20 15 20 75
14 15 20 15 20 70
15 10 15 20 20 65
16 15 20 15 20 70
17 20 20 15 20 75
18 10 20 15 20 65
19 10 10 10 15 45
20 15 20 15 20 70
21 10 15 20 20 65
60 Jurnal Kependidikan Volume XVIII Nomor 1 Edisi Juni 2017
22 10 15 15 20 60
23 15 20 15 20 70
24 10 10 10 15 45
25 10 15 15 20 60
26 15 20 20 20 75
27 10 20 15 20 65
28 10 15 20 20 65
29 10 10 15 15 50
30 10 15 10 15 50
JUMLAH 370 495 470 560 1900
RATA-RATA 12,3 16,5 15,6 18,6 63,3
Keterangan:
A = aspek penggunaan bahasa baku yang tepat
B = aspek kesesuaian isi dengan topik
C = kemampuan menentukan struktur teks pidato
D = aspek kesesuaian menulis teks pidato dengan struktur teks pidato
Tabel 3. Perolehan Skor Mahasiswa pada Siklus I Berdasarkan Skala Lima
Skala Lima Kategori Jumlah
Siswa
85% A 100% Sangat baik -
75% B 84% Baik 5
60% C 74% Cukup 18
40% D 59% Kurang 7
0% E 39% Sangat kurang -
Tabel 4. Tingkat Kemampuan Menulis Teks Pidato pada Siklus I
Tingkat Kemampuan Skor
Tingkat kemampuan tertinggi 75
Tingkat kemampuan terendah 45
Tingkat kemampuan rata-rata 63,3
Siklus II
1. Perencanaan
Perencanaan pada siklus II ini penulis melihat dari hasil Siklus I. Apa saja yang
harus direncanakan, apa yang harus diperbaiki, dan apa yang seharusnya
dipertahankan. Penulis kembali menentukan waktu pelaksanaan tindakan dan
menyusun Satuan Acara Perkuliahan (SAP). Pada pertemuan kedua, materi difokuskan
pada penggunaan bahasa baku, yaitu kalimat efektif, ejaan, dan tanda baca. Hal ini
61 Jurnal Kependidikan Volume XVIII Nomor 1 Edisi Juni 2017
dikarenakan berdasarkan hasil teks pidato mahasiswa pada siklus I banyak terdapat
kesalahan dalam penggunaan bahasa baku yang kurang tepat. Namun, pada saat
pembelajaran, penulis pun akan mengulas kembali materi tentang teks pidato.
2. Pelaksanaan dan Observasi
Pembelajaran menulis teks pidato dengan metode latihan pada siklus II
dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Desember 2017, pukul 10.00-11.40 WIB.
Pembelajaran dilaksanakan selama 2 x 50 menit.
Seperti siklus sebelumnya, pelaksanaan siklus II ini diobservasi oleh satu orang
observer yaitu Ning Srimenganti, S.Pd., M.P. Observer melakukan pengamatan
terhadap proses pembelajaran yang berlangsung selama 2 x 50 menit. Observer
diharuskan mengisi lembar aktivitas dosen, lembar aktivitas mahasiswa, dan catatan
lapangan. Penilaian yang dilakukan observer merupakan salah satu instrumen penting
dalam pene-litian ini.
Sebelum memulai pembelaja-ran, terlebih dahulu dosen mengucap-kan salam,
kemudian mengecek kehadiran mahasiswa. Setelah itu, dosen melakukan apersepsi,
yakni mencoba mengingatkan kembali materi pembelajaran pada pertemuan sebe-
lumnya.
Kemudian salah satu maha-siswa membacakan hasilnya di depan kelas. Dosen
dan mahasiswa membahas teks pidato tersebut baik dari penggunaan bahasa baku,
maupun dari struktur teks pidato. Tak lupa, dosen pun membahas kekurangan-keku-
rangan yang ada. Dosen mengungkapkan bahwa masih banyak mahasiswa yang tidak
memperhatikan penggunaan bahasa baku, pilihan kata, dan kurang mengembangkan
teks pidato dengan maksimal. Setelah itu, dosen membagikan teks pidato pada siklus
I yang telah dikoreksi, agar pada tes siklus II ini mahasiswa melakukan perbaikan
untuk kesalahan yang dilakukan pada siklus I.
Setelah itu, dosen meminta mahasiswa untuk menulis teks pidato
menggunakan bahasa baku. Selama mahasiswa menulis teks pidato, dosen berkeliling
melihat aktivitas mahasiswa dalam membuat teks pidato. Pada siklus II ini semua
mahasiswa menampakkan keseriusan dalam belajar, suasana kelas menjadi hening
karena mahasiswa larut dalam konsentrasi menulis teks pidato.
