197
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI HIPERMEDIA DAN MODUL DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI DAN INTERAKSI SOSIAL SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR (Pada Materi Ekosistem Untuk Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Paron Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2009/2010) TESIS Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Sains Oleh : TRI LUKITANINGSIH S830809225 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI HIPERMEDIA

DAN MODUL DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI

DAN INTERAKSI SOSIAL SISWA TERHADAP

PRESTASI BELAJAR

(Pada Materi Ekosistem Untuk Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Paron Kabupaten Ngawi Tahun

Pelajaran 2009/2010)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sains

Oleh :

TRI LUKITANINGSIH

S830809225

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Adanya perkembangan teknologi informatika di dunia pendidikan, setiap

satuan pendidikan berlomba untuk melengkapi diri dengan memanfaatkan

berbagai fasilitas yang memungkinkan pemanfaatan infrastruktur untuk

menunjang peningkatan kualitas serta pemberian layanan kepada peserta didik

melalui berbagai sarana teknologi informatika (IT), antara lain media computer,

media internet dll. Sejalan dengan itu dari pemerintah sendiri selalu merenovasi

kurikulum pendidikan dengan tujuan agar dapat diterapkan pada lembaga

pendidikan sesuai dengan jenjang dan tingkatan masing-masing. Kurikulum

adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini

meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi

dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum

disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program

pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_Tingkat_Satuan_Pendidikan)

Semenjak diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

satuan pendidikan yang intinya memberikan peluang kepada tiap-tiap satuan

Page 3: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

pendidikan untuk menyusun sebuah kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi

sekolah masing-masing. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa

peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung jawab. Utamanya pendidik yang dalam hal ini

merupakan satu komponen yang langsung berperan dalam proses pembelajaran

dituntut untuk dapat mengembangkan pembelajaran yang inovatif. Hal ini akan

mengubah paradigma dalam proses pendidikan khususnya proses pembalajaran.

Perubahan proses pembelajaran lebih menekankan dan menjadi lebih

mementingkan peran serta didik dan karakteristik sumber daya yang ada pada

tiap-tiap satuan pendidikan. Pembelajaran berpusat pada siswa, oleh karenannya

siswalah yang diharapkan dapat berperan aktif dalam mengeksplorasi dan

menginterprestasikan pengetahuan dan permasalahan baru yang dibandingkan,

dikombinasikan, dan dianalisa dengan pengetahuan dasar yang telah dimiliki oleh

peserta didik. Proses pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil yang

diperoleh. pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) cenderung

lebih memperlihatkan paradigma pendidikan saat ini sebagaimana yang

terkandung dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Pembelajaran IPA biologi (Sains) di SMP bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Meningkatkan keyakinan terhadap

kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan

keteraturan alam ciptaanNya, (2) Mengembangkan pemahaman tentang

berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan

Page 4: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) Mengembangkan rasa

ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang

saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, (4)

Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,

bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi, (5) Meningkatkan

kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan

lingkungan serta sumber daya alam, (6) Meningkatkan kesadaran untuk

menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan,

(7) Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya (Depdikbud, 2004)

Pencapaian tujuan pendidikan sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan

proses belajar mengajar di kelas. Keberhasilan proses belajar mengajar di kelas

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktornya adalah interaksi guru dan

siswa dalam pembelajaran. Guru adalah subjek yang sangat berperan dalam

membelajarkan dan mendidik siswa sedangkan siswa merupakan subjek yang

menjadi sasaran pendidikan. Masalah utama dalam pembelajaran biologi adalah

bagaimana menghubungkan fakta yang pernah dilihat dan dialami siswa dalam

kehidupan sehari-hari dengan konsep biologi, sehingga menjadikan pengetahuan

yang bermakna dalam benak siswa. Selama ini pemahaman siswa hanya terpaku

pada penjabaran konsep biologi yang ada dalam buku, tanpa memahami apa dan

bagaimana makna yang terkandung dalam konsep tersebut.

Dalam sistem pembelajaran modern saat ini, siswa tidak hanya sebagai

komunikan atau penerima pesan, bisa juga siswa sebagai komunikator atau

penyampai pesan. Dalam kondisi seperti ini akan terjadi komunikasi dua arah (two

way traffic communication) bahkan komunikasi banyak arah (multi way traffic

Page 5: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

communication). Dalam bentuk komunikasi pembelajaran sangat dibutuhkan

peran media untuk lebih meningkatkan tingkat keefektifan pencapaian tujuan

(kompetensi). Dalam sistem pembelajaran didalamnya mengandung komponen

yang saling berkaitan erat untuk mencapai suatu tujuan yang meliputi : tujuan,

materi, metode, media dan evaluasi (Rudi Susilana,.et al, 2007: 4) .

Salah satu masalah pembelajaran di pendidikan dasar dan menengah adalah

masih adanya pola pembelajaran yang sangat teoritis dan kurang bervariasi.

Kegiatan pembelajaran dikelas serimg text book oriented dan kurang dikaitkan

dengan lingkungan dan situasi dimana siswa berada (Kasihani,2008: 1). Guru

mengajar hanya menggunakan metode konvensional. Guru hanya mentransfer

pengetahuan kepada peserta didik atau dengan kata lain guru merupakan satu-

satunya sumber utama pengetahuan. Pembelajaran cenderung text book oriented

dan tidak terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. Siswa kesulitan untuk

memahami konsep akademik yang telah diajarkan. Konsep-konsep tersebut

diajarkan menggunakan cara-cara yang abstrak dan metode konvensional, padahal

mereka sangat memerlukan pemahaman konsep-konsep yang berhubungan

dengan lingkungan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, prestasi belajar siswa sulit

ditumbuhkan dan pola belajar mereka cenderung menghafal dan mekanistik.

Peserta didik sering kali mendapat kesulitan dalam belajar dan kesulitan belajar

siswa. Dari kenyataan tersebut, dapat dikatakan guru terlalu sering meminta anak

untuk belajar, namun jarang sekali mengajari anak cara belajar, padahal

pengajaran yang baik meliputi mengajarkan siswa bagaimana belajar, bagaimana

mengingat, bagaimana berpikir, dan bagaimana memotivasi diri mereka sendiri.

Page 6: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata prestasi materi ekosistem siswa kelas VII

Semester II SMP Negeri 2 Paron tahun pelajaran 2008/2009 masih kurang dari

KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 6,5.

Tabel 1.1: Nilai rata-rata Prestasi belajar Materi Ekosistem Siswa kelas VII Semester II SMP Negeri 2 Paron tahun 2008/2009

No Kelas Nilai rata-rata

KKM Ket

1 VII A 6,5 6,5

2 VII B 6,3 6,5

3 VII C 6,1 6,5

4 VII D 6,0 6,5

5 VII E 6,0 6,5

6 VII F 6,2 6,5

Keberhasilan pembelajaran biologi tidak luput dari berbagai pendukung

pembelajaran baik guru, media pembelajaran, sarana dan prasarana, selain itu

juga dari diri siswa sendiri yang berupa kemampuan memori dan interaksi sosial

yang sangat heterogen. Seiring dengan heterogennya kemampuan memori serta

interaksi sosial siswa tersebut maka untuk pencapaian prestasi belajar, guru

memerlukan inovasi pembelajaran. Untuk mendukung keberhasilan pembelajaran,

dalam penelitian mencoba menggunakan sebuah metode pembelajaran yang

dipadu dengan media pembelajaran. Dengan hal diharapkan anak dapat

menentukan sendiri keinginan mereka cara belajar yang menarik hati dan

memotivasi mereka untuk belajar. Metode pembelajaran dan media pembelajaran

yang dimungkinkan dapat mempengaruhi prestasi belajar biologi yaitu metode

pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan Modul dan Hipermedia.

Page 7: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Kemampuan memori atau ingatan secara sempit dapat diartikan sebagai

kemampuan untuk menerima atau memasukkan kesan-kesan, menyimpan kesan-

kesan itu dan kemudian mengeluarkan kembali kesan-kesan yang pernah diterima

(Walgito, 1985). Rathus (1981), mengatakan bahwa mengingat adalah suatu

proses pengolahan informasi yang telah dipelajari atau diperoleh dari stimulus

yang dapat dipelihara dan diperoleh kembali di masa mendatang. Seseorang

berkemampuan memori yang sangat tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1)

proses encoding yang majemuk dan bermakna; 2) memiliki banyak cue dengan

asosiasi tinggi; banyak latihan. Memori akan lebih baik jika sesuatu yang

dipelajari dengan berulang-ulang walaupun dengan sesi yang cukup pendek dari

pada sesi atau waktu yang lebih lama. Kenyataan di lapangan masih banyak

ditemukan anak yang memiliki kemampuan memori tinggi yang tidak didukung

oleh sarana dan prasarana sekolah yang memadai, sehingga tidak memberikan

kesempatan kepada mereka untuk dapat lebih berkembang. Kemampuan guru

dalam pengelolaan kelas, penggunaan model dan metode pembelajaran yang

digunakan juga dapat merangsang kemampuan memori siswa. Selain itu memori

akan lebih baik apabila untuk memahami atau mengingat suatu materi dengan

berbagai cara misalnya segi visual dan audio lebih baik daripada hanya satu saja.

(http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/memori.html).

Disamping itu interaksi sosial siswa memiliki peran penting dalam kegiatan

pembelajaran. Menurut Vygostky belajar adalah sebuah proses yang melibatkan

dua eleman penting yaitu, 1) belajar merupakan proses secara biologi sebagai

proses dasar; 2) belajar merupakan proses psikososial sebagai proses yang lebih

Page 8: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

tinggi esensinya berkaitan dengan lingkungan sosial budaya. Thibaut dan Kelley

dalam Ali (2004: 87) mendefinisikan interaksi sebagai peristiwa saling

mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka

menciptakan suatu hasil satu sama lain atau berkomunikasi satu sama lain. Jadi

dalam kasus interaksi, tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi

individu lain. Menurut Bonner (2004: 3) dalam Ali (2004: 87) interaksi sosial

merupakan suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan

individu mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau

sebaliknya. Dalam memenuhi prestasi belajar yang maksimal dalam pembelajaran

diperlukan pula kerjasama antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan guru,

antara siswa dengan lingkungan sekolah, dan antara siswa dengan sarana dan

prasarana sekolah. Interaksi atau hubungan antara siswa dengan teman, guru,

lingkungan sekolah, dengan sarana dan prasarana dapat dikembangkan melalui

berbagai metode dan model pembelajaran.

Jigsaw adalah teknik mengajar dikembangkan oleh Eliliot Aroson dalam

Anita Lie ( 2002: 68). Jigsaw yaitu teknik mengajar dimana siswa dalam

pembelajaran berlangsung diharapkan bekerja bersama sesama siswa dalam

suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah

informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Dipilihnya

pembelajaran Kooperatif Jigsaw dikarenakan pembelajaran menurut Kemal

Deymus dalam jurnalnya bahwa kooperatif Jigsaw dapat membuat siswa

bertanggung jawab terhadap materi pembelajaran ke kelompok tersebut (2009).

Page 9: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa

belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan

berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja

sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum

selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan

pembelajaran. Maka dengan penerapan pembelajaran kooperatif diharapkan

interaksi sosial siswa akan tumbuh, karena siswa dalam pembelajaran kooperatif

jigsaw siswa dikelompokkan untuk saling bekerjasama dan saling membantu

dalam memahami bahan atau materi pelajaran.

Menurut Sri Anitah (2009: 63) Hipermedia, merupakan media yang memiliki

komposisi materi-materi yang tidak berurutan. Hipermedia mengacu pada sofware

komputer yang menggunakan unsur-unsur teks, grafis, video dan audio yang

dihubungkan dengan cara yang dapat mempermudah pemakai untuk beralih ke

suatu informasi. Pemakai dapat memilih cara yang unik sesuai gaya berpikir dan

cara memproses informasinya sendiri.

Modul adalah suatu cara pengorganisasian materi pelajaran yang

memperhatikan fungsi pendidikan (I Wayan Santyasa, 2009: 8). Strategi

pengorganisasian materi pembelajaran mengandung squencing yang mengacu

pada pembuatan urutan penyajian materi pelajaran dan synthesizing yang mengacu

pada upaya untuk menunjukkan kepada pembelajar keterkaitan antara fakta,

konsep, prosedur dan prinsip yang terkandung dalam materi pembelajaran.

Materi yang diajarkan adalah ekosistem. Dalam materi ini banyak hal

yang harus diinformasikan kepada anak, bersifat cukup abstrak, agak sulit

Page 10: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

dipahami, namun bisa disampaikan dengan strategi belajar yang bervariasi. Guru,

dalam hal ini berusaha untuk mencover keinginan anak tersebut dengan

menyerahkan kepada mereka cara belajar yang mereka inginkan, kemudian guru

berusaha membawa dan membimbing siswa dalam kondisi yang diinginkan,

dengan harapan belajar sesuai dengan keinginan siswa akan mampu mendorong

dan mempercepat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Ini akan

diindikasikan dengan tingginya kemampuan memori dan interaksi sosial siswa

akan berpengaruh terhadap hasil prestasi belajar pada ulangan harian siswa pada

materi ekosistem.

Berdasarkan pertimbangan diatas bahwa teori bejalar yang mendukung Peaget

siswa langsung dapat berinteraksi dengan materi ekosistem dari media

pembelajaran yaitu hipermedia dan modul. Dengan Hipermedia dan modul

karakteristik materi ekosistem dapat diamati oleh siswa secara langsung. Dengan

pengamatan langsung siswa sudah memiliki bekal waktu masuk kelas sehingga

siswa dapat belajar sendiri secara kelompok dengan pembelajaran kooperatif

Jigsaw. Pembelajaran Jigsaw dapat mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif,

efektif dan menyenangkan. Belajar kooperatif jigsaw memberikan kesempatan

pada siswa untuk saling berinteraksi. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang

diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi

tersebut pada anggota kelompoknya yang lain, sehingga pengetahuannya jadi

bertambah. Keunggulan kooperatif tipe jigsaw meningkatkan rasa tanggung

jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.

Page 11: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Meningkatkan bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang

ditugaskan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa

masalah pada materi pokok ekosistem sebagi berikut :

1. Prestasi belajar biologi di SMP Negeri 2 Paron masih belum mencapai KKM

yang ditetapkan.

2. Pembelajaran biologi kurang inovatif, banyak guru yang mengajar secara

konvensional, padahal berbagai model pembelajaran telah

dikembangkanseperti Jigsaw, TGT,TPS namun banyak guru yang belum

menguasai

3. Pembelajaran biologi yang bercorak teoritis dan hafalan sehingga proses

pembelajaran kurang menarik berlangsung monoton dan membosankan,

padahal beberapa media telah tersedia seperti Hypermedia, Modul, Komik,

Video dll.

4. Prestasi Biologi cenderung hanya mencakup aspek kognitif saja, padahal

seharusnya mencakup aspek afektif, aspek kognitif dan aspek psikomotor.

5. Pembelajaran biologi siswa terkesan hanya dengan menghafalkan fakta dan

konsep yang sudah jadi, tanpa pemahaman yang membuat proses

pembelajaran menjadi lebih bermakna.

6. Materi Biologi yang disajikan pada siswa kelas VII antara lain, ciri-ciri

makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, organisasi kehidupan, ekosistem,

Page 12: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

saling ketergantungan, kepadatan polusasi manusia dan pengelolaan

lingkungan, namun pembelajaran belum disesuaikan dengan karakteristik

materi dan menerapkan sesuai dengan situasi dan kondisi siswa.

7. Dalam proses pembelajaran guru belum memperhatikan latar belakang siswa

antara lain; kemampuan memori, kemampuan interaksi sosial, motivasi,

kemampuan awal dll.

8. Pembelajaran biologi yang belum bersifat interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, yang dapat memotivasi siswa untuk

berpartisipasi aktif.

9. Penggunaan metode kooperatif jigsaw dengan hipermedia dan modul

diharapkan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa menjadi lebih baik

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, agar penelitian lebih terfokus dan terarah

maka dalam penelitian ini perlu pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Hipermedia: dibatasi penggunaan teknologi komputer dengan memanfaatkan

aplikasi yang mendukung proses pembalajaran di kelas.

2. Modul: dibatasi pada pengorganisasian materi pembelajaran yang mengacu

urutan penyajian materi pelajaran dalam keterkaitan antara fakta, konsep,

prosedur dan prinsip yang terkandung dalam materi pembelajaran.

3. Materi pembelajaran yang digunakanm dibatasi pada pembelajaran ekosistem

Page 13: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

4. Prestasi belajar siswa SMP Negeri 2 Paron kelas VII dibatasi pada

kemampuan kognitif siswa dalam mengerjakan Soal-soal Biologi pada materi

ekosistem

5. Kemampuan memori siswa SMP Negeri 2 Paron dibatasi pada kemampuan

memori siswa kelas VII untuk mendukung pencapaian prestasi yang

diharapkan.

6. Interaksi Sosial siswa SMP Negeri 2 Paron dikategorikan tinggi dan rendah

dengan angket interaksi sosial

7. Prestasi belajar dalam penelitian ini diukur dengan nilai kognitif siswa,

setelah selesai pembelajaran.

8. Materi pokoki yang disampaikan dibatasi pada materi ekosistem

D. Perumusan Masalah

Mengingat terbatasnya waktu, biaya, tenaga maka pokok pemasalahan dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh pembelajaran jigsaw melalui hipermedia dan modul

terhadap prestasi belajar siswa ?

2. Adakah pengaruh kemampuan memori tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar siswa ?

3. Adakah pengaruh kemampuan interaksi sosial tinggi dan rendah terhadap

prestasi belajar siswa ?

4. Adakah interaksi antara pembelajaran biologi dengan jigsaw melalui

hipermedia dan modul dengan kemampuan memori siswa ?

Page 14: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

5. Adakah interaksi antara pemebelajaran biologi dengan jigsaw melalui

hipermedia dan modul dengan kemampuan interaksi sosial ?

6. Adakah interaksi antara kemampuan memori dan kemampuan interaksi sosial

siswa terhadap prestasi belajar siswa ?

7. Adakah interaksi antara pembelajaran biologi dengan jigsaw melalui

hipermedia dan modul dengan kemampuan memori dan interaksi sosial

siswa?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas maka tujuan penelitian ini

untuk mengetahui :

1. pengaruh pembelajaran jigsaw melalui hipermedia dan modul terhadap

prestasi belajar siswa pada materi pokok ekosistem.

2. pengaruh kemampuan memori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar

siswa pada materi pokok ekosistem.

3. pengaruh kemampuan interaksi sosial tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar siswa pada materi pokok ekosistem.

4. interaksi antara pembelajaran biologi dengan jigsaw melalui hipermedia dan

modul ditinjau dari kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar pada

materi pokok ekosistem.

5. interaksi antara pembelajaran biologi dengan jigsaw melalui hipermedia dan

modul ditinjau dari kemampuan interaksi sosial terhadap prestasi belajar pada

materi pokok ekosistem.

Page 15: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

6. interaksi kemampuan memori dan kemampuan interaksi sosial siswa terhadap

prestasi belajar siswa pada materi pokok ekosistem.

7. interaksi pembelajaran biologi dengan jigsaw melalui hipermedia dan modul

ditinjau dari kemampuan memori dan interaksi sosial siswa terhadap prestasi

belajar pada materi pokok ekosistem.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Manfaat teoritis :

a. Mengetahui prestasi belajar siswa dengan pembelajaran jigsaw melalui

hipermedia dan modul ditinjau dari kemampuan memori dan interaksi sosial

siswa.

b. Menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan serta dapat

mendukung teori-teori yang telah ada.

c. Memberi masukan bagi guru mata pelajaran Biologi dalam penggunaan

alternatif media pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran biologi.

d. Memberikan pertimbangan untuk pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) pada masa mendatang.

2. Manfaat praktis :

a. Mengetahui prestasi belajar siswa, melalui hipermedia dan modul.

b. Memotivasi guru untuk menentukan cara pembelajaran yang tepat

dengan pembelajaran jigsaw melalui hipermedia dan modul.

Page 16: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

c. Sebagai masukan bagi kepala sekolah untuk memberikan dorongan dan

memfasilitasi guru dalam melakukan kegiatan mengajar yang menarik, efektif

dan efisien.

d. Memberikan alternatif dan dorongan kepada peneliti lain yang

melakukan penelitian sejenis, untuk melakukan penelitian yang lebih luas dan

mendalam.

e. Dapat memberi masukan bagi pengembangan pembelajaran pada dunia

pendidikan

Page 17: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Biologi

Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan

maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan (Syaiful

Sagala, 2008: 61). Pembelajaran merupakan proses komunikatif-interaktif antara

sumber belajar, guru, dan siswa yaitu saling bertukar informasi. Menurut Gagne

dan Briggs (1979: 3) pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk

membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang,

disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses

belajar siswa yang bersifat internal. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi

proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,

serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,

pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar

dengan baik. (Wikipedia.com)

Page 18: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Dari pengertian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pembelajaran adalah proses interaksi antara sumber belajar, guru, dan siswa dalam

lingkungan belajar dimana guru berusaha untuk membuat siswa belajar, yaitu

terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan

itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang

relatif lama dan karena adanya usaha. Dengan demikian dalam pembelajaran

biologi materi ekosistem guru berusaha mempengaruhi siswa dengan berbagai

sumber belajar dan media pembelajaran sehingga terjadi interaksi timbal balik

antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru sehinga siswa dapat memahani

materi dengan baik.

a. Pengertian Belajar

Banyak ahli jiwa dan ahli pendidikan mengatakan atau mengemukakan

rumusan tentang belajar yang berbeda satu dengan lainya. Perbedaan dalam

mengartikan tersebut disebabkan adanya dasar-dasar percobaan atau pandangan

yang berbeda-beda. Ernest R.Hilgaed dalam Zainal Agib memberikan definisi

belajar sebagai berikut : ” Learning is process by which an activity originates or is

changed through training procedures (whether in the laboratory or in the natural

environment) as distingnguished from changes by factors not attibut able to

training. (2002: 43). Menurut Nasution, dalam bukunya Dedaktik Azas-azas

Mengajar mengatakan : ”Belajar adalah perubahan-perubahan dalam sistem urat

syaraf. Definisi lain belajar adalah penambahan pengetahuan. Definisi ketiga

menganggap belajar sebagai perubahan kelakukan berkat pengalaman dan latihan.

Page 19: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Menurut Gagne (1984) dalam Ratna Wilis Dahar belajar dapat

didefifnisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya

sebagai akibat pengalaman. Ratna Wilis Dahar memberikan penjelasan tentang

komponen-komponen dalam definisi belajar akan lebih berarti dan bermakna.

Perubahan perilaku, belajar menyangkut perubahan dalam suatu organisma,

bahwa belajar membutuhkan waktu. Belajar terjadi apabila suatu organisma

berperilaku berbeda pada waktu yang tidak sama dalam suasana yang serupa

(1989: 11).

”Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan

tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit atau

tersembunyi” (Syaiful Sagala, 2005: 11). Belajar yang efektif melalui pengalaman

ada lathan sehingga terjadi perubahan tingkah laku pada individu. Hal ini sejalan

dengan pendapat Gagne dalam Ratna Wilis bahwa belajar artinya sebagai suatu

proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

Melalui proses dan pengalaman manusia dengan akalnya akan berpikir yang

merupakan suatu kegiatan untuk menemukan kegiatan yang benar. Makna benar

ini untuk tiap orang selalu berbeda sehingga proses berpikir untuk menghasilkan

pengetahuan yang benar berbeda pula. Dengan belajar manusia yang semula

belum tahu menjadi tahu dan yang ragu-ragu akan mencari kebenaran.

Ditinjau dari definisi di depan, akan tetapi pada prinsipnya semua definisi

itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : (1) Adanya suatu usaha yang dilakukan

sesorang, (2) Adanya tujuan yang diinginkan, (3) Adanya hasil yang hendak

dicapai. Belajar dalam arti yang luas adalah proses perubahan tingkah laku yang

Page 20: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau

mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat

dalam berbagai mata pelajaran atau lebih luas dalam berbagai aspek kehidupan

atau pengala,man yang terorganisir. Cronbach dalam Abu Ahmadi (2004: 127)

mengartikan belajar sebagai ” Learning is snow by achange in behaviouras a

result of exprience.” Dalam hal ini penekanan kegiatan belajar lebih pada

pengalaman yang dialami individu.

Dengan demikian belajar adalah suatu kegiatan yang menghasilkan

perubahan-perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang belajar. Perubahan

tingkah laku itu menyangkut berbagai unsur kepribadian psikis maupun fisik

seperti: perubahan dalam pemecahan masalah, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan

atau sikap, perubahan tersebut merupakan kemampuan-kemampuan baru yang

belum dimiliki sebelumnya. Perubahan tersebut terjadi karena beberapa usaha

yang dilakukan oleh yang bersangkutan. Dalam penelitian ini dimaksud belajar

adalah proses perubahan tingkah laku akibat dari pengalaman melalui kerja

kelompok.

b. Tujuan Pembelajaran Biologi

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, siswa

membutuhkan proses pembelajaran yang dapat membantu menghadapi segala

tantangan dan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu pengetahuan, baik

ilmu pengetahuan alam maupun ilmu pengetahuan sosial serta teknologi, akhir-

akhir ini berkembang sangat pesat dan masih terus akan berkembang. Hal ini

menuntut Biologi sebagai ilmu dasar dan ilmu murni serta sebagai salah satu

Page 21: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

bidang IPA untuk dapat berperan dan mengikuti perkembangan tersebut. Biologi

merupakan ilmu yang sangat berkaitan dengan kehidupan. Makhluk hidup yang

mencakup manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme beserta

lingkungannya dipelajari dalam Biologi. Dengan mempelajari Biologi dapat

memahami fakta-fakta kehidupan di lingkungan sekitar. Melihat betapa

pentingnya Biologi maka perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan Biologi di

sekolah agar membentuk siswa yang memiliki daya nalar dan daya pikir yang

baik, kreatif, cerdas dalam memecahkan masalah, serta mampu

mengomunikasikan gagasan-gagasannya. Sedangkan tujuan Biologi itu sendiri,

yaitu (1) membentuk sikap positif terhadap Biologi dengan menyadari keteraturan

dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, (2)

memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerja

sama dengan orang lain dan (3) mengembangkan pengalaman untuk dapat

mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, serta mengomunikasikan

hasil percobaan secara lisan dan tertulis. Tujuan pembelajaran Biologi adalah

mengembangkan daya nalar untuk memecahkan konsep-konsep Biologi dikaitkan

dengan fakta-fakta yang ada di lingkungan sekitar. (Depdiknas: 2006)

2. Teori-teori Belajar

Teori belajar yang telah dirumuskan oleh para ahli sangat vital diperlukan oleh

pendidikan untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemukan, namun tidak

dapat dikatakan bahwa hanya satu teori yang paling tepat. Setiap teori mempunyai

keunggulan dan kelemahan masing-masing sehingga dalam pelaksanaannya perlu

Page 22: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

menggabungkan beberapa teori agar saling melengkapi. Beberapa teori yang dapat

kita jadikan acuan pada penelitian ini antara lain:

a). Teori Kontruktivisme

Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan

bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri (Von

Glasersfeld dalam Bettencourt, 1989 dan Matthews, 1994) dalam (Paul, 1997: 18).

Von Glasersfeld dalam Paul Suparno ( 1997: 18) menegaskan bahwa pengetahuan

bukanlah suatu tiruan dari kenyataan (realitas). Pengetahuan bukanlah gambaran

dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu

konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang. Pengetahuan tidak

dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang (guru) ke kepala orang lain

(murid). Murid sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan

dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman mereka ( Lorsbach &

Tobin, 1992) dalam Paul Suparno (1997: 19)

Secara ringkas gagasan kontruktivisme tentang pengetahuan disimpulkan

sebagai berikut : 1) Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan

belaka, tetapi selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek. 2).

Subjek membentuk skema kognitif, ketegori, konsep, dan struktur yang perlu

untuk pengetahuan. 3). Pentehauan dibentuk dalam struktur konsepsi seseorang.

Struktur konsepsi membentuk pengetahuan bila konsepsi itu berlaku dalam

berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang (Paul Suparno, 1997: 21)

Menurut ahli para kontruktivisme, belajar merupakan pemaknaan

pengetahuan. Sedangkan pengetahuan bersifat temporer, selalu berubah. Karena

Page 23: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

segala sesuatu bersifat temporer maka manusialah yang harus memberi makna

terhadap realitas. Pada kenyataannya kita tidak pernah memperoleh pengetahuan

dalam bentuk jadi atau dalam paket-paket, yang dapat dipersepsi secara langsung.

Widodo (2004) dalam Kasihani (2008: 8) mengidentifikasi lima hal penting dari

kontruktivisme yang berkaitan dengan pembelajaran yaitu : 1) pembelajaran telah

memiliki pengetahuan awal, tidak ada pembelajaran yang otaknya benar-benar

kosong. Pengetahuan awal memiliki peran penting pada saat siswa belajar tentang

sesuatu hal yang ada kaitanya dengan apa yang telah diketahui; 2) belajar

merupakan proses rekontruksi suatu pengetahuan berdasarkan pengetahuan yang

telah dimiliki, Pengetahuan tidak dapat ditransfer dari suatu sumber ke penerima,

namun pembelajar sendiri yang mengkontruk pengetahuan; 3) belajar adalah

perubahan konsepsi pembelajar, karena pembelajar telah memiliki pengetahuan

awal. Hal ini belajar merupakan proses mengubah pengetahuan awal siswa agar

pengetahuan awal bisa berkembang menjadi suatu konstruk pengetahuan yang

lebih besar; 4) proses pengkontruksian pengetahuan berlangsung dalam suatu

konteks sosial tertentu, Proses pengkontruksian pengetahuan berlangsung pada

individu, namun sosial memainkan peran penting dalam proses tersebut sebab

individu tidak terpisah dari individu lainnya; 5) pembelajar bertanggungjawab

terhadap proses belajarnya, dalam hal ini guru berperan menyiapkan kondisi yang

memungkinkan siswa belajar. Jadi guru atau siapapun tidak dapat memaksa siswa

untuk belajar.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kontruktivisme

membangun pemahaman oleh diri sendiri dari pengalaman-pengalaman baru

Page 24: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

berdasarkan pada pengalaman awal. Pemahaman yang mendalam dikembangkan

melalui pengalaman-pengalaman berlajar bermakna. Belajar adalah proses

pemaknaan informasi baru yang bisa berubah. Guru tidak hanya sekedar

memberitahukan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan didalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan siswa

dengan memberikan kesempatan untuk menemukan atau menerapakan ide-ide

mereka sendiri. Dalam kontruktivisme siswa untuk memecahkan konsep-konsep

Biologi pada materi ekosistem yang dikaitkan dengan fakta-fakta yang ada di

lingkungan sekitar sehingga siswa dapat menumbuhkan nilai dan sikap ilmiahnya.

Dalam pembelajaran konstruktivisme siswa dituntut aktif dalam belajar sehingga

dengan keaktifan itu siswa lebih cepat dalam memperoleh pengetahuan.

b). Teori Kognitif

Kognitif menyatakan bahwa belajar adalah perubahan persepsi dan

pemahaman yang selalu terlihat sebagai tingkah laku. Teori kognitif lebih

mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri. Belajar

melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Teori ini sangat erat

berhubungan dengan teori sibmetik. Pengetahuan dibangun dalam diri individu

melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Teori ini

terwujud dalam model ZPD-nya Vygosky ( Kasihani, 2008: 5)

1). Teori Belajar Piaget

Menurut Piaget dalam Ratna Wilis (1989: 152) setiap individu belajar sesuai

dengan perkembangan usiannya, yang mana setiap individu mengalami tingkat-

Page 25: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

tingkat perkembangan intelektual sebagai berikut : 1) Tingkat Sensori-motor (0-2

tahun) pada tingkat ini anak mengatur alamnya dengan indera-inderanya (sesori)

dan tindakan-tindakannya (motor). Pada usia ini individu tidak mempunyai

konsepsi object permanence; 2) Tingkat Pra–operasional (2 – 7 tahun) pada

tingkat ini anak belum melaksanakan operasi-operasi mental, yaitu menambah,

mengurangi dan lain-lain. Penalaran mereka dari khusus ke khusus tanpa

menyentuh pada yang umum. Anak tidak memiliki kemampuan untuk

memecahkan masalah-masalah yang memerlukan berpikir reversibel. Anak

bersifat egosentris berarti anak itu mempunyai kesulitan untuk menerima pendapat

orang lain.Selanjutnya anak lebih memfokuskan diri pada aspek statis tentang

suatu peristiwa dari pada transformasi dari satu keadaan kepada keadaan lain.; 3)

Tingkat operasional konkret (7 – 11 tahun) pada tingkat ini merupakan permulaan

berpikir rasional, anak memiliki operasi-operasi logis yang dapat diterapkannya

pada masalah-masalah konkret. Dalam periode ini anak memilih pengambilan

keputusan logis. Anak bersifat sosiosentris dalam bekomunikasi, berusaha untuk

menerima gagasan oranglain, berusaha untuk mengerti orang lain dan

mengemukakan gagasan pada teman atau pada orang dewasa; 4) Tingkat

Operasioanl formal (11 tahun – keatas) pada tingkat ini anak dapat menggunakan

operasi-operasi konkretnya untuk membentuk operasi-operasi yang lebih

kompleks.

Dalam berpikir anak tidak dibatasi pada benda-benda atau peristiwa-

peristiwa yang konkret. Proses belajar yang dialami seorang anak pada tahap

sensorimotor tentu lain dengan yang dialami seorang anak yang sudah mencapai

Page 26: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

tahapan Praoperasional , dan lain lagi yang dialami siswa lain yang telah samapai

ke tahap yang lebih tinggi (Operational konkrit dan operasional formal). Secara

umum semakin tinggi tingkat kognitif seseorang semakin terartur (dan juga

semakin abstrak) cara berpikirnya. Maka seyogyanya dalam pembelajaran seorang

guru memahami tahap-tahap perkembangan anak didiknya, serta memberikan

materi pelajaran dalam jumlah dan jenis yang sesuai dengan tahapan tersebut.

Menurut Piaget, ada tiga aspek pertumbuhan intelektual, sebagai berikut : 1)

Struktur yaitu ada hubungan fungsional antara tindakan fisik, tindakan mental dan

perkembangan berpikir logis; 2) Isi yaitu perilaku anak yang kahas tercermin

dalam respon yang diberikan terhadap berbagai masalah atau situasi yang

dihadapi; 3) Fungsi, yaitu cara yang digunakan organisme untuk membuat

kemajuan intelektual. Perkembangan intelektual didasarkan pada dua fungsi yaitu

organisasi dan adaptasi.

Tindakan menuju pada perkembangan operasi dan selanjutnya operasi

menuju pada perkembangan struktur. Operasi merupakan tindakan yang

berinternalisasi, reversibel, selalu tetap, dan tidak ada yang berdiri sendiri.

Struktur-struktur merupakan organisasi mental tingkat tinggi, satu tingkat lebih

tinggi dari operasi. Isi pertumbuhan intelektual ialah pola perilaku anak yang khas

yang tercermin pada respons yang diberikannya terhadap berbagai masalah yang

dihadapinya ( Ratna Wilis,1989: 166).

