Pedoman Penyusunan RAD - GRK

Embed Size (px)

Citation preview

  • REPUBLIK INDONESIA

    PEDOMAN

    PENYUSUNAN

    RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI

    GAS RUMAH KACA

    KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

    2011

  • KATA PENGANTAR

    Prof. Armida Salsiah AlisjahbanaMENTERI PPN / KEPALA BAPPENAS

    Pengendalian Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan terbesar bagi kehidupan manusia

    pada saat ini dan akan datang. Berbagai kejadian alam telah menunjukkan bahwa perubahan suhu,

    kenaikan permukaan air laut, curah hujan, dan iklim ekstrim telah mengakibatkan berbagai dampak

    buruk terhadap kehidupan termasuk di Indonesia. Pemerintah Indonesia telah menunjukkan

    perhatian yang serius dalam menghadapi dampak perubaan iklim tersebut dengan memberikan

    komitmen untuk melakukan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 26% dengan usaha sendiri

    dan sampai dengan 41% dengan dukungan internasional pada tahun 2020. Sebagai tindak lanjut

    konkrit dari komitmen tersebut, Pemerintah Indonesia telah menetapkan Rencana Aksi Nasional

    Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN GRK) yang dituangkan dalam Peraturan Presiden No. 61

    Tahun 2011. RAN GRK telah menjabarkan komitmen penurunan emisi GRK ke dalam:

    (i) Alokasi target penurunan emisi ke dalam 5 (lima) bidang utama yaitu Kehutanan dan Lahan

    Gambut, Pertanian, Energi dan Transportasi, Industri, dan Pengelolaan Limbah

    (ii) Program Pemerintah untuk memfasilitasi terjadinya penurunan emisi GRK secara nasional,

    baik di pusat maupun di daerah

    Dengan demikian, RAN GRK merupakan pedoman nasional untuk penurunan emisi yang akan

    dilakukan bersama oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, swasta/pelaku usaha dan masyarakat.

    Sehubungan dengan pelaksanaan RAN GRK tersebut, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota

    berperan sangat penting dalam penurunan emisi GRK di daerah. Hal ini ditegaskan melalui Peraturan

    Presiden No. 61 Tahun 2011 yang menyebutkan bahwa Gubernur harus menyusun Rencana Aksi

    Daerah untuk Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD GRK) dalam rangka menurunkan emisi GRK di

    masing-masing wilayah provinsi.

    Untuk membantu penyusunan RAD GRK tersebut, maka disusunlah Buku Pedoman ini, yang

    menjelaskan secara ringkas tentang substansi dan sistemastika RAD GRK, proses dan prosedur

    penyusunannya, dan cara mengorganisasikan kegiatan dan kelembagaan yang diperlukan,

    serta contoh-contoh penerapan dalam bentuk tabel-tabel sederhana agar mudah dipahami dan

    dilaksanakan.

    Buku Pedoman Penyusunan RAD GRK ini disusun melalui serangkaian diskusi dengan berbagai

    pihak seperti para ahli dari berbagai perguruan tinggi, lembaga non pemerintah, Kementerian/

    Lembaga, dan terutama dengan perwakilan daerah. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih

    kepada semua pihak yang telah mendukung penyusunan Buku Pedoman ini. Mari kita gunakan

    Buku Pedoman ini untuk menyusun RAD GRK agar komitmen Indonesia dalam penurunan emisi GRK

    dapat dilakukan dalam langkah nyata, sehingga menuju pembangunan nasional yang rendah karbon

    dan berkelanjutan. Langkah ini sekaligus berkontribusi pada penurunan emisi GRK secara global.

    Jakarta, Desember 2011

    Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas

    Prof. Armida S. Alisjahbana

  • 3PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    0

    I

    II

    III

    IV

    V

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar 1

    Daftar Isi 3

    Daftar Tabel 4

    Daftar Gambar 4

    Daftar Istilah 5

    BAB I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang 7

    1.2. Tujuan 7

    1.3. Ruang Lingkup 7

    1.4. Landasan Hukum 7

    BAB II. SUBSTANSI DAN STRUKTUR RAD GRK

    2.1. Substansi RAD GRK 8

    2.2. Struktur RAD GRK 9

    BAB III. PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN RAD GRK

    3.1. Prinsip-prinsip Penyusunan RAD GRK 11

    3.2. Tahap Persiapan 12

    3.3. Tahap Pengumpulan Data 13

    3.4. Tahap Penghitungan 15

    3.5. Tahap Perumusan Rencana Aksi 18

    3.6. Tahap Penetapan 20

    BAB IV. PENGORGANISASIAN PENYUSUNAN RAD GRK

    4.1. Pengorganisasian 22

    4.2. Uraian Tugas 23

    4.3. Mekanisme Kerja 24

    4.4. Jadwal Penyusunan RAD GRK 24

    BAB V. PENUTUP

  • 4PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    LAMPIRAN

    Lampiran 1. Contoh Format Identi kasi Awal Sumber Emisi GRK 27

    Lampiran 2. Contoh Format Pengumpulan Data Kebijakan dan Rencana Pembangunan 28

    Lampiran 3. Contoh Format Matrik RAD-GRK 31

    Lampiran 4. Contoh Format Matrik Skala Prioritas Aksi Mitigasi 33

    Lampiran 5. Contoh Format Pendataan Kelembagaan Publik 34

    Lampiran 6. Contoh Format Pendataan Kelembagaan dan Kegiatan Masyarakat/Pelaku Usaha 35

    Lampiran 7. Contoh Format Pemetaan Peran Kelembagaan Daerah 36

    Lampiran 8. Contoh Data-Data yang Relevan dengan Perubahan Iklim 37

    Lampiran 9. Alur Hubungan RAN GRK, RAD GRK, dan Pedoman 38

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1. Deskripsi Struktur dan Substansi RAD GRK 9

    Tabel 4.1. Pembagian Kelompok Kerja untuk Penyusunan RAD-GRK 22

    Tabel 4.2. Jadwal Penyusunan Dokumen RAD GRK 24

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Substansi Inti RAD GRK 8

    Gambar 3.1. Proses dan Perkiraan Waktu Penyusunan Dokumen RAD GRK 11

    Gambar 3.2. Tahap Persiapan 12

    Gambar 3.3. Tahap Pengumpulan Data 13

    Gambar 3.4. Tahap Penghitungan 15

    Gambar 3.5. Contoh Baseline dan Skenario Mitigasi Bidang Persampahan 16

    Gambar 3.6. Ilustrasi Proses Pengusulan Kegiatan Mitigasi 17

    Gambar 3.7. Tahap Perumusan Rencana Aksi Mitigasi 18

    Gambar 3.8. Proses PenentuanSkala Prioritas Usulan-Usulan Aksi Mitigasi 19

    Gambar 3.9. Tahap Penetapan 21

    Gambar 4.1. Bagan Struktur Organisasi Penyusunan RAD-GRK 23

  • 5PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    DAFTAR ISTILAH

    APBD : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

    APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara

    BAU : Business As Usual

    Baseline : Garis Dasar

    Base year : Tahun dasar yang digunakan untuk menyusun Baseline (2010)

    Bappenas : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

    BPLHD : Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah

    BPS : Biro Pusat Statistik

    Emisi (netto) : Tingkat emisi GRK dikurangi tingkat serapan GRK

    GRK : Gas Rumah Kaca

    ICCSR : Indonesia Climate Change Sektoral Roadmap

    KAK : Kerangka Acuan Kerja

    KLH : Kementrian Lingkungan Hidup

    K/L : Kementrian/Lembaga

    Kemendagri : Kementrian Dalam Negeri

    MRV : Measurement Reporting Veri cation

    NAMAs : Nationally Appropriate Mitigation Actions

    OPD : Organisasi Perangkat Daerah

    PerPres : Peraturan Presiden

    Penurunan Emisi GRK : Tingkat emisi (netto) Baseline dikurangi tingkat emisi aksi mitigasi

    RAN GRK : Rencana Aksi Nasional Penurunan emisi Gas Rumah Kaca

    RAD GRK : Rencana Aksi Daerah Penurunan emisi Gas Rumah Kaca

    REDD+ : Reducing Emissions from Deforestations and Forest Degradation

    Renstra K/L : Rencana StrategisKementerian/Lembaga

    Renja K/L : Rencana Kerja Kementerian/Lembaga

    RKP : Rencana Kerja Pembangunan

    RKPD : Rencana Kerja Pembangunan Daerah

    RPJP Nasional : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

    RPJP Daerah : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

    RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

    RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

    RTRWP/K : Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten-Kota

    Renja SKPD : Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah

    Renstra SKPD : Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah

    TPA : Tempat Pembuangan Akhir

    UNFCCC : United Nations Framework Convention on Climate Change

  • 7PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    RAD GRK adalah dokumen yang menyediakan arahan bagi pemerintah daerah untuk melaksanakan

    berbagai kegiatan penurunan emisi, baik berupa kegiatan yang secara langsung dan tidak langsung

    menurunkan emisi GRK dalam kurun waktu tertentu. Dasar hukum utama bagi Pemerintah Provinsi untuk

    menyusun dokumen ini adalah Peraturan Presiden No. 61/2011 tentang RAN GRK yang menjabarkan

    target penurunan emisi GRK nasional pada tahun 2020 dapat dicapai dengan kontribusi dari pemerintah

    daerah.

    Dalam menyusun RAD GRK, harus sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

    dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten-Kota (RTRWP/K) yang selanjutnya menjadi masukan

    dan dasar penyusunan dokumen-dokumen rencana strategis daerah seperti: Renstra SKPD, RPJMD, RKPD

    dan APBD.

    RAD GRK berisi upaya-upaya penurunan emisi GRK yang bersifat multi sektor dengan mempertimbangkan

    karakteristik, potensi, dan kewenangan daerah, serta terintregasi dengan rencana pembangunan

    daerah. Kegiatan-kegiatan untuk penurunan emisi GRK yang dilakukan atau difasilitasi oleh pemerintah

    menggunakan judul program dan kegiatan yang sesuai dengan RPJMN, RPJMD, dan RKP/RKPD.

    Proses penyusunan RAD GRK bersifat partisipatif dan menggunakan referensi yang tersedia di tingkat

    nasional seperti Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 tentang RAN GRK dan Pedoman Pelaksanaan

    Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK. RAD GRK dapat dikaji ulang sesuai dengan kebutuhan daerah dan

    nasional serta perkembangan yang ada.

    1.2. Tujuan

    Pedoman Penyusunan RAD GRK bertujuan untuk memberikan panduan bagi Pemerintah Provinsi dalam

    menyusun RAD GRK, agar terjamin konsistensi secara nasional dalam upaya mengurangi emisi GRK.

    1.3. Ruang Lingkup

    Pedoman penyusunan RAD GRK meliputi :

    a) Substansi dan Struktur RAD GRK

    b) Proses dan Prosedur Penyusunan RAD GRK

    c) Pengorganisasian berbagai kegiatan dan lembaga yang terkait dengan penyusunan RAD GRK,

    termasuk jadwal penyusunan

    1.4. Landasan Hukum

    Landasan hukum penyusunan RAD-GRK antara lain adalah:

    a) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Framework Convention on Climate Change.

    b) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

    (SPPN).

    c) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

    d) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

    e) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Penguatan Peran Gubernur Sebagai Wakil

    Pemerintah Pusat di Daerah.

    f ) Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014.

    g) Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunanan Emisi Gas

    Rumah Kaca.

