36
i LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT PELATIHAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAGI GURU-GURU SMKN 1 BANJARMASIN Tim Pengabdian Dr. H. Hamsi Mansur, M.M. Pd. Rafiudin, M.Pd Mastur, M. Pd Agus Hadi Utama, M.Pd Adrie Satrio, M.Pd PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2019/2020 IPTEKS BAGI MASYARAKAT

PELATIHAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAGI GURU-GURU …eprints.ulm.ac.id/8054/1/Laporan Pelatihan Pengembangan... · 2020. 1. 16. · Banjarmasin, masih banyak guru yang belum memahami

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    LAPORAN

    PENGABDIAN MASYARAKAT

    PELATIHAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

    BAGI GURU-GURU SMKN 1 BANJARMASIN

    Tim Pengabdian

    Dr. H. Hamsi Mansur, M.M. Pd.

    Rafiudin, M.Pd

    Mastur, M. Pd

    Agus Hadi Utama, M.Pd

    Adrie Satrio, M.Pd

    PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

    BANJARMASIN

    2019/2020

    IPTEKS BAGI MASYARAKAT

  • ii

    IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

    1. Judul Pengabdian : Pelatihan Penulisan Bahan Ajar Bagi Guru-guru SMKN 1

    Banjarmasin

    2. Tim Pengabdian Kepada Masyarakat

    No Nama Jabatan Bidang Keahlian Instansi Asal

    1 Dr. H. Hamsi Mansur, M.

    M. Pd.

    Ketua Evaluasi Pembelajaran FKIP ULM

    3 Rafiudin, M. Pd. Anggota Desain Program

    Pendidikan dan Pelatihan

    FKIP ULM

    4 Mastur, M. Pd Anggota Desain Instruktional FKIP ULM

    5 Agus Hadi Utama, M. Pd Anggota Media Pembelajaran &

    TIK

    FKIP ULM

    6 Adrie Satrio, M.Pd Anggota Multimedia Pembelajaran FKIP ULM

    2. Objek Penelitian : Guru-Guru SMKN 1 Banjarmasin

    3. Masa Pelaksanaan : Oktober 2019

    4. Lokasi Pelatihan : SMKN 1 Banjarmasin

    5. Usulan Biaya : Rp. 4.000.000,

    6. Mitra yang terlibat : Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMKN 1 Banjarmasin

    7. Permasalahan yang ditemukan dan solusi:

    Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru-guru menulis bahan ajar.

    Kontribusi mendasar pada khalayak sasaran: Meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan

    tentang penerapan pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran,

    model pembelajaran, dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan,

    meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan dalam mengembangkan

    media pembelajaran, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan

    dalam menulis dan mengembangkan bahan ajar.

    Tujuan dari disusunnya usulan pelatihan ini adalah untuk melaksanakan salah satu bagian

    dari Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat. Dalam rangka

    memperbaiki proses pembelajaran, guru dapat melaksanakan berbagai pelatihan

    pengembangan bahan ajar. Berdasarkan pengamatan awal yang dilaksanakan di SMKN 1

    Banjarmasin, masih banyak guru yang belum memahami cara menulis bahan ajar yang

    baik dan benar. Oleh sebab itu, pada tahap awal ini, para dosen di lingkungan Program

    Studi Teknologi Pendidikan FKIP ULM merasa terpanggil untuk melakasankan

    pengabdian masyarakat melalui pelatihan bagi guru-guru di SMKN 1 Banjarmasin.

  • iii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii

    DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

    IDENTITAS UMUM DAN URAIAN ........................................................................ iv

    BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1

    A. Analisis Situasi .........................................................................................................1

    B. Tinjauan Pustaka ......................................................................................................3

    C. Identifikasi dan Perumusan Masalah .......................................................................8

    D. Tujuan Kegiatan .......................................................................................................9

    E. Manfaat Kegiatan .....................................................................................................9

    BAB II METODE KEGIATAN .................................................................................10

    A. Khalayak Sasaran Kegiatan Pelatihan ....................................................................10

    B. Metode Kegiatan ...................................................................................................10

    C. Langkah-langkah Kegiatan Pelatihan … ...............................................................11

    D. Rancangan Evaluasi… ...........................................................................................11

    BAB III PELAKSANAAN ........................................................................................ 13

    A. Kegiatan Pelaksanaan............................................................................................ 13

    B. Jadwal Kegiatan…… .............................................................................................13

    C. Daftar Paket Pelatihan ............................................................................................13

    D. Manfaat ..................................................................................................................14

    E. Anggaran Pelaksanaan Kegiatan ............................................................................14

    BAB IV HASIL PELATIHAN DAN PEMBAHASAN …. ......................................15

    A. Hasil Pelatihan … ..................................................................................................15

    B. Pembahasan…. .......................................................................................................17

    C. Faktor Pendorong dan Penghambat …. .................................................................19

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN

    A. Simpulan ….. .........................................................................................................20

    B. Saran … ..................................................................................................................20

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................22

  • HALAMAN PENGESAHAN

    Judul Pengabdian : Pelatihan Pengembangan Bahan Ajar bagi Guru di SMKN 1 Banjarmasin

    Tema Pengabdian : Pengabdian Masyarakat Bidang Teknologi Pendidikan

    Ketua Peneliti :

    a. Nama : Dr. H. Hamsi Mansur, M.M.Pd

    b. NIP : 195811111984031005

    c. Jabatan Fungsional : Lektor IV/C

    d. Fakultas/Jurusan : FKIP/Ilmu Pendidikan

    e. Perguruan Tinggi : Universitas Lambung Mangkurat

    Anggota Peneliti (1) :

    a. Nama : Mastur M.Pd

    b. NIP : 198707152019031013

    c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli III/B

    d. Fakultas/Jurusan : FKIP/Ilmu Pendidikan

    e. Perguruan Tinggi : Universitas Lambung Mangkurat

    Anggota Peneliti (2) :

    a. Nama : Agus Hadi Utama, M.Pd

    b. NIPK : 19900804201702101001

    c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli III/B

    d. Fakultas/Jurusan : FKIP/Ilmu Pendidikan

    e. Perguruan Tinggi : Universitas Lambung Mangkurat

    Anggota Peneliti (3) :

    a. Nama : Rafiudin, M.Pd

    b. NIPK : 19880312201609101001

    c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli III/B

    d. Fakultas/Jurusan : FKIP/Ilmu Pendidikan

    e. Perguruan Tinggi : Universitas Lambung Mangkurat

    Lokasi Mitra : SMKN 1 Banjarmasin.

