107
1

PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

  • Upload
    others

  • View
    23

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

1

Page 2: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

i

PEDOMAN PENULISAN TESIS

MAGISTER ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 3: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

ii

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa, atas berkat rahmat

dan karunia-Nya, penyusunan Buku Pedoman Penulisan Tesis Magister

Ilmu Hukum (MIH) Fakultas Hukum Univeristas Negeri Semarang

(UNNES) dapat terlaksana. Buku Pedoman Penulisan Tesis MIH ini

merupakan wujud komitmen untuk memandu mahasiswa MIH-UNNES

untuk dapat menyelesaikan penulisan tugas akhirnya dengan baik dan

lancar.

Buku Pedoman Penulisan Tesis MIH ini berisi beberapa

pedoman perihal usulan penelitian tesis, tesis, penulisan sitasi, dan

manuskrip. Pedoman penulisan tesis MIH ini disusun untuk memenuhi

beberapa tujuan. Pertama, sebagai arah dan pedoman bagi mahasiswa

MIH-UNNES menyusun tugas akhir berupa penyusunan tesis sebagai

realisasi dari kurikulum inti dan persyaratan mendapatkan gelar

Magister Hukum. Kedua, bagi segenap dosen dan pembimbing tesis,

pedoman ini merupakan perantara untuk mewujudkan persepsi yang

sama dalam memberikan arahan dan bimbingan bagi mahasiswa.

Ketiga, pedoman ini berguna untuk membantu mempercepat

penyelesaian tugas akhir dalam rangka penyusunan tesis, yang diawali

dari penyusunan outline tesis sebagai pra-usulan penelitian tesis, usulan

penelitian tesis, tesis dan artikel ilmiah.

Penyusunan Buku Pedoman Penulisan Tesis ini tentu tidak

lepas dari berbagai kekurangan. Karena itu, saran dan kritik

membangun sangat kami harapkan guna perbaikan pedoman ini di

masa yang akan datang. Semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak

yang berkepentingan dan dapat meningkatkan atmosfir dan prestasi

akademik yang lebih baik bagi para mahasiswa MIH-UNNES.

Semarang, 28 Februari 2016

Tim Penyusun

Page 4: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

iii

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ........................................................................ i

Prakata.......................................................................................... ii

Daftar isi ...................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1

1.1. Pengertian .............................................................................. 1

1.2. Status dan Bobot Tesis ........................................................... 4

1.3. Persyaratan Tesis ................................................................... 4

BAB II USULAN PENELITIAN TESIS .................................. 7

2.1. Sistematika Usulan Penelitian Tesis ...................................... 7

2.2. Pengertian Bagian Utama Sistematika

Usulan Penelitian Tesis .......................................................... 9

BAB III TESIS ............................................................................ 13

3.1. SistematikaTesis .................................................................... 13

3.2. Pengertian Bagian Utama Sistematika Penelitian Tesis ........ 14

3.3. Porsi Materi Bagian Utama Sistematika Penelitian Tesis ..... 18

BAB IV SITASI TESIS .............................................................. 20

4.1. Ketentuan Umum ................................................................... 20

4.2. Tata Cara Kutipan .................................................................. 20

4.3. Daftar Pustaka ........................................................................ 33

BAB V MANUSKRIP ................................................................. 42

5.1. Ketentuan Umum ................................................................... 42

5.2. Sistematika Artikel Ilmiah ..................................................... 42

Peraturan Dekan ......................................................................... 52

Lampiran-lampiran (Sampul Usulan Penelitian dan Tesis,

Lembar Pengesahan Usulan Penelitian Tesis dan Tesis, Lembar

Penilian, Lembar Berita Acara Ujian Tesis ............................. 79

Page 5: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

1

BAB I

PENDAHULUAN

Mahasiswa MIH-UNNES wajib menyusun tugas akhir dalam

bentuk tesis untuk mencapai gelar Magister Hukum. Kewajiban tugas

akhir ini meliputi empat proses: penyusunan outline tesis, usulan

penelitian tesis, penulisan tesis, dan penulisan artikel ilmiah. Keempat

proses aktivitas ini merupakan hal penting yang harus ditempuh dan

dilalui setiap mahasiswa MIH-UNNES. Tidak hanya karena penulisan

tesis ini merupakan bagian dari kurikulum inti MIH, namun juga

karena ia merupakan bagian dari tradisi akademik di dunia

pascasarjana. Berikut ini adalah konsep atau pengertian dasar dalam

penyusunan tesis.

1.1. Pengertian

1.1.1. Outline Tesis.

Outline tesis adalah naskah rancangan pra-usulan penelitian tesis

yang masih ringkas, sederhana dan substansial, diketik 1.5 spasi, pada

kertas A4 ukuran 80 gram, bermargin kiri 4 cm, margin kanan dan

bawah 3 cm, serta margin atas 4 cm, jenis huruf Times New Roman,

dan ukuran font huruf 12.

Naskah outline tesis memuat tiga hal berikut:

1. Halaman sampul berisi

a. Identitas mahasiswa (Nama, NIM, Indeks Prestasi Kumulatif

yang diperoleh, Jumlah SKS yang sudah ditempuh,

b. Nama Dosen Penasehat Akademik;

c. Rumusan judul;

2. Rumusan masalah berjumlah lebih dari 2 (dua);

3. Proses penelitian yang akan digunakan mahasiswa;

Page 6: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

2

1.1.2. Usulan Penelitian Tesis

Usulan penelitian tesis adalah rencana kerja yang disusun secara

sistematis dan terinci untuk kegiatan penelitian tesis yang dilakukan

oleh mahasiswa MIH. Naskah usulan penelitian tesis yang telah

disetujui dan ditandatangani oleh dosen pembimbing tesis disahkan

oleh Koordinator MIH. Naskah tersebut selanjutnya digandakan

rangkap 3 (tiga) oleh mahasiswa yang bersangkutan, dengan

ketentuan sebagai berikut: 1 (satu) eksemplar untuk Fakultas, 1 (satu)

eksemplar untuk mahasiswa yang bersangkutan, dan 1 eksemplar

untuk mengurus surat penelitian.

1.1.3. Tesis

Tesis adalah karya ilmiah hasil penelitian yang dilakukan oleh

mahasiswa MIH untuk mendapatkan gelar magister. Tesis ini

merupakan keberlanjutan naskah usulan penelitian tesis, setelah

disetujui dan ditandatangani oleh dosen pembimbing serta disahkan

oleh Koordinator MIH untuk dilakukan penelitian sesuai dengan

tema, perumusan masalah, dan tujuan penelitian tesis yang diajukan

oleh mahasiswa.

1.1.4. Seminar Hasil Penelitian Tesis

Seminar hasil penelitian tesis adalah kegiatan ilmiah berupa seminar

bagi mahasiswa MIH yang telah menyelesaikan pengambilan data

penelitian untuk dievaluasi oleh dosen pembimbing tesis, segenap

penguji tesis dan peserta seminar hasil penelitian tesis. Seminar hasil

penelitian tesis sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya 2 (dua)

peserta, yang dibuktikan dengan presensi kehadiran peserta. Peserta

seminar hasil penelitian tesis berstatus mahasiswa MIH, dan telah

mengikuti seminar hasil penelitian tesis sekurang-kurangnya 2 (dua)

kali di tingkat Fakultas Hukum yang dibuktikan dengan tanda tangan

Page 7: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

3

kehadiran pada seminar hasil penelitian tesis sebelumnya.

1.1.5. Ujian Tesis

Ujian tesis adalah proses akhir bagi mahasiswa MIH dalam rangka

meraih gelar Magister Hukum (M.H.) setelah melaksanakan revisi

seminar hasil penelitian tesis dan diuji oleh dosen pembimbing tesis

dan tim penguji tesis yang mendapatkan surat tugas penguji dari

Dekan Fakultas Hukum.

1.1.6. Sitasi Tesis

Sitasi tesis adalah kutipan yang dipakai saat menyusun usulan

penelitian tesis, tesis dan artikel ilmiah bagi mahasiswa MIH. Cara

mengutip dan model kutipan daftar pustaka ditentukan oleh prodi

MIH; Teknis sitasi dirumuskan dan dijelaskan lebih lanjut pada Bab

IV dalam Buku Pedoman ini.

1.1.7. Artikel Ilmiah Tesis

Artikel ilmiah tesis adalah naskah ilmiah dari substansi tesis yang

telah diseminarkan hasilnya dan telah direvisi serta disetujui oleh

dosen pembimbing tesis, tim penguji seminar hasil penelitian tesis,

dan tim penguji tesis. Adapun sistematika dan tata penulisan artikel

ilmiah dijelaskan lebih lanjut pada Bab V Buku Pedoman ini;

1.1.8. Penilaian Tesis

Adalah pentahapan proses akademik bagi mahasiswa berstrata 2

dalam rangka mencapai gelar magister hukum dari menyusun outline

rumusan masalah dan judul, usulan penelitian tesis, isi naskah tesis,

seminar hasil penelitian dan ujian tesis. Penilaian tesis ini dirumuskan

dan dijelaskan pada Bab VI dalam Buku Pedoman ini.

