Upload
truongcong
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PELAKSANAAN DAN USULANPENYEMPURNAAN
PROGRAM PRO-RAKYAT
APRIL, 2010
BAMBANG WIDIANTODEPUTI BIDANG KESRA – KANTOR WAKIL PRESIDEN RI
KLASTER 1: PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINANBERSASARAN KELUARGA/RUMAH TANGGA
1. PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
2. BANTUAN KESEHATAN UNTUK KELUARGA MISKIN(JAMKESMAS)
3. BANTUAN PENDIDIKAN UNTUK KELUARGA MISKIN
4. BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN (RASKIN)
PROGRAM KELUARGA HARAPAN - PKHBANTUAN TUNAI BERSYARAT
(Conditional Cash Transfer)
PKH Adalah Program Perlindungan Sosial melalui pemberian Uang Tunai Kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) Dimana Sebagai Imbalannya RTSM Tadi Diwajibkan Untuk Memeriksakan Anggota Keluarganya Ke PUSKESMAS Dan/atau Menyekolahkan Anaknya Dengan Tingkat Kehadiran Sesuai Ketentuan.
Manfaat BTB1. Untuk jangka pendek memberikan income effect kepada rumah tangga
miskin melalui pengurangan beban pengeluaran rumah tangga miskin.
2. Untuk jangka panjang dapat memutus rantai kemiskinan antar generasimelalui:- Peningkatan kualitas kesehatan/nutrisi, pendidikan dan kapasitas
pendapatan anak di masa depan (price effect anak keluarga miskin)- Memberikan kepastian kepada si anak akan masa depannya (insurance
effect).
3. Merubah perilaku keluarga miskin untuk memberikan perhatian yang besar kepada pendidikan dan kesehatan anaknya.
4. Mengurangi pekerja anak.
5. Mempercepat pencapaian MDGs (melalui peningkatan akses pendidikan, peningkatan kesehatan ibu hamil, pengurangan kematian balita, danpeningkatan kesetaraan jender).
KEWAJIBAN BAGI PENERIMA PKH1. Penerima PKH diwajibkan:
a. Ibu hamil:• Pemeriksaan kehamilan (min.4 kali) dan mendapatkan suplemen Fe. • Proses kelahiran yang ditangani tenaga medis• Kunjungan setelah melahirkan (min.2 kali) untuk penyuluhan kesehatan/ibu
menyusui b. Anak usia 0-6 tahun:
• Usia 0–11 bulan melakukan imunisasi komplet(BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis B) dan pemantauan tumbuh kembanganak setiap bulan
• Usia 6-11 bulan melakukan pemberian Vitamin A (2 kali setahun: Februari danAgustus),
• Usia 12–59 bulan melakukan imunisasi dan pemantauan tumbuh kembangsetiap bulan
• Pemantauan tumbuh kembang anak usia pra sekolah (5-6 tahun)c. Anak Usia 7-15 tahun: Mendaftarkan anak usia 6-15 tahun di SD dan/atau SMP dengan kehadiran
min. 85% hari sekolah dalam sebulan selama thn ajaran berlangsung. RTSM dengan anak usia >15 tahun namun belum menyelesaikan dikdas dapat
menerima bantuan apabila anak tsb bersekolah atau mengikuti pendidikankesetaraan dan memenuhi ketentuan yang berlaku.