    Lama Pengabdian : 6 Bulan (Maret – Oktober 2019)

    Biaya Pengabdian : PNBP DIPA FKIP ULM

    Banjarmasin, 21 Oktober 2019

    Mengetahui Ketua Peneliti

    Dekan FKIP ULM

    Dr. H. Hamsi Mansur, M.M.Pd

    NIP. 195811111984031005

  • ABSTRAK

    Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru-guru menulis bahan ajar.

    Kontribusi mendasar pada khalayak sasaran: Meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan

    tentang penerapan pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran,

    model pembelajaran, dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, meningkatkan

    pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan dalam mengembangkan media

    pembelajaran, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan dalam menulis

    dan mengembangkan bahan ajar.

    Tujuan dari disusunnya usulan pelatihan ini adalah untuk melaksanakan salah satu bagian

    dari Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat. Dalam rangka memperbaiki

    proses pembelajaran, guru dapat melaksanakan berbagai pelatihan pengembangan bahan ajar.

    Berdasarkan pengamatan awal yang dilaksanakan di SMKN 1 Banjarmasin, masih banyak

    guru yang belum memahami cara menulis bahan ajar yang baik dan benar. Oleh sebab itu,

    pada tahap awal ini, para dosen di lingkungan Program Studi Teknologi Pendidikan FKIP

    ULM merasa terpanggil untuk melakasankan pengabdian masyarakat melalui pelatihan bagi

    guru-guru di SMKN 1 Banjarmasin

    Kata Kunci: Diklat Guru SMKN 1 Banjarmasin, Diklat Pengembangan Bahan Ajar.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Analisis Situasi

    Proses pembelajaran merupakan rangkaian beberapa sistem yang saling

    berkaitan satu sama lainnya. Apabila salah satu sistem tidak dapat berfungsi maka

    sistem tidak dapat bekerja secara optimal. Proses pembelajaran akan lebih

    optimal apabila pengajar mampu menerapakan berbagai pendekatan, strategi,

    metode, teknik, dan model pembelajaran yang beragam serta memanfaatkan

    media pembelajaran dan bahan ajar yang ada di sekitar kita. Penerapan komponen

    tersebut dalam proses pembelajaran diharapkan dapat membantu guru agar lebih

    mudah dalam mengajarkan materi kepada para siswa serta dapat menciptakan

    suasana pembelajaran yang efektif dan efisien guna mencapai tujuan

    pembelajaran.

    Pembelajaran yang dilakukan selama ini cenderung kurang optimal dalam

    menerapakan berbagai pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model

    pembelajaran serta memanfaatkan media dan bahan ajar dalam pembelajaran yang

    sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Beberapa faktor yang menyebabkan hal

    ini terjadi adalah guru kurang memiliki pengetahuan tentang ragam pendekatan

    pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran,

    dan model-model pembelajaran; guru masih kurang terampil dalam menerapkan

    berbagai komponen dari sistem pembelajaran tersebut; kurang menggunakan

    media yang menarik disebabkan masih adanya pandangan dari guru bahwa media

    pembelajaran merupakan sarana yang mahal dan sulit dibuat sendiri oleh guru;

    dan guru tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan

    bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Salah satu bahan ajar yang sering

    digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah adalah media Lembar Kerja

    Siswa dan diktat/modul pembelajaran. Oleh karena para guru pada umumnya

    memanfaatkan Lembar Kerja Siswa atau diktat/modul pembelajaran yang

    diperoleh dari penerbit (bukan dibuat sendiri oleh guru) sehingga berakibat materi

  • 2

    yang diberikan dalam LKS atau modul tersebut kurang sesuai dengan materi yang

    akan diajarkan oleh guru.

    Kondisi di atas terjadi karena guru pada umumnya merasa kesulitan dalam

    menerapkan pendekatan, strategi, teknik, dan model pembelajaran serta

    mengembangkan media pembelajaran dan bahan ajar tersebut. Kemampuan guru

    dalam mengembangkan bahan ajar/diktat masih sangat rendah. Terdapat beberapa

    faktor yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, belum dipahaminya cara

    pembuatan dan pengembangan bahan ajar oleh guru. Kedua, masih minimnya

    penyelenggaraan pelatihan tentang pembuatan/pengembangan bahan ajar/diktat

    oleh instansi yang terkait. Ketiga, belum diketahuinya manfaat menjadi penulis

    sebagai profesi alternatif selain sebagai tenaga pengajar oleh guru.

    Peralihan kurikulum lama ke kurikulum yang baru menuntut adanya

    kemampuan guru untuk dapat membuat dan mengembangkan sendiri bahan ajar

    maupun media yang sesuai dengan tingkat kompetensi yang ada di masing-masing

    sekolah. Pengembangan bahan ajar akan optimal jika si pembuat (pengembang)

    bahan ajar benar-benar mengetahui kondisi siswa yang akan menggunakan bahan

    ajar tersebut. Apabila kondisi ini dapat tercapai diharapkan siswa maupun guru

    akan lebih mudah berkolaborasi dalam mempelajari materi pelajaran. Adanya

    kemampuan guru dalam mengembangkan bahan ajar (hand out) secara tidak

    langsung akan meningkatkan life skill guru untuk meningkatkan kesejahteraan

    guru. Profesi sebagai penulis buku ajar dan profesi sebagai guru merupakan

    profesi yang saling mendukung satu dengan lainnya apalagi jika buku yang ditulis

    merupakan satu rumpun bidang ilmu.

