118
PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU HIAS PADA SISWA DI KELAS XI IPA 7 SMA NEGERI 1 PALLANGGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Oleh DELVIKA DINRI NIM: 105410046011 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016

PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN

LAMPU HIAS PADA SISWA DI KELAS XI IPA 7 SMA

NEGERI 1 PALLANGGA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Oleh

DELVIKA DINRI

NIM: 105410046011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2016

Page 2: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …
Page 3: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …
Page 4: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …
Page 5: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …
Page 6: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Melangkah lah lebih banyak dari orang lain

Lelahlah lebih sering dari orang lain

Sakit dan terhina lah lebih perih dari orang lain

Hingga engkau lelah dan ingin mundur dan mengiklaskan segalanya

maka pertolongan terbaik akan datang dari tuhan

Bahwa dirimu pantas berhasil dan lebih baik dari manusia yang lain

Sebab tuhan tidak akan salah memberikan hasil bagi orang yang berusaha

Sehingga pertolongan terindah ada dibatas keikhlasan. melangkah….

Kupersembahkan karya ini untuk:

Kedua orang tuaku, kakek dan nenekku, saudaraku,

dan sahabatku, atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung

penulis. Mewujudkan harapan menjadi kenyataan

Page 7: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

viii

ABSTRAK

Delvika Dinri2016. Pemanfaatan Benang Obras dalam Pembuatan Lampu Hias

pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga. Skripsi. Program Studi

Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Andi Baetal Mukaddas, S.Pd., M.Sn

dan Meisar Ashari, S.Pd., M.Sn.

Permasalahan penelitian tersebut yang berjudul Pemanfaatan Benang Obras dalam

Pembuatan Lampu Hias pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan benang obras dalam

pembuatan lampu hias, untuk mengetahui kualitas lampu hias dengan

menggunakan benang obras, serta untuk mengetahui faktor-faktor yang

menghambat pemanfaatan benang obras dalam pembuatan lampu hias di kelas XI

IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif

kualitatif, yakni penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan gejala,

fenomena atau peristiwa tertentu. Teknik pengumpulan data yang digunakan

untuk mengetahui proses pemanfaatan benang obras dalam pembuatan lampu hias

pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga, menggunakan teknik

observasi (pengamatan), tes praktik, teknik wawancara dan teknik dokumentasi.

Hasil penelitian ini dilihat dari pemanfaatan benang obras, dimana pemanfaatan

benang obras yang terjadi kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga terdiri atas

beberapa tahapan penting yaitu siswa memulai menyiapkan bahan dan

peralatan,proses pemberian lem, pengulungan dan pengeringan, tahap ke

selanjutnya adalah pemberian leher (dudukan bola benang), dan selanjutkan

membuat pola karakter dan membentuknya diatas kain flannel serta yang terakhir

adalah membuat dudukan lampu dan finising. Selain itu kualitas lampu hias yang

dihasilkan oleh siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga dapat diukur atau

diklasifikasikan berdasarkan aspek penilaian kualitas yaitu aspek ide dan gagasan,

aspek penguasaan teknis, aspek penguasaan bahan, aspek kegunaan, aspek

wujud, kreatifitas serta aspek tempat, dan untuk mengetahui faktor-faktor yang

menghambat siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga dalam pembuatan

lampu hias dari benang terdapat beberapa faktor yang beragam yang terjadi pada

setiap siswabaik itu faktor penghambat akan ide dan gagasan, penguasaan teknis,

penguasaan bahan, kegunaan, wujud, kretifitas ataupun aspek tempat.

Kata kunci :Lampu hias benang obras

Page 8: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum, Wr.Wb.

Tiada rasa syukur yang terucap selain rasa syukur kehadirat Allah

SWT.yang telah melimpahkan segala rahmat serta hidayahnya pada semua umat

manusia, shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW, yang telah membebaskan kita dari belenggu-belenggu dari

zaman jahiliyah.

Suka dukamewarnai proses-proses dalam menjalani penulisan skripsi ini.

Walaupun demikian, sebuah kata yang mampu membuat bertahan yakni semangat

sehingga segala tantangan mampu ditaklukan sampai akhir penyelesaian penulisan

skripsi ini, sebagai salah satu syarat guna mengikuti ujian skripsi pada Program

Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Makassar dengan judul“Pemanfaatan Benang Obras dalam

Pembuatan Lampu Hias pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga”.

Dengan penuh kerendahan hati tidak lupa penulis menyampaikan terima

kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. H. Irwan Akib, M.Pd. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Dr. Andi Syukri Syamsuri M. Hum Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 9: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

x

3. A. Baetal Mukaddas, S.Pd., M.Sn.Ketua Program Studi Pendidikan Seni

Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar.

4. Muhammad Thahir, S.Pd. Sekretaris Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar.

5. A. Baetal Mukaddas, S.Pd., M.Sn.. Pembimbing I

6. Meisar Ashari, S.Pd.,M.Sn. Pembimbing II

7. Kedua orang tua yang dengan tulus dan penuh kasih sayang mendukung

langkah kemanjuan ananda.

8. Seluruh mahasiswa Seni Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar yang

telah mendukung kelancaran dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2011 Program Studi Pendidikan Seni

Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar, Hasniati, Sumanti, Muliati,

Yusrianti, Asnuningsih, Hadijah, Nurdaeni dan yang tidak sempat saya

sebutkan satu persatu terima kasih atas kebersamaannya serta saran dan

sumbangsinya semoga persaudaraan kita tetap terajut untuk selamanya.

10. Sahabat- sahabat saya Taslim, S,Pd, Harianto, Nurlina, S,Pd, terima kasih

telah memberikan saran dan sumbangsinya dalam penyelesaian skripsi ini.

Segenap kemampuan, tenaga, dan daya fikir telah tercurahkan dalam

merampungkan penulisan ini untuk mencapai hasil yang maksimal. Namung

kesempurnaanya manusia adalah ketika ia melakukan kesalahan, oleh karena itu

penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat

Page 10: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

xi

dalam penulisan ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang

sempat membacanya.

Wahai Rab, terimalah segala usaha hamba engkaulah maha mendengar

dan maha mengetahui. Semoga Allah SWT. membalas dengan pahala yang

berlipat ganda kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaiaan

tulisan ini.

Billahi Fisabilil Haq Fastabiqul Khaerat

Assalamu Alikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar,April 2016

Penulis

Page 11: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................iii

SURAT PERNYATAAN ...................................................................................iv

SURAT PERJANJIAN ......................................................................................v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .....................................................................vii

ABSTRAK .................................................................................................................. viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................xii

DAFTAR TABEL ...............................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xviii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1

A. Latar Belakang ................................................................................1

B. RumusanMasalah .............................................................................3

C. Tujuan Penelitian..............................................................................3

D. ManfaatPenelitian.............................................................................4

Page 12: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

xiii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ............................ 5

A. Tinjauan Pustaka ..............................................................................5

1. Pengertian Pemanfaatan .............................................................5

2. Pengertian Benang......................................................................6

3. Pengertian Obras ........................................................................8

4. Pembuatan ..................................................................................8

5. Lampu Hias ................................................................................9

6. Pengertian Proses .......................................................................13

7. Pengertian Faktor dan Menghambat ..........................................13

8. Kualitas.......................................................................................14

B. Kerangka Pikir..................................................................................18

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 20

A. Jenis Penelitian .................................................................................20

B. Lokasi Penelitian ..............................................................................21

C. Subjek Penelitian ..............................................................................21

D. Fokus Penelitian ...............................................................................22

E. Variabel dan Disain Penelitian………………………………….....22

F. Defenisi Oprasional Variabel ...........................................................25

G. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................25

H. Teknik Analisis Data ........................................................................27

I. Instrumen Penelitian .........................................................................28

J. Jadwal Penelitian ..............................................................................29

Page 13: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................30

A. Hasil Penelitian ................................................................................30

1. Pemanfaatan Benang Obras dalam Pembuatan Lampu

Hias…………………………………………………………….30

2. Kualitas Lampu Hias dengan Menggunakan Benang Obras.

....................................................................................................36

3. Faktor-faktor yang Menghambat Proses Pemanfaatan

Benang Obras dalam Pembuatan Lampu Hias ...........................49

4. Pembahasan………………………………………………………..56

1. Pemanfaatan Benang Obras dalam Pembuatan Lampu Hias

pada Siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga……...............56

2. Kualitas Lampu Hias dengan Mengguanakan Benang Obras

pada Siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga…...........…..…62

3. Faktor-faktor yang Menghambat Proses Pemanfaatan

Benang Obras dalam Pembuatan Lampu Hias pada Siswa

XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga…………...….....................70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................79

A. Kesimpulan .......................................................................................79

B. Saran ..................................................................................................80

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................81

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................83

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................89

Page 14: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Instrumen Penelitian……...........................................................................28

2.2Kriteria penilaian..........................................................................................28

2.1 Jadwal Penelitian……................................................................................29

2.2Penilaian kualitas pembuatan lampu hias kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1

Pallangga …………………………………………………………………..45

3.1Keterangan Gambar......................................................................................49

Page 15: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1Benang Jahit……..………………………………………….………..6

2.2Benang Obras………….…………………..……………….…….......7

2.3Benang Wol………..……….……………...…………………….…...7

2.4Benang Rajut………………………………………………...….........7

2.5Benang Sulam..……………………………………………………… 7

2.6Lampu hias dari benang obras…………………………………….....11

2.7Lampu hias dari plastik………………..……………….……………..11

2.8Lampu hias batok kelapa……………………….……………………..12

2.9Lampu Hias dari Kayu…………..………………………………........12

3.1Lampu hias dari logam…………………….………………..………..,12

3.2Pemanfaatan Benang Obras………..…..………………………..........31

3.3Bahan dan Alat pembuatan lampu hias benangobras…….…………...32

3.4Proses pemberian Lem, Pengulungan dan Pengeringan..………......... 33

3.5Proses melepaskan balon dari gulungan benangdan pemberian

leher(dudukan bola benang)………………………………………..….33

3.6Membuat pola karakter.………………………………………..............34

3.7 Proses pembentukan karakter …….……………………………..........35

3.8Dudukan lampu dan Finishing..………………………………….........36

3.9Karakter tokoh kartun…………………………………………….…...38

4.1Penguasaan teknis.……………………..………………………..…......39

Page 16: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

xvii

4.2 Kegunaan sebagai lampu hias …….…………………………….……41

4.3Bentuk lampu hias yang baik dan kurang baik…………………..........42

4.4 Kreatifitas siswa dalam menggunakan bahan dan alat ..……...………43

4.5 Motif Balon yang ikut menempel pada benang……………………....52

4.6Proses pengulungan yang relative lama…..……………..……..……...52

4.7Benang Wol sebagai dasar lampu hias....……………………………...53

4.8Benang wol ikut menempel pada permukaan balon…………………..54

4.9Proses pengulungan ……………………….………………….............87

5.1 Proses Pemberian lem..……...……………………………………..…87

5.2 Proses pengeringan …………………………………………….….....87

5.3 Proses pelepasan cetakan …..……………..……..……………….......88

5.4Proses pemberian leher (dudukan lampu).....………………………….88

5.5lampu hias benang obras(finising).…………………………………….88

Page 17: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A.Format Observasi………………...…………………………………….. .84

B. Format Wawancara….…...…………………………...,….................. .86

C. Dokumentasi…………………...……………………………….............87

D. Riwayat Hidup……………………………………………………….....89

Page 18: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selalu terkait dengan

unsur seni, baik disengaja maupun tidak disengaja. Unsur seni rupa akan

tampak pada barang yang dibuat, baik untuk kebutuhan ritual, kegunaan

praktis, maupun perlengkapan hidup sehari-hari sebagai seni rupa terapan.

Kehadiran seni rupa pada awalnya tidak disengaja, akan tetapi kemudian

menjadi kebutuhan sehari-hari seiring dengan taraf kemajuan kehidupan

manusia. Bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa berbudaya dan memiliki

berbagai ragam kesenian yang bernilai tinggi. Sejak zaman nenek moyang

hingga sekarang.

Seni yang bersifat dinamis dan terus berkembang tanpa menyingkirkan

kesakralan dalam penciptaan sebuah karya seni tertentu membuat manusia

harus selalu berinovasi memikirkan dan menciptakan hal-hal baru sesuai

dengan perubahan zaman. Dalam dunia pendidikan khususnya dalam

pembelajaran seni budaya di Sekolah guru diharapkan memiliki pemahaman

tentang keunikan karya seni rupa mengenai gagasan (ide), teknik, dan bahan

karya seni rupa yang lebih inovatif dan terus dikembangkan. Salah satu

unsur yang ikut menentukan di dalam kerberhasilan pembelajaran seni rupa

adalah berkreasi seni kriya terapan. Begitu banyak inovasi-inovasi baru yang

dapat diciptakan dalam membuat seni kriya terapan dalam proses

pembelajaran seni budaya di Sekolah.

1

Page 19: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

2

Salah satu karya seni kriya terapan yang menarik saat ini yang dapat

diterapkan dalam proses pembelajaran seni budaya adalah pembuatan lampu

hias. Lampu hias yang dimaksud kali ini bukan hanya sekedar lampu hias

yang sering dibuat dengan menggunakan bahan dasar limbah industri.

Namun lampu hias yang menggunakan bahan dasar benang obras dan kain

flannel dalam proses pembuatannya. Lampu hias benang obras merupakan

lampu hias yang unik sebab menggunakan media benang sebagai bahan

utamanya. Selain bahan dasarnya yang unik, bentuk dari karya lampu hias ini

sangat artistik sebab didukung dengan penggunaan kain flannel dalam

pembentukan karakter, atau tokoh-tokoh yang menarik bagi siswa. Misalnya

tokoh kartun atau objek-objek yang menjadi fokus perhatian saat ini.

Pembuatan lampu hias dari benang obras sangat menarik jika

diterapkan dalam proses pembelajaran seni budaya di Sekolah terutama

dalam penciptaan karya seni kriya terapan selain memiliki nilai artistik dan

bahan yang mudah ditemui dengan harga yang terjangkau sehingga tidak

terlalu membebani siswa. Lampu hias dari benang obras ini pun memiliki

nilai ekonomis yang cukup baik sehingga dapat dijadikan peluang usaha

yang patut dipertimbangkan. Latar belakang tersebut yang membuat penulis

tertarik untuk meneliti “Pemanfaatan Benang Obras Dalam Pembuatan

Lampu Hias pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga”

Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud untuk mengetahui bagaimana

pemanfaataan benang obras dalam pembuatan lampu hias dikalangan siswa

Page 20: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

3

kelas XI IPA 7 menajdi karya seni kriya terapan yang menarik dan memiliki

nilai artistik dan nilai fungsional.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang

menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pemanfaatan benang obras dalam pembuatan lampu hias

pada siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga ?

