Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PELAYANAN SOSIAL ANAK JALANAN
MELALUI PENDIDIKAN KETERAMPILAN
DI YAYASAN NARA KREATIF JAKARTA TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Erby Eko Yunnyanto
NIM: 1113054100008
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) Jurusan
Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari saya terbukti bahwa dalam penulisan skripsi ini
bukan hasil karya saya sendiri atau merupakan hasil jiplakan dari karya
orang lain (plagiat), maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku
dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
i
ABSTRAK
Erby Eko Yunnyanto 1113054100008
Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Pendidikan Keterampilan Di
Yayasan Nara Kreatif Jakarta Timur.
Anak jalanan adalah anak-anak yang memiliki julukkan tekyan, arek
kere, anak gelandangan, atau kadang disebut juga secara eufemistis sebagai anak
mandiri yang tersisih, marginal, dan teralienasi dari perlakuan kasih sayang
karena kebanyakan dalam usia yang relatif dini sudah harus berhadapan dengan
lingkungan kota yang keras, dan bahkan sangat tidak bersahabat. Di berbagai
sudut kota yang sering terjadi, anak jalanan harus bertahan hidup dengan cara-
cara sosial yang kurang atau bahkan tidak dapat diterima oleh masyarakat umum,
sekedar untuk menghilangkan rasa lapar dan keterpaksaan dalam diri mereka,
mencari nafkah atau hidup mandiri di jalanan, hanya untuk membantu
keluarganya. Oleh karena itu, Yayasan Nara Kreatif menggunakaan pendekatan
pembelajaran ketrampilan supaya anak – anak jalan atau warga sekitar yang
mengikuti pendidikan di Yayasan Nara Kreatif memiliki tambahan skill atau
ketrampilan supaya bisa keluar dari kemiskinan.
Metode yang digunakaan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif
(qualitative research). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan serangkaian
observasi, wawancara dan studi dokumentasi, dan prosedur pemilihan informan
dalam penelitian ini adalah purposive sampling, adapun informan dalam
penelitian ini berjumlah 10 orang, yaitu 1 ketua yayasan, 2 pengurus yayasan, 2
pengajar, dan 5 anak jalanan. Penelitian ini mengulas konsep pelayanan sosial,
jenis-jenis pelayanan, teknis pelayanan sosial khususnya berbasis ketrampilan
sebagai kerangka teori dalam melakukan penelitian. Dari hasil penelitian
ditemukan bahwa, Jenis-jenis pelayanan sosial yang ada di Yayasan Nara Kreatif
antara lain : Perawatan anak (child care), Perawatan kriminal (criminal justice),
Pelayanan rehabilitasi berbasis masyarakat (community based rehabilitation) dan
rehabilitasi keliling (mobile rehabilitation), Yayasan Nara Kreatif hanya
melakukan terapi psikososial dan konseling saja. kendala yang dihadapi oleh
Yayasan Nara Kreatif dalam memberikan pendidikan keterampilan kepada anak
jalanan yaitu keahlian yang masih kurang (membuat kerajinan sesuatu sesuka
hati), semangat belajar kurang (Mudah Bosan) dan Usia yang masih remaja
(labil). Solusi yang dapat dilakukan oleh Yayasan Nara Kreatif untuk menangani
dan meminimalisir kendala yang dihadapi adalah melakukan pengecekan ulang
terhadap setiap barang yang dihasilkan sehingga barang yang dijual ke mitra
tidak mengecewakan, membuat berbagai macam kegiatan ekstrakulikuler atau
kegiatan baru di luar kegiatan inti agar mereka tidak bosan dan melakukan
pendampingan atau ngobrol berdua (face to face) dengan anak yang semangatnya
mulai berkurang. Jadi, dari sisi anak jalanan, terungkap adanya permasalahan
ekonomi yang tidak stabil, dan permasalahan keluarga yang dimiliki oleh anak-
anak jalanan
ii
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang lebih pantas saya ucapkan selain mengucapkan
Alhamdulillah sebagai ungkapan rasa syukur serta puji kehadirat Allah SWT atas
segala limpahan rahmat serta nikmat iman, Islam, dan kesehatan hingga saya
dapat menyelesaikan tugas akhir saya sebagai mahasiswa ini dengan baik.
Shalawat serta salam tak lupa saya panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW serta
keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
kekurangan dan masih jauh dari kalimat sempurna. Maka dari itu dengan senang
hati, saya merasa perlu mendapat kritik, saran dan pendapat sehingga saya
mendapatkan pembelajaran untuk kedepannya agar menghasilkan karya ilmiah
yang lebih baik lagi. Dalam penelitian ini, tidak sedikit waktu yang dibutuhkan
dan selalu saja melalui berbagai macam hambatan yang dilalui. Namun, berkat
bantuan dari semua pihak yang membantu dan dorongan motivasi yang diberikan
kepada saya. Akhirnya skripsi ini pun terselesaikan. Untuk itu saya ingin
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah Dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Bapak Suparto, M. Ed, Ph.D sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik. Ibu
Dr. Roudhonah, MA sebagai Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum.
Dan juga Bapak Dr. Suhaimi, M.Si sebagai Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan.
2. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si sebagai Ketua Program Studi
iii
Kesejahteraan Sosial. terimakasih atas bimbingannya dan nasehatnya. Juga
kepada Ibu Hj. Nunung Khairiyah sebagai sekretaris Program Studi
Kesejahteraan Sosial.
3. Ibu Rosita Tandos, Ph. D sebagai dosen pembimbing yang telah
membantu mengarahkan, membimbing, memotivasi dan telah bersedia
meluangkan waktunya sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial
Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmunya
kepada peneliti.
5. Yayasan Nara Kreatif yang telah memberikan izin penelitian kepada
penulis. Peneliti berharap semoga Yayasan Nara Kreatif semakin
berkembang.
6. Bapak Nezatullah Ramadhan sebagai Ketua Yayasan Nara Kreatif dan
Bapak Muhammad Taufik sebagai Kepala Pendidikan yang telah
membimbing dan memberikan arahan kepada peneliti selama penelitian di
Yayasan Nara Kreatif.
7. Kepada para informan yang telah bersedia meluangkan waktunya kepada
peneliti, terimakasih telah berbagi cerita dan pengalaman Bapak, Ibu,
Adik-adik sehingga membuat peneliti dapat lebih memahami mengenai
penelitian ini.
8. Kedua orangtua tercinta, terimakasih banyak atas apa yang telah diberikan
kepada penulis selama ini. Yang selalu senantiasa memberikan dukungan,
iv
doa, kasih sayang, dan pengorbanannya yang tulus dan tidak kenal lelah
yang selalu diberikan kepada penulis selama ini sehingga penulis dapat
menyelesaikan pendidikan ini dengan baik.
9. Devita Ratnasari yang selalu memberikan dukungan dan doanya kepada
penulis, menemani setiap saat sampai proses ini selesai.
10. Ari Herlangga, Ichsan Kurnia, Eko Radityo dan Lisda Nur Asiah yang
selalu memberikan motivasi, canda tawa, dan senang maupun sedih sudah
dilewati bersama. Semoga semakin langgeng dan awet sampai tua nanti.
11. Nurman, Agung, Jazuli, Ichsan, Radit, Ari, Sahri, Agik, Wawan (d’Kubs)
yang sudah memberikan cerita di kampus dari ketawa bareng sampai panik
pun juga bareng. Semoga kita tetap kompak, semakin solid lagi
kedepannya dan tetep jalan-jalan terus. Jangan mau kalah sama yang
sebelah.
12. Teman-teman praktikum II Desa Mekarjaya, hidup satu bulan full
lamanya jauh dari keluarga, saling menguatkan satu sama lain buat kita
jadi saling akrab, Agus, Putra, Ridwan, Faiz, Oktaviani, Putri, Indah,
Sarah, Lisda, Qayumah, Isra. Hidup Lentera Ranger!
13. Teman-teman praktikum I PSAA Putra Utama 3 Tebet, mengajarkan
penulis bagaimana caranya bertanggung jawab dalam memimpin sebuah
kelompok. Dinara, Fitri, Jazuli, Wawan, Agik, Ridho.
14. Teman-teman seperjuangan Kessos angkatan 2013 yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis selama ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pembaca pada umumnya dan
v
penulis pada khususnya.
Terimakasih kepada berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Demikianlah skripsi ini saya persembahkan, semoga dapat bermanfaat bagi saya
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya terutama dalam memajukan
bidang Keilmuan Kesejahteraan
Jakarta,13 Juli 2018
Erby Eko Yunnyanto
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... ........ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ........ ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ........ vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ........ viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ........ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... ........ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... ........ 7
1. Pembatasan Masalah ............................................................ ........ 7
2. Perumusan Masalah .............................................................. ........ 7
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................... ........ 8
1. Tujuan Penelitian .................................................................. ........ 8
2. Manfaat Penelitian ................................................................ ........ 8
D. Metodologi Penelitian .............................................................. ........ 9
1. Pendekatan Penelitian ........................................................... ........ 9
2. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. ........ 13
3. Sumber data .......................................................................... ........ 13
4. Teknik Pengumpulan Data ................................................... ........ 14
5. Teknik Analisis Data ............................................................ ........ 15
6. Teknik Keabsahan Data ........................................................ ........ 15
E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... ........ 16
F. Sistematika Penulisan ............................................................... ........ 19
BAB II LANDASAN TEORI
A. Definisi Pelayanan Sosial ........................................................ ........ 21
B. Pelayanan Sosial Berbasis Lembaga ........................................ ........ 24
C. Tahapan Pelayanan .................................................................. ........ 26
D. Definisi Anak Jalanan .............................................................. ........ 27
1. Pengertian Anak Jalanan ...................................................... ........ 27
vii
2. Masa perkembangan Anak ................................................... ........ 28
3. Pemeliharaan Anak .............................................................. ........ 29
E. Faktor-faktor anak turun ke jalan ............................................. ........ 33
1. Kemiskinan .......................................................................... ........ 33
2. Disfungsi Keluarga............................................................... ........ 34
F. Pendidikan Ketrampilan ........................................................... ........ 35
BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN NARA KREATIF
A. Sejarah Singkat Yayasan Nara Kreatif .................................... ........ 42
B. Identitas Yayasan Nara Kreatif ................................................ ........ 44
C. Visi dan Misi Yayasan Nara Kreatif ........................................ ........ 45
D. Data Pengurus, Pengajar, Anak Asuh dan Warga Belajar ....... ........ 46
E. Proses Penerimaan Anak Asuh dan Warga Belajar ................. ........ 50
F. Sarana dan Prasarana ................................................................ ........ 51
G. Kurikulum Pembelajaran ......................................................... ........ 51
H. Kerjasama Yayasan.................................................................. ........ 52
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Profil Informan ........................................................................ ........ 53
B. Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Pendidikan Keterampilan . 54
C. Jenis-jenis Pelayanan Sosial Di Yayasan Nara Kreatif ............ ........ 58
D. Tahapan Pelayanan .................................................................. ........ 61
E. Kendala dan Solusi Yayasan Nara Kreatif dalam memberikan
pendidikan keterampilan kepada anak jalanan ......................... ........ 72
F. Faktor Pendukung dan Penghambat Perkembangan Yayasan Nara
Kreatif ...................................................................................... ........ 75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. ........ 82
B. Saran ........................................................................................ ........ 84
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... ........ 86
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Informan ........................................................................................ 11
Tabel 3.1 Data pengurus dan pengajar Yayasan Nara Kreatif berdasarkan
jenjang pendidikan ........................................................................ 47
Tabel 3.2 Data warga belajar dan anak asuh berdasarkan latar belakang ..... 48
Tabel 3.3 Data warga belajar dan anak asuh berdasarkan pendidikan .......... 49
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Transkrip Wawancara Siswa Belajar / Anak Jalanan ...............
Lampiran 2 Transkrip Wawancara Pengurus / Pengajar ..............................
Lampiran 3 Surat Keterangan ......................................................................
Lampiran 4 Foto Penelitian ..........................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga, masyarakat
maupun suatu bangsa. Bagaimana kondisi anak pada saat ini, sangat
menentukan kondisi keluarga, masyarakat dan bangsa di masa depan. Dengan
demikian, apabila anak hidup serba berkecukupan, baik secara fisik-organis
maupun psikososialnya, maka SDM di masa depan dapat dipastikan cukup
berkualitas.
Manusia yang berkualitas, antara lain memiliki kriteria: cerdas, kreatif,
mandiri, berakhlak mulia dan setia kawan. Hanya dengan SDM yang
demikian itu suatu bangsa akan mampu bersaing dengan bangsa lain dalam
era kehidupan global. Anak akan tumbuh dan berkembang menjadi SDM
yang berkualitas, apabila berbagai kebutuhannya dapat dipenuhi dengan
wajar, baik kebutuhan fisik, emosional maupun sosial.
Setiap anak secara kodrat, memiliki harkat, martabat, dan hak-hak
sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi oleh siapapun. Hak asasi
manusia adalah hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,
2
Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.1
Oleh karena itu pengakuan dan penghargaan terhadap keberadaan anak
dilakukan dengan memberikan perlindungan terhadap kepentingan anak.
Perlindungan terhadap anak merupakan hal yang penting untuk diwujudkan
karena anak merupakan tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita
perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat
khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada
masa depan.2
Namun tidak sedikit anak yang berperilaku menyimpang melakukan
perbuatan-perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hukum.
Penyimpangan tingkah laku atau perbuatan melanggar hukum yang dilakukan
oleh anak-anak, disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adanya dampak
negatif perkembangan, pembangunan yang cepat, arus globalisasi di bidang
komunikasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan gaya
cara hidup sebagian orang tua telah membawa perubahan yang mendasar
dalam kehidupan bermasyarakat yang sangat berpengaruh terhadap nilai dan
perilaku anak. Selain itu, anak yang kurang memperoleh kasih sayang dan
bimbingan dalam pengembangan sikap perilaku dan adaptasi diri serta
pengawasan dari orang tua atau orang tua asuh mudah terseret dalam arus
pergaulan masyarakat yang kurang sehat dan merugikan perkembangan
pribadinya.
1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Jakarta : Sinar
Grafika, 2003, hlm. 1 2 ibid
3
Perkembangan anak memang tidak terlepas dari perkembangan
lingkungan tempat dimana ia berada. Lingkungan yang dimaksud tidak hanya
keluarga inti, tetapi juga saudara, sekolah, tetangga maupun teman-teman.
Namun tidak semua anak memiliki lingkungan yang positif, banyak anak
yang kurang beruntung hidup didalam lingkungan negatif, terutama anak
yang hidupnya di jalanan.
Faktor-faktor yang menyebabkan anak-anak terjerumus dalam
kehidupan di jalanan, seperti kesulitan keuangan keluarga atau tekanan
kemiskinan, ketidakharmonisan rumah tangga orang tua, dan masalah khusus
menyangkut hubungan anak dengan orang tua. Kombinasi dari faktor ini
seringkali memaksa anak-anak mengambil inisiatif mencari nafkah atau hidup
mandiri di jalanan. Kadang kala pengaruh teman atau kerabat juga ikut
menentukan keputusan untuk hidup di jalanan.3
Anak jalanan merupakan bagian dari anak terlantar yang seharusnya
menurut Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) pasal 34 ayat 1, yang
menyatakan bahwa “orang-orang miskin dan anak terlantar dipelihara oleh
negara”. Artinya pemerintah mempunyai tanggung jawab terhadap
pemeliharaan dan pembinaan anak-anak terlantar, termasuk anak jalanan.
Banyak latar belakang yang menyebabkan anak turun ke jalan.
Namun diantara sekian banyak penyebab tersebut, yang dipandang
sebagai penyebab utama adalah faktor kemiskinan yang menyebabkan
mengapa orang tua bersikap eksploitatif terhadap anak-anaknya. Tetapi
3 Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Prenada Media Group,
2010. hlm. 185-202.
4
kemiskinan bukanlah satu-satunya yang menyebabkan anak-anak hidup
dan mencari nafkah di jalanan. Menurut Heru Prasadja, anak jalanan
dilihat dari sebab dan intensitas mereka berada di jalanan memang tidak
dapat disamaratakan. Dilihat dari sebab, sangat dimungkinkan tidak
semua anak jalanan berada di jalan karena tekanan ekonomi, boleh jadi
kerena pergaulan, pelarian, tekanan orang tua, atau atas dasar pilihannya
sendiri.4
Selain itu, munculnya fenomena anak jalanan ini juga merupakan
bukti tidak terpenuhinya sebagian besar hak-hak mereka sebagai seorang
anak seperti yang tercantum dalam konvensi hak-hak anak PBB. Karena
berbagai alasan itulah, masalah ini perlu dengan segera ditangani.
Ada kecenderungan peningkatan permasalahan anak jalanan bukan
hanya meningkat dari segi kuantitas tetapi juga dari segi kualitas, hal ini
terbukti dengan perilaku mereka yang sudah mulai mengkhawatirkan para
pengguna fasilitas umum, misalnya perilaku tindak kriminal seperti
mencuri spion mobil di jalan, malak (meminta uang dengan paksa), dan
berlari-lari dijalanan yang menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Setiap anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan
dan kehidupan sosialnya. Melalui pendidikan anak dapat mengembangkan
kemampuannya. Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Bab IV Pasal 6 ayat 1 yaitu setiap warga negara yang
berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan
4 Heru Prasadja dan Murni Ati Agustian, Anak Jalanan dan Kekerasan (PKPM Unika
Atma Jaya, Jakarta,2000)
5
dasar5. Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan
kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang
diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik
yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.
Satuan pendidikan tidak hanya pendidikan formal tetapi juga terdapat
pendidikan nonformal. Pendidikan nonformal yaitu jalur pendidikan diluar
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang.6
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab VI Pasal 26: Pertama, pendidikan nonformal diselenggarakan
bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi
sebagai pengganti; penambah, pendidikan dan/atau pelengkap pendidikan
formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Kedua,
pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik
dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Ketiga,
pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak
usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,
pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
pendidikan kesataraan, serta penddikan lain yang ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik. Keempat, Satuan pendidikan
5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta : Sinar Grafika 2003, hlm. 29. 6 Ibid. Bab I, Pasal 1 ayat 12, 2003, hlm. 27.
6
nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar,
pusat kegiatan belajar masyarakat dan majelis taklim, serta satuan pendidikan
yang sejenis.7
Banyak yang memandang buruk terhadap anak jalanan karena anak
jalanan identik anak yang liar yang kurang pendidikan, dimana hidup mereka
penuh dengan kekurangan dan menuntut pekerjaan untuk menghidupi
kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, pendidikan sangat penting bagi
mereka. Pendidikan dapat menjadi sebuah solusi untuk menghilangkan
diskriminasi atau perbedaan perlakuan terhadap mereka. Pendidikan dapat
dilakukan dengan cara formal ataupun non formal, sehingga anak jalanan bisa
memperoleh wawasan yang luas dan membuat para anak jalanan bisa
menimba ilmu.
Anak jalanan tidak mendapatkan perlakuan khusus, justru mereka harus
bekerja yang sebagian besar wakunya untuk melakukan kegiatan hidup
sehari-hari di jalanan. Walaupun pada sekarang ini populasi anak jalanan
menurun karena sudah adanya penanggulangan anak jalanan, seperti Yayasan
Sosial untuk anak jalanan.
Anak-anak yang berada di yayasan sosial tersebut, memiliki latar
belakang yang berbeda-beda. Ada yang berasal dari pengamen jalanan,
Asisten Rumah Tangga (ART), buruh, broken home, putus sekolah, office
boy, dan lain-lain.
7 Ibid. Bab IV, Pasal 26, 2003, hlm. 34.
7
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengetahui
permasalahan anak jalanan dengan pelayanan sosial dibidang pendidikan
yang dilakukan oleh Yayasan Nara Kreatif. Untuk itu penulis akan
memfokuskan dan memperdalam judul penelitian yaitu “Pelayanan Sosial
Anak Jalanan Melalui Pendidikan Keterampilan di Yayasan Nara
Kreatif Jakarta Timur”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dalam sebuah penelitian harus dibentuk sebuah pembatasan
masalah agar peneliti fokus untuk mencari dan meneliti objek
penelitiannya penulis mencoba membatasi masalah yang akan dibahas
dalam skripsi ini adalah Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui
Pendidikan Kreatif di Yayasan Nara Kreatif Jakarta Timur.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu:
a. Bagaimana pelayanan sosial yang dilakukan Yayasan Nara Kreatif
dalam memberikan pendidikan keterampilan kepada anak jalanan?
b. Apa saja faktor yang menjadi pendukung dan penghambat Yayasan
Nara Kreatif dalam memberikan pendidikan keterampilan kepada
anak jalanan?
8
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dengan mengacu kepada permasalahan yang dikemukakan di atas,
maka tujuan yang ingin peneliti capai adalah:
1) Untuk mengetahui pelayanan sosial yang dilakukan Yayasan Nara
Kreatif dalam memberikan pendidikan keterampilan kepada anak
jalanan.
2) Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Yayasan Nara
Kreatif dalam memberikan pendidikan keterampilan kepada anak
jalanan.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sebagai bahan rujukan tambahan referensi atau
perbandingan penelitian selanjutnya bagi Program Studi
Kesejahteraan Sosial mengenai pelayanan sosial.
2. Manfaat Praktis
a. Dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan sosial sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
dan pengembangan masyarakat.
9
b. Diharapkan dapat menambah informasi bagi para pembaca,
mengenai pelayanan sosial yang diberikan oleh Yayasan Nara
Kreatif dalam memberikan pendidikan keterampilan kepada
anak jalanan
D. Metodologi Penelitian
Metodologi merupakan strategi umum yang dipakai dalam
pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab
permasalahan yang diteliti. Metode penelitian pada dasarnya adalah cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan manfaat tertentu.8 Oleh
karena itu, metode yang relevan dengan suatu kegiatan akan menunjang
keberhasilan suatu penelitian.
Penggunaan metodologi ini dimasukkan untuk menentukan data valid,
akurat, dan signifikan dengan permasalahan sehingga dapat digunakan untuk
mengungkapkan permasalahan yang diteliti.
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pelayanan sosial
pada anak jalanan melalui pendidikan kreatif di Yayasan Nara Kreatif,
dalam penelitian ini, pendekatan yang penulis gunakan adalah
pendekatan kualitatif, Metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah, (sebagai lawanya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 2.
10
sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.9
Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah, atau
natural setting, sehingga metode penelitian ini sering disebut sebagai
metode naturalistik. Obyek yang alamiah adalah obyek yang apa adanya,
tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada saat peneliti
memasuki obyek,setelah berada di obyek dan setelah keluar dari obyek
relatif tidak berubah.10
Dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrumen. Oleh
karena itu dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau
human instrument. Kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data
yang pasti. Yaitu data yang tidak hanya dilihat secara langsung baik lisan
atau perbuatan, tetapi juga makna yang tersirat atau terkandung
didalamnya.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif, karena penelitinya bermaksud meneliti secara mendalam.
Bogdan dan Taylor dalam Syamsir Salam menjelaskan bahwa
metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati.11
9 Sugiyono, Memahami penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2009),cet: 5, hlm.1
10 Ibid. hlm. 2.
11 Syamsir Salam, Metode Penelitian Sosial (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), hlm. 30.
11
Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling yang memberikan keleluasaan kepada peneliti dalam
menyeleksi informan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Karena
purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang
tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau
mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti
menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti.12 Dan apa bila dalam
proses pengumpulan data sudah tidak lagi ditemukan variasi informan
maka peneliti tidak perlu untuk mencari informan baru, proses
pengumpulan informasi sudah selesai.