Page 8: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

4

1.2. Status dan Bobot Tesis

Total bobot tesis adalah 8 SKS, yang dibagi dalam perincian

sebagai berikut:

1. Seminar Usulan Penelitian Tesis berbobot 2 SKS

2. Seminar Hasil Penelitian Tesis berbobot 2 SKS;

3. Ujian Tesis berbobot 4 SKS

1.3. Persyaratan Tesis

Mahasiswa MIH yang menyusun tesis perlu mencermati dan

memenuhi ketentuan terkait persyaratan tesis sebagai berikut:

1. Persyaratan Administrasi

a. Telah memenuhi kewajiban registrasi akademik dan

administrasi berkala;

b. Telah memenuhi kewajiban-kewajiban akademik lain yang

ditentukan oleh pihak MIH.

2. Persyaratan Akademik

a. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif, yang dibuktikan dengan

Kartu Mahasiswa, Kartu Rencana Studi dan Kartu Hasil

Studi yang masih berlaku;

b. Telah mengambil mata kuliah minimal 24 SKS, yang

dibuktikan dengan Kartu Hasil Studi.

c. Nilai mata kuliah Metode dan Penulisan Tesis minimal B,

yang dibuktikan Kartu hasil studi;

d. Jumlah IPK minimal 3.00;

e. Mengajukan outline tesis secara tertulis yang ditujukan

kepada Koordinator MIH untuk dimintakan lembar

persetujuan atau penolakan beserta alasannya secara tertulis

dengan form yang sudah disediakan oleh prodi MIH;

Outline ini menajdi dasar dalam penyusunan naskah usulan

Page 9: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

5

penelitian tesis.

Pentahapan penyusunan tesis terdiri atas:

1. Usulan Penelitian Tesis (UPT). UPT dapat dilakukan apabila

telah memenuhi persyaratan akademik dan administrasi di atas.

Dekan Fakultas Hukum menerbitkan Surat Tugas bagi penunjukan

dosen pembimbing tesis berdasarkan kompetensi keilmuan dan

jumlah perimbangan bimbingan. Selanjutnya dosen Pembimbing

Tesis dan mahasiswa yang bersangkutan sudah dapat melakukan

bimbingan serta pengisian Sitedi Tesis. Naskah Usulan Penelitian

Tesis dapat diproses lebih lanjut atas arahan dan bimbingan dari

Dosen Pembimbing Tesis serta survey pendataaan penelitian yang

dilakukan mahasiswa MIH yang bersangkutan. Setelah mendapat

koreksi dari Dosen Pembimbing tesis dan telah direvisi oleh

mahasiswa MIH yang bersangkutan, naskah Usulan Penelitian

Tesis diinput dalam system SITEDI UNNES untuk disetujui oleh

Dosen pembimbing Tesis dan disahkan oleh Kordinator MIH.

Naskah usulan penelitian tesis ini selanjutnya dapat dilanjutkan

pada seminar usulan penelitian tesis dan penyusunan naskah tesis.

2. Seminar Hasil Penelitian Tesis (SHPT). SHPT bertujuan untuk

mempertanggungjawabkan hasil penelitian mahasiswa MIH agar

bisa mendapatkan masukan dan perbaikan atas tesis yang tengah

disusun. Setelah dikoreksi oleh dosen pembimbing tesis dan

direvisi oleh mahasiswa, naskah tesis dicatat di SITEDI TESIS

untuk disetujui. Kemudian Koordinator MIH menerbitkan Surat

Tugas Tim Penguji Seminar Hasil Penelitian.

3. Ujian Tesis. Ujian tesis adalah proses penilaian yang dapat

dilakukan apabila mahasiswa telah merevisi tesis, berdasarkan

Page 10: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

6

masukan-masukan yang diterima dalam seminar hasil penelitian

tesis dan disetujui oleh dosen pembimbing tesis beserta tim

penguji seminar hasil penelitian tesis. Selanjutnya Koordiantor

MIH menerbitkan Surat Tugas untuk penentuan tim penguji dan

jadwal pelaksanaan ujian tesis.

Page 11: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

7

BAB II

USULAN PENELITIAN TESIS

Langkah pertama bagi mahasiswa menyusun rancangan

outline tesis sebagai naskah pra usulan penelitian tesis yang sudah

disetujui tertulis Koordinator MIH. Langkah berikutnya mahasiswa

menyusun usulan penelitian tesis setelah mendapatkan dosen

pembimbing tesis melalui Surat Tugas Koordinator MIH. Adapun isi

sistematika usulan penelitian tesis, sebagai berikut:

2.1. SISTEMATIKA USULAN PENELITIAN TESIS

Tesis terdiri atas bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir.

Bagian awal terdiri atas:

a. Halaman Sampul

b. Halaman Judul

c. Halaman Pengesahan

Halaman sampul

Halaman sampul terdiri atas 2 (dua) rangkap: sisi luar dan dalam.

Untuk sisi luar, cover dijilid dalam bentuk softcover berwarna

merah marun, dicetak dengan tinta hitam, memuat logo Unnes,

rumusan judul, nama dan NIM mahasiswa, Usulan Penelitian

Tesis, Magister Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas

Negeri Semarang, nama kota, bulan dan tahun. Cover ditulis pada

kertas A4 berukuran 70 gram, dengan pias kiri 4 cm, pias kanan,

atas dan bawah 3 cm.

Halaman Judul

Halaman judul memuat rumusan judul usulan penelitian tesis,

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu

Page 12: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

8

Hukum, Nama dan Nim Mahasiswa, Magister Ilmu Hukum,

Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang, nama kota, bulan

dan tahun pada kertas A4 berukuran 70 gram, dengan pias kiri 4

cm, pias kanan, atas dan bawah 3 cm.

Halaman Pengesahan

Halaman pengesahan memuat pihak-pihak yang berwenang

untuk menandatangani dan distempel, yang menyatakan naskah

usulan penelitian tesis telah disetujui dan layak untuk dilanjutkan

dalam proses penulisan tesis.

Bagian Utama terdiri:

1. JUDUL

2. PENDAHULUAN, terdiri:

2.1. Latar Belakang Masalah

2.2. Perumusan Masalah

2.3. Tujuan Penelitian

2.4. Manfaat Penelitian

2.4.1. Teoretis

2..4.2. Praktis

3. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

3.1. Penelitian Terdahulu

3.2. Landasan Teori

3.3. Landasan Konseptual

3.4. Kerangka Berpikir

4. METODE PENELITIAN

4.1. Metode Pendekatan Kualitatif atau Kuantitatif

4.2. Jenis Penelitian Hukum (doctrinal atau non doctrinal)

4.3. Fokus Penelitian

4.4. Lokasi Penelitian

Page 13: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

9

4.5. Sumber Data

4.6. Teknik Pengumpulan Data

4.7. Validitas Data

4.8. Teknik Analisis Data

4.9. Jadwal Penelitian

5. SISTEMATIKA PENULISAN TESIS

5.1. Bab I Pendahuluan

5.2. Bab II Tinjauan Kepustakaan

5.3. Bab III Metode Penelitian

5.4. Bab IV Hasil Penelitan dan Pembahasa

5.5. Bab V Penutup

6. DAFTAR PUSTAKA (dibahas BAB IV dalam Buku

Pedoman ini)

2.2. PENGERTIAN BAGIAN UTAMA SISTEMATIKA

USULAN PENELITIAN TESIS

2.1. JUDUL

Judul penelitian memuat rumusan kalimat yang ringkas dan jelas

agar dapat menggambarkan substansi masalah penelitian, serta

mencantumkan lokasi penelitian (jika ada). Rumusan kalimat

judul berjumlah 5 sampai 20 kata termasuk kata penghubung dan

diketik dengan huruf capital pada kertas A4 70 gram. Jarak spasi

1 dan menggunakan jenis huruf Time New Roman dengan

ukuran 18 beserta ukuran pias kiri 4 cm, pias kanan, atas dan

bawah 3 cm.

Page 14: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

10

2.2. PENDAHULUAN

Secara umum memuat latar belakang masalah berupa fakta atau

gagasan terkait masalah penelitian berfokus perumusan masalah

penelitian.

2.2.1. Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah memuat fakta-fakta yang acap kali

terjadi atau gagasan-gagasan aktual yang membutuhkan solusi

melalui kegiatan penelitian. Bagian ini juga memuat alasan-

alasan ilmiah mengapa masalah yang dibidik layak untuk diteliti.

2.2.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah memuat pernyataan lengkap dan utuh serta

detil tentang masalah yang hendak diteliti. Rumusan masalah

dibuat dalam bentuk kalimat Tanya, dan dapat dibuat lebih dari 2

(dua) kalimat Tanya seperti bagaimana dan mengapa.

2.2.3.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian memuat kalimat positif yang merujuk isi

kalimat pada perumusan masalah yang diawali dengan kata kerja

yang hendak dicapai dalam penelitian. Tujuan penelitian memuat

kata-kata seperti mengidentifikasi, menganalisis, memahami dan

seterusnya, sesuai konteks kebutuhan pada isi kalimat perumusan

masalah.

