20
8/17/2019 Pemantapan Mutu Lab http://slidepdf.com/reader/full/pemantapan-mutu-lab 1/20 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mutu Hasil Pemeriksaan Laboratorium 1. Mutu Pemeriksaan Laboratorium Dalam upaya mencapai tujuan laboratorium klinik, yakni tercapainya pemeriksaan yang bermutu, diperlukan strategi dan  perencanaan manajemen mutu. Salah satu pendekatan mutu yang digunakan adalah  Quality Management Science (QMS)  yang memperkenalkan suatu model yang dikenal dengan  Five-Q.  (Sukorini dkk, 2010). Westgard (2000) menyatakan Five-Q meliputi : 1.  Quality Planning (QP) Pada saat akan menentukan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan di laboratorium, perlu merencanakan dan memilih jenis metode, reagen,  bahan, alat, sumber daya manusia dan kemampuan yang dimiliki laboratorium. 2.  Quality Laboratory Practice (QLP) Membuat pedoman, petunjuk dan prosedur tetap yang merupakan acuan setiap pemeriksaan laboratorium. Standar acuan ini digunakan

Pemantapan Mutu Lab

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Pemantapan Mutu Lab

    1/20

    5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Mutu Hasil Pemeriksaan Laboratorium

    1. Mutu Pemeriksaan Laboratorium

    Dalam upaya mencapai tujuan laboratorium klinik, yakni

    tercapainya pemeriksaan yang bermutu, diperlukan strategi dan

     perencanaan manajemen mutu. Salah satu pendekatan mutu yang

    digunakan adalah   Quality Management Science (QMS)   yang

    memperkenalkan suatu model yang dikenal dengan   Five-Q.   (Sukorini

    dkk, 2010).

    Westgard (2000) menyatakan Five-Q meliputi :

    1.  Quality Planning (QP)

    Pada saat akan menentukan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan di

    laboratorium, perlu merencanakan dan memilih jenis metode, reagen,

     bahan, alat, sumber daya manusia dan kemampuan yang dimiliki

    laboratorium.

    2.  Quality Laboratory Practice (QLP)

    Membuat pedoman, petunjuk dan prosedur tetap yang merupakan

    acuan setiap pemeriksaan laboratorium. Standar acuan ini digunakan

  • 8/17/2019 Pemantapan Mutu Lab

    2/20

    6

    untuk menghindari atau mengurangi terjadinya variasi yang akan

    mempengaruhi mutu pemeriksaan.

    3. Quality Control (QC)

    Pengawasan sistematis periodik terhadap : alat, metode, dan reagen.

    QC lebih berfungsi untuk mengawasi, mendeteksi persoalan dan

    membuat koreksi sebelum hasil dikeluarkan. Quality .control adalah

     bagian dari quality assurance, dimana quality assurance merupakan

     bagian dari total quality manajement

    4.  Quality Assurance (QA)

    Mengukur kinerja pada tiap tahap siklus tes laboratorium: pra analitik,

    analitik dan pasca analitik. Jadi, QA merupakan pengamatan

    keseluruhan input-proses-output/outcome, dan menjamin pelayanan

    dalam kualitas tinggi dan memenuhi kepuasan pelanggan. Tujuan QA

    adalah untuk mengembangkan produksi hasil yang dapat diterima

    secara konsisten, jadi lebih berfungsi untuk mencegah kesalahan

    terjadi (antisipasi error).

    5.  Quality Improvement (QI)

    Dengan melakukan QI, penyimpangan yang mungkin terjadi akan

    dapat dicegah dan diperbaiki selama proses pemeriksaan berlangsung

    yang diketahui dari   quality control dan quality assessment.   Masalah

    yang telah dipecahkan, hasilnya akan digunakan sebagai dasar proses

    quality planning dan quality process laboratory berikutnya

  • 8/17/2019 Pemantapan Mutu Lab

    3/20

    7

    Mutu adalah mendapatkan hasil yang benar secara langsung

    setiap saat dan tepat waktu, menggunakan sumber daya yang efektif dan

    efisien. Ini penting dalam semua tahap proses, mulai dari penerimaan

    sampel hingga pelaporan hasil uji (Depkes, 1997).

