26
PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERIAL PADA TEMPE TERHADAP BAKTERI PENYEBAB DIARE Kel 6 : - Dede Siti Rahmah F (21121099) - Vriska Nurilah (21121134)

pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

  • Upload
    dede

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

presentasi hasil jurnal penelitian KABM mengenai uji aktifitas antibakteri pada makanan tempe secra manual dengan penggunaan ragi yang berbeda

Citation preview

Page 1: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERIAL PADA TEMPE

TERHADAP BAKTERI PENYEBAB DIARE

Kel 6 : - Dede Siti Rahmah F (21121099)

- Vriska Nurilah (21121134)

Page 2: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

ABSTRAK

Tempe adalah bahan makanan yang sudah populer di Indonesia. Selain sumber zat gizi yang bernilai tinggi, tempe juga diduga mempunyai khasiat lain.

Tujuannya untuk mempelajari daya hambat zat antibakterial dalam tempe terhadap beberapa jenis bakteri termasuk bakteri penyebab diare.

Prinsipnya dengan mempelajari pengaruh penambahan ekstrak tempe terhadap pertumbuhan bakteri. Jenis bakteri penguji diambil dua jenis gram-positif dan empat jenis gram-negatif

Page 3: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

Tempe sebagai sumber zat antibakterial, berupa tempe yang dibuat dengan menggunakan Rhizopus oligospoms dalam bentuk biakan murni,usar dan laru.

Pengukuran pertumbuhan bakteri dilakukan dengan menggunakan Spactronic-20, Ekzuach dan mb.

Hasilnya didapatkan perbandingan yang menunjukkan bahwa dalam tempe yang dibuat dengan biakan murni terdapat zat antibacterial, dalam tempe yang dibuat dengan laru, daya hambat hanya terlihat pada beberapa bakteri. Dalam tempe yang di buat dengan usar daya hambat terlihat pada sebagian bakteri. Sedangkan dalam tempe campuran .(kedelai dan gaplek) yang dibuat dengan usar sama sekali tidak menunjukkan adanya hambatan terhadap pertmbuhan bakteri-bakteri penguji.

Page 4: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

Pendahuluan

Tempe adalah hasil fermentasi kedelai yang sudah cukup populer di Indonesia sebagai bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Tempe mempunyai nilai Protein Efficiency Ratio (PER) 2.43 dan Net Protein Utilization (NPU) 56% (1).

Para ahli berpendapat bahwa proses fermentasi akan mengubah protein menjadi asam amino yang mudah diserap oleh tubuh.

Tempe selain sebagai sumber zat gizi, diduga mempunyai khasiat lain

Page 5: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

Rhizopus oZigospoms (33930) yang di tumbuhkan pada substrat kedelai menghasilkan zat antibakterial yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri gram-positif.

Meskipun zat tersebut bukan suatu antibiotika seperti yang terdapat dalam obat namun zat tersebut dapat menghambat infeksi dan dapat menstimulasikan pertumbuhan hewan.

Pada prinsipnya dalam penelitian ini dipelajari pengaruh penambahan ekstrak tempe terhadap pertumbuhan bakteri penyebab diare. Sebagai pembanding dipelajari pula pengaruh penambahan ekstrak tempe terhadap beberapa bakteri gram-positif yang telah dipelajari

Page 6: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

Bakteri yang digunakan….

Jenis bakteri penyebab diare yang digunakan pada penelitian ini ialah Escherchia coti, SalmoneZZa typhii dan Shigetla flazneri.

Pemilihan jehis bakteri tersebut didasarkan pada hasil penelitian mengenai aspek mikrobiologis

Jenis bakteri yang digunakan sebagai pembanding adalah BaciZZus suktilis, Stqh~~Zococcus mlrocs dan KZebsielZa pnetuno?~in~-.

Page 7: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

Sampel yang digunakan…

Tempe yang dipelajari sebagai substrat yang menghasilkan zat antibakterial yaitu tempe kedelai yang dibuat di laboratorium Puslitbang Gizi dengan menggunakan biakan murni Rhizopus oligosporus.

Pada percobaan digunakan tempe mentah, tempe rebus dan tempe goreng. Selain tempe tersebut, diteliti pula tempe yang dibuat dengan menggunakan laru, dan tempe yang menggunakan usar sebagai inokulum.

