18
PELANGGARAN HAK ASASI PEREMPUAN DALAM NOVEL DRUPADI KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA (PERSPEKSTIF FEMINISME LIBERAL) SKRIPSI OLEH SUSIYANTI NINGSIH NPM 216.01.01.1.138 UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2020

PELANGGARAN HAK ASASI PEREMPUAN DALAM NOVEL …

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PELANGGARAN HAK ASASI PEREMPUAN DALAM NOVEL …

PELANGGARAN HAK ASASI PEREMPUAN

DALAM NOVEL DRUPADI KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA

(PERSPEKSTIF FEMINISME LIBERAL)

SKRIPSI

OLEH

SUSIYANTI NINGSIH

NPM 216.01.01.1.138

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

2020

Page 2: PELANGGARAN HAK ASASI PEREMPUAN DALAM NOVEL …

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. Mayjen Haryono 193 Malang 65144 Jawa Timur – Indonesia

Telp./Faks. (0341) 571950. website: www.unisma.ac.id

Nama : Susiyanti Ningsih

NPM : 21601071138

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : Pelanggaran Hak Asasi Perempuan dalam

Novel Drupadi Karya Seno Gumira Ajidarma

(Persepktif Feminisme Liberal)

ABSTRAK

Kata Kunci: hak asasi perempuan, feminisme liberal, pelanggaran hak, sastra

Hak asasi perempuan adalah hak asasi yang dimiliki oleh seorang

perempuan baik itu sebagai manusia maupun seorang wanita. Hak asasi

perempuan adalah hak yang wajib didapat oleh perempuan, namun karena

stereotip masyarakat yang beredar, banyak terjadinya pelanggaran hak yang

dilakukan. Sehingga hak asasi perempuan juga dilindungi oleh konstitusi dan

konvensi perempuan. Setara dengan hak asasi perempuan, kaum feminis juga

menuntut adanya persamaan hak bagi perempuan dan laki-laki. Feminisme adalah

gerakan perempuan yang menuntut persamaan hak antara laki-laki dan perempuan.

Feminisme memiliki beberapa aliran, satu di antaranya adalah feminisme liberal.

Feminisme liberal memiliki arti sebagai tututan kaum perempuan untuk

mendapatkan kebebasan atas dirinya sendiri secara otonom. Dalam sejarahnya,

feminisme liberal menuntut tiga hak bagi kesetaraan kaum perempuan, yiatu: hak

pendidikan, hak sipil, dan hak ekonomi. Namun, dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan pandangan feminisme liberal dan memilih hak sipil sebagai

pelanggaran hak yang diterima oleh tokoh utama perempuan dalam novel Drupadi

karya Seno Gumira Ajidarma.

Dengan begitu fokus penelitian ini sebagai berikut: 1) bagaimana

kedudukan tokoh utama perempuan, 2) apa saja pelanggaran hak yang didapat

oleh tokok perempuan, dan 3) bentuk pembelaan diri yang dilakukan oleh tokoh

perempuan dalam novel Drupadi karya Seno Gumira Ajidarma. Tujuan penelitian

ini adalah: 1) untuk mendeskripsikan kedudukan tokoh utama perempuan dalam

novel Drupadi karya Seno Gumira Ajidarma, 2) untuk menjelaskan pelanggaran

hak yang didapat oleh tokoh utama perempuan dalam novel Drupadi karya Seno

Gumira Ajidarma, dan 3) untuk mendeskripsikan bentuk pembelaan diri yang

dilakukan oleh tokoh utama perempuan mengenai pelanggaran hak yang

didapatnya.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini tidak

terdapat data yang menggunakan bilangan, namun kata, frasa, kalimat, dan

paragraf. Sumber data penelitian ini adalah novel Drupadi karya Seno Gumira

Ajidarma.

Page 3: PELANGGARAN HAK ASASI PEREMPUAN DALAM NOVEL …

Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri yang dibantu dengan tabel

pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode

close reading. Teknik analisi data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan

mamparkan data dengan mendeskripsikannya sebelum diberikan kepada pembaca.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedudukan tokoh utama

perempuan sebagai perempuan yang termarginalkan, perempuan yang terampas

hak-haknya, dan sebagai perempuan yang terhina. Pelanggaran hak yang didapat

oleh tokoh utama perempuan meliputi: 1) hak kebebasan untuk memilih, 2) hak

untuk berpendapat, 3) hak untuk mendapatkan kenyamanan dan perlindungan, dan

4) hak hidup sebagai seorang perempuan. Dengan adanya pelanggaran hak

tersebut, tokoh utama melakukan pembelaan diri, dengan melakukan: 1) berikap

tegas, 2) bersikap menentang, 3) berani memulai, dan 4) membalas dendam.