2.2.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian terdiri atas manfaat teoritis dan manfaat

praktis.

2.2.4.1. Teoritis

Page 15: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

11

Manfaat teoritis memuat penjelasan kontribusi penelitian

bagi pengembangan ilmu hukum, terutama ilmu hukum

pidana misalnya (disesuaikan dengan tema judul usulan

penelitian tesis)

2.2.4.2. Praktis

Memuat penjelasan kontribusi penelitian bagi solusi atau

pengembangan kelembagaan.

2.2.5. Sistematika Usulan Penelitian

Memuat rancangan sistematika bagian utama penulisan tesis,

mencakup:

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah;

1.2. Perumusan Masalah;

1.3. Tujuan Penelitian;

1.4. Manfaat Penelitian terdiri teoritis dan praktis;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

5.1. Simpulan

5.2. Implikasi

Page 16: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

12

2.3. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Tinjauan kepustakaan ini memuat penelitian terdahulu, landasan

teori, landasan konseptual, dan kerangka berpikir. Tinjauan pustaka

ini dapat diambil dari sumber kepustakaan berupa buku teks, jurnal

ilmiah, hasil penelitian sebelumnya yang diperbandingkan dengan

penelitian yang akan dilakukan mahasiswa yang bersangkutan,

makalah seminar, dokumen, informasi dari internet dan sumber-

sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Landasan teori dapat dijadikan sebagai dasar bagi penyusunan

hipotesis apabila diperlukan, yang bersifat tentative dan dapat diuji

sebagai jawaban terhadap masalah yang dirumuskan berdasarkan

teori yang digunakan. Landasan konseptual digunakan untuk

menjelaskan konsep-konsep yang digunakan oleh peneliti dalam

penelitian tesis. Kerangka berpikir menjelaskan alur berpikir peneliti

dalam proses penelitian tesis.

2.4. METODE PENELITIAN

Metode penelitian memuat penjelasan tentang metode dan

pendekatan penelitian (kualitatif, kuantitatif, atau gabungan antara

kualitatif dan kuantitatif), jenis penelitian hukum doctrinal atau non

doctrinal beserta alasannya yang merujuk isi perumusan masalah dan

rumusan judul penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, alat

pengumpul data, lokasi penelitian (jika ada), informan (bila

diperlukan bagi jenis penelitian hukum non doctrinal), validitas data,

teknik analisis data. Isi dari metode penelitian ini secara substansial

dapat dimengerti dan dilanjutkan atau dikembangkan oleh pembaca

atau peneliti berikutnya. Jadwal penelitian disusun dalam bentuk

bagan kegiatan perminggu atau per bulan sesuai kebutuhan dan

kepatutan melakukan penelitian bagi peneliti.

Page 17: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

13

BAB III

TESIS

3.1. Sistematika Tesis

Bab ini menjelaskan bagian-bagian tesis yang mencakup bagian awal,

bagian utama dan bagian akhir.

Bagian awal tesis terdiri atas:

1. Halaman Sampul;

2. Halaman Judul;

3. Halaman Persetujuan

4. Halaman Pengesahan;

5. Halaman Orisinalitas Tesis;

6. Ringkasan;

7. Summary;

8. Abstrak;

9. Halaman Prakata dari peneliti;

10. Halaman Daftar Isi;

11. Halaman Daftar Tabel (jika ada)

12. Halaman Daftar Gambar (jika ada)

13. Halaman Daftar Simbol (jika ada)

14. Halaman Lampiran (jika ada)

Bagian utama tesis terdiri atas:

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

2. Perumusan Masalah

3. Tujuan Penelitian

4. Manfaat Penelitian: teoritis dan praktis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 18: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

14

BAB V PENUTUP

1. Simpulan

2. Implikasi

Bagian akhir tesis terdiri

1. Daftar Pustaka

2. Lampiran

3.2. Pengertian Isi Sistematika Tesis

Bagian awal tesis

a. Halaman sampul;

Halaman sampul adalah halaman yang memuat informasi tentang

judul tesis, penulis, tahun pembuatan dan merupakan cover dari

tesis.

b. Halaman judul;

Halaman judul memuat informasi yang serupa dengan halaman

sampul, dan terletak setelah halaman cover.

c. Halaman Persetujuan

Halaman ini memuat identitas dan tandatangan tim dosen

pembimbing tesis yang telah menyetujui untuk diselenggarakan

Seminar Hasil Penelitian Tesis dan Ujian Tesis.

d. Halaman Pengesahan;

Memuat identitas dan tanda tangan tim dosen pembimbing tesis,

Koordinator MIH dan Dekan Fakultas Hukum.

e. Halaman Orisanilitas Tesis

Memuat pernyataan mahasiswa secara tertulis bahwa karya

ilmiah tesis yang disusunnya merupakan hasil karya sendiri dan

tidak memuat plagiasi sebagai bagian dari pertanggungjawaban

keilmuan dan apabila terbukti melakukan plagiasi maka bersedia

menerima sanksi akademik.

f. Ringkasan

Page 19: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

15

Memuat nama mahasiswa, nama magister ilmu hukum Fakultas

Hukum Universitas Negeri Semarang, judul tesis, nama dosen

pembimbing serta substansi ringkasan tesis. Substansi tersebut

memuat informasi tentang perumusan masalah, tujuan penelitian,

proses penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, simpulan

serta implikasi. Ringkasan menggunakan bahasa Indonesia dan

tak boleh ada kutipan atau acuan dari pustaka. Jumlah kata dalam

naskah ringkasan maksimal 800 kata dan diketik 1 (satu) spasi,

jenis font Times New Roman, dengan ukuran font huruf 12.

g. Summary

Memuat ringkasan tesis dengan menggunakan bahasa Inggris dan

panjang tidak lebih dari 800 kata.

h. Abstrak

Memuat alinea pertama latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian; alinea kedua metode

penelitian, alinea ketiga hasil penelitian dan pembahasan, alinea

keempat simpulan dan implikasi. Jumlah kata dalam naskah

abstrak 150-250 kata dan kata kunci atau frase 3-5 diketik di

bagian kiri bawah dengan tulisan ditebalkan. Naskah abstrak

menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris di halaman yang

berbeda.

i. Halaman Prakata

Memuat uraian ringkas proses penelitian tesis yang

membutuhkan kerjasama seluruh pihak dan ucapan terimakasih

kepada pihak terkait secara sistematis sehingga penelitian

berjalan lancar dan tepat waktu. Pengetikan menggunakan bahasa

yang santun, lugas dan wajar dan tidak lebih dari 1 (satu)

halaman dengan 2 spasi jenis huruf Times New Roman Ukuran

font 12.

j. Halaman Daftar Isi

Memuat ketikan judul daftar isi pada halaman baru dengan huruf

Page 20: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

16

capital yang ditebalkan ukuran huruf 14 dengan jenis huruf Times

New Roman di tengah kertas. Pengetikan judul Bab

menggunakan huruf capital dan judul Sub Bab diketik huruf kecil

kecuali hurup pertama memakai huruf capital. Penulisan halaman

memakai tanda titik-titik pada ketukan ketifa setelah huruf

terakhir dan diakhiri posisi lurus di bawah huruf a pertama pada

kata halaman.

k. Halaman Daftar Tabel (jika ada)

Memuat daftar tabel dalam naskah tesis, dengan jumlah lebih dari

dua tabel. Pengetikan nama daftar tabel menggunakan huruf

capital di tengah kertas, dengan jenis huruf Times New Roman

berukuran font 14. Daftar tabel berisi seluruh tabel yang

tercantum pada teks naskah tesis dan lampiran.

l. Halaman Daftar Gambar (jika ada)

Memuat gambar dalam naskah tesis, dengan jumlah lebih dari

dua gambar. Pengetikan nama daftar tabel mennggunakan huruf

capital di tengah kertas atas, dengan jenis huruf Times New

Roman berukuran font 14

m. Halaman Daftar Singkatan (jika ada)

Memuat uraian singkatan, dan terdiri atas dua kolom. Kolom

pertama mencantumkan singkatan, sedangkan kolom kedua

memberikan keterangan tentang singkatan. Pengetikan singkatan

sesuai sistematika abjad latin.

n. Halaman Daftar Simbol (jika ada)

Memuat uraian symbol, dan terdiri atas dua kolom. Kolom

pertama mencantumkan symbol, sedangkan kolom kedua

memberikan keterangan tentang simbol. Pengetikan simbol sesuai

sistematika abjad latin

Page 21: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

17

Bagian Utama Tesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Memuat landasan ilmiah berupa teori dari pustaka, pendapat ahli,

kamus, ensiklopedia, karya ilmiah, hasil penelitian sebelumnya,

informasi internet dan sebagainya dengan paparan yang lebih rinci

dan sistematis serta logis. Hal ini berfungsi untuk mempertajam dan

menjawab masalah penelitian beserta proses penelitian yang

relevan dan aktual untuk mengantarkan pada BAB IV khususnya

sub-bab Pembahasan.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memuat rincian tentang metode dan pendekatan penelitian,

jenis penelitian, rumusan masalah, sumber data, teknik

pengumpulan data, alat pengumpul data, lokasi penelitian (jika

ada), informan (bila diperlukan bagi jenis penelitian hukum non

doctrinal), validitas data, teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Terbagi atas 2 (dua) sub-bagian. Sub bagian pertama memuat hasil

penelitian, yang dapat mencakup sumber data yang diperoleh dan

hasil analisis data untuk menguatkan hasil penelitian, berupa teks,

wawancara, dokumen, gambar, grafik, foto. Sub bagian kedua

memuat tentang pembahasan, yang bertujuan menjawab isi

rumusan masalah dengan menggunakan teori-teori yang sudah

dipaparkan dalam bagian Tinjauan Pustaka (BAB II).