    Pengalaman tim pengabdi sebagai pengembang produk-produk

    pembelajaran mendorong untuk diselenggaranya kegiatan pengabdian ini. Hal lain

    yang memperkuat diselenggarakannya kegiatan pengabdian ini adalah tim

    pengabdi yang berprofesi sebagai instruktur dalam bidang keahlian teknologi

    pendidikan/pembelajaran, pengembang teknologi pembelajaran, perancang

    program pendidikan dan pelatihan serta pernah mendapatkan materi mengenai

    Instructional System Design, pengembangan Media Pembelajaran, dan

    pengembangan bahan ajar sesuai dengan kurikulum baru. Oleh karena didorong

  • 3

    oleh keinginan untuk membantu para guru dalam mengembangkan dan

    memperbaiki kualitas pembelajaran, maka pelatihan bagi guru-guru ini perlu

    dilaksanakan.

    B. Tinjauan Pustaka

    Proses pembelajaran merupakan suatu rangkaian sistem dimana

    didalamnya terdapat beberapa komponen yang saling berkaitan satu dengan yang

    lainnya. Komponen tersebut adalah siswa, guru, lingkungan serta sarana (media)

    yang mendukung proses pembelajaran tersebut. Guru merupakan fasilitator dalam

    suatu proses pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik (2001) pembelajaran

    sebagai suatu sistem artinya suatu keseluruhan dari komponen-komponen yang

    berinteraksi dan berinterelasi antara satu sama lain dan dengan keseluruhan itu

    sendiri untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

    Sistem bermanfaat untuk merencanakan suatu proses pembelajaran, karena

    perencanaan merupakan proses dan cara berpikir yang dapat membantu

    menciptakan hasil yang diharapkan (Adjat Sakri, 1994). Proses pembelajaran

    dengan perencanaan yang sistematis diharapkan; pertama, peluang keberhasilan

    untuk mencapai tujuan yang diharapkan lebih besar. Kedua, terhindar dari

    hambatan yang kemungkinan muncul tidak terduga. Ketiga, fasilitas dan sumber

    yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal dan lebih maksimal sesuai dengan

    tujuan pembelajaran.

    Tujuan pembelajaran (instructional objective) adalah perilaku hasil belajar

    yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah

    mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Hal ini didasarkan berbagai pendapat

    tentang makna tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Magner (1962)

    mendefinisikan tujuan pembelajaran sebagai tujuan perilaku yang hendak dicapai

    atau yang dapat dikerjakan oleh peserta didik sesuaikompetensi. Sedangkan

    (Euwe van den Berg, 1991) mendefinisikan tujuan pembelajaran adalah suatu

    pernyataan spefisik yang dinyatakan dalam bentuk perilaku yang diwujudkan

    dalam bentuk tulisan yang menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.

    https://belajarpsikologi.com/pengertian-dan-tujuan-pembelajaran/https://belajarpsikologi.com/pengertian-dan-tujuan-pembelajaran/

  • 4

    Pembelajaran merupakan suatu kesatuan dari komponen-komponen

    pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, karena

    satu sama lain saling mendukung. Komponen-komponen tersebut dapat

    menunjang kualitas pembelajaran.

    1. Faktor Guru

    Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi

    suatu strategi pembelajaran. Guru tidak hanya berperaan sebagai model atau

    teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola

    pembelajaran. Oleh karena itu, keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat

    ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. Guru adalah sebuah profesi.

    Pelaksanaan tugas guru harus profesional. Walaupun guru sebagai seorang

    individu yang memiliki kebutuhan pribadi dan memiliki keunikan tersendiri

    sebagai pribadi, namun guru mengemban tugas mengantarkan anak didiknya

    mencapai tujuan. Untuk itu guru harus menguasai seperangkat kemampuan

    yang disebut dengan kompetensi guru. Oleh karena itu, tidak semua orang

    bisa menjadi guru yang profesional.

    Kompetensi guru itu mencakup kemampuan menguasai siswa, menguasai

    tujuan, menguasai metode pembelajaran, menguasi materi, menguasai cara

    mengevaluasi, menguasai alat pembelajaran, dan menguasai lingkungan

    belajar (Moh Amin, 1987). Guru memiliki peran yang sangat penting dalam

    proses belajar mengajar. Menurut MGMP SMKN 1 ada empat peran guru

    dalam pembelajaran, yaitu: (1) sebagai demonstrator, lecturer (pengajar), (2)

    sebagai pengelola kelas, (3) sebagai mediator dan fasilitator, dan (4) sebagai

    motivator.

    2. Faktor Siswa

    Teori didaktik metodik telah bergeser dalam menempatkan siswa sebagai

    komponen proses belajar mengajar (PBM). Siswa yang semula dipandang

    sebagai objek pendidikan bergeser sebagai subjek pendidikan. Sebagai

    subjek, siswa adalah kunci dari semua pelaksanaan pendidikan. Tiada

    pendidikan tanpa anak didik. Untuk itu siswa harus dipahami dan dilayani

    sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya sebagai siswa.

  • 5

    Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap

    perkembangannya. Jenis kelamin siswa, tempat kelahiran, tempat tinggal

    siswa, tingkat sosial ekonomi, keluarga siswa merupakan aspek latar

    belakang yang mempengaruhi proses pembelajaran. Selain itu, sikap dan

    penampilan siswa di kelas juga dapat berpengaruh dalam proses

    pembelajaran.

    3. Faktor Sarana dan Prasarana

    Kelengkapan sarana dan prasarana akan sangat membantu guru dalam

    menyelenggarakan pembelajaran, dengan demikian sarana dan prasarana

    berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Oleh karena itu pemerintah

    seharusnya lebih memperhatikan lagi faktor ini, karena pada kenyataannya

    bantuan yang diberikan oleh pemerintah belum merata ke seluruh sekolah

    yang membutuhkan. Justru sekolah-sekolah yang sudah maju dengan yang

    jumlah siswa banyak yang mendapatkan bantuan sarana dan prasarana.

    Sedangkan sekolah-sekolah dengan siswa sedikit yang berada di pelosok

    daerah mendapat bantuan yang minim, karena dalam pemberian bantuan

    sering digunakan dengan prosentase jumlah siswa.

