Upload
mukhsin-za
View
427
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
hasil layanan puskesmas batoh aceh
Citation preview
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
A.SITUASI DERAJAT KESEHATAN
1. Angka Kematian Ibu Dan Bayi
Kesehatan ibu dan bayi yang baru lahir di Negara berkembang seperti Indonesia masih
jauh dari keadaan yang diharapkan karena tingginya jumnlah ibu dan bayi yang meninggal.
Indonesia memiliki angka kematian ibu (AKI) yang tinggi di Negara negara ASEAN
lainnya.
Pada tahun 2011 di Kecamatan Lueng Bata di temukan 3 kasus angka kematian ibu dan
bayi sedangkan pada tahun 2010 Di Kecamatan Lueng Bata ditemukan 1 kasus kematian
balita dan 1 kasus kematian ibu. Sedangkan pada tahun sebelumnya tahun 2009 di
Kecamatan Lueng Bata tidak temukan kasus kematian Bayi dan Balita.
Pada tahun 2009 di Kecamatan Lueng Bata tidak temukan kasus kematian Bayi dan
Balita. Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia saat ini tergolong masih cukup tinggi
yaitu mencapai 228 per 100.000 kelahiran. Walaupun sebelumnya Indonesia telah mampu
melakukan penurunan dari angka 300 per 100.000 kelahiran pada tahun 2004. Padahal
berdasarkan Sasaran Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goal (MDG),
kematian ibu melahirkan ditetapkan pada angka 103 per 100.000 kelahiran.
2. Diare
Diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan, 2 faktor sangat dominan
yang mempengaruhi kejadian diare yaitu penyediaan air bersih dan pembuangan tinja, kedua
11
faktor ini akan berinteraksi bersama dengan prilaku manusia yaitu melalui makanan dan
minuman maka dapat menimbulkan kejadian diare.
Angka kesakitan diare di kecamatan Lueng Bata tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 3.2
di bawah ini:
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kunjungan kasus Balita diare di Kecamatan
Lueng Bata yang paling banyak pada bulan Desember yaitu 119 Penderita Diare.
Dibandingkan tahun 2010 kunjungan pasien diare pada tahun 2011 terjadi Penurunan
kunjungan pasien penderita diare yang signifikan sedangkan pada tahun 2009 mencapai 974
12
pasien, sedangkan tahun 2010 mencapai 1294 pasien dan pada tahun 2011 angka kunjungan
menurun menjadi 1096 pasien.
Penyebab diare itu macam-macam, bisa karena inveksi virus atau bakteri
misalnya dari air yang tercemar. Cuaca tidak berpengaruh secara langsung terhadap
diare. Pengaruh cuaca akan lebih memengaruhi kualitas air.
Data WHO mencatat, diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahunnya.
Di Indonesia, menurut Survei Kesehatan Nasional (Surkesnas) 2001, diare merupakan
salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita setelah infeksi saluran
pernapasan atas (ISPA). Sementara UNICEF memperkirakan, setiap tiga puluh detik,
ada satu anak yang meninggal dunia karena diare.
Masyarakat tetap waspada, terutama ketika diare pada balita. Hal ini karena
usia tersebut rentan sekali mengalami dehidrasi. Perkembangan sistem pencernaan
dan kekebalan tubuh balita yang belum optimal menyebabkan Balita mudah terserang
diare akibat bakteri atau virus.
Untuk kasus diare pada orang dewasa, selain karena bakteri, sering pula
disebabkan pola makan yang salah dan stres. "Dengan pola makan yang salah, bisa
menyebabkan diare. Karena asam lambung yang berlebihan bisa menyebabkan diare.
3. Malaria
Malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat menyebabakan
kematian terutama pada kelompok resiko tinggi yaitu bayi, balita, ibu hamil, serta dapat
menurunkan produksifitas kerja.
Penyakit malaria dipengaruhi oleh kondisi geografis dimana daerahnya beresiko
perindukan nyamuk anopheles, oleh karena itu upaya peran serta masyarakat baik individu,
keluarga dan masyarakat sangat diharapkan dalam pencegahan dan penanggulangan malaria.
