61
1 PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL STAD DAN TGT DITINJAU DARI KEINGINTAHUAN DAN MINAT BELAJAR SISWA (Studi Kasus Siswa Kelas VIII MTs Negeri Nogosari Boyolali Pada Materi Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia Tahun Pelajaran 2009/2010) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama : Pendidikan Biologi Oleh : NURI DEWI MULDAYANTI NIM. S830908030 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

1

PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL STAD DAN

TGT DITINJAU DARI KEINGINTAHUAN

DAN MINAT BELAJAR SISWA

(Studi Kasus Siswa Kelas VIII MTs Negeri Nogosari Boyolali Pada Materi

Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia Tahun Pelajaran 2009/2010)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Sains

Minat Utama : Pendidikan Biologi

Oleh :

NURI DEWI MULDAYANTI

NIM. S830908030

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

2

PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL STAD DAN

TGT DITINJAU DARI KEINGINTAHUAN

DAN MINAT BELAJAR SISWA

(Studi Kasus Siswa Kelas VIII MTs Negeri Nogosari Boyolali Pada Materi

Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia Tahun Pelajaran 2009/2010)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama : Pendidikan Biologi

Oleh : NURI DEWI MULDAYANTI NIM. S830908030

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

3

PERSETUJUAN

PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL STAD DAN

TGT DITINJAU DARI KEINGINTAHUAN

DAN MINAT BELAJAR SISWA

(Studi Kasus Siswa Kelas VIII MTs Negeri Nogosari Boyolali Pada Materi

Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia Tahun Pelajaran 2009/2010)

Disusun oleh :

Nuri Dewi Muldayanti

S830908030

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M. Pd

NIP. 195201161980031 001 …………...... …………

Pembimbing II Dr. Sugiyarto, M. Si

NIP. 196704301992031 002 .....…………… ................

Mengetahui,

Ketua Program Pendidikan Sains

Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd

NIP. 195201161980031 001

Page 4: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

4

PENGESAHAN

PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL STAD DAN

TGT DITINJAU DARI KEINGINTAHUAN

DAN MINAT BELAJAR SISWA

(Studi Kasus Siswa Kelas VIII MTs Negeri Nogosari Boyolali Pada Materi

Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia Tahun Pelajaran 2009/2010)

Disusun oleh :

Nuri Dewi Muldayanti

S830908030

Telah disetujui oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda tangan Tanggal

Ketua Prof. Dr. H. Ashadi, M. Pd .................... ................... NIP.195101021975011001 Sekretaris Dra. Suparmi, M.A, Ph. D ..................... .................. NIP. 195209151976032001

Anggota Penguji 1. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M. Pd ..................... ................... NIP 19520116 198003 1 001 2. Dr. Sugiyarto, M. Si ..................... ................... NIP. 196704301992031 002

Mengetahui

Direktur Ketua Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Sains

Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd NIP 19570820 198503 1 004 NIP 19520116 198003 1 001

Page 5: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

5

PERNYATAAN

Nama : Nuri Dewi Muldayanti

NIM : S830908030

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “ PEMBELAJARAN

BIOLOGI MODEL STAD DAN TGT DITINJAU DARI KEINGINTAHUAN

DAN MINAT BELAJAR SISWA (Studi Kasus Siswa Kelas VIII Mts Negeri

Nogosari Boyolali Pada Materi Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia

Tahun Pelajaran 2009/2010) adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang

bukan karya saya dalam Tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar

pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademis berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh

dari tesis tersebut.

Surakarta, Februari 2010 Yang Membuat Pernyataan, Nuri Dewi Muldayanti

Page 6: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

6

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesukaran itu ada kemudahan”

(Q.S. Al Insyiroh : 6)

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”

(Q.S. Ar Ro’du : 11)

“ Kemauan, Do’a dan Usaha adalah kunci dari Kesuksesan”

(Penulis)

“Bagiku ada dua hal yang berpengaruh dalam hidupku” Aku tanpa keluargaku takkan mampu menjadi “AKU”

Seperti sekarang ini.Kepercayaan, Pengertian, serta restunya adalah cambuk masa depanku

sekaligus cermin dalam tingkah lakuku.

Sahabat serta orang-orang disekelilingku, bersama mereka Kutemukan warna-warni kehidupan

Dan membuatku lebih menghargai dan menjalani penuh makna ”

(Penulis)

Page 7: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

7

PERSEMBAHAN

Bapak dan Ibuku yang selalu melimpahkan do’a Kepadaku

Keluargaku yang selalu memberikan cinta dan kebahagian kepadaku

Adik-adikku Senyum mereka adalah semangatku

Mas Arif Didik Kurniawan yang selalu mendukungku

Teman-teman mahasiswa Pendidikan Sains Angkatan ‘08

Page 8: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

8

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah

memberi petunjuk, karunia dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal tesis yang berjudul :” PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL STAD

DAN TGT DITINJAU DARI KEINGINTAHUAN DAN MINAT BELAJAR

SISWA ’’

Selama menyusun proposal tesis ini, banyak sekali bantuan dan

bimbingan yang penulis terima, berkenaan dengan itu penulis menyampaikan

terima kasih yamg sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D,selaku direktur Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan segala fasilitas kepada

penulis dalam menempuh pendidikan program pascasarjana pendidikan sains

2. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd, selaku ketua program studi dan

pembimbing I Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta, yang telah mengarahkan, membimbing, memberikan bantuan

pemikiran, penyusunan dan penuntasan penulisan ini.

3. Dr. Sugiyarto, M. Si, Selaku pembimbing II yang telah memberi sumbangan

pemikiran yang sangat berharga selama penyusunan dan penyelesaian

keseluruhan tesis ini.

4. Prof. Dr. H. Ashadi, Selaku Ketua penguji yang telah memberi bantuan

pemikiran dan mengarahkan dalam penulisan tesis ini.

Page 9: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

9

5. Dra. Suparmi, MA, Ph. D, Selaku Sekretaris penguji, yang telah memberi

sumbangan pemikiran yang sangat berharga dan selalu memberikan motivasi

bagi peneliti.

6. Dosen-dosen pengampu mata kuliah, yang senantiasa mendorong semangat

dan memberikan keluasan berpikir.

7. Drs. Suparman, MM, selaku Kepala sekolah MTs Negeri Nogosari Kabupaten

Boyolali yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis

dalam melaksanakan penelitian..

8. Rekan-rekan pascasarjana angkatan September 2008.

9. Jeffrey Handhika, S. Si, M. Pd, yang telah banyak membantu dalam

penyelesaian tesis ini.

10. Teman-teman seperjuangan IMM cabang surakarta Korkom FKIP UMS,

Abadi Perjuangan.

11. Semua pihak yang tentu saja tak akan cukup untuk dituliskan semuanya.

Penulis berharap semoga semua bentuk bantuan yang mereka berikan

menjadi amal baik dan mendapat imbalan yang semestinya dari Allah SWT.

Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, Februari 2010

Penulis

Page 10: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

10

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................... vii

DAFTAR ISI.............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL...................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Identifikasi Masalah.............................................................. 7

C. Pembatasan Masalah ............................................................. 8

D. Rumusan Masalah................................................................. 8

E. Tujuan Penelitian .................................................................. 9

F. Manfaat Penelitian………………………………………….. 10

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PERUMUSAN

HIPOTEIS

A. Kajian Teori ......................................................................... 12

1. Tinjauan tentang belajar ……………............................... 12

a. Pengertian Belajar…………………………………….. 12

b. Teori-teori belajar…………………………………. .... 13

c. Pandangan Konstruktivisme tentang belajar.................. 20

2. Pengertian Metode Pembelajaran...................................... 22

3. Pembelajaran Kooperative………………………............ 23

a. STAD………………………………………………… 25

Page 11: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

11

b. TGT…………………………………………………… 27

4. Hubungan Sistem Pembelajaran Kooperative dengan

Proses Belajar Siwa ……………………………………… 30

5. Minat……………………………………………………... 32

6. Keingintahuan……………………………………………. 36

7. Prestasi Belajar…………………………………………... 38

8. Materi Pembelajaran…………………………………….. 42

B. Penelitian yang relevan ......................................................... 52

C. Kerangka berpikir ................................................................. 54

D. Hipotesis ............................................................................... 61

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................... 62

B. Metode penelitian.................................................................. 62

C. Variabel Penelitian................................................................ 64

D. Populasi dan Sampel ............................................................. 66

E. Teknik Pengumpulan Data.................................................... 66

F. Instrumen Penelitian ............................................................. 68

G. Uji Intrumen…………………………………………......... . 70

H. Teknik Analisis Data………………………………………… 70

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data.......................................................................... 85

1. Data Kemampuan Awal Sebelum Diberi Perlakuan............ 85

2. Data Prestasi Belajar Siswa.................................................. 87

3. Data Minat Belajar Siswa.................................................... 89

4. Data Keingintahuan Siwa................................................... 89

B. Uji Prasyarat Analisis……………………………………….. 90

Page 12: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

12

1. Uji Normalitas…………………………………………….. 90

2. Uji Homogenitas………………………………………….. 91

C. Pengujian Hipotesis…………………………………………. 92

1. Analisis Variansi Tiga jalan Isi Sel Tak Sama…………… 92

2. Uji Lanjut Anava………………………………………….. 94

D. Pembahasan Hasil Analisis………………………………….. 96

1. Hipotesis Pertama ................................................................ 96

2. Hipotesis Kedua ..................................................................... 99

3. Hipotesis Ketiga ..................................................................... 101

4. Hipotesis Keempat ................................................................. 102

5. Hipotesis Kelima ................................................................... 104

6. Hipotesis Keenam ................................................................. 105

7. Hipotesis Ketujuh ................................................................. 106

E. Keterbatasan Penelitian………………………………………. 108

BAB V KEIMPULAN, IMPLIKAI DAN SARAN

A. Kesimpulan Hasil Penelitiian………………………………… 110

B. Implikasi Hasil Penelitian……………………………………. 112

C. Saran ………………………………………………………….. 112

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

13

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian.................................................................... 62

Tabel 3.2 Desain Faktorial ..................................................................... 63

Tabel 3.3 Desain Faktorial ..................................................................... 63

Tabel 3.4 Bentuk desain Faktorial 2x2x2............................................... 80

Tabel 3.5 Bentuk desain Faktorial 2x2x2…………………………………… . 80

Tabel 3.6 Rangkuman Analisis………………………………………... 81

Tabel 3.7 Rangkuman Komparasi Ganda……………………………... 84

Tabel 4.1 Diskripsi Data Kemampuan Awal Siswa Sebelum Diberi Perlakuan…………………………………………………..... 85

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Awal Sebelum Diberi Perlakuan Kelompok Eksperimen I…………………………. 86 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kemampuan Awal Sebelum Diberi Perlakuan Kelompok Eksperimen II………………………… 86 Tabel 4.4 Diskripsi Data Prestasi belajar Siswa……………………….. 87 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Kelas Eksperimen I…… 87 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Prestasi belajar Kelas Eksperimen II….. 88 Tabel 4.7 Diskripsi Data Minat Belajar Siswa dalam Belajar Biologi….. 89 Tabel 4.8 Jumlah Siswa yang Mempunyai Minat Belajar