Page 4: PELANGGARAN HAK ASASI PEREMPUAN DALAM NOVEL …

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini, peneliti akan mendeskripsikan mengenai: (1) latar belakang

masalah; (2) rumusan masalah; (3) tujuan penelitian; (4) asumsi; (5) ruang lingkup

dan batasan masalah; (6) kegunaan penelitian; dan (7) definisi operasional.

Berikut adalah paparannya:

1.1 Latar Belakang

Dalam budaya masyarakat Indonesia, berkembang aturan mengenai

pembagian peran gender. Peran gender tersebut dapat kita amati secara khusus

pada kaum laki-laki atau kaum perempuan sehingga muncul stereotip tentang apa

yang pantas bagi laki-laki ataupun yang pantas bagi perempuan. Sehubungan

dengan peran gender tersebut, digambarkan bahwa perempuan adalah mahkluk

yang lemah, emosional, dan pasif. Sedangkan para laki-laki adalah makhluk yang

kuat, jantan, perkasa, dan rasional. Fakta tentang ini ada benarnya sehingga

stereotip tidak mudah diubah (Darma, dalam Musrifah, 2018:85). Hal tersebut

membuktikan bahwa budaya patriarki di Indonesia masih sangat dominan.

Sehingga menyebabkan munculnya stereotip yang harus ditanggung oleh kaum

perempuan dalam menajalani kehidupannya.

Perempuan bukanlah sebuah barang yang perlu diperebutkan ataupun ditukar

tambah. Mereka adalah mahkluk independen yang berhak menentukan apa yang

akan mereka perbuat dan keputusan apa yang akan mereka putuskan. Namun, bagi

masyarakat kalangan menengah ke bawah ataupun masayarakat pedesaan,

perempuan selayaknya diwajibkan untuk tunduk terhadap laki-laki yang nanti

Page 5: PELANGGARAN HAK ASASI PEREMPUAN DALAM NOVEL …

akan menjadi kepala rumah tangga. Ada pepatah yang mengatakan bawah tugas

seorang perempuan nantinya hanya sebatas di dapur dan melayani suami.

Pemikiran tersebut tidak salah tetapi kurang tepat. Selain kedua hal tersebut

perempuan juga memiliki hak-haknya sendiri. Misalnya mengenai karir,

pendidikan yang akan mereka tempuh, hak untuk menyuarakan pendapat, dan hak

untuk mendapatkan kesetaraan dalam berbagai bidang antara kaum perempuan

dan kaum laki-laki. Yang menjadi persoalan di sini adalah perempuan relatif

memiliki banyak kesulitan untuk menemukan atau menunjukkan eksistensinya

atau perannya dalam menentukan sikap untuk menghadapi permasalahan yang

kerap muncul di hidupnya. Perempuan yang ingin menemukan eksistensinya

terkadang dipandang sebagai bentuk perlawanan oleh sebagian orang yang masih

dilingkupi pemikiran patriarkis. Padahal perempuan hanya ingin menemukan jati

dirinya, membentuk, dan mengembangkan kesadaran bahwa ada potensi non fisik

yang harus dikembangkan dalam eksistensinya sebagai manusia (Ambarwati

2009:21).

Alinson Jagger (dalam Arivia 2006:4-5), memberikan penjelasan mengenai

ketertindasan perempuan sebagai berikut:

1. Bahwa perempuan secara sejarahnya merupakan kelompok yang tertindas,

2. Bahwa ketertindasan perempuan sangat meluas di hampir seluruh

masayarakat di manapun,

3. Bahwa ketertindasan perempuan merupakan bentuk yang paling dalam dan

ketertindasan yang paling sulit dihapus dan dihilangkan dengan

perubahan-perubahan sosial seperti penghapusan kelas mayarakat tertentu,

Page 6: PELANGGARAN HAK ASASI PEREMPUAN DALAM NOVEL …

4. Bahwa penindasan terhadap perempuan menyebabkan kesengsaraan yang

amat sangat terhadap korbannya, baik secara kualitatif maupun kuantatif,

walaupun kesengasaraan tersebut tidak tampak karena adanya ketertutupan,

baik yang dilakukan oleh pihak penindas maupun tertindas,

5. Bahwa pemahaman penindasan terhadap perempuan pada dasarnya

memberikan model konseptual untuk mengerti bentuk-bentuk lain

penindasan.