Page 8: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

Pembuatan suspensi kering

Kapang Rhizopus oZigosporus dipelihara dalam biakan agar miring Potato Deztrose Agar (PDA), disimpan pada suhu 4'~. Biakan kapang tersebut dipindahkan ke agar miring Tauge Ekstmk Agar (TEA) dan diinkubasikan pada suhu 30'~ selama 7 hari. Kemudian ie dalam setiap tabung ditambahkan 5 ml aquadest steril dan dikocok dengan ose sampai semua suspensi spora tercampur rata. Setiap ml suspensi ini digunakan untuk inokulasi 100 gram kedelai yang telah direbus.

Pembuatan Ekstrak Tempe Oltlnbang 60 gram tempe, kemudian dlhaluskan. dan dl tambahkan 100 ml aquadest, dladuk rata sampai membentuk bubur tempe yang sempurna. Bubur tempe dlputar dengan kecepatan 5000 rpn selama 30 menit, dlplsahkan antara larutan atas dan endapannya. Larutan atas dlputar kenball dengan kecepatan 20.000 rpm selama 15 menlt. Larutan atas dlambil dan dlsterllkan dengan menggunakan a it tip ore fitter (0.45 un). Larutan yang dlperoleh adalah suspensl rat antlbakterial yang akan dlujl.

Page 9: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

Cara pengujian

Media pengujl yang dlgunakan ialah IRctrient Broth. Ke dalam setlap tabung ujl dllslkan 6 ml nedla penguji dan dltambahkan suspensl rat antlbakterial dengan serf pengenceran sebagai berlkut : 0.0 ml . 1.0 ml. 1.5 ml dan 2.0 m1. Kemudian ke dalam masing-masing tabung uj1 dlmasukkan 0.1 ml larutan bakterl penguji.

Pengukuran dllakukan dengan menggunakan Spuotronio-20 Bausoh dan Zomb dan pembacaan absorbansl pada panjang gelombang 550 urn. Pengukuran dllakukan sebelum dan sesudah lnkubasl (0 jam dan 20 jam) Media penguji yang tldak dllnokulaslkan dlgunakan sebagal blanko dengan absorbansl 0 (100% tmnsmittanoe). Kemudian semua tabung terujl dlukur. Ulangan pengujian pada percobaan In1 dilakukan sebanyak 3 kall. Perbedaan absorbansi tabung kontrol dan tabung terujl dlnyatakan sebagai besarnya hambatan yang terjadf akibat aktlvftas rat antlbakterlal. terhadap pertumbuhan bakteri penguji. Persentase aktlvttas rat antibakterlal = Absorbandl kontrol - Absorbansi teruji x 100% Absorbansi kontrol

Page 10: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

Hasil dan pembahasan

Hasll penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak tempe mentah dari tempe yang dibuat dengan menggunakan biakan murni kapang Rhisopus oligosporus menghambat pertmbuhan bakteri EaciZZus subtiZis,StaphyZococcus aureus, SakneZZa typhii dan ShigeZZa ftexneri.

Besarnya hambatan dalam persen dapat dinyatakan sebagai persen aktivitas zat antibakterial yang terdapat dalam tempe sebagai hasil fermentasi kedelai oleh Rhizopus oZigosporus,sesuai Wang dkk. (1969).

Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 1, sedangkan Tabel2 menunjukkan hasil pengujian kualitatip aktivitas antibakterial pada tempe yang dibuat dengan blakan murni Rhizopus oZigospms

Page 11: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

Tabel 1Persentase Daya Hambat Zat Antibakterial dariTempe Murni Mentah- Reaksi ml ekstrak tempe/6 ml media

NO BAKTERI PENGUJI Gram 0,5 1,0 1,5 2,0

1 &ciZZus subtitis + 40,8 48,2 48,8

31,2

2 KZebsielk pnetrmoniae - 0 0 0 0

3 StaphyZococcus aureus + 21,8 29,5 20,4

29,1

4 Escherchia coti - 0 0 0 0

5 Satmonelk typhii - 12,2 6,9 9,7 10,9

6 ShigeZk flexneri - 8,4 10,5 7,1 16,5

Page 12: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

Tabel 2. Daya Hambat Pertmbuhan Secara KualltatiF dari Zat Antibakterlal dari Tempe Murni Mentah.- Reaksi ml ekstrak tempe/6 ml media

NO

Bakteri penguji Gram 0,5 1,0 1,5 2,0

1 Bacillus subtitis + +++ +++ +++ +++

2 Klebsielk pnmoniae - - - - -

3 Staphy[ococcus aureus

+ +++ +++ +++ +++

4 Escherchia coli - - - - -

5 Salrnonella typhii - +++ +++ +++ +++

6 Shigella flerneri - +- ++ ++ ++

Page 13: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

Keterangan Tabel 2.

+++ = Setiap kali pengujian menunjukkan-adanya hambatan pertumbuhan.