BAB V PENUTUP

Memuat 2 (dua) sub bagian yang berbeda dan terpisah: Simpulan

dan Rekomendasi. Sub Bagian Simpulan memuat pernyataan

singkat berupa jawaban atas perumusan masalah dan tujuan

penelitian sebagai makna yang dapat ditarik dari hasil penelitian.

Page 22: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

18

Jumlah simpulan sesuai dengan jumlah isi rumusan masalah. Sub

bagian Implikasi memuat pertimbangan peneliti setelah selesai

mengadakan penelitian tesis, dan ditujukan untuk pihak-pihak

terkait dalam bentuk tindakan praktis, rekomendasi kebijakan, dan

semacamnya.

Bagian akhir tesis

DAFTAR PUSTAKA

Lihat Bab IV Buku Pedoman ini

LAMPIRAN

Memuat data pendukung seperti instrument penelitian, surat ijin

penelitian, dokumen hasil penelitian dan seterusnya.

3.3. Porsi Materi Bagian Utama Tesis

Penyusunan bagian utama tesis menggunakan porsi perimbangan

agar dapat dikategorikan isi tesis layak dan patut secara keilmuan.

Karena itu, penulis perlu memperhatikan porsi perimbangan materi

pada setiap bab yang disajikan dari bagian utama tesis. Porsi

perimbangan tersebut adalah sebagai berikut:

No Perihal

Porsi Materi

Keterangan Penulisan

(%)

1. BAB I 10 (1). Latar belakang masalah, (2)

PENDAHULUAN perumusan masalah (3). Tujuan

Penelitian (4) Manfaat penelitian

teoritis dan praktis

2. BAB II 20

TINJAUAN PUSTAKA

3. BAB III 10

Page 23: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

19

PROSES PENELITIAN

4. BAB IV 55

HASIL PENELITIAN &

PEMBAHASAN

5. BAB V 5 Simpulan dan implikasi

PENUTUP

Jumlah 100

Page 24: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

20

BAB IV

SITASI TESIS

4.1 Ketentuan Umum

Kutipan langsung adalah ide/konsep orang lain yang disalin sesuai

dengan aslinya. Pembuatan kutipan ini didasari oleh prinsip-prinsip

sebagai berikut.

a. Kutipan langsung hanya digunakan apabila perkataan atau

ungkapan asli pengarang demikian padat, berbobot, dan

meyakinkan. Kutipan seperti ini biasanya menambah daya

kepada karya ilmiah.

b. Kutipan langsung dapat digunakan untuk mendokumentasi

argumentasi yang tidak cukup disampaikan dalam bentuk

catatan kaki.

c. Kutipan langsung dapat digunakan apabila peneliti hendak

memberikan komentar atau membela/menolak/menganalisis

gagasan yang disampaikan oleh pengarang.

d. Kutipan langsung dapat digunakan bilamana perubahan

(melalui parafrase) dapat menyebabkan salah paham atau

salah tafsir.

e. Kutipan langusung dilakukan untuk mengutip rumus-rumus,

seperti rumus matematika, kimia, atau rumus ilmiah lain.

f. Pengutipan langsung dari bahan nonkomersial (tanpa hak

cipta) dapat dilakukan tanpa izin pengarang.

4.2 Tata Cara Penulisan Kutipan Langsung

Kutipan Pendek

Yang dimaksud dengan kutipan pendek ialah kutipan yang

Page 25: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

21

panjangnya kurang dari lima baris apabila ditulis di dalam naskah

karya ilmiah. Kutipan seperti ini dapat ditulis dengan ketentuan

sebagai berikut.

1. Gabungkan kutipan ke dalam kerangka kalimat atau paragraf.

2. Gunakan tanda kutip ganda pada awal dan akhir kutipan.

3. Gunakan spasi spasi ganda.

4. Tulis rujukan kutipan tersebut pada klausa pengantar

atau di dalam tanda kurung. Misalnya:

Elias-Olivares (1979: 437) states of a Chicago

neighbourhood in East

Austin, Texas: “to be a bilingual means

precisely to be able to switch rapidly from one

language tonthe other.”

atau

This is what has been called “transitional

competence” (Corder 1975: 57).

atau

In Malaysia, for example, English is “used

widely on the collocquial level, so much so that

it may not be wrong to claim that many

Malaysians are no longer able to distinguish

clearly between the formal and informal uses of

the language, possessing and thus using only one

variey of the language for all occasions” (Wong

1982:17).

Apabila sumber yang dikutip diperkirakan panjang, sumber itu dapat

dipotong dengan cara menyisipkan introductory clause.

Page 26: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

22

Gumperz and Hernandez (1971:112) suggest that

“what seems like random alternation between two

languages may be an expression of ambivalent

feelings,” and that it occurs “whenever minority

language groups come in close contact with

majority language groups under conditions of

rapid social change.”

Kutipan Panjang

Kutipan panjang adalah kutipan yang terdiri atas lima baris atau

lebih. Kutipan seperti ini dapat ditulis dengan ketentuan sebagai

berikut.

1. Tulis kutipan itu di dalam paragraf tersendiri.

2. Jangan gunakan tanda kutip.

3. Gunakan spasi tunggal

4. Beri pengantar kepada kutipan itu seperlunya.

5. Tulis kutipan itu dengan ceruk lima spasi di sebelah kiri dan

kanan margin.

Johnson makes some reference to this in

quoting Alderson (1979:225): The fact

that the writer‟s overall meaning

remains totally obscure doesn‟t

materially affect the use of this passage

as a cloze test, which gives support to

the argument that cloze tests focus on

relatively low order language skills

relating to „core proficiency‟ rather than

Page 27: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

23

higher order skills like reading

comprehension.

The terminology used seems to be something of a

problem here. The

“Intermediate Skills” as used in this article covers

the same elements of “core proficiency as described

by Anderson.

atau

If one one described comprehension in the

following terms one would probably come a step

nearer to a more adequate definition.

To penetrate beyond the verbal and non-

verbal forms of the text to the

underlying ideas, to compare these with

what one already knows and also the

ideas with each other, to pick out what is

essential and new, and to revise one‟s

previous conceptions

(Lunzer and Gardner 1979:235)

The research into this particular area seems to

indicate that cloze can only reliably and validly

assess …

Page 28: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

24

Elipsis

Untuk menghindari kutipan yang terlalu panjang dimungkinkan untuk

membuang sebagian dari sumber yang panjang itu. Pengutipan seperti

ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1. Elipsis dilakukan dengan tanda tiga titik dengan spasi di kiri

dan kanannya.

2. Elipsis dapat dilakukan pada bagian awal, tengah, atau akhir

kutipan.

3. Elipsis tidak boleh mengubah amanat apapun yang terdapat di

dalam sumber kutipan.

On a passage from a novel, the thought is expressed that

“… some very

Indian uses of language, which one dares not call

mistakes, add to the quaint charm of the

language.”

atau

… Vertical shifts involve the use or non-use of

Creole-based forms; horizontal shifts entail the use

or non-use of so-called patois speech. In either

case, problems of intelligibility can be

considerable.

Many mesolect speakers employ a patois that

sometimes appears hardly related to its careful

variant, so radically different as to seem a distinct

Page 29: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

25

language … completely unintelligible to the

listening North American … It should not be

assumed that patois style is relatively uniform …

(Edwards, Rosberg, and Hoy 1976:312).

Interpolasi

Interpolasi ialah penjelasan atau pembetulan suatu kutipan yang

diselipkan ke dalam teks. Interpolasi menuntut perubahan redaksional

suatu kutipan langsung. Perubahan itu ditempatkan di dalam tanda

kurung persegi. Jenis-jenis interpolasi yang lazim ialah (1) sic,

(2) komentar, dan (3) penyisipan anteseden.

1. Tanda [sic] ditempatkan di belakang kutipan yang oleh

penulis dianggap merupakan kesalahan. Ini dimaksudkan

sebagai catatan bahwa kesalahan yang terdapat di dalam

kutipan itu tertulis sebagaimana sumber aslinya.

“If it is true that language and context are

inextricably linked, any stretch og

language should, to a greater or lessen

[sic] extent, come trailing clouds of

context with it …” (Thomson 1996:10).

Di dalam contoh di atas, penyisipan [sic] menunjukkan bahwa

penulis menyadari bahwa kata “lessen” tereja salah. Kata itu

mestinya tertulis “lesser”.