Menurut Piaget ada tiga bentuk pengetahuan yaitu sebagai berikut : 1)

Pengetahuan fisik, merupakan pengetahuan tentang benda-benda yang ada dibuat

dan dapat diamati dalam kenyataan eksternal; 2) Pengetahuan logika –matematika

Page 27: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

terdiri atas hubungan-hubungan yang diciptakan subyek dan introduksi pada

obyek-obyek, 3) Pengetahuan sosial didasarkan pada perjanjian sosial, suatu

perjanjian atau kebiasaan yang dibuat manusia. Pengetahuan sosial dapat

dipindahkan dari pikiran belajar ke pebelajar, sedangkan pengetahuan fisik dan

logika matematika harus dibangun sendiri oleh anak.

Berk dalam Slavin menyimpulkan implikasi utama dari teori Piaget dalam

pengajaran yaitu 1) pengajaran hendaknya berfokus pada proses berfikir siswa,

tidak hanya pada hasilnya, 2) mengutamakan inisiatif pribadi dan keterlibatan

aktif siswa dalam kegiatan belajar, 3) tidak menekankan pada praktek yang

bertujuan untuk membuat siswa berpikir seperti orang dewasa, 4) menerima

adanya perbedaan individu dalam perkembangan kognitif anak.

Penerapan dalam pengajaran, siswa dibiarkan untuk berpikir dan

mengemukakan pendapatnya sehingga siswa terlibat aktif dalam pengajaran dan

dapat menerima adanya perbedaan antara siswa. Jika siswa dibiarkan untuk

berpikir mengemukakan pendapatnya maka siswa akan mengalami perkembangan

kognitifnya. Perkembangan kognitif seseorang melalui tiga tahap yaitu: 1) tahap

enaktif dimana individu melakukan aktivitas-aktivitas dalam usahanya memahami

lingkungan; 2) tahap ikonik individu melihat dunia melalui gambar-gambar dan

visualisasi verbal dan; 3) tahap simbolik dimana individu mempunyai gagasan

abstrak yang banyak dipengaruhi bahasa dan logika (Toeti Soekamto, 1997 : 24)

Manusia dalam belajar melalui tahapan dengan melalui aktivitas manusia

akan menemukan pengalaman yang diwujudkan dalam gagasannya dengan

dipengaruhi bahasa dan logika seseorang. Dari rangkuman diatas dapat

Page 28: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

disimpulkan bahwa siswa perkembangan intelektualnya pada tingkat operasional

formal dan perkembangan kognitifnya sudah mencapai pada tahap simbolik

dimana siswa mempunyai gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi oleh bahasa

dan logika. Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan

interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget

yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting

terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi sosial dengan

teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas

pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis (Nur,

1998) dalam (Trianto,2007: 14)

2). Teori David Ausubel

Belajar menurut David Ausubel dalam Ratna Wilis (1989: 110)

diklasifikasikan menjadi dua dimensi yaitu, 1) berhubungan dengan cara

mendapatkan informasi atau materi pelajaran disajikan kepada siswa, 2) cara

bagaimana siswa dapat mengkaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang

telah ada. Belajar merupakan suatu proses mengkaitkan informasi baru pada

konsep-konsep yang relevan yang teradapat dalam struktur kognitif seseorang.

Teori belajar dari Ausubel terkenal dengan teori bermakna. Materi yang

diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dipunyai

sebelumnya (Toeti Soekamto, 1997:25). Materi yang dipilih dan diatur

disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan serta masa lalu anak yang

ditunjang dengan situasi belajar yang nyaman. Teori belajar ini memiliki sifat

Advance organizer yaitu dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk

Page 29: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

mempelajari informasi baru dan mempermudah siswa mempelajari materi karena

telah diarahkan.

Gambar 2.1: Bentuk-bentuk Belajar (menurut Ausubel &Robinson, 1969)

Menurut Prasetyo (1997: 10) sifat Advence organizer dapat memberikan

tiga manfaat yaitu 1) dapat menyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi

belajar yang akan dipelajari siswa, 2) dapat berfungsi sebagai jembatan yang

menghubungkan antara apa yang sedang dipelajari siswa ”saat ini” dengan apa

yang ”akan” dipelajari siswa, 3) mampu membantu siswa untuk memahami bahan

belajar secara lebih mudah. Siswa dalam belajar, sehingga materi yang dipelajari

siswa dapat dihubungkan antara materi yang dipelajari saat ini dengan materi yang

dipelajari diwaktu yang akan datang sehingga memudahkan siswa dalam

memahami bahan ajar. Siswa dalam mempelajari materi saat diajarkan ada

kaitanya dengan materi sebelumnya. Materi yang dipilih sesuai dengan tingkat

perkembangan serta masa lalu siswa, materi yang dipelajari saat ini memudahkan

siswa dalam mempelajari materi yang akan datang. Siswa dapat berdiskusi saat

menyelesaikan tugas. Dalam model pembalajaran Jigsaw (Kelompok Ahli) siswa

Siswa dapat mengasimilasi materi pelajaran

Secara penerimaan

Secara penemuan

Hafalan 1. Materi disajikan dalam

bentuk final

2. Siswa mendghafal materi yang disajikan

1. Materi ditemukan oleh siswa

2. Siswa menghafal materi

Bermakna 1. Materi disajikan dalam

bentuk final 2. Siswa memasukkan

materi ke dalam struktur kognitif

1. Siswa menemukan materi

2. Siswa memasukkan materi ke dalam struktur kognitif

Belajar dapat

Page 30: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

dituntut untuk bekerjasama dalam satu kelompok ahli maupun kelompok asal

untuk menyelesaikan masalah.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa implikasi utama dari teori

belajar bermakna adalah proses belajar akan mendatangkan hasil atau makna

kalau guru dalam menyajikan materi pelajaran yang baru dapat

menghubungkannya dengan konsep yang relavan yang sudah ada dalam struktur

kognisi siswa. Materi yang diajarkan harus berhubungan dengan materi

sebelumnya. Disamping itu kesesuaian teori Ausubel dengan metode Jigsaw

dengan hipermedia dan Jigsaw dengan modul adalah kedua metode tersebut

konsep bermakna secara logis dalam belajar yang dilandasi oleh pengetahuan dan

pengalaman terdahulu, sehingga siswa dapat mengaitkan pengetahuan lama

tersebut terhadap informasi – informasi baru dan selanjutnya dapat menarik

kesimpulan untuk dijadikan suatu fakta, konsep yang baru. Konsep baru ini

digunakan sebagai pengetahuan lama dalam mempelajari materi baru.

3). Teori Gagne

Menurut Gagne dalam Noehi Nasution ( 2008: 4.3) belajar itu merupakan

suatu proses yang memungkinkan seseorang untuk mengubah tingkah lakunya

cukup cepat, dan perubahan tersebut bersifat relatif tetap, sehingga perubahan

yang serupa tidak perlu terjadi berulang kali setiap menghadapi situasi yang baru.

Ada beberapa ciri penting tentang tentang belajar yaitu : 1) belajar itu merupakan

suatu proses yang dapat dilakukan manusia; 2) belajar menyangkut interaksi

antara pebelajar dan lingkungannnya; 3) belajar telah berlangsung bila terjadi

perubahan tingkah laku yang bertahan cukup lama selama kehidupan orang itu

Page 31: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Belajar sebagai proses, bertitik tolak dari suatu analogi antara manusia dan

komputer. Pemrosesan informasi (information prosessing model, proses belajar

dianggap sebagai transformasi input menjadi output seperti yang lazim terlihat

pada sebuah komputer. Dari uraian diatas disimpulkan belajar terjadi pada diri

manusia dengan proses pengubahan tingkah laku secara cepat, tepat dan terjadi

hanya satu kali dalam kehidupan seseorang.

Didasarkan atas model pemrosesan-informasi Gagne dalam Ratna Wilis

(1997: 147) mengemukakan bahwa satu tindakan belajar meliputi delapan fase

belajar yang merupakan kejadian-kejadian eksternal yang dapat diintruksikan oleh

siswa atau guru, dan setiap fase ini dipasangkan dengan suatu proses internal yang

terjadi dalam pikiran siswa. Kejadian-kejadian instruksional dalam kelas, seperti

mengaktifkan motivasi, memberitahukan tujuan-tujuan instruksional serta

mengarah perhatian, dapat dilakukan guru secara klasikal, tetapi kejadian-kejadian

instruksional yang lain meminta guru agar memperhatikan perbedaan individu

siswa. Hubungan antara fase-fase belajar dan kejadian-kejadian instruksional

menurut Gagne dapat digambarkan sebagai berikut :

FASE BELAJAR KEJADIAN- KEJADIAN INSTRUKSIONAL Fase Motivasi Fase Pengenalan

HARAPAN

PERHATIAN PERSEPSI SELEKTIF

1. Mengaktifkan motivasi

2. Memberitahu tujuan-tujuan belajar

3. Mengarahkan perhatian

Page 32: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Fase Perolehan

Fase Retensi

Fase Pemanggilan

Fase Generalisasi

Fase Penampilan

Penampilan Fase

Gambar 2.2 : Hubungan Fase-Fase belajar

c. Teori Belajar Motivasi

Menurut Slavin (2005: 34) Perspektif motovasional pada pembelajaran

kooperatif terutama memfokuskan pada penghargaan atau struktur tujuan dimana

para siswa bekerja. Sedangkan Deutsch (1949) dalam Slavin mengidentikasikan

tiga struktur tujuan : 1) kooperatif, dimana usaha berorientasi –tujuan dari tiap

individu memberi kontribusi pada pencapaian tujuan anggota yang lain; 2)

kompetitif, dimana usaha-berorientasi-tujuan dari tiap individu menghalangi

PEMBERIAN RESPONS

TRANSFER

PEMANGGILAN

KODING MASUK PENYIMPANAGAN

PENYIMPANAN MEMORI

REINFOR-SEMEN

4. Merangsang ingatan 5. Menyediakan bimbingan

6, Melancarkan retensi

7. Melancarkan transfer belajar

8. Memperlihatkan umpan balik memberikan umpan balik

Page 33: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

pencapaian tujuan anggota lain; dan 3) individualistik, dimana usaha-berorientasi-

tujuan dari tiap individu tidak memiliki konsekuensi apapun bagi pencapaian

tujuan anggota lainnya. Struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi di

mana satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka, jika

kelompok mereka bisa sukses. Dengan demikian dalam pembejaraan kooperatif

siswa yang ingin meraih prestasi individu, anggota kelompok harus membantu

teman dan mendorong anggota satu kelompok untuk melakukan usaha maksimal

dalam satu timnya untuk meraih prestasinya.

d. Teori Belajar Sosial

Belajar sosial adalah proses belajar yang muncul sebagai fungsi dari

pengamatan dan penguasaan. Proses belajar merupakan proses meniru atau

menjadikan model tindakan orang lain melalui pengamatan terhadap orang

tersebut (Albert Bandura, 1997). Teori ini dikembangkan untuk menjelaskan

bagaimana orang belajar dalam setting yang alami/lingkungan sebenarnya.

Bandura (1997,B) juga menghipotesiskan bahwa baik tingkah laku lingkungan

dan kejadian-kejadian internal pada siswa yang mempengaruhi persepsi dan aksi

adalah merupakan hubungan yang saling berpengaruh (interlocking). Pengakuan

sosial yang berbeda mempengaruhi konsepsi diri individu.

Menurut Vygostky belajar adalah sebuah proses yang melibatkan dua eleman

penting yaitu, 1) belajar merupakan proses secara biologi sebagai proses dasar; 2)

belajar merupakan proses psikososial sebagai proses yang lebih tinggi esensinya

berkaitan dengan lingkungan sosial budaya. Teori Vygostky merupakan salah satu

Page 34: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

teori dalam psikologi perkembangan dimana ditekankan pada hakekat

sosiokultural dari pembelajaran.

Belajar merupakan interaksi segitiga yang saling berpengaruh dan mengikat

antar lingkungan, faktor-faktor personal dan tingkah laku yang meliputi proses

kognitif belajar. Penguasaan skill dan pengetahuan yang kompleks tidak hanya

bergantung pada proses perhatian, retensi, motor reproduksi dan motivasi, tetapi

juga sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur yang berasal dari diri pembelajar sendiri

yakni sense of self efficacy dan self- regulatory system. Sense of self efficacy

adalah keyakinan pembelajar bahwa ia dapat menguasai pengetahuan dan

keterampilan sesuai standar yang berlaku. Dalam pembelajaran sel regulatory

akan menentukan ”gopal setting” dan ”self evaluation” pembelajar merupakan

dorongan untuk meraih prestasi belajar yang tinggi dan sebaliknya. Dalam proses

pembelajaran sebaiknya siswa diberikan kesempatan yang cukup untuk latihan

secara mental mendapatkan latihan fisik, dan reinforcement serta menghindari

punishment yang tidak perlu. Teori belajar sosial menekankan, bahwa lingkungan-

lingkungan yang dihadapkan pada seseorang tidak random, lingkungan-

lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya.

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar melibatkan

perolehan kemampuan–kemampuan yang bukan merupakan kemampuan yang

dibawa sejak lahir, jadi bukan dari bawaan. Belajar tergantung pada pengalaman,

sebagian pengalaman itu merupakan umpan balik dari lingkungan. Individu

melalui empat tingkat perkembangan intelektual dengan urutan yang sama, tetapi

dengan kecepatan masing-masing. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

Page 35: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

usia siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada pada tingkat operasinal

formal, dimana siswa sudah memiliki kemampuan untuk berpikir abstrak.

3. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah istilah umum dalam disain strategi

pembelajaran untuk membantu perkembangan kelompok dan interaksi antar

siswa. Pembelajaran kooperatif sebuah kelompok strategis pengajaran yang

melibatkan siswa bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama

(Trianto, 2007: 42) . Strategi ini dirancang untuk menyisihkan atau mengurangi

kompetensi yang ditemukan di kelas. Strategi pembelajaran kooperatif ini

khususnya dirancang untuk mendorong bekerja sama dan saling membantu satu

sama lain untuk mencapai tujuan. Model pembelajaran kooperatif ini

dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitif-konstruktivis . Hal ini terlihat

pada salah satu teory Vygostky, yaitu tentang penekanan pada hakikat

sosiokultural dari pembelajaran. Vygostky yakin bahwa fungsi mental yang lebih

tinggi pada umumnya muncul percakapan atau kerjasama antar individu sebelum

fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut. Ilmpilkasi

dari teori Vygostky ini dikehendakinya susunan kelas berbentuk pembelajaran

kooperatif.

Menurut Hilda dan Margaret (2002: 70) pembelajaran kooperatif adalah suatu

strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama

dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang

Page 36: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

teratur dalam kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih. Keberhasilan kerja

sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.

Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan atau metode mengajar dengan

cara siswa bekerja atau belajar dalam kelompok yang kemampuan anggotanya

beragam (Slavin, 1997: 284). Bekerjasama berarti melakukan sesuatu bersama

dengan saling membantu dan bekerja sebagai tim. Pembelajaran ini artinya belajar

bersama, saling membantu dalam pembelajaran agar setiap anggota kelompok

dapat mencapai tujuan atau menyelesaikan tugas yang berikan dengan baik.

b. Unsur-Unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif

Roger dan David Johnson dalam Anita Lie (2004: 31) mengatakan bahwa

“tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning”. Untuk

mencapai

hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran kooperatif harus

diterapkan yaitu: 1) Saling Ketergantungan Positif, dalam bekerja kelompok

setiap anggota bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang

lain bisa berhasil sehingga guru harus menciptakan suasana yang mendorong agar

siswa saling membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang

disebut saling ketergantungan positif. 2) Tanggung Jawab Perseorangan, unsur ini

merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Dalam cooperative learning,

setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik

karena penilaian dilakukan secara sendiri dan kelompok. Nilai kelompok dibentuk

dari “sumbangan” setiap anggota. Untuk menjaga keadilan, setiap anggota

menyumbangkan poin di atas nilai rata-rata mereka. Ini berarti setiap siswa

Page 37: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

berprestasi tinggi atau rendah, mempunyai kesempatan untuk memberikan

kontribusi. Siswa yang berprestasi tinggi tidak merasa dirugikan karena nilai yang

disumbangkan adalah sisa dari nilai rata-ratanya. Sedang siswa yang berprestasi

kurang akan terpacu untuk meningkatkan kontribusi mereka sehingga dapat

menaikkan nilai pribadi mereka sendiri. 3) Tatap Muka, setiap kelompok harus

diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegaiatan ini akan

memberikan keuntungan bagi anggota kelompok karena siswa akan memperoleh

sumber belajar yang bervariasi. 4) Komunikasi antar Anggota, pembelajaran

kooperatif membutuhkan suatu komunikasi yang efektif dan positif tanpa

menyinggung perasaan anggota yang lain. Komunikasi yang baik antar anggota

sangat diharapkan demi tercapainya tujuan bersama. 5) Evaluasi Proses

Kelompok, guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar

selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

c. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif dibedakan menjadi beberapa model yaitu: a)

Student Team Achievement Divisions (STAD); b) Teams Games Tournaments

(TGT); c) Jigsaw; d) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC);

e) Team Accelerated Instruction (TAI). Selain itu ada juga metode belajar lain

masih juga dikembangkan dan dipelajari yaitu : a) Group Investigation; b)

Learning Together; c) Complex Instruction; d) Structural Dyadic Methods

(Slavin, 1995: 5).

Page 38: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Metode kooperatif mempunyai kelebihan-kelebihan dibandingkan metode

lain, yaitu: a) Meningkatkan kemampuan siswa; b) Meningkatkan rasa percaya

diri; c) Menumbuhkan keinginan untuk menggunakan keahlian dan pengetahuan;

d) Memperbaiki hubungan antar kelompok. Disamping itu ada juga

kelemahannya, yaitu: a) Memerlukan persiapan yang rumit untuk

melaksanakannya; b) Bila terjadi persaingan negatif, maka hasilnya akan buruk.

Cooperative Leraning (CL) atau Pembelajaran kooperatif membuat siswa

yang bekerja dalam kelompok akan belajar lebih banyak dibandingkan dengan

siswa yang dikelasnya dikelola secara tradisional. Pembelajaran kooperatif adalah

salah satu bentuk pembalajaran yang berdasarkan faham konstruktivisme.

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa

sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam

menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota kelompok saling bekerjasama

dan saling membantu untuk memahami materi. Dalam pembelajaran kooperatif,

belajar dikatakan belum selesai jika satu teman dalam kelompok belum menguasai

bahan pelajaran. Pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi

sosial pembelajaran biologi pada materi ekosistem.

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif

adalah suatu kegiatan pembelajaran dengan membuat kelompok belajar yang

terdiri dari dua orang atau lebih yang mengutamakan kebersamaan dan sikap

saling membantu antara anggota kelompok sehingga tercapainya tujuan bersama

dalam mencapai keberhasilan. Sehingga dalam pembelajaran kooperatif akan

tercipta interaksi sosial yang baik antara siswa dalam kelompok.

Page 39: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

4. Pembelajaran Jigsaw

a. Pengertian Pembelajaran Jigsaw

Jigsaw adalah teknik mengajar dikembangkan oleh Elliot Aroson dalam Anita

Lie ( 2002: 68). Jigsaw yaitu teknik mengajar dimana siswa dalam pembelajaran

berlangsung diharapkan bekerja bersama sesama siswa dalam suasana gotong

royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan

meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Kelas jigsaw, suatu teknik

pembelajaran kooperatif yang mengurangi konflik rasial antara anak-anak

sekolah, mendorong belajar lebih baik, meningkatkan motivasi siswa, dan

kenikmatan meningkatkan pengalaman belajar. Menurut Slavin (2008:14) Jigsaw

adalah ” adaptasi dari teka-teki Aronson (1978)”. Dalam teknik ini, siswa bekerja

dalam anggota kelompok yang sama, yaitu empat orang, dengan latar belakang

yang berbeda.

Gambar 2.3. Ilustrasi yang menunjukkan Tim Jigsaw

Page 40: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Dalam Jigsaw siswa bekerja dalam tim yang heterogen. Para siswa ditugaskan

untuk membaca bab, buku kecil, atau materi lain, biasanya bidang studi sosial,

biografi, atau materi-materi yang bersifat penjelasan terperinci lainnya. Tiap

anggota tim ditugaskan secara acak untuk menjadi ahli dalam aspek tertentu dari

tugas membaca tersebut. Sebagai contoh mata pelajaran biologi dalam kompetensi

dasar menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem,

salah satu siswa dalam masing-masing tim dipilih untuk menjadi ahli satuan

makluk hidup dalam ekosistem, yang lain ahli macam macam ekosistem, yang

ketiga ahli komponen-komponen ekosistem, dan yang keempat ahli organisme

autotrof dan heterotrof, yang kelima sebagai ahli pola interaksi organisme. Setelah

mempelajari materinya dari hipermedia dan modul para ahli dari tim yang berbeda

bertemu untuk mediskusikan topik yang sedang mereka bahas, lalu mereka

kembali kepada timnya untuk mengajarkan topik mereka itu kepada teman dalam

kelompok asal atau timnya. Akhirnya, diberikan kuis atau bentuk penilaian

lainnya untuk semua topik.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Jigsaw

Menurut Sunarni (2008: 7) langkah pembelajaran jigsaw adalah sebagai

berikut : 1) Siswa dibagi berkelompok dengan anggota 5-6 siswa heterogen; 2)

Materi pelajaran diberikan pada siswa dalam bentuk teks yang dibagi menjadi

beberapa sub bab; 3) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan

dan bertanggungjawab untuk mempelajari bagian yang diberikan; 4) Anggota dari

kelompok lain yang telah mempelajarai sub bab yang sama bertemu dengan

kelompok ahli untuk mendiskusikan sub bab mereka; 5) Selanjutnya siswa

Page 41: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

kembali ke kelompok asal mereka dan bergantian mengajar teman satu kelompok

mereka tentang sub bab mereka; dan 6) Setelah selesai pertemuan dan diskusi

kelompok asal, siswa dikenai kuis secara individu tentang materi yang dipelajari.

Sepuluh langkah-langkah mudah pembelajaran Jigsaw yang harus diperhatikan oleh guru yaitu : 1) Divide students into 5- or 6-person jigsaw groups. The groups should be diverse in terms of gender, ethnicity, race, and ability, 2) Appoint one student from each group as the leader. Initially, this person should be the most mature student in the group. 3) Divide the day's lesson into 5-6 segments. 4) Assign each student to learn one segment, making sure students have direct access only to their own segment. 5) Give students time to read over their segment at least twice and become familiar with it. There is no need for them to memorize it. 6) Form temporary "expert groups" by having one student from each jigsaw group join other students assigned to the same segment. Give students in these expert groups time to discuss the main points of their segment and to rehearse the presentations they will make to their jigsaw group. 7) Bring the students back into their jigsaw groups. 8) Ask each student to present her or his segment to the group. Encourage others in the group to ask questions for clarification. 9) Float from group to group, observing the process. If any group is having trouble (eg, a member is dominating or disruptive), make an appropriate intervention. Eventually, it's best for the group leader to handle this task. Leaders can be trained by whispering an instruction on how to intervene, until the leader gets the hang of it. 10) At the end of the session, give a quiz on the material so that students quickly come to realize that these sessions are not just fun and games but really count.. (www.jigsaw.org/).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan sintak/lang;ah pembelajaran jigsaw

adalah : 1) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6

orang); 2) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teksyang telah

dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab; 3) Setiap anggota kelompok membaca sub

bab yang ditugaskan dan bertanggungjawab untuk mempelajarinya; 4) Anggota

dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam

kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya; 5) Setiap anggota ahli setelah

kembali ke kelompoknya bertugas mengajar teman-temannya; 6) Pada pertemuan

dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis individu.

Page 42: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Penerapan pembelajaran kooperatif akan memberikan hasil yang efektif kalau

memperhatikan dua prinsip inti berikut. Pertama, adanya saling ketergantungan

yang positif. Semua anggota dalam kelompok saling bergantung kepada anggota

yang lain dalam mencapai tujuan kelompok. Kedua adanya tanggung jawab

pribadi (Individual accountability). Disini setiap anggota kelompok harus

memiliki kontribusi aktif dalam bekerja sama. Selain itu pembelajaran kooperatif

juga memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan beberapa

kecakapan hidup yaitu kecakapan berkomunikasi dan kecakapan bekerja sama.

Kecakapan ini memiliki peran penting dalam kehidupan nyata.

c. Keunggulan Pembelajaran Jigsaw

Belajar kooperatif Jigsaw merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan

pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Belajar kooperatif jigsaw

memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berinteraksi. Siswa tidak hanya

mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan

dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain, sehingga

pengetahuannya jadi bertambah. Keunggulan kooperatif tipe jigsaw

meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan

juga pembelajaran orang lain. Meningkatkan bekerja sama secara kooperatif

untuk mempelajari materi yang ditugaskan.

d. Kekurangan Pembelajaran Jigsaw

1). Jika guru tidak mengingatkan agar siswa selalu menggunakan keterampilan-

keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirkan

Page 43: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

kelompok akan macet dalam pelaksanaan diskusi. 2). Jika jumlah anggota

kelompok kurang akan menimbulkan masalah. 3). Membutuhkan waktu yang

lebih lama, apalagi bila penataan ruang belum terkondisi dengan baik sehingga

perlu waktu untuk merubah posisi yang dapat menimbulkan kegaduhan.

5. Media Pembelajaran

Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan

(Bovee,1997) dalam (Hujair,2009: 3). Media pembelajaran adalah sebuah alat

yang berfugsi dan berguna untuk menyampaikan pesan pembelajaran.

Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan

ajar. Gagne, (1970) dalam Hujair (2009) mengatakan bahwa media adalah

berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam lingkungan pembelajar yang

dapat merangsang pembelajar untuk belajar.

Beberapa pengertian media dalam Budi Susilana (2007: 5) ,bahwa media

adalah sebagai berikut : 1) Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan

untuk keperluan pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru (Shram,

1997); 2) Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual,termasuk

teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969); 3) Alat untuk memberikan

perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar (Briggs, 1970); 4) Segala

bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan (AECT,

1977); 5) Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang

dapat merasang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar

(Miarso, 1989).

Page 44: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Dari pengertian media tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa media

merupakan alat bantu yang digunakan oleh guru sebagai penyampai materi kepada

siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini sejalan dengan

pendapat Rudi Susilana (2007: 6) bahwa media terdiri dari dua unsur penting

yaitu : 1) unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) adalah sarana atau

peralatan yang digunakan untuk menyampaikan pesan/bahan ajar. , 2) unsur

pesan yang dibawanya (messsge/ sofware) adalah perangkat lunak /informasi atau

bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa. Dalam pembelajaran modern

siswa tidak hanya berperan sebagai komunikan atau penerima pesan, bisa saja

siswa bertindak sebagai komunikator atau penyampai pesan. Media merupakan

komponen penting dalam sistem pembelajaran.

Dalam kondisi seperti itu, maka dalam pembelajaran sangat dibutuhkan

media untuk lebih meningkatkan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan

perkembangan teknologi di dunia pendidikan, guru dituntut untuk dapat

menciptakan media/mendesain media pembelajaran yang dimungkinkan dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa untuk lebih giat

belajar. Oleh karena itu dalam penelitian ini guru berusaha memanfaatkan

hipermedia dan modul untuk menyampaikan informasi kepada siswa.

6. Hipermedia

a. Pengertian Hipermedia

Hipermedia, merupakan media yang memiliki komposisi materi-materi yang

tidak berurutan. Hipermedia mengacu pada sofware komputer yang menggunakan

Page 45: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

unsur-unsur teks, grafis, video dan audio yang dihubungkan dengan cara yang

dapat mempermudah pemakai untuk beralih ke suatu informasi. Pemakai dapat

memilih cara yang unik sesuai gaya berpikir dan cara memproses informasinya

sendiri.( Sri Anitah, 2009: 63)

Multimedia dan hipermedia sebagai bahan periferal, multimedia dan

hipermedia adalah sangat berkesan untuk menarik perhatian kepada proses

pembelajaran. Kajian Shamshun Nisa (2005) menggunakan hipermedia sebagai

bahan rangsangan pembelajaran mendapati proses pembelajaran berlaku lebih

pantas dan pelajar lebih gemar kepada pembelajaran berbentuk visual seperti

multimedia atau hipermedia berbanding teks dan verbal. Persekitaran yang paling

baik ialah persekitaran sebenar (dalam konteks/latar sebenar).

b. Kelebihan Hipermedia

Kelebihan hipermedia dalam prose pembelajaran adalah sebagai berikut : a)

Mengasyikkan, kesempatan untuk melibatkan minat siswa lebih jauh; b).

Multisensori, menggabungkan suara dan gambar bersama teks akan dicamkan ke

otak; c) Kaitan, dengan menggunakan tombol, pembelajar dapat menghubungkan

ide-ide dari sumber-sumber media yang berbeda, d) Individualisasi.struktur web

memungkinkan pengguna mencari informasi, e) menurut minatnya dan

membangun struktur mentalnya berdasarkan Ekspolorasinya; f) Kreasi guru dan

pembelajar, perangkat lunak memungkinkan guru dan pembelajar mudah

menciptakan file hipermedia sendiri.

c. Kelemahan Hipermedia

Page 46: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Penggunaan hipermedia tentu juga terdapat kelemahan antara lain : a)

Kehilangan, pengguna dapat bingung, atau kehilangan cyberspace bila

menggunakan program hipermedia karena keterbatasan petunjuk tentang

keberadaan materi; b) Kekurangan struktur, pebelajar yang memiliki gaya

bimbingan terstruktur mungkin menjadi frustasi. Pebelajar mungkin membuat

keputusan yang kurang baik tentang sejauh mana informasi digali; c) Tidak

interaktif, program kemungkinan menyajikan presentasi informasi satu arah dan

tak ada kesemapatan untuk mempraktekkan informasi serta mendapat balikan; d)

Kompleks, program lanjutan mungkin sukar dimanfaatkan. Khususnya untuk

produksi karena pembelajar memerlukan kemampuan menggunakan bahasa

naskah; e) Penggunaan waktu, karena program non linier dan menggundang

eksplorasi, maka cenderung memerlukan waktu yang lebih banyak untuk

mencapai tujuan tertentu.

7. Modul

a. Pengertian Modul

Modul adalah suatu cara pengorganisasian materi pelajaran yang

memperhatikan fungsi pendidikan (I Wayan Santyasa, 2009: 8). Strategi

pengorganisasian materi pembelajaran mengandung squencing yang mengacu

pada pembuatan urutan penyajian materi pelajaran dan synthesizing yang mengacu

pada upaya untuk menunjukkan kepada pembelajar keterkaitan antara fakta,

konsep, prosedur dan prinsip yang terkandung dalam materi pembelajaran.

Page 47: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Modul adalah seperangkat pembelajaran mandiri dan juga bisa dijadikan

acuan untuk belajar berkelompok, yang disajikan secara sistematis yang memuat

sekumpulan materi pelajaran, mekanisme dan interaksi, tugas-tugas spesifik dan

komponen evaluasi yang disusun dengan menggunakan bahasa yang komunikatif,

sehingga memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kecepatannya. Dibanding

dengan buku pelajaran modul ditulis lebih rinci, dengan petunjuk yang jelas ,

sehingga keberadaanmodul dapat menggantikan kehadiran guru. Modul disusun

untuk keperluan proses pembelajaran tertentu, dapat digunakan untuk belajar

secara mandiri (self intructional), penggunaannya tidak tergantung dengan media

lain (self alone), memberikan kesempatan siswa untuk berlatih dan memberikan

rangkuman, memberi kesempatan melakukan tes sendiri (self test) dan

mengakomodasi kesulitan siswa dengan memberikan tindak lanjut dan umpan

balik.

b. Komponen Modul

Komponen–komponen modul mencakup (1) Pendahuluan, (2) Kegiatan

Belajar, dan (3) Daftar Pustaka. Bagian pendahuluan mengandung (1) penjelasan

umum mengenai modul, (2) sasaran umum pembelajaran, (3) sasaran khusu

pembelajaran. Sedangkan bagian kegiatan belajar mengandung (1) uraian isi

pembelajaran, (2) rangkuman, (3) tes, (4) kunci jawaban, danumpan balik.

1). Sasaran Pembelajaran

Hakikat sasaran pembelajaran mengacu kepada hasil pembelajaran yang

diharapkan. Sasaran umum pembelajaran ditetapkan terlebih dahulu dan semua

upaya pembelajaran diarahkan untuk mencapai sasaran tersebut. Sasaran khusus

Page 48: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

pembelajaran merupakan penjabaran dari sasaran umum pembelajaran yang

menjelaskan tingkah laku khusus yang dimiliki siswa setelah menyelesaikan

pembelajaran tersebut. Sasaran pembelajaran diklasifikasikan menjadi dua jenis,

sejalan dengan dua jenis strategi pengorganisasian pembelajaran yang ada

(strategi makro dan mikro), yaitu sasaran umum dan sasaran khusus. Sasaran

khusus pembelajaran adalah pernyataan khusus tentang hasil pembelajaran yang

diinginkan. Sasaran ini diacukan kepada konstruk tertentu, apakah itu fakta,

konsep, prosedur, atau prinsip. Oleh karena itu akan banyak mempengaruhi

strategi pengorganisasian mikro. Istilah yang lebih populer adalah behavior

objective, performance objective, yakni uraian tentang apa yang dapat dikerjakan

siswa setelah menyelesaikan satu unit pembelajaran. Pengertian indikator

pembelajaran dapat ditinjau dari empat sudut pandang, yaitu (1) segi peran siswa,

(2) kepentingan siswa, (3) wujudnya, dan (4) cara merumuskannya.

Dari segi peran siswa, sasaran khusus pembelajaran diartikan sebagai

pernyataan tentang hasil yang dicapai siswa setelah dibelajarkan. Ditinjau dari

segi kepentingan siswa, sasaran khusus pembelajaran diartikan sebagai deskripsi

tingkah laku yang diharapkan dapat dimiliki siswa setelah mengikuti

pembelajaran. Ditinjau dari wujudnya, sasaran khusus pembelajaran berarti

deskripsi informasi yang ditunjukkan siswa sebagai hasil pembelajaran. Ditinjau

dari segi cara merumuskannya, sasaran khusus pembelajaran dapat diartikan

sebagai hasil belajar yang dirumuskan secara rinci.

2). Uraian Isi pembelajaran

Page 49: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Uraian isi pembelajaran menyangkut masalah strategi pengorganisasian isi

pembelajaran yang oleh Reigeluth, Bunderson, dan Merril dalam Degeng (1988),

diartikan sebagai strategi yang mengacu kepada cara untuk mebuat urutan

(squencing) dan mensintesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur, dan prinsip-

prinsip yang berkaitan. Squencing mengacu kepada upaya pembuatan urutan

penyajian isi bidang studi, sedangkan synthesizing mengacu kepada upaya untuk

menunjukkan kepada siswa keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur, dan prinsip

yang terkandung dalam bidang studi.

Proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar jika isi dan prosedur

pembelajaran diorganisasi menjadi urutan yang bermakna, bahan disajikan dalam

bagian-bagian yang bergantung pada kedalaman dan kesulitannya. Untuk tujuan

tersebut diperlukan langkah sintesis pembelajaran. Mensintesis adalah mengaitkan

topik-topik suatu bidang studi dengan keseluruhan isi bidang studi, sehingga isi

yang disajikan lebih bermakna menyebabkan siswa memiliki ingatan yang baik

dan lebih tahan lama terhadap topik-topik yang dipelajari.

Materi pembelajaran yang tepat untuk disajikan dalam kegiatan pembelajaran

adalah (1) relevan dengan sasaran pembelajaran, (2) tingkat kesukaran sesuai

dengan taraf kemampuan pebelajar, (3) dapat memotivasi pebelajar, (4) mampu

mengaktifkan pikiran dan kegiatan pebelajar, (5) sesuai dengan prosedur

pengajaran yang ditentukan, dan (6) sesuai dengan media pengajaran yang

tersedia. Berkaitan dengan pengembangan modul, isi pembelajaran

diorganisasikan menurut struktur isi pembelajaran dengan analisis sasaran khusus

pembelajaran.

Page 50: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

3). Ciri-ciri modul

(1) Didahului oleh pernyataan sasaran belajar; (2) Pengetahuan disusun

sedemikian rupa, sehingga dapat menggiring partisipasi siswa secara aktif; (3)

Memuat sistem penilaian berdasarkan penguasaan; (4) Memuat semua unsur

bahan pelajaran dan semua tugas pelajaran; (5) Memberi peluang bagi perbedaan

antar individu siswa; (6) Mengarah pada suatu tujuan belajar tuntas.

4). Pengembangan Modul

Modul adalah sesuatu yang dapat menunjukkan suatu konsep yang

menggambarkan keadaan sebenarnya. Model adalah seperangkat prosedur yang

berurutan untuk mewujudkan suatu proses. Model merupakan replikasi dari

aslinya. Model pengembangan modul merupakan seperangkat prosedur yang

dilakukan secara berurutan untuk melaksanakan pengembangan sistem

pembelajaran modul.

Dalam mengembangkan modul diperlukan prosedur tertentu yang sesuai

dengan sasaran yang ingin dicapai, struktur isi pembelajaran yang jelas, dan

memenuhi kriteria yang berlaku bagi pengembangan pembelajaran. Ada lima

kriteria dalam pengembangan modul, yaitu (1) membantu siswa menyiapkan

belajar mandiri, (2) memiliki rencana kegiatan pembelajaran yang dapat direspon

secara maksimal, (3) memuat isi pembelajaran yang lengkap dan mampu

memberikan kesempatan belajar kepada siswa, (4) dapat memomitor kegiatan

belajar siswa, dan (5) dapat memberikan saran dan petunjuk serta infomasi

Page 51: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

balikan tingkat kemajuan belajar siswa. Teori dan model rancangan pembelajaran

hendaknya memperlihatkan tiga komponen utama, yaitu (1) kondisi belajar, (2)

metode pembelajaran, dan (3) hasil pembelajaran.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan diperlukan evaluasi belajar untuk

memeriksa apakah tujuan pedidikan telah tercapai secara menyeluruh (Robles:

1993) dalam (Mercedes. A: 2009). Penggunaan modul sebagai bahan

pembelajaran dikembangkan untuk mencapai tujuan secara terukur. Race dalam

bukunya menjelaskan jika tujuan pembelajaran ditetapkan harus terukur untuk

mengatur dan mengevaluasi belajar. Dengan menyusun materi teks dan beberapa

pertanyaan untuk memfasilitasi siswa aktif belajar. Dalam teks pertanyaan

digunakan untuk menetapkan hubungan antara apa yang pelajar tahu dan apa

pelajar perlu menyelesaikan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, pengembangan modul harus mengikuti

langkah-langkah yang sistematis. Langkah-langkah tersebut adalah (1) analisis

tujuan dan karakteristik isi bidang studi, (2) analisis sumber belajar, (3) analisis

karakteristik pebelajar, (4) menetapkan sasaran dan isi pembelajaran, (5)

menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran, (6) menetapkan strategi

penyampaian isi pembelajaran, (7) menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran,

dan (8) pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Langkah-

langkah (1), (2), (3), dan (4) merupakan langkah analisis kondisi pembelajaran,

langkah-langkah (5), (6), dan (7) merupakan langkah pengembangan, dan langkah

(8) merupakan langkah pengukuran hasil pembelajaran.

(1). Analisis Tujuan dan karakteristik Isi Bidang Studi

Page 52: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Analisis tujuan dan karakteristik isi bidang studi perlu dilakukan pada

tahap awal kegiatan perancangan pembelajaran. Langkah ini dilakukan untuk

mengetahui sasaran pembelajaran yang bagaimana yang ingin dicapai. Secara

lebih spesifik, langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui tujuan orientasi

pembelajaran, misalnya orienatsi konseptual, prosedural, ataukah teoretik. Di

samping itu, juga dimaksudkan untuk mengetahui tujuan pendukung yang

memudahkan pencapaian tujuan orientasi tersebut. Analisis karakteristik isi

bidang studi dilakukan untuk mengetahui tipe isi bidang studi apa yang akan

dipelajari siswa, apakah berupa fakta, konsep, prosedur, ataukah prinsip. Yang

lebih pokok lagi adalah untuk mengetahui bagaimana struktur isi bidang studinya.

(2). Analisis Sumber Belajar

Analisis sumber belajar dilakukan segera setelah langkah analisis tujuan dan

karakteristik isi bidang studi. Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui

sumbersumber belajar apa yang telah tersedia dan dapat digunakan untuk

menyampaikan isi pembelajaran. Hasil kegiatan ini akan berupa daftar sumber

belajar yang tersedia yang dapat mendukung proses pembelajaran.

(3). Analisis Karakteristik Pebelajar

Karakteristik pebelajar didefinisikan sebagai aspek atau kualitas perseorangan

berupa bakat, kematangan, kecerdasan, motivasi belajar, dan kemampuan awal

yang telah dimilikinya. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui kualitas

perseorangan yang dapat dijadikan petunjuk dalam mempreskripsikan strategi

pengelolaan pembelajaran, yang hasilnya berupa daftar pengelompokan

karakteristik siswa menjadi sasaran pembelajaran.

Page 53: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Untuk mengoptimalkan perolehan, pengorganisasian, dan pengungkapan

pengetahuan baru, dapat dilakukan dengan membuat pengetahuan baru itu

bermakna bagi pebelajar dengan cara mengaitkan pengetahuan baru dengan

pengetahuan yang telah dimilikinya. Ada lima jenis kemampaun awal yang harus

diperhatikan dalam perancangan pembelajaran, yaitu (1) pengetahuan bermakna

yang tak terorganisasi (arbitrarily meaningful knowledge), (2) pengetahuan

analogis (analogic knowledge), (3) pengetahuan tingkat yang lebih tinggi

(superordinate knowledge), (4) pengetahuan setingkat (kooedinate knowledge),

dan (5) pengetahuan tingkat yang lebih rendah (subordinate knowledge). Jenis-

jenis pengetahuan awal itu sangat menentukan dalam membangun pengetahuan

baru bagi siswa dalam pembelajaran.

(4). Menetapkan Indikator dan Isi Pembelajaran

Langkah ini sebenarnya sudah bisa dilakukan segera setelah melakukan

analisis indikator dan karakteristik isi bidang studi, yang hasilnya berupa daftar

yang memuat rumusan indikator pembelajaran dan struktur isi yang akan

dipelajari (Degeng, 1997). Ada tiga kriteria dalam merumuskan indikator

pembelajaran, yaitu (1) dijabarkan secara konsisten dan sistematis dari subordinat

yang terdapat pada bagian analisis pembelajaran, (2) menggunakan satu kalimat

atau lebih, dan (3) pernyataan yang digunakan sangat membantu dan berlaku

dalam penyusunan butir-butir tes. Indikator pembelajaran yang baik memiliki

empat kriteria, yaitu (1) a subject, yaitu orang yang belajar, (2) a verb, yaitu kata

kerja aktif yang dapat menunjukkan perubahan tingkah laku, (3) a condition, yaitu

keadaan yang diperlukan pada saat siswa belajar, dan (4) standard, yaitu kriteria

Page 54: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

keberhasilan belajar yang ingin dicapai. Indikator pembelajaran dimaksudkan

untuk membangun harapan-harapan dalam diri pebelajar tentang hak-hak yang

harus dikuasai setelah belajar. Dengan kata lain, siswa yang mengetahui sasaran

yang ingin dicapai cenderung dapat mengorganisasi kegiatan belajarnya ke arah

tujuan yang ingin dicapai, sehingga sasaran pembelajaran dapat memotivasi siswa

untuk belajar.

(5). Menetapkan Strategi Pengorganisasian Isi Pembelajaran

Menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran segera bisa dilakukan

setelah analisis dan penetapan tipe serta karakteristik materi pembelajaran.

Pemilihan strategi pengorganisasian pembelajaran sangat dipengaruhi oleh tipe isi

bidang studi yang dipelajari dan bagaimana struktur isi bidang studi tersebut.

Hasil langkah ini akan berupa penetapan model untuk mengorganisasi isi bidang

studi, baik tingkat mikro maupun makro.

(6). Menetapkan Strategi Penyampaian Isi Pembelajaran

Menetapkan strategi penyampaian pembelajaran didasarkan pada hasil analisis

sumber belajar. Daftar sumber belajar yang telah tersedia dapat digunakan dalam

proses pembelajaran. Pada langkah penetapan strategi penyampaian isi

pembelajaran, daftar yang telah dibuat tersebut dijadikan dasar dalam memilih dan

menetapkan strategi penyampaian pembelajaran. Hasil langkah ini adalah berupa

penetapan model untuk menyampaikan materi pembelajaran.

Penyampaian isi pembelajaran mengacu kepada cara yang dipakai untuk

menyampaikan isi pembelajaran kepada siswa sekaligus menerima dan merespon

Page 55: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

masukan-masukan dari siswa. Oleh sebab itu, penyampaian pembelajaran disebut

metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Komponen-komponen yang

perlu diperhatikan dalam mempreskripsikan strategi penyampaian isi

pembelajaran adalah (1) media pembelajaran, (2) interaksi isi pembelajaran

dengan media, dan (3) bentuk atau struktur belajar mengajar. Ada lima komponen

strategi penyampaian pembelajaran, yaitu (1) kegiatan prapembelajaran, (2)

penyajian informasi, (3) peran siswa, (4) pengetesan, dan (5) tindak lajut.

Kegiatan pertama yang dilakukan dalam penyampaian prapembelajaran

adalah memberikan motivasi kepada siswa tentang pentingnya mata kuliah yang

dimaksud. Kegiatan kedua adalah menjelaskan sasaran khusus pembelajaran

dengan maksud agar siswa menyadari kemampuan apa yang mereka capai setelah

melakukan kegiatan pembelajaran. Kegiatan ketiga adalah menjelaskan

kemampuan apa yang diperlukan sebagai prasyarat belajar. Pada komponen

penyajian informasi, kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah menjelaskan

tentang urutan materi pembelajaran, besarnya satuan pengajaran dalam bentuk

satuan kredit semester maupun jam semesternya, penyajian isi, dan memberikan

contoh-contoh yang relevan. Penyajian isi dilakukan melalui model belajar

kooperatif konstruktivistik. Siswa kerja secara kooperatif memecahkan masalah

yang telah dituangkan dalam LKS, hasilnya dilaporkan secara tertulis, dan apabila

terdapat masalah tak terpecahkan akan diadakan diskusi kelas untuk

memformulasikan cara bersama yang paling tepat untuk memecahkan masalah

tersebut.

Page 56: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Pada komponen peran siswa, guru mengupayakan suatu iklim agar kegiatan

pembelajaran berpusat pada siswa. Interaksi siswa dengan LKS yang digunakan

merupakan aktivitas yang sengaja diciptakan untuk mewujudkan iklim

kontruktivistik dalam pembelajaran. Dalam kegiatan ini siswa sepenuhnya berlatih

memecahkan masalah yang ada pada LKS menggunakan kemampuan masing-

masing dalam kelompok-kelompok kecil. Hasil diskusi yang telah ditulis oleh

kelompok, selanjutnya diberikan balikan baik dalam diskusi kelas maupun diskusi

dalam kelompok, artinya siswa diberitahu cara pemecahan yang benar, dan siswa

melanjutkan menggunakan cara tersebut sehingga berhasil memecahkan masalah-

masalah pada LKS. Tinggi rendahnya kadar keaktifan siswa dalam memecahkan

masalah melalui interaksinya dalam kelompok akan menetukan tujuan

pembelajaran, artinya makin tinggi tingkat keaktifan siswa makin tinggi

pencapaian sasaran belajar dan makin rendah tingkat keaktifansiswa makin rendah

pula pencapaian sasaran pembelajaran.

Pada komponen pengetesan, pada dasarnya guru dapat melakukan empat

macam tes, yaitu (1) tes tingkah laku masukan, (2) pra tes, (3) tes sambil jalan,

dan (4) pasca tes. Pasca tes adalah tes penggalan, yaitu tes yang dilakukan dengan

tujuan untuk mengukur apakah materi pembelajaran sesuai dengan sasaran

pembelajaran. Pengetesan dilakukan dengan memberikan tugas kepada siswa

untuk mengerjakan soal-soal latihan, baik yang ada pada modul, maupun yang

khusus disiapkan untuk itu. Pada komponen tindak lanjut, guru menentukan

apakah suatu pembelajaran perlu ditinjak lanjuti dengan memberikan pengajaran

Page 57: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

remidial atau memberi pengayaan kepda siswa. Langkah ini dapat dilakukan

setelah guru mengetahui tingkat pencapaian pembelajaran.

(7). Menetapkan Strategi Pengelolaan Pembelajaran

Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran sangat bergantung

pada hasil analisis karakteristik pebelajar. Klasifikasi karakeristik yang dibuat

ketika melakukan analisis karakteristik dijadikan sebagai dasar memilih dan

menetapkan strategi pengelolaan. Hasil kegiatan dalam langkah ini akan berupa

penetapan penjadualan penggunaan komponen strategi pengorganisasian dan

penyampaian pembelajaran, pengelolaan motivasional, pembuatan catatan tentang

kemajuan belajar siswa, dan kontrol belajar.

(8). Pengukuran Hasil Pembelajaran

Langkah terakhir dalam desain pembelajaran adalah melakukan pengukuran

hasil pembelajaran, yang mencakup tingkat keefektifan, efesiensi, dan daya tarik

pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan proses

pembelajaran dan tes hasil belajar. Hasil kegiatan ini akan berupa bukti mengenai

tingkat keefektifan, efesiensi, dan daya tarik pembelajaran.

8. Kemampuan Memori

a. Pengertian Memori

Kemampuan ingatan (memori) merupakan fungsi fundamental bagi proses

mental yang berhubungan dengan kinerja intelektual, dengan memori

memungkinkan organisme untuk memiliki kemampuan berfikir, membaca,

menulis, berbicara dan belajar. Tanpa memori organisme tidak mampu untuk

Page 58: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

melakukan kegiatan mental (mindless), tidak mampu membuat perbandingan serta

tidak mampu berkomunikasi.

Kemampuan ingatan secara sempit dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menerima atau memasukkan kesan-kesan, menyimpan kesan-kesan itu dan kemudian mengeluarkan kembali kesan-kesan yang pernah diterima (Walgito, 1985). Rathus (1981), mengatakan bahwa mengingat adalah suatu proses pengolahan informasi yang telah dipelajari atau diperoleh dari stimulus yang dapat dipelihara dan diperoleh kembali di masa mendatang.

Drever (1960) dalam Walgito (2003: 145) berpendapat :

”Memory : in the abstract and most general sense, that chararteristic of living organism, in vertue of which modify future experiences and behaviour, invirtus of which they have a history, and that history is recorded in themselves, than characteristic which underlines all learning, recall and recognition- what we call remembering- but there may be learning without remembering”

Untuk mengetahui apa kemampuan memori lebih lanjut , harus memahami

bagaimana daya ingat itu bekerja, dengan demikian dapat memahami mengapa

hanya sedikit orang yang mempunyai kemampuan memori baik. Menurut

Mahesh Kapadia (2003: 5) daya ingat akan bekerja pada empat tahap: (1) Daya

ingat mengenai sesuatu, (2) Kesan yang tinggal di daya ingat, (3) Daya ingat yang

dapat menyimpan kesan, (4) Daya ingat yang dapat menyimpan apa yang perlu

disimpan.

Apabila dihubungkan dengan penguasaan materi baik oleh para siswai,

maka kemampuan ingatan mencakup tiga aspek yaitu : 1) Kemampuan untuk

menerima atau menangkap dan memasukkan pesan atau materi yang diterima ke

dalam ingatan; 2) Kamampuan untuk menyimpan pesan atau materi yang sudah

dimasukkan ke dalam ingatan dengan baik; 3) Kemampuan untuk memunculkan

kembali ke dalam kesadaran pesan atau materi yang sudah diterima, dimasukkan

dan disimpan dalam ingatan; 4) Ketiga kemampuan tersebut antara individu satu

Page 59: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

dengan individu lain tidak sama, bahkan pada individu yang sama belum tentu

memiliki kesamaan dalam ketiga kemampuan di atas. Ada individu yang memiliki

kemampuan menerima dan menyimpan pesan atau materi cukup baik, tetapi

kemampuannya untuk menyampaikan atau memunculkan kembali ke dalam

kesadaran kurang baik. Ada juga yang memiliki kemampuan menerima dan

menyimpan materi kurang baik, tetapi kemampuannya untuk menyampaikan atau

memunculkan kembali cukup baik.

Kemampuan untuk menerima, menyimpan dan memunculkan kembali

pesan atau materi mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap efektifitas

siswa dalam menerima materi maupun kemampuan mengulas kembali materi

belajar. Semakin baik kemampuan ingatan seorang siswa, maka semakin banyak

materi yang akan diserap, disimpan dan diingatnya kemudian memunculkan dan

mengkomunikasikannya. Begitu juga semakin baik kemampuan ingatan, maka

semakin banyak ia menerima, menyimpan dan mengingat pesan atau materi yang

diterimanya kemudian diaplikasikannya dalam bentuk perilaku.

Kemampuan ingatan dikatakan baik apabila memiliki sifat-sifat cepat atau

mudah mencamkan, setia, teguh dan luas dalam menyimpan serta siap

memproduksi hal-hal yang telah dicamkan dan disimpan tanpa kesulitan. Ingatan

dikatakan setia apabila mampu menyimpan pesan atau materi yang diterima

dengan baik dan tetap atau tidak berubah sesuai dengan keadaan waktu

menerimanya. Ingatan dikatakan teguh apabila mampu menyimpan pesan atau

materi yang diterima dalam jangka waktu yang cukup lama dan tidak mudah

lupa. Ingatan dikatakan luas apabila mampu menyimpan pesan atau materi dalam

Page 60: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

jumlah yang relatif banyak, sedangkan ingatan dikatakan siap apabila mampu

dengan mudah mereproduksi atau memunculkan kembali pesan atau materi yang

telah disimpan.

Ada dua cara dalam mereprodukai atau memunculkan kembali pesan atau

materi yang sudah tersimpan, yaitu dengan cara mengingat kembali atau recall

dan mengenal kembali atau recognition. Pada mengingat kembali individu dapat

memunculkan kembali pesan atau materi yang pernah disimpan dalam ingatan ke

dalam kesadaran dengan tanpa adanya objek atau stimulus, sedangkan pada

mengenal kembali individu dapat memunculkan kembali pesan atau materi yang

pernah disimpan dalam ingatan ke dalam kesadaran dengan adanya objek atau

stimulus yang dapat dijadikan tumpuan dalam memunculkan pesan atau materi

tersebut (Walgito, 1985).

Menurut Walgito (1985), ada beberapa cara atau metode untuk mempelajari

ingatan, yaitu metode mempelajari, metode mempelajari kembali, metode

rekonstruksi, metode mengenal kembali, metode mengingat kembali dan metode

asosiasi berpasangan. Terdapat perbedaan kemampuan dan kecepatan individu

untuk memasukkan apa yang diamatinya dan semakin lama suatu materi

disimpan dalam ingatan dan jarang dimunculkan dalam kesadaran, maka semakin

besar kemungkinan terjadinya kelupaan.

Selain kemampuan ingatan, ada faktor psikologis lain yang mempunyai

pengaruh cukup besar dalam proses dakwah, yaitu inteligensi. Inteligensi adalah

kemampuan untuk berpikir secara abstrak, merespon secara benar dan tepat serta

menyesuaikan dengan lingkungan. Di dalam struktur inteligensi menurut

Page 61: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Guilford juga terkandung komponen ingatan (Rustam, 1984).

Menurut Wechster (dalam Atkinson, dkk,1983) inteligensi adalah

sejumlah kapasitas atau seluruh kapasitas individu untuk bertindak, berpikir

secara rasional dan untuk menyesuaikan diri secara efektif dengan

lingkungannya, sedangkan menurut Sternberg (dalam Atkinson, dkk, 1983)

inteligensi meliputi empat kemampuan, yaitu kemampuan untuk belajar dan

mengambil manfaat dari pengalaman, kemampuan untuk berfikir dan

mempertimbangkan secara abstrak, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan

perubahan situasi sekeliling yang tidak menentu serta kemampuan memotivasi

untuk menyelesaikan tugas-tugas yang perlu diselesaikan dengan cara terbaik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa inteligensi merupakan potensi yang

diturunkan dan dimiliki oleh setiap orang untuk berfikir secara logis, berfikir

abstrak dan kelincahan berfikir.

b. Struktur Ingatan (Memori)

Secara struktural kemampuan ingatan (memori) dibedakan menjadi tiga

sistem yang dikenal dengan model paradigma Atkinson dan Shiffrin yang telah

disempurnakan oleh Tulving dan Madison (Solso, 1998), yaitu : 1) Sensory

Memory (sistem ingatan sensori); 2) Short Term Memory (ingatan jangka pendek);

3) Long Term Memory (ingatan jangka panjang)

Sensory Memory mencatat informasi atau stimulus yang masuk melalui

salah satu kombinasi panca indera, yaitu secara visual melalui mata, pendengaran

melalui telinga, bau melalui hidung, rasa melalui lidah dan rabaan melalui kulit.

Informasi tersebut akan diseleksi oleh individu secara sadar atau tidak sadar, bila

Page 62: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

informasi tersebut tidak diperhatikan, maka akan langsung terlupakan, tetapi bila

diperhatikan, maka informasi tersebut akan ditransformasikan ke sistem ingatan

jangka pendek, apabila diulang-ulang, maka akan masuk ke ingatan jangka

panjang dan akan bersifat permanen. Adanya pembagian Short Term Memory dan

Long Term Memory didasarkan pada suatu model pendekatan information

process, di mana pesan atau informasi diproses melalui tahap-tahap tertentu yang

berurutan, sebelum masuk ke Long Term Memory pesan atau informasi tersebut

harus melewati tahap Short Term Memory.

Selanjutnya setelah berada dalam sistem ingatan jangka panjang, informasi

tersebut dapat dimunculkan kembali melalui strategi tertentu (recall atau

recognition) atau informasi tersebut terlupakan (gagal atau tidak dapat

dimunculkan kembali) karena kekurangan dalam sistem pengarsipannya. Menurut

Solso (1998), sistem ingatan jangka panjang adalah kemampuan untuk menggali

hal-hal lampau dan menggunakan informasi tersebut untuk kejadian sekarang.

Kapasitas dan durasi sistem ingatan jangka panjang ini tidak terbatas, tetapi

ada dua pendapat mengenai informasi yang tersimpan dalam sistem ingatan

jangka panjang, yaitu : 1) Informasi dalam sistem ingatan jangka panjang tidak

akan hilang, hanya individu tidak bisa memunculkan kembali; 2) Informasi dalam

sistem ingatan jangka panjang dapat saja hilang karena adanya proses decay

(pembusukan) atau interference (masuknya informasi baru yang mengganggu); 3)

Huttenlucher dan Burke (dalam Matlin, 1989), mengatakan bahwa semakin sering

orang menjaga ingatan atau memorinya, semakin banyak informasi yang

diingatnya, hal ini mengindikasikan bahwa pengulangan yang dilakukan untuk

Page 63: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

menjaga informasi yang diperoleh akan memungkinkan informasi yang masuk ke

dalam sistem ingatan jangka pendek masuk ke dalam sistem ingatan jangka

panjang, kemudian pengaktifan sistem ingatan jangka pendek secara rutin akan

memusatkan konsentrasi dalam mengingat informasi.

Menurut Tulving (Solso, 1998), sistem ingatan atau memori yang paling

baik diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu memori prosedural, semantik dan

episodik. Memori prosedural merupakan bentuk memori paling rendah,

menyimpan hubungan antara stimulus dan respon yang dapat disamakan dengan

ingatan asosiatif. Memori semantik adalah memori yang berhubungan dengan

kata-kata, konsep-konsep, aturan-aturan dan ide-ide abstrak yang bersifat

kognitif. Memori semantik berguna untuk mendapatkan informasi dalam

penyelesaian masalah, membaca atau dalam penggunaan bahasa. Memori ini

sifatnya relatif stabil, menetap dan sulit hilang atau dilupakan. Memori semantik

merupakan ensiklopedi mental yang mengorganisasikan pengetahuan individu

tentang kata-kata atau simbol verbal, makna dan referensinya, tentang hubungan

yang terjadi di antara keduanya, tentang aturan, rumus-rumus dan sebagainya.

Kapasitas seseorang untuk memproses informasi dengan cepat sangat dipengaruhi

oleh efektivitas proses pengungkapan dan pengorganisasian informasi yang teratur

dalam memori semantik.

Sedangkan memori episodik adalah memori yang berhubungan dengan

penerimaan dan penyimpanan informasi tentang berbagai kejadian atau peristiwa

yang terjadi secara epoisodik dalam kehidupan manusia serta hal-hal yang

berhubungan dengannya. Memori episodik ini memiliki sifat sangat mudah

Page 64: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

berubah dan hilang karena informasi baru yang masuk, tetapi sangat penting untuk

mengingat kembali berbagai peristiwa dan kejadian (misalnya mengenal tempat

dan orang). Memori ini kurang teratur struktur formalnya dibandingkan dengan

memori semantik.

Menurut penelitian Graham J. McDougall dan Jeonghee Kang yang berjudul

”Memeori self-efficacy dan kinerja memori pada laki-laki yang lebih tua”

menyatakan bahwa kekuatan memori kelompok umur muda memiliki kemampuan

memori lebih tinggi dibanding dengan kelompok umur lebih tua. Berkurangnya

kemampuan memori pada seseorang dipengaruhi oleh depresi dan kinerja memori

itu sendiri. Memori self-efficacy laki-laki tua mempengaruhi persepsi kinerja

kognitif mereka yang berhubungan dengan memori.

c. Macam-macam Memori

Cognitive Model (Model Kognitif) mejelaskan bahwa Memori merupakan

bagian dari information processing. Teori ini mencoba menjelaskan bahwa

manusia memiliki tiga macam Memori sebagai berikut: 1). Memori Sensoris:

Memori Sensoris didefinisikan sebagai ”momentary lingering of sensory

information after a stimulus is removed.” Diterjemahkan secara bebas, kalimat di

atas bermakna bahwa Memori Sensoris adalah informasi sensoris yang masih

tersisa sesaat setelah stimulus diambil. Tidak semua informasi yang tercatat

dalam Memori Sensoris akan disimpan lebih lanjut ke Memori Jangka Pendek

atau Jangka Panjang, karena manusia akan melakukan proses selective attention,

yaitu memilih informasi mana yang akan diproses lebih lanjut; 2) Memori Jangka

Pendek: Memori Jangka Pendek disimpan lebih lama dibanding Memori

Page 65: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Sensoris. Memori ini berisi hal-hal yang kita sadari dalam benak kita pada saat

ini. Otak kita dapat melakukan beberapa proses untuk menyimpan apa yang ada

di Memori Jangka Pendek ke dalam Memori Jangka Panjang, misalnya rehearsal

(mengulang-ulang informasi di dalam benak kita hingga akhirnya kita

mengingatnya) atau encoding (proses di mana informasi diubah bentuknya

menjadi sesuatu yang mudah diingat). Salah satu contoh konkret proses encoding

adalah ketika kita melakukan chunking, seperti ketika kita mengingat nomor

telepon, di mana kita akan berusaha membagi-bagi sederetan angka itu menjadi

beberapa potongan yang lebih mudah diingat; 3) Memori Jangka Panjang:

Memori Jangka Panjang adalah informasi-informasi yang disimpan dalam ingatan

kita untuk keperluan di masa yang akan datang. Ketika kita membutuhkan

informasi yang sudah berada di Memori Jangka Panjang, maka kita akan

melakukan proses retrieval, yaitu proses mencari dan menemukan informasi yang

dibutuhkan tersebut.

Proses retrieval ini bisa berupa: Recognition: Mengenali suatu stimulus

yang sudah pernah dialami sebelumnya. Misalnya dalam soal pilihan berganda,

siswa hanya dituntut untuk melakukan recognition karena semua pilihan jawaban

sudah diberikan. Siswa hanya perlu mengenali jawaban yang benar di antara

pilihan yang ada. Recall: Mengingat kembali informasi yang pernah disimpan di

masa yang lalu. Misalnya ketika saksi mata diminta menceritakan kembali apa

yang terjadi di lokasi kecelakaan, maka saksi tersebut harus melakukan proses

recal. Retrieval bisa dibantu dengan adanya cue, yaitu informasi yang

berhubungan dengan apa yang tersimpan di Memori Jangka Panjang. Terkadang

Page 66: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

kita merasa sudah hampir bisa menyebutkan sesuatu dari ingatan kita namun tetap

tidak bisa; fenomena ini disebut tip of the tounge. Misalnya ketika kita bertemu

dengan kenalan lama dan kita yakin sekali bahwa kita mengingat namanya namun

tetap tidak dapat menyebutkannya.

d. Cara Meningkatkan Kemampuan Memori

Memori merupakan suatu trait (sifat) atau skill (kemampuan). Trait

merupakan sesuatu yang stabil dan tidak dapat ditingkatkan, sedangkan skill

merupakan sesuatu yang bisa dipelajari dan ditingkatkan. Orang yang memiliki

kemampuan memori yang sangat tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1)

Proses encoding yang majemuk dan bermakna; 2) Memiliki banyak cue (isyarat)

dengan asosiasi tinggi; 3) Banyak latihan.

(http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/memori.html)

Pada umumnya siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi

sebelumnya sebagai dasar untuk mempelajari materi baru akan lebih mudah dalam

memperdalam dan memperjelas pemahamannya dalam proses belajar-mengajar

berikutnya daripada yang belum mengusai sama sekali. Siswa yang mempunyai

kemampuan memori lebih tinggi dalam menguasai pengetahuan dan ketrampilan

sebelum mengikuti program pengajaran, diharapkan akan lebih mudah menerima

dan memahami materi yang diajarkan. Apabila didukung oleh kualitas pengajaran

yang bagus akan mendorong siswa ingin tahu lebih mendalam tentang materi yang

dipelajari.

Jadi diharapkan siswa yang memiliki kemampuan memori yang tinggi

akan lebih mudah dan lancar dalam menerima, mengusai pelajaran yang akan

Page 67: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

diikuti dan juga diharapkan akan memperoleh prestasi belajar yang lebih tinggi

daripada siswa yang mempunyai kemampuan memori rendah. Dalam penelitian

ini indikator kemampuan memori siswa pada materi ekosistem meliputi: a)

komponen ekosistem; b) komponen biotik; c) komponen abiotik; d) komponen

organisme; e) macam-macam sibiosis. Dari masing-masing komponen

dipasangkan dengan kode-kode tertentu dengan setiap indikator terdapat 10

pasang soal.

9. Interaksi Sosial

a. Pengertian Interaksi Sosial

Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling

membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu

proses interaksi sosial. Maryati dan Suryawati (2003: 22) menyatakan bahwa,

Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan

respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.

Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004: 50),

Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses

pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya

memungkinkan pembentukan struktur sosial. Interaksi positif hanya mungkin

terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai, menghargai, dan saling

mendukung (Siagian, 2004: 216). Menurut H.Bonner dalam bukunya “Social

Psykologi” sebagaimana dikutip oleh Gerungan(1996) dalam Sunaryo (2004)

menyebutkan bahwa interaksi sosial adalah suatau hubungan antara dua atau lebih

Page 68: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

individu manusia dimana kelakuan individu yangsatu mempengaruhi , mengubah,

atau memperbaiki kelakuan individu yang lainnya, atau sebaliknya. Manusia

membutuhkan hubungan bukan saja dengan individu lain, tetapi juga dengan

lingkungan tempat ia berada. Lingkungan memengaruhi individu dalam

mengembangkan, menggiatkan, dan memberikan sesuatu yang ia butuhkan.

Dalam setiap hidup bersama itu terjadi hubungan antara manusia dalam rangka

memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan untuk mencapai keinginan timbale

balik. Hubungan ini disebut interaksi sosial (Sunaryo, 2004: 267).

Menurut Homans (Ali, 2004: 87) mendefisikan interaksi sebagai suatu

kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu

lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh

individu lain yang menjadi pasangannya. Konsep yang dikemukakan oleh

Homans ini mengandung pengertian bahwa suatu tindakan yang dilakukan oleh

seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain

yang menjadi pasangannya. Shaw mendefinisikan bahwa interaksi adalah suatu

pertukaran antarpribadi yang masing- masing orang menunjukkan perilakunya

satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masing- masing perilaku

mempengaruhi satu sama lain. (Ali, 2004: 87).

Interaksi sosial ialah hubungan antara individu, individu dengan individu,

individu satu dapat mrmpengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi terjadi

hubungan yangsaling timbal balik (Bimo Walgito, 2001) dalam Sunaryo (2004:

267). Sedagkan Hugo F. Reading (1986: 207) mendefinisikan interaksi sebagai

proses saling merangsang dan menanggapi satu sama lain. Menurut S.S. Sargent,

Page 69: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Social interation is to consider social behavior always within a group frame work,

as related to group structure and function (Santosa, 2004:11) yang artinya tingkah

laku sosial individu dipandang sebagai akibat adanya struktur dan fungsi

kelompok.

Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-

perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan

sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila

ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang

terlah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbal-balik antara

pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial

dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum, dst.

Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kedupan sosial, karena tanpa

interkasi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial sebagai

faktor utama dalam kehidupan sosial. Bentuk umum proses sosial adalah interaksi

sosial (yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial

merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial

merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan

antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun

antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara

kelompok-kelompok manusia terjadi anatara kelompok tersebut sebagai suatu

kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya

Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam

masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara

Page 70: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya

berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak.

