14
PELUANG DAN TANTANGAN BPR/BPRS DALAM MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN EKONOMI Dr. Arif Budimanta 25 November 2019

PELUANG DAN TANTANGAN BPR/BPRS DALAM MEWUJUDKAN

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PELUANG DAN TANTANGAN BPR/BPRS DALAM MEWUJUDKAN

PELUANG DAN TANTANGAN BPR/BPRS DALAM MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN EKONOMI

Dr. Arif Budimanta

25 November 2019

Page 2: PELUANG DAN TANTANGAN BPR/BPRS DALAM MEWUJUDKAN

BPR/BPRSKINERJA

Isu tata kelola masih menjadi masalah bagi bank perkreditan

rakyat. Proporsi pinjaman tidak lancar pada BPR/BPRS sangat

tinggi dibandingkan dengan bank umum. Besaran NPL kian

meningkat.

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia OJK (Agustus 2019)

Pada BPRS, besaran LDR secara konsisten selalu di atas 100%–

likuiditas dapat menjadi isu. Sementara pada BPR, LDR masih terus

menurun dan selalu lebih rendah dibandingkan bank umum—

masih ada potensi peningkatan pendapatan bagi BPR.

2015 2016 2017 2018 Aug-19

2.2 2.52.9

2.4 2.6

5.45.8 6.2 6.4

7.4

8.28.6

9.79.3

8.7

N P L B P R , B P R S B A N K U M U M ( % )

Bank Umum BPR BPRS

Agustus 2015 Agustus 2016 Agustus 2017 Agustus 2018 Agustus 2019

88.8 90.0 89.2 93.8 94.7

80.9 77.9 73.6 76.9 78.1

114.2 112.7 112.2 111.0 110.6

LO A N TO D E P O S I T R A S I O ( % )

Bank Umum BPR BPRS

Page 3: PELUANG DAN TANTANGAN BPR/BPRS DALAM MEWUJUDKAN

BPR/BPRSSEBARAN

Penyaluran kredit oleh BPR terpusat di Jawa, Bali, dan Sumatra. Distribusi yang serupa juga terjadi pada penyaluran kredit oleh

bank umum. Dominasi BPR di Jawa memang dibutuhkan mengingat kegiatan ekonomi yang bergerak lebih pesat di sana

(kontribusi Jawa terhadap PDB nasional mencapai 59,15% pada Q3 2019).

71,971

20,837

1,868

6,117

1,658

3,643

Jawa & Bali

Sumatera

Kalimantan

Sulawesi

Nusa Tenggara

Papua & Maluku

Kredit BPR Berdasarkan Lokasi Bank Penyalur (Rp Miliar)

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia OJK (Agustus 2019), BPS

5,057

722

131

197 133 69

Kantor BPR Berdasarkan Lokasi

Jawa & Bali

Sumatera

Kalimantan

Sulawesi

Nusa Tenggara

Papua & Maluku

Page 4: PELUANG DAN TANTANGAN BPR/BPRS DALAM MEWUJUDKAN

BPR/BPRSTANTANGAN

Suku bunga kredit BPR sangat tinggi jika

dibandingkan dengan bank umum dan

KUR. Akibatnya, kredit BPR menjadi kurang

menarik bagi para pelaku UMKM.

High interest spreads are the result of market frictions, such as transaction

costs and information asymmetries (Stiglitz & Weiss, 1981)“ ”▪ Semakin rendah efisiensi BPR,

semakin tinggi selisih antara suku

bunga pinjaman dengan suku

bunga DPK.

▪ Per Agustus 2019, suku bunga DPK

rata-rata BPR adalah 3,35%

(tabungan) dan 8,36% (deposito), tidak berbeda jauh

dengan suku bunga DPK pada

bank umum.

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia OJK (Agustus 2019) & KUR Kemenko Perekonomian)

Modal KerjaBPR

InvestasiBPR

Modal KerjaBank Umum

InvestasiBank Umum

KUR

25.27

23.2

10.4 10.16

7

Suku Bunga Kredit % (Agustus 2019)

1.27

6.48 6.727.14 7.08

3.35

8.36

Tabungan Deposito 1Bulan

Deposito 3Bulan

Deposito 6Bulan

Deposito12 Bulan

Tabungan Deposito

Perbandingan Suku Bunga DPK Bank Umum dan BPR (%)

Bank Umum BPR

Page 5: PELUANG DAN TANTANGAN BPR/BPRS DALAM MEWUJUDKAN

BPR/BPRSTANTANGAN

Sumber: Statistik Fintech Lending (September 2019)

60,407.3

-

10,000.0

20,000.0

30,000.0

40,000.0

50,000.0

60,000.0

70,000.0

Per kembangan Penya luran Kredit F intech

Total Penyaluran Kredit Fintech (Rp Miliar)

Penyaluran kredit fintech menunjukkan tren yang terus meningkat dengan porsi terbesar berada di pulau Jawa sebesar Rp 51.8 Triliun (85.8%) dan di luar pulau Jawa sebesar Rp 8.5 Triliun (14.2%).

85.8%

14.2%

Proporsi Penyaluran Pinjaman Berdasarkan Wilayah, September 2019

Jawa Luar Jawa

Page 6: PELUANG DAN TANTANGAN BPR/BPRS DALAM MEWUJUDKAN

BPR/BPRSTANTANGAN

SHADOW

BANKING

IT-BASED

LENDING SERVICE

BANK

PERSERO

BPD BANK UMUM

SWASTA

KOPERASI

LPDB

LEMBAGA

KEUANGAN

MIKRO

LEMBAGA

PEMBIAYAANBPR

SubsidiKUR

▪ Seiring berjalannya waktu, BPR harus

bersaing dengan berbagai pelaku atau

lembaga lain yang juga memiliki

sasaran masyarakat yang

sama, terutama UMKM.