Upaya untuk menyeratakan diri dengan kaum laki-laki inilah disebut dengan

feminisme. Feminisme dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) memilliki

pengertian sebagai gerakan perempuan yang menuntut persamaan hak sepenuhnya

anatara kaum perempuan dan laki-laki. Tong (1998:15) menyebutkan, gerakan

feminis pertama kali yang muncul pada abad ke-18 adalah feminisme liberal.

Aliran feminisme ini bermula dari sebuah aliran politik, liberalisme. Pada

dasarnya, kaum feminisme liberal, jika dilihat dari perkembangannya, menuntut

tiga hak dasar, yaitu mengenai hak pendidikan bagi perempuan, hak sipil bagi

perempuan, dan kesempatan berekonomi yang setara bagi perempuan.

Sebagai salah satu media dalam berpendapat, karya sastra sering kali bertema

mengenai ketertindasan perempuan dan ketimpangan gender yang kerap dialami

oleh kalangan perempuan. Hal ini sangat efektif untuk menyuarakan bendapat

penulis atau pengarang mengenai idealis atau pandangan mereka mengenai

perempuan yang kerap kali berada dalam posisi kedua di kelas sosial.

Sastra merupakan seni yang mempersoalkan mengenai nilai-nilai kehidupan.

Teeuw (2015:20) menjelaskan bahwa kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal

Page 7: PELANGGARAN HAK ASASI PEREMPUAN DALAM NOVEL …

bahasa Sansekerta; akar kata hs-, dalam kata kerja turunan berarti ‘mengarahkan,

mengajarkan, memberi petunjuk atau intruksi’. Akhiran –tra biasanya

menunjukkan alat, sarana,. Oleh dari itu sastra dapat dikatakan sebagai alat untuk

mengajar, buku petunjuk, buku intruksi atau pengajaran.

Salah satu jenis karya sastra yang kerap dijadikan media untuk menyuarakan

pendapat mengenai perempuan adalah novel. Novel adalah salah satu jenis karya

sastra yang digunakan untuk menggambarkan, menceritakan, mengekspresikan,

dan mengkritik kenyataan sosial yang terjadi di kalangan masyarakat sang

pengarang atau penulis. Banyak kalangan yang menyukai sebuah novel. Selain

karena bacaan bagi semua kalangan, novel juga banyak sekali menceritakan

kejadian yang mirip dengan kenyataan. Bahkan ada pula yang mengatakan bahwa

novel adalah cerminan kehidupan yang manusia jalani.

Banyaknya ketidaksadaran gender yang dirasakan oleh kaum perempuan,

meskipun mereka sering tidak merasakan hal itu, maka perlu adanya suatu

pemahaman yang perlu diberitahukan atau ditekankan secara mendasar kepada

semua orang, khusunya para perempuan. Bahwa, sesungguhnya kedudukan

perempuan dalam segala aspek, misalnya sosial, politik, hukum, perekonomian,

pendidikan, memiliki kesetaraan yang sama dengan kaum laki-laki. Tidak ada

pembedanya. Dengan menggunakan kajian femnisme liberal, yang dalam hal ini

menurut Tong, peneliti mengambil salah satu hak yang menurut peniliti cocok

dengan sumber data yang peneliti kaji, yaitu mengenai hak sipil perempuan,

mencangkup: hak untuk memiilih, hak untuk berpendapat, hak untuk

mendapatkan kenyamanan dan perlindungan, dan hak hidup sebagai seorang

Page 8: PELANGGARAN HAK ASASI PEREMPUAN DALAM NOVEL …

perempuan, maka dari itu penelitian mengenai pelanggaran hak terhadap

perempuan saya teliti dengan judul Pelanggaran Hak Asasi Perempuan dalam

Novel Drupadi Karya Seno Gumira Ajidarma melalui tinjauan feminsime liberal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kedudukan tokoh utama perempuan pada novel Drupadi karya

Seno Gumira Ajidarma?