2. Interpolasi yang berupa komentar pendek dapat disisipkan di

Page 30: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

26

dalam suatu kutipan dengan maksud memperjelas suatu butir

pernyataan. Komentar ini ditulis di dalam tanda kurung

persegi.

A theory, sometimes called “The

Grammar Expectancy Theory”

[“grammar” here is used in the broad

sense to include the syntax, sematics and

appropriate use] has been proposed by

Oller (1979) among others.

Di dalam contoh ini, kata “Grammar” yang dikutip dari Oller

dijelaskan oleh pengutip dengan menuliskan penjelasan itu

di dalam tanda kurung persegi.

3. Anteseden disisipkan ke dalam kutipan langsung bilamana

terdapat suatu pronomina di dalam kutipan itu yang tidak jelas

perujukannya

He [William Shakespeare] was undoubtedly the

greatest dramatist to date. No other dramatist has

rivaled his ability to portray characters with such

liveliness and colour.

Kutipan Khusus

Dalam hal tertentu, dapat muncul masalah khusus yang berkaitan

dengan penulisan kutipan. Masalah itu berkaitan, antara lain, dengan

(1) kutipan di dalam kutipan, (2) pengutipan puisi,

Page 31: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

27

(3) pengutipan pidato.

1. Kutipan di dalam kutipan

Jika di dalam suatu kutipan langsung terdapat kutipan pendek,

kutipan langsung ditulis di dalam tanda kutip ganda (“) sedangkan

kutipan pendek di dalamnya ditulis di dalam tanda kutip tunggal

(„).

Mehrotra (1983:96) argues that “The usage

of terms like „acrolect, „ „mesolect,‟ and „

basilect‟ by sociolinguists implies that these

terms have a real meaning when used in

connection with particular language

designations”.

Jika kutipan itu panjang, penulisannya mengikuti cara penulisan

kutipan panjang. Kutipan pendek yang terdapat di dalamnya

ditulis di antara tanda kutip ganda.

Moag (1982:227) writes:

The following extreme [but not an

atypical] example was overheard from

a young female Fiji Indian sales clerk:

“Shila account-book use kara, I think”

… The female name, Shila, and the

verb kara … are the only native items

in the sentence. The order of major

Page 32: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

28

constituents (subject – object – verb) in

the kernel sentence clearly marks it as

Hindi, not English.

2. Pengutipan puisi

Kutipan yang terdiri atas dua sampai empat baris disisipkan ke

dalam teks menggunakan tanda kutip pada awal dan akhir kutipan

dan garis miring (/) antar baris.

Synge sensed the inevitability of death when

he said, “There‟ll come a season when

you‟ll stretch / Black boards to cover me”.

Kutipan yang terdiri atas lima baris atau lebih ditulis tanpa tanda

kutip. Kutipan tersebut ditulis berspasi tunggal, dengan indent,

dan berspasi ganda antar bait.

Something of this power can be felt in

Synge‟s “A Question” where he says:

I asked if I got

sick and died,

would you With

my black funeral

go walking too,

If you‟d stand close to

hear them talk or pray

While I‟m let down in

that steep bank of

clay.

And, No, you said, for if you saw a crew

Of living idiots pressing round that new

Page 33: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

29

Oak coffin – they alive, I dead beneath

That broad – you‟d rave and rend them withj

your teeth.

3. Pengutipan Pidato

Pidato dapat dikutip secara langsung menggunakan cara seperti

yang disebut di atas.

It was stated that “… in Australia, a people

once remote and distanced from the world

have embraced the future by welcoming into

our population five and a half million

migrants and regugees in the 50 years since

World War II.” (Bolkus in XIV World

Congress of the Federation Internationale

des Traducteurs (FIT) 1996.)

Kutipan Tidak Langsung

Kutipan tidak langsung adalah ide/konsep orang lain yang dikutip

dengan menggunakan kata-kata penulis/peneliti sendiri. Pengutipan

tak langsung terkadang menimbulkan kecurigaan pembaca. Ini sering

terjadi bilamana penulis ceroboh atau kurang cermat di dalam

menuliskan rujukan kutipan itu. Secara umum hal ini disebabkan oleh

kenyataan bahwa:

1. Peneliti membuat catatan dari sumber tertentu, kemudian

menyalin dan memasukkannya ke dalam nas tesis tanpa

mengingat bahwa catatan itu berasal daru sumber yang berhak

cipta.

Page 34: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

30

2. Peneliti menggunakan buku yang mencakupi bidang

pengetahuan yang persis sama dengan bidang yang sedang

digelutinya.

3. Peneliti mengambil intisari suatu sumber dan merumuskannya

menggunakan perhataan sendiri, tetapi tidak menyebutkan

sumber kutipan itu.

4. Peneliti mengutip dari catatan-catatan yang dibuat selama

perkuliahan tanpa menyadari bahwa catatan-catatan itu dikutip

dari sumber tertentu.

5. Peneliti sengaja menggunakan tulisan orang lain tanpa

menyebutkan sumbernya.

Untuk menghindari tuduhan adanya pembajakan (plagiarism) di

dalam penulisan tesis dan karya-karya ilmiah pada umumnya,

lakukan langkah sebagai berikut.

(1) Pahami secara umum intisari teks sumber, kemudian buatlah

rumusan baru yang berupa pandangan mengenai isi teks dari titik

pandang lain:

… with the change of time the expression of some

comparatives and superlatives has changed.

(2) Sajikan fakta sebagaimana yang tertulis di dalam sumber itu

dalam bentuk daftar:

… Until recently, the basic rules were as follows:

Page 35: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

31

(1) Polysyllabic adjectives (more than

two syllables): add more

(comparative) and most (superlative),

e.g. more beautiful, most beautiful.

(2) Monosyllabic adjectives: add –er

(comparative) and –est (superlative),

e.g. richer, richest.

(3) Disyllabic adjectives could take

either form, e.g. most famour,

commonest (Barber 1993: 274).

(3) Gunakan frase seperti “according to Barber‟, Barber views that

…, In Barber’s opinion … dan sebagainya.

According to Barber (1993: 274), a study of the

forms used in Early Modern English through the

present day indicates that a change has been in

progress. By early 20th

century the preferences

were:

(1) Polysyllabic adjectives (more than

two syllables): add more

(comparative) and most (superlative),

e.g. more beautiful, most beautiful.

(2) Monosyllabic adjectives: add –er

(comparative) and –est (superlative),

e.g. richer, richest.

Page 36: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

32

(3) Disyllabic adjectives could take

either form, e.g. most famour,

commonest.

Barber claims that the transition is now almost complete.

Perujukan Kutipan

Perujukan dilakukan dengan menyebutkan nama belakang atau

keluarga pengarang, tahun penerbitan, dan halaman bagian teks yang

dirujuk.

Salah : John Grisham, 1994, pp. 78 - 80

Salah : (J. Grisham, 1994: 78 – 80)

Benar : (Grisham 1994: 78 – 80)

Penulisan dua atau tiga nama adalah sebagai berikut.

Salah : (Basil Hatim and Ian Mason, 1990: 78 – 80)

Salah : (B. Hatim and I. Mason, 1990: 78 – 80)

Benar : (Hatim and Mason 1990: 78 – 80) atau

(Hatim, Mason, and Anderson 1991: 78 – 80)

Penulisan lebih dari tiga nama adalah sebagai berikut.

Salah : (Hatim etc. 1990: 78 – 80)

Salah : (Hatim et. Al., 1990: 78 –80)

Benar : (Hatim et al. 1990: 78 – 80)

Jika nama pengarang disebut oleh penulis sebagai bagian integral di

dalam teks, nama itu harus langsung diikuti, di dalam tanda kurung,

dengan tahun penerbitan dan halaman bagian teks rujukan.

Salah : According to Hatim and Mason, the world of

Page 37: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

33

translator is inhabited by an extraordinary number of

dichotomies (1990: 1)

Benar : Acording to Hatim and Mason (1990: 1), the world of

translator is inhabited by an extraordinary number of

dichotomies

Selanjutnya, nama-nama yang disebut sebagai rujukan kutipan ini

harus dimunculkan di dalam Daftar Pustaka (Reference atau

Bibliography)

4.3 Penulisan Daftar Pustaka Model Harvard:

Buku oleh satu pengarang

Austin, J.L. 1962. How to Do Things with Words. Oxford:

Oxford University Press.

Schiffrin, D. 1994. Approaches to Discourse.

Massachusetts: Blackwell Publishers.

Grisham, J. 1994. The Pelican Brief. New York: Warner

Buku oleh dua atau tiga pengarang

Brown, P. dan S.C. Levinson. 1987. Politeness: Some

Universals in Language Usage. London: Cambridge

University Press.

Hewson, L. dan J. Martin. 1991. Redefining Translation:

The Variational Approach. London: Routledge.

Page 38: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

34

Buku oleh lebih dari tiga Pengarang

Alwi, H. et al. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (2nd

ed.). Jakarta: Depdikbud RI.

Radford, A. et al. 1999. Linguistics an Introduction.

Cambridge: Cambridge University Press.