13
Pada tahun 2011 Di wilayah Kecamatan Lueng Bata berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium tidak ada satupun pasien yang dinyatakan positif malaria dari 179 kali
pemeriksaan. Hal ini menunjukan terjadi penurunan yang sangat drastis dibandingkan dengan
tahun 2010, pada tahun 2010 pemeriksaan laboratorium pasien yang dinyatakan positif
malaria hanya 2 kasus dari 120 pemeriksaan dan apabila disbandingkan dengan kasus yang
terjadi pada tahun 2009 yang mencapai 10 kasus.
Di Indonesia sampai saat ini penyakit malaria masih merupakan masalah Kesehatan
Masyarakat. Terutama di daerah Indonesia bagian timur. Angka kesakitan penyakit ini masih
cukup tinggi terutama dijumpai di daerah endemis. Dewasa ini upaya pemberantasan
penyakit malaria dilakukan melalui pemberantasan vektor penyebab malaria (nyamuk
anopheles)- Ada beberapa carayang biasanya dilakukan dalam memberantas vektor yaitu
secara kimiawi dan hayati yang sering dilakukan.
Penyebab penyakit malaria di Indonesia adalah genus plasmodia family plasmodiidae
dan ordo coccidiidae, Sampai saat ini dikenal 4 (empat) macam parasit malaria yaitu:
1. Plasmodium Falcifarum penyebab malaria tropika yang sering menyebabkan
malaria berat.
2. Plasmodilun vivax penyebab malaria Tertiana.
3. Plasmodium Malariae penyebab malaria Quartana
14
4. Plasmodium Ovate jenis ini jarang sekali di jumpai di Indonesia, karena umumnya
banyak kasusnya terjadi di Afrika dan Pasifik barat.
4. Kunjungan 20 Penyakit Terbesar
Jumlah 20 penyakit terbesar di Puskesmas Batoh dapat dilihat pada Tabel 3.4 di bawah
ini. Kunjungan kasus penyakit yang tertinggi di Kecamatan Lueng Bata adalah Ispa yang
mencapai 6855 Kasus sedangkan yang terendah untuk kecamatan tersebut adalah Penyakit
mata lainnya sebanyak 54 kasus.
15
5. Status Gizi Masyarakat
Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya dapat
dilakukan secara menyeluruh meliputi upaya Promotif, Prefentif, Kuratif dan Rehabilitatif.
Masalah gizi di samping merupakan sindrom kemiskinan yang erat kaitannya dengan
masalah ketahanan pangan ditingkat rumah tangga juga menyangkut aspek pengetahuan dan
prilaku kurang mendukung pola hidip sehat.
Gangguan gizi yang terjadi pada bayi dan balita mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan, baik pada masa balita maupun pada masa berikutnya sehingga perlu
mendapat perhatian dimana bilta adalah generasi penerus bangsa.
Generasi yang sehat dan kondisi gizinya baik akan memiliki otak yang cerdas dan
kepribadian yang baik, sehingga manusia produktif bagi masyarakat dan pemerintah.
Sebaliknya generasi yang tidak menguntungkan kelak akan merugikan, tidak produktif,
sumber daya yang lemah menjadi beban masyarakat dan pemerintah. Berdasarkan hasil
pelacakan gizi kurang dan buruk pada Desember 2011 terdapat 9 balita gizi buruk dan 12
balita gizi kurang.
B. SITUASI UPAYA KESEHATAN.
Upaya kesehatan bertujuan untuk meningkatkan dan kerjangkauan pelayanan kesehatan
untuk seluruh masyarakat dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat,
khusunya pada kelompok rentan yaiyu bayi, anak balita, ibu hamil, ibu besalin dan ibu
menyusui.
1. Jumlah Ibu Hamil, Bulin, Bayi dan Ibu Nifas.
Hasil dari jumlah sasaran jika dibandingkan dengan tahun 2009 pada tahun 2010 terjadi
peningkatan dan kemudian ditahun 2011 juga mengalami peningkatan . Hal ini disebabkan
karena meningkatnya kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke puskesmas,
pustu maupun posyandu serta meningkatnmya tingkat pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya kesehatan ibu dan anak selama kehamilan.