    4. Faktor Lingkungan

    Mengelola lingkungan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas

    bukan merupakan tugas yang ringan. Oleh karenanya guru harus banyak

    belajar, Ratna Wilis Dahar, (1996) berpendapat bahwa hal-hal yang

    menyebabkan pengelolaan kelas mempunyai beberapa dimensi. Seperti

    penelitian yang dilakukan oleh (Paulina, 2001) peristiwa yang terjadi pada

    waktu awal-awal sekolah banyak berpengaruh terhadap pengelolaan kelas

    pada tingkat-tingkat berikutnya. Dilihat dari dimensi lingkungan, ada dua

    faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu faktor organisasi

    kelas dan faktor iklim sosial-psikologis.

    Organisasi kelas yang terlau besar akan kurang efektif untuk mencapai

    tujuan pembelajaran. Suharyanto, (2004) menyarankan agar setiap anak

    mempunyai ruang gerak sedikitnya tiga meter persegi. Madrasah Jenderal

    Sudirman memiliki ruang kelas yang cukup representative yaitu dengan

  • 6

    ukuran 6 x 8 meter persegi. Namun demikian, semuanya tergantung kepada

    niat guru dan siswa. Sebagaimana yang dilakukan oleh RA. Kartini yang

    mampu mengangkat derajat wanita Indonesia.

    Iklim sosial-psikologis dapat terjadi secara internal dan eksternal.

    Diharapkan semua yang terlibat dalam sistem pembelajaran dapat berinteraksi

    dengan baik, agar tujuan proses pembelajaran dapat tercapai sesuai yang

    diharapkan. Faktor lingkungan sebenarnya tidak terlalu berpengaruh besar,

    karena semuanya kembali kepada individu masing-masing. Sebagai contoh,

    Nabi Musa AS. dibesarkan di lingkungan kerajaan Fir’aun. Sedangkan Musa

    Samiri (penyembah lembu) semasa kecil dirawat dan dididik oleh Malaikat

    Jibril AS.

    Komponen-komponen dalam Sistem Pembelajaran meliputi tujuan, Isi

    atau materi pelajaran, startegi atau metode pembelajaran, Alat dan sumber

    belajar serta evaluasi. Berikut ini penjelasan tentang komponen tersebut:

    1. Tujuan

    Sistem pembelajaran sangat tergantung dengan tujuan pembelajaran.

    Mau dibawa kemana siswa, apa yang harus dimiliki siswa, semua

    tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Tujuan disusun berdasarkan

    ciri karakteristik anak dan arah yang ingin dicapai.

    Tujuan belajar adalah sejumah hasil belajar yang menunjukkan

    bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi

    pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru yang diharapkan

    tercapai oleh siswa (Hamalik, 2003). Lebih lanjut menurut Oemar

    Hamalik, bahwasannya komponen tujuan pembelajaran, meliputi: (1)

    tingkah laku, (2) kondisi-kondisi tes, (3) standar (ukuran) perilaku.

    2. Isi atau Materi Pelajaran

    Materi pembelajaran dalam arti yang luas tidak hanya yang tertuang

    dalam buku paket yang diwajibkan, akan tetapi mencakup keseluruhan

    materi pembelajaran. Setiap aktivitas belajar-mengajar harus ada

    materinya. Semua materi pembelajaran harus diorganisasikan secara

  • 7

    sistematis agar mudah dipahami oleh anak. Materi disusun berdasarkan

    tujuan dan karakteristik siswa.

    3. Strategi atau metode pembelajaran

    Keberhasilan dalam mencapai tujuan juga sangat tergantung pada

    komponen ini. Bagaimana lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa

    dapat diimplementasikan dengan strategi yang tepat, maka komponen-

    komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian

    tujuan.

    4. Alat dan sumber Belajar

    Agar materi pembelajaran lebih mudah dipahami oleh siswa, maka

    dalam proses belajar-mengajar digunakan alat pembelajaran. Alat

    pembelajaran dapat berupa benda yang sesungguhnya, imitasi, gambar,

    bagan, grafik, tabulasi dan sebagainya yang dituangkan dalam media.

    Media itu dapat berupa alat elektronik, alat cetak, dan tiruan.

    Menggunakan sarana atau alat pembelajaran harus disesuaikan

    dengan tujuan, siawa, materi, dan metode pembelajaran. Oleh karena itu

    diperlukan tenaga pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan

    yang memadai dan diperlukan guru yang handal dan mempunyai

    kemampuan (capability) yang tinggi (Suharyanto, 2004).

    5. Evaluasi

    Evaluasi dapat digunakan untuk menyusun graduasi kemampuan

    anak didik, sehingga ada penanda simbolik yang dilaporkan kepada semua

    pihak. Evaluasi dilaksanakan secara komprehensif, obyektif, kooperatif,

    dan efektif. Evaluasi dilaksanakan berpedoman pada tujuan dan materi

    pembelajaran. Guru harus melakukan evaluasi terhadap hasil tes dan

    menetapkan standar keberhasilan. Sebagai contoh, jika semua siswa sudah

    menguasai kompetensi dasar, maka pelajaran dapat dilanjutkan dengan

    catatan guru memberikan perbaikan (remidial) kepada siswa yang belum

    mencapai ketuntasan. Dengan adanya evaluasi, maka dapat diketahui

    kompetensi dasar, materi, atau individu yang belum mencapai ketuntasan

    (Utama, A. H., Kasmaini, K., & Arasuli, A., 2013). Melalui evaluasi guru

  • 8

    dapat melihat kekurangan dalam pemanfaatan berbagai komponen sistem

    pembelajaran. Menentukan dan menganalisis kelima komponen pokok

    dalam proses pembelajaran di atas, akan dapat membantu guru dalam

    memprediksi keberhasilan proses pembelajaran.

    C. Identifikasi dan Perumusan Masalah

    Berdasarkan analisis situasi yang telah dikemukakan di atas, dapat

    dirumuskan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan pelatihan penulisan

    buku ajar yaitu:

    1. Masih banyak guru yang belum memiliki pengetahuan dan keterampilan

    dalam penerapan: pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode

    pembelajaran, model pembelajaran, dan teknik pembelajaran yang sesuai

    dengan kebutuhan.