Buku suntingan satu orang

Coulthard, M. (ed). 1992. Advances in Spoken Discourse

Analysis. London dan New York: Routledge.

Dijk, T.A. van. (ed). 1976. The Pragmatics of Language and

Literature. Amsterdam: North Holland.

Goody, E. N. (ed). 1978. Questions and Politeness: Strategies

in Social Interaction. Cambridge: Cambridge University

Press.

Buku suntingan dua orang atau lebih

Guenthner, F. dan M. Guenthner-Reutter (eds). 1978.

Meaning and Translation: Philosophical and

Linguistic Approaches. London: Duckworth.

House, J. and S. Blum-Kulka (eds). 1986. Interlingual

and Intercultural Communication. Tubingen: Gunter

Narr Verlag.

Holmes, J.S., F. de Haan, dan A. Popovic (eds). 1970. The

Nature of Translation. The Hague: Mouton.

Page 39: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

35

Searle, J.R., F. Kiefer, and M. Bierwisch (eds). 1980.

Speech Act Theory and Pragmatics. London: D.

Riedel Publishing Company.

Buku edisi kedua, ketiga, dan seterusnya

Bassnett-McGuire, S. 1991. Translation Studies (Revised

Ed.). London: Routledge.

Turabian, Kate L. 1996. A Manual for Writers of Term

Papers, Theses, and Disertations (6th

Ed.). Chicago:

The University of Chicago Press.

Buku yang terdiri atas dua jilid atau lebih

Vanderveken, D. 1990. Meaning and Speech Acts Vol.

1: Principles of Language Use. Cambridge:

Cambridge University Press.

Buku terjemahan

Leech, G. 1982. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Translated

by Oka, M.D.D. 1993. Jakarta: Penerbit

Universitas Indonesia.

Karangan (Essay) di dalam buku suntingan

Broeck, R. van den. 1986. Contrastive discourse analysis

as a tool for the interpretation of shifts in translated

texts. In J. House and S. Blum-Kulka (eds.). pp. 37

– 49.

Brown, P. dan S.C. Levinson. 1978. Universals in

language usage: Politeness phenomena. In E. N.

Goody (ed.). pp. 56 – 311.

Page 40: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

36

Popovic, A. 1970. The concept “shift of expression” in

translation analysis. Di dalam J.S. Holmes, F. de

Haan, and A. Popovic (eds.). pp. 78 – 90.

Drinitrova, B. E. 1996. New methods in translation

research: new horizons in translation studies. FIT.

Hlm. 856 – 65.

Francis, G. dan S. Hunston.1992. Analysing everyday

conversation. M.Coulthard (ed.). Hlm.123 – 61.

Artikel di dalam Ensiklopedi

Macauly, T.B. 1970. Samuel Johnson. Encyclopedia

Britanica, 11th

ed., XV. pp. 463 – 471.

Smith, M.A. Sharwood. 1999. Syntax in second language

acquisition. In

Concise Encyclopedia of Educational Linguistics.

Edited by Bernard Spolsky. Amsterdam: Elsevier.

pp.

Artikel di dalam jurnal atau majalah Ilmiah

Blum-Kulka, S. 1987. Indirectness and politeness in requests:

same or different?

Journal of Pragmatics. 11: 131 – 46.

Page 41: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

37

Blum-Kulka, S. dan E. Olshtain. 1984. Requests and

apologies: a cross-cultural study of speech act

realization patterns (CCSARP). Applied

Linguistics. 5/3: 196 – 213.

Doherty, M. 1997. Acceptability and language specific

preference in the distribution of information.

TARGET, 9/1: 1 – 25.

Gu,Y. 1990. Politeness phenomena in modern Chinese.

Journal of Pragmatics, 14/2: 237 – 57.

Artikel di dalam Koran dan Majalah:

Basuki, S. 2005. Novel nonfiksi dan kemungkinannya.

Suara Merdeka, 18 Agustus. Hlm. 18.

Prasetyo, S. 2005. Lokalisme sebagai Ekses. Tempo, 28

Agustus. Hlm. 64 – 65. Manshur, F. 2005. Bahasa kita:

Rusak bahasa, rusaklah pemikiran. Intisari,

September. Hlm. 166 – 167.

Kumpulan Artikel/Proceeding Seminar

FIT. 1996. XIV World Congress of the Federation

Internationale des Traducteurs (FIT). Proceedings

Vol. 2. Melbourne: The Australian Institute of

Interpreters and Translators.

Tesis, disertasi, dan karangan lain yang tidak diterbitkan secara

komersial

Page 42: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

38

Gunarwan, A. 1993. The politeness rating of English

and Indonesian directive types among Indonesian

learners of English: Towards contrastive

pragmatics. Paper presented at The Fourth

International Pragmatics Conference, Kobe, Japan,

25-30 July.

Mujiyanto, Y. 1999. Perbandingan Derajat Kesantunan

antara Tindak Tutur Direktif di dalam Novel A

Farewell to Arms Karya E. Hemingway dan

Terjemahannya. Thesis Magister Humaniora

Universitas Indonesia.

Rustono. 1998. Implikatur Percakapan sebagai

Pengungkap Humor di dalam Wacana Humor

Verbal Lisan Berbahasa Indonesia. Disertasi

Universitas Indonesia.

Bahan yang dipetik dari situs internet

Berbentuk buku

Ziegler, M. and Durant, C. (2001). Engagement: a

necessary ingredient for participation in adult basic

education. Online. Available at

www.edst.educ.ubc.ca/aerc/2001/2001ziegler.htm

[accessed 11/11/01]

Berbentuk artikel di dalam buku

Shohet, Linda. (2001). Adult Learning and Literacy in

Canada. In The Annual Review of Adult Learning

and Literacy, Vol. 2, Chapter 6. (NCSALL).

Page 43: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

39

Available at

http://ncsall.gse.harvard.edu/ann_rev/vol2_6.html

[accessed 9/23/03).

Berbentuk artikel tak bertanggal

Rocco, T. S. (n.d) Critical reflection in practice:

experiences of a novice teacher. Online

www.bsu.edu/teachers/departments/edld/conf/c

ritical.html [accessed 03/15/00]

Berbentuk artikel anonim dan tak bertanggal

Self-Evaluation Kit. Online at www.nald.ca/ PROVINCE/

SASK/SLM/ selfeval/toc.htm [accessed 06/23/03]

Tata Urut Penulisan Pustaka Acuan

Affandi, Wahyu. 1982. Berbagai Masalah Hukum di Indonesia.

Bandung: Penerbit Alumni

Allan, K. 2001. Natural Language Semantics. Oxford: Blackwell

Publishers.

Austin, J.L. 1962. How to Do Things with Words. Oxford dan

New York: Oxford University Press.

Dellyana, Santi. 1988. Wanita dan Anak Dimata Hukum. Yogyakarta:

Liberty

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Page 44: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

40

Gerungan, W.A. 1996. Psikologi Sosial Suatu Ringkasan.

Bandung: Eresco Gosita, Arif. 1985. Masalah

Perlindungan Anak. Jakarta: Akademika Pressindo

Hadisuprapto, Paulus. 1997. Juvenile Delinquence (Pemahaman Dan

Penanggulangannya. Bandung: Citra Aditya Bakti

Hamzah, Andi.2001. Hukum Acara Pidana

Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika Ihromi, TO. 2000.

Antropologi dan Hukum. Jakarta: Yayasan Obor

Kartono, Kartini. 1995. Psikologi anak (Psikologi Perkembangan).

Bandung: Mandar Maju

Kansil. CST. 1989. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum

Indonesia: Jakarta. Balai

Pustaka

Marpaung, Leden. 1992. Proses Penanganan Perkara Pidana Bagian

Pertama

Penyidikan dan Penyelidikan. Jakarta. Sinar Grafika

--------------. 1992. Proses Penanganan Perkara Pidana Bagian

Kedua di Kejaksaan dan

Pengadilan Negeri, Upaya Hukum dan Eksekusi. Jakarta.

Sinar Grafika

Moeljatno. 1985. Fungsi dan Tujuan Hukum Pidana Indonesia.

Jakarta. PT.BinaAksara

-------------. 2002. Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta. Rineka cipta

Muchtar, Fathuddin, 2006. Situasi Anak yang Berkonflik dengan

Hukum di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Semarang.

Yogyakarta. Samin dan Yayasan Setara

Page 45: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

41

Muladi dan Barda Nawawi. 1992. Bunga Rampai Hukum Pidana.

Bandung.Penerbit Alumni

Page 46: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

42

BAB V

MANUSKRIP

5.1. Ketentuan Umum

a. Manuskrip ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa

Inggris dengan kerapatan baris 1 spasi, font Times New

Roman 12, ukuran kertas A4, format satu kolom, dan margin

(top 4 cm; left 4 cm; bottom 3 cm; right 3 cm).

b. Panjang manuskrip ilmiah antara 20-25 halaman, termasuk

gambar, grafik atau tabel (jika ada) yang menyertainya.

c. Istilah-istilah dalam bahasa asing atau bahasa daerah dalam

teks ditulis dengan huruf miring (italic).

d. Tinjauan pustaka (literature review) tidak dicantumkan

sebagai bagian dari struktur artikel. Pengutipan pustaka yang

dianggap penting dapat dipadukan dalam bagian

pendahuluan atau dalam pembahasan. Pengutipan pustaka

dalam pembahasan seperlunya saja dan yang lebih

diutamakan adalah pembahasan terhadap hasil analisis data

yang ditemukan sendiri.

e. Artikel ilmiah dari Tesis yang akan dimuat di jurnal ilmiah

harus ada lembar penilaian manuskrip oleh penguji.