▪ Kompetitor BPR memiliki

keunggulan yang beragam, baik

dari segi kekuatan modal, efisiensi kerja,

penguasaan teknologi, serta dukungan

tambahan dari pemerintah.

Competitive Landscape

Page 7: PELUANG DAN TANTANGAN BPR/BPRS DALAM MEWUJUDKAN

Terdapat kebutuhan untuk

menciptakan perekonomianyang lebih produktif &

berkelanjutan untuk mengatasi

masalah kemiskinan danketimpangan.

BPR menjadi ujung tombakdalam menurunkan ketimpangan

melalui akses pembiayaankepada orang miskin, baik melaluicara konvensional maupun teknologi.

Page 8: PELUANG DAN TANTANGAN BPR/BPRS DALAM MEWUJUDKAN

PENGEMBANGANTEKNOLOGI DIGITAL

Mengadopsi Fintech merupakan satukeharusan bagi BPR/BPRS agar dapat bersaing. Hasil kajian DBS menunjukkan bahwa bank yang mengembangkan teknologi digital dalam pelayanannya dapatmeningkatkan return on equity (ROE) sekitar 18% dalam jangka waktu 5 tahun pengoperasiannya

Sumber: DBS

Page 9: PELUANG DAN TANTANGAN BPR/BPRS DALAM MEWUJUDKAN

BENCHMARKINGINOVASI MODEL BISNIS

▪ BPR berperan sebagaipenyalur antara pemilik dana (bank besar) dan petani.

▪ Kualitas investasi menjaditerjamin melalui keterlibatanlembaga lain untukmemastikan kualitas bibit, hasil panen, dan pemasaranproduk.

▪ Beban risiko tidak hanyaditanggung oleh BPR denganadanya asuransi jika terjadigagal panen akibat kondisiiklim tertentu.

Sumber: Mercy Corps (Juni 2017)

Page 10: PELUANG DAN TANTANGAN BPR/BPRS DALAM MEWUJUDKAN

BPR memiliki kekuatan yang unik, yaitu dekat dengan masyarakat serta

memahami kondisi & kebutuhan sosial/ekonomi yang ada.

BPR perlu memanfaatkan keunggulan ini melalui

peningkatan kapasitas dan kualitas layananterutama untuk menjangkau masyarakat kalangan terbawah.

Page 11: PELUANG DAN TANTANGAN BPR/BPRS DALAM MEWUJUDKAN

Hasil Analisis KEIN

menunjukkan bahwa masing-

masing pertumbuhan ekonomi

setiap provinsi di Indonesia,

berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan kredit

BPR.

Setiap 1% pertumbuhan

ekonomi daerah berpotensi

meningkatkan 1.2%

pertumbuhan kredit BPR.

Setiap 1% pertumbuhan kredit

BPR berpotensi meningkatkan

0.01% pertumbuhan ekonomi

daerah.

Sumber: KEIN

Page 12: PELUANG DAN TANTANGAN BPR/BPRS DALAM MEWUJUDKAN

PELUANG PENGEMBANGANSEKTOR PERTANIAN

Sektor Elastisitas Signifikansi

Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perikanan 0.4457 Ya

Pertambangan dan Penggalian -0.1947 Ya

Industri Pengolahan -0.0887 Ya

Listrik, Gas, dan Air Bersih -0.1383 Ya

Bangunan -0.1334 Ya

Perdagangan, Hotel, dan Restoran -0.0928 Ya

Pengangkutan dan Komunikasi -0.1047 Ya

Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan -0.0027 Tidak

Jasa-jasa -0.0961 Ya

Real GDP -0.1491 Ya

Sumber : Hasil Regresi OLS oleh KEIN

Secara agregat, pelemahan nilai tukar justru berdampak positif terhadap output sektor

pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan sehingga sektor-sektor tersebut

penting untuk didorong.

Dukungan bagi sektor ini dibutuhkan dalammenciptakan perekonomian yang inklusif mengingat

besarnya penyerapan tenaga kerja yang

dapat diwujudkan.

Pelemahan nilai tukar rupiah telah mengakibatkan penurunan output pada hampir seluruh sektor/industri di Indonesia, kecuali padasektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan.

Page 13: PELUANG DAN TANTANGAN BPR/BPRS DALAM MEWUJUDKAN

Masyarakat(DPK)

PemerintahDaerah

LembagaPembiayaan

PerbankanBesar

PERBARINDO

BPR/BPRSPendanaan

Koordinasi & kerja sama

Koordinasi danidentifikasi peluang

pengembangan usaha

Penyedialayananfintech

Laya

nan

ber

bas

isfi

nte

chKerjasama

Penyediaan teknologidigital bagi BPR/BPRS

secara nasional

UMKM

Lembaga penjaminankredit

Lembaga lain: fasilitasipeningkatan &

penjagaan kualitasusaha

Kerjasama

Pembagian risiko kredit

PERBARINDO AKTIFINISIASI KERJA SAMA

Penyaluranpinjaman

Page 14: PELUANG DAN TANTANGAN BPR/BPRS DALAM MEWUJUDKAN

Terima Kasih