16
2. Upaya Kesehatan Ibu Dan Anak
a. Cakupan K1 dan K4
Janu
ari
Febr
uari
Mar
et
April
Mei Juni Juli
Agus
tus
Sept
embe
rOkt
ober
Nove
mbe
rDe
sem
ber
0
20
40
60
80
100
120
41 43 4537
58 58 64
44 48
5869
97
35 3240
3540
46 45 41 4350
75
99
K1 DAN K4 DI KECAMATAN LUENG BATA TAHUN 2011
K1K4
Grafik 4.1
17
Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui pelayanan kunjungan ibu hamil
(K1) atau disebut akses pelayanan ibu hamil sesuai standar minimal empat kali dengan
distribusi sekali pada triewulan pertama, sekali pada triwulan kedua, dan dua kali pada
triwulan ketiga (K4) untuk melihat kondisi ibu dan janin selama kehamilan. Cakupan K1 dan
K4 untuk Kecamatan Lueng Bata dapat dilihat pada grafik 4.1 di atas.
b. Cakupan Pertolongan Persalinan
Tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan dapat dibedakan menjadi dua
tenaga professional : dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, perwat bidan dan
dukun bayi ( terlatih dan tidak terlatih )
Pertolongan persalinan di wilayah kecamatan lueng bata oleh tenaga kesehatan dapat
dilihat pada grafik 4.2
Janu
ari
Febr
uari
Mar
et
April Mei
Juni Juli
Agus
tus
Sept
embe
rOk
tobe
rNo
vem
ber
Dese
mbe
r
0
10
20
30
40
50
60
47
3641
3640
45
3633 34
50 51
45
PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN MENURUT BULAN DI KECAMATAN LUENG BATA TAHUN 2011
Grafik 4.2
18
Pada tahun 2009 total pertolongan persalinan diwilayah kecamatan lueng bata 356
persalinan dan pada tahun 2010 menjadi 452 persalinan oleh tenaga kesehatan dan di tahun
2011 terjadi peningkatan yang cukup signifikan dengan jumlah persalinan mencapai Angka
492 persalinan Cakupan pertolongan persalinan tertinggi oleh tenaga kesehatan diwilayah
Kecamatan Lueng Bata tertinggi pada Bulan November sebesar 51 persalinan.
c. Ibu Hamil Resiko Tinggi
Deteksi dini ibu hamil beresiko untuk menurunkan angka kematian ibu, kegiatan deteksi
dini ibu hamil beresiko/komplikasi kebidanan dilakukan di fasilitas pelayanan KIA maupun
masyarakat. Pada tahun 2011 data cakupan Bumil Resti di Kecamatan Lueng Bata berjumlah
76 Kasus, angka ini jauh lebih tinggi dari tahun 2010 . Cakupan Ibu Hamil resiko tinggi di
Kecamatan Lueng Bata pada tahun 2010 sebanya 12 kasus. Angka ini jauh lebih rendah jika
dibandingkan dengan tahun 2009 sebanyak 11 Kasus.
Janu
ari
Febr
uari
Mar
et
April
Mei
Juni Juli
Agus
tus
Sept
embe
rOk
tobe
rNo
vem
ber
Dese
mbe
r
0
2
4
6
8
10
12
14
9
34
9
4
9
43
67
13
5
DATA CAKUPAN BUMIL RESTI KECAMATAN LUENG BATA TAHUN 2011
Grafik 4.3
19
3. Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit, sehingga bila kelak terpapar dengan penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi tidak akan menderita penyakit tersebut.
Tujuan imunisasi adalah:
Untuk menurunkan angka kesakitan
Untuk menurunkan angka kecacatan
Untuk menurunkan angka kematian bayi akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi.
a. Cakupan Imunisasi Bayi
Untuk wilayah Kecamatan Lueng Bata cakupan imunisasi bayi dapat dilihat pada tabel
4.6 berikut ini :
Cakupan imunisasi bayi di Kecamatan Lueng Bata tahun 2011 yang terdiri dari HB-O
76,44%, BGG 103%, DPT1HB1 76,44%, DPT2HB2 112%, DPT3HB3 114%,dan Campak
117%.
b. Cakupan Imunisasi Ibu Hamil (TT1 dan TT2)
20
Tujuan dari imunisasi ibu hamil untuk memberikan kekebalan pada ibu dan bayi.