Berikut ini tabel subjek dan informan dalam pengumpulan data
yang diperlukan dalam penelitian.
Table 1.1
Informan
No Informan Informasi yang
dicari
Metode Alasan
1 Nezatullah
(Pendiri dan
ketua yayasan)
Latar belakang
berdirinya Yayasan
Nara Kreatif, Kendala
dan Solusi dalam
menjalankan yayasan.
Wawancara Sebagai pendiri dan
Penanggung jawab
seluruh kegiatan di
Yayasan Nara Kreatif
12
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatifdan R&D (Bandung: Alfabeta. 2009) hlm. 54.
12
No Informan Informasi yang
dicari
Metode Alasan
2 Rosim (Kepala
Departemen)
Mengenai kegiatan
produksi, pemasaran
dan kegiatan
ketrampilan
Wawancara Sebagai Penangung
jawab seluruh
kegiatan diluar
pendidikan formal
(ketrampilan)
3 Muhammad
Taufik
(Kepala
Sekolah)
Proses pendidikan di
yayasan, layanan
social yang diberikan
yayasan. Kendala dan
solusi yang dihadapi
yayasan
Wawancara Sebagai Penangung
jawab seluruh
kegiatan belajar
mengajar (baik
pendidikan formal
dan non formal)
4 Ani Nur Sri
Rejeki
(Tenaga
Pengajar)
Seberapa pentingnya
program yang
dilakukan oleh
Yayasan Nara Kreatif
guna meningkatkan
kreatifitas warga
belajar.
Wawancara Sebagai pelaksana
program guna
peningkatan
keberfungsian sosial
warga belajar.
5 Firla Angelia
(Pekerja
Sosial)
Program ketrampilan
apa saja yang
diberikan oleh
yayasan Nara Kreatif
Wawancara Membantu Tenaga
Pengajar di salam
melaksanakan
program guna
peningkatan
keberfungsian sosial
warga belajar.
13
No Informan Informasi yang
dicari
Metode Alasan
6 Asep, Arizal,
Alfian, sintya,
dan Imelda
(Warga
Belajar)
Sejauh mana
pengaruh pelayanan
sosial dibidang
pendidikan kreatif
yang diterima oleh
warga belajar.
Wawancara Sebagai objek
penerima manfaat
dari program
pendidikan kreatif.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Yayasan Nara Kreatif yang
beralamat di Perumahan Bumi Harapan Permai Jl. Bumi Pratama III,
K-4 Dukuh, Kramat Jati, Jakarta Timur.
b. Waktu Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di Yayasan Nara Kreatif pada
bulan Januari sampai dengan bulan April 2018.
3. Sumber data
Sumber data yang penulis gunakan pada penelitian ini terbagi
menjadi dua sumber data yaitu sumber data premier dan sumber data
sekunder yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Data Primer yaitu berupa data yang diperoleh dari sasaran penelitian
atau partisipan. Data primer yang penulis maksud ialah pengamatan
yang bersifat partisipatoris, artinya penulis melihat langsung ke
14
pelayanan sosial pada anak jalanan melalui pendidikan kreatif di
Yayasan Nara Kreatif.
b. Data Sekunder yaitu berupa catatan atau dokumen yang diambil dari
berbagai literatur, buku-buku, internet atau tulisan yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti, seperti brosur, arsip, dan lain
sebagainya.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data
yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan:
a. Pengamatan, dalam hal ini penulis mengamati bentuk pelayanan
sosial yang dilakukan oleh Yayasan Nara Kreatif melalui program
pendidikan keterampilannya.
b. Wawancara, peneliti mendapatkan informasi melalui tanya jawab
yang dilakukan kepada beberapa tenaga pengajar untuk melengkapi
data yang dibutuhkan oleh penulis.
c. Dokumentasi, hal ini digunakan untuk mendapatkan data yang tidak
diperoleh dengan pengamatan dan interview, tetapi hanya dapat
diperoleh dengan cara melakukan penelusuran data dengan menelaah
15
buku, internet, majalah, jurnal maupun sumber lainnya yang
berkaitan dengan apa yang sedang diteliti oleh penulis.
5. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan bahwa analisa data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data
kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, menyusun kedalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.13
6. Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data adalah data yang diperoleh, data yang telah teruji
dan valid, dalam hal ini peneliti menulis keabsahan data diujikan lewat
diskusi atau sharing terhadap teman sejawat, referensi teori dan melihat
realitas sosial serta tentang isu-isu yang sedang berkembang. Oleh karena
itu peneliti melakukan perbaikan-perbaikan untuk mendapatkan data-data
yang relevan. Dan teknik untuk keabsahan data dengan triangulasi
sumber, berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda
dengan teknik yang sama. Sebagai gambaran atas data yang telah
dikumpulkan dari sumber yang berbeda sebagai cara perbandingan data
13
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif , Cet-ke 5, hlm. 88.
16
yang didapat dari observasi dan wawancara. Penulis melakukan
wawancara dari informan yang satu ke informan yang lain, dan
melakukan wawancara terhadap hasil dari observasi.14
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka sebagai
langkah dari penyusunan skripsi yang diteliti agar terhindar dari kesamaan
judul dan lain-lain. Dari skripsi yang sudah ada sebelumnya, maka peneliti
menemukan skripsi yang berhubungan tentang efektivitas pelayanan sosial
pada anak jalanan di bidang pendidikan, tetapi peneliti akan menemukan dari
sudut yang berbeda, yaitu:
Skripsi Pertama: “Pelayanan Sosial Anak Jalanan Berbasis Panti Sebagai
Wujud Perlindungan Hak Anak” oleh Ipul Suharma (104054102115),
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Program Studi Kesejahteraan Sosial,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, tahun 1430 H/2009 M.
Perbedaan skripsi Ipul Suharma dengan penelitian skripsi penulis adalah
penelitian penulis membahas pelayanan sosial anak jalanan melalui
pendidikannya dengan metode pendidikan keterampilannya di Yayasan Nara
Kreatif. Selain itu subyek penelitian yang berbeda dengan judul penelitian
Ipul Suharma, skripsi Ipul Suharma lebih menjurus kepada peran panti
sebagai wujud perlindungan hak anak.
14
Lexy j. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2010) cet, 28, hlm. 83.
17
Skripsi Kedua: “Pelayanan Kesejahteraan Sosial Terhadap Anak
Terlantar di PSAA PUTRA UTAMA 03 Tebet Jakarta Selatan” oleh Pipit
Febrianti (1110054100013), mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Program
Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
tahun 1436 H/2015 M.
Perbedaan skripsi Pipit Febrianti dengan skripsi penelitian penulis,
sebenarnya tidak beda jauh dengan yang akan dibahas. Karena sama-sama
membahas pelayanan sosial anak jalanan. Akan tetapi perbedaannya, bahwa
skripsi penulis lebih menjurus kepada kasus pendidikan keterampilan dalam
pelayanan sosial anak jalanan.
Skripsi Ketiga: “Pelayanan Sosial Anak Jalanan di Yayasan Bina Insan
Mandiri Depok” oleh Rahma Afiani Hafsyah (108054100013), mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah, Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, tahun 1435 H/2014 M.
Perbedaan skripsi Rahma Afiani Hafsyah dengan skripsi penelitian penulis,
sebenarnya tidak beda jauh dengan yang akan dibahas. Karena sama-sama
membahas pelayanan sosial anak jalanan di sebuah yayasan. Akan tetapi
perbedaannya, bahwa skripsi penulis lebih menjurus kepada kasus pendidikan
keterampilan dalam pelayanan sosial anak jalanan.
Skripsi Keempat: “Pelayanan Sosial Bagi Perempuan Korban
Kekerasan Dalam Rumah Tangga di P2TP2A Kota Tangerang Selatan” oleh
Rena Dwitiya Rahayu (1111054100001), mahasiswa UIN Syarif
18
Hidayatullah, Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, tahun 1436 H/2015 M.
Perbedaan skripsi Rena Dwitiya Rahayu dengan penelitian skripsi
penulis adalah penelitian penulis membahas pelayanan sosial anak jalanan
melalui pendidikannya dengan metode pendidikan keterampilannya di
Yayasan Nara Kreatif. Selain itu subyek dan obyek penelitian yang berbeda
dengan judul penelitian penulis, skripsi Rena Dwitiya Rahayu adalah lebih
menjurus kepada perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga di
P2TP2A Kota Tangsel.
Skripsi Kelima: “Pelayanan Sosial Bagi Gelandangan dan Pengemis di
Panti Sosial Bina Karya Pangudi Luhur Bekasi” oleh Muhammad Akmal
(105054102078), mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Program Studi
Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, tahun
1430 H/2009 M.
Perbedaan skripsi Muhammad Akmal dengan penelitian skripsi penulis
adalah penelitian penulis membahas pelayanan sosial anak jalanan melalui
pendidikannya dengan metode pendidikan keterampilannya di Yayasan Nara
Kreatif. Selain obyek penelitian yang berbeda dengan judul penelitian
penulis, skripsi Muhammad Akmal adalah lebih menjurus kepada
gelandangan dan pengemis di panti sosial bina karya “pangudi luhur” bekasi.
Skripsi Keenam: “Pelayanan Sosial Medis Bagi Penderita Paraplegia di
Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Fatmawati Jakarta” oleh Fitrah Nasuha
(104054102113), mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Program Studi
19
Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, tahun
1429 H/2008 M.
Perbedaan skripsi Fitrah Nasuha dengan penelitian skripsi penulis adalah
penelitian penulis membahas pelayanan sosial anak jalanan melalui
pendidikannya dengan metode pendidikan keterampilannya di Yayasan Nara
Kreatif. Selain subyek dan obyek penelitian yang berbeda dengan judul
penelitian penulis, skripsi Fitrah Nasuha adalah pelayanan sosial medis
penderita Paraplegia.
Skripsi Ketujuh: “Pelayanan Sosial Berbasis Keluarga Terhadap Anak
Tunagrahita di Yayasan Narendra Krida Tangerang Selatan” oleh Bayu
Perdana Putra (1111054100016), mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah,
Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, tahun 1437 H/2016 M.
Perbedaan skripsi Bayu Perdana Putra dengan penelitian skripsi penulis
adalah penelitian penulis membahas pelayanan sosial anak jalanan melalui
pendidikannya dengan metode pendidikan keterampilannya di Yayasan Nara
Kreatif. Selain subyek dan obyek penelitian yang berbeda dengan judul
penelitian penulis, skripsi Bayu Perdana Putra adalah pelayanan sosial
berbasis keluarga terhadapa anak Tunagrahita.
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN yang mencakup tentang Latar Belakang
Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan
20
Manfaat Penelitian, Metodologi penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II KAJIAN TEORITIS mengenai pokok pembahasan meliputi
Pelayanan Sosial, Anak Jalanan, Pendidikan Keterampilan,
Yayasan Nara Kreatif.
BAB III GAMBARAN UMUM mendeskripsikan Yayasan Nara Kreatif
terdiri dari sejarah singkat lembaga, identitas lembaga, visi dan
misi lembaga, program lembaga, sumber daya manusia, sarana
dan prasarana.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA LAPANGAN Hasil
Penelitian dan Analisa. Merupakan gabungan dari hasil
pengumpulan data dengan beberapa konsep yang
dipergunakan dalam penelitian ini
BAB V PENUTUP berisi kesimpulan dan saran.
21
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Pelayanan Sosial
Menurut Walter Friedlander, kesejahteraan sosial adalah sistem yang
terorganisir dari usaha–usaha sosial dan lembaga–lembaga sosial yang
ditujukan untuk membantu individu maupun kelompok dalam mencapai relasi
perseorangan dan sosial yang dapat memungkinkan mereka mengembangkan
kemampuan secara penuh, serta mempertinggi kesejahteraan selaras dengan
kebutuhan–kebutuhan keluarga dan masyarakat.15
Dari defenisi di atas dapat dijelaskan bahwa :
1. Konsep kesejahteraan sosial sebagai suatu sistem atau “organized
system” yang berintikan lembaga-lembaga dan pelayanan sosial.
2. Tujuan sistem tersebut adalah untuk mencapai tingkat kehidupan yang
sejahtera dalam arti singkat kebutuhan pokok seperti sandang, pangan,
papan dan kesehatan, dan juga relasi – relasi sosial dengan
lingkungannya.
3. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara meningkatkan “kemampuan
individu” baik dalam memecahkan masalahnya maupun dalam
memenuhi kebutuhannya.
The Social Work Dictionary (1999), menyebutkan sebagai berikut:
“pelayanan sosial merupakan aktivitas pekerja sosial dan profesi lain dalam
15
Budhi Wibhawa dkk. (2010). Dasar-dasar Pekerjaan Sosial Pengantar Profesi Pekerja
Sosial. Bandung: Widya Padjadjaran, hlm. 24
22
rangka membantu orang agar berkecukupan, mencegah ketergantungan,
memperkuat relasi keluarga, memperbaiki keberfungsian sosial, individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat”.16
Pelayanan sosial meliputi kegiatan-kegiatan atau intervensi-intervensi
terhadap kasus yang muncul dan dilaksanaan secara individu, kelompok dan
masyarakat serta memiliki tujuan untuk membantu individu, kelompok, dan
lingkungan sosial dalam upaya mencapai penyesuaian dan keberfungsian
yang baik dalam segala bidang kehidupan di masyarakat, yang terkandung
dalam pelayanan dapat dikatakan adanya kegiatan-kegiatan yang memberikan
jasa kepada klien dan membantu mewujudkan tujuan-tujuan mereka.
Pelayanan sosial itu sendiri merupakan suatu bentuk aktivitas yang bertujuan
untuk membantu individu, kelompok, ataupun kesatuan masyarakat agar
mereka mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, yang pada akhirnya
mereka diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang ada melalui
tindakan-tindakan kerjasama ataupun melalui pemanfaatan sumber-sumber
yang ada di masyarakat untuk memperbaiki kondisi kehidupannya.
Menurut Alfred J. Khan, pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh
lembaga kesejahteraan sosial disebut dengan “pelayanan kesejahteraan
sosial”. Di Negara-negara berkembang tertentu, pelayanan kesejahteraan
sosial dimaksudkan sebagai pelayanan yang difokuskan pada bantuan untuk
perorangan atau keluarga yang mengalami masalah penyesuaian diri dan
pelaksanaan fungsi sosial, atau ketelantaran. Di Negara lainnya digunakan
16
Dwi Heru Sukoco, Kemitraan dalam Pelayanan Sosial, dalam Isu-Isu Tematik
Pembangunan Sosial, (Jakarta:1997), h.119
23
istilah “pelayanan sosial” untuk mencakup apa yang terkandung dalam
pengertian pelayanan kesejahteraan sosial di atas ditambah dengan :
1. Bantuan sosial, yaitu dengan ditekankan pada pemberian bantuan uang
dan atau barang.
2. Program-program kesehatan yang tidak tercakup oleh program yang
dikembangkan oleh swasta.
3. Pendidikan
4. Perumahan rakyat
5. Program-program ketenagakerjaan
6. Fasilitas umum17
Dari beberapa uraian mengenai pengertian pelayanan kesejahteraan
sosial diatas,maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan kesejahteraan sosial
adalah suatu kegiatan untuk memberikan pemenuhan kebutuhan dan
pemecahan masalah yang dialami oleh individu, keluarga, dan masyarakat
yang dilakukan oleh pemerintah, organisasi sosial, dan lembaga swadaya
masyarakat agar mereka memiliki haga diri dan kepercayaan diri sehingga
mampu menjalankan fungsi sosial dengan baik dalam kehidupan
bermasyarakat.
Berdasarkan definisi diatas unsur penting didalam konsep pelayanan
sosial adalah: 1. Pelayanan sosial bertujuan untuk membantu orang mengatasi
masalah, meningkatkan kualitas hidupnya, 2. Sasaran pelayanan sosial adalah
perseorangan maupun arti kolektif (keluarga, kelompok, atau
17
Edi Suharto, ed., Isu-isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi
(Jakarta: Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial RI, 2004), h. 201.
24
komunitas/masyarakat), 3. Membantu tidak berarti membuat orang yang
dibantu menjadi tergantung, melainkan membuat orang memiliki kemampuan
memperbaiki kualitas hidupnya.18
Menurut fungsinya pelayanan sosial dapat dibedakan menjadi lima:
(Soetarso, 1980, yaitu): 1. Pencegahan, yaitu serangkaian kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencegah meluasnya dampak masalah bagi individu,
keluarga, kelompok, dan komunitas, 2. Rehabilitasi, yaitu serangkaian
kegiatan yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dan memulihkan
kehidupan masyarakat, pembangunan rumah, pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan, ekonomi dan fasilitas publik, 3. Pengembangan, yaitu
serangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pemberdayaan, 4. Perlindungan, yaitu serangkaian
kegiatan yang dilakukan untuk memberikan jaminan rasa aman dan
ketenangan.19
B. Pelayanan Sosial Berbasis Lembaga
Dari definisi diatas mengenai istilah pelayanan sosial dan lembaga dapat
peneliti rumuskan bahwa pelayanan sosial berbasis lembaga merupakan jenis
pelayanan yang bersifat rehabilitatif, dalam arti bahwa anak jalanan
dipandang sebagai anak yang berada dalam kondisi ketidakmampuan,
ditelantarkan, dirugikan, sehingga intervensi yang dilakukan adalah dengan
18
Departemen Sosial RI, Pusat Penelitian dan Pengembangan Keaejahteraan Sosial,
Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial. Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha
Kesejahteraan Sosial. (Jakarta, Agustus 2009), h. 24. 19
Ibid. h. 25.
25
melindungi dan merehabilitasi. Di dalam kalangan pekerja sosial istilah ini
lebih dikenal dengan center based program (penanganan yang berbasiskan
lembaga).
Secara empirik lembaga pelayanan sosial sebagai salah satu wujud
organisasi pelayanan manusia, mempunyai berbagai jenis pelayanan sosial
yang diberikan kepada kliennya. Jenis pelayanan yang diberikan dalam
pelayanan berbasis lembaga bagi anak jalanan sebagai berikut :
1. Pelayanan pengasramaan yaitu pelayanan pemberian tempat tinggal
sementara kepada klien.
2. Pelayanan kebutuhan pangan yaitu pelayanan pemberian makan minum
dengan berbagai menu yang telah ditetapkan agar tingkat gizi klien
terjamin kualitasnya.
3. Pelayanan konseling yaitu pelayanan bimbingan untuk meningkatkan
kemauan dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain, menjalankan
peran sosial, memenuhi kebutuhan, dan memecahkan masalah.
4. Pelayanan kesehatan yaitu pelayanan pengontrolan dan pengecekan
kesehatan klien oleh tenaga medis, agar diketahui tingkat kesehatan klien.
5. Pelayanan pendidikan yaitu pelayanan pemberian kesempatan kepada
klien untuk mengikuti pendidikan formal.
6. Pelayanan keterampilan yaitu pelayanan bimbingan keterampilan kerja,
seperti pelatihan kerja dalam bidang petukangan, perbengkelan, kerajinan
tangan, komputer, dan sebagainya.
7. Pelayanan bimbingan mental yaitu pelayanan bimbingan keagamaan
26
dengan menjalankan aktivitas agama masing – masing klien dan
mengikuti ceramah-ceramah keagamaan20
.
C. Tahapan Pelayanan
Pelayanan Sosial memiliki beberapa tahapan, diantaranya:21
a. Tahapan Pendekatan Awal
Yaitu suatu proses penjajagan awal, konsultasi dengan pihak-pihak
terkait, sosialisasi program pelayanan, identifikasi calon penerima
pelayanan, pemberian motivasi, seleksi, perumusan kesepakatan,
penempatan calon penerima pelayanan, serta identifikasi sarana dan
prasarana pelayanan.
b. Pengungkapan dan Pemahaman Masalah (assesment)
Adalah suatu proses dan kegiatan pengumpulan dan analisis data
untuk mengungkapkan dan memahami masalah, kebutuhan dan sistem
sumber penerimaan klien.
c. Perencanaan Pemecahan Masalah (planning)
Adalah suatu perumusan tujuan dan kegiatan pemecahan masalah,
serta penetapan berbagai sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan tersebut.
d. Pelaksanaan Pemecahan Masalah (intervention)
Yaitu suatu proses penerapan rencana pemecahan masalah yang
20
Sukoco, Kemitraan dalam pelayanan sosial, h.106-107 21 Team Depsos, Buku Saku Pekerja Sosial, (Jakarta: Departemen Sosial, 2004), h.3
27
telah
dirumuskan. Kegiatan pemecahan masalah yang dilaksanakan adalah
melakukan pemeluharaan, pemberian motivasi, dan pendampingan
kepada penerima pelayanan dalam bimbingan fisik, bimbimngan
keterampilan, bimbimngan psikososial, bimbingan sosial, pengembangan
masyarakat, resosialisasi dan advokasi.
e. Tahapan Bimbingan
Tahapan pelayanan yang diberikan kepada klien untuk memenuhi
kebutuhan mental, jiwa dan raga klien. Bimbingan ini terdiri dari fisik,
keterampilan, psikososial, sosial, resosialisasi, dan advokasi.
f. Tahapan Pembinaan Lanjut.
Adalah suatu proses pemberdayaan dan pengembangan agar penerima
pelayanan dapat melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan lingkungan
sosialnya.
g. Tahapan Evaluasi
Yaitu suatu proses kegiatan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi
pencapaian tujuan pemecahan masalah atau indikator-indikator
keberhasilan pemecahan masalah.
h. Tahapan Terminasi
Adalah suatu proses kegiatan pemutusan hubungan pelayanan atau
bantuan atau pertolongan antar lembaga dan penerima pelayanan (klien).
i. Tahapan Rujukan
Yaitu kegiatan merancang, melaksanakan, mensupervisi,
28
mengevaluasi, dan menyusun laporan kegiatan rujukan penerimaan
program pelayanan kesejahteraan sosial.
D. Definisi Anak Jalanan
1. Pengertian Anak Jalanan
Konsep anak didefinisikan dan dipahami secara bervariasi dan
berbeda, sesuai dengan sudut pandang dan kepentingan yang beragam.
Menurut UU No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, Anak
adalah seorang yang berusia dibawah 21 tahun dan belum
menikah.Disamping itu, anak juga mengandung pengertian adalah
seorang yang berada pada suatu masa perkembangan tertentu dan
mempunyai potensi untuk menjadi dewasa.22
Dalam UU Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
disebutkan bahwa anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha
Esa, yang dalam dirinyamelekat harkat dan martabat sebagai manusia
seutuhnya; Anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-
cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan
sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan Negara
pada masa depan. anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun,
termasuk anak yang masih dalam kandungan (Pasal 1 Ayat (1)).23
Dari pengertian anak di atas dapat disimpulkan bahwa anak adalah
seseorang yang masih muda di bawah 18 tahun termasuk yang berada
22
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Renika Cipta,1990), Cetakan ke-3.h.166 23
Makmur Sunusi, Anak dan Negara Perspektif Indonesia Abad XXI (Jakarta: JasPro Press, 2012),
h. 8
29
dalam kandungan, belum pernah menikah, yang merupakan generasi
masa depan sebuah bangsa. Anak merupakan makhluk yang diamantkan
oleh Allah SWT kepada manusia atau orangtua untuk wajib dijaga
dan dapat dibimbing menjadi manusia seutuhnya sebab jiwa dan jasmani
anak belum penuh berdiri dengan kokoh, karena ia masih dalam
perkembangan pertumbuhan.