Biologi Tinggi dan Rendah........................................................ 89

Tabel 4.9 Diskripsi Data Keingintahuan Siswa…………………………. 90 Tabel 4.10 Jumlah Siswa yang Mempunyai Keingintahuan

Siswa Biologi Tinggi dan Rendah............................................ 90

Tabel 4.11 Hasil Analisa General linier Model dengan Software

Minitab 15…………………………………………………... 92

Page 14: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

14

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Sistem Pencernaan Makanan................................................. 31 Gambar 2.2 Susunan gigi permanen orang dewasa.................................. 43 Gambar 2.3 Penampang membujur gigi geraham...................................... 44 Gambar 2.4 Kerongkongan....................................................................... 46 Gambar 2.5 Struktur lambung.................................................................. 47 Gambar 2.6 Usus halus.............................................................................. 48 Gambar 2.7 Usus besar............................................................................... 49 Gambar 4.1 Histogram Kemampuan Awal Sebelum Diberi perlakuan Kelompok Eksperimen I……………………………………. 86 Gambar 4.2 Histogram Kemampuan Awal Sebelum Diberi perlakuan Kelompok eksperimen II……………………………………. 87 Gambar 4.3 Histogram Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen I……….. 88 Gambar 4.4 Histogram Prestasi blajar kelompok Eksperimen II………… 88 Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar……………………..... 90

Gambar 4.6 Hasil Uji Homogenitas menggunakan uji bartlett’s dengan

bantuan Minitab 15………………………………………….. 91

Gambar 4.7 Uji lanjut Anova untuk Ho (1), Ho(2) dan Ho (3)…………. 95

Gambar 4.8 Uji lanjut Anova untuk Interaksi………………………….. 95

Page 15: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

15

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus................................................................................. 117

Lampiran 2 RPP TGT............................................................................. 120

Lampiran 3 RPP STAD.......................................................................... 132

Lampiran 4 Kisi-kisi instrumen tes prestasi belajar................................. 144

Lampiran 5 Soal uji coba Tes Pretsasi belajar.................................... 147

Lampiran 6 Kisi-Kisi Instrumen Angket Keingintahuan........................ 154

Lampiran 7 Instrumen Angket Keingintahuan....................................... 155

Lampiran 8 Kisi-Kisi Instrumen Angket Minat …………………........ 162

Lampiran 9 Instrumen Angket Minat ……………………………….... 163

Lampiran 10 Kisi-kisi tes prestasi ........................................................... 170

Lampiran 11 Soal tes Prestasi................................................................... 173

Lampiran 12 Kisi-Kisi Angket Keingintahuan........................................ 179

Lampiran 13 Angket Keingintahuan........................................................ 180

Lampiran 14 Kisi-kisi Angket Minat...................................................... 185

Lampiran 15 Angket Minat..................................................................... 186

Lampiran 16 Kunci Jawaban Tes Prestasi.............................................. 191

Lampiran 17 Kunci Jawaban Try Out Tes Prestasi................................ 192

Lampiran 18 Hasil Olah Data TryOut Tes Prestasi,Keingintahuan, minat 193

Lampiran 19 Data Penelitian Kelompok Eksperimen............................ 196

Lampiran 20 data Penelitian Kelompok Kontrol.................................... 199

Lampiran 21 Deskriptif Statistik............................................................ 202

Lampiran 22 Uji Validitas dan Reabilitas Angket Keingintahuan.......... 203

Lampiran 23 Uji Validitas dan Reabilitas Angket Minat........................ 206

Lampiran 24 Uji Validitas, Reabilitas, Daya Beda, Tingkat Kesukaran.. 209

Lampiran 25 Syntax Cooperative Learning…………………………….. 212

Lampiran 26 Foto Kelompok Eksperimen……………………………… 221

Lampiran 27 Foto Kelompok Kontrol…………………………………. 223

Lampiran 28 Surat Permohonan Ijin Penelitian..................................... 225

Lampiran 29 Surat Keterangan Telah Penelitian.................................. 226

Page 16: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

16

ABSTRAK

Nuri Dewi Muldayanti. S830908030. Pembelajaran Biologi Model STAD dan TGT Ditinjau dari Minat dan Keingintahuan Belajar Siswa (Sebuah Penelitian Eksperimen Pada Materi Sistem Pencernaan pada Manusia di MTs Negeri Nogosari kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010. Tesis, program Studi pendidikan sains Pasca sarjana Univeritas Sebelas Maret Surakaeta 2010. Belajar kooperatif adalah strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajaran dengan TGT dan STAD terhadap prestasi belajar biolog ditinjau dari keingintahuan dan minat belajar siswai.

Peneliti menggunakan metode pembelajaran dengan tipe STAD dan TGT. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII MTs Negeri Nogosari Boyolali. Sampel diambil secara acak dengan Cluster Random Sampling. kelas VIII B dan VIII D sebagai kelompok STAD dan Kela VIII C dan VIII E sebagai kelompok TGT. Uji coba instrument dilaksanakan di MTs Negeri Simo Boyolali. Karena MTs ini ekivalen/sederajat prestasi belajarnya. Teknik Analisis data yang dipergunakan adalah analisis variansi tiga jalan isi sel tak sama dengan taraf signifikan α = 0,05 dan uji lanjut pasca Anava tiga jalan dengan uji Main Effect plot.

Hasil analisis diperoleh (1) ada pengaruh penggunaan metode pembelajaran dengan TGT dan STAD terhadap prestasi belajar Biologi, (2) ada pengaruh minat belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Biologi, (3) pengaruh keingintahuan belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Biologi, (4) terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan keingintahuan belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Biologi, (5) tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan minat belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Biologi, (6) tidak terdapat interaksi antara minat belajar tinggi dan rendah, keingintahuan tinggi dan rendah terhadap prestai belajar Biologi, (7) terdapat interaksi antara metode pembelajaran , keingintahuan tinggi dan rendan, minat belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Biologi.

Kata Kunci: Pembelajaran TGT, STAD, Keingintahuan dan Minat belajar Siswa.

Page 17: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

17

ABSTRACT Nuri Dewi Muldayanti. S830908030. Biology teaching and learning using STAD and TGT other viewed from students’ learning curiosity and Interest (An Experimental study in digestion material in MTs Negeri Nogosari Boyolali academic year 2009/2010. Thesis. Science Education Program Study Of Postgraduate Program Of Surakarta Sebelas Maret University, 2010.

Cooperative Learning is learning strategic in which student learn in small group with various ability. The propose of this research are to find out : The effect of learning model TGT and STAD on the students’ learning achievement.

Learning model STAD and TGT with various ability students’ learning curiosity and interest. The sample was taken using Cluster random sampling, the first two classes VIII B and D were treated using STAD model, VIII C and E were treated using TGT model. The data was collected using test for students and questionare for tudents curiosity and interest. The data was analyzed using ANOVA 2 X 2 X 2 factorial design to test, the hypotheses and taken analysis continued using Main Effect Plot.

From the result of data analysis be concluded (1) there is an effect of STAD and TGT on the students’ learning achievement, (2) there is an effect of students’ learning interest level high and low level on the students’ learning achievement, (3) there is an effect of students’ learning curiosity level in high and low level on the students’ learning achievement, (4) there is interaction between the STAD and TGT learning model with the student’ learning curiosity on the students’ learning achievement, (5) there is no interaction between the STAD and TGT learning model with the student’ learning interest on the students’ learning achievement, (6) there is no interaction between the students’ learning curiosity level in high and low level with interest level in high and low level on the students’ learning achievement, (7) ) there is interaction between the STAD and TGT learning model with the student’ learning interest and curiosity on the students’ learning achievement.

Key word : Learning TGT, STAD, Curiosity and Interest

Page 18: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

18

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia, karena disamping

pendidikan sebagai gejala sekaligus juga sebagai upaya memanusiakan manusia

itu sendiri. Pendidikan yang baik di harapkan dapat menciptakan generasi yang

berkualitas, berbudi pekerti, mempunyai rasionalitas tinggi sehingga dapat

meneruskan kelangsungan hidup Negara.

Proses pendidikan terjadi apabila ada interaksi antar komponen

pendidikan, artinya saling berhubungan secara fungsional dalam kesatuan yang

terpadu. Tiga komponen sentral dalam upaya pendidikan adalah peserta didik,

pendidik, dan tujuan pendidikan. Dalam proses pendidikan terjadi interaksi antara

peserta didik dan pendidik dalam mencapai tujuan pendidikan.

Salah satu faktor yang menentukan kualitas pendidikan adalah

diselenggarakannya pembelajaran yang dirancang secara sistematis sesuai kaidah-

kaidah pembelajaran yang efektif. Guru memegang peran penting yang

menentukan dalam penyelenggaraan pembelajaran berkualitas. Guru harus

mampu bertindak sebagai perancang (desainer) sekaligus sebagai pelaksana

proses pembelajaran. Sebagai perancang pembelajaran, guru perlu memiliki

penguasaan yang baik atas prinsip-prinsip perancangan pembelajaran. Karena

pembelajaran adalah merupakan sistem, maka perancangan pembelajaran

seharusnya dilakukan secara sistematik (menggunakan pendekatan system), dalam

1

Page 19: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

19

rangka merancang pembelajaran inilah, maka pemilihan strategi pembelajaran

harus mendapatkan perhatian secara seksama untuk menciptakan pengelolaan

proses belajar mengajar yang efektif.

Guru harus memiliki strategi dalam proses belajar mengajar, agar siswa

dapat belajar secara efektif dan efisien. Mengenai tujuan yang diharapkan salah

satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik

pengajaran, atau biasanya disebut metode mengajar. Untuk itu, maka strategi,

metode dan teknik pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan

karakteristik materi ajaran, karakteristik siswa, karakteristik guru dan kondisi

nyata sumber daya yang tersedia di sekolah serta lingkungan sekitarnya.

Permasalahan yang lain adalah Guru juga mengalami kesulitan berupa

karakteristik materi IPA sendiri, yang umumnya dikenal sulit dikalangan siswa,

utamanya sub mata pelajaran IPA yang dianggap sulit untuk memahami konsep–

konsep dan prinsip–prinsip Biologi. Ketidaktahuan peserta didik mengenai

konsep-konsep Biologi menjadi penyebab mereka lekas bosan dan tidak tertarik

pada pelajaran Biologi, di samping pengajar Biologi yang mengajar secara

monoton, metode pembelajaran yang kurang variasi dan hanya berpegang teguh

pada diktat – diktat atau buku-buku paket saja. Oleh karena itu, perlu ada suatu

metode pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan siswa untuk

mempelajari ilmu Biologi secara baik dan benar.

Dari pertemuam yang dilaksanakan oleh peneliti dengan guru MTsN

Nogosari Boyolali, khususnya guru kelas 2, terkait dengan perbaikan mutu proses

pembelajaran di kelas, guru menyampaikan beberapa keluhan : 1. Bagaimana cara

Page 20: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

20

melaksanakan pembelajaran IPA sesuai dengan standar isi ysng ditetapkan oleh

pemerintah agar dapat meningkatkan hasil belajar IPA; Metode dan pendekatan

apa yang tepat untuk mendukung pembelajaran di dalam kelas agar sesuai dengan

hakikat IPA ; Bagaimana mengintegrasikan kegiatan kerja ilmiah dan salingtemas

dalam pembelajaran di kelas ; Bagaimana cara melaksanakan pembelajaran IPA

agar siswa mempunyai rasa ingin tahu dan minat belajar yang tinggi.