    Pemantapan Mutu laboratorium kesehatan adalah semua kegiatan

    yang bertujuan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil

     pemeriksaan laboratorium. Pemantapan mutu merupakan suatu upaya

    untuk meminimalkan atau pencegahan kesalahan semaksimal mungkin

    mulai dari kesalahan pra analitik, analitik dan pasca analitik (Depkes,

    1997).

    Perhatian utama untuk mutu laboratorium klinik adalah akurasi,

    kebenaran data, dan tepat waktu, karakteristik yang lainnya tetap penting

    untuk diperhatikan dan dilaksanakan (Hendrayana, 2007). Menurut Hadi

    (2000) dalam kaitannya dengan mutu laboratorium data hasil uji analisa

    laboratorium dikatakan bermutu tinggi apabila data hasil uji tersebut

    dapat memuaskan pelanggan dengan mempertimbangkan aspek-aspek 

    teknis sehingga ketepatan dan ketelitian yang tinggi dapat dicapai, dan

    data tersebut harus terdokomentasi dengan baik sehingga dapat

    dipertahankan secara ilmiah.

    Kegiatan pemantapan mutu meliputi komponen-komponen :(1)

    Pemantapan mutu Eksternal;(2) Pemantapan mutu internal; (3)

  • 8/17/2019 Pemantapan Mutu Lab

    4/20

    8

    Verifikasi; (4) Audit; (5) Validasi hasil; (6) Pendidikan dan latihan

    (Depkes, 2004)

    2. Pemantapan mutu laboratorium

    Pemantapan mutu laboratorium kesehatan mencakup semua

    kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil

     pemeriksaan laboratorium pada saat yang tepat, dari spesimen yang tepat

    dan diinterpretasikan secara tepat berdasarkan rujukan data yang tepat

     pula. Kegunaan dari pemantapan mutu oleh laboratorium adalah :

    a. Meningkatkan kualitas laboratorium.

     b. Meningkatkan moral dalam kehidupan karyawan laboratorium

    (kemantapan pemberian hasil, kesadaran akan usaha yang telah

    dilakukan, serta prestice yang diberikan kepadanya).

    c. Merupakan suatu metoda pengawasan (kontrol) yang efektif dilihat

    dari fungsi manajerial.

    d. Melakukan pembuktian apabila terdapat hasil yang meragukan oleh

     pengguna (konsumen) laboratorium karena sering tidak sesuai dengan

    gejala klinis.

    e. Penghematan biaya pasien karena berkurangnya kesalahan hasil

    sehingga tidak perlu ada “ duplo “.

    Secara umum pemantapan mutu terbagi atas, yaitu Pemantapan

    mutu eksternal (PME) dan Pemantapan mutu Internal (PMI).

  • 8/17/2019 Pemantapan Mutu Lab

    5/20

    9

    i.   Pemantapan Mutu Eksternal   adalah Suatu sistem pengontrolan

    yang dilaksanakan oleh pihak lain yang umumnya adalah pihak 

     pengawas pemerintah atau profesi.

    ii.   Pemantapan mutu internal   adalah kegiatan pencegahan dan

     pengawasan yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus

    menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti.

    Kegiatan ini mencakup tiga tahapan proses yaitu : pra analitik,

    analitik, dan pasca analitik.(Riffani, 2010)

    a. Tahap pra analitik 

    Kesalahan pra analitik terjadi sebelum spesimen pasien diperiksa

    untuk analitik oleh sebuah metode/instrumen tertentu. Mencakup

     persiapan pasien , pengambilan dan penampungan spesiemn,

     penanganan specimen, pengiriman spesiemn, pengolahan dan

     penyimpanan specimen.

     b. Tahap analitik 

    Kesalahan terjadi selama proses pengukuran dan disebabkan

    kesalahan acak atau kesalahan sistematis mencakup

     pemeliharaan dan kalibrasi alat, uji kualitas reagen, uji ketepatan

    dana ketelitian

    c. Tahap pasca analitik 

    Kesalahan pasca analitik terjadi setelah pengambilan sampel dan

     proses pengukuran dan mencakup kesalahan seperti kesalahan

  • 8/17/2019 Pemantapan Mutu Lab

    6/20

    10

     penulisan, yang meliputi :1) Perhitungan, 2) Cara menilai, 3)

    Ketata usahaan 4) Penanganan informasi (Kahar, 2005).