2. Masa perkembangan Anak
Masa perkembangan anak dibagi oleh banyak ahli dalam beberapa
periode dengan tujuan untuk mendapatkan wawasan yang jelas tentag
definisi dan perkembangan anak. Hal ini disebabkan karena pada saat-
saat perkembangan tertentu anak-anak secara umum memperlihatkan
ciri-ciri dan tingkah laku karakteristik yang hampir sama. Menurut
Kartono (1995), periode perkembangan anak terdiri dari masa bayi usia
0-1 tahun (periode vital), masa kanak-kanak usia 1-5 tahun (periode
estatis), masa anak-anak sekolah dasar usia 6-12 tahun (periode
intelektual) dan periode pueral usia 12- 14 tahun (pra-pubertas atau puber
awal).
3. Pemeliharaan Anak
Islam meletakkan tanggung jawab membesarkan anak sepenuhnya di
atas bahu kedua orangtuanya, selain merawat secara fisik, juga meliputi
akulturasi ke dalam nilai-nilai islami dan sosialisasi ke dalam umat.
Syariat menegaskan bahwa orangtuanya harus mendidik anaknya tentang
ritual islam serta hukum dan etika islam dan tentang menjadi bagian dari
30
umat. Bila tidak sanggup atau gagal, maka masyarakatlah yang harus
bertanggung jawab. Orang tua membacakan syahadat ketika anaknya
baru lahir, menamainya dengan nama baik, menyunatkan apabila
anaknya laki- laki dan mengajarkan membaca al-quran secara benar.
Orang tua mendidik anaknya supaya berbakti kepada keluarga dan
masyarakat, membetulkan apabila ia melakukan kesalahan serta
menasihati dan memberinya contoh yang baik. Syariat menegaskan
supaya anak menghormati dan mematuhi orantua serta orang yang lebih
tua darinya dan membantu mereka.24
Mengasuh dan merawat anak hukumnya wajib, sama seperti
wajibnya orang tua memberikan nafkah yang layak kepadanya. Semua
ini harus dilaksanakan demi kemaslahan dan keberlangsungan hidup
anak. Syariat Islam, dalam hubungannya dengan hak anak untuk
mendapatkan pengasuhan dan perawatan, menuntut agar setiap orang
yang berkewajiban memenuhi tugas ini agar melakukannya dengan
ikhlas.
Mengasuh dan merawat anak juga diperintahkan oleh allah SWT, di
dalam surat Al Baqarah ayat 233 sebagai berikut :
لو والوالدات ي رضعن أولادىن حولي كاملي لمن أراد أن يتم الرضاعة وعلى المولود رزق هن وكسوت هن بالمعروف لا تكلف ن فس إلا وسعها لا تضار والدة بولدىا ولا مولود
هما وتشاور فلا جناح لو بولده وعلى الوارث مثل ذلك فإن أرادا فصالا عن ت راض من 24
Isma’il R. Al-Furuqi, Akar Budaya Islam, Menjelajah Kazanah Peradaban Gemilang
(Bandung: Mizan,2003), h. 185.
31
عروف عليهما وإن أردت أن تست رضعوا أولادكم فلا جناح عليكم إذا سلمتم ما آت يتم بالم ( ٣٢٢وات قوا اللو واعلموا أن اللو با ت عملون بصير )
Yang artinya : “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama
dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan
kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan
cara ma'ruf. Seorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya.
Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula
seorang ayah menderita karena anaknya. Ahli waris pun berkewajiban
seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun)
dengan persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka tidak
ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu
kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan
pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.
Meskipun ayat tersebut tidak secara eksplisit menegaskan bahwa
tanggungjawab pemeliharaan anak menjadi beban yang harus dipenuhi
suami sebagai ayah, namun pembebanan ayah untuk memberi makan dan
pakaian kepada para ibu melekat didalamnya, tanggungjawab
pemeliharaan anak. Hal ini diperkuat lagi dengan ilustrasi, apabila anak
tersebut disusukan oleh wanita lain yang bukan ibunya sendiri, maka
ayah bertanggungjawab untuk membayar perempuan yang menyusui
secara makruf.
Perkembangan anak meliputi segi-segi jasmani, jiwa dan rohani
juga. Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang
mengambil peranan besar dalam membentuk watak anak.Oleh karena itu,
32
anak berhak untuk tumbuh kembang secara wajar serta memperoleh
perawatan, pelayanan, asuhan, dan perlindungan yang bertujuan untuk
mewujudkan kesejahterannya. Anak juga berhak atas peluang dan
dukungan untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi diri dan
kemampuannya. Namun tidak semua keluarga dapat memenuhi seluruh
hak dan kebutuhan anak.
Menurut Departemen Sosial RI (2005: 5), Anak jalanan adalah
anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan
kegiatan hidup sehari-hari di jalanan, baik untuk mencari nafkah atau
berkeliaran di jalan dan tempat-tempat umum lainnya. Anak jalanan
mempunyai ciri-ciri, berusia antara 5 sampai dengan 18 tahun,
melakukan kegiatan atau berkeliaran di jalanan, penampilannya
kebanyakan kusam dan pakaian tidak terurus, mobilitasnya tinggi.
Selain itu, Direktorat Kesejahteran Anak, Keluarga dan Lanjut
Usia, Departemen Sosial memaparkan bahwa anak jalanan adalah anak
yang sebagian besar waktunya dihabiskan untuk mencari nafkah atau
berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya, usia mereka.
Soedijar, dalam bukunya memberikan batasan anak jalanan adalah
anak-anak usia 7-15 tahun yang bekerja di jalan raya dan tempat umum
lainnya yang dapat mengganggu ketentraman dan keselamatan orang lain
serta membahayakan keselamatan dirinya. Panji Putranto,
mendefinisikan anak jalanan adalah mereka yang berusia 6-16 tahun
yang tidak bersekolah dan tinggal tidak bersama orang tua mereka, dan
33
bekerja seharian untuk memperoleh penghasilan di jalanan,
persimpangan, dan tempat-tempat tinggal. Sedangkan Sunusi Makmur
mendefinisikan anak jalanan adalah anak yang menghabiskan waktunya
di jalanan baik bekerja maupun tidak bekerja, mempunyai ikatan dengan
keluarganya maupun tidak mempunyai ikatan dan mempunyai strategi
untuk mempertahankan hidupnya.25
Secara umum anak jalanan terbagi dua jenis, Yaitu :
1) Children of the street adalah anak-anak yang tumbuh dari jalanan
dan seluruh waktunya dihabiskan di jalanan. Ciri dari anak-anak ini
biasanya tinggal dan bekerja di jalanan (living and working on the
street), tidak mempunyai rumah (homeless), dan jarang atau bahkan
tidak pernah kontak dengan keluarganya. Mereka umumnya dari
keluarga yang berkonflik. Mereka lebih bisa bergerak bebas,
berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, karena mereka tidak
mempunyai tempat tinggal yang tetap.
2) Children on the street, adalah anak-anak yang menghabiskan
sebagian besar waktunya di jalanan atau di tempat-tempat umum
lainnya untuk bekerja dan penghasilannya digunakan untuk
membantu keluarganya, anak-anak tersebut mempunyai kegiatan
ekonomi (sebagai pekerja anak) di jalan dan masih berhubungan kuat
dengan orang tua mereka. Sebagian penghasilan mereka di jalan
25
Sanusi Makmur, Beberapa Temuan Lapangan Survei Anak Jalanan dan Rencana
Penanganan di Jakarta dan Surabaya (Jakarta:Depsos)
34
diberikan kepada orang tuanya.26
E. Faktor-faktor anak turun ke jalan
Fenomena anak jalanan di Indonesia dan negara berkembang berbeda
dengan negara maju. Anak jalanan di negara maju berkaitan erat dengan
kenakalan dan keluarga yang broken home, orang tua pengangguran,
penyalahgunaan obat dan minuman keras. Di negara berkembang berkaitan
erat dengan kemiskinan. Anak-anak tidak bisa memenuhi kebutuhan dasarnya,
tidak bisa bersekolah, lalu bekerja membantu orang tuanya dan diri sendiri
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak turun ke jalan, faktor tersebut
adalah27
:
1. Kemiskinan
Kemiskinan dianggap sebagai penyebab munculnya anak jalanan.
Kemiskinan juga selalu disosialisasikan dengan munculnya berbagai
gejala sosial yang dianggap patalogis oleh masyarakat seperti
gelandangan, pelacuran, tindak kriminal, dan lain-lain. Sulitnya akses
pada sumber daya dasar (sandang, pangan, dan papan) menyebabkan
sekelompok masyarakat harus melakukan tindakan non normatif (tidak
sesuai prosedur) untuk memperoleh sumber daya tersebut. Cara lain yang
dipergunakan oleh keluarga-keluarga miskin adalah dengan mengerahkan
semua sumber daya manusianya untuk menambah penghasilan keluarga.
26
Tata Sudrajat, Anak Jalanan: Dari Masalah, h.151-152 27
Tata Irwanto, “Anak-anak Jalanan Anak-anak Kita Sendiri”
35
2. Disfungsi Keluarga
Penelitian yang khusus mengacu pada anak-anak yang
dikategorikan sebagai children of the street oleh UNICEF, menunjukan
bahwa motivasi mereka di jalanan bukanlah sekedar ekonomi.
Kekerasan dan keretakan keluarga merupakan salah satu faktor penyebab
mereka turun ke jalan. Bagi anak-anak kehidupan di jalanan yang keras
lebih memberikan alternatif dibanding dengan hidup dalam keluarganya
yang penuh dengan dengan kekerasan. Jika di jalanan mereka dapat lari,
di rumah mereka seringkali harus menerima saja saat dipukuli oleh
orang-orang dewasa sekitarnya.
Pada dasarnya anak jalanan merupakan “korban” dari kehidupan
ekonomi kota-kota besar yang berlangsung dibawah sistem kompetisi
yang keras sehingga kurang memberikan peluang kepada golongan
masyarakat lemah. Di samping itu, ada beberapa hal lain yang
menyumbangkan eksistensi anak jalanan di kota besar, diantaranya
adalah kesulitan ekonomi keluarga, menyebabkan anak yang berasal dari
keluarga tersebut tidak mendapatkan fasilitas yang memadai bagi
pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-hari. Anak jalanan juga tidak
mendapatkan fasilitas untuk mendapatkan informasi yang berguna
sehingga menambah dan meluaskan pengetahuan mereka.
Departemen Sosial sebagai instasi pemerintah yang berkompeten
terhadap penanganan permasalahan sosial anak jalanan mengembangkan
suatu konsep pelayanan yang komprehensip dan berkelanjutan bagi anak
36
jalanan, yaitu dengan adanya pelayanan sosial bagi anak jalanan28
.
Pelayanan sosial adalah proses kegiatan pelayanan yang ditujukan
untuk membantu individu, keluarga, kelompok, organisasi, dan
masyarakat yang membutuhkan atau mengalami permasalahan sosial,
baik yang bersifat pencegahaan, perlindungan, pemberdayaan, pelayanan
dan rehabilitasi sosial, maupun pengembangan guna mengatasi
permasalahan yang dihadapi dan atau memenuhi kebutuhan secara
memadai, sehingga mereka mampu melaksanakan fungsi sosial29
.
F. Pendidikan Ketrampilan
Pelayanan sosial yang didapatkan oleh anak jalanan yaitu memperoleh
pendidikan formal. Selain pendidikan formal, anak jalan juga perlu
mendapatkan pendidikan informal. Contoh pendidikan informal yaitu
mendapatkan pendidikan keterampilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pendidikan keterampilan merupakan program pendidikan yang bertujuan
untuk memperoleh kecakapan dan keterampilan tertentu yang diperlukan
anak didik sebagai bekal hidupnya di masyarakat. Pendidikan
keterampilan adalah "program pendidikan yang bertujuan untuk memperoleh
kecakapan dan keterampilan tertentu yang diperlukan anak didik sebagai
bekal hidupnya di masyarakat".30
Brolin (l989) mendefinisikan keterampilan sebagai kontinum
28
Departemen Sosial R.I., Badan Penelitian dan Pengembangan, istilah Usaha kesejahteraan
Sosial, (Jakarta:1997), h.179 29 Team Depso, Buku Saku Pekerja Sosial, (Jakarta: Depsos, 2004) h. 3
30
Sudirman. (1987). Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. h 75
37
pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan oleh seseorang untuk
berfungsi secara independen dalam kehidupan. Pendapat lain mengatakan
bahwa keterampilan adalah kecakapan sehari-hari yang diperlukan oleh
seseorang agar sukses dalam menjalankan kehidupan.
Malik Fajar (2002) mendefinisikan keterampilan sebagai kecakapan
untuk bekerja selain kecakapan untuk berorientasi ke jalur akademik.
Sementara itu Tim Broad-Based Education (2002) menafsirkan keterampilan
sebagai kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani
menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa
tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan
solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.
Meskipun terdapat perbedaan dalam pengertian keterampilan, namun
esensinya sama yaitu bahwa keterampilan adalah kemampuan, serta
kesanggupan yang diperlukan oleh seseorang untuk menjalankan kehidupan
dengan nikmat dan bahagia.
Oleh karena itu, pendidikan keterampilan adalah, pendidikan yang
memberi bekal dasar dan latihan yang dilakukan secara benar kepada peserta
didik tentang nilai-nilai kehidupan sehari-hari agar yang bersangkutan
mampu, sanggup, dan terampil menjalankan kehidupannya, yaitu dapat
menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
keterampilan merupakan kemampuan khusus yang diselenggarakan agar anak
didik memiliki kecakapan (keahlian) yang berguna bagi dirinya sendiri
38
sebagai bekal hidupnya di masyarakat.
Dengan definisi tersebut, maka pendidikan keterampilan harus
merefleksikan nilai-nilai kehidupan nyata sehari-hari, baik yang bersifat
preservative maupun progresif.
Pendidikan perlu diupayakan relevansinya dengan nilai-nilai kehidupan
nyata sehari-hari. Dengan cara ini, pendidikan akan lebih realistis, lebih
kontekstual. Tidak akan mencabut peserta didik dari akarnya, sehingga
pendidikan akan lebih bermakna bagi peserta didik dan akan tumbuh subur.
Selain itu, memiliki kemampuan, keterampilan dan sikap dasar yang
diperlukan untuk melakukan pekerjaan guna memperoleh pendapatan
(nafkah). Memiliki pengetahuan dasar tentang berbagai bidang pekerjaan
yang terdapat di lingkungan masyarakat sekitar. Sekurang-kurangnya mampu
menyesuaikan diri di dalam masyarakat dan memiliki kepercayaan diri.
Memiliki suatu jenis keterampilan yang sesuai dengan minat, kemampuan
dan kebutuhan lingkungan.
Seseorang dikatakan memiliki keterampilan apabila yang bersangkutan
mampu, sanggup, dan terampil menjalankan kehidupan dengan nikmat dan
bahagia. Kehidupan yang dimaksud meliputi kehidupan pribadi, kehidupan
keluarga, kehidupan tetangga, kehidupan perusahaan, kehidupan masyarakat,
kehidupan bangsa, dan kehidupan-kehidupan lainnya. Ciri kehidupan adalah
perubahan dan perubahan selalu menuntut kecakapan-kecakapan untuk
menghadapinya.
Dari pernyataan di atas, bisa disimpulkan bahwa pendidikan
39
keterampilan bagi anak jalanan adalah untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya sesuai dengan bakat dan minat sebagai sikap dasar untuk
melakukan suatu pekerjaan didalam masyarakat sehingga dapat memperoleh
penghasilan untuk keperluan dirinya dan masyrakat sekitar.
Adapun yang menjadi ruang lingkup pendidikan keterampilan adalah
sebagai berikut :
1. Keterampilan Dasar
Keterampilan dasar ini terdiri dari :
a. Keterampilan belajar terus-menerus
Keterampilan belajar terus menerus (sepanjang hayat) adalah
keterampilan yang paling penting dibandingkan dengan semua
keterampilan lainnya. Pengetahuan, ilmu pengetahuan dan teknologi,
dan kehidupan berubah makin cepat sehingga menuntut tamatan
sekolah memiliki kemampuan untuk belajar terus-menerus.
Keterampilan ini merupakan kunci yang dapat membuka kesuksesan
masa depan. Dengan keterampilan ini, tamatan sekolah mudah
menguasai keterampilan-keterampilan lainnya. Karena itu, tamatan
sekolah perlu diberi bekal dasar tentang strategi, metode, dan teknik
belajar untuk memperoleh dan menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi baru dalam kehidupannya.
b. Keterampilan membaca, menulis, menghitung
Tamatan Sekolah diharapkan memiliki keterampilan membaca dan
menulis secara fungsional, baik dalam bahasa Indonesia maupun salah
40
satu bahasa asing, misalnya bahasa Inggris, Jerman, Perancis, Arab,
Jepang, Mandarin, atau yang lain. Keterampilan membaca memahami
dan menafsirkan informasi tertulis dalam suratkabar, majalah, jurnal,
dan dokumen.
Menulis mengkomunikasikan pikiran, ide-ide, informasi, dan pesan-
pesan tertulis dan membuat dokumen-dokumen seperti surat, arahan,
bimbingan, pedoman kerja, manual, laporan, grafik, dan diagram alir.
Keterampilan menghitung, kemampuan dasar menghitung dan
memecahkan masalah-masalah praktis, dengan memilih secara tepat
dari teknik-teknik matematika yang ada, dengan atau tanpa bantuan
teknologi.
c. Keterampilan berkomunikasi: lisan, tertulis, tergambar, mendengar
Manusia berinteraksi dengan manusia lain melalui komunikasi
langsung, baik secara lisan, tertulis, tergambar, dan bahkan melalui
kesan pun bisa. Mengingat manusia menggunakan sebagian besar
waktunya untuk berkomunikasi dengan orang lain, maka keterampilan
berkomunikasi termasuk keterampilan mendengar harus dimiliki oleh
tamatan sekolah.
Suatu studi menyimpulkan bahwa kelemahan berkomunikasi akan
menghambat pengembangan personal dan profesional
seseorang. Bahkan para pebisnis memperkirakan bahwa kelemahan
berkomunikasi akan menambah pembiayaan usahanya akibat kesalahan
yang dibuat. Mengingat era globalisasi telah bergulir, maka
41
penguasaan salah satu bahasa asing (Inggris, Perancis, Arab, Jepang,
Jerman, Mandarin, dsb.) oleh peserta didik merupakan keniscayaan.
d. Keterampilan berpikir
Tingkat keterampilan berpikir seseorang akan berpengaruh terhadap
kesuksesan hidupnya. Mengingat kehidupan manusia sebagian besar
dipengaruhi oleh cara berpikir, maka peserta didik perlu diberi bekal
dasar dan latihan-latihan dengan cara yang benar tentang keterampilan
berpikir deduktif, induktif, ilmiah, kritis, nalar, rasional, lateral, sistem,
kreatif, eksploratif, discovery, inventory, reasoning, pengambilan
keputusan, dan pemecahan masalah. Selain itu, peserta didik harus
diberi bekal dasar tentang kecintaan terhadap kebenaran, keterbukaan
terhadap kritik dan saran, dan berorientasi kedepan.
e. Keterampilan kalbu: iman (spiritual), rasa dan emosi
Memiliki keterampilan kalbu yang baik, merupakan aset kualitas
batiniyah yang sangat bermanfaat bagi kehidupan
bangsa. Keterampilan kalbu yang terdiri dari iman (spiritual), rasa, dan
emosi merupakan unsur-unsur pembetuk jiwa selain akal.
Pada dasarnya, jiwa merupakan peleburan iman, rasa, emosi, dan
akal. Jiwa merupakan sumber kekuatan dan kendali bagi setiap
manusia dalam menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi. Bahkan,
baik buruknya suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh baik buruknya
kalbu bangsa yang bersangkutan. Erosi kalbu akan berpengaruh sangat
dahsyat karena apapun tingginya derajad berpikir seseorang, tetapi jika
42
tidak dilandasi oleh moral, spiritual dan emosional yang baik, hanya
kehancuran yang terjadi. Untuk itu, peserta didik perlu diberi bekal
dasar dan latihan-latihan dengan cara yang benar tentang keterampilan
moral, emosional dan spiritual. Integritas, kejujuran, solidaritas, kasih
sayang pada orang lain, kesopanan, disiplin diri, menghargai orang lain,
hak asasi, kepedulian, toleransi, dan tanggung jawab.
f. Keterampilan mengelola kesehatan badan
Di mana terdapat kesehatan badan, di situlah terdapat kesehatan
jiwa. Manusia diciptakan oleh-Nya dengan martabat tertinggi sehingga
yang bersangkutan harus memelihara kesehatan dirinya lebih baik dari
pada memelihara barang-barangnya. Oleh karena itu, peserta didik
sudah selayaknya diberi bekal dasar tentang pengelolaan kesehatan
badan agar yang bersangkutan memiliki kesehatan badan yang prima,
bebas penyakit, dan memiliki ketahanan badan yang kuat. Berolahraga
secara teratur, makan yang bergizi dan bervitamin, menjaga kebersihan,
dan beristirahat cukup merupakan pendidikan keterampilan mengelola
kesehatan badan yang harus diterapkan dalam kehidupan peserta didik.
43
BAB III
GAMBARAN UMUM YAYASAN NARA KREATIF
A. Sejarah Singkat Yayasan Nara Kreatif
Yayasan Nara Kreatif merupakan salah satu yayasan kewirausahaan sosial
(social entrepreneur) yang mana bergerak dalam bidang pengolahan limbah
perusahaan (green office) dan lembaga pendidikan (green education), khususnya
limbah kertas. Hasil dari pengolahan limbah tersebut dikaryakan menjadi produk
berdaya guna dan berdaya jual untuk akses pendidikan sekolah bebas biaya,
serta tempat tinggal (asrama).31
Yayasan Nara Kreatif berlokasi di Perumahan Bumi Harapan Permai
Pratama III, Blok K Nomor 4, Kelurahan Kampung Dukuh, Kecamatan Kramat
Jati, Jakarta Timur. Latar belakang didirikannya Yayasan Nara Kreatif ini karena
bentuk kepedulian terhadap lingkungan sekitar, terlebih dewasa ini semakin
kurangnya kesadaran masyarakat terhadap limbah kotor yang ada disekitar, serta
bertambahnya anak-anak usia sekolah yang putus sekolah dan menjamurnya anak
jalanan di Ibu Kota Jakarta. Berdasarkan latar belakang masalah itu akhirnya
Nezatullah Ramadhan selaku founder memiliki ide untuk mendirikan Yayasan
Nara Kreatif.
Awal mula didirikannya Yayasan Nara Kreatif ini ketika Nezatullah
Ramadhan mengikuti program peminjaman modal bagi mahasiswa, pada saat itu
beliau masih berkuliah atau menyandang status sebagai mahasiswa di Politeknik
31
Profil Yayasan Nara Kreatif, tahun 2016, h.2.
44
Negeri Jakarta jurusan Teknik Mesin. Modal yang diberikan pada saat itu tidaklah
banyak, namun dimaksimalkan penuh untuk pendirian Yayasan Nara Kreatif.
Salah satu bentuk investasi modalnya yaitu untuk pembuatan mesin pengolah
limbah kertas.
Mesin pengolahan limbah kertas tersebut beliau ciptakan sendiri bermodal
dari ilmu yang beliau dapatkan pada saat kuliah. Pada awal mulanya Yayasan
Nara Kreatif berlokasi di satu petak rumah kontrakan, namun seiring berjalannya
waktu akhirnya Yayasan Nara Kreatif didukung oleh salah satu rekanan
kerjasamanya untuk mengkontrak 1 rumah yang lebih layak untuk dihuni.