Pada Materi sistem pencernaan, merupakan materi yang sulit karena

memiliki banyak konsep dan bersifat abstrak dan juga sangat penting karena

banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menggambarkan

bahwa tingkat prestasi belajar siswa rendah. Rendahnya prestasi belajar siswa ini

dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor diri siswa yaitu

keingintahuan dan minat belajar siswa, kemampuan mengajar guru, kebijakan

pengelolaan sekolah, dukungan orang tua, bahkan pengaruh lingkungan sekolah

dan lingkungan belajar siswa. Karena itu dalam penelitian ini penulis ingin

meningkatkan prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif.

Ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan diantaranya

adalah pembelajaran kooperatif. Prinsip pembelajaran kooperatif yaitu Proses

pembelajaran yang berbasis kerjasama antar siswa dan antar komponen-

komponen lain di sekolah. Kerjasama antar siswa jelas terlihat pada saat kelas

sudah memilih satu masalah untuk bahan kajian bersama. Semua pekerjaan

disusun orang-orang yang ditentukan. Siapa yang mengerjakan apa, merupakan

satu kerjasama itu. Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah

pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa

Page 21: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

21

untuk bekerjasama dan memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan

belajar.

Berdasarkan uraian di atas, maka upaya-upaya perbaikan pendidikan yang

dilakukan mengarah kepada pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa

(student centered learning oriented). Pembelajaran yang dirasa cocok untuk

mengaktifkan siswa adalah pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team

Achivement Devision) dan TGT (Teams Games Tournament).

Tujuan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat lebih membiasakan

kepada siswa untuk belajar berkelompok dalam rangka memecahkan masalah atau

mengerjakan tugas. Disamping itu pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

membantu siswa memahami konsep-konsep pelajaran yang sulit serta

menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis, dan mengembangkan sikap

social siswa. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dicirikan oleh suatu struktur

tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif. Siswa bekerja sama dalam situasi

semangat pembelajaran kooperatif seperti membutuhkan kerjasama untuk

mencapai tujuan bersama dan mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan

tugas.

Pendekatan pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournament)

dapat meningkatkan dan menumbuhkan minat belajar (Biologi) siswa, konsep-

konsep biologi akan menjadi senang serta tidak membosankan dan pada akhirnya

siswa merasa bahwa konsep-konsep ini diperlukan. Penjabaran konsep-konsep

biologi dalam bentuk permainan akan memancing motivasi belajar mereka tanpa

paksaan, dan penggabungan dengan model pembelajaran ini akan lebih rasa

Page 22: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

22

senang bahwa belajar merupakan hal yang mudah, sehingga diharapkan belajar

menjadi suatu hal yang menyenangkan.

Faktor keberhasilan proses pembelajaran selain metode pembelajaran yang

digunakan, keberhasilan proses pembelajaran juga banyak ditentukan oleh

keingintahuan dan minat belajar siswa. Keingintahuan atau curiosity merupakan

salah satu aspek yang bersifat kondisional bagi pengembangan siswa.

Keingintahuan ini bahkan merupakan jiwa dan hakekat budaya belajar. Tanpa rasa

ingin tahu, siswa akan kehilangan motivasi belajar dan akhirnya tidak akan pernah

belajar. Siswa yang memiliki keingintahuan tinggi akan selalu ingin tahu segala

hal. Di dalam kelas ia akan sering mengajukan pertanyaan bila diberi kesempatan.

Di luar kelas siswa yang termasuk kategori ini kelihatan selalu menginginkan

sesuatu yang lebih dari apa yang sudah diterima. Proses belajar akan menjadi hal

yang lebih menarik bila merupakan kehendak yang timbul dari diri sendiri siswa

tanpa ada dorongan atau paksaan dari pihak lain.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran

adalah faktor minat belajar siswa. Minat sebagai pernyataan psikis yang

menunjukkan adanya pemusatan perhatian terhadap suatu materi pelajaran karena

obyek tersebut menarik bagi dirinya. Pemusatan perhatian dalam proses

pembelajaran sangat diperlukan, karena kehadiran minat belajar dalam pribadi

seseorang akan merangsang keinginan untuk belajar yang lebih besar. Oleh karena

itu, guru harus dapat mengelola keadaan psikis siswanya untuk dapat

menumbuhkan minat belajar yang tinggi. Hanya siswa dengan minat belajar tinggi

yang dapat mengikuti dengan seksama segala proses pembelajaran. Dengan

Page 23: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

23

demikian, diharapkan melalui pembinaan minat belajar yang baik maka

kompetensi dasar dapat dicapai dengan optimal.

Pendekatan apapun yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar

(KBM) IPA, sudah seharusnya siswa merupakan pusat perhatian utama. Pola

KBM di kelas tidak hanya ditentukan oleh didaktik-metodik apa yang digunakan,

melainkan juga oleh bagaimana peranan guru menambah dan memperdalam

pengalaman belajar siswa. Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian

kegiatan di luar sekolah atau di dalam sekolah. Guru diharapkan dapat memahami

motivasi belajar siswa. Keadaan ini sangat diperlukan untuk menghindari

kesalahan pemahaman antara yang diajarkan dengan konsep yang diterima oleh

siswa.

Menurut Oemar Hamalik (2005:159-160) “ salah satu komponen dalam

dari motivasi adalah keadaan merasa tidak puas, selalu ingin tahu, dan ketegangan

psikologis. Sejalan dengan teori motivasi di atas, maka tingkat keingintahuan

siswa dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran”. Keingintahuan yang

tinggi akan mendorong siswa untuk mencari konsep dari informasi baru yang

sedang dipelajarinya, sehingga pengetahuannya bertambah dan prestasi belajarnya

meningkat. Sedangkan siswa yang keingintahuannya rendah akan mendapatkan

hal sebaliknya.

Winkel (1996:109) mengemukakan bahwa “minat adalah daya penggerak

di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi tercapainya suatu

tujuan”. Timbulnya minat belajar pada diri siswa diharapkan menghasilkan

Page 24: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

24

prestasi belajar yang lebih baik sehingga akan menentukan keberhasilan proses

pendidikan di sekolah.

Untuk mengetahui bahwa proses pembelajaran dapat berlangsung dan

sejauh mana siswa berhasil menguasai materi pembelajaran maka diperlukan alat

ukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran yaitu tes prestasi belajar. Tes

prestasi belajar merupakan salah satu alat pengukuran dibidang pendidikan yang

sangat penting artinya sebagai sumber informasi guna mengambil keputusan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas timbul

berbagai masalah penelitian yang dapat di identifikasi sebagai berikut :

1. Rendahnya prestasi belajar mata pelajaran biologi.

2. Model pembelajaran yang dipakai selama ini masih cenderung monoton.

3. Pembelajaran yang masih didominasi oleh guru.

4. Pasifnya siswa dalam menerima pelajaran.

5. Adanya beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa,

antara lain Keingintahuan siswa dan minat belajar siswa.

6. Belum diperhatikannya tingkat keingintahuan siswa oleh guru dalam

memasukkan teknik pembelajaran.

7. Terbatasnya kemampuan guru dalam membangkitkan minat belajar serta

dalam membuat variasi model pembelajaran.

8. Materi Sistem pencernaan makanan yang bersifat sangat penting karena

banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Page 25: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

25

9. Siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda, dan kemampuan yang

berbeda-beda ini kurang diperhatikan oleh guru.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka agar penelitian

ini dapat lebih terarah dan mencapai sasaran yang diinginkan, penulis melakukan

pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif

Student Team Achivement Devision (STAD) dan Team Games Tournament

(TGT).

2. Subyek yang diteliti adalah siswa semester II kelas VIII mata pelajaran

Biologi MTsN Nogosari Boyolali.

3. Tingkat keingintahuan siswa dalam mengikuti pembelajaran Biologi akan

dikelompokkan dalam tingkat keingintahuan tinggi dan.rendah

4. Minat belajar dalam pembelajaran Biologi dibatasi minat siswa dalam

mempelajari dan mengikuti pembelajaran Biologi di sekolah.

5. Prestasi belajar siswa pada sub mata pelajaran Biologi diukur dari hasil

Formative Test setelah penelitian dilakukan. Prestasi belajar yang dimaksud

adalah prestasi pada aspek penilaian kognitif.

D. Rumusan Masalah

Page 26: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

26

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah yang dilakukan maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif STAD

(Student Team Achivement Devision) dan TGT (Team Game Tournament)

terhadap prestasi belajar biologi siswa?

2. Apakah ada pengaruh keingintahuan belajar siswa tinggi dan keingintahuan

belajar siswa rendah terhadap prestasi belajar biologi?

3. Apakah ada pengaruh minat belajar tinggi siswa dan minat belajar rendah siswa

terhadap prestasi belajar biologi?

4. Apakah ada interaksi model pembelajaran kooperatif STAD (Student Team

Achivement Devision) dan TGT (Team Game Turnament) dengan keingintahuan

siswa terhadap prestasi belajar biologi?

5. Apakah ada interaksi model pembelajaran kooperatif STAD (Student Team

Achivement Devision) dan TGT (Team Game Turnament) dengan minat belajar

siswa terhadap prestasi belajar biologi?

6. Apakah ada interaksi antara keingintahuan siswa dan minat belajar siswa

terhadap prestasi belajar biologi?

7. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran STAD (Student Team

Achivement Devision) dan TGT (Team Game Turnament), keingintahuan siswa

dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar biologi?

E. Tujuan Penelitian

Page 27: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

27

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif STAD (Student Team

Achivement Devision) dan TGT (Team Game Tournament) terhadap prestasi

belajar biologi.

2. Pengaruh keingintahuan tinggi dan keingintahuan belajar siswa rendah

terhadap prestasi belajar biologi siswa.

3. Pengaruh minat belajar siswa tinggi dan minat belajar rendah siswa terhadap

prestasi belajar biologi.

4. Interaksi model pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achivement

Devision) dan TGT (Team Game Turnament) dengan keingintahuan belajar

siswa terhadap prestasi belajar biologi.

5. Interaksi model pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achivement

Devision) dan TGT (Team Game Turnament) dengan minat belajar siswa

terhadap prestasi belajar biologi.

6. Interaksi antara keingintahuan belajar siswa dan minat belajar siswa terhadap

prestasi belajar biologi.

7. Interaksi antara model pembelajaran STAD (Student Team Achivement

Devision) dan TGT (Team Game Turnament), keingintahuan belajar siswa

dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar biologi.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Page 28: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

28

a. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dan TGT terhadap prestasi belajar biologi ditinjau dari minat dan

keingintahuan siswa.

b. Untuk menambah dan mngembangkan Ilmu Pengetahuan dalam

mendukung teori-teori yang telah ada sehubungan dengan masalah yang

diteliti.

c. Dengan memanfaatkan potensi yang ada diharapkan dapat mendorong

fenomena science literacy (melek sains) pada masyarakat dan

menumbuhkan kreativitas.