    Tujuan pemantapan mutu internal adalah:

    1) Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan dengan

    mempertimbangkan aspek analitik dan klinis.

    2) Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga pengeluaran hasil

    yang salah tidak terjadi dan perbaikan kesalahan dapat

    dilakukan segera.

    3) Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan pasien,

     pengambilan, pengiriman, penyimpanan dan pengolahan

    spesimen sampai dengan pencatatan dan pelaporan telah

    dilakukan dengan benar. Mendeteksi kesalahan dan mengetahui

    sumbernya.

    5) Membantu perbaikan pelayanan penderita melalui peningkatan

    mutu pemeriksaan laboratorium (Depkes, 2004 : 67).

    Setiap tindakan dapat merupakan sumber kesalahan dalam

     pemeriksaan laborat. Dalam melakukan pemantapan mutu terhadap

    suatu pemeriksaan tidak begitu saja dapat diinterprestasi hanya dari

    hasil pemeriksaan tetapi harus dinilai secara keseluruhan pemantapan

    dalam proses pemeriksaanlaborat yang meliputi berbagai jenis

    aktifitas dalam laboratorium seperti; (1) persiapan penderita,(2)

  • 8/17/2019 Pemantapan Mutu Lab

    7/20

    11

     pengambilan bahan atau sampel ,(3)penanganan sampel, (4)

     pengiriman sampel, (5) pemeriksaan, (6), penilaian atau interpretasi

    hasil, (6) pencatatan hasil.

    B. Ketepatan dan Ketelitian

    1. Akurasi / Ketepatan

    Akurasi adalah kemampuan untuk mengukur dengan tepat sesuai dengan

    nilai yang benar (true value). Secara kuantitatif, akurasi diekspresikan

    dalam ukuran inakurasi. Inakurasi alat dapat diukur dengan melakukan

     pengukuran terhadap bahan kontrol yang telah diketahui kadarnya.

    Perbedaan antara hasil pengukuran yang dilakukan dengan nilai target

     bahan kontrol merupakan indikator inakurasi pemeriksaan yang

    dilakukan. Perbedaan ini disebut sebagai bias dan dinyatakan dalam

    satuan persen. Semakin kecil bias, semakin tinggi akurasi pemeriksaan.

    Akurasi (ketepatan) atau inakurasi (ketidak tepatan) dipakai untuk 

    menilai adanya kesalahan acak, sistematik dan keduaduanya (total). Nilai

    akurasi menunjukkan kedekatan hasil terhadap nilai sebenarnya yang

    telah ditentukan oleh metode standar. Akurasi dapat dinilai dari hasil

     pemeriksaan bahan kontrol dan dihitung sebagai nilai biasnya (d%)

    seperti berikut: d % = (x – NA) / NA

    Keterangan :

    x = hasil pemeriksaan bahan kontrol

     NA= nilai aktual / sebenarnya dari bahan kontrol

  • 8/17/2019 Pemantapan Mutu Lab

    8/20

    12

     Nilai d % dapat positif atau negative.

     Nilai positif menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari seharusnya.

     Nilai negative menunjukkan nilai yang lebih rendah dari seharusnya

    (Depkes, 2004):

    2. Presisi (ketelitian)

    Presisi adalah kemampuan untuk memberikan hasil yang sama pada

    setiap pengulangan pemeriksaan. Secara kuantitatif, presisi disajikan

    dalam bentuk impresisi yang diekspresikan dalam ukuran koefisien

    variasi. Presisi terkait dengan reproduksibilitas suatu pemeriksaan. Dalam

     praktek sehari-hari kadang-kadang klinisi meminta suatu pemeriksaan

    diulang karena tidak yakin dengan hasilnya. dimiliki memiliki presisi

    yang tinggi, pengulangan pemeriksaan terhadap sampel yang sama akan

    memberikan hasil yang tidak jauh berbeda (Sukorini dkk, 2010). Presisi

     biasanya dinyatakan dalam nilai koefisien variasi (% KV atau % CV).