Produk yang diolah oleh Yayasan Nara Kreatif diproduksi oleh anak-anak
asuh yang tinggal di asrama yang telah disediakan. Anak-anak asuh ini berasal
dari anak-anak yatim, putus sekolah, dan marjinal. Mereka diasramakan tidak
hanya untuk tinggal, melainkan untuk dididik dan diberikan pendidikan, serta
keterampilan. Selain itu, mereka juga diberikan penanaman nilai-nilai karakter
dalam kesehariannya, karena berdasarkan latar belakang mereka tersebut,
penanaman nilai-nilai karakter sangatlah minim bahkan hampir tidak ada.
Selain disediakannya asrama atau tempat tinggal, dalam pemenuhan
kegiatan sosial lainnya Yayasan Nara Kreatif memberikan fasilitas pendidikan
sekolah bebas biaya, yaitu dengan mengadakan pendidikan kesetaraan sekolah
kejar paket, khususnya bagi anak yatim, putus sekolah, dan marjinal. Adapun
tujuan dari pelaksanaan sekolah kejar paket ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pendidikan kesetaraan bebas biaya bagi seluruh kalangan
masyarakat.
45
2. Menanamkan kepada warga belajar nilai-nilai budi pekerti yang luhur.
3. Menyelenggarakan pendidikan yang menumbuhkembangkan potensi warga
belajar untuk menjadi manusia yang mandiri, berjiwa kepemimpinan dan
kreatif.
4. Memberikan pembinaan, pengarahan, serta wadah bagi warga belajar untuk
mengembangkan serta menggali potensi diri bersosial.
Berdasarkan tujuan diselenggarakannya pendidikan kesetaraan tersebut,
dapat diketahui bahwa Yayasan Nara Kreatif sangat concern terhadap pendidikan
bagi masyarakat menengah bawah, khususnya bagi masyarakat marjinal.
Keberadaan Yayasan Nara Kreatif kini menjadi wadah bagi mereka untuk
mendapatkan pendidikan yang layak, serta meneruskan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
B. Identitas Yayasan Nara Kreatif
Yayasan Nara Kreatif merupakan kewirausahaan sosial, yang bergerak
dalam pengolahan limbah perusahaan dan lembaga pendidikan, khususnya yang
berbahan dasar kertas. Hasil pengolahannya tersebut digunakan untuk akses
pendidikan sekolah bebas biaya dan tempat tinggal (asrama).
Nama Yayasan : Yayasan Nara Kreatif
Alamat : Perumahan Bumi Harapan Permai Pratama III Blok K
Nomor 4, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Kramat Jati,
Jakarta Timur
No. Telepon : 021-87782967
46
Website : www.narakreatif.co.id
Akta Notaris : Netty Maria Machdar, SH
Akta Nomor 65 tanggal 06 Februari 2013
C. Visi dan Misi Yayasan Nara Kreatif
1. Visi Yayasan Nara Kreatif
“Rumah Kreatif Melayani Umat”. Menjadi rumah kreatif se- Nusantara
dalam pengolahan limbah kertas serta organik yang memberikan
kemudahan kepada anak jalanan dan anak keluarga dhuafa dalam
mewujudkan kehidupan yang lebih baik.32
2. Misi Yayasan Nara Kreatif
a. Memberikan kemudahan dengan mengajarkan keterampilan dan
keahlian mengubah limbah kertas, serta organik yang tidak bernilai
menjadi bernilai guna kepada anak keluarga dhuafa.
b. Mewujudkan kehidupan lebih baik dengan memberikan pendidikan
agama dan sekolah secara gratis, sampai diberikan beasiswa untuk
kuliah.
c. Mengubah situasi dan kondisi kehidupan keluarga dhuafa untuk lebih
baik, dengan pendekatan karakter serta penanaman pola pikir yang
lebih baik.
d. Menjadikan anak keluarga dhuafa sebagai mitra bisnis, bukan sebagai
32
Profil Yayasan Nara Kreatif, 2016, h.
47
pekerja agar menumbuhkan kemandirian masyarakat secara
berkelanjutan.
e. Mengubah pola pikir dan karakter anak keluarga dhuafa, untuk kreatif
dalam mewujudkan kehidupan lebih baik.3
D. Data Pengurus, Pengajar, Anak Asuh dan Warga Belajar
1. Data Pengurus dan Pengajar
Kondisi di Yayasan Nara Kreatif ini, khususnya untuk kestrukturan
dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu divisi operasional dan divisi
pendidikan. Untuk operasional, dipimpin oleh Kepala Operasional dan
dibawahi oleh Sekretaris, Staff Produksi dan Staff Logistik. Penanggung
jawab untuk produksi ini diserahkan kepada salah satu anak asuh
Yayasan Nara Kreatif yang dianggap mampu untuk diberikan tanggung
jawab lebih dari pada anak asuh lainnya. Selain itu untuk penanggung
jawab logistik merupakan salah satu alumni warga belajar yang
mengenyam pendidikan kesetaraan paket C. Sedangkan untuk pendidikan
dipimpin oleh Kepala Sekolah dan dibawahi oleh Administrasi,
Kesiswaan, Pengajar Sekolah Kejar Paket, dan Pengajar Agama Islam.
Adapun kualifikasi pengurus divisi operasional, divisi pendidikan, dan
pengajar secara keseluruhan berjumlah 16 orang, terdiri dari 7 orang laki-
laki dan 9 perempuan. Pendidikan terakhir Strata 1 (S1) 5 orang,
Diploma IV (D4) 1 orang, Diploma III (D3) 1 orang, SMA 6 orang dan
SMP sebanyak 3 orang. Untuk tenaga pengajar yang ada di Yayasan
48
Nara Kreatif kebanyakan masih berstatus sebagai mahasiswa yang
berasal dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi
Swasta (PTS). Dengan mengusung visi dan misi yayasan serta niat yang
tulus dan ikhlas, status akademis yang dimiliki pengajar di Yayasan Nara
Kreatif tidak menjadi sekat untuk berbagi terhadap sesama.
Berikut merupakan data yang diterima mengenai pengurus divisi
operasional dan divisi pendidikan, serta pengajar berdasarkan tingkat
pendidikan di Yayasan Nara Kreatif,
Tabel 3.1
Data pengurus dan pengajar Yayasan Nara Kreatif berdasarkan jenjang
pendidikan
No Tingkat Pendidikan Terakhir Jumlah
1. S1 5
2. D4 1
3. D3 1
4. SMA 6
5. SMP 3
Jumlah 16
Dari Tabel 3.1 dapat diketahui bahwa jumlah pengurus dan pengajar
Yayasan Nara Kreatif sebanyak 16 orang. 5 orang berpendidikan S1, 1
orang Diploma 4, 1 orang Diploma 3, 6 orang SMA dan 5 Orang
berpendidikan SMP. Paling banyak berpendidikan SMA.
2. Keadaan Anak Asuh dan Warga Belajar
Anak-anak yang berada di Yayasan Nara Kreatif terdapat dua
kelompok, yaitu anak asuh dan warga belajar. Anak asuh merupakan
anak yang tinggal atau diasramakan di Yayasan Nara Kreatif. Selain itu
diberikan keterampilan produksi daur ulang, penanaman nilai-nilai
49
karakter dalam keseharian, dan mengenyam pendidikan kesetaraan.
Sedangkan untuk warga belajar sendiri adalah anak yang hanya
mengenyam pendidikan kesetaraan di Yayasan Nara Kreatif dan
mengikuti beberapa kegiatan yang berlangsung, tanpa diwajibkan untuk
tinggal atau diasramakan dan mengikuti keterampilan produksi daur
ulang.
Latar belakang mereka pun berbeda-beda, ada yang berasal dari
pengamen jalanan, Asisten Rumah Tangga (ART), buruh, broken home,
putus sekolah, office boy, dll. Alasan mereka bergabung di Nara Kreatif
bermacam-macam, namun kebanyakan dari mereka bergabung karena
ketidakmampuan dalam segi keuangan dan bahkan ada yang
termarjinalkan dari lingkungan atau meresa dikucilkan dari lingkungan
masyarakat. Berikut merupakan data anak asuh dan warga belajar
berdasarkan latar belakang yang berada di Yayasan Nara Kreatif,
Tabel 3.2
Data warga belajar dan anak asuh berdasarkan latar belakang
No Latar Belakang Jumlah
1. Ekonomi 26
2. Korban Bullying 1
3. Entertaint 2
4. Keterbelakangan Mental 4
5. Sakit 2
6. Perceraian Orang Tua 4
7. Kenakalan Remaja 4
Jumlah 43
Dari Tabel 3.2 dapat diketahui bahwa Latar Belakang Warga dan anak
asuh bermacam-macam, antara lain berlatar belakang Ekonomi sebanyak
50
26 orang, Merupakan Korban Bullying sebanyak 1 orang, Entertaint
sebanyak 2 orang, memiliki keterbelakangan mental sebanyak 4 orang,
yang sakit sebanyak 2 orang, berlatar belakang masalah perceraian orang
tua sebanyak 4 orang dan akibat dari kenakalan remaja sebanyak 4 orang.
Paling banyak memiliki latar belakang masalah ekonomi.
Data tersebut berasal studi dokumentasi dari Yayasan Nara Kreatif
dari mulai bulan Januari 2016 hinggan September 2017. Tabel tersebut
menunjukkan bahwa keberadaan jumlah anak asuh dan warga belajar ini
merupakan gambaran kecil dari potret masyarakat marjinal di DKI
Jakarta. Mereka butuh perhatian khusus dari pemerintah untuk
mendapatkan kehidupan yang layak, serta mendapati fasilitas yang
memadai seperti masyarakat pada umumnya.
Sedangkan data anak asuh dan warga belajar berdasarkan jenjang
pendidikan di Yayasan Nara Kreatif per bulan September 2017 adalah
sebagai berikut,
Tabel 3.3
Data warga belajar dan anak asuh berdasarkan pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah
1. Paket A 11
2. Paket B 12
3. Paket C 21
Jumlah 44
Dari tabel 3.3 dapat diketahui tingkat pendidikan warga dan anak
asuh yang belajar di yayasan nara kreatif antara lain Kejar Paket A
51
sebanyak 11 orang, Kejar Paket B sebanyak 12 orang dan Kejar Paket C
sebanyak 21 orang.
E. Proses Penerimaan Anak Asuh dan Warga Belajar
Dari hasil observasi yang dilakukan, untuk proses penerimaan baik untuk
anak asuh dan warga belajar tidak ada perbedaan. Mereka yang memiliki
keinginan untuk bergabung menjadi bagian di Yayasan Nara Kreatif diterima baik
oleh pengurus disana. Untuk jumlah anak asuh yang tinggal atau diasramakan di
Yayasan Nara Kreatif berjumlah sebanyak 14 orang, terdiri dari 5 anak
perempuan dan 9 anak laki-laki. Adapun daerah asal mereka kebanyakan yang
tinggal di sekitar Yayasan Nara Kreatif, namun tidak sedikit pula yang berasal
dari luar kota DKI Jakarta.
Proses kedatangan warga belajar dan anak asrama ke Yayasan Nara Kreatif
melalui beberapa cara yaitu:
1. Melalui teman yang terlebih dulu berada di Yayasan Nara Kreatif
2. Melalui tetangga, mereka memberi informasi kepada orang-orang
disekitar dan mengetahui keberadaan Yayasan Nara Kreatif
3. Datang sendiri, mereka melihat-lihat spanduk yang terpasang di pagar
Yayasan Nara Kreatif dan bertanya kepada pengurus untuk informasi
kegiatan yang diselenggarakan Yayasan Nara Kreatif
F. Sarana dan Prasarana
Untuk menunjang berbagai kegiatan yang berlangsung, maka sarana dan
52
prasarana yang memadai pun harus diutamakan. Adapun sarana dan prasarana
yang disediakan Yayasan Nara Kreatif terdiri dari ruang kantor (Ketua yayasan,
divisi operasional, dan divisi pendidikan), ruang rapat, kamar anak asuh laki-laki,
kamar anak asuh perempuan, dapur, kamar mandi, mini library, dll. Dalam hal
prasarana pendukung kegiatan lainnya seperti komputer, sudah memadai
berfungsi dengan baik, namun untuk alat peraga dan alat olahraga belum
disediakan oleh pihak Yayasan Nara Kreatif. Dengan keterbatasan tersebut
tentunya akan menjadi kendala mengingat sarana dan prasarana diperlukan untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan yang berlangsung di Yayasan Nara
Kreatif.
G. Kurikulum Pembelajaran
Untuk melaksanakan pendidikan kesetaraan, kegiatan belajar mengajar di
Yayasan Nara Kreatif, khususnya untuk sistem pembelajarannya menggunakan
kurikulum yang dikeluarkan oleh pemerintah yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan) sebagai salah satu acuan dalam melaksanakan pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan, kurikulum yang diterapkan juga disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat yang bersekolah di Yayasan Nara Kreatif,
mengingat warga belajar yang bersekolah berasal dari masyarakat marjinal. Oleh
sebab itu, Yayasan Nara Kreatif mengkombinasikan kurikulum yang ada dengan
hal-hal yang dibutuhkan oleh warga belajar disana. Selain itu pula, kurikulum
yang ada diintegrasikan dengan nilai- nilai karakter agar warga belajar selain
mendapatkan pemahaman secara akademik juga dapat menanamkan nilai-nilai
53
positif dalam kehidupan kesehariannya.
H. Kerjasama Yayasan
Dalam menjalani kegiatan di Yayasan Nara Kreatif, maka diperlukan
kerjasama dengan pihak-pihak lain untuk memenuhi kebutuhan seluruh program.
Meskipun terdapat kegiatan operasional yaitu pengolahan daur ulang kertas yang
dapat membantu beberapa kegiatan operasional di Yayasan Nara Kreatif, namun
bantuan dari beberapa perusahaan sangat membantu untuk memperlancar seluruh
kegiatan yang ada. Perusahaan yang menjalin kerjasama dengan Yayasan Nara
Kreatif antara lain dari Perbankan ada Bank Mandiri, BNI Syariah dan YBM BRI,
dari Perusahaan ada PT Merck, PT. Nutri Food, Garuda Food, PT. Astra
Internasional dan masih banyak yang lainnya seperti pemerintah ataupun warga
perorangan.
54
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Profil Informan
Dalam penelitian deskriptif kualitatif, sumber informasi diperoleh secara
langsung dengan mewawancarai beberapa orang yang kita sebut sebagai
informan. Di dalam penelitian ini, ada 10 orang yang dijadikan sebagai sumber
informasi, 2 key informan dan 8 informan pendukung. 10 informan tersebut antara
lain :
1. Nezatullah Ramadhan (Pendiri dan Ketua Yayasan) dan Muhammad
Taufik (Kepala Pendidikan Sekolah Yayasan Nara Kreatif) sebagai key
informan. Nezatullah Ramadhan dan Muhammad Taufik merupakan tokoh
kunci yang mengetahui banyak hal tentang Yayasan Nara Kreatif
2. Rosim (Kepala Departemen Bisnis) merupakan salah satu pengurus yang
berkaitan dengan kegiatan produksi, pemasaran dan bimbingan belajar
selain itu nezatullah membidangi khusus untuk kegiatan ketrampilan dan
hasil karya para siswa/i/
3. Ani Nur Sri Rejeki (Pengajar) & Firla Angelia (Pekerja Sosial) merupakan
Pengajar dan Pekerja Sosial di Yayasan Nara Kreatif yang mengetahui
semua tentang anak jalanan, dari pelayanan sosialnya, kehidupannya,
sampai kegiatan yang dilakukan anak jalanan di dalam Yayasan Nara
Kreatif
55
4. Asep Wildan, Arizal, Alfian, Sintya dan Imelda Fatimah Azzahra
(Penghuni atau siswa/I Sekolah Yayasan Nara Kreatif) merupakan warga
sekitar atau anak jalanan yang mengikuti pendidikan di Yayasan Nara
Kreatif.
B. Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Pendidikan Keterampilan
Pada bab ini, peneliti akan membahas tentang pelayanan sosial anak
jalanan melalui pendidikan keterampilan di Yayasan Nara Kreatif. Analisis
dilakukan dengan menggunakan dan mengkaji antara temuan hasil
wawancara, observasi dan dokumentasi dengan teori-teori yang sudah
dijelaskan pada bab 2. Dari hasil penelitian, peneliti menemukan beberapa
mengenai pelayanan sosial dan fakror yang menjadi pendukung serta
penghambat Yayasan Nara Kreatif dalam memberikan pendidikan
keterampilan kepada anak jalanan. Hal ini diungkapkan oleh Kepala
pendidkan Yayasan Nara Kreatif, Muhammad Taufik:
“Pelayanan sosial adalah aktifitas yang terorganisaisi yang
bertujuan untuk membantu masyarakat (anak jalanan) untuk saling
menyesuaikan diri dengan sesamanya dan lingkungan sosialnya”33
Sementara pengajar Yayasan Nara Kreatif Ani Nur mengatakan:
“Pelayanan sosial dirancang untuk memenuhi kebutuhan sosial
individu keluarga dan kelompok”34
Dari pemaparan informan dapat disimpulkan bahwa Yayasan Nara
Kreatif menyadari pelayanan sosial sangat penting untuk diberikan kepada
masyarakat yang membutuhkan seperti anak jalanan. Dengan memahami
33
Wawancara pribadi dengan Muhammad Taufik, Jakarta Timur, 03 Oktober 2017 34
Wawancara pribadi dengan Ani Nur, Jakarta Timur, 02 Oktober 2017
56
pelayanan sosial sebagai suatu aktifitas yang bertujuan untuk memperbaiki
hubungan dengan lingkungan sosialnya. Pelayanan sosial anak jalanan yang
di Yayasan Nara Kreatif adalah suatu proses pemberian pelayanan,
perlindungan, pemulihan, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial bagi
anak jalanan, agar memperoleh hak-hak dasarnya, yaitu kelangsungan hidup,
tumbuh kembang, perlindungan, pembelajaran, maupun partisipasi. Program
pelayanan sosial untuk anak jalanan yang dimiliki Yayasan Nara Kreatif
bertujuan agar anak-anak tidak ada didalam kehidupan yang keras, dan tidak
terjerumus dalam tindak kriminalitas, agar anak-anak mendapatkan
pemberian makan, minum, penjaminan keamanan, pemeriksaan kesehatan,
dan agar anak-anak dapat meraih cita-cita mereka yang hampir hilang.
Kegiatan pelayanan sosial ini berguna untuk membantu individu,
kelompok ataupun kesatuan masyarakat agar mereka mampu memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya, yang pada akhirnya mereka diharapkan dapat
memecahkan permasalahan yang ada melalui tindakan-tindakan kerjasama
ataupun memlalui pemanfaatan sumber-sumber yang ada di masyarakat
untuk memperbaiki kondisi kehidupannya.
Pelayanan sosial meliputi kegiatan-kegiatan atau intervensi-
intervensi terhadap kasus yang muncul dan dilaksanakan secara individu,
kelompok dan masyarakat serta memiliki tujuan untuk membantu individu,
kelompok dan lingkungan sosial dalam upaya mencapai penyesuaian dan
keberfungsian yang baik dalam segala bidang kehidupan di masyarakat,
yang terkandung dalam pelayanan dapat dikatakan adanya kegiatan-kegiatan
57
yang memberikan jasa kepada klien dan membantu mewujudkan tujuan-
tujuan mereka. Hal ini diungkapan oleh Muhammad Taufik:
“Disamping pendidikan keterampilan kita pun juga memberikan
pendidikan wirausaha untuk melatih mental mereka di dunia bisnis,
contoh dari ke wirausahaanya adalah jualan makanan seperti
lumpia basah dan produksinya pun mereka sendriri yang di
bimbing oleh beberapa pengajar disini”35
Sementara warga belajar Arizal mengungkapkan:
“Kegiatan di Nara banyak banget ya apa yang di dapat seperti
membuat kreatifitas itu ilmu juga buat kita, belajar yang tadinya
tidak tahu menjadi tahu.”36
Alfian mengungkapkan:
“Kegiatan keterampilan di Nara itu kaya buat tas sepatu, notes
book, tapi yang paling sering si cetak daur ulang kertas. Kalau yang
anak-anak kecilnya paling harus di dampingin.”37
Imelda Fatimah mengungkapkan:
“Bisa belajar buat produk, kaya box tissue, notes book,
undangan sama belajar komputer.”38
Dari pemaparan informan dapat disimpulkan bahwa pelayanan
kesejahteraan sosial yang diberikan Yayasan Nara Kreatif adalah suatu
kegiatan untuk memberikan pemenuhan kebutuhan dan pemecahan
masalah yang dialami oleh individu, keluarga, dan masyarakat yang
dilakukan oleh pemerintah, organisasi sosial, dan lembaga swadaya
masyarakat agar mereka memiliki haga diri dan kepercayaan diri
sehingga mampu menjalankan fungsi sosial dengan baik dalam
kehidupan bermasyarakat.
35
Wawancara pribadi dengan Muhammad Taufik, Jakarta Timur, 03 Oktober 2017 36
Wawancara pribadi dengan Arizal, Jakarta Timur, 18 Oktober 2017 37
Wawancara pribadi dengan Alfian, Jakarta Timur, 19 Oktober 2017 38
Wawancara pribadi dengan Imelda, Jakarta Timur, 24 Oktober 2017
58
Pelayanan terdiri lima tahapan, yaitu: Tahapan penjangkauan,
Tahapan masuk Yayasan, Tahapan persiapan menerima kegiatan, Tahapan
penerimaan kegiatan, Tahapan pengakhiran pelayanan. Hal ini diungkapkan
oleh Kepala pendidkan Yayasan Nara Kreatif, Muhammad Taufik:
“Untuk menerapkan pendidikan keterampilan di Nara Kreatif,
pertama mereka diajarkan dasarnya dulu, kedua konsepnya dan
ketiga alurnya.”39
Sementara pengajar Yayasan Nara Kreatif Ani Nur mengatakan:
“Jadi setelah kita bawa anak-anak paket c itu kesana,
mereka kita bagi tugas, kita bagi grup menjadi beberapa grup,
jadi satu grup itu bisa bekerja sama dengan beberapa RT disini
nanti dapat surat pengantar dari kami, mereka mengumpulkan
sampah dari warga-warga yang bisa nanti setelah mereka
mengumpulkan sampah mereka bisa mengolah menjadi sesuatu
lagi bisa berharga untuk diri dia sendiri maupun orang lain.”40
Hal ini diungkapkan Firla Angelia:
“Dengan SOP yang jelas ya, soalnya karena mereka masih anak-
anak kadang suka seenaknya aja, jadi kita menerapkan SOP
aja.”41
Ada beberapa peranan menjadi faktor penghambat yang dimiliki
oleh pekerja sosial dalam memberikan pelayanan untuk membantu orang
agar berkecukupan, mencegah ketergantungan, memperkuat relasi
keluarga, memperbaiki keberfungsian sosial, individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh Muhamad Taufik:
“Untuk kendala itu setiap program pasti ada, terutama kendala yang
kami alami yaitu kalau barang-barang hasil keterampilan itu rijek
karena mereka mengerjakan keterampilan itu dengan semaunya
sendiri. Efeknya yaitu kepada mitra kami, bisa juga mitra kami
memutus komunikasi dengan kami. Kendala yang seperti ini kita
39
Wawancara pribadi dengan Muhammad Taufik, Jakarta Timur, 03 Oktober 2017 40
Wawancara pribadi dengan Ani Nur, Jakarta Timur, 02 Oktober 2017 41
Wawancara pribadi dengan Firla Angelia, Jakarta Timur, 02 Oktober 2017
59
sadari mereka itu anak-anak yang belum faham dengan hal ini, itu
sih kendala berat kami, bagaimana si supaya mereka punya rasa ni
produk kita tidak rijek.”42
Hal ini juga disampaikan oleh Ani Nur Sri Rejeki:
“Kendalanya paling semangatnya mereka itu kan labil, kalau
menurut tim analisa dari kami sendiri kenapa tingkat
kehadiran rendah, di kelas nilainya jelek karena mereka
jenuh dengan program kita yang itu-itu aja.”43
Sementara Firla Angelia mengungkapkan:
“Kendalanya sih paling kan engga semuanya umurnya sama
ya, terus juga ada yang belum bisa baca cuman kita paling
kendalanya hanya di itu aja, karena anak-anak ini kan beda-
beda umurnya jadi kita harus liat satu-satu bener anak-
anaknya ini jadi yang bisa baca yang mana. Karena disini
engga cuma nerima anak jalanan aja, disini ada anak yang
tuna rungu, tuna wicara terus ada juga yang diffabel.”44
Dari pemaparan informan diatas dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa kendala yang dimiliki Yayasan Nara Kreatif dalam memberikan
pelayanan terhadap anak seperti kebutuhan barang-barang yang diperlukan,
sumber daya manusia dan managerial yang kurang terkonsep.