62 Jurnal Kependidikan Volume XVIII Nomor 1 Edisi Juni 2017
Selanjutnya, dosen meminta mahasiswa untuk mengumpulkan hasil teks pidato
mereka. Sebelum pelajaran berakhir, dosen kembali membagikan jurnal harian kepada
mahasiswa untuk diisi sebagai respon mahasiswa terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Di samping itu, pada siklus ini, dosen pun membagikan angket kepada
masing-masing mahasiswa untuk diisi. Dosen pun mene-gaskan bahwa mahasiswa
harus mengisi angket dengan jujur dan pengisian angket ini tidak akan berpengaruh ke
dalam nilai. Tidak lama pembelajaran pun selesai, waktu telah menunjukan pukul
11.40 WIB. Dosen beserta observer mengucapkan rasa terima kasih karena telah
bersedia membantu jalannya penelitian ini.
3. Refleksi Siklus II
Secara keseluruhan, aktivitas dosen mengalami peningkatan dibandingkan
dengan siklus sebelumnya. Dosen dapat mengkondisikan, menguasai kelas, dan
mampu meningkatkan motivasi mahasiswa baik supaya lebih aktif dibandingkan
dengan siklus I. Berdasarkan analisis dan penilaian tes pada siklus II, di bawah ini
penulis sajikan rekapitulasi hasil tes pembelajaran menulis teks pidato dengan metode
latihan.
Tabel 5. Data Hasil Tes Siklus II
No. Urut Aspek yang Dinilai
Jumlah A B C D
1 20 20 15 20 75
2 20 20 20 20 80
3 20 20 20 20 85
4 20 15 20 20 75
5 20 20 25 25 90
6 20 20 20 25 85
7 20 20 20 25 85
8 20 20 20 25 85
9 20 20 20 20 80
10 20 20 20 20 80
11 20 15 20 20 75
12 15 20 20 20 75
13 20 20 20 25 85
14 20 20 20 20 80
15 20 20 15 20 75
63 Jurnal Kependidikan Volume XVIII Nomor 1 Edisi Juni 2017
16 20 15 20 20 75
17 20 20 20 25 85
18 20 20 15 20 75
19 10 20 15 20 70
20 20 20 20 25 85
21 20 20 20 25 85
22 20 20 20 20 80
23 20 20 20 25 85
24 20 20 15 20 75
25 15 20 20 20 75
26 20 20 25 25 90
27 20 20 20 20 80
28 20 20 20 20 80
29 20 20 15 20 75
30 20 15 20 20 75
JUMLAH 580 580 580 650 2400
RATA-RATA 19,3 19,3 19,3 21,6 80,0
Keterangan:
A = aspek penggunaan bahasa baku yang tepat
B = aspek kesesuaian isi dengan topik
C = kemampuan menentukan struktur teks pidato
D = aspek kesesuaian menulis teks pidato dengan struktur teks pidato
Tabel 6. Perolehan Skor Mahasiswa pada Tes Siklus II Berdasarkan Skala
Lima
Skala Lima Kategori Jumlah
Siswa
85% A 100% Sangat baik 12
75% B 84% Baik 17
60% C 74% Cukup 1
40% D 59% Kurang -
0% E 39% Sangat kurang -
Tabel 7. Tingkat Kemampuan Menulis Teks Pidato pada Siklus II
Tingkat Kemampuan Skor
Tingkat kemampuan tertinggi 90
Tingkat kemampuan terendah 70
Tingkat kemampuan rata-rata 80,0
Kemampuan Mahasiswa dalam Menulis Teks Pidato
Berdasarkan hasil analisis teks pidato mahasiswa, pada umum-nya mahasiswa
sudah mampu menuangkan ide yang dimilikinya ke dalam bentuk tulisan. Selain itu,
64 Jurnal Kependidikan Volume XVIII Nomor 1 Edisi Juni 2017
pengembangan isi teks pidato pun setiap siklus mengalami peningkatan, yaitu dengan
menambahkan fakta maupun bukti, dan memberikan solusi dari setiap topik
permasalahan. Begitu juga dengan penggunaan bahasa baku, sedikit demi sedikit
mahasiswa sudah mengurangi kesalahannya.
Berdasarkan skor hasil kemampuan mahasiswa dari setiap siklus, pada
umumnya mahasiswa mengalami peningkatan. Untuk mengetahui perkembangan
kemam-puan mahasiswa pada pembelajaran menulis teks pidato dengan metode
latihan, penulis akan menyajikan skor hasil penilaian terhadap teks pidato mahasiswa
berdasarkan penilaian skala lima. Nilai mahasiswa dinya-takan dalam bentuk angka,
serta dalam huruf A, B, C, D, dan E.