Interaksi sosial tak akan mungkin terjadi apabila manusia mengadakan hubungan

yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap

sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan tersebut. Berlangsungnya suatu proses

interaksi didasarkan pada perbagai faktor : 1) Imitasi, salah satu segi positifnya

adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah

dan nilai-nilai yang berlaku; 2) Sugesti, faktor sugesti berlangsung apabila

seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya

yang kemudian diterima oleh pihak lain; 3) Identifikasi, identifikasi sebenarnya

merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi

sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi,

karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini; 4) Proses

simpati, sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik

pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat

penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk

memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa interaksi mengandung

pengertian hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, dan masing-masing

orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi

juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat

melainkan terjadi saling mempengaruhi. Dalam penelitian ini diharapakan terjadi

interaksi antara siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa dan antara siswa

Page 71: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

dengan lingkungan serta antara siswa dengan sumber belajar. Interaksi sosial

adalah hubungan timbal balik antar individu dalam kelompok tertentu yaitu antara

siswa dengan teman sekelasnya dalam bergaul yang didorong oleh keinginan

untuk belajar bersama (kelompok). Thibaut dan Kelley dalam, Ali (2004: 87)

mendefinisikan interaksi sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain

ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu

sama lain atau berkomunikasi satu sama lain. Jadi dalam kasus interaksi, tindakan

setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu lain.

b. Macam - Macam Interaksi Sosial

Menurut Maryati dan Suryawati (2003: 23) interaksi sosial dibagi menjadi tiga

macam, yaitu : 1). Interaksi antara individu dan individu. Dalam hubungan ini

bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika jika hubungan

yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik

merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan). 2). Interaksi antara individu

dan kelompok. Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif.

Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam-macam sesuai situasi

dan kondisinya. 3). Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok Interaksi

sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak

pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu

proyek.

c. Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial

Page 72: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Menurut Tim Sosiologi (2002: 29), interaksi sosial dikategorikan ke dalam

dua bentuk, yaitu : 1). Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang

mengarah kepada bentuk - bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti : (a).

Kerja sama, adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok

untuk mencapai tujuan bersama. (b). Akomodasi, adalah suatu proses penyesuaian

sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok - kelompok manusia untuk

meredakan pertentangan. (c). Asimilasi, adalah proses sosial yang timbul bila ada

kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling

bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun

kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan

baru sebagai kebudayaan campuran.(d). Akulturasi, adalah proses sosial yang

timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan

tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian

rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah

ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari

kebudayaan itu sendiri.

2. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk -

bentuk pertentangan atau konflik, seperti : (a). Persaingan, Adalah suatu

perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar

memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan

ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya. (b). Kontravensi, Adalah bentuk

proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik.

Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi

Page 73: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

maupun secara terang - terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau

kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap

tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi

pertentangan atau konflik.(c). Konflik, Adalah proses sosial antar perorangan atau

kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan

yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang

pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.

Bentuk-bentuk interaksi sosial yang berkaitan dengan proses asosiatif dapat

terbagi atas bentuk kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan

suatu usaha bersama individu dengan individu atau kelompok-kelompok untuk

mencapai satu atau beberapa tujuan. Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu

keadaan, di mana terjadi keseimbangan dalam interaksi antara individu-individu

atau kelompok-kelompok manusia berkaitan dengan norma-norma sosial dan

nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Usaha-usaha itu dilakukan untuk

mencapai suatu kestabilan. Sedangkan Asimilasi merupakan suatu proses di mana

pihak-pihak yang berinteraksi mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-

kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok. Bentuk interaksi yang berkaitan

dengan proses disosiatif ini dapat terbagi atas bentuk persaingan, kontravensi, dan

pertentangan. Persaingan merupakan suatu proses sosial, di mana individu atau

kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-

bidang kehidupan. Bentuk kontravensi merupakan bentuk interaksi sosial yang

sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan. Sedangkan pertentangan

merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk

Page 74: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan

ancaman dan kekerasan. (http://massofa.wordpress.com/2008/02/06/bidang-

kajian-sosiologi-dan-interaksi-sosial/) diunduh 30 Desember 2010.

d. Ciri - Ciri Interaksi Sosial

Menurut Tim Sosiologi (2002: 23), ada empat ciri - ciri interaksi sosial, antara

lain : a). Jumlah pelakunya lebih dari satu orang, b). Terjadinya komunikasi di

antara pelaku melalui kontak social, c). Mempunyai maksud atau tujuan yang

jelas, d). Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu.

e. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Berdasarkan pendapat Tim Sosiologi (2002: 26), interaksi sosial dapat

berlangsung jika memenuhi dua syarat di bawah ini, yaitu: a). Kontak sosial,

adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal

terjadinya interaksi sosial, dan masing - masing pihak saling bereaksi antara satu

dengan yang lain meski tidak harus bersentuhan secara fisik. b). Komunikasi,

artinya berhubungan atau bergaul dengan orang satu.

Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut

hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan

kelompok. Dua syarat terjadinya interaksi sosial : 1) Adanya kontak sosial (social

contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu antar individu, antar

individu dengan kelompok, antar kelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula

bersifat langsung maupun tidak langsung; 2) Adanya komunikasi, yaitu seseorang

memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perasaan apa yang ingin

Page 75: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi

terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.

10. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Nana Sudjana (1996) berpendapat pengertian prestasi belajar adalah beragam

kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

Prestasi belajar adalah taraf kemampuan aktual yang bersiufat terukur berupa

penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dicapai siswa dari apa

yang telah dipelajari di sekolah ( Mulyasa, 2005). Sedangkan dalam KBBI

prestasi belajar diartikan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, alzimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau

angka yang diberikan oleh guru( Depdiknas, 2002: 895)

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa dari apa yang dicapai dalam

hubungannya dengan bahan yang telah dipelajari yang tampak dalam tingkah

lakunya. Prestasi belajar merupakan kecakapan aktual yang diperoleh seseorang

setelah belajar dan suatu kecakapan potensial yaitu kemampuan dasar yang berupa

disposisi yang dimiliki oleh individu untuk mencapai prestasi. Keberhasilan siswa

dalam belajar ditandai dengan prestasi yang dicapai siswa. Prestasi belajar adalah

merupakan pencerminan dari proses pembalajaran yang telah berlangsung.

Diperolehnya prestasi belajar dapat diketahui tingkat penguasaan, pengetahuan

dan pemahaman pada materi pelajaran yang dipelajarinya. Prestasi belajar dibagi

menjadi tiga kategori yaitu : 1) kognitif; 2) afektif; dan 3) psikomotor (Bloom

Page 76: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

dalam Suharsimi Arikunto,2003: 112). Hasil prestasi belajar yang berupa nilai

kognitif, afektif dan psikomotor merupakan puncak dari keberhasilan siswa dalam

proses pembalajaran. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang

setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Di dalam webster’s New Internasional Dictionary mengungkapkan tentang

prestasi yaitu: “Achievement test a standardised test for measuring the skill or

knowledge by person in one more lines of work a study†(Webster’s New

Internasional Dictionary, 1951 : 20). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

prestasi ialah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan)

(Pusat Pembinaan Bahasa, 1989 : 700).

Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar ialah

hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai

dalam bentuk nilai. Sedangkan prestasi belajar hasil usaha belajar yang berupa

nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai

seseorang, prestasi belajar ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau test nilai

sumatif. Prestasi belajar merupakan hasil aktivitas yang dilakukan oleh siswa

dalam proses pembelajaran untuk memperoleh pengetahuan yang memenuhi nilai

kognitif, afektif dan psikomotor pada materi pelajaran tertentu.

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Page 77: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil

belajar atau prestasi belajar. Berikut adalah faktor-faktor yang perlu diperhatikan:

1). Faktor dari dalam diri siswa: (1) Kesehatan, Apabila kesehatan anak terganggu

dengan sering sakit kepala, pilek, deman dan lain-lain, maka hal ini dapat

membuat anak tidak bergairah untuk mau belajar. Secara psikologi, gangguan

pikiran dan perasaan kecewa karena konflik juga dapat mempengaruhi proses

belajar. (2) Intelegensi,faktor intelegensi dan bakat besar sekali pengaruhnya

terhadap kemampuan belajar anak. Menurut Gardner dalam teori Multiple

Intellegence, intelegensi memiliki tujuh dimensi yang semiotonom, yaitu

linguistik, musik, matematik logis, visual spesial, kinestetik fisik, sosial

interpersonal dan intrapersonal.(3) Minat dan motivasi, minat yang besar terhadap

sesuatu terutama dalam belajar akan mengakibatkan proses belajar lebih mudah

dilakukan. Motivasi merupakan dorongan agar anak mau melakukan sesuatu.

Motivasi bisa berasal dari dalam diri anak ataupun dari luar lingkungan. (4) Cara

belajar, Perlu untuk diperhatikan bagaimana teknik belajar, bagaimana bentuk

catatan buku, pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas belajar; 2). Faktor

Lingkungan: (1) Keluarga, Situasi keluarga sangat berpengaruh pada keberhasilan

anak. Pendidikan orangtua, status ekonomi, rumah, hubungan dengan orangtua

dan saudara, bimbingan orangtua, dukungan orangtua, sangat mempengaruhi

prestasi belajar anak. (2) Sekolah, tempat, gedung sekolah, kualitas guru,

perangkat kelas, relasi teman sekolah, rasio jumlah murid per kelas, juga

mempengaruhi anak dalam proses belajar. (3) Masyarakat, apabila masyarakat

Page 78: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

sekitar adalah masyarakat yang berpendidikan dan moral yang baik, terutama

anak-anak mereka. Hal ini dapat sebagai pemicu anak untuk lebih giat belajar.

c. Pengukuran Prestasi Belajar

Tes prestasi belajar bertujuan untuk mengukur prestasi atau hasil yang telah

dicapai oleh siswa dalam belajar. Robert L. Ebel (1979) dalam Saifuddin Anwar

(2007: 14) mengatakan bahwa fungsi utama tes prestasi di kelas adalah mengukur

prestasi belajar para siswa. Proses pembelajaran dilaksanakan untuk melakukan

perubahan terhadap kompetensi siswa. Kompetensi yang kita maksudkan terkait

dengan 3 (tiga) aspek dasar, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Sementara

untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa, maka sekolah mengadakan tes

prestasi belajar. Tes prestasi belajar ini dilakukan beberapa kali dalam proses

pembelajaran.

Tes prestasi belajar merupakan kegiatan pengukuran hasil belajar siswa. Hal ini

dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru

menyelenggarakan proses pembelajaran. Dengan tes prestasi belajar inilah, maka

guru dapat mengevaluasi program pembelajaran yang sudah disusun dan

selanjutnya menjadikan hal tersebut sebagai acuan untuk proses penyelenggaraan

selanjutnya.

Seperti kita ketahui, proses pembelajaran itu adalah kegiatan

berkesinambungan. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan berlangsung

dalam tingkatan waktu dan kemampuan yang berbeda. Oleh karena itulah, maka

pada setiap tingkatan kita harus mengetahui taraf kemampuan siswa. Untuk hal

tersebut, maka tes prestasi belajar merupakan cara efektif untuk mengetahuinya.

Page 79: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Pengukuran dalam sekolah berkaitan dengan deskripsi kuantitatif mengenai

tingkah laku siswa. Pengukuran hanya memberikan angka-angka tentang sesuatu

berdasarkan kriteria tertentu. Lord dan Novick (1968) dalam Suke Silverius

(1991:6) mendefinisikan pengukuran sebagai “A procedure for assigning numbers

(usually called score) to a specified attribute or characteristic of persons in such

a manner as to maintain the real world relationships among the persons with

regard to the attribute being measured”. Definisi ini diterjemahkan bebas oleh

penulis: “Suatu prosedur untuk memberikan angka (biasanya disebut skor) kepada

suatu sifat atau karakteristik tertentu seseorang sedemikian sehingga

mempertahankan hubungan senyatanya antara seseorang dengan orang lain

sehubungan dengan sifat yang diukur itu.”

Definisi tersebut memberikan pengertian bahwa angka-angka (skor) yang

diberikan dalam pengukuran tetap mempertahankan hubungan antarsiswa seperti

yang ada dalam kenyataannya. Siswa yang lebih pintar fisika mestinya mendapat

nilai yang lebih tinggi daripada siswa yang kurang pintar fisika dalam pengukuran

dengan obyek fisika. Secara umum pengukuran merupakan suatu proses

pemberian angka pada seseorang berdasarkan kriteria tertentu. Hasil pengukuran

dapat dipakai untuk membuat penilaian.

Menurut Suharsimi Arikunto (2000), “hasil belajar adalah hasil yang

dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar ini merupakan

penilaian yang dicapai seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana bahan

pelajaran atau materi yang diajarkan dapat dipahami siswa”. Untuk dapat

menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dilakukan usaha untuk

Page 80: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

menilai hasil belajar. Penilaian ini bertujuan untuk melihat kemajuan peserta didik

dalam menguasai materi yang telah dipelajari dan ditetapkan.

Hasil belajar yang diperoleh merupakan salah satu cara yang dapat

digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami pelajaran yang

disampaikan oleh guru. Untuk dapat memperoleh hasil pembelajaran yang

maksimal tidaklah mudah diperlukan usaha yang cukup keras bagi siswa, guru,

dan juga pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran baik yang langsung

maupun tidak langsung. Pengertian prestasi belajar menurut Ngalim Purwanto

(1994: 84) adalah “suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri

sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,

kepandaian, atau suatu pengertian.”

Pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap

domain psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar

siswa. Menurut Syaiful Sagala (2005: 12), bahwa untuk menangkap isi dan pesan

belajar maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada

ranah-ranah diantaranya ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Kognitif yaitu

kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, pemahaman, penerapan,

analisis, sintesis dan evaluasi. Afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan

perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbada dengan penalaran yang terdiri

dari penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi dan pembentukan hidup.

Psikomotorik yaitu kemempuan yang mengutamakan ketrampilan jasmani terdiri

dari kesiapan, persepsi, gerakan terbiasa, gerakan terbimbing, gerakan kompleks,

penyesuaiaan pola gerakan dan kreatifitas.

Page 81: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Namun demikian pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah

tersebut, khususnya ranah siswa sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil

belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang

dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan

tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan

perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta,

rasa maupun karsa (Muhibbin, 2006: 213).

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil

belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu (Nana Sudjana, 2008:3). Jenis

penilaian yang digunakan dalam penelitian ini berupa penilaian formatif, yang

dilaksanakan pada akhir pembelajaran pada pokok bahasan listrik statis. Alat

penilaian yang dalam bentuk tes maupun non-tes. Penilaian non-tes digunakan

untuk mengukur keberhasilan siswa dalam aspek afektif dan psikomotor,

sedangkan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam aspek kognitif

umumnya dilakukan dengan tes. Alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas

yang baik apabila alat tersebut memenuhi dua hal, yakni ketepatannya atau

validitasnya dan keajegannya atau reliabilitasnya (Nana Sudjana, 1996: 12). Dari

uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui prestasi belajar

dilakukan evaluasi atau penilaian. Bentuk penilian berupa tes maupun non tes. Tes

yang baik harus memenuhi kriteria tertentu dan juga harus sesuai dengan tujuan

peruntukannya.

Berdasarkan konsep dasar pembelajaran dan aspek utama yang diinginkan

mengalami perubahan dalam proses pembelajaran, maka tes prestasi belajar dapat

Page 82: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

dikelompokkan pada 3 (tiga) kelompok dasar, yaitu: 1) Tes kemampuan Afektif,

Tes kemampuan afektif merupakan jenis tes prestasi belajar yang diarahkan untuk

mengetahui tingkat penguasaan aspek afektif pada siswa. Aspek afektif adalah

aspek yang berkaitan dengan sikap dan nilai-nilai positif yang dimiliki siswa. Tes

prestasi belajar pada aspek afektif ini terkait dengan moral, tingkah laku,

kesehatan, dan berbagai nilai positif yang dimiliki sebagai bagian bangsa yang

beradab.

Tes prestasi belajar siswa dalam aspek afektif dapat kita ketahui selama proses

pendidikan dan pembelajaran berlangsung. Aspek afektif itu melekat dalam diri

dan pola hidup siswa sehingga tes prestasi belajarnya kita lakukan selama proses

berlangsung. 2) Tes kemampuan kognitif, Tes kemampuan kognitif merupakan

jenis tes prestasi belajar yang terkait dengan pengetahuan hasil belajar. Selama

proses belajar yang diikuti, siswa mendapatkan berbagai macam pengetahuan

yang sangat berguna bagi kehidupan. Pengetahuan inilah yang diharapkan dapat

menjadi bekal menghadapi kehidupan yang lebih baik. Dan, untuk mengetahui

tingkat keberhasilan siswa dalam belajar, maka kita melakukan tes prestasi

belajar. Untuk mengetahui hasil tes prestasi belajar siswa dalam aspek kognitif ini,

maka dapat melihat dari hasil saat siswa mengikuti berbagai ujian atau tes yang

diselenggarakan sekolah dan guru dalam waktu tertentu. 3) Tes kemampuan

psikomotor, Tes kemampuan psikomotor adalah terkait dengan keterampilan yang

didapatkan siswa dari proses pendidikan dan pembelajarannya.

Page 83: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Dengan mengetahui tingkat kemampuan ini, maka kita dapat menentukan

tingkat kemampuan siswa untuk bekerja, melakukan kegiatan kerja. Oleh karena

itulah, maka tes prestasi belajarnya berupa kegiatan keterampilan.

Prestasi belajar siswa mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik,

Informasi ranah kognitif dan psikomotorik diperoleh dari sistem penilaian yang

digunakan untuk mata pelajaran yang sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar,

sedangkan ranah afektif diperoleh melalui kuesioner, inventori dan, pengamatan

yang sistematik. Hasil penilaian ranah kognitif dapat berupa nilai angka, untuk

SMP nilai angka dinyatakan dalam rentang nol (0) sampai dengan seratus (100),

penilaian ranah afektif digunakan skala Likert yang dimodifikasi yaitu skor

tertinggi empat (4) dan terendah satu (1), sedangkan penilaian ranah psikomotor

digunakan tingkatan skor (misal : 5, 4, 3, 2, 1).

11. Bahan Ajar Ekosistem

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal

balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga

suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur

lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ilmu yang mempelajari ekosistem

disebut ekologi. Ekologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos

dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat tinggal, dan logos artinya ilmu. Istilah

ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914).

Ekosistem Habitat dan Nisia

Satuan Makhluk Hidup dalam Ekosistem

Biosfir

Ekosistem

Komunitas

Populasi

Individu

Page 84: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Gambar 2.4 Peta Konsep ekosistem

a. Satuan Makhluk Hidup dalam Ekosistem

Makhluk hidup dalam ekosistem membentuk tatanan atau organisasi tertentu.

Organisasi terkecil dalam ekosistem disebut individu. Contohnya: seekor kerbau,

seekor rusa, sebatang pohon meranti, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia

merupakan individu dalam ekosistem.

Individu-individu sejenis berkumpul dan berinteraksi membentuk organisasi

yang lebih besar yang disebut populasi. Populasi merupakan kumpulan individu

sejenis pada suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. Jadi rusa-rusa di padang

rumput, pohon-pohon kelapa di perkebunan, dan penduduk (manusia) di suatu

kelurahan merupakan populasi. Kehidupan suatu populasi dipengaruhi oleh

populasi makhluk hidup yang lain. Jumlah individu sejenis dalam satuan luas

tertentu pada jangka waktu tertentu disebut kepadatan populasi. Beberapa

populasi makhluk hidup dalam suatu lingkungan berinteraksi membentuk

komunitas. Komunitas merupakan kumpulan beberapa populasi yang berbeda

yang saling berinteraksi pada daerah dan waktu tertentu. Misalnya populasi ikan

Page 85: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

nila, populasi ikan mujair, populasi eceng gondok, populasi plankton, dan

populasi Hydrilla merupakan anggota komunitas kolam. Komunitas dan

lingkungannya selalu berhubungan timbal balik membentuk ekosistem.

1). Individu, individu adalah satu makhluk hidup, misalnya seekor semut, seekor

burung dan sebuah pohon; 2) Populasi, populasi adalah kumpulan individu sejenis

yang dapat berkembangbiak serta berada pada tempat yang sama dan dalam kurun

waktu yang sama; 3) Komunitas, komunitas adalah kumpulan beberapa macam

populasi yang menempati daerah yang sama pada waktu yang sama, contohnya

komunitas hutan jati, padang rumput dan hutan pinus; 4) Ekosistem, ekosistem

adalah kesatuan komunitas dan lingkungannya yang membentuk suatu hubungan

timbal balik di antara komponen-komponennya. Komponen suatu ekosistem

mencakup seluruh makhluk hidup dan makhluk tidak hidup yang terdapat di

dalamnya; 5) Bioma, bioma adalah suatu ekosistem darat yang khas dan luas

cakupannya.6) Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang

baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang

besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk

hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan

antarmakhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau

lingkungannya.

b. Habitat dan Nisia

Page 86: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Seluruh ekosistem di dunia disebut biosfer. Dalam biosfer, setiap makhluk

hidup menempati lingkungan yang cocok untuk hidupnya. Lingkungan atau

tempat yang cocok untuk kehidupannya disebut habitat. Dalam biologi kita sering

membedakan istilah habitat untuk makhluk hidup mikro, seperti jamur dan

bakteri, yaitu disebut substrat. Dua spesies makhluk hidup dapat menempati

habitat yang sama, tetapi tetap memiliki relung (nisia) berbeda. Nisia adalah

status fungsional suatu organisme dalam ekosistem. Dalam nisianya, organisme

tersebut dapat berperan aktif, sedangkan organisme lain yang sama habitatnya

tidak dapat berperan aktif. Sebagai contoh marilah kita lihat pembagian nisia di

hutan hujan tropis.

c. Komponen-komponen ekosistem

Ekosistem tersusun dari komponen biotik (berbagai makhluk hidup) dan

komponen abiotik. Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik komponen

biotik dan abiotik dalam ekosistem disebut ekologi. Dalam suatu ekosistem,

hubungan antarkomponen berlangsung sangat erat dan saling memengaruhi. Oleh

karena itu gangguan atau kerusakan pada salah satu komponen dapat

menyebabkan kerusakan seluruh ekosistem. Manusia merupakan komponen

ekosistem yang dapat berpotensi sebagai penyelamat dan perusak ekosistem.

Komponen biotik suatu ekosistem meliputi berbagai jenis makhluk hidup.

Berdasarkan fungsi atau tingkatan trofiknya, komponen biotik dapat dibedakan

menjadi tiga jenis, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer (pengurai).

Produsen adalah makhluk hidup yang dapat menghasilkan makanan sendiri, yaitu

tumbuhan. Tumbuhan dapat membuat makanan sendiri melalui proses

Page 87: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

fotosintesis. Energi yang digunakan dalam fotosintesis diperoleh dari energi

matahari, sehingga matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di

bumi.

Gambar 2.5 Saling Ketergantungan Bakteri yang hidup di lautan dalam dapat mengambil energi dari bahan-bahan

kimia yang ada di sekitarnya untuk melakukan kemosintesis. Bila produsen

dimakan oleh makhluk hidup lain, maka terjadi perpindahan makanan dari

produsen ke hewan tersebut. Jadi hanya produsen yang dapat membuat makanan

sendiri dan dikatakan bersifat autotrof.

Konsumen memperoleh energi dari bahan makanan yang dibuat oleh

produsen. Karena tidak dapat membuat makanan sendiri dan selalu bergantung

pada makhluk hidup lain, maka konsumen bersifat heterotrof. Berdasarkan jenis

makanannya, konsumen dapat dibagi menjadi empat jenis seperti pada tabel

berikut ini.

Tabel 2.1 : Jenis –Jenis Konsumen Berdasarkan makanannya

Page 88: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Konsumen Sumber Makanan

Contoh

Herbivora Tumbuhan Rusa, kambing, belalang

Karnivora Hewan Harimau, serigala, burung

hantu

Omnivora Tumbuhan dan

hewan

Musang, beberapa jenis tikus

Detrivor Detritus Cacing tanah

Organisme yang memakan produsen (hewan herbivora) disebut konsumen

pertama. Organisme yang memakan hewan herbivora (hewan karnivora) disebut

konsumen kedua. Organisme yang memakan konsumen kedua disebut konsumen

ketiga, dan seterusnya. Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang

berperan sebagai pengurai zat-zat yang terdapat dalam makhluk hidup yang sudah

mati. Jadi dekomposer menguraikan zat organik menjadi bahan anorganik kembali

yang dapat dimanfaatkan kembali oleh produsen. Contoh dekomposer dalam

ekosistem adalah bakteri dan jamur saprofit. Tempat yang sesuai bagi makhluk

hidup untuk melakukan aktivitas hidupnya disebut habitat. Habitat menyediakan

makanan dan tempat berlindung bagi makhluk hidup.

Peranan makhluk hidup pada suatu ekosistem disebut nisia. Nisia berkaitan

dengan jenis makanan, cara mencari makan, dan waktu mencari makan. Misalnya

di suatu hutan terdapat kelelawar yang hidup dengan memakan buah-buahan di

malam hari dan burung hantu yang memakan tikus atau hewan kecil lainnya di

waktu yang sama. Dengan demikian nisia kelelawar dan burung hantu berbeda

Page 89: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

meskipun mereka tinggal di habitat yang sama dan mencari makan ada waktu

yang sama pula.

Komponen abiotik menyediakan tempat hidup, makanan, dan kondisi yang

diperlukan oleh komponen biotik, sehingga kom-posisi komponen abiotik sangat

memengaruhi jenis komponen biotik yang dapat hidup. Komponen abiotik yang

memengaruhi komponen biotik dalam suatu ekosistem antara lain air, tanah, suhu,

cahaya matahari, udara, kelembapan, dan keasaman (pH).

Ekosistem yang seimbang adalah ekosistem yang komponen penyusunnya

memiliki komposisi yang seimbang. Daya lenting ekosistem adalah kemampuan

ekosistem untuk pulih kembali dalam keadaan seimbang. Contoh hubungan saling

ketergantungan komponen ekosistem adalah sebagai berikut: Komponen biotik

memengaruhi komponen abiotik, adalah tumbuhan hijau dalam proses fotosintesis

menghasilkan oksigen, sehingga kadar oksigen meningkat dan suhu lingkungan

menjadi sejuk. Jadi tumbuhan hijau (komponen biotik) mampu memengaruhi

komposisi udara dan suhu lingkungan (komponen abiotik). Komponen abiotik

memengaruhi komponen biotik, adalah cahaya, tanah, air, udara, dan unsur hara

(komponen abiotik) memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan

(komponen biotik).

Sedangkan contoh hubungan saling ketergantungan antara sesama komponen

biotik adalah sebagai berikut: Saling ketergantungan intraspesies (makhluk hidup

sejenis), contohnya sekumpulan lebah saling bekerja sama mengumpulkan madu

sebagai cadangan makanan di sarangnya. Saling ketergantungan antarspesies

(makhluk hidup tidak sejenis), contohnya tanaman kacang-kacangan memerlukan

Page 90: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

bakteri Rhizobium untuk membantu menambat nitrogen bebas dari udara,

sedangkan bakteri Rhizobium memerlukan media atau substrat dan makanan untuk

hidup. Saling ketergantungan antarspesies yang berbeda jenis juga terjadi dalam

peristiwa makan dan dimakan. Peristiwa makan dan dimakan menimbulkan

perpindahan materi dan energi. Hal ini akan membentuk jaring-jaring kehidupan

yang terdiri dari rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida makanan.

Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan yang digambarkan

secara skematis dalam bentuk garis lurus searah dan tidak bercabang. Misalnya

rantai makanan yang terdapat di sebuah kebun secara sederhana dapat

digambarkan sebagai berikut.

Gambar: 2.6 Rantai Makanan

Dari peristiwa makan dan dimakan di atas, akan terjadi perpindahan atau aliran

energi dari produsen (rumput) ke konsumen I (belalang) hingga konsumen puncak

(elang). Di alam, beberapa proses makan dan dimakan (rantai makanan) saling

berkaitan membentuk sebuah jaring-jaring makanan.

Page 91: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Gambar 2.7 Jaring–jaring makanan

Piramida makanan adalah suatu piramida yang menggambarkan perbandingan

komposisi jumlah biomassa dan energi dari produsen sampai konsumen puncak

dalam suatu ekosistem. Komposisi biomassa terbesar terdapat pada produsen yang

menempati dasar piramida. Demikian pula jumlah energi terbesar terdapat pada

dasar piramida.

Gambar 2.8 Piramida makanan

Konsumen IV

Konsumen III

Konsumen II

Konsumen I

Produsen

Page 92: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Gambar 2.9Arus energi

Keseimbangan ekosistem dapat terjadi bila ada hubangan timbal balik di antara

komponen–komponen ekositem.

d. Pola interaksi antar organisme

1). Netralisme: pola interaksi yang tidak saling mengganggu walaupun dalam habitat yang sama sehingga dapat hidup bedampingan . contoh: antara kambing dan kumbang di lapangan, 2). Antibiosis: pola interaksi antar organisme ynag satu menghasilkan zat antibiotik/ racun yang berbahaya bagi makhluk hidp yang lain. Contoh jamur penicilium dengan bakteri. 3). Kompetisi: Persaingan antar makhluk hidup untuk mendapatkan kebutuhan hidup yang sama, 4). Predasi/predatorisme: hewan yang satu memangsa hewan yang lain . contohnya ulat memangsa tikus, singa memangsa rusa , hewan pemangsa di sebut predator. 5). Simbiosis: hubungan yang erat antara dua organisme yang berbeda spesies yang hidup bersama.

(a). simbiosis mutualisme : kerja sama saling mnengunungkan antara dua jenis organisme contohnya: kacang tanah dengan bakteri rhizobium. Rhizobium dapat menambat nitrogen dari udara, dan memberikan nitrogen pada tanaman kacang-kacangan sebaliknya tanaman kacang-kacangan membentuk bintil akar untuk melindungi bakteri dan memberikan air serta nutrisi. Lebah dengan bunga. Bunga menyediakan makanan bagi lebah berupa madu, sebaliknya lebah membantu terjadinya penyerbukan bunga, Jamur dengan ganggang: simbiosis mutualisme yang terjadi antara jamur dengan ganggang. Yaitu membentuk lumut kerak ( Lichenes). Antara manusia dan bakteri Escherichia coli. Manusia memberikan perlindungan,makanan dan

Page 93: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

lingkungan yang cocok bagi bakteri tersebut dalam ususnya, sedangkan bakteri tersebut menghasilkan vitamin K yang berperan dalam proses pembekuan darah.

(b). Simbiosis Parasitisme: hubungan antara dua organisme berbeda jenis dimana salah satu pihak mendapat untung, pihak lain di rugikan, pihak yang untung disebut parasit yang rugi disebut inang. Contohnya kutu kepala, cacing pita yang hidup dalam usus manusia .contoh lain tumbuhan rafflesia , tumbuhan ini tidak mempunyai daun sehingga tidak dapat berfotosintesis, batangna membentuk benang yang masuk ke dalam jaringan tumbuhan inang

(c). Simbiosis komensalisme.: organisme yang satu mengntungkan satu pihak sedangkan organisme lain tidak diuntungkan dan juga tidak dirugikan. Organisme yang untung disebut komensal contohnya: ika remora dengan ikan hiu, ikan remora menempel pada ikan hiu sehingga ia dapat berpindah tempat selain juga mendapat perlindungan dari ikan hiu,sementara ikan hiu tidak terganggu dari ikan remora

e. Macam-macam ekosistem

Ekosistem merupakan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan

abiotiknya. Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan pada suatu ekosistem

bersifat khusus. Artinya interaksi komunitas di lingkungan kutub berbeda dengan

interaksi komunitas di lingkungan tropis. Komunitas yang dipengaruhi oleh

lingkungan abiotik yang spesifik menghasilkan ekosistem yang spesifik pula.

Berdasarkan proses dua, yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan.

a). Ekosistem alami, yaitu ekosistem yang terbentuk secara alamiah. Misalnya :

ekosistem hutan, laut, sungai, dan rawa.

Page 94: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

b). Ekosistem buatan, yaitu ekosistem yang dibentuk secara sengaja oleh

manusia. Misalnya ekosistem sawah, kolam, perkebunan, dan hutan

budidaya.

Gambar 2.11 Ekosistem Buatan

Beberapa ekosistem membentuk bioma dan keseluruhan ekosistem yang ada

di bumi merupakan biosfer. Di bumi terdapat 6 bioma utama yaitu bioma gurun,

padang rumput, hutan basah, hutan gugur, taiga, dan tundra. Masing-masing

Waduk Pondok Ngawi

Gambar 2.10 Macam-macam Ekosistem alami

sawah

Page 95: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

bioma mempunyai sifat yang khas yang dipengaruhi oleh kondisi komponen

abiotiknya. Perkembangan ekosistem dari ekosistem yang sederhana menjadi

ekosistem yang kompleks dan seimbang disebut suksesi.

c). Ekosistem darat

Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.

Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan

menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.

(1). Bioma gurun

Page 96: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang

berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan

curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu siang hari tinggi (bisa mendapai

45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat

rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat

besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu,

di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya

kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan

untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular,

kadal, katak, dan kalajengking.

Page 97: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Gambar 2.12 Bioma Setengah Gurun

Gambar 2.13 Bioma Gurun

Page 98: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

(2). Bioma padang rumput

Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke

subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun

dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase

(aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan

rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain:

bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga,

tikus dan ular

Gambar 2.14 Bioma padang rumput

(3). Bioma Hutan Basah

Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik. Ciri-cirinya

adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak,

jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak

geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon

tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan

Page 99: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar

organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan

kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan

basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan

anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan,

harimau, dan burung hantu.

(4). Bioma hutan gugur

Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang, Ciri-cirinya adalah

curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami

empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20)

dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing,

burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).

Gambar 2.15 Bioma Hutan gugur

Musim gugur Musim dingin

Musim panas Musim semi

Page 100: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

(5). Bioma Taiga

Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan

daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya

taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus,

dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara

lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke

selatan pada musim gugur.

Gambar 2.16 Bioma Hutan Taiga

(6). Bioma Tundra

Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub

utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di

daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum,

Page 101: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada

umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.

Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada

musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki

rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub,

dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.

Gambar 2.17 Boima Tundra

d). Ekosistem Air Tawar

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi

cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang

terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir

semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air

tawar pada umumnya telah beradaptasi. Adaptasi organisme air tawar adalah

sebagai berikut.

Page 102: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

(1). Adaptasi tumbuhan

Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya

kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga

maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai

(Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan

tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan

tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.

(2). Adaptasi hewan

Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang

bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi

yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan

tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air

dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan. Habitat air

tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan

organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.

1). Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan),

dan fagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan

saprotrof atau organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme.

2). Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.

a). Plankton; terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya

melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.

b). Nekton; hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.

Page 103: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

c). Neuston; organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air

atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.

d). Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung

pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.

e). Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada

endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya

cacing dan remis.

f. Keanekaragaman Organisme dalam Ekosistem

Bumi ditempati oleh sejumlah besar makhluk hidup yang berbeda-beda.

Kehidupan dapat ditemukan hamper di setiap tempat di bumi: di udara, di daratan,

di bawah tanah, dan di tanah. Di antara makhluk hidup yang ada di dunia ini kira-

kira 1,4 juta spesies yang telah diidentifikasi dan diberi nama. Ahli biologi

memperkirakan bahwa masih ada 1 juta lebih spesies yang belum ditemukan.

Keanekaragaman makhluk hidup di dunia ini terjadi dari adanya perbedaan pada

sifat seperti ukuran, struktur, bentuk, warna, fungsi organ maupun pada tempat

hidup atau habitatnya.