C. Jenis-jenis Pelayanan Sosial Di Yayasan Nara Kreatif
Pelayanan sosial personal (personal social service) ini menunjuk pada
berbagai bentuk perawatan sosial (social care) diluar pelayanan
kesehatan, pendidikan dan jaminan sosial. Dan Yayasan Nara Kreatif
menggunakan dua jenis pelayanan sosial, yaitu: jenis perawatan anak
dan peradilan kriminal.
42
Wawancara pribadi dengan Muhammad Taufik, Jakarta Timur, 03 Oktober 2017 43
Wawancara pribadi dengan Ani Nur, Jakarta Timur, 02 Oktober 2017 44
Wawancara pribadi dengan Firla Angelia, Jakarta Timur, 02 Oktober 2017
60
1. Jenis Perawatan Anak (Child Care) di Yayasan Nara Kreatif
dilakukan terhadap anak yang mempunyai masalah rumit yang
sedang dihadapi, namun tidak dapat diselesaikan sendiri. Hal ini
berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Sintya, sebagai berikut:
“Aku itu broken home, pekerjaan aku setiap hari hanya
mengupas bawang dipasar. Kadang aku juga jarang pulang,
karena Ibu sudah tidak tinggal lagi di rumah, dan Ayah juga
gak pernah ngasih aku uang jajan, dari tahun 2013 aku udah
putus sekolah”.45
Menurut pengajar :
“Ya, memang Sintya itu berasal dari keluarga broken home,
awal kita bertemu dia itu pas kita lagi belanja ke pasar buat
masakin anak asrama, awalnya kita ajak ngbrol baik-baik,
kita informasikan bahwa kamu bisa sekolah lagi dengan
bergabung di Yayasan Nara Kreatif”.46
Pengajar memberikan perawatan anak pada warga belajar
yang mempunyai masalah rumit yang sedang dihadapi, seperti
yang diungkapkan oleh pengajar sebagai berikut :
“Awalnya kita dekati dulu anaknya, sampai dia mau cerita
kepada kita apa masalah yang sedang dihadapi, kalau dia
sudah cerita, ya kita memberikan solusi untuk kedepannya
lebih baik lagi”.47
Dari pernyataan-pernyataan informan dan observasi suatu
data yang diperoleh, adalah Yayasan Nara Kreatif memang
memiliki perawatan anak untuk anak-anak jalanan yang memiliki
masalah yang amat rumit dengan keluarga, teman-temannya, dan
masyarakat sekitar. Akan tetapi perawatan anak disini hanya untuk
anak-anak yang memiliki masalah yang amat sangat berat dengan 45
Wawancara pribadi dengan Sintya, Jakarta Timur, 24 Oktober 2017 46
Wawancara pribadi dengan Muhammad Taufik, Jakarta Timur, 03 Oktober 2017 47
Wawancara pribadi dengan Ani Nur, Jakarta Timur, 02 Oktober 2017
61
keluarga, teman-temannya dan masyarakat sekitar, yang tidak bisa
mereka selesaikan sendiri, maka Yayasan Nara Kreatif dengan
segera menanggapi dan dibantu juga oleh pengajar dalam
menyelesaikan masalah mereka.
2. Perawatan Kriminal (Criminal Justice) adalah penanganan masalah
kriminal, termasuk terhadap pelanggar hukum anak-anak. Biasanya
mereka memberikan pelayanan konseling atau terapi psikososial
terhadap narapidana yang masih dipenjara, maupun terhadap eks-
napi yang telah kembali ke masyarakat. Akan tetapi anak-anak di
Yayasan Nara Kreatif tidak pernah sampai ke tindak kriminal. Jadi
Yayasan Nara Kreatif tidak adanya perawatan kriminal, seperti apa
yang di katakan oleh pengajar, sebagai berikut:
“Memang kami melakukaan konseling dan rehabilitasi untuk
anak- anak, tetapi konseling ini guna nya adalah untuk anak-
anak tidak kabur lagi dari Yayasan Nara Kreatif dan tidak
menjadi hidup di jalanan, seperti yang sudah-sudah. Kami
mengkonseling anak-anak juga guna mencegah kejadian-
kejadian yang buruk”.48
Anak-anak jalanan selama ini di Yayasan Nara Kreatif tidak
pernah melakukan tindak kriminal, seperti mencuri, memakai
narkoba. mungkin kalau diluar Yayasan Nara Kreatif anak-anak
pernah melakukan tindak kriminal, seperti apa yang di katakan
oleh pengajar, sebagai berikut :
“Kalo di dalam asrama sih, anak-anak jalanan tidak pernah
terlibat tindak kriminal selama di dalam asrama, seperti tidak
pernah mencuri, tidak pernah juga di penjara, tetapi kalo di
48
Wawancara pribadi dengan Muhammad Taufik, Jakarta Timur, 03 Oktober 2017
62
luar pernah terlibat tindak kriminal. pernahnya kabur dari
asrama dan kembali mengamen”.49
Pelayanan yang diberikan oleh pekerja sosial dalam tindak
kriminal, adalah anak-anak pergi dari asrama tanpa izin oleh
teman-temannya dan ke pengajar. Seperti yang diungkapkan oleh
pengajar:
“Pelayanan yang kita berikan adalah apabila anak-anak kabur
dari asrma sampai berhari-hari tanpa izin ke kita ataupun ke
temannya, dan perlindungan anak yang dilakukan pengajar,
adalah mencari anak-anak ke tempat anak itu berasal”.50
Dari pernyataan-pernyataan informan dan observasi suatu
data yang diperoleh, adalah menurut penglihatan penulis selama
meneliti di Yayasan Nara Kreatif memang benar anak-anak ini
baik, dan tidak membuat ulah apapun yang bersifat kriminal.
Permasalahan sebenarnya ada pada kedua orang tua mereka, yang
membuat mereka masih tampak sedih yang tidak bisa
disembunyikan. Mereka tidak bisa menyelesaikan masalah yang
mereka hadapi. Mereka benar-benar menjaga sikap mereka untuk
tidak berbuat kriminal di manapun mereka tinggal, baik dengan
masyarakat luar maupun di dalam yayasan.
D. Tahapan Pelayanan
Pada pola ini akan dijelaskan mengenai tahapan-tahapan
pelayanan pada pelayanan sosial anak jalanan yang sudah dijelaskan
49
Wawancara pribadi dengan Ani Nur, Jakarta Timur, 02 Oktober 2017 50
Wawancara pribadi dengan Ani Nur, Jakarta Timur, 02 Oktober 2017
63
pada bab II sebelumnya. Hal ini ditujukan untuk menggambarkan
pelayanan sosial pada anak-anak jalanan, ada enam tahapan yang
dilakukan oleh ketua dan Pembina Yayasan Nara Kreatif, yaitu:
1. Tahap Penjangkauan adalah tahapan yang dilakukan terhadap anak-
anak jalanan yang akan diberikan pelayanan, melalui rumah singgah.
Ketua, pekerja sosial, dan pembina Yayasan Nara Kreatif turun ke
jalan untuk bertemu dan berkenalan dengan anak-anak yang berada di
wilayah sekitar. Mereka mengajak anak-anak yang hidup/tinggal di
jalanan dan masyarakat sekitar untuk tinggal atau mengikuti kegiatan
belajar ketrampilan di Yayasan Nara Kreatif. Hal ini dilakukan supaya
anak-anak mendapatkan tempat yang aman dan nyaman. Seperti yang
diutarakan oleh Nezatullah :
“Dilakukan secara pendekatan terhadap anak-anak jalanan,
assesemen, dan mendata anak-anak jalanan, seperti pertama,
mengobservasi anak jalanan dan kedua. sebagai tempat
naungan anak-anak jalanan”.51
Kemudian, Pekerja sosial mempersiapkan form, melakukan
outreach untuk titik- titik kordinasi yang terjangkau pada anak
jalanan, menyiapkan Stakeholder bersama Yayasan Nara Kreatif. Agar
pencapaian dan terjun ke lapangan lebih mudah dan tidak sulit,
sebagaimana yang diuraikan sebagai berikut:
“Siapkan form, menyiapkan titik-titik kordinasi yang
terjangkau, menyiapkan Stakeholder Yayasan Nara Kreatif &
pekerja sosial, dan turun ke jalan ke beberapa titik. Titik
tersebut, yaitu: rute satu, PGC – Pasar Kramat Jati. Rute dua,
Terminal Kampung Rambutan – Pasar Kramat Jati. Rute tiga,
Terminal Pinang Ranti – Pasar Kramat Jati, dan Condet –
51
Wawancara pribadi dengan Nezatullah Ramadhan, Pendiri/Ketua Yayasan Nara Kreatif
Jakarta Timur 02 Oktober 2017
64
Kramat Jati”.52
Anak jalanan atau warga yang ikut belajar di Yayasan Nara
Kreatif tidak semata-mata mengetahuinya sendiri, tetapi mereka tahu
karena perantara lewat teman, pekerja sosial, pihak Yayasan Nara
Kreatif, dan dari Masyarakat sekitar. Bahkan pekerja sosial sendiri
mendatangi anak-anak jalanan ini untuk mengajak dan membujuk
untuk tinggal dan ikut belajar di dalam Yayasan Nara Kreatif. seperti
apa yang diutarakan anak-anak jalanan ini, sebagai berikut:
“Saya dapat tinggal di Yayasan Nara Kreatif karena saya di
ajak oleh teman saya ke Yayasan Nara Kreatif ini”53
Dan cara pendekatan pekerja sosial mendapatkan anak-anak
jalanan, di jalanan tidak beda jauh yang dilakukan oleh pihak-pihak
Yayasan Nara Kreatif, karena pekerja sosial terjun ke lapangan
bersama-sama dengan orang-orang yang ada di Yayasan Nara Kreatif,
sebagaimana yang dikatakan oleh pekerja sosial:
“Cara pendekatan pekerja sosial kepada anak jalanan adalah
mendatangi anak-anak, mengajak ngobrol panjang dengan
bahasa sehari-hari mereka, memantau keberadaan mereka”.54
Gedung Yayasan Nara Kreatif Kramat Jati Jakarta Timur ini
seisinya di perkenalkan tidak hanya kepada pekerja sosial, ketua, dan
pembina anak jalanan saja, akan tetapi Gedung Yayasan Nara Kreatif
ini seisinya di perkenalkan oleh guru-guru/tutor- tutor/pengajar-
pengajar pendidikan di Yayasan Nara Kreatif, sebagaimana yang
52
Wawancara pribadi dengan Firla Angelia, Pekerja Sosial, Jakarta Timur 02 Oktober 2017 53
Wawancara pribadi dengan Arizal, Jakarta Timur, 18 Oktober 2017 54
Wawancara pribadi dengan Firla Angelia, Pekerja Sosial, Jakarta Timur 02 Oktober 2017
65
dikatakan anak jalanan, sebagai berikut:
“Yang memperkenalkan Yayasan Nara Kreatif kepada saya,
adalah tutor/pembina Yayasan Nara Kreatif. Saya di ajak
berkeliling seluruh Yayasan Nara Kreatif juga dalam rumah
singgah nya.”55
Hasil observasi, anak-anak jalanan ternyata banyak sekali yang
ingin tinggal dan belajar di Yayasan Nara Kreatif ini, bahkan mereka
merasa sangat bahagia sekali diajak dan berkeliling ke dalam Yayasan
Nara Kreatif secara gratis. karena mereka tidak memiliki biaya untuk
belajar atau bersekolah dan mewujudkan cita-cita mereka yang selama
ini sempat hilang.
Dari pernyataan-pernyataan informan dan observasi suatu data
yang di peroleh, adalah anak-anak jalanan ini ada yang berkeinginan
sendiri, dan ada yang tidak berkeinginan dari dirinya sendiri. itu baru
pada awalnya. Pada akhirnya mereka merasa betah dan tidak merasa
terpaksa untuk tinggal dan belajar di Yayasan Nara Kreatif. karena
tempatnya enak, dianggap anak sendiri, banyak teman-teman yang
peduli, diberi makanan-minuman, pakaian, dan belajar secara gratis
setiap hari.
2. Tahapan Masuk Yayasan Nara Kreatif adalah tahapan yang dimana
penerimaan anak-anak masuk ke dalam Yayasan Nara Kreatif, anak-
anak yang siap dididik, dibina, dibimbing, direhabilitasi, dan dirawat
oleh tutor, pembina, juga pekerja sosial setiap harinya. Seperti apa
yang dikatakan oleh Muhammad Taufik :
55
Wawancara pribadi dengan Imelda, Jakarta Timur, 24 Oktober 2017
66
Menurut pendapat Muhammad Taufik:
“Mendatangi tempat anak-anak jalanan berada dan mengajak
anak jalanan untuk ke Yayasan Nara Kreatif, baik
menggunakan pendekatan perorangan maupun kelompok,
Identifikasi awal terhadap anak jalanan, Mendata asal-usul
anak jalanan, Memberikan kesempatan kepada anak jalanan
untuk mengenal lebih dekat Yayasan Nara Kreatif dan
lingkungannya, memberikan inovasi-inovasi agar anak betah
berada di Yayasan Nara Kreatif”.56
Pekerja sosial bersama Ketua Yayasan, dan masyarakat sekitar
turun ke lapangan, mendatangi anak-anak jalanan ini untuk mengajak
dan membujuk anak-anak jalanan tinggal di dalam Yayasan Nara
Kreatif dan ke dalam rumah singgah, agar anak-anak memiliki tempat
untuk berteduh. Tidak kepanasan juga kedinginana di jalanan, seperti
yang dikatakan oleh pekerja sosial:
“Pekerja sosial membawa makanan, memantau, ngajak ngobrol
panjang di jalanan, membujuk untuk dibawa ke Yayasan Nara
Kreatif dan pekerja sosial sengaja memancing anak-anak ini
untuk meminta dan menyuruh anak jalanan untuk mengambil
makanan di Yayasan Nara Kreatif, agar anak-anak melihat
sendiri keadaan, pendidikan, keterampilan dalam Yayasan
Nara Kreatif seperti apa, sebagai awal mereka masuk kedalam
Yayasan Nara Kreatif”.57
Tujuan anak jalanan masuk ke dalam Yayasan Nara Kreatif ini,
karena anak jalanan ini ingin belajar dan menjadi lebih baik. dan anak
jalanan ini bisa masuk kedalam Yayasan Nara Kreatif ini karena anak
jalanan di izinkan untuk tinggal, belajar, dan beradaptasi dengan
lingkungan yang ada di Yayasan Nara Kreatif selama dua minggu,
seperti yang diungkapkan anak jalanan, sebagai berikut:
56
Wawancara pribadi dengan Muhammad Taufik, Jakarta Timur, 03 Oktober 2017 57
Wawancara pribadi dengan Firla Angelia, Pekerja Sosial, Jakarta Timur 02 Oktober 2017
67
“Tujuan saya masuk ke dalam Yayasan Nara Kreatif ini,
karena saya ingin belajar dan menjadi lebih baik. Dan Saya
bisa masuk kedalam Yayasan Nara Kreatif ini karena saya di
izinkan untuk tinggal, bersekolah, dan beradaptasi dengan
lingkungan yang ada di Yayasan Nara Kreatif selama dua
minggu”.58
Pekerja sosial memberikan semua kebutuhan apapun yang di
butuhkan anak jalanan, agar anak jalanan dapat betah tinggal di
Yayasan Nara Kreatif, seperti di utarakan oleh pekerja sosial sebagai
berikut:
“Kami memberikan bentuk perhatian, berupa: Makan,
memberi pelatihan ketrampilan, pelayanan kesehatan, asrama,
pendidikan”.59
Dari pernyataan-pernyataan informan dan observasi suatu data
yang diperoleh, adalah Yayasan Nara Kreatif selalu memberikan
kesempatan-kesempatan yang bebas untuk anak-anak bisa beradaptasi
dengan cara mereka masing-masing, tanpa ada paksaan dari orang-
orang yang ada di Yayasan Nara Kreatif.
3. Tahapan Persiapan Menerima Kegiatan Yayasan Nara Kreatif adalah
tahapan dimana anak- anak mempersiapkan/sudah mempersiapkan
dirinya, untuk menerima kegiatan apapun di Yayasan Nara Kreatif.
Seperti apa yang dikatakan oleh Kepala Sekolah Yayasan Nara
Kreatif:
Menurut pendapat Muhammad Taufik:
“Ya, sebelum anak-anak masuk ke dalam Yayasan Nara
Kreatif, anak-anak harus sudah mempersiapkan menerima
semua kegiatan apapun yang ada di dalam Yayasan Nara
58
Wawancara pribadi dengan Alfian, Jakarta Timur, 19 Oktober 2017 59
Wawancara pribadi dengan Firla Angelia, Pekerja Sosial, Jakarta Timur 02 Oktober 2017
68
Kreatif”.60
Pengajar Memberikan dua minggu beradaptasi di Yayasan
Nara Kreatif, baru setelah dua minggu diberikan pendidikan/bridging
course, setelah itu anak- anak jalanan ini diberikan formulir sebagai
klien atau siswa di Yayasan Nara Kreatif, bahwa anak- anak jalanan
ini jelas data dirinya, secara data riwayat, kesehatan, dan orang tua
mereka, seperti dipaparkan oleh pengajar sebagai berikut:
“Memberikan 2 minggu beradaptasi di Yayasan Nara Kreatif,
baru setelah 2 minggu diberikan pendidikan/ bridging
course”.61
Kesiapan anak-anak jalanan ini dalam menerima kegiatan yang
ada di Yayasan Nara Kreatif, ada yang memiliki kesiapan secara fisik,
ada juga yang tidak, seperti yang di katakan anak jalanan, sebagai
berikut:
“Kesiapannya pada fisik, Tidak ada”.62
Hasil observasi, anak-anak memang sudah sangat
mempersiapkan diri mereka untuk menerima kegiatan apapun di
dalam Yayasan Nara Kreatif, secara jasmani maupun rohani.
Dari pernyataan-pernyataan informan dan observasi suatu data
yang diperoleh, adalah apabila anak-anak jalanan ini tidak
mempersiapkan diri secara jasmani maupun rohani, maka mereka akan
cepat sakit dan tidak memiliki bersemangat untuk mengikuti kegiatan
60
Wawancara pribadi dengan Muhammad Taufik, Jakarta Timur, 03 Oktober 2017 61
Wawancara pribadi dengan Ani Nur Sri Rejeki, Pengajar, Jakarta Timur 02 Oktober 2017 62
Wawancara pribadi dengan Alfian, Jakarta Timur, 19 Oktober 2017
69
apapun yang ada di dalam Yayasan Nara Kreatif.
4. Tahap Penerimaan Kegiatan adalah tahapan yang menerima kegiatan
apapun dari Yayasan Nara Kreatif, baik pendidikan formal
keterampilan, maupun karakter yang ada di Yayasan Nara Kreatif.
Pernyataan di atas diutarakan oleh Nezatullah:
“Pertama. Menghubungi sistem sumber yang akan di jadikan
mitra, kedua. Membuat kesepakatan kemitraan antara Yayasan
Nara Kreatif dengan sistem sumber, ketiga. Memonitor dan
evaluasi anak selama memperoleh pelayanan dari sistem
sumber”.63
Pengajar memberikan kegiatan yang di sukai anak-anak
jalanan di dalam Yayasan Nara Kreatif, seperti yang di ungkapkan
oleh salah satu pengajar, sebagai berikut:
“Memberikan sesuai keinginan anak-anak meminta kegiatan
yang disukai di Yayasan Nara Kreatif.”64
Dalam tahap penerimaan kegiatan Yayasan Nara Kreatif, anak-
anak jalanan dan warga sekitar menjelaskan proses mereka masuk
kedalam Yayasan Nara Kreatif, kegiatan yang mereka terima,
bimbingan yang mereka dapatkan di dalam Yayasan Nara Kreatif, dan
pengajar membantu mereka dalam pemasalahan mereka, seperti di
ungkapkan anak jalanan, sebagai berikut:
“Saya bisa masuk kedalam Yayasan Nara Kreatif ini karena
saya di izinkan untuk tinggal, belajar, dan beradaptasi dengan
lingkungan juga teman- teman di Yayasan Nara Kreatif selama
dua minggu, setelah itu anak-anak jalanan ini diberikan
formulir data riwayat hidup, kegiatan saya di berikan selama di
Yayasan Nara Kreatif adalah pendidikan formal, ketrampilan
63
Wawancara pribadi dengan Nezatullah Ramadhan, Pendiri/Ketua Yayasan Nara Kreatif
Jakarta Timur 02 Oktober 2017 64
Wawancara pribadi dengan Ani Nur Sri Rejeki, Pengajar, Jakarta Timur 02 Oktober 2017
70
dan karakter. Ya, bukan hanya pengajar saja yang membantu
permasalahan saya, tetapi bu firla sudah banyak membantu
saya, untuk saya bisa belajar, dan saya selalu di bimbing dalam
berperilaku, contohnya apabila bertemu tamu, mengucapkan
salam, sampai berperilaku ke teman-teman saya atau ke
siapapun, cara makan, cara berpakaian, dan lain-lain”65
Hasil observasi, Yayasan Nara Kreatif memang selalu
memonitor dan mengevaluasi semua kelakuan, kemajuan, dan karakter
mereka yang selama ini diajarkan oleh para pengajar dan pekerja
sosial Yayasan Nara Kreatif.
Dari pernyataan-pernyataan informan dan observasi suatu data
yang diperoleh, adalah menghubungi sistem sumber yang akan
dijadikan mitra, membuat kesepakatan kemitraan antara yayasan
dengan sistem sumber, memonitor dan evaluasi anak selama
memperoleh pelayanan dari sistem sumber. Dari semua ini memang
harus ada dan dipelajari oleh seorang pekerja sosial dalam pencapaian
pelayanan sosial yang dilakukan dan harus memiliki secara detail dan
lengkap.