2. Bagaimana pelanggaran hak yang didapat oleh tokoh utama perempuan

pada novel Drupadi karya Seno Gumira Ajidarma dalam tinjauan

feminisme liberal?

3. Bagaimanakah bentuk pembelaan diri yang dilakukan oleh tokoh utama

perempuan terhadap pelanggaran hak yang diperolehnya dalam novel

Drupadi karya Seno Gumira Ajidarma?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapaun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan kedudukan tokoh utama prempuan pada novel Drupadi

karya Seno Gumira Ajidarma.

2. Menjabarkan pelanggaran hak yang didapat oleh tokoh utama

perempuan dalam novel Drupadi karya Seno Gumira Ajidarma dalam

tinjauan feminisme liberal.

3. Menjelaskan bentuk pembelaan diri yang dilakukan oleh tokoh utama

perempuan dalam terhadap pelanggaran hak yang diperolehnya dalam

novel Drupadi karya Seno Gumira Ajidarma.

Page 9: PELANGGARAN HAK ASASI PEREMPUAN DALAM NOVEL …

1.4 Asumsi

Asumsi adalah sebuah anggapan dasar yang diyakini kebenarannya oleh

peneliti. Asusmsi dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Feminisme Liberal adalah gerakan kaum perempuan untuk menuntut

kebebasan dirinya sendiri secara otonom.

2. Novel Drupadi karya Seno Gumira Ajidarma mengandung nilai-nilai

mengenai kesetaraan gender. Dimana banyak terjadinya pelanggran hak yang

dirasakan oleh tokoh utama perempuan dalam novel tersebut.

3. Penelitian yang berjudul Pelanggaran Hak Asasi Perempuan pada Novel

Drupadi Karya Seno Gumira Ajidarma dapat diteliti menggunakan perspektif

feminisme liberal.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Ruang lingkup pembahasan feminisme ini adalah tindakan-tindakan

pelanggaran hak yang dialami tokoh perempuan dalam novel Drupadi karya Seno

Gumira Ajidarma yang diterbitkan pada tahun 2017. Selain membahas mengenai

pelanggaran hak yang diterima tokoh perempuan, hal lain yang akan dibahas

adalah bentuk pembelaan diri atau perlawanan yang dilakukan oleh tokoh utama

perempuan dalam menyikapi keadaan—pelanggaran hak, yang menimpa dirinya.

1.6 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tolak ukur atau acuan

dalam penulisan karya sastra yang lebih bervariasi dan keratif dengan mengangkat

berbagai macam tema tentang perempuan dan hak-hak yang wajib mereka

dapatkan. Dapat juga dijadikan sebagai pemahaman pada perempuan bahwa

Page 10: PELANGGARAN HAK ASASI PEREMPUAN DALAM NOVEL …

mereka juga memiliki kedudukan yang sama dengan laki-laki dalam tataran

masyarakat. Dan bisa juga dijadikan sebagai sarana untuk meminimalkan tindakan

diskriminasi terhadap perempuan.

1.7 Definisi Operasional

Definisi operasional penelitian pelanggaran hak asasi perempuan pada novel

Drupadi karya Seno Gumira Ajidarma adalah sebagai berikut:

1. Feminisme adalah gerakan menuntut ketidakadilan terhadap perempuan

dan menuntut persamaan hak dan kedudukan yang sama dengan laki-laki.

2. Feminisme liberal adalah gerakan kaum perempuan yang menuntut

kebebasan untuk menentukan dirinya sendiri.

3. Hak Asasi adalah hak dasar atau hak pokok yang dimiliki oleh seseorang.

Hak Asasi Perempuan merupakan hak yang dimiliki oleh seorang

perempuan, sebagai manusia dan sebagai seorang wanita yang memiliki

martabat kemanusiaan. Hak-hak perempuan adalah bagian dari hak asasi

manusia.

4. Novel adalah salah satu jenis karangan prosa yang panjang mengandung

rangkaian cerita kehidupan seseorang dan orang di sekelilingnya dengan

menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku yang berisi idealism seorang

pengarang.

5. Tokoh utama merupakan peran utama dalam sebuah cerita rekaan untuk

mengembangkan cerita tersebut.