    2. Masih banyak guru yang belum memiliki pengetahuan dalam pemilihan dan

    pengembangan media-media pembelajaran.

    3. Masih banyak guru yang belum memiliki pengetahuan mengenai cara

    mengembangkan/ menulis bahan ajar.

    4. Masih minimnya keterampilan guru dalam menulis bahan ajar.

    5. Masih rendahnya motivasi guru untuk menulis bahan ajar.

    Rumusan masalah dalam pelatihan ini didasarkan pada identifikasi masalah di

    atas, yaitu sebagai berikut:

    1. Bagaimana pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan tentang

    penerapan pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode

    pembelajaran, model pembelajaran, dan teknik pembelajaran yang sesuai

    dengan kebutuhan setelah mengikuti pelatihan?

    2. Bagaimana pengetahuan dan keterampialan peserta pelatihan dalam memilih

    dan mengembangkan media pembelajaran setelah mengikuti pelatihan?

    3. Bagaimana keterampilan peserta pelatihan dalam menulis bahan ajar

    khususnya bahan ajar stelah mengikuti pelatihan?

  • 9

    D. Tujuan Kegiatan

    Adapun tujuan diselenggarakannya kegiatan pelatihan penulisan buku ajar

    bagi guru-guru adalah sebagai berikut:

    1. Meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan tentang penerapan pendekatan

    pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, model

    pembelajaran, dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan.

    2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan dalam

    mengembangkan media pembelajaran.

    3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan dalam

    menulis dan mengembangkan bahan ajar.

    E. Manfaat Kegiatan

    Beberapa manfaat yang dapat diperoleh setelah berlangsungnya kegiatan

    pelatihan adalah:

    1. Bagi para peserta pelatihan, sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan

    maupun keterampilannya dalam penerapan pendekatan pembelajaran, strategi

    pembelajaran, metode pembelajaran, model pembelajaran, dan teknik

    pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan.

    2. Bagi sekolah, sebagai sarana untuk meningkatkan sumber daya manusia.

    3. Terjalinnya kerja sama yang saling menguntungkan antara sekolah dengan

    Universitas Lambung Mangkurat dalam rangka meningkatkan proses

    pembelajaran.

    4. Bagi Universitas Lambung Mangkurat, sebagai sarana untuk

    memperkenalkan kepada masyarakat tentang potensi dan layanan yang dapat

    diberikan oleh Program Studi Teknologi Pendidikan.

  • 10

    BAB II

    METODE KEGIATAN

    A. Khalayak Sasaran Kegiatan Pelatihan

    Sasaran kegiatan pelatihan ini adalah guru-guru SMKN I di bawah

    naungan Ikatan Guru Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan. Jumlah peserta

    pelatihan 40-an orang yang diambil secara proporsional untuk setiap pengampu

    mata pelajaran dan akan dilaksanakan secara bertahap sesuai kebutuhan.

    B. Metode Kegiatan

    Metode kegiatan ini meliputi ceramah, diskusi-informasi,

    workshop/training, guided production, dan disseminasi terbatas. Secara lebih rinci

    metode yang digunakan dapat diuraikan sebagai berikut:

    1. Menjelaskan kepada peserta pelatihan mengenai telaah kurikulum untuk

    mengidentifikasi bahan ajar yang sesuai dengan materi pelajaran dan

    kebutuhan siswa.

    2. Menguraikan penerapan pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran,

    metode pembelajaran, model pembelajaran, dan teknik pembelajaran yang

    sesuai dengan kebutuhan.

    3. Memaparkan proses pemilihan media pembelajaran dan prosedur

    pengembangan media pembelajaran berbasis kebutuhan.

    4. Menguraikan implementasi pembelajaran daring dan gabungan (e-learning

    dan blanded e-learning).

    5. Menjelaskan kepada peserta pelatihan mengenai berbagai macam cara

    mengembangkan dan menulis bahan ajar.

    6. Produksi media pembelajaran, bahan ajar, implementasi e-learning dan

    blanded e-learning secara terbimbing.

    7. Diskusi-informasi membahas cara mengatasi kesulitan dalam implementasi

    pendekatan, strategi, metode, teknik, model pembelajaran, pengembangan

  • 11

    media pembelajaran, memulai menulis bahan ajar dan menjelaskan cara

    menuangkan konsep-konsep ke dalam media pembelajaran dan bahan ajar.

    8. Para peserta diberi kesempatan untuk mencoba menyusun dan menulis bahan

    ajar ke dalam draft awal.

    9. Hasil uji coba selanjutnya dipresentasikan untuk bahan diskusi dan

    selanjutnya siap didisseminasikan di sekolah.

    C. Langkah-langkah Kegiatan Pelatihan

    Seperti telah disebutkan di depan, banyak guru yang masih minim

    pengetahuan dan keterampilan dalam penerapan pendekatan pembelajaran,

    strategi pembelajaran, metode pembelajaran, model pembelajaran, dan teknik

    pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, mengembangkan media

    pembelajaran, cara menulis bahan ajar dan implementasi pembelajaran e-learning

    dan blended learning. Selain itu motivasi guru dalam hal ini masih rendah. Oleh

    karena pertimbangan tersebut, perlu diadakan pelatihan bagi guru-guru. Untuk

    mencapai tujuan di atas, di buatlah rancangan evaluasi pemecahan masalah

    (Hamsi, M., Utama, A. H., & Irianti, E., 2019).

    D. Rancangan Evaluasi

    Pada awal pelatihan, para peserta pelatihan akan diberikan tes awal.

    Evaluasi selama proses pelatihan berlangsung akan diketahui keaktifan para

    peserta dalam mengikuti pelatihan. Pelatihan dianggap berhasil bila lebih dari

    90% peserta aktif selama proses pelatihan. Sedangkan evaluasi pada akhir

    pelatihan, para peserta diberi tugas merancang dan mengembangkan produk-

    produk pembelajaran secara terbimbing (peta konsep) sesuai dengan kebutuhan

    pembelajaran dan peserta didik (Utama, A. H., 2016).