5. Tahap Pengakhiran Pelayanan adalah bagian tahapan yang terakhir
untuk mengakhiri pelayanan, dalam pelayanan sosial. Seperti yang
diutarakan oleh Muhammad Taufik.
“Dilakukan apabila anak-anak jalanan ini sudah bisa hidup
mandiri dan normal dengan semestinya, maka akan
dikembalikaan kepada keluarganya, seperti merehabilitasi
anak-anak”.66
Pekerja sosial melakukan Terminasi untuk mengakhiri
65
Wawancara pribadi dengan Sintya, Jakarta Timur, 24 Oktober 2017 66
Wawancara pribadi dengan Muhammad Taufik, Kepala Pendidikan Sekolah Yayasan Nara
Kreatif, Jakarta Timur 03 Oktober 2017
71
pelayanan di Yayasan Nara Kreatif. Tahap terminasi, yaitu umur tujuh
tahun, anak masih diberikan pelayanan dan perlindungan pada pekerja
sosial, tetapi setelah umur delapan belas keatas, sudah tidak
mendapatkan pelayanan dan perlindungan lagi dari pekerja sosial,
seperti yang di katakan pekerja sosial sebagai berikut:
“Tahap pengakhiran pelayanan yang peksos lakukan adalah
Terminasi untuk umur delapan belas tahun, pekerja sosial
selesai memberikan pelayanan. dan Mereka dibiarkan kabur
selama satu minggu, setelah satu minggu baru di jemput oleh
pihak Yayasan Nara Kreatif. Anak-anak lainnya kembali
sendiri ke Yayasan Nara Kreatif, tanpa di jemput. Dan anak-
anak yang kabur selalu membawa teman-temannya untuk
tinggal di Yayasan Nara Kreatif”.67
dan menurut anak jalanan:
“Perbedaannya sesudah saya masuk di Yayasan Nara Kreatif
ini saya menjadi jauh lebih baik”.68
Pada awalnya pekerja sosial membiarkan anak-anak jalanan
kabur dari Yayasan Nara Kreatif selama satu minggu, setelah satu
minggu mereka belum kembali kedalam Yayasan Nara Kreatif,
pekerja sosial, beserta pihak Yayasan Nara Kreatif, mencari anak
jalanan di pangkalan mereka mengamen, dan membujuk mereka untuk
tinggal lagi di dalam Yayasan Nara Kreatif, seperti yang diungkapkan
pekerja sosial sebagai berikut:
“Mereka di biarkan kabur selama satu minggu, setelah satu minggu baru di jemput oleh pihak Yayasan Nara Kreatif. Anak-anak lainnya kembali sendiri ke Yayasan Nara Kreatif, tanpa di jemput. Dan anak-anak yang kabur selalu membawa teman-temannya untuk tinggal di Yayasan Nara Kreatif”.
69
67
Wawancara pribadi dengan Firla Angelia, Pekerja Sosial, Jakarta Timur 02 Oktober 2017 68
Wawancara pribadi dengan Sintya, Jakarta Timur, 24 Oktober 2017 69
Wawancara pribadi dengan Firla Angelia, Pekerja Sosial, Jakarta Timur 02 Oktober 2017
72
Anak jalanan sekarang sudah menjadi betah sekali tinggal di
dalam Yayasan Nara Kreatif, karena makan gratis, pendidikan gratis,
di beri pakaian, kehidupan terjamin dan punya teman banyak, seperti
di katakan anak jalanan sebagai berikut:
“Saya betah tinggal di Yayasan Nara Kreatif, karena makan,
pendidikan secara gratis, diberi pelatihan ketrampilan, dan
punya teman banyak”.70
Hasil observasi adalah dari pendapat Ketua yayasan, kepala
sekolah, pengajar dan pekerja sosial yang telah penulis observasi
adalah dalam bagian tahapan yang terakhir untuk mengakhiri
pelayanan, dalam pelayanan sosial ini, anak-anak yang hidupnya
masih memiliki masalah dari sebelum datang ke Yayasan Nara
Kreatif, dan belum sembuh secara psikis. Maka anak-anak ini akan
tetap tinggal di dalam Yayasan Nara Kreatif, sampai mereka sudah
tidak memiliki masalah lagi dan sudah sembuh secara psikis serta
memiliki ketrampilan untuk hidup lebih baik. Mereka akan
dikembalikan kepada keluarga mereka masing-masing. Jadi Yayasan
Nara Kreatif ini hanya sebagai tempat untuk anak-anak sembuh dari
trauma dan psikis mereka membaik serta memperoleh pendidikan
ketrampilan.
Dari pernyataan-pernyataan informan dan observasi suatu data
yang di peroleh, adalah Yayasan Nara Kreatif ini bukan mengekang
70
Wawancara pribadi dengan Alfian, Jakarta Timur, 19 Oktober 2017
73
atau melarang anak-anak pulang akan tetapi anak-anak butuh
penyembuhan dan butuh ketenangan dalam jiwa. Dari psikis, mental,
sampai karakter atau kepribadian mereka. Jadi setelah mereka
dipulangkan mereka bisa hidup mandiri, jiwa mereka sehat, dan
mereka mengerti akan ajaran agama yang baik dan benar dari Yayasan
Nara Kreatif.
E. Kendala dan Solusi Yayasan Nara Kreatif dalam memberikan
pendidikan keterampilan kepada anak jalanan
Di dalam menjalankan kegiatannya, Yayasan Nara Kreatif memiliki
beberapa kendala. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa
narasumber, ada beberapa kendala yang dihadapi dalam menerapkan
pendidikan keterampilan dalam setiap kegiatan keterampilan berlangsung di
Yayasan Nara Kreatif. Hal ini diungkapkan oleh Muhammad Taufik :
Untuk kendala itu setiap program pasti ada, terutama kendala yang
kami alami yaitu kalau barang-barang hasil keterampilan itu rijek
karena mereka mengerjakan keterampilan itu dengan semaunya
sendiri. Efeknya yaitu kepada mitra kami, bisa juga mitra kami
memutus komunikasi dengan kami. Kendala yang seperti ini kita
sadari mereka itu anak-anak yang belum faham dengan hal ini, itu sih
kendala berat kami, bagaimana si supaya mereka punya rasa ni produk
kita tidak rijek71
.
Berdasarkan penjelasan dari kepala pendidikan, kendala utamanya
adalah barang–barang hasil keterampilan anak–anak berkualitas rendah
karena mereka membuat atau mengerjakannya semaunya sendiri sehingga
71
Wawancara pribadi dengan Muhammad Taufik, Kepala Pendidikan Sekolah Yayasan Nara
Kreatif, Jakarta Timur 03 Oktober 2017
74
sering di kembalikan atau diriject. Selain itu, banyak dari mereka (siswa/i)
belum paham dan sadar mengenai cara membuat barang yang berkualitas.
Hal ini perlu dilakukan supaya para mitra Yayasan Nara Kreatif yang
menampung barang hasil ketrampilan mereka senang dan tidak memutus
hubungan komunikasi dengan Yayasan Nara Kreatif.
Selain itu, Ani selaku pengajar juga menambahkan kendala yang
dialami adalah semangat mereka. Seperti kutipan berikut ini
Kendalanya paling semangatnya mereka itu kan labil, kalau menurut
tim analisa dari kami sendiri kenapa tingkat kehadiran rendah, di kelas
nilainya jelek karena mereka jenuh dengan program kita yang itu-itu
aja.72
Pendapat berbeda di utarakan oleh Firla Angelia dimana kendalanya adalah
masalah usia yang berbeda–beda. Seperti kutipan wawancara berikut ini :
Kendalanya sih paling kan engga semuanya umurnya sama ya, terus
juga ada yang belum bisa baca cuman kita paling kendalanya hanya di
itu aja, karena anak-anak ini kan beda-beda umurnya jadi kita harus
liat satu-satu bener anak-anaknya ini jadi yang bisa baca yang mana.
Karena disini engga cuma nerima anak jalanan aja, disini ada anak
yang tuna rungu, tuna wicara terus ada juga yang diffabel73
Dari pendapat dua sumber yang merupakan pengajar di sekolah
tersebut, kendalanya lebih ke personal (pribadi) yaitu semangat dan usia
para siswa/i. Hal ini wajar di alami semua yayasan pendidikan sosial seperti
Nara kreatif. Dimana tidak ada batasan umur untuk ikut belajar di yayasan
Nara Kreatif dan juga mereka lebih mudah bosan dengan program yang
diberikan yayasan nara kreatif. Karena sebagian besar anak anak yang
tinggal di Yayasan Nara Kreatif adalah anak jalanan dimana mereka terbiasa
72
Wawancara pribadi dengan Ani Nur Sri Rejeki, Pengajar, Jakarta Timur 02 Oktober 2017 73
Wawancara pribadi dengan Firla Angelia, Pekerja Sosial, Jakarta Timur 02 Oktober 2017
75
hidup bebas sesuka hati tanpa ada aturan.
Dari ketiga narasumber, dapat disimpulkan bahwa kendala yang
dihadapi oleh Yayasan Nara Kreatif dalam memberikan pendidikan
keterampilan kepada anak jalanan yaitu keahlian yang masih kurang
(membuat sesuatu sesuka hati), semangat belajar (Mudah Bosan) dan Usia.
Solusi yang dapat dilakukan oleh Yayasan Nara Kreatif untuk
menangani dan meminimalisir kendala yang dihadapi adalah sebagai berikut
Pertama adalah melakukan pengecekan ulang terhadap setiap barang yang
dihasilkan sehingga barang yang dijual ke mitra tidak mengecewakan.
Seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Taufik berikut ini :
Kami selama ini belum menemukan solusi yang akurat, karna setiap
harinya itu problematikanya itu berbeda-beda. Sejauh ini sih solusi
yang kita pakai untuk meminimalisir kendala-kendala yang ada,
paling sebelum produk itu bisa dipasarkan kita cek ulang lagi dan juga
lebih memperhatikan anak-anaknya.74
Solusi yang kedua adalah membuat berbagai macam kegiatan
ekstrakulikuler atau kegiatan baru di luar kegiatan inti agar mereka tidak
bosan. Seperti yang diungkapkan oleh Ani berikut ini :
Kita buat program yang baru yaitu kegiatan ekstrakulikuler biar
mereka engga jenuh dengan program yang itu-itu aja, kita buat itu
untuk menjaga mereka untuk tetap semangat. Dilaksanakan di
lapangan deket sini dan kita juga sudah meminta izin kepada RT dan
RW setempat untuk menggunakan lapagan. Kita harus inovatif, kita
harus melihat apa yang ada terus kita masukin dan rancang ulang lagi
biar bisa lebih menarik lagi.75
Solusi yang ketiga adalah melakukan pendampingan atau ngobrol
berdua (face to face) dengan anak yang semangatnya mulai berkurang.
74
Wawancara pribadi dengan Muhammad Taufik, Kepala Pendidikan Sekolah Yayasan Nara
Kreatif, Jakarta Timur 03 Oktober 2017 75
Wawancara pribadi dengan Ani Nur Sri Rejeki, Pengajar, Jakarta Timur 02 Oktober 2017
76
Seperti yang diungkapkan oleh Firla berikut ini:
Kita biasanya face to face, langsung ke anaknya terus kalo misalkan
mereka kurang ini kita langsung jelasin ke dia terus kita ajarin pas
pulang sekolah biasanya sih seperti itu atau engga kita langsung
dikelas mereka duduk di samping kita, kita ajarin bener-bener banget
kalo misalkan anak itu masih bermasalah.76
F. Faktor Pendukung dan Penghambat Perkembangan Yayasan
Nara Kreatif
Adapun faktor pendukung dalam berkembangnya Yayasan Nara
Kreatif antara lain sebagai berikut:
1. Peran aktif Nezatullah Ramadhan sebagai seorang pendiri yayasan.
Nara Kreatif mengatakan :
Yayasan Nara Kreatif didirikan sebagai bentuk keprihatinan pada
lingkungan sekitar dimana banyak limbah organik yang tidak
dimanfaatkan oleh masyarakat disekitar lingkungan. Berangkat dari
keprihatinan inilah, saya membentuk Yayasan Nara Kreatif untuk
mengolah benda yang tidak berguna menjadi berdaya guna.
Beberapa produk yang diolah berasal dari limbah organik antara
lain; Paper Bag, Light Craft, Certificate, Drop Box, dan lain- lain.
Selain itu, adanya kegiatan pendidikan dengan membuka Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat bagi masyarakat pra-sejahtera yaitu
Program Kejar Paket A/B/C secara Gratis, dan menerapkan
pendidikan karakter bagi masyarakat pra-sejahtera tersebut77
.
2. Kinerja pengurus dan tenaga pendidik yang baik.
Di suatu lembaga pendidikan formal dan non formal, tentunya
terdapat pengurus dan tenaga pendidikan yang turut serta dalam
mengembangkan keberadaan lembaganya, hal ini juga sejalan
dengan realita yang berada di Yayasan Nara Kreatif. Pengurus
yayasan yang diketuai langsung oleh Nezatullah Ramadhan selalu
76
Wawancara pribadi dengan Firla Angelia, Pekerja Sosial, Jakarta Timur 02 Oktober 2017 77
Wawancara pribadi dengan Nezatullah Ramadhan, Pendiri/Ketua Yayasan Nara Kreatif Jakarta
Timur 02 Oktober 2017
77
bersedia memberikan sumbangsih besar di setiap lini
perkembangan yang ada di Yayasan Nara Kreatif ini, dan
dengan adanya kepengurusan yang mempuni, kehidupan yayasan
menjadi teratur serta berakibat baik bagi para peserta didik dan
masyarakat sekitarnya. Seperti yang diungkapkan oleh Nezatullah
Ramadhan:
Untuk pengelolaan yayasannya sendiri yang bertanggung jawab
adalah saya pribadi sebagai founder dan Ketua Yayasan, dan tidak
lupa ada struktur kepengurusan sendiri yang ikut serta mengelola
Nara Kreatif, mulai dari Dewan Pembina, Dewan Pengawas,
Sekretaris, Bendahara, Divisi Operasional dan Divisi
Pendidikan.Yayasan Nara Kreatif juga berdiri pada dua sisi yaitu
divisi operasional yang menangani kreatifitas produksi daur ulang
kertas dan divisi pendidikan yang mana mengurusi pendidikan
kesetaraan kejar Paket A, B, dan C. Untuk masing-masing
divisi memiliki kepengurusan sendiri yang dipimpin oleh Kepala
Operasional (Divisi Operasional) dan Kepala Sekolah (Divisi
Pendidikan).78
Dengan dibantu oleh para pengurus dan tenaga pengajar, maka
yayasan nara kreatif dikelola dengan baik dan berkembang pesat
seperti sekarang ini.
3. Keunggulan kurikulum dan kegiatan ketrampilan
Salah satu pendukung bagi keberadaan sebuah lembaga sosial
dan keterampilan adalah sistem atau proses pembelajarannya,
Yayasan Nara Kreatif juga terdapat kurikulum yang menyertai
siswa yang tugasnya untuk memenuhi kurikulum serta minat bakat
dari para siswanya. Yayasan Nara Kreatif menyediakan berbagai
78
Wawancara pribadi dengan Nezatullah Ramadhan, Pendiri/Ketua Yayasan Nara Kreatif Jakarta
Timur 02 Oktober 2017
78
proses pembelajaran yang menarik dan berkualitas serta terjadwal
dan tidak terjadwal (tentative). Salah satu proses pembelajaran
yang menjadi favorit para siswa adalah pelatihan ketrampilan dan
berbagai macam ekstrakurikuler, seperti yang diungkapkan oleh
Rosim :
Program atau kegiatan di Nara Kreatif ada yang sifatnya sudah
terjadwalkan dan ada yang tentatif. Untuk sifatnya yang tentatif,
terkadang kegiatan dilaksanakan di Nara Kreatif (in class) ataupun
kunjungan ke beberapa tempat (out class). Namun untuk sifatnya
terjadwalkan ada beberapa kegiatan yaitu seperti kelas agama,
kelas komputer, ekstrakurikuler futsal dan pencak silat, serta Nara
Bersih. Sedangkan yang tentatif antara lain Kelas Inspirasi, Nara
Sehat, Factory Visit atau Company Visit, seminar, dan lain
sebagainya. Kami berusaha memberikan kegiatan-kegiatan yang
menunjang kemampuan mereka agar apa yang mereka miliki akan
terus berkembang.
Jadi, di Nara Kreatif banyak sekali kegiatan yang sangat
bermanfaat baik itu di dalam kelas maupun diluar kelas dimana
semuanya ditujukan untuk peningkatan kemampuan skill para
siswa/I yang kebanyakan dari mereka adalah anak jalanan.
4. Adanya interaksi yang baik antara pengajar dan siswa/i.
Keberadaan pengajar dengan siswa/i di sebuah lembaga sosial
dan keterampilan diibaratkan sebuah sisi mata uang, meskipun
berbeda tugas, namun keduanya tidak dapat dipisahkan, dengan
adanya pengajar, siswa/i menjadi cerdas dan bijak dan adanya
siswa/i, pengajar dapat menjadi panutan serta ilmunya dapat
bermanfaat, seperti yang diungkapkan oleh Nezatullah Ramadhan:
Interaksi antara pengajar dan siswa/i di Yayasan Nara Kreatif ini
79
terjalin dengan sangat baik. Para pengajar dan pengurus yayasan
sudah menganggap muridnya seperti anak sendiri. Dengan adanya
interaksi yang baik ini, membuat keberlangsungan aktivitas
yayasan menjadi nyaman dan aman. 79
5. Dukungan positif dari tokoh masyarakat dan warga setempat.
Sebelum Nezatullah Ramadhan mendirikan Yayasan Nara
Kreatif, beliau terlebih dulu berpamitan kepada tokoh-tokoh
masyarakat setempat. Pendirian Yayasan Nara Kreatif kemudian
mendapat restu dan sambutan yang positif dari kalangan para tokoh
masyarakat dan warga umum sekitarnya. Hal ini terbukti tatkala
ada kegiatan-kegiatan yang mengatasnamakan masyarakat umum,
pengurus yayasan selalu diundang kehadirannya dan menjadi tamu
istimewa di acara tersebut, seperti yang diungkapkan oleh
Nezatullah Ramadhan:
Dengan adanya Yayasan Nara Kreatif, masyarakat sekitar juga
menyambut positif dengan langkah mengikutkan putra putrinya di
sekolah Yayasan Nara Kreatif untuk melatih dan mengasah skill
ketrampilan mereka, sehingga pola interaksi yayasan dengan
masyarakat terjalin dengan baik80
6. Dukungan dari Pemerintah Setempat.
Yayasan Nara Kreatif adalah salah satu yayasan yang juga terdaftar,
dengan Akta Notaris : Netty Maria Machdar, SH Akta Nomor 65 tanggal
06 Februari 2013. Dengan latar belakang ini, pemerintahan sekitar sangat
mendukung keberadaan yayasan ini, karena secara langsung telah turut
79
Wawancara pribadi dengan Nezatullah Ramadhan, Pendiri/Ketua Yayasan Nara Kreatif Jakarta
Timur 02 Oktober 2017 80
Wawancara pribadi dengan Nezatullah Ramadhan, Pendiri/Ketua Yayasan Nara Kreatif Jakarta
Timur 02 Oktober 2017
80
serta dalam proses pendidikan SDM pada masyarakat sekitar dan hal itu
juga membantu jalannya tugas pemerintah sebagai pelindung dan
pemenuhan sumber daya manusia bagi masyarakatnya.
Adapun faktor penghambat perkembangnya Yayasan Nara Kreatif antara
lain sebagai berikut:
1. Kurangnya pendanaan
Pendanaan adalah faktor terpenting dari keberlangsungan sebuah
lembaga sosial dan keterampilan. Yayasan Nara Kreatif sebagian dananya
berasal dari Nezatullah Ramadhan, sumbangan dari masyarakat dan
pemerintah, dan kas yayasan yang diperoleh penjualan produk yang
dihasilkan siswa/i. Seiring perkembangan yayasan, keperluan dana untuk
pembangunan dan berbagai hal lainnya semakin sulit karena banyak
produk yang dihasilkan oleh para siswa/i kualitasnya kurang baik
dan terkadang dana dari pemerintah tidak cair sesuai yang
direncanakan serta sumbangan dari donator atau masyarakat sedikit
sehingga kondisi ini berpengaruh pada lambatnya pembangunan sarana
dan prasarana yayasan.
2. Pola perilaku siswa/i yang terkadang tidak mematuhi peraturan yayasan.
Keberadaan siswa/i di sebuah lembaga pendidikan tentunya menjadi
bagian utama yang tidak dapat dipisahkan. Yayasan Nara Kreatif
menerima siswa/i dari berbagai tempat dan berbagai latar
belakang keluarga, sehingga untuk memonitor dan menjaga tingkah laku
para siswa/i, pihak yayasan mempunyai beberapa peraturan yang
81
wajib ditaati. Namun, dalam perjalanannya tidak sedikit pula para siswa/i
yang melanggar peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dan dengan
terpaksa pengurus yayasan menghukum mereka dengan hukuman yang
setimpal. Tujuannya agar para siswa/i menjadi pribadi yang bertanggung
jawab dan baik budi pekertinya.
3. Sarana dan prasarana yang tidak terjaga dan kurang memadai
Sejalan dengan berkembangnya Yayasan Nara Kreatif, berkembang pula
sarana dan prasarana yang di kembangkan. Namun patut disayangkan,
perkembangan sarana prasarana yang baik tidak ditunjang dengan upaya
perawatan yang baik pula. Hal ini utamanya bagi para
siswa/i, yang sering menyalahgunakan keberadaan fasilitas yang ada.
Contohnya, dengan mencoret-coret meja belajar, dinding kelas serta
lainnya. Selain itu, masih kurangnya sarana dan prasarana penunjang
kegiatan. Misalnya alat untuk pengemasan produk dan lainnya.
4. Tingkat keamanan yayasan kurang baik.
Sebagai sebuah lembaga sosial dan keterampilan yang berkembang pesat,
tentunya Yayasan Nara Kreatif juga mengembangkan jumlah
sarana prasarananya, hal ini juga berimbas kepada luasnya wilayah
yayasan ini. Kondisi yayasan yang semakin luas tidak sebanding dengan
tingkat keamanan yang ada. Pengurus yayasan tidak memperkerjakan
petugas keamanan, tetapi memandatkan tugas keamanan itu kepada siswa/i
yang mengabdi. Kelemahan dalam hal keamanan ini juga diutarakan oleh
beberapa pengajar disana.
82
Salah satu pengajar bercerita: “Yayasan ini sebenarnya kekurangan tenaga
petugas keamanan, hal ini terlihat dari jarangnya gerbang yayasan
ditutup, sering terjadi kehilangan didalam yayasan, dan berbagai
permasalahan yang lainnya81
”.
5. Ada beberapa orang di lingkungan sekitar yang tidak suka terhadap
keberadaan yayasan.
Tidak selamanya keberadaan yayasan sebagai wadah pendidikan
bagi masyarakat sekitar dipandang dengan baik, ada pula masyarakat yang
memandang negatif akan keberadaan sebuah lembaga pendidikan, entah
itu dipengaruhi faktor latar belakang berdirinya, sikap penghuni yayasan
dan lain-lainnya. Keberadaan Yayasan Nara Kreatif juga tidak terlepas
dari pandangan negatif masyarakat sekitar.