  • 8PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    BAB II

    SUBSTANSI DAN STRUKTUR RAD GRK

    Bab ini secara ringkas menjelaskan tentang substansi inti yang terkandung di dalam RAD GRK, dan struktur

    (sistematika) penulisan dokumen RAD GRK.

    2.1. Substansi RAD GRK

    Substansi inti dari RAD GRK terdiri dari 5 (lima) elemen1 , yaitu:

    1. Sumber dan Potensi Penurunan Emisi GRK

    Identi kasi bidang dan kegiatan yang berpotensi sebagai sumber/serapan emisi GRK, berdasarkan

    pada cakupan, kondisi wilayah, kegiatan dan produksi emisi sektoral, dan karakteristik daerah.

    2. Baseline BAU emisi GRK

    Baseline BAU atau biasa disebut baseline merupakan perkiraan tingkat emisi dan proyeksi GRK dengan skenario tanpa intervensi kebijakan dan teknologi mitigasi dari bidang-bidang yang telah

    diidenti kasi dalam kurun waktu yang disepakati (tahun 2010-2020).

    3. Usulan Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK (mitigasi), baik berupa kegiatan inti maupun kegiatan

    pendukung.

    a) Usulan-usulan aksi mitigasi yang berpotensi dapat menurunkan emisi GRK dari bidang/sub-

    bidang terpilih (dari kegiatan yang sudah ada maupun yang baru).

    b) Potensi reduksi emisi dari baseline dari tahun 2010 sampai tahun 2020 untuk setiap aksi/kelompok aksi mitigasi yang diusulkan.

    c) Perkiraan biaya mitigasi dan biaya penurunan per ton emisi GRK untuk setiap aksi yang

    diusulkan.

    d) Jangka waktu pelaksanaan setiap aksi mitigasi yang diidenti kasi.

    4. Usulan prioritas/skala prioritas dari usulan-usulan aksi mitigasi terpilih.

    5. Lembaga Pelaksanaan dan pendanaan kegiatan yang sudah diidenti kasi, pengukuran dan

    pemantauan program/ kegiatan RAD GRK di daerah.

    1. Sumber , Potensi dan Karakteristik Emisi GRK

    3. Usulan Rencana Aksi Mitigasi

    5. Kelembagaan dan Pendanaan

    4. Skala Prioritas Usulan Aksi Mitigasi

    2. Baseline Emisi GRK

    RAD GRK

    Gambar 2.1. Substansi Inti RAD GRK

    1Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK, Sub-Bab 3.1.

  • 9PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    2.2. Struktur RAD GRK

    RAD GRK terdiri dari 7 (tujuh) bab yang berisi elemen-elemen substansi inti RAD GRK seperti yang telah

    dijelaskan di Bab 2.1 . Penjelasan secara rinci dari setiap Bab disampaikan pada Tabel 2.1 di bawah ini.

    Tabel 2.1. Deskripsi Struktur dan Substansi RAD GRK

    BAB RAD

    GRKSUBSTANSI DESKRIPSI

    REFERENSI

    DAN ALAT BANTU

    I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    1.2. Tujuan

    1.3. Keluaran

    1.4. Dasar Hukum

    1.5. Kerangka waktu Penyusunan

    Bab ini menguraikan latar belakang,

    tujuan dari penyusunan RAD GRK,

    keluaran yang diharapkan, dasar

    hukum yang terkait dengan perubahan

    iklim sebagai mandat bagi Pemerintah

    Provinsi untuk menyusun RAD GRK,

    serta kerangka waktu penyusunannya.

    PerPres 61/2011

    PerPres 71/2011

    II. PROFIL DAERAH DAN

    PERMASALAHAN EMISI GRK

    2.1. Pro l dan Karakteristik Daerah

    2.2. Program prioritas daerah

    2.3. Permasalahan Emisi GRK

    Bab ini menjelaskan pro l dan

    karakteristik umum daerah, kebijakan

    dan rencana strategis, program

    prioritas daerah, sumber emisi/potensi

    serapan GRK yang terdapat di wilayah

    provinsi, berikut dengan permasalahan

    yang dihadapi.

    RPJPD

    RTRWP/K

    RPJMD

    Renstra SKPD

    Lampiran 1

    Lampiran 2

    III. PEMBAGIAN URUSAN DAN RUANG

    LINGKUP

    3.1. Pembagian Urusan

    3.2. Ruang Lingkup Daerah

    Bab ini menjelaskan secara ringkas

    pembagian urusan baik sektoral

    maupun wilayah administratif sebagai

    bahan masukan untuk menentukan

    ruang lingkup daerah. Penentuan

    ruang lingkup ini juga didasarkan pada

    hasil analisis Bab 2.

    Dalam Bab ini Pemerintah Provinsi

    menetapkan bidang/sub-bidang dan

    kegiatan , serta wilayah administratif

    yang memiliki sumber emisi GRK dan

    berpotensi menurunkan emisi GRK.

    Pedoman Pelaksanaan

    Rencana Aksi Penurunan

    Emisi GRK (sub-bab 7.6)

    Lampiran 1

    Lampiran 2

    IV. ANALISIS EMISI GRK

    4.1 Penyusunan baseline emisi GRK

    4.2 Usulan Aksi Mitigasi dan

    Perkiraan Penurunan

    Emisi

    4.3 Skala Prioritas

    Bab ini menjelaskan tentang baseline emisi GRK, usulan penurunan emisi

    GRK dan perkiraan penurunan emisi

    sebagai hasil dari mitigasi. Berdasarkan

    pertimbangan tingkat penurunan

    emisi GRK dan biaya yang diperlukan,

    serta kriteria lain yang disepakati

    bersama, dilakukan penyusunan skala

    prioritas .

    Analisis ini didasarkan pada metodologi

    sektoral yang ditetapkan oleh setiap

    K/L terkait (Pokja) di tingkat nasional

    (dan juga mengacu pada metodologi

    internasional), serta Pedoman

    Penyelenggaraan Inventarisasi GRK

    yang akan ditetapkan oleh KLH (yang

    mengacu kepada IPCC Guideline).

    Dengan menggunakan hasil analisis

    ini, Pemerintah Provinsi menetapkan

    target jumlah penurunan emisi GRK

    daerah (per bidang atau gabungan)

    yang berkontribusi terhadap

    pencapaian target penurunan emisi

    GRK nasional.

    Petunjuk Teknis K/L

    Lampiran 3

    Lampiran 4

  • 10PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    BAB RAD

    GRKSUBSTANSI DESKRIPSI

    REFERENSI

    DAN ALAT BANTU

    V. STRATEGI IMPLEMENTASI RAD GRK

    5.1 Pemetaan Kelembagaan dan

    Pembagian Peran

    5.2 Identi kasi sumber

    pendanaan

    5.3 Penyusunan jadwal

    implementasi

    Bab ini menjelaskan strategi

    pelaksanaan aksi mitigasi terpilih,

    meliputi: lembaga pelaksana, sumber

    pendanaan, dan jadwal pelaksanaan.

    Lampiran 5

    Lampiran 6

    Lampiran 7

    VI. MONITORING DAN EVALUASI Pada Bab ini Pemerintah Provinsi

    membuat rencana pemantauan dan

    evaluasi pelaksanaan aksi-aksi mitigasi

    yang terdapat di dalam RAD GRK dan

    melaporkan melalui Bappeda hasil

    pemantauan tersebut kepada lembaga-

    lembaga terkait baik ditingkat provinsi

    maupun pusat .

    VII. PENUTUP Bab ini merupakan kesimpulan, saran

    dan kaidah-kaidah pelaksanaan RAD

    GRK

    Lampiran Matrik RAD GRK Matrik ini berisi tentang daftar aksi-aksi

    mitigasi daerah per bidang, perkiraan

    jumlah penurunan emisi GRK,

    perkiraan biaya dan sumber biaya, jad-

    wal waktu implementasi, dan penang-

    gung jawab/pelaksana kegiatan.

    Petunjuk Teknis K/L

    Lampiran 3

  • 11PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    BAB III

    PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN RAD GRK

    Bab III ini menjelaskan secara runtun tentang proses penyusunan RAD GRK dan beberapa prinsip penting serta

    tahapan yang diperlukan agar dokumen RAD GRK dapat disusun oleh Tim Penyusun Provinsi.

    3.1. Prinsip-prinsip penyusunan RAD GRK

    Dalam upaya penyusunan RAD GRK, Pemerintah Provinsi harus mengacu kepada beberapa prinsip yang

    sejalan dengan prinsip penyusunan RAN-GRK yaitu:

    a) RAD GRK merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Strategi Pembangunan Daerah dan

    berdasarkan pada kebijakan serta rencana strategis daerah.

    b) RAD GRK tidak menghambat upaya-upaya pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan,

    serta tetap memprioritaskan kesejahteraan rakyat.

    c) RAD GRK merupakan rencana aksi yang terintegrasi antara satu bidang dengan bidang lainnya (cross sectoral issues) dengan memperhatikan seluruh aspek pembangunan berkelanjutan.

    d) RAD GRK merupakan kontribusi daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) terhadap komitmen Indonesia

    dalam menurunkan emisi GRK.

    e) RAD GRK merupakan rencana pembangunan daerah dengan pendekatan baru yang lebih

    memperhatikan upaya-upaya penurunan emisi GRK.

    f ) Penyusunan RAD GRK harus mengikut sertakan para pelaku pembangunan di daerah dari berbagai

    unsur masyarakat untuk memperkaya substansi RAD GRK, meningkatkan kepemilikan (ownership), dan meningkatkan keterlibatan dalam pelaksanaan rencana aksi tersebut dalam kurun waktu yang

    telah ditetapkan (participation).

    g) Pelaksanaan kegiatan dalam RAD GRK harus mengikuti sistem pemantauan, penilaian dan pelaporan

    yang berlandaskan pada peraturan pemerintah yang berlaku2 dan bersifat dapat diukur, dilaporkan

    dan diveri kasi.

    Selanjutnya, tahapan proses penyusunan RAD terdiri dari: (1) Tahap Persiapan; (2) Tahap Pengumpulan

    Data; (3) Tahap Penghitungan ; (4) Tahap Perumusan Rencana Aksi; dan (5) Tahap Penetapan. Setiap tahap

    memiliki berbagai kegiatan penting yang saling terkait satu sama lain. Keseluruhan tahapan ini diperlukan

    untuk melengkapi dan menghasilkan dokumen kerja (buku) RAD GRK seperti yang telah dibahas di

    dalam Bab II. Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaiakan ke-5 tahapan ini adalah 9 sampai

    dengan 12 bulan yang sejalan dengan amanat PerPres 61/2011 pasal 6 ayat 2. Gambar 3.1 di bawah ini

    merinci setiap tahapan tersebut disertai dengan perkiraan waktu yang dibutuhkan.

    1. PersiapanAwal

    a. Pembentukan Tim

    b. Sidang Pleno Tim

    5. Data dan

    Informasi Umum9. Penghitungan

    Emisi Baseline

    12. Konsolidasi

    Hasil Pokja

    a. Sidang Pleno Tim

    b. Konsultasi Publik

    16. Draft Naskah

    Peraturan

    Gubernur

    17. Penetapan

    Peraturan

    Gubernur

    Tentang RAD

    GRK

    18. Diseminasi RAD

    GRK

    10. Usulan Aksi

    Mitigasi

    13. Penetapan

    Skala Prioritas

    15. Formulasi

    Strategi

    Implementasi

    RAD GRK

    14. Penentuan

    Target Reduksi

    Emisi GRK

    11. Pemetaan

    Kelembagaan

    Daerah

    6. Data dan

    Informasi Teknis

    7. Pendataan

    Kelembagaan Publik

    8. Pendataan

    Kelembagaan

    Masyarakat dan

    Pelaku Usaha

    TAHAP PERSIAPAN TAHAP PENGHITUNGANTAHAP

    PENGUMPULAN DATATAHAP PERUMUSAN

    RENCANA AKSITAHAP

    PENETAPAN

    2. Identi asi Awal

    3. Persiapan Teknis

    4. Konsultasi Publik

    1-2 Bulan 2-3 Bulan 2-3 Bulan 2-3 Bulan 1 Bulan

    Gambar 3.1. Proses dan Perkiraan Waktu Penyusunan Dokumen RAD GRK

    2 PP 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

  • 12PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    3.2. Tahap Persiapan

    Tahap persiapan merupakan tahap awal dan penting bagi Pemerintah Provinsi dalam menyiapkan RAD

    GRK, karena pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan baik yang bersifat administratif maupun teknis

    antara lain seperti yang tertera pada Gambar 3.2. berikut ini.

    1. Persiapan Awal

    a. Pembentukan Tim

    b. Sidang pleno Tim4. Konsultasi Publik

    2. Identi! kasi Awal

    Identi kasi pemahaman tim

    Identi kasi kebutuhan tim

    Identi kasi kegiatan penghasil emisi GRK

    3. Persiapan Teknis

    Penyimpulan Data Awal

    Identi kasi Metodologi Penyiapan Perangkat

    Survey

    Penyusunan jadwal kerja

    1-2 Bulan

    Gambar 3.2. Tahap Persiapan

    1) Persiapan Awal

    a. Pembentukan Tim Penyusun RAD GRK Provinsi

    Tim Penyusun terdiri dari Tim Koordinasi dan Kelompok Kerja (Pokja). Tugas-tugas yang harus

    dilakukan oleh kedua Tim pada tahap awal dapat dilihat di Bab 4.1.4. tentang pengorganisasian

    penyusunan RAD GRK.

    b. Penyelenggaraan Sidang Pleno Awal

    Sidang pleno atau rapat kerja pertama oleh tim penyusun untuk membahas persiapan-

    persiapan dan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Pokja untuk penyusunan dokumen

    RAD GRK. Sidang/rapat ini dihadiri oleh seluruh anggota Tim Koordinasi dan Pokja.

    2) Identi! kasi Awal

    Pada tahap kajian awal ini terdapat 3 (tiga) hal yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Tim

    Penyusun RAD GRK), yaitu:

    a. Identi kasi pemahaman terhadap perubahan iklim secara umum dan kaitannya dengan upaya-

    upaya penurunan emisi GRK.

    b. Persiapan pembentukan tim dalam penyusunan RAD GRK.

    c. Identi kasi kegiatan penghasil/penyerap emisi GRK.

    Contoh format identi kasi awal sumber emisi GRK untuk beberapa bidang/sub-bidang terkait

    dapat dilihat di Lampiran 1.

    3) Persiapan Teknis

    Persiapan teknis oleh Pokja yang didasarkan pada hasil Identi kasi Awal (butir 2 di atas) diperlukan

    untuk merumuskan rencana kerja yang lebih rinci dalam proses penyusunan RAD GRK. Hal-hal yang

    tercakup ke dalam persiapan teknis adalah sebagai berikut:

    1. Penyimpulan data awal dari hasil proses indenti kasi awal mengenai sumber-sumber emisi

    GRK, dari hasil Inventarisasi GRK (jika tersedia), dan dari data/informasi umum tentang

    pro l dan potensi sik daerah. Kesimpulan awal ini menggambarkan tentang pengenalan

    potensi sik bidang dan kegiatan yang menghasilkan emisi GRK, cakupan wilayah emisi GRK,

    dan kewenangan pemerintah daerah dalam upaya pengendalian emisi GRK3. Informasi ini

    digunakan untuk menulis Bab II dokumen RAD GRK.

    3 Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK, Sub Bab 7.7

  • 13PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    2. Identi kasi metodologi, yakni metodologi penhitungan emisi untuk setiap bidang dan kegiatan

    penghasil emisi GRK yang akan digunakan untuk pembuatan baseline, Skenario Aksi Mitigasi,

    penghitungan penurunan emisi dan biayanya4 . Sebagai referensi dapat mengacu ke Pedoman

    Teknis per bidang yang akan ditetapkan oleh Pokja Nasional atau yang sudah tersedia dii K/L

    terkait, dan Pedoman Penyelenggaraan Inventarisasi GRK yang akan ditetapkan oleh KLH5 .

    3. Persiapan perangkat survey, yakni pembuatan dan penggandaan alat-alat (instrumen)

    pengumpulan data primer untuk beberapa bidang dan kegiatan tertentu (bila diperlukan)

    yang akan digunakan untuk penyusunan RAD GRK. Beberapa contoh jenis perangkat antara

    lain terdiri dari lembar observasi, kuesioner, pedoman wawancara. Apabila survey untuk jangka

    pendek tidak dapat dilakukan dapat menggunakan data yang saat ini tersedia sebagai proxy.

    Sementara survey dapat diposisikan untuk penyempurnaan selanjutnya.

    4. Penyusunan rencana kerja, yakni penyusunan secara rinci kegiatan-kegiatan yang akan

    dilakukan oleh Pokja RAD GRK sampai dengan terumuskannya usulan kegiatan mitigasi daerah

    (tersusunnya dokumen RAD GRK). Rincian kegiatan dapat berbeda dari satu provinsi dengan

    provinsi lainnya, selama memenuhi tahapan-tahapan yang ada. Sebagai acuan lihat Tabel 4.2

    di Bab IV.

    4) Konsultasi Publik

    Konsultasi publik mengenai adanya kegiatan penyusunan RAD GRK, melalui cara pemberitaan

    yang lazim dilakukan oleh suatu provinsi. Konsultasi yang dilakukan secara langsung setidaknya

    melibatkan unsur-unsur dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi dan

    Kabupaten/Kota, Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/sejenis, Asosiasi Profesi

    dan pelaku usaha/swasta. Kegiatan ini dilakukan sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas

    pelaksanaan penyusunan RAD GRK, serta untuk membuka peluang kerjasama dengan pihak-pihak

    terkait dan sekaligus untuk membuka komunikasi awal bagi pengumpulan data.

    3.3. Tahap Pengumpulan Data

    Tahap pengumpulan data setidaknya dilakukan dalam jangka waktu 2-3 bulan, tergantung dari kondisi,

    ketersediaan data, maupun jenis metode yang digunakan.

    5. Data dan Informasi Umum

    Pro l dan gambaran umum provinsi (SDM, Sosial,

    Ekonomi, Fisik, Lingkungan)

    Kebijakan dan program pembangunan tata ruang

    yang terkait dengan upaya mitigasi emisi GRK

    Kebijakan dan program pembangunan bukan

    tata ruang yang terkait dengan upaya mitigasi

    emisi GRK

    6. Data dan Informasi Teknis

    Identi kasi bidang dan kegiatan sumber emisi

    GRK

    Hasil Inventarisasi Emisi GRK (jika ada)

    Data dan asumsi per bidang untuk menyusun

    BAU Baseline, skenario mitigasi, biaya

    mitigasi, dst

    7. Pendataan Kelembagaan Publik

    Lembaga dan kegiatan publik yang menghasilkan

    emisi GRK dan terkait dengan upaya mitigasi

    8. Pendataan Kelembagaan Masyarakat dan Pelaku

    Usaha

    Lembaga dan kegiatan masyarakat dan swasta

    yang menghasilkan emisi GRK dan terkait

    dengan upaya mitigasi

    1 Bulan

    Gambar 3.3 Tahap Pengumpulan Data

    4 Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK, Sub Bab 4.25 Peraturan Presiden No. 71/2011

  • 14PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    Kebutuhan data dan informasi yang harus dikumpulkan setidaknya harus meliputi:

    1) Data dan Informasi Umum

    Data dan informasi umum adalah gambaran umum daerah beserta dengan kebijakan dan rencana

    strategis daerah dan tata ruang provinsi yang akan digunakan oleh Tim Penyusun sebagai masukan

    untuk menyusun Bab II dan Bab III RAD GRK. Data yang dibutuhkan antara lain:

    a. Pro l atau gambaran umum wilayah perencanaan, dalam hal ini wilayah provinsi, contohnya

    sumber daya manusia, ekonomi, sik, dan lingkungan.

    b. Kebijakan dan program pembangunan yang terkait dengan kegiatan/sumber penghasil emisi

    GRK di daerah.

    Pada tahap ini, Pemerintah Provinsi (melalui Pokja) harus dapat mengindikasikan kegiatan

    perencanaan tata ruang yang terkait dengan kegiatan penyumbang emisi GRK yang kemungkinan

    dapat diintervensi. Sejalan dengan hal ini, Pemerintah Provinsi juga mengindikasikan substansi

    kebijakan dan program pembangunan yang terkait dengan penghasil emisi, serta peluangnya

    dengan usaha penurunan emisi GRK.

    Contoh format untuk mengumpulkan data dan informasi tentang kebijakan dan rencana

    pembangunan strategis Pemerintah Provinsi yang berkaitan dengan penghasil emisi/serapan GRK

    dan berpeluang untuk dapat menurunkan emisi GRK dapat dilihat pada Lampiran 2. Data dan

    informasi umum ini juga diperlukan oleh Pokja untuk membuat identi kasi awal tentang bidang

    dan kegiatan yang menghasilkan emisi GRK dan yang berpeluang untuk dapat menurunkan emisi

    GRK. Disamping itu, data dan informasi ini diperlukan juga sebagai masukan untuk membuat

    usulan-usulan kegiatan dalam rencana aksi daerah.

    2) Data dan Informasi Teknis

    Data dan informasi teknis adalah data, informasi , dan asumsi per bidang yang dibutuhkan untuk

    menyusun baseline, usulan-usulan aksi/kegiatan penurunan emisi GRK dan perhitungan biaya

    mitigasi. Jenis data dan informasi yang dibutuhkan akan berbeda-beda sesuai dengan bidang dan

    kegiatan yang mengasilkan emisi GRK. Data dan informasi ini diperlukan sebagai masukan untuk

    menyusun Bab IV. dari dokumen RAD GRK.

    Sebagai acuan dapat dilihat di Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK , serta di

    Pedoman Teknis yang akan dikeluarkan oleh Pokja K/L terkait.

    3) Pendataan Kelembagaan Publik

    Pokja RAD GRK perlu mendata kelembagaan publik (yaitu lembaga dan peraturan Pemda) yang

    terkait dengan upaya-upaya penurunan emisi GRK di wilayah administratif provinsi baik secara

    langsung maupun tidak langsung. Informasi ini didapat dengan cara mendata: 1) Lembaga

    pemerintah yang terkait dengan penurunan emisi, fungsi dan tugas pokoknya (Dinas/Badan/

    Kantor), 2) Program kerja lembaga, 3) Peraturan-peraturan daerah yang terkait dengan kelestarian

    lingkungan hidup, dan penghematan energi. Selanjutnya data dan informasi ini dikaji lebih lanjut

    untuk mengetahui apakah memiliki keterkaitan dan peluang untuk digolongkan sebagai lembaga/

    peraturan/program yang dapat menurunkan emisi GRK, sebelum dimasukan ke dalam bab V

    dokumen RAD GRK (Lampiran 5 sebagai contoh).

    4) Pendataan Kelembagaan Masyarakat dan Pelaku Usaha

    Untuk memperluas kerjasama dengan para pihak, Pemerintah Provinsi melalui Pokja perlu

    mengenali lembaga dan kegiatan dari pihak swasta/pelaku usaha dan kelompok masyarakat yang

    memiliki keterkaitan positif (berpeluang untuk mendukung upaya-upaya penurunan emisi) ataupun

    negatif (tidak memiliki peluang untuk mendukung upaya-upaya penurunan emisi GRK). Untuk itu,

    perlu dilakukan pendataan kegiatan-kegiatan yang ada (telah/sedang) dilakukan oleh para pihak

  • 15PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    tersebut. Data dan informasi untuk melakukan kajian ini diperoleh dari Lembaga Masyarakat dan pelaku

    usaha secara langsung (melalui pertemuan-pertemuan) atau secara tidak langsung dari laporan yang

    telah dipublikasikan (melalui media cetak atau elektronik, serta website). Contoh format yang dapat

    digunakan untuk mendata lembaga dan kegiatan masyarakat dan swasta dapat dilihat di Lampiran

    6. Informasi ini digunakan oleh Tim Penyusun untuk melengkapi Bab V dokumen RAD GRK.

    3.4. Tahap Penghitungan

    Pokja masing-masing bidang melakukan penghitungan emisi GRK dengan menggunakan data dan

    informasi umum dan teknis (per bidang) yang telah dikumpulkan sebelumnya agar dapat menyusun

    baseline dan skenario mitigasi, usulan penurunan emisi GRK, dan biaya serta jangka waktu pelaksanaanya.

    Tahap penghitungan ini dilakukan untuk setiap bidang dan kegiatan yang telah dipilih melalui proses

    identi kasi awal sumber-sumber emisi GRK, yang hasilnya akan menjadi masukan utama untuk penulisan

    Bab IV dan Bab V dari dokumen RAD GRK. Pada tahap ini, penyelenggaraan kegiatan dapat dilakukan

    dalam jangka waktu 2 (dua) 3 (tiga) bulan.

    9. Penghitungan emisi BAU Baseline

    Penyusunan BAU Baseline

    Penyusunan Skenario Mitigasi

    11. Pemetaan Kelembagaan Daerah

    Peran sebagai penghasil emisi

    Peran sebagai pelaku mitigasi emisi

    10. Usulan Aksi Mitigasi

    Aksi yang terdapat di dalam RAN GRK

    Aksi yang terdapat di dalam Rencana

    Pembangunan Daerah

    Aksi Daerah yang baru

    Penghitungan :

    Jumlah emisi GRK yang dihasilkan /

    diturunkan dari setiap aksi mitigasi

    Perkiraan biaya setiap aksi mitigasi

    Perkiraan jangka waktu implementasi

    2-3 Bulan

    Gambar 3.4. Tahap Penghitungan

    Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan pada tahap ini, yaitu:

    1) Penghitungan emisi baseline

    Penghitungan emisi baseline bertujuan untuk menghitung tingkat emisi GRK sebelum adanya

    kegiatan penurunan emisi dan proyeksinya di masa depan (lihat gambar 3.5). Penghitungan

    ini dilakukan untuk beberapa bidang dan kegiatan penghasil emisi GRK yang telah dipilih oleh

    pemerintah daerah melalui identi kasi awal sumber-sumber emisi GRK daerah.

    Secara teknis, penghitungan ini dilakukan dengan cara menghitung tingkat (jumlah) emisi yang

    dihasilkan dari suatu bidang /kegiatan berdasarkan pada: 1) Data historis (hasil inventarisasi emisi

    GRK) dan 2) Data/informasi masa depan tanpa adanya intervensi kebijakan/teknologi mitigasi

    perubahan iklim. Meskipun tahun dasar adalah tahun 2010 dan diproyeksikan sampai dengan tahun

    2020, akan tetapi data historis sebelumnya misalnya data sejak tahun 2005 dapat digunakan sebagai

    referensi. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa:

    baseline = proyeksi emisi GRK (data/informasi masa depan tanpa intervensi mitigasi)

  • 16PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    45,000

    Emisi GRK setiap Skenario di Pedesaan

    40,000

    35,000

    30,000

    25,000

    Buang dimana saja (BAU)

    Reduksi sumber

    3R+ Pengomposan

    20,000

    15,000

    10,000

    5,000

    2010 2015 2020 2025 2030

    0

    Gambar 3.5. Contoh baseline dan Skenario Mitigasi Bidang Persampahan

    Sejalan dengan penyusunan baseline adalah penyusunan tingkat emisi GRK dengan skenario mitigasi,

    yaitu menghitung jumlah emisi/serapan GRK yang akan dihasilkan dari suatu bidang/kegiatan pada

    suatu kurun waktu yang panjang (misal 2010-2020) berdasarkan: 1) Data historis (hasil inventarisasi

    GRK); dan 2) Data proyeksi emisi/serapan GRK dengan asumsi data/informasi masa depan yang

    sudah mengikutsertakan/setelah penerapan kebijakan/teknologi penurunan emisi GRK. Informasi

    mengenai metodologi penghitungan emisi GRK dengan baseline dan skenario mitigasi, serta data/

    informasi yang diperlukan untuk beberapa bidang terkait dapat dilihat di Pedoman Pelaksanaan

    Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK .

    2) Usulan Aksi Mitigasi

    Pada bagian ini, Pokja masing-masing bidang mulai dapat memilah dan memilih beberapa kegiatan

    mitigasi yang akan diusulkan untuk dimasukan ke dalam dokumen RAD GRK. Pada dasarnya

    penetapan usulan aksi mitigasi ini menggabungkan usulan-usulan kegiatan yang sudah ada dan

    yang baru baik yang berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha maupun dari

    masyarakat. Berikut adalah ilustrasi dari proses pengusulan tersebut:

  • 17PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    a)Kegiatan yang

    tercantum di

    dalam RAN GRK

    b) Kegiatan yang

    sudah ada di

    dalam Rencana

    Strategis Daerah

    Dokumen

    RAD GRK

    c) Usulan Kegiatan

    baru

    Gambar 3.6. Ilustrasi Proses Pengusulan Kegiatan Mitigasi

    Secara terinci, ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh Pokja per bidang dalam melakukan

    penetapan usulan kegiatan penurunan emisi GRK sebagai mana yang diilustrasikan pada Gambar

    3.6. di atas.

    1. Mengidenti kasi aksi mitigasi yang terdapat pada Dokumen RAN GRK. Berdasarkan hasil

    identi kasi tersebut, apabila terdapat kegiatan penurunan emisi GRK yang sudah tercantum

    yang dengan jelas menyebutkan lokasinya berada pada provinsi tersebut maka Pemda

    mendukung kegiatan yang tercantum dalam RAN GRK dan dapat melaksanakan kegiatan

    yang sama dengan program/kegiatan dari pusat (menambah jumlah dan/atau volume untuk

    di wilayah provinsinya) dari kegiatan yang ada. Hal tersebut berarti bahwa kegiatan-kegiatan

    tersebut direncanakan akan dibiayai oleh Pemerintah Pusat, melalui Kementerian/Lembaga

    terkait. Pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan, Pemerintah Pusat akan

    berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah.

    2. Langkah berikutnya, mengidenti kasi program dan kegiatan pembangunan yang telah ada

    (existing actions) yang terdapat di dalam dokumen rencana pembangunan strategis daerah

    untuk beberapa sektor yang telah dipilih oleh Pemerintah Provinsi pada proses identi kasi

    awal. Apabila program/kegiatan tersebut diperkirakan memiliki peran menurunkan emisi GRK,

    maka program/kegiatan tersebut dapat dimasukan ke dalam dokumen RAD GRK.

    3. Mengusulkan beberapa kegiatan mitigasi yang baru dari beberapa lembaga publik, swasta

    dan masyarakat untuk dimasukan ke dalam dokumen RAD GRK, sepanjang usulan-usulan

    tersebut layak untuk dipertimbangkan dan diseleksi lebih lanjut.

    Contoh-contoh usulan aksi mitigasi untuk setiap bidang dapat dilihat di Pedoman Pelaksanaan

    Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK.

    Selanjutnya , penghitungan perkiraan jumlah emisi yang dihasilkan (dalam satuan CO2 eq) dari setiap

    usulan kegiatan mitigasi (yang lama dan yang baru) dilakukan dengan menggunakan metodologi

    penghitungan reduksi emisi GRK yang akan ditetapkan dalam panduan teknis oleh K/L terkait.

    Kemudian dilanjutkan dengan penghitungan perkiraaan biaya mitigasi yang diperlukan (dalam

    satuan Rupiah) dari setiap usulan kegiatan mitigasi (yang lama dan yang baru) dengan menggunakan

    metodologi penghitungan biaya mitigasi sektoral yang tersedia.

  • 18PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    Pokja juga harus memperkirakan jangka waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap

    usulan kegiatan mitigasi dimulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap operasionalisasi. Semua

    informasi ini digunakan oleh Tim Penyusun untuk menyusun Bab IV dan Lampiran dokumen RAD

    GRK. Contoh-contoh format penghitungan tersebut di atas dapat dilihat di Lampiran 3 dan 4.

    3) Pemetaan Kelembagaan Daerah

    Pemetaan kelembagaan (stakeholder mapping) dilakukan untuk menganalisis lebih jauh tentang

    peran penting dan pengaruh setiap lembaga/pelaku dari unsur pemerintah, swasta, dan kelompok

    masyarakat yang berperan sebagai penghasil emisi GRK dan sekaligus berperan sebagai pelaku

    penurunan emisi GRK di wilayah Provinsi. Kegiatan ini dilakukan oleh Pokja dengan menggunakan

    data dan informasi yang telah dikumpulkan sebelumnya yaitu identi kasi kelembagaan publik,

    swasta dan masyarakat. Contoh format pemetaan kelembagaan daerah dapat dilihat di Lampiran

    7. Informasi dari tabel ini digunakan oleh Tim Penyusun sebagai masukan untuk menyusun Bab V

    dokumen RAD GRK.

    3.5. Tahap Perumusan Rencana Aksi

    Pemerintah Provinsi melalui Tim Penyusun RAD GRK dapat menetapkan dan memilih usulan-usulan

    mana yang akan diprioritaskan untuk dimasukan ke dalam dokumen RAD GRK. Penetapan tersebut

    menggunakan beberapa kriteria yang merupakan gabungan antara aspek teknis dan non teknis, misalnya

    ekonomi, sosial, politis, dll. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa pilihan yang dibuat berdasarkan

    pada berbagai pertimbangan, khususnya kebijakan pembangunan berkelanjutan. Kriteria umum yang

    dapat digunakan adalah: technically feasible (pelaksanaan aksi dimungkinkan secara teknis), economically/

    ! nancially feasible (dimungkinkan secara ekonomis/pembiayaan), politically/socially viable (diterima

    secara politis dan sosial), serta administratively operable (dapat dilaksanakan sesuai prosedur administrasi

    yang ada).

    Tahap perumusan rencana aksi setidaknya terdiri dari beberapa kegiatan dan berlangsung dalam jangka

    waktu 2-3 bulan. Prosesnya dapat dilihat dalam Gambar 3.7.

    12. Konsolidasi Hasil Pokjaa. Sidang Pleno IIb. Konsultasi Publik

    13. Skala Prioritas

    Usulan Aksi

    Mitigasi

    14. Penentuan Target

    Penurunan Emisi

    GRK

    15. Formulasi

    Strategi

    Implementasi

    RAD GRK

    2-3 bulan

    Gambar 3.7. Tahap Perumusan Rencana Aksi Mitigasi

    1) Konsolidasi hasil Pokja

    Tahap perumusan rencana aksi diawali dengan mengadakan Sidang pleno Tim yang ke-2 untuk

    mengkonsolidasikan hasil kerja dari setiap Pokja, dan menyusun daftar usulan kegiatan penurunan

    emisi setiap bidang berikut dengan hasil penghitungan penurunan emisi GRK, biaya mitigasi dan

    jangka waktu implementasi.

  • 19PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    2) Skala Prioritas Usulan Aksi Mitigasi

    Tim Penyusun RAD GRK dalam sidang pleno dapat melakukan penentuan skala prioritas dari

    berbagai usulan aksi mitigasi yang telah dihitung perkiraan jumlah penurunan emisi, biaya mitigasi,

    serta perkiraan waktu implementasinya (Sub Bab 3.4.2).

    Secara bersama-sama, Tim penyusun dapat memilih dan menyusun daftar prioritas kegiatan inti

    mitigasi sektoral yang beremisi rendah atau efektif menghasilkan penurunan emisi dan berbiaya lebih

    rendah (e siensi biaya) untuk dimasukan ke dalam dokumen RAD GRK. Gambar 3.8. mengilustrasikan

    mengenai proses tersebut berdasarkan 2 (dua) kriteria utama yaitu: 1) Tingkat Kelayakan Biaya,

    dan 2) Tingkat Kelayakan Pelaksanaan. Untuk kriteria yang lebih rinci dapat dilihat di Lampiran 4

    mengenai contoh format matrik penentuan skala prioritas aksi mitigasi.

    Usulan-usulan Aksi Mitigasi

    Usulan-usulan Potensi Aksi

    Usulan-usulan Potensi Aksi

    Tingkat Kelayakan Biaya Usulan-usulan Potensi Aksi

    Karakteristik dan potensi daerah

    Kebijakan/Perda Kelembagaan /SDM Pendanaan Pengembangan

    Kapasitas

    Gambar 3.8. Proses Penetuan Skala Prioritas Usulan-Usulan Aksi Mitigasi

    3) Penentuan target penurunan emisi GRK

    Penentuan perkiraan target penurunan emisi GRK per bidang atau gabungan beberapa bidang

    dilakukan oleh Pemerintah Provinsi dengan menggunakan hasil penghitungan emisi dari aksi-aksi

    mitigasi sektoral (Sub Bab 3.4.2). Secara spesi k, Pokja menghitung jumlah penurunan emisi GRK

    dari baseline untuk setiap kegiatan/aksi penurunan emisi GRK, kemudian menjumlahkan semua

    perkiraan penurunan emisinya (lihat Lampiran 3).

    Proses penentuan target ini harus dikonsultasikan dengan para pemangku kepentingan di daerah

    dalam suatu pertemuan khusus (konsultasi publik), serta dikoordinasikan dengan K/L dan Sekretariat

    RAN GRK di Bappenas/Kementerian PPN.

    Informasi yang dihasilkan (penentuan target) digunakan oleh Tim Penyusun untuk menyusun Bab IV

    dokumen RAD GRK.

    4) Formulasi strategi implementasi RAD GRK

    Pokja dengan arahan dari Tim Pengarah merumuskan (menetapkan) kebijakan dan strategi umum

    yang diperlukan untuk melaksanakan RAD GRK di daerah. Untuk itu diperlukan beberapa langkah

    berikut ini:

    1. Pemetaan kelembagaan publik dan swasta yang akan terlibat baik secara langsung maupun

    tidak langsung dalam upaya penurunan emisi GRK daerah, menggunakan hasil pemetaan

    kelembagaan pada Sub Bab 3.4.3. (Lihat Lampiran 7)

  • 20PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    2. Mengidenti kasi sumber-sumber pendanaan baik yang berasal dari daerah (APBD),

    nasional(APBN), swasta serta bantuan hibah untuk membiayai kegiatan penurunan emisi yang

    tercantum dalam RAD GRK .

    3. Menyusun waktu/jadwal pelaksanaan dari rencana aksi yang telah dibuat untuk keperluan

    pengukuran, pemantauan, evaluasi dan pelaporan

    4. Sosialisasi rencana implementasi RAD GRK agar mendapat tanggapan yang sesuai dari

    masyarakat dan pelaku usaha atau lembaga/organisasi yang mewakilinya.

    Informasi ini (poin 1-4) digunakan oleh Tim Penyusun untuk menyusun Bab V dokumen RAD GRK.

    Secara khusus, untuk mendukung kebijakan dan strategi implementasi RAD GRK yang telah

    dirumuskan tersebut di atas, maka Pemerintah Provinsi dapat memfungsikan lembaga pemerintah

    daerah yang telah ada untuk terlibat di dalam pelaksanaan, pemantauan dan pelaporan RAD GRK di

    masa yang akan datang, misalnya antara lain :

    1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

    Berperan sebagai koordinator umum pelaksanaan, pemantaun dan pelaporan seluruh bidang/

    kegiatan RAD GRK

    2. Instansi daerah yang menangani bidang Lingkungan Hidup

    Berperan sebagai koordinator pelaksanaan, pemantauan dan pelaporan penyelengaraan

    Inventarisasi GRK

    3. Instansi daerah yang menangani bidang Industri

    Berperan sebagai koordinator pelaksana dan pelaporan aksi mitigasi daerah bidang industri

    4. Instansi Daerah yang menangani pengelolaan Limbah Padat dan Cair

    Berperan sebagai koordinator pelaksana dan pelaporan aksi mitigasi daerah bidang limbah

    padat dan cair domestik

    5. Instansi Daerah yang menangani bidang Perhubungan

    Berperan sebagai koordinator pelaksana dan pelaporan aksi mitigasi daerah bidang transportasi

    6. Instansi Daerah yanng menangani bidang Energi dan Pertambangan

    Berperan sebagai koordinator pelaksana dan pelaporan aksi mitigasi daerah bidang energi/

    pembangkit listrik

    7. Instansi Daerah yang menangani bidang Kehutanan

    Berperan sebagai koordinator pelaksana dan pelaporan aksi mitigasi daerah bidang kehutanan

    dan lahan gambut

    8. Instansi Daerah yang menangani bidang Pertanian

    Berperan sebagai koordinator pelaksana dan pelaporan aksi mitigasi daerah bidang pertanian

    3.6. Tahap Penetapan

    Pada tahap ini Pokja RAD GRK bertugas menyusun Rancangan Naskah Peraturan Gubernur mengenai

    RAD GRK Provinsi. Rancangan ini selanjutnya akan ditetapkan dalam kurun waktu tidak lebih dari 12 bulan

    sejak diterbitkannya Perpres 61/2011. Setelah itu, RAD GRK ini diserahkan kepada Menteri Perencanaan

    Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Dalam Negeri untuk dapat diintegrasikan ke

    dalam upaya-upaya pencapaian target penurunan emisi GRK nasional.

    Penetapan RAD GRK Provinsi tersebut perlu diikuti oleh kegiatan sosialisasi kepada publik, untuk

    meningkatkan koordinasi dan partisipasi dari berbagai pihak yang terlibat dalam pelaksanaan RAD GRK

    sesuai jadwal yang telah ditentukan bersama.

  • 21PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    16. Draft Naskah

    Peraturan Gubernur

    17. Penetapan Peraturan

    Gubernur Tentang RAD

    GRK

    18. Sosialisasi RAD

    GRK

    1 bulan

    Gambar 3.9. Tahap Penetapan

  • 22PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    BAB IV

    PENGORGANISASIAN PENYUSUNAN RAD-GRK

    4.1. Pengorganisasian

    Organisasi penyusunan RAD-GRK terdiri atas Tim Koordinasi dan Kelompok Kerja (Pokja) Penyusunan

    RAD-GRK, dengan tugas dan susunan anggota sebagai berikut:

    1. Tim Koordinasi

    Tim Koordinasi terdiri atas:

    Penanggung Jawab : Kepala Daerah

    Ketua : Sekretaris Daerah

    Sekretaris : Kepala Bappeda

    Anggota : Kepala SKPD Terkait

    2. Kelompok Kerja

    Kelompok kerja (Pokja) terdiri atas:

    Tabel 4.1. Pembagian Kelompok Kerja untuk Penyusunan RAD GRK

    NAMA POKJA TANGGUNG JAWAB KOMPOSISI

    Pokja I

    Bidang Pertanian

    Penyusunan substansi inti RAD GRK

    bidang Pertanian

    Ketua:

    Dinas Pertanian/ SKPD terkait bidang Pertanian

    Anggota:

    Dinas Penataan Ruang/ SKPD terkait Penataan

    Ruang, Bappeda, BLHD/BAPEDALDA, BPS, BPN,

    SKPD terkait sumber daya air, SKPD terkait

    Kehutanan, Pelaku Usaha /Organisasi Profesi,

    Perguruan Tinggi /Lembaga Penelitian/LSM

    Pokja II

    Bidang Kehutanan dan Lahan

    Gambut

    Penyusunan substansi inti RAD GRK

    bidang Kehutanan dan Lahan Gambut

    Ketua :

    Dinas Kehutanan/ SKPD terkait bidang Kehu-

    tanan

    Anggota:

    Dinas Penataan Ruang/ SKPD terkait Penataan

    Ruang, Bappeda, BLHD/BAPEDALDA, BPS, BPN,

    SKPD terkait sumber daya air, SKPD terkait Per-

    tanian, SKPD terkait Perkebunan, Pelaku Usaha /

    Organisasi Profesi, Perguruan Tinggi /Lembaga

    Penelitian/LSM

    Pokja III

    Bidang Energi

    Penyusunan substansi inti RAD-GRK

    bidang Energi

    Ketua:

    Dinas ESDM/ SKPD terkait bidang ESDM

    Anggota:

    Dinas Penataan Ruang/ SKPD terkait Penataan

    Ruang, Bappeda, BLHD/BAPEDALDA, BPS, SKPD

    terkait sumber daya air, SKPD terkait Kehutanan,

    PLN, Pelaku Usaha /Organisasi Profesi, Pergu-

    ruan Tinggi /Lembaga Penelitian/LSM

    Pokja IV

    Bidang Transportasi

    Penyusunan substansi inti RAD-GRK

    bidang Transportasi

    Ketua:

    Dinas Perhubungan/ SKPD terkait bidang

    Perhubungan

    Anggota:

    Dinas Penataan Ruang/ SKPD terkait Penataan

    Ruang, Bappeda, BLHD/BAPEDALDA, BPS, PU

    Bina Marga, SKPD terkait Energi, Pelaku Usaha /

    Organisasi Profesi, Perguruan Tinggi /Lembaga

    Penelitian/LSM

  • 23PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    NAMA POKJA TANGGUNG JAWAB KOMPOSISI

    Pokja V

    Bidang Industri

    Penyusunan substansi inti RAD-GRK

    bidang industri

    Ketua:

    Dinas Perindustrian/ SKPD terkait bidang

    Perindustrian

    Anggota:

    Dinas Penataan Ruang/ SKPD terkait Penataan

    Ruang, Bappeda, BLHD/BAPEDALDA, BPS,

    Pelaku Usaha /Organisasi Profesi, Perguruan

    Tinggi /Lembaga Penelitian/LSM

    Pokja VI

    Pengelolaan Limbah

    Penyusunan substansi inti RAD-GRK

    bidang pengelolaan limbah padat dan

    cair

    Ketua:

    Dinas PU Cipta Karya atau BLHD/BAPEDALDA

    atau SKPD terkait bidang Pengelolaan Limbah

    Anggota:

    Dinas Penataan Ruang/ SKPD terkait Penataan

    Ruang, Bappeda, BPS, Pelaku Usaha /Organisasi

    Profesi, Perguruan Tinggi /Lembaga Penelitian/

    LSM

    KETERANGAN:

    1) Pemerintah provinsi dapat menggunakan kelompok kerja yang telah ada/terbentuk di daerah yang terkait program/kegiatan

    penanganan perubahan iklim.

    2) Susunan ketua dan anggota pokja masing-masing bidang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi daerah masing-

    masing.

    Penanggung JawabTIM KORDINASI

    KELOMPOK

    KERJA

    Ketua

    Sekretaris

    dst

    dst

    Anggota

    Anggota

    Anggota

    Anggota

    Anggota

    Anggota

    Pokja I Pokja II Pokja IV

    Ketua

    ..............................

    Gambar 4.1. Bagan Struktur Organisasi Penyusunan RAD GRK

    4.2. Uraian Tugas

    1. Tim Koordinasi bertugas:

    a. Memberikan arahan dan melaksanakan koordinasi dalam penyusunan dokumen RAD GRK.

    b. Memberikan arahan dan masukan kepada Pokja mengenai kebijakan, program dan prioritas

    pembangunan daerah untuk penyusunan dokumen RAD GRK.

  • 24PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    c. Memberikan arahan dan persetujuan tentang Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Rencana

    Anggaran Belanja (RAB) untuk penyusunan RAD GRK.

    d. Menyampaikan draft akhir dokumen RAD GRK yang telah disusun kepada Sekretariat RAN GRK

    di tingkat pusat untuk ditinjau kelengkapannya.

    e. Memperbaiki dan melengkapi draft akhir dokumen RAD GRK yang sudah ditinjau , untuk

    selanjutnya ditetapkan menjadi Peraturan Gubernur.

    f. Menyampaikan Pergub RAD GRK kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Dalam

    Negeri.

    2. Kelompok Kerja bertugas:

    a. Merumuskan ruang lingkup substansi inti dokumen RAD GRK sesuai dengan bidang tugasnya.

    b. Melakukan identi kasi dan kajian awal, pencarian, pengumpulan bahan, data dan informasi

    yang dibutuhkan (kepada pihak/sumber data terkait) dalam rangka penyusunan substansi inti

    RAD GRK sesuai dengan bidang tugasnya.

    c. Melakukan pengolahan data dan analisa data dan informasi yang telah dikumpulkan untuk

    penyusunan substansi inti RAD GRK sesuai dengan bidang tugasnya.

    d. Menyusun substansi inti dokumen RAD GRK menurut format dan struktur (sistematika) yang

    ada dalam pedoman ini (lihat Bab 2), sesuai dengan bidang tugasnya.

    e. Membuat jadwal dan rencana kerja kegiatan Pokja sesuai dengan bidang tugasnya.

    f. Menyerahkan hasil penyusunan substansi inti RAD GRK sesuai bidang tugasnya kepada Ketua

    melalui Sekretaris Tim Koordinasi Penyusunan RAD GRK untuk dikonsolidasikan dengan hasil

    pokja lainnya guna menghasilkan dokumen RADGRK Provinsi.

    4.3. Mekanisme Kerja

    1. Tim Koordinasi mengadakan sidang pleno dan rapat kerja sesuai keperluan selama penyusunan RAD

    GRK.

    2. Kelompok kerja mengadakan rapat teknis sesuai dengan jadwal dan keperluan selama penyusunan

    RAD GRK.

    3. Kepala Bappeda selaku Sekretaris Tim Koordinasi mengkonsolidasikan penyusunan dokumen RAD

    GRK yang disusun oleh setiap Pokja.

    4. Draft akhir RAD-GRK yang telah disusun oleh Tim Koordinasi RAD GRK di tingkat Provinsi akan

    dikonsultasikan dengan Sekretariat RAN GRK di tingkat pusat sebelum ditetapkan oleh Gubernur.

    4.4. Jadwal Penyusunan RAD GRK

    Jadwal kerja penyusunan dokumen RAD GRK yang akan dilaksanakan oleh Tim Koordinasi dan Pokja

    penyusunan RAD GRK, dapat dilihat pada Tabel 4.2.

    Tabel 4.2. Jadwal Penyusunan Dokumen RAD GRK

    NO KEGIATAN TUGASBULAN KE -

    1-2 3-4 5-6 7-8 9

    I. TAHAP PERSIAPAN

    1 Persiapan Awal

    a. Pembentukan Tim TK

    b. Sidang Pleno I : Arahan dan Persiapan TK, Pokja

    2 Identi kasi Awal Pokja

    3 Persiapan Teknis Pokja

    4 Konsultasi Publik : Persiapan Penyusunan RAD GRK TK,Pokja,PM

  • 25PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    NO KEGIATAN TUGASBULAN KE -

    1-2 3-4 5-6 7-8 9

    II. TAHAP PENGUMPULAN DATA

    5 Data dan Informasi Umum Pokja

    6 Data dan Informasi Teknis Pokja

    7 Pendataan Kelembagaan Publik Pokja

    8 Pendataan Kelembagaan Masyarakat dan Pelaku

    UsahaPokja

    III. TAHAP PENGHITUNGAN

    9 Penghitungan Emisi BAU Baseline Pokja

    10 Usulan Aksi Mitigasi Pokja

    11 Pemetaan Kelembagaan Daerah Pokja

    IV. TAHAP PERUMUSAN RENCANA AKSI

    12 Konsolidasi hasil Pokja TK, Pokja

    a.Sidang Pleno II : Hasil Pokja TK, Pokja

    b.Konsultasi Publik : Masukan untuk Perumusan

    Rencana AksiTK, Pokja, PM

    13 Penetapan Skala Prioritas TK, Pokja

    14 Penentuan Target Reduksi Emisi GRK TK, Pokja

    15 Formulasi Strategi Implementasi RAD GRK TK, Pokja

    V. TAHAP PENETAPAN

    Draft Naskah Peraturan Gubernur TK

    Penetapan Peraturan Gubernur TK

    Diseminasi RAD GRK TP,TT,PM

    Keterangan: TK: Tim Koordinasi; Pokja: Kelompok Kerja; PM: Perwakilan Masyarakat

  • 26PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    BAB V

    PENUTUP

    Pedoman penyusunan RAD GRK merupakan panduan bagi setiap pimpinan daerah untuk menghasilkan

    rancangan RAD GRK yang selaras dengan kebijakan nasional dan daerah. Pedoman ini merupakan bagian yang

    tidak terpisahkan khususnya dari Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 tentang RAN GRK yang mengatur

    Pedoman Penyusunan RAD GRK.

    Sosialisasi Pedoman dan fasilitasi penyusunan RAD GRK akan diselenggarakan oleh Menteri Dalam Negeri

    bersama dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS dan Menteri Lingkungan

    Hidup.

    Dengan menggunakan Pedoman ini, Pemerintah Provinsi dapat menyusun RAD GRK yang bersifat multi

    sektoral yang mempertimbangkan aspek-aspek pembangunan berkelanjutan, serta melibatkan partisipasi

    dan kerja sama dengan para pihak terkait.

    Penyusunan RAD GRK yang sesuai dengan peraturan dan petunjuk yang berlaku akan memudahkan

    pemerintah daerah dan nasional dalam tahap pelaksanaan, pemantauan dan evaluasinya.

    Dokumen RAD GRK yang dihasilkan dapat dilakukan kaji ulang sesuai dengan kebutuhan daerah dan nasional

    serta perkembangan yang ada.

  • 27PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    LAMPIRAN

    LAMPIRAN 1CONTOH FORMAT IDENTIFIKASI AWAL SUMBER EMISI GRK

    Karakteristik Provinsi : (aspek sik, lingkungan, ekonomi, sosial)

    Misalnya luas wilayah , jumlah kabupaten/kota, jumlah penduduk, luas hutan, luas lahan pertanian dan perkebunan, jenis dan

    jumlah industri/badan usaha, jumlah pegawai dan SKPD Pemda , APBD ,dst

    BidangPemerintah Daerah Masyarakat/Pelaku Usaha

    Potensi sumber emisi Potensi sumber emisi

    Kehutanan dan lahan gambut

    Sumber data:

    Dinas Kehutanan, Pusat penelitian

    Kehutanan,Asosiasi Pengusaha Hutan,

    Provinsi dalam angka, BPS

    Misalnya:

    Kebakaran hutan

    Alih fungsi lahan gambut

    Penebangan hutan

    Misalnya:

    Pembukaan lahan hutan untuk

    pengembangan perkebunanPeladan-

    gan berpindah

    Pertanian

    Sumber data:

    Dinas kehutanan, Fakultas/Pusat pe-

    nelitian Pertanian, asosiasi pengusaha

    pertanian, BPS, Provinsi dalam angka

    Misalnya:

    Perluasan lahan pertanian

    Penggunaan lahan untuk persawahan

    Misalnya:

    Pembakaran lahan untuk persiapan

    lahan pertanian

    Energi

    Sumber Data:

    Dinas ESDM, PLN, Asosiasi pengusaha

    pembangkit listrik, BPS, Provinsi dalam

    angka

    Misalnya: jumlah dan kapasitas

    pembangkit listrik yang dioperasikan

    oleh Pemda yang tidak terkoneksi

    ke jaringan PLN (o! -grid); jumlah

    pemakaian energi listrik dan bahan

    bakar fosil (fosil fuel) untuk pembangkit

    listrik yang dikelola oleh Pemda

    Misalnya jumlah dan kapasitas pem-

    bangkit listrik swasta yang terkoneksi

    dan tidak terkoneksi ke jaringan PLN;

    jumlah pemakaian energi listrik dan

    bahan bakar fosil oleh pelaku usaha dan

    masyarakat

    Transportasi

    Sumber data:

    Dinas perhubungan, Kantor Samsat,

    Asosiasi dealer kendaraan, Pertamina,

    BPS, Provinsi dalam angka

    Misalnya jumlah, jenis dan konsumsi

    bahan bakar dari alat-alat transportasi

    darat yang dioperasikan oleh Pemda.

    Misalnya jumlah, jenis dan konsumsi

    bahan bakar dari alat-alat transpor-

    tasi darat yang dioperasikan oleh

    masyarakat dan pelaku usaha

    Industri

    Sumber data:

    Dinas perindustrian, Asosiasi industri,

    PLN, Pertamina, BPS, Provinsi dalam

    angka.

    Misalnya energi (jumlah, jenis dan

    konsumsi), limbah (jumlah dan

    jenisnya) yang berasal dari industri kecil

    menengah (IKM); Badan Usaha Pemda

    yang mempunyai kontribusi dalam

    emisi GRK (industri pulp dan kertas,

    industri gula)

    (IKM) yang dikelola oleh masyarakat/

    swasta (misalnya industri pakian jadi,

    tahu tempe, dll)

    Pengelolaan Limbah

    Sumber data:

    Dinas Pekerjaan Umum, BPLHD, LSM,

    BPS, Provinsi dalam angka

    Misalnya volume dan jenis sampah yang

    diproduksi oleh kegiatan Pemda

    Misalnya volume, jenis sampah yang

    diproduksi oleh masyarakat dan swasta

    Permasalahan:

    Terbatasnya program sosialisasi mitigasi emisi GRK ke masyarakat dan pelaku usaha

    Belum tersedianya sistem dan prosedur pelaporan kegiatan mitigasi antara Pemda dan masyarakat

    Dll

  • 28PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    LAMPIRAN 2 CONTOH FORMAT PENGUMPULAN DATA KEBIJAKAN

    DAN RENCANA PEMBANGUNAN

    Nama Dokumen Bidang/BagianIsi Dokumen*

    Kebijakan Program Kegiatan

    RPJPD Provinsi

    Kalimantan Timur

    2005 - 2025

    Kehutanan

    Strategi 1: Penjaminan

    keberadaan sumberdaya

    hutan dalam luasan

    yang mencukupi dan

    menjamin pengelolaan

    hutan secara lestari dan

    intensif guna men-

    dukung peningkatan

    kualitas ekosistem.

    a. Pemberantasan

    pembalakan illegal

    (illegal logging).

    b. Penegakan hukum

    dan meningkatkan

    partisipasi para pihak

    kehutanan.

    c. Pemantapan kawasan

    hutan.

    d. Perlindungan hutan

    adat.

    e. Penjagaan kawasan

    hutan lindung dengan

    tidak melakukan alih

    fungsi lahan.

    f. Perluasan informasi

    dan pendidikan

    tentang manfaat

    kelestarian hutan bagi

    masyarakat.

    RPJMD KALTIM

    2009 2013

    Pembangunan Daerah

    Perbatasan

    Strategi 1: Peningkatan

    Pembangunan Wilayah

    Perbatasan dalam upaya

    Percepatan Pemban-

    gunan.

    Meningkatkan

    pertumbuhan simpul

    ekonomi untuk

    mengembangkan

    sektor perkebunan,

    tanaman pangan

    dan peternakan yang

    disesuaikan dengan

    keunggulan komparatif

    wilayah melalui Green

    Belt dengan tetap

    memperhatikan

    kelestarian lingkungan

    di sekitarnya.

    Memanfaatkan fungsi

    hutan lindung sebagai

    isu global dengan

    mencanangkan

    fungsi hutan lindung

    di kawasan kayan

    mentarang sebagai

    bagian paru-paru dunia,

    sehingga Negar-negara

    maju mempunyai

    kewajiban memberikan

    kompensasi bagi

    pemerintah daerah.

    Pembangunan

    infrastruktur jalan,

    jembatan.

    Pembangunan

    perkebunan /

    pertanian di sepanjang

    perbatasan (GREEN

    BELT)

    Penyusunan

    perencanaan

    pengembangan

    perbatasan.

    Percepatan

    pembangunan

    perekonomian rakyat

    kawasan perbatasan

    Percepatan

    pembangunan

    infrastruktur.

  • 29PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    Nama Dokumen Bidang/BagianIsi Dokumen*

    Kebijakan Program Kegiatan

    Perkebunan

    Strategi 1:

    Pengembangan

    Perkebunan yang

    Berpotensi dan Bernilai

    Ekonomis Tinggi.

    Pemanfaatan lahan-

    lahan tidur untuk

    diubah sebagai

    pengembangan

    yang produktif guna

    terwujudnya lahan

    perkebunan sejuta

    hektar.

    1. Peningkatan produksi

    hasil perkebunan.

    2. Peningkatan

    penerapan teknologi

    perkebunan dan

    industri pengolahan.

    3. Peningkatan

    kesejahteraan petani

    kebun.

    4. Pemberdayaan

    penyuluh perkebunan

    lapangan.

    1. Peningkatan

    kemampuan lembaga

    petani.

    2. Penyuluhan dan

    bimbingan penerapan

    teknologi tepat guna.

    3. Pelatihan petani dan

    pelaku agribisnis.

    4. Pengembangan bibit

    unggul perkebunan.

    5.Penyuluhan

    dan bimbingan

    pemanfaatan dan

    produkti tas lahan

    tidur

    Pertambangan

    Strategi 1: Penetapan

    Kebijakan dan Peraturan

    serta Sistem Pertam-

    bangan yang

    Beroreintasi pada

    Pembangunan yang

    Berkelanjutan

    1. Percepatan Rencana

    Tata Ruang Wilayah

    Pertambangan

    Batubara.

    2. Peningkatan sistem

    pengawasan

    terpadu

    pengelolaan

    pertambangan

    batubara.

    3. Penerapan sistem

    Good Minning

    Practice

    1. Pembinaan dan

    pengawasan bidang

    pertambangan.

    2. Pengawasan

    dan penertiban

    kegiatan rakyat yang

    berpotensi merusak

    lingkungan.

    1. Pembinaan dan

    pengawasan

    pertambangan umum.

    2. Evaluasi good mining

    pratice

    Renstra SKPD

    Dinas KehutananProduksi dan

    Pemanfaatan Hasil

    HutanMeningkatkan

    peran serta

    seluruh pemangku

    kepentingan

    (stakeholder

    kehutanan) untuk

    mempercepat

    pelaksanaan

    rehabilitasi hutan dan

    lahan

    Penataan dan

    Pemanfaatan Kawasan

    Hutan

    1. Inventarisasi Hutan

    2. Pembuatan Peta

    Sebaran Ijin

    Perkebunan

    3. Pembuatan peta

    sebaran KP/IUP

    Pembinaan

    Perlindungan Hutan

    Perlindungan dan

    Konservasi Sumber daya

    Hutan

    1. Perlindungan dan

    pengamanan hutan

    2. Pembinaan dan

    pengendalian

    kebakaran hutan dan

    lahan

    3. Pengembangan

    ekowisata dan jasa

    lingkungan.

    Perencanaan dan Tata

    Guna Hutan

    Rehabilitasi Hutan dan

    Lahan

    1. Perencanaan

    rehabilitasi hutan lahan

    2. Pembinaan dan

    pengendalian

    rehabilitasi hutan dan

    lahan

    Perencanaan dan

    Pengembangan Hutan

    1. Pengembangan

    perencanaan

    pembangunan

    kehutanan tingkat

    provinsi

    2. Pemberdayaan

    masyarakat desa hutan

    3. Pengembangan usaha

    masyarakat sekitar

    hutan mangrove

  • 30PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    Nama Dokumen Bidang/BagianIsi Dokumen*

    Kebijakan Program Kegiatan

    Rancangan RKPD

    Provinsi Kaltim

    2012

    Prioritas 2 : peningkatan

    upaya mitigasi &

    adaptasi perubahan

    iklim

    Fokus 1 : penekanan laju

    deforestasi

    Prog. Langit Biru Penanaman Pohon

    Prog. Perlindungan Dan

    Konservasi SDA

    1)Penertiban

    Penambangan Liar

    2)Pengawasan Lahan

    dan Ilegal Logging

    Fokus 3 : pengendalian

    kerusakan lingkungan

    Prog. Carbon Trade Pengendalian

    Ilegal Logging dan

    Kebakaran hutan

  • 31PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    LAMPIRAN 3CONTOH FORMAT MATRIK RAD-GRK

    1. Bidang : Energi dan Transportasi

    2. Sub-bidang : Transportasi Darat

    3. Penanggung Jawab: Dinas Perhubungan Provinsi

    4. Perkiraan tingkat emisi GRK BAU Baseline pada tahun 2020: 0.88 Juta Ton CO2eq

    No Kegiatan Inti

    Jumlah

    Penurunan Emisi

    dari Baseline

    tahun 2020

    (tonCO2eq)*

    Perkiraan Biaya Mitigasi**

    Perkiraan Biaya

    Penurunan

    Emisi

    (Rp/ton CO2eq)

    Perkiraan Waktu

    P e n y e l e s a i a n

    Kegiatan***

    (tahun)

    Mulai Pelaksan-

    aan

    (tgl/bln/th)Pelaksana

    Rp (juta) Sumber

    (1) (2) (3) (4a) (4b) (5) (6) (7) (8)

    1 Smart/Eco

    Driving

    0,0192 Juta 343.050 APBN/

    APBD 17.867.188 2020 2012Dinas Per-

    hubungan

    Provinsi

    2

    3

    Total= target

    Sumber : Direktorat Bina Sistem Transportasi Perkotaan ( BSTP), Dinas Perhubungan Provinsi, 2011.

    Keterangan :

    * Rumus pengurangan emisi CO2 pertahun = (Jumlah pengemudi smart driving pertahun X Jumlah konsumsi bahan bakar X %

    pengurangan emisi CO2 X faktor emisi CO2 x Jumlah Hari operasi dalam setahun)

    ** Komponen biaya mitigasi antara lain terdiri dari: penyiapan kerangka hukum, persiapan pelaksanaan, pelatihan TOT untuk instruktur,

    pelatihan smart driving untuk pengemudi, pengadaan alat dan unit center, dan monitoring dan evaluasi.

    *** Kegiatan ini diselenggarakan selama 8 tahun (2012-2020) dan diasumsikan akan diikuti oleh 50.000 pengemudi per tahun (kendaraan

    pribadi dan angkutan umum) di 12 kota di Indonesia

    Penjelasan Cara Pengisian Matrik RAD-GRK

    A. Kelompok Baris :

    1) Bidang diisi dengan nama bidang yang telah diidenti kasi.

    2) Sub-bidang diisi dengan sub-bidang yang telah diidenti kasi.

    3) Penanggung Jawab diisi dengan identitas Lembaga Publik yang bertanggung jawab untuk

    mengkoordinasikan pelaksanaan dari aksi-aksi mitigasi.

    4) Perkiraan tingkat emisi GRK dari BAU Baseline di tahun 2020 adalah angka proyeksi emisi GRK yang

    dihitung dengan menggunakan metodologi, data dan asumsi tertentu untuk setiap bidang dan

    kegiatan terpilih.

    B. Kelompok Kolom:

    1) Diisi dengan nomor kegiatan inti.

    2) Diisi dengan kegiatan inti (kegiatan yang dapat diukur angka penurunan emisinya dan yang sudah

    diseleksi).

    3) Diisi dengan angka penurunan emisi yang dihasilkan dari setiap kegiatan inti terhadap emisi BAU

    Baseline ( yaitu selisih antara tingkat emisi BAU Baseline dengan tingkat emisi kegiatan inti pada

    tahun 2020 dalam satuan CO2eq).

    Catatan: Jumlah total penurunan emisi dari semua kegiatan dapat dijadikan dasar untuk penetapan

    target per bidang.

  • 32PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    4) a. Diisi dengan perkiraan jumlah biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan inti

    (komponen biayanya antara lain terdiri dari biaya investasi, biaya operasional dan pemeliharaan

    dalam satuan Rupiah).

    b. Diisi dengan informasi tentang sumber dana ( APBN, APBD, Swasta, Patungan, dll).

    5) Diisi dengan biaya penurunan emisi per ton CO2 (kolom 4a dibagi dengan kolom 3).

    6) Diisi dengan perkiraan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengimplentasikan setiap kegiatan

    inti (mulai dari tahap persiapan, konstruksi dan operasi, dalam satuan tahun/bulan).

    7) Diisi dengan waktu dimulainya pelaksanaan setiap kegiatan (tanggal, bulan, tahun).

    8) Diisi dengan identitas lembaga pelaksana untuk setiap kegiatan inti.

  • 33PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    LAMPIRAN 4CONTOH FORMAT MATRIK SKALA PRIORITAS AKSI MITIGASI

    Contoh Kriteria SatuanAksi Mitigasi 1

    (Smart Driving)

    Aksi Mitigasi 2

    (............)

    Aksi Mitigasi 3

    (.............)

    Potensi Mitigasi

    (jumlah penurunan

    emisi)*

    Ton CO2eq 0.0192 Juta

    Biaya Mitigasi** Rp (Juta) 343,050

    Biaya Mitigasi

    (biaya penurunan

    emisi per ton CO2eq)

    Rp/Ton 17,867,188

    Konsisten Dengan

    Tujuan Lingkungan

    Hidup, misalnya:

    -Berpotensi

    mengurangi polusi

    udara, dll.

    Kualitatif

    1. Mengendalikan penggunaan

    bahanbakar, mengurangi subsidi,

    dan emisi GRK

    2. Mengurangi tingkat kecelakaan

    3. Menghemat biaya

    4. Lebih hemat bahan bakar

    karena bekerja pada gigi tinggi,

    jarang mengerem, tidak sering

    mempercepat dan menggunakan

    tekanan ban yang sesuai

    4. Lebih nyaman bagi pengemudi

    karena pengendaraan lebih

    lembut dan penuh antisipasi

    Menurunkan kebisingan karena

    bekerja pada RPM rendah

    5. Lebih selamat karena pengemudi

    lebih sabar dan memiliki

    kewaspadaan yang lebih tinggi

    serta menurunkan stress sehingga

    menurunkan resiko kecelakaan

    6. Mengurangi emisi yang berarti

    mengurangi dampak terhadap

    lingkungan dan kesehatan

    7. Membuat suku cadang kendaraan

    lebih awet

    Keberlanjutan

    pilihan secara jangka

    panjang

    Kualitatif Layak

    Kelayakan :

    Teknik,

    ekonomi,

    sosial

    Kualitatif Layak

    Hasil PenilaianTinggi/sedang/

    rendah

  • 34PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    LAMPIRAN 5CONTOH FORMAT PENDATAAN KELEMBAGAAN PUBLIK

    Komponen Kelembagaan Nama Institusi/ PeraturanBagian Terkait Inisiatif RAD

    GRK

    Keterkaitan dengan Usaha

    Penurunan Emisi GRK

    Institusi Pemerintah (misal: Dinas Perhubungan)

    (Misal: Program kerja

    pemeriksanaan tingkat emisi

    kendaraan)

    Dapat ditingkatkan untuk

    implementasi kegiatan

    mitigasi:

    Pengendalian jumlah dan

    usia kendaraan

    Pemeriksaan standard emisi

    kendaraan

    (misal: Dinas Kebersihan)

    (Misal: Program kerja

    pembangunan TPA dengan

    sistem open dumping)

    Perlu penyesuaian program

    dalam bentuk pembangunan

    TPA dengan sistem sanitary

    land ll

    Peraturan (Misal: Peraturan Walikota B)

    Peraturan Lokasi Parkir Khusus

    untuk Kendaraan Lulus Uji

    Emisi

    Berpotensi untuk ditingkatkan

    menjadi peraturan di tingkat

    provinsi dalam rangka

    mendorong uji emisi

  • 35PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    LAMPIRAN 6CONTOH FORMAT PENDATAAN KELEMBAGAAN

    DAN KEGIATAN MASYARAKAT/PELAKU USAHA

    No Nama Lembaga Uraian kegiatan Lokasi kegiatanPeluang keterkaitan

    dengan RAD GRK (+ / -)

    1 Pengelola Hutan adatKeikutsertaan hutan adat

    pada kegiatan REDD(misal: Kabupaten A)

    (+)Dapat dimasukkan

    sebagai salah satu usulan

    kegiatan dari bidang

    Kehutanan.

    2 LSM Pembuatan Kompos (misal: Kota B)

    (+)Dapat dimasukkan

    sebagai salah satu usulan

    kegiatan dari sektor

    Persampahan.

    3 Bank NasionalPenghijauan bantaran

    sungai(misal: Kabupaten A)

    (+)Dapat dimasukan

    sebagai salah satu usulan

    kegiatan dari bidang

    berbasis lahan

    4 Perusahaan SwastaPenyediaan tempat sampah

    basah dan kering(misal: Kota A)

    (+)Dapat dimasukan sebagai

    salah satu usulan kegiatan

    bidang persampahan

    5Kelompok

    masyarakat desa

    Pembakaran lahan untuk

    perluasan lahan pertanian(misal: Kabupaten A)

    (-) Tidak dapat dimasukan

    sebagai salah satu usulan

    kegiatan bidang pertanian

    Keterangan : Keterkaitan positif (berpeluang untuk mendukung upaya-upaya penurunan emisi), keterkaitan negatif (tidak memiliki

    peluang untuk mendukung upaya-upaya penurunan emisi GRK)

  • 36PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    LAMPIRAN 7CONTOH FORMAT PEMETAAN PERAN KELEMBAGAAN DAERAH

    Bidang : Transportasi

    Sub-Bidang: Transportasi Darat

    No Nama LembagaKegiatan-kegiatan yang

    menghasilkan emisi GRK

    Upaya-upaya untuk

    menurunkan emisi GRKKeterangan tambahan*

    1 Perusahaan swasta A

    Penggunaan BBM untuk

    kendaraan dinas dan alat

    transportasi perusahaan

    Pemakaian BBG dan bio-

    solar

    Tambahan biaya perusahaan

    untuk pembelian converter

    kit BBG dan untuk

    pembelian bio-solar;

    Jaminan ketersediaan BBG

    dan Bio-solar.

    Kaji ulang pemakaian ken-

    daraan; sistem dan supervisi

    pemakaian kendaraan

    Tambahan tenaga

    pengawas; tambahan biaya

    untuk pembuatan sistem

    pengawasan

    2 Dinas Kebersihan

    Penggunaan BBM untuk alat

    transportasi pengangkut

    sampah

    Penggunaan BBG, Bio-solar

    Tambahan anggaran dinas

    untuk pembelian converter

    kit, bio -solar

    Tambahan anggaran dinas

    untuk pembelian converter

    kit, bio -solar

    Tambahan tenaga pengawas

    Alih moda transport :

    gerobak,becak sampah ke

    TPS

    Tambahan tenaga

    pengangkut sampah

    Reduksi di sumber sampahTambahan anggaran untuk

    progam insentif

    Keterangan: * Perkiraan kebutuhan SDM, biaya, sumber dana (APBN, APBD, Swasta, patungan/kerjasama)

  • 37PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    LAMPIRAN 8CONTOH DATA-DATA YANG RELEVAN DENGAN PERUBAHAN IKLIM

    Provinsi

    Populasi Pen-

    duduk tahun

    2010

    (Sumber: BPS)

    Luas Area Hutan

    (ha) Tahun 2010

    (Sumber: BPS)

    Penjualan Listrik

    (Gwh) Tahun 2009

    (Sumber: DJLPE

    ESDM)

    Luas Area Sawah

    (ha) Tahun 2008

    (Sumber: BPS)

    Jumlah Kend-

    araan Bermotor

    Tahun 2009

    (Sumber: BPS)

    Aceh 4.494.410 3.335.713 1.082,25 323.010 1.813.895

    Sumatera Utara 12.982.204 3.742.120 5.512,65 478.521 4.005.078

    Sumatera Barat 4.846.909 2.600.286 1.850 224.442 1.285.132

    Riau 5.538.367 9.456.160 1.933,14 122.255 1.846.794

    Jambi 3.092.265 Termasuk di Riau 547,37 116.212 2.459.898

    Sumsel 7.450.394 2.179.440 2.445,99 569,659 2.610.909

    Bengkulu 1.715.518 920.964 351,32 89.315 552.915

    Lampung 7.608.405 3.742.327 1.884,92 348.732 1.280.679

    Kepulauan Bangka

    Belitung1.223.296 657.510 367,72 3.506 578.591

    Kepulauan Riau 1.679.163 1.004.735 1.933,14 113 699.938

    DKI Jakarta 9.607.787 475,45 28.260,59 1.200 1.327.5981

    Jawa Barat 43.053.732 816.602,7 27.523,57 945.544 3.527.683

    Jawa Tengah 32.382.657 201.787 12.460,76 990.652 8.484.785

    DIY 3.457.491 647.133 1.486,46 55.332 2.569.268

    Jawa Timur 37.476.757 16.819.52 19.801,83 1.108.578 9.892.190

    Banten 10.632.166 1.357.206,3 5.934 195.583 765.060

    Bali 3.890.757 127.271 2.615,3 80.873 2.886.402

    NTB 4.500.212 1.035.838 618,43 230.986 1.170.632

    NTT 4.683.827 1.555.068 327,89 124.161 744.037

    Kalimantan Barat 4.395.983 9.101.760 1.058,12 292.687 1.435.294

    Kalimantan Tengah 2.212.089 15.300.000 469,4 157.406 783.264

    Kalimantan Selatan 3.626.616 14.651.053 1.140,29 477.336 1.391.957

    Kalimantan Timur 3.553.143 1.566.697 1.552,21 84.235 1.656.639

    Sulawesi Utara 2.270.596 725.514 735,18 61.133 755.159

    Sulawesi Tengah 2.635.009 647.668 374,04 129.016 1.472.056

    Sulawesi Selatan 8.034.776 4.394.932 2.442,54 567.4081.791.677 (ter-

    masuk Sulbar)*

    Sulawesi Tenggara 2.232.586 2.518.337 313,25 88.635 734.655

    Gorontalo 1.040.164 2.118.992 159,43 31.327 242.561

    Sulawesi Barat 1.158.651 1.185.666 94,68 53.220 *Lihat Sulsel

    Maluku 1.533.506 7.146.109 230,95 11.461 260.448

    Maluku Utara 1.038.087Termasuk dalam

    Maluku133,16 13.630 30.728

    Papua 760.422 40.546.360 578,31 29.549

    472.566 (ter-

    masuk Papua

    Barat)*

    Papua Barat 2.833.381Termasuk dalam

    Papua

    Termasuk dalam

    Papua9.116 *Lihat Papua

  • 38PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    LAMPIRAN 9ALUR HUBUNGAN RAN GRK, RAD GRK, DAN PEDOMAN

    Pedoman Pelaksanaan

    Rencana Aksi Penurunan GRK

    Pedoman Penyusunan RAD

    GRK GRK

    RAD GRK

    Pedoman Teknis K/L

    1. Bidang Pertanian2. Bidang Kehutanan

    dan Lahan Gambut3. Bidang Energi dan

    Transportasi4. Bidang Industri 5. Bidang Pengelolaan

    Limbah

    RAN GRK

  • 39PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH

    PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

    Masukan dan Saran disampaikan kepada:

    1. Sekretariat RAN/RAD GRK

    c/o Bappenas, Wisma Bakrie II Lantai 6 Jl. HR Rasuna Said Kav. B-2 Jakarta 12920

    Email: [email protected]

    2. Direktorat Lingkungan Hidup Bappenas, Jl. Taman Suropati No. 2 Jakarta 10310 Gedung TS.2A Lantai 4

    T/F. (021) 3900412. Email: [email protected]

    3. Kedeputian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Bappenas, Jl. Taman Suropati No. 2 Jakarta 10310

    Gedung TS.2A Lantai 5

    T. (021) 31934671, F. (021) 3144131, email: [email protected].

    Pengerjaan Pedoman Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca didukung oleh Deutsche Gesellschaft

    fuer Internationale Zusammenarbaeit (GIZ) melalui Proyek Study and Expert Fund (SFF) for RAN GRK and ICCTF Support.

  • KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

    2011