2. Manfaat Praktis

a. Masukan kepada guru maupun tenaga kependidikan lainnya agar lebih

mencermati dalam menentukan model pembelajaran sehingga dapat

mencapai tujuan dengan baik.

b. Memberikan masukan bahwa pemilihan strategi pembelajaran yang

diharapkan lebih memberikan efektifitas pembelajaran.

c. Adanya suatu pengertian bahwa pada siswa yang memiliki

keingintahuan tinggi akan memperoleh prestasi yang lebih memuaskan

dibanding siswa yang memiliki keingintahuan rendah.

Page 29: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

29

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN

PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Tinjauan Tentang Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan yang tak terpisahkan dari kehidupan

sehari-hari yang melibatkan individu secara keseluruhan baik fisik maupun psikis

untuk mencapai suatu tujuan. “Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang

didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetisi guna mengatasi

sesuatu masalah dan dibangun dengan bekal pengetahuan dan kompetisi yang

telah dimiliki” (Haris Mudjiman 2006 :7). “Belajar merupakan suatu usaha atau

kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang

mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan,

ketrampilan” (Dalyono, 2007:212).

Dari pengertian di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa agar terjadi proses

belajar atau terjadinya perubahan tingkah laku sebelum kegiatan belajar mengajar

di kelas seorang guru perlu menyiapkan atau merencanakan berbagai pengalaman

belajar yang akan diberikan pada siswa dan pengalaman belajar tersebut harus

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Aktivitas guru untuk menciptakan

kondisi yang memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal disebut

dengan kegiatan pembelajaran.

Page 30: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

30

b. Teori-teori Belajar

Teori belajar mempunyai beberapa pandangan, dapat ditinjau dari aspek

individu dan masyarakat. Belajar dari aspek individu merupakan salah satu upaya

individu untuk memenuhi kebutuhan kehidupan agar memperoleh kualitas

kehidupan yang lebih baik. Sedangkan belajar dari segi masyarakat merupakan

kunci dalam pemindahan kebudayaan masyarakat dari satu generasi ke generasi

berikutnya. Dengan pembelajaran memungkinkan adanya penemuan baru untuk

mengembangkan dari penemuan-penemuan yang terdahulu.

Teori belajar menurut Ratna Wilis Dahar (1989 : 19) “dapat

dikelompokkan menjadi dua keluarga, yaitu keluarga perilaku (behavioristik)

yang meliputi stimulus-stimulus respon conditioning dan keluarga Gestald-field

yang meliputi teori-teori kognitif”. Jadi teori belajar secara umum dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu teori perilaku (behavioristik) dan teori Gestalt.

Teori perilaku dipelopori antara lain Ivan Petrovich Pavlow, EL. Torndike dan

ER. Guthrie. Sedangkan yang mempelopori teori kognitif antara lain Bruner,

Ausubel, Gagne dan Piaget.

Menurut teori perilaku (behavioristik) berbendapat bahwa “perilaku

terbentuk melalui kaitan antara rangsangan (stimulus) dengan tindak balas

(respons)” (Mohamad Surya, 2003 : 33). Jadi menurut teori ini belajar merupakan

suatu perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan terjadi melalui stimulus-

stimulus dan respon-respon menurut prinsip mekanistik. Belajar melibatkan

terbentuknya hubungan-hubungan tertentu antara satu seri stimulus-stimulus dan

respon-respon. Stimulus yaitu penyebab belajar atau agen-agen lingkungan yang

Page 31: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

31

bertindak terhadap suatu oganisma yang menyebabkan orgnisma itu memberikan

respon atau meningkatkan kemungkinan terjadinya respon tertentu. Respon-

respon yaitu akibat-akibat atau efek-efek yang merupakan reaksi-reaksi fisik

suatu organisma terhadap stimulus baik yang eksternal maupun internal.

Menurut teori Gestalt memandang bahwa kejiwaan manusia terikat pada

pengamatan dari yang nyata kepada yang menyeluruh.”Gestalt dalam bahasa

Jerman berarti configuration atau bentuk yang utuh artinya keseluruhan lebih

berarti dari bagian-bagian. Pernyataan manusia pada awalnya bersifat global

terhadap obyek-obyek yang dilihat kemudian berproses kepada bagian-bagian”

(Aminudin Rasyad. 2003 : 70). Ahli pendidikan yang menganut teori ini

berpendapat bahwa perilaku yang tidak tampak dapat diamati adalah mungkin

untuk dipelajari dengan cara ilmiah, misalnya dengan pikiran-pikiran. Oleh karena

itu memusatkan diri pada menganalisis proses-proses kognitif, sehingga prinsip-

prinsip dan kesimpulan-kesimpulan yang mereka sarankan disebut sebagai teori-

teori kognitif.

Berdasarkan kedua pengelompokan tersebut di atas, teori belajar yang

relevan dengan pengajaran IPA dewasa ini adalah teori kognitif, antara lain

dikemukakan oleh Piaget, Gagne, dan Ausubel.

1). Teori Belajar Kognitif

Kognitif merupakan salah satu ranah penilaian dalam pembelajaran.

Penilaian dalam ranah kognitif mencangkup pengetahuan (C1), pemahaman (C2),

penerapan (C3), analisis (C4), sintesa (C5), dan evaluasi (C6). Penilaian yang

Page 32: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

32

dilakukan dalam ranah kognitif mencakup pengukuran potensi intelektual untuk

mengembangkan kemampuan rasional/akal.

Teori belajar kognitif adalah teori belajar yang lebih menekankan

bagaimana proses mengoptimalkan kemampuan aspek rasional/akal yang dimiliki

oleh orang lain. Dalam belajar kognitif, pelajar dituntut untuk mengoptimalkan

potensi akalnya dalam memperoleh pengetahuan. Pembelajaran yang berdasar

pada teori belajar kognitif harus mampu membimbing siswa untuk

mengoptimalkan potensi akalnya tersebut.

“ Selama proses pembelajaran kognitif dilakukan proses pembangunan

ingatan, retensi, pengelolaan informasi, emosi dan aspek-aspek yang bersifat

intelektual lanilla” (Saekhan Muchith, 2008 : 60). Dengan demikian dalam

pembelajaran kognitif dilakukan pengelolaan proses berpikir yang sangat

kompleks dan komprehensif.

a). Teori Belajar Gagne

Menurut Mohammad Surya (2003 : 60) “Dalam pembelajaran terjadi

proses penerimaan informasi untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan

keluaran dalam bentuk hasil pembelajaran. Dalam pemrosesan informasi terjadi

antara kondisi internal dan eksternal”. Kondisi internal adalah keadaan di dalam

diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil pembelajaran dan proses

kognitif yang terjadi dalam individu selama proses belajar berlangsung.

Sedangkan kondisi eksternal adalah berbagai rangsangan dari lingkungan yang

mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Interaksi antara kondisi

internal dan eksternal akan menghasilkan hasil pembelajaran.

Page 33: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

33

Kaitan antara teori belajar Gagne dengan penelitian ini adalah teori belajar

Gagne menitikberatkan pada pemprosesan informasi, sehingga terjadinya interaksi

dengan lingkungan. Pembelajaran Cooperative Learning dengan menggunakan

TGT dan STAD dapat mengarahkan siswa untuk mendapatkan konsep pada

materi sistem pencernaan makanan, yang dapat menumbuhkan kemampuan

verbal, percakapan intelektual dan kemampuan kognitif siswa. Proses-proses pada

metode kooperatif melatih siswa untuk mengungkapkan pendapat, memberikan

alternatif solusi yang mengedepankan aspek kognitif.

b). Teori Belajar Piaget

Saekhan Muchith (2008 : 60) mengungkapkan bahwa ”perkembangan

kognitif seseorang atau siswa adalah suatu proses yang bersifat genetik”. Jadi

proses belajar itu didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem

syaraf, oleh sebab itu makin bertambahnya umur seorang siswa, mengakibatkan

kompleksnya susunan sel-sel syaraf dan juga semakin meningkatnya kemampun

khususnya dalam ranah kognitif. Menurut Mohammad Surya (2003 : 56)

“Perkembangan kognitif merupakan suatu proses dimana kemajuan individu

melalui suatu rangkaian yang secara kualitatif berbeda dalam berpikir. Hal yang

diperoleh dalam satu peringkat merupakan dasar bagi peringkat berikutnya”.

Perkembangan kognitif yang terbentuk adalah melalui interaksi yang konstan

antara individu dengan lingkungannya sehingga terjadi dua proses yaitu organisasi

dan adaptasi. Organisasi merupakan proses penataan segala sesuatu yang ada di

lingkungan sehingga dikenal oleh individu. Sedangkan adaptasi merupakan proses

terjadinya penyesuaian antara individu dengan lingkungannya. Adaptasi terjadi

Page 34: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

34

dalam dua bentuk yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses

menerima dan mengubah dengan dirinya, sedangkan akomodasi adalah proses

individu mengubah dirinya agar bersesuaian dengan apa yang diterima dari

lingkungannya..

Kaitan antara teori belajar Piaget dengan penelitian ini adalah seseorang

akan mengasimilasi dan mengakomodasi konsep materi sistem pencernaan

makanan pada saat diskusi, dari interaksi dengan lingkungannya akan

dikendalikan oleh prinsip keseimbangan (ekuilibrium).

Joan Josep Solaz-Portales (2007) berpendapat bahwa ”student who have

not attained formal operational ability will not be able to comperhend

meaningfully abstract concepts and principles of sciences”. Siswa yang belum

sampai pada tahap operasional formal atau abstrak tidak mampu memahami

secara bermakna dan memisahkan antara konsep dan ilmu pengetahuan. Untuk itu

Piaget mencetuskan teori perkembangan kognitif yang tebagi berdasarkan usia

manusia. Pada umur lebih dari 12 tahun siswa sudah mampu untuk berfikir

abstrak. Namun, Sulit bagi siswa yang mempunyai tahap operasional konkrit

untuk menjelaskan proses-proses yang terjadi pada organ tubuh manusia karena

tidak bisa dilihat secara langsung baik organ penyusunya maupun proses yang

berlangsung. Materi sistem pencernaan makanan merupakan salah satu materi

yang membutuhkan kemampuan berfikir abstrak dan siswa sudah mampu diajak

mengemukakan pendapat dan menerima pendapat.

c). Teori Belajar Vygotsky

Page 35: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

35

Setiap siswa pada hakekatnya dalam membentuk pengetahuan itu bermula

dari apa yang diketahui siswa bukan kopian dari apa yang mereka temukan di

dalam lingkungan, tetapi sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan siswa sendiri

melalui interaksi. Bentukan pengetahuan itu oleh Vygotsky menjadi pemikiran

penting yang diberikan dalam pembelajaran yang meliputi konsep zone of

proximal development (ZPD) dan scaffolding. Vygotsky yakin bahwa

pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum

dipelajari namun tugas-tugas itu berada dalam jangkauan kemampuannya atau

tugas-tugas itu berada dalam zone of proximal development. ZPD adalah tingkat

perkembangan sedikit di atas tingkat perkembangan seseorang saat ini. Vygotsky

lebih yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam

kerjasama atau kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi

terserap ke dalam individu tersebut. Sedangkan konsep scaffolding berarti

memberikan kepada siswa sejumlah besar bantuan selama tahap-tahap awal

pembelajaran kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan

kesempatan kepada anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin

besar segera setelah ia dapat melakukannya.