1). Sumber Daya Alam

Sumber daya alam adalah bahan mentah yang berasal dari lingkungan yang

dimanfaatkan organisme termasuk manusia untuk kelangsungan hidupnya.

Sumber daya alam meliputi faktor abiotik dan biotik, misalnya air, tanah, udara,

hutan, minyak bumi, mineral dan tumbuhan serta satwa liar. Makanan yang kamu

makan, baju yang kamu pakai, dan topi yang kamu pakai di kepalamu, semuanya

diperlukan untuk kelangsungan hidup, dan semuanya berasal dari sumber daya

Page 104: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

alam. Terdapat dua macam SDA, yaitu SDA yang dapat diperbarui dan yang

kedua SDA yang tidak dapat diperbarui.

(a). Sumber Daya Alam yang dapat Diperbarui

Organisme autotrof menghasilkan oksigen selama proses fotosintesis. Oksigen

ini secara konstan dikonsumsi oleh semua organisme aerobik. Bahan-bahan ini

dibutuhkan makhluk hidup untuk kelangsungan hidupnya. Air mengalami daur

secara alami dari atmosfer pada permukaan bumi, ikut terbawa melalui jaring-

jaring makanan dan kembali ke bumi. Nitrogen, karbon, dan substansi penting

lainnya didaurulang dengan cara yang mirip. Sumber daya alam yang dapat

disediakan atau dibentuk kembali oleh alam dalam waktu yang relatif cepat

disebut sumber daya alam yang dapat diperbarui (Renewable resources). Contoh

lain sumber daya alam yang dapat diperbarui termasuk tumbuhan, hewan, hasil

panen pertanian, air, oksigen .

(b). Sumber daya Alam yang Tidak Dapat Diperbarui

Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah sumber daya alam yang

tersedia dalam jumlah terbatas dan tidak dapat dibentuk lagi oleh proses alam

dalam waktu singkat. Logam termasuk aluminium, besi, perak, uranium, dan

bahkan emas yang digunakan untuk membuat perhiasan dan koin adalah sumber

daya alam yang tidak dapat diperbarui.

Beberapa mineral seperti fosfor, untuk membentuk kembali memerlukan

waktu 500 - 1000 tahun pada lapisan tanah pada kedalaman 2,5 cm. Mineral yang

demikian ini dianggap sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.

Page 105: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Karena itu komponen bahan-bahan yang sangat lambat proses pembentukkannya

di lingkungan alami dinyatakan sebagai sumber daya alam yang tidak dapat

diperbarui. Perhatikan contoh yang memperlihatkan penambangan minyak bumi

yang merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.

Gambar 2.18 Penambangan minyak bumi

Page 106: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

2). Persediaan Sumber Daya Alam

Persediaan SDA di alam tidak selalu dalam jumlah yang banyak dan

berlimpah. Banyak di antara SDA itu yang persediaannya terbatas. Oleh karena itu

penggunaan SDA macam ini harus dilakukan secara bijaksana dan berhemat.

Beberapa contoh SDA yang terbatas jumlahnya adalah minyak bumi, mineral,

barang tambang lainnya, dan hutan. Di samping persediaan yang terbatas,

distribusi SDA ini di alam juga tidak merata. Ada daerah yang sangat kaya dengan

minyak bumi dan mineral tapi ada juga daerah yang amat miskin dan tidak

memiliki kekayaan alam seperti itu. Banyak negara di dunia ini yang kaya akan

minyak bumi dan dikenal sebagai negara pengekspor minyak (OPEC).

3). Hutan Hujan Tropis

Wilayah hutan hujan tropis di dunia terdiri dari banyak bioma, dari area yang

bermusim kering, padang rumput, hingga gunung yang tinggi. Keanekaragaman

hayati paling tinggi di bumi ditemukan pada hutan hujan tropis. Hutan hujan

tropis di dunia ini terdapat di Lembah Amazon Brasil, Lembah Kongo Afrika

Tengah, Amerika Tengah, dan dekat daerah ekuator Asia Tenggara dan Indonesia.

Sebagian kecil dari hutan hujan tropis ini juga terdapat di Pantai Tenggara

Australia. Kira-kira 7% permukaan bumi,

Page 107: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Gambar 2.19 Hutan Tropis Penebangan pohon pada lahan yang tandus akan menyebabkan pertumbuhan

tanaman dan kehidupan hewan di lahan tersebut akan terganggu. Sehingga

tanaman ini tidak mampu menyerap air akibatnya bila hujan turun akan terjadi

tanah longsor karena air mengikis tanah pada permukaan. Hilangnya sejumlah

vegetasi akan mempengaruhi fotosintesis, respirasi, dan transpirasi. Bila hilangnya

vegetasi itu berlanjut dalam skala yang cukup besar, maka hal itu akan

berpengaruh pada iklim global. Hutan hujan tropis akan habis dalam 20 tahun bila

pemerintah dan masyarakat tidak menghentikan atau mengurangi kerusakan

dalam skala besar.

Gambar 2. 20 Kerusakan SDA

Gambar diatas menunjukkan salah satu bentuk kerusakan SDA. Untuk

membentuk hutan kembali akibat kerusakan seperti ditunjukkan pada gambar

tersebut membutuhkan waktu berpuluh-puluh bahkan beratus tahun sebelum dapat

Page 108: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

kembali menjadi hutan seperti semula. berupa hutan dan 25% spesies yang ada di

bumi termasuk dalam bioma ini. Hutan hujan tropis berusia kira-kira 200 juta

tahun dan tidak seperti bioma lainnya tidak mengalami glasiasi. Hutan hujan

tropis terjadi pada area tropis yang mempunyai curah hujan tahunan normal

berkisar antara 200 – 400 cm, dengan kisaran temperatur antara 25° C dan 32° C.

Temperatur malam hari jarang turun lebih dari 5° C dari temperatur di siang hari.

Walaupun curah hujan bulanan bervariasi, tidak ada musim kering di sana, sebab

setiap bulan turun hujan; seringkali terbentuk awan pada siang hari. Kelembaban

jarang turun di bawah 80%. Kondisi iklim tersebut mendukung keanekaragaman

spesies hewan dan tumbuhan yang cukup besar di hutan hujan tropis. Hutan hujan

tropis didominasi pohon yang berdaun lebar selalu berwarna hijau, memiliki

batang yang sering tidak bercabang yang tingginya hingga 40 m atau lebih .

4). Kebutuhan Manusia Melebihi Persediaan Sumber Daya Alam

Penduduk dunia ini selalu bertambah dengan pesat karena keberhasilan di

dalam meningkatkan kualitas hidup, kesehatan. Dampak dari terlalu banyaknya

orang hidup di bumi, sadalah meningkatrnya kebutuhan akan makanan, air, ruang,

pakaian, transportasi, dan barang-barang penting lainnya. Ketika kebutuhan

terhadap sumber daya alam melebihi persediaan yang ada, maka kompetisi untuk

memperoleh sumber daya alam akan meningkat. Akibatnya harga sumber daya

alam akan naik.. Peningkatan kebutuhan sumber daya alam tidak hanya

menaikkan hargaharga rumah dan barang tetapi memaksa masyarakat tertentu

hidup apa adanya karena tidak mampu memenuhi kebutuhannya

Page 109: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Gambar 2.21 Kemiskinan

kimia dalam ekosistem dapat berfungsi sebagai indikasi penyebab kerusakan.

Untuk membandingkan bahan kimia yang berbahaya dan tidak, dibutuhkan

eksperimen untuk menentukan toksisitas bahan tersebut. Toksisitas adalah suatu

pengukuran berapa banyak suatu bahan diperlukan untuk meracuni atau

membunuh organisme.

g. Kerusakan Ekosistem

1). Pencemaran Lingkungan

Pada kegiatan penyelidikan, kamu telah mengamati bagaimana kualitas air di

kolam atau sungai di lingkungan sekolahmu dan kamu juga telah melihat apakah

air di kolam atau sungai itu beracun bagi tumbuhan atau hewan yang ada di situ.

Kualitas air yang “baik” bagi organisme di kolam atau sungai itu mungkin “tidak

sesuai” bagi organisme yang lain bahkan dapat menyebabkan kematian.Masuknya

bahan-bahan beracun ke dalam lingkungan merupakan pencemaran (polusi).

Polusi adalah suatu proses rusaknya lingkungan. Polutan adalah limbah yang

menyebabkan polusi. Tumpukan sampah yang berpotensi menghasilkan nitrogen

dari proses penguraian sampah dan merupakan nutrient esensial bagi semua

organisme, dapat pula menjadi polutan. Bahan-bahan penyebab polutan kadang

dapat kita temukan dengan mudah dalam ekosistem. Misalnya, bila kita melihat

Page 110: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

banyak ikan mati di pinggir-pinggir sungai, ilmuwan dapat memeriksa kualitas air

sungai tersebut. Ilmuwan dapat memeriksa kandungan oksigen, pH, atau jumlah

bakteri yang dapat membunuh ikan itu. Pada kejadian lain, analisis kimia

kompleks diperlukan untuk memeriksa kualitas air. Ilmuwan menggunakan alat

seperti kromatografi gas untuk mendeteksi dan mengidentifikasi bahan kimia

dalam ekosistem. Adanya bahan kimia dalam ekosistem dapat berfungsi sebagai

indikasi penyebab kerusakan. Untuk membandingkan bahan kimia yang

berbahaya dan tidak, dibutuhkan eksperimen untuk menentukan toksisitas bahan

tersebut. Toksisitas adalah suatu pengukuran berapa banyak suatu bahan

diperlukan untuk meracuni atau membunuh organisme.

Gambar 2.22 Hasil studi toksisitas tentunya dipertimbangkan ketika digunakan untuk

memutuskan apakah suatu bahan itu termasuk polutan. Sebagai contoh, sianida

adalah bahan toksik yang digunakan pada beberapa proses industri. Limbah yang

Tempat pembuangan sampah (limbah padat) yang dihasilkan manusia merupakan salah satu polutan

Page 111: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

mengandung sianida sangat berbahaya. Seorang dewasa akan sakit bahkan

meninggal jika mengkonsumsi sianida lebih dari 300 mg. Sianida secara alami

juga ditemukan dalam biji apel, daun singkong. Ilmuwan sering lebih khawatir

dengan jumlah bahan yang masuk dalam ekosistem daripada toksisitasnya.

Sejumlah besar bahan dapat menyebabkan polusi. Garam (NaCl) tidak toksik,

tetapi dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kerusakan serius pada ekosistem,

perembesan air garam pada air tawar, kandungan garam dalam tanah menjadi

tinggi, sehingga beberapa tumbuhan tidak dapat tumbuh. Bahan kimia lain yang

dapat merusak ekosistem adalah pestisida. Pestisida adalah suatu bahan yang

digunakan membunuh hewan atau tumbuhan tidak dikehendaki berada di tempat

tertentu. Aturan penggunaan bahan tersebut dikembangkan berdasarkan studi

lingkungan. Efek faktor biotik lebih sulit diprediksi. Ketika bahan kimia masuk ke

dalam jaring-jaring makanan, organism dalam jaring-jaring makanan mungkin

menyimpan bahan ini dalam tubuhnya. Proses ini disebut biomagnifikasi,

beberapa organisme mempunyai kemampuan menyimpan bahan toksik ini dalam

jaringannya karena cara mereka makan. Organisme seperti kerang, hewan

bercangkang lainnya berpotensi sebagai penyaring makanan. Mereka memperoleh

makanan dengan memasukkan air untuk menangkap alga dan partikel makanan.

2). Hujan asam

Di atmosfer uap air menyebar, dan kembali ke permukaan bumi sebagai hujan,

salju, dan bentuk hujan lainnya. Di atmosfer, molekul air bergabung dengan

polutan udara, misalnya gas karbondioksida yang terlarut dalam titik-titik air

kemudian bergabung membentuk air dalam hujan, menghasilkan asam karbonat

Page 112: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

lemah. Akibatnya Ph air hujan yang biasanya normal menjadi asam. Polutan

udara, khususnya sulfur dioksida dan nitrogen oksida, meningkatkan keasaman

air hujan. Dengan adanya sinar matahari, polutan ini bereaksi dengan air dan

oksigen di udara membentuk asam sulfat dan asam nitrat. Jadi, hujan asam adalah

hujan atau salju yang keasamannya lebih daripada air hujan yang tidak terpolusi.

Sulfur dilepaskan terutama oleh pembakaran batubara pabrik dan energi yang

berasal dari tumbuhan. Sumber utama nitrogen oksida adalah knalpot kendaraan

bermotor. Pada beberapa kota dan area industri berat, jumlah polutan dilepaskan

ke udara begitu besar sehingga hujan atau salju menjadi asam seperti asam cuka;

bahkan kabut dan embun dapat menjadi asam sebagai akibat polusi udara. Air

hujan yang tidak terpolusi mempunyai pH 5,6 – 5,7. Hujan dengan pH dibawah

5,6 dianggap asam. Hujan melarutkan kal-sium, potasium, dan nutrien berharga

lainnya dari tanah. Karena nutrien ini tercuci oleh hujan asam, tanah menjadi

kurang subur. Hilangnya nutrien ini dapat menyebabkan kematian pohon. Hujan

asam juga menghancurkan jaringan tumbuhan dan mengganggu pertumbuhan

tumbuhan tersebut dan fiksasi nitrogen. Banyak pohon di hutan yang mati sebagai

akibat hujan asam. Hujan asam juga mempunyai efek pada ekosistem danau.

Hujan asam yang jatuh ke danau, melalui aliran sungai, menyebabkan pH pada

ekosistem tersebut turun di bawah normal. Berubahnya keasaman air mengganggu

ekosistem danau.

3). Efek Rumah Kaca

Apa yang terjadi pada udara dalam mobil tertutup yang sedang di parkir bila

terpapar matahari beberapa jam? Radiasi energi dari matahari memanaskan udara

Page 113: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

dalam mobil, membuat udara dalam mobil lebih hangat daripada di luar ruangan.

Kaca jendela mobil, seperti dinding kaca dari “green house”, menahan panas yang

terperangkap dalam mobil. Gas-gas di atmosfer menangkap banyak energi radiasi

dari matahari yang mencapai permukaan bumi. Daratan, air, dan segala sesuatu di

permukaan bumi mengabsorbsi energi matahari. Objek yang telah mengabsorbsi

energi ini memantulkan energi panas kembali ke sekitarnya. Atmosfer

memerangkap panas ini sehingga suhu udara menjadi lebih panas. Proses

penyimpanan panas oleh gasgas atmosfer ini disebut efek rumah kaca . Tanpa efek

rumah kaca, semua energi matahari akan dipantulkan kembali ke tempat

sekitarnya, dan bumi menjadi terlalu dingin bagi makhluk hidup untuk hidup dan

berkembang. Gas-gas yang berperan terhadap efek rumah kaca disebut gas-gas

rumah kaca, misalnya karbondioksida.

4). Polusi Air

Sumber daya alam yang langka. Jumlah air tawar hanya 3% dari total jumlah air

di bumi. Dari 3% itu, hanya 0,003% bersih dan aman, dan tersedia untuk

konsumsi manusia. Air dapat tercemar oleh minyak, limbah industri, sampah, dan

bahkan panas. Bila Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) menggunakan air dari sungai

untuk tujuan pendinginan, aliran yang kembali ke sungai lebih panas beberapa

derajat dari asalnya. Organisme sungai tidak dapat menyesuaikan perubahan

temperatur air secara cepat sehingga organisme tersebut mungkin mati. Air dapat

juga tercemar oleh pestisida dan pupuk yang digunakan petani. Bahan-bahan

kimia yang ada dalam tanah terbawa air hujan dan terangkut ke sumber air.

Page 114: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

5). Polusi Tanah

Majalah, koran, tas plastik, botol, kaleng aluminium, potongan rumput, sisa

makanan merupakan limbah padat. Limbah padat adalah produk yang tidak

diinginkan yang dibakar atau ditimbun setiap tahun di seluruh dunia. Potongan

rumput, sisa-sisa hewan, koran, dan daun-daun yang mati diuraikan oleh pengurai

(decomposer) dalam tanah. Sebagian limbah dapat diuraikan secara alami menjadi

komponen-komponen kimia.

6). Efek Pencemaran Air

Pencemaran air dapat berpengaruh pada keperluan rumah tangga dan industri.

Air yang telah tercemar tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga

akan menimbulkan dampak sosial yang sangat luas dan akan memakan waktu

lama untuk memulihkannya. Bila air tidak dapat digunakan untuk keperluan

industry berarti usaha untuk meningkatkan kehidupan manusia tidak akan

tercapai. Contoh, air lingkungan yang berminyak (karena tercemar minyak) tidak

dapat lagi digunakan sebagai pelarut dalam industri kimia. Air yang bersifat sadah

karena terlalu banyak mengandung ion logam tidak dapat lagi digunakan sebagai

air ketel uap. Air yang tercemar juga tidak dapat dimanfaatkan untuk keperluan

irigasi, untuk pengairan di sawah dan kolam ikan karena adanya senyawa organik

yang menyebabkan perubahan drastis pada pH air. Air yang terlalu asam atau

terlalu basa juga akan mematikan tumbuhan dan hewan air. Selain itu juga banyak

senyawa anorganik yang menyebabkan kematian. Di samping itu juga banyak

ikan yang mati karena sungai atau tambaknya tercemar. Pencemaran air dapat

menimbulkan kerugian yang lebih jauh, yaitu kematian. Kematian dapat terjadi

Page 115: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

karena pencemaran sangat parah sehingga air menjadi penyebab berbagai macam

penyakit. Air yang tecemar dapat menjadi penyebab sumber penyakit menular

karena: air merupakan tempat berkembangbiaknya mikroorganisme, termasuk

mikroba patogen; air yang telah tercemar tidak dapat digunakan sebagai air bersih,

sedangkan air bersih sudah tidak mencukupi sehingga kebersihan manusia dan

lingkungannya tidak terjamin yang pada akhirnya menyebabkan manusia mudah

terserang penyakit. Contoh limbah-limbah yang dapat diuraikan secara alami

misalnya potongan rumput, sisa hewan, dan sebagainya. Sebagian limbah lain

tidak dapat diuraikan secara alami, misalnya logam, dan sebagainya. Limbah yang

tidak dapat diuraikan inilah yang dapat menimbulkan masalah polusi bertahun-

tahun. Limbah lain adalah limbah dari bahan kimia yang antara lain sebagai hasil

samping dari proses industri. Beberapa limbah ini beracun dan dapat

menyebabkan kanker, mempengaruhi kelahiran, dan masalah kesehatan lainnya.

Beberapa limbah disimpan dalam tanki. Bila drum tidak ditutup rapat atau terjadi

kebocoran, bahan kimia tercecer dan mencemari tanah dan air. Dampak tidak

langsung akibat pencemaran daratan adalah melalui media lain. Contoh, tempat

pembuangan limbah padat, baik tempat penimbunan sementara maupun tempat

pembuangan akhir, akan menjadi tempat berkembangbiaknya tikus dan serangga

yang merugikan manusia, seperti lalat dan nyamuk. Tempat pembuangan sampah

adalah tempat kumuh, namun menyediakan makanan yang cukup bagi

perkembanganbiakan tikus, yaitu limbah organik terutama sisa-sisa makanan yang

dibuang di tempat itu. Celah-celah antara limbah padat seperti ban, kaleng bekas,

Page 116: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

kardus, kotak kayu dan lain sebagainya merupakan tempat ideal bagi

persembunyian dan perkembangbiakan tikus.

7). Polusi Hutan dan Tanah

Hutan menyediakan kayu untuk bahan bakar, untuk bahan pembuatan rumah,

untuk bahan perabotan rumah tangga, dan lain-lain. Banyak

masyarakat/perusahaan menebang pohon dan menggunakan hasil hutan untuk

kepentingan industri sehingga bila musim hujan datang maka tidak ada akar

pohon yang menyerap air dan menahan tanah dari tempatnya. Air mencuci tanah.

Kondisi inilah yang menyebabkan erosi. Erosi adalah hilangnya tanah akibat

pengaruh angin, air, atau es. Hujan mencuci bagian atas tanah yang subur

sehingga pohon tidak dapat tumbuh pada lereng gunung yang tandus.

h. Pelestarian Ekosistem

Untuk menjaga kelestarian satwa langka, maka penangkapan hewan-hewan

dan juga perburuan haruslah mentaati peraturan tertentu seperti berikut: (1) para

pemburu harus mempunyai surat ijin, (2) senjata pemburu harus tertentu

macamnya, (3) membayar pajak dan mematuhi undang-undang perburuan, (4)

harus menyerahkan sebagian tubuh yang harus diburunya kepada petugas, (5)

dilarang memburu hewanhewan langka, (6) jenis hewan tertentu hanya boleh

ditangkap pada waktu tertentu saja, (7) tidak boleh memburu hewan yang sedang

bunting, dan (8) tidak boleh membiarkan hewan buruannya lepas dalam keadaan

terluka.

Page 117: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

1). Melestarikan Satwa langka

Ada berbagai alasan yang dilakukan orang untuk mengambil sumber daya

alam hayati tersebut, misalnya untuk dijadikan sebagai sumber pangan, hiasan,

dan beberapa alasan lainnya. Hal ini akan makin buruk jika kita belum melakukan

penelitian tentang cara membudidayakan dan mengelola suatu jenis makhluk

hidup secara berkelanjutan. Misalnya ikan arwana (Schleropages formosus),

hewan tersebut banyak diburu orang untuk dikoleksi karena harganya yang amat

mahal. Sementara itu sampai saat ini belum banyak orang yang melakukan

penelitian tentang cara membudidayakan dan mengelolanya secara berkelanjutan.

2). Bioremediasi

Pencemaran kimia pada suatu ekosistem dapat menyebabkan kematian

sebagian atau semua organism hidup. Pada umumnya, komunitas bertahan hidup

karena keragaman metabolismenya, dalam hal ini beberapa organisme di dalam

komunitas itu menghilangkan sifat racun bahan kimia yang dihasilkan oleh

organisme lain. Pada saat mikrobia mengubah racun atau bahan-bahan yang

berbahaya menjadi molekul-molekul yang tidak berbahaya, proses pemurnian ini

disebut bioremediasi. Bioremediasi mikrobia memungkinkan untuk membantu

banyak masalah polusi kita dengan cara sederhana, dengan membiarkan

organisme mencerna polutan organik dan anorganik. Dengan demikian kita dapat

memperbaiki ekosistem yang rusak. Bahan organik beracun itu menyediakan

energi dan karbon untuk pertumbuhan mikrobia bioremediasi, yang

membersihkan lingkungan dalam proses tersebut. Sejumlah besar pestisida dan

Page 118: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

bahan kimia yang dilepaskan ke lingkungan dalam waktu yang cukup lama telah

memungkinkan munculnya organisme yang mulai dapat mencerna bahan-bahan

tersebut.

3). Melestarikan Tumbuhan

Walaupun tumbuhan dan hewan termasuk sumber daya alam yang dapat

diperbarui, tetapi bila pengambilannya secara terus menerus tanpa memperhatikan

kecepatan daya reproduksinya maka dapat berakibat musnahnya sumber daya

alam hayati itu sendiri. Pemanfaatan sumber daya alam disebut berlebihan bila

jumlah yang diambil lebih besar dibanding dengan yang dapat dihasilkan dalam

waktu tertentu. Sumber daya alam berupa tumbuhan telah banyak yang punah dan

beberapa jenis tumbuhan langka terancam pula kepunahan, misalnya Raflesia

arnoldii. Dalam mengeksploitasi sumber daya, khususnya hutan sebagai habitat

banyak tumbuhan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) tidak

melakukan penebangan pohon di hutan dengan semena-mena (tebang habis), (2)

melakukan reboisasi, yaitu menghutankan kembali hutan yang rusak, (3)

mencegah kebakaran hutan.

4). Pencagaralaman

Cagar alam adalah sebidang tanah, suatu daerah yang disediakan dan ditata

untuk melindungi spesies flora dan fauna di dalamnya. Di dalam cagar alam tidak

dibolehkan adanya segala jenis eksploitasi. Berbeda dengan cagar alam, cagar

biosfer dapat pula meliputi daerah yang telah dibudidayakan manusia, misalnya

untuk pertanian secara tradisional dan permukiman. Karena itu, sebidang lahan

Page 119: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

yang tidak boleh dijamah, sukar untuk diterima. Tekanan makin besar agar cagar

alam diikutsertakan dalam pembangunan. Untuk mengatasi tekanan ini makin

banyaklah dipakai konsep taman nasional, di dalamnya dilakukan tujuan

pencagaralaman. Kegiatan itu, misalnya pariwisata, penelitian, dan pendidikan. Di

Indonesia beberapa cagar alam telah mempunyai status taman nasional, yaitu

Taman nasional Gede Pangrango dan Taman Nasional Ujung Kulon di Jawa

barat, Taman Nasional Baluran di Jawa Timur, Taman Nasional Komodo di Nusa

Tenggara Timur, Taman Nasional Gunung Leuser di Aceh.

Peranan keanekaragaman mahluk hidup dalam ekosistem adalah sebagai

penyeimbang dalam ekosistem. Tindakan-tindakan yang dapat merusak

keanekaragaman mahluk hidup : 1).Perusakan hutan, penebangan hutan secara liar

dapat merusak struktur tanah, merusak tumbuhan yang kecil akibat tertimpa oleh

pohon besar yang ditebang dan satwa liar kehilangan tempat hidupnya. 2)

Penggunaan pestisida, penggunaan pestisida secara berlebihan tidak hanya

membunuh hama saja tetapi juga membunuh organism lainnya. 3) Perburuan liar,

perburuan liar seperti perburuan harimau dan ular untuk diambil kulitnya, gajah

untuk diambil gadingnya dan badak untuk diambil culanya akan membuat hewan-

hewan tersebut terancam punah.

Page 120: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Gambar 2.23 Hutan lindung merupakan salah satu bentuk konservasi in-situ

Cara-cara memelihara kelestarian hutan dengan cara : 1). Reboisasi, 2)

Melakukan tebang pilih, 3) Menghindari kebakaran hutan, 4) Menetapkan Daerah

Perlindungan Alam. Contoh daerah perlindungan Alam di Indonesia :

1). Taman hutan raya dan hutan wisata, 2) Cagar Alam, 3) Taman nasional, 4)

Merehabilitasi Satwa Langka. Contoh : Merehabilitasi orang utan yang dipelihara

oleh perorangan dan disita oleh Negara kemudian dikembalikan lagi ke

habitatnya. Sebelum dikembalikan direhabilitasi dulu agar orang utan dapat

menyesuaikan diri dengan kehidupan hutan sebagai habitat aslinya. Pusat

rehabilitasi orang utan yaitu di Samboja, tanjung pinang dan bukit lawang.

Penangkaran satwa dan Tumbuhan Langka. Satwa langka dapat

ditangkarkan di kebun binatang atau tempat penangkaran yang ditunjuk. Jika

populasi sudah banyak, sebagian dilepaskan lagi di habitat aslinya. Tumbuhan

langka dapat ditangkarkan dikebun raya atau tempat konservasi alam lainnya.

Pembiakan di luar habitat aslinya disebut pembiakan secara ex situ. Sedangkan

pembiakan di dalam habitat aslinya disebut in situ.

Upaya-upaya untuk menjaga kelestarian hutan : 1). Reboisasi, yaitu

menanami kembali hutan-hutan yang telah gundul. Contohnya Reboisasi di

gunung kidul, reboisasi di lampung, reboisasi di lebak dll, 2).Melakukan tebang

pilih, yaitu menebang pohon dengan criteria-kriteria tertentu. Contohnya

Page 121: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

menebang pohon jati yang diameternya sudah 75 cm, Menghindari kebakaran

hutan. Contoh : Untuk menghindari kebakaran hutan dapat dilakukan dengan

memberi pengarahan pada masyarakat agar tidak membakar lahan di sekitar

hutan. Memberi pelatihan pada masyarakat cara-cara pemadaman kebakaran hutan

jika ada kebakaran hutan.

B. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Suwarna, (2009) dengan judul “Pembelajaran

kimia dengan metode STAD melalui teknik peta konsep dan teknik Puzzle

ditinjau dari interaksi sosial dan kemampuan memori. (Studi kasus

pembelajaran kimia pada materi pokok sistem koloid kelas XI Semester 2

SMA N 1 Karas Magetan Tahun 2008/2009 )”. Menyimpulkan bahwa teknik

peta konsep dan teknik Puzzle tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar,

kemampuan memori tinggi dan rendah mempengaruhi terhadap prestasi

belajar, interaksi sosial positif dan negatif tidak berpengaruh terhadap prestasi

belajar, tidak ada interaksi teknik peta konsep dan teknik Puzzle dengan

kemampuan memori terhadap prestasi belajar, tidak ada interaksi teknik peta

konsep dan teknik Puzzle dengan interaksi sosial terhadap prestasi belajar, ada

interaksi antara kemampuan memori siswa tinggi dan rendah dengan interaksi

sosial positif dan negatif terhadap prestasi belajar dan tidak ada interaksi

teknik peta konsep dan puzzle ,dengan kemammpuan memori dan interaksi

sosial terhadap prestasi belajar.

Page 122: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

2. Penelitian yang dilakukan oleh Erwin Sulistiani (2006) dengan judul “Prestasi

Belajar Biologi pada pokok system Koordinasi Menggunakan Variansi Media

Pembelajaran Ditinjau Dari Kemampuan Memori Siswa (Studi Kasus

Penggunaan Media Pembelajaran LCD, OHP, Buku Teks Terprogran Pada

Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2005/2006).

Penelitian ini menyimpulkan bahwa, terdapat perbedaan pengaruh penggunaan

media pembelajaran terhadap prestasi belajar, terdapat perbedan pengaruh

kemampuan memori terhadap prestasi belajar siswa, terdapat pengaruh

interaksi antara media pembelajaran dengan kemampuan memori siswa

terhadap prestasi belajar siswa.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Yuli Harnowo (2009) dengan judul

”Pembelajaran Fisika Dengan Model Kooperatif Melalui Jigsaw dan STAD

Ditinjau Dari Kecerdasan Emosional Dan Gaya Belajar Siswa (Studi Kasus

Pembelajaran Fisika pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kebumen Semester

II Tahun Pelajaran 2008/2009)” Penelitian ini menyimulkan bahwa: 1) ada

pengaruh gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar fisika pada materi kalor.

2) maka ada interaksi antara model pembelajaran dengan gaya belajar

terhadap prestasi belajar kalor.

4. ”Pembelajaran Kooperatif Dengan Modul dan Animasi Terhadap Prestasi

Belajar Ditinjau Dari Tingkat Kesulitan Belajar Siswa (Studi Pembelajaran

Biologi pada Materi Sistem Eskresi Kelas XI Semester 1 SMA Tauna

Nusantara Magelang)” Penelitian ini lakukan oleh Cecep Iskandar (2009) .

Adapun hasil penelitian ini adalah 1) terdapat pengaruh pembelajaran

Page 123: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

kooperatif dengan modul dan animasi terhadap prestasi belajar pada materi

sistem Eskresi, 2) terdapat pengaruh tingkat kesulitan belajar rendah, sedand

dan tinggi terhadap dengan pembejaran siswa pada materi sistem Eskresi, 3)

Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran kooperatif menggunakan modul

dan Animasi dengan tingkat kesulitan belajar terhadap persatsi belajar. Dalam

hal ini kami akan melakukan penelitian yang serupa dengan ketiga penelitian

diatas dengan metode kooperatif Jigsaw melalui hipermedia dan modul

ditinjau dari kemampuan memori dan interaksi sosial terhadap prestasi belajar

siswa.

5. Durmus Kilic (2008) dalam Jurnal internasional yang berjudul ”The Effect of

the Jigsaw Technigue on Learning the Concepts of the Principles and

Methods of Teaching”. Dalam penelitian mengambil sampel 80 siswa yang

terbagi menjadi 40 siswa diterapkan kelompok pembelajaran Jigsaw dan 40

siswa diterapkan pembelajaran klasik sebagai kelompok kontrol. Pada akhir

penelitian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan menuju ke

pembelajaran Jigsaw.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, serta didukung

dengan kajian teori yang diuraikan pada penelitian ini dapat dirumuskan kerangka

berpikir sebagai berikut:

1. Pengaruh pembelajaran jigsaw melalui hipermedia dan modul terhadap

prestasi belajar biologi.

Page 124: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

Rendahnya prestasi belajar biologi kelas VII SMP Negeri 2 Paron pada

tahun pelajaran 2009/2010 semester II dipengaruhi berbagai permasalahan, antara

lain siswa belum efektif mengikuti pembelajaran, penggunaan metode

pembelajaran belum menarik bagi siswa, serta guru kurang mampu memahami

model-model pembelajaran. Pada kerangka berpikir ini metode Jigsaw dengan

menggunakan hipermedia dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa

karena dengan hipermedia ini dapat memberikan motivasi untuk belajar lebih giat

dan dapat melatih siswa untuk berpikir lebih kritis dan aktif dalam menangkap

materi pelajaran sehingga hal ini akan membantu proses belajar mengajar dan

dapat digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan mata pelajaran biologi

yang tercermin dalam prestasi belajar.

Penggunaan modul dalam pembelajaran dapat digunakan secara mandiri,

kapan saja, dimana saja dan dalam situasi apapun. Modul juga dapat digunakan

sebagai acuan pada belajar bersama. Penggunaan modul membutuhkan waktu

yang lebih lama untuk memahami suatu materi pelajaran dan perlu motivasi yang

tinggi dari dalam diri siswa sendiri untuk belajar dengan modul. Dari pemikiran di

atas, dapat diasumsikan bahwa pembelajaran menggunakan hipermedia dan modul

mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Penggunaan

hipermedia akan memberikan prestasi belajar yang lebih baik dibanding dengan

menggunakan modul.

Berdasarkan pertimbangan diatas bahwa teori bejalar yang mendukung

adalah tori belajar Peaget kerana siswa langsung dapat berinteraksi dengan materi

ekosistem dari hipermedia dan modul. Dengan Hipermedia dan modul

Page 125: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

karakteristik materi ekosistem dapat diamati oleh siswa secara langsung. Dengan

pengamatan langsung siswa sudah memiliki bekal waktu masuk kelas sehingga

siswa dapat belajar sendiri secara kelompok dengan pembelajaran kooperatif

Jigsaw. Pembelajaran Jigsaw dapat mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif,

efektif dan menyenangkan. Belajar kooperatif jigsaw memberikan kesempatan

pada siswa untuk saling berinteraksi. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang

diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi

tersebut pada anggota kelompoknya yang lain, sehingga pengetahuannya jadi

bertambah. Keunggulan kooperatif tipe jigsaw meningkatkan rasa tanggung

jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.

2. Pengaruh kemampuan memori tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar biologi

Kemampuan ingatan atau kemampuan memori secara sempit dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menerima atau memasukkan kesan-kesan, menyimpan kesan-kesan itu dan kemudian mengeluarkan kembali kesan-kesan yang pernah diterima (Walgito, 1985). Rathus, mengatakan bahwa mengingat adalah suatu proses pengolahan informasi yang telah dipelajari atau diperoleh dari stimulus yang dapat dipelihara dan diperoleh kembali di masa mendatang.