    Presisi (ketelitian) sering dinyatakan juga sebagai impresisi

    (ketidaktelitian) Semakin kecil % KV semakin teliti sistem/metode

    tersebut dan sebaliknya. (Westgard,2010).   Makin besar SD dan CV

    makin tidak teliti. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketelitian

    yaitu : alat, metode pemeriksaan, volume / kadar bahan yang diperiksa,

    waktu pengulangan dan tenaga pemeriksa (Musyaffa, 2010).

  • 8/17/2019 Pemantapan Mutu Lab

    9/20

    13

    3. Jenis Kesalahan

    Kontrol kualitas bertujuan mendeteksi kesalahan analitik di laboratorium.

    Kesalahan analitik di laboratorium terdiri atas dua jenis yaitu kesalahan

    acak    (random error)   dan kesalahan sistematik    (systematic error).

    Kesalahan acak menandakan tingkat presisi, sementara kesalahan

    sistematik menandakan tingkat akurasi suatu metode atau alat (Sukorini

    dkk, 2010).

    1) Kesalahan acak 

    Kesalahan acak dalam analitik seringkali disebabkan oleh hal berikut:

    instrumen yang tidak stabil, variasi temperature, variasi reagen dan

    kalibrasi, variasi teknik prosedur pemeriksaan (pipetasi,

     pencampuran, waktu inkubasi), variasi operator/analis.

    2) Kesalahan sistematik 

    Kesalahan sistematik umumnya disebabkan hal-hal sebagai berikut:

    spesifitas reagen/metode pemeriksaan rendah (mutu reagen), blanko

    sampel dan blanko reagen kurang tepat (kurva kalibrasi tidak linear),

    mutu reagen kalibrasi kurang baik, alat bantu (pipet) yang kurang

    akurat, panjang gelombang yang dipakai, salah cara melarutkan

    reagen.

  • 8/17/2019 Pemantapan Mutu Lab

    10/20

    14

    4. Dasar Statistik yang berkaitan dengan Ketepatan dan Ketelitian

    1) Rerata

    Rerata adalah hasil pembagian jumlah nilai hasil pemeriksaan dengan

     jumlah pemeriksaan yang dilakukan. Rerata biasa digunakan sebagai

    nilai target dari kontrol kualitas yang dilakukan, rumus rerata adalah

    :Xഥ  =

     ∑ଡ଼

    Keterangan :

    X : rerata

    ∑x : jumlah nilai hasil pemeriksaan

    n : jumlah pemeriksaan yang dilakukan

     National Committee for Clinical Laboratory Standards (NCCLS)

    merekomendasikan setiap laboratorium untuk menetapkan sendiri

    nilai target suatu bahan kontrol dengan melakukan setidaknya 20 kali

     pengulangan (Biorad dalam Sukorini, 2010).

    2) Rentang

    Rentang merupakan penyebaran antara nilai pemeriksaan terendah

    hingga tertinggi. Rentang memberikan batas nilai bawah dan batas

    atas suatu rangkaian data. Dengan demikian rentang dapat menjadi

    ukuran paling sederhana untuk melihat menilai sebaran data, namun

    rentang tidak dapat menggambarkan bentuk distribusi atau tendensi

    terpusat data yang kita miliki.

  • 8/17/2019 Pemantapan Mutu Lab

    11/20

    15

    3) Simpangan baku

    Simpangan baku mengkuantifikasikan derajat penyebaran data hasil

     pemeriksaan disekitar rerata. Simpangan baku dapat digunakan untuk 

    menggambarkan bentuk distribusi data yang kita miliki. Dengan

    menggunakan nilai rerata sebagai nilai target dan simpangan baku

    sebagai ukuran sebaran data, kita akan menentukan rentang nilai yang

    dapat diterima dalam praktek kontrol kualitas.