Yusuf (2003:21-22), ada dua implikasi utama teori Vygotsky dalam pendidikan yaitu : Pertama , adalah perlunya tatanan kelas dan bentuk pembelajaran kooperatif antar siswa, sehingga siswa dapat berinteraksi di sekitar tugas-tugas yang sulit dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif di dalam masing-masing ZPD mereka. Kedua, pendekatan Vygotsky dalam pengajaran menekankan scaffolding, dengan semakin lama siswa semakin bertanggug jawab terhadap pembelajaran sendiri.

Ringkasan dari teori Vygotsky tersebut, siswa perlu belajar dan bekerja

secara kelompok sehingga siswa dapat saling berinteraksi sosial dan perlu bantuan

Page 36: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

36

guru terhadap siswa dalam kegiatan pembelajaran pada perkembangan sains dan

pengetahuan lain. Kerja kelompok dan interaksi sosial ini yang dapat menjadi

dasar bahwa siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya diperlukan bantuan

pihak luar untuk memfasilitasi dan mengarahkan agar proses kontruksi terarah.

Teori Vygotsky inilah yang menjadi landasan dalam penerapan model

pembelajaran dengan pendekatan kontruksivisme ataupun Cooperatif Learning

dengan daya dukung lingkungan belajar. Dalam hal ini lebih utama sebagai

pijakan dalam pengenmbangan pendekatan Cooperatif Learning, yang mana

dalam membangun pengetahuan, siswa selain harus mengalami maka diperlukan

adanya kerja kelompok dan interaksi sesama siswa, guru, dan lingkungan yang

lain.

d). Teori Belajar Ausubel

Teori Ausubel yang dikemukakan oleh Ratna Willis Dahar

(1989:110-111) meyatakan bahwa :

”belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi : Dimensi pertama menghubungkan dengan cara informasi atau penyajian materi pelajaran pada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Informasi dapat dikomunikasikan pada siswa baik dalam bentuk belajar penerimaan yang menyajikan informasi dalam bentuk final maupun dengan bentuk belajar penemuan yang mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang akan disajikan. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengkaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada”.

Struktur kognitif adalah fakta-fakta atau konsep-konsep, dan generalisasai

yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa. Siswa menghubungkan atau

mengkaitkan informasi itu pada pengetahuan yang telah dimilikinya, dalam hal ini

terjadi belajar bermakna. Di samping itu siswa juga dapat mencoba menghafalkan

Page 37: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

37

informasi baru itu tanpa menghubungkanya pada konsep-konsep yang telah ada

dalam struktur kognitifnya, dalam hal ini terjadi belajar hafalan. Ausubel lebih

lanjut menegaskan bahwa pentingnya belajar dengan mengasosiasikan konsep

atau fenomena baru ke dalam skema yang dimiliki siswa. Dalam proses ini siswa

dapat mengembangkan skema yang ada bahkan mengubahnya sehingga dalam

kegiatan belajar siswa mengkonstruksi apa yang dipelajari oleh siswa.

Kaitan teori belajar Ausubel dengan penelitian ini adalah pada teori belajar

Ausubel pembelajaran yang baik adalah belajar yang bermakna, sedangkan pada

penelitian ini digunakan pembelajaran metode TGT dan STAD dimana siswa

mengalami sendiri dalam memperoleh konsep sehingga siswa mempunyai

kemampuan yang tinggi karena konsep yang didapat sendiri akan bertahan lebih

lama dan lebih bermakna. Salah satu contoh pembelajaran sistem pecernaan

makanan yang sesuai dengan teori belajar Ausubel adalah, ketika diawali dengan

mendiskusikan sesuatu yang pernah dipelajari siswa sebelumnya, tetapi juga

mampu menumbuhkan konflik kognitif. Adanya konflik kognitif akan

menumbuhkan permasalahan yang harus dipecahkan. Jika akhir pembelajaran

mampu memecahkan permasalahan yang muncul diawal pembelajaran, ini akan

menumbukan kebermaknaan pembelajaran Biologi tentang sistem pencernaan

makanan yang lebih mendalam.

c. Pandangan Konstruktivisme tentang belajar

Teori-teori pembelajaran kognitif dalam psikologi pendidikan dapat

dikelompokkan dalam pandangan konstruktivisme tentang belajar yang

menyatakan bahwa “siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan

Page 38: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

38

informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan

merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai” (Mohammad Nur dan

Muchlas Samani, 1996 : 2). Menurut teori ini berarti guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di dalam pikirannya. Seorang guru dapat memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menerapkan ide-ide mereka sendiri dan membelajarkan siswa

agar secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar.

Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan

bahwa pengetahuan kita itu adalah kontruksi (bentukan) kita sendiri. Sardiman

A.M (2005:35), menegaskan bahwa “ pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari

kenyataan, pengetahuan bukan gambaran dari dunia kenyataan yang ada, tetapi

pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu kontruksi kognitif kenyataan

melalui kegiatan seseorang”. Seseorang membentuk skema, kategori, konsep dan

struktur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan.

Paul Suparno (2005:18-21), menegaskan yang intiya bahwa “ proses

pembentukan pengetahuan ini berjalan terus menerus dengan setiap kali

mengadakan reorganisasi karena adanya suatu pemahaman yang baru”. Para

konstruksivisme menjelaskan bahwa pengetahuan itu ada dalam diri seseorang

yang sedang mengetahui. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari

otak seseorang (guru) ke kepala orang lain (murid). Murid sendirilah yang harus

mengartikan apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap

pengalaman-pengalaman mereka. Yusuf (2003:18) mengungkapkan bahwa “

pengetahuan itu dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang sewaktu dia

Page 39: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

39

berinteraksi dengan lingkungannya”. Bagi para konstruktivisme, pengetahuan

bukanlah tertentu dan deterministik tetapi suatu proses menjadi tahu.

Suparno (2005:26-27), menyebutkan “ beberapa hal yang membatasi

kontruki pengetahuan dan faktor yang memungkinkan perubahan pengetahuan”.

Hal yang membatasi proses konstruktivisme pengetahuan manusia antara lain :

kontsruksi kita yang lama, dominasi pengalaman kita, dan jaringan struktur

kognitif lain. Dan faktor yang memungkinkan perubahan pengetahuan , yaitu :

konteks tindakan, konteks membuat masuk akal, konteks penjelasan , dan konteks

pembenaran (justifikasi).

Yusuf (2003:18) menegaskan bahwa “ siswa secara aktif membangun

pengetahuan mereka sendiri, otak siswa sebagai mediator, yaitu memproses

masukan dari dunia luar dan menentukan apa yang mereka pelajari”.

Pembelajaran merupakan kerja mental aktif, bukan menerima pengajaram dari

guru secara pasif. Dalam kerja mental siswa, guru memegang peranan penting

dengan cara memberikan dukungan, tantangan berfikir, melayani sebagai pelatih

atau model, namun siswa tetap merupakan kunci pembelajaran. Oleh karena itu

untuk proses konstruksi dimana siswa aktif mengalami dalam kegiatan tersebut,

Yusuf (2003:17-18), yang intinya memgatakan bahwa “ anak-anak diberi

kesempatan agar menggunakan strateginya sendiri dalam belajar secara sadar,

sedangkan guru yang membimbing siswa ke tingkat pengetahuan yang lebih

tinggi ”.

2. Pengertian metode pembelajaran

Page 40: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

40

Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur

manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangk amnecapai tujuan pengajaran.

Guru dengan sadar mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik.

Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki, guru mempersiapkan

program pengajaran dengan baik dan sistimatis. Guru harus memiliki strategi agar

anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien., mengena pada tujuan yang

diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus

menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar.

Syaiful Bahri Djamarah (2006 : 74) menyatakan bahwa “metode mengajar adalah

strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan”.

Martinis Yamin (2004 : 12) lebih khusus lagi menyatakan bahwa “metode

instruksional (metode mengajar) merupakan bagian dari strategi instruksional,

metode instruksional berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan,

memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan

tertentu”. Jadi metode pembelajaran adalah bagian dari strategi pembelajaran yang

berfungsi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

3. Pembelajaran Kooperatif

Effandi Zakaria and Zanaton Iksan (2007:35) “cooperative learning is

grounded in the belief that learning is most effective when students are actively

involved in sharing ideas and work cooperatively to complete academic tasks”.

Belajar kooperatif adalah strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok

kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda.

Page 41: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

41

Dimyati dan Mudjiono (2002:234) dikatakan bahwa “Cooperative

learning mempunyai tiga karakteristik : Siswa bekerja dalam tim-tim belajar

kecil, Siswa didorong untuk saling membantu dalam mempelajari bahan yang

bersifat akademik atau dalam melakukan tugas kelompok, Siswa diberi imbalan

atau hadiah atau dasar prestasi”.

Menurut Slavin terjemahan Nurulita (2008:9) belajar kooperatif

didefinisikan sebagai “suatu tehnik yang melibatkan siswa untuk bekerja sama

dalam kelompok yang heterogen”. Strategi pembelajarannya yang terstruktur dan

sistematik dan dapat digunakan dalam berbagai jenjang pendidikan dan semua

materi. Semua metode belajar kooperatif melibatkan pengaturan siswa oleh guru

menjadi kelompok sedemikian hingga kelompok ini mewakili susunan kelas

dalam hal tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan etnis. Jumlah anggota ini

beragam.

Francis A. Adesoji and Tunde L. Ibraheem (2009:16) “Cooperative

Learning techniques have been shown to enhance students’ learning and social

relations relative to traditional whole class methods of teaching”. Teknik

pengajaran cooperative learning telah menunjukkan dapat meningkatkan

hubungan sosial dan pembelajaran, dari pada pengajaran tradisional, untuk

mencapai hasil yang maksimal ada lima unsur yang harus diterapkan : Saling

ketergantungan positif, keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha

setiap anggota. kelompoknya. Setiap anggota kelompok diberi tugas berlainan,

kemudian bertukar informasi. Dengan cara ini, mau tidak mau setiap anggota

kelompok merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang

Page 42: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

42

lain berhasil ; tanggung jawab perseorangan, setiap anggota kelompok harus

mempunyai tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok

bisa dilaksanakan. Setiap anggota kelompok akan menuntutnya untuk

melaksanakan tugasnya agar tidak menghambat yang lainnya; tatap muka, setiap

anggota kelompok bertemu dan berdiskusi. Inri dari kegiatan ini adalah

menghargai perbedaan dan memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan dari

masing-masing anggota kelompoknya; Komunikasi antar anggota, keberhasilan

dalam suatu kelompok akan tergantung kesediannya anggota kelompok untuk

saling mendengarkan dan kemampuan untuk mengutarakan pendapat mereka;

Evaluasi proses kelompok, evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui apakah dalam

setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dengan baik. Model kooperatif ini

ada empat macam, yaitu : Students Teams Achievement Divisions (STAD),

Teams Games Tournament (TGT), Jigsaw II, dan Group Investigation.

a. Students Teams Achievement Divisions (STAD)

Tekanan utama model ini adalah keberhasilan target kelompok dengan

asumsi bahwa target hanya dapat dicapai jika setiap anggota tim berusaha

menguasai subyek yang menjadi bahasan. Armstrong (1998:1) “STAD has been

described as the simplest of a group of cooperative learning techniques referred

to as student team learning methods”. Tahap pembelajarannya meliputi tahap

penyajian materi, kegiatan kelompok, pelaksanaan kuis individual, nilai

perkembangan individu, penghargaan kelompok.