81
Wawancara pribadi dengan Ani Nur Sri Rejeki, Pengajar, Jakarta Timur 02 Oktober 2017
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, penulis menyimpulkan
bahwa Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Pendidikan Keterampilan Di
Yayasan Nara Kreatif Jakarta Timur, sebagai berikut:
1. Jenis-jenis pelayanan sosial yang ada di Yayasan Nara Kreatif, adalah :
a. Perawatan anak (child care). Yayasan Nara Kreatif memang memiliki
perawatan anak untuk anak-anak jalanan yang memiliki masalah yang amat
rumit dengan keluarga, teman-temannya, dan masyarakat sekitar. Akan
tetapi perawatan anak disini hanya untuk anak-anak yang memiliki masalah
yang amat sangat berat dengan keluarga, teman-temannya dan masyarakat
sekitar, yang tidak bisa mereka selesaikan sendiri, maka Yayasan Nara
Kreatif dengan segera menanggapi dan dibantu juga oleh pengajar dalam
menyelesaikan masalah mereka
b. Perawatan kriminal (criminal justice). Perawatan Kriminal (Criminal
Justice) adalah penanganan masalah kriminal, termasuk terhadap pelanggar
hukum anak-anak. Biasanya mereka memberikan pelayanan konseling atau
terapi psikososial terhadap narapidana yang masih dipenjara, maupun
terhadap eks-napi yang telah kembali ke masyarakat. Akan tetapi anak-anak
di Yayasan Nara Kreatif tidak pernah sampai ke tindak criminal.
c. Yayasan Nara Kreatif tidak memiliki Perawatan masyarakat (community
88
care), Merupakan alternatif terhadap pelayanan yang diberikan di dalam
lembaga (institution-based care). Pelayanan rehabilitasi berbasis masyarakat
(community based rehabilitation) dan rehabilitasi keliling (mobile
rehabilitation), Yayasan Nara Kreatif hanya melakukan terapi psikososial
dan konseling saja.
2. Tahapan Pelayanan yang sudah Yayasan Nara Kreatif lakukan kepada anak
jalanan atau warga belajars, yaitu tahapan penjangkauan, tahapan masuk
Yayasan Nara Kreatif, tahapan persiapan kegiatan, penerimaan kegiatan,
dan tahapan pengakhiran pelayanan
3. Kendala dan Solusi Yayasan Nara Kreatif dalam memberikan pendidikan
keterampilan kepada anak jalanan, antara lain
a. kendala yang dihadapi oleh Yayasan Nara Kreatif dalam memberikan
pendidikan keterampilan kepada anak jalanan yaitu keahlian yang masih
kurang (membuat kerajinan sesuatu sesuka hati), semangat belajar kurang
(Mudah Bosan) dan Usia yang masih remaja (labil)
b. Solusi yang dapat dilakukan oleh Yayasan Nara Kreatif untuk menangani
dan meminimalisir kendala yang dihadapi adalah melakukan pengecekan
ulang terhadap setiap barang yang dihasilkan sehingga barang yang dijual
ke mitra tidak mengecewakan, membuat berbagai macam kegiatan
ekstrakulikuler atau kegiatan baru di luar kegiatan inti agar mereka tidak
bosan dan melakukan pendampingan atau ngobrol berdua (face to face)
dengan anak yang semangatnya mulai berkurang
4. Faktor Pendukung dan penghambat Yayasan Nara Kreatif
89
a. Faktor Pendukung Yayasan Nara Kreatif yaitu Peran aktif Nezatullah
Ramadhan sebagai seorang pendiri yayasan, Kinerja pengurus dan tenaga
pendidik yang baik, Keunggulan kurikulum dan kegiatan ketrampilan,
Adanya interaksi yang baik antara guru dan murid, Dukungan positif dari
tokoh masyarakat dan warga setempat, dan Dukungan dari Pemerintah
Setempat
b. Faktor Penghambat Yayasan Nara Kreatif yaitu Kurangnya pendanaan, Pola
perilaku siswa yang terkadang tidak mematuhi peraturan yayasan, Sarana
dan prasarana yang tidak terjaga dan kurang memadai, Tingkat keamanan
yayasan kurang baik dan Ada beberapa orang di lingkungan sekitar yang
tidak suka terhadap keberadaan yayasan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dijelaskan dalam
skripsi ini, maka ada beberapa saran-saran yang ingin peneliti sampaikan, yaitu :
1. Perlu adanya pelatihan bagi para pengajar dan untuk siswa dari luar
sehingga kemampuan dan pengetahuan pengajar dan murid bertambah
khususnya berkaitan dengan kegiatan di luar kelas dan skill menghasilkan
produk yang berkualitas
2. Perlu adanya bimbingan khusus terhadap para siswa/i karena latar belakang
sebagian para murid adalah anak jalanan sehingga perlu arahan dan
bimbingan lebih baik
3. Menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat sekitar, orang tua murid,
90
para donator dan relasi yang menerima maupun menjual produk yang
dihasilkan sehingga permasalahan dana, keamanan bisa terselesaikan
dengan baik
83
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial. (Jakarta: Prenada Media Group, 2010).
Budhi Wibhawa dkk. (2010). Dasar-dasar Pekerjaan Sosial Pengantar Profesi
Pekerja Sosial. Bandung: Widya Padjadjaran
Buku Saku Pekerja Sosial, (Jakarta: Departemen Sosial, 2004)
Dwi Heru Sukoco, (1997) Kemitraan dalam Pelayanan Sosial, dalam Isu-Isu
Tematik Pembangunan Sosial, Jakarta : Departemen Sosial
Departemen Sosial RI, Pusat Penelitian dan Pengembangan Keaejahteraan Sosial,
Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial. Kajian Permasalahan
Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial. (Jakarta, Agustus 2009)
Departemen Sosial R.I., Badan Penelitian dan Pengembangan, istilah Usaha
kesejahteraan Sosial, (Jakarta: 1997)
Edi Suharto, ed., Isu-isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi (Jakarta:
Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial RI, 2004)
Heru Prasadja dan Murni Ati Agustian, Anak Jalanan dan Kekerasan (Jakarta:
PKPM Unika Atma Jaya, 2000) Meleong, Metode Penelitian Kualitatif,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010)
Isma’il R. Al-Furuqi, Akar Budaya Islam, Menjelajah Kazanah Peradaban Gemilang
(Bandung: Mizan, 2003)
Makmur Sanusi, Anak dan Negara Perspektif Indonesia Abad XXI (Jakarta: JasPro
Press, 2012)
Sanusi Makmur, Beberapa Temuan Lapangan Survei Anak Jalanan dan Rencana
Penanganan di Jakarta dan Surabaya (Jakarta:Depsos)
Sudirman. (1987). Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2014)
Sugiyono, Memahami penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009)
Syamsir Salam, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006)
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. (Jakarta :
Sinar Grafika, 2003)
84
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta : Sinar Grafika, 2003
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Renika Cipta, 1990), Cetakan ke-3
B. Makalah
Ipul Suharma, Pelayanan Sosial Anak Jalanan Berbasis Panti Sebagai Wujud
Perlindungan Hak Anak, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2009)
Muhammad Akmal, Pelayanan Sosial Bagi Gelandangan dan Pengemis di Panti
Sosial Bina Karya Pangudi Luhur Bekasi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2009)
Pipit Febrianti, Pelayanan Kesejahteraan Sosial Terhadap Anak Terlantar di PSAA
Putra Utama 03 Tebet Jakarta Selatan, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2015)
Rahma Afiani Hafsyah, Pelayanan Sosial Anak Jalanan di Yayasan Bina Insan
Mandiri Depok, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, 2014)
Rena Dwitiya Rahayu, Pelayanan Sosial Bagi Perempuan Korban Kekerasan Dalam
Rumah Tangga di P2TP2A Kota Tangerang Selatan, (Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2015)
C. Artikel
Tata Sudrajat, Anak Jalanan: Dari Masalah
Tata Irwanto, “Anak-anak Jalanan Anak-anak Kita Sendiri”
Profil Yayasan Nara Kreatif, tahun 2016
TRANSKRIP WAWANCARA
WARGA BELAJAR
Nama : Asep Wildan
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 18 tahun
Waktu Wawancara : Rabu, 18 Oktober 2017
No Pertanyaan Jawaban
1 Sudah berapa lama
kamu bersekolah di
Nara Kreatif?
Saya sendiri di Nara Kreatif sudah empat tahun tinggal
dan bersekolah.
2 Apa saja yang kamu
ketahui mengenai
kegiatan keterampilan
di Nara Kreatif?
Jadi kalau kegiatan di Nara Kreatif sehari-hari pagi itu
kita biasanya bangun subuh pukul 04:00 kita sholat ke
masjid terus kita pulang dari sana mengaji sampai
pukul 07:00 lanjut beres-beres rumah, masak dalam
masak ini jadwalnya kita ganti-gantian misal hari ini
yang putra besok yang putri, jadi supaya anak-anak
bisa masak juga dan biar ada rasa kebersamaannya
juga. Untuk yang siangnya untuk paket a dan paket b
itu sekolah dari jam 09:00 sampai jam 12:00 setelah
itu mereka pulang dari sekolah mereka sholat, makan
istirahat sebentar terus mereka ngaji azhar sampai sore
terus kalau misalkan engga ada kegiatan keterampilan
mereka beres-beres rumah. Dan untuk yang paket c
dari pagi sampai sore biasanya kita keterampilan bikin
kertas daur ulang, box tissu, souvenir dan orderan dari
perusahaan.
3 Bagaimana menurut
kamu kegiatan
keterampilan yang ada
di Nara Kreatif?
Kegiatan keterampilan di Nara Kreatif sangat bagus,
saya merasakan jadi lebih baik juga selama berada di
nara dan bisa berubah juga dari yang mungkin dulu
awalnya sempet hidup dijalan dan putus sekolah
semenjak adanya nara saya sudah banyak perubahan,
bisa bantu keluarga juga terus sekarang bisa dikasih
kepercayaan buat wirausaha.
4 Menurut kamu, nilai-
nilai karakter apa saja
yang kamu dapatkan
ketika mengikuti
kegiatan keterampilan
di Nara Kreatif?
Jadi kalau kegiatan di nara sendiri banyak yang saya
dapat, di nara memang kita ditanamkan nilai-nilai
kehidupan jadi engga cuma pendidikan sekolah aja
jadi khususnya untuk anak-anak asuh kita ditanamkan
kesopanan, etika, akhlak, perilaku kita, full 24 jam kita
belajar tentang perilaku kita bagaimana cara bersikap
kepada yang lebih dewasa, cara kita kekeluargaan,
kesopanan, kedisiplinan yang bener-bener setiap hari
belajar seperti itu.
5 Menurut kamu, apa
faktor yang
mempengaruhi
Yayasan Nara Kreatif
menerapkan nilai-nilai
karakter pada setiap
kegiatan yang
diselenggarakan?
Jadi faktornya yang pertama karena memang anak-
anak yang tinggal di Nara Kreatif khususnya
kebanyankan dari jalan mungkin karena dari jalan
mereka tuh maunya bebas mereka engga tahu bahwa
mereka menganggap semuanya sama mungkin mereka
engga mengerti kalo yang dewasa ini cara
menyikapinya seperti apa mungkin karna dijalan dulu
mereka anggap yang tua yang muda sama saja dan
akhirnya di nara ada program karakter itu supaya
tinggal di nara ini bisa lebih baik lagi, lebih sopan lagi,
akhlaknya lebik baik, perilakunya juga lebih baik lagi
jadi mungkin yang perilaku sehari-harinya engga baik
sering merokok atau mungkin dia sering berantem
sama temennya, mengambil barang orang dan
akhirnya semenjak di nara jadi lebih baik lagi.
6 Apakah menurut
kamu kegiatan
keterampilan yang ada
di Nara Kreatif sudah
sesuai dengan yang
kamu butuhkan atau
belum?
Untuk kegiatan keterampilan sudah sesuai tapi
mungkin ada lagi tambahan-tambahan untuk
kedepannya lebih baik lagi, kita mengharapkan ya
untuk anak yang tinggal bisa lebih baik lagi. Untuk
program di Nara Kreatif sudah cukup, sudah sesuai
dengan kita semua yang tinggal juga merasa senang
tinggal di nara dengan program-program yang ada di
nara.
7 Upaya apa saja yang
harus dilakukan
Yayasan Nara Kreatif
agar penerapan nilai-
nilai karakter berjalan
dengan semestinya?
Jadi biasanya kita tim pengurus yang memantau, jadi
misalkan perbulan kita kontrol terus jadi buat kegiatan
atau kumpulin anak-anak. Yang biasanya kalau untuk
mungkin kita menerapkan kegiatan misalkan kaya
kemarin kita ajarkan tentang keterampilan nanti kita
test mereka.
8 Saran atau ide apa
yang kamu dapat
berikan agar kegiatan
di Nara Kreatif lebih
diminati oleh warga
belajar?
Sarannya ya mungkin cukuplah tapi ya balik lagi kita
semua terus bekerja keras supaya bagaimana program
yang di nara ini berjalan terus kita sama-sama
mengurus nara, bagaimana caranya anak asuh maupun
warga belajar mereka bisa senang dengan program
yang ada di nara dan mereka juga bisa lebih baik lagi.
Mengetahui,
Interviewee Interviewer
Warga Belajar Penulis
Asep Wildan Erby Eko Yunnyanto
Nama : Arizal
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 23 tahun
Waktu Wawancara : Rabu, 18 Oktober 2017
No Pertanyaan Jawaban
1 Sudah berapa lama
kamu bersekolah di
Nara Kreatif?
Untuk sekolah kurang lebih delapan bulan.
2 Apa saja yang kamu
ketahui mengenai
kegiatan keterampilan
di Nara Kreatif?
Kegiatan di nara banyak banget ya apa yang di
dapat seperti membuat kreatifitas itu ilmu juga buat
kita, belajar yang tadinya tidak tahu menjadi tahu.
3 Bagaimana menurut
kamu kegiatan
keterampilan yang ada
di Nara Kreatif?
Menurut saya sangat luar biasa itu membantu orang
banyak, bisa membantu orang-orang yang putus
sekolah, orang-orang yang latar belakangnya dari
anak yatim pra sejahtera, anak jalan yang putus
sekolah. Sehingga mereka bisa sekolah kembali
membangun kembali harapan-harapan mereka.
4 Menurut kamu, nilai-
nilai karakter apa saja
yang kamu dapatkan
ketika mengikuti
kegiatan keterampilan
di Nara Kreatif?
Beragam ya, banyak banget karakter yang di nara
itu soal tegas, disiplin, sopan, kita jujur juga.
5 Menurut kamu, apa
faktor yang
mempengaruhi
Yayasan Nara Kreatif
menerapkan nilai-nilai
karakter pada setiap
kegiatan yang
diselenggarakan?
Karna di nara itu bersifat sosial, nara itu
mengharapkan anak-anak yang di didik oleh nara
itu bisa merubah karakter mereka menjadi karakter
yang luar biasa, jadi di nara itu merubah karakter
dia menjadi lebih baik.
6 Apakah menurut
kamu kegiatan
keterampilan yang ada
di Nara Kreatif sudah
sesuai dengan yang
kamu butuhkan atau
belum?
Kalau menurut saya sih sudah cukup ya soalnya
disini banyak banget pelajaran-pelajaran atau
pendidikan-pendidikan disini yang saya dapatkan,
kalau saya prinsipnya di nara bukan cari materi,
niatnya di nara itu selain kita cari ilmu kita cari
pahala juga yaitu tujuan saya di nara.
7 Upaya apa saja yang
harus dilakukan
Yayasan Nara Kreatif
Kita mengajarkan mengajarkan karakter anak
tersebut dengan metode pergerakan dengan
tindakan, jangan cuma dengan omongan. Kita
agar penerapan nilai-
nilai karakter berjalan
dengan semestinya?
mencontohkan langsung ke mereka dan mereka
sendiri yang melihat kita bagaimana.
8 Saran atau ide apa
yang kamu dapat
berikan agar kegiatan
di Nara Kreatif lebih
diminati oleh warga
belajar?
Kalau menurut saya sudah cukup, fasilitas dari
sekolah pun sudah lumayan baik. Tapi menurut
saya kalau untuk paket c kan sudah siap kerja
setelah lulus dan punya keinginan untuk bekerja
seharusnya Nara Kreatif mengadakan pelatihan
kerja supaya setelah lulus nanti mereka ada
kepengetahuan dasar tentang dunia pekerjaan
kantoran maupun industri.
Mengetahui,
Interviewee Interviewer
Warga Belajar Penulis
Arizal Erby Eko Yunnyanto
Nama : Alfian
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 18 tahun
Waktu Wawancara : Kamis, 19 Oktober 2017
No Pertanyaan Jawaban
1 Sudah berapa lama
kamu bersekolah di
Nara Kreatif?
Di nara itu udah hampir dua tahun
2 Apa saja yang kamu
ketahui mengenai
kegiatan keterampilan
di Nara Kreatif?
Kegiatan keterampilan di nara itu kaya buat tas
sepatu, notes book, tapi yang paling sering si cetak
daur ulang kertas. Kalau yang anak-anak kecilnya
paling harus di dampingin.
3 Bagaimana menurut
kamu kegiatan
keterampilan yang ada
di Nara Kreatif?
Bagus, soalnya buat nambah-nambah ilmu
bagaimana cara mengolah limbah yang tidak
terpakai jadi terpakai lagi.
4 Menurut kamu, nilai-
nilai karakter apa saja
yang kamu dapatkan
ketika mengikuti
kegiatan keterampilan
di Nara Kreatif?
Bagus, buat nambah-nambah ilmu juga kan disini
selain sekolah.
5 Menurut kamu, apa
faktor yang
mempengaruhi
Yayasan Nara Kreatif
menerapkan nilai-nilai
karakter pada setiap
kegiatan yang
diselenggarakan?
Biar ada aktifitas lain, biar engga diem aja disini
engga cuma sekolah aja biar engga bosen juga,
buat nambah penghasilan juga kan biaya makan
dari sini juga.
6 Apakah menurut
kamu kegiatan
keterampilan yang ada
di Nara Kreatif sudah
sesuai dengan yang
kamu butuhkan atau
belum?
Sudah, soalnya disini kan belajar keterampilan buat
jadi mandiri, awalnya memang kita selalu dapet
arahan sebelum mengerjakan produk. Biar kita
kedepannya punya keahlian dan udah punya bekal
dalam skill.
7 Upaya apa saja yang
harus dilakukan
Yayasan Nara Kreatif
agar penerapan nilai-
nilai karakter berjalan
Nara itu harus lebih membimbing anak-anaknya
lebih sabar lagi, lebih maksimal karena kan
karakter anak-anak itu berbeda-beda kan ada yang
susah dikasih tau, ada yang gampang.
dengan semestinya?
8 Saran atau ide apa
yang kamu dapat
berikan agar kegiatan
di Nara Kreatif lebih
diminati oleh warga
belajar?
Harus memperbanyak acara diluar yayasan,
soalnya anak-anak kan suka kalo ada acara diluar
yayasan sekalian jalan-jalan juga, minimal setiap
bulan ada acara seperti itu biar engga jenuh disini-
sini aja.
Mengetahui,
Interviewee Interviewer
Warga Belajar Penulis
Alfian Erby Eko Yunnyanto
Nama : Sintya
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 17 tahun
Waktu Wawancara : Selasa, 24 Oktober 2017
No Pertanyaan Jawaban
1 Sudah berapa lama
kamu bersekolah di
Nara Kreatif?
Sudah hampir empat tahun, dulu kan cuma sekolah
disini itu dari 2014, terus kan aku sempet engga
sekolah lagi disini terus balik lagi aku tinggal
disini, dulu kan belum ada asrama putri jadi cuma
sekolah aja. Terus 2015 aku masuk kesini ke
asrama putri tinggal disini.
2 Apa saja yang kamu
ketahui mengenai
kegiatan keterampilan
di Nara Kreatif?
Kalau di nara sih banyak ya ada jahit terus juga ada
bikin notes book, bikin box tissue, bikin kartu
nama.
3 Bagaimana menurut
kamu kegiatan
keterampilan yang ada
di Nara Kreatif?
Menurut aku, keterampilan di nara bagus, kreatif
juga misalkan kaya waktu itu kan ada bekas
kemasan susu itu bisa kita cetak jadi kertas,
pokoknya yang engga bisa digunain jadi bisa
digunain.
4 Menurut kamu, nilai-
nilai karakter apa saja
yang kamu dapatkan
ketika mengikuti
kegiatan keterampilan
di Nara Kreatif?
Yang pertama sih aku jadi bisa, kaya misalkan
kaya menjahit dulu kan susah banget kalau
menjahit masih engga rapih sekarang udah bisa
bikin tas, bikin goodie bag.
5 Menurut kamu, apa
faktor yang
mempengaruhi
Yayasan Nara Kreatif
menerapkan nilai-nilai
karakter pada setiap
kegiatan yang
diselenggarakan?
Kalau sekarang sudah lumayan baik, kalau dulu
engga ada menjahit banyak perubahan juga. Karena
kakak pengajar disini selalu ngajarin kita, bahkan
kalau untuk menjahit ada orang khusus yang
ngajarin kita buat ngejahit.
6 Apakah menurut
kamu kegiatan
keterampilan yang ada
di Nara Kreatif sudah
sesuai dengan yang
kamu butuhkan atau
belum?
Sudah.
7 Upaya apa saja yang Biasanya kalau di nara kan emang suka bikin
harus dilakukan
Yayasan Nara Kreatif
agar penerapan nilai-
nilai karakter berjalan
dengan semestinya?
produk itukan sudah di kasih dari kantor jadi kantor
itu misalkan dia butuh box tissue atau apa kan kita
yang bikin.
8 Saran atau ide apa
yang kamu dapat
berikan agar kegiatan
di Nara Kreatif lebih
diminati oleh warga
belajar?
Kalau bisa sih hasil produk bisa dijual di online
engga cuma bergantung pada perusahaan aja.
Mungkin bikin keterampilannya harus lebih unik
lagi biar warga belajar bisa tertarik.
Mengetahui,
Interviewee Interviewer
Warga Belajar Penulis
Sintya Erby Eko Yunnyanto
Nama : Imelda Fatimah Azzahra
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 13 tahun
Waktu Wawancara : Selasa, 24 Oktober 2017
No Pertanyaan Jawaban
1 Sudah berapa lama
kamu bersekolah di
Nara Kreatif?
Sudah satu tahun.
2 Apa saja yang kamu
ketahui mengenai
kegiatan keterampilan
di Nara Kreatif?
Bisa belajar buat produk, kaya box tissue, notes
book, undangan sama belajar komputer.
3 Bagaimana menurut
kamu kegiatan
keterampilan yang ada
di Nara Kreatif?
Bagus, kreatif bisa dari sampah bisa di olah lagi
kaya kertas HVS, kardus, koran bisa dibuat jadi
produk kaya notes book, kertas daur ulang.
4 Menurut kamu, nilai-
nilai karakter apa saja
yang kamu dapatkan
ketika mengikuti
kegiatan keterampilan
di Nara Kreatif?
Bisa belajar disiplin, mandiri.
5 Menurut kamu, apa
faktor yang
mempengaruhi
Yayasan Nara Kreatif
menerapkan nilai-nilai
karakter pada setiap
kegiatan yang
diselenggarakan?
Supaya kita bisa biar nanti kedepannya bisa kita
terapin.
6 Apakah menurut
kamu kegiatan
keterampilan yang ada
di Nara Kreatif sudah
sesuai dengan yang
kamu butuhkan atau
belum?
Sudah, dari sekolah, belajar mengaji, akhlak,
belajar keterampilan.