Page 11: PELANGGARAN HAK ASASI PEREMPUAN DALAM NOVEL …

BAB V

PENUTUP

Dalam bab ini, dipaparkan penutup yang terdiri dari, (1) simpulan dan (2)

saran dari hasil penelitian dengan judul Pelanggaran Hak Perempuan dalam Novel

Drupadi Karya Seno Gumira Ajidarma (Perspektif Feminisme Liberal).

5.1 Simpulan

Novel Drupadi karya Seno Gumira Ajidarma menceritakan Dewi Drupadi

bersuamikan lima Pandawa. Pandawa memenangkan Drupadi ketika Arjuna

mengikuti sayembara yang dilakukan oleh Prabu Drupada untuk mencari suami

yang pantas bagi Drupadi. Setelah melakukan analisis terhadap novel Drupadi

dapat dipaparkan hasil pembahasan novel tersebut melalui pedekatan feminis,

lebih khususnya feminis liberal.

Tokoh utama perempuan dalam novel tersebut adalah Drupadi. Sebagai

seorang perempuan, Dewi Drupadi mengalami pelanggaran hak dalam pemenuhan

hak-haknya sebagai seorang perempuan maupun sebagai seorang manusia.

Kedudukan Dewi Drupadi di lingkungan sekitarnya membuatnya lebih rendah

dari kedudukan laki-laki. Karena mendapat perlakuan tidak adil dari kaum laki-

laki disekitarnya, membuat Dewi Drupadi melakukan pembelaan atau

pemberontakan.

Page 12: PELANGGARAN HAK ASASI PEREMPUAN DALAM NOVEL …

Berdasarkan hasil pembahasan di bab IV, dapat disimpulkan bahwa

kedudukan Dewi Drupadi sebagai tokoh utama perempuan, pelanggaran hak

melalui perspektif feminisme liberal, dan pembelaan diri dari tokoh utama

perempuan yang nampak pada novel Drupadi karya Seno Gumira Ajidarma

adalah sebagai berikut:

1. Kedudukan tokoh utama perempuan, Drupadi, dalam novel Drupadi karya

Seno Gumira Ajidarma melipui: perempuan yang termarginalkan, perempuan

yang terampas hak-haknya, dan perempuan yang terhina. Sebagai perempuan

yang termarginalkan, Drupadi merasakan rasa sendiri ketika dia diarak

mengelilingi alun-alun Pancala saat Prabu Drupada melakukan sayembara

untuk mencari suami bagi dirinya. Perlakukan marginal juga didapatkan oleh

Drupadi ketika mereka semua sedang melakukan sebuah diskusi setelah

Kurawa menyerang Wirata. Pemarginalan itu dilakukan oleh Pandawa.

Sebagai perempuan yang terampas hak-haknya meliputi: Dewi Drupadi tidak

terpenuhi hak-haknya oleh Prabu Drupada, oleh suaminya, Lima Pandawa,

dan sebagai seorang perempuan yang otonom terhadap dirinya sendirir. Yang

ketiga adalah kedudukan Dewi Drupadi sebagai perempuan yang terhina

adalah ketika Kurawa menghina Drupadi dengan melecehkannya di depan

Pandawa. Hal ini juga nampak ketika Drupadi yang menyamar menjadi

pelayan Permaisuri mendapatkan pelecehan oleh Mahapatih Kichaka.

2. Pelanggaran hak yang diperoleh oleh Drupadi melalui sudut pandang

feminisme liberal, meliputi: kebebasan untuk memilih, kebebasan untuk

berpendapat, hak untuk mendapatkan perlindungan dan kenyamanan, dan hak

Page 13: PELANGGARAN HAK ASASI PEREMPUAN DALAM NOVEL …

hidup sebagai seorang perempuan. Kebebasan untuk memilih tidak didapatkan

oleh Drupadi dalam hal memilih pasangan. Dewi Drupadi mendapatkan

pasangan ketika dia disayembarakan oleh Prabu Drupada. Kebebasan untuk

berpendapat tidak didapatkan oleh Drupadi ketika ia ingin mengemukakan

pendapatnya saat ia ingin memilih Arjuna sebagai suaminya. Dewi Drupadi

juga tidak mendapatkan hak perlindungan dan kenyamanan dalam hidupnya.

Dia tak mendapatkan perlindungan oleh Pandawa ketika dia mendapatkan

pelecehan dari Kurawa dan Mahapatih Kichaka. Dewi Drupadi tidak

mendapatkan kenyamanan ketika dia sudah menikah dengan Pandawa.