Tabel 8. Kemampuan Mahasiswa dalam Menulis Teks Pidato
No Nama Mahasiswa Siklus I Siklus II
Nilai Skor Nilai Skor
1 Ai Siti Qodariyah 55 D 75 B
2 Feny Siti Solehah 60 C 80 B
3 Irfan Nawawi 65 C 85 A
4 Iyang Irfan 45 D 75 B
5 Mega Lokhananta Dharma 75 B 90 A
6 Moch. Habib Abdilah 70 C 85 A
7 Mona Yolanda 70 C 85 A
8 Nita Erviany 60 C 85 A
9 Randy Fahri Ferdiawan 75 B 80 B
10 Rian Sevtiriani 70 C 80 B
11 Adi Setiadi 65 C 75 B
12 Aldi Nurkholifahudin 50 D 75 B
13 Ati Sumiati 75 B 85 A
14 Berius Wenda 70 C 80 B
15 Cahyadi 65 C 75 B
16 Desi Permatasari 70 C 75 B
17 Farid Abdul Haris 75 B 85 A
18 Handi Wibowo 65 C 75 B
19 Hikmat Prana 45 D 70 C
20 Ilmi Fauzi 70 C 85 A
21 M. Iman Syifaul M. 65 C 85 A
22 Ramdhan Permana 60 C 80 B
23 Rahmi Azizatu R.W. 70 C 85 A
24 Rizky M. Surachman 45 D 75 B
25 Rofi Andriana 60 C 75 B
26 Yana Tatang Taryana 75 B 90 A
27 Zen Zen Hamzah Fauzi 65 C 80 B
65 Jurnal Kependidikan Volume XVIII Nomor 1 Edisi Juni 2017
28 Ichtus Kalvin Maray 65 C 80 B
29 Wedipen Wenda 50 D 75 B
30 Rivan Qorizana 50 D 75 B
Berdasarkan tabel di atas, pada umumnya skor mahasiswa mengalami
peningkatan di seluruh aspek. Peningkatan tersebut pada aspek penggunaan bahasa
baku, pengembangan isi, dan struktur teks pidato.
Jika dilihat dari kemampuan mahasiswa dalam menulis teks pidato yang
mengacu pada penilaian skala lima dapat diperoleh data bahwa pada siklus I terdapat
sebanyak 16,6 % atau lima orang mahasiswa yang termasuk pada kategori baik,
sedangkan maha-siswa yang termasuk pada kategori cukup yaitu 60 % atau 18 orang
mahasiswa. Sementara itu, mahasiswa yang mendapat nilai kurang yaitu 23,3 % atau
tujuh orang mahasiswa.
Pada siklus kedua siswa yang berada pada kategori sangat baik sebanyak 40 %
atau 12 orang mahasiswa. Mahasiswa yang termasuk pada kategori baik sebanyak 56,6
% atau 17 orang mahasiswa, sedangkan yang termasuk pada kategori cukup seba-nyak
3,3 % atau satu orang mahasiswa. Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah tabel jumlah
mahasiswa yang memperoleh nilai A, B, C, D, dan E berikut ini.
Tabel 9. Perolehan Nilai Mahasiswa dalam Skala Lima Setiap Siklus
Kategori
Nilai
Jumlah Siswa
Siklus I Siklus II
A - 12
B 5 17
C 18 1
D 7 -
E - -
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh suatu data tingkat kemam-puan
tertinggi, terendah, dan rata-rata menulis teks pidato dengan metode latihan. Adapun
hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.
66 Jurnal Kependidikan Volume XVIII Nomor 1 Edisi Juni 2017
Tabel 10. Tingkat Kemampuan Mahasiswa dalam Menulis Teks Pidato Setiap
Siklus
Tingkat Kemampuan Siklus I Siklus II
Tingkat kemampuan tertinggi 75 90
Tingkat kemampuan terendah 45 70
Tingkat kemampuan rata-rata 63,3 80,0
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa tingkat kemampuan mahasiswa dari
setiap siklus meng-alami peningkatan. Tingkat kemam-puan tertinggi siklus I
mencapai 75. Pada siklus II tingkat kemampuan tertinggi mencapai 90. Tentu saja ini
suatu kemajuan yang sangat berarti, bahkan terdapat hasil teks pidato siswa yang
memperoleh kategori nilai sangat baik. Peningkatan yang terjadi ini disebabkan oleh
semakin terampilnya mahasiswa dalam menulis teks pidato seiring dengan tindakan
pembelajaran yang diberikan oleh penulis di dalam kelas.
Kemampuan terendah maha-siswa pada siklus I adalah 45. Pada siklus II
kemampuan terendah siswa 70. Hal ini menunjukan adanya perbaikan dari
kemampuan mahasiswa pada pembelajaran menulis teks pidato dengan metode
latihan. Berdasarkan kemampuan tertinggi dan terendah dalam menulis teks pidato,
maka diperoleh kemampuan rata-ratanya. Nilai rata-rata kemampuan mahasiswa
menulis teks pidato pada siklus I adalah 63,3 kemudian meningkat pada siklus II
menjadi 80,0.
SIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kedua siklus tersebut dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan hasil refleksi pada
siklus sebelumnya. Penulis sekaligus bertin-dak sebagai praktisi (dosen) dalam
aktivitas pembelajaran, sedangkan peneliti mitra bertindak sebagai observer.
Pembelajaran difokuskan pada tata cara penggunaan bahasa baku, struktur teks pidato,
dan langkah- langkah menulis teks pidato.
Selanjutnya, mahasiswa ditugaskan untuk menulis teks pidato menggunakan
bahasa baku dengan memperbaiki teks pidato pada pertemuan sebelumnya. Di setiap
akhir pembelajaran, mahasiswa diminta untuk mengisi jurnal harian. Refleksi dari
67 Jurnal Kependidikan Volume XVIII Nomor 1 Edisi Juni 2017
kedua siklus tersebut adalah mahasiswa pada umumnya sudah mengalami peningkatan
dalam kemampuan menulis teks pidato serta memberikan respon positif pembe-lajaran
menulis teks pidato dengan metode latihan.
Pembelajaran menulis teks pidato dengan metode latihan pada umumnya
mengalami peningkatan setiap siklusnya. Pada siklus I sebanyak 16,6 % atau lima
orang mahasiswa yang termasuk pada kate-gori baik, sedangkan mahasiswa yang
termasuk pada kategori cukup yaitu 60 % atau 18 orang mahasiswa. Sementara itu,
mahasiswa yang mendapat nilai kurang yaitu 23,3 % atau tujuh orang mahasiswa.
Adapun skor tertinggi adalah sebesar 75, skor terendah sebe-sar 40. Jadi skor rata-rata
kemampuan mahasiswa pada siklus I adalah sebesar 63,3.
Pada siklus II mahasiswa yang berada pada kategori sangat baik sebanyak 40
% atau 12 orang maha-siswa. Mahasiswa yang termasuk pada kategori baik sebanyak
56,6 % atau 17 orang mahasiswa, sedangkan yang termasuk pada kategori cukup seba-
nyak 3,3 % atau satu orang mahasiswa. Skor tertinggi adalah sebesar 90, skor terendah
adalah sebesar 70. Skor rata-rata kemam-puan mahasiswa pada siklus II mengalami
peningkatan kem-bali menjadi 80,0.
Hasil teks pidato mahasiswa pada siklus II jauh lebih baik dari siklus
sebelumnya. Ini membuktikan bahwa mahasiswa telah mampu menulis teks pidato
dengan metode latihan. Kemam-puan mahasiswa meningkat setelah diberi perlakuan
dengan metode latihan dan metode latihan terbukti dapat meningkatkan keefektifan
pembela-jaran menulis teks pidato. Metode latihan ini cocok untuk digunakan dalam
pembelajaran menulis teks pidato pada khususnya dan pembe-lajaran mata kuliah
Bahasa Indonesia pada umumnya. Disarankan metode latihan ini juga dapat diterapkan
pada mata kuliah lainnya untuk dapat meningkatkan kemampuan prestasi
mahasiswanya.
Daftar Pustaka
Agustina, Yusni. (2007). “Mengem-bangkan Pembelajaran Menu-lis Karangan Argu-
mentasi dengan Menggunakan Teknik Think-Talk-Write (TTW) Pada Siswa
Kelas X SMA Negeri 14 Bandung Tahun Pelajaran 2006/2007”. Skripsi UPI.
Bandung: tidak diterbit-kan.
68 Jurnal Kependidikan Volume XVIII Nomor 1 Edisi Juni 2017
Alwi, H., dkk. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hadinegoro, L. (2008). Teknik Seni Berpidato Mutakhir. Yogya-karta: Absolut.
Nurgiyantoro, B. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE.
Rakhmat, J. (2007). Retorika Modern Pendekatan Praktis.Bandung: Rosdakarya.
Rosdiana, Lilis A. (2009). Penggu-naan Bahasa Baku dalam Menulis Teks Pidato.
Skripsi Unpas. Bandung: Tidak diter-bitkan.
Tarigan, H.G. (1994). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Riwayat Penulis
Lilis Amaliah Rosdiana, S.Pd., M.Pd adalah dosen tetap pada Program Studi
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti sejak tahun 2012 –
sekarang. Dilahir-kan di Sumedang pada tanggal 13 Maret 1987. Lulus S1
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah FKIP Universitas Pasundan 2009
dan S2 Pendidikan Bahasa Indonesia UPI Bandung tahun 2014.