++ = Kurang dari 3 pengujian menunjukkan tidak terdapat hambatan pertumbuhan.

+ = 3-6 pengujian menunjukkan tidak terdapat hambatan pertumbuhan.

- + = Lebih dari 6 pengujian menunjukkan tidak terdapat hambatan pertumbuhan.

- = Setiap pengujian tidak menunjukkan hambatan pertumbuhan

Page 14: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

Kesimpulan tabel 1 & 2 Hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian kali ini

berbeda dengan penelitian yang pernah dilakukan Wang dkk. (1969).

Hasil Wang dkk. Menunjukkan bahwa hambatan pertumbuhan pada Bacillus subtitis B. 765 dan KZebsieZla pnaunoniae 0. 117, mencapai 100% dengan penambahan hanya 1.8 ml ekstrak tempe, dan Staphytococcus aureus dinyatakan sama sensitifnya dengan Bacillus subtitis.

hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan angka yang lebih rendah, di mana daya hambat terhadap BacitZus subtitis dan Staphytococcua aureus masih di bawah 50%. sedangkan terhadap KlebsieZZa pneumoniae tidak ada daya hambat. Keadaan teraebut mungkin disebabkan karena strain yang digunakan berbeda dengan yang digunakan oleh Wang, dkk.

Page 15: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

Perbedaan tersebut dapat pula disebabkan oleh penurunan aktivitas antibakterial, yang pada penelitian ini ekstraksi dilakukan pada suhu ruang. Menurut Wang dkk. aktivitas antibakterial pada ekstrak tempe akan mudah rusak pada suhu ruang.

Dalam penelitian ini ditemukan adanya aktivitas antibacterial yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri SaLmonella dan Shigella sebagai jenis bakteri penyebab diare pada bayi dan anak. Meskipun besarnya aktivitas antibakterial secara kuantitatip relatip kecil namun secara kualitatip dapat dikatakan tinggi. Hal ini memberikan petunjuk adanya kemungkinan tmpe dapat digunakan sebagai bahan pembuatan formula makanan anak, untuk diberikan kepada anak penderita diare.

Page 16: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

Aktivitas antibakterial cenderung akan menurun apabila tempe dipanaskan.

Aktivitas antibakterial pada tempe yang direbus disajikan dalam Tabel 3 dan Tabel 4.

Tempe yang digoreng tidak menunjukkan adanya aktivitas antibacterial yang aktip terhadap pertumbuhan ke enam jenis bakteri penguji yang digunakan pada penelitian ini. Hal ini diduga akibat adanya perubahan ikatan zat antibakterial tersebut oleh suhu tinggi, dan ini akan menghilangkan kemampuan zat antibakterial tersebut

Page 17: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

Tabel 3. Persentase daya Hambat Zat Antibakterial dalamTempe Murni RebusReaksi ml ekstrak tempe/6 ml media

NO

BAKTERI PENGUJI Gram

0,5 1,0 1,5 2,5

1 Bacillus subtilis + 0 0 6,6 9,8

2 Klebsiella pneumcniae

- 0 0 0 0

3 Staphylococcus aureus

+ 0 2,5 7,2 8,5

4 Escherchia coli - 0 0 0 0

5 Salmonella typhii - 0 0 0 0

6 Shigella flexneri - 6,7 0 0 0

Page 18: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

Tabel 4. Oaya Hambat Pertumbuhan Secara Kualitatip dari Zat Antibakterial dalam Tempe Murni RebusReaksi ml ekstrak tempe/6 ml media

NO

BAKTERI PENGUJI

Gram

0,5 1,0 1,5 2,5

1 BaciZtus subtitis

+ - - +++ +++

2 KZebsieZta pnewnonine

- - - - -

3 StaphyZococcus aureus

+ - +++ ++ +++

4 Escherchia coZi - - - - -

5 Salmonetla typhii

- - - - -

6 ShigeZZa fzexneri

- -+ - - -+*keterangan tabel 4 dapat dilihat pada tabel 2

Page 19: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

Hasil pengujian aktivitas antibakterial dalam tempe yang dibuat dengan laru secara kuantitatif dan kualitatif

Tabel 5. Tabel 5. Persentase Oaya Hambat Zat Antibakterial dalam Tempe Laru Mentah

Reaksi ml ekstrak tempe/6 ml nedia.

NO

BAKTERI PENGUJI

Gram

0,5 1,0 1,5 2,0

1 Escherchia coZi - 0 0 0 0

2 SaZmoneZZa typhii

- 0 0 0 0

3 ShigeZZa ftexneri

- 0 0 0 0

4

5

6

Page 20: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

Keterangan pada Tabel 6 dapat dilihat pada tabel 2.