2. Bantuan diberikan per 3 bulan kepada ibu/wanita dewasa dalam RTSM.
3. Tidak ada persyaratan untuk penggunaan uang.
SKENARIO BESARAN BANTUANSkenario Bantuan Bantuan per RTM
per tahun (Rp)
Bantuan tetap 200.000Bantuan bagi RTSM yang memiliki:a. Anak Usia Balitab. Ibu Hamil/Menyusuic. Anak Usia SD/MId. Anak Usia SMP/MTs
800.000800.000400.000800.000
Rata-rata bantuan per RTSM 1.390.000Bantuan minimum per RTSM 600.000Bantuan maksimum per RTSM 2.200.000
Catatan: - Bantuan Per RTSM dibatasi maksimum Rp.2.200.000 dan jumlah anak 3. - Bantuan terkait dengan kesehatan berlaku bagi RTSM dengan anak di bawah 6 tahun dan/atau ibu
hamil/nifas. - Besar bantuan ini tidak dihitung berdasarkan jumlah anak.- Besar bantuan rata-rata adalah 16% dari batas pendapatan RTSM per tahun.- Batas minimum dan maksimum adalah antara 15-25% dari batas pendapatan rata-rata RTSM per
tahun.
8
NO PROVINSI RTSM1 SUMATERA BARAT (1 Kab ) 8.0052 DKI. JAKARTA (1 Kota ) 7.0053 JAWA BARAT 199.424 JAWA TIMUR 280.1145 NUSA TENGGARA TIMUR 69.2876 SULAWESI UTARA 25.4397 GORONTALO 9.1748 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 13.2769 SUMATERA UTARA 42.311
10 DI. YOGYAKARTA 18.42511 BANTEN 27.21512 NUSA TENGGARA BARAT 11.97313 KALIMANTAN SELATAN 14.732
JUMLAH 726.376
LOKASI PKH SAMPAI TAHUN 2009(726 .376 RTSM, Anggaran Rp. 1,1 T)
TAMBAHAN LOKASI PKH TAHUN 2010
NO PROVINSI RTSM
1 BALI (2 Kab) 5,000
2 SULAWESI SELATAN (3 kab) 36,000
3 SULAWESI TENGAH (2 kab) 8,000
4 KALIMANTAN TENGAH (2 Kab) 5,000
5 KEPULAUAN RIAU (2 kab) 6,000
6 BENGKULU (2 Kab) 8,000
7 KALIMANTAN BARAT (2 Kab) 7,000
8 PROVINSI PESERTA PKH 2009 (3 kab) 15,000
TOTAL 90,000
9
Keseluruhan RTSM adalah 816.000, Anggaran Rp. 1,3 T
EVALUASI PELAKSANAANPROGRAM KELUARGA HARAPAN
PERMASALAHAN UTAMA:
1. Proses verifikasi belum sepenuhnyadilaksanakan.
2. Pembayaran kepada RTSM tidak tepat waktu
3. Kurangnya koordinasi antar instansi pendukung: Kementerian Pendidikan, KementerianKesehatan, dan Kementerian Tenaga Kerja danTransmigrasi.
4. Ketepatan penentuan RTSM (Sudahditindaklanjuti melalui Inpres No. 1 Tahun 2010).
10
Tahapan Verifikasi PKH1. Kementerian Sosial bertanggung jawab terhadap pengadaan
formulir verifikasi.