Pandawa yang kalah berjudi dari Sangkuni, membuatnya hidup di dalam

pelarian selama dua belas tahun. Dan yang terakhir Dewi Drupadi tidak

mendapatkan hak hidup sebagaimana perempuan lainnya. Menjadi perempuan

menurut Drupadi memiliki nasib yang terduga. Dengan menjadi perempuan,

dia tak bisa memilih, diandaikan tak memiliki keinginan, dan tak memiliki

kehendaknya sendiri. Perempuan juga sering menjadi korban keegoisan laki-

laki. Menjadi perempuan sering kali dianggap remeh bagi laki-laki sehingga

mereka membatasi perempuan untuk melakukan segala hal.

3. Sikap pembelaan atau perlawanan yang dilakukan oleh tokoh utama

perempuan dalam novel Drupadi meliputi: bersikap berani memulai, bersikap

tegas, sikap menentang, dan membalas dendam. Sikap berani memulai

ditunjukkan oleh Dewi Drupadi ketika dia menghentikan Karna yang akan

memanah. Dewi Drupadi melakukan hal tersebut karena ia tahu bahwa Karna

memiliki kesaktian. Jika Karna mampu memanah burung yang sedang

Page 14: PELANGGARAN HAK ASASI PEREMPUAN DALAM NOVEL …

bergerak dan dia memiliki kemenangan atas Drupadi, perempuan itu yakin,

bahwa Karna akan menyerahkan dirinya pada Duryudhana. Sikap berani

memulai juga ditunjukkan Dewi Drupadi ketika dia angkat bicara saat para

Raja dan Pandawa berdiskusi apakah mereka akan menggempur balik Kurawa

atau tidak.

Pembelaan kedua yang dilakukan oleh Drupadi adalah bersikap tegas.

Sikap tegasnya ditunjukkan ketika dia berdebat dengan Karna dan

melontarkan kata-kata yang menghina Karna untuk menghentikan aksinya.

Sikap tegasnya juga diperlihatkan dengan menegaskan posisinya sebagai

seorang perempuan yang masih juga manusia. Dengan tegas Druupadi tidak

akan membiarkan dirinya dihina lebih lama lagi. Dengan tegasnya pula,

Drupadi menyampaikan bahwa perempuan juga mempunyai kemarahan dan

kemarahan adalah hak manusia.

Pembelaan ketiga yang dilakukan oleh Drupadi adalah dengan menentang.

Dewi Drupadi menentang keputusan untuk tidak menggempur Kurawa. Dan

sikap menentang juga diperlihatkan oleh Drupadi saat berdebat dengan Kresna

mengenai hahkikat dari korban yang disandang Drupadi.

Dan yang terakhir adalah sikap membalas dendam. Pembalasan dendam

Drupadi dilakukan dengan menghasut Pandawa sikap provokatif terhdap Bima.

Drupadi meminta Pandawa untuk membunuh Dursasana yang telah

menghinaya. Drupadi juga mengingkan pembalasan dendam kepada

Mahapatih Kichaka yang telah melecehkannya.

Page 15: PELANGGARAN HAK ASASI PEREMPUAN DALAM NOVEL …

5.2 Saran

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa banyak perempuan yang

mengalami diskirminasi membuat kita harus berhati-hati dalam menentukan sikap.

Hapuslah pandangan picik terhadap perempuan. Perempuan harus mampu

menjaga dirinya dan menambah wawasannya agar tidak selalu diremehkan.

Dengan begitu pelanggaran hak yang dilakukan oleh laki-laki atau sesama

perempuan dapat diminimalisir.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dilakukan oleh

peneliti, peneliti selanjutkan akan memberi penjelasan mengenai saran terkait

dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1) Bagi peneliti selanjutnya, peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian

selanjutnya mengenai feminisme. Feminisme memiliki berbagai macam

aliran, mulai dari feminisme radikal, marxis-sosialis, ekofeminis, dan lainnya.

Peneliti berharap dengan berkembangnya penelitian mengenai feminis dari

berbagai macam aliran, dapat meningkatan pemahaman kita sebagai manusia

bahwa hak-hak perempuan juga penting.

2) Bagi pembaca, peneliti dapat berharap semoga penelitian ini dapat menjadi

patokan untuk penelitian yang lebih baik ke depannya. Peneliti juga berharap

semoga penelitian ini dapat bermanfaat.