Cakupan imunisasi TT 1 di wilayah Puskesmas Batoh pada tahun 2010 mencapai angka 546
(102,44%) sedangkan TT2 mencapai angka 413 (77,49%). Sedangkan pada tahun 2011 dapat
dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini:
4. Pelayanan Gizi
Masalah gizi utama dihadapi masyarakat Kecamatan Lueng Bata belum sepenuhnya
teratasi karena rendahnya daya beli akibat inflasi yang tinggi dan rendahnya pengetahuan
masyarakat tentang gizi, sehingga distribusi konsumsi makanan kurang menguntungkan
balita.
a. Cakupan Penanggulangan Kurang Vitamin A (KVA)
Vitamin A salah satu gizi penting yang larut dalam lemak dan disimpan di dalam hati,
tidak dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar tubuh, berfungsi untuk penglihatan,
pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Pemberian kapsul Vitamin A dilakukan dua kali dalam setahun yaitu bulan Februari dan
Agustus. Cakupan pemberian Vitamin A di wilayah Kecamatan Lueng Bata dapat dilihat
pada tabel 4.8 berikut ini:
21
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada bulan Februari tahun 2011 bayi (06 – 11 bln)
mendapat Vitamin A adalah 84,02 % dan balita (01 – 05 tahun) yang mendapat kapsul
vitamin A merah 90,16%. Pada bulan Agustus bayi (06 – 11 bln) mendapat Vitamin A adalah
84,43 % sedangkan balita yang mendapatkan Vitamin A sebanyak 89,64 %. Dengan
demikian persentase yang dicapai telah memenuhi target yang diharapkan.
b. Cakupan Ibu Hamil yang mendapatkan 90 Tablet Fe
Pemberian Tablet Fe dilaksanakan di Posyandu tiap bulan. Sasaran pemberian tablet Fe
adalah ibu hamil sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Cakupan pemberian Tablet Fe di
wilayah Kecamatan Lueng Bata Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut ini:
22
c. Bayi yang mendapat ASI Eksklusif.
Air Susu Ibu adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi. Menyusui merupakan
suatu proses alamiah namun ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui
lebih dini dari semestinya.
Februari Augustus0
20
40
60
80
100
120 114
98
9 10915
Cakupan ASI Eksklusif
E0 (0-29 HARI) E1(30-59 HARI) E2(60-89) E3(90-119)E4(120-149) ASI EKSKLUSIF) Series7
Grafik 4.4
ASI Eksklusif yaitu pemberian ASI saja tampa makanan dan minuman lain. ASI
Eksklusif dianjurkan sampai 6 bulan bersama kehidupan bayi. Bayi yang mendapat ASI
Esklusif di Kecamatan Lueng Bata dapat dilihat pada grafik 4.4.
Capaian pemberian ASI Eksklusif pada bulan Desember dan terendah pada bulan
Januari. Terjadinya peningkatan capaian pemberian ASI Ekslusif setiap bulannya
dikarenakan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif.
Pengaruh kebiasaan yang kurang baik pemberian makanan atau minuman yang
23
membahayakan kesehatan bayi dan menyebabkan berkurangya kesempatan untuk
merangsang produk ASI sedini mungkin melalui isapan bayi pada puting payudara.
5. Pemberdayaan Masyarakat
Upaya pembangunan kesehatan tidak berhasil tampa adanya peran serta masyarakat,
masyarakat diharapkan proaktif untuk memberdayakan dirinya dalam upaya kesehatan
dengan memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan
informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku.
Dengan demikian masyarakat dapat mengenali maslahnya sendiri, dapat menerapkan
cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan.
Upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari adanya posyandu yang berkembang di
masyarakat.
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
oleh, dari dan bersama masyarakat untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat guna pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak balita. Di posyandu
masyarakat bisa mendapatkan 5 pelayanan kesehatan utama, yaitu:
Kesehatan Ibu dan Anak
Keluarga Berencana
Imunisasi
Gizi
Pencegahan dan Penanggulangan diare
Seluruh kalangan masyarakat dapat memperoleh layanan dari posyandu yang juga
merupakan sasaran Posyandu terutama:
Bayi dan Anak Balita
Ibu hamil, Ibu melahirkan, Ibu nifas dan Ibu menyusui
Pasangan Usia Subur
Pengasuh Anak.
