4
PEMBAHASAN Persepsi Informasi Responden terhadap Penggunaan AKDR Persepsi informasi adalah penilaian responden terhadap kelengkapan dan kejelasan informasi yang disampaikan oleh tenaga kesehatan. Pada penelitian ini, secara umum responden sudah memiliki persepsi yang baik mengenai informasi penggunaan AKDR. Namun pada beberapa bagian persepsi informasi, masih terdapat cukup banyak responden yang memiliki persepsi kurang. Bagian tersebut yaitu pada pernyataan mengenai apakah responden diberikan informasi yang lengkap dan jelas mengenai keuntungan, kekurangan, dan efek samping penggunaan AKDR. Pada ketiga pernyataan tersebut masih terdapat sekitar sepertiga responden yang memiliki persepsi informasi kurang. Persepsi mengenai kejalasan informasi sangat dipengaruhi faktor internal pasien, seperti usia, intelegensia, tingkat pendidikan, pengalaman, dan pekerjaan. Faktor internal ini merupakan faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Selain itu persepsi mengenai kejelasan informasi juga dipengaruhi oleh kualitas pelayanan dan kelengkapan informasi yang diberikan oleh petugas pada saat konseling dilakukan. Kedua faktor ini merupakan faktor yang dapat dimodifikasi dan dilakukan intervensi oleh tenaga kesehatan (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini didapatkan bahwa persepsi responden terhadap kualitas pelayanan sudah baik, sehingga faktor utama masih cukup banyaknya responden yang memiliki persepsi informasi kurang mengenai penggunaan AKDR disebabkan oleh kurang lengkap

PEMBAHASAN PERSEPSI INFORMASI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MEDIS

Citation preview

PEMBAHASANPersepsi Informasi Responden terhadap Penggunaan AKDRPersepsi informasi adalah penilaian responden terhadap kelengkapan dan kejelasan informasi yang disampaikan oleh tenaga kesehatan. Pada penelitian ini, secara umum responden sudah memiliki persepsi yang baik mengenai informasi penggunaan AKDR. Namun pada beberapa bagian persepsi informasi, masih terdapat cukup banyak responden yang memiliki persepsi kurang. Bagian tersebut yaitu pada pernyataan mengenai apakah responden diberikan informasi yang lengkap dan jelas mengenai keuntungan, kekurangan, dan efek samping penggunaan AKDR. Pada ketiga pernyataan tersebut masih terdapat sekitar sepertiga responden yang memiliki persepsi informasi kurang.Persepsi mengenai kejalasan informasi sangat dipengaruhi faktor internal pasien, seperti usia, intelegensia, tingkat pendidikan, pengalaman, dan pekerjaan. Faktor internal ini merupakan faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Selain itu persepsi mengenai kejelasan informasi juga dipengaruhi oleh kualitas pelayanan dan kelengkapan informasi yang diberikan oleh petugas pada saat konseling dilakukan. Kedua faktor ini merupakan faktor yang dapat dimodifikasi dan dilakukan intervensi oleh tenaga kesehatan (Notoatmodjo, 2010).Dalam penelitian ini didapatkan bahwa persepsi responden terhadap kualitas pelayanan sudah baik, sehingga faktor utama masih cukup banyaknya responden yang memiliki persepsi informasi kurang mengenai penggunaan AKDR disebabkan oleh kurang lengkap dan jelasnya informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan saat melakukan konseling. Penelitian yang dilakukan oleh Imbarwati (2009) menjelaskan bahwa kurangnya persepsi informasi yang didapat oleh akseptor KB, disebabkan oleh keenggganan petugas kesehatan untuk memberikan informasi yang mendalam mengenai kontrasepsi AKDR. Petugas yang melakukan konseling cenderung menjelaskan secara terperinci mengenai jenis kontrasepsi yang diinginkan oleh akseptor KB, sedangkan jenis kontrasepsi lain hanya dijelaskan seadanya. Hal tersebut tentunya akan menyebabkan persepsi informasi akseptor KB non AKDR mengenai penggunaan AKDR akan tetap rendah, karena petugas konseling tidak memberikan informasi secara mendalam mengenai KB AKDR, termasuk mengenai keuntungan, kelemahan, dan efek samping AKDR.Sebagian responden bahkan mungkin mendapatkan informasi relatif lebih banyak mengenai AKDR dari sumber lain di luar petugas kesehatan. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya responden (63,3%) yang setuju dengan pernyataan mengenai Ibu mendapatkan informasi tentang KB AKDR dari majalah atau televisi. Fakta tersebut menunjukkan bahwa, peranan petugas konseling dalam meningkatkan persepsi informasi responden terhadap penggunaan AKDR masih cukup kurang, terutama penjelasan mengenai keuntungan, kelemahan, dan efek samping penggunaan AKDR.Dari fakta diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu cara yang paling mungkin dilakukan untuk meningkatkan persepsi informasi akseptor KB di Puskesmas Alianyang adalah dengan cara meningkatkan motivasi petugas konseling dalam memberikan informasi yang jelas dan lengkap tidak hanya terhadap kontrasepsi yang diinginkan akseptor KB, namun juga terhadap kejelasan dan kelengkapan informasi kontrasepsi lainnya, temasuk informasi mengenai AKDR. Peningkatan motivasi petugas konseling dapat dilakukan dengan cara memberikan reward kepada petugas konseling jika persentase pengguna AKDR meningkat. Reward yang diberikan dapat berupa bonus, promosi, ataupun pelatihan. Selain itu peneliti juga menyarankan untuk dibentuk suatu pelayanan kontrasepsi keliling sehingga jangkauan dan kelengkapan informasi yang disampaikan saat konseling dan layanan kontrasepsi termasuk pemasangan AKDR ke masyarakat meningkat. Diharapkan dengan membentuk program tersebut, persepsi informasi dan motivasi masyarakat untuk menggunakan AKDR akan meningkat.

TINJAUAN PUSTAKA

Ariyani, I M dan Andriyanto, Sony. 2004. Hubungan Persepsi terhadap Keluarga Berencana dengan Motivasi Menjadi Akseptor pada Pria. (Diakses tanggal 23 Februari 2015). http://psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi-98320016.pdfGourville, John, and Dilip Moon. 2002.. "Pricing and the Psychology of Consumption." Harvard Business Review 80, no. 9.Lee, Simon; Abdou Illia., Lawson-Body, Assion, 2011. Perceived Price of Dynamic Pricing, Journal of Indutrial Management + Data Systems, 111 (4): 531-550Levy, Michael & Weitz, Barton A. 2011. Retailing Management. London: McGraw-Hill Higher Education.Notoatmodjo, Soekidjo., 201o, Promosi Kesehatan dan Promosi Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.