    4) Distribusi Gaussian

    Dalam menterjemahkan sebaran data pada praktek kontrol kualitas,

    harus dipahami adanya bentuk distribusi normal atau Distribusi

    Gausian (Gaussian distribution).   Bentuk distribusi Gaussian

    menggambarkan bahwa ketika melakukan pengulangan pemeriksaan,

    tidak akan diperoleh hasil yang sama persis, hasilnya berbeda-beda

    dan sifatnya acak. Data hasil pengulangan tersebut apabila

    dikelompokkan akan membentuk suatu kurva simetris dengan satu

     puncak yang nilai tengahnya merupakan rerata dari data tersebut.

    5) Koefisiensi Variasi

    Koefisien variasi merupakan suatu ukuran variabilitas yang bersifat

    relative dan dinyatakan dalam persen. Koefisien variasi dikenal juga

    sebagai   related standard deviation   yang dapat dihitung dari nilai

    rerata dan simpangan baku.Koefisien variasi menggambarkan

     perbedaan hasil yang diperoleh setiap kali dilakukan pengulangan

  • 8/17/2019 Pemantapan Mutu Lab

    12/20

    16

     pemeriksaan pada sampel yang sama. Koefisien variasi juga dapat

    digunakan untuk membandingkan kinerja metode, alat maupun

     pemeriksaan yang berbeda (Sukorini dkk, 2010)

    6) Grafik Levey-jennings

    Grafik Levey-jennings merupakan penyempurnaan dari grafik kontrol

    Shewhart yang diperkenalkan Walter A. Shewhart pada tahun 1931.

    Pada kedua jenis grafik kontrol tersebut akan ditemui nilai rerata dan

     batas-batas nilai yang dapat diterima. Batas-batas tersebut

    menggunakan kelipatan dari simpangan baku.

    a. Aturan 12S

    Aturan ini merupakan aturan peringatan. Aturan ini menyatakan

     bahwa apabila satu nilai kontrol berada diluar batas 2SD, tapi dalam

     batas 3SD, harus mulai waspada. Ini merupakan peringatan akan

    kemungkinan adanya masalah pada instrument atau malfungsi

    metode.

     b. Aturan 13s

    Aturan ini mendeteksi kesalahan acak. Satu saja nilai kontrol berada

    di luar batas 3 SD, maka instrument harus dievaluasi dari adanya

    keslahan acak.

  • 8/17/2019 Pemantapan Mutu Lab

    13/20

    17

    c. Aturan 22S

    Aturan ini mendeteksi kesalahan sistematik. Kontrol dinyatakan

    keluar apabila dua nilai kontrol pada satu level berturut-turut diluar 

     batas 2SD.

    d. Aturan R4S

    Aturan ini hanya dapat digunakan apabila kita menggunakan dua

    level kontrol

    e. Aturan 41S

    Aturan ini mendeteksi kesalahan sistematik. Aturan ini dapat

    digunakan pada satu level kontrol saja maupun pada lebih dari satu

    level kontrol.

    f. Aturan 10x

    Aturan ini menyatakan bahwa apabila sepuluh nilai kontrol pada

    level yang sama maupun berbeda secara berturut-turut berada di

    satu sisi yang sama terhadap rerata

    C. Pemeriksaan Eritrosit, Leukosit, Hematokrit

    Hitung darah lengkap (HDL) atau darah perifer lengkap atau DPL

    (complete blood count/full blood count/blood panel ) adalah jenis pemeriksan

    yang memberikan informasi tentang sel-sel darah pasien. HDL merupakan tes

    laboratorium yang paling umum dilakukan. HDL digunakan sebagai tes

    skrining yang luas untuk memeriksa gangguan seperti seperti anemia, infeksi,

  • 8/17/2019 Pemantapan Mutu Lab

    14/20

    18

    dan banyak penyakit lainnya. HDL memeriksa jenis sel dalam darah,

    termasuk sel darah merah, sel darah putih dan trombosit (platelet).

