3
Pemasangan Reaktor Shunt Reaktor shunt digunakan pada sistem tenaga untuk mengurangi kenaikan arus pada sistem tenaga ketika terjadi hubung singkat. Contoh penggunaan reaktor untuk mengurangi efek kenaikan arus ada pada komponen ballast pada lampu TL Ketika starting atau penyalaan lampu TL, terjadi kenaikan tegangan akibat efek jatuh tegangan induktif, yakni V =i.R +L di dt Kenaikan tegangan akibat komponen di dt pada lampu akibat starter diatasi dengan pemasangan ballast pada lampu. Dengan adanya ballast, maka efek kenaikan arus transien yang dapat menyebabkan kenaikan tegangan ketika starting lampu dapat dibatasi. Terdapat dua konfigurasi pemasangan reaktor shunt pada sistem tenaga, yakni dipasang pada koneksi antara dua busbar dan dipasang secara seri pada saluran. Masing – masing konfigurasi memiliki keunggulan dan kekurangan sebagai berikut. 1. Pemasangan pada koneksi antara dua busbar : Kelebihan : Kekurangan :

Pemasangan Reaktor Shunt

  • Upload
    rmatsp

  • View
    199

  • Download
    17

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sistem distribusi

Citation preview

Page 1: Pemasangan Reaktor Shunt

Pemasangan Reaktor Shunt

Reaktor shunt digunakan pada sistem tenaga untuk mengurangi kenaikan arus pada sistem tenaga ketika terjadi hubung singkat. Contoh penggunaan reaktor untuk mengurangi efek kenaikan arus ada pada komponen ballast pada lampu TL Ketika starting atau penyalaan lampu TL, terjadi kenaikan tegangan akibat efek jatuh tegangan induktif, yakni

V=i .R+Ldidt

Kenaikan tegangan akibat komponen didt

pada lampu akibat starter diatasi dengan pemasangan

ballast pada lampu. Dengan adanya ballast, maka efek kenaikan arus transien yang dapat menyebabkan kenaikan tegangan ketika starting lampu dapat dibatasi.

Terdapat dua konfigurasi pemasangan reaktor shunt pada sistem tenaga, yakni dipasang pada koneksi antara dua busbar dan dipasang secara seri pada saluran. Masing – masing konfigurasi memiliki keunggulan dan kekurangan sebagai berikut.

1. Pemasangan pada koneksi antara dua busbar :Kelebihan :

Kekurangan :

Page 2: Pemasangan Reaktor Shunt

2. Pemasangan secara seri pada saluran :Kelebihan :

Kekurangan :

Menghitung impedansi trafo jika diketahui dalam %

Pada contoh kasus, diketahui trafo 3 fasa dengan rating 500 kVA, 6 kV / 380 V, 50 Hz, 6%. Reaktansi trafo (dalam ohm) dapat dihitung sebagai berikut :

X t=kV 2

MVA×

Z %100

=0.482

0.5×

6100

=0.028Ω

Dengan nilai reaktansi tersebut, dapat dihitung besar arus hubung singkat yang melalui trafo,

I sc=480V

√3×0.028 Ω=9.9 kA

Rating % impedansi biasanya dilihat pada sisi tegangan rendah.

Contoh soal

Trafo 3 fasa dengan rating 400 MVA, 220 kV / 22 kV, terhubung wye – delta, dengan impedansi sisi low voltage sebesar ZLV = 0.121 Ω. Base yang digunakan ialah Vbase = 230 kV, Sbase = 100 MVA dimana base ini berada di sisi tegangan tinggi trafo, karena sistem terpasang ke sisi HV trafo. Kita dapat menghitung impedansi per unit trafo sebagai berikut.

Zpu=ZLV

V base2

Sbase

= 0.121

(22.103)2

400. 106

=0.1 pu .

Artinya pada nameplate trafo tertulis Z = 10 %.

Sedangkan dengan base sisi HV, maka nilai impedansi HV (ZHV) dapat dihitung sebagai berikut

Page 3: Pemasangan Reaktor Shunt

ZHV =Z pu×V base HV

2

V base2 ×

Sbase

Sbase HV

=0.1 ×( 220230 )

2

×100400

=0.0228 Ω

Contoh soal

Sistem transmisi 3 fasa mengirim daya sebesar 500 MVA dengan tegangan nominal 138 kV. Perhitungan parameter dalam satuan per unit ialah

I base=Sbase

√3 ×V base

= 500√3 ×138

=2.09 kA

Zbase=V base

√3 × I base

=V base

2

Sbase

=38.1 Ω

Y base=1

Zbase

=26.3 mS

Jika misal Vterukur = 136 kV, V pu=136 kV138 kV

=0.9855 pu