7 Upaya apa saja yang
harus dilakukan
Yayasan Nara Kreatif
agar penerapan nilai-
nilai karakter berjalan
Kasih semangat, diajarin terus, diingetin terus.
dengan semestinya?
8 Saran atau ide apa
yang kamu dapat
berikan agar kegiatan
di Nara Kreatif lebih
diminati oleh warga
belajar?
Bisa di promosikan di media sosial kalau nara itu
ada buat bantu yang lain yang putus atau engga
engga mampu sekolah bisa datang ke nara.
Mengetahui,
Interviewee Interviewer
Warga Belajar Penulis
Imelda Fatimah Azzahra Erby Eko Yunnyanto
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama : Nezatullah Ramadhan
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Jabatan : Pendiri/Ketua Yayasan Nara Kreatif
Waktu Wawancara : Senin, 02 Oktober 2017
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa yang melatar
belakangi berdirinya
Yayasan Nara
Kreatif?
Yayasan Nara Kreatif didirikan sebagai bentuk
keprihatinan pada lingkungan sekitar dimana
banyak limbah organik yang tidak dimanfaatkan
oleh masyarakat disekitar lingkungan. Berangkat
dari keprihatinan inilah, saya membentuk Yayasan
Nara Kreatif untuk mengolah benda yang tidak
berguna menjadi berdaya guna. Beberapa produk
yang diolah berasal dari limbah organik antara lain;
Paper Bag, Light Craft, Certificate, Drop Box, dan
lain- lain. Selain itu, adanya kegiatan pendidikan
dengan membuka Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat bagi masyarakat pra-sejahtera yaitu
Program Kejar Paket A/B/C secara Gratis, dan
menerapkan pendidikan karakter bagi masyarakat
pra-sejahtera tersebut
2 Dikelola oleh siapa
sajakah Yayasan Nara
Kreatif?
Untuk pengelolaan yayasannya sendiri yang
bertanggung jawab adalah saya pribadi sebagai
founder dan Ketua Yayasan, dan tidak lupa ada
struktur kepengurusan sendiri yang ikut serta
mengelola Nara Kreatif, mulai dari Dewan
Pembina, Dewan Pengawas, Sekretaris, Bendahara,
Divisi Operasional dan Divisi Pendidikan.Yayasan
Nara Kreatif juga berdiri pada dua sisi yaitu divisi
operasional yang menangani kreatifitas produksi
daur ulang kertas dan divisi pendidikan yang mana
mengurusi pendidikan kesetaraan kejar Paket A,
B, dan C. Untuk masing-masing divisi memiliki
kepengurusan sendiri yang dipimpin oleh Kepala
Operasional (Divisi Operasional) dan Kepala
Sekolah (Divisi Pendidikan)
3 Kapan pelaksanaan
pendidikan di
Pelaksanaan pendidikan sendiri di Nara Kreatif
berlangsung sejak akhir tahun 2013, dan
Yayasan Nara
Kreatif mulai
berlangsung?
pembentukan pendidikan kesetaraan ini dilatar
belakangi karena anak-anak sekitar yang masih
belum mendapati pendidikan atau dikatakan putus
sekolah karena berbagai macam alasan, seperti
tidak adanya biaya, drop out dari sekolah, keluarga
yang tidak mendukung untuk bersekolah, dll. Hal
inilah yang mendorong kami untuk membuka
pendidikan kesetaraan yang mana sasaran utama
kami ialah anak-anak yatim, marjinal, dan putus
sekolah. Namun tidak menutup kemungkinan ada
anak-anak yang dari latar belakang yang lain untuk
mengikuti pendidikan di tempat kami
4 Bagaimanakah
pelaksanaan
pendidikan di
Yayasan Nara
Kreatif?
Pendidikan yang dilaksanakan di Nara Kreatif yaitu
Pendidikan Nonformal dalam bentuk Pendidikan
Kesetaraan Paket A, B, dan C. Untuk legalitas dari
dinas pendidikan sendiri, Nara Kreatif masih belum
mengantongi izin, namun kami menjalin kerjasama
dengan salah satu Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) Yayasan Bina Insan Mandiri
(YBIM) atau yang lebih dikenal dengan Sekolah
Master yang ada di Depok. Jadi untuk
pembelajarannya dilaksanakan di Nara Kreatif,
namun untuk keikutsertaan Ujian Nasionalnya
bekerjasama dengan PKBM tersebut. Untuk
pelaksanaannya sendiri, kami disini lebih
mengutamakan pendidikan yang membentuk
akhlak, kepribadian, atau karakter warga belajar.
Karena mengingat latar belakang mereka yang
berasal dari keluarga marjinal, serta minim bahkan
kurangnya pembentukan dari kepribadian mereka
sendiri. Oleh karena itu, kami disini tidak terlalu
mengutamakan unggul dalam bidang akademik,
tapi yang lebih utama yaitu bagaimana mengubah
kepribadian mereka sebelum dan sesudah
mengemban pendidikan di Nara Kreatif, khususnya
penerapan nilai-nilai karakter
5 Bagaimana struktur
kepengurusan di
bagian pendidikan
untuk saat ini?
Untuk divisi pendidikan sendiri terdiri dari
pengurus dan pengajar. Struktur kepengurusan
terdiri dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah
bidang Kesiswaan, serta Administrasi. Hal yang
membedakan antara pengurus dan pengajar ialah
beban tanggung jawab yang diemban. Karena untuk
pengurus disini lebih mendesain dan mengevaluasi
program atau kegiatan, serta merancang arah
pendidikan Nara Kreatif ini akan dibawa kemana
untuk kedepannya. Sedangkan untuk pengajar
sifatnya yang menjalankan program yang telah
disusun, serta transfer ilmu kepada para warga
belajar. Namun untuk pendidikan di Nara Kreatif,
tidak kami tekankan untuk menonjol di bidang
akademik, kami lebih menekankan pengembangan
karakter atau akhlak, maka dari itu dari pengajarnya
sendiri harus mampu untuk mendeliver nilai-nilai
karakter yang harus diaplikasikan kepada mereka
6 Program/ kegiatan
apa sajakah yang
diselenggarakan
Yayasan Nara Kreatif
dalam membina
warga belajar dan
anak jalanan ?
Program atau kegiatan di Nara Kreatif ada yang
sifatnya sudah terjadwalkan dan ada yang tentatif.
Untuk sifatnya yang tentatif, terkadang kegiatan
dilaksanakan di Nara Kreatif (in class) ataupun
kunjungan ke beberapa tempat (out class). Namun
untuk sifatnya terjadwalkan ada beberapa kegiatan
yaitu seperti kelas agama, kelas komputer,
ekstrakurikuler futsal dan pencak silat, serta Nara
Bersih. Sedangkan yang tentatif antara lain Kelas
Inspirasi, Nara Sehat, Factory Visit atau Company
Visit, seminar, dan lain sebagainya. Kami berusaha
memberikan kegiata-kegiatan yang menunjang
kemampuan mereka agar apa yang mereka miliki
akan terus berkembang
7 Bagaimana respon
dari masyarakat
sekitar dengan adanya
Yayasan Nara
Kreatif?
Dengan adanya Yayasan Nara Kreatif, masyarakat
sekitar juga menyambut positif dengan langkah
mengikutkan putra putrinya di sekolah Yayasan
Nara Kreatif untuk melatih dan mengasah skill
ketrampilan mereka, sehingga pola interaksi
yayasan dengan masyarakat terjalin dengan baik
Mengetahui,
Interviewee Interviewer
Pendiri/Ketua Yayasan Nara Kreatif Penulis
Nezatullah Ramadhan Erby Eko Yunnyanto
Nama : Rosim
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Jabatan : Kepala Departemen Bisnis
Waktu Wawancara : Selasa, 03 Oktober 2017
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimanakah cara
pelayanan
sosial yang dilakukan
Yayasan Nara Kreatif
terhadap anak- anak
jalanan ?
Cara melakukan pelayanan sosial di Yayasan,
seperti memberikan pelatihan ketrampilan dimana
mereka ketika sudah keluar dari yayasan nara
kreatif tidak perlu menjadi anak jalanan kembali.
2 Apakah Yayasan
Nara Kratif
memberikan
pelayanan pada
perawatan anak ?
Pelayanan yang diberikan oleh Yayasan Nara
Kreatif adalah kita beri solusi berupa pelatihan
(skill) dan pendidikan karakter
3 Kendala apa saja yang
dihadapi dalam setiap
kegiatan keterampilan
berlangsung di
Yayasan Nara
Kreatif?
Kendalanya lebih ke masalah kualitas barang yang
dihasilkan. Dimana barang tersebut banyak yang
berkualitas buruk (rijek). Kemungkinan anak –
anak di dalam membuat kurang sungguh – sungguh
atau mungkin skill atau kemampuan mereka masih
kurang. Selain itu masalah pendanaan. dimana kita
masih sering kekurangan baik untuk operasional
kegiatan sehari – hari ataupun untuk penambahan
sarana dan prasarana
4 Apa solusi atau
pemecahan masalah
dari kendala yang
dihadapi di Yayasan
Solusi lebih ke rutin melakukan pelatihan,
penambahan knowledge atau pengetahuan dan
control terhadap mereka. Untuk masalah
pendanaan, masih disupport oleh ketua yayasan.
No Pertanyaan Jawaban
Nara Kreatif? Selain itu, kita mulai kerja sama dengan beberapa
perusahaan, masyarakat (donator) dan pemerintah
setempat
8 Apa saran atau
masukan bagi
Yayasan Nara Kreatif
agar penerapan
pendidikan
keterampilan
berlangsung efektif?
Lebih fokus terhadap pendidikan karakter dan skill
dengan menambah pengajar dari luar (sebagai
tamu) untuk menambah wawasan atau pengetahuan
para anak didik. Selain itu, rutin melakukan
kunjungan ke luar supaya anak lebih senang dan
tidak bosan dengan rutinitas di yayasan.
Mengetahui,
Interviewee Interviewer
Kepala Departemen Bisnis Penulis
Rosim Erby Eko Yunnyanto
Nama : Muhammad Taufik
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Jabatan : Kepala Pendidikan Sekolah Yayasan Nara Kreatif
Waktu Wawancara : Selasa, 03 Oktober 2017
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimanakah cara
pelayanan
sosial yang dilakukan
Yayasan Nara Kreatif
terhadap anak- anak
jalanan ?
Cara melakukan pelayanan sosial di Yayasan,
seperti memberikan makan, minum serta
penjaminan keamanan, pemeriksaan kesehatan,
memberikan tempat tinggal, dan pendidikan adalah
bentuk kompensasi mereka untuk kembali belajar
untuk meraih cita-cita mereka yang hampir hilang.
2 Apakah Yayasan
Nara Kratif
memberikan
pelayanan pada
perawatan anak ?
Pelayanan yang diberikan oleh Yayasan Nara
Kreatif adalah kita ajak bicara. Agar masalah yang
rumit pada anak-anak dapat terbantu dan anak-anak
dapat menghadapinya , juga dapat mandiri.
3 Apakah Yayasan
Nara Kreatif
memberikan
pelayanan Peradilan
kriminal (criminal
justice) ?
Memang kita melakukaan konseling dan
rehabilitasi untuk anak-anak, tetapi konseling ini
guna nya adalah untuk anak-anak tidak kabur lagi
dari Yayasan dan tidak menjadi hidup di jalanan,
seperti yang sudah-sudah. Kita mengkonseling
anak-anak juga guna mencegah kejadian-kejadian
yang tidak diinginkan.
4 Bagaimanakah
pelaksaan pendidikan
keterampilan di
Yayasan Nara
Kreatif?
Untuk pelaksanaan pendidikan di Nara Kreatif
dimana pendidikan tersebut adalah pendidikan
kesetaraan, lalu kita memulainya itu dari pukul
09:00 sampai dengan pukul 12:00 itu untuk paket A
dan paket B, kalau untuk paket C di malam harinya
dimulai dari pukul 19:00 sampai dengan pukul
22:00. Programnya pun mengacu pada program
dinas pendidikan, kalau kegiatan keterampilannya
dilaksanakan diluar jam sekolah atau kejar paket
yaitu paket A dan paket B dilaksanakan pada siang
hari,sedangkan untuk paket C dilaksanakan pagi
hari. Disamping pendidikan keterampilan kita pun
juga memberikan pendidikan wirausaha untuk
melatih mental mereka di dunia bisnis, contoh dari
ke wirausahannya adalah jualan makanan seperti
lumpia basah dan produksinya pun mereka sendiri
yang di bimbing oleh beberapa pengajar disini.
Diutamakan untuk pendidikan ke wirausahaan di
ikuti oleh mereka-mereka yang berada di paket C,
No Pertanyaan Jawaban
tetapi jika mereka dari paket A dan paket B ingin
ikut belajar diperbolehkan.
5 Bagaimanakah cara
menerapkan
pendidikan
keterampilan yang
berlangsung di
Yayasan Nara
Kreatif?
Untuk menerapkan pendidikan keterampilan di
Nara Kreatif, pertama mereka diajarkan dasarnya
dulu,lalu kemudian kita buat kan contoh barang
yang akan mereka buat untuk sebagai acuan sambil
kita pantau kerja dari mereka jika tidak ada masalah
lalu kita lepaskan mereka untuk bikin. Kalau untuk
tenaga pengajar keterampilan yang untuk
mengajarkannya kita cuma punya satu orang,
karena dia harus mampu bikin konsepnya dan alur
bikinnya, jadi kita masih belum bisa sembarangan
untuk mendapatkan orang yang seperti ini.
6 Kendala apa saja yang
dihadapi dalam
menerapkan
pendidikan
keterampilan dalam
setiap kegiatan
keterampilan
berlangsung di
Yayasan Nara
Kreatif?
Untuk kendala itu setiap program pasti ada,
terutama kendala yang kami alami yaitu kalau
barang-barang hasil keterampilan itu rijek karena
mereka mengerjakan keterampilan itu dengan
semaunya sendiri. Efeknya yaitu kepada mitra
kami, bisa juga mitra kami memutus komunikasi
dengan kami. Kendala yang seperti ini kita sadari
mereka itu anak-anak yang belum faham dengan
hal ini, itu sih kendala berat kami, bagaimana si
supaya mereka punya rasa ni produk kita tidak
rijek.
7 Apa solusi atau
pemecahan masalah
dari kendala yang
dihadapi dalam
penerapan pendidikan
keterampilan di
Yayasan Nara
Kreatif?
Kami selama ini belum menemukan solusi yang
akurat, karna setiap harinya itu problematikanya itu
berbeda-beda. Sejauh ini sih solusi yang kita pakai
untuk meminimalisir kendala-kendala yang ada,
paling sebelum produk itu bisa dipasarkan kita cek
ulang lagi dan juga lebih memperhatikan anak-
anaknya.
8 Apa saran atau
masukan bagi
Yayasan Nara Kreatif
agar penerapan
pendidikan
keterampilan
berlangsung efektif?
Satu kita ingin ada pengajar yang benar-benar bisa
dalam mengajar keterampilannya yang ke dua kita
ingin punya semacam programmer yang akhirnya
biar kita tidak kalah dengan program-program
diluar yang semakin bagus. Ini harapan kami
kedepannya bahwa Nara Kreatif disini punya
tenaga-tenaga yang ahli di bidang yang kita
perlukan sehingga nanti kedepannya Nara Kreatif
bisa jadi cerminan usaha-usaha yang kecil yang
punya visi yang sama.
Mengetahui,
Interviewee Interviewer
Kepala Pendidikan Sekolah Yayasan Nara Kreatif Penulis
Muhammad Taufik Erby Eko Yunnyanto
Nama : Ani Nur Sri Rejeki
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Pengajar
Waktu Wawancara : Senin, 02 Oktober 2017
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimanakah cara
pelayanan
sosial yang dilakukan
Yayasan Nara Kreatif
terhadap anak- anak
jalanan ?
Pelayanan yang dilakukan di Yayasan itu seperti
adanya Asrama Putra maupun Putri, kita berikan
makan, pakaian, dan sekolah.
2 Apakah Yayasan Nara
Kratif memberikan
pelayanan pada
perawatan anak ?
Awalnya kita dekati dulu anaknya, sampai dia mau
cerita kepada kita apa masalah yang sedang
dihadapi, kalau dia sudah cerita, ya kita
memberikan solusi untuk kedepannya lebih baik
lagi.
3 Apakah Yayasan Nara
Kreatif memberikan
pelayanan Peradilan
kriminal (criminal
justice) ?
Kalo di dalam asrama sih, anak-anak jalanan tidak
pernah terlibat tindak kriminal selama di dalam
asrama, seperti tidak pernah mencuri, tidak pernah
juga di penjara, tetapi kalo di luar pernah terlibat
tindak kriminal. pernahnya kabur dari asrama dan
kembali mengamen. Jadi ya kita memberikan
pelayanan peradilan kriminal nya hanya melakukan
pendekatan saja, dengan cara memberikan
konseling.
4 Bagaimanakah
pelaksaan pendidikan
keterampilan di
Yayasan Nara Kreatif?
Sebenernya pelaksanaan pendidikan keterampilan
di Nara Kreatif itu sendiri sudah di mulai tahun
ajaran ini dengan kemarin kita sudah kirim anak-
anak paket c semacam kunjungan ke salah satu
tempat pengolahan sampah menjadi sesuatu yang
bernilai di daerah Pulo Gadung. Itu kita kirim
seluruh anak-anak paket c, kenapa yang kita kirim
anak-anak paket c? Karna kita ngerasanya anak-
anak paket c itu sudah usia produktif, karna rata-
rata memang sudah diatas 16 tahun.
5 Bagaimanakah cara
menerapkan
pendidikan
keterampilan yang
berlangsung di
Yayasan Nara Kreatif?
Jadi setelah kita bawa anak-anak paket c itu
kesana, mereka kita bagi tugas, kita bagi grup
menjadi beberapa grup, jadi satu grup itu bisa
bekerja sama dengan beberapa RT disini nanti
dapat surat pengantar dari kami, mereka
mengumpulkan sampah dari warga-warga yang
bisa nanti setelah mereka mengumpulkan sampah
No Pertanyaan Jawaban
mereka bisa mengolah menjadi sesuatu lagi bisa
berharga untuk diri dia sendiri maupun orang lain.
6 Kendala apa saja yang
dihadapi dalam setiap
kegiatan keterampilan
berlangsung di
Yayasan Nara
Kreatif?
Kendalanya paling semangatnya mereka itu kan
labil, kalau menurut tim analisa dari kami sendiri
kenapa tingkat kehadiran rendah, di kelas nilainya
jelek karena mereka jenuh dengan program kita
yang itu-itu aja.
7 Apa solusi/pemecahan
masalah dari kendala
yang dihadapi dalam
penerapan pendidikan
keterampilan di
Yayasan Nara Kreatif?
Kita buat program yang baru yaitu kegiatan
ekstrakulikuler biar mereka engga jenuh dengan
program yang itu-itu aja, kita buat itu untuk
menjaga mereka untuk tetap semangat.
Dilaksanakan di lapangan deket sini dan kita juga
sudah meminta izin kepada RT dan RW setempat
untuk menggunakan lapagan. Kita harus inovatif,
kita harus melihat apa yang ada terus kita masukin
dan rancang ulang lagi biar bisa lebih menarik lagi.
8 Apa saran atau
masukan bagi
Yayasan Nara Kreatif
agar penerapan
pendidikan
keterampilan
berlangsung efektif?
Memang kita masih perlu untuk study banding ke
tempat-tempat lain, khususnya kita tim pendidikan
karena kan kita ketemu langsung sama anak-anak,
kita melihat proses perkembangan anak-anak
dikelas bagaimana jadi kayanya kita harus banyak
atau butuh ilmu dan pengalaman yang bisa kita
ambil dari orang yang punya pengalaman yang
lebih banyak.
9 Apa Faktor
penghambat
berkembangnya
Yayasan Nara Kreatif
Yayasan ini sebenarnya kekurangan tenaga
petugas keamanan, hal ini terlihat dari jarangnya
gerbang yayasan ditutup, sering terjadi kehilangan
didalam yayasan, dan berbagai
permasalahan yang lainnya
Mengetahui,
Interviewee Interviewer
Pengajar Penulis
Ani Nur Sri Rejeki Erby Eko Yunnyanto
Nama : Firla Angelia
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Pekerja Sosial
Waktu Wawancara : Senin, 02 Oktober 2017
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimanakah cara
pelayanan
sosial yang dilakukan
Yayasan Nara Kreatif
terhadap anak- anak
jalanan ?
Cara melakukan pelayanan sosial di Yayasan,
seperti memberikan tempat tinggal, asrama, dan
pendidikan.
2 Apakah Yayasan Nara
Kratif memberikan
pelayanan pada
perawatan anak ?
Perawatan anak yang kita lakukan kita ajari seperti
anak yang lainnya, tetapi kita ada perawatan
khusus terhadap anak yang memiliki masalah yang
tidak dapat diselesaikan sendiri.
3 Apakah Yayasan Nara
Kreatif memberikan
pelayanan Peradilan
kriminal (criminal
justice) ?
Pelayanan peradilan kriminal di Yayasan si paling
konseling aja, agar mereka tidak kembali seperti
dulu.
4 Bagaimanakah
pelaksaan pendidikan
keterampilan di
Yayasan Nara Kreatif?
Biasanya kita ngasih ke pengajarnya itu berupa
modul nanti modulnya itu mereka pelajarin, selain
dari modul juga dari buku terus juga dari
pengalaman-pengalaman pengajar yang datang
kesini mereka banyak yang ngajarin hal-hal baru
jadi kita engga terpaku sama modul aja.
5 Bagaimanakah cara
menerapkan
pendidikan
keterampilan yang
berlangsung di
Yayasan Nara Kreatif?
Dengan SOP yang jelas ya,soalnya karena mereka
masih anak-anak kadang suka seenaknya aja, jadi
kita menerapkan SOP aja.
6 Kendala apa saja yang
dihadapi dalam setiap
kegiatan keterampilan
berlangsung di
Yayasan Nara
Kreatif?
Kendalanya sih paling kan engga semuanya
umurnya sama ya, terus juga ada yang belum bisa
baca cuman kita paling kendalanya hanya di itu
aja, karena anak-anak ini kan beda-beda umurnya
jadi kita harus liat satu-satu bener anak-anaknya ini
jadi yang bisa baca yang mana. Karena disini
engga cuma nerima anak jalanan aja, disini ada
anak yang tuna rungu, tuna wicara terus ada juga
yang diffabel.
7 Apa solusi/pemecahan
masalah dari kendala
yang dihadapi dalam
penerapan pendidikan
keterampilan di
Yayasan Nara Kreatif?
Kita biasanya face to face, langsung ke anaknya
terus kalo misalkan mereka kurang ini kita
langsung jelasin ke dia terus kita ajarin pas pulang
sekolah biasanya sih seperti itu atau engga kita
langsung dikelas mereka duduk di samping kita,
kita ajarin bener-bener banget kalo misalkan anak
itu masih bermasalah.
8 Apa saran atau
masukan bagi
Yayasan Nara Kreatif
agar penerapan
pendidikan
keterampilan
berlangsung efektif?
Paling sih untuk alat penunjang seperti
perlengkapan sekolah di lengkapin terus juga
penambahan pengajar supaya anak-anaknya ini
bisa menerima pelajaran baru jadi kita bener-bener
kasih yang terbaik buat anak-anak.
Mengetahui,
Interviewee Interviewer
Pekerja Sosial Penulis
Firla Angelia Erby Eko Yunnyanto