Kemampuan memori siswa kelas VII SMP Negeri 2 Paron tahun pelajaran 2009/2010 sangat heterogen. Kemampuan memori siswa yang tinggi itu tidak didukung oleh suatu kondisi yang dapat memberikan kesempatan kepada mereka untuk dapat lebih berkembang. Karena antara siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan memori rendah mendapat porsi yang sama dalam proses pembelajaran dikelas. Seseorang berkemampuan memori yang sangat tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1) proses encoding yang majemuk dan bermakna; 2) memiliki banyak cue dengan asosiasi tinggi; banyak latihan. Memori akan lebih baik jika sesuatu yang dipelajari dengan berulang-ulang walaupun dengan sesi yang cukup pendek dari pada sesi atau waktu yang lebih lama. Selain itu memori akan lebih baik apabila untuk memahami atau mengingat suatu materi dengan berbagai cara misalnya segi visual dan audio lebih baik daripada hanya satu saja. Dengan penerapan pembelajaran jigsaw dengan hipermedia dan modul akan berpengaruh terhadap kemampuan memori siswa kelas VII SMP Negeri 2 Paron.

Page 126: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

3. Pengaruh interaksi sosial siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar biologi.

Dalam proses pembelajaran tak luput dari berbagai permasalahan yang

dialami

para siswa dalam menjalani perannya sebagai peserta didik di sekolah. Semula

siswa diharapkan dapat memahami materi pelajaran yang diterimanya sehingga

mampu mengembangkan interaksi sosial dari dalam dirinya sehingga dapat

berprestasi dan mampu bersaing secara sehat untuk berlomba meraih prestasi yang

gemilang, namunya kenyataan dilapangan masih banyak peserta didik yang

mengalami berbagai ragam kesulitan belajar, sehingga berakibat pada pencapaian

prestasi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Peserta didik yang mengalami

kesulitsn belajar akan berakibat menurunnya prestasi belajar.

Berbagai macam faktor yang menyebabkan menurunnya prestasi belajar yaitu

faktor interaksi sosial siswa yang mungkin sulit bergaul, rendah diri, dan sulit

kerkomunikasi dengan teman sejawatnya. Interaksi sosial merupakan suatu

hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu

mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya.

Maka dengan penerapan pembelajaran kooperatif diharapkan interaksi sosial

siswa akan tumbuh, karena siswa dalam pembelajaran kooperatif jigsaw siswa

dikelompokkan untuk saling bekerjasama dan saling membantu dalam memahami

bahan atau materi pelajaran. Interaksi sosial yang dimiliki masing-masing siswa

kemungkinan diduga akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Siswa yang

mempunyai interaksi sosial tinggi akan memiliki prestasi belajar yang tinggi,

Page 127: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

sedangkan siswa yang memiliki interaksi sosial rendah akan memperoleh prestasi

belajar lebih rendah dibanding dengan yang memiliki interaksi sosial tinggi.

4. Interaksi antara pembelajaran Jigsaw melalui Hipermedia dan Modul

dengan Kemampuan Memori siswa terhadap prestasi belajar biologi

Pembelajaran Jigsaw menggunakan Hipermedia dan Modul akan dapat

membantu mempengaruhi kemampuan memori siswa. Penggunaan Hipermedia

dan Modul memberikan variansi dalam pembelajaran, sehingga akan

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berdasarkan hal ini maka terdapat interaksi

yang positif antara pembelajaran Jigsaw melalui Hipermedia dan Modul terhadap

kemampuan memori tinggi dan kemampuan memori rendah

5. Interaksi antara pembelajaran Jigsaw melalui Hipermedia dan Modul

dengan Interaksi sosial siswa terhadap prestasi belajar biologi

Interaksi sosial siswa merupakan kemampuan siswa untuk saling

berhubungan, bertukar pendapat, berinteraksi atau berkomunikasi dengan siswa

lain dan lingkungannya dalam proses pembelajaran. Pembelajaran Jigsaw yaitu

teknik mengajar dimana siswa dalam pembelajaran berlangsung, diharapkan

bekerja bersama sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai

banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan

berkomunikasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Albert Bandura pada teori belajar

sosial yang menekankan pada efek-efek dari konsekuensi- konsekuensi pada

perilaku dan tidak mengindahkan fenomena pemodelan, yaitu meniru perilaku

orang lain, dan pengalaman vicarious, yaitu belajar dari keberhasilan dan

Page 128: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

kegagalan orang lain. Dalam pembelajaran Jigsaw terjadi interaksi yang positif

dengan Interaksi sosial siswa terhadap prestasi belajar biologi.

6. Interaksi antara Kemampuan Memori dan Interaksi sosial siswa

terhadap prestasi belajar biologi

Kemampuan ingatan (memori) merupakan fungsi fundamental bagi proses

mental yang berhubungan dengan kinerja intelektual, dengan memori

memungkinkan organisme untuk memiliki kemampuan berfikir, membaca,

menulis, berbicara dan belajar. Tanpa memori organisme tidak mampu untuk

melakukan kegiatan mental (mindless), tidak mampu membuat perbandingan serta

tidak mampu berkomunikasi. Dalam hal ini kemampuan memori siswa SMP

Negeri 2 Paron tahun pelajaran 2009/2010 semester II dikategorikan pada tingkat

kemampuan memori tinggi dan kemampuan memori rendah.

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antar individu dalam kelompok

tertentu yaitu antara siswa dengan teman sekelasnya dalam bergaul yang didorong

oleh keinginan untuk belajar bersama (kelompok). Interaksi sosial sebagai

peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir

bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sam lain atau berkomunikasi satu

sama lain. Jadi dalam kasus interaksi, tindakan setiap orang bertujuan untuk

mempengaruhi individu lain. Interaksi sosial dikategorikan pada tingkat tinggi dan

rendah.

Pada pembelajaran Jigsaw melalui Hipermedia dan Modul siswa yang

memiliki kemampuan memori dan interaksi sosial tinggi diharapkan juga

memiliki prestasi belahar yang baik. Sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan

Page 129: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

memori dan interaksi rendah tentu prestasi belajarnya kurang baik. Hal ini

dimungkinkan terjadi interaksi yang positif pada kemampuan memori dan

Interaksi soaial siswa terhadap prestasi belajar siswa.

7. Interaksi antara pembelajaran Jigsaw melalui Hipermedia dan Modul

dengan Kemampuan Memori dan Interaksi sosial siswa terhadap

prestasi belajar biologi

Pada pembalajaran Jigsaw melalui Hipermedia dan Modul ditunjang dengan

kemampuan memori tinggi dan interaksi sosial tinggi , maka siswa akan lebih

aktif , kreatif dalam mengikuti pembalajaran. Maka hal ini akan terjadi interaksi

yang positif pada model pembalajaran Jigsaw, media pembelajaran Hipermedia

dan Modul , serta ditunjang dengan kemampuan memori dan interaksi sosial

tinggi dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir dapat dinyatakan bahwa:

1. Ada pengaruh pembelajaran jigsaw melalui hipermedia dan modul terhadap

prestasi belajar siswa pada materi pokok ekosistem.

2. Ada pengaruh kemampuan memori tinggi rendah terhadap prestasi belajar

siswa pada materi pokok ekosistem.

3. Ada pengaruh kemampuan interaksi sosial tinggi rendah terhadap prestasi

belajar siswa pada materi pokok ekosistem.

Page 130: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

4. Ada interaksi pembelajaran biologi dengan jigsaw melalui hipermedia dan

modul ditinjau dari kemampuan memori siswa pada materi pokok ekosistem.

5. Ada interaksi pemebelajaran biologi dengan jigsaw melalui hipermedia dan

modul ditinjau dari kemampuan interaksi sosial pada materi pokok ekosistem.

6. Ada interaksi kemampuan memori dan kemampuan interaksi sosial siswa

terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok ekosistem.

7. Ada interaksi pembelajaran biologi dengan jigsaw melalui hipermedia dan

ditinjau dari kemampuan memori dan interaksi sosial siswa pada materi

pokok ekosistem.

Page 131: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian.

1. Tempat Penelitian

Penelitian dengan objek pelaksanaan pembelajaran Jigsaw melalui media

hipermedia dan modul ditinjau dari kemampuan memori dan interaksi sosial siswa

terhadap prestasi belajar biologi ini dilakukan di SMP Negeri 2 Paron, Kabupaten

Ngawi, khususnya kelas VII semester II tahun pembelajaran 2009/2010.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010.

Penelitian diawali pada bulan Pebruari 2010 sampai dengan bulan Januari 2011.

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No

Kegiatan

PEB, 10

MAR

‘10

APR

‘10

ME

I

‘10

JUN

‘10

JUL’ 10

AGST’10

SEPT’10

OKTB ‘10

NOP’10

DES’10

JAN’11

1. Pengajuan judul v

2 Penyempurnaan Proposal dan instrumen

v

2 Penyusunan Perijinan v

4 Seminar v

5 Uji coba Instrumen v

6 Pelaksanaan Penelitian /pengambilan data

v

7 Penyusunan Draf Laporan.- dan analisis data

v v v v v v

8 Penggandaan Laporan

v v

Page 132: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Paron tahun pelajaran

2009/2010 sebanyak 5 kelas dengan jumlah responden 185 siswa.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari populasi, baik

anggotannya maupun karakteristik yang dipelajari (Sudjana, 1996: 6). Jumlah

rombel kelas VII SMP Negeri 2 Paron tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak 5

rombel. Dari 5 kelas secara acak diambil sebagai sampel sebanyak 2 kelas yaitu,

kelas VII A sejumlah 36 siswa dan Kelas VII B sebanyak 36 siswa.

Dari kelas yang terpilih tersebut dilakukan uji t untuk melihat keseimbangan

tingkat kemampuan siswa dari kedua kelompok kelas eksperimen, maka sebagai

syarat untuk melakukan uji t adalah data bersifat normalitas dan homogenitas.

Data yang digunakan untuk melihat keseimbangan dua kelas eksperimen adalah

nilai biologi materi ekosistem tahun pelajaran 2008/2009. Uji normalitas

menggunakan program aplikasi statistik Minitab 15.1.2 yaitu uji normalitas Ryan-

Joyner (RJ).

3. Teknik Pengambilan Sampel

Penarikan sampel dilakukan secara cluster random sampling, yang dipilih

adalah sekelompok individu yang secara alami berada dalam satu tempat,

sepanjang individu-individu ini mempunyai persamaam ciri-ciri yang ada

hubungannya dengan variable penelitian. Pengambilan sampel dengan cluster

random sampling diambil 2 kelas eksperimen dengan memperhatikan kelas yang

Page 133: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

homogen, Dari terpilihnya 2 kelas sebagai kelas eksperimen pertama VII A

diberikan pembelajaran Jigsaw dengan hipermedia sedangkan kelas eksperimen

kedua VII B diberikan pembalajaran Jigsaw menggunakan media modul.

C. Metode Penelitian dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen Kuantitatif.

Adapun maksud dari eksperimen menurut Pendapat Moh. Nasir (2003: 63) adalah

observasi di bawah kondisi buatan (artificial condition) kondisi tersebut dibuat

dan diatur oleh peneliti. Dengan demikian penelitian eksperimen dapat diartikan

peneliti yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi tergadap objek penelitian

serta adanya kontrol. Eksperimen mempunyai tujuan untuk menyelidiki ada atau

tidak adanya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat

tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan pada beberapa kelompok

eksperimen dan menyediakan control untuk perbandingan. Sehingga setiap

penelitian eksperimen melibatkan sampel untuk diteliti (Moh. Nasir,2003: 63).

Pada penelitian ini kedua kelas eksperimen mendapat perlakuan yang

berbeda, yaitu dengan menerapkan pembelajaran Jigsaw melalui hypermedia

pada kelas VII A, sedangkan pada kelas VII B mendapat perlakuan pembelajaran

Jigsaw melalu media modul.

Desain penelitian yang digunakan ialah eksperimen dengan rancangan

faktorial 2 x 2 x 2 sebagai berikut :

Page 134: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

Tabel 3.2 : Desain Penelitian

Pembelajaran Jigsaw dengan media (A)

Hipermedia (A1) Modul (A2)

Interaksi Sosial

Tinggi (C1)

A1B1C1 A2 B1C1 Kemampuan Memori Tinggi

(B1) Interaksi Sosial

Rendah (C2)

A1B1C2 A2B1C2

Interaksi Sosial

Tinggi (C1)

A1B2C1 A2B2C1 Kemampuan

Memori Rendah

(B2) Interaksi Sosial

Rendah (C2)

A1B2C2 A2B2C2

Keterangan :

A1B1C1 : Pembelajaran Jigsaw dengan Hipermedia ditinjau dari kemampuan

memori tinggi dan Interaksi sosial tinggi

A1B1C2 : Pembelajaran Jigsaw dengan Hipermedia ditinjau dari kemampuan

memori tinggi dan Interaksi sosial rendah

A1B2C1 : Pembelajaran Jigsaw dengan Hipermedia ditinjau dari kemampuan

memori rendah dan Interaksi sosial tinggi

A1B2C2 : Pembelajaran Jigsaw dengan Hipermedia ditinjau dari kemampuan

memori rendah dan Interaksi sosial rendah

A2B1C1 : Pembelajaran Jigsaw dengan Modul ditinjau dari kemampuan memori

tinggi dan Interaksi sosial tinggi

A2B1C2 : Pembelajaran Jigsaw dengan Modul ditinjau dari kemampuan memori

tinggi dan Interaksi sosial rendah

Page 135: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

A2B2C1 : Pembelajaran Jigsaw dengan Modul ditinjau dari kemampuan memori

rendah dan Interaksi sosial tinggi

A2B2C2 : Pembelajaran Jigsaw dengan Hipermedia ditinjau dari kemampuan

memori rendah dan Interaksi sosial rendah

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1. Variabel Terikat ( Y ) yaitu Prestasi belajar biologi

a. Definisi Operasional

Prestasi belajar biologi adalah perolehan skor pada pengukuran dengan test

prestasi belajar yang mencerminkan tingkat penguasaan materi oleh siswa setelah

mengalami proses pembelajaran jigsaw dengan media pembelajaran hipermedia

maupun modul yang digunakan untuk penelitian terhadap materi ajar biologi

ekosistem.

b. Skala Pengukuran

Prestasi belajar siswa diukur berdasarkan kriteria ketuntasan minimal yang

telah ditentukan oleh masing-masing sekolah. Kriteria Ketuntasan Minimal yang

telah ditetapkan di SMP Negeri 2 Paron untuk mata pelajaran IPA kelas VII

adalah 65.

2. Variabel Bebas yang pertama ( X1 ) : Pembelajaran jigsaw melalui

hipermedia dan modul

Page 136: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

a. Definisi Operasional

Pembelajaran Jigsaw disebut juga Expert Group (Kelompok Ahli) yaitu

pembelajaran yang membuat siswa untuk saling mengajari satu siswa dengan

siswa yang lain. Pembelajaran Jigsaw adalah salah satu model pembelajaran

kooperatif yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen beranggotakan 4 sampai 6

orang siswa. Materi akademik disajikan dalam bentuk teks dan setiap siswa

bertanggung jawab atas penugasan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan

bagian materi tersebut kepada anggota tim lain.

Hipermedia adalah gabungan antara multimedia dan hiperteks. Hiperteks

berasal dari kata hyper yang berarti lebih dari biasa. Dengan demikian hiperteks

ialah teks yang lebih dari teks biasa. Sebagai contoh, teks biasa bersifat linear,

yaitu ditulis agar dibaca dari mula hingga akhir.

Modul adalah suatu cara pengorganisasian materi pelajaran yang

memperhatikan fungsi pendidikan. Strategi pengorganisasian materi pembelajaran

mengandung squencing yang mengacu pada pembuatan urutan penyajian materi

pelajaran, dan synthesizing yang mengacu pada upaya untuk menunjukkan kepada

pebelajar keterkaitan antara fakta, konsep,

b. Pengelompokan dengan dua kategori

a) Jigsaw melalui Hipermedia

b) Jigsaw melalui Modul

3. Variabel Bebas yang kedua ( X2 ) : Kemampuan memori dan kemampuan

interaksi sosial

Page 137: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

a. Definisi Operasional

Kemampuan memori merupakan hasil dari koneksi mental antara ide dengan

konsep. Memori adalah menyimpan dan mengingat. Interaksi sosial adalah

hubungan timbal balik antar individu dalam kelompok tertentu yaitu antara siswa

dengan teman sekelasnya dalam bergaul yang didorong oleh keinginan untuk

belajar bersama (berkelompok).

b. Skala Pengukuran

1). Kemampuan memori

a). Kemampuan memori tinggi

b). kemampuan memori rendah

2). Interaksi sosial

a). Interaksi sosial tinggi

b). Interaksi Sosial rendah

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dari variabel-variabel dalam penelitian ini dilakukan

dengan berbagai teknik. Pertama data yang didapat berupa hasil tes kemampuan

memori siswa dan angket kemampuan interaksi sosial. Data kedua hasil tes

prestasi belajar biologi diperoleh setelah selesai pembelajaran.

1. Tes kemampuan memori

Tes kemampuan memori atau uji memori ini dapat membantu memberikan

gambaran yang lebih baik mengenai masalah memori yang dialami siswa.

Page 138: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

Penyusunan tes kemampuan memori menggunakan meteri bidang studi biologi

yaitu ekosistem. Bentuk tes pilihan ganda menggunakan metode asosiasi

berpasangan dan metode mengenal dan mengingat kembali. Disediakan soal

sejumlah 100 dengan waktu 1 menit 5 soal. Soal tes kemampuan memori berupa

kata-kata bidang biologi yang dipasangkan dengan kode-kode tertentu yang terdiri

dari: (1) komponen-komponen ekosistem yaitu lima kata yang dipasangkan

dengan tiga angka yang diawali dengan angka 2 yaitu : Habitat 268; Individu 261;

Biotik 270; Abiotiuk 273; Populasi 246, (2) komponen biotik yang dipasangkan

dengan tiga angka yang diawali dengan angka 4 yaitu : Produsen 402; Konsumen

441; Dekomposer 440; Fitoplangton 423; Mikroorganisme 413, (3) Komponen

abiotik yang dipasangkan dengan kode diawali satu huruf dan dua angka yaitu :

Air Q40; Tanah T54; Udara R42; Caahaya P45; Suhu K56, (4) komponen

organisme yang pasangkan dengan kode satu huruf satu angka yaitu : Autotrof

3F; Heterotrof 2B; Karnivora 7C; Predator 6D; Omnivora 9H, (5) komponen

simbiosis yang dipsangkan dengan kode dua huruf yaitu : Mutualisme LP;

Parasitisme VK; Ektoparasit NX; Endoparasit AJ; Komensalisme MG.

Kemampuan memori siswa dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu siswa

yang memiliki kemampuan memori tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan

meori rendah. Pengelompokan kategori tersebut berdasarkan hasil tes kemampuan

memori. Kategori siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi apabila

memiliki skor yang lebih tinggi dari rerata hasil tes. Sedangkan kategori rendah

apabila siswa yang memiliki skor dibawah rerata hasil tes kemampuan memori.

Page 139: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

Dari sejumlah 72 siswa yang dugunakan sebagai sampel setelah diuji

kemampuan memorinya diperoleh skor siswa yang memiliki kemampuan memori

kategori tinggi sebanyak 44 siswa, sedangkan yang memiliki kemampuan memori

kategori rendah sebanyak 28 siswa.

Kriteria untuk menentukan kategori kemampuan memori adalah dengan

melihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Kriteria Pengelompokan kemampuan memori

Kemampuan memori Kriteria Pengelompokan

Batas Nilai

Rendah Skor < mean Skor < 86,25 Tinggi Skor ≥ mean Skor ≥ 86,25

2. Angket interaksi sosial

Angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap yang

harus dijawab oleh responden tentang pribadinga atau yang diketahuinya

(Masidjo, 1995: 70). Untuk mengetahui kemampuan intraksi social siswa

diperlukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan tentang diri responden yang

berinteraksi dengan lingkungan belajarnya. Data Interaksi sosial siswa diperoleh

melalui penyebaran angket kepada responden dengan betuk pertanyaan dengan

kategori positif dan negatif sebanyak 20 soal dengan empat pilihan jawaban yaitu

: SL = Bila aanda selalu mengalami, SR = Bila anda sering mengalami, KD = Bila

anda kadang-kadang mengalami, JR = Bila anda jarang mengalami. Skor-skor

untuk pertanyaan positif SL = 4, SR = 3, KD = 2, JR = 1. Jumlah skor tertinggi

untuk pertanyaan positif 40. Sedangkan skor-skor untuk pertanyaan negatif

adalah sebagai berikut: SL = 1, SR = 2, KD = 3, JR = 4 dengan jumlah skor

Page 140: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

tertinggi 40. Dari data yang diperoleh dapat dikategorikan menjadi siswa yang

memiliki interaksi social tinggi dan siswa yang memiliki interaksi social rendah.

Kategori siswa yang memiliki interaksi social tinggi apabila memiliki skor

ineraksi ≥ mean interaksi soaial, sedangkan yang siswa yang memiliki interaksi

social rendah apabila mendapat skor < mean. Dari 72 siswa yang digunakan

sebagai sampel diperoleh siswa yang memiliki interaksi sosial tinggi sebanyak 35

sedangkan sebayak 37 siswa memiliki interaksi sosial rendah.

Kriteria untuk menentukan kategori kemampuan awal adalah dengan

melihat pada tabel berikut:

Tabel 3.4 Kriteri Pengelompokan Interaksi Sosial

Interaksi Sosial Kriteria Pengelompokan

Batas Nilai

Rendah Skor < mean Skor < 56,35 Tinggi Skor ≥ mean Skor ≥ 56,35

3. Prestasi belajar Biologi

Data prestasi belajar biologi aspek kognitif diperoleh dengan melakukan tes

prestasi belajar. Penyusunan soal tes prestasi bentuk pilihan ganda sebanyak 40

soal dengan 4 options pilihan jawaban. Soal tes prestasi sebelum digunakan untuk

pengambilan data diujicobakan dulu di kelas VII SMP Negeri 3 Paron Kabupaten

Ngawi. Dalam ujicoba tes prestasi disediakan sebanyak 50 soal. Setelah diuji

validitas kalau ada soal yang tidak valid maka soal yang tidak valid tidak

dipergunakan untuk mengambil data penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Page 141: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

Dalam penelitian untuk memperoleh data diperlukan alat atau instrumen

pengumpul data, instrumen penelitian ini terdiri dari intrumen pelaksanaan

pembelajaran dan instrumrn pengambilan data. Kedua jenis intrumen ini

dibedakan atas dasar tujuannya.

1. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran

Intrumen pelaksanaan pembelajaran digunakan dalam pembelajaran di kelas.

Instrumen pelaksanaan pembelajaran meliputi Silabus, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), CD Hipermedia, Modul, Komputer.

2. Instrumen Pengambilan Data

Instrumen pengambilan data yang digunakan untuk pengambilan data antara

lain soal test prestasi biologi, soal test kemampuan memori dan angket

kemampuan interaksi sosial. Test prestasi belajar siswa, yang berupa instrument

test prestasi belajar sebanyak 40 soal, instrument test kemampuan memori 50 soal

dan angket interaksi sosial sebanyak 20 soal. Sebelumnya dilakukan observasi

keadaan kondisi responden dalam berkaitan dengan konsistennya mengisi angket.

G. Uji Coba Instrumen Penelitian

Sebelum diadakan penelitian diperlukan uji coba instrumen dimaksudkan

untuk mengetahui apakah suatu intrumen dapat memenuhi sebagai alat pengumpul

data dalam penelitian. Suharsimi Arikunto (1997) berpendapat bahwa suatu

instrument dikatakan dapat memenuhi sebagai alat pengumpul data apabila

instrumen tersebut valid dan reliabel. Sebuah instrumen valid jika memiliki angka

validitas tinggi. Dalam penelitian ini uji instrumen prestasi belajar untuk uji

Page 142: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda diolah dengan

menggunakan program Anates 4.0.

1. Uji Validitas

Uji Validitas dimaksud untuk mengetahui validitas butir soal atau tingkat

kevalidan dari instrumen penelitian. Angka validitas dapat dihitung dengan

meggunakan rumus seperti berikut :

r XY = å åå å

--

-

))(()((

))((2222 YNYXNX

YXNXY

r XY = angka validitas item

X= skor item

Y= skor total

N= cacah subyek (Suharsimi Arikunto, 2005: 154)

Item tes dikatakan valid jika r XY obs > rxy –tabel pada taraf signifikan 5 %

Dalam penelitian ini untuk uji validitas digunakan program software Anates. Hasil

uji coba instrumen dapat dilihat sebagaimana tabel 3.5.

Tabel 3.5. Validitas Instrumen Kemampuan Memori, Interaksi Sosial dan Prestasi Pada Uji Coba Instrumen Penelitian di Kelas VII SMP Negeri 2 Paron, Tahun Pembelajaran 2009/2010

Instrumen No Uraian

Kemampuan Memori Interaksi Sosial Prestasi Belajar 1 Jumlah Siswa Uji Coba 36 36 36 2 Jumlah Butir Tes 100 30 50 3 Jumlah Soal :

a. Valid (Kor. Btr ≥ Nil. Kritis) b. Invalid (Kor. Btr< Nil. Kritis)

91

9

20

10

41

9

4 Nomor soal valid dan invalid

a. Valid 1,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,32,33,34,35,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,49,50,51,52,53,54,55,56,57,58,59,60,61,62,63,64,65,66,67,68,69,70,71,72,73,74,75,76,77,78,79,80,81,82,83,85,86,87,88,89,90,91,92,93,94,95,97,99,100

2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,13,14,15,19,20,21, 23,24,25,30 .

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,23,25,26,27,28,29,30,32,33,34,36,37,38,41,42,44,46,47,48, 49,50

b. Invalid 2,13,24,25,31,36,48,84,96 1,12,16,17,18,22,26,27,28,29

22,24,31,35, 39,40,43,45

5. Keputusan Penentuan ins-trumen a. Jumlah soal terpakai 50 20 40

Page 143: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

b. Nomor soal terpakai 1,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,32,39,40,41,42,43,44,45,46,47,49,70,71,72,73,74,75,76,77,78,79,

2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,13,14,15,19,20,21, 23,24,25,30 .

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,23,25,26, 27,28,29,30,32,33,34,36,44,46,47,48,49,50

2. Uji reabilitas

Reabilitas menunjukkan pada pengertian, bahwa instrument yang digunakan

dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data yang bersangkutan. Kapanpun

digunakan akan memberikan hasil yang relative sama Indeks reabilitas dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut :

r11 = ÷÷

ø

ö

çç

è

æ-÷

øö

çèæ

2

2

11 b

b

k

k

ss

r11 = indeks reabilitas instrument

k = banyaknya butir soal

å 2bs = jumlah varian butir soal

2bs = varians total

Tabel 3.6. Reliabilitas Instrumen Kemampuan Memori, Interaksi Sosial dan Prestasi Pada Uji Coba Instrumen Penelitian di Kelas VII SMP Negeri 2 Paron, Tahun Pembelajaran 2009/2010

Instrumen No Uraian Kemampuan

Memori Interaksi

Sosial Prestasi Belajar

1 Jumlah Siswa Uji Coba 36 36 36 2 Jumlah Butir Tes 100 30 50 3 4

Nilai Reabilitas Kriteria

0,9593 Sangat Tinggi

0.5748 Sangat Tinggi

0.877 Sangat Tinggi

5. Keputusan Penentuan Intrumen

Digunakan Digunakan Digunakan

Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran 13, 14 dan 15).

3. Uji taraf kesukaran

Page 144: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

Taraf kesukaran soal ditunjukan dengan indeks kesukaran yaitu bilangan yang

menunjukkan sukar mudahnya suatu soal. Derajat kesukaran dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

DK= sj

B

DK = Derajat kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab dengan benar

Js = jumlah seluruh peserta tes

Hasil uji coba pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.7

Tabel 3.7. Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Kognitif / Prestasi Pada Uji Coba Instrumen Penelitian di Kelas VII SMP Negeri 2 Paron, Tahun Pembelajaran 2009/2010

No Uraian Instrumen Kognitif

1 Jumlah Siswa Uji Coba 36 2 Jumlah Butir Tes 50 3 Jumlah Soal Tingk. Kesukar

a. Sukar (P = 0,00 – 0,30) b. Sedang (C) (P=0,31 -0,70)

c. Mudah (M)/TM (P=0,71 – 1,00)

14 36 0

4 Nomor soal berdasarkan tk. kesukaran a. Sukar 15,20,25,28,33,34,35,38,39,41,46,4

7,49,50 b. Sedang 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,16,17,18,

19,21,22,23,24,26.27.29.30.31.32.336,37,40,42,43,44,45,48

c. Mudah Tidak ada 5 Keputusan Penentuan tes kognitif a. Jumlah soal terpakai 40

b. Nomor soal terpakai 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,23,25,26,27,28,29,30,32,33,34,36,44,46,47,48,49,50

c. Jumlah soal tidak terpakai 2 d. Nomor soal tidak terpakai 37 dan 40

Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran 15 ).

4. Uji Daya Beda

Page 145: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

Taraf pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu

membedakan siswa dari kelompok atas dan siswa kelompok bawah berdasrkan

criteria tertentu. Daya pembeda dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

DP = A

A

j

B-

B

B

j

B

DP = daya beda

BA = banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar

JA = banyak siswa kelompok atas

BB = banyaknya siswa kelompom bawah yang menjawab benar

Jb = banyak siswa kelompok bawah

Hasil uji coba pada penelitian untuk uji tingkat kesukaran instrumen

Kognitif sebagaimana tersaji pada tabel 3.8.

Tabel 3.8. Uji Daya Beda Butir Soal Instrumen Kognitif Pada Uji Coba Instrumen Penelitian di Kelas VII SMP Negeri 2 Paron, Tahun Pembelajaran 2009/2010

No Uraian Instrumen Kognitif

1 Jumlah Siswa Uji Coba 36 2 Jumlah Butir Tes 50 3 Jumlah Soal Dg Daya Beda:

a. Jelek (IP < 20) b. Sedang (IP = 021 – 0,40) c. Baik ( IP = 0,41 – 0,70) d. Baik Sekali (IP > 0,71)

19 27 4 0

4. Nomor soal dg. Daya beda : a. Jelek 1,6,12,17,20,22,23,24,29,30,31,32,34,39,43,45,

47,49 b. Sedang

2,4,5,7,9,10,11,13,14,15,18,19,21,25,26,27,28, 33,35,36,37,38,40,41,42,46,50

c. Baik 3,8,43,48 d. baik sekali Tidak ada 5 Keputusan : a. Soal yang diperbaiki no. : 1,6,12,17,20,43,45,47,49 b. Soal yang dibuang no. : 22,23,24,29,30,31,32,34,39

Page 146: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

c. Jumlah soal dipakai 40 d. Nomor soal terpakai 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,17,18,19,20

,21,25,26,27,28,33,35,36,37,38,40,41,42,43,46,47,48,49,50

Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran 15 ).

5. Hasil Uji coba Instrumen

Uji validitas dan reabilitas dikenakan pada tes prestasi belajar biologi pada

materi pokok ekosistem, tes kemampuan memori dan angket interaksi sosial

siswa. Dari 50 soal tes prestasi belajar biologi materi pokok ekosistem yang

disediakan, setelah diujicoba terdapat 42 item soal valid dan 8 soal tidak valid.

Adapun soal yang tidak valid adalah soal no 22, 24, 31, 35, 39, 40, 43, dan

45.Sedangkan untuk mengetahui tingkat kesukaran pada soal tes prestasi

belajar digunakan indeks kesukaran. Berdasarkan indeks kesukaran dibawah

0,5 dari 50 soal tersebut dapat diidentifikasi menjadi tiga kategori sulit

sebanyak 14 soal yaitu soal no 15, 20, 25, 28, 33, 34, 38, 39, 41, 46, 47, 49,

50, kategori sedang sebanyak 36 soal dan tidak terdapat soal mudah. Soal-

soal yang dianggap tidak efektif digunakan dalam tes dapat dilihat dari indeks

daya beda. Dari uji daya beda menghasilkan soa-soal yang berkategori jelek

atau tidak efektif untuk pengambilan data yaitu soal nomor 1, 6, 12, 19, 22,

23, 24, 29, 30, 31, 32, 43, 45, 47, 49 karena mempunyai daya beda dibawah

0,3.

Hasil validitas pada soal angket interaksi sosial yang terdiri dari 30 item

soal terdapat 9 item soal tidak valid yaitu nomor 1, 12, 16, 17, 18, 22, 26, 27,

Page 147: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

28, dan 29. Soal yang valid sebanyak 21 diambil 20 digunakan untuk

pengambilan data. Sedangkan tes kemampuan memori disediakan soal 100.

Setelah diujicobakan terdapat 9 soal tidak valid yaitu nomor 2, 13, 24, 25, 31,

36, 48, 84, 96 dan soal yang valid sebanyak 91 soal. Soal yang valid diambil

50 digunakan untuk pengambilan data.

H. Uji Kesetaraan

Uji kesetaraan digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rerata

antar kelompok populasi yang akan digunakan sebagai kelas eksperimen setara

atau sebanding kemampuan prestasinya. Uji kesetaraan dilakukan dengan t-t

Paired test and C1 program Anatest, berdasarkan data awal rata-rata ulangan

materi ekosistem semester II tahun 2008/2009.

I. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Dalam penelitian ini untuk menganalisa data digunakan analisis varian

(anava) tiga jalan. Namun sebelum dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji

persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.Teknik analisis data

menggunakan Analisis Varians (Anava) tiga jalan 2 x 2 x 2 dengan tiga variabel

bebas yaitu media, kemampuan memori dan interaksi sosial

a. Uji Normalitas

Page 148: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data prestasi belajar,

kemampuan memori dan interaksi sosial berdistribusi normal atau tidak. Adapun

prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Menentukan hipotesis

Hipotesis nol (H0) adalah sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak

normal, dan hipotesis alternatif (H1) adalah sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

2) Menetapkan uji statistik

Uji normalitas terhadap prestasi belajar aspek kognitif dengan menggunakan

uji Ryan Joiner (RJ), yang perhitungannya dilakukan dengan program minitab

15.1.2.

3) Menentukan taraf signifikansi α

Taraf signifikansi merupakan angka yang menunjukkan seberapa besar

peluang terjadinya kesalahan analisis. Pada uji normalitas ini taraf signifikansi (α)

ditetapkan = 0,05.

4) Menetapkan keputusan uji

Keputusan uji normalitas ditentukan dengan kriteria uji: tolak hipotesis nol,

jika p-value > 0,05.

b. Uji Homogenitas

Untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari sejumlah populasi sama

atau tidak digunakan uji homogenitas. Pengujian yang dilakukan antara lain

homogenitas prestasi belajar dengan kemampuan memori, homogenitas prestasi

Page 149: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

belajar dengan interaksi sosial dan homogenitas prestasi dengan metode Jigsaw

yang diuji dengan F-Test dan Levene’s Test. Prosedur pengujian adalah sebagai

berikut:

1) Menentukan hipotesis

Hipotesis nol (H0) adalah sampel berasal dari populasi yang tidak homogen,

dan hipotesis alternatif (H1) : sampel berasal dari populasi yang homogen.