    Pemeriksaan darah lengkap yang sering dilakukan meliputi: Jumlah sel darah

     putih (leukosit), Jumlah sel darah merah (eritrosit), Hemoglobin (Hb),

    Hematokrit (Ht),Indeks eritrosit,, jumlah dan volume trombosit.

    1. ERITROSIT atau RBC (Red Blood Cell )

    Sel darah merah atau eritrosit adalah sel yang tidak berinti yang

     berumur ± 120 hari dengan proses pematangan sel darah merah 1 minggu

    dan tidak mempunyai organel. dan ribosom.Normal SDM :5.000.000.000

    sel/ml darah. Bentuk eritrosit adalah 1) Lempeng berkonkraf , fungsinya

    adalah menghasilkan luas permukaan yang lebih besar bagi difusi O2

    menembus membrane dari pada yang dihasilkan oleh sel bulat dengan

    volume yang sama. 2) Tebalnya 1 cm bagian tengah dan tepi luar 2 cm

    funsinya memeungkin O2 berdifusi lebih cepat antara bagian paling

    dalam sel dengan ekteriumnya. 3) Garis depannya 8cm, fungsinya agar 

    mampu mengalami deformasi saat mereka menyelinap satu persatu

    melalui kapiler. (wadhy:2010). Fungsi ini dapat diukur melalui tiga

    macam tes.

    i.   Hitung Sel Darah Merah (red blood cell count/RBC)   yang

    menghitung jumlah total sel darah merah; Hemoglobin (Hb) yaitu

     protein dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen

  • 8/17/2019 Pemantapan Mutu Lab

    15/20

    19

    dari paru ke bagian tubuh lainnya; Hematokrit (Ht atau HCT)

    yang mengukur persentase sel darah merah dalam seluruh volume

    darah. Orang yang tinggal di dataran tinggi umumnya mempunyai

    lebih banyak sel darah merah. Ini merupakan upaya tubuh

    mengatasi kekurangan oksigen. Eritrosit, Hb dan Ht yang sangat

    rendah menunjukkan adanya anemia, yaitu sel tidak mendapat

    cukup oksigen untuk berfungsi secara normal. Jika kita anemia,

    kita sering merasa lelah dan terlihat pucat. Nilai Hemoglobin (Hb)

    Bayi baru lahir (14,0 – 24,0 gr/dl), Bayi (10,0 – 15,0 gr/dl), Anak-

    anak (11,0 – 16,0 gr/dl).

    ii.   Volume Eritrosit

    Rata-Rata (VER) atau mean corpuscular volume (MCV)

    mengukur besar rata-rata sel darah merah. MCV yang kecil

     berarti ukuran sel darah merahnya lebih kecil dari ukuran normal.

    Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan zat besi atau

     penyakit kronis. MCV yang besar dapat disebabkan oleh obat

    HIV, terutama AZT dan d4T. Ini tidak berbahaya. MCV yang

     besar menunjukkan adanya anemia megaloblastik, dengan sel

    darah merahnya besar dan berwarna muda.Biasanya hal ini

    disebabkan oleh kekurangan asam folat.

  • 8/17/2019 Pemantapan Mutu Lab

    16/20

    20

    iii. Red Blood Cell Distribution Width (RDW)

    mengukur lebar sel darah merah. Hasil tes ini dapat membantu

    mendiagnosis jenis anemia dan kekurangan beberapa vitamin.

    Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER) atau mean corpuscular 

    hemoglobin (MCH) dan Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-

    Rata (KHER) atau mean corpuscular hemoglobin concentration

    (MCHC atau CHCM) masing-masing mengukur jumlah dan

    kepekatan hemoglobin. MCH dihitung dengan membagi

    hemoglobin total dengan jumlah sel darah merah total.( dr.Abu

    Hana,2010)

    2.   LEUKOSIT atau WBC (White Bl ood Cell ) 

    Dellman dan Brown, 1989 membagi leukosit menjadi dua

    golongan, yaitu granulosit dan agranulosit. Fungsi sel darah putih atau

    leukosit yaitu menyediakan pertahan yang cepat dan kuat terhadap setiap

     bahan infeksius yang mungkin ada

    Struktur leukosit (WBC) adalah mempunyai nukeus dan tidak 

    mempunyai hemoglobin dan merupakn unit yang mobiler dlam sistem

     pertahanan tubuh (imunitas) yang mengacu pada kemampuan tubuh

    untuk menghancurkan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Nilai

    leukosit normal pada dewasa adalah 4500-10000 sel/mm3.