Page 16: PELANGGARAN HAK ASASI PEREMPUAN DALAM NOVEL …

DAFTAR RUJUKAN

Ajidarma, Seno Gumira. 2017. Drupadi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Ambarwati, A. 2009. Perspektif Feminis dalam Novel Perempuan di Titik Nol

Terjemah Novel Imra’Atun’Inda Nuqtah Al-Shifr Karya Nawal El-Sa’dawi

dan Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khalieqy. Online.

http://e-journal. iainpekalongan. ac. id/diakses, 26, 22-31.

Ambarwati, Putri. 2018. Bentuk Ketidakadilan dan Perjuangan Tokoh Perempuan

Melalui Refleksi Novel Drupadi Karya Seno Gumira Ajidarma (Kajian

Feminisme). FKIP Universitas Muhamadiyah Malang: Prosiding SENABASA

(Seminar Nasional Bahasa dan Sastra) Edisi I.

Arivia, Gadis. 2006. Feminisme: Sebuah Kata Hati. Penerbit Buku Kompas.

Astrianti, Linna; Jayanti, Sri Rahayu Nur. 2018. Feminisme Liberal dalam Novel

Nayla Karya Djenar Maesa Aayu. In: Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan

Sastra Indonesia (SENASBASA).

Derana, Ganes Tegar. 2016. Bentuk Marginalisasi terhadap Perempuan dalam Novel

Tarian Bumi Karya Oka Rusmini. Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan

Pengajarannya Vol. 2.

Eddyono, Sri Wiyanti. 2007. Hak Asasi Perempuan dan Konvensi CEDAW. Jakarta:

Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat.

Page 17: PELANGGARAN HAK ASASI PEREMPUAN DALAM NOVEL …

Hearty, Free. 2015. Keadilan Jender: Perspektif Feminis Muslim dalam Sastra Timur

Tengah. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Jamil, Nuraida. 2014. Hak Asasi Perempuan dalam Konstitusi dan Konvensi

CEDAW. Jurnal Muwazah Vol 6.

Mandrastuty, Rany. 2010. Novel Tarian Bumi Karya Oka Rusmini: Kajian Femnisme.

Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret.

Musrifah. 2018. Feminisme Liberal dalam Novel Sepenggal Bulan untukmu Karya

Zhaenal Fanani. Lingua Franca: Jurnal Bahasa, Sastra, dan

Pengajarannya 2.1.

Moeljadi, David, dkk. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Luring. Badan

Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia.

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

Universiy Press.

Purbani, Widyastuti. 2010. Metode Penelitian Sastra. Jurnal Universitas Negeri

Yogyakarta. http://staff. uny. ac. id/system/files/pengabdian/dr-

widyastutipurbani-ma/metode-penelitian-susastra. pdf. Diakses pada 10.

Rahadian, Arief. 2019. Bagian II—Feminisme Liberal, Radikal, Marxist, Sosialis.

(Online). https://medium.com/@ariefism/bagian-ii-feminisme-liberal-radikal-

marxist-dan-sosialis-1909b57a8386 (diakses 29 Oktober 2019).

Sugiarto, Eko. 2017. Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif: Skripsi dan Tesis:

Suaka Media. Yogyakarta: Diandra Kreatif.

Page 18: PELANGGARAN HAK ASASI PEREMPUAN DALAM NOVEL …

Susanto, Dwi. 2016. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: CAPS (Center for

Academic Publishing Service).

Supriatin, Yeni Mulyani. 2017. Perempuan dalam Drama Seri Televisi “Greatest

Marriage”: Perspektif Feminis Liberal. ATAVISME, 20.1: 38-52.

Teeuw, A. 2015. Sastra dan Ilmu Sastra. Bandung: Pustaka Jaya.

Tong, Rosemarie Putnam. 1998. Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif

kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis. Terjemahan Aquarini Priyatna

Prabasmoro. Yogyakarta: Jalasutra.

Zuraida, Tia Ratna, dkk. 2013. Pemberontakan Perempuan dalam Novel Perempuan

Badai Karya Mustofa Wahid Hasyim: Kajian Feminisme. Jurnal Sastra

Indonesia: Universitas Negeri Semarang.

https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/31/1437/5-hak-hak-utama-

perempuan (Diaskes pada 23 Desember 2019 dan 1 Juni 2020).