5.2. Sistematika Artikel Ilmiah

Struktur Manuskrip hasil penelitian terdiri atas 10 bagian utama

yaitu:

Page 47: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

43

1. Judul

2. Baris Kepemilikan (Nama, Alamat Institusi, E-mail);

3. Abstrak;

4. Kata Kunci;

5. Pendahuluan; 32 %

6. Proses Penelitian; 5 %

7. Hasil dan Pembahasan; 55 %

8. Simpulan; 8 %

9. Ucapan Terimakasih, dan

10. Daftar Pustaka.

1. Judul

a. Judul dibuat ringkas dan informatif, dengan jumlah

kata tidak lebih dari 12 kata. Hindari kata

penghubung dan penyebutan obyek, tempat atau

bahan penelitian yang sangat terperinci.

b. Judul mengandung kata-kata kunci dari topik yang

diteliti.

c. Jenis huruf Times New Roman 14, dengan jarak baris

satu spasi.

d. Hindari penggunaan singkatan, rumus dan rujukan.

Contoh :

a. Judul Asli Penelitian : TINJAUAN YURIDIS

SOSIOLOGIS TERHADAP KEBIJAKAN

DIVERSI BAGI ANAK DALAM UNDANG-

UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012

TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA

ANAK

Page 48: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

44

b. Judul Manuskrip: KEBIJAKAN DIVERSI

BAGI ANAK DALAM SISTEM

PERADILAN PIDANA ANAK DI

INDONESIA

2. Baris kepemilikan (authorship lines)

a. Baris kepemilikan terdiri atas dua bagian, yaitu

nama penulis dan afiliasi kelembagaan penulis.

b. Afiliasi kelembagaan mahasiswa mengikuti tempat

dimana yang bersangkutan belajar.

c. Nama penulis hanya mencantumkan nama orang

yang benar-benar berpartisipasi dalam

perencanaan, pelaksanaan, analisis hasil,

pembahasan, dan penulisan laporan.

d. Gelar kesarjanaan tidak boleh dicantumkan.

e. Nama lembaga dicantumkan secara lengkap

sampai dengan nama negara, ditulis di bawah nama

penulis beserta alamat pos, email dan faksimili

(kalau ada) untuk keperluan korespondensi.

Contoh:

Alaudin Alamsyah

Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang

Gedung K 1 Sekaran, Gunungpati, Semarang

Jawa Tengah, Indonesia, 50229

Email : A [email protected]

3. Abstrak

a. Abstrak ditulis secara ringkas dan faktual, meliputi

tujuan penelitian, metode penelitian, hasil dan

Page 49: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

45

simpulan.

b. Abstrak ditulis dalam satu paragraph.

c. Abstrak ditulis dalam dua bahasa (Bahasa

Indonesia dan Bahasa Inggris); panjang abstrak

berkisar antara 200-250 kata.

d. Hindari perujukan dan penggunaan singkatan yang

tidak umum.

4. Kata Kunci

a. Kata kunci terdiri atas 3 sampai 5 kata dan/atau

kelompok kata.

b. Ditulis sesuai urutan abjad

c. Antara kata kunci dipisahkan oleh titik koma (;).

d. Hindari banyak kata penghubung (dan, dengan,

yang, dan lain-lain).

5. Pendahuluan

a. Hindari penulisan sub-sub pembahasan di dalam

pendahuluan.

b. Pendahuluan mengandung latar belakang masalah,

permasalahan, tujuan penelitian, sedikit konsep

(teori) dan penelitian terkait.

c. Persentase panjang halaman pendahuluan antara

10-15% dari panjang keseluruhan sebuah

manuskrip (maksimal 2 halaman)

d. Rujukan ditulis dengan menggunakan footnote

menuliskan nama penulis, tahun terbitan, Judul

Tulisan, Kota Penerbit, Penerbit, dan halaman.

Page 50: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

46

6. Metode Penelitian

a. Informasikan secara ringkas mengenai metode

yang digunakan dalam penelitian, meliputi jenis

penelitian atau pendekatan, Jenis data dan metode

analisis.

b. Jika menggunakan metode yang sudah banyak

dikenal, sebutkan nama metodenya saja. Jika

diperlukan, sebutkan sumber rujukan yang

digunakan sebagai acuan.

c. Metode penelitian dibuat dalam satu paragraf.

7. Hasil Penelitian dan Pembahasan

a. Format hasil penelitian dan pembahasan tidak

dipisahkan, mengingat jumlah halaman yang

tersedia bagi penulis terbatas.

b. Hasil penelitian dapat disajikan dengan dukungan

tabel, grafik atau gambar sesuai kebutuhan, untuk

memperjelas penyajian hasil secara verbal.

c. Keterangan gambar/grafik diletakkan di bawah

Gambar/Grafik/Bagan tersebut, sedangkan Judul

Tabel diletakkan di atasnya. Judul diawali dengan

huruf kapital.

d. Jangan mengulang menulis angka-angka yang

telah tercantum dalam gambar, grafik, bagan atau

tabel di dalam teks pembahasan. Jika akan

menekankan hasil yang diperoleh sebaiknya

sajikan dalam bentuk lain, misalnya persentase

atau selisih. Untuk menunjukkan angka yang

dimaksud, rujuk saja tabel yang memuat angka

tersebut.

Page 51: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

47

e. Materi pembahasan terutama mengupas apakah

hasil yang didapat sesuai dengan hipotesis (pre

judgment) atau tidak, dan kemukakan

argumentasinya.

f. Pengutipan rujukan dalam pembahasan gunakan

kajian pustaka.

g. Sitasi hasil penelitian atau pendapat orang lain

hendaknya disarikan dan dituliskan dalam kalimat

sendiri (tidak menggunakan kalimat yang persis

sama).

8. Simpulan

a. Simpulan hendaknya merupakan jawaban atas

pertanyaan penelitian

b. Ditulis sepanjang satu paragraf dalam bentuk esai,

tidak dalam bentuk numerical.

9. Ucapan Terimakasih

Berisi ucapan terimakasih kepada lembaga pemberi

dana, dan atau individu yang telah membantu dalam

pelaksanaan penelitian dan penulisan manuskrip.

10 Daftar Pustaka

a. Rujukan yang dicantumkan dalam daftar pustaka

hanyalah rujukan yang benar-benar dikutip dalam

manuskrip.

b. Untuk artikel hasil penelitian, daftar pustaka

dirujuk minimal 45% dari artikel jurnal ilmiah.

c. Kemutakhiran jurnal ilmiah yang dirujuk harus

diperhatikan, sekurang-kurangnya merupakan hasil

publikasi yang relevan dalam 5 tahun terakhir.

d. Daftar pustaka disusun secara alfabetis

berdasarkan urutan abjad nama penulis.

Page 52: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

48

e. Ketentuan nama penulis: nama yang ditampilkan

adalah nama akhir (nama keluarga) penulis diikuti

dengan singkatan nama awal (dan tengah jika ada).

Jika penulisnya lebih dari satu orang, maka cara

penulisannya sama.

f. Ketentuan penulisan judul rujukan seperti karya

ilmiah yang tidak dipublikasikan (un-published),

buku, jurnal, makalah seminar atau artikel lepas:

diawali dengan huruf kapital di setiap kata

penyusunnya, (kecuali kata penghubung). Khusus

judul artikel jurnal, huruf kapital hanya untuk awal

kalimat.

g. Tanda baca pada akhir penulisan nama, tahun,

judul artikel dan seterusnya diakhiri dengan titik (.)

sebelum dilanjutkan kata berikutnya. Khusus

penulisan volume (nomor) jurnal diberi tanda titik

dua (:) tanpa jarak spasi.

h. Penulisan daftar pustaka berdasarkan jenis rujukan

dapat dilihat dalam ketentuan sebagai berikut:

Ketentuan Penulisan Daftar Pustaka

1. Jurnal Ilmiah

Apabila sumber pustaka berupa artikel dari jurnal ilmiah, ditulis

mengikuti urutan: Nama Penulis. Tahun. Judul Artikel. Nama

Jurnal (Nama jurnal diketik miring). Volume (Nomor) :

Halaman. Contoh:

Arifin, S. 2010. Penentuan Titik Patok Perbatasan Darat Indonesia-Malaysia. Jurnal Ilmu Hukum 11(4): 81-84.