     Nilai normal

     bayi di bawah 1 bulan atau Neonatus 9000-30000 sel/mm3, Bayi sampai

  • 8/17/2019 Pemantapan Mutu Lab

    17/20

    21

     balita rata-rata 5700-18000 sel/mm3, Anak 10 tahun 4500-13500/mm3,

    ibu hamil rata-rata 6000-17000 sel/mm3, postpartum 9700-25700 sel/mm.

    a)   Interpretasi Hasil

    Segala macam infeksi menyebabkan leukosit naik; baik infeksi

     bakteri, virus, parasit, dan sebagainya. Kondisi lain yang dapat

    menyebabkan leukositosis yaitu Anemia hemolitik, sirosis hati dengan

    nekrosis, stres emosional dan fisik (termasuk trauma dan habis

     berolahraga), keracunan berbagai macam zat.Leukosit rendah (disebut

     juga leukopenia) dapat disebabkan oleh agranulositosis, anemia

    aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya

    dengue), keracunan kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab dari segi

    obat antara lain antiepilepsi, sulfonamid, kina, kloramfenikol, diuretik,

    arsenik (terapi leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya .

    3. HEMATOKRIT (Ht)

     Nilai hematokrit atau PCV ( packed cell volume, PCV ) adalah persentase

    volume eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan cara diputar 

     pada kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu. Tujuan ini adalah

    untuk mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah.

     Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik 

    menggunakan   hematology analyzer    atau secara manual. Metode

     pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu metode

    makrohematokrit dan mikrohematokrit/kapiler.

  • 8/17/2019 Pemantapan Mutu Lab

    18/20

    22

    a) Nilai Range

     Nilai normal Hematokrit anak adalah 33-38%, laki-laki dewasa

    adalah40-50%, sedangkan perempuan dewasa adalah 36-44%

     b) Interpretasi Hasil

    Penurunan Hematokrit, terjadi dengan pasien yang mengalami

    kehilangan darah akut, anemia, leukemia, penyakit hodgkins,

    limfosarcoma,   mieloma multiple, gagal ginjal kronik,   sirosis

    hepatitis, malnutrisi, defisiensi vit B dan C, kehamilan, SLE,  athritis

    reumatoid ,  dan ulkus peptikum. Sedangkan Peningkatan Hematokrit,

    terjadi pada hipovolemia, dehidrasi,   polisitemia vera, diare berat,

    asidosis diabetikum,emfisema paru, iskemik serebral, eklamsia, efek 

     pembedahan, dan luka bakar.( Fransisca D. Kumala's ,2010)

    c) Penyebab kesalahan pemeriksaan adalah 1) Sample darah diambil

    setelah terjadi perdarahan ( Hematocrit cenderung tinggi ), 2)

    Anticoalugan berlebih, 3) kecepatan & waktu pemusingan ( Macro

    30’, Mikro 5-10’) ,4) terlalu lama Vena terbendung

  • 8/17/2019 Pemantapan Mutu Lab

    19/20

    23

    D. KERANGKA TEORI

    Instansi Laboratoium

    swasta atau negeri

    Pemantapan Mutulaboratorium

    PME PMI

    a. Pra Analitik 

     b. Analitik c. Pasca analitik 

    Ketepatan dan ketelitian

    Manajemen

    mutu lab

    Mutu

     pelayanan lab

    Mutu Hasil Laboratorium

  • 8/17/2019 Pemantapan Mutu Lab

    20/20

    24

    E. KERANGKA KONSEP

    Hasil Pemeriksaan eritrosit,

    Leukosit, hematokritKetepatan dan ketelitian