NO BAKTER PENGUJI

Gram

0,5 1,0 1,5

1 Bacillus subtitis + + ++ ++ ++

2 Klebsiella pneumoniae

- - - - -

3 Escherchia coZi - - - - -

4 Sahonella typhii - - - - -

5 Shigella ftexneri - - - - -

6

Tabel 6. Oaya Hambat Pertumbuhan Secara Kualitatip dariZat Antibakterial dalam Tempe Laru MentahReaksi ml ekstrak tempel6 ml media

Page 21: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

Kesimpulan tabel.. zat antibacterial yang terdapat dalam tempe yang

dlbuat dengan laru, hanya aktip terhadap dua jenis bakteri gram-positip yaitu kcillus subtilis dan Staphylococcus aureus. Hal ini menunjukkan bahwa kedua jenis bakteri gram-positip tersebut merupakan dua jenis bakteri yang sensitip terhadap suspensi zat antibakterial dart tempe, dan ha1 ini sesuai dengan pendapat Wang dkk. Kedua bakteri tersebut selalu memperlihatkan adanya hambatan pertumbuhan bila ke dalam perbenihannya ditambahkan ekstrak tempe, meskipun besarnya hambatan tadi bervariasi.

Page 22: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

Berbeda dengan tempe yang dibuat dari biakan murni, tempe yang dibuat dengan laru tidak menunjukkan adanya zat antibakterial yang aktip terhadap bakteri gram-positip. Hal tersebut di atas mungkin disebabkan karena mikroorganisme yang terkandung di dalam laru bukan hanya Rkiaopus oligosporus yang menghasil kan zat antibakterial , namun tercampur dengan mikroorganisme lain, sehingga kemampuan kapang tersebut untuk menghasilkan zat antibakterial akan menurun.

Page 23: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

Hasil pengujian aktivitas antibakterial dalam tempe yang dibuat dengan usar secara kualitatip dan kuantitatip (Tabel 7 & 8 ).

Dalam tempe campuran (kedelai dan gaplek) yang dibuat dengan usar, tidak terlihat adanya aktivitas antibakterial yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri bai k gram-posi tip maupun gram-negatip.

Ketiga hasil percobaan yang terakhir ini memberi kan petunjuk bahwa kemungkinan besar jenis kapang dan media pertumbuhan sangat menentukan terbentuknya zat antibakterial yang dapat menghdmbat pertumbuhan

Page 24: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

Tabel 7. Pebsentase Daya Hambat Zat Antibakterial dalam Tempe Usar MentahRea ks i ml ekstrak tempe/6 ml media

NO BAKTERI UJI Gram

0,5 1,0 1,5 2,0

1 Bacillue subtitis

+ 34,7 42,8 44,9 44,9

2 Ktebsietk pnewnoniae

- 0 0 0 0

3 Staphylococcus aureue

+ 17,4 19,1 22,1 22,1

4 Escherchia coli - 0 0 0 0

5 SahneZk typhii - 0 0 11,1 16,7

6 ShigeZta flexneri

- 0 0 0 0

Page 25: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

Tabel 8. Daya Hambat Pertumbuhan Secara Kualitatip dari Zat antibakterial dalam Tempe Usar MentahReaksi ml ekstrak tempe/6 ml media

NO

BAKTERI UJI Gram 0,5 1,0 1,5 2,0

1 Bacillus subtitis + +++ +++ +++

+++

2 KLebsiella pneumoniae

- - - - -

3 Staphylococcus aurew

+ +++ +++ +++

+++

4 Eecherchia coli - - - - -

5 Samonella typhii - - - ++ ++

6 Shigelta f texneri - - - - -Keterangan tabel 8 dapat dilihat pada tabel 2.

Page 26: pegujian aktifitas antibakterial pada tempe

KESIMPULAN Tempe hasil fennentasi menggunakan biakan

murni kapang Rhiaopus otigoaponta mengandung zat antibakterial yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri gram-positip dan gram-negatip, diantaranya bakteri penyebab diare.

Hal tersebut memberi peluang untuk memanfaatkan tempe sebagai bahan pembuatan formula makanan untuk penderlta diare. Formula tersebut meskipun bukan untuk pengobatan, namun diharapkan dapat diberikan kepada penderita diare tanpa mmperparah keadaan diarenya. Manfaatnya, penderita diare terutama anak-anak, akan tetap dapat mengkonsumsikan sejumlah zat gizi, sehingga keadaan gizi kurang sebagai akibat diare dapat dihindarkan.