2) Menentukan keputusan uji

Keputusan uji homogenitas ditentukan dengan kriteria uji tolak hipotesis nol

jika p-value > 0,05

2. Uji Hipotesis

a. Anava

Setelah terpenuhinya prasayarat analisis yaitu normalitas dan homogenitas,

maka langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis

dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang sudah dilakukan ditolak atau

diterima. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian digunakan rumus anava tiga

jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2. Tujuan analisis varian tiga jalan tersebut

adalah untuk menguji perbedaan efek baris, kolom, dan efek interaksi baris dan

kolom terhadap variabel terikat.

Statistik uji hipotesis menggunakan minitab varsi 15.1.2 dengan desain

faktorial seperti Tabel. 4 dari tabel desain faktorial tersebut dimana A merupakan

pembelajaran Jigsaw dengan menggunakan Hipermedia (A1) dan modul (A2),

sedangkan B merupakan kemampuan memori yang terdiri atas memori tinggi

Page 150: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

(B1) dan memori rendah (B2), C merupakan kemampuan interaksi sosial siswa

yang terdiri atas interaksi sosial tinggi (C1) dan interaksi sosial rendah (C2).

Tabel 3.9 Desain Faktorial 2 x 2 x 2

Pengujian hipotesis dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

1. Menentukan hipotesis

a. Hipotesis nol (H0)

H01 : Tidak terdapat pengaruh perbedaan pembelajaran Jigsaw dengan

Hipermedia dengan modul terhadap prestasi belajar biologi.

H02 : Tidak terdapat pengaruh perbedaan antara siswa yang memilki

kemampuan memori tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan

memori rendah terhadap prestasi belajar biologi.

H03 : Tidak terdapat pengaruh perbedaan antara siswa yang memilki Interaksi

sosial tinggi dengan siswa yang memiliki interaksi sosial rendah terhadap

prestasi belajar biologi.

H04 : Tidak terdapat pengaruh interaksi antara pembelajaran Jigsaw melalui

hypermedia dan modul dengan kemampuan memori siswa terhadap

prestasi belajar biologi.

A

A1 A2

C1 A1B1C1 A2 B1C1 B1

C2 A1B1C2 A2B1C2

C1 A1B2C1 A2B2C1 B2

C1 A1B2C2 A2B2C2

Page 151: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

H05 : Tidak terdapat pengaruh interaksi antara pembelajaran Jigsaw melalui

hypermedia dan modul dengan Interaksi social siswa terhadap prestasi

belajar biologi.

H06 : Tidak terdapat pengaruh interaksi antara kemampuan memori dengan

Interaksi social siswa terhadap prestasi belajar biologi.

H07 : Tidak terdapat pengaruh interaksi antara pembelajaran jigsaw melalui

hypermedia dan modul dengan kemampuan memori dan Interaksi

sosial siswa tehadap prestasi belajar biologi

b. Hipotesis alternatif (Ha)

Ha1 : Terdapat pengaruh perbedaan pembelajaran Jigsaw dengan hipermedia

dan modul terhadap prestasi belajar biologi.

Ha2 : Terdapat pengaruh perbedaan antara siswa yang memilki kemampuan

memori tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan memori rendah

terhadap prestasi belajar biologi.

Ha3 : Terdapat pengaruh perbedaan antara siswa yang memilki Interaksi sosial

tinggi dengan siswa yang memiliki interaksi sosial rendah terhadap

prestasi belajar biologi.

Ha4 : Terdapat pengaruh interaksi antara pembelajaran Jigsaw melalui

hypermedia dan modul dengan kemampuan memori siswa terhadap

prestasi belajar biologi.

Page 152: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

Ha5 : Terdapat pengaruh interaksi antara pembelajaran Jigsaw melalui

hypermedia dan modul dengan Interaksi social siswa terhadap prestasi

belajar biologi.

Ha6 : Terdapat pengaruh interaksi antara kemampuan memori dengan Interaksi

social siswa terhadap prestasi belajar biologi.

Ha7 : Terdapat pengaruh interaksi antara pembelajaran jigsaw melalui

hypermedia dan modul dengan kemampuan memori dan Interaksi

sosial siswa tehadap prestasi belajar biologi.

Sedangkan analisis data prestasi belajar biologi materi pokok ekosistem masing-

masing kriteria disajikan dalam tabel 3.10

Tabel 3.10 Tabel Analisis Data Prestasi Belajar Biologi Ditinjau dari Kemampuan Memori

A1 (N, max, min, rata-rata, SD A2 (N, max, min, rata-rata, SD

C1 11, 74, 58, 67.45, 5.15

9, 74, 54, 62.00, 6,78 B1

C2 12, 76, 48, 64.83, 8.55

23, 76, 48, 66.09, 7.09 9, 80, 56, 70.22,

8.51

18, 80, 54, 66.11, 8.58

C1 7, 78, 58, 67.43, 6.60

6, 85, 74, 79.83, 4.62 B2

C2 6, 76, 62, 72.33, 5.13

13, 78, 58, 69.69, 6.26 12, 76, 45, 65.08,

8.50

18, 85, 45, 70, 10.21

TOTAL 36, 78, 48, 67.39, 6.94 36, 85, 45, 64.39, 9.50

Tabel 3.11 Tabel Analisis Data Prestasi Belajar Biologi Ditinjau dari Interaksi Sosial

A1 (N, max, min, rata-rata, SD A2 (N, max, min, rata-rata, SD

B1 11, 74, 58, 67.45, 5.15

9, 74, 54, 62.00, 6,78 C1

B2 7, 78, 58, 67.43, 6.60

18, 78, 58, 70, 10.21 6, 85, 74, 79.83,

4.62

15, 85, 54, 69.13, 10.76

C2 B1 12, 76, 48, 64.83, 8.55

18, 76, 48, 67.33, 8.26

9, 80, 56, 70.22, 8.51

21, 80, 45, 67.29, 8.69

Page 153: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

B2 6, 76, 62, 72.33, 5.13

12, 76, 45, 65.08, 8.50

TOTAL 36, 78, 48, 67.39, 6.94 36, 85, 45, 64.39, 9.50

2. Menetapkan uji statistik

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Analisis Variansi (Anava)

dengan General Linear Model (GLM), yang perhitungannya dilakukan dengan

program minitab 15.1.2.

3. Menentukan taraf signifikansi α

Taraf signifikansi merupakan angka yang menunjukkan seberapa besar

peluang terjadinya kesalahan analisis. Pada uji hipotesis ini taraf signifikansi (α)

ditetapkan = 0,05.

4. Menentapkan keputusan uji

Keputusan uji hipotesis ditentukan dengan kriteria uji: tolak hipotesa nol,

jika p value < 0,05.

b. Uji Lanjut

Jika dalam pengujian hipotesis, hipotesis nol (H0) ditolak yang bararti

hipotesis alternatif (H1) diterima, maka perlu dilakukan uji lanjut untuk

mengetahui tingkat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diteliti.

Uji lanjut dilakukan dengan Analysis of Mean (ANOM) pada minitab 15.1.2.

Page 154: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi data

Data yang terkumpul dalam penelitian ini terdiri atas data interaksi sosial,

kemampuan memori, dan nilai prestasi kognitif pada materi pokok ekosistem.

1. Data Interaksi Sosial

Pada penelitian ini data interaksi sosial diperoleh dari pemberian angket

interaksi sosial kepada sampel. Pembagian kategori interaksi sosial tinggi dan

rendah berdasarkan nilai rata-rata dari masing-masing kelas. Interaksi sosial tinggi

jika skor total adalah ≥ mean dan interaksi sosial rendah jika skornya < mean.

Deskripsi data interaksi sosial tersebut disajikan dalam tabel 4.1

Tabel 4.1 Deskripsi Data Interaksi sosial Siswa Sebelum Diberi Perlakuan

Kelompok Jumlah Data

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Mean SD

Eksperimen I (Hipermedia) 36 99 56 58,11 5,41

Eksperimen II (Modul)

36 99 65 54,58 6,93

Berdasarkan deskripsi data interaksi sosial siswa pada tabel 4.1 dapat

disimpulkan bahwa kelompok eksperimen I yaitu kelompok belajar kooperatif tipe

jigsaw dengan hipermedia memiliki tingkat interaksi sosial lebih tinggi daripada

kelas eksperimen II yaitu pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan

menggunakan media modul. Sedangkan untuk distribusi frekuensi interaksi sosial

pada kelas eksperimen I disajikan pada tabel 4.2

Page 155: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Kelompok Hipermedia

Frekuensi Interval Kelas Mutlak Relatif

67 - 70 2 5,56 63 - 66 5 13,89 59 - 62 8 22,22 55 - 58 13 36,11 51 - 54 5 13,89 47 - 50 3 8,33

Jumlah 36 100 %

Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa frekuensi terbesar yaitu pada interval

55 – 58 hal ini berarti skor interaksi sosial yang paling banyak didapat oleh siswa

pada kelas hipermedia. Keterangan lebih jelas dari distribusi frekuensi dapat

dilihat pada gambar grafik 4.1

Gambar 4.1 Grafik Interaksi sosial Kelompok Hipermedia

Dari gambar 4.1 terlihat bahwa grafik interaksi sosial interval yang paling

banyak tampak pada batang tertinggi yaitu pada interval 55 - 58 yang

menunjukkan angka 13 yang berarti bahwa siswa pada kelas hipermedia

mempunyai skor terbanyak antara 55 – 58 sebanyak 13 siswa.

Page 156: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

Distribusi interaksi sosial pada kelompok eksperimen II yaitu kelompok

modul dapat dilihat pada tabel 4.3, sedangkan diagram yang menjelaskan

distribusi frekuensi interaksi sosial kelompok modul disajikan pada gambar 4.2

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Interaksi sosial Kelompok Modul

Frekuensi Interval kelas Mutlak Relatif %

68 - 73 2 5,56 63 - 67 0 0,00 58 - 62 10 27,78 53 - 57 10 27,78 48 - 52 8 22,22 43 - 47 6 16,67 Jumlah 36 100 %

Gambar 4.2 Grafik Interaksi sosial Kelompok Modul

Berdasarkan tabel 4.3 dan gambar 4.2 yang yang menjelaskan tentang

distribusi data interaksi sosial kelompok modul maka dapat dilihat bahwa siswa

yang paling banyak mendapat skor dari angket interaksi sosial pada interval kelas

53 – 57 dan 58 – 62 yaitu masing-masing 10 siswa. Kelompok hipermedia dan

modul dari rata-rata skor menunjukkan bahwa kelompok hipermedia memiliki

Page 157: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

rata-rata lebih tinggi daripada kelompok modul yaitu skor 58,11 untuk kelompok

hipermedia dan 54,58 pada kelompok modul.

2. Data Kemampuan Memori

Data kemampuan memori dalam penelitian ini diambil dengan

menggunakan test pada materi pokok ekosistem. Pembagian kategori kemampuan

memori tinggi dan rendah berdasarkan nilai rata-rata dari masing-masing kelas.

Kemampuan memori tinggi jika skor total adalah ≥ mean dan kemampuan memori

rendah jika skornya < mean. Deskripsi data hasil test kemampuan memori tersebut

disajikan dalam tabel 4.4

Tabel 4.4 Deskripsi Data Kemampuan Memori Siswa

Kelompok Jumlah Data

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Mean SD

Eksperimen I (Hipermedia) 36 99 56 85,78 13,78

Eksperimen II (Modul)

36 99 65 86,72 9,40

Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa kelompok belajar kooperatif tipe

jigsaw dengan hipermedia mempunyai rata-rata lebih besar daripada kelompok

belajar kooperatif tipe jigsaw dengan media modul yaitu 85,78 < 86,72 namun

nilai tertinggi baik kelompok hipermedia maupun modul sama-sama mempunyai

memiliki nilai tertinggi 99. Jadi dapat dikatakan bahwa kelompok modul dan

hipermedia relatif mempunyai kemampuan memori yang sama dalam mempelajari

materi ekosistem. Distribusi frekuensi kemampuan memori pada kelompok

hipermedia disajikan pada tabel 4.5 sedangkan diagram yang menunjukkan nilai

Page 158: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

kemampuan memori kelompok hipermedia dapat dilihat pada grafik yaitu gambar

4.3

Tabel 4.5 Distribusi Kemampuan memori Kelompok Hipermedia

Frekuensi Interval kelas

Mutlak Relatif % 96 - 103 14 38,89 88 - 95 7 19,44 80 - 87 4 11,11 72 - 79 3 8,33 64 - 71 4 11,11 56 - 63 4 11,11 Jumlah 36 100

Gambar 4.3 Grafik Kemampuan Kemampuan Memori Kelompok Hipermedia

Dari tabel 4.5 distribusi kemampuan memori untuk kelompok hipermedia

dan grafik pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa data nilai kemampuan memori

memiliki rata-rata sebesar 85,78 dan standar deviasi sebesar 13,78. Interval kelas

juga menunjukkan siswa yang mempunyai rentang nilai 96 - 103 adalah interval

kelas yang memiliki frekuensi terbanyak, hal ini berarti siswa dalam kelompok

hipermedia memiliki rentang nilai terbanyak pada interval antara 96 - 103 yaitu 14

Page 159: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

158

atau sekitar 38,89 %siswa dari total sampel kelompok hipermedia sebanyak 36

siswa.

Hasil tes kemampuan memori untuk kelompok belajar kooperatif tipe jigsaw

dengan menggunakan modul sebagai media dalam belajar disajikan pada tabel 4.6

dan penjelasan yang menggambarkan distribusi nilai terdapat pada gambar 4.4

yaitu grafik kemampuan memori kelompok modul.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kemampuan Memori Kelompok Modul

Frekuensi Interval kelas

Mutlak Relatif % 94 - 99 11 30,56 88 - 93 7 19,44 82 - 87 9 25,00 76 - 81 4 11,11 71 - 75 2 5,56 65 - 70 3 8,33 Jumlah 36 100 %

berdasarkan tabel 4.6 dan dan gambar 4.4 yang menunjukkan distribusi nilai

test kemampuan memori pada kelompok belajar dengan modul menunjukkan

bahwa siswa yang memiliki skor pada interval 94 - 99 adalah yang paling banyak

yaitu sebanyak 11 atau 30,56 % dari total sampel 36 siswa. Rata-rata kemampuan

memori siswa pada kelompok belajar dengan modul adalah 86,72 sedangkan

siswa yang mendapat nilai > rata-rata sebanyak 18 siswa dan siswa yang

mendapat nilai < rata-rata atau kurang dari rata-rata kemampuan awal adalah

sebanyak 18 siswa. Jadi bisa dikatakan kelompok eksperimen II yang diberi

perlakuan dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan menggunakan

modul sebagai media mempunyai kemampuan memori yang cukup.

Page 160: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

159

Gambar 4.4 Grafik Kemampuan Memori Kelompok Modul

3. Prestasi Belajar

Data prestasi belajar dalam penelitian ini hasil pos test setelah diberi

perlakuan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan hipermedia dan modul pada

materi pokok ekosistem. Data prestasi belajar yang dideskripsiskan dalam tabel

maupun grafik adalah data prestasi belajar ranah kognitif, adapun deskripsi data

tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa Aspek Kognitif

Kelompok Jumlah Data

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Mean SD

Eksperimen I (Hipermedia) 36 78 48 67,39 6,94

Eksperimen II

(Modul) 36 80 45 64,39 9,08

Berdasarkan deskripsi data prestasi belajar aspek kognitif pada tabel 4.7

sampel kelompok eksperimen I yang menggunakan hipermedia sebagai media

dalam belajar ekosistem mempunyai rata-rata sebesar 67,39 dengan standar

Page 161: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

160

deviasi 6,94, hasil tersebut lebih kecil apabila dibandingkan dengan hasil prestasi

belajar pada kelompok eksperimen II yang sama-sama pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw namun dengan modul sebagai media dalam belajar materi pokok

ekosistem yang mempunyai rata-rata prestasi belajar sebesar 64,39 dengan standar

deviasi 9,08. Selisih rata-rata prestasi belajar antara kedua kelompok eksperimen

adalah sebesar 3,00. Berdasarkan dari data tersebut kelompok belajar eksperimen

I yang menggunakan hipermedia sebagai media belajar mempunyai prestasi yang

lebih baik daripada kelompok eksperimen II dengan menggunakan modul. Untuk

memperjelas distribusi frekuensi prestasi belajar aspek kognitif disajikan dalam

tabel 4.8 dan gambar 4.5 tentang distribusi data prestasi belajar untuk kelompok

eksperimen I.

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Kelompok Hipermedia

Frekuensi Interval kelas

Mutlak Relatif % 73 - 78 9 25,00 68 - 72 12 33,33 63 - 67 5 13,89 58 - 62 8 22,22 53 - 57 0 0,00 48 - 52 2 5,56 Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel 4.8 dan gambar grafik 4.5 tentang distribusi data prestasi

belajar siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan menggunakan

hipermedia menunjukkan hasil data dengan rentang nilai dari 48 sampai 78. Kelas

yang memiliki frekuensi terbanyak yaitu pada interval kelas antara 68 – 72 yaitu

sebesar 12. Data juga menunjukkan bahwa rata-rata prestasi belajar kelompok

hipermedia adalah 67,39 sedangkan siswa yang mendapat nilai pos test diatas

Page 162: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

161

rata-rata adalah sebanyak 21 siswa atau sebesar 58,33% siswa dari total sampel

kelompok eksperimen I.

Gambar 4.5 Grafik Prestasi Belajar Ranah Kognitif Kelompok Hipermedia

Penjelasan distribusi frekuensi prestasi belajar aspek kognitif kelompok

eksperimen II yaitu kelompok belajar yang menggunakan modul sebagai media

belajar ekosistem disajikan dalam tabel 4.9 dan gambar 4.6

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Kelompok Modul

Frekuensi Interval kelas

Mutlak Relatif % 74 - 80 7 19,44 68 - 73 8 22,22 62 - 67 7 19,44 56 - 61 9 25,00 51 - 55 2 5,56 45 - 50 3 8,33 Jumlah 36 100

Page 163: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

162

Gambar 4.6 Grafik Prestasi Belajar Aspek Kognitif Kelompok Modul

Berdasarkan tabel 4.9 dan gambar histogram 4.6 tentang distribusi data

prestasi belajar siswa dengan pembelajaran kooeperatif tipe jigsaw dengan

menggunakan modul sebagai media belajar ekosistem menunjukkan rentang nilai

belajar ekosistem dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan modul.

Rentang kelas yang memiliki frekuensi terbanyak terdapat pada rentang nilai

antara 56 – 61 yaitu sebesar 9. Data juga menunjukkan bahwa rata-rata prestasi

belajar kelompok modul adalah 64,39.

B. Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji pra syarat sebelum melakukan

analisis. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sample berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak sedangkan data yang di uji

Page 164: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

163

normalitasnya dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa pada aspek

kognitif.

Grafik uji normalitas pada prestasi belajar biologi siswa pada materi pokok

ekosistem pada signifikansi 0,05 dengan pengujian Ryan-Joiner (RJ)

menunjukkan bahwa harga p-value = 0,100 atau p-value > 0,05. Kesimpulan yang

diperoleh adalah Ho ditolak hal ini berarti data prestasi belajar biologi dalam

penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

908070605040

99,9

99

9590

80706050403020

10

5

1

0,1

Prestasi Belajar

Pe

rce

nt

Mean 65,89StDev 8,165N 72RJ 0,988P-Value >0,100

Probability Plot of Prestasi BelajarNormal

Gambar 4.7 Gambar Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Aspek Kognitif

Sedangkan rangkuman hasil uji normalitas prestasi belajar dalam penelitian

masing-masing kriteria dapat dilihat pada tabel 4.10

Page 165: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

164

Tabel 4.10 Uji Normalitas Masing-Masing Kriteria

Kelompok p-value Keputusan Kesimpulan A1B1C1 > 0,100 Ho di tolak Normal

A1B1C2 > 0,100 Ho di tolak Normal

A1B2C1 > 0,100 Ho di tolak Normal

A1B2C2 > 0,100 Ho di tolak Normal

A2B1C1 > 0,100 Ho di tolak Normal

A2B1C2 > 0,100 Ho di tolak Normal

A2B2C1 > 0,100 Ho di tolak Normal

A2B2C2 > 0,100 Ho di tolak Normal

A1B1C > 0,100 Ho di tolak Normal

A2B1C > 0,100 Ho di tolak Normal

A1BC1 > 0,100 Ho di tolak Normal

A2BC2 > 0,100 Ho di tolak Normal

A1 > 0,100 Ho di tolak Normal

A2 > 0,100 Ho di tolak Normal

2. Uji Homogenitas

Pra syarat analisis yang kedua adalah uji homogenitas. Uji homogenitas

dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang bersifat

homogen atau tidak. Pada tahap ini yang dilakukan yang dilakukan uji sama

dengan pada uji normalitas yaitu data prestasi belajar versus kemampuan memori,

prestasi belajar versus interaksi sosial, dan prestasi belajar biologi versus media

yang digunakan Tes-F dan Tes-Levene.

Page 166: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

165

2

1

12111098765

Me

dia

95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

2

1

8070605040

Me

dia

Prestasi Belajar

Test Statistic 0,58P-Value 0,117

Test Statistic 2,78P-Value 0,100

F-Test

Levene's Test

Test for Equal Variances for Prestasi Belajar

Gambar 4.8 Hasil Uji Homogenitas Prestasi Belajar Ditinjau dari Media

Pembelajaran

Berdasarkan gambar diatas Uji homogenitas untuk tingkat signifikansi α =

0,05 pada pengujian prestasi belajar ditinjau dari media dapat diketahui bahwa

harga p-value = 0,117 pada F-test sedangkan pada Leven’s Test menunjukkan

harga p-value = 0,100, dengan demikian p-value > 0,005 dan kesimpulan uji

homogenitas prestasi belajar ditinjau dari media pembelajaran menyatakan bahwa

Ho ditolak yang berarti bahwa data sampel dalam penelitian berasal dari populasi

yang homogen.

Hasil pengujian homogenitas prestasi belajar ditinjau dari kemampuan

memori dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Page 167: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

166

1

0

1211109876Kri

teri

a K

em

amp

uan

Me

mo

ri

9 5 % B o nfe r r o ni C o nf ide n ce I nte r v a ls fo r StD e v s

1

0

8070605040Kri

teri

a K

em

amp

uan

Me

mor

i

P r e sta si B e la ja r

T est S tatistic 1,19P -V alu e 0,597

T est S tatistic 0,09P -V alu e 0,765

F -T est

Lev en e 's T est

T e s t fo r E qua l V a r ia nc e s fo r P r e s ta s i B e la ja r

Gambar 4.9 Hasil Uji Homogenitas Prestasi Belajar Ditinjau dari Kemampuan Memori

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa harga p-value = 0,597 pada F-

test sedangkan pada Leven’s Test menunjukkan harga p-value = 0,765, dengan

demikian p-value > 0,005 dan kesimpulan uji homogenitas prestasi belajar

ditinjau dari kemampuan memori menyatakan bahwa Ho ditolak yang berarti

bahwa data sampel dalam penelitian ini bersifat homogen.

Hasil pengujian homogenitas prestasi belajar ditinjau dari interaksi sosial

dapat dilihat pada gambar berikut ini:

1

0

11109876

Kri

teri

a In

tera

ksi

Sos

ial

9 5 % B o n f e r r o n i C o n f id e n c e I n t e r v a l s f o r S t D e v s

1

0

8 07 06 05 040

Kri

teri

a In

tera

ksi

Sos

ial

P r e s t a s i B e la j a r

T e st S ta tis t ic 1 ,1 9P - V a lu e 0 , 62 1

T e st S ta tis t ic 0 ,1 2P - V a lu e 0 , 73 5

F - T e s t

L e v e n e 's T e s t

T e s t f o r E q u a l V a r i a n c e s f o r P r e s t a s i B e l a ja r

Gambar 4.10 Hasil Uji Homogenitas Prestasi Belajar Ditinjau dari Interaksi Sosial

Page 168: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

167

Berdasarkan gambar dapat diketahui bahwa harga p-value = 0,621 pada F-test

sedangkan pada Leven’s Test menunjukkan harga p-value = 0,735, dengan

demikian p-value > 0,005 dan kesimpulan uji homogenitas prestasi belajar

ditinjau dari interaksi sosial menyatakan bahwa Ho ditolak yang berarti bahwa

data sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang homogen.

C. Pengujian Hipotesis

1. Anava

Rangkumannya hasil analisis varians terhadap prestasi belajar biologi materi

pokok ekosistem dalam penelitian ini menggunakan minitab 15.1.2 dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.11 Rangkuman p-value Uji Hipotesis Aspek Kognitif

Hipotesis ke- p-value keputusan 1 0,033 (p < α) H01 ditolak 2 0,900 (p > α) H02 tidak ditolak 3 0,025 (p < α) H03 ditolak 4 0,067 (p > α) H04 tidak ditolak 5 0,098 (p > α) H05 tidak ditolak 6 0,617 (p > α) H06 tidak ditolak 7 0,138 (p > α) H07 tidak ditolak

Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Hipotesis 1: Terdapat perbedaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan

hipermedia dan modul terhadap prestasi belajar biologi.

Berdasarkan tabel 4.11 pada hipotesis 1 mempunyai nilai p-value = 0,033

atau p-value < α, maka dinyatakan H01 ditolak, hal ini mempunyai arti bahwa

terdapat perbedaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan hipermedia dan

modul terhadap prestasi belajar biologi.

Page 169: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

168

b. Hipotesis 2: Terdapat perbedaan antara siswa yang memiliki kemapuan

memori tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan memori rendah

terhadap prestasi belajar biologi.

Berdasarkan tabel 4.11 pada hipotesis 2 mempunyai nilai p-value = 0,900

atau p-value > α, maka dinyatakan H02 tidak ditolak, hal ini mempunyai arti

bahwa tidak terdapat perbedaan antara siswa yang memiliki kemampuan memori

tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan memori rendah terhadap prestasi

belajar biologi.

c. Hipotesis 3: Terdapat perbedaan antara siswa yang memiliki interaksi sosial

tinggi dengan siswa yang memiliki interaksi sosial rendah terhadap prestasi

belajar biologi.

Berdasarkan tabel 4.11 pada hipotesis 3 mempunyai nilai p-value = 0,025 p-

value < α, maka dinyatakan H03 ditolak, hal ini mempunyai arti bahwa terdapat

perbedaan antara siswa yang memiliki interaksi sosial tinggi dengan siswa yang

memiliki interaksi sosial rendah terhadap prestasi belajar biologi.

d. Hipotesis 4: Terdapat interaksi antara media pembelajaran dengan kemampuan

memori terhadap prestasi belajar biologi.

Berdasarkan tabel 4.11 pada hipotesis 4 harga pada p-value = 0,067 atau p-

value > α, maka dinyatakan H04 tidak ditolak, hal ini mempunyai arti bahwa tidak

terdapat interaksi media pembelajaran dengan kemampuan memori siswa terhadap

prestasi belajar biologi.

Page 170: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

169

e. Hipotesis 5: Terdapat interaksi media pembelajaran dengan interaksi sosial

siswa terhadap prestasi belajar biologi.

Berdasarkan tabel 4.11 pada hipotesis 5 mempunyai nilai p-value = 0,098

atau p-value > α, maka dinyatakan H05 tidak ditolak, hal ini mempunyai arti

bahwa tidak terdapat interaksi antara media pembelajaran dengan interaksi sosial

siswa terhadap prestasi belajar biologi.

f. Hipotesis 6: Terdapat interaksi antara kemampuan memori dengan interaksi

sosial siwa terhadap prestasi belajar biologi.

Berdasarkan tabel 4.11 pada hipotesis 6 mempunyai nilai p-value = 0,617

atau p-value > α, maka dinyatakan H06 tidak ditolak, hal ini mempunyai arti

bahwa tidak terdapat interaksi antara kemampuan memori dengan interaksi sosial

siwa terhadap prestasi belajar biologi.

g. Hipotesis 7: Terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dengan hipermedia dan modul dengan kemampuan memori dan

interaksi sosial siswa tehadap prestasi belajar biologi.

Berdasarkan tabel 4.11 pada hipotesis 7 mempunyai nilai p-value = 0,138

atau p-value > α, maka dinyatakan H07 tidak ditolak, hal ini mempunyai arti

bahwa tidak terdapat interaksi antara kemampuan memori dan interaksi sosial

siswa dengan media pembelajaran hipermedia dan modul dengan tehadap prestasi

belajar biologi.

2. Uji Lanjut Anava

Pada uji hipotesis terdapat dua Ho yang ditolak yaitu hipotesis 1 tentang

pengaruh perbedaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan hipermedia

Page 171: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

170

dengan modul terhadap prestasi belajar biologi dan hipotesis 3 tentang pengaruh

perbedaan antara siswa yang memiliki interaksi sosial tinggi dengan siswa yang

memiliki interaksi sosial rendah terhadap prestasi belajar biologi. Langkah

selanjutnya adalah melakukan uji lanjut analisis variansi pada hipotesis yang Ho

ditolak.

Pada grafik uji lanjut analisis variansi yang perlu diperhatikan adalah 1).

Terdapat dua garis. Garis pertama adalah garis tengah, merupakan garis nilai rata-

rata prestasi belajar biologi. Garis yang lain sebagai pembatas signifikansi. 2).

Apabila titik pada masing-masing media berada di atas garis nilai rata-rata maka

dikatakan pengaruh kategori media pembelajaran bersifat positif (+) atau lebih

baik terhadap prestasi belajar, dan sebaliknya apabila titik tersebut berada di

bawah nilai rata-rata maka dikatakan media berpengaruh negatif (-) atau kurang

baik.

a. Uji lanjut analisis variansi untuk media pembelajaran

Berdasarkan uji hipotesis diketahui bahwa terdapat pengaruh perbedaan

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan hipermedia dengan modul terhadap

prestasi belajar biologi, maka perlu di uji lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh

perbedaan masing-masing media tersebut terhadap prestasi belajar biologi.

Pembagian kategori media pembelajaran dibagi menjadi dua yaitu hipermedia

sebagai kategori I sedangkan modul sebagai kategori II. Uji lanjut analisis variansi

untuk media pembelajaran terhadap prestasi belajar biologi dilakukan

menggunakan analisys variansi of means (gambar 4.11).

Page 172: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

171

21

6 8

6 7

6 6

6 5

6 4

6 3

M e d ia

Mea

n

6 3 ,9 8 9

6 7 ,7 8 8

6 5 ,8 8 9

O ne -W a y N o r m a l A N O M fo r P r e s ta s i B e la ja rA lpha = 0 ,0 5

Gambar 4.11 Grafik Uji Lanjut Anava Media Pembelajaran Terhadap Prestasi

Belajar

Dari gambar 4.11 grafik uji lanjut analisis variansi media pembelajaran

maka dapat diketahui bahwa prestasi pada media I (hipermedia) mempunyai nilai

rata-rata lebih tinggi daripada prestasi pada media II (modul), jadi kesimpulannya

hipermedia sebagai media belajar dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dalam belajar materi pokok ekosistem memberikan pengaruh prestasi yang

lebih baik daripada menggunakan modul.

b. Uji lanjut analisis variansi untuk interaksi sosial

Berdasarkan uji hipotesis juga diketahui bahwa terdapat pengaruh perbedaan

antara siswa yang memiliki interaksi sosial tinggi dengan siswa yang memiliki

interaksi sosial rendah terhadap prestasi belajar biologi. Interaksi sosial yang

dimiliki oleh siswa dibagi menjadi dua kategori yaitu siswa yang memiliki

interaksi sosial rendah (kategori 0) dan siswa yang memiliki interaksi sosial tinggi

( kategori 1). maka perlu di uji lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh perbedaan

masing-masing media tersebut terhadap prestasi belajar biologi, maka langkah

Page 173: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

172

yang selanjutnya perlu di uji lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh perbedaan

masing-masing kategori tersebut terhadap prestasi belajar biologi. Uji lanjut

analisis variansi untuk interaksi sosial terhadap prestasi belajar biologi siswa

dilakukan menggunakan analisys variansi of means

(gambar4.12).

10

69

68

67

66

65

64

63

Krit eria Int eraksi So sial

Mea

n

63,525

68,253

65,889

O ne-Way N ormal AN O M for Prestasi BelajarAlpha = 0,05

Gambar 4.12 Grafik Uji Lanjut Analisis Variansi Interaksi Sosial Terhadap

Prestasi Belajar

Dari gambar 4.12 grafik uji lanjut analisis variansi interaksi sosial terhadap

prestasi belajar biologi dapat diketahui bahwa prestasi pada interaksi sosial rendah

(kategori 0) mempunyai nilai rata-rata prestasi belajar biologi lebih tinggi

daripada prestasi siswa dengan interaksi sosial tinggi (1), jadi kesimpulannya

adalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa yang mempunyai interaksi

sosial rendah memberikan pengaruh prestasi belajar biologi yang lebih baik pada

materi pokok ekositem daripada siswa yang memiliki interaksi sosial tinggi.

Page 174: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

173

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hipotesis 1

Pada hipotesis I berdasarkan dari tabel 4.11 tentang rangkuman p-value uji

hipotesis aspek kognitif di dapat p-value = 0,33 jadi p-value < α hal ini berarti

terdapat perbedaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan hipermedia dan

modul. Hasil prestasi belajar biologi materi pokok ekosistem menunjukkan bahwa

rata-rata 67,39 pada kelompok hipermedia sedangkan pada kelompok modul

memiliki rata-rata sebesar 64,39. Apabila dibandingkan dari kedua media yang

digunakan dalam pembelajaran materi pokok ekosistem dengan melihat rata-rata

prestasi belajar pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memberikan pengaruh

yang lebih baik daripada menggunakan modul. Hal tersebut juga terlihat dari uji

lanjut pada gambar 4.12

Pembelajaran materi pokok ekosistem pada siswa kelas VII SMP Negeri 2

Paron, Kabupaten Ngawi pada saat dilaksanakannya penelitian ini menunjukkan

siswa yang belajar kooperatif Jigsaw dengan menggunakan hipermedia terlihat

tampak lebih antusias dan bersemangat, hal tersebut dikarenakan siswa merasakan

suasana baru dalam belajar yaitu dengan memanfaatkan media elektronik dalam

penyampaian dan penerimaan materi. Siswa dapat melihat gambaran secara

langsung interaksi antara komponen dalam ekosistem. Sejalan dengan kajian

Shamshun Nisa (2005) menggunakan hipermedia sebagai media pembelajaran

menghasilkan proses pembelajaran berjalan lebih baik dan pelajar lebih senang

kepada pembelajaran berbentuk visual seperti multimedia atau hipermedia

Page 175: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

174

berbanding teks dan verbal. Dengan tersedianya materi yang sangat luas maka

cenderung dalam pembelajaran memerlukan waktu yang sangat banyak.

Sedangkan kelompok siswa yang belajar kooperatif Jigsaw dengan modul secara

hasil akhir setelah diberikan post test yang berupa test prestasi belajar ekosistem

secara tidak signifikan berbeda dengan pembelajaran dengan hipermedia, namun

pada proses pembelajaran siswa pada kelompok hipermedia tampak lebih

menikmati proses pembelajaran dibandingkan dengan siswa pada kelompok

belajar dengan menggunakan modul.