24
Jumlah posyandu di Kecamatan Lueng Bata sebanyak 10 posyandu dari sembilan desa di
wilayah Kecamatan Lueng Bata yaitu :Lu
eng B
ata
Cot M
esjid
Pant
eriek
Blan
g Cut
Lam
seup
eung
Bato
h
Suka
dam
ai
Lam
dom
Lam
palo
h
0
1
2
3
PERKEMBANGAN JUMLAH POSYANDU DI WILAYAH KECAMATAN LUENG BATA TAHUN 2011
POSYANDU
JUM
LAH
Grafik 4.5
Posyandu terbanyak terdapat di Desa Cot Mesjid yang berjumlah 2 posyandu, sedangkan
desa lainnya masing masing satu posyandu. Penambahan jumlah posyandu bisa saja
dilakukan di waktu mendatang sehubungan dengan meningkatnya jumlah masyarakat yang
ingin mendapatkan pelayanan posyandu.
25
Pratama50%
Madya40%
Purnama10%
Grafik 4.6
Persentase posyandu menurut strata di wilayah kecamatan lueng bata tahun 2010,
posyandu pratama 50%, posyandu madya 40% dan posyandu purnama 10% sedangkan
posyandu mandiri 0%. Diharapkan persentase posyandu purnama/mandiri sesuai standar
pelayanan minimal (SPM) 40%
Jumlah posyandu di Kecamatan Lueng Bata Tahun 2010 sebanyak 10 Posyandu dengan
jumlah kader aktif 49 Orang. Rasio kader terhadap posyandu minimal 5 kader untuk 1
posyandu dan untuk posyandu strata mandiri diharapkan 10 kader.
6. Keluarga Berencana
Keberhasilan program KB dapat di ketuhui dari beberapa indikator meliputi
Pencapaian target peserta KB baru
KB Aktif motede kontrasepsi jangka panjang
Non motede kontrasepsi jangka panjang
Cakupan peserta KB dan jenis kontrasepsi yang digunakan di kecamatan Lueng Bata
dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini :
26
Cakupan peserta KB baru mencapai 555 orang, dengan penggunaan alat kontasepsi
terbanyak adalah Suntik berjumlah 184, Pil 137 dan yang menggunakan implant hanya
berjumlah 7 (tujuh) orang.
7. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Pemanfaatan fasilitas kesehatan di puskesmas dapat dilihat dari beberapa indikator antara
lain pada kunjungan puskesmas dan upaya pelayanan kesehatan gigi dasar puskesmas.
1. Kunjungan Puskesmas
Jumlah kunjungan (rawat jalan) Puskesmas Batoh tahun 2009 Jumlah kunjungan
mencapai 5120 Pasien, sedangkan pada tahun 2010 jumlah kunjungan meningkat dengan
jumlah kunjungan 37520 dan jumlah kunjungan pada tahun 2011 mencapai 26885, hal ini
mengindikasikan derajat kesehatan masyarakat meningkat, membuktikan di wilayah
Kecamatan Lueng Bata jumlah kunjungan pasien pada Puskesmas Batoh Kota Banda Aceh
terjadi penurunan di tahun 2012.
27
TABEL 4.11 JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN PADA PUSKESMAS BATOH TAHUN 2011NO BULAN UMUM ASKES JAMKESMAS JKA JUMLAH
1 Januari - 793 761 2217 37712 Februari - 666 879 2009 35543 Maret - 518 894 2317 37294 April - 597 868 2287 37525 Mei - 627 770 2228 36256 Juni - 519 679 2078 32767 Juli - 543 729 1783 30558 Agustus - 413 647 1387 24479 September - 482 655 1851 2988
10 Oktober - 540 742 2118 340011 November - 511 742 1963 321612 Desember - 703 747 2270 3720
Jumlah - 6912 9518 10455 26885
2. Upaya Pelayanan Gigi Dasar
Pelayanan ini digunakan untuk memantau tingkat kesadaran masyarakat berobat sedini
mungkin dalam upaya mendapatkan perawatan gigi dan untuk memantau kemungkinan
masih kurangnya sarana peralatan gigi di puskesmas.
Dari tabel di atas terlihat bahwa kunjungan pasien ke poli gigi yang tertinggi pada tahun
2011 adalah pasien JKA wilayah Kecamatan Lueng Bata berjumlah 1995 pasien dan yang
terendah adalah pasien Jamkesmas yang berasal dari Kecamatan Lueng Bata berjumlah hanya
28
462 pasien. Sedangkan dari luar wilayah kunjungan pasien. Secara keseluruhan jumlah
kunjungan pasien ke Poli Gigi mencapai 796 pasien.
29