Subtansi oleh Tim PKH Pusat
Pencetakan oleh PT Pos
2. PT Pos bertanggung jawab mendistribusikan formulirverifikasi ke unit pelayanan.
Kesehatan: Puskemas
Pendidikan: Sekolah
3. Proses verifikasi
Tingkat kehadiran di sekolah: Unit Sekolah
Tingkat kehadiran di Puskesmas: Unit Puskesmas
4. PT Pos bertanggung jawab mengambil (pick up) formuliryang telah diisi.
11
1. PROSES VERIFIKASI BELUM SEPENUHNYA DILAKSANAKAN
1. Sekolah merasa keberatan untuk melakukan verifikasisecara kontinu.
2. Puskesmas merasa keberatan untuk melakukan verifikasisecara kontinu.
3. Kementerian Sosial terlambat dalam melakukan pelatihanverifikasi bagi unit pelayanan.
4. Koordinator wilayah tidak menetap di lokasi.
5. Setelah program berjalan, jumlah pendamping yang dibutuhkan melebihi jumlah pendamping yang direncanakan.
6. Dukungan prasarana dan sarana oleh Pemerintah Daerah tidak memadai.
7. Perlu dilakukan sosialisasi tambahan kepada pelaku PKH.12
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
NA
D
SUM
UT
SUM
BAR
DKI Jakarta
JABA
R
DIY
JATIM
BAN
TEN
NTB
NTT
KALSEL
SULU
T
GO
RON
TALO
PRES
ENTA
SE
PRESENTASE BUMIL PRESENTASE BALITA PRESENTASE SD PRESENTASE SMP
13
HASIL VERIFIKASI TAHAP I TAHUN 2010
14
PERSENTASE PESERTA PKH YANG MELAKUKAN DAN TIDAK MELAKUKAN VERIFIKASI
BUMIL BALITA SD SMP
Verifikasi 7,346 186,490 254,166 91,110 Tidak Verifikasi 14,810 272,386 441,891 159,171 % Tidak Verifikasi/ Total 67% 59% 63% 64%
67%
59%63% 64%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
-
,100
,200
,300
,400
,500
,600
,700
,800
,900
1,000
RIB
U
2. PEMBAYARAN KEPADA RTSM TIDAK TEPAT WAKTU
• Pembayaran belum dilaksanakan karenaketerlambatan menerima hasil verifikasi.Pembayaran dilaksanakan 4 kali
(Maret, Juni, September, dan Desember).
Menurut kontrak seharusnya PT Pos yang bertugas mengambil formulir verifikasi.
Permasalahan pencairan anggaran.
• PT Pos kesulitan menjangkau daerah-daerahterpencil.
15
3. KURANGNYA KOORDINASI ANTAR INSTANSI PENDUKUNG
• Tidak semua anggota rumah tangga peserta PKHmemperoleh pelayanan kesehatan untuk orang miskin(Jamkesmas).
• Tidak semua anggota rumah tangga peserta PKH dapatditerima di sekolah.
Tidak memenuhi passing grade
Sudah lama meninggalkan sekolah
Anak Jalanan
Pekerja anak.
• Koordinasi antar kementerian serta antar Pusat danDaerah dalam pelaksanaan verifikasi dan pelaksanaanPKH secara keseluruhan.
16
PERSENTASE ANAK BERUMUR 10-17 TAHUN MENURUT JENIS KEGIATAN, 2009
17
Bekerja 10%
Pengangguran 3%
Sekolah 80%
Mengurus Rumah Tangga
3%
Lainnya 4%
PEKERJA ANAK PADA MASING-MASING SEKTOR EKONOMI
18
5 - 12 13-14 15-17
PEREMPUAN15 - 17 LAKI-LAKI
Lainnya (Kode 2, 4, 5, 7 dan 8) 16,183 328,118 273,181 320,171
Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan (kode 9) 28,995 210,491 168,323 218,851
Perdagangan Besar, Perdagangan Eceran, Restauran dan Hotel (kode 6) 123,397 1139,126 532,564 770,032
Industri Pengolahan (kode 3) 72,150 520,036 298,015 421,491
Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan(Kode 1) 433,575 3999,321 1484,557 2318,202
-
1000,000
2000,000
3000,000
4000,000
5000,000
6000,000
7000,000
KOTA DESA KOTA + DESA
Q1 42.82 44.96 44.42Q2 32.30 37.50 35.89
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
20
PERSENTASE PENERIMA JAMKESMAS DARI KELOMPOKMASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN
Sumber: SUSENAS ,2009.
PROPORSI PENERIMA JAMKESMAS PADAKELOMPOK MASYARAKAT MISKIN
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
NA
DSU
MU
TSU
MBA
RRI
AUJA
MBI
SUM
SEL
BEN
GKU
LULA
MPU
NG
BAN
BEL
KEPR
ID
KI Ja
kart
aJA
BAR
JATE
NG
DIY
JATI
MBA
NTE
NBA
LIN
TBN
TTKA
LBA
RKA
LTEN
GKA
LSEL
KALT
IMSU
LUT
SULT
ENG
SULS
ELSU
LTRA
GO
RON
TALO
SULB
AR
MA
LUKU
MA
LUKU
UTA
RAPA
PUA
BA
RAT
PAPU
A
Persentase Penerima Jamkesmas Kelompok Miskin (Quintil 1) Nasional
21
Sumber: SUSENAS ,2009.