2. Bagaimana kualitas lampu hias dengan menggunakan benang obras

pada siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga ?

3. Faktor-faktor apa sajakah yang menghambat proses pemanfaatan

benang obras dalam pembuatan lampu hias pada siswa XI IPA 7 SMA

Negeri 1 Pallangga ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang benar,

lengkap dari masalah pokok yang dirumuskan:

1. Untuk mengetahui pemanfaatan benang obras dalam proses pembuatan

lampu hias pada siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga .

2. Untuk mengetahui kualitas lampu hias dengan menggunakan benang

obras pada siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga.

Page 21: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

4

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat pemanfaatan

benang obras dalam proses pembuatan lampu hias pada siswa XI IPA

7 SMA Negeri 1 Pallangga.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Akademik

a) Menjadi masukan bagi sekolah dalam upaya peningkatan kualitas

pengetahuan dan keterampilan peserta didik terutama dalam kegiatan

berkarya membuat seni rupa terapan dalam bentuk lampu hias dengan

menggunakan benang obras .

b) Bagi peneliti dapat menambah wawasan dengan mengaplikasikan ilmu

yang telah diperoleh secara teori di lapangan.

c) Bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagai acuan terhadap pengetahuan

dan pengembangan dalam penelitian yang sama.

2. Secara Praktis

Dapat memberikan masukan dan informasi yang berarti bagi siswa

SMA Negeri 1 Pallangga tentang kemampuan peserta didik kelas XI IPA 7

dalam pembelajaran membuat seni rupa terapan khususnya pada

pembuatan lampu hias dengan menggunakan media benang obras.

Page 22: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan landasan teoritis dan menggunakan

literatur yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Oleh karena itu

beberapa hal yang merupakan data ilmiah yang dijadikan sebagai bahan

penunjang dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengertian Pemanfaatan

Pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang berarti guna,

faedah, laba, untung. Sedangkan pemanfaatan mempunyai arti proses,

cara, perbuatan, memanfaatkan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia

edisi ketiga (2003: 992). Pengertian dari pemanfaatan dalam kamus

umum bahasa Indonesia yaitu: hal, cara, hasil kerja memanfaatkan,

membuat sesuatu menjadi berguna, memakai sesuatu agar bermanfaat.

(Zain, 1994: 858).

Dijelaskan bahwa pemanfaatan terambil dari kata dasar manfaat yang

artinya guna, faedah. Kemudian mendapatkan imbuhan pe-an yang berarti

proses, cara, perbuatan pemanfaatan. Pemanfaatan dapat pula diartikan

suatu cara atau proses dalam memanfaatkan suatu benda atau objek.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

(Depdikbud), (Balai Pustaka, 2000: 711). Oleh sebab itu dari peryataan

tersebut dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan adalah sebuah kegiatan

atau proses yang dilakukan oleh manusia yang memiliki nilai guna dan

nilai fungsi bagi manusia itu dan linkungannya.

5

Page 23: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

6

2. Benang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi terbaru (Santoso, 2015: 78)

benang adalah tali halus yang dipintal dari kapas (sutra dan sebagainya)

dipakai untuk menjahit dan menenun. Selain itu dinyatakan bahwa benang

adalah sebuah serat yang panjang digunakan untuk memroduksi tekstil,

penjahitan, penenunan, dan pembuatan tambang. Benang dapat dibuat dari

banyak fiber sintetik atau alami. Benang dapat dibuat dari beragam fiber

alami seperti wol, wol Angora, katun, sutra, bambu, hemp, dan soy.

Benang yang kurang umum termasuk dibuat dari onta, kucing, anjing,

serigala, kelinci, kerbau, dan bahkan bulu ayam kalkun. Benang komersial

lebih sering dibuat dari fiber sintetik atau sebuah kombinasi dari fiber

sintetik dan alami. (Genrawati, 2015: 04)

Adapun jenis-jenis benang dapat dibedakan menjadi:

Gambar 2.1 Benang jahit

(Sumber: https://butikkaffah.files,wordpress.com18/12/2013)

Page 24: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

7

Gambar 2.2 Benang obras

(Sumber: https://butikkaffah.files,wordpress.com18/12/2013)

Gambar 2.3 Benang Rajut

(Sumber: https://butikkaffah.files,wordpress.com18/12/2013

Gambar 2.4 Benang Wol

(Sumber: https://butikkaffah.files,wordpress.com18/12/2013

Gambar 2.5 Benang Sulam

(Sumber: https://butikkaffah.files,wordpress.com18/12/2013

Page 25: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

8

3. Pengertian obras

Obras adalah jahitan khusus (kelim) pada tepi kain untuk mencegah

agar bahan agar tidak berserabut (yang dikerjakan dengan mesin obras).

Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi terbaru (2015: 455) selain itu fungsi

obras sendiri adalah melindungi pinggiran kain dari rontoknya atau

lepasnya benang-benang halus penyusun kain tersebut sehingga kain atau

pakaian bertahan lebih lama. (Affit, 2015: 22)

4. Pembuatan

Pembuatan berasal dari kata buat yang memiliki arti kerjakan,

lakukan dan biking sedangkan yang dimaksud dengan pembuatan adalah

cara yang dilakukan dalam menghasilkan sesuatu benda. Poerwadarminta

(dalam Mirnawati, 2013: 18) maksud pendapat tersebut adalah kegiatan

yang sengaja dilakukan untuk menghasilkan sesuatu barang yang menjadi

tujuan dari kegiatan itu. Pendapat tersebut diperkuat pada Kamus Besar

Bahasa Indonesia oleh penyusun terbitan Balai Pustaka Moeliono (dalam

Mirnawati, 2013: 18) menyebutkan pengertian pembuatan yakni “proses,

pembuatan, cara membuat, biaya pembuatan”

Page 26: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

9

5. Lampu hias

Lampu hias terdiri atas dua kata yaitu lampu dan hias. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Ys Bichu (2013: 356) lampu

adalah alat untuk menerangi dan pelita . Menurut (Harapan, 2012) Tipe

lampu yang umumnya digunakan dapat dibedakan berdasarkan fungsinya yaitu :

1. Lampu sebagai penerangan utama

Lampu ini merupakan sumber utama penerangan ruangan (selain

cahaya matahari) atau general lighting. Biasanya lampu ini diletakkan

langit-langit ditengah ruang dan memiliki daya cahaya yang cukup

besar. Agar penyebaran cahayanya merata, sumber titik lampu bisa

dibagi menjadi beberapa titik terutama jika ruangannya cukup besar.

2. Lampu sebagai pendukung aktivitas dalam ruang.

Lampu ini contohnya seperti lampu baca atau lampu kerja yang

biasanya diletakkan di atas meja, digantung dilangit-langit, diletakkan

di atas lantai (standing lamp/wood lamps) atau menempel pada

dinding. Untuk lampu kerja, sebaiknya pilih yang memiliki cahaya

cukup terang dan sebaiknya arah pancar cahaya dapat diatur sesuai

kebutuhan kerja.

3. Lampu sebagai penghias ruang atau lampu hiasan

Lampu ini fungsinya untuk menghiasi ruangan dan memberikan aksen

sesuai tema rumah yang ingin ditampilkan. Saat ini model-model

lampu kerajinan sudah sangat variatif dengan berbagai ukuran. Untuk

lampu hias, pemasangan biasa diletakkan disudut-sudut ruangan

Page 27: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

10

menggunakan standing lamp atau di atas meja sudut sehingga

menghasilkan efek cahaya yang menambah kesan warna pada ruang.

Sedangkan untuk kamar tidur, lampu tidur bias diletakkan menempel

pada dinding walaupun kondisi ruangan yang tidak besar namun

kebutuhan terhadap lampu tidur tetap bias terpenuhi.

Hias memiliki arti memperelok diri dengan pakaian atau perhiasan

yang indah-indah, berdandan, bersolek dan berhias. Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) (2013:219). Selain itu menurut kodratnya manusia

adalah mahluk yang mengenal keindahan manusia dalam usahanya menuju

arah hidupnya yang memiliki dorongan dan keinginan untuk memperindah

diri, memperindah benda-benda yang dimilikinya serta alam sekitarnya.

Pertimbangan estetika atau keindahan inilah yang mendorong manusia

untuk menambahkan sedemikian rupa hiasan-hiasan pada benda-benda

yang dibuatnya, misalnya gambar atau ukiran pada tiang-tiang banguanan,

pakaian, perabot rumah tangga, senjata tradisional dan lain sebagainya.

(Bastomi, 2014)

Dari beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa lampu

hias adalah sebuah penerangan yang memiliki nilai estetis yang tidak

hanya dapat digunakan sebagai penerangan tetapi juga memiliki unsur

keindahan di dalamnya yang dapat dijadikan sebagai pelengkap di dalam

sebuah dekorasi atau hiasan.

Page 28: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

11

Jenis-jenis lampu hias antara lain:

Gambar 2.6 Lampu hias dari benang obras

(Sumber: www:Kriya-asri.com31/07/2014)

Gambar 2.7 Lampu hias dari plastik

(Sumber: www:Bumiku.web.id 17/08/2014)

Page 29: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

12

Gambar 2.8 Lampu hias batok kelapa

(Sumber: www:Enportu.com 21/10/2013)

Gambar 2.9 Lampu hias dari kayu

(Sumber: www:caretekno.com 20/01/2015)

Gambar 3.1 Lampu hias dari logam

(Sumber: www:penrajin logam.worpress.com 15/04/2015)

Page 30: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

13

6. Pengertian Proses

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian proses adalah

salah satu urutan perubahan peristiwa dalam perkembangan sesuatu,

Moeliono dalam Mirnawati (2013: 17). Masih dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, proses adalah suatu rangkaian kegiatan, tindakan, pembuatan

atau pengolahan yang menghasilkan produk, Poerwadarminta dalam

Mirnawati (2013: 17). Dan menurut definisinya proses adalah serangkaian

langkah sistematis atau tahapan yang jelas dan dapat ditempuh berulang

kali untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika ditempuh setiap tahapan

itu secara konsisten, maka hasilnya akan mengarah pada apa yang

didinginkan. Jadi proses dapat diartikan sebagai suatu tahap awal dari

suatu kegiatan sehingga tercapai tujuan dari kegiatan tersebut.

7. Pengertian faktor dan menghambat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia faktor adalah hal (keadaan,

peristiwa) yang ikut menyebabkan (mempengaruhi) terjadinya sesuatu,

(Santoso, 2015: 194). Sedangkan menghambat dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia adalah membuat sesuatu (perjalanan, pekerjaan, dsb)

menjadi lambat atau tidak lancar (menahan), (2015: 426). Dari ke dua

pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor yang menghambat

adalah suatu keadaan di mana terdapat suatu halangan yang menahan suatu

proses baik dalam pelaksanaan atau perencanaan akan sesuatu hal.

Page 31: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

14

8. Kualitas

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kualitas memiliki arti tingkat

baik buruknya sesuatu, kadar, derajat atau taraf (2015: 351). Sedangkan

dalam ISO 8402 dan SNI (Standar Nasional Indonesia) (2004). Pengertian

kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang

kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara

tegas maupun tersamar. Istilah kebutuhan diartikan sebagai spesifikasi

yang tercantum dalam kontrak maupun kriteria-kriteria yang harus

didefinisikan terlebih dahulu. Oleh sebab itu pengertian kualitas dapat

disimpulkan sebagai, suatu standar yang harus dicapai oleh seseorang atau

kelompok atau lembaga atau organisasi mengenai kualitas sumber daya

manusia, kualitas, cara kerja, proses dan hasil kerja atau produk yang

berupa barang dan jasa.

Menurut (Dwi, dkk, 2008: 317). Jika dikaitkan antara kualitas dan

penilaian sebuah karya seni rupa terapan, berikut adalah beberapa aspek

yang bisa dijadikan ukuran untuk dapat menilai kualitas dari sebuah karya

seni rupa terapan.

Page 32: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

15

Aspek-aspek atau ukuran penilaian itu adalah :

a) Aspek ide atau gagasan

Proses kreatif dalam dunia kesenirupaan merupakan suatu proses

yang timbul dari imajinasi menjadi kenyataan. Proses mencipta suatu

benda melalui pikiran, dan melaksanakannya melalui proses sehingga

masyarakat dapat menikmati dan memanfaatkannya. Ekspresi yang

muncul akibat adanya rangsangan dari luar dan ilham dari dalam

menciptakan suatu keunikan sendiri. Keunikan ekspresi pribadi itulah

yang disebut kreativitas.

b) Aspek penguasaan teknis

Teknik adalah cara untuk mewujudkan suatu ide menjadi hal-hal yang

kongkrit dan punya nilai. Ketidaktrampilan dalam penggunaan teknik akan

berdampak pada karya yang dihasilkan. Demikian dalam hal pemilihan

teknik juga harus menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan karya

seni. Kesalahan dalam pemilihan teknik, juga akan berdampak pada karya

seni yang dihasilkan. Itulah sebabnya aspek penguasaan teknik perlu

dipertimbangkan dalam penilaian sebuah karya seni.

c) Aspek penguasaan bahan

Setiap bahan mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda,

misalnya sifat rotan adalah lentur, logam adalah keras, tanah liat adalah

plastis dan masih banyak lagi. Untuk itu seorang pencipta karya seni harus

tahu betul sifat dan karakter bahan yang digunakan. Kesalahan dalam

Page 33: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

16

memilih bahan juga akan berakibat pada hasil karya yang dibuatnya.

Untuk itulah aspek penguasaan bahan dalam penilaian karya seni rupa

terapan patut dipertimbangkan.

d) Aspek kegunaan

Sebagaimana dalam aspek pertimbangan penciptaan karya seni

terapan, perlu mempertimbangkan aspek kegunaan (applied), maka dalam

penilaian juga perlu mempertimbangkan aspek tersebut. Hal ini sangat

penting mengingat fungsi utama dalam seni rupa terapan adalah kegunaan.