Pendapat Sri Anitah (2009: 63) hipermedia, merupakan media yang

memiliki komposisi materi-materi yang tidak berurutan. Hipermedia mengacu

pada sofware komputer yang menggunakan unsur-unsur teks, grafis, video dan

audio yang dihubungkan dengan cara yang dapat mempermudah pemakai untuk

beralih ke suatu informasi. Pemakai dapat memilih cara yang unik sesuai gaya

berpikir dan cara memproses informasinya sendiri. Dengan hipermedia siswa

cenderung lebih aktif belajar dan lebih senang mengikuti pembelajaran. Hal

tersebut sejalan dengan hasil penelitian Tejada Gimenes (2000) dalam jurnal

internasional, bahwa dengan menggunakan hipermedia siswa cenderung lebih

aktif dan lebih cepat dalam penguasaan materi karena menghubungkan dari segi

audio, visual dan teks secara bersamaan. Penelitian Kosmos Dimitropoulos dan

Ioannis Mavridis dalam jurnal internasional Teknnologi Informatika yang

berjudul ”A Hypermedia Virtual Evironment for Educations in Medicine”

menyatakan bahwa ”As a conseguence, students are able to participate inthe

educational procedure from any plece (even from home) and for as much as relly

Page 176: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

175

needed to study the educational material and thus to adapt the learning process to

theirpersonal need”. Pemanfaatan Hipermedia dalam pembelajaran berakibat,

siswa dapat berpartisipasi dalam pembelajaran dari tempat manapun bahkan

dirumah dan sewktu-waktu. Sehingga siswa dapat dengan mudah mempelajari

materi pelajaran dengan menyesuaikan proses belajar mereka. Penggunaan

hipermedia dalam pembelajaran merupakan dasar pelaksanaan sistem interaktif

bagi siswa untuk memperluas pengetahuan tanpa bantuan dari guru. Berdasarkan

hasil penelitian tersebut maka pembelajaran yang dapat menyenangkan siswa

terutama siswa SMP merasakan kenyamanan dalam belajar dan akan memberikan

pengaruh yang lebih baik, pembelajaran tersebut terlaksana pada proses

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan hipermedia dan modul. Pembelajaran

Jigsaw dengan modul secara efektif siswa dapat mengubah konsepsi siswa

menuju konsep ilmiah, sehingga pada gilirannya hasil belajar siswa dapat

ditingkatkan seoptimal mungkin baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

2. Hipotesis 2

Pada hipotesis II berdasarkan hasil uji hipotesis dengan analisis variansi

didapat bahwa p-value = 0,900 maka p > α, hal ini berarti tidak terdapat

perbedaan antara siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi dengan siswa

yang memiliki kemapuan memori rendah. Namun hal ini bukan berarti tidak ada

perbedaan sama sekali, berdasarkan hasil uji masing-masing kriteria tiap sel

didapat (tabel 4.11) bahwa siswa dengan kemampuan memori tinggi mempunyai

rata-rata lebih tinggi daripada siswa yang memiliki kemampuan memori rendah

baik pada pada kelompok hipermedia maupun modul. Hal tersebut tampak pada

Page 177: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

176

hasil rata-rata prestasi belajar pada tabel yaitu pada kelompok hipermedia

kemampuan memori tinggi dan rendah secara berturut-turut adalah 78 dan 67,33,

sedangkan pada kelompok modul rata-rata kemampuan memori tinggi dan rendah

secara berturut-turut adalah 69,13 dan 67,29.

Pada penelitian Graham J. McDougall dan Jeonghee Kang yang berjudul

”Memeori self-efficacy dan kinerja memori pada laki-laki yang lebih tua”

menyatakan bahwa kekuatan memori kelompok umur muda memiliki kemampuan

memori lebih tinggi dibanding dengan kelompok umur lebih tua. Berkurangnya

kemampuan memori pada seseorang dipengaruhi oleh depresi dan kinerja memori

itu sendiri. Siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi dalam kelas

hipermedia maupun kelas modul adalah siswa yang aktif dalam pembelajaran,

mereka lebih mudah menghafal materi sehingga mendapat nilai yang tinggi.

Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan memori rendah cenderung kurang

aktif dalam pembelajaran. Untuk membantu siswa yang memiliki kemampuan

memori rendah diperlukan kemampuan guru dalam pengelolaan kelas,

penggunaan model dan metode pembelajaran yang digunakan juga dapat

merangsang kemampuan memori siswa. Selain itu memori akan lebih baik apabila

untuk memahami atau mengingat suatu materi dengan berbagai cara misalnya segi

visual dan audio lebih baik daripada hanya satu saja.

3. Hipotesis 3

Pada pembelajaran ekosistem syarat yang harus dimiliki siswa adalah

tentang konsep makhluk hidup yang meliputi ciri-ciri, jenis, dan karkateristik

makhluk hidup. Berdasarkan hasil uji hipotesis didapat harga pada p-value =

Page 178: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

177

0,025 (p < α) maka dinyatakan H03 ditolak, hal ini mempunyai arti bahwa terdapat

pengaruh perbedaan antara siswa yang memiliki interaksi sosial tinggi dengan

siswa yang memiliki interaksi sosial rendah terhadap prestasi belajar biologi.

Interaksi sosial dalam belajar biologi dengan pembelajaran kooperatif jigsaw akan

menentukan kelancaran siswa dalam memahami materi yang sedang dipelajarinya.

Dalam pembelajaran Jigsaw menurut Elliot Aroson dalam Anita Lie ( 2002: 68).

Jigsaw yaitu teknik mengajar dimana siswa dalam pembelajaran berlangsung

diharapkan bekerja bersama sesama siswa dalam suasana gotong royong dan

mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan

keterampilan berkomunikasi. Jadi dalam pembelajaran Jigsaw diharapkan terjadi

interaksi sosial antara siswa dengan siswa secara individu dan antara siswa dalam

kelompok. Dengan demikian masing-masing siswa akan mendapat lebih banyak

pengalaman maupun materi dari pembelajaran tersebut.

Berdasarkan hasil uji lanjut analisis variansi dapat dilihat bahwa siswa

dalam kategori interaksi sosial rendah mempunyai nilai rata-rata lebih tinggi

daripada siswa dalam kategori interaksi sosial tinggi. Keadaan yang terjadi dalam

pendidikan prestasi belajar yang lebih baik biasanya didominasi oleh siswa yang

rendah interaksi sosialnya, karena karakteristik siswa tersebut cenderung lebih

suka belajar daripada bergaul dengan teman-temannya. Hal tersebut tampak ketika

siswa yang termasuk dalam kategori interaksi sosial tinggi lebih suka bercanda

pada saat jam istirahat sekolah sedangkan siswa dalam kategori interaksi sosialnya

rendah lebih cenderung suka menghabiskan waktu belajar di perpustakaan

sekolah.

Page 179: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

178

Peter K. Jonason, Dalam penelitiannya yang berjudul “Solutions to the

Problem of Diminished Social Interaction” menyatakan bahwa Interaksi sosial

sangat diperlukan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain baik

secara langsung maupn tidak langsung. Untuk menumbuhkan interaksi sosial

seseorang dibutuhkan alat bantu komunikasi. Jadi dalam pembelajaran di sekolah

untuk menumbuhkan interaksi sosial siswa, guru perlu inovasi metode, model dan

alat atau media pembelajaran.

Siswa yang tekun belajar memahami materi sebelum pelajaran tersebut

disampaikan oleh guru akan tampak selalu aktif dalan proses pembelajaran. Hal

tersebut tampak ketika guru melemparkan pertanyaan-pertanyaan yang

mendukung sebuah penemuan sendiri oleh siswa, maka siswa yang mempunyai

dasar pengetahuan yang cukup akan bisa menjawab dengan waktu yang lebih

cepat dan akan lebih memahami materi daripada siswa yang mempunyai

kemampuan memori rendah yang masih mencari-cari dengan membuka buku

untuk mencari jawaban pertanyaan yang disampaikan oleh guru. Dengan dasar

pengetahuan yang tinggi siswa akan lebih berorientasi dalam mengembangkan

pemahaman materi pengetahuannya sedangkan siswa yang kemampuan memori

rendah harus belajar dua kali yaitu memahami materi dasar dan materi yang

sedang dipelajarinya. Maka siswa yang mempunyai kesiapan kemampuan memori

tinggi dalam belajar ekosistem akan mendapatkan nilai yang lebih baik daripada

siswa yang mempunyai pemahaman materi dasar atau kemampuan memori rendah

dalam belajar ekosistem.

Page 180: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

179

4. Hipotesis 4

Berdasarkan keputusan uji harga pada p-value = 0,067 atau (p > α) maka

dinyatakan H04 diterima, hal ini mempunyai arti bahwa tidak terdapat interaksi

antara media pembelajaran dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi

belajar biologi. Pada penelitian ini tidak ditemukan pengaruh bersama yang

signifikan antara kemapuan memori tinggi dan rendah dengan penggunaan media

terhadap prestasi belajar biologi. Pengaruh yang diberikan kemampuan memori

tinggi merupakan pengaruh yang berdiri sendiri dan tidak berhubungan dengan

kemampuan memori rendah. Begitu pula sebaliknya, pengaruh yang diberikan

oleh kemampuan memori rendah terhadap prestasi belajar biologi merupakan

pengaruh yang berdiri sendiri dan tidak berhubungan dengan kemapuan memori

tinggi. Dua variabel yang diteliti tidak menghasilkan kombinasi efek yang

signifikan, sehingga disimpulkan tidak ada interaksi yang signifikan antara

kemampuan memori tinggi dan rendah. Namun hal ini bukan berarti tidak ada

interaksi sama sekali.

Dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa rata-rata yang dicapai oleh siswa pada

kelompok hipermedia dengan kemampuan memori tinggi dan rendah berturut-

turut adalah adalah 66,11 dan 70,10 sedangkan pada kelompok modul rata-rata

prestasi belajar pada kategori kemampuan memori tinggi dan rendah berturut-

turut adalah adalah 66,09 dan 66,69. Berdasarkan data-data tersebut maka dapat

diketahui bahwa siswa dengan kemampuan memori tinggi maupun rendah lebih

cocok apabila belajar ekosistem dengan menggunakan hipermedia daripada

modul. Dalam hal tersebut untuk membantu siswa yang memiliki kemampuan

Page 181: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

180

memori rendah diperlukan kemampuan guru dalam pengelolaan kelas,

penggunaan model dan metode pembelajaran yang digunakan juga dapat

merangsang kemampuan memori siswa. Selain itu memori akan lebih baik apabila

untuk memahami atau mengingat suatu materi dengan berbagai cara misalnya segi

visual dan audio lebih baik daripada hanya satu saja.

Pada materi ekosistem hipermedia lebih cocok digunakan untuk

merangsang memori otak siswa karena diciptakan dari gabungan antara audio,

visual dan teks yang dugunakan secara bersamaan dalam media

pembelajaran.Siswa yang memiliki kemampuan memori tingi aka lebih terpacu

semangatnya untuk belajar. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan memori

rendah dengan pembelajaran melalui hipermedia, siswa akan lebih giat untuk

berlatih menemukan dan menerima hal-hal yang baru. Untuk membantu siswa

yang memiliki kemampuan memori rendah atau meningkatkan prestasi belajar

bagi siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi , dibutuhkan inovasi guru

merancang atau mendesain pelajaran yang menggunakan media pembalajaran

yang sesuai dengan kondisi siswa.

5. Hipotesis 5

Berdasarkan keputusan uji hipotesis harga pada p-value = 0,098 atau (p > α)

maka dinyatakan H05 diterima, hal ini mempunyai arti bahwa tidak terdapat

interaksi antara media pembelajaran dengan interaksi sosial tinggi dan terhadap

prestasi belajar biologi. Pada penelitian ini ditemukan tdak ada pengaruh yang

signifikan antara interaksi sosial dengan media pembelajaran terhadap prestasi

belajar biologi pada materi pokok ekosistem. Pengaruh yang diberikan interaksi

Page 182: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

181

sosial terhadap prestasi belajar biologi adalah pengaruh yang berdiri sendiri dan

tidak berhubungan dengan media pembelajaran, dan begitu juga sebaliknya

pengaruh yang diberikan media pembelajaran terhadap prestasi belajar adalah

pengaruh yang berdiri sendiri dan tidak berhubungan dengan interaksi sosial. Dua

variabel tersebut tidak menghasilkan kombinasi efek yang signifikan, sehingga

disimpulkan tidak ada interaksi yang signifikan antara media pembelajaran

dengan interaksi sosial. Namun demikian bukan berarti tidak ada interakasi sama

sekali antara interaksi sosial dengan dengan hypermedia dan modul terhadap

prestasi belajar biologi.

Melihat data pada tabel 4.12 maka dapat dilihat bahwa prestasi belajar rata-rata

dengan interaksi sosial tinggi dan rendah pada hypermedia berturut-turut adalah

adalah 70 dan 67,33 sedangkan nilai rata-rata interaksi sosial tinggi dan rendah

pada kelompok modul berturut-turut 69,13 dan 67,29. Berdasarkan data-data pada

penelitian ini, ditemukan bahwa siswa dengan interaksi sosial tinggi cenderung

lebih cocok belajar ekosistem dengan menggunakan htpermedia sedangkan siswa

dengan interaksi sosial rendah cenderung lebih cocok belajar dengan kedua media

tersebut yaitu hypermedia maupun modul.

Penemuan ini dapat dijelaskan bahwa hipermedia pada pembelajaran biologi

materi ekosistem menyediakan sumber belajar yang bisa mereka temukan berupa

teks, gambar, video. Siswa dengan kemampuan memori tinggi akan lebih cepat

memahami materi yang sedang dipelajari dengan melihat, mengamati dan

mengobservasi langsung dari materi yang mereka baca dari buku-buku, literatur

dari internet, maupun dari penjelasan guru, sehingga siswa dengan kemampuan

Page 183: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

182

memori tinggi akan mudah mengaplikasikan dan mengembangkan pengetahuan

mereka. Bagi siswa yang memiliki kemampuan awal rendah dengan pembelajaran

berbasis modul dengan wahana buku teks menjadi bisa paham dengan dihadapkan

dengan buku teks yang terperinci alur sehingga bisa mereka rasakan dengan

membaca berulang-ulang. Sehingga keterpaduan indera mereka akan memberikan

rangsangan positif terhadap perkembangan kognitif siswa dengan belajar

berkelompok dalam kooperatif jigsaw. Siswa dengan kemampuan memori rendah

akan mendapatkan bantuan bersama dari teman satu kelompok dan juga guru

dalam belajar ekosistem, sehingga pembelajaran di alam memberikan pengaruh

yang positif terhadap prestasi belajar.

6. Hipotesis 6

Berdasarkan keputusan uji hipotesis harga pada p-value = 0,617 atau (p > α)

maka dinyatakan H06 diterima, hal ini mempunyai arti bahwa tidak terdapat

interaksi antara kemampuan memori dengan interaksi sosial siswa terhadap

prestasi belajar biologi.

Didalam penelitian ini tidak ditemukan pengaruh bersama yang signifikan

antara kemampuan memori dengan interaksi sosial terhadap prestasi belajar.

Pengaruh yang diberikan kemapuan memori terhadap prestasi belajar merupakan

yang berdiri sendiri dan tidak berhubungan dengan kemampuan meori. Begitu

pula sebaliknya, pengaruh yang diberikan oleh interaksi sosial terhadap prestasi

belajar merupakan prestasi yang berdiri sendiri dan tidak berhubungan dengan

kemampuan memori. Dua variabel yang diteliti tidak menghasilkan kombinasi

Page 184: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

183

efek yang signifikan, sehingga disimpulkan tidak ada interaksi yang signifikan

antara kemampuan memori dengan interaksi sosial.

Ditinjau dari kondisi siswa kelas 7 SMP Negeri 2 Paron tahun pelajaran

2009/2010 kabupaten Ngawi antara kelompok kelas hipermedia dan kelas modul

memiliki tingkat kemampuan memori yang tinggi. Dari hasil penelitian media

yang paling tepat untuk digunakan meningkatkan prestasi belajar adalah

hypermedia. Keberhasilan penggunaan hypermedia dalam pembelajaran jigsaw

materi ekosistem tergantung pada berbagai factor, seperti proses kognitif dalam

hali ini tingkat kemampuan memori tinggi dan rendah yang paling sesuai.

Hipermedia yang dilengkapi animasi visual gerak dan warna, teks yang

terprogram dan gambar-gambar yang menarik ini meninggalkan jejak-jejak

(traees) dalam iongatan yang sewaktu-waktu akan muncul bila dipanggil

(retrieval). Sesuai pendapat Arysad (2004:91) yang menyatakan bahwa media

berbasis visual memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar, media

visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Dipertegas lagi

pendapat Atkison dan Shiffrin (1968) dalam Bomo Walgito (2003: 147) proses

belajar yang eninggalkan jejak-jekak jiwa seseorang, sementara akan disimpan

dalam ingatan dan suatu waktu dapat ditimbulkan kembali.

7. Hipotesis 7

Pada hipotesis ke-7 dari tabel 4.11 harga pada p-value = 0,138 atau (p > α)

maka dinyatakan H07 diterima, hal ini mempunyai arti bahwa tidak terdapat

interaksi antara kemampuan memori dan interaksi sosial dengan media

pembelajaran hipermedia dan modul siswa tehadap prestasi belajar biologi.

Page 185: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

184

Berdasarkan pengujian hipotesis 1, 2 dan 3 bahwa pembelajaran jigsaw melalui

hypermedia hasilnya leabih baik dari pada pembelajaran jigsaw dengan modul.

Kemampuan interaksi sosial tinggi dan rendah tidak berpengaruh terhadap

prestasi belajar siswa. Sedangkan kemampuan memori tinggi dan kemampuan

memori rendah sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa materi

ekosistem.

Hipotesis 7 merupakan hipotesis untuk interaksi orde dua (second mark

interaction) yang merupakan interaksi antara sepasang variabel dengan variabel

ketiga. Interaksi antara sepasang variabel yang dikenal dengan interaksi orde

pertama (first rank interaction) terdapat pada hipotesis 4, 5, dan 6. Berdasarkan

pengujian hipotesis 4, 5, dan 6 tidak terdapat interaksi yang signifikan untuk

interaksi orde pertama, maka tentunya interaksi orde kedua juga tidak ada.

E. Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian

Penelitian telah diupayakan semaksimal mungkin dengan harapan hasilnya

dapat mengungkap kondisi yang sesungguhnya, namun masih terdapat beberapa

hal yang dapat dianggap sebagai kelemahan dan keterbatasan penelitian yang

mempengaruhi hasil penelitian. Adapun hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sampel penelitian ini terbatas pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Paron tahun

pelajaran 2009/2010. Hal ini dapat diasumsikan bahwa karakteristik siswa serta

kondisi sekolah, kesiapan guru dalam mengajar serta faktor pendukung lainnya

memiliki ciri khas tersendiri, sehingga besar kemungkinan bila penelitian

dilakukan pada subyek penelitian yang berbeda akan menghasilkan data yang

Page 186: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

185

berbeda pula. Jadi hasil penelitian ini hanya berlaku untuk siswa kelas VII SMP

Negeri 2 Paron tahun pelajarn 2009/2010.

2. Waktu penelitian yang berlangsung relatif singkat, yaitu selama 8 pelajaran

dalam dua kompetensi dasar, sehingga ada kemungkinan perlakuan belum tampak

jelas. Penambahan jumlah jam pelajaran materi pokok ekosistem tidak bisa

peneliti lakukan, hal tersebut berkaitan dengan pembagian alokasi waktu tiap

kompetensi dasar.

3. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan hipermedia dan modul baru

pertama kali diterapkan dalam pembelajaran biologi materi pokok ekosistem oleh

guru sebagai peneliti pada siswa kelas VII, begitu juga sebaliknya siswa kelas VII

SMP Negeri 2 Paron baru pertamakali melaksanakan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw, sehingga proses belajar mengajar yang terjadi kurang

berjalan maksimal.

4. Test prestasi belajar hanya pada aspek kognitif saja , sedangkan aspek afektif

dan psikomotor tidak dilakukan sebagai variabel karena analisis statistik akan

semakin banyak.

5. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa tidak dapat dilacak penyebabnya.

Page 187: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

186

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pembelajaran Jigsaw dengan Hipermedia dan Modul dalam penelitian ini

dinyatakan bahwa teori bejalar yang mendukung adalah teori Peaget karena siswa

langsung dapat berinteraksi dengan materi ekosistem dari media pembelajaran.

Dengan Hipermedia dan modul karakteristik materi ekosistem dapat diamati oleh

siswa secara langsung. Dengan pengamatan langsung siswa sudah memiliki bekal

waktu masuk kelas sehingga siswa dapat belajar sendiri secara kelompok dengan

pembelajaran kooperatif Jigsaw. Pembelajaran Jigsaw dapat mewujudkan

pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Belajar kooperatif

jigsaw memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berinteraksi. Siswa tidak

hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap

memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang

lain, sehingga pengetahuannya jadi bertambah. Keunggulan kooperatif tipe

jigsaw meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya

sendiri dan juga pembelajaran orang lain.

Pemanfaatan Hipermedia dalam pembelajaran berakibat, siswa dapat

berpartisipasi dalam pembelajaran dari tempat manapun bahkan dirumah dan

sewktu-waktu. Sehingga siswa dapat dengan mudah mempelajari materi pelajaran

dengan menyesuaikan proses belajar mereka. Penggunaan hipermedia dalam

pembelajaran merupakan dasar pelaksanaan sistem interaktif bagi siswa untuk

Page 188: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

187

memperluas pengetahuan tanpa bantuan dari guru. Berdasarkan hasil penelitian

tersebut maka pembelajaran yang dapat menyenangkan siswa terutama siswa SMP

merasakan kenyamanan dalam belajar dan akan memberikan pengaruh yang lebih

baik, pembelajaran tersebut terlaksana pada proses pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dengan hipermedia dan modul. Pembelajaran Jigsaw dengan modul secara

efektif siswa dapat mengubah konsepsi siswa menuju konsep ilmiah, sehingga

pada gilirannya hasil belajar siswa dapat ditingkatkan seoptimal mungkin baik

dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Pemanfaatan Hipermedia dalam pembelajaran berakibat, siswa dapat

berpartisipasi dalam pembelajaran dari tempat manapun bahkan dirumah dan

sewaktu-waktu. Sehingga siswa dapat dengan mudah mempelajari materi

pelajaran dengan menyesuaikan proses belajar mereka. Penggunaan hipermedia

dalam pembelajaran merupakan dasar pelaksanaan sistem interaktif bagi siswa

untuk memperluas pengetahuan tanpa bantuan dari guru. Berdasarkan hasil

penelitian tersebut maka pembelajaran yang dapat menyenangkan siswa terutama

siswa SMP merasakan kenyamanan dalam belajar dan akan memberikan pengaruh

yang lebih baik, pembelajaran tersebut terlaksana pada proses pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dengan hipermedia. Pembelajaran Jigsaw dengan modul

secara efektif siswa dapat mengubah konsepsi siswa menuju konsep ilmiah,

sehingga pada gilirannya hasil belajar siswa dapat ditingkatkan seoptimal

mungkin baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Page 189: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

188

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan maka keseluruhan

hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

dengan hypermedia dan modul terhadap prestasi belajar biologi materi pokok

ekosistem. Pembelajaran dengan hypermedia memberikan pengaruh positif

terhadap prestasi belajar dibandingkan dengan modul. Oleh karena itu,

pembelajaran dengan menerapkan hypermedia sebagai media dalam belajar

ekosistem cenderung lebih baik daripada menggunkan modul.

2. Kemampuan memori tidak memberikan pengaruh perbedaan yang

signifikan. Secara umum, prestasi belajar dari kemampuan memori siswa yang

masuk kategori tinggi dan rendah tidak jauh berbeda. Namun, berdasarkan rata-

rata prestasi belajar, siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi mempunyai

pengaruh positif terhadap prestasi belajar daripada siswa yang memiliki

kemampuan memori rendah. Jadi siswa yang memiliki rata-rata skor kemampuan

memori tinggi mendapat prestasi belajar yang yang lebih baik daripada siswa yang

memiliki skor prestasi pada kemapuan memori kategori rendah.

3. Interaksi sosial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi

belajar biologi. Berdasarkan hasil uji lanjut variansi diketahui bahwa interaksi

sosial rendah memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap prestasi

belajar biologi. Jadi siswa yang memiliki interaksi sosial rendah mencapai prestasi

belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki interaksi sosial tinggi.

Sebaliknya, hasil uji lanjut variansi juga diketahui bahwa interaksi sosial tinggi

memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap prestasi belajar biologi,

Page 190: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

189

jadi siswa yang memiliki interaksi sosial tinggi cenderung mencapai prestasi

belajar biologi yang rendah.

4. Kemampuan memori tidak ada interaksi antara media pembelajaran

hypermedia dan modul terhadap prestasi belajar biologi. Pengaruh bersama atau

interaksi yang diharapkan terbangun antara kemampuan memori dengan media

pembelajaran hipermedia dan modul ternyata tidak signifikan. Namun,

berdasarkan analisis interaksi kemampuan memori dengan media didapatkan

bahwa siswa dengan kemampuan memori tinggi maupun rendah lebih cocok

apabila belajar ekosistem dengan menggunakan modul daripada hypermedia.

5. Interaksi sosial tidak ada interaksi antara media pembelajaran hipermedia

dan modul terhadap prestasi belajar biologi. Pengaruh bersama atau interaksi yang

diharapkan terbangun antara kemapuan awal dengan media pembelajaran

hipermedia dan modul ternyata tidak signifikan. Namun, berdasarkan analisis

interaksi interaksi sosial dengan media didapatkan ditemukan bahwa siswa dengan

interaksi sosial tinggi cenderung lebih cocok belajar ekosistem dengan

menggunakan hipermedia sedangkan siswa dengan interaksi sosial rendah

cenderung lebih cocok belajar dengan kedua media tersebut yaitu hypermedia

maupun modul.

6. Kemampuan memori dengan interaksi sosial tidak ada interaksi terhadap

prestasi belajar biologi. Berdasarkan analisis interaksi kemampuan memori

dengan interaksi sosial didapatkan bahwa rata-rata prestasi belajar paling tinggi

didapatkan oleh siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi dan interaksi

Page 191: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

190

sosial rendah, namun prestasi terendah rata-rata dimiliki oleh siswa yang memilki

kemampuan memori rendah dan interaksi sosial tinggi.

7. Kemampuan memori, interaksi sosial, dan media pembelajaran

hypermedia dan modul juga tidak ada interaksi terhadap prestasi belajar biologi.

B. Implikasi

1. Teoritis

Implikasi teoritis dari kesimpulan penelitian adalah untuk memperluas

pengetahuan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar

biologi materi pokok ekosistem yang berkaitan dengan media pembelajaran yaitu

hypermedia dan modul.

2. Praktis

Implikasi praktis yang dapat dikemukakan berdasarkan kesimpulan

penelitian ini antara lain:

a. Menggunakan hypermedia dalam proses pembelajaran biologi materi pokok

ekosistem memberikan prestasi yang lebih baik daripada menggunakan modul.

b. Kemampuan memori tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

pencapaian prestasi belajar biologi.

c. Interaksi sosial mempunyai pengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar

biologi.

Page 192: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

191

C. Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian, dapat diajukan saran-saran sebagai

berikut:

1. Bagi Siswa

a. Hendaknya aktif dalam proses pembelajaran, pemahaman yang didapatkan

dari hasil penemuan atau pengalaman sendiri akan lebih bermakna daripada

dari oranglain.

b. Hendaknya selalu memotivasi diri untuk mencapai prestasi tertinggi, karena

motivasi yang bersumber dari diri sendiri akan memberikan pengaruh yang

lebih baik.

2. Bagi Guru

a. Guru hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sesuai

dengan materi pelajaran.

b. Guru hendaknya mengupayakan peningkatan motivasi siswa dalam belajar

3. Bagi Pengelola Sekolah

a. Hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung guru untuk

menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan materi

pelajaran.

b. Hendaknya guru-guru diikutkan dalam pelatihan yang berhubungan dengan

pembelajaran.

4. Bagi Peneliti Berikutnya

a. Hendaknya mencermati secara hati-hati hasil angket yang berupa pilihan

ganda.

Page 193: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

192

b. Hendaknya model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian

sudah dipraktekkan pada siswa yang akan dijadikan sebagai sampel sebelum

penelitian dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan agar pada saat penelitian tidak

dijumpai kendala yang berhubungan dengan model pembelajaran.

Page 194: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

193

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Moh dan Asrori, Moh, 2004. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara. Azhar Arsyad,2004, Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo: Persada Agib Zainal.2002.Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan

Cendekia Anita Lie.2002. Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Lerning di

Ruang-Ruang Kelas : Jakarta; Grasindo Ani Winarsih,dkk. 2008. IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta:

Pusat Perbukuan Depdiknas.

Alex Sobur. 2003. Psikologi Umum. Bandung: C.V. Pustaka Setia.

Akhmad Haryono. 2001. Interaksi social dalam Pembelajaran Bahasa Asing.

JIBS( Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra) Vol. 1/Nomor 1 Januarai – Juni. Abu Ahmadi.2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Reineka Cipta Bimo Walgito. 2004.Pengantar Psikologi Umum.Yogjakarta: Andi Offset Cecep Iskandar.2009. Pembelajaran Kooperatif Dengan Modul Dan Animasi

Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Daroi Tingkat Kesulitan Belajar Siswa (Studi Pembelajaran Biologi pada Materi Sistem Ekresi Kelas XI Semester 1 SMA Taruna Nusantara Magelang). Surakarta. UNS Program Pascasarjana.

Dimyati,,Mudjiono.2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Durmus Kilic. 2008. The Effect of Jigsaw Technique on learning the Conceps of

the Principles and Methods of Teaching. World Applied Sciences Journal 4(Supple 1): 109-114, 2008.

Erwin Susilistiani.2006.Prestasi Belajar Biologi Pada Pokok Sistem

Koordinasi Menggunakan Variansi Media Pembelajaran Ditinjau Dari Kemampuan Memori Siswa (Studi Kasus Penggunaan Media Pembelajaran LCD,OHP,Buku Teks Terprogram Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Peljaran 2005/2006). Surakarta: Program Pascasarjana UNS.

Gulo W.2002.Metodologi Penelitian,Jakarta: Grasindo

Page 195: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

194

---------, 2002, Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Grasindo Graham J, McDougall, Jeonghee Kang. 2003. Memori self-efficacy dn kinerja

memoeri pada laki-laki yang lebih tua, International Journal of Men’s Health

Huang,Y.-M., Huang, T –C., & Hsieh, M.-Y.(2008).Using annotation services in

a ubiquistious Jigsaw cooperative learning environment. Educational Technoogy & Sosiety, 11 (2), 3-15. University ot Management, Taiwan.

Hamzah B.Uno.2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar

Mengajar Yang Kreatif dan Efektif.Gorontalo,Bumi Aksara. Jonason,K Peter et al.2008. Solutions to the Problem of Diminished Social

Interaction. Depertement of Psychology, New Mexico state University, Las Cruces. USA

Kam-wing CHAN. 2004. Using ‘Jigsaw II ‘ in Teacher Education Programmes.

Hong Kong Teacher’ Center Journal . Vol 3. Mulyasa E.2005. Menjadi Guru Profesional mencptakan pembelajaran

Kreatif dan Menyenangkan.Bandung: Remaja Rosda Karya Mercedes. A, 2009. Evaluasi Rencana Set Modul Di Prinsip Dan Metode

Mengajar. Universitas Mancarandang of Batangs, Jurnal International. ISSN:2094-1749 Vol: I, 2009

Manitsaris Athanasios, et al, 2006. A Hypermedia Virtual Enviroument for

Education in Medicine. Journal of Informatika Tekhnology Impact Vl No.2. pp.61-72, University of Macadonia, Greece (diakses tanggal 27 Januari 2011)

Nunan, David.1995.Language Teaching Metodology. London: Ponix RLT Ngalim Purwanto M. 1994. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya Noehi Nasution,dkk. 2008. Pendidikan IPA di SD. Jakarta. Penerbit Universitas

Terbuka Noehi Nasution. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Badung: Remaja Rosdakarya. Nurhadi.2004.Kurikulum 2004.Jakarta: Gramedia widia Sarana

Page 196: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

195

Nana Sudjana.2008. Penialain Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya Oemar Hamalik,2008.Proses Belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Paul Supomo, 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Boston,

Penerbit Kanisius Pidarta,M.1990. Cara Belajar Mengajar di Universitas Negara Maju, Jakarta:

Bumu Aksara Pribadi.M.2008. Minitab 15 Uji T hingga Anova. Surakarta : PPS UNS Petersen Lindy,2004. Bagaimana Memotivasi Anak Belajar. Jakarta,Grasindo Ratna Wilis Dahar.1989. Teori-teori Belajar,Jakarta: Erlangga Rudi Susilana, dan Riyana, Cepi. 2007. Media Pembelajaran, Hakikat,

Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian, Badung: Wacana Prima Sunaryo.2004. Psikologi Untuk Keperawatan, Jakarta. Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Suwarna.2009. Pembelajaran kimia dengan metodeSTAD melalui teknik peta

konsep dan teknik Puzzle ditinjau dari Interaksi social dan kemampuan memori (Studi Kasus pembelajaran kimia pada materi pokok system koloid kelas XI Semester 2 SMA Negeri 1 Karas Magetan tahun 2008/2009). Surakarta: Program Pascasarjana UNS.

Syaiful Sagala.2008. Konsep Dan Makna Pembelajaran Untuk memecahkan

Problematika Belajar Dan Mengajar. Alfabeta. Bandung Sanaky,Hujair.AH.2009.Media Pembelajaran, Yogjakarta: Safiria Insania Press Sardiman.1994.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: Raja

Grafindo. Slavin.1995.Cooperative Learning.2nd edition. A Simon and Schuster Company.

Massachusetts. Sri Rahmini,dkk.2007. IPA Terpadu 1 untuk SMP/MTs Kelas VII, Semarang.

Aneka Ilmu. Sri Anitah. 2009. Media Pembelajaran. Solo: UNS Press.

Page 197: PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN JIGSAW MELALUI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

196

Suharsimi Arikunto.2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Angkasa Raya

Trianto.2007.Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Tejada Gimenez.J 2000.On Paper or Hypermedia? The Effects of Procedural

Information in Digital Video Format in the Learning of a Music Score Editor Program by Novice Users1 . Universidad de Valencia. Jesus [email protected]

Toeti Sukamto,1997.Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran. Jakarta:

PAU-PPAI Universitas Terbuka. Teguh Sugiyarto. Eny Ismiyati.2008. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VII

SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Winata Putra.2006. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Depdiknas Wayan Santyasa.2009. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori

Pengembangan Modul. Bali. Universitas Pendidikan Ganesha. Wasis. Sugeng Yuli. 2008. IPA Jilid 1 untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta.

Pusat Perbukuan Depdiknas. Wasis dkk. Contektual Teaching and Learning IPA SMP/MTs Kelas VII edisi

4. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Yamin.M.2007. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan.

Jakarta: Persada Press. Yuli Harnowo.2009. Pembelajaran Fisika Dengan Model Kooperatif Melalui

Jigsaw dan STAD ditinjau Dari Kecerdasan Emosional dan Gaya Belajar Siswa (Studi Kasus Pembelajaran Fisika pada Siswa Kelas VIIO SMP Negeri 2 Kebumen Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009). Surakarta: Program Pascasarjana UNS.