  • 12

    Perumusan

    masalah yang

    akan

    dipecahkan

    Perencanaan

    Kegiatan

    Pemilihan topik

    dan materi

    pelatihan

    Pemilihan

    Peserta

    Pelatihan

    Pelaksanaan

    Pelatihan dan

    Penugasan

    Pengetahuan,

    Keterampialan,

    Produk

    Pembelajaran,

    Bahan ajar hasil

    pelatihan

    Uji coba bahan

    ajar di sekolah

    peserta pelatihan

    RANCANGAN EVALUASI PEMECAHAN MASALAH

  • 13

    BAB III

    PELAKSANAAN

    A. Kegiatan Pelaksanaan

    Kegiatan penelitian ini telah dilaksanakan selama 2 hari dari tanggal 18-19

    Oktober 2019 dan secara bertahap akan dilaksanakan kembali apabila

    pelatihan tesebut dianggap masih di butuhkan untuk meningkatkan

    kompetensi guru-guru dalam memperbaiki kualitas pembelajaran.

    B. Jadwal Kegiatan

    Adapun jadwal kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan di tahun 2019

    dengan rincian jadwal sebagai berikut:

    NO Minggu

    II III IV

    1 Proposal

    2 Pelatihan

    3 Pelaporan

    C. Materi Pelatihan

    No Materi Pelatihan

    1 Konsep Dasar Bahan Ajar Dr. H. Hamsi Mansur, M. Pd.

    2 Desain Pengembangan Bahan

    Ajar dan Analisis Kurikulum

    Rafiudin, M. Pd

    3 Struktur dan Pengembangan

    Modul Pembelajaran

    Mastur, M. Pd.

    4 Teknik Membuat Layout Bahan

    Ajar

    Agus Hadi Utama, M.Pd.

    5 Desain dan Layout Bahan Ajar Sulistyo Rini, M. Pd

    6 Teknik Membuat Bahan Ajar

    Digital (E-Book)

    Adrie Satrio, M. Pd

    7 Pendampingan Penulisan Bahan

    Ajar

    Team Pelatihan

  • 14

    D. Anggaran Pelaksanaan Pelatihan

    Anggaran pelaksanaan pelatihan ini berjumlah Rp. 4.000.000 di ambil dari

    Dana DIPA FKIP ULM 2018/2019.

    E. Manfaat

    Manfaat dari kegiatan ini adalah para guru mendapatkan pengetahuan tentang

    bagaiman pengembangan dan menulis bahan ajar sesuai mata pelajaran yang

    di ampuh, dimana para tenaga pengajar dengan mudah menulis materi

    pelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru dan tujuan pembelajaran

    dapat tercapai secara optimal.

  • 15

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Pelatihan Hasil tes awal pelatihan yang diikuti oleh 40 peserta akan ditampilkan

    sebagai berikut.

    No. Aspek yang

    diukur

    Tes Awal

    Baik Sekali Baik Cukup Kurang

    f % f % f % f %

    1. Penulisan

    Judul

    8 9.64 10 12.05 12 14.46 53 63.86

    2. Penulisan

    Peta Konsep

    11 13.25 15 18.07 17 20.48 40 48.19

    3. Kesesuaian

    dengan SK,

    KD

    9 10.84 12 14.46 15 18.07 47 56.63

    4. Kesesuaian

    dengan

    kebutuhan

    Bahan ajar

    8 9.64 17 20.48 18 21.69 40 48.19

    5. Manfaat

    untuk

    penambahan

    wawasan

    7 8.43 11 13.25 22 26.51 43 51.81

    6. Kesesuaian

    dengan nilai

    moral dan

    sosial

    5 6.02 4 4.82 23 27.71 51 61.45

    7. Keterbacaan 7 8.43 8 9.64 19 22.89 49 59.04

    8. Kesesuaian

    dengan

    Kaidah

    Bahasa

    Indonesia

    6 7.23 12 14.46 22 26.51 43 51.81

    9. Pemanfaatan

    Bahasa

    secara Efektif

    10 12.05 19 22.89 20 24.10 34 40.96

    10. Kejelasan

    tujuan,

    uruttan

    sajian, dan

    kelengkapan

    informasi

    6 7.23 9 10.84 27 32.53 41 49.40

    Rerata 8 9.28 12 14.10 20 23.49 44 53.13

  • 16

    Untuk mengetahui efektivitas keberhasilan kegiatan dilakukan penilaian

    proses dan penilaian hasil dengan tes akhir. Hasil penilaian proses diperoleh

    informasi sebagai berikut.

    1. Perhatian peserta cukup baik, yang ditandai dengan keseriusan pada saat

    mengikuti pelatihan dan terlihat dari keaktifan peserta pada saat tanya jawab

    dan latihan.

    2. Berdasarkan pengamatan selama pelatihan, diperoleh informasi sebagai

    berikut:

    a. Secara umum, peserta menunjukkan keinginan yang cukup besar untuk

    melaksanakan penulisan bahan ajar

    b. Secara umum, peserta dapat merencanakan penulisan bahan ajar dengan

    baik.

    Hasil tes akhir, dapat dilihat pada tabel berikut.