2. Buku

a. Penulis Tunggal

Page 53: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

49

Apabila sumber pustaka berupa buku teks dengan penulis tunggal, ditulis mengikuti urutan: Nama Penulis (nama depan, diikuti nama belakang). Tahun. Judul Buku (Judul Buku Dicetak Miring). Edisi (jika ada). Kota Penerbit : (titik dua) Nama Penerbit. Contoh:

Soekanto, S. 1983. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Penegakan Hukum. Jakarta : Rineka Cipta.

b. Penulis lebih dari satu Apabila sumber pustaka berupa buku teks dengan penulis

lebih dari satu, ditulis mengikuti urutan: Nama Penulis (nama

depan, diikuti nama belakang dan nama penulis berikutnya

ditulis normal). Tahun. Judul Buku (Judul Buku Dicetak

Miring). Edisi (jika ada). Kota Penerbit : (titik dua) Nama

Penerbit. Contoh : Bird, Kai, and Martin J. Sherwin. 2005. American Prometheus : The triump and tragedy of J. Robert Oppenheimer. New York : Alfred A Knopf.

c. Penulis lebih dari dua Cara penulisannya mengikuti pola penulisan penulis tunggal diikuti semua nama penulis dan ketentuan penulisan selanjutnya sama. Contoh : Appleby, Joyce, Lynn Hunt, and Margaret Jacob. 1994. Telling the truth about history. New York : W.W. Norton & Company.

d. Buku Terjemahan Apabila sumber pustaka berupa buku terjemahan ditulis mengikuti urutan: Nama Penulis Asli. Tahun Buku Terjemahan. Judul Buku Terjemahan (Judul buku dicetak miring). Edisi (jika ada). Terjemahan (Nama Penerjemah). Kota : Nama Penerbit, (koma) Penerbit.

Page 54: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

50

Contoh: Triggss, G. dan Presscott. 2011. Perbatasan Internasional Suatu Negara. Terjemahan K. Padmawinata. Semarang : PANDECTA Press.

e. Buku Bunga Rampai Apabila sumber pustaka berupa buku bunga rampai (kumpulan artikel) ditulis mengikuti urutan: Nama Penulis Artikel. Tahun. Judul Artikel (ditulis tegak). Judul buku (Judul buku dicetak miring). Kota Penerbit : Nama Penerbit. Contoh: Pujiono. 1999. Penyelesaian Sengketa Bisnis di PN Jakarta Pusat. Dinamika Hukum Bisnis Kontemporer. Semarang : FH Unnes.

3. Prosiding

Apabila sumber pustaka berupa artikel dalam prosiding

ditulis mengikuti urutan: Nama Penulis. Tahun. Judul Artikel

(ditulis tegak). Judul Seminar (ditulis miring). Tempat

Penyelenggaraan Seminar. Waktu Penyelenggaraan. Contoh:

Yudhanti,R. 2011. Perlindungan buruh Migrant Dalam Sistem Hukum Perburuhan di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional. Fakultas Hukum UNNES. 20 November 2011.

4. Karya Ilmiah Tidak Publikasi

Apabila sumber pustaka berupa karya ilmiah yang tidak

dipublikasikan (misal: Tesis, tesis, disertasi dan laporan

penelitian), ditulis mengikuti urutan: Nama Penulis. Tahun. Judul

Tulisan (Cetak Miring). Nama Proyek Penelitian. Instansi

penerbit/lembaga, Kota Penerbit.

Contoh: Waspiah. 2009. Perlindungan Paten Sederhana Bagi Produk UKM di Kota Tegal. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang.

Page 55: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

51

5. Artikel Surat Kabar

Apabila sumber pustaka berupa artikel dalam surat

kabar/majalah umum, ditulis mengikuti urutan: Nama Penulis.

Judul Artikel (Ditulis tegak). Nama Surat Kabar/Majalah (ditulis

miring). Kota: Tanggal, Bulan dan Tahun Terbit dan halaman.

Judul artikel dicetak miring. Contoh:

Syamsuddin, A. 2008. Penemuan Hukum ataukah Perilaku

Chaos? Kompas. Jakarta. 4 Januari 2008. hlm.16

6. Artikel Online

Apabila sumber pustaka berupa artikel jurnal online, ditulis

dengan urutan: Nama Penulis. Tahun. Judul Artikel (Ditulis

miring). Alamat Website. <Tanggal diunduh>. Contoh:

Tuhulele, P. 2009. Urgensi Penamaan Pulau.

http://www.unpati.ac.id/olsupp/FH/HKM1112/Urgensi-

penama-an-htm. <diunduh tanggal 2 Juli 2010>.

7. Artikel tanpa Penulis

Apabila sumber pustaka berupa artikel yang tidak ada nama

penulisnya, maka ditulis mengikuti urutan: Anonim. Tahun.

Judul Tulisa (ditulis Miring). Kota Penerbit : (titik dua) Nama

Penerbit. Contoh: Anonim. 2015. Penyelesaian Sengketa Perbatasan Negara. Jakarta : Sinar Grafika. Penulisan untuk berbagai sumber lainnya pola penulisannya sama.

Page 56: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

52

PERATURAN DEKAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS

NEGERI SEMARANG NOMOR : 1 TAHUN 2016

TENTANG

PEDOMAN UJIAN TESIS MIH FH UNNES

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEKAN FAKULTAS HUKUM

Menimbang : bahwa dalam rangka menciptakan ketertiban dan

keteraturan penyelenggaraan ujian tesis, dilakukan secara

terarah, dengan pola seragam dan dipertanggungjawabkan

baik dari segi hukum maupun ilmiah dan mendapatkan penilaian

yang layak serta obyektif, perlu untuk menetapkan Peraturan

Dekan Fakultas Hukum

Mengingat : 1. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional

2.. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

3. . Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi

Page 57: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

53

MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DEKAN FAKULTAS HUKUM TENTANG UJIAN TESIS MIH FH UNNES

(1) Dengan ditetapkannya peraturan ini, maka semua peraturan tentang penyelenggaraan ujian tesis yang ada sebelum peraturan ini ditetapkan, dinyatakan tidak berlaku.

(2) Semua civitas akademika MIH Fakultas hukum Unnes wajib mengetahui, memahami dan melaksanakan peraturan ini.

(3) Peraturan Dekan Fakultas Hukum ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Semarang Pada tanggal : 1 Februari 2016, Dekan Fakultas Hukum UNNES

Dr. Rodiyah, SPd., SH., MSi

NIP. 1972061920002001 Tembusan :

1. Koordinator MIH: ………

2.. Ka. Bag TU FH ...........

Page 58: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

54

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan ujian Tesis mahasiswa Magister Ilmu Hukum FH

Unnes yang dimaksud dengan :

a. Unnes adalah Universitas Negeri Semarang

b. Dekan adalah Dekan pada Fakultas Hukum Universitas Negeri

Semarang

c. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas

utama mentransformasikan, mengembangkan, dan

menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, moral dan

etika melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada

masyarakat;

d. Panitia penyelenggara adalah personel Magister Ilmu

Hukum FH Unnes yang ditunjuk berdasarkan Surat Tugas

Dekan FH Unnes untuk mempersiapkan dan mendukung

pelaksanaan ujian tesis sampai selesai;

e. Mahasiswa adalah mahasiswa aktif yang terdaftar di Program

MIH FH Unnes;

f. Teruji adalah Mahasiswa MIH yang telah mengikuti program

pendidikan di MIH FH Unnes dan telah memenuhi

persyaratan untuk mengikuti ujian tesis;

g. Tesis adalah tugas akhir mahasiswa Program MIH yang

menjadi syarat untuk meraig gelar Magister Hukum;

h. Penguji Tesis adalah dosen yang ditunjuk oleh Dekan FH

Unnes untuk mengevaluasi dan menilai hasil tugas akhir

mahasiswa Program MIH;

i. Dewan penguji Tesis adalah tim penguji tesis Mahasiswa MIH

Page 59: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

55

yang terdiri dari 1 (satu) orang ketua dan 2 (dua) orang

anggota yang ditunjuk berdasarkan keputusan Dekan FH

Unnes;

j. Sidang dewan ujian Tesis adalah rangkaian kegiatan ujian

Tesis Mahasiswa MIH sebagai teruji dihadapan dewan penguji

sesuai tata cara yang telah ditetapkan oleh lembaga;

k. Sidang dewan penguji adalah sidang yang dilakukan oleh

dewan penguji untuk menetapkan kelayakan nilai bagi teruji;

l. Tim evaluasi adalah tim yang dibentuk oleh Dekan MIH

Fakultas Hukum berdasarkan keputusan Dekan MIH Fakultas

Hukum untuk memberikan pertimbangan atas hasil penilaian

tim penguji Tesis yang memberikan nilai dibawah 70 dan atau

diatas 90 sebagai penyidang tingkat banding atas keputusan

dewan penguji;

m. Sekretaris penguji adalah personel MIH Fakultas Hukum yang

ditunjuk berdasarkan keputusan Dekan MIH Fakultas Hukum

untuk membantu pelaksanaan ujian Tesis;

n. Penyelesaian Tesis adalah proses tahap akhir penyusunan

Tesis dengan melengkapi persetujuan pembimbing sesuai

batas waktu yang telah ditentukan oleh lembaga;

o. Ujian Tesis adalah kegiatan Mahasiswