122
DTPS-KIBBLA Pedoman Proses Perencanaan Perencanaan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak dengan Pemecahan Masalah melalui Pendekatan Tim Kabupaten/Kota

Pedoman Proses Perencanaan Dtps Kibbla

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pedoman Proses Perencanaan Dtps Kibbla

Citation preview

DTPS-KIBBLAPedoman Proses Perencanaan

Perencanaan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak dengan Pemecahan Masalah melalui Pendekatan Tim Kabupaten/Kota

ii – DTPS-KIBBLA

Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI306.874 3Ind Indonesia. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal d Bina Kesehatan Masyarakat. DTPS-KIBBLA: Perencanaan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak dengan Pemecahan Masalah melalui Pendekatan Tim Kabupaten/Kota.– Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2008. Buku 1 - Pedoman Proses Perencanaan Buku 2 - Panduan Fasilitator Orientasi Multipihak Buku 3 - Panduan Fasilitator Proses Perencanaan Buku 4 - Referensi Advokasi Anggaran dan Kebijakan Buku 5 - Panduan Fasilitator Advokasi Anggaran dan Kebijakan

I. Judul I. MOTHER AND CHILD RELATIONS II. PROBLEM SOLVING

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – iii

DTPS-KIBBLAPEDOMAN PROSES PERENCANAAN

Perencanaan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak dengan Pemecahan Masalah melalui Pendekatan Tim Kabupaten/Kota

ISBN 978-979-9254-19-4

Editor Dr. Sri Hermiyanti, M. Sc Dr. Lukman H.L., MBA Dr. Muh. Ilhamy, Sp.OG

Kontributor Dr. Reginald Gipson, MPH Dr. Anhari Achadi, MPH SCD Dr. Broto Wasisto, MPH Dr. Budi Utomo, MPH Dr. Astrid Sulistomo Dr. Setyawati Budiningsih Dr. Lukas C. Hermawan, M.Kes Dr. Imran Pambudi Dr. J. Prastowo N., MHA Dr. Christina Manurung Adriati Adnan, SKM Drg. Wara Pertiwi, MA Dr. Kirana Pritasari MQIH Dr. Erna Mulati, M.Sc Dr. Bagus Satria Budi, M.Kes Dr. Nida Rohmawati Dra. Fatimah Umar, Apt Dra. Sri Kusminarti Susri Rahayu, SKM Bambang Wahyudianto, SSos Khairul Abidin, SKM, M.Kes Rusdin Pinem, SKM, MSi Ridesman, SH, M.Kes Dr. Naomi Yosiati Yusuf R. Romli, SKM, M.Epid Dr. Andah S Dr. Reniati Dr. M. Syah Sinar Rambey, M.Kes, DAN, AAK Drg. Titien Irawati, M.Kes Bambang Harianto, SKM, MSc Dr. Frankie Hartanto Dr. Witasari Dr. Lies Zakaria Dr. Wihardi Triman

iv – DTPS-KIBBLA

Funding and technical support for the development and printing of this material was provided by the United States Agency for International Development (USAID) through its Health Services Program, Cooperative Agreement No.497-A-00-05-00031-00.

This publication is made possible in part by the generous support of the American people through USAID. The contents are the responsibility of the Republic of Indonesia Ministry of Health and do not necessarily reflect the views of USAID of the United States Government.

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – i

Kata Sambutan

Sesuai dengan Strategi utama dan salah satu program prioritas Departemen Kesehatan dalam mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu, Bayi, dan Balita di Indonesia perlu dilakukan upaya terfokus berdasarkan perencanaan yang berbasis data melalui proses yang sistematis dan partisipatif.

Berbagai kajian menunjukkan bahwa Indonesia perlu memberikan prioritas utama pada upaya peningkatan Kesehatan untuk Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak balita (KIBBLA), karena angka kesakitan dan angka kematian kelompok umur penduduk tersebut masih tinggi. Kematian dan kesakitan pada ibu, bayi baru lahir dan anak balita sebenarnya dapat dicegah dan ditangani sedini mungkin.

Sesuai dengan nuansa desentralisasi di mana kewenangan untuk melaksanakan program kesehatan telah diserahkan kepada daerah, maka pengelola program diharapkan dapat menjawab tantangan dan mampu menerima tanggung jawab dalam penyelenggaraan program KIBBLA dengan memanfaatkan potensi lokal yang tersedia. Oleh karena itu, perlu diselenggarakan suatu perencanaan program KIBBLA oleh para pemangku kepentingan di daerah berupa Lokakarya Perencanaan oleh Tim Kabupaten/Kota (District Team Problem Solving/DTPS) yang dapat menjangkau seluruh kelompok sasaran, melalui suatu proses perencanaan tahunan yang partisipatif, sistematis dan berkesinambungan sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.

Saya menyambut baik diterbitkannya buku serial DTPS-KIBBLA, yang diharapkan dapat digunakan sebagai panduan bagi tim kabupaten/kota dalam menyusun perencanaan program KIBBLA.

Saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku serial DTPS-KIBBLA melalui proses yang sistematis dan partisipatif.

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

ii – DTPS-KIBBLA

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rakhmat dan hidayah-Nya serta memberikan petunjuk dan kekuatan bagi kita sekalian dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di Indonesia.

Jakarta, 27 Agustus 2008

Menteri Kesehatan Republik Indonesia

DR.Dr. Siti Fadilah Supari, SpJP(K)

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – iii

Kata PengantarDirektur Jenderal

Bina Kesehatan Masyarakat

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan ridho-Nya buku serial DTPS-KIBBLA (District Team Problem Solving–Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Anak balita) ini berhasil disusun dengan baik.

Buku serial DTPS-KIBBLA terdiri dari 5 buku yaitu: 1) Pedoman Proses Perencanaan, 2) Panduan Fasilitator Orientasi Multipihak 3) Panduan Fasilitator Proses Perencanaan, 4)Referensi Advokasi Anggaran dan Kebijakan, 5) Panduan Fasilitator Advokasi Anggaran dan Kebijakan.

Saya menyambut baik diterbitkannya buku Pedoman Proses Perencanaan ini, yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas perencanaan program KIBBLA di kabupaten/kota dalam menghasilkan rencana kerja dan anggaran tahunan bagi pengelolaan program KIBBLA di propinsi dan kabupaten/kota.

Buku ini menguraikan secara sistematis proses penyelenggaraan lokakarya DTPS-KIBBLA dari analisis situasi, prioritas masalah, solusi dan kegiatan yang secara ilmiah terbukti berdampak ungkit besar dalam penurunan kesakitan/kematian Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita.

Buku Pedoman Proses Perencanaan ini disusun bersama, dengan melibatkan Direktorat terkait di Departemen Kesehatan, bekerjasama dengan Health Service Program (HSP/USAID) dengan bantuan dari IKK FKUI. Proses uji coba dan revisi draft buku dilakukan dengan melibatkan staf dinas kesehatan dari 6 propinsi dan 31 kabupaten/kota.

iv – DTPS-KIBBLA

Kami menyampaikan penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelenggaraan dalam penyusunan buku serial ini.

Untuk penyempurnaan pedoman ini diharapkan kritik dan saran semua pihak guna perbaikannya.

Jakarta, 8 Agustus 2008

Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

Departemen Kesehatan RI

Dr. Budihardja DTM&H, MPH

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – v

Daftar Isi

Hal

Kata Sambutan Menteri Kesehatan Republik Indonesia iKata Pengantar Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat iiiDaftar Isi vDaftar Tabel dan Skema viDaftar Singkatan dan Istilah vii

BAB IPENDAHULUAN 1 I.1. Latar Belakang 1 I.2. Tujuan 2

BAB IIKEBIJAKAN DAN STRATEGI KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, DAN ANAK BALITA (KIBBLA) 3 II.1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir 4 II.2. Kesehatan Bayi dan Anak Balita 4 II.3. Perbaikan Gizi Masyarakat 5 II.4. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 5

BAB IIIPERENCANAAN KESEHATAN MELALUI PENDEKATAN DTPS-KIBBLA 7 III.1. Pengertian dan Tujuan 7 III.2. Tahapan dan Proses 8

BAB IVPROSES LOKAKARYA PERENCANAAN 13 Sesi 1: Analisis Situasi dan Masalah 13 Sesi 2: Analisis dan Prioritas Penyebab Masalah 25 Sesi 3: Solusi dan Kegiatan 35 Sesi 4: Prioritas Kegiatan dan Target 39 Sesi 5: Rencana Usulan Kegiatan 43 Sesi 6: Rencana Usulan Anggaran 45 Sesi 7: Pemantauan dan Penilaian 51 Sesi 8: Pembuatan Dokumen Perencanaan dan Anggaran 53 Sesi 9: Rencana Tindak Lanjut 57

BAB V PENUTUP 61

LAMPIRAN 62

vi – DTPS-KIBBLA

Daftar Tabel

Tabel 1A : Data Sasaran, Kematian dan Kesakitan KIBBLATabel 1B : Cakupan Pelayanan Kesehatan KIBBLATabel 1C : Faktor Penyulit/Pendukung Pelayanan KIBBLATabel 1D : Ketersediaan “obat indikator” Program KIBBLATabel 2C : Contoh Penetapan Prioritas Masalah Anak BalitaTabel 3C : Contoh Prioritas Penyebab Masalah, Solusi, dan Kegiatan Anak Balita Tabel 4A : Contoh Prioritas KegiatanTabel 4B : Contoh Kegiatan dan TargetTabel 5 : Contoh Rencana Usulan Kegiatan (RUK)Tabel 6A : Contoh Uraian perhitungan APBD, APBN, dan sumber lain (sebelum ada pagu sementara)Tabel 6B : Contoh Uraian Perhitungan APBDTabel 6C : Contoh Uraian Perhitungan APBNTabel 7A : Contoh Rencana Pemantauan KegiatanTabel 7B : Contoh Rencana Penilaian ProgramTabel 8 : Rekapitulasi Tabel dan Skema untuk Proses DTPS-KIBBLATabel 9 : Contoh Rencana Tindak Lanjut

Daftar Skema

Skema 1 : Kerangka Proses PerencanaanSkema 2 : Analisis penyebab masalah dan prioritas masalahSkema 2C : Analisis Penyebab MasalahSkema 2C : Contoh Skema Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan Anak Balita akibat DiareSkema 2CC : Prioritas Penyebab MasalahSkema 2CC : Contoh Skema Prioritas Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan Anak Balita akibat DiareSkema 3 : Skema Solusi dan KegiatanSkema 3C : Contoh Skema Solusi dan Kegiatan Masalah Kematian/Kesakitan Anak Balita akibat Diare

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – vii

Daftar Singkatan dan Istilah

AKI : Angka Kematian IbuAKB : Angka Kematian BayiAKABA : Angka Kematian BalitaAPBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahAPBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja NegaraAPN : Asuhan Persalinan NormalANC : Antenatal CareAskeskin : Asuransi Kesehatan Masyarakat MiskinATK : Alat Tulis KantorBaduta : Bawah Dua TahunBalita : Bawah Lima TahunBCG : Bacillus Calmette GuerinBBLR : Berat Bayi Lahir RendahBKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana NasionalBPS : Biro Pusat StatistikCPR : Cardio Pulmonary Resucitation (Resusitasi Jantung Paru)CBR : Crude Birth RightCU : Current UserCTU : Contraceptive Technology UpdatesDBD : Demam Berdarah DengueDekon : DekonsentrasiDepdagri : Departemen Dalam NegeriDepkes : Departemen KesehatanDinkes : Dinas KesehatanDOEN : Daftar Obat Essensial NasionalDTPS : District Team Problem SolvingHDK : Hipertensi Dalam KehamilanHIV-AIDS : Human Immuno Deficiency Viruses – Aquired Immune Deficiency Syndrome HSP : Health Services Program IBI : Ikatan Bidan IndonesiaIDAI : Ikatan Dokter Anak IndonesiaIDI : Ikatan Dokter IndonesiaIMD : Inisiasi Menyusu DiniISPA : Infeksi Saluran Pernafasan AkutIUD : Infra Uterine DeviceJamkesmas : Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (Miskin)JKO : Jaminan Komoditas dan ObatK1 : Kunjungan Antenatal Pertama K4 : Kunjungan Antenatal Ke-4(empat) KB : Keluarga BerencanaKEK : Kurang Energi KronikKIA : Kesehatan Ibu dan Anak balitaKIBBLA : Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan AnakKIE : Komunikasi, Informasi, dan EdukasiKIP/K : Komunikasi Interpersonal/Konseling

viii – DTPS-KIBBLA

KMS : Kartu Menuju SehatKn1 : Kunjungan Neonatal PertamaKn2 : Kunjungan Neonatal KeduaKONAS : Kebijakan Obat NasionalKUA : Kebijakan Umum Anggaran/APBDKW : Kewenangan WajibLB : Laporan BulananLPLPO : Laporan Penerimaan dan Laporan Pemakaian ObatLSM : Lembaga Swadaya MasyarakatMAK : Mata Anggaran KegiatanMDG : Millenium Development GoalsMenkes : Menteri KesehatanMP-ASI : Makanan Pendamping Air Susu IbuMPS : Making Pregnancy SaferMTBS : Manajemen Terpadu Balita SakitP2PL : Pengendalian Penyakit dan Penyehatan LingkunganP1 : PerencanaanP2 : Penggerakan dan PelaksanaanP3 : Pemantauan, Pengawasan dan PenilaianPMPT : Perencanaan Melalui Pendekatan TimPMTCT : Prevention of Mother to Child HIV TransmissionP4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan KomplikasiPN : Persalinan Nakes (Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan)POLINDES : Pos Bersalin DesaPONED : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi DasarPONEK : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi KomprehensifPoskesdes : Pos Kesehatan DesaPosyandu : Pos Pelayanan TerpaduPP AKI/AKB : Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi PPAS : Prioritas dan Plafon Anggaran SementaraPuskesmas : Pusat Kesehatan MasyarakatPustu : Puskesmas PembantuRKA : Rencena Kerja dan Anggaran RKPD : Rencana Kerja Perangkat DaerahRS : Rumah Sakit SKPD : Satuan Kerja Perangkat DaerahSPM : Standar Pelayanan MinimalUPOPPK : Unit Pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan USAID : United States Agency for International DevelopmentWHO : World Health Organization

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 1

BAB IPENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pada era desentralisasi, kabupaten/kota telah mendapat pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dari pemerintah pusat untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan daerah termasuk bidang kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung jawab untuk menyelenggarakan manajemen program dan pelayanan kesehatan yang dimulai dari penyusunan rencana pembangunan sektor kesehatan yang berbasis bukti (evidence based) termasuk penyediaan anggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Agar proses perencanaan berjalan baik, diperlukan suatu pedoman perencanaan yang sederhana, praktis, sistematis, komprehensif, dan terintegrasi sesuai dengan kebutuhan, termasuk perencanaan dan penganggaran untuk memelihara dan memperbaiki status Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Anak Balita (KIBBLA)

Buku Pedoman Proses Perencanaan ini merujuk pada PEDOMAN PERENCANAAN “Making Pregnancy Safer” tahun 2004, yang dikembangkan untuk menjangkau bukan saja kesehatan ibu dan bayi baru lahir tetapi juga meliputi bayi dan Anak Balita, sekaligus kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan pelayanan KIBBLA yang bermutu.

Buku ini memberikan arahan tentang perlunya merumuskan perencanaan multipihak melalui proses Pemecahan Masalah dengan Pendekatan Tim (PMPT) atau District Team Problem Solving (DTPS), sehingga disebut Pedoman Proses Perencanaan DTPS-KIBBLA.

Buku pedoman ini berisi: Kebijakan dan Strategi Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita, alur proses lokakarya DTPS-KIBBLA, serta petunjuk untuk membuat perencanaan dan penganggaran secara sederhana menurut tahapan-tahapan yang jelas. Anggota tim perencana diminta untuk menyiapkan data yang spesifik bagi daerahnya masing-masing untuk digunakan pada proses perencanaan.

Dalam membuat perencanaan dan penganggaran, tim harus juga mengaitkan proses perencanaan dengan rangkaian buku pedoman lain seperti: Pedoman Pelaksanaan Strategi MPS dan pedoman Kebijakan dan Strategi dalam Akselerasi Upaya Penurunan Angka Kematian dan Peningkatan Kualitas Hidup Bayi dan Balita di Indonesia, Referensi Advokasi Anggaran dan Kebijakan, Supervisi Fasilitatif, dan buku-buku

2 – DTPS-KIBBLA

terkait lainnya. Hal Ini sangat penting agar terdapat konsistensi antara kebijakan dengan rencana kegiatan dan pelaksanaan program yang disusun.

Proses perencanaan ini memberikan kesempatan pada tim perencana kabupaten/kota untuk meningkatkan kemampuannya dalam menentukan prioritas pembangunan kesehatan di daerah dengan memanfaatkan data yang tersedia, melakukan analisis untuk menentukan solusi masalah, menetapkan target kegiatan yang akan dilakukan berikut anggaran yang dibutuhkan, sehingga dihasilkan suatu dokumen perencanaan dan anggaran program KIBBLA yang komprehensif berbasis data.

Pendekatan multi-pihak akan menghasilkan sebuah perencanaan yang komprehensif yang menjabarkan kegiatan pelaksanaan program secara integratif.

I.2. Tujuan

Tujuan pedoman ini adalah meningkatnya kualitas perencanaan program KIBBLA di Kabupaten/kota, melalui proses PMPT atau DTPS untuk menghasilkan suatu dokumen rencana kerja dan anggaran tahunan. Di dalamnya termasuk intervensi dan kegiatan yang diprioritaskan yang mempunyai dampak terbesar terhadap penurunan angka kematian ibu, bayi baru lahir dan anak balita. Kesemuanya searah dengan Strategi Pembangunan Jangka Menengah dari Departemen Kesehatan menuju pencapaian target Millenium Development Goal 2015 (MDG 2015).

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 3

BAB IIKEBIJAKAN DAN STRATEGI

KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA (KIBBLA)

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan UUD 1945 dan UU nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Walaupun berbagai upaya kesehatan telah membawa kemajuan penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan penduduk tetapi masih terjadi disparitas status kesehatan masyarakat antar penduduk jika dikaitkan dengan kondisi sosio-ekonomi dan wilayah geografis tempat tinggal mereka.

Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003 Angka Kematian Bayi (AKB) masih 35 per 1.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Balita (AKABA) 46 per 1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Ibu (AKI) 307 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan negara tetangga dan saat ini masih terjadi kesenjangan yang lebar antara wilayah Indonesia Timur dengan wilayah Indonesia Barat.

Untuk memperbaiki status kesehatan masyarakat telah ditetapkan kebijakan pembangunan kesehatan dengan tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. Tujuan tersebut dijabarkan lebih lanjut ke dalam Grand Strategy Departemen Kesehatan yakni:

Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan yang berkualitas.2. Meningkatkan sistem surveilans, 3. monitoring, dan informasi kesehatan.Meningkatkan pembiayaan kesehatan.4.

Untuk program pembangunan kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi dan balita telah ditetapkan kebijakan khusus yang juga mencakup upaya perbaikan gizi masyarakat serta jaminan obat dan perbekalan kesehatan.

4 – DTPS-KIBBLA

Kebijakan-kebijakan khusus tersebut adalah:

II.1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir

Kebijakan program kesehatan ibu dan bayi baru lahir adalah mendekatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat, yang terfokus pada 3 pesan kunci “Making Pregnancy Safer” (MPS):

1. Setiap persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih.2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat.3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang

tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.

Ketiga pesan kunci MPS diatas harus diselenggarakan dengan saling terintegrasi melalui 4 (empat) strategi:

Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu untuk ketiga fokus 1. pelayanan di atas, baik pelayanan dasar maupun pelayanan rujukan. Membangun kemitraan yang efektif antara program dan sektor serta mitra 2. swasta.Mendorong pemberdayaan perempuan dan keluarga.3. Mendorong pemberdayaan masyarakat.4.

II.2. Kesehatan Bayi dan Anak Balita Dalam mengatasi kesakitan dan kematian bayi dan anak balita telah ditetapkan strategi:

1. Mempercepat upaya penurunan angka kesakitan dan kematian melalui pemberdayaan masyarakat termasuk kemitraan dengan multipihak di berbagai tingkatan program kesehatan Bayi baru lahir, Bayi dan Balita.

2. Mempercepat upaya penurunan angka kesakitan dan kematian melalui peningkatan akses dan kualitas termasuk sistem rujukan perawatan kesehatan Bayi baru lahir, Bayi dan Balita.

3. Mempercepat upaya penurunan angka kesakitan dan kematian melalui pendataan, pemanfaatan PWS dan AMP, supervisi, monitoring, dan evaluasi masalah kesehatan Bayi baru lahir, Bayi, dan Balita.

4. Mempercepat upaya penurunan angka kesakitan dan kematian melalui penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna dalam pelayanan dan perawatan kesehatan Bayi baru lahir, Bayi, dan Balita.

5. Mempercepat upaya penurunan angka kesakitan dan kematian melalui advokasi untuk menjamin peningkatan rencana dan anggaran Kesehatan Bayi baru lahir, Bayi, dan Balita.

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 5

II.3. Perbaikan Gizi Masyarakat

Untuk menurunkan prevalensi gizi kurang dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang didasarkan kepada kebijakan:

1. Mengembalikan fungsi Posyandu dan meningkatkan kembali partisipasi masyarakat dan keluarga dalam memantau, mengenali dan menanggulangi secara dini gangguan pertumbuhan balita, terutama Bawah Dua Tahun (baduta).

2. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan Sumber Daya Manusia (SDM) Puskesmas beserta jaringannya dalam Tatalaksana Gizi Buruk dan masalah gizi lainnya, manajemen laktasi dan konseling gizi.

3. Menanggulangi secara langsung masalah gizi yang terjadi pada kelompok rawan termasuk keadaan darurat melalui suplementasi gizi mikro, Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI), makanan tambahan dan diet khusus.

4. Mewujudkan keluarga sadar gizi melalui advokasi, sosialisasi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) gizi seimbang.

5. Mengoptimalkan surveilans berbasis masyarakat melalui SKDN, Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB), Sistim Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) untuk meningkatkan manajemen program perbaikan gizi,

6. Mengembangkan model intervensi gizi tepat guna yang “evidence based”.7. Menggalang kerjasama lintas sektor, kemitraan dengan masyarakat, dunia usaha

dan swasta.

II.4. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

1. Peningkatan ketersediaan dan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan.2. Peningkatan keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan.3. Menjamin obat dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat mutu, keamanan

dan kemanfaatan.

6 – DTPS-KIBBLA

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 7

BAB IIIPERENCANAAN KESEHATAN

MELALUI PENDEKATAN DTPS-KIBBLA

Menurut UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan adalah suatu proses untuk mengembangkan dan menentukan upaya yang tepat untuk dilaksanakan di masa depan yang telah ditetapkan melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan merupakan langkah awal dalam siklus manajemen yang akan dilanjutkan dengan unsur-unsur lain seperti: pelaksanaan program dan kegiatan, pengorganisasian, penganggaran dan pengawasan. Keberhasilan suatu program ditentukan melalui perencanaan yang baik dan efektif.

Dinas Kesehatan kabupaten/kota mempunyai kewajiban untuk menyusun rencana kerja tahunan pembangunan kesehatan yang diatur melalui peraturan perundang-undangan dan ketentuan dari Departemen Dalam Negeri

(DEPDAGRI). Penyusunan rencana kerja tahunan mengacu kepada Renstra Kesehatan Kabupaten/Kota, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, dan atau berbagai pedoman teknis lainnya.

III.1. Pengertian dan Tujuan a. Pengertian

Perencanaan Melalui Pendekatan Tim kabupaten/kota merupakan suatu metode perencanaan kesehatan yang dikembangkan oleh Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) dan dikenal sebagai DTPS. Pendekatan ini dapat digunakan untuk menyusun perencanaan berbagai program kesehatan. Di Indonesia metoda ini telah digunakan sejak tahun 2003 sebagai metode perencanaan program kesehatan yang mengacu pada konsep ”MPS” atau lebih dikenal sebagai ”DTPS-MPS”.

Sesuai dengan perkembangan, maka perencanaan DTPS-MPS diperluas sehingga menjadi lebih lengkap dengan terintegrasinya program lain dengan sasaran yang

8 – DTPS-KIBBLA

sama sehingga manajemen pelayanan KIBBLA di kabupaten/kota menjadi lebih efektif, komprehensif, dan realistis.

Untuk itu, Departemen Kesehatan mengembangkan Pedoman Perencanaan DTPS-MPS menjadi Pedoman Proses Perencanaan DTPS-KIBBLA yang mencakup:

1. Komponen Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir.2. Komponen Kesehatan Bayi dan Anak Balita.3. Komponen terkait lainnya, misalnya: KB, ketersediaan obat dan perbekalan,

gizi, imunisasi, dan promosi kesehatan.

b. Tujuan DTPS-KIBBLA

Menghasilkan rencana kegiatan dan anggaran KIBBLA kabupaten/kota yang berbasis bukti, dan yang didukung oleh multipihak.

III.2. Tahapan dan Proses(lihat skema 1: Alur Proses Lokakarya DTPS-KIBBLA)

DTPS-KIBBLA dilaksanakan oleh Tim Perencana kabupaten/kota didampingi oleh fasilitator yang kompeten. Proses perencanaan dapat diselenggarakan dengan menggabungkan beberapa kabupaten/kota (2-4 kabupaten/kota).

DTPS-KIBBLA terdiri dari 3 tahapan, yaitu:1. Orientasi Multipihak.2. Lokakarya Perencanaan3. Advokasi.

Proses perencanaan DTPS-KIBBLA dimulai dengan pengumpulan data rutin pada akhir tahun dan berlanjut sampai tersusunnya rancangan awal Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD). Selanjutnya bersama tim advokasi akan dilakukan “pengawalan“ dokumen sampai terbitnya Perda APBD.

Tahap 1: Orientasi MultipihakTahap orientasi multipihak secara khusus akan dijelaskan pada “Panduan Fasilitator Orientasi Multipihak” Seri Buku DTPS-KIBBLA. Tahap 2: Lokakarya Proses Perencanaan DTPS-KIBBLALokakarya ini dilaksanakan paling lama 2 minggu setelah pertemuan orientasi multipihak (tahap I). Pada saat itu proses pengumpulan data harus sudah selesai. TujuanPada akhir lokakarya tim perencana kabupaten/kota dapat:1. Menghasilkan analisis situasi KIBBLA berdasarkan data kabupaten/kota.2. Menghasilkan analisis penyebab masalah KIBBLA di kabupaten/kota.

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 9

3. Memilih prioritas penyebab masalah, solusi dan kegiatan.4. Menghasilkan perhitungan rencana kebutuhan anggaran sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.5. Menghasilkan draft dokumen perencanaan dan penganggaran pelayanan KIBBLA.

ProsesLokakarya ini dipersiapkan oleh fasilitator beserta tim perencana DTPS–KIBBLA yang sudah dibentuk pada tahap orientasi.

Waktu dan TempatWaktu pelaksanaan: 5 hari (jadwal acara lihat lampiran 2)Tempat: Dapat dilaksanakan di propinsi atau kabupaten/kota

PesertaTim perencana kabupaten/kota berjumlah 12–14 orang terdiri dari:1. Dinas Kesehatan: penanggung jawab unsur perencanaan, Kesejahteraan Ibu

dan Anak balita (KIA), pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan farmasi/gudang dan perbekalan, Pencegahan Pemberantasan Penyakit, gizi, Promosi Kesehatan serta Perwakilan Puskesmas (1 orang).

2. Rumah Sakit Umum kabupaten/kota : dokter spesialis kebidanan dan dokter spesialis Anak Balita.

3. Badan Pengelola KB Daerah.4. Organisasi profesi yang terkait dan LSM yang berpotensi dalam bidang

kesehatan.5. Bappeda.

LuaranDraft dokumen perencanaan kegiatan dan anggaran KIBBLA kabupaten/kota.

Catatan:• Bila di RS kabupaten/kota TIDAK ADA DOKTER SPESIALIS yang bisa memberikan

masukan teknis, maka dapat diganti dengan dokter umum penanggung-jawab rujukan sebagai tim DTPS atau

• Bila di RS kabupaten/kota TIDAK ADA DOKTER SPESIALIS DAN DOKTERUMUM PENANGGUNG JAWAB, maka dapat diganti dengan dokter spesialis dari kabupaten/kota lain yang memahami permasalahan rujukan KIBBLA di daerah tersebut sebagai narasumber DTPS.

• Bila di kabupaten/kota tersebut TIDAK ADA RUMAH SAKIT maka dapatmengundang dokter spesialis atau dokter penanggungjawab rujukan dari kabupaten/kota lain yang memahami permasalahan rujukan KIBBLA di daerah tersebut sebagai narasumber.

• Apabila kabupaten/kota sudah pernah menyelenggarakan proses DTPS-KIBBLA,maka bila perlu tahapan dapat disederhanakan, misalnya tidak melakukan Tahap Orientasi dan atau Analisis Masalah.

10 – DTPS-KIBBLA

Tahap 3: Advokasi Tahap ini dilaksanakan segera setelah lokakarya perencanaan DTPS-KIBBLA sampai disetujuinya Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) dengan pendampingan fasilitator propinsi, tim advokasi dan sektor terkait.

Tujuan1. Tersedianya dokumen perencanaan dan anggaran sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.2. Tersedianya bahan untuk materi advokasi.3. Disetujuinya program KIBBLA sebagai program prioritas pada RKPD,

Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan RKA-SKPD.

Proses1. Pertemuan penyempurnaan dokumen perencanaan dan anggaran KIBBLA.2. Pertemuan untuk mengemas materi guna melaksanakan langkah-langkah

advokasi.3. Advokasi/sosialisasi lintas program, lintas sektor terkait,4. Pengusulan kegiatan dan anggaran KIBBLA kedalam RKPD melalui Musrenbang/

Bagian Perencanaan/Bina Program.5. Pertemuan pengusulan perencanaan dan anggaran KIBBLA mengikuti ”Alur

Proses Perencanaan APBD” (lampiran 9) melalui Bagian Perencanaan/Bina Program.

Waktu dan Tempat1. Waktu: Penyempurnaan draft dokumen dilakukan satu minggu setelah lokakarya

melalui beberapa kali pertemuan.2. Tempat: Dilaksanakan di kabupaten/kota.3. Peserta: Tim perencana dan tim Advokasi DTPS-KIBBLA kabupaten/kota.

Luaran1. Dokumen Perencanaan dan Anggaran KIBBLA yang telah disempurnakan.2. Bahan materi Advokasi.3. Program KIBBLA menjadi program prioritas pada RKPD, Kebijakan Umum

Anggaran (KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan RKA-SKPD.

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 11

Skema 1 Alur Proses Lokakarya DTPS-KIBBLA

12 – DTPS-KIBBLA

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 13

BAB IVPROSES LOKAKARYA PERENCANAAN

Pengantar DTPS

Lokakarya perencanaan DTPS diawali dengan agenda sebagai berikut:

1. Pembukaan.2. Dinamika kelompok untuk perkenalan dan pencairan.3. Penjelasan Alur proses DTPS.4. Kebijakan KIBBLA (Standarisasi Input): kebijakan dan strategi program KIBBLA

terkini.

Sesi 1:Analisis Situasi dan Masalah

Analisis situasi dan masalah merupakan proses untuk mengidentifikasi adanya masalah kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak balita serta cakupan program apakah sudah mencapai target yang telah ditetapkan, dan faktor faktor yang mempengaruhi antara lain sumber daya yang tersedia, lingkungan, peraturan dan kebijakan yang ada. Data yang dianalisis adalah data program KIBBLA termasuk ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan.

Untuk melakukan Analisis Situasi dan masalah, tim perencana agar membawa form pengumpulan data dan tabel Analisis Situasi dan Masalah (tabel 1A, 1B,1C dan 1D) yang sudah terisi lengkap.

14 – DTPS-KIBBLA

Tabel 1A:Data Sasaran Kematian dan KesakitanKabupaten/Kota: ____________________

Cara Pengisian Tabel 1A:1. Kolom 1: Isi dengan nama kelompok sasaran, bila data tersedia, jumlah sasaran

dibagi lagi atas karakteristik tertentu, misalnya: Jumlah penduduk, Jumlah penduduk miskin, jumlah ibu hamil dari Keluarga Miskin, jumlah PUS dan sebagainya.

2. Kolom 2–4: Isi untuk 3 tahun terakhir yaitu (x-2),(x-3), dan (x–4), kecuali bila ada perubahan yang besar, misalnya akibat ada pemekaran wilayah dan sebagainya, sesuai dengan data yang tersedia. Tahun x adalah tahun anggaran yang akan direncanakan.

3. Kolom 5: Isi dengan sumber data atau keterangan bila diidentifikasi adanya masalah atau hal yang perlu perhatian khusus. Contoh: bila hanya dapat mengisi untuk tahun (x–2) tulis dalam kolom keterangan bahwa data yang tersedia hanya untuk tahun (x-2). Bila memang ada data yang dapat dipercaya dapat pula dituliskan dalam kolom keterangan, misalnya: sekitar 50% dari ibu hamil termasuk Gakin.

Catatan:• Kelompok sasaran/indikator dapat ditambahkan sesuai dengan data kabupaten.• JumlahpendudukdiambildariBPSatausumberyangpalingdipercaya.• DataCBR(CrudeBirthRate)=AngkaKelahiranKasardiambildariBPSterakhir

(lihat lampiran 2, CBR menurut Provinsi).• x=Tahunanggaranyangdirencanakan.

*) Sumber data: Lap. Jamkesmas, Form Kab 1-A.1, Jamkesmas.

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 15

KELOMPOK SASARAN Tahun(x-4)

Tahun(x-3)

Tahun(x-2)

Sumber data/Ket.

1 2 3 4 5

Jumlah penduduk

Jumlah penduduk miskin

Data sasaran KIBBLA

Jumlah bayi (CBRx jml pddk) *

Jumlah balita

Jumlah ibu hamil (CBRx1.1 x jml pddk)

Jumlah bumil gakin (CBRx1.1xjml pddk miskin)

Jumlah ibu bersalin (1.05 x jml bayi)

Jumlah Ibu nifas (CBR x jml pddk)

Jumlah pasangan usia subur

Data Kematian dan Kesakitan Ibu

Jumlah kematian

Penyebab:

Perdarahan

Infeksi

Hipertensi dalam kehamilan (HDK)

Komplikasi Abortus

Lain-lain (sebutkan):

Jumlah kesakitan

Jumlah Bumil Anemi

Perdarahan

Infeksi

Hipertensi dalam kehamilan (HDK)

Komplikasi abortus

Bumil Kurang Enerji Kronis (KEK)

Lain-lain (sebutkan) :

Data Kematian dan Kesakitan Neonatal

Lahir Mati

Jumlah Kematian

Penyebab :

16 – DTPS-KIBBLA

KELOMPOK SASARAN Tahun(x-4)

Tahun(x-3)

Tahun (x-2)

Sumber data/Ket.

1 2 3 4 5

Asfiksia

Tetanus neonatorum

Infeksi

Lain-lain (sebutkan)

Jumlah kesakitan

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Asfiksia

Tetanus neonatorum (TN)

Infeksi

Ikterus neonatorum

Data Kematian dan Kesakitan Bayi dan Anak Balita

Jumlah Kematian

Penyebab:

Pneumonia/Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

Diare

Campak

Gizi buruk

Lain-lain (sebutkan):

Jumlah kesakitan

Pneumonia/ISPA

Diare

Campak

Demam Berdarah Dengue (DBD)

Tuberkulosis (TBC)

Malaria

Gizi kurang

Gizi buruk

Lain-lain (sebutkan):

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 17

Tabel 1B: Cakupan Pelayanan KIBBLA Kabupaten/Kota: ________________

Cara Pengisian tabel 1B:1. Kolom 1: Isi dengan indikator pelayanan.2. Kolom 2, 3, dan 4: Isi dengan pencapaian pada tahun yang sesuai (x-4), (x-3) atau

(x-2) dalam bentuk %. Pastikan agar nominator dan denominator tersedia.3. Kolom 5: Isi dengan target cakupan pelayanan untuk tahun 2010 yang

direncanakan.4. Kolom 6: Kesenjangan antara pencapaian tahun terakhir dengan target 2010

(kolom 5–kolom 4).

INDIKATOR Pencapaian Tahun (x-4)

Pencapaian Tahun (x-3)

Pencapaian Tahun (x-2)

Target Tahun 2010

Masalah/ Kesenjangan

1 2 3 4 5 6

Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu:

1. K1

2. K4

3. TT2

4. Fe3

5. Persalinan Nakes

6. Persalinan Nakes Askeskin*

7. Kunjungan nifas

8. Vit A Nifas

9. Ibu hamil yang punya buku KIA

Cakupan Pelayanan Keluarga Berencana:

- CU/PUS

- Pil

- Suntik

- IUD

- Implant

- MOP/MOW

Dst

Deteksi Bumil dengan Risti/Komplikasi

- Hb < 8 g/dl

- Hipertensi dalam kehamilan

- Penyakit resiko kehamilan (Jantung, TBC, Asma, dll)

18 – DTPS-KIBBLA

INDIKATOR Pencapaian Tahun (x-4)

Pencapaian Tahun (x-3)

Pencapaian Tahun (x-2)

Target Tahun 2010

Masalah/ Kesenjangan

1 2 3 4 5 6

- Bumil KEK

10.Penanganan komplikasi

Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir:

1. Imunisasi HB 0-7 hari

2. Imunisasi polio

3. KN 1

4. Vit K1 injeksi

5. Penanganan komplikasi neonatal risti

6. Inisiasi Menyusu Dini

Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita:

1.Kunjungan Neonatal (KN2)

2.Kunjungan Neonatal (KN2) Gakin

3. ASI Eksklusif bulan

4.Kunjungan Bayi

5.Imunisasi :

- BCG

- DPT3

- HB3

- Polio 4

- Campak

6. Vit A (6-11 bulan)

7. Vit A (12-59 bulan)

8. Gizi:

- N/D

- N/S

- Penanganan Gizi Buruk:

•MP-ASI

•PemberianKapsulIodium (daerah endemik)

9. Kelambu ber insektisida (daerah endemik)

10. SDIDDTK (2x/th)

*) Sumber data: Lap. Jamkesmas formulir Kab 1-A.1 atau Jamkesmas.

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 19

Tabel 1C: Faktor Pendukung/Penyulit Pelayanan KIBBLA Kabupaten/ Kota:________________________

Cara pengisian tabel 1C: Isilah tabel 1C dengan faktor-faktor penyulit atau pendukung yang mempengaruhi program kesehatan ibu dan anak, cukup diisi untuk tahun terakhir.1. Kolom 1: Isi dengan kelompok data (SDM, fasilitas dan sarana) dengan

mengunakan angka mutlak.2. Kolom 2: isi dengan data pada keadaan tahun terakhir (x-2).3. Kolom 3: isi dengan jumlah yang diharapkan pada tahun anggaran (x); untuk

mengisi kolom ini gunakan standar kepegawaian yang ada (nasional, propinsi, kabupaten/kota).

4. Kolom 4 : isi dengan sumber data atau penjelasan untuk kolom 2 dan 3 seperlunya.5. Catat dan lengkapi data yang diragukan keakuratannya atau belum ada.

Faktor pendukung/penyulit Keadaan Tahun ( X-2)

Kebutuhan Tahun (X)

Sumber data/keterangan

1 2 3 4

Ketenagaan Dinas Kesehatan Kab/Kota dan jajarannya

1. Dokter umum: 24/100.000 pddk

- Dokter dilatih MTBS

- Dokter dilatih PONED

- Dokter dilatih PPGDON

2. Perawat: 158/100.000 pddk

- Perawat dilatih MTBS

- Perawat dilatih PONED

3. Bidan: 40/100.000 pddk

- Bidan dilatih APN

- Bidan dilatih PONED

- Bidan dilatih PPGDON

- Bidan dilatih KIP/K

- Bidan dilatih CTU

- Bidan dilatih ABPK

- Bidan dilatih Pencegahan Infeksi

- Bidan dilatih manajemen BBLR

- Bidan dilatih MTBS

- Bidan dilatih manajemen asfiksia

- Bidan dilatih SDIDTK

20 – DTPS-KIBBLA

Faktor pendukung/penyulit Keadaan Tahun ( X-2)

Kebutuhan Tahun (X)

Sumber data/keterangan

4. Petugas Gizi

5. Asisten apoteker

Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit

- Dokter Spesialis Obsgin

- Dokter Spesialis Anak

- Dokter Umum

- Bidan

- Perawat kebidanan

- Perawat anak

- SKM 35/100.000 pddk

- Apoteker/Asisten Apoteker 9/100.000 pddk

- Petugas gizi

Fasilitas dan Sarana

- Rumah Sakit PONEK

- Puskesmas Perawatan

- Puskesmas PONED 4 PONED / Kab,Kota

- Puskesmas 80% mempunyai dokter

- Puskesmas Pembantu

- Polindes

- Posyandu

- Desa Siaga 1 bidan/ desa siaga

- Bidan Kit

- Alat resusitasi/sungkup

- Implant kit

Ketersediaan Pedoman, Rujukan, Panduan

Buku KIA/KMS

Asuhan Persalinan Normal

MTBS/MTBM

Pedoman Praktis Pelayanan Kontrasepsi

Penanganan risti

Pengelolaan imunisasi

Penanganan diare

Lain-lain

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 21

Faktor pendukung/penyulit Keadaan Tahun ( X-2)

Kebutuhan Tahun (X)

Sumber data/keterangan

Sumber Dana Tahun (x–2) Tahun (x-1)

APBN (Dekon dan TP)

APBD Total

DAK

DAU

APBD II untuk KIBBLA

APBD Propinsi

Jamkesmas / Askeskin

Jamkesmas / Askeskin (K4, KN2, Linakes)

Lain-lain

Kelembagaan/organisasi:

Peraturan daerah/walikota tentang kesehatan

Tim/forum/wadah untuk KIBBLA

Jumlah LSM bidang kesehatan

Jumlah TOMA/TOGA aktif

Organisasi donor

Penyulit lain: geografis, sosial budaya, kebiasaan

Desa sulit geografis

Desa tanpa bidan desa

Kebiasaan yang berhubungan dengan kesehatan

22 – DTPS-KIBBLA

Tabel 1D: Ketersediaan ’Obat Indikator’ Program KIBBLA Kabupaten/Kota:________________________

Cara pengisian tabel 1D: Kolom 1: Jenis ’obat indikator’: Untuk menetapkan jenis obat indikator, dipilih 1. 1-2 jenis obat yang utama dari masing masing program, contoh: lihat 6 jenis obat untuk program KIBBLA dengan ”italic”. Kolom 2: Tingkat ketersediaan obat (untuk jenis obat indikator yang dipilih): 2. = Jumlah obat tersedia = ..... bulan Rata rata pemakaian obat/bulan Kolom 3 : Rata rata kekosongan obat (untuk jenis obat indikator yang dipilih): 3. = Jumlah hari obat kosong dalam 1 tahun x 100% 365

*) obat indikator: Jenis obat yang dianggap mewakili ketersediaan obat program.

Jenis obat indikator Tingkat ketersediaan Tahun (X-2) (dalam bulan)

Rata rata waktu kekosongan Tahun (x-2)

Keterangan/ Sumber data

1 2 3 4

Oxytocin ........ bulan ....... %

Magnesium Sulfat

Ca gluconas

Vit K1 injeksi

Salep mata Antibiotik

Vitamin A 100 IU bayi

(0-12bln)

Vit A- 200 IU

Oralit

Alat dan Obat Kontrasepsi

Pil KB

IUD

Suntik KB per 1 bulan

Suntik KB per 3 bulan

Antibiotika/antibakterial, dll

Kotrimoxazole syrup

Kotrimoxazol tabl

Vaksin

Polio

BCG

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 23

Tujuan Sesi Analisis Situasi dan Masalah:1. Teridentifikasinya masalah kematian, kesakitan, cakupan pelayanan, dan

faktor pendukung serta penyulit KIBBLA.2. Tersusunnya narasi singkat analisis situasi dan masalah KIBBLA.

Langkah:1. Melengkapi dan menelaah kualitas data dari Tabel 1A, 1B, 1C, dan 1D.2. Identifikasi masalah yang berkaitan dengan KIBBLA.3. Buat narasi analisis situasi dan masalah dari: a. Kesehatan ibu b. Kesehatan bayi baru lahir c. Kesehatan anak balita

Bahan:1. Tabel 1A, 1B, 1C, dan 1D yang sudah terisi dan sudah diverifikasi.2. Formulir pengumpulan data F1–F7 yang telah terisi, (lihat CD).3. Rekapitulasi laporan bulanan program terkait: LB 1 (data penyakit), LB 2

(LPLPO), LB 3 (KIA, Gizi, Imunisasi), LB 4 (Promkes, Kesling, dan lain-lain), LT 1, LT 2, LT 3, Pemantauan Wilayah Setempat (PWS- KIA), Laporan KB.

4. Laporan tahunan KIA tahun terakhir, Profil kesehatan.5. Hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) yang pernah dilakukan dan hasil

penelitian/ survei khusus di kabupaten/kota berkaitan dengan KIBBLA (bila ada).

6. Hasil verifikasi daftar tilik supervisi fasilitatif ke fasilitas kesehatan.7. Kebijakan dan peraturan yang berlaku.8. Data pendukung lain yang diperlukan.

Hasil Akhir Sesi 1 adalah: Gambaran situasi analisa KIBBLA kabupaten/kota sebagai hasil analisa:1. Tabel 1A: Data sasaran kesehatan KIBBLA.2. Tabel 1B: Cakupan Pelayanan Kesehatan KIBBLA.3. Tabel 1C: Penyulit/Pendukung Pelayanan KIBBLA.4. Tabel 1D: Ketersediaan Obat dan Perbekalan KIBBLA.5. Narasi Analisa Situasi

Jenis obat indikator Tingkat ketersediaan Tahun (X-2) (dalam bulan)

Rata rata waktu kekosongan Tahun (x-2)

Keterangan/ Sumber data

DPT

Morbilli

Hepatitis B

dan seterusnya .....

24 – DTPS-KIBBLA

Tips Melakukan Analisis Data1. Tentukan Hal-hal penting dari data dengan melihat kecenderungan (trend),

kesenjangan (gap) dan bandingkan data antar wilayah Puskemas (diferensiasi), berikan penjelasan seperlunya.

2. Kaji hasil capaian pelayanan kesehatan dan bandingkan dengan target propinsi dan target nasional.

3. Ajukan pertanyaan: Apa, Siapa, Di mana, Mengapa, Kapan dan Bagaimana, secara berulang untuk setiap data yang ingin digali lebih lanjut.

Keterangan lebih lanjut tentang analisis data, lihat lampiran 1: Penjelasan Analisis Data

Contoh Narasi Analisis Situasi: Di kabupaten B terjadi 15 kematian ibu pada tahun 2004 dan 10 kematian ibu pada tahun 2006. Persalinan oleh tenaga kesehatan hanya 58% pada tahun 2004 dan meningkat menjadi 65% pada tahun 2006. Mengacu pada grafik hubungan antara linakes dengan AKI (WHO) akan diperoleh AKI sebesar 400/100.000 kelahiran hidup. Lihat lampiran 4: Grafik Hubungan antara Pertolongan oleh Tenaga Kesehatan dan AKI

Angka ini jauh di atas angka nasional yaitu 307/100.000 kelahiran hidup. Meskipun terjadi penurunan, namun kematian ibu masih merupakan permasalahan karena AKI masih lebih tinggi dari angka rata-rata nasional.

Angka kematian bayi pada tahun 2004 adalah 45/1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2006 sebesar 40/1000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan angka nasional 35/1000 kelahiran hidup maka angka ini masih di atas angka nasional.

Kondisi kesehatan balita juga bermasalah. Kasus kurang gizi Balita (KEP atau Kekurangan Energi Protein) adalah 35% pada tahun 2004 dan 33% pada tahun 2006, deng an konsentrasi terbesar di wilayah kecamatan X,Y, dan Z. Angka propinsi adalah 28%. Jadi kabupaten ini masih di atas angka propinsi. Dan seterusnya untuk permasalahan yang lain.

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 25

Sesi 2: Analisis dan Prioritas Penyebab Masalah

Analisis penyebab masalah adalah suatu proses sistematik untuk menilai faktor-faktor yang merupakan penyebab langsung maupun tidak langsung dari suatu masalah, termasuk faktor-faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya masalah. Seringkali penyebab masalah yang terjadi jumlahnya banyak dan tidak semua dapat diatasi, oleh karena itu perlu dilakukan prioritas penyebab masalah yang perlu ditangani.

Tujuan Sesi:1. Merumuskan skema penyebab masalah kematian/kesakitan ibu, bayi baru lahir,

dan anak balita.2. Menetapkan prioritas penyebab masalah kematian/kesakitan ibu, bayi baru

lahir, dan anak balita yang akan diintervensi.3. Menyusun hasil analisis secara naratif tentang penyebab masalah kesehatan

ibu, bayi baru lahir dan anak balita serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Bahan:1. Tabel 1A-1D yang sudah terisi lengkap dan diverifikasi beserta narasi hasil

analisis.2. Contoh skema penyebab masalah kematian/kesakitan dan faktor yang

mempengaruhi.

Langkah analisis penyebab masalah/skema penyebab masalah:1. Tim dibagi menjadi 3 subtim yaitu: subtim ibu, subtim bayi baru lahir, dan sub-

tim bayi dan anak balita.2. Subtim ibu membuat skema penyebab masalah ibu, subtim bayi baru lahir

membuat skema penyebab masalah bayi baru lahir dan subtim bayi dan anak balita membuat skema penyebab masalah bayi dan anak balita.

3. Tentukan penyebab langsung kematian/kesakitan KIBBLA (contoh: Kematian Anak Balita karena diare), tuliskan pada kartu indeks warna putih dan letakkan di tengah (skema sasaran) atau letakkan di atas (skema pohon) pada kertas flipchart.

4. Tentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyebab langsung tersebut, dari aspek promotif/preventif dan kuratif pada kartu indeks warna putih melalui curah pendapat (brainstorming).

5. Penentuan faktor-faktor penyebab masalah diatas harus berdasarkan data hasil Analisis situasi pada sesi I atau informasi lain yang dapat dipercaya.

6. Tentukan faktor-faktor penyebab masalah yang mempengaruhinya ditinjau dari faktor pelayanan (kartu indeks warna merah), masyarakat/lingkungan (kartu indeks warna biru) dan manajemen/kebijakan (kartu indeks warna kuning). Khususnya pada faktor pelayanan, kaji dari aspek tenaga, dana, peralatan, sarana, obat/perbekalan, dan metode (5 M).

26 – DTPS-KIBBLA

7. Beri tanda panah sesuai dengan hal yang dipengaruhi (penyebab ke arah akibat) sehingga dapat memberikan gambaran mengenai penyebab permasalahan kematian/kesakitan KIBBLA secara utuh.

8. Selanjutnya buat Penentuan Prioritas penyebab masalah kematian ibu, bayi baru lahir, dan anak balita.

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 27

Skema 2C

Analisis Penyebab Masalah

Keterangan:• adalahpenyebablangsungkematian/kesakitanKIBBLA

• Penyebab masalah kurang berhasilnya pelayanan KIBBLA, digali/dilacak dari 3 faktor:

- Faktor Manajemen, - Faktor Pelayanan Kesehatan, dan - Faktor Masyarakat.• Kotak 1 pada lapisan pertama adalah semua penyebabmasalah kematian/

kesakitan dari ketiga faktor.• Usahakanuntukmenggalipenyebabmasalahsampailapiske-5(tidakperlu

dipaksakan) lihat kotak: 2 , 3 , 4 dan 5• Memungkinkanadanyasalingpengaruh: - Satu faktor ke beberapa faktor lain, atau - Beberapa faktor ke satu faktor lain, atau - Hubungan antar faktor di sisi yang berbeda.

28 – DTPS-KIBBLA

Skema 2C

Contoh Skema Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan Anak Balita Akibat Diare

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 29

Langkah Penentuan Prioritas:1. Buat daftar penyebab masalah kematian dan kesakitan dari setiap skema masalah

yang telah dibuat (2A, 2B, 2C), tentukan 5-7 penyebab masalah dari masing-masing faktor pelayanan, masyarakat, manajemen yang paling berpengaruh melalui professional judgement.

2. Masukkan penyebab masalah terpilih tersebut kedalam tabel 2 kolom 1.3. Sepakati nilai yang akan diberikan untuk masing-masing Kriteria pada kolom 2-6

(misalnya: 1: tidak penting, 2: kurang penting, 3: penting, 4: sangat penting).4. Berikan nilai dari semua penyebab masalah pada kolom 1 untuk masing-masing

kriteria dengan membandingkan secara vertikal seluruh penyebab masalah (diisi ke bawah menurut kriteria/kolom), lanjutkan penilaian untuk masing-masing kriteria dengan cara yang sama.

5. Untuk mendapatkan nilai akhir, kalikan semua nilai dari kriteria secara horizontal untuk masing-masing penyebab masalah.

6. Tentukan peringkat sesuai dengan urutan nilai tertinggi. Apabila didapatkan nilai akhir yang sama, maka lakukan skoring ulang untuk penyebab masalah yang bernilai akhir sama.

7. Tentukan 1 sampai 3 penyebab masalah prioritas dari masing-masing sub tim (ibu, bayi baru lahir, anak balita) yang mendapat skor tertinggi.

8. Buatlah garis tebal pada tepi kartu indeks masalah yang terpilih pada skema penyebab masalah, skema ini akan disebut sebagai Skema Prioritas Penyebab Masalah.

9. Buat narasi singkat dari hasil prioritas penyebab masalah dari kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita.

Penentuan prioritas penyebab masalah menggunakan professional judgement perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:1. Penyebab masalah yang apabila diselesaikan mempunyai daya ungkit

terbesar.2. Penyebab masalah yang mengacu pada penyebab ‘tiga terlambat’.3. Penyebab masalah yang sesuai dengan tiga pesan kunci MPS.4. Penyebab masalah menjadi prioritas daerah.5. Dan pertimbangan lainnya

Pemberian nilai untuk masing-masing kriteria harus melibatkan semua peserta dengan cara:1. Setiap peserta memberikan penilaian masing-masing terhadap masalah yang

diprioritaskan.2. Setiap peserta memberikan alasan terhadap besarnya penilaian masing-

masing.3. Tim mencari kesepakatan besarnya nilai.4. Bila ada perbedaan dalam menetapkan nilai maka diambil nilai rata-rata.

30 – DTPS-KIBBLA

Penjelasan Metode Skoring:Skoring digunakan untuk memberikan nilai terhadap penyebab masalah yang telah diidentifikasia. Metode skoring adalah satu teknik yang digunakan untuk membantu pengambilan

keputusan dari berbagai pilihan untuk menentukan prioritas penyebab masalah, dan kegiatan dengan menggunakan beberapa kriteria yang telah disepakati.

b. Kriteria adalah suatu batasan yang dipergunakan untuk menilai berbagai alternatif/pilihan penyebab masalah pelayanan sesuai dengan standar yang dibutuhkan.

Batasan Kriteria:a. Besarnya penyebab masalah adalah kesenjangan antara target tahun 2010

dengan cakupan pencapaian tahun terakhir x-2 (untuk hal yang merupakan indikator program), makin besar kesenjangan, maka makin buruk kinerjanya dan semakin tinggi skor yang diberikan.

b. Kepentingan (importance) adalah gambaran seberapa jauh pelayanan dianggap penting untuk ditanggulangi. Kepentingan dapat dinilai dari beberapa hal, misalnya: ada hubungan langsung/tidak langsung dengan kematian ibu, bayi baru lahir dan anak balita. Semakin penting penyebab masalah semakin tinggi prioritas atau angka (skor yang diberikan). Apabila satu penyebab masalah diselesaikan, maka akan sekaligus bisa menyelesaikan beberapa masalah lainnya. Makin banyak penyebab masalah yang dapat diselesaikan, maka penyebab masalah tersebut tergolong penting dan mendapat skor lebih tinggi.

c. Kemudahan/kelayakan (feasibility) adalah seberapa jauh masalah pelayanan dapat ditanggulangi. Kemudahan dapat dinilai dari tersedianya sarana, prasarana, SDM, metoda, teknologi, dana, dan lain-lain. Makin sedikit sumberdaya yang dibutuhkan, maka makin tinggi nilai yang diberikan.

d. Dukungan untuk perubahan (support of change) adalah besarnya dukungan dari stakeholders (Pemda, LSM, institusi terkait, masyarakat, tokoh masyarakat, dan lain-lain). Dukungan dapat berupa kebijakan, dana dan keterlibatan. Makin banyak dukungan yang didapat untuk suatu masalah, maka makin tinggi skor yang diberikan.

e. Risiko (risks if nothing is done) adalah besarnya risiko apabila masalah suatu penyebab masalah tidak segera ditangani. Semakin besar risikonya, maka semakin tinggi angkanya.

Pada konteks ini, semakin besar penyebab masalahnya, maka semakin tinggi tingkat keparahannya. Semakin mungkin masalah tersebut terkelola, maka semakin tinggi prioritas masalah tersebut.

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 31

Tab

el 2

: Con

toh

Pene

tapa

n Pr

iori

tas

Peny

ebab

Mas

alah

Kri

teri

a Pe

nyeb

ab

Mas

alah

Bes

aran

Pe

nyeb

ab

mas

alah

Kep

entin

-ga

nK

emud

ah-

an/

Kel

aya-

kan

Duk

unga

n un

tuk

Pe-

rub

ahan

Ris

iko

bila

ta

k di

tan

-ga

ni

Nila

i akh

ir /

pe

ring

kat

12

34

56

7

1. P

etu

gas

tid

ak

tera

mpi

l4

44

43

76

8 (

II)

2.

Cak

upan

imun

isas

i ca

mpak

ren

dah

33

43

44

32

(IV

)

3.P

en

ge

tah

ua

n M

asya

raka

t ku

rang

4

44

44

10

24

(I

)

4.

Tran

sport

asi s

uli

t (b

an

yak

de

sa t

er-

pen

cil)

44

32

32

88

(V

I)

5. T

idak

ter

sedi

a or

alit

dan

cair

an

infu

s

44

34

35

76

(II

I)

6.

Ask

eski

n b

elum

optim

al4

44

32

38

4 (

V)

7.

buru

k3

43

43

43

2 (

IV)

32 – DTPS-KIBBLA

Catatan:• Tebalkangariskotakpadapenyebabmasalahyangtelahterpilihmelaluisistem

skoring dan tebalkan arah panah hubungannya dengan Masalah Utama.• Tebalkanjugakotakfaktorpenyebabmasalahterpilihpadalapisberikutnya.

Skema 2CC

Prioritas Penyebab Masalah

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 33

Skema 2CC

Contoh Skema Prioritas Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan Anak Balita Akibat Diare

34 – DTPS-KIBBLA

Hasil Akhir Sesi 2 adalah:1. Skema 2A: Penyebab Masalah kematian/kesakitan ibu.2. Skema 2B: Penyebab Masalah kematian/kesakitan bayi baru lahir.3. Skema 2C: Penyebab Masalah kematian/kesakitan bayi dan anak balita.4. Tabel 2A: Penetapan Prioritas Penyebab Masalah Penyebab Kematian Ibu.5. Tabel 2B: Penetapan Prioritas Penyebab Masalah Penyebab Kematian Bayi Baru

Lahir.6. Tabel 2C: Penetapan Prioritas Penyebab Masalah Penyebab Kematian Bayi dan anak

Balita.7. Skema 2AA: Prioritas Penyebab Masalah Kematian Ibu.8. Skema 2BB: Prioritas Penyebab Masalah Kematian Bayi Baru Lahir.9. Skema 2CC: Prioritas Penyebab Masalah Kematian Bayi dan anak Balita.10. Narasi kompilasi prioritas penyebab masalah terpilih termasuk obat dan

perbekalan KIBBLA dari masing masing skema penyebab masalah.

Catatan:Hasil sesi ini sangat penting karena akan digunakan sebagai bahan untuk dibahas dalam tahap III (advokasi ), lihat Sesi 9 – Rencana Tindak Lanjut.

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 35

Sesi 3:Solusi dan Kegiatan

Pada sesi ini tim kabupaten/kota menelaah penyebab masalah yang telah ditetapkan sebagai prioritas penyebab masalah kesakitan dan kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita untuk mencari solusi dan kegiatan yang berdasarkan bukti dan mempunyai daya ungkit yang paling besar.

Tujuan: Menetapkan solusi dan kegiatan untuk masing-masing prioritas penyebab masalah kesakitan dan kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita.

Bahan:1. Tabel 2A, 2B, 2C: Penetapan Prioritas Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan

Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita yang dihasilkan di Sesi 2.2. Skema 2AA, 2BB, 2CC: Skema Prioritas Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan

ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita yang dihasilkan disesi 2.3. Lampiran 5: Evidence Based Intervention (EBI) dan Periode Kritis Risiko

Kematian.4. Lampiran 6: Tabel Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di Kabupaten/kota.5. Lampiran 7: Tabel Strategi, Kegiatan dan Indikator Program Ibu dan Bayi Baru

Lahir.6. Lampiran 8: Tabel Strategi, Kegiatan dan Indikator Program Bayi dan Anak

Balita

Langkah-langkah:1. Pelajari Lampiran Pelaksanaan Strategi Nasional MPS (lampiran 7 dan 8) dan

kebijakan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, kebijakan kesehatan bayi dan anak balita, perbaikan gizi masyarakat, jaminan obat, dan perbekalan.

2. Tentukan solusi dari masing-masing penyebab masalah yang di prioritaskan dan masukan kedalam tabel 3 kolom 3.

3. Kemudian solusi dibahas lebih lanjut di dalam tim lengkap (sub-tim ibu, bayi baru lahir dan anak balita). Apabila didapat solusi yang sama pada masalah ibu, bayi baru lahir, anak balita, maka solusi tersebut dapat digabung.

4. Tentukan kegiatan yang inovatif, mempunyai daya ungkit besar, dan realistis, dari masing-masing solusi dan masukan pada kolom 4 tabel 3.

5. Cocokkan daftar kegiatan dengan tabel strategi, kegiatan dan indikator untuk program KIBBLA (lampiran 7 dan 8) untuk membandingkan apakah kegiatan yang diusulkan sudah sesuai dengan strategi nasional, bila perlu sesuaikan kembali kegiatan terpilih pada kolom 4 tabel 3.

6. Buatlah narasi dari solusi dan kegiatan untuk mengatasi penyebab masalah kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita.

36 – DTPS-KIBBLA

Tabel 3

Contoh Prioritas Penyebab Masalah, Solusi, dan Kegiatan

No Prioritas penyebab masalah Solusi Kegiatan

1 2 3 4

1 Pengetahuan masyarakat mengenai penyebab diare kurang

Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan dan penanggulangan diare.

Membuat media1. Penyuluhan diare yang partisipatif2. Pelatihan penyuluhan diare partisipatif 3. bagi bidan di desa/nakes.Kampanye cuci tangan dengan sabun4. Mencetak poster,5. leaflet mengenai diarePenyebarluasan informasi diare 6. melalui radio dan media tradisional.

2 Nakes kurang terampil dalam penatalaksanaan diare

Meningkatkan ketrampilan nakes dalam penetalaksanaan diare

Melakukan pemetaan kemampuan 1. petugasPelatihan MTBS 2. Pemantauan pasca pelatihan (kualifikasi) 3. Supervisi fasilitatif ke fasilitas pelayanan 4. Melakukan 5. peer reviewSeminar 6. review pemanfaatan MTBS

3 Kekurangan oralit dan cairan infus Memperbaiki manajemen pengadaan obat dan alat

Melakukan pemetaan mengenai 1. kondisi fasilitas programRefreshing2. petugas Puskesmas tentang manajemen obat dan alatPengadaan sarana dan prasarana (? 3. Sebutkan)Supervisi fasilitatif ketersediaan 4. obat/alat (oralit, infus) di Puskesmas

Hasil Akhir Sesi 3 adalah:1. Tabel 3: Prioritas Penyebab Masalah, Solusi dan Kegiatan Kesehatan Ibu, Bayi

Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita.2. Skema 3A: Skema Solusi dan Kegiatan Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan

Ibu.3. Skema 3B: Skema Solusi dan Kegiatan Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan

Bayi Baru Lahir.4. Skema 3C: Skema Solusi dan Kegiatan Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan

Anak Balita.5. Narasi Solusi dan Kegiatan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak

Balita.

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 37

Skema 3C

Skema Solusi dan Kegiatan

Catatan:Buat Solusi dan Kegiatan pada Penyebab Masalah yang menjadi prioritas.

38 – DTPS-KIBBLA

Skema 3C

Contoh Skema Solusi dan Kegiatan Masalah Kematian/Kesakitan Anak Balita akibat Diare

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 39

Sesi 4: Prioritas Kegiatan dan Target

Pada sesi ini tim menentukan prioritas dari berbagai kegiatan yang telah ditetapkan pada sesi 3 sehingga kegiatan dapat dikurangi sesuai prioritasnya apabila anggaran untuk program terbatas. Tim juga menentukan target kegiatan beserta indikatornya dengan mempertimbangkan kemampuan pencapaian.

Tujuan:1. Menetapkan Prioritas kegiatan.2. Menetapkan Target beserta indikatornya untuk masing-masing kegiatan.

Bahan:1. Tabel 3: Prioritas Penyebab Masalah, Solusi dan kegiatan (yang dihasilkan sesi 3).2. Tabel 4A: Prioritas Kegiatan.3. Tabel 4B: Kegiatan dan Target.

Langkah-langkah:1. Pindahkan solusi dan kegiatan dari tabel 3 (kolom 3 dan 4) ke tabel 4A (kolom

1 dan 2).2. Tentukan prioritas kegiatan dari masing-masing solusi.3. Sepakati arti nilai dari masing masing kriteria skala 1-4, skala 4 paling positif

(misalnya 1: tidak penting, 2: kurang penting, 3: penting, 4: sangat penting).4. Berikan nilai untuk masing masing kegiatan sesuai dengan kriteria (konsistensi,

evidence based, penerimaan, dan mampu laksana) seperti pada penentuan prioritas penyebab masalah.

5. Berikan nilai bagi setiap kegiatan dengan membandingkan secara vertikal bagi seluruh kegiatan (diisi ke bawah menurut kolom), lanjutkan penilaian untuk masing-masing kriteria dengan cara yang sama.

6. Kalikan masing-masing nilai pada tiap kriteria untuk setiap kegiatan secara horizontal, tuliskan hasilnya pada kolom 7, kemudian tulis peringkatnya sesuai dengan total nilai pada kolom 8.

7. Buat tabel 4B: kegiatan dan target dengan memindahkan solusi dan kegiatan yang diprioritaskan dari tabel 4A (kolom 2) ke tabel 4B (kolom 1). Tentukan indikator tiap kegiatan dan tetapkan target kegiatan tahun X di kolom 5 dengan memperhatikan data tahun x-2 dari tabel 1C: Faktor Pendukung /Penyulit.

8. Buat narasi prioritas kegiatan, indikator dan target yang direncanakan untuk masing-masing kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi, dan anak balita.

40 – DTPS-KIBBLA

Kriteria untuk Memilih Prioritas Kegiatan:

Konsistensi: Bila kegiatan terpilih sesuai dengan strategi nasional dan rencana kerja kabupaten/kota yang sudah ada. Makin sesuai dengan strategi/rencana kerja yang ada, maka makin tinggi skornya.

Evidence Based: Bila kegiatan dipilih termasuk dalam rangkaian kegiatan atau intervensi yg telah terbukti efektif (evidence based) nilainya makin tinggi dibandingkan dengan kegiatan yang belum ada bukti.

Penerimaan: Kegiatan dapat diterima oleh semua institusi terkait termasuk masyarakat setempat. Makin mudah diterima, maka makin tinggi skor/nilainya.

Mampu Laksana: Kegiatan yang dapat dilaksanakan berdasarkan kondisi setempat, fasilitas, sumber daya manusia dan infrastruktur yang dibutuhkan tersedia atau bisa didapat, termasuk pembiayaan. Makin mudah disediakan, makin tinggi nilainya.

Hasil Akhir Sesi 4 adalah:1. Tabel 4A – Penentuan Prioritas Kegiatan.2. Tabel 4B – Kegiatan dan Target.3. Narasi Prioritas Kegiatan dan Target.

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 41

Tabel 4A

Contoh Prioritas Kegiatan

Solusi Kegiatan Konsis tensi

Evidence based

Peneri maan Mampu laksana

Total nilai

Pering-kat

1 2 3 4 5 6 7 8

Meningkatkan pengetahuan masyarakat

1.Membuat media penyuluhan diare yang partisipatif

3 3 4 2 72 4

2.Pelatihan penyuluhan diare partisipatif bagi bidan desa.

4 4 4 4 256 1

3.Penyuluhan men cuci tangan dengan sabun

4 4 3 3 144 2

4.Mencetak poster, leaflet. cara mencuci tangan

2 3 2 3 36 6

5.Penyebarluasan informasi melalui radio dan media tradisional.

3 2 3 3 54 5

6.Melakukan monitoring berkala.

4 3 3 3 108 3

Meningkatkan ketrampilan nakes

1.Melakukan pemetaan kemampuan petugas

4 4 3 4 192 1

2.Pelatihan MTBS 4 4 3 3 144 2

3.Pemantauan pasca pelatihan (kualifikasi) MTBS

4 3 3 3 108 4

4.Melakukan supervisi fasilitatif

4 3 3 4 144 3

5.Melakukan peer review

3 3 4 2 72 5

6.Seminar pemanfaatan MTBS

2 2 3 2 24 6

42 – DTPS-KIBBLA

Catatan: Kegiatan kumulatif adalah pencapaian kegiatan sampai tahun dimaksud yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan dan jaringannya, Rumah Sakit termasuk fasilitas kesehatan swasta. Target tahun X kolom 6 adalah target kegiatan yang diusulkan melalui proses perencanaan DTPS.

Hal ini perlu karena wilayah perkotaan yang mempunyai banyak fasilitas kesehatan swasta yang juga mempunyai kontribusi besar dalam pelayanan kesehatan dan percepatan penurunan AKI dan AKB.

Tabel 4B

Contoh Kegiatan dan Target

Kegiatan Indikator Thn (x-1) Thn (x)

Kumulatif Target Kumulatif Target

1 2 3 4 5 6

Melakukan pemetaan Petugas Puskesmas yang melakukan MTBS

Jumlah Petugas Puskesmas yang melaksanakan MTBS

30 15 45 20

Pelatihan MTBS Jumlah petugas yang terlatih MTBS

20 20 40 20

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 43

Sesi 5:Rencana Usulan Kegiatan

Pada sesi ini tim menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang mencakup antara lain lokasi, sasaran, volume untuk menghitung anggaran yang dibutuhkan dan sumber dananya.

Tujuan:1. Menghasilkan tabel usulan kegiatan beserta lokasi, sasaran, volume, sumber

dana, jadwal, dan penanggung jawab kegiatan.2. Membuat narasi singkat mengenai rencana kegiatan.

Bahan:1. Tabel 4B: Kegiatan dan Target (yang dihasilkan sesi 4).2. Tabel 5-kosong: Rencana Usulan Kegiatan.

Langkah-langkah:1. Pindahkan daftar kegiatan dari masing-masing solusi sesuai dengan prioritas ke

dalam tabel 5 (kolom 2).2. Tentukan lokasi (kolom 3) sasaran (kolom 4), volume (kolom 5), sumber dana

(kolom 8), jadwal (kolom 9) serta penanggung jawab kegiatan (kolom 10).3. Kolom unit cost (kolom 6) dan Jumlah Biaya (kolom 7) diisi setelah perhitungan

anggaran.4. Buat narasi mengenai rencana kegiatan yang dilakukan.

Hasil Akhir Sesi 5 adalah:1. Tabel 5. Rencana Usulan Kegiatan (tanpa perkiraan biaya).2. Narasi Rencana Usulan Kegiatan

Catatan: Setiap kegiatan harus didukung oleh obat dan perbekalan yang dibutuhkan, perhitungan kebutuhan ini mengacu pada standar pelayanan yang berlaku.

44 – DTPS-KIBBLA

Tabel 5

Contoh Rencana Usulan Kegiatan

Keterangan:• Lokasi: Tempat kegiatan dilaksanakan• Sasaran:Obyekkegiatan• Volume:Besarandarijumlahkegiatanselama1tahunanggaran• Unitcost:Hargasatuankegiatan• JumlahBiaya:Totalbiayayangdiperlukan• Sumberdana:APBN,APBDpropinsi,APBDkab/kota,BLD/PHLN,ADD/Swadana• Jadwal:Waktupelaksanaankegiatan• Penanggungjawab:Penanggungjawabkegiatan

No KegiatanU r a i a n K e g i a t a n

Lokasi Sasaran Vol Unit cost

Jumlah Biaya

Sumber dana

Jadwal Pen-Jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1Pemetaaan Kemampuan petugas

Puskesmas, Pustu

Dokter, bidan perawat

20 APBD II

2 Pelatihan MTBS

Kabupaten Dokter, perawat

20 APBN

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 45

Sesi 6:Rencana Usulan Anggaran

Pada sesi ini tim menghitung rencana anggaran kegiatan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan sumber lain. Dalam ”Perencanaan Pembangunan Daerah” ada dua (2) tahap penting yaitu: 1) Tahap Proses Penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) sebagai bahan untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan 2) Tahap Proses Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran–SKPD

Tujuan: Menyusun kebutuhan anggaran kegiatan KIBBLA yang bersumber dari APBD, APBN, dan sumber lain.

Bahan:1. Tabel 4B: Kegiatan dan Target (yang dihasilkan sesi 4).2. Tabel 5: Rencana Usulan Kegiatan (yang dihasilkan sesi 5).3. Tabel 6A: Uraian Perhitungan APBD, APBN, dan Sumber Lain (sebelum pagu

sementara).4. Tabel 6B: Uraian Perhitungan APBD.5. Tabel 6C: Uraian Perhitungan APBN.6. Peraturan perundang-undangan yang berlaku (Permendagri) tentang Jadwal

Penyusunan Anggaran sesuai dengan Permendagri No. 13 tahun 2006 dan Permendagri 59 tahun 2007.

7. PP No. 21 tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.

8. Harga satuan/unit cost setempat (SK Bupati/Walikota).9. Kepmenkes tentang Harga Obat Generik Berlogo yang terakhir.10. Standar Biaya Umum, Harga Patokan Setempat.

Langkah-langkah:1. Pindahkan rencana kegiatan dari tabel 4B ke tabel 6 kolom 2.2. Tentukan dalam tabel 6A kode rekening-kode kelompok MAK, uraian komponen

belanja serta rincian perhitungan dengan menggunakan harga satuan setempat yang berlaku.

3. Tentukan sumber biaya dari masing masing kegiatan di dalam kolom tabel 6A (kolom 10). Sumber dana dapat berasal dari APBD Kabupaten/Kota, APBD provinsi, APBN, dan sumber lain.

4. Pilih dan pindahkan kegiatan yang dananya bersumber dari APBD pada tabel 6A.

5. Pilih dan pindahkan kegiatan yang dananya bersumber dari APBN ke tabel 6B.6. Proses pengisian formulir tabel 6A, 6B, 6C diselesaikan pada tahap Advokasi

46 – DTPS-KIBBLA

Hasil Akhir Sesi 6 adalah:1. Tabel 6A: Rencana Usulan Anggaran Menurut Perhitungan Anggaran Sebelum

Pagu Anggaran (PPAS) Sementara.2. Tabel 6B: Rencana Usulan Anggaran Menurut Uraian Perhitungan APBD.3. Tabel 6C: Rencana Usulan Anggaran Menurut Uraian Perhitungan APBN.

Catatan: Alur proses perencanaan APBD dapat dilihat pada lampiran 9.

Jadwal penyerahan rencana kegiatan dan anggaran yang bersumber APBN pada bulan Mei–Juni.

Tim perlu menyesuaikan

Selain menghitung anggaran untuk percepatan penurunan angka kematian dan kesakitan KIBBLA, tim harus menghitung kebutuhan anggaran untuk pelayanan rutin (pelayanan ANC, PNC, pertolongan persalinan, kunjungan rumah, imunisasi, kebutuhan obat, dan seterusnya) dan manajemen/operasional (perencanaan, pemantauan dan penilaian).

RUK beserta anggaran (tabel 5) yang telah disusun harus dibandingkan dengan realisasi kegiatan dan anggaran KIBBLA tahun berjalan dan realisasi tahun sebelumnya.

Contoh kegiatan/menu/kode untuk setiap kegiatan berbasis bukti dapat dilihat secara lengkap pada CD.

Rencana kegiatan dan anggaran dengan pagu sementara sesuai dengan skala prioritas atau mengurang volume kegiatan untuk kemudian dipindahkan pada RKA –SKPD (form 2.2.1) (lihat lampiran 12)

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 47

Tab

el 6

AC

onto

h U

raia

n Pe

rhitu

ngan

APB

D d

an A

PBN

Pro

gram

KIB

BLA

Se

bel

um A

da P

agu

Sem

enta

raK

abup

aten

/Kot

a : _

____

____

____

____

____

____

____

____

____

_

No

Keg

iata

nK

ode

rek-

kode

kel

om-

pok

MA

KU

raia

n K

ompo

nen

Bel

anja

Rin

cian

per

hitu

ngan

Tota

lSu

mb

er

Vol

Satu

anH

arga

sat

uan

Jum

lah

12

34

56

78

91

0

1Pe

met

aan K

emam

puan

pet

uga

s 5

22

11

02

Konsu

msi

20

OH

35

,00

0

70

0,0

00

6,0

00

,00

0A

PBD

II

52

20

10

1A

TK2

0pak

et

15

,00

0

30

0,0

00

52

10

10

1honor

surv

eyor

20

OH

50

,00

0

1,0

00

,00

0

52

21

50

1b

iaya

tra

nsp

ort

surv

eyor

20

OT

20

0,0

00

4

,00

0,0

00

2Pe

latihan

MTB

S

untu

k 1

0

ora

ng

bid

an d

i des

a d

an

per

awat

sel

ama

10

har

i

52

21

16

sew

a ru

ang

kela

s4

har

i 5

00

,00

0

2,0

00

,00

0

48

,50

0,0

00

40

,00

0,0

00

APB

N

52

11

19

Konsu

msi

10

pak

et

35

0,0

00

3

,50

0,0

00

52

12

11

ATK

10

pak

et

50

,00

0

5,0

00

,00

0

52

41

19

tran

sport

pes

erta

10

OT

7

5,0

00

7

,50

0,0

00

52

41

19

uan

g har

ian p

eser

ta1

0O

H1

50

,00

0

15

,00

0,0

00

51

21

12

bia

ya p

rakt

ek k

eter

ampi-

lan 4

org

6har

i1

00

,00

0

2,4

00

,00

0

52

41

19

bia

ya t

ransp

ort

sek

re-

tari

at2

OT

75

,00

0

1

,50

0,0

00

51

21

12

honor

pel

aksa

na

adm

in-

istr

asi

2O

H1

,00

0,0

00

2

,00

0,0

00

51

21

12

bia

ya 4

ora

ng

inst

rukt

ur

6 h

r4

OH

25

0,0

00

6

,00

0,0

00

51

21

12

bia

ya 3

ora

ng

pel

atih

kl

inik

4

hr

3O

H3

00

,00

0

3,6

00

,00

0

48 – DTPS-KIBBLA

No

Keg

iata

nK

ode

rek-

kode

kel

om-

pok

MA

KU

raia

n K

ompo

nen

Bel

anja

Rin

cian

per

hitu

ngan

Tota

lSu

mb

er

Vol

Satu

anH

arga

sat

uan

Jum

lah

3Pe

latihan

MTB

S b

agi 1

0

tenag

a Pu

skes

mas

Penye

lengg

araa

n p

elat

i-han

MTB

S1

pak

et4

0,0

00

,00

04

0,0

00

,00

0B

LN d

enga

n

atau

tan

pa

APB

D/A

PBN

apab

ila a

da

kontr

ibusi

dar

i APB

D a

tau A

PBN

se-

bag

ai p

endam

pin

g, m

aka

dap

at d

iisi s

esuai

den

gan

kom

ponen

bel

anja

APB

D

atau

APB

N

TOTA

L D

AN

A Y

AN

G D

IBU

TUH

KA

N9

4,5

00

,00

0

Ket

eran

gan:

OH=Orang/Hari

OT=Orang/Transpor

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 49

Tab

el 6

BC

onto

h U

raia

n Pe

rhitu

ngan

APB

DK

abup

aten

/Kot

a : _

____

____

____

____

____

____

____

____

____

_

Perh

itunga

n u

ntu

k B

ahan

RK

PD

No

Kode

Progr

amK

egia

tan

Kode

reke

nin

gU

raia

n K

om

ponen

B

elan

jaR

inci

an P

erhitunga

n S

ebel

um

Ada

Pagu

Sem

enta

ra

Vol

Sat

uan

Sat

uan

H

arga

Jum

lah

Tota

l

12

34

56

78

11

02

01

29

01

Pem

etaa

n

Kem

ampuan

pet

uga

s.

52

21

10

2ko

nsu

msi

20

OH

35

,00

0

70

0,0

00

6,0

00

,00

0

52

20

10

1A

TK2

0pak

et

15

,00

0

30

0,0

00

52

10

10

1honor

surv

eyor

2O

H 5

0,0

00

1

,00

0,0

00

52

21

50

1b

iaya

tra

nsp

ort

su

rvey

or

20

OT

20

0,0

00

4

,00

0,0

00

2 3

Tota

l dan

a ya

ng d

ibut

uhka

n

50 – DTPS-KIBBLA

Tab

el 6

CC

onto

h U

raia

n Pe

rhitu

ngan

APB

NK

abup

aten

/Kot

a : _

____

____

____

____

____

____

____

____

____

_

No

Kod

e pr

o-gr

amK

od

e K

eg

iata

nK

egia

tan

Kod

e M

AK

Urai

an K

ompo

nen

Bela

nja

Vol

ume

Satu

anH

arga

sa

tuan

Jum

lah

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10

)

10

7.0

3.0

32

84

6Pe

latihan

M

TBS

untu

k 1

0

bid

an d

i des

a dan

per

awat

se

lam

a 1

0

har

i

52

21

16

Sew

a ru

ang

kela

s4

har

i5

00

,00

02

,00

0,0

00

52

11

19

konsu

msi

10

pak

et3

50

,00

03

,50

0,0

00

52

12

11

ATK

10

pak

et5

0,0

00

5,0

00

,00

0

52

41

19

Tran

spor

t pes

erta

10

OT

75

,00

07

,50

0,0

00

52

41

19

Uan

g har

ian

pes

erta

10

OH

15

0,0

00

15

,00

0,0

00

51

21

12

Bia

ya p

rakt

ek

kete

ram

pila

n 4

ora

ng

6har

i1

00

,00

02

,40

0,0

00

52

41

19

Bia

ya t

ransp

ort

se

kret

aria

t2

OT

75

,00

01

,50

0,0

00

51

21

12

Honor

pel

aksa

-na

adm

inis

tras

i2

0H

1,0

00

,00

02

,00

0,0

00

51

21

12

Bia

ya 4

ora

ng

inst

rukt

ur

se-

lam

a 6

har

i

4O

H2

50

,00

06

,00

0,0

00

51

21

12

Bia

ya 3

ora

ng

pel

atih

klin

ik

sela

ma

4 h

ari

3O

H3

00

,00

03

,60

0,0

00

2D

ST

TOTA

L D

AN

A Y

AN

G D

IBU

TUH

KA

N

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 51

Sesi 7:Pemantauan dan Penilaian

Pemantauan kegiatan dan penilaian program merupakan bagian integral dari manajemen program. Dalam pelaksanaannya pemantauan dan penilaian dilakukan secara berjenjang dan terus menerus.

Tujuan:1. Menentukan indikator pemantauan kegiatan dan cara melakukannya.2. Menentukan indikator penilaian cakupan program, cara pemantauannya dan

rencana untuk memperbaiki manajemen program

Bahan:1. Tabel 4B: Kegiatan dan target (yang dihasilkan sesi 4).2. Tabel 5: Rencana Usulan Kegiatan (yang dihasilkan sesi 5).3. Tabel 7A (kosong): Rencana Pemantauan Kegiatan.4. Tabel 7B (kosong): Rencana Penilaian Program

Langkah-langkah:1. Buat rencana pemantauan dengan cara memindahkan kegiatan, indikator, dari

tabel 4B , kolom 1,2,3, dan 6 ke tabel 7A.2. Tuliskan cara pemantauan kegiatan bagi setiap indikator (frekuensi/periode

pelaksanaan, sumber data, dan metode).3. Tentukan petugas yang bertanggung jawab untuk melakukan pemantauan.4. Buat rencana penilaian dengan cara mengisi indikator pelayanan yang akan

dinilai pada tabel 7B Hasil Akhir Sesi 7 adalah:1. Tabel 7A Rencana Pemantauan Kegiatan.2. Tabel 7B. Rencana Penilaian Program.3. Narasi Pemantauan dan Penilaian

Monitoring merupakan kegiatan analisis dalam upaya perbaikan kinerja, untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan tersebut berpengaruh terhadap kelompok sasaran.

Evaluasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menilai dampak dan keberlangsungan program dengan memanfaatkan data dari berbagai sumber.

52 – DTPS-KIBBLA

Catatan: Hasil (Kolom 4) diisi sesuai dengan hasil penilaian tahun x.Target adalah target cakupan program tahun x dengan mengacu pada SPM dan Rencana strategis kabupaten/kota.

Tabel 7A

Contoh Rencana Pemantauan KegiatanKabupaten/Kota : ______________________________________

Tabel 7B

Contoh Rencana Penilaian ProgramKabupaten/Kota : ______________________________________

Indikator Data awal Target Hasil Frekuensi /waktu

Sumber data

Penanggung jawab

Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah Balita Diare yang dilayani

MTBS

30% 70% 2 x/tahun Laporan MTBS

Ka.Sub.Din Kesga

Kegiatan Indikator Data Kumulatif (x-1) Thn

TargetThn (x)

Frekuensi / Waktu

Sumber data

Petugas Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8

Pelatihan MTBS

Jumlah petugas

yang dilatih

30 20 2x/tahun Laporan pelatihan

Kasie KIA

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 53

Sesi 8:Pembuatan Dokumen Perencanaan dan Anggaran

Untuk mendapatkan persetujuan atau dukungan dari para pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan, pada sesi ini tim membuat dokumen perencanaan dan anggaran yang memuat hasil-hasil sesi 1 sampai 7 sebagai bahan usulan anggaaran kegiatan yang mudah dimengerti oleh pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan, untuk mendapatkan persetujuan dan atau dukungan.

Tujuan: Menghasilkan suatu draft dokumen perencanaan dan anggaran program KIBBLA yang akan digunakan sebagai bahan pembahasan perencanaan dan penganggaran, dan sebagai bahan pembuatan media untuk pesan advokasi.

Bahan:1. Seluruh skema dan tabel hasil lokakarya perencanaan.2. Seluruh uraian dan narasi yang telah disusun.3. Data-data lain yang diperlukan (data wilayah, peta wilayah dan lain-lain).4. Modul Penguatan Kapasitas Advokasi untuk isu strategis (KIBBLA).5. Pedoman pedoman tentang kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan.

Langkah-langkah:1. Tentukan isu utama yang akan diajukan sebagai pembuka wawasan pengambil

kebijakan di kabupaten/kota.2. Gunakan isu utama tersebut sebagai latar belakang dan permasalahan dalam

proposal yang akan dikembangkan.3. Buatlah proposal singkat, padat dan jelas sesuai sistematika penulisan dokumen

dengan memasukkan hasil-hasil dari lokakarya secara maksimal.4. Lengkapi proposal dengan gambaran wilayah atau gambar-gambar yang sesuai

(pemetaan).

Sistematika Penulisan Dokumen (Ringkasan)

I. PENDAHULUAN:1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten/Kota2. Permasalahan KIBBLA sesuai dengan isu utama 3. Kebijakan dan strategi Kabupaten/Kota berkaitan KIBBLA4. Tujuan: Umum dan Khusus

II. SITUASI DAN MASALAH KIA DI KABUPATEN:1. Hasil Analisis Situasi:

Tabel 1 A, B,C, D: Analisis Situasia. Narasi hasil analisis situasib.

54 – DTPS-KIBBLA

2. Hasil Analisis Penyebab Masalah dan Penetapan Prioritas Penyebab Masalah:

a. Skema 2A. Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan Ibub. Skema 2B.Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan Bayi Baru Lahirc. Skema 2C. Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan Bayi, Anak Balitad. Tabel 2A. Penentuan Prioritas Penyebab Masalah Penyebab Kematian/

Kesakitan Ibue. Tabel 2B. Penentuan Prioritas Penyebab Masalah Penyebab Kematian/

Kesakitan Bayi Baru Lahir.f. Tabel 2C. Penentuan Prioritas Penyebab Masalah Penyebab Kematian/

Kesakitan Bayi, Anak Balita.g. Skema 2AA. Prioritas Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan Ibu.h. Skema 2BB. Prioritas Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan Bayi Baru

Lahir.i. Skema 2CC. Prioritas Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan Bayi, Anak

Balita.j. Narasi masalah KIBBLA termasuk Masalah Ketersediaan Obat dan

komoditas di kabupaten/kota dan prioritas penyebab masalah.

III. PROGRAM DAN KEGIATAN KIA:1. Rumusan Solusi dan kegiatan masalah KIBBLA

a. Tabel 3: Prioritas Masalah, Solusi dan Kegiatanb. Skema 3A: Solusi dan Kegiatan Masalah Kematian/Kesakitan Ibuc. Skema 3B: Solusi dan Kegiatan Masalah Kematian/Kesakitan Bayi baru

lahird. Skema 3C: Solusi dan Kegiatan Masalah Kematian/Kesakitan Balitae. Narasi Rumusan Solusi dan penyebab masalah KIBBLA

2. Rencana Kerjaa. Tabel 4A : Prioritas Kegiatanb. Tabel 4B: Kegiatan dan Targetc. Tabel 5: Rencana Usulan Kegiatand. Narasi rumusan solusi, kegiatan dan rencana kerja

IV. RENCANA ANGGARAN: a. Tabel 6A: Uraian Perhitungan Anggaran APBD, APBN dan sumber lain b. Tabel 6B: Uraian Perhitungan Anggaran APBD c. Tabel 6C: Uraian Perhitungan APBN d Narasi rencana anggaran

V. PEMANTAUAN DAN PENILAIAN a. Tabel 7A: Rencana Pemantauan b. Tabel 7B: Rencana Penilaian c. Narasi rencana pemantauan dan Penilaian

PENUTUP

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 55

Tabel 8

Rekapitulasi Tabel dan Skema untuk Proses DTPS-KIBBLA

Sesi Judul sesi Masukan ProsesLuaran

Tabel Skema

Pengantar DTPS

Alur Proses 1. DTPSSkema Proses 2. DTPSJadual DTPS3.

1A1. 1B2.

1 Analisis Situasi

Laporan (LB1-1. 2-3-4, LT1-2-3, PWS KIA, KB)Formulir 2. Pengumpulan data (F1-7)AMP, Supervisi 3. FasilitatifKebijakan 4. Nasional/LokalData 5. pendukung lainnya

Tabel 1A-B-C-D1. Isi data, 2. lengkapiTelaah kualitas 3. dataIdentifikasi 4. Masalah

1A (Sasaran)1. 1B (Cakupan/2. kesenjangan)1C (penyulit/ 3. pendukung)1D (obat 4. indikator)

2

Analisis dan Prioritas Penyebab Masalah

Tabel 1A-B-C-D1. Skema 1. Penyebab Masalah 2A-B-CTentukan 2. Prioritas Tabel 2A-B-CSkema 3. Prioritas Penyebab Masalah 2AA-BB-CCNarasi4.

2A (Ibu)1. 2B (BBL)2. 2C (Bayi-Balita)3.

2A –> 2AA1. 2B –> 2BB2. 2C –> 2CC3.

3 Solusi dan Kegiatan

Tabel 2A-B-C1. Skema 2AA-BB-2. CCStrategi 3. Nasional MPS dan Kesehatan Bayi/Anak BalitaIntervensi 4. Berdasarkan Fakta

Tentukan 1. SolusiTentukan 2. Kegiatan masing-masing solusiCocokkan 3. dengan Pedoman Strategi MPS dan Kesehatan Bayi/Anak BalitaNarasi4.

3A (Ibu)1. 3B (BBL)2. 3C (Bayi-Balita)3.

3A1. 3B2. 3C3.

56 – DTPS-KIBBLA

Sesi Judul sesi Masukan ProsesLuaran

Tabel Skema

4Prioritas Kegiatan dan Target

Tabel 3A-B-C• Tentukan •Prioritas KegiatanTentukan •Kegiatan dan TargetNarasi•

4A•4B•

5 Rencana Usulan Kegiatan

Tabel 4A• Tabel 4B•Narasi•

5•

6 Rencana Usulan Anggaran

Tabel 4B & 5• Tabel 6A-B-C•Narasi•

6A•6B•6C•

7Rencana Pemantauan dan Penilaian

Tabel 4B & 5• Tabel 4B–>7A •dan 7BNarasi•

7A•7B•

8Penyusunan Dokumen Perencanaan

Seluruh •Dokumen (Tabel 1-7)

Narasi• 8•

9 Rencana Tindak Lanjut

Tabel 9•Narasi•

9•

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 57

Sesi 9:Rencana Tindak Lanjut

Pada sesi ini tim menyusun rencana tindak lanjut pasca lokakarya untuk menyempurnakan draft dokumen perencanaan. Draft ini akan digunakan sebagai bahan untuk menyusun pesan advokasi bersama tim advokasi agar dibahas dalam Musrenbang kabupaten pada bulan Maret. ”Pengawalan” dokumen dilakukan bersama sama dengan tim advokasi untuk mendapatkan dukungan dari tim anggaran sampai disetujuinya

RKA-SKPD oleh DPRD. Proses tindak lanjut sampai persetujuan anggaran menjadi tanggung jawab Dinas kesehatan sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing dengan dukungan tim advokasi.

Tujuan: Menghasilkan rencana tindak lanjut lokakarya perencanaan DTPS-KIBBLA, mulai dari penyempurnaan draft dokumen, Rencana Sosialisasi dengan Lintas Program dan Lintas Sektor tekait dan rencana koordinasi dengan tim advokasi.

Bahan:1. Dokumen perencanaan dan penganggaran KIBBLA yang telah dirumuskan

secara baik dan sistematis.2. Jadwal dan alur penyusunan APBD dan checklist monitoring Penganggaran

(lampiran 9 dan 10),3. Referensi Advokasi Anggaran dan Kebijakan.4. Tabel 9 kosong: Rencana Tindak Lanjut

Langkah-langkah:1. Buatlah daftar kegiatan dan rencana tindak lanjut yang diperlukan sesuai

dengan jadwal penyusunan anggaran sampai penyelesaian RKA-SKPD.2. Tentukan para penanggung jawab dari setiap program atau kegiatan yang akan

dilakukan.3. Rencanakan kegiatan koordinasi dengan Tim Advokasi dalam proses pengawalan

anggaran.

58 – DTPS-KIBBLA

Hasil Akhir Sesi 9 adalah: Tabel 9: Rencana Tindak Lanjut DTPS- KIBBLA.

Catatan:• RencanaTindakLanjutDTPS-KIBBLAakanmenjadiacuanbagiTimAdvokasi

yang “embrio” nya sudah diidentifikasi pada tahap I (orientasi).• Tim Advokasi akan selalu bekerja sama dengan Tim perencanaan sejak

menyiapkan bahan bahasan untuk lokakarya advokasi sampai proses pengawalan anggaran di bawah koordinasi Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/ kota ( Perencanaan, Kesga atau KIA)

• SebagianTimperencanaDTPS-KIBBLAakanterlibatdalamlokakaryaAdvokasidan RTL advokasi.

• Bahanbahasanuntuklokakaryaadvokasidikutipdarihasilskoringpenyebabmasalah pada sesi 2 perencanaan DTPS- KIBBLA.

• Setelah ditetapkan plafon anggaran sementara (PPAS),umumnya terjadi perubahan nilai anggaran dari usulan tim perencanaan sehingga perlu dipertimbangkan kembali prioritas kegiatan yang telah disusun, untuk menghindari kegiatan yang tidak menjadi prioritas atau tidak relevan.

• RTLadvokasiakandisempurnakandenganmengacupadahasilkesepakatandengan DPRD sebagai hasil Real Setting Audiensi kepada DPRD (lihat seri DTPS-KIIBLA: Referensi Advokasi Anggaran dan Kebijakan).

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 59

Tabel 9

Contoh Rencana Tindak LanjutKabupaten/Kota : ______________________________________

Kegiatan Data dan sumber daya yang diperlukan Luaran Jadwal Penanggung

jawab

1 2 3 4 5Menyempurnakan dokumen perencanaan dan penganggaran

Draft dokumen perencanaan dan penganggaran DTPS-KIBBLA

Dokumen perencanaan dan penganggaran DTPS-KIBBLA

1 - 2 minggu setelah lokakarya perencanaan

Dinkes–Subdin Perencanaan dan Kesga

Melakukan sosialisasi di lingkungan Dinas Kesehatan

Melakukan sosialisasi di sektor terkait.

Melakukan koordinasi dengan tim advokasi.

Menyusun bahan untuk pembahasan materi advokasi .

Menghadiri Musrenbang

Menyesuaikan kegiatan sesuai dengan pagu sementara

Mengawal anggaran KIBBLA untuk disetujui panitia anggaran

Mendapat persetujuan berupa PERDA dari DPRD

60 – DTPS-KIBBLA

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 61

BAB 5PENUTUP

Dengan disusunnya pedoman proses perencanaan DTPS-KIBBLA diharapkan dapat membantu tim perencana kabupaten/kota dalam menyusun perencanaan kegiatan dan anggaran tahunan program KIA sesuai dengan alur proses perencanaan daerah.

Tahapan-tahapan pelaksanaan DTPS-KIBBLA ini dapat dimodifikasi, sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan pengalaman masing-masing daerah dalam menyelenggarakan rangkaian kegiatan DTPS ini. Hasil dari DTPS ini yang berupa usulan kegiatan dan Anggaran daerah untuk Program KIBBLA merupakan bahan infor-masi bagi Tim advokasi kabupaten untuk melakukan kegiatan advokasi kepada para pemutus kebijakan di daerahnya masing-masing.

Dalam penerapan pedoman DTPS-KIBBLA diperlukan dukungan multipihak, baik dukungan politis, peraturan perundang-undangan maupun sumber daya termasuk pembiayaannya.Di samping itu perlu adanya kerja sama dengan berbagai sektor terkait dalam menggali potensi masyarakat. Keberhasilan penerapan pedoman proses perencanaan DTPS-KIBBLA ini sangat ditentukan oleh semangat, ketekunan, kerja sama dan komitmen dari semua sektor terkait.

Harapan bersama, pedoman perencanan DTPS-KIBBLA dapat diterapkan di seluruh Indonesia sehingga dapat mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu, Bayi Bayi Baru Lahir dan Anak Balita, dalam rangka mempercepat pencapaian Indeks Pembangunan Manusia dan pencapaian target Millenium Development Goal.

62 – DTPS-KIBBLA

LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Penjelasan Analisis Situasi 63Lampiran 2 Jadwal Lokakarya Perencanaan DTPS 75Lampiran 3 Daftar CBR (Crude Birth Rate) - Angka Kelahiran Kasar per Provinsi 76Lampiran 4 Grafik hubungan Cakupan Persalinan oleh Tenaga kesehatan dan AKI 77Lampiran 5 Intervensi Berdasarkan Fakta atau EBI (Evidence Based

Intervention) 78Lampiran 6 Tabel Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota 80Lampiran 7 Tabel Strategi, Luaran dan Kegiatan Program Ibu dan Bayi Baru Lahir 82Lampiran 8 Tabel Strategi, Luaran, Kegiatan, Indikator untuk Pogram Kesehatan Bayi dan Anak Balita 89Lampiran 9 Alur Proses Perencanaan APBD 93Lampiran 10 Daftar Tilik Monitoring Penganggaran DTPS 94Lampiran 11 Kode dan Daftar Program dan Kegiatan APBD 96Lampiran 12 Daftar Kode Klasifikasi Fungsi-Subfungsi APBN 104Lampiran 13 Contoh uraian perhitungan APBD sesudah ditetapkan pagu sementara 108Lampiran 14 Rencana Kegiatan dan Anggaran SKPD (Formulir RKA-SKPD 2.2.1) 109

Hanya dalam CD, dilampirkan:Diagram Analisis Data Masalah KIBBLA, ppt, untuk beberapa kegiatan terpilih.Contoh Pengisian Formulir RKA-SKPD untuk beberapa kegiatan terpilih.

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 63

Lampiran 1: Penjelasan Analisis Situasi

Analisis data merupakan bagian yang penting pada perencanaan program KIBBLA Kabupaten/Kota yang berdasarkan bukti atau fakta yang ada. Di bawah ini diberikan suatu panduan cepat analisis data dalam proses DTPS 2007.

Panduan ini merupakan ringkasan dari dokumen “Pedoman Analisis Data“ yang disusun oleh proyek HSP. Bila ingin mengetahui lebih lanjut, dianjurkan untuk membaca dokumen tersebut secara utuh. Tujuan panduan adalah untuk membantu staf kesehatan kabupaten/kota mengembangkan keterampilan dasar dalam menganalisa data untuk tujuan perencanaan kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak (balita), sesuai pedoman DTPS-KIBBLA.

Syarat-syarat dalam melakukan analisa data KIBBLA yang efektif:Ketersediaan data yang sesuai dengan kualitas data yang baik,1. Proses yang rasional dalam menelaah, menerjemahkan dan menarik 2. kesimpulan mengenai data yang tersedia.

Menelaah Kualitas Data

Beberapa kriteria untuk pertimbangan dalam menelaah data:Data yang 1. relevan berarti bahwa data tersebut sesuai dengan masalah dan kebutuhan data yang diperlukan.Pengukuran data membutuhkan 2. definisi yang jelas, mudah dipahami.Tepat waktu3. berarti bahwa data tersebut menggambarkan situasi yang terbaruData yang akurat berarti bahwa data tersebut valid dan dapat dipercaya; Disebut 4. valid apabila data tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur, dan disebut ‘dipercaya’ apabila data tersebut berasal dari sumber yang dapat diandalkan.Konsisten5. , tidak mengandung kontradiksi dalam mengukur suatu konsep di sepanjang waktu dan tempat yang ditetapkan. Data yang 6. lengkap berarti terdapat pada seluruh fasilitas, untuk suatu variabel yang dicari.

Para perencana di tingkat kabupaten/kota harus mampu menggunakan daftar tilik berikut ini secara kritis ketika menelaah kualitas data KIBBLA, dan hasilnya dijadikan bahan pertimbangan dalam menelaah seluruh indikator yang dibutuhkan dalam proses DTPS.

64 – DTPS-KIBBLA

Daftar Tilik Penelaahan Kualitas Data Ya Tidak

Apakah data yang tersedia berhubungan dengan tujuan dan strategi dari program KIBBLA di tingkat kabupaten/kota?

Apakah data yang tersedia mencerminkan pengukuran terbaru?

Apakah data yang dipilih mengukur indikator kunci KIBBLA?

Apakah ada indikator kunci yang belum diukur?

Apakah data diukur secara konsisten di seluruh fasilitas kesehatan ?

Apakah digunakan definisi yang sama di seluruh sumber data?

Apakah data yang ada sesuai dengan konsep yang dapat dimengerti?

Apakah ada kebingungan mengenai definisi data atau indikator?

Apakah tersedia data untuk seluruh lokasi dan periode waktu yang diinginkan?

Secara umum, apakah dapat dikatakan bahwa data ini memiliki kualitas yang baik?

Dalam mempertimbangkan kualitas data, penting untuk mengetahui metode pengumpulan data dan sumbernya karena berbagai masalah dalam kualitas data seringkali berasal dari metodologi yang digunakan.

Ada dua tipe metode pengumpulan data:Pengumpulan data non-rutin (1. ad-hoc), misalnya data mengenai pengetahuan dan perilaku kesehatan yang dikumpulkan secara teratur, biasanya melalui survei ke rumah-tangga, secara periodik setahun sekali atau beberapa tahun sekali, sesuai kebutuhan dan dinamika program.Pengumpulan data rutin2. , yang dikumpulkan secara terus-menerus pada unit-unit pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit dan puskesmas, biasanya terdapat dan diperoleh dari rekam medis pengguna jasa kesehatan.

Sumber data kesehatan di Indonesia dikelompokkan sebagai berikut: Sistem Informasi Pelayanan1. , mencakup sistem informasi rumah sakit SP2RS (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Rumah Sakit) dan sistem informasi Puskesmas, atau SIMPUS. Untuk mengumpulkan data mengenai kesehatan ibu dan anak di tingkat masyarakat, puskesmas menerapkan sistem MCH-LAM (Pemantauan Wilayah Setempat–Kesehatan Ibu dan Anak atau PWS-KIA. Seharusnya sistem ini tidak hanya mencakup pelayanan di puskesmas tetapi juga pelayanan dari Bidan Praktek Swasta/Rumah Bersalin di wilayah cakupan puskesmas/Kabupaten.Sistem Surveilans2. , merupakan suatu survei secara teratur yang dapat mendeteksi

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 65

dan mengawasi secara khusus dalam mendapatkan prevalensi, insidens atau faktor terkait lainnya dengan penyakit tertentu baik secara aktif atau pasif. Contoh: surveilans gizi, polio, HIV/AIDS, DHF atau ssurveilans flu burung.

Sumber-sumber data mengenai kesehatan melalui survei, antara lain Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), yang diperbaharui setiap lima tahun sejak tahun 1987, dan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang diperbaharui setiap tahun (kecuali ketika SDKI berlangsung) oleh Biro Pusat Statistik. Departemen Kesehatan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan juga melakukan beberapa Survei, misalnya Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan mengumpulkan berbagai data mengenai pelayanan kesehatan, untuk meneliti tingkat morbiditas dan mortalitas.

Setelah dikumpulkan, data harus diproses dengan cara penghitungan atau transformasi data untuk menghasilkan suatu informasi, yang diperlukan untuk perencanaan, monitoring, dan evaluasi. Tabel berikut ini menunjukkan indikator yang dihasilkan dari proses data mentah.

Tipe Indikator

Suatu indikator membutuhkan definisi yang jelas dari numerator dan denominator yang digunakan, dalam periode waktu tertentu pada wilayah yang telah ditetapkan, agar menjadi bermakna dan dapat dibandingkan dengan indikator yang sama pada kelompok lainnya. Indikator menunjukkan besaran dan arah suatu perubahan pada periode tertentu, tetapi tidak menjelaskan “mengapa” perubahan tersebut terjadi. Untuk ini diperlukan metode pengumpulan data lainnya, seperti studi kualitatif. Suatu indikator menunjukkan bagian dari suatu fenomena, sehingga diperlukan pula beberapa indikator lain untuk dapat memahami sepenuhnya kejadian atau fenomena tersebut.

Tipe Deskripsi Contoh

Jumlah Angka absolut (bentuk pengukuran paling sederhana)

Jumlah kabupaten yang melaporkan kenaikan anggaran KIBBLA antara 2005-2007

Rate Mengukur frekuensi suatu kejadian pada suatu populasi pada periode tertentu.

IMR (Angka Kematian Bayi)tahun 2006

Rasio Membandingkan antara dua jumlah

Rasio kematian bayi baru lahir berdasarkan jenis kelamin (rasio kematian lelaki–perempuan pada bayi baru lahir)

Proporsi Membandingkan suatu bagian terhadap keseluruhan.

Proporsi populasi balita terhadap penduduk.

Persentase Proporsi dikalikan dengan 100 % Dukun bayi terlatih

66 – DTPS-KIBBLA

Pentingnya Analisis data Analisis data merupakan suatu proses sistematik dengan penggunaan teknik statistik dan logika sistematis dalam meringkas, membandingkan, menjelaskan dan memaknai serangkaian data dan menarik kesimpulan berdasarkan fakta-fakta yang ada.

Analisis data bisa bersifat kuantitatif atau kualitatif. Analisis data kuantitatif didasarkan pada parameter numerik yang diproses dengan analisis statistik, sedangkan analisis data kualitatif tidak memerlukan teknik analisis statistik, tetapi tetap diperlukan dalam melengkapi rangkuman hasil analisis data. Kedua pendekatan tersebut saling melengkapi untuk dapat memahami secara utuh suatu kejadian-penyebab dan solusi potensial di bidang kesehatan.

Ada beberapa tingkatan analisis data yang dibutuhkan dalam proses DTPS 2007: Analisa Situasi1. Analisis Masalah2. Penyusunan Prioritas Masalah dan Solusi3. Menentukan Kegiatan dan Target4. Penghitungan Anggaran5. Monitoring6. dan Evaluasi

Tabel 1A, 1B, 1C dan 1D Berisi Data untuk Digunakan Dalam Analisis Situasi.

Analisis situasi memetakan situasi masalah yang mencakup besaran, trend, dan perbedaan (wilayah/kelompok/sosial ekonomi) dalam status kesehatan, prilaku kesehatan, akses dan kualitas pelayanan serta faktor terkait yang melatar belakangi masalah kesehatan yang ada.

Proses analisis dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut: Menggunakan konsep analisis masing masing program KIBBLA.1. Memanfaatkan data yang relevan dari berbagai sumber sistem informasi yang 2. ada.

Perlu dipertimbangan Standar Pelayanan Minimun (SPM) yang telah disusun oleh Depkes untuk menelaah kesenjangan cakupan pelayanan dari data yang dikumpulkan pada Tabel 1B. SPM merupakan target pelayanan minimum yang harus dicapai dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di kabupaten/kota yang dijadikan acuan dalam perencanaan, pembiayaan dan pelaksanaan setiap jenis pelayanan. SPM mengacu pada, Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten/kota 2006-2010 dan target minimun Indonesia Sehat 2010, lihat lampiran 5: Daftar Standar Pelayanan Minimal (Draft).

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 67

Analisis masalah dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan di bawah ini:

Analisis Panduan Pertanyaan

Besarnya masalah dan kecenderungan

Masalah kesehatan apa yang sedang kita hadapi?Seberapa besarnya masalah ini pada wilayah kabupaten/kota?Apa saja perilaku yang relevan dan bagaimana kualitas aspek pelayanan di kabupaten tersebut? Seberapa jauh perbedaannya dibandingkan dengan standar nasional/propinsi dan standar kabupaten/kota lain?Apakah kecenderungan dari masalah tersebut naik, tetap atau turun? Mengapa ?, Apa saja faktor latar belakangnya?

Distribusi diferensial/ kesenjangan sebuah masalah

Bagaimana distribusi masalah tersebut berdasarkan aspek gender, kota – pedesaan, tingkat pendidikan? Apakah ada data terpilah dalam status’ miskin-tidak miskin’ di kabupaten tersebut? Masalah KIBBLA yang mana yang memiliki kesenjangan terbesar? Mengapa?Apa makna kesenjangan tersebut terhadap program?Apa saja faktor yang mempengaruhi dan latar belakangnya?

Pengertian masalah prioritas adalah kondisi spesifik yang mengancam atau membahayakan kesehatan seperti penyakit, komplikasi, kecelakaan, polusi dan lain-lain, yang perlu ditanggulangi (dihilangkan/dikurangi). Masalah prioritas dipilh dari masalah yang perlu dihilangkan, dikurangi besarannya dan atau dikurangi fatalitasnya.

Contoh Masalah Prioritas Pada Program KIBBLA

Ibu Bayi Baru Lahir Bayi dan Anak Keluarga Berencana

Perdarahan Berat lahir rendah ISPA/Pneumonia Kehamilan yang tidak diinginkan

Infeksi Asfiksia Diare

Eksklampsia Hipoterma Gizi

Aborsi yang tidak aman

Setelah masalah prioritas berhasil diidentifikasi, langkah berikutnya dalam proses perencanaan adalah mengembangkan solusi. (lihat juga sesi 3).

Untuk mengembangkan solusi yang tepat terhadap masalah yang telah diidentifikasi digunakan praktek terbaik (best practices) yang disarankan, sebagai hasil dari

68 – DTPS-KIBBLA

berbagai review, laporan ilmiah yang telah dipublikasi dan direkomendasi oleh organisasi internasional dan lokal Apabila ada data yang tidak lengkap atau hilang dalam mendokumentasikan masalah tersebut, maka besaran masalah yang ada pada daftar intervensi berdasarkan bukti (Evidence Based Intervention) pada lampiran 2, dapat digunakan.

Diagram berikut adalah contoh urutan seluruh proses DTPS 2007 yang menunjukan kaitan antara masalah prioritas, intervensi efektif, dan kegiatan terpilih untuk masalah KIBBLA: ‘Diare’.

Tujuan dari diagram ini untuk (1) memberikan ilustrasi dari proses perencanaan secara sistematik, (2) memberikan informasi pentingnya data yang berkualitas dalam proses pengambilan keputusan, dan (3) menunjukan hubungan berbagai komponen yang saling terkait secara bermakna di tingkat kabupaten/kota.

Penyelesaian Masalah Diare Berdasarkan Bukti

Untuk melakukan operasionalisasi dari solusi yang dipilih perlu ditetapkan target kegiatan yang akan dijadikan tolok ukur dalam pelaksanaan kegiatan. Tahap kritis dalam perencanaan adalah melakukan identifikasi sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan yang diusulkan, yang diterjemahkan ke dalam usulan anggaran. Para perencana harus mampu menghitung dan memperkirakan potensi biaya yang ditimbulkan untuk melaksanakan kegiatan yang direncanakan. Untuk ini perlu diketahui data dan informasi tentang harga satuan setempat, dan perhitungan anggaran masing program per unit kegiatan. Contoh

Kematian Anak Balita

•Airbersihtidak tersedia

•TidakASI(Menyusu dini dan eksklusif)

•Kurangnyakesadaran masyarakat tentang kebersihan

•Tidakmengenal tanda bahaya

Promosi cuci tangan di tingkat masyarakat

Mengembangkan PHBS

Pelatihan MTBS:- Perawatan diare untuk

anak sakit (oralit)- Pemberian makanan

yang tepat

Kampanye IMD (Inisiasi Menyusu Dini)

Pelatihan konseling untuk IMD dan ASI Eksklusif

Advokasi untuk kenaikan anggaran kesehatan

•MencuciTangandenganSabun

•MTBS

•ASI(IMD/ASIEksklusif)

Kasus Diare/dehidrasi berat

IlustrasiKegiatanAnalisaSituasi AnalisaMasalah MasalahPrioritas

SolusiBerdasarkanBukti

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 69

rencana kegiatan dan anggaran kabupaten dengan kode program dan kegiatan dapat dilihat pada lampiran 14.

Siklus perencanaan diakhiri dengan melakukan identifikasi indikator pemantauan dan evaluasi yang akan dibicarakan pada sesi 7, Rencana Pemantauan dan Evaluasi. Pemantauan merupakan pengukuran benchmark selama pelaksanaan program dengan indikator proses atau output, sedangkan Evaluasi merupakan penelaahan luaran atau dampak, menggunakan indikator yang dapat menunjukkan pencapaian hasil kegiatan di akhir tahun.

Hal ini penting dalam melakukan analisis untuk menjawab pertanyaan apakah telah terjadi perubahan dalam program KIBBLA sesuai dengan target yang diharapkan? Karenanya, indikator pemantauan dan evaluasi harus merupakan bagian integral dari proses perencanaan baik terhadap anggaran maupun hasil kegiatan.

Tabel berikut ini merupakan contoh urutan proses analisa data, identifikasi masalah, penyebab masalah, solusi, kegiatan beserta kode program dan kegiatannya.

70 – DTPS-KIBBLA

Contoh Program Pelayanan Kesehatan Diare kepada Balita

Data kesehatan ibuHasil analisis situasi

Uraian data tahun 2005

tahun 2006 komentar

•jumlahbalita•jumlahbalitadengandiare•jumlahbalitadengan

dehidrasi berat•jumlahkematianbalita

karena diare dengan dehidrasi berat

•jumlahbalitadengangiziburuk

•jumlahbalitadengangizikurang

•jumlahbalitadenganpneumonia

•jumlahbalitadengancampak

•cakupanimunisasicampak

115621271

255

12

53

251

176

35047,5%

134451479

296

16

67

287

175

40050%

naiknaik

naik

naik

naik

naik

tetap

naiknaik

Jumlah kematian balita akibat diare dengan dehidrasi berat cukup tinggi.

Kematian tersebut tidak terlepas dengan keadaan gizi buruk/kurang disertai dengan kecenderungan kejadian pneumonia dan

campak yang meningkat.

Hasil analisis masalah dan solusiMasalah Penyebab masalah Faktor yang mempengaruhi Solusi

1. kasus diare sangat tinggi

1. gizi buruk atau kurang

•tidakdilakukanpenimbangandeteksi dini

•posyandutidakaktif•kaderkesehatantidakaktif•pemberianmakanandengan

nilai gizi kurang kepada balita

•mengaktifkanposyandudengan dukungan dengan lintas sektor terkait (kesehatan, aparat desa, dll)•meningkatkanperanankader desa kesehatan tentang masalah kesehatan•meningkatkanpolamakanan dengan gizi cukup kepada balita

2. keadaan lingkungan kotor

•banyaknyatempatsampahyang tidak dikelola dengan baik (banyak lalat)

•umumnyamasyarakattidakmencuci tangan dengan sabun, sebelum makan

•kesadaranmasyarakattentang kebersihan kurang

•meningkatkankualitaskesehatan lingkungan dan kesehatan individu•Penyuluhan/sosialisasikebersihan lingkungan dan kebersihan individu

3. balita belum diimunisasi

•vaksintidakadekuat•sistempenyimpananvaksin

(cold chain) kurang•petugasimunisasikurang

disiplin•datasasaranimunisasi

kurang tepat•seringkalidiaredisertai

dengan penyakit lainnya seperti campak, pneumonia, dll

•meningkatkankualitaspenyimpanan vaksin dengan pengawasan yang lebih ketat•meningkatkankualitastugas imunisasi melalui pengawasan yang lebih ketat

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 71

4. kesulitan mendapatkan air bersih

•sumbermataairkurang,hanya mendapatkan air sumur yang sering tercemar dan air sungai

•kebiasaanminumairyangbelum dimasak

•mewajibkanmemasakair sebelum diminum bagi setiap individu atau keluarga

2. penanganan diare kurang adekuat

1. ketrampilan petugas kurang

•kurangtenagakesehatandengan kompetensinya

•belumpernahdilatihmenangani kasus diare dengan dehidrasi

•meningkatkankuantitasdan kualitas tenaga kesehatan untuk pelayanan kesehatan

2. petugas tidak patuh terhadap tugas pokok

•bebangandadaripetugaspuskesmas

•supervisikurang•tidakadareward and

punishment•petugastidakpatuh

terhadap prosedur kerja tetap atau belum mempunyai prosedur kerja tetap

•memperbaikipengaturantugas pelayanan Puskesmas untuk menghindari beban ganda

•meningkatkanpengawasan dan bimbingan pelaksanaan tugas

•meningkatkanpelaksanaan prosedur kepegawaian berkaitan dengan penilaian prestasi kerja

3. sering tidak tersedia oralit dan cairan infus

•perencanaanketersediaanoralit dan cairan infus kurang mantap yang menyebabkan ketersediaan dana sangat terbatas

•meningkatkanperencanaan tahunan ketersediaan obat dan bahan habis pakai oleh Puskesmas kepada Dinas Kesehatan kab/kota, yang disampaikan juga pada Musrenbang desa dan Musrenbang kecamatan

3. sistem rujukan tidak efektif

1. pengetahuan masyarakat tentang bahaya diare kurang

•informasitentangbahayadiare kurang, karena penyuluhan/sosialisasi kurang

•meningkatkanpemahaman dan kesadaran masyarakat tentang bahaya diare

2. tidak ada akses untuk mendapat-kan pelayanan

•faktorgeografisyangsulit•tidakmampu(miskin)•fasilitastransportasi

kurang•fasilitaspelayanan

kesehatan kurang

•meningkatkankemudahan transportasi untuk kefasilitas kesehatan

•melengkapisaranadanprasarana di Puskesmas

•membantumasyarakatkurang mampu dengan bantuan Askeskin dari Pemerintah atau bantuan dari Pemerintah Daerah

72 – DTPS-KIBBLA

3. menolak dirujuk •sulitmembuatkeputusanuntuk dirujuk, karena pengetahuan masyarakat tentang bahaya diare kurang

•budayasetempatyangkurang mendukung, karena persepsi tentang sakit tidak sesuai dengan konsep sakit (masih tradisional)

•rasakuatirtidakdapatmembiayai pengobatan rumah sakit atau Puskesmas

•memberikanbantuankepada masyarakat didalam membuat keputusan untuk merujuk kasus diare dengan dehidrasi berat

•meningkatkanpemahaman dan kesadaran masyarakat tentang penyakit termasuk diare dengan menggunakan cara budaya masyarakat setempat

•memberikanpengertiankepada masyarakat tentang pembebasan biaya pengobatan bagi keluarga kurang mampu

4. perilaku masyarakat yang kurang men-dukung

1. partisipasi masyarakat tentang kejadian diare kurang

•jarangdilakukanpertemuan rembug desa untuk mendiskusikan masalah yang timbul didesa

•jarangdilakukanpenyuluhan tentang kesehatan oleh petugas kesehatan, atau

•penyuluhandilakukanolehpetugas kesehatan yang kurang kompeten

•meningkatkankesadaran dan pemahaman untuk membangun partisipasi masyarakat tentang penanggulangan bahaya diare melalui pertemuan formal dan inform

2. kebiasaan minum air belum dimasak

•pengetahuanmasyarakattentang air minum yang dimasak kurang

•mewajibkanmemasakair sebelum diminum bagi setiap keluarga

3. kurangnya sosialisasi tentang diare melalui pertemuan di desa

•belummengetahuitentangkonsep desa siaga sebagai cara untuk mengubah perilaku masyarakat

•meningkatkankomunikasi dengan masyarakat melalui pertemuan-2 termasuk sosialisasi desa siaga

4. persepsi masyarakat tentang pelayanan kesehatan oleh Puskesmas atau tenaga kesehatan kurang

•sikapdanperilakupelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan kurang sesuai dengan harapan masyarakat

•pelayanankesehatanyangtidak kontinu, karena sering tenaga kesehatan tidak berada ditempat

•meningkatkankinerjapelayanan tenaga kesehatan sesuai dengan etiket pelayanan

•meningkatkanpengawasan pelaksanaan tugas di Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota dan masyarakat

5. belum mengetahui tentang kebijakan pemerintah tentang pembebasan biaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

•kurangnyasosialisasitentang pembebasan biaya pengobatan bagi keluarga tidak/kurang mampu oleh aparat pemerintah

•meningkatkansosialisasi Askeskin kepada masyarakat

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 73

Usulan kegiatan dan kode program untuk penganggaran

Judul program Kode program/kegiatan

1. Pelatihan MTBS bagi tenaga kesehatan Program pening-katan pelayanan kesehatan anak balita

1.02.01.29.04

2. Penempatan tenaga kesehatan di Puskesmas ^^^ dilaksanakan oleh Pe-merintah Daerah

3. Pertemuan koordinasi Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kab/Kota

Monitoring, evaluasi dan pelaporan

1.02.01.29.07

4. Pertemuan koordinasi dengan lintas sektor tentang kesehatan

Monitoring, evaluasi dan pelaporan

1.02.01.29.07

5. Perencanaan tahunan dan penganggaran program KIBBLA

Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak

1.02.01.32.04

6. Pembentukan “desa siaga Program Upaya Kesehatan Masyarakat

1.02.01.16.12

7. Pelatihan kader kesehatan tentang penyakit menular, gizi dan imunisasi

Program Pencegah-an dan Penanggu-langan Penyakit Menular

1.02.01.22.10

8. Pelayanan imunisasi pada balita Program pening-katan pelayanan kesehatan balita, atau Program Pencegah-an dan Penanggu-langan Penyakit Menular

1.02.01.29.02 atau

1.02.01.22.08

9. Pelayanan gizi buruk/kurang pada balita Program Perbaikan Gizi Masyarakat, atauProgram Upaya Kesehatan Masyarakat, atauProgram Pelayanan Penduduk Miskin

1.02.01.20.03 atau

1.02.01.16.05 atau

1.02.01.24.08

10. Pemberian makanan tambahan dan vitamin kepada balita

Program Perbaikan Gizi Masyarakat

1.02.01.20.02

11. Penyuluhan tentang penyakit menular(diare,campak, pneumonia) dan kesehatan lingkungan pemukiman dan kebersihan individu (cuci tangan dengan sabun dan memasak air bersih untuk diminum) kepada masyarakat

Program pening-katan pelayanan kesehatan anak balita

1.02.01.29.01

12. Memperbaiki kualitas air bersih dengan memperbaiki sumber air sesuai dengan persyaratan yang ada

Program Upaya Kes-ehatan Masyarakat

1.02.01.16.14

13. Supervisi fasilitatif kepada Puskesmas dan jaringannya Monitoring, evalu-asi dan pelaporan

1.02.01.29.07

74 – DTPS-KIBBLA

14.Mengembangkan dan pengadaan leaflet - poster promosi dan informasi sadar hidup sehat (termasuk diare)

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

1.02.01.19.01

15. Pengadaan oralit dan bahan habis pakai Program Obat dan Perbekalan Kesehatan,atauProgram Upaya Kesehatan Masyarakat

1.02.01.15.01 atau

1.02.01.16.07

16. Sosialisasi Askeskin Program kemi-traan peningkatan pelayanan kesehatan

1.02.01.28.01

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 75

Lampiran 2

Jadwal Lokakarya Perencanaan DTPS-KIBBLA

WAKTU HARI 1 HARI 2 HARI 3 HARI 4 HARI 508.30 - 09.00 •PEMBUKAAN

•PembukaanFormal

Ulasan dan Prawacana

Ulasan dan Prawacana

Ulasan dan Prawacana

Ulasan dan Prawacana

09.00 - 10.00 •Perkenalan•TujuandanAlur Proses Pertemuan•Normapertemuan

•Lanjutan Sesi 2: Analisis dan Prioritas Penyebab Masalah

•Pengantar Sesi 4: Penentuan Prioritas Kegiatan dan Target•KerjaKelompok

•Presentasi Sesi 6•Pengantar Sesi 7: Pemantauan dan Penilaian•KerjaKelompok

•Pengantar Sesi 9: Rencana Tindak Lanjut•KerjaKelompok

10.00 - 10.30 Rehat Teh Rehat Teh Rehat Teh Rehat Teh Rehat Teh

10.30 - 12.00 Penguatan Visi DTPS

Presentasi Sesi 1 dan 2

•Lanjutan Sesi 4: Penentuan Prioritas Kegiatan dan Target Presentasi

•LanjutanSesi7:Pemantauan dan Penilaian Presentasi

Presentasi Sesi 8 dan 9, dan Simulasi Materi Advokasi

12.00 - 13.30 ISHOMA ISHOMA ISHOMA ISHOMA ISHOMA

13.30 - 15.00 •Pengantar Sesi 1: Analisis Situasi dan Masalah•KerjaKelompok

•Pengantar Sesi 3: Solusi dan Kegiatan •KerjaKelompok

•Pengantar Sesi 5: Rencana Usulan Kegiatan •KerjaKelompok

•Pengantar Sesi 8: Pembuatan Dokumen

Perencanaan dan Anggaran •KerjaKelompok

Evaluasi AkhirPenutupan

15.00 - 15.30 Rehat Teh Rehat Teh Rehat Teh Rehat Teh

15.30 -17.00 •Pengantar Sesi 2: Analisis dan Prioritas Penyebab Masalah •KerjaKelompok

•Lanjutan Sesi 3: Solusi dan Kegiatan

•Presentasi Sesi 5•Pengantar Sesi 6: Rencana Usulan Anggaran •Kerjakelompok

•Lanjutan Sesi 8: Pembuatan Dokumen

Perencanaan dan Anggaran

17.00 - 17.15 Umpan Balik Harian

Umpan Balik Harian

Umpan Balik Harian

Umpan Balik Harian

Catatan: Jadwal acara dapat disesuaikan dengan keadaan di daerah

76 – DTPS-KIBBLA

Lampiran 3

Proyeksi Penduduk dan Angka Kelahiran KasarIndonesia/Provinsi Tahun 2005 dan 2010

NO PROVINSIJUMLAH PENDUDUK* CBR**

2005 2010 2005 2010

1 N.A.D 4,031.70 4112.2 21.0 19.8

2 SUMATERA UTARA 12,452.80 13217.6 21.1 19.6

3 SUMATERA BARAT 4,402.10 4535.3 19.6 20.3

4 RIAU 6,108.40 7469.4 24.1 21.7

5 JAMBI 2,657.30 2911.7 20.8 19.2

6 SUMATERA SELATAN 6,755.90 7306.3 20.9 19.0

7 BENGKULU 1,617.40 1784.5 20.4 18.8

8 LAMPUNG 7,291.30 7843.0 19.7 18.2

9 KEP. BANGKA BELITUNG 971.50 1044.7 19.4 18.0

10 DKI JAKARTA 8,699.60 8981.2 20.6 19.2

11 JAWA BARAT 39,066.70 42555.3 19.4 18.0

12 JAWA TENGAH 31,887.20 32451.6 17.8 16.8

13 D.I. YOGYAKARTA 3,280.20 3439.0 12.0 11.9

14 JAWA TIMUR 35,550.40 36269.5 14.2 13.3

15 BANTEN 9,309.00 10661.1 22.1 20.5

16 BALI 3,378.50 3596.7 15.9 14.4

17 NTB 4,355.50 4701.1 22.0 20.1

18 NTT 4,127.30 4417.6 21.4 19.8

19 KALIMANTAN BARAT 4,394.30 4771.5 21.3 19.7

20 KALIMANTAN TENGAH 2,137.90 2439.9 18.7 16.8

21 KALIMANTAN SELATAN 3,240.10 3503.3 19.5 18.3

22 KALIMANTAN TIMUR 2,810.90 3191.0 19.9 18.3

23 SULAWESI UTARA 2,141.90 2277.2 15.8 14.8

24 SULAWESI TENGAH 2,404.00 2640.5 20.0 18.7

25 SULAWESI SELATAN 8,493.70 8926.6 19.2 18.2

26 SULAWESI TENGGARA 2,085.90 2363.9 19.6 17.5

27 GORONTALO 872.20 906.9 19.4 18.2

28 MALUKU 1,266.20 1369.5 22.3 21.5

29 MALUKU UTARA 890.20 969.5 23.3 22.2

30 PAPUA 2,518.40 28919.9 22.5 20.1

INDONESIA 219,204.70 233477.4 19.5 18.4

Sumber: (BPS, BAPPENAS, UNFPA Tahun 2005) * Dalam ribuan ** per 1000 penduduk

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 77

Contoh: Kab.A dengan penduduk 1.500.000, dan cakupan linakes trampil 70%. Tariklah garis vertikal dari titik 70 pada garis absis yang memotong kurva pada MMR 300, sehingga diperkirakan terjadi 300 kematian ibu per 100.000 lahir hidup.

Sesuai PWS KIA, menghitung jumlah persalinan dari CBR sebagai berikut:CBR di Kab A adalah 20,0 berarti terdapat 20 kelahiran per 1000 penduduk per tahun. Karena jumlah penduduk di Kab A 1.500.000 maka jumlah ibu bersalin adalah:20/1000x1.05x1.500.000=31.500.DenganperkiraanMMR300/100.000,maka jumlah kematian ibu maternal di Kab A per tahun, dapat diperkirakan sejumlah: 300/100.000 X31.500 = 94 kematian ibu per tahun atau 7-8 kematian ibu per bulan. Angka ini dapat digunakan sebagai proxi jumlah kematian ibu sebagai pembanding terhadap data-data yang terkumpul di fasilitas pelayanan. Perkiraan ini tentu telah termasuk kematian ibu di fasilitas pemerintah, swasta dan di masyarakat yang mungkin tidak teridentifikasi sebagai kematian ibu maternal.

Periode kritis risiko kematian ibu• Risikokematianmaternalè 100 kali pada hari 1 dan 30 kali pada hari 2 postpartum.• Sebagian besar kematian terjadi pada periode perinatal 14.8%, 43.5% dan 23.7% (1 minggu

sebelum, saat dan 1 minggu setelah persalinan).• Kematianmaternalpadatrimesterpertama12.1%dan7.9%dalammasanifas.• Negaratertentuè 50% disebabkan oleh komplikasi abortus (Bangladesh).• Risikokematianbayibarulahirè 3-5 kali lebih besar pada bayi tanpa ibu.

Lampiran 4

Hubungan Antara Cakupan Persalinan Tenaga Kesehatan Terampil dengan AKI

78 – DTPS-KIBBLA

INTE

RV

ENSI

BER

DA

SAR

KA

N F

AK

TA

PEN

YEB

AB

KEM

ATI

AN

(dan

cac

at)

% K

EMA

TIA

ND

I IN

DO

NES

IA%

PEN

UR

UN

AN

KEM

ATI

AN

INTE

RV

ENSI

BER

DA

SAR

KA

N F

AK

TA(h

uruf

teb

al m

enya

taka

n in

terv

ensi

seb

elum

Per

salin

an)

IBU

Di I

ndones

ia,

seki

tar

20

.65

0 ib

u d

an a

nak

per

empuan

men

ingg

al s

etia

p t

ahun k

aren

a ko

mplik

asi y

ang

ber

hub

unga

n d

enga

n

keham

ilan d

an 4

13

.00

0 h

ingg

a 6

19

.00

0 la

innya

men

der

ita

kar

ena

morb

iditas

yan

g b

erhub

unga

n d

enga

n k

eham

ilan (

BA

SIC

S).

Pe

rkir

aan m

ort

alitas

saa

t ke

ham

ilan a

dal

ah 1

0%

, se

lam

a per

salin

an 1

4%

dan

sel

ama

nifas

3,3

% d

enga

n v

aria

si c

uku

p b

esar

an

tara

pro

pin

si.

(SK

RT

19

95

). I

ndones

ia s

edan

g b

erupay

a m

enca

pai

sas

aran

MD

G u

ntu

k m

enuru

nka

n t

iga

per

empat

angk

a ke

mat

ian ib

u

anta

ra t

ahun 1

99

0-2

01

5.

Tahu

n 2

00

9 D

epke

s m

enta

rget

kan

penu

runa

n A

KI d

ari 3

07

/10

0.0

00

men

jadi

22

6/1

00

.00

0

Perd

arah

an2

8%

60

%A

MTS

L (p

engg

unaa

n z

at u

tero

tonik

a; p

ereg

anga

n t

ali p

usa

t te

rken

dal

i; m

asas

e fu

ndus)

(S

uple

men

tasi

Bes

i)

Ekla

mps

ia2

4%

7%

Penat

alak

sanaa

n k

ejan

g, m

agnes

ium

sulfat

; st

abili

sasi

; ru

-ju

kan u

ntu

k per

salin

an t

epat

wak

tu (

caca

t sa

at k

eham

ilan;

suple

men

tasi

bes

i)

Infe

ksi

11

%1

3%

Pers

alin

an b

ersi

h,

antib

iotika

jik

a te

rjad

i infe

ksi;

pen

atal

aksa

n-

aan s

yok

term

asuk

tran

sfusi

dar

ah,

pen

gelu

aran

pla

senta

yan

g te

rtah

an,

cair

an,

pen

atal

aksa

naa

n in

feks

i den

gan a

ntib

iotik/

TT2

Pers

alin

an m

acet

5%

10

%M

endet

eksi

pad

a w

aktu

yan

g te

pat

, m

eruju

k untu

k oper

asi

per

salin

an,

par

togr

am;

ekst

raks

i den

gan b

antu

an a

lat

BA

YI B

AR

U L

AH

IR D

i Indones

ia,

1 d

ari 3

per

salin

an m

engh

adap

i pen

ingk

atan

ris

iko k

emat

ian y

ang

seb

etuln

ya b

isa

dih

indar

i. K

ema-

tian

pad

a m

asa

neo

nat

us

mer

upak

an 5

7%

dar

i sem

ua

kem

atia

n s

elam

a ta

hun p

erta

ma

kehid

upan

bay

i. Fa

kta

glob

al m

enunju

kkan

b

ahw

a dua

per

tig

a ke

mat

ian b

ayi t

erja

di d

alam

wak

tu s

atu b

ula

n p

erta

ma

kehid

upan

nya

, dar

i angk

a te

rseb

ut,

dua

per

tiga

nya

men

-in

ggal

dal

am w

aktu

24

jam

per

tam

a se

tela

h la

hir

. 7

0%

kem

atia

n b

ayi b

aru la

hir

ter

jadi d

i rum

ah t

anpa

pen

olo

ng

per

salin

an t

eram

pil

(SD

KI,

BA

SIC

S)

Tahu

n 2

00

9 t

arge

t D

epke

s a

dala

h m

enur

unka

n A

KB

BL

dari

20

/10

00

men

jadi

15

/10

00

, AK

B d

ituru

nkan

dar

i 35

/10

00

m

enja

di 2

6/1

00

0

Kom

plik

asi p

rem

atur

itas/

BB

LR(f

akto

r pen

yert

a b

uka

n u

tam

a)3

5%

20

-40

%

Asu

han

konta

k ku

lit-k

e-ku

lit,

men

geri

ngk

an d

an m

engh

anga

t-ka

n,

pem

ber

ian A

SI

din

i dan

eks

klusi

f, a

ntib

iotik

(ib

u:

jara

k ke

lahir

an,

gizi

, pen

gendal

ian m

alar

ia).

Han

ya d

enga

n s

eger

a m

emb

erik

an A

SI

saja

bis

a m

enuru

nka

n k

emat

ian 1

7-2

2%

.

Asf

iksi

a da

n tr

aum

a la

hir

27

%5

-30

%Pe

rtolo

nga

n p

ersa

linan

ter

ampil,

stim

ula

si d

an r

esusi

tasi

Lam

pira

n 5

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 79

LIN

TAS

BA

TAS

PEM

BER

DA

YAA

N S

OSI

AL

dan

KO

MU

NIK

ASI

UN

TUK

PER

UB

AH

AN

PER

ILA

KU

•Praktik

Kes

ehat

an R

epro

duks

i (as

uhan

ante

nat

al,

pen

undaa

n k

eham

ilan p

erta

ma,

jar

ak k

eham

ilan,

jum

lah a

ngg

ota

ke

luar

ga),

•Praktik

Pem

ber

ian

Mak

an U

ntuk

Bay

i Dan

Ana

k (A

SI,

mak

anan

Pel

engk

ap).

•Praktik

Imun

isas

i (R

angk

aian

lengk

ap u

ntu

k b

ayi,

imunis

asi b

ayi s

akit,

TT2

untu

k ib

u).

•Praktikdanperaw

atanK

eseh

atan

Di R

umah

(ke

lam

bu y

ang

dib

eri i

nse

ktis

ida,

cuci

tan

gan,

air

min

um

, pem

buan

gan

mat

eri f

ekal

, vi

tam

in A

, ga

ram

ber

yodiu

m,

per

awat

an s

elam

a sa

kit,

ora

lit,

kete

pat

an p

emb

eria

n o

bat

).•

Praktik

Penc

aria

n Pe

laya

nan

Kes

ehat

an (

men

genal

i pen

yaki

t, m

enca

ri p

eraw

atan

yan

g te

pat

)

Sum

ber

: a.

UN

FPA

/Indones

ia;

b.

USA

ID/C

OR

E M

ater

nal

and N

ewb

orn

Sta

ndar

ds

and I

ndic

ators

Com

pen

diu

m;

c. S

use

-nas

19

98

; Surv

ei D

emogr

afi d

an K

eseh

atan

Indones

ia 2

00

2/2

00

3; d

. Surk

esnas

20

01

; e. C

AH

-WH

O 1

99

5, 1

99

9, 2

00

4;

f. L

ance

t 2

00

5. Sum

ber

lain

men

caku

p B

asic

s II

New

born

Hea

lth in

Indones

ia S

ituat

ion A

nal

ysis

20

04

, In

dones

ia S

ehat

2

01

0 d

an M

illen

niu

m D

evel

opm

ent

Goal

s.

Infe

ksi N

eona

tus

15

%1

0-3

0%

Pers

alin

an b

ersi

h d

an a

man

, im

unis

asi t

etan

us

saat

ham

il,

per

awat

an t

ali p

usa

t, p

eraw

atan

mat

a, p

emb

eria

n A

SI

din

i dan

ek

sklu

sif

Teta

nus

10

%1

0-2

0%

Asu

han

ante

nat

al,

pem

erik

saan

fis

ik,

TT2

AN

AK

di b

awah

5 t

ahun D

i Indones

ia,

kem

atia

n a

nak

ter

us

men

uru

n.

Cak

upan

imunis

asi a

nak

ter

had

ap e

nam

pen

yaki

t uta

ma

men

u-

run d

ari 5

5%

pad

a ta

hun 1

99

7 m

enja

di 5

2%

pad

a ta

hun 2

00

2-2

00

3 (

SD

KI)

. In

dones

ia b

erupay

a m

enca

pai

tar

get

MD

G d

enga

n m

enu-

runka

n d

ua

per

tiga

angk

a ke

mat

ian a

nak

di b

awah

usi

a 5

tah

un a

nta

ra t

ahun 1

99

0 s

ampai

20

15

. Ta

hun

20

09

tar

get

Dep

kes

adal

ah

men

urun

kan

AK

A d

ari

46

/10

00

men

jadi

33

/10

00

Mal

nutr

isi

(fak

tor

pen

yert

a b

uka

n u

tam

a)5

4%

30

-50

%

Inte

rven

si g

izi e

sensi

al (

yodiu

m,

pem

ber

ian A

SI

eksk

lusi

f dan

pel

engk

ap A

SI,

per

awat

an a

nak

sak

it

dan

mal

nutr

isi,

vita

min

A

, Fe

).H

anya

ASI

eksk

lusi

f sa

ja b

isa

men

uru

nka

n m

ort

alitas

1

0-1

3%

Infe

ksi P

erna

fasa

n A

kut

(AR

I)2

5%

30

-60

%A

ntib

iotik;

pem

ber

ian A

SI

(seg

era,

6 b

ula

n,

sam

pai

2 t

ahun);

pel

engk

ap A

SI

Dia

re1

2%

40

-50

%Pr

aktik

pem

ber

ian m

akan

an,

ora

lit,

zinc,

ASI

dan

men

ing-

katk

an a

supan

cai

ran u

ntu

k an

ak s

akit,

cuci

tan

gan d

enga

n

sab

un,

air

min

um

am

an

Cam

pak

7%

30

-86

%Im

unis

asi;

vita

min

A

Mal

aria

5%

40

%Pe

ngo

bat

an a

ntim

alar

ia;

MTB

S-K

80 – DTPS-KIBBLA

Lampiran 6SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/kota

NoJenis

Pelayanan Dasar

STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Batas Waktu Pencapaian

(Tahun)

Satuan Kerja/Lembaga

Penanggung JawabKeterangan

Indikator Nilai

1 2 3 4 5 6 7

I Pelayanan kesehatan dasar

1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

95% 2015 Dinkes Kab/Kota

2. Ibu hamil, bersalin, nifas dengan komplikasi yang ditangani

80% 2015 Dinkes Kab/Kota

3. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

90 % 2015 Dinkes Kab/Kota

4. Cakupan pelayanan Ibu Nifas

90% 2015 Dinkes Kab/Kota

5. Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani

80% 2010 Dinkes Kab/Kota

6. Cakupan kunjungan bayi

90% 2010 Dinkes Kab/Kota

7. Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

100% 2010 Dinkes Kab/Kota

8. Cakupan pelayanan anak balita

90% 2010 Dinkes Kab/Kota

9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin

100% 2010 Dinkes Kab/Kota

10.Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan

100% 2010 Dinkes Kab/Kota

11.Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

100% 2010 Dinkes Kab/Kota

12. Cakupan peserta KB Aktif

70% 2010 Dinkes Kab/Kota

13. Penemuan dan penanganan penderita penyakit

100% 2010 Dinkes Kab/Kota

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 81

NoJenis

Pelayanan Dasar

STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Batas Waktu Pencapaian

(Tahun)

Satuan Kerja/Lembaga

Penanggung JawabKeterangan

Indikator Nilai

1 2 3 4 5 6 7

14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin

100% 2015 Dinkes Kab/Kota

II Pelayanan kesehatan rujukan

15. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

100% 2015 Dinkes Kab/Kota

16. Pelayanan gawat darurat level 1 yg harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota

90 % 2015 Dinkes Kab/Kota

III Penyelidikan epidemiologi dan Penang-gulangan KLB

17. Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam

100% 2015 Dinkes Kab/Kota

IV Promosi kesehatan dan pem-berdayaan masyarakat

18. Desa Siaga Aktif 80 % 2015 Dinkes Kab/Kota

82 – DTPS-KIBBLA

Lam

pira

n 7

Tab

el S

trat

egi,

Luar

an, d

an K

egia

tan

Prog

ram

Ibu

dan

Bay

i Bar

u La

hir

STR

ATE

GI &

LU

AR

AN

KE

GIA

TAN

IND

IKAT

OR

PED

OM

AN

/ M

OD

UL

PEN

’JA

WA

BSt

rate

gi 1

: M

enin

gkat

kan

akse

s, ca

kupa

n da

n ku

alita

s pel

ayan

an k

eseh

atan

ber

dasa

rkan

buk

ti ilm

iah

Lua

ran

1 a:

Pela

yana

n ke

seha

tan

ibu

dan

bayi

bar

u la

hir d

i Pol

inde

s m

aupu

n di

Pus

kesm

as

Perto

long

an p

erta

ma

obst

etri

pada

sem

ua P

olin

des d

an

Pusk

esm

as ta

npa

tem

pat t

idur

:

• Pen

empa

tan

tena

ga b

idan

tera

mpi

l APN

/PPG

DO

N

• Pen

yedi

aan

sara

na d

an p

eral

atan

pel

ayan

an k

ebid

anan

• Pen

yedi

aan

obat

dan

ala

t bah

an h

abis

pak

ai

• Pen

yedi

aan

pela

yana

n da

n bi

aya o

pera

siona

l APN

/PPG

DO

N

• Pen

yedi

aan

pela

yana

n da

n bi

aya

oper

asio

nal P

ON

ED

• Pel

atih

an A

PN (P

olin

des/

Pusk

esm

as)

• Pel

atih

an P

PGD

ON

(Pol

inde

s)

• Pel

atih

an T

im K

linik

PO

NED

(Pus

kesm

as)

• Kua

lifika

si P

etug

as d

an A

kred

itasi

Tek

nis F

asili

tas K

es-

ehat

an P

asca

pela

tihan

APN

/PPG

DO

N/P

ON

ED/P

ON

EK• O

rient

asi S

tand

ar P

elay

anan

Keb

idan

an• P

elat

ihan

pro

mos

i ASI

eks

klus

if

• Sup

ervi

si fa

silit

atif

pela

yana

n K

es Ib

u d

an K

B

• Sup

ervi

si m

anaj

emen

pro

gram

kes

ehat

an ib

u da

n K

B

• Sup

ervi

si fa

silit

atif

pasc

a pe

latih

an k

linis

pel

ayan

an

kese

hata

n ib

u da

n K

B• P

enga

daan

buk

u pe

dom

an :

BP3

K, K

ajia

n M

andi

ri,

supe

rvis

i fas

ilita

tif, a

nalis

is si

tuas

i, A

MP-

KB

• Pen

gada

an sa

rana

tran

spor

tasi

unt

uk o

pera

sion

al u

paya

pe

rcep

atan

pen

urun

an A

KI d

an A

KB

(rod

a 2

dan

roda

4)

• Lok

akar

ya ja

min

an k

eter

sedi

aan

kom

odita

s dan

oba

t K

IBB

LA• P

elay

anan

AN

C ya

ng t

erfo

kus d

i fas

ilita

s kes

dan

diru

mah

% p

emen

uhan

terh

adap

keb

utuh

an te

naga

te

ram

pil d

i Pol

inde

s/Pu

skes

mas

% k

eter

sedi

aan

terh

adap

keb

utuh

an sa

rana

da

n pe

rala

tan

% k

eter

sedi

aan

terh

adap

keb

utuh

an o

bat d

an

baha

n ha

bis p

akai

% p

enye

diaa

n je

nis p

elay

anan

dan

bia

ya

terh

adap

stan

dar

APN

/PPG

DO

N%

pen

yedi

aan

jeni

s pel

ayan

an d

an b

iaya

te

rhad

ap st

anda

r PO

NED

% p

etug

as m

ampu

laks

ana A

PN d

i Pol

inde

s/Pu

skes

mas

% p

etug

as m

ampu

laks

ana

PPG

DO

N d

i Po

linde

s/Pu

skes

mas

% re

alis

asi P

KM

PO

NED

dgn

targ

et k

abu-

pate

n/ko

ta

% p

etug

as k

ompe

ten

dan

fasi

litas

yan

g te

rakr

edita

si

% p

etug

as y

ang

mem

aham

i SPK

% p

etug

as m

ampu

laks

ana

prom

osi I

MD

% p

etug

as/fa

silit

as y

g m

enda

pat S

F%

jum

lah

dan

targ

et su

perv

isi p

erba

ikan

m

anaj

emen

% p

etug

as k

ompe

ten

dan

akre

dita

si fa

skes

da

ri to

tal y

g di

latih

% sa

rana

yg

ters

edia

thd

baku

keb

utuh

an

% sa

rana

yg

ters

edia

thd

baku

keb

utuh

an%

kom

odita

s yg

ada

thd

baku

keb

utuh

an

% ib

u ya

ng m

enda

pat A

NC

Pake

t Pel

atih

an A

PN

Pake

t Pel

atih

an P

PGD

ON

, PO

NED

Pake

t Kua

lifika

si d

an A

kred

itasi

SPK

Adv

okas

i Ini

sias

i Men

yusu

Din

i/ A

PNSu

perv

isi F

asili

tatif

Man

ajem

en P

rogr

am K

es Ib

u &

KB

Supe

rvis

i Fas

ilita

tif d

an Q

&A

Pera

tura

n Pe

ngad

aan

Sara

na

Pera

tura

n Pe

ngad

aan

Sara

naPe

ratu

ran

Peng

adaa

n Sa

rana

Pedo

man

AN

C

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 83

STR

ATE

GI &

LU

AR

AN

KE

GIA

TAN

IND

IKAT

OR

PED

OM

AN

/ M

OD

UL

PEN

’JA

WA

B

• Pel

ayan

an ru

juka

n ke

rum

ah sa

kit

• Pel

ayan

an ib

u ha

mil

KEP

dan

KEK

• Pel

ayan

an k

unju

ngan

ibu

nifa

s dan

neo

nata

l• P

emet

aan

sasa

ran

bum

il• P

enga

daan

sara

na k

ontra

seps

i kit

• Pel

atih

an k

onse

ling

AB

PK-K

B• P

elac

akan

unm

et n

eed

KB

• Sos

ialis

asi s

tand

ar p

elay

anan

KB

(BP3

K)

• Pel

aksa

naan

Aud

it M

edik

Pel

ayan

an K

B (A

MP

KB

) tin

gkat

kab

/kot

a• A

udit

Mat

erna

l dan

Per

inat

al (A

MP)

• Pen

jarin

gan

ibu

ham

il de

ngan

resi

ko ti

nggi

den

gan

5 T

• Per

tem

uan

PWS

KIA

• Pen

gada

an b

uku

koho

rt K

IA• P

enyu

luha

n PM

S an

d H

IV/A

IDS

di fa

skes

• Pel

aksa

naan

PM

TCT

• Pel

atih

an k

apas

itas d

an o

pera

sion

al k

emitr

aan

bida

n –

duku

n• S

osia

lisas

i kem

itraa

n bi

dan

dan

duku

n (p

enge

mba

ngan

ka

pasi

tas d

an o

pera

sion

al)

• Mon

itorin

g da

n ev

alua

si k

egia

tan

kem

itraa

n bid

an –

duku

n di

ber

baga

i jen

jang

.• M

agan

g du

kun

diru

mah

bid

an/p

olin

des

• Per

tem

uan

koor

dina

si b

agi a

kses

pel

ayan

an b

umil/

bulin

/ bu

fas d

an b

ayi b

aru

lahi

r mel

alui

GSI

/P4K

(Ped

oman

Pe

renc

anaa

n Pe

rsal

inan

dan

Pec

egah

an K

ompl

ikas

i)

% k

asus

ruju

kan

yg d

apat

diru

juk

% c

akup

an B

umil

KEP

/KEK

% p

elay

anan

KN

terh

adap

targ

et%

upa

ya p

emet

aan

Bum

il te

rhad

ap ta

rget

% sa

rana

kon

trase

psi t

hd b

aku

kebu

tuha

n %

pet

ugas

mam

pu K

IP/K

dan

AB

PK K

B%

Unm

et n

eed

KB

% p

etug

as y

g pa

ham

bak

u pe

laya

nan

KB

% k

egia

tan

Aud

it te

rhad

ap ta

rget

pro

gram

KB

% k

egia

tan

AM

P th

d ta

rget

AM

P K

ab/K

ota

% p

enja

ringa

n ib

u ha

mil

risti

dan

pend

ataa

n sa

sara

n %

pen

gada

an th

d ba

ku k

ebut

uhan

%

keg

iata

n pe

nyul

uhan

thd

targ

et%

upa

ya P

MTC

T th

d ta

rget

pro

gram

% k

emitr

aan

thd

targ

et p

rogr

am

% p

emah

aman

ttg

kem

itraa

n D

ukun

- B

idan

% m

onev

kem

itraa

n B

idan

-Duk

un%

Duk

un y

ang

mag

ang

di P

olin

des

% P

emen

uhan

aks

es y

anke

s mel

alui

GSI

/P4K

Pedo

man

Ruj

ukan

SPK

ibu

ham

il de

ngan

gan

ggua

n gi

ziPe

dom

an K

NJu

klak

Pem

etaa

n B

umil

Pera

tura

n Pe

ngad

aan

Sara

na

KIP

/K d

an A

BPK

KB

Man

ajem

en P

rogr

am K

B

Pedo

man

Aud

it M

edik

Pedo

man

AM

P

PWS

KIA

Pera

tura

n Pe

ngad

aan

Sara

naPe

dom

an P

enyu

luha

nPe

dom

an P

MTC

T Pe

dom

an K

emitr

aan

Duk

un-B

idan

Mon

ev K

emitr

aan

Bid

an-D

ukun

Pedo

man

Kem

itraa

nB

idan

-Duk

un

Prog

ram

GSI

/P4K

Lua

ran

1 b:

Pela

yana

n ob

stetri

dan

neo

nata

l em

erge

nsi d

asar

(PO

NED

)• P

erte

mua

n pe

ngka

jian,

sel

eksi

dan

pen

gem

bang

an

Pusk

esm

as P

ON

ED

• Pen

empa

tan

tena

ga P

ON

ED d

i Pus

kesm

as

• Pel

atih

an k

linik

PO

NED

• M

agan

g PO

NED

bag

i Tim

Med

ik P

uske

smas

• Pen

gada

an p

eral

atan

PO

NED

• Bim

bing

an te

knis

pel

ayan

an K

IBB

LA P

uske

smas

ole

h Sp

OG

dan

SpA

• S

uper

visi

fasi

litat

if pa

scap

elat

ihan

klin

is p

elay

anan

K

IBB

LA

% P

KM

yan

g te

rsel

eksi

utk

PO

NED

% P

enem

pata

n na

kes d

i PK

M P

ON

ED

% P

etug

as te

rlatih

PO

NED

% P

etug

as m

agan

g PO

NED

% P

emen

uhan

ala

t ter

hada

p sta

ndar

keb

utuh

an

% P

KM

PO

NED

yan

g m

enda

pat B

inte

k

% S

F pa

scap

elat

ihan

KIB

BLA

Pedo

man

Man

ajem

en P

KM

PO

NED

Pera

tura

n pe

ngan

gkat

an d

an p

enem

-pa

tan

pega

wai

Pake

t Pel

atih

an P

ON

EDPe

ratu

ran

Peng

adaa

n Sa

rana

Pedo

man

Bin

tek

Yan

KIB

BLA

Sp

OG

/SpA

Supe

rvis

i Fas

ilita

tif

84 – DTPS-KIBBLA

STR

ATE

GI &

LU

AR

AN

KE

GIA

TAN

IND

IKAT

OR

PED

OM

AN

/ M

OD

UL

PEN

’JA

WA

BL

uara

n 1

c:Pe

laya

nan

Obe

tetri

Neo

nata

l Em

erge

nsi K

ompr

ehen

sif

(PO

NEK

) di R

umah

Sak

it ka

bupa

ten/

kota

• Pen

empa

tan

tena

ga k

eseh

atan

pen

yele

ngga

ra P

ON

EK• P

enga

daan

per

alat

an P

ON

EK• P

enga

daan

oba

t dan

bah

an h

abis

pak

ai• P

elat

ihan

PO

NEK

bag

i ten

aga

RS

• Pen

cega

han

dan

pena

nggu

lang

an in

feks

i • J

amin

an fu

ngsi

uni

t ban

k da

rah

RS

• Pen

gada

an p

eral

atan

ban

k da

rah

• P

enye

diaa

n te

naga

labo

rato

rium

ban

k da

rah

• Pel

atih

an te

knis

bag

i pet

ugas

ban

k da

rah

% P

enem

pata

n na

kes P

ON

EK th

d ke

butu

han

% p

enga

daan

thd

kebu

tuha

n al

at/o

bat

% N

akes

mam

pu P

ON

EK th

d sta

ndar

keb

utuh

an%

Infe

ksi y

ang

dapa

t dic

egah

/tang

gula

ngi

% R

S K

ab/K

ota

dgn

Ban

k D

arah

yg

aktif

Pera

tura

n pe

ngan

gkat

an d

an p

enem

-pa

tan

pega

wai

Pera

tura

n Pe

ngad

aan

Sara

naPa

ket P

elat

ihan

PO

NEK

Pedo

man

Pen

cega

han

Infe

ksi

Man

lak

Ban

k D

arah

Lua

ran

2:Pe

laya

nan

keha

mila

n, p

er-

salin

an d

an n

ifas o

leh

petu

gas

kese

hata

n

• Per

tem

uan

eval

uasi

kine

rja b

idan

dal

am p

elay

anan

KIB

BLA

• Per

tem

uan

kajia

n ke

butu

han

pela

tihan

tena

ga k

eseh

atan

K

IBB

LA• P

erte

mua

n ka

jian

kebu

tuha

n te

naga

unt

uk p

elay

anan

K

IBB

LA• P

engu

mpu

lan

dan

anal

isis

dat

a K

IBB

LA

• Per

tem

uan

pem

baha

san

PWS

KIA

• Per

tem

uan

anal

isis

dat

a da

n m

anaj

emen

KIB

BLA

• Lok

akar

ya P

eren

cana

an b

erba

sis k

iner

ja D

TPS-

KIBB

LA• E

valu

asi p

elak

sana

an p

rogr

am K

IBB

LA (e

valu

asi p

aruh

ta

hun

dan

akhi

r tah

un)

% B

idan

dgn

kin

erja

stan

dar K

IBB

LA

% K

ajia

n &

renc

ana

pela

tihan

dan

keb

utuh

an

tena

ga K

IBB

LA

% P

engu

mpu

lan

& a

nalis

is d

ata

thd

targ

et%

per

tem

uan

yang

ber

dam

pak

pada

kua

litas

PW

S K

IA%

per

tem

uan

yg b

erda

mpa

k pa

da p

erba

ikan

m

anaj

emen

KIB

BLA

% p

enye

lesa

ian

RK D

TPS-

KIB

BLA

Kab

/Kot

a

% p

erba

ikan

dan

kel

angs

unga

n p

rogr

am

KIB

BLA

mel

alui

keg

iata

n ev

alua

si

Pem

anta

uan

Kin

erja

Bid

an

Pedo

man

Ana

lisis

Dat

a K

IBB

LA

Pedo

man

PW

S K

IAPe

dom

an A

nalis

is D

ata

KIB

BLA

Pedo

man

DTP

S-K

IBB

LA

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 85

STR

ATE

GI &

LU

AR

AN

KE

GIA

TAN

IND

IKAT

OR

PED

OM

AN

/ M

OD

UL

PEN

’JA

WA

BSt

rate

gi 2

: Mem

bang

un k

emitr

aan

dan

kerj

asam

a lin

tas p

rogr

am, l

inta

s sek

tor

dan

mitr

a te

rkai

t lai

nnya

unt

uk a

dvok

asi k

oord

inas

i per

enca

naan

dan

keg

iata

n pr

ogra

m M

PS

sert

a m

enin

gkat

kan

sum

berd

aya

yang

ters

edia

Lua

ran

1:K

emitr

aan

pere

ncan

aan

pela

ksan

aan

prog

ram

KIB

BLA

• Sos

ialis

asi p

rogr

am K

IBB

LA m

ultip

ihak

.

• Per

tem

uan

koor

dina

si M

PS d

i kab

upat

en

• Rev

iew

pel

aksa

naan

pro

gram

KIB

BLA

kab

upat

en/k

ota

• Mem

bent

uk P

2KP

• Pel

atih

an S

DM

kes

ehat

an te

ntan

g C

ontr

acep

tive

Tech

-no

logy

Upd

ate

(CTU

)

• Pel

atih

an ad

voka

si pr

ogra

m K

IBBL

A da

n pe

ngan

ggar

anny

a• A

dvok

asi k

epad

a st

akeh

olde

r ten

tang

pro

gram

kes

ehat

an

ibu

dan

bayi

bar

u la

hir u

ntuk

men

dapa

tkan

prio

ritas

di

kabu

pate

n/ko

ta

• Pen

anga

nan

Bum

il K

EK• P

elay

anan

AN

C d

enga

n m

ener

apka

n bu

ku p

edom

an

AN

C b

erku

alita

s (A

NC

+PM

TCT,

mal

aria

, TB

C)

• Pen

anga

nan

kasu

s mal

aria

• Pen

anga

nan

kasu

s TB

C• I

mun

isas

i TT

• Pen

yulu

han

PMS

and

HIV

/AID

S ol

eh te

naga

kes

ehat

an

% L

P/LS

/mitr

a ya

ng m

emah

ami p

rogr

am

KIB

BLA

% ti

ngka

t kor

dina

si LS

/LP/

mitr

a upa

ya K

IBBL

A

mel

alui

MPS

% k

eber

hasil

an p

elak

sana

an k

egia

tan

KIB

BLA

te

rhad

ap p

eren

cana

an.

% P

2KP

aktif

terh

adap

jum

lah

kabu

pate

n

% p

etug

as m

ampu

CTU

terh

adap

jum

lah

petu

gas u

nit K

B%

pet

ugas

mam

pu a

dova

ksi p

rog.

& a

ngga

ran

KIB

BLA

thd

jum

lah

staf

sung

ram

% st

rake

hold

er k

ab/ k

ota

yang

mem

prio

ritas

-ka

n K

IBB

LA%

per

baik

an B

umil

KEK

mel

alui

upa

ya p

en-

jarin

gan

risti

bum

il de

ngan

LIL

A.

% c

akup

an A

NC

terf

okus

mel

alui

upa

ya L

P

% p

ence

gaha

n da

n pe

nang

anan

Bum

il de

ngan

m

asal

ah m

elal

ui u

paya

LP/

LS

Stra

tegi

Nas

iona

l MPS

Pand

uan

Pem

bent

ukan

P2K

P/S

Pake

t Pel

atih

an K

B (C

TU U

pdat

e)

Pedo

man

Adv

okas

i KIB

BLA

Pedo

man

Per

baik

an G

izi I

bu H

amil

Pedo

man

AN

C T

erfo

kus

Pena

ngan

an te

rpad

u B

umil

(KEK

, M

alar

ia, T

BC

, PM

S &

HIV

/AID

S da

n im

unis

asi)

Lua

ran

2:K

erja

sam

a de

ngan

BK

KB

N• P

enye

diaa

n te

naga

kon

selo

r KB

• Ker

jasa

ma

linta

s se

ktor

dal

am p

enye

diaa

n te

naga

pe

laya

nan

KB

• Kaj

ian

man

diri

terh

adap

kua

litas

pel

ayan

an K

B

• Pel

atih

an p

enin

gkat

an m

anaj

emen

pel

ayan

an K

B d

i fa

silit

as p

elay

anan

kes

ehat

an k

abup

aten

/kot

a• P

embe

ntuk

an ti

m fa

silit

ator

kab

upat

en/k

ota

untu

k p

eng-

guna

an A

lat B

antu

Pen

gam

bila

n K

eput

usan

KB

(AB

PK)

• Pel

atih

an p

etug

as u

ntuk

pen

ggun

aan

AB

PK.

• Pem

bina

an to

koh

dan

kade

r mas

yara

kat t

enta

ng p

rogr

am K

B

% k

onse

lor K

B th

d ju

mla

h pe

tuga

s KB

% p

emen

uhan

keb

utuh

an te

naga

pel

aksa

na

KB

seca

ra L

P/LS

% p

erba

ikan

kua

litas

pel

ayan

an K

B m

elal

ui

upay

a ka

jian

man

diri

% p

etug

as m

ampu

laks

ana

man

ajem

en

pela

yana

n K

B%

fasi

litat

or A

BPK

KB

thd

std

kebu

tuha

n di

ka

bupa

ten/

Kot

a%

kon

delo

r mam

pu la

ksan

a AB

PK d

lm sa

tu

kelo

mpo

k ps

t plth

n%

Tom

a da

n K

ader

seba

gai a

dvok

ator

KB

KIP

/K K

BPe

ratu

ran

Peng

adaa

n te

naga

pe

laks

ana

KB

Pedo

man

Bak

u K

linik

KB

Stan

dar M

anaj

emen

Pel

ayan

an K

BPa

ket P

elat

ihan

Fas

ilita

tor A

BPK

Pake

t Pel

atih

an K

onse

lor u

tk A

BPK

M

ater

i Pro

gram

KB

bag

i Tom

a da

n K

ader

86 – DTPS-KIBBLA

STR

ATE

GI &

LU

AR

AN

KE

GIA

TAN

IND

IKAT

OR

PED

OM

AN

/ M

OD

UL

PEN

’JA

WA

BL

uara

n 3:

Ker

jasa

ma

deng

an d

ukun

ba

yi:

• Orie

ntas

i kem

itraa

n du

kun-

bida

n da

lam

KIB

BLA

• Sos

ialis

asi k

egia

tan

dasa

wis

ma

bagi

duk

un• P

enyu

luha

n pe

ran

duku

n ba

yi d

alam

KIB

BLA

teru

tam

a pe

ngen

alan

mas

alah

dan

alu

r ruj

ukan

% B

idan

& D

ukun

yg

mem

aham

i kon

sep

kem

itraa

n%

Duk

un y

g pa

ham

kon

sep

Das

a W

ism

a%

Duk

un y

g pa

ham

pro

gram

KIB

BLA

, te

rmas

uk m

asal

ah d

an a

lur r

ujuk

an

Pedo

man

Kem

itraa

n B

idan

-Duk

unPe

dom

an K

egia

tan

Das

a W

ism

aM

ater

i Pen

yulu

han

Prog

ram

KIB

-B

LA

Lua

ran

4:K

emitr

aan

deng

an se

ktor

sw

asta

dan

Lem

baga

Sw

a-da

ya M

asya

raka

t (LS

M)

• Pem

bent

ukan

am

bula

ns d

esa

mel

alui

per

tem

uan

desa

• Mem

buat

per

atur

an d

esa

tent

ang

KIB

BLA

(ter

mas

uk

kom

ite k

eseh

atan

des

a, ta

bulin

, das

olin

, dsb

)• P

enyu

luha

n ke

ham

ilan

risik

o tin

ggi (

term

asuk

PM

S da

n H

IV/A

IDS)

% d

esa

yg m

emili

ki a

mbu

lans

des

a%

des

a yg

mem

iliki

Per

des K

IBB

LA

% k

elua

rga/

ibu

yg m

enge

rti k

eham

ilan

Ris

ti

Pedo

man

Pem

bent

ukan

Am

bula

ns

Des

aPe

dom

an P

enyu

suna

n Pe

rdes

Mat

eri P

enyu

luha

n K

eham

ilan

Ris

ti

Lua

ran

5:K

emitr

aan

deng

an o

rgan

isas

i pr

ofes

i• P

embe

ntuk

an P

usat

Pel

atih

an K

linik

Sek

unde

r (Pr

ovin

si)

dan

Prim

er (K

abup

aten

)• K

emitr

aan

jarin

gan

pelay

anan

KIB

BLA

deng

an B

idan

Deli

ma

• Per

tem

uan

berk

ala

KIB

BLA

den

gan

orga

nisa

si p

rofe

si d

i tin

gkat

kab

upat

en/k

ota

% p

embe

ntuk

an P

2KS/

P se

baga

i has

il ke

r-ja

sam

a dg

n O

rg. P

rofe

si

% p

enin

gkat

an a

kses

dan

kua

litas

KIB

BLA

ha

sil k

emitr

aan

deng

an B

D

% p

eren

cana

an d

an p

elak

sana

an p

rog.

KIB

-BL

A

Pedo

man

Pem

bent

ukan

P2K

S/P

Petu

njuk

Pen

yedi

aan

Pela

yana

n m

elal

ui M

ekan

ism

eKem

itraa

n M

AN

LAK

STR

ATEG

I PR

OG

RA

M

KIB

BLA

Prog

ram

KIB

BLA

Lua

ran

6:K

erja

sam

a de

ngan

Pal

ang

Mer

ah In

done

sia

• Mem

bent

uk/m

emfu

ngsi

kan

Uni

t Tra

nsfu

si D

arah

dan

B

ank

Dar

ah• M

embu

at P

rose

dur K

erja

Tet

ap (p

rota

p) p

enge

lola

an

dara

h da

n pr

oduk

dar

ah• P

enye

diaa

n pe

rala

tan

trans

fusi

dar

ah• I

dent

ifika

si g

olan

gan

dara

h ib

u ha

mil

• Ide

ntifi

kasi

cal

on d

onor

bag

i ibu

ham

il –

bers

alin

yan

g m

embu

tuhk

an

% U

TD d

an B

ank

Dar

ah y

ang

berf

ungs

i sbg

ha

sil k

erja

sam

a dg

n PM

I%

pen

yele

saia

n Pr

otap

pen

gelo

laan

dar

ah d

an

prod

ukny

a%

kel

engk

apan

per

alat

an tr

ansf

usi

% id

entifi

kasi

gol

. dar

ah B

umil

di d

esa

% id

entifi

kasi

gol

. dar

ah d

onor

di d

esa

Pedo

man

Ker

ja U

TD d

an B

ank

Dar

ahPe

dom

an P

edom

an P

4K

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 87

STR

ATE

GI &

LU

AR

AN

KE

GIA

TAN

IND

IKAT

OR

PED

OM

AN

/ M

OD

UL

PEN

’JA

WA

BSt

rate

gi 3

: Men

doro

ng p

embe

rday

aan

wani

ta d

an k

eluar

ga m

elalu

i pen

ingk

atan

pen

geta

huan

unt

uk m

enja

min

per

wuju

dan

peril

aku

seha

t dan

pem

anfa

aata

n pe

laya

nan

kese

hata

n ib

u da

n ba

yiL

uara

n 1:

Ket

erlib

atan

suam

i sia

ga• P

enyu

luha

n “S

uam

i Sia

ga”

dan

P4K

di d

alam

pes

an

MPS

kep

ada

mas

yara

kat

• Mem

buat

leafl

et p

oste

r ten

tang

pes

an M

PS

• Sos

ialis

asi M

PR-M

PS• P

enyu

luha

n pe

ngen

alan

tand

a ba

haya

obs

tetri

& n

eona

tal

• Sos

ialis

asi b

uku

KIA

(buk

u JI

CA

)

• Pel

atih

an K

IP/K

dan

Per

enca

naan

Per

salin

an u

ntuk

op

timal

isas

i pen

ggun

aan

buku

KIA

• Pen

yulu

hann

tent

ang

PMS

– H

IV/A

IDS

• Pen

yulu

han

tent

ang

pent

ingn

ya d

ukun

gan

(term

asuk

ke

ters

edia

an d

ana

dan

tang

gap

gaw

atda

rura

t) da

ri su

ami/

kelu

arga

sela

ma

keha

mila

n, p

ersa

linan

dan

nifa

s• P

enyu

luha

n pe

ran

suam

i di d

alam

pro

gram

KB

, ter

mas

uk

KB

pas

cape

rsal

inan

dan

pas

cake

gugu

ran

% su

ami y

g pa

ham

per

anny

a dl

m K

IBB

LA

% a

kura

si p

esan

MPS

dal

am le

aflet

%

mitr

a/m

asya

raka

t yg

mem

aham

i MPS

% m

itra/

mas

yara

kat y

g m

emah

ami G

DO

N%

Buk

u K

epem

ilika

n B

uku

KIA

pad

a B

umil

/B

ulin

/Buf

as%

pet

ugas

mam

pu la

ksan

a K

IP/K

dan

Per

en-

cana

an P

ersa

linan

% p

emah

aman

suam

i ttg

PM

S –

HIV

/AID

S%

kes

iapa

n da

na d

an ta

ngga

p ga

wat

-dar

urat

ba

gi ib

u da

ri su

ami/k

elua

rga

% d

ukun

gan

suam

i dal

am p

rogr

am K

B d

lm

sew

ilaya

h

Pedo

man

Ped

oman

P4K

Pedo

man

Pro

mke

s MPS

Pedo

man

MPR

-MPS

Pedo

man

Det

eksi

Tan

da B

ahay

a ba

gi M

asya

raka

t B

uku

KIA

Buk

u K

IP/K

& K

IAPe

dom

an P

enyu

luha

n PM

S –

HIV

/A

IDS

Pedo

man

P4K

dan

Sua

mi S

iaga

Lua

ran

2:Pe

ran

aktif

kel

uarg

a da

lam

m

enja

min

pel

ayan

an y

ang

adek

uat

• Pen

yulu

han

tent

ang

buda

ya h

idup

seha

t dan

pel

ayan

an

berk

ualit

as b

agi k

elua

rga

• Pen

yulu

han

kese

hata

n ib

u ha

mil

dari

kelu

arga

kur

ang

mam

pu

% k

elua

rga

paha

m k

ualit

as p

elay

anan

% a

kses

pel

ayan

an a

deku

at y

g di

duku

ng

Ask

eski

n

Pedo

man

Pem

berd

ayaa

n K

elua

rga

Pedo

man

Ask

eski

n

Lua

ran

3:Pe

man

taua

n ku

alita

s pe-

laya

nan

kese

hata

n ib

u da

n ba

yi b

aru

lahi

r ole

h ke

lom

pok

wan

ita

• Pen

yulu

han

hak

pere

mpu

an d

alam

repr

oduk

si• P

enyu

luha

n p

emah

aman

kes

ehat

an ib

u da

n ba

yi b

aru

lahi

r kep

ada

orga

nisa

si w

anita

• P

enyu

luha

n A

SI E

kskl

usif

dan

Nut

risi T

umbu

h K

em-

bang

mel

alui

pel

ayan

an b

erm

utu

bagi

per

empu

an d

an

kelu

arga

• Men

ingk

atka

n ku

alita

s pel

ayan

an K

IBB

LA b

erku

alita

s m

elal

ui si

stem

pel

ayan

an k

eseh

atan

% p

erem

puan

dlm

wila

yah

terte

ntu

yg m

ema-

ham

i hak

repr

oduk

si%

org

. wan

ita d

lm su

atu

wila

yah

yang

mem

a-ha

mi h

ak re

prod

uksi

%

kel

uarg

a di

dal

am su

atu

wila

yah

paha

m

nutri

si d

an tu

mbu

h ke

mba

ng m

elal

ui

pela

yana

n be

rmut

u%

pel

ayan

an K

IBB

LA b

erku

alita

s di f

aske

s dl

m su

atu

wila

yah

Mat

eri H

ak R

epro

duks

iM

ater

i Nut

risi d

an T

umbu

h K

em-

bang

Mat

eri P

rogr

am K

IBB

LA &

Kua

li-ta

s Pel

ayan

an

88 – DTPS-KIBBLA

STR

ATE

GI &

LU

AR

AN

KE

GIA

TAN

IND

IKAT

OR

PED

OM

AN

/ M

OD

UL

PEN

’JA

WA

BSt

rate

gi 4

: Men

doro

ng k

eter

libat

an m

asya

raka

t dan

men

jam

in p

enye

diaa

n da

n pe

man

faat

an p

elay

anan

kes

ehat

an ib

u da

n ba

yiL

uara

n 1:

Ger

akan

Say

ang

Ibu

• Per

tem

uan

eval

uasi

pen

yulu

han

MPS

mel

alui

GSI

ata

u Pe

dom

an P

4K• M

embu

at le

aflet

tent

ang

4 Te

rlalu

dan

3 T

erla

mba

t• P

enyu

luha

n te

ntan

g 4

Terla

lu d

an 3

Ter

lam

bat

• Mem

buat

/mem

bang

un R

umah

Tun

ggu

Saya

ng Ib

u un

tuk

daer

ah te

rpen

cil

• Pem

bent

ukan

kel

ompo

k pe

mer

hati

dan

pem

berd

ayaa

n pe

rem

puan

dan

kel

uarg

a• P

enyu

luha

n ke

seha

tan

ibu

dan

bayi

bar

u la

hir k

epad

a to

koh

dan

kade

r kes

ehat

an• P

enyu

luha

n te

ntan

g pe

ntin

gnya

tabu

lin d

alam

men

gata

si

biay

a pe

laya

nan

• Pel

atih

an fa

silit

ator

- bi

dan

dala

m p

elak

sana

an P

4K• P

erte

mua

n te

ntan

g op

eras

iona

l P4K

men

duku

ng d

alam

te

rben

tukn

ya T

abul

in, A

mbu

lans

Des

a, c

alon

don

or d

arah

(m

inim

al 4

kal

i set

ahun

)

% m

asya

raka

t yan

g m

emah

ami d

an b

erpe

ran

dala

m M

PS%

aku

rasi

pes

an 4

T da

n 3

T dl

m le

aflet

% m

asya

raka

t dlm

suat

u w

ilaya

h ya

ng p

aham

4T

dan

3T

% R

umah

Tun

ggu

SI d

i dae

rah

terp

enci

l

% k

elom

pok

pem

erha

ti da

n pe

mbe

rday

aan

pere

mpu

an d

i sua

tu w

ilaya

h%

Tom

a da

n K

ader

yg

paha

m K

IBB

LA

% d

esa

deng

an ta

bulin

/das

olin

% b

idan

fasi

litat

or P

4K d

i des

a/ka

b/ko

ta%

Tab

ulin

, Am

bula

ns D

esa,

Don

or D

arah

dsb

dr

hsl

per

tem

uan

ope

rasi

onal

P4K

Man

lak

Stra

tegi

Pro

gram

KIB

-B

LA(*

MPS

-SIG

)Pe

dom

an P

4KM

PR-M

PSPr

omke

s MPS

Pedo

man

Rum

ah T

ungg

uH

ak R

epro

duks

iM

anla

k St

rate

gi P

rogr

am K

IBB

LAPe

dom

an P

4K

Lua

ran

2:Ta

nggu

ng ja

wab

mas

yara

kat

tent

ang

KIB

BLA

• Pen

yulu

han

tent

ang

tang

gung

-jaw

ab m

asya

raka

t dal

am

penc

egah

an k

emat

ian

pada

ibu,

BB

L da

n A

nak

Bal

ita• M

embu

at le

aflet

tent

ang

peny

ebab

dan

upa

ya m

enan

g-gu

lang

i kem

atia

n ib

u, B

BL

dan

Ana

k B

alita

• Pem

bent

ukan

dan

pel

aksa

naan

Kel

ompo

k Pe

min

at K

IB-

BLA

dan

Kel

ompo

k K

erja

P4K

• Per

tem

uan

koor

dina

si d

an m

onito

ring

pela

ksan

aan

P4K

tin

gkat

kab

upat

en• P

erte

mua

n so

sial

isas

i P4K

ting

kat k

ecam

atan

• Per

tem

uan

koor

dina

si d

an m

onito

ring

pela

ksan

aan

P4K

tin

gkat

kec

amat

an• P

enyu

luha

n K

eseh

atan

Mas

yara

kat d

i Rum

ah S

akit

(PK

MR

S)• P

enda

ftara

n ca

lon

dono

r dar

ah• P

erte

mua

n K

omite

Kes

ehat

an K

abup

aten

/Kot

a te

ntan

g pe

rlind

unga

n ko

nsum

en d

an p

etug

as k

eseh

atan

• Per

tem

uan

mus

yaw

arah

des

a un

tuk

men

ingk

atka

n ak

ses

dan

kual

itas p

elay

anan

KIB

BLA

di t

ingk

at d

esa

• Per

tem

uan

linta

s sek

tor (

pers

yara

tan

pela

yana

n ba

gi

mas

yara

kat m

iski

n)

% p

eran

serta

mas

y. d

lm u

paya

pen

cega

han

kem

atia

n ib

u/B

BL/

Ana

k B

alita

% a

kura

si p

esan

upa

ya p

ence

gaha

n

kem

atia

n ib

u/B

BL/

Ana

k A

nak

Bal

ita

% k

elom

pok

pem

inat

KIB

BLA

dan

Pok

ja

P4K

% e

valu

asi d

an re

kom

enda

si p

elak

sana

an

P4K

di k

ab/k

ota

% p

eham

anan

Sta

f Kec

amat

an &

Kad

es tt

g P4

K%

eva

luas

i dan

reko

men

dasi

plk

sn P

4K d

i kec

% k

elua

rga/

pasi

en y

ang

men

dapa

t pen

yulu

-ha

n K

IBB

LA d

i Rum

ah S

akit

% a

nggo

ta m

asy.

yg

men

dafta

r sbg

don

or

% p

enan

ggul

anga

n ke

luha

n ko

nsum

en d

an

petu

gas t

erka

it K

IBB

LA

% p

enin

gkat

an a

kses

dan

kua

litas

yan

kes h

sl

mus

yaw

arah

des

a%

mas

y/ke

luar

ga y

g pa

ham

syar

at b

antu

an

pela

yana

n ba

gi m

asya

raka

t mis

kin

Pedo

man

P4K

Pedo

man

Pem

anta

uan

dan

Peny

e-lia

an P

rogr

am K

eseh

atan

Ibu

dan

Bay

i Bar

u La

hir

Pedo

man

PK

MR

SPe

dom

an P

4KPe

dom

an P

4KPe

dom

an P

elak

sana

an Ja

min

an

Kes

ehat

an M

asya

raka

t (M

anla

k Ja

mke

smas

)

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 89

Lua

ran

3:Pe

man

taua

n pe

laya

nan

KIB

-B

LA o

leh

mas

yara

kat

• Per

tem

uan

kerja

sam

a da

lam

pem

anta

uan

kual

itas p

e-la

yana

n ol

eh m

asya

raka

t• S

osia

lisas

i AM

P ke

pada

kel

ompo

k m

asya

raka

t

% k

erja

sam

a da

lam

pem

anta

uan

kual

itas

pela

yana

n%

mas

y/ke

luar

ga y

g pa

ham

man

faat

AM

P

Man

lak

Stra

tegi

Pro

gram

KIB

BLA

Pedo

man

AM

P

Lua

ran

4:A

sesm

en k

egia

tan

ter-

baik

dik

ab/k

ota

oleh

GSI

/M

asya

raka

t SiA

Ga

• Ren

cana

pen

gem

bang

an m

anfa

at G

SI/M

asya

raka

t SiA

Ga

ke k

abup

aten

/kot

a la

inny

a• M

eren

cana

kan

prog

ram

KIB

BLA

ting

kat k

ecam

atan

desa

prio

ritas

, ter

utam

a m

asya

raka

t mis

kin

% d

esa/

kab/

kota

bar

u dg

n G

SI/P

4K%

renc

ana

KIB

BLA

yg

men

yent

uh m

asy.

te

rpen

cil d

an m

iski

n tin

gkat

kec

amat

an

dan

desa

Pedo

man

GSI

/P4K

Man

lak

Stra

tegi

Pro

gram

KIB

BLA

90 – DTPS-KIBBLA

Lam

pira

n 8

Tab

el S

trat

egi,

Luar

an, K

egia

tan,

Indi

kato

r un

tuk

Pro

gram

Kes

ehat

an

Bay

i dan

Ana

k B

alita

Stra

tegi

1: M

enin

gkat

kan

akse

s pe

laya

nan

kese

hata

n b

ayi b

aru

lahi

r, b

ayi d

an a

nak

bal

ita

Luar

an :

Men

ingk

atny

a ak

ses

pela

yana

n ke

seha

tan

bag

i bay

i bar

u la

hir,

bay

i dan

ana

k b

alita

Keg

iata

nIn

dika

tor

Pedo

man

/M

odul

Pena

nggu

ng ja

wab

12

34

Pener

apan

– A

suhan

Per

salin

an N

orm

al –

Inis

iasi

1

. M

enyu

su D

ini (

IMD

), im

unis

asi,

man

ajem

en a

sfik

-si

a –

men

geri

ngk

an d

an m

engh

anga

tkan

, as

uhan

ko

nta

k ku

lit k

e ku

lit,d

an k

egia

tan b

erka

itan

den

gan

per

tolo

nga

n p

ersa

linan

ter

ampil

% L

inak

es%

Bay

i men

dap

at A

SI se

gera

(IM

D)

% B

ayi d

iimunis

asi H

BO

% B

ayi d

iber

i Vit K

inje

ksi.

% B

ayi a

sfik

sia

yang

dir

awat

ses

uai

st

andar

APN

Pedom

an T

eknis

pem

ber

ian

Vitam

in K

1M

anaj

emen

Asf

iksi

a B

BL

untu

k b

idan

des

a

Ka.

Pusk

esm

as /

Bid

an

Pusk

esm

as /

des

a

2. K

unju

nga

n N

eonat

al 1

(K

N1

) dan

2 (

KN

2)

ser

ta r

uju

-ka

n b

ayi s

akit

% K

N1

dan

% K

N2

% B

ayi d

iimunis

asi B

CG

%

Bay

i sak

it d

iruju

k

Pedom

an T

eknis

Neo

nat

al

Ese

nsi

alB

idan

Pusk

esm

asB

idan

di d

esa

Bid

an P

rakt

ek S

was

ta

Pela

yanan

den

gan m

ener

apka

n M

anaj

emen

Ter

pad

u

3.

Bal

ita

Sak

it (

MTB

S)

: B

BLR

, pel

ayan

an p

ence

gahan

dan

pen

anga

nan

pen

yaki

t in

feks

i(dia

re, IS

PA, de-

mam

ber

dar

ah, m

alar

ia, dll

.

% b

ayi B

BLR

yan

g dir

awat

ses

uai

st

andar

MTB

M –

MTB

SM

anaj

emen

BB

LR u

ntu

k b

idan

des

aPO

NED

PO

NEK

Dokt

er P

usk

esm

as

Kunju

nga

n (

pel

ayan

an)

bay

i dan

anak

bal

ita

den

gan

4.

resi

ko t

ingg

i, pen

yaki

t kr

onis

, pen

yaki

t ak

ut

ber

u-

lang

dan

kura

ng

atau

tid

ak m

endap

atka

n p

elay

anan

ke

sehat

an

% b

ayi d

an a

nak

Bal

ita

yang

men

da-

pat

kan k

unju

nga

n p

elay

anan

m

inim

al 4

kal

i /ta

hun

% b

ayi m

endap

at A

SI ek

sklu

sif

MTB

M-M

TBS

PWS K

IAFo

rm p

enja

ringa

n R

esti

Latihan

man

ajem

en la

ktas

i (4

0 jam

)

Dokt

er P

usk

esm

asPe

raw

at P

usk

esm

as

5. K

unju

nga

n (

pel

ayan

an)

pet

uga

s Pu

skes

mas

ke

la

pan

gan u

ntu

k m

elak

sanak

an S

tim

ula

si,D

etek

si d

an

Inte

rven

si D

ini T

um

buh K

emb

ang

(SD

IDTK

) b

alita

% a

nak

den

gan k

eter

lam

bat

an

per

kem

ban

gan

SD

IDTK

Pera

wat

Pusk

esm

asB

idan

Pusk

esm

as

6. Pe

ngo

bat

an r

utin k

ecac

inga

n%

bal

ita

yang

men

dap

atka

n p

engo

-b

atan

kec

acin

gan

Dokt

er P

usk

esm

as

7. Pe

laya

nan

imunis

asi l

engk

ap p

ada

bay

i dan

anak

b

alita

% d

esa

yang

men

capai

UC

I%

anak

< 1

tah

un s

udah

imunis

asi

cam

pak

MTB

SB

uku

reg

istr

asi d

esa

Petu

gas

imunis

asi

Bid

an d

ides

aB

idan

Pra

ktek

Sw

asta

8. Pe

laya

nan

kes

ehat

an a

kib

at lu

mpuh la

yu*

Penem

uan

kas

us

AFP

³ 2

/

10

0.0

00

pen

duduk

<15

thD

okt

er P

usk

esm

as

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 91

9. Pe

laca

kan b

alita

gizi

buru

k%

bal

ita

den

gan g

izi b

uru

kSD

IDTK

Man

ajem

en la

ktas

i (4

0 jam

)PO

NED

/K

Petu

gas

gisi

Pusk

esm

as

10

. Pe

nye

lengg

araa

n s

uple

men

tasi

zat

giz

i mik

ro d

i Pu

skes

mas

, P

osy

andu, Po

lindes

, Po

skes

des

dan

Po

skes

tren

Cak

upan

vit A

Pedom

an d

istr

ibusi

Vit A

Petu

gas

gizi

Pusk

esm

as

11

. Pe

laya

nan

per

awat

an g

izi b

uru

k di P

usk

esm

as R

awat

In

ap*

% b

ayi g

izi b

uru

k ya

ng

dir

awat

Dokt

er P

usk

esm

as

12

. Pe

mb

eria

n M

P A

SI 9

0 h

ari b

agi b

alita

Gak

in 6

– 2

4

bula

n y

ang

ber

at b

adan

nya

tid

ak n

aik

1 k

ali d

i des

a%

bal

ita

yang

nai

k b

erat

bad

annya

Petu

gas

gizi

Pusk

esm

as

13

. Pe

mb

eria

n t

amb

ahan

mak

an d

an v

itam

in u

ntu

k

kasu

s ku

rang

ener

gi p

rote

in (

KEP)

, an

emia

giz

i bes

i, ga

ngg

uan

aki

bat

kura

ng

yodiu

m (

GA

KY)

, ku

rang

vit.

A

dan

kek

ura

nga

n z

at g

izi m

ikro

lain

nya

% b

alita

men

dap

atka

n P

MT

Petu

gas

gizi

Pusk

esm

as

14

. R

uju

kan k

asus

gizi

buru

k ke

rum

ah s

akit*

% k

asus

gizi

buru

k ya

ng

dir

uju

kJa

mke

smas

/ A

skes

kin

Dokt

er P

usk

esm

asPe

tuga

s gi

zi P

usk

esm

as

15

. R

uju

kan n

eonat

us,

bay

i dan

anak

bal

ita

saki

t –

ban

-tu

an b

iaya

ke

rum

ah s

akit

% b

ayi y

ang

dir

uju

k y

ang

men

dap

at

ban

tuan

bia

yaJa

mke

smas

/ A

skes

kin

Sta

f ke

uan

gan P

usk

esm

as

16

. Pe

laks

anaa

n p

eman

tauan

sta

tus

gizi

(PS

G)

ber

das

ar-

kan B

B/U

dik

ab/k

ota

Te

rsed

ia d

ata

men

genai

sta

tus

gizi

b

alita.

Stra

tegi

2: M

enin

gkat

kan

Kua

litas

pel

ayan

an k

eseh

atan

bay

i bar

u la

hir,

bay

i dan

ana

k b

alita

Luar

an: M

enin

gkat

nya

kual

itas

pela

yana

n b

agi b

ayi b

aru

lahi

r, b

ayi d

an a

nak

bal

ita

Pela

tihan

dan

pem

anta

uan

pas

ca p

elat

ihan

bag

i 1

. par

a pet

uga

s ke

sehat

an :

APN

•M

anaj

emen

Asf

iksi

a•

Man

ajem

en B

BLR

•Sta

rdar

dis

asi M

anaj

emen

Ter

pad

u B

alita

Sak

it

•(M

TBS)

SD

IDTK

•Ta

ta la

ksan

a gi

zi b

uru

k•

Pela

tihan

man

ajem

en la

ktas

i•

% jum

lah t

enag

a ya

ng

tela

h d

ilatih

APN

M

TBM

M

TBS

Man

ajem

en A

sfik

sia

BB

L untu

k b

idan

des

aM

anaj

emen

BB

LR u

ntu

k b

idan

des

a

Kep

ala

Din

as K

eseh

atan

2. Pe

latihan

Pojo

k G

izi t

enag

a Pu

skes

mas

% jum

lah t

enag

a ya

ng

tela

h d

ilatih

Sub

din

kes

KIA

3. Pe

latihan

ten

aga

vaks

inat

or

% jum

lah t

enag

a ya

ng

tela

h d

ilatih

Sub

din

PP

PL

4. Pe

latihan

ten

aga

pen

gelo

la v

aksi

nSet

iap P

usk

esm

as m

empunya

i te

nag

a pen

gelo

la v

aksi

n m

inim

al

2 o

rang

Sub

din

PP

PL

92 – DTPS-KIBBLA

5. Pe

latihan

konse

lor

ASI ek

sklu

sif

dan

men

ysu d

ini

% B

idan

Pusk

esm

as d

an B

idan

did

esa

terl

atih

seb

agai

konse

lor

ASI ek

sklu

sif,

men

yusu

din

i

APN

Man

ajem

en la

ktas

i (4

0 jam

)Sub

din

KIA

6. Pe

latihan

ten

aga

pel

aksa

na

asuhan

giz

i Pusk

esm

as

dan

Posk

esdes

dal

am m

emb

erik

an p

elay

anan

giz

i ya

ng

mel

iputi t

ata

laks

ana

gizi

buru

k dan

konse

ling

men

yusu

i

% t

enag

a ya

ng

tela

h d

ilatih

Sub

din

kes

ber

kaitan

den

-ga

n g

izi

7. K

alak

arya

MTB

M- M

TBS b

agi b

idan

dan

per

awat

yan

g b

elum

dila

tih M

TBM

- MTB

S%

bid

an d

an p

eraw

at y

ang

tela

h

dila

tih

MTB

SK

epal

a D

inas

Kes

.

8. Pe

latihan

cal

on f

asili

tato

r/To

T M

TBS

Jum

lah f

asili

tato

r ya

ng

tela

h d

ilatih

pad

a se

tiap

kab

upat

en/k

ota

MTB

SSub

din

kes

Yanke

s

9. Pe

latihan

cal

on f

asili

tato

r SD

IDTT

K /

ToT

SD

IDTK

Jum

lah f

asili

tato

r ya

ng

tela

h d

ilatih

pad

a se

tiap

kab

upat

en/k

ota

Sub

din

Kes

ga

Stra

tegi

3:

men

ingk

atka

n pe

ngel

olaa

n pr

ogra

m k

eseh

atan

bay

i bar

u la

hir,

bay

i dan

ana

k b

alita

Luar

an: M

enin

gkat

nya

man

ajem

en p

rogr

am k

eseh

tan

bay

i bar

u la

hir,

bay

i dan

ana

k b

alita

1. Pe

latihan

Ped

om

an U

mum

Giz

i Sei

mb

ang

(PU

GS)

% t

enag

a Pu

skes

mas

yan

g te

lah

dila

tih P

UG

S p

ada

setiap

kab

u-

pat

en/k

ota

Sub

din

KIA

2. Pe

latihan

auto

psi

ver

bal

dan

audit k

emat

ian b

alita

% t

enag

a Pu

skes

mas

yan

g te

lah

dila

tih

Sub

din

KIA

3.

Pert

emuan

pen

yusu

nan

per

enca

naa

n d

an p

enga

ng-

gara

n p

rogr

am K

IBB

LA

Doku

men

per

enca

naa

n d

an p

en-

gangg

aran

pro

gram

KIB

BLA

(

has

il D

TPS 2

00

7)

DTP

S-2

00

7Pe

dom

an f

asili

tato

rK

epal

a D

inke

s

4.

Sosi

alis

asi d

an a

dvo

kasi

m

asal

ah /

pro

gram

KIB

BLA

.

Jum

lah p

erte

muan

den

gan s

take

-hold

erPe

ngu

atan

kap

asitaa

s A

d-

voka

si d

alam

issu

e K

IBB

LA.

Kep

ala

Din

kes

5.

Pert

emuan

dal

am k

erja

sam

a den

gan D

iknas

dan

B

KK

BN

dan

linta

s pro

gram

ter

kait d

alam

pen

erap

an

pen

gem

ban

gan d

an p

endid

ikan

anak

usi

a din

i

Jum

lah p

erte

muan

ker

ja s

ama

Kep

ala

Din

kes

6.

Audit k

emat

ian B

ayi /

Anak

Bal

ita

% k

emat

ian A

nak

Bal

ita

Kues

ioner

auto

psi

ver

bal

A

nak

Bal

ita

Sub

din

KIA

7.

Perb

aika

n s

iste

m p

enca

tata

n d

an p

elap

ora

n

yang

kom

pre

hen

sif

dan

ter

pad

u.

Ters

edia

nya

dat

a untu

k p

enen

tuan

ke

bija

kan /

per

enca

naa

n (

DTP

S

20

07

)

Form

at p

engu

mpula

n d

ata

untu

k D

TPS-2

00

7Sub

din

Per

enca

naa

n

8.

Men

ingk

atka

n s

iste

m p

elac

akan

, pen

cata

tan d

an

pel

apora

n k

esak

itan

dan

kem

atia

n p

ada

neo

nat

us,

b

ayi d

an a

nak

bal

ita

(oto

psi

ver

bal

dan

reg

istr

asi

kem

atia

n)

Ters

edia

nya

has

il pel

acak

an k

esak

i-ta

n d

an k

emat

ian b

alita

PWS K

IAPW

S G

izi

Sub

din

KIA

Pet

uga

s gi

zi

Pusk

esm

as.

Imunis

asi

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 93

9.

Super

visi

fas

ilita

tif

pel

ayan

an k

eseh

atan

bay

i dan

A

nak

Bal

ita

di P

usk

esm

asTe

rsed

ianya

rek

om

endas

i has

il su

-per

visi

min

imal

4 k

ali p

erta

hun

Super

visi

fas

ilita

tif

Sub

din

KIA

10

. M

onitori

ng

dan

eva

luas

i pro

gram

KIB

BLA

Te

rsed

ianya

has

il ev

aluas

i pel

aksa

n-

aan p

rogr

am K

IBB

LAK

epal

a D

inas

Sub

din

K

IA

11

. Pe

nga

daa

n o

bat

dan

per

bek

alan

kes

ehat

an b

ayi

bar

u la

hir

, b

ayi d

an A

nak

Bal

ita

*%

kuan

tita

s dan

kual

itas

ob

at y

ang

tela

h d

ised

iaka

nG

FK

12

. P

enga

daa

n a

lat

imunis

asi d

an v

aksi

n p

enya

kit

men

ula

rTe

rsed

ianya

va

ksin

/ p

erle

ngk

apan

im

unis

asi

di f

asili

tas

pel

ayan

anSub

din

PP

PL

Stra

tegi

4: M

enin

gkat

kan

pera

n se

rta

mas

yara

kat

dala

m p

emel

ihar

aan

kese

hata

n b

ayi b

aru

lahi

r, b

ayi d

an a

nak

bal

ita

Luar

an: M

enin

gkat

nya

kem

itraa

n de

ngan

sta

keho

lder

dan

pem

ber

daya

an k

elua

rga

dan

mas

yara

kat

dala

m p

eraw

atan

dan

pen

gena

lan

tand

a b

ahay

a pa

da

bay

i bar

u la

hir,

bay

i dan

ana

k b

alita

1.

Pela

tihan

buku

KIA

b

agi k

ader

kes

ehat

an%

kad

er k

eseh

atan

yan

g te

lah

dila

tih

Buku

KIA

Bid

an P

usk

esm

as

2.

2.

Pel

atih

an k

ader

dal

am p

eman

tauan

per

tum

buhan

dan

pen

dam

pin

gan k

asus

gizi

kura

ng/

buru

k dan

ka

dar

si d

ides

a si

aga

di P

usk

esm

as

% k

ader

kes

ehat

an y

ang

tela

h

dila

tih

Bah

an K

adar

ziPe

tuga

s gi

zi P

usk

esm

as

3.

Rev

ital

isas

i posy

andu

% p

osy

andu y

ang

tela

h d

ilaks

ana-

kan r

evital

isas

iPe

dom

an r

evital

isas

i Pos

Yandu

Sub

din

KIA

4.

Sosi

alis

asi b

uku

KIA

bag

i kel

uar

ga d

an m

asya

raka

t Ju

mla

h b

uku

KIA

yan

g dib

agka

n%

ibu h

amil

yang

men

erim

a b

uku

K

IA

Buku

KIA

Bid

an P

usk

esm

as

5.

Kem

itra

an b

idan

dan

duku

n d

alam

men

ingk

atka

n

akse

s per

awat

an b

ayi b

aru la

hir

% j

um

lah k

emitra

an p

eraw

atan

bay

i b

aru la

hir

Kep

ala

Pusk

esm

as

6.

Pela

ksan

aan S

MD

dan

MM

D K

adar

si d

i des

a si

aga

7.

Penyu

luhan

/K

IE P

rogr

am K

IBB

LAIn

isia

si

Men

yusu

Din

i /

ASI

eksk

lusi

f•

Buku

K

IA•

Man

faat

Im

unis

asi

•C

uci

tan

gan d

enga

n s

abun

•M

anfa

at o

ralit

•A

ir m

inum

am

an

Jum

lah p

enyu

luhan

ten

tang

: IM

D /

ASI

eksk

lusi

f, B

uku

KIA

, Im

unis

asi,

cuci

tan

gan d

enga

n s

abun,

man

faat

ora

lit

Buku

KIA

Buku

sak

u K

adar

ziPe

latihan

Kom

unik

asi P

erub

a-han

Per

ilaku

Modul c

uci

tan

gan u

ntu

k m

asya

raka

t.

Bid

an P

usk

esm

asPe

tuga

s gi

si P

usk

esm

asB

idan

di d

esa

8.

Penge

mb

anga

n d

esa

“ Sia

p A

nta

r Ja

ga”

(P4

K)

Jum

lah d

esa

“ Sia

p A

nta

r ja

ga”

ya

ng

terb

entu

kK

it D

esa

Sia

p A

nta

r Ja

gaK

epal

a D

inke

sK

epal

a Pu

skes

mas

Kep

ala

Des

a

Cat

atan

: K

egia

tan

den

gan t

anda

1.

* ad

alah

keg

iata

n y

ang

terc

antu

m p

ada

lam

pir

an P

erm

endag

ri N

o.

13

tah

un 2

00

6K

egia

tan d

enga

n h

uru

f te

bal

dan

mir

ing

adal

ah k

egia

tan y

ang

ber

kaitan

den

gan

2.

Evid

ence

Bas

ed I

nter

vent

ion

(EB

I)

94 – DTPS-KIBBLA

Lampiran 9

Alur Proses Perencanaan APBD

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 95

Lam

pira

n 1

0

Che

cklis

t M

onito

ring

Pen

gang

gara

n D

TPS

Tahu

n A

ngga

ran:

___

____

____

__K

abup

aten

/Kot

a: _

____

____

____

No

Jadw

alK

egia

tan

Dok

umen

Has

il K

egia

tan

Tind

ak k

orek

si(b

ila d

iper

luka

n)Pe

nang

gung

Jaw

ab

12

34

56

7

1M

aret

– A

pril

(Musr

enb

ang

kab

upat

en/

kota

)

Seb

elum

Mus

renb

ang

1.

: m

engg

abungk

an h

asil

DTP

S k

e R

enja

SK

PDSa

at M

usre

nban

g2

. :

Sosi

alis

asik

an p

rogr

am k

eseh

atan

ag

ar m

enja

di

pri

ori

tas

Doku

men

DTP

S

2.

Mei

(Pe

net

apan

pro

gram

ke

sehat

an m

endap

atka

n

pri

ori

tas

pad

a R

KPD

)

Pasc

a M

usre

nban

g Pa

stik

an a

gar

pro

gram

kes

ehat

an

men

dap

atka

n p

riori

tas

di R

KPD

Doku

men

M

usr

enb

ang

sekt

or

kese

hat

an

dan

sek

tor

terk

ait

3Ju

niPe

nya

mpai

an R

anca

nga

n

KU

A /

PPA

S

Lob

by

Panitia

Angg

aran

dan

D

PRD

aga

r pro

gram

kes

ehat

an (

term

asuk

KIB

BLA

) m

endap

atka

n p

riori

tas

pen

gangg

aran

Ren

ja R

KPD

dan

R

KPD

4A

gust

usPe

ngi

sian

form

at a

ngg

aran

R

KA

SK

PD t

erm

asuk

2.2

.1

Din

kes

men

yele

saik

an f

orm

at R

KA

SK

PD t

eruta

ma

form

at 2

.2.1

seb

agai

b

ahan

untu

k R

anper

da

APB

D d

an

bah

an u

ntu

k Pe

tunju

k O

per

asio

nal

Form

at R

KA

-SK

PD

(2.2

.1)

Form

at

RK

A-S

KPD

(2

.2.1

)

5Se

ptem

ber

Kep

utu

san R

anper

da

Ka.

Dae

rah/

DPR

D

Lob

by

Panitia

Angg

aran

dan

D

PRD

Kom

pila

si R

KA

-SK

PD (

form

at

angg

aran

)

6D

esem

ber

Perd

a A

PBD

Din

kes

men

yusu

n d

raft

Pet

unju

k O

per

asio

nal

RK

A-S

KPD

96 – DTPS-KIBBLA

Ket

eran

gan:

•Seb

elum

Musr

enb

ang

tingk

at k

abupat

en,

tim

DTP

S s

udah

men

ghas

ilkan

doku

men

akh

ir u

ntu

k dig

abungk

an d

alam

R

enja

SK

PD b

ersa

ma

pro

gram

kes

ehat

an la

in.

•DinkesharusmengawalagarRenjaSKPD

mendapatkanprioritasprogram

padaRKPD

.•

PadabulanJuniditentukanpagusem

entaradim

anaumumnyanilaiberubah.Apab

ilaterjadipenurunannilai

angg

aran

dib

andin

g den

gan p

agu s

emen

tara

, m

aka

Din

kes

har

us

men

yesu

aika

n d

enga

n p

eman

gkas

an t

erhad

ap

volu

me

kegi

atan

mau

pun a

ngg

aran

nya

. H

asil

pem

angk

asan

ini se

bag

ai b

ahan

untu

k m

enye

lesa

ikan

pen

gisi

an R

KA

- SK

PD 2

.2.1

.•

Timadvokasiperlum

elakukanaudiensi,lobby,pertemuanform

al/inform

alpadaPanitiaAnggarandananggota

DPR

D –

kom

isi b

idan

g ke

sehat

an u

ntu

k m

engi

nfo

rmas

ikan

issu

e pro

gram

KIB

BLA

yan

g te

rakh

ir.

•Timadvokasim

emantauagarkegiatanuntukprogram

KIBBLA

tidakdihapusdariR

KA-SKPD

.•

Dinaskesehatan(pengelolaprogram

)mulaimenyiapkandraftpetunjuk

operasionalkegiatanagardanabisa

dila

ksan

akan

seg

era

dia

wal

tah

un a

ngg

aran

.•

P-APB

D(PerubahanAPB

D):Checkagartidakterjadid

uplikasikegiatandenganrencanakerjatahundatang.

No

Jadw

alK

egia

tan

Dok

umen

Has

il K

egia

tan

Tind

ak k

orek

si(b

ila d

iper

luka

n)Pe

nang

gung

Jaw

ab

12

34

56

7

7Ju

li-A

gust

usP-

APB

D t

ahun b

erja

lan

Mas

ukk

an

kegi

atan

:has

il per

enca

naa

n (

DTP

S )

ta

hun

−la

lu

yang

bel

um

ter

tam

pung

atau

has

il per

enca

naa

n (

DTP

S )

ta

hun

−la

lu

yang

bel

um

ter

tam

pung

atau

kegi

atan

yan

g dir

enca

nak

an

−D

TPS t

ahun in

i bila

per

siap

annya

m

emungk

inka

n

Doku

men

DTP

S

tahun la

lu

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 97

Lampiran 11

Kode dan Daftar Program dan Kegiatan Menurut Urusan Pemerintah Daerah yang Dapat Digunakan untuk Penyusunan Program KIA

KODE PROGRAM DAN KEGIATAN

1 URUSAN WAJIB

1 02 Kesehatan

1 02 xx 15 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

1 02 xx 15 01 Pengadaaan obat dan perbekalan kesehatan

1 02 xx 15 02 Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan

1 02 xx 15 03Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan terutama untuk penduduk miskin

1 02 x x 1 5 0 4 Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit

1 02 xx 15 05 Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan

1 02 xx 15 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan

1 02 xx 15 07 dan seterusnya……………………

1 02 xx 16 Program Upaya Kesehatan Masyarakat

1 02 xx 16 01Pelayanan kesehatan penduduk miskin dipuskesmas dan jaringan-nya

1 02 xx 16 02 Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan

1 02 xx 16 03Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya

1 02 xx 16 04Penyelenggaraan pencegahan dan pemberantasan penyakit menu-lar dan wabah

1 02 xx 16 05 Perbaikan gizi mayarakat

1 02 xx 16 06 Revitalisasi sitem kesehatan

1 02 xx 16 07 Pelayanan kefarmasian dan perbekalan kesehatan

1 02 xx 16 08Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat generik esensial

1 02 xx 16 09 Peningkatan kesehatan masyarakat

1 02 xx 16 12 Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan

1 02 xx 16 13 Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan

1 02 xx 16 14 Penyelenggaraan penyehatan lingkungan

1 02 xx 16 15 Monitoring, evaluasi dan pelaporan

1 02 xx 16 16 dan seterusnya……………………

1 02 xx 19 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat

1 02 xx 19 01 Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat

1 02 xx 19 02 Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat

1 02 xx 19 02 Peningkatan pemanfaatna sarana kesehatan

98 – DTPS-KIBBLA

1 02 xx 19 03 Peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan

1 02 xx 19 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan

1 02 xx 19 05 dan seterusnya……………………

1 02 xx 20 Program Perbaikan Gizi Masyarakat

1 02 xx 20 01 Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi

1 02 xx 20 02 Pemberian tambahan makanan dan vitamin

1 02 xx 20 03Peanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gang-guan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A dan kekuran-gan zat gizi mikro lainnya

1 02 xx 20 04 Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi

1 02 xx 20 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan

1 02 xx 20 07 dan seterusnya……………………

1 02 xx 21 Program Pengembangan Lingkungan Sehat

1 02 xx 21 01 Pengkajian pengembangan lingkungan sehat

1 02 xx 21 02 Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat

1 02 xx 21 03 Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat

1 02 xx 21 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan

1 02 xx 21 05 dan seterusnya……………………

1 02 xx 22 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

1 02 xx 22 08 Peningkatan Imunisasi

1 02 xx 22 09 Peningkatan surveillance epideminologi dan penaggulangan wabah

1 02 xx 22 10Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (kie) pencegahan dan pemberantasan penyakit

1 02 xx 22 11 Monitoring, evaluasi dan pelaporan

1 02 xx 22 12 dan seterusnya……………………

1 02 xx 23 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

1 02 xx 23 01 Penyusunan standar kesehatan

1 02 xx 23 02 Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesahatan

1 02 xx 23 03Pembangunan dan pemutakhiran data dasar standar pelayanan kesehatan

1 02 xx 23 04 Penyusunan naskah akademis standar pelayanan kesehatan

1 02 xx 23 05 Penyusunan standar analisis belanja pelayanan kesehatan

1 02 xx 23 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan

1 02 xx 23 07 dan seterusnya……………………

1 02 xx 24 Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

1 02 xx 24 05 Penanggulangan ISPA

1 02 xx 24 06 Penanggulangan penyakit cacingan

1 02 xx 24 08 Pelayanan kesehatan akibat gizi buruk/busung lapar

1 02 xx 24 10 Pelayanan kesehatan akibat gizi buruk/busung lapar

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 99

1 02 xx 24 11 dan seterusnya……………………

1 02 xx 29 Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita

1 02 xx 29 01 Penyuluhan kesehatan anak balita

1 02 xx 29 02 Imunisasi bagi anak balita

1 02 xx 29 03 Rekrutmen tenaga pelayanan kesehatan anak balita

1 02 xx 29 04 Pelatihan dan pendidikan perawatan anak balita

1 02 xx 29 05Pembangunan sarana dan prasarana khusus pelayanan perawatan anak balita

1 02 xx 29 07 Monitoring, evaluasi dan pelaporan

1 02 xx 29 08 dan seterusnya……………………

1 02 xx 32 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak

1 02 xx 32 01 Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu

1 02 xx 32 02 Perawatan berkala bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu

1 02 xx 32 03 Pertolongan persalinan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu

1 02 xx 32 04 dan seterusnya……………………

1 10 Kependudukan dan Catatan Sipil

1 12 keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

1 12 xx 15 Program Keluarga Berencana

1 12 xx 15 01Penyediaan Pelayanan KB dan Alat Kontrasepsi bagi Keluarga Miskin

1 12 xx 15 05 Pembinaan Keluarga Berencana

1 12 xx 15 07 dan seterusnya……………………

12 xx 17 Program pelayanan kontrasepsi

1 12 xx 17 01 Pelayanan konseling KB

1 12 xx 17 02 Pelayanan pemasangan kontrasepsi KB

12 xx 17 03 Pengadaan alat kontrasepsi

1 12 xx 17 04 Pelayanan KB medis operasi

1 12 xx 17 05 dan seterusnya……………………

1 12 xx 18Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang madiri

1 12 xx 18 01 Fasilitasi pembentukan kelompok masyarakat peduli KB

1 12 xx 18 02 dan seterusnya……………………

1 12 xx 19Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di masyarakat

1 12 xx 19 01Penyuluhan kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegia-tan di masyarakat

1 12 xx 19 02 dan seterusnya……………………

100 – DTPS-KIBBLA

Daftar program dan kegiatan dibagi menjadi 2 pengelompokkan kode sebagai berikut:

Program yang diberi kode 1–14 untuk menampung program-program yang 1. bersifat umum dan terdapat di setiap SKPD.Program yang diberi kode 15–dan seterusnya untuk menampung program-2. program yang bersifat spesifik untuk setiap urusan.

Contoh 1: Dinas Kesehatan merencanakan program Pelayanan Administrasi Perkantoran dan kegiatan Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik sebagai kegiatan pertama di program tersebut. Maka, penomoran kode rekening dilakukan sebagai berikut:

PROGRAM: 1 02 01 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

KEGIATAN: 1 02 01 01 01 Kegiatan Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

Contoh Pengembangan Program Dan Atau Kegiatan Sesuai Lampiran

A.VII.A Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 59 Tahun 2007 Tertanggal: 26 Oktober 2007

Pemerintah daerah dapat mengembangkan program dan kegiatan beserta kode rekeningnya sesuai kebutuhan obyektif, nyata dan sesuai karakteristik daerah. Urutan kode rekening tersebut mengikuti ketentuan sebagai berikut:

Kode UrusanWajib/Pilihan

Kode Urusan

Kode Organisasi

Kode Program

Kode Kegiatan

Kolom 1

Kolom 2

Kolom 3

Kolom 4

Kolom 5

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 101

Contoh 2: Dinas Kesehatan merencanakan program “Penanganan ibu hamil dengan komplikasi” sebagai program yang belum tercantum pada lampiran A.VII Permendagri No. 13 tahun 2006. Program tersebut dapat dibuat kode baru dan kegiatannya sesuai dengan lampiran A.VII Permendagri No. 13 tahun 2006. Maka, penomoran kode program dan kegiatannya dilakukan dengan contoh sebagai berikut:

PROGRAM: 1 02 01 33 Program rujukan KIBBLA yang mengalami komplikasi

KEGIATAN: 1 02 01 33 01 Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED)

Contoh program dan kegiatan lainnya masih dapat menggunakan Lampiran A.VII pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006, disesuaikan dengan kebutuhan obyektif, nyata dan karakteristik daerah.

Keterangan:Kode dan daftar program serta kegiatannya lampiran A.VII Permendagri no. 13 1. tahun 2006 masih dapat digunakan pada penyusunan APBD.Apabila ada pengembangan program dan atau kegiatannya, maka Pemerintah 2. Daerah dapat mengembangkannya sesuai dengan lampiran A.VIIa Permendagri No. 59 tahun 2007 seperti terlampir. Pengembangan program dan kegiatan berikut kodenya dapat dilaporkan ke Pemerintah Daerah Provinsi (cq Bappeda Provinsi) untuk proses selanjutnya.

102 – DTPS-KIBBLA

Kode Rekening Belanja Daerah

5 2 Belanja langsung

5 2 1 Belanja pegawai :

5 2 1 0 1 Honorarium PNS

5 2 1 0 1 0 1 Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan

5 2 1 0 1 0 2 Honorarium Tim Pengadaan Barang dan Jasa

5 2 1 0 1 0 6 Belanja bahan bakan minyak/gas

5 2 1 0 2 Honorarium non PNS

5 2 1 0 2 0 1 Honorarium tenaga ahli/instruktur/narasumber

5 2 1 0 2 0 2 Honorarium pegawai honorer/tidak tetap

5 2 2 Belanja barang dan jasa

5 2 2 0 1 Belanja bahan pakai habis

5 2 2 0 1 0 1 Belanja alat tulis kantor

5 2 2 0 1 0 6 Belanja bahan bakanr minyak/gas

5 2 2 0 2 0 4 Belanja bahan obat-obatan

5 2 2 0 1 0 6 Belanja pengisian tabung gas (oksigen)

5 2 2 0 6 Belanja cetak dan penggandaan

5 2 2 0 6 0 1 Belanja cetak

5 2 2 0 6 0 2 Belanja penggandaan

5 2 2 0 7 Belanja sewa rumah/gedung/gudang/parkir

5 2 2 0 7 0 2 Belanja sewa gedung/kantor/tempat

5 2 2 0 7 0 3 Belanja sewa ruang rapat/pertemuan

5 2 2 11 Belanja makan dan minuman

5 2 2 11 0 2 Belanja makanan dan minuman rapat

5 2 2 11 0 3 Belanja makanan dan minuman tamu

5 2 2 15 Belanja perjalanan dinas

5 2 2 15 0 1 Belanja perjalanan dinas dalam daerah

5 2 2 15 0 2 Belanja perjalanan dinas luar daerah

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 103

Lampiran 12

Daftar Kode Klasifikasi Fungsi - Subfungsi dan Klasifikasi Belanja Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21

Tahun 2004 yang Dapat Digunakan untuk Penyusunan Program KIBBLA

K O D E FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN KEGIATAN

07 Kesehatan

07 01 Obat dan perbekalan kesehatan

07 01 01 Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan

07 02 Pelayanan Kesehatan Perorangan

07 03 Pelayanan Kesehatan Masyarakat

07 03 02 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

07 03 02 2816Pengembangan Promosi Kesehatan & Teknologi Komunikasi,Informasi dan Edukasi

07 03 02 2817 Pengembangan Upaya Kesehatan bersumber masyarakat

07 03 02 2818 Peningkatan Pendidikan Kesehatan kepada masyarakat

07 03 03 Program Upaya Kesehatan Masyarakat

07 03 03 2819 Pelayanan kesehatan penduduk miskin di Puskesmas dan jaringannya

07 03 03 2820Pemenuhan & peningkatan fasilitas sarana dan prasarana Puskesmas dan jaringannya

07 03 03 2821 Peningkatan Kesehatan Masyarakat

07 03 03 2822 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar

07 03 03 2846 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu

07 03 03 2847 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak

07 03 03 2850 Peningkatan Kesehatan Komunitas

07 03 04 Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

07 03 04 2823 Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko

07 03 04 2824 Peningkatan imunisasi

07 03 04 2826 Penemuan dan tatalaksana penderita

07 03 04 2827Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) Pencegahan dan Pem-berantasan Penyakit Menular

07 03 04 2904 Penanggulangan penyakit menular

07 04 Keluarga Berencana

07 05 Litbang Kesehatan

07 90 Kesehatan lainnya

104 – DTPS-KIBBLA

K O D E S U B K E G I A T A N000200050012005000510065008400850088014301600232026002740275027704740578059006560657089009671029103710401175

Administrasi kesehatanPembuatan leaflet/posterPendidikan dan pelatihan teknisPenyusunan/pengumpulan/pengolahan/updating/analisa data dan statistikPenyusunan program dan rencana kerja/teknis/programPenyuluhan dan penyebaran informasiEavaluasi/laportan kegiatanPenyelenggaraan ceramah/diskusi/seminar/sarasehanRapat-rapat koordinasi/kerja/dinas/pimpinan kelompok kerja/konsultasiSurvei kesehatanPengadaan obat-obatan dan bahan habis pakaiPelayanan kesehatan/perbaikan gizi ibu/anak dan KBPemetaanPengadaan alat pendidikanPengadaan alat kedokteran, kesehatn dan KBPengadaan alat pengolah dataPencetakan/penerbitan/penggandaan/laminasiPeningkatan kemampuan SDMAdvokasiPengembangan sistem informasiPemantauan dan evaluasiPeningkatan kesehatan masyarakat dan reproduksi remajaMonitoring dann evaluasiPembuatan juknis/juklakSosialisasi dan koordinasi upaya kesehatanPengadaan bahan makanan tambahan pengganti ASI, bahan gizi dan sejenisnyaPenyusunan program dan rencana kerja RKA-AKL

Catatan: Setiap program mempunyai nomor kode kegiatan yang sama seperti pada tabel kegiatan ini.

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 105

51

51

51

2

2

1

12

Belanja pegawai

Honorarium, vakasi, lembur dan lain-lain

Belanja honor tidak tetap, dapat digunakan untuk :

^ honor panitian pelaksana kegiatan

^ honor nara sumber/instruktir/pengajar/pelatih/tenaga ahli

^ honor atasan langsung

^ honor PUMK

^ honor staf kegiatan

^ honor klinik

52

52

52

1

1

1

Belanja barang

Belanja barang

Belanja barang operasional

52

52

52

52

52

52

1

1

1

1

1

1

1

1

2

2

2

2

1

11

12

13

19

Belanja barang operasional

Belanja keperluan kantor sehari-hari perkantoran

Belanja barang inventaris kantor

Belanja pengadaan bahan makanan

Belanja barang operasional lainnya

Belanja barang non operasional

52 1 2 1 Belanja barang non operasional

52

52

1

1

2

2

11

19

Belanja bahan, dapat digunakan untuk :

^ ATK

^ pengadaan modul

^ pengadaan stiker

^ pengadaan format

Belanja barang non operasional lainnya, dapat digunakan untuk :

^ penyelnggaraan pertemuan

^ fotokopi

^ akomodasi dan konsumsi

^ penggandaan dan laporan

^ pembukaan dan penutupan pertemuan

^ dokumentasi

^ magang peserta

^ spanduk

52

52

52

2

2

2

1

1

1

Belanja jasa

Belanja jasa

Belanja jasa

Klasifikasi Belanja

106 – DTPS-KIBBLA

52

52

52

2

2

2

1

1

1

15

16

19

Belanja jasa konsultan

Belanja sewa, dapat digunakan untuk :

^ sewa ruang kelas

^ sewa komputer dan LCD

^ sewa mobil

Belanja jasa lainnya

52

52

52

4

4

4

1

1

1

Belanja perjalanan

Belanja perjalanan

Belanja perjalanan

52

52

52

4

4

4

1

1

1

11

12

19

Belanja perjalanan biasa

Belanja perjalanan tetap

Belanja perjalanan lainnya, dapat digunakan untuk :

^ biaya transport peserta

^ biaya transport petugas

^ biaya transport lokal panitia

^ biaya transport narasumber

^ lumpsum peserta (termasuk akomodasi)

^ uang harian narasumber

^ akomodasi narasumber

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 107

Lam

pira

n 1

3 C

onto

h U

raia

n Pe

rhitu

ngan

APB

D S

esud

ah D

iteta

pkan

Pag

u Se

men

tara

Kab

upat

en/K

ota:

___

____

____

____

____

____

__

Cat

atan

: •

Kolo

m B

adal

ah b

ahan

untu

k pen

gisi

an p

ada

form

. R

KA

SK

PD la

mpir

an P

erm

endag

ri N

o. 1

3 t

ahun 2

00

6.

•Contohdiataspenyesuaiansetelahadanyapagusem

entara(PPAS).

•AngkapadakolomBseb

agaibahanuntukmengisiform

atRKA-SKPD

.

A.

Perh

itunga

n u

ntu

k b

ahan

RK

PDB

. Pe

rhitunga

n u

ntu

k b

ahan

R

KA

SK

PD

Rin

cian

per

hitunga

n s

ebel

um

ada

pag

u s

emen

tara

Rin

cian

per

hitunga

n a

da

pag

u s

emen

tara

No

Keg

iata

nK

ode

reke

nin

g

Ura

ian

Kom

ponen

Bel

anja

Vol

Sat

uan

Har

ga

satu

anJu

mla

hTo

tal

Vol

Har

gasa

tuan

Jum

lah

Tota

l

12

34

56

78

91

01

11

21

3

1

Pela

tihan

pen

yulu

han

men

cu-

ci t

anga

n d

enga

n s

abun d

an

KIA

untu

k b

idan

des

a den

gan

met

oda

par

tisi

pat

if

52

29

70

3se

wa

gedung

5har

i1

,00

0,0

00

5,0

00

,00

0

39

,50

0,0

00

41

,00

0,0

00

4,0

00

,00

0

30

,02

0,0

00

52

21

10

2ko

nsu

msi

20

OH

35

,00

03

,50

0,0

00

18

35

,00

02

,52

0,0

00

52

20

10

1A

TK2

0pak

et5

0,0

00

1,0

00

,00

01

85

0,0

00

90

0,0

00

52

10

10

1honor

2

OH

50

0,0

00

1,0

00

,00

02

50

0,0

00

1,0

00

,00

0

52

21

50

1b

iaya

tra

nsp

ort

pes

erta

20

OT

20

0,0

00

4,0

00

,00

01

82

00

,00

03

,60

0,0

00

52

10

10

1per

die

m p

eser

ta2

0O

H2

50

,00

02

5,0

00

,00

01

82

50

,00

01

8,0

00

,00

0

TOTA

L D

AN

A Y

AN

G D

IBU

TUH

KA

NTO

TAL

DA

NA

YA

NG

D

IBU

TUH

KA

N

108 – DTPS-KIBBLA

Lampiran 14

Rencana Kegiatan dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

FormulirRKA - SKPD

2.2.1Provinsi/Kabupaten “ A “

Tahun Anggaran 2007

UrusanPemerintahan

Organisasi

Program

Kegiatan

Lokasi kegiatan

Jumlah Tahun n-1

Jumlah Tahun n

Jumlah Tahun n+1

Indikator dan Tolok Ukur Kinerja Belanja Langsung

Indikator Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja

Capaian Program

Masukan

Keluaran

Hasil

Kelompok Sasaran Kegiatan: Bidan atau Bidan Desa

: 1. 02.

: 1. 02 01.

: 1. 02 01. 32

: 1. 02. 01. 32. 04

: Malang

Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak

Pelatihan penyuluhan mencuci tangan dengan sabun

Kesehatan

Dinas Kesehatan

Rp 27.000.000,- (dua puluh tujuh juta rupiah)

Rp 29.500.000,- (dua puluh sembilan juta lima ratus ribu rupiah)

Rp 30.020.000,- (tiga puluh juta dua puluh ribu rupiah)

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN – 109

Rincian Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah

Kode Rekening Uraian

Rincian Penghitungan

Volume Satuan Harga satuan Jumlah

1 2 3 4 5 6

5 2 2 07 03Belanja sewa ruang per-temuanBelanja makanan dan minuman rapat

4

18

hari

OH

1.000.000

35.000

4.000.000

2.520.0005 2 2 11 02

5 2 2 01 01Belanja alat tulis kantor Honorarium panitia pelaksana kegiatan Belanja perjalanan dinas dalam daerahHonor peserta

18

2

18

18

paket

OH

OH

OH

50.000

500.000

200.000

250.000

900.000

1.000.000

3.600.000

18.000.000

5 2 1 01 01

5 2 2 15 01

5 2 1 01 01

Jumlah 30.020.000

Kab. ”A”,tanggal 19 Agustus 2007

Kepala SKPD

(tanda tangan)

(Dr. Abunawas) NIP. 140096811

Keterangan : Tanggal Pembahasan : Catatan Hasil Pembahasan : 1.

2.

Dan seterusnya ....

Tim Anggaran Pemerintah Daerah:

No Nama NIP Jabatan

1 Sumanto SH

2 Drs. Purnomo

dst