    No. Aspek yang

    diukur

    Tes Akhir

    Baik Sekali Baik Cukup Kurang

    f % f % f % f %

    1. Penulisan

    Judul

    25 30.12 32 38.55 16 19.28 10 12.05

    2. Penulisan

    Peta Konsep

    23 27.71 33 39.76 18 21.69 9 10.84

    3. Kesesuaian

    dengan SK,

    KD

    20 24.10 31 37.35 12 14.46 20 24.10

    4. Kesesuaian

    dengan

    kebutuhan

    Bahan ajar

    27 32.53 28 33.73 11 13.25 17 20.48

    5. Manfaat

    untuk

    penambahan

    wawasan

    20 24.10 29 34.94 23 27.71 11 13.25

    6. Kesesuaian

    dengan nilai

    moral dan

    sosial

    25 30.12 31 37.35 12 14.46 15 18.07

    7. Keterbacaan 21 25.30 33 39.76 15 18.07 14 16.87

  • 17

    8. Kesesuaian

    dengan

    Kaidah

    Bahasa

    Indonesia

    27 32.53 30 36.14 14 16.87 12 14.46

    9. Pemanfaatan

    Bahasa

    secara Efektif

    23 27.71 45 54.22 13 15.66 2 2.41

    10. Kejelasan

    tujuan, urutan

    sajian, dan

    kelengkapan

    informasi

    11 13.25 41 49.40 20 24.10 11 13.25

    Rerata 22 26.75 33 40.12 15 18.55 12 14.58

    Perbedaan rata-rata hasil tes awal dan akhir pelatihan yang dikelompokkan

    berdasarkan perolehan nilainya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

    Tabel 5. Perolehan Nilai Tes Awal dan Tes Akhir Pelatihan Penulisan Bahan Ajar

    No.

    Perolehan

    Nilai

    Tes Awal

    Tes

    Awal

    Tes

    Akhir

    Tes

    Akhir Interpretasi

    Keberhasila

    n (f) (%) (f) (%)

    1. 76--100 8 9.28 22 26.75 Baik Sekali

    2. 66--75 12 14.10 33 40.12 Baik

    3. 55--65 20 23.49 15 18.55 Cukup

    < 55 44 53.13 12 14.58 kurang

    Jumlah 83 100.00 70.9 85.42

    B. Pembahasan

    Berdasarkan perolehan nilai pada tes awal, para peserta pelatihan yang

    dianggap telah dapat menyusun penulisan bahan ajar dengan hasil interpretasi

    baik sekali baru dicapai oleh 8 orang peserta atau 9,28%. Sedangkan peserta

    pelatihan yang dapat menyusun penulisan bahan ajar dengan hasil interpretasi

    baik, dicapai oleh 12 orang peserta atau 14,10%. Peserta pelatihan yang dapat

    merancang bahan ajar dengan hasil interpretasi cukup ada 20 orang peserta atau

    23,49%. Peserta pelatihan yang dapat merancang bahan ajar dengan hasil

    interpretasi kurang ada 44 orang peserta atau 53,13%. Tentu saja data tes awal ini

  • 18

    sangat memprihatinkan dan perlu perhatian kita agar terjadi perubahan menjadi

    lebih baik.

    Hasil yang diperoleh pada tes akhir, para peserta pelatihan yang dianggap

    telah dapat merancang bahan ajar dengan hasil interpretasi sangat baik ada 22

    orang peserta atau 26,75%. Peserta pelatihan yang dianggap dapat merancang

    bahan ajar dengan hasil interpretasi baik, ada 33 orang peserta atau 40,12%.

    Peserta pelatihan yang dianggap dapat menulis bahan ajar dengan hasil

    interpretasi cukup, ada 15 orang peserta atau 18,55%. Sedangkan peserta pelatihan

    yang belum dapat merancang bahan ajar dengan hasil interpretasi kurang masih

    ada 12 orang atau 14,58%.

    Kecilnya persentase keberhasilan yang diperoleh para peserta pelatihan

    pada tes awal disebabkan karena sebagian besar peserta belum pernah mengikuti

    kegiatan pelatihan yang berkaitan dengan penulisan bahan ajar. Para guru yang

    memiliki pengetahuan tentang penulisan bahan ajar hanya sekitar 12 orang.

    Pengetahuan tersebut diperoleh guru dari mengikuti PLPG (Pendidikan dan

    Latihan Profesi Guru) dan hanya delapan orang yang pernah mengikuti pelatihan

    penulisan bahan ajar. Oleh sebab itu, para peserta sebagian besar belum

    memahami langkah-langkah pelaksanaan penulisan bahan ajar.

    Perbandingan perolehan nilai persentase tes awal dan tes akhir peserta

    pelatihan penulisan bahan ajar dengan interpretasi keberhasilan baik sekali, baik,

    cukup, dan kurang tampak lebih jelas pada grafik berikut ini.

    Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut, dapat diketahui bahwa peserta

    yang memperoleh nilai 55 ke atas pada tes awal ada 39 orang atau 46,98% dan

    para peserta yang memperoleh nilai 55 ke atas pada tes akhir ada 71 orang atau

    85,54%. Dengan kata lain, pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena nilai

    peserta pelatihan telah memenuhi target pelatihan, yaitu 80% peserta memperoleh

    nilai minimum 55.

    Hal tersebut menunjukkan secara jelas perbedaan keberhasilan pelatihan

    penulisan bahan ajar sebelum dan setelah pelatihan. Sebelum pelatihan, tingkat

    kemampuan peserta pelatihan tentang penulisan bahan ajar hanya 46,87%

    sedangkan setelah pelatihan tingkat kemampuannya menjadi 85,42%. Hal ini

  • 19

    berarti juga bahwa pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan peserta

    pelatihan sebesar 38,55%.

    Tingginya tingkat keberhasilan pelatihan ini, yaitu 85,42% dan tingginya

    tingkat peningkatannya (38,55%) bukan berarti bahwa para peserta pelatihan ini

    telah mampu melaksanakan penulisan bahan ajar secara utuh, melainkan bahwa

    para peserta dianggap telah mampu menyusun peta konsep penulisan bahan ajar.

    Oleh sebab itu, pelatihan ini perlu pelatihan lanjutan dengan memberikan

    pelatihan dan bimbingan penyusunan peta konsep dan tupoksi hingga pada tahap

    pelaksanaan dan penulisan bahan ajar.