Segi-segi penilaian yang perlu dipertimbangkan dalam kegunaan adalah

segi kenyamanan dalam penggunaan, segi keluwesan/fleksibelitas dan segi

keamanan dalam penggunaannya.

e) Aspek wujud (form)

Aspek wujud (form) adalah aspek yang berhubungan erat dengan

prinsip-prinsip komposisi. Prinsip-prinsip komposisi itu meliputi proporsi,

keseimbangan (balance), irama (ritme), kontras, klimaks, kesatuan (unity).

Prinsip itulah yang menjadi ukuran untuk menilai karya seni dari segi

wujud atau form.

f) Aspek kreativitas

Kreativitas yang dimaksud di sini adalah kreativitas yang

bersangkutan dengan karya seni. Banyak cara untuk menemukan

kreativitas, misalnya dalam penggunaan media, bahan, alat, dan teknik

yang berbeda dari yang sebelumnya. Kreativitas juga bisa didapat dengan

Page 34: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

17

menampilkan bentuk-bentuk baru atau memadukan unsur baru dengan

yang lama. Bila hal-hal di atas dapat dicapai pada penciptaan karya seni

rupa khususnya karya seni rupa terapan, maka penilaian dari aspek ini

menjadi penting untuk dipertimbangkan.

g) Aspek tempat

Pertimbangan tempat di mana karya itu akan diletakkan harus

mendapat perhatian dari seorang perancang karya seni rupa terapan.

Seperangkat meja kursi makan dari rotan yang dibuat untuk keperluan

rumah tangga, tentunya harus berbeda dengan seperangkat meja kursi

makan dari rotan yang dibuat untuk keperluan suatu rumah makan besar.

Berdasarkan bebarapa peryataan tersebut pendekatan apresiasi yang

tepat digunakan untuk mengukur atau menilai kualitas seni rupa terapan

adalah Pendekatan penilaian yaitu proses memberi pengukuran, baik secara

objektif maupun penilaian secara subjektif. Penilaian secara objektif

didasarkan kepada pertimbangan teknis pengerjaan, sedangkan penilaian

subjektif berdasarkan pada pertimbangan apresiatif pengamat, sehingga

diperoleh kesimpulan karya itu baik atau buruk.

Page 35: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

18

B. Kerangka Pikir

Melihat beberapa konsep atau teori yang telah diuraikan pada kajian

pustaka, maka dapat dibuat kerangka atau skema yang dapat dijadikan

sebagai acuan konsep berfikir tentang Pemanfaatan benang obras dalam

pembuatan lampu hias pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1

Pallangga. Berdasarkan skema yang telah digambarkan di bawah maka

dapat diuraikan hubungan masing-masing bagian antara satu dengan yang

lain. Dengan melihat konsep yang telah disebutkan di atas maka skema

kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 36: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

19

Gambar skema 1. Kerangka pikir

Pembelajaran Seni rupa terapan

( Lampu hias )

SMA Negeri 1 Pallangga

Pembelajaran Seni rupa terapan

( Lampu hias )

Siswa Kelas XI IPA 7

SMA Negeri 1 Pallangga

Pemanfaatan

benang obras dalam

proses pembuatan

lampu hias

Kualitas lampu hias

dengan menggunakan

benang obras

Faktor-faktor

penghambat dalam proses

pembuatan lampu hias

dengan menggunakan

benang obras

Hasil Penelitian

Page 37: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian

yang dilakukan untuk menggambarkan gejala, fenomena atau peristiwa

tertentu. Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait

dengan fenomena, kondisi atau variabel tertentu selain itu penelitian ini pula

dilakukan untuk memahami suatu fenomena secara mendalam dengan peneliti

sebagai instrumen utama. Metode pengumpulan data dalam penelitian

kualitatif terdiri atas 2 hal pokok, yaitu pengamatan dan wawancara.

Pengamatan adalah memperhatikan objek secara akurat, mencatat fenomena

yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam

fenomena. Sementara, wawancara adalah percakapan atau tanya jawab yang

diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Erat kaitannya dalam proses

penelitian, yaitu bagaimana cara menyajikan data berdasarkan kenyatan yang

ada dengan proses pengamatan dan wawancara mengenai pemanfaatan

benang obras dalam pembuatan lampu hias pada siswa XI IPA 7 SMA Negeri

1 Pallangga.

20

Page 38: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

21

B..Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SMA Negeri 1 Pallangga jalan Baso Dg

Ngawing Kelurahan Manggalli Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Hal

ini dianggap relevan dengan judul dan tujuan penelitian, sehingga

memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.

Jl. Poros

Pallangga.

Jl. Poros Malino SMA Negeri 1 Pallangga.

Jl. Poros Limbung.

Sungguminasa Jl. Poros Cambaya.

Gambar. Peta Lokasi Penelitian.

C. Subjek Penelitian

Adapun subjek penelitian dilakukan pada siswa kelas XI IPA 7 SMA

Negeri 1 Pallangga. Dengan jumlah 25 orang siswa, laki-laki berjumlah 10

orang, sedangkan perempuan berjumlah 15 orang, hampir semua kelas

memiliki pengetahuan yang sama dan telah dilakukan penelitian pada kelas

lainnya, sehingga kelas tersebut dapat mewakili kelas yang lain.

Page 39: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

22

D. Fokus Penelitian

Hal yang menjadi fokus penelitian ini adalah Pemanfaatan benang

obras dalam pembuatan lampu hias pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA

Negeri 1 Pallangga mata pelajaran seni budaya.

E. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, yakni berusaha menggunkapkan dan

menggambarkan apa adanya tentang Pemanfaatan benang obras dalam

pembuatan lampu hias.

Untuk itu dalam penelitian ini, peneliti tidak membedakan antara

variabel bebas dan variabel terikat. Adapun yang menjadi variabel-variabel

dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pemanfaatan benang obras dalam proses pembuatan lampu hias.

2. Kualitas lampu hias dengan menggunakan benang obras.

3. Faktor-faktor penghambat dalam proses pembuatan lampu hias

dengan menggunakan benang obras.

Page 40: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

23

2. Desain Penelitian

Desain penelitian pada hakikatnya merupakan strategi mengatur

penelitian dan dibuat sebagai kerangka acuan dalam melaksanakan

penelitian. Dalam proses penelitian ini, peneliti berupaya menyusun

kerangka acuan yang meliputi perencanaan penelitian, pelaksanaan

penelitian, pengumpulan data (observasi, tes praktik, wawancara,

dokumentasi), analisis data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan

kerangka acuan yang telah dibuat, maka disusunlah desain penelitian

sebagai berikut:

Page 41: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

24

Skema 2. Desain Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

(Observasi, tes praktik, wawancara dan dokumentasi)

Pemanfaatan

benang obras

dalam proses

pembuatan

lampu hias

Kualitas lampu hias

dengan

menggunakan

benang obras

. Faktor-faktor

penghambat dalam

proses pembuatan

lampu hias dengan

menggunakan benang

obras

Pengolahan dan analisis data

Kesimpulan

Page 42: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

25

F. Definisi Operasional Variabel

Untuk memperjelas sasaran penelitian dan menghindari terjadinya salah

penafsiran terhadap variabel-variabel dalam penelitian ini, maka variabel

terebut

perlu didefenisikan sebagi berikut:

1. Pemanfaatan benang obras dalam pembuatan lampu hias pada siswa XI

IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga.Yang dimaksud disini adalah

bagaimana siswa melaksanakan pembuatan lampu hias benang dengan

menggunakan dan memanfaatkan bahan dasar benang obras

2. Kualitas lampu hias dengan menggunakan benang obras pada siswa XI

IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga.

3. Faktor-faktor yang menghambat pemanfaatan benang obras dalam

proses pembuatan lampu hias pada siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1

Pallangga. Yang dimaksud faktor penghambat dalam pemanfaatan

benang obras adalah kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam

proses pembuatan lampu hias dengan bahan dasar benang obras.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan.

1. Penelitian kepustakaan

Page 43: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

26

Dilakukan dengan menelaah berbagai referensi seperti buku-buku dan

literatur yang berhubungan untuk dijadikan landasan teori dalam penelitian

ini.

2. Penelitian lapangan

a. Observasi

Teknik observasi ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan

langsung terhadap objek. Dalam penelitian ini, peneliti memperhatikan

proses pembelajaran secara lansung dalam proses pembuatan lampu hias

dengan menggunakan bahan dasar benang obras di kelas XI IPA 7 SMA

Negeri 1 Pallangga.

b. Tes praktik

Tes dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data tentang proses

pemanfaatan benang obras dalam membuat lampu hias benang dikelas XI

IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga. Tes praktik dilakukan dengan mengamati

kegiatan peserta didik dalam membuat lampu hias benang dengan

mengunakan bahan dasar benang obras. Penilaian digunakan untuk menilai

ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan proses

pengolahan benang obras dan kain flannel, alat dan bahan yang digunakan

dalam dalam membuat lampu hias dengan menggunakan benang obras

sebagai bahan utamanya, hingga menghasilkan karya seni kriya terapan.

c. Wawancara

Teknik wawancara dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan

secara lansung kepada siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga

Page 44: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

27

mengenai faktor-faktor yang menghambat siswa dalam pembuatan lampu

hias menggunakan bahan dasar benang obras.

d. Dokumentasi

Teknik ini dilakukan untuk melengkapi perolehan data di lapangan

baik pada saat melakukan observasi maupun pada saat melakukan

wawancara. Teknik dokumentasi ini dilakukan dengan pengambilan foto-

foto atau gambar sebagai bahan dokumentasi. Alat pengumpulan data yang

digunakan adalah format pengamatan dan catatan lapangan.

H. Teknik Analisis Data

Setelah data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka selanjutnya

penulis mengolah data secara terpisah dengan teknik sebagai berikut :

1. Proses analisa ini dimulai dengan membaca, mempelajari, dan

menelaah seluruh data dari hasil observasi, wawancara dan

dokumentasi kemudian diperiksa kembali sehingga lengkap dan

benar.

2. Kategorisasi data dan membuat rangkuman dari data-data yang

dianggap penting yang diperoleh melalui observasi, wawancara

dan dokumentasi.

3. Data-data tersebut di atas disusun menjadi bagian serta menyusun

uraian-uraian dengan struktur data yang diperoleh.

4. Pemeriksaan kebenaran data, kemudian diadakan penghalusan data

dari responden untuk kemudian diadakan penafsiran.

Page 45: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

28

I. Tabel 1.1 Instrumen Penelitian

No. Indikator

Kemampuan

Hasil Penilaian

Sangat

Baik Baik Cukup Kurang

1. Ide/gagasan

2. Penguasaan

teknis

3. Penguasaan

bahan

4. Kegunaan

5. Wujud

6. Kreatifitas

7. Tempat

Hasil Penilaian

Tabel 1.2 Kriteria penilaian :

Kriteria

Indicator

Pencapaian

Kompetensi

Nilai Kualitatif

Nilai Kuantitatif

80-100 Sangat Baik 4

70-79 Baik 3

60-69 Cukup 2

45-59 Kurang 1

Page 46: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

29

J. Tabel 2.1 Jadwal Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan berlansung selama kurang lebih 4 bulan

dengan rincian kegiatan sebagai berikut:

No Kegiatan

TH. 2016 / Bulan

Januari Februari Maret April

Minggu Minggu Minggu Minggu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pembuatan

Proposal

2

Konsultasi

dan ujian

Proposal

3 Pengumpulan

Data

4

Pengolahan

dan Analisis

Data

5 Penulisan

Skripsi

6 Persiapan

Ujian Skripsi

Page 47: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini penulis akan menguraikan hasil penelitian yang

didapatkan dari berbagai sumber data berupa observasi, wawancara,

kepustakaan, dan dokumentasi.

1. Pemanfaatan Benang Obras dalam Pembuatan Lampu Hias

Hasil karya seni merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting,

di samping memiliki nilai estetis karya seni juga sangat bermanfaat. Kata

pemanfaatan sendiri dapat diartikan sebagai suatu cara, perbuatan atau

proses yang dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang berguna. Dalam

pembelajaran seni budaya terkhusus pada penciptaan karya seni rupa

terapan begitu banyak cara yang dapat dilakukan oleh siswa untuk

meyalurkan ide dan gagasannya baik dalam penggunaan bahan atau

teknik yang digunakan, salah satunya adalah memanfaatkan benang obras

menjadi lampu hias yang unik dan menarik.

Pemanfaatan benang obras dalam pembuatan lampu hias adalah

salah satu cara untuk menghasilkan karya seni terapan yang memiliki nilai

seni tersendiri seperti yang dihasilkan oleh siswa kelas XI IPA 7 SMA

Negeri 1 Pallangga. Benang obras merupakan benang halus yang biasa

digunakan sebagai benang jahit khusus kelim (jahitan pinggir) untuk

menjaga agar bahan (kain) menjadi tidak berserabut, dan kali ini benang

30

Page 48: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

31

obras akan diolah menjadi sesuatu yang berbeda. Selain pemanfaatan

benang obras yang menjadi media utama dalam pembuatan lampu hias,

terdapat beberapa bahan dan alat lain yang dimanfaatkan untuk

melengkapi proses pembuatan lampu hias dari benang. Seperti

penggunaan kain flannel, balon, lem, lampu dan beberapa alat pendukung

lainya.

Gambar 3.2 Pemanfaatan Benang Obras

Sumber: (Foto Delvika Dinri: Februari 2016)

Dalam memanfaatkan benang obras untuk menghasilkan suatu lampu

hias yang menarik dan artistik ada beberapa proses serta tahapan penting

yang harus dilaksanakan yaitu:

a) Menyiapkan bahan dan peralatan

Menyiapkan bahan dan peralatan merupakan tahap awal sebelum

memulai membuat lampu hias dari benang yaitu suatu proses

menyediakan bahan dan alat yang sesuai, dengan benang obras sebagai

media utama serta bahan dan alat pendukung lainnya yang terdiri atas

Page 49: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

32

kain flannel, balon tiup, lem fox, kabel set, fitting lampu, bohlam

lampu 5 watt, potongan kayu sebagai dudukan fitting, bahan PVC

bulat diameter 2,5 inch dan lebar 1 cm atau bekas gulungan lakban,

digunakan sebagai leher dan pembentukan lubang pada bola benang

agar mudah memasukkan bohlam lampu pada proses finising, gunting,

serta kuas digunakan untuk memudahkan disaat mengoleskan lem pada

bagian dasar balon (cetakan).