Ada tiga konsep dalam model pembelajaran ini, yaitu : Pertama,

penghargaan terhadap tim, hal ini dapat diperoleh jika tim berhasil memperoleh

Page 43: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

43

point tertinggi dalam periode tertentu. Kedua, pertanggungjawaban individu yang

mengacu pada fakta bahwa siklus tim sangat tergantung pada peran masing-

masing individu pendukungnya. Untuk setiap anggota tim harus mampu dan

bersedia menjadi tutor bagi rekannya agar siap menghadapi soal atau quis yang

diberikan. Ketiga, adanya kesempatan yang sama untuk sukses. Kesempatan yang

sama untuk sukses berarti bahwa apa yang diberikan anggota tim merupakan

perbaikan kesalahan yang pernah dibuat. Anggota yang semula mendapat nilai

kuis rendah harus berusaha mencapai nilai rata-rata. Penelitian di dalam

pembelajaran kooperatif (Sharan, 1994:4) menunjukkan bahwa “penghargaan

pada tim dan pertanggungjawaban merupakan elemen yang sangat menentukan

dalam keberhasilan keterampilan-keterampilan dasar”.

STAD sangat mudah dan cocok untuk diterapkan pada hampir setiap mata

pelajaran seperti: Matematika, IPA, sosial, Bahasa Inggris. Model ini juga dapat

diaplikasikan untuk setiap umur, jenis kelamin, dan etnik yang berbeda. Konsep

dasar dari model ini adalah adanya aktivitas saling membantu antar anggota tim

dalam menguasai materi yang disampaikan guru.

Adapun langkah-langkah pembelajaran STAD menurut Slavin

(2008 1994:6-7) adalah :

Presentasi kelas, presentasi kelas digunakan guru untuk memperkenalkan materi pelajaran dengan pengajaran langsung, diskusi, atau dapat juga dengan audio visual. Folus presentasi kelas hanya menyangkut pokok-pokok materi dan teknik pembelajaran yang akan dilaksanakan; Tim, tim STAD terdiri dari 4 sampai 5 orang yang heterogen. Fungsi utama tim tersebut adalah untuk memastikan bahwa semua anggota tim belajar. Lebih khusus lagi untuk menyiapkan anggotanya supaya dapat

mempelajari LKS dan mengerjakan soal-soal dalam turnamen dengan baik.

Page 44: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

44

Setelah presentasi kelas, kegiatan tim umumnya adalah diskusi antar anggota

untuk membandingkan jawaban, memeriksa, dan mengoreksi kesalahan anggota

lain; Kuis, setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan

presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan

mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untk saling

membantu dalam mnegrjakan kuis. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab

secara individual untuk memahami materinya; Skor Kemajuan individual, skor

kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja

yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan

kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan

kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam sistim skor ini, tetapi tak ada

siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik.

Tiap siswa diberikan skor ”awal”, yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa

tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama. Siswa selanjutnya akan

mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarka tingkat kenaikan skor kuis

mereka dibandingkan dengan skor awal mereka ; Rekognisi Tim, tim akan

mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata

mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim iswa dapat juga digunakan untuk

menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka.

b. Team Games Tournament (TGT)

Pembelajaran model TGT (Team Games Tournament) merupakan suatu

pendekatan kerja sama antar kelompok dengan mengembangkan kerjasama antar

personal. Dalam pembelajaran ini terdapat penggunaan teknik permainan. Dalam

Page 45: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

45

permainan ini mengandung persaingan menurut aturan-aturan yang telah

ditentukan. Dalam permainan diharapkan tiap-tiap kelompok dapat menggunakan

pengetahuan dan keterampilannya untuk bersaing agar memperoleh suatu

kemenangan. Sabrina S, Najinder Gill dan Rachel F (2008:1) “Using TGT in the

classroom helped teachers to increase engagement and motivation among

students, which would hopefully result in improved long term motivation and

achievement”. Menggunakan TGT dikelas membantu guru untuk meningkatkan

pemahaman dan motivasi diantara murid-murid, yang diharapkan menghasilkan

peningkatan motivasi dan prestasi jangka panjang.

Beberapa keuntungan dari teknik permainan dalam situasi belajar

kelompok yakni, bermanfaat khususnya untuk mengajarkan aspek-aspek kognitif

tingkat tinggi seperti analisis, dengan adanya persaingan untuk mendapatkan

kemenangan maka akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi siswa, dan dengan

tehnik permainan ini terbentuk suatu situasi belajar yang menyenangkan yang

tentu saja sangat mempengaruhi tingkat konsentrasi, kecepatan menyerap materi

pelajaran, jumlah pelajaran dan kematangan pemahamannya. Sabrina S, Najinder

Gill dan Rachel F (2008:4) “The research conducted on Teams games

Tournament is an example of how teachers have the ability to orchestrate the

culture of teaching and learning in classrooms”. Penelitian yang diadakan dengan

TGT adalah bagaimana guru mempunyai kemampuan untuk ”mengorkestrai”

belajar mengajar di ruang kelas.

Langkah-langkah Pembelajaran kooperatif model TGT : ada empat

komponen utama dalam pembelajaran kooperatif TGT Yaitu: Presentasi kelas ;

Page 46: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

46

presentasi kelas digunakan guru untuk memperkenalkan materi pelajaran dengan

pengajaran langsung, diskusi, atau dapat juga dengan audio visual. Fokus

presentasi kelas hanya menyangkut pokok-pokok materi dan teknik pembelajaran

yang akan dilaksanakan. Tim ; Sama seperti STAD, tim TGT terdiri dari 4

sampai 5 orang yang heterogen. Fungsi utama tim tersebut adalah untuk

memastikan bahwa semua anggota tim belajar. Lebih khusus lagi untuk

menyiapkan anggotanya supaya dapat mempelajari LKS dan mengerjakan soal-

soal dalam turnamen dengan baik. Setelah presentasi kelas, kegiatan tim

umumnya adalah diskusi antar anggota untuk membandingkan jawaban,

memeriksa, dan mengoreksi kesalahan anggota lain. Game ; Permainan didesain

untuk menguji pengetahuan yang dicapai siswa setelah presentase kelas dan

belajar kelompok. Permainan dilakukan oleh 3 atau 4 siswa dengan kemampuan

setara dari masing-masing tim yang berbeda. Pada umumnya kelengkapan

permainan berupa lembar soal dan lembar jawaban bernomor. Pembaca soal

sesuai dengan nomor yang terambil berusaha menjawab pertanyaan, siswa lain

boleh menantang apabila mempunyai jawaban yang berbeda. Turnamen ;

Turnamen adalah saat dimana permainan berlangsung. Ilustrasi antara tim-tim

yang angotanya heterogen dan meja-meja turnamen dengan anggota yang

homogeny ditunjukkan pada gambar 2.1. yang terakhir adalah Penghargaan Tim ;

Tim-tim yang telah berhasil mendapat nilai rata-rata melebihi criteria tertentu

diberi penghargaan berupa sertifikat atau penghargaan bentuk lain.

Tinggi Sedang Sedang Rendah A1 A2 A3 A4

TIM A

Page 47: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

47

Gambar 2.1 : Ilustrasi Penempatan Siswa dan Tim ke Meja Turnamen

Pada gambar 2.1 menunjukkan bahwa penempatan siswa pada meja

turnamen berdasar pada rangking siswa dalam tim. Meja turnamen 1 adalah meja

tempat berkompetisi siswa dengan kemampuan awal tertinggi dalam tim sebagai

meja yang tertinggi tingkatannya dimana lebih tinggi tingkatannya dari pada meja

turnamen 2. Meja turnamen 2 lebih tinggi tingkatannya dari pada meja turnamen

3, sedangkan meja turnamen 4 adalah meja yang paling rendah tingkatannya.

Setelah turnamen selesai dan dilakukan penilaian, guru melakukan

pengaturan kembali kedudukan siswa pada tiap meja turnamen kecuali pemenang

pada meja tertinggi. Pemenang pada setiap meja dinaikkan atau digeser satu

tingkat ke meja yang lebih tinggi tingkatannya dan yang mendapat skor terendah

pada setiap meja turnamen selain yang ada meja terendah tingkatannya diturunkan

1 tingkat kemeja yang lebih rendah tingkatannya. Pada akhirnya mereka akan

Tinggi Sedang Sedang Rendah B1 B2 B3 B4

TIM B

Tinggi Sedang Sedang Rendah C1 C2 C3 C4

TIM C

Meja I Turnamen I

A1 B1 C1

Meja II Turnamen I

A2 B2 C2

Meja III Turnamen I

A3 B3 C3

Meja IV Turnamen I

A4 B4 C4

Page 48: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

48

mengalami penaikan atau penurunan sehingga mereka akan sampai pada meja

yang sesuai dengan kinerja mereka.

4. Hubungan Sistem Pembelajaran Kooperatif dengan Proses Belajar siswa

Secara umum, belajar kooperatif berperan pada kemampuan akademik,

produktivitas dan perkembangan sosial. (Slavin, 2008:8-16) menjelaskan

Peranan belajar kooperatif sebagai berikut : Kemampuan akademik, secara umum belajar kooperatif lebih meningkatkan kemampuan akademik dibandingkan dengan kelas tradisional. Keterandalan individu dan penghargaan kelompok merupakan hal penting yang mempengaruhi metode ini memberikan efek yang positif; Hubungan antar kelompok, tehnik bekajar kooperatif menempatkan siswa ynag beragam dalam kelompok ini setiap individu mempunyai peran yang sama agar kelompok mencapai tujuan; Mainstream, tehnik belajar kooperatif dapat meningkatkan hubungan antar siswa yang berbeda etnik, persahabatan dan gap; Kepercayaan diri (Self Estreem), peningkatan self esteem ini dimungkinkan karena siswa dalam kelompok lebih saling menyukai temannya dan karena mereka seperti merasa lebih sukses secara akademis.

Tujuan belajar dapat dituangkan dalam tujuan instruksional, adapun

maksud dan tujuan instruksional diartikan sebagai pernyataan tentang

pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang diharapkan dapat

dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar. Tujuan instruksional biasanya

dibedakan menjadi dua, yaitu : Tujuan Instruksional umum dan tujuan

instruksional khusus. Tujuan instruksional umum ruang lingkupnya luas dan

merupakan pernyataan tentang perilaku akhir yang dapat dicapai oleh siswa

setelah ia menyelesaikan satu unit pelajaran atau sub pokok bahasan. Tujuan

instruksional khusus merupakan penjabaran dari tujuan instruksional umum atau

tujuan instruksional khusus merupakan kumpulan dari pernyataan yang lebih

Page 49: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

49

sempit dan terinci dibanding Tujuan instruksional Umum dan dinyatakan dalam

kata kerja aktif yang operasional.