PROPORSI PENERIMA JAMKESMAS PADA KELOMPOK HAMPIR MISKIN
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00N
AD
SUM
UT
SUM
BAR
RIAU
JAM
BISU
MSE
LBE
NG
KULU
LAM
PUN
GBA
NBE
LKE
PRI
DKI
Jaka
rta
JABA
RJA
TEN
GD
IYJA
TIM
BAN
TEN
BALI
NTB
NTT
KALB
AR
KALT
ENG
KALS
ELKA
LTIM
SULU
TSU
LTEN
GSU
LSEL
SULT
RAG
ORO
NTA
LOSU
LBA
RM
ALU
KUM
ALU
KU U
TARA
PAPU
A B
ARA
TPA
PUA
Persentase Penerima Jamkesmas Kelompok Hampir Miskin (Quintil 2) Nasional
22
Sumber: SUSENAS ,2009.
PERSENTASE SISWA SD YANG MENGULANG PADALIMA PROVINSI TERTINGGI DAN TERENDAH (2007/2008)%
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
Jawa Barat Sumatera Utara
Lampung DKI Jakarta
Banten Nusa Tenggara
Timur
Kalimantan Barat
Bengkulu Sumatera Barat
Bangka Belitung
24
Sumber: Pusat Statistik Pendidikan - Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Nasional.
PERSENTASE SISWA SD YANG PUTUS SEKOLAH PADALIMA PROVINSI TERTINGGI DAN TERENDAH (2007/2008)
%
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Jawa Barat Sumatera Utara
Maluku Kalimantan Barat
Kalimantan Timur
Papua Nusa Tenggara
Timur
Papua Barat
25
Sumber: Pusat Statistik Pendidikan - Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Nasional.
PERSENTASE SISWA SD YANG MELANJUTKAN KE SMP PADALIMA PROVINSI TERTINGGI DAN TERENDAH (2007/2008)%
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
Lampung Jawa Barat Banten Kalimantan Tengah
Riau Bengkulu Sulawesi Utara
Kep Riau Bali Papua
26
Sumber: Pusat Statistik Pendidikan - Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Nasional.
PERSENTASE SISWA SD YANG PUTUS SEKOLAH (2007/2008)
% %
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Tim
ur
Aceh
Sumatera U
tara
Sumatera Barat
Riau
Kep Riau
Putus SekolahRata-rata Nasional
27
Sumber: Pusat Statistik Pendidikan - Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Nasional.
PERSENTASE SISWA SD YANG PUTUS SEKOLAH (2007/2008)
% %
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tim
ur
Sulawesi U
tara
Gorontalo
Putus SekolahRata-rata Nasional
28
Sumber: Pusat Statistik Pendidikan - Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Nasional.
PERSENTASE SISWA SD YANG PUTUS SEKOLAH (2007/2008)
% %
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara
Maluku
Maluku U
tara
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Tim
ur
Papua
Papua Barat
Putus SekolahRata-rata Nasional
29
Sumber: Pusat Statistik Pendidikan - Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Nasional.
PERSENTASE SISWA SD YANG MENGULANG/TIDAK NAIK KELAS (2007/2008)
% %
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Tim
ur
Aceh
Sumatera U
tara
Sumatera Barat
Riau
Kep Riau
Mengulang/Tidak Naik KelasRata-rata Nasional
30
Sumber: Pusat Statistik Pendidikan - Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Nasional.