Gambar 3.3 Bahan dan Alat pembuatan lampu hias benang obras

Sumber: (Foto Delvika Dinri: Februari 2016)

b) Proses lem, gulung, dan pengeringan

Tahapan ini merupakan proses yang telah memasuki tahap pengerjaan,

setelah semua bahan dan alat telah tersedia maka selanjutnya siswa

mengawali dengan memberikan lem pada permukaan balon, yang

kemudian diteruskan pada proses pengulungan benang obras menjadi

gulungan benang yang utuh dan sempurna, serta yang terakhir adalah

tahap pengeringan.

Page 50: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

33

Gambar 3.4 Proses pemberian lem, pengulungan, dan pengeringan.

Sumber: (Foto Delvika Dinri: Februari 2016)

c) Proses pemberian leher (dudukan bola benang)

Proses ini dilaksanakan setelah gulungan benang telah kering secara

sempurna, ditandai dengan perubahan tekstur benang yang mulai kaku

dan mengikuti bentuk balon sebagai dasar cetakan. Selain itu proses ini

juga merupakan tahap pemberian aksen pada gulungan benang agar

terlihat lebih indah dan proporsional pada bentuk lampu hias yang

akan dihasilkan sekaligus menjadi dudukan bagi lampu pijar yang akan

di pasangkan pada tahapan finising (akhir).

Gambar 3.5 Proses melepaskan balon dari gulungan benang dan

pemberian leher (dudukan bola benang).

Sumber: (Foto Delvika Dinri: Februari 2016)

d) Pembuatan pola karakter

Lampu hias benang obras, akan terlihat kurang menarik tanpa

tambahan aksen yang dapat meningkatkan nilai estetis atau keindahan

dari lampu hias itu sendiri, oleh sebab itu dibutuhkan suatu bahan yang

Page 51: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

34

dapat memperindah gulungan benang. Salah satu bahan yang dapat

digunakan adalah kain flannel. dimana kain flannel dapat digunakan

untuk menciptkan desain atau pola karakter yang unik sesuai dengan

ketertarikan siswa misalnya karakter kartun atau objek-objek yang

menjadi fokus perhatian saat ini, dimana desain karakter akan dibentuk

dan diggambar di atas kain flannel.

Gambar 3.6 Membuat pola karakter

Sumber: (Foto Delvika Dinri: Februari 2016)

e) Proses pembentukan karakter

Media kain flannel yang beragam dari sisi pewarnaan memudahkan

siswa untuk menciptakan karakter atau tokoh-tokoh kesenangan

mereka. Kain flannel dapat dikombinasikan dalam berbagai warna

sehingga tercipta suatu karakter tokoh yang menarik. Setelah

pembuatan pola karakter maka pola akan dibentuk mengikuti pola

dasar yang telah dibuat sebelumnya yang akan ditempelkan pada

bagian dasar gulungan benang.

Page 52: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

35

Gambar 3.7 Proses pembentukan karakter.

Sumber: (Foto Delvika Dinri: Maret 2016)

f) Dudukan lampu dan finishing

Bola benang yang telah dibuat dengan aksen pola karakter yang unik

akan hanya menjadi hiasan atau pajangan yang tidak memiliki fungsi

pakai jika tidak dilengkapi dengan dudukan lampu. Dalam

mengembalikan fungsi atau tujuan awal pembuatannya yaitu sebagai

lampu hias yang dapat digunakan maka harus dibuat sebuah tempat

pemasangan lampu pada gulungan bola benang, selain itu dudukan

lampu juga dapat memberikan kesan proporsional pada bagian

gulungan benang yang berbentuk bulat dikarenakan gulungan benang

akan susah mendapatkan keseimbangan jika ditempatkan pada tempat

tertentu, oleh sebab itu dibuat dudukan lampu sebagai dasar untuk

memudahkan penempatan lampu hias jika ingin di tempatkan dimana

saja.

Page 53: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

36

Gambar 3.8 Dudukan lampu dan Finishing

Sumber: (Foto Delvika Dinri: Maret 2016)

2. Kualitas Lampu Hias dengan Menggunakan Benang Obras.

Manusia telah diciptakan dengan kelengkapan lima panca indera

yang membuat manusia mampu menelaah dan menerjemahkan nilai-nilai

yang ada. Salah satu nilai dan bahasa yang mampu diterjemahkan oleh

lima panca indera kita adalah keindahan (estetika), jadi secara tidak

lansung ketika kita ingin menciptakan suatu karya seni, nilai keindahan

(estetika) menjadi salah satu patokan dan pertimbangan utama.

Berdasarkan hal tersebut lahirlah kata apresiasi. Apresiasi sendiri dapat

disimpulkan sebagai sebuah penilaian terhadap kualitas karya seni dengan

sisi keindahan sebagai unsur penilaian utamanya. Namun sebuah penilaian

tidak hanya dapat diukur dari sisi kualitas keindahanya saja tapi juga

dapat dinilai dari beberapa aspek penunjang lainnya. Kualitas sendiri

merupakan sebuah ukuran akan tingkat baik buruknya sesuatu atau dengan

kata lain dapat diartikan sebagai taraf atau kadar dalam sebuah penilaian.

Page 54: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

37

Di dalam pembuatan lampu hias ini, benang obras memiliki tingkat

kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan benang-benang pada

umumnya, yaitu terdapat 3 jenis benang yang biasa digunakan dalam

pembuatan lampu hias dengan media benang, contohnya lampu hias

benang wol, lampu hias benang jahit dan lampu hias benang obras.

Peneliti sendiri tertarik untuk mengaplikasikan proses pembuatan lampu

hias benang pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga,

dengan bahan dasar benang obras, dikarenakan benang obras memiliki

tekstur halus dan tipis sehingga gulungan benang yang dihasilkan juga

akan halus dan terlihat lebih rapi. Penilaian akan kualitas lampu hias

benang obras ini pun akan dipaparkan dalam bentuk penjabaran angka-

angka yang berpatokan pada penilaian yang telah mereka dapatkan

berdasarkan indikator pencapaian kompetensi yang terdiri atas penilaian

ide atau gagasan, penguasaan teknis, penguasaan bahan, kegunaan, wujud,

kreatifitas, dan tempat. Untuk mengetahui proses pembuatan lampu hias

benang obras yang terjadi di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga

berdasakan aspek-aspek penilaian kualitas penjelasannya dapat

dipaparkan sebagai berikut:

a) Aspek Ide atau Gagasan

Berdasarkan dari hasil proses pembelajaran yang terjadi di kelas XI

IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga dapat dinyatakan ide dan gagasan

yang terlahir dari pemikiran siswa, memiliki tingkat keunikan yang

berbeda beda dari sisi krativitas, hal ini dapat terlihat dari berbagai

Page 55: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

38

pemilihan karakter tokoh atau objek yang dipilih yang dapat

menggambarkan ketertarikan dan kecenderungan siswa secara

personal. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa

kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga lebih tertarik memikirkan ide

dan gagasan untuk membuat karakter yang sering mereka lihat seperti

karakter tokoh kartun atau objek-objek yang mereka senangi, dimana

sekitar 95% siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga yang

didominasi oleh siswa perempuan lebih dominan memikirkan ide dan

gagasan untuk membuat karakter tokoh kartun yang mereka sukai dan

5% diantaranya lebih memilih membuat objek-objek abstrak yang

tidak memiliki konsep yang jelas dimana siswa hanya berusaha

menciptakan ide dan gagasan dengan memanfaatkan bahan dan alat

yang tersedia.

Gambar 3.9 Karakter tokoh kartun

Sumber: (Foto Delvika Dinri: Februari 2016)

b) Aspek penguasaan teknis

Penguasaan teknis merupakan sesuatu yang sangat penting karena

teknik adalah cara untuk mewujudkan ide menjadi hal-hal yang

kongkrit dan punya nilai, selain itu ketidakterampilan dalam

Page 56: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

39

penggunaan teknik akan berdampak pada karya yang akan dihasilkan.

Berdasarkan hal tersebut dominan penguasaan teknik yang terjadi

pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga cukup sesuai

dengan aturan atau tahapan yang benar, hal ini dikarenakan dengan

pemberian pemahaman terlebih dahulu kepada siswa secara teori

sebelum memasuki tahap praktek yang sesungguhnya, yaitu sekitar

70% siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga dapat

mengerjakan pembuatan lampu hias tersebut dengan penguasaan

teknis yang baik karena telah mengikuti aturan dan arahan yang

diberikan. Walaupun tetap terdapat sekitar 30% siswa yang

didominasi siswa laki-laki memperoleh halangan atau hambatan di

dalam proses pembuatan lampu hias dari benang, dikarenakan tidak

mengikuti aturan dan tahapan yang tepat, baik dalam kesalahan

memanfaatkan bahan, proses pengerjaan yang terlalu terburu buru,

serta kesalahan awal memulai dengan tahap yang kurang tepat.

Gambar 4.1 Penguasaan teknis

Sumber: (Foto Delvika Dinri: Maret 2016)

Page 57: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

40

c) Aspek penguasaan bahan

Bahan merupakan media untuk mewujudkan ide dan gagasan menjadi

sebuah karya seni, begitupun dengan bahan yang disiapakan oleh

siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga telah sesuai dengan

tuntunan yang tepat untuk membuat lampu hias dari benang obras,

dimana sekitar 85% siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga

telah menyiapkan bahan dan alat yang benar yang terdiri atas kain

flannel, balon tiup, lem fox, kabel set, fitting lampu, bohlam lampu 5

watt, potongan kayu, bekas gulungan lakban, gunting, serta kuas.

Berdasarkan bahan dan alat tersebut proses pembuatan lampu hias di

kelas XI IPA 7 dapat berjalan dengan cukup lancar. Walaupun masih

ada sekitar 15% siswa yang membawa bahan dan alat yang salah,

seperti benang wol untuk membantu memudahkan siswa di dalam

proses pengulungan serta masih ada beberapa siswa yang tidak

melengkapi lampu hias benangnya menggunakan lampu pijar sebagai

salah satu media utamanya.

d) Aspek kegunaan

Berdasarkan hakekatnya sebagai bagian dari seni rupa terapan, lampu

hias benang obras memiliki kegunaan sebagai alat penerangan yang

diperindah dengan aksen pola karakter yang menarik. Kegunaan

lampu hias yang di buat oleh siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1

Pallangga sekitar 95% lampu hias benang obras digunakan sebagai

lampu tidur oleh siswa sendiri dimana siswa telah memahami

Page 58: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

41

kegunaan utama dalam pembuatan lampu hias ini dan 5% diantaranya

tidak dapat menggunakan lampu hias benang ini karena tidak

dilengkapi lampu pijar sebagai salah satu media utama. Selain

kegunaan utamanya sebagai alat penerangan lampu hias benang obras

juga dapat memberikan unsur kenyamanan dari sisi keindahan orang

yang melihatnya serta dari sisi keamanan pemakaipun, telah

dipertimbangkan sejak awal pembuatannya.

Gambar 4.2 Kegunaan sebagai lampu hias.

Sumber: (Foto Delvika Dinri: Maret 2016)

e) Aspek wujud

Aspek wujud berhubungan erat dengan prinsip-prinsip komposisi

yang meliputi proporsi, keseimbangan, irama, kontras, klimaks dan

kesatuan. Berdasarkan hal tersebut bentuk lampu hias yang dihasilkan

oleh siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga sebagian besar

memiliki kecenderungan terhapat prinsip-prinsip komposisi yang telah

ada sehingga tercipta lampu hias yang menarik dan indah dimana

sekitar 90% siswa telah membuat lampu hias yang memiliki prinsip-

prinsip komposisi seperti proporsi, keseimbangan, irama, kontras,

klimaks dan kesatuan yang cukup baik hal ini dapat dilihat dari bentuk

Page 59: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

42

gulungan bola benang yang rapi, pola karakter yang menarik dan yang

terpenting adalah lampu hias dapat digunakan sebagai alat penerangan

sebagaimana tujuan awal pembuatannya. Walaupun demikian masih

terdapat beberapa siswa yang kurang menerapkan prinsip-prinsip

komposisi yaitu sekitar 10% siswa memiliki bentuk lampu hias yang

kurang baik dari sisi gulungan benang yang kurang rapi, pola karakter

yang tidak terkonsep serta lampu hias yang tidak dlengkapi dengan

dudukan lampu (leher lampu) dan lampu pijar.

Gambar 4.3 Bentuk lampu hias yang baik dan kurang baik

Sumber: (Foto Delvika Dinri: Maret 2016)

f) Aspek kreatifitas

Banyak cara untuk menemukan kreatifitas baik dalam penggunaan

bahan, alat dan teknik yang berbeda dari yang lainnya. Kreatifitas

yang terjadi pada siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga

dapat dilihat dari sisi pembentukan karakter yang unik dengan

memadukan berbagai macam warna kain flannel untuk menciptakan

karakter-karakter tokoh yang siswa senangi selain itu kreatifitas siswa

juga dapat dilihat dari sisi penggunaan teknik yang mereka laksanakan

dimana siswa mencoba mencari alternatif lain yang dapat

Page 60: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

43

memudahkan disaat proses pembuatannya, pemikiran seperti inilah

yang disebut dengan kreatifitas, yaitu sekitar 85% siswa di kelas XI

IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga memiliki tingkat kreatifitas yang

cukup baik hal ini dapat dilihat dari pengolahan bahan, pengunaan

teknik serta penciptaan ide dan gagasan yang cukup baik, selain itu

sekitar 15% siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga kurang

termotifasi untuk mengembankan kreatifitasnya dalam proses

pembuatan lampu hias benang ini sehingga lampu hias yang

dihasilkan menjadi kurang menarik dari berbagai sisi.

Gambar 4.4 Kreatifitas siswa dalam menggunakan bahan dan alat

Sumber: (Foto Delvika Dinri: Maret 2016)

g) Aspek tempat

Lampu hias benang merupakan lampu hias yang menarik walaupun

demikian kebanyakan yang tertarik terhadap lampu hias benang ini

adalah kalangan remaja dikarenakan bentuk lampunya yang unik

dengan desain pola karakter yang sesuai dengan perkembangan zaman

saat ini oleh sebab itu lampu hias benang tidak cocok ditempatkan

ditempat-tempat formal seperti ruang tamu dan ruang keluarga dan

lebih pantas diletakkan di dalam kamar sebagai lampu tidur yang unik.