Kedua tujuan tersebut nantinya diipakai sebagai pegangan dasar dalam

mengukur atau menilai hasil belajar, semakin sesuai hasil belajar dengan kedua

tujuan tersebut, berarti semakin baik tingkat pencapaian tujuan belajar. Kawasan

kognitif digunakan untuk meningkatkan pengalaman keilmuan dari peoses mental,

kawasan ini meliputi enam sub kawasan yakni, pengetahuan (Knowledge),

pengertian (Comprehension), penerapan (Aplication), analisis (Analysis), sintesis

(Synthesis), Evaluasi (Evaluation).

Berdasar pendapat di atas bahwa tiga kawasan yang terakhir (dalam hal ini

tingkat analisis, sintesis dan evaluasi) merupakan keterampilan kognitif tingkat

tinggi. Dengan diterapkannya tehnik atau metode belajar secara kelompok akan

lebih efektif sebab dalam hal ini siswa dapat lebih leluasa berdiskusi dan

berpendapat dengan teman-teman lainnya dalam situasi yang terbuka.

5. Minat

Menurut Baharudin dan Wahyuni (2007:24) “minat adalah kecendrungan

dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap seuatu”. Minat

merupakan perasaan suka terhadap suatu kegiatan, dimana minat menjadi sebab

suatu kegiatan itu dilakukan oleh seseorang. Minat dapat berupa respon mulai dari

yang disukai sampai pada yang tidak disukai.

Dalam kehidupan sehari-hari masalah minat berkaitan erat dengan

aktivitas dalam segala hal. Secara umum Suharsimi Arikunto (1990:103)

Page 50: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

50

mendefinisikan “minat sebagai kecendrungan seseorang untuk menerima atau

menolak suatu kegiatan”. Pengertian ini menitik beratkan pada kecendrungan

manusia untuk menerima atau menolak suatu kegiatan saja, akan tetapi jika

ditinjau lebih lanjut minat seseorang tidak hanya terhadap sesuatu kegiatan tetapi

dapat juga terhadap suatu pelajaran, benda atau suasana tertentu.

Lebih lanjut Sardiman (2005:76) mengemukakan bahwa “minat adalah

uatu kondidi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara

situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-

kebutuhannya sendiri ”. Dalam pendapat ini terkandung makna bahwa minat itu

senantiasa erat hubungannya dengan perasaan senang pada bidang tertentu.

Winkel (1996:30) juga berpendapat bahwa minat adalah “kecendrungan yang

menetap dalam subyek, untuk merasakan tertarik pada suatu bidang atau hal

tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang ini”. Hal tersebut

menunjukkan bahwa minat sifatnya ada dalam diri seseorang yang menunjukkan

adanya energi untuk menarik simpati terhadap bidang tertentu.

Nurkancana dan Sumanta (1991:229) “minat adalah gejala psikis yang

berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada

individu”. Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2001:34) “ Guru perlu sekali

mengenal minat-minat muridnya ”. Karena dapat mendorong motivasi siswa dan

menuntun mereka kearah pengetahuan, dan pengalaman – pengalaman dalam

belajar. Seseorang akan belajar dengan baik pada hal-hal yang disukainya,

adanya minat akan membuat siswa mempunyai motivasi untuk belajar. Secara

umum minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi,

Page 51: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

51

seseorang yang berminat terhadap sesuatu maka orang itu akan melakukan

langkah-langkah nyata untuk mengetahui dan mempelajari obyek yang dinginkan.

Berminat terhadap sesuatu hal mengandung arti menarik diri dalam hal itu.

Minat merupakan kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh

perhatian pada orang, situasi atau aktivitas tertentu. Menurut Marno dan Idris

(2008:85) “ Perhatian dan minat merupakan unsur penting dalam

menimbulkan motivasi”. Minat dapat mempermudah belajar berarti dengan minat

yang besar terhadap mata pelajaran tertentu, maka siswa akan lebih bersemangat

dalam belajar. Sebaliknya jika minat siswa rendah terhadap mata pelajaran

tertentu maka akan menyulitkan siswa tersebut untuk mempelajari pelajaran

tertentu. Minat merupakan faktor pendorong yang dapat mempengaruhi kemauan

seseorang unruk malakukan atau mengulangi suatu tugas dalam waktu tertentu.

Wayan Nurkancana (1991:214) memberikan pengertian bahwa “minat

atau interest adalah gejolak psikologis atau psikis yang berkaitan dengan obyek

atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu”. Berdasarkan

beberapa definisi yang diberikan oleh para ahli tersebut dapat diperoleh unsur-

unsur sebagai berikut:Kegairahan : keinginan yang besar terhadap sesuatu.

Dorongan :Keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan. Kesenangan:Keterkaitan

seseorang terhadap suatu obyek dalam melaksanakan suatu aktivitas. Tertarik :

Suatu reaksi terhadap sesuatu aktivitas sehingga menyebabkan adanya

konsentrasi.

Jadi minat belajar adalah suatu aktivitas seseorang untuk melakukan

kegiatan belajar dengan dorongan perubahan tingkah laku pada diri siswa atau

Page 52: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

52

seseorang baik sikap maupun penguasaan ilmu pengetahuan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi minat sebagai berikut : Faktor intelektual : Faktor intelektual

merupakan salah satu faktor penting yang ikut menentukan berminat tidaknya

seseorang untuk memiliki pengetahuan serta mempelajari sesuatu. Faktor

psikologis ; Faktor psikologis adalah faktor yang timbul di dalam diri individu

berhubungan dengan psikis, faktor ini dapat mempengaruhi keadaan belajar

individu dimana seseorang memiliki psikis yang berbeda dengan orang lain.

Faktor sosiologis ; Faktor sosiologis artinya faktor yang timbul dari luar diri

individu terdiri dari lingkungan hidup dan lingkungan tak hidup.Faktor Fisiologis

; Faktor fisiologis artinya yang berhubungan dengan jasmani individu. Apabila

jasmani seseorang terganggu atau pada diri seseorang kekurangan zat makanan

maka akan menyebabkan terganggunya kegiatan orang tersebut.

Winkel (1996:32) berpendapat bahwa “faktor-faktor minat belajar dapat

disebut faktor situasional”. Ada 5 aspek yang termasuk dalam faktor tersebut,

yaitu: Pribadi siswa ; Faktor pribadi siswa mencangkup hal-hal seperti taraf

intelegensi, daya kreativitas, kemampuan bahasa, kecepatan belajar, kadar

motivasi belajar, sikap terhadap tugas belajar, minat dalam belajar, perasaan

dalam belajar, kondisi mental dan fisik. Kondisi yang dimiliki siswa mempunyai

kualitas sendiri-sendiri sehingga hasil yang diperoleh berbeda-beda. Pribadi guru ;

Pribadi guru mencakup hal-hal seperti sifat kepribadian, penghayatan nilai-nilai

kehidupan (values), daya kreativitas, motivasi kerja, keahlian dalam penguasaan

materi dan penggunaan prosedur-prosedur didaktik, gaya memimpin, kemampuan

untuk bekerja sama dengan tenaga kependidikan yang lain. Struktur jaringan

Page 53: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

53

hubungan sosial sekolah ; Struktur jaringan hubungan sosial di sekolah mencakup

hal-hal seperti sistem sosial , status sosial siswa, interaksi sosial antara siswa dan

antar guru dengan siswa, suasana dalam kelas. Sekolah sebagai institusi

pendidikan ; Sekolah sebagai institusi pendidikan mencakup hal-hal seperti

disiplin sekolah, pembentukan satuan-satuan kelas, pembagian tugas di antara

para guru, penyusunan jadwal pelajaran, penyusunan kurikulum pengajaran dan

pengawasan terhadap pelaksanaannya, hubungan dengan orang tua. Faktor

situasional ; Faktor situasional, yang mencakup hal-hal seperti keadaan sosial

ekonomis, keadaan politik, keadaan musim dan iklim, ketentuan-ketentuan dari

instansi-instansi negara yang berwenang terhadap pengelolaan pendidikan

sekolah. Semua aspek ini dapat berperan dalam kelangsungan proses belajar

mengajar di dalam kelas, tetapi tidak merupakan salah satu komponen dalam

proses belajar mengajar.

Perwujudan minat siswa terhadap mata pelajaran biologi ; Ciri-ciri siswa

yang mempunyai minat terhadap suatu mata pelajaran dapat dilihat melalui :

Senang membaca buku pelajaran, Senang membuat catatan mata pelajaran yang

disukai, Lebih menguasai mata pelajaran yang diminati dari pada mata pelajaran

yang lain. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Dapat menceritakan atau

menerangkan pada orang lain tentang mata pelajaran yang diminati tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, maka pengukuran minat dapat dilakukan

dengan menggunakan suatu instrumen berupa angket dengan indikator-indikator

sebagai berikut: Kesadaran, Senang melakukan sesuatu, Perasaan suka atau tidak

suka, Menerima atau menolak, Adanya kebutuhan untuk mengetahui sesuatu.

Page 54: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

54

ada beberapa metode yang digunakan untuk mengukur minat, yaitu: Metode Inventori ; Metode inventori adalah suatu metode untuk pengukuran yang berupa sejumlah pernyataan yang harus dijawab oleh responden dengan cara menyilang, memberi tanda cek atau tanda lain pada jawaban yang tersedia (Wayan Nurkancana, 1991:214).

6. Keingintahuan

Keingintahuan tidak terlepas dari kata keinginan yang didefinisikan

sebagai dorongan nafsu, yang tertuju kepada sesuatu benda tertentu, atau yang

konkrit. Keinginan yang dipraktekkan dapat menjadi kebiasaan. Sedangkan “Guru

dapat menimbulkan motivasi yang kuat dengan cara menimbulkan rasa iingin tahu

dan keheranan pada diri siswa” (Marno dan Idris, 2008:86). Dengan demikian

keingintahuan dapat diartikan sebagai dorongan nafsu untuk mengetahui sesuatu

benda tertentu. “Keingintahuan seseorang tentang keadaan suatu obyek disebut

dengan minat” (Djemari Mardapi, 2004:16).

Keingintahuan atau curiosity merupakan salah satu aspek yang bersifat

kondisional bagi pengembangan siswa. Keingintahuan ini bahkan merupakan jiwa

dan hakekat budaya belajar. Tanpa rasa ingin tahu, siswa akan kehilangan

motivasi belajar dan akhirnya tidak akan pernah belajar. Siswa yang memiliki

keingintahuan tinggi akan selalu ingin tahu segala hal. Di dalam kelas ia akan

sering mengajukan pertanyaan bila diberi kesempatan. Di luar kelas siswa yang

termasuk kategori ini kelihatan selalu menginginkan sesuatu yang lebih dari apa

yang sudah diterima.