PERSENTASE SISWA SD YANG MENGULANG/TIDAK NAIK KELAS (2007/2008)
% %
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tim
ur
Sulawesi U
tara
Gorontalo
Mengulang/Tidak Naik KelasRata-rata Nasional
31
Sumber: Pusat Statistik Pendidikan - Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Nasional.
PERSENTASE SISWA SD YANG MENGULANG/TIDAK NAIK KELAS (2007/2008)
% %
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara
Maluku
Maluku U
tara
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Tim
ur
Papua
Papua Barat
Mengulang/Tidak Naik KelasRata-rata Nasional
32
Sumber: Pusat Statistik Pendidikan - Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Nasional.
PERSENTASE SISWA SD YANG MELANJUTKAN KE SMP (2007/2008)
% %
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
110.0
120.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
110.0
120.0
DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Tim
ur
Aceh
Sumatera U
tara
Sumatera Barat
Riau
Kep Riau
Melanjutkan ke SMP
Rata-rata Nasional
33
Sumber: Pusat Statistik Pendidikan - Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Nasional.
PERSENTASE SISWA SD YANG MELANJUTKAN KE SMP (2007/2008)
% %
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
110.0
120.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
110.0
120.0
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tim
ur
Sulawesi U
tara
Gorontalo
Melanjutkan ke SMP
Rata-rata Nasional
34
Sumber: Pusat Statistik Pendidikan - Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Nasional.
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BERASMISKIN
• Biaya distribusi Raskin di daerah tidakseragamBeberapa pemerintah kabupaten/kota
belum menyediakan distribusi• Kualitas Beras Raskin tidak sepenuhnya
memenuhi standar konsumsi.
36
KOTA DESA KOTA + DESAQ1 74.96 80.59 79.18Q2 64.66 74.93 71.75
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
PERSENTASE RUMAH TANGGA KELOMPOK MISKIN DAN HAMPIRMISKIN YANG MEMBELI RASKIN DALAM 3 BULAN TERAKHIR
37
Sumber: SUSENAS ,2009.
PROPORSI RUMAH TANGGA KELOMPOK MISKIN YANG MEMBELI RASKINPADA 3 BULAN TERAKHIR
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00N
AD
SUM
UT
SUM
BAR
RIAU
JAM
BISU
MSE
LBE
NG
KULU
LAM
PUN
GBA
NBE
LKE
PRI
DKI
Jaka
rta
JABA
RJA
TEN
GD
IYJA
TIM
BAN
TEN
BALI
NTB
NTT
KALB
AR
KALT
ENG
KALS
ELKA
LTIM
SULU
TSU
LTEN
GSU
LSEL
SULT
RAG
ORO
NTA
LOSU
LBA
RM
ALU
KUM
ALU
KU U
TARA
PAPU
A B
ARA
TPA
PUA
Persentase Rumah Tangga Miskin (Quintil 1) Nasional
38
Sumber: SUSENAS ,2009.
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
NA
DSU
MU
TSU
MBA
RRIAUJA
MBI
SUM
SELBEN
GKU
LULA
MPU
NG
BAN
BELKEPRID
KI JakartaJA
BAR
JATENG
DIY
JATIMBA
NTEN
BALI
NTB
NTT
KALBA
RKA
LTENG
KALSEL
KALTIM
SULU
TSU
LTENG
SULSEL
SULTRA
GO
RON
TALO
SULBA
RM
ALU
KUM
ALU
KU U
TARA
PAPU
A BA
RATPA
PUA
Persentase Rumah Tangga Kelompok Hampir Miskin (Quintil 2) Nasional
PROPORSI RUMAH TANGGA KELOMPOK HAMPIR MISKIN YANG MEMBELIRASKIN PADA 3 BULAN TERAKHIR
39
Sumber: SUSENAS ,2009.