Page 61: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

44

Oleh karenanya kebanyakan siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1

Pallangga membuat lampu hias benang obras untuk dijadikan sebagai

lampu tidur yang ditempatkan di dalam kamar. Melalui tahap

wawancara terhadap siswa sekitar 97% siswa telah memahami dan

cukup mengerti tentang tata cara penempatan objek yang benar

begitupun dengan penempatan lampu hias benang obras, dan sekitar

3% siswa masih ada yang kurang memahami tata cara penempatan

lampu hias ini dengan benar hal ini diketahui berdasarkan pengakuan

siswa yang meletakkan lampu hias yang mereka buat di ruang-ruang

formal seperti ruang tamu dan ruang keluarga.

Selain hasil aspek penilaian kualitas yang telah dilaksanakan oleh

siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga, hasil penilaian akan

kualitas lampu hias dari benang obras dengan berpatokan pada

indikator pencapaian kompetensi dapat dipaparkan dalam tabel

sebagai berikut, adapun Fasiltator yang ditunjuk untuk untuk

memfasildasi kriteria pada tugas siswa yaitu:

Nama : Taslim, S.Pd.

Pekerjaan : Guru Seni Budaya SMA Negeri 1 Pallangga.

Alamat : Jln Baso Dg Ngawing kecamatan Manggali Kabupaten

Gowa

Page 62: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

45

Tabel 2.2 Penilaian kualitas pembuatan lampu hias kelas XI IPA 7

SMA Negeri 1 Pallangga.

No

NAMA SISWA/

HASIL KARYA

INDIKATOR KEMAMPUAN SISWA

KELAS XI IPA 7

Rata-

rata

Kategori 1 2 3 4 5 6 7

1.

Qolbi Muhajidah

85

85

80

80

85

90

75

82

Sangat baik

2.

Nur Cahyani

70

70

70

65

65

60

70

67

Cukup

3.

Achmad Arham A.

90

93

80

85

90

95

80

87

Sangat baik

4.

Rahmawati J

90

95

80

85

90

98

80

88

Sangat baik

5.

Audrian Maulana.

85

85

65

70

85

90

65

80

Sangat baik

Page 63: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

46

6.

Risky Awaliyah

80

70

70

80

75

80

75

75

Baik

7.

Muh Ulil Amri

75

90

80

75

90

80

70

80

Baik

8.

Tuti Awaliyah

80

65

75

75

80

85

80

77

Baik

9.

Febriyanti

90

95

80

85

80

95

75

85

Sangat baik

10.

Wahyuni

85

75

75

70

80

85

80

78

Baik

11.

Nurul Hasbi

80

75

75

80

80

85

75

78

Baik

12.

Wulan Mawardika

75

80

70

75

80

85

65

75

Baik

Page 64: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

47

13.

Muh Nur Rahmat S.

65

60

60

80

65

60

70

65

Cukup

14.

Siti Sulaeha

75

70

70

70

80

80

65

72

Baik

15.

Munawir

75

70

80

75

75

88

75

76

Baik

16.

Adinda Lutfiah H.

65

68

70

75

80

75

75

72

Baik

17.

Ardiansyah

55

60

55

70

65

65

70

62

Cukup

18.

Nur Fajri Qadri H.

85

95

80

90

90

95

80

87

Sangat baik

19

Muh Ghalib

70

75

60

70

60

60

65

65

Cukup

Page 65: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

48

20.

Alvira

75

70

65

80

75

80

70

73

Baik

21.

Nindyah Ariyani

75

80

70

75

75

85

70

75

Baik

22.

Ayu Istiawanti

75

90

70

80

80

90

70

79

Baik

23.

Indra Wira

75

65

65

70

65

65

70

67

Cukup

24.

Andi Supriadi

70

60

60

70

65

65

70

65

Cukup

25.

Rahmi

70

75

70

75

70

75

70

72

Baik

Page 66: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

49

Tabel 3.1 Keterangan Gambar:

No Aspek-aspek penilan kualitas Keterangan

1. Aspek ide dan gagasan 1

2. Aspek penguasaan teknis 2

3. Aspek penguasaan bahan 3

4. Aspek kegunaan 4

5. Aspek wujud 5

6. Aspek kreatifitas 6

7. Aspek tempat 7

Kriteria penilaian :

Kriteria

Indicator

Pencapaian

Kompetensi

Nilai Kualitatif

Nilai Kuantitatif

80-100 Sangat Baik 4

70-79 Baik 3

60-69 Cukup 2

45-59 Kurang 1

3. Faktor-faktor yang Menghambat Proses Pemanfaatan Benang Obras

dalam Pembuatan Lampu Hias.

Segala sisi kehidupan manusia tidak akan terlepas dari faktor

penghambat yang harus dilewati dan diselesaikan. Begitupun dalam

penciptaan sebuah karya seni biasanya terdapat faktor-faktor yang dapat

menghambat proses pengerjaan sebuah karya, baik dari sisi penggunaan

bahan, kesalahan teknis atau hambatan lainnya. Kata faktor sendiri dapat

diartikan sebagai hal atau kejadian yang ikut menyebabkan terjadinya

Page 67: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

50

sesuatu, sedangkan kata menghambat adalah sesuatu yang membuat

pekerjaan menjadi tertunda atau terhalangi.

Adapun hambatan dan halangan yang diperoleh oleh siswa dalam

proses pembuatan lampu hias dari benang obras antara lain sebagai

berikut:

a) Aspek ide dan gagasan

Di dalam proses pembuatan lampu hias dari benang, hambatan awal

yang terjadi pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga

adalah siswa susah menentukan ide atau gagasan awal yang akan

mereka buat misalnya dari sisi karakter apa yang ingin mereka

ciptakan, hal inilah yang membuat proses pencarian ide dan gagasan

harus berlansung cukup lama dalam menemukan bentuk yang benar-

benar mereka senangi, sehingga proses pengerjaan ke tahap

selanjutkan menjadi tertunda .

b) Aspek penguasaan teknis

Siswa yang memiliki tingkat pemahaman yang berbeda didukung

dengan sifat dan karakter yang berbeda pula membuat proses

pembelajaran menjadi begitu menarik walaupun demikian hal ini

dapat menjadi suatu faktor yang menghambat di dalam proses

pembelajaran, terkhusus dalam penciptaan sebuah karya seni rupa

terapan, dimana sebagian siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1

Pallangga kurang memperhatikan aturan yang tepat di dalam membuat

lampu hias dari benang ini. Siswa yang memiliki tingkat pemahaman

Page 68: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

51

berbeda mencoba mencari alternatif lain di dalam proses pengerjaan

lampu hias benang, sehingga hasil karya yang dihasilkan juga tidak

terlalu baik dibandingkan siswa yang mengikuti tahapan dan arahan

yang benar.

c) Aspek penguasaan bahan.

Ada beberapa hal yang terjadi pada siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri

1 Pallangga yang berhubungan dengan aspek penguasaan bahan yaitu

antara lain:

1. Pemilihan balon yang salah dan kualitas benang obras yang tipis.

Balon sebagai cetakan utama dalam membuat gulungan benang

terkadang memiliki tingkat kualitas yang tidak terlalu baik. Hal ini

dapat terlihat dari permukaan balon yang sangat tipis dan tidak

bulat sempurna sehingga disaat proses pengeringan, balon dengan

kualitas seperti ini dapat dengan mudah pecah atau kempes dan

membuat ukuran awal cetakan balon berubah mengecil yang

mengakibatkan benang obras yang belum kering secara sempurna

akan mengikuti ukuran balon yang berubah. Hal ini yang

menyebabkan biasanya tekstur benang menjadi tidak rapi atau

rusak.

Benang obras yang memiliki tekstur yang halus dan tipis juga

ikut menyulitkan siswa di dalam proses pengerjaannya, disaat

proses pengulungan, permukaan balon menjadi sangat licin

dengan lumuran lem fox yang telah dicampur sedikit air. Tekstur

Page 69: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

52

benang obras yang sangat tipis juga ikut mengecil setelah terkena

lumuran lem yang semaking menyulitkan siswa. Selain itu waktu

yang diperlukan untuk mengulung benang agar balon tertutupi

secara sempurna juga memerlukan waktu yang relatif lama dan

tidak dapat dikerjakan secara perseorangan.

Gambar 4.5 Motif Balon yang ikut menempel pada benang.

Sumber: (Foto Delvika Dinri: Maret 2016)

Gambar 4.6 Proses pengulungan yang relativ lama.

Sumber: (Foto Delvika Dinri: Februari 2016)

2. Kesalahan memadukan benang obras dan benang wol

Benang obras yang memiliki tekstur yang tipis dan halus

membuat proses pengulungan benang menjadi cukup lama,

sebagian siswa yang memiliki tingkat kejenuhan yang cukup

tinggi membuat siswa mencari alternatif lain yang dapat membuat

Page 70: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

53

mereka tidak harus mengulung benang terlalu lama salah satu

alternatif yang bisa diambil adalah memadukan antara benang

obras dan benang wol .

Benang wol yang memiliki serat yang cukup tebal membuat

proses pengulungan menjadi cepat dan setelah dirasakan bahwa

gulungan benang wol sudah tebal maka akan dilanjutkan proses

pengulungan menggunakan benang obras pada permukaan

luarnya. Tapi hal ini akan membuat persoalan baru dikemudian

hari dikarenakan disaat lampu hias telah memasuki tahap finising

dan dinyalakan maka akan nampak bayangan benang wol yang

tebal disisi benang obras yang halus, sehingga tidak terlihat rapi.

Hal ini yang mengurangi sisi keindahan dari lampu hias benang.

Gambar 4.7 Benang Wol sebagai dasar lampu hias.

Sumber: (Foto Delvika Dinri: Februari 2016)

Page 71: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

54

Gambar 4.8 Benang wol ikut menempel pada permukaan balon.

Sumber: (Foto Delvika Dinri: Februari 2016)

d) Aspek kegunaan

Hambatan yang terjadi sehubungan dengan aspek kegunaan pada

siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga cenderung tidak

memiliki hambatan yang terlalu berat, hal tersebut dikarenakan siswa

sudah memahami sejak awal bahwa lampu hias benang obras

merupakan lampu hias yang dapat digunakan sebagai penerangan dan

juga dapat dinikmati keindahannya berdasarkan bentuk lampu hiasnya

yang menarik dan unik.

e) Aspek wujud

Aspek wujud sangat berhubungan dengan prinsip-prinsip komposisi

dimana aspek ini sangat memfokuskan pada bentuk keindahan luar

dari sebuah karya seni. Hambatan yang terjadi dalam proses

pembentukan lampu hias biasanya terjadi diawal proses pengerjaan

yang membuat bentuk lampu hias menjadi tidak rapi. Hal ini lah yang

terjadi pada beberapa siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1

Page 72: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

55

Pallangga dikarenakan proses pengerjaan awal yang kurang tepat

misalnya proses gulungan benang yang salah, balon yang tiba-tiba

pecah mengakibatkan bentuk atau wujud gulungan benang menjadi

rusak.

f) Aspek kreatifitas

Perkembangan zaman membuat siswa lebih berfikiran kreatif akan

hal-hal yang akan mereka ciptakan, kaitannya dalam penciptaan

lampu hias benang obras siswa yang telah mendapatkan ide dan

gagasan akan karakter tokoh yang akan mereka buat dapat segera

mengerjakan proses pembuatan lampu hias benang ini. Walaupun

tidak terdapat hambatan yang cukup signifikan yang dihadapi oleh

siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga namun kreatifitas

yang terlalu berlebihan tanpa memperhatikan tahapan dan aturan

pembuatan yang benar juga dapat menjadi hambatan bagi siswa

dikemudian hari.

g) Aspek tempat.

Hambatan yang berhungan dengan aspek tempat pada siswa di kelas

XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga tidak memiliki hambatan yang

cukup berarti hal ini dikarenakan siswa sudah cukup mengetahui tata

cara penempatan objek yang benar. Berdasarkan beberapa pengakuan

siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga siswa lebih cenderung

Page 73: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

56

meletakkan lampu hias yang mereka buat di dalam kamar sebagai

lampu tidur atau lampu hias.

B. Pembahasan

Pada bagian ini peneliti menguraikan hasil penelitian yang telah

dilakukan di lapangan dengan mengaitkan teori-teori yang telah dikemukakan

terlebih dahulu berdasarkan kenyataan yang dihadapi atau ditemukan peneliti.

Ada tiga hal pokok yang akan dibahas yaitu pemanfaatan benang obras,

kualitas lampu hias dan faktor-faktor yang menghambat pemanfaatan benang

obras.

1. Pemanfaatan Benang Obras dalam Pembuatan Lampu Hias pada

Siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga.

Proses pembuatan lampu hias pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA

Negeri 1 Pallangga, siswa diarahkan untuk lebih memahami alat dan bahan

yang perlu digunakan terutama penggunaan benang obras sebagai media

utama. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan mengurangi tingkat

kesalahan yang terjadi, proses pembuatan lampu hias harus sesuai dengan

ketentuan dan tahapan yang tepat. Ada beberapa hal yang telah di jalankan

oleh siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga untuk menghasilkan

lampu hias benang yang menarik dan unik antara lain sebagai berikut:

a) Menyiapkan bahan dan peralatan

Siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga di dalam proses

pembuatan lampu hias dengan memanfaatkan benang obras sebagai

Page 74: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

57

media utama, telah menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan untuk

memudahkan dalam proses penciptaan karya seni dari benang. Bahan

dan alat yang digunakan tidak hanya terdiri dari benang obras tapi juga

memerlukan bahan dan alat pendukung lainnya. Seperti ketersediaan

kain flannel, balon tiup, lem fox, kabel set, Fitting Lampu, bohlam

lampu 5 watt, potongan kayu sebagai dudukan fitting, bahan PVC

bulat diameter 2,5 inch dan lebar 1cm atau sisa gulungan lakban

digunakan sebagai leher dan pembentukan lubang pada bola benang

agar mudah memasukkan bohlam lampu, gunting, serta kuas yang

digunakan untuk mengoleskan lem pada permukaan balon.

Selain itu pemilihan warna pada benang obras oleh siswa di

kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga disesuaikan dengan warna

pada karakter objek yang akan mereka buat, dan pemilihan kain flannel

yang dijadikan sebagai bagian pelengkap untuk memperindah

gulungan benang, juga disesuaikan dengan warna karakter tokoh yang

ciptakan, walaupun terkadang ada siswa yang mencoba membentuk

karakter yang kurang jelas tanpa berpatokan pada karakter tokoh yang

telah ada atau berusaha menciptakan kreasi sesuai dengan imajinasi

mereka, dengan memadukan warna kontras antara warna benang obras

dan kain flannel yang tidak saling bersinerji, tapi tetap memiliki nilai

keindahannya sendiri.