    C. Faktor Pendorong dan Penghambat

    Faktor pendorong terlaksananya pelatihan penulisan bahan ajar pada guru

    SMKN 4 Banjarmasin antara lain sebagai berikut.

    a. Guru-guru banyak yang belum pernah melakukan Penulisan bahan ajar

    b. Banyak guru yang terbentur kenaikan pangkatnya karena belum ada kum

    penelitian

    c. Sekolah SMKN 4 termasuk sekolah yang telah melaksanakan kurikulum

    baru (K13) dan gurunya memiliki kredibilitas yang tinggi

    d. Lokasi pelatihan di SMKN 4 merupakan tempat yang strategis dan

    representatif untuk kegiatan pelatihan

    e. Kesiapan dan persiapan peserta maupun penyelenggara yang baik

    f. Waktu yang tersedia cukup dan sesuai dengan kondisi kebutuhan

    g. Adanya kerja sama yang baik dan kondusif, baik antarpeserta maupun

    antarpanitia

    h. Lingkungan dan kesehatan terpenuhi dan adanya komitmen bersama yang

    terjaga

    i. Kepanitiaan yang responsif dan bertanggung jawab pada jalannya pelatihan

    Sedangkan yang menjadi faktor penghambat relatif tidak ada, hanya

    kegiatan pelatihan akan lebih ideal bila kegiatan seperti ini dilengkapi dengan

    fasilitas, seperti buku literatur dan komputer bagi setiap peserta pelatihan yang

    dilengkapi jaringan internet agar peserta dapat menerapkan langsung membuat

    proposal penulisan bahan ajar yang utuh.

  • 20

    BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    A. Simpulan

    Hasil pelatihan menunjukkan hal-hal sebagai berikut.

    1. Secara umum, pelatihan penulisan bahan ajar dirasakan sangat bermanfaat

    bagi guru SMKN 1 Banjarmasin. Melalui pelatihan ini, guru bertambah

    pengetahuan dan wawasannya sehingga mereka termotivasi untuk

    melaksanakan penulisan bahan ajar dan penyelenggaraan pelatihan

    memperoleh sambutan yang antusias dan baik.

    2. Peserta pelatihan mampu menyusun draf proposal penulisan bahan ajar. Hal

    ini terbukti dengan melihat perbandingan hasil yang diperoleh pada tes awal

    dan tes akhir. Pada tes awal ada 40 orang atau 46,87% memperoleh nilai 55 ke

    atas dan pada tes akhir para peserta yang memperoleh nilai 55 ke atas ada 70

    orang atau 85,42%. Dengan kata lain, kegiatan pelatihan ini dapat

    meningkatkan kemampuan peserta pelatihan dalam penulisan bahan ajar

    sebesar 38,55%.

    Berdasarkan hasil pelatihan, disimpulkan bahwa pelatihan ini dapat

    membantu meningkatkan kualitas guru SMKN 1 Banjarmasin, khususnya

    meningkatkan kemampuan guru dalam merancang proposal penulisan bahan ajar.

    B. Saran

    Berdasarkan hasil kegiatan pelatihan dan memperhatikan masukan para

    peserta, maka diajukan saran-saran sebagai berikut.

    1. Kegiatan pelatihan yang sejenis diharapkan dapat selalu diselenggarakan, baik

    untuk guru-guru pada jenjang pendidikan SD, SMP, maupun SMA/SMKN.

    2. Penulisan bahan ajar cocok dilakukan oleh guru. Oleh karena itu, kegiatan

    pelatihan seperti ini perlu ditingkatkan dan difasilitasi agar peserta pelatihan

    dapat langsung menulis proposal penulisan bahan ajar yang utuh,

    melaksanakan penelitian, dan menyusun laporan dengan baik.

  • 21

    3. Perlu adanya tindak lanjut dan rangsangan dana agar guru dapat melaksanakan

    penelitian dan dosen dapat berkolaborasi dengan guru untuk melaksanakan

    penulisan bahan ajar.

  • 22

    DAFTAR PUSTAKA

    Adjat Sakri. (1994). Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: Penerbit ITB.

    Depdiknas, 2009, Petunjuk Teknis Sertifikasi Untuk Guru, Jakarta Pannen,

    Euwe van den Berg. (1991). Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga:

    Universitas Kristen Satya Wacana.

    Hamalik, O. (2004). Proses belajar mengajar. Bumi Aksara.

    Hamsi, M., Utama, A. H., & Irianti, E. (2019, December). The Development of

    Ecosystem Education Game Product to Improve Learning Motivation of 5th

    Grade Students in Elementary School. In International Conference on

    Education Technology (ICoET 2019). Atlantis Press.

    Magner. (1992). Bangun Paragraf Bahasa Indonesia. Bandung: Penerbit ITB

    Moh Amin. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan

    Menggunakan “Discovery” dan “Inquiry”. Jakarta: Direktorat Jenderal

    Pendidikan Tinggi.

    Paulina, dkk. (2001). Penulisan Buku Ajar, Jakarta, PAU-PPAI Universitas

    Terbuka.

    Ratna Wilis Dahar. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

    Suharyanto. (2004). Implementasi Metode Ilmiah dalam Pembelajaran Fisika

    pada Kurikulum Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: FMIPA UNY.

    Suparman, Atwi, dkk, 2001, Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum, Jakarta,

    PAU-PPAI, Universitas Terbuka.

    Utama, A. H. (2016). Pemanfaatan Sumber Belajar Digital Edmodo Untuk

    Meningkatakan Daya Tarik dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran

    Bahasa Indonesia Kelas VII Di MTS Muhammadiyah 1 Gondangrejo

    Karanganyar (Doctoral Dissertation, UNS (Sebelas Maret University)).

    Utama, A. H., Kasmaini, K., & Arasuli, A. (2013). The Effect of Mmemorizing

    Vocabulary Activity Toward Students Reading Comprehension

    Achievement (Doctoral dissertation, FKIP Universitas Bengkulu).

  • Scanned by CamScanner

  • Scanned by CamScanner

  • Scanned by CamScanner

  • Scanned by CamScanner

  • Scanned by CamScanner

  • Scanned by CamScanner

  • Scanned by CamScanner

  • Scanned by CamScanner

  • Scanned by CamScanner

    Untitled.pdf (p.1-27)Cover.pdf (p.1-3)HALAMAN PENGESAHAN.pdf (p.4-5)Laporan Pelatihan Pengembangan Bahan Ajar.pdf (p.6-27)

    New Doc 2020-01-14 09.18.26.pdf (p.28-36)