Pendekatan Community-Driven Development (CDD)
• Definisi– Konunitas memiliki kontrol atas keputusan yang diambil dan
sumber daya yang digunakan– Masyarakat miskin diperlakukan sebagai pelaku utama (subyek dan
mitra) dalam proses pengambilan keputusan– Pemberdayaan terjadi pada saat masyarakat berinteraksi secara saling
hormat menghormati, bertoleransi dan terdapat dukungan sosial
• Dukungan yang diperlukan– Institusi pendukung/fasilitator yang demand-responsive– Terdapat akses informasi– Terjadi penciptaan lingkungan/kondisi yang memadai untuk
pengembangan aset
Proses pengambilan keputusan masyarakat
Apa kita akan memanfaatkan proyek?
Apa itu kemiskinan?Bagaimana
melaksanakannya?
Siapa yg akan melaksanakan?
Siapa yg miskin?Apa masalahnya?Apa potensinya?
Siapa yg akan Menerima manfaat?
+ 4 bulan
+ 5 – 6 bulan
+ 6 – 10 bulan
+ 8 – 10 bulan
+ 10 – 12 bulan
> 8 bulan
RK
PS
PJM Pronangkis
DAMPAK SOSIO-EKONOMI PNPM• Menaikkan belanja rumah tangga:
Belanja rumah tangga di wilayah perdesaan penerimaPNPM mengalami kenaikan hingga 11 % dibandingkandengan belanja rumah tangga di wilayah perdesaanbukan penerima PNPM.
• Menurunkan tingkat pengangguran:
Studi independen menunjukkan tingkat penganggurandi wilayah perdesaan penerima PNPM menurun hingga1,5 %
• Menurunkan tingkat kemiskinan:
Rumah tangga di wilayah perdesaan penerima PNPM9,2% lebih tinggi keluar dari kemiskinan dibandingkandengan wilayah perdesaan bukan penerima PNPM.
43
• Tingkat pengembalian investasi: Berdasarkan studi di wilayah perdesaan
penerima PNPM economic internal rate of return (EIRR) dari total kegiatan rata-rata 60%.
• Penghematan biaya: Berdasarkan studi di wilayah perdesaan
penerima PNPM, prasarana yang dibangunmelalui metoda PNPM Perdesaan rata-rata 56 % lebih murah.
44
DAMPAK SOSIO-EKONOMI PNPM
EVALUASI PELAKSANAAN PNPM
• Rencana pembangunan yang disusunberdasarkan prinsip PNPM belum terintegrasidengan rencana pembangunan desa yang formal.
• Kontribusi pemerintah daerah untukpembiayaan PNPM masih dapat ditingkatkan.
• Membuka akses pembiayaan untuk usulankegiatan pemberdayaan ekonomi lokalberbasis masyarakat.
45
PROPORSI APBD: TETINGGI DAN TERENDAH14
.10%
15.2
2%
15.7
5%
17.0
6%
17.1
1%
39.5
1%
38.3
1%
36.1
9%
34.2
5%
33.3
2%
0%
10%
20%
30%
40%
50%JA
MBI
LAM
PUN
G
SUM
SEL
NTB
RIAU
IRJA
BAR
KALT
IM
DKI
JAKA
RTA
MA
LUKU
KALT
ENG
Terendah Tertinggi
KOMPOSISI PEMBIAYAAN: SUMATERA 1
,457
.43
,655
.10
,232
.03
,230
.09
,44.62
,175
.76
,165
.97
,70.
41
,47.