Page 75: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

58

b) Proses gulung, lem dan pengeringan

Di tahap ini siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga telah

memasuki tahap pengerjaan dimana tahapan ini merupakan tahapan

utama untuk menentukan kualitas atau hasil dari pembuatan lampu

hias dari benang obras. Proses awal adalah tahap pemberian lem dan

pengulungan, tahapan ini dimulai dengan siswa kelas XI IPA 7

membuat cetakan lampu hias dengan menggunakan media balon, balon

ditiup dan dilumuri dengan menggunakan lem fox yang telah dicampur

sedikit air.

Setelah balon telah terlumuri oleh lem secara sempurna fase

selanjutnya adalah proses pengulungan tetapi tahapan ini tidak dapat

dikerjakan secara sendiri melainkan harus memerlukan bantuan orang

lain oleh sebab itu proses ini dikerjakan oleh 2 orang siswa secara

bergantian, karena memerlukan waktu lama dan cukup menguras

tenaga sampai permukaan warna balon benar-benar tertutupi secara

menyeluruh.

Setelah proses pengulungan dan pemberian lem telah selesai

selanjutnya adalah pengeringan. Proses ini dapat dilakukan dengan

menjemur secara lansung balon yang telah terliliti benang obras di

bawah sinar matahari tapi untuk mengurangi resiko agar balon tidak

kempes dan pecah disaat proses pengeringan, gulungan benang dapat

dikeringkan secara manual dengan diletakkan di dalam ruang kelas.

Walaupun memerlukan waktu yang cukup lama dalam proses

Page 76: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

59

pengeringan seperti ini dikarenakan gulungan benang tidak

mendapatkan cahaya matahari secara lansung dan hanya dikeringkan

secara manual dengan udara di dalam kelas, tapi hal ini lebih efektif

untuk menghindari resiko balon akan pecah sebelum benang obras

benar-benar dalam keadaan kering secara sempurna dan hal inilah yang

dilakukan siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga dengan

memperhatikan beberapa kali proses pengeringan yang telah gagal

maka proses pengeringan seperti ini diangap lebih efektif oleh siswa.

c) Proses pemberian leher

Sesuai dengan namanya „lampu hias benang‟ sudah pasti di

dalamnya akan diberikan bohlam lampu agar dapat menyala dan

digunakan, maka harus ada lubang untuk memasukkan bohlam lampu

ke dalam gulungan benang. Dalam hal ini ada beberapa pembuat

lampu yang hanya memberi lubang di bawah dengan

memotong/menggunting bagian lampu sesuai ukuran yang di inginkan,

kemudian bohlam lampu dimasukkan begitu saja, namun sebelumnya

balon yang terdapat di dalam gulungan benang harus dipecahkan

terlebih dahulu. Berbeda dengan siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1

Pallangga siswa membuat lubang lampunya sekaligus sebagai leher.

Jadi selain berfungsi sebagai lubang untuk tempat memasukkan

bohlam lampu, juga sebagai variasi menambah keindahan agar antara

gulungan benang dan dudukan lampu menyatu secara sempurna, disisi

lain juga mudahkan untuk dilepaskan bila kita akan mengganti bohlam

Page 77: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

60

lampunya. Proses pemberian leher ini lakukan setelah bola benang

yang di jemur sudah benar-benar kering dan keras, maka balon yang

ada di dalam siap untuk di pecahkan dan dikeluarkan.

Setelah proses pemecahan dan pelepasan balon telah selesai siswa

kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga memulai membuat leher

lampu dengan memanfaatkan bahan sisa gulungan lakban atau

potongan-potongan bulatan PVC untuk di tempelkan pada bagian

bulatan yang telah di gunting tadi. Agar lebih indah dan terlihat rapi

siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga mencoba menutupi

bagian leher lampu dengan menempelkan kain flannel yang senada

dengan warna pola karakter.

d) Proses membuat pola karakter

Tahapan ini merupakan tahapan yang dikerjakan oleh siswa kelas

XI IPA 7 setelah tahap pemberian leher lampu telah selesai. Tahap ini

diawali dengan siswa menggambar pola di atas kertas hvs terlebih

dahulu agar pola karakter lebih rapi, tapi sebagian siswa mencoba

untuk lansung menggambar pola karakter di atas kain flannel karena

menurut mereka hal ini diangap lebih cepat dibandingkan harus

menggambar terlebih dahulu pola karakter di atas kertas hvs sebelum

dicetak di kain flannel.

Page 78: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

61

e) Proses pembentukan karakter

Setelah pola karakter telah di buat, siswa kelas XI IPA 7 SMA

Negeri 1 Pallangga memulai untuk membentuk karakter sesuai dengan

pola yang telah dibuat. Siswa kelas XI IPA 7 mengunting kain flannel

yang telah memiliki pola dengan mengikuti ukuran pola yang telah ada

dimana pola yang sebelumnya telah diggambar tidak boleh lebih besar

dibandingkan ukuran gulungan benang. Setelah tahapan penguntingan

pola karakter, siswa mulai menempelkan pola sesuai dengan urutan

penempelan yang tepat yaitu dimulai dari dasar dan diteruskan

kebagian selanjutnya seperti penempelan mata, hidung mulut dan

hiasan lainnya.

f) Dudukan lampu dan finishing

Siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga di dalam membuat

dudukan lampu lebih memilih hal praktis yaitu dengan membeli kabel

set yang sudah tersedia bersama tempat pemasangan lampu yang dapat

segera digunakan. Siswa berangapan hal ini lebih praktis dan tidak

terlalu lama dibandingkan harus membuat sendiri dudukan lampu baik

dari kayu atau bahan yang lain, setelah semua proses yang telah

dilewati oleh siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga maka

proses yang terakhir adalah finishing dan lampu hias benang obras

sudah siap digunakan.

Page 79: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

62

2. Kualitas Lampu Hias dengan Mengguanakan Benang Obras pada

Siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga.

Kualitas lampu hias benang obras pada siswa kelas XI IPA 7 SMA

Negeri 1 Pallangga dapat di ukur dan diklasifikasikan dalam beberapa

aspek penilaian kualitas, yaitu terdiri atas penilaian aspek ide dan gagasan,

aspek penguasaan teknis, penguasaan bahan, kegunaan, wujud, kreatifitas

dan aspek tempat. Berdasarkan kriteria penilaian kualitas tersebut dapat

diuraikan ketercapaian kompetensi selama dalam proses pembelajaran

yang telah berlansung serta akan didaptkan kesimpulan tentang tingkat

baik buruknya hasil dari proses pembelajaran seni rupa terapan yang

dihasilkan oleh siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga dengan

hasil pemaparan sebagai berikut:

a) Aspek ide dan gagasan.

Berdasarkan indikator pencapaian kompetensi, pada aspek ide dan

gagasan siswa memiliki tingkat pencapaian yang berbeda beda dimana

siswa yang memiliki tingkat sangat baik dikarenakan ide dan gagasan

yang mereka angkat lebih menarik dan lebih kreatif hal ini dapat

dilihat dari penciptaan karakter yang terkonsep dibandingkan yang

lainnya, yang diperoleh oleh Qolby muhajidah dengan nilai 85, Ahmad

arham 90, Rahmawati j 90, Audrian maulana 85, Wahyuni 85,

Febriyanti 90, dan Nur fajri qadri h 85 poin, sedangkan Risky

awaliyah, tuty awaliyah dan Nurul hasbi mendapat nilai 80.

Page 80: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

63

Selain itu siswa yang mendapatkan pencapaian kompetensi antara

70-79 dengan nilai kualitatif baik berdasarkan aspek ide dan gagasan

yang telah menciptakaan karakter-karakter yang cukup baik, walaupun

penyampaian ide dan gagasan tidak dapat diaplikasikan dengan benar

atau tidak sesuai dengan ide dan gagasan awal yang mereka fikirkan

sebelumnya, diperoleh oleh siswa Nur cahyani, Muh ghalib, Andi

supriadi, Rahmi dengan nilai 70. Muh ulil amri, wulan mawardika, Siti

sulaeha, Munawir, Nindyah, Ayu serta Indra wira mendapat nilai 75.

dan yang terakhir adalah siswa yang mendapatkan nilai cukup dan

kurang dikarenakan ketidaksiapan siswa di dalam memikirkan ide dan

gagasan akan karakter objek yang akan mereka buat yang

mengakibatkan hasil lampu hias siswa dibawah rata-rata, diperoleh

oleh Muh nur rahmat s dan Adinda lutfiah dengan nilai 65, serta

Ardiyansyah 55 dengan nilai kualitatif sangat kurang.

b) Aspek penguasaan teknis

Penilaian akan penguasaan teknis pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA

Negeri 1 Pallangga memiliki tingkat penilaian yang beragam. Siswa

yang mendapatkan nilai kualitatif sangat baik dikarenakan disaat

proses pelaksanaan siswa mengikuti tata cara pembuatan lampu hias

sesuai tahapan yang benar sehingga lampu hias yang dihasilkan lebih

baik dibandingkan yang lainnya. Berdasarkan penguasaan teknis siswa

yang mendapat nilai sangat baik yaitu Qolby mujahidah 85, Achmad

arham, Ulil amri dan Rahmawati j 90, Audrian maulana,Wahyuni dan

Page 81: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

64

Nur fajri qadri haerani dengan nilai 85. Selain itu ada bebarapa siswa

yang tidak mengikuti tahapan pembuatan lampu hias dengan tepat dan

mengurangi penilaian berdasarkan aspek penguasaan teknis yaitu siswa

atas nama Nur cahyani, Risky awaliyah, Siti sulaeha, Munawir dan

Alvira dengan nilai 70. Tuti awaliyah dan Indra wira 65, Wahyuni,

Nurul hasbi, Muh Ghalib dan Rahmi mendapatkan nilai 70

dikarenakan lampu hias yang dihasilkan tidak cukup rapi. Serta siswa

kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga yang mendapatkan penilaian

cukup dan sangat kurang terdiri atas beberapa orang yang di

karenakan siswa sejak awal pembuatan tidak mengikuti tahapan yang

tepat dimana siswa ini berusaha untuk mencari alternatif lain yang

dapat memudahkan mereka disaat proses pengerjaan pembuatan lampu

hias tapi hal inilah yang membuat kualitas lampu hias menjadi sangat

kurang dikarenakan teknik yang salah serta proses pengerjaan yang

terlalu terburu buru, yang terdiri atas Tuty awaliyah 65, Muh nur

rahmat, Andi supriadi 60, Indra wira 65. Serta Ardiansyah dengan

nilai 55

c) Penguasaan bahan

Bahan merupakan media yang paling utama di dalam penciptaan

sebuah karya oleh karena itu seseorang yang akan membuat sebuah

karya seni harus menguasai karakter atau kegunaan dari sebuah bahan.

Berdasakan hal tersebut di dalam proses pembuatan lampu hias benang

terdapat kecenderungan yang berbeda beda antara siswa di dalam

Page 82: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

65

penguasaan dan pengunaan bahan oleh sebab itu penilaian akan

penguasaan bahan pada siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga

juga berbeda beda, siswa yang mendapat nilai terbaik berdasarkan

penguasaan bahan diberikan kepada Rahmawati j dan Febriyanti

dengan nilai 90, Wahyuni dan Nur fajri qadri haerani 85. Qolbi

mujahidah, Achmad arham, Risky, Tuty awaliyah, dan Nurul hasbi

mendapat nilai 80 pada aspek penguasaan bahan. Hal ini di karenakan

siswa dapat lebih memahami karakter bahan yang digunakan sehingga

disaat proses pengerjaan siswa dapat mudah menguasai bahan dan alat

dari lampu hias ini. Siswa yang dapat memahami karakter bahan

dengan benar tetapi tidak mengikuti tahapan pembuatan yang tepat

berdasarkan indikator ketercapaian kompetensi mendapatkan penilaian

baik yaitu terdiri atas Muh ulil amri, Wulan mawardika, Siti sulaeha,

Nur rahmat s, Alfira, Nindiyah, Ayu dan Indra wira dengan nilai 75.

Nurul cahyani, Andi supriadi dan rahmi 70. Sedangkan yang mendapat

nilai cukup dikarenakan bahan yang digunakan tidak sesuai di dalam

membuat lampu hias dari benang obras seperti memadukan anatara

benang wol dan benang obras yaitu Muh nur rahmat s, Adinda lutfiah

dan Audrian maulana 65. Ghalib 60 serta Ardiansyah 55.

d) Aspek kegunaan.