Keingintahuan yang ada pada diri siswa sejalan dengan daya

kreativitasnya. Sensitivitas terhadap rangsangan menyebabkan anak yang besar

keingintahuannya untuk bertanya karena mereka ini selalu melihat ”celah” antara

yang telah diketahui dengan yang harus ada menurut yang dipikirkan. Demikian

Page 55: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

55

juga karena mereka ini fleksibel dalam berfikir maka hatinya telah menuntut

anak-anak tersebut untuk selalu ada perubahan dalam angan-angannya. Mereka

tidak menyukai sesuatu yang bersifat statis. Pikirannya luwes untuk selalu

menerima perubahan, terutama menyangkut hal-hal yang baru.

Disamping itu biasanya anak yang mempunyai keingintahuan tinggi

menunjukkan keinginannya pula untuk mengetahui lebih banyak tentang dirinya

dan juga tentang lingkungannya. Ciri lain adalah mereka selalu mengadakan

eksplorasi terhadap lingkungannya dan rangsangan yang datang padanya untuk

dapat diketahui lebih banyak. Anak yang mempunyai keingintahuan tinggi

diibaratkan seperti orang lapar. Orang yang merasakan ”lapar” akan pengetahuan,

ia giat dan dengan motivasi yang besar di dalam menerima pelajaran yang

diberikan kepadanya. “Anak yang memiliki keingintahuan tinggi akan

menanggapi secara positif terhadap pelajaran yang diberikan oleh gurunya”

(Suharsimi Arikunto, 2006:81).

Pengukuran keingintahuan didasarkan pada skor yang diperoleh siswa

dalam pengisian angket. Menurut Ridwan (2004:99) ” angket adalah daftar

pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respon

(Responden) sesuai dengan permintaan pengguna”. Jadi angket adalah merupakan

alat serta tekhnik pengumpulan data yang mengandalkan informasi atau

keterangan yang ada pada diri responden melalui daftar tertulis.

Angket dibedakan menjadi dua jenis yaitu angket terbuka dan angket

tertutup. Angket terbuka (angket tidak terstruktur) adalah angket yang disajikan

dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai

Page 56: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

56

dengan kehendak dan keadaannya. Sedangkan angket tertutup (angket terstruktur)

adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehinggan responden

diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya

dengan cara memeberikan tanda silang (X) atau tanda (√ ). Dalam penelitian ini

digunakan angket tertutup dengan empat pilihan jawaban yaitu sangat sering (skor

= 4), sering (skor = 3 ), jarang (skor = 2) dan tidak pernah (skor = 1).

7. Prestasi Belajar

Pengertian Prestasi Belajar menurut Singgih D Gunarso (1992:17)

berpendapat bahwa “ Prestasi Belajar adalah hasil maksimal yang dicapai

seseorang setelah melakukan usaha belajar. Prestasi belajar disini merupakan

tingkat keberhasilan tertinggi yang dicapai dalam tujuan belajar”. Hal ini sejalan

dengan pendapat Saifudin Azwar (2003:9) bahwa “ Prestasi Belajar adalah

performansi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang

diajarkan.” Sutrasinah Tirtonegoro (2001:43) mengemukakan bahwa “ Prestasi

belajar adalah Penilaian hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk

simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah

dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”. Prestasi belajar siswa diperoleh

setelah dilakukan penilaian atau evaluasi terhadap proses belajar siswa. Sejauh

mana kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh

guru dapat diketahui dari prestasi belajar siswa.

Page 57: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

57

Berdasarkan pendapat tersebut, perstasi dalam penelitian ini adalah hasil

yang dicapai mahasiswa pada aspek kognitif setelah menempuh proses

pembelajaran kooperatif learning.

a. Fungsi dan Kegunaan Prestasi

Prestasi Belajar mempunyai fungsi dan kegunaan yang sangat penting

dalam kegiatan belajar mengajar. Zaenal Arifin (1990:3-4) mengemukakan bahwa

fungsi dari prestasi belajar ; Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasi anak didik, Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu, prestasi belajar sebagai bahan informasi dam inovasi pendidikan, prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institut pendidikan, prestasi belajar dapat dijadikan indicator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Kegunaan Prestasi Belajar ; Sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar , untuk keperluan diagnosis, untuk keperluan Bimbingan dan penyuluhan, Untuk keperluan seleksi, untuk keperluan penempatan dan penjurusan, unruk menentukan isi kurikulum, untuk menentukan kebijaksanaan sekolah.

Secara garis besar fungsi dan kegunaan prestasi belajar adalah untuk

mengetahui Sejauh mana pemahaman siswa akan materi pelajaran yang telah

dipelajarinya dan seberapa besar kemampuan siswa dalam menyerap materi

pelajaran yang telah diterimanya. Di samping itu prestasi belajar juga berguna

untuk pengambilan keputusan dari berbagai pihak sesuai dengan kepentingannya.

Salah satu ciri adanya proses belajar adalah terjadinya perubahan tingkah

laku pada diri seseorang baik sebagian ataupun keseluruhan sebagai akibat dari

pengalaman atau latihan yang telah dilakukannya. Oemar Hamalik (2005:159)

menyebutkan bahwa “hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan

prestasi belajar itu merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa”.

Page 58: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

58

Kaitannya dengan hasil belajar ada beberapa faktor yang

mempengaruhinya. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006:143) “proses dan hasil

belajar dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari luar diri siswa dan dari dalam

diri siswa”. Dari luar diri siswa dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang terdiri

dari lingkungan alamiah, lingkungan sosial budaya dan faktor instrumental yang

terdiri dari kurikulum, program, sarana dan fasilitas, guru. Sedangkan faktor yang

berasal dari dalam diri siswa adalah faktor fisiologis yang terdiri dari kondisi fisik

dan kondisi panca indera dan faktor psikologis yang terdiri dari minat,

kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif.

Sejalan dengan itu Aiken (1997:109) mengemukakan “faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa dibedakan menjadi faktor endogen dan

faktor eksogen”. Yang tergolong dalam faktor endogen atau faktor yang berasal

dari dalam diri siswa yaitu: pertama Faktor kesehatan, faktor kesehatan jasmani

sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran kegiatan belajar. Oleh karena itu

seseorang akan sangat menjaga kesehatan jasmaninya dalam usahanya

memperoleh prestasi belajar yang optimal. kedua faktor intelegensi, sering disebut

dengan kecerdasan atau IQ. Jika seseorang mempunyai IQ tinggi biasanya akan

memperoleh prestasi belajar yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan

seseorang yang mempunyai IQ lebih rendah. ketiga Faktor motivasi , yang terdiri

dari motivasi yang berasal dari dalam diri siswa atau yang sering disebut dengan

motivasi intrinsik dan motivasi dari luar diri siswa atau motivasi ekstrinsik.

Aktivitas belajar akan lebih berhasil apabila didukung oleh motivasi yang kuat

untuk belajar, sehingga seseorang akan bersemangat dalam usahanya meraih

Page 59: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

59

tujuan.keempat faktor kejelasan tujuan, siswa yang mempunyai tujuan belajar

yang jelas akan sangat menunjang dalam usahanya dalam meraih cita-cita, sebab

tanpa ada tujuan yang jelas maka kurang memiliki sikap dan langkah yang

jelas.Kelima minat siswa, yang merupakan suatu variabel motivasi yang dapat

dikondisikan melalui strategi pembelajaran. Adanya minat akan membuat siswa

mempunyai motivasi untuk belajar.Keenam: keingintahuan, tanpa rasa ingin tahu,

siswa akan kehilangan motivasi belajar dan akhirnya tidak akan pernah belajar.

Selain faktor endogen, faktor eksogen juga sangat berpengaruh dalam

mecapai prestasi belajar. Faktor eksogen merupakan faktor yang berasal dari luar

diri siswa, yang tergolong dalam faktor eksogen antara lain : faktor lingkungan

keluarga, lingkungan keluarga merupakan tempat pendidikanyang paling besar

pengarunya terhadap keberhasilan belajar seseorang, karena lingkungan inilah

yang paling pertama dan paling utama dialami oleh seseorang. Lingkungan

sekolah, dalam arti suasana sekolah, hubungan antar komponen-komponen yang

ada disekolah, maupun kegiatan pembelajaran yang terjadi. Berkaitan dengan

keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran, banyak faktor yang mempengaruhi

antara lain ketepatan dalam menggunakan metode pembelajaran, penggunaan

media pembelajaran, dan lain-lain. Lingkungan masyarakat, lingkungan

masyarakat adalah lingkungan dimana anak tinggal, baik dengan teman sebaya

maupun dalam organisasi. Oleh karena itu agar dapat menunjang keberhasilan

siswa dalam belajar perlu diciptakan lingkungan masyarakat yang kondusif yang

dapat mendukung siswa dalam mengembangkan potensinya. Sumber belajar,

Page 60: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

60

sumber belajar berupa peralatan, laboratoratorium maupun lingkungan sekitar

yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pengetahuan siswa.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa faktor endogen

maupun faktor eksogen sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang

dalam mencapai prestasi belajar yang optimal. Dalam penelitian ini akan diteliti

pengaruh faktor endogen siswa yaitu faktor minat belajar dan keingintahuan

siswa, dan faktor eksogen yaitu ketepatan dalam penggunaan metode pembelajran

dalam usahanya mencapai prestasi belajar yang optimal pada mata pelajaran

Biologi.

8. Materi pembelajaran

Sistem pencernaan manusia terdiri atas Saluran pencernaan dan kelenjar

pencernaan. Saluran pencernaan terdiri atas mulut (oral), kerongkongan

(esophagus), lambung (Ventrikulus), Usus halus (intestinum), usu besar (kolon),

dan anus. Secara umum, proses pencernaan di bedakan menjadi 3 cara, yaitu :

Pencernaan mekanis, bertujuan untuk mengubah bentuk makanan menjadi kecil

(halus agar mudah ditelan dan dicerna lebih lanjut. Pencernaan kimiawi,

dilakukan dengan bantuan enzim pencernaan untuk menguraikan makanan mejadi

bentuk yang lebih halus sehingga mudah diserap oleh sel-sel tubuh. Pencernaan

biologis, dilakukan dengan bantuan organisme lain untuk menguraikan dan

membusukkan makanan. Kelenjar pencernaan meliputi kelenjar ludah (glandula

salivaris), hati (hepar), kelenjar dinding lambung, dan pankreas.

Page 61: pembelajaran biologi model stad dan tgt ditinjau dari keingintahuan

61

a. Rongga mulut

Romgga mulut terdapat beberapa alat pencernaan dan kelenjar pencernaan,

Yaitu: Lidah : Lidah mempunyai banyak tonjolan (papilla) dan sel sensoris.

Lidah berfungsi sebagai indra pegecap makanan, mengatur makanan pada waktu

mengunyah dan menelan makanan. Kelenjar ludah (Glandula salivaris) :

Kelenjar ludah menghasilkanair ludah (saliva) yang didalamnya terdapat enzim

ptialin atau amilase. Enzim tersebut berfungsi untuk mengubah karbohidrat

menjadi maltosa. Air ludah berfungsi untuk membasahi makanan, mencegah

kekeringan mulut, serta melancarkan fungsi pengecap. Gigi (Dentis) : gigi

berfungsi dalam proses pencernaan makanan secara mekani sehingga makanan

menjadi halus, mudah dicerna secara kimiawi, dan mudah ditelan.

Gambar 2.1 sistem pencernaan pada manusia