49
,19.63 -
,100.00
,200.00
,300.00
,400.00
,500.00
,600.00
,700.00
NAD SUMUT SUMBAR RIAU KEPRI
Sumber APBN Sumber APBD
KOMPOSISI PEMBIAYAAN: SUMATERA 2
,176.91
,363.18
,138.61
,371.36
,43.74 ,29.05
,67.87
,37.52
,66.66
,10.82
-
,50.00
,100.00
,150.00
,200.00
,250.00
,300.00
,350.00
,400.00
JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG BABEL
Sumber APBN Sumber APBD
KOMPOSISI PEMBIAYAAN: JAWA
,11.32
,852.33 ,931.53
,78.22
,951.06
,242.37
,6.42
,207.83 ,227.07
,19.13
,228.46
,59.14
-
,100.00
,200.00
,300.00
,400.00
,500.00
,600.00
,700.00
,800.00
,900.00
1,000.00
DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN
Sumber APBNSumber APBD
KOMPOSISI PEMBIAYAAN: BALI DAN NUSRA
,71.24
,204.61
,492.58
,18.01 ,42.08
,132.57
-
,100.00
,200.00
,300.00
,400.00
,500.00
,600.00
BALI NTB NTT
Sumber APBN Sumber APBD
KOMPOSISI PEMBIAYAAN: KALIMANTAN
,215.52
,93.45
,176.41
,141.75
,60.85 ,46.69 ,39.95
,88.02
-
,50.00
,100.00
,150.00
,200.00
,250.00
KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM
Sumber APBN Sumber APBD
KOMPOSISI PEMBIAYAAN: SULAWESI
,153.53 ,155.48
,456.89
,293.89
,86.07 ,116.04
,51.27 ,47.21
,114.64 ,97.59
,40.71 ,28.81
-
,50.00
,100.00
,150.00
,200.00
,250.00
,300.00
,350.00
,400.00
,450.00
,500.00
SULUT SULTENG SULSEL SULRA GORONTALO SULBAR
Sumber APBN Sumber APBD
KOMPOSISI PEMBIAYAAN: MALUKU DAN PAPUA
,84.85 ,85.97
,148.40
,446.85
,44.20 ,37.15 ,96.91
,204.74
-
,50.00
,100.00
,150.00
,200.00
,250.00
,300.00
,350.00
,400.00
,450.00
,500.00
MALUKU MALUT IRJABAR PAPUA
Sumber APBN Sumber APBD
KLUSTER 3: PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINANBERSASARAN USAHA MIKRO DAN KECIL
1. KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KUR
• Masih banyak ruang untuk meningkatkanpenyaluran KUR
• Lembaga keuangan mikro sangatberpotensi memobilisasi dana untukkepentingan usaha mikro dan kecil
56
,0
500,000
1000,000
1500,000
2000,000
2500,000
3000,000
,0
500,000
1000,000
1500,000
2000,000
2500,000
3000,000N
AD
SUM
UT
SUM
BAR
RIAU
JAM
BISU
MSE
LBE
NG
KULU
LAM
PUN
GKE
PRI
BAN
BEL
DKI
JKT
JABA
RJA
TEN
GD
.I. Y
OG
YAJA
TIM
BAN
TEN
BALI
NTB
NTT
KALB
AR
KALT
ENG
KALS
ELKA
LTIM
SULU
TSU
LTEN
GSU
LSEL
SULT
RAG
ORO
NTA
LOSU
LBA
RM
ALU
KUM
ALU
TIR
JA B
ARA
TPA
PUA
Realisasi Penyaluran KUR Rata-rata Nasional
REALISASI PENYALURAN KURPER 31 JANUARI 2010
57
Sumber: Kementerian Koordinator Perekonomian, 2010.
JUMLAH DEBITUR KUR PER 31 JANUARI 2010
,0
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000
,0
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000
NA
DSU
MU
TSU
MBA
RRIAUJA
MBI
SUM
SELBEN
GKU
LULA
MPU
NG
KEPRIBA
NBEL
DKI JKT
JABA
RJATEN
GD
.I. YOG
YAJATIMBA
NTEN
BALI
NTB
NTT
KALBA
RKA
LTENG
KALSEL
KALTIM
SULU
TSU
LTENG
SULSEL
SULTRA
GO
RON
TALO
SULBA
RM
ALU
KUM
ALU
TIRJA
BARAT
PAPU
A
Jumlah Debitur Rata-rata Nasional
58
Sumber: Kementerian Koordinator Perekonomian, 2010.