Aspek kegunaan merupakan pertimbangan utama di dalam membuat

seni rupa terapan. Di dalam pembuatan lampu hias benang terkadang

ada siswa yang hanya mengumpulkan gulungan benang tanpa disertai

Page 83: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

66

dengan lampu pijar sehingga gulungan benang hanya akan menjadi

hiasan yang kehilangan fungsi pakainya. Namun ada beberapa siswa

yang dapat membuat lampu hias sesuai dengan tujuan awal

pembuatannya yaitu dengan melengkapi gulungan benang dengan

lampu pijar yang dapat digunakan dan hasil dari gulungan benang yang

dibuat memiliki tingkat kerapian yang lebih baik dibandingkan yang

lainnya. Siswa yang mendapatkan penilaian yang sangat baik dari sisi

aspek kegunaan terdiri atas Qolby mujahidah, Risky, Nurul hasbi, Muh

nur rahmat s, dan Nindyah dengan nilai 80, Achmad arham,

Rahmawati j dan Febriyanti 85. Sedangkan siswa yang mendapat

penilaian baik berdasarkan kerapian dan keindahan gulungan benang

tapi tidak dilengkapi dengan lampu pijar yang mengurangi penilaian

dari sisi aspek kegunaan yaitu Muh ulil amri, Tuti, Wulan mawardika,

Munawir , Adinda lutfiah, Nindiyah dan Rahmi mendapat nilai 75 dan

yang terakhir adalah siswa yang mendapat penilaian kurang

berdasarkan gulungan benang yang tidak rapi serta tidak dilengkapi

dengan lampu pijar atau dudukan lampu yaitu Nur cahyani dengan

nilai 65.

e) Aspek wujud

Wujud atau bentuk sangat erat hubungannya akan prinsip-prinsip

komposisi yang meliputi proporsi, keseimbangan, irama, kontras,

klimaks dan kesatuan. Berdasarkan hal tersebut penilaian akan wujud

atau bentuk dari lampu hias benang dapat disimpulkan dari hasil yang

Page 84: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

67

telah kerjakan siswa, oleh sebab itu siswa yang mendapat nilai sangat

baik dikarenakan memiliki proporsi, keseimbangan kontras dan

kesatuan yang cukup baik yaitu siswa atas nama Achmad arham,

Rahmawati j dan Muh ulil amri dengan nilai 90. Qolbi mujahidah dan

Audrian maulana 85, Tuti, Febriyanti, Wahyuni, Nurul hasbi, Wulan

mawardika, Siti sulaeha, Adinda lutfiah dan Ayu mendapat nilai 80

berdaskan penilaian aspek wujud atau bentuknya. Sedangkan siswa

yang memiliki penilaian kualitatif baik berdasarkan kesatuan bentuk

yang cukup baik yang dapat di nilai dari hasil pembuatan karakter

tokoh pada gulungan benang terdiri atas Risky awaliyah, Alvira dan

Ayu mendapat nilai 75, siswa yang mendapat nilai sangat kurang atau

cukup yaitu Nur cahyani, Andi supriadi dan Indra wira dengan nilai 65

serta Ghalib dengan nilai 60.

f) Aspek kreatifitas

Kreatifitas dapat ditemukan dimana saja baik dari sisi penggunaan

bahan maupun teknik yang digunakan. Sisi kreatifitas yang paling

mudah dijabarkan adalah dari sisi kreatifitas pembentukan karakter

atau objek-objek yang siswa senangi. Dalam penilaian akan kreatifitas

lampu hias dari benang obras terdapat beberapa siswa yang memiliki

tingkat kecenderungan kreatifitas yang cukup baik hal ini dapat terlihat

dari lampu hias yang mereka buat yaitu siswa atas nama Qolbi

mujahidah, Achmad arham, Rahmawati j, Febriyanti, Nur fajri qadri

haerani serta Ayu yang mendapat nilai 90 dan 95 serta yang tetinggi

Page 85: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

68

diantaranya adalah Achmad arham alimuddin yang mendapat nilai 98

yang mencoba memadukan antara 2 gulungan benang dan disatukan

menjadi satu lampu hias yang unik. Siswa yang mendapat penilaian

baik diukur dari proses penciptaan karakter yang menarik tapi

gulungan benang yang dihasilkan tidak terlalu rapi diperoleh oleh

Risky, Ulil amri, Tuti awaliyah, wahyuni, Nurul hasbi, Wulan, Siti

sulaeha, Munawir serta Alvira yang mendapat nilai rata-rata antara 80

– 88. Sedangkan siswa yang mendaptkan nilai dibawah rata-rata adalah

Ardiansyah, Indra wira dan Andi supriadi dengan nilai 65, Ghalib, Nur

cahyani, Nur rahmat s dengan nilai 60 dikarenakan tekstur benang

berubah menjadi rusak, sangat kasar dan terlalu tebal.

g) Aspek tempat

Penggunaan lampu hias dari benang telah cukup dipahami oleh siswa

di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga baik dari sisi penempatan

lampu hias yang tepat atau pun sisi kegunaanya. Berdasarkan aspek

penilaian tempat dapat dinyatakan siswa kelas XI IPA 7 sebagian besar

telah memahami penempatan lampu hias dari benang walaupun ada

beberapa siswa yang lebih baik dari beberapa aspek penilaian yang lain

seperti Achmad arham alimuddin, Tuti awaliyah, Febriyanti, dan Nur

fajri qadri haerani dengan nilai 80 karena telah membuat dudukan

lampu yang benar dan unik sehingga lampu hias benang dapat

ditempatkan dimana saja. Siswa yang mendapat nilai baik dikarenakan

membuat gulungan lampu yang rapi tapi tidak dilengkapi dengan

Page 86: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

69

lampu pijar mengurangi sisi penilaian dari aspek tempat yaitu Qolbi

mujahidah, Nur cahyani, Risky, Ulil amri, Febriyanti, Nurul hasbi,

Muh nur rahmat s, Munawir, Ardiansyah, Alfira, Nindiyah, Ayu, Indra

wira, Andi supriadi dan Rahmi mendapat nilai 70 -75. Sedangkan

siswa yang mendapat nilai cukup dan sangat kurang dikarenakan

gulungan benang tidak rapi dan gulungan benang tidak dapat berdiri

secara seimbang diperoleh oleh Audrian maulana, Wulan, Siti sulaeha,

dan Muh ghalib mendapat poin 65.

Berdasarkan hasil penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil

karya siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga dalam proses

pembuatan lampu hias dari benang obras memiliki tingkat kualitas yang

baik dengan pencapaian nilai rata-rata antara 80-90 poin dengan nilai

kualitatif sangat baik, hal ini dapat dilihat dari hasil karya yang dihasilkan

oleh siswa kelas XI IPA 7 dimana dominan karya yang dihasilkan

memiliki tingkat kualitas penilaian baik berdasarkan indikator pencapaian

kompetensi yang ada.

Page 87: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

70

3. Faktor-faktor yang Menghambat Proses Pemanfaatan Benang Obras

dalam Pembuatan Lampu Hias pada Siswa XI IPA 7 SMA Negeri 1

Pallangga

Faktor-faktor yang menghambat siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1

Pallangga dalam proses pembuatan lampu hias dengan menggunakan

media benang obras dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Aspek ide dan gagasan

Ide dan gagasan merupakan acuan dasar sebelum seseorang

menciptakan sebuah karya seni dimana ide dan gagasan telah

mencakup hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan serta langkah-

langkah yang harus ditempuh di dalam membuat sebuah karya, oleh

sebab itu ide dan gagasan sangat diperlukan untuk menciptakan

sebuah karya seni. Proses pembuatan lampu hias yang terjadi di kelas

XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga sebagian siswa masih sulit untuk

menentukan bentuk atau karakter apa yang akan mereka buat hal

inilah yang menjadi hambatan awal di dalam proses pembuatan lampu

hias dari benang yang mengakibatkan proses pengerjaan ketahap

selanjutnya menjadi tertunda. Seperti yang dikemukakan oleh Adinda

Lutfiah (Siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga, Wawancara

tanggal 15 Maret 2016) bahwa:

“Saya cukup sulit untuk menentukan ide awal yang akan saya buat

terutama untuk menentukan karakter kartun apa yang akan saya

ciptakan karena begitu banyak bentuk kartun yang unik-unik oleh

sebab itu saya memerlukan waktu cukup lama untuk menentukan

objeknya sehingga proses menyiapkan bahan dan alatnya harus

tertunda menunggu konsep dasar yang akan saya ciptakan.”

Page 88: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

71

b) Aspek penguasaan teknis

Sebagian siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga membuat

lampu hias benang obras dengan tidak memperhatikan tahapan atau

aturan pembuatan yang benar hal ini mengakibatkan hasil lampu hias

yang mereka buat menjadi tidak rapi atau rusak. Cara ini dilakukan

karena menurut mereka alternatif ini diangap lebih mudah dan tidak

memerlukan waktu yang cukup lama dibandingkan tahapan

pembuatan yang sebenarnya namun kesalahan menggunakan teknik

akan berdampak pada hasil akhir lampu hias benang ini. Salah satu

kesalahan teknik yang dilakukan oleh siswa di kelas XI IPA 7 SMA

Negeri 1 Pallangga adalah disaat proses pengulungan benang pada

cetakan balon benang seharusnya diputar secara tidak beraturan

sehingga gulungan benang yang dihasilkan juga tidak beraturan dan

menambah keindahan dari gulungan benang itu sendiri tetapi

kebanyakan siswa kelas XI IPA 7 memutar balon dengan cara satu

arah sehingga menghasilkan gulungan benang yang searah. Teknik

yang seperti ini kurang memberikan efek yang baik disaat lampu akan

dinyalakan. Gulungan benang yang searah akan nampak sangat jelas

dengan benang yang saling menumpuk antara satu dan yang lainnya

berbeda dengan gulungan benang yang digulung secara tidak

beraturan sehingga membuat suatu pola bayangan yang tidak

beraturan yang menambah nilai estetika dari lampu hias benang ini

hal ini senanda dengan yang disampaikan oleh Ayu istiawati (Siswa

Page 89: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

72

kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga Wawancara tanggal 15

Maret 2016) bahwa:

“Proses pengulungan benang yang memerlukan waktu yang cukup

lama dan menguras tenaga yang cukup besar membuat saya kurang

memperhatikan tahapan pembuatan yang benar. misalnya saya,

lebih suka mengulung benang dengan satu arah dibandingkan harus

mengulung benang secara tidak beraturan karena hal tersebut

membutuhkan tenaga yang cukup besar dan diperlukan ketelitian

dalam mengulungnya”

c) Aspek penguasaan bahan

Ada beberapa hambatan yang terjadi di kelas XI IPA 7 yang

berhubungan dengan penguasaan bahan antara lain:

1. Pemilihan balon yang salah dan kualitas benang obras yang tipis.

Kebanyakan siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga di

dalam proses pembuatan lampu hias dengan menggunakan

benang obras membeli balon sebagai cetakan pembuatan lampu

dengan kualitas yang tidak terlalu baik. Hal ini dapat terlihat dari

kualitas balon yang sangat tipis yang mejadi halangan bagi siswa

sendiri disaat proses pengulungan telah selesai. Siswa kelas XI

IPA 7 yang telah memasuki tahap pengeringan banyak diantara

mereka yang harus membuat gulungan benang baru, hal ini

disebabkan karena pada saat proses pengeringan, balon berubah

dari ukuran awalnya dan pecah karena kualitas balon yang kurang

baik dan terlalu tipis.

Page 90: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

73

Hal yang hampir sama disampaikan oleh Nurul Cahyani (Siswa

kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga, Wawancara tanggal 15

maret 2016) Bahwa:

“Mencari balon yang pas dan sesuai sangatlah sulit

dikarenakan kebanyakan yang mudah ditemui adalah balon

dengan kualitas yang tidak terlalu baik dan bentuknya juga

tidak bulat sempurna. Pada saat pengeringan balonnya cepat

mengempes dan membuat benang lilitannya ikut mengerucut”

Berdasarkan peryaataan tersebut kesalahan awal pemilihan

bahan yang kurang teliti mengakibatkan proses pengerjaan harus

diulang kembali dan membuat tahap pengerjaan ke tahap

berikutnya menjadi tertunda. Selain itu jenis balon yang memiliki

motif yang terlalu banyak (gambar) memberikan dampak lain

pada hasil lampu hias yang dibuat oleh siswa kelas XI IPA 7

SMA Negeri 1 Pallangga, balon yang memiliki motif atau

gambaran yang dominan membuat motif ikut tertempel pada

bagian dasar dalam balon hal ini dapat terlihat pada hasil

beberapa siswa kelas XI IPA 7 IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga.

Selain kesalahan pemilihan bahan cetakan yang memiliki

kualitas yang tidak cukup baik hambatan lain yang diperoleh

oleh siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga adalah

proses pengulungan benang yang memerlukan waktu yang lama.

Hal ini dikarenakan jenis bahan dasar benang obras yang

memiliki tekstur yang halus, mengakibatkan siswa harus

Page 91: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

74

mengulung benang dalam jangka waktu yang cukup lama selain

itu proses pengerjaannya yang tidak dapat dilakukan secara

perorangan membuat lampu hias ini harus dikerjakan secara

bergantian, ada yang memegang benang obras dan ada pula yang

mengulung balon dengan benang obras. Karena pengerjaannya

yang cukup lama membuat siswa harus lebih bersabar di dalam

proses pembuatannya hal ini senada dengan yang disampaikan

oleh Ardiyansah (Siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1

Pallangga, Wawancara tanggal 15 Maret 2016) bahwa:

“Penggunaan benang obras yang harus menutupi permukaan

balon secara sempurna membuat proses pengulungan menjadi

lebih lama ditambah dengan benang obras yang sangat tipis,

membutuhkan kesabaran disaat proses pengulungannya

apalagi dikhawatirkan balon akan pecah ketika lem masih

dalam keadaan basah”

2. Kesalahan memadukan benang obras dan benang wol

Kesalahan lain yang sering terjadi di dalam proses pembuatan

lampu hias benang obras pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA

Negeri 1 Pallangga adalah kesalahan memadukan antara benang

obras dan benang wol. Hal ini berawal dari proses pengulungan

benang obras yang memerlukan waktu yang cukup lama membuat

siswa kelas XI IPA 7 mencoba mencari alternatif lain untuk

mempercepat dan mempermudah proses pengulungan dimana

alternatif yang siswa tempu adalah memadukan antara benang

obras dan benang wol. Benang wol yang memiliki serat yang

Page 92: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

75

cukup tebal membuat proses pengulungan menjadi relatif cepat

dibandingkan dengan benang obras yang memiliki tekstur yang

halus dan tipis. Siswa terlebih dahulu mengulung benang wol

sebagai dasar gulungan benang, setelah dirasakan gulungan

benang telah tebal siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga

kembali melanjutkan proses pengulungan dengan menggunakan

benang obras untuk menutupi benang wol sehingga tercipta

permukaan yang halus dan rapi dibagian sisi luar gulungan

benang.

Tapi dampak sesungguhnya baru dirasakan oleh siswa kelas

XI IPA 7 setelah proses pengeringan diangap telah selesai, serat

benang wol yang tebal membuat proses pengeringan seharusnya

lebih lama dibadingkan dengan benang obras. Pada saat proses

memecahkan balon, benang wol yang belum terlalu mengering

ikut menempel pada permukaan balon dan mengakibatkan bagian

dalam gulungan balon menjadi tidak rapi. Hal ini dikarenakan

siswa terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa gulungan

benang telah mengering secara sempurna hanya dengan melihan

benang obras yang telah mengering di bagian luar, inilah yang

membuat permasalahan baru di dalam pembuatan lampu hias dari

benang sehingga mengurangi nilai keindahan lampu hias disaat

dinyalakan sebab terdapat dua jenis benang yang berbeda, seperti

Page 93: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

76

yang dikemukakan oleh St Sulaeha (Siswa kelas XI IPA 7 SMA

Negeri 1 Pallangga, Wawancara tanggal 15 Maret 2016) bahwa:

“Pada proses pengeringan gulungan benang harus benar-benar

kering secara menyeluruh sebab jika tidak kering secara

sempurna pada saat proses pemecahan balon, benang akan ikut

menempel pada permukaan benang terutama jika memakai

benang wol terlebih dahulu. Oleh sebab itu harus dikerjakan

dengan hati-hati agar benang berbentuk bulatan yang

sempurna”

d) Aspek kegunaan

Di dalam aspek kegunaan siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1

Pallangga tidak terlalu mendapatkan hambatan yang signifikan hal

ini dikarenakan siswa sudah cukup paham mengenai fungsi dan

kegunaan lampu hias benang obras yaitu sebagai penerangan yang

dapat dinikmati dari sisi keindahan artistiknya. Walaupun aspek

kegunaan lampu hias telah dipahami secara umum tapi aspek

kegunaan harus benar-benar diperhatikan dan dipertimbangkan hal ini

mengingat fungsi utama dalam seni rupa terapan adalah kegunaan.

e) Aspek wujud

Wujud lampu hias benang obras sangat dipengerahui berdaskan proses

awal pengerjaannya dimana proses awal inilah yang menentukan baik

tidaknya bentuk atau wujud lampu hias yang akan dihasilkan misalnya

kesalahan menggunakan bahan dasar cetakan balon yang terlalu tipis,

memadukan antara benang wol dan benang obras dan ketidak

cermatan dalam membuat lampu hias benang dengan tidak mengikuti

Page 94: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

77

tahapan pembuatan yang benar mengakibatkan bentuk atau wujud

lampu hias menjadi rusak dan tidak menarik.

f) Aspek kreatifitas

Tak dapat dipunkiri bahwa saat ini siswa memiliki tingkat pemikiran

yang cenderung lebih kreatif hal ini di dorong dari segi

perkembangan zaman dan teknologi yang membuat siswa mampu

mengakses dan mencari hal-hal baru yang dapat mengembangkan pola

pemikiran mereka. Namun sisi kreatifitas yang terlalu diesplor tanpa

memikirkan dan memperhitungkan aturan dan ketentuan yang benar

akan berdampak kurang baik bagi siswa sendiri seperti hambatan yang

diperoleh siswa dalam membuat lampu hias dari benang siswa

cenderung mencari alternatif lain untuk mempermudah proses

pengerjaan lampu hias namun hasil yang di dapatkan lampu hias

menjadi rusak dan tidak rapi karena tidak sesuai dengan proses

pengerjaan yang benar. Salah satu peryataan yang dapat menwakili

peryataan tersebut adalah peryataan Nurul Hasbi (Siswa kelas XI IPA

7 SMA Negeri 1 Pallangga, Wawancara tanggal 15 Maret 2016)

bahwa:

“Internet sangat membantu untuk menentukan ide dan gagasan

yang akan dibuat begitu banyak hal yang dapat dijadikan sebagai

acuan dasar untuk membuat karya lampu hias benang tapi karena

merasa sudah cukup tahu saya mencoba mencari alternatif lain

yang bisa memudahkan saya di dalam proses pembuatan lampu

hias ini”

Page 95: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

78

g) Aspek tempat

Aspek tempat merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan sebab hal

tersebut berhubungan dengan tujuan awal pembuatan sebuah karya.

Dalam aspek tempat siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga

tidak terlalu mendapatkan hambatan yang sulit dikarenakan siswa

sudah memahami sejak awal tujuan pembuatan lampu hias benang

obras dan lampu hias ini akan diletakkan dimana, karena sifatnya yang

tidak formal maka tempat yang paling tepat untuk meletakkan lampu

hias benang adalah di dalam kamar yang dapat dijadikan sebagai

lampu tidur atau lampu baca yang indah dan menarik seperti yang

disampaikan oleh Febriyanti (Siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1

Pallangga, Wawancara tanggal 15 Maret 2016) bahwa:

“Lampu hias benang obras ini sangat menarik dari sisi bentuk dan

bahannya. Saya membuat lampu hias benang obras ini selain

sebagai tugas sekolah saya juga ingin menggunakannya sendiri

dimana lampu hias ini akan saya letakkan di dalam kamar karna

bentuknya yang unik dan menarik lampu hias ini sangat cocok

digunakan sebagai lampu tidur”

.

Page 96: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

79

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah diuraikan hasil penelitian dan pembahasannya maka dapat

ditarik beberapa kesimpulan penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Pemanfaatan benang obras yang berlansung di kelas XI IPA 7 SMA

Negeri 1 Pallangga terdiri atas beberapa tahapan penting yaitu menyiapkan

bahan dan peralatan, proses gulung, lem dan pengeringan, proses

pemberian leher, proses pembuatan pola karakter, proses pembentukan

karakter dan pembuatan dudukan lampu serta. Dimana proses pengerjaan

lampu hias dari benang obras ini memerlukan kecakapan, kreativitas serta

kerja sama yang baik diantara siswa.

2. Kualitas lampu hias dengan menggunakan benang obras yang dihasilkan

oleh siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga dapat dinyatakan

memiliki tingkat kualitas yang baik, ini dapat dilihat dari hasil karya yang

mereka hasilkan. Penilaiannya dapat diukur berdasarkan indikator penilain

kualitas yang meliputi penilaian aspek ide dan gagasan, penguasaan teknis,

penguasaan bahan, aspek kegunaan, aspek wujud, kreativitas, dan aspek

tempat. berdasarkana indikator penilaian kualitas tersebut dapat

disimpulkan dan diuraikan bahwa hasil karya lampu hias kelas XI IPA 7

SMA Negeri 1 Pallangga memiliki tingkat kualitas yang baik.

3. Faktor-faktor yang menghambat proses pemanfaatan benang obras di dalam

pembuatan lampu hias pada siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1

Pallangga diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu Pemilihan balon yang

79

Page 97: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

80

salah dan kualitas benang obras yang tipis serta kesalahan memadukan

benang obras dan benang wol. Walaupun demikian terjadi beberapa

halangan di dalam proses pengerjaannya namun semuanya dapat di lewati

oleh siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga dengan kerja sama

yang baik antara siswa.

B. Saran

Setelah menguraikan tentang pemanfaatan benang obras pada pembuatan

lampu hias sebagai materi seni rupa terapan maka penulis menyarankan

beberapa hal:

1. Agar siswa lebih meningkatkan minat dan kreativitasnya untuk

menghasilkan karya-karya yang lebih baik terutama dalam penciptaan

karya yang berbentuk rupa dalam pembelajaran seni budaya di Sekolah.

2. Guru seyogyanya dapat menjadi fasilitator dan menjadi sumber

pemecahan masalahan yang baik di dalam proses pembelajan. Oleh sebab

itu guru harus lebih kreatif dan lebih membuka serta menerima ide serta

gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran

terutama dalam pembelajaran seni budaya.

3. Diharapkan kepada pemerintah maupun pihak sekolah untuk lebih

memberikan perhatian terkhusus pada mata pelajaran seni budaya di mana

mata pelajaran seni budaya memadukan antara teori dan praktik yang

memerlukan beberapa fasilitas pendukung di dalam proses

pembelajarannya agar siswa dapat merasa aman dan lebih nyaman dalam

mengespresikan kreativitas-kreativitas mereka

Page 98: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

81

DAFTAR PUSTAKA

Arini, Sri Hermawati Dwi dkk, 2008, Seni Budaya Jilid 2 untuk SMK. Jakarta :

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Badudu Zain. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan.

Dorothea Wahu Arini.2004. Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan

Kuantitatif dalam Manajemen Kualitas). Yogyakarta: CV Andi Offset.

Drs, Arif Santoso, M,Pd. 2015. Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi terbaru.

Jakarta: Mahkota Kita.

Departemen Pendidikan dan kebudayaan (Depdikbud). 2000. Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Fitri Genrawati. 2015. Rahasia Cepat Teknik Menjahit. Jakarta: Prima.

Hikari Luna, Amira Affit. 2015. Mahir Menjahit. Jawa Barat: Hafamira.

Mirnawati, 2013.“Proses Pembuatan Kerajinan Batu Nisan Di Desa Lolloe

Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng”.Sripsi: Makassar: Fakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Muliono., 2013.Kamus besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kamus Besar Bahasa

Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Pedoman Penulisan Skripsi. 2014. Edisi Revisi 1. Makassar: Panrita Press.

Ys Bichu. 2013. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Citra Harta Prima.

Bastomi, 2014. Mengenal ornamen tradisional sejarah dan perkembanganya

(Online), (http://www.bilikseni.com/diakses 01 maret 2016).

Frida Harapan, 2014. pengertian Lampu Hias. (Online)(http://www.rumahku.com

diakses 29 januari 2016).

.

(https://butikkaffah.files,wordpress.com 18/12/2013 diakses 29 januari 2016)

(https://www.Kriya-asri.com 31/07/2014 diakses 29 januari 2016)

(https://www.Bumiku.web.id 17/08/2014 diakses 29 januari 2016)

(https://www.Enportu.com 21/10/2013 diakses 29 januari 2016)

81

Page 99: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

82

(https:// www.caretekno.com 20/01/2015 diakses 29 januari 2016)

(https:// www:penrajin logam.worpress.com 15/04/2015 diakses 29 januari 2016)

Page 100: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

83

Page 101: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …
Page 102: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …
Page 103: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …
Page 104: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …
Page 105: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …
Page 106: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …
Page 107: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …
Page 108: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …
Page 109: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …
Page 110: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …
Page 111: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …
Page 112: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …
Page 113: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

84

A. Format Observasi

Teknik observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhapat objek

. Pada penelitian ini objek yang akan diamati adalah pemanfaatan benang obras dalam

pembuatan lampu hias di kelas IX IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga adapun hal-hal yang

harus diamati terdiri atas:

No

Pembuatan

Lampu hias

dari Benang

Obras yang

akan diamati

Deskripsi

1

Menyiapkan bahan

dan peralatan

Ketersedian benang obras, kain flannel, balon

tiup, lem fox, kabel set, Fitting Lampu, bohlam

lampu 5 watt, potongan kayu sebagai dudukan

fitting, bahan PVC bulat diameter 2,5 inch dan

lebar 1cm digunakan sebagai leher dan

pembentukan lobang pada bola benang agar

mudah memasukkan bohlam lampu, gunting serta

kuas digunakan untuk memudahkan disaat

mengoleskan lem terhadap balon.

2

Proses gulung, lem

dan pengeringan

Setelah tahap persiapan bahan dan alat maka

selanjutnya yaitu proses pengulungan bola benang

dengan mengulung benang diatas balon yang

sudah di beri lem fox hingga siap untuk di

keringkan setelah di lem.

Page 114: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

85

3 Proses pemberian

leher

Proses pemberian leher ini di lakukan setelah

benang yang di jemur sudah benar-benar kering

dan keras, maka balon yang ada di dalam siap

untuk di pecahkan dan dikeluarkan. Dengan

menempelkan PVC bulat ke permukaan balon

untuk mendapatkan tempat memasukkan bohlam

lampu sekaligus memperindah lampu tersebut.

4

Prose

pembuatan pola

karakter

Dalam tahap ini gambar pola karakter di buat

untuk memberikan hiasang terhadap bola benang.

Pola yang di buat akan digunakan sebagai cetakan

untuk memberi garis guntingan di kain flannel

yang akan kita gunting dan ditempelkan pada bola

benang. Dengan cara ini hasil yang di dapatkan

akan lebih rapi.

5

Proses pembentukan

karakter

Setelah selesai pembentukan karakter tersebut

kemudian diamkan hingga semua lem mengering

dengan sempurna. Untuk mempercepat

pengeringan boleh menyalakan lampu di dalam

bola benangnya, karena panas yang timbul akan

mempercepat proses pengeringan.

5555

6

Dudukan lampu dan

finishing

Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses

panjang pembuatan lampu hias benang obras yaitu

memasang dudukan lampu dan mereapikannya.

Page 115: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

86

B. Format Wawancara

Format wawancara diajukan kepada siswa kelas IX IPA 7 SMA Negeri 1 Pallangga untuk

mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang mereka rasakan didalam pembuatan lampu hias

dari benang obras .Dimana pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Menurut anda apakah sulit menentukan ide dan gagasan akan bentuk karya yang akan anda

buat ?

2. Kesulitan apa yang anda alami sehubungan dengan penguasaan teknis?

3. Hal-hal apa saja yang menghambat anda dalam proses pembuatan lampu hias yang

sehubungan dengan aspek penguasaan bahan?

4. Dari manakah anda mendapatkan acuan untuk mengembangkan kreatifitas anda di dalam

membuat lampu hias ini?

5. Dimanakah anda akan meletakkan lampu hias ini dan digunakan untuk apa?

Page 116: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

87

C. Dokumentasi

Gambar 4.9 Proses pengulungan.

Sumber: (Foto Delvika Dinri: Februari 2016)

Gambar 5.1 Proses Pemberian lem

Sumber: (Foto Delvika Dinri: Februari 2016)

Gambar 5.2 Proses pengeringan

Sumber: (Foto Delvika Dinri: Februari 2016)

Page 117: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

88

Gambar 5.3 Proses pelepasan cetakan.

Sumber: (Foto Delvika Dinri: Februari 2016)

Gambar 5.4 Proses pemberian leher (dudukan lampu).

Sumber: (Foto Delvika Dinri: Februari 2016)

Gambar 5.5 lampu hias benang obras(finising).

Sumber: (Foto Delvika Dinri: Februari 2016)

Page 118: PEMANFAATAN BENANG OBRAS DALAM PEMBUATAN LAMPU …

89

RIWAYAT HIDUP

DELVIKA DINRI, lahir pada tanggal 27 Juli 1993 di. Makassar.

Anak pertama dari dua bersaudara pasangan Ayahanda

Burhanuddin dan Ibunda Jumahari, S.Pd. Jenjang pendidikan

formal yang di tempuh, Sekolah Dasar di SD Negeri Tombolo .K

Kabupaten Gowa. tamat pada tahun 2005, kemudian Penulis

melanjutkan Pendidikan di SMP Negeri 1 Pallangga tamat pada

tahun 2008. Kemudian melanjutkan Pendidikan di SMK Negeri 1 Somba Opu Kabupaten Gowa

tamat pada tahun 2011. kemudian penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas

Muhammadiyah Makassar pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan

Seni Rupa.

Di akhir studinya penulis menyusun skripsi dengan judul Studi Tentang “Pemanfaatan

Benang Obras dalam Pembuatan Lampu Hias pada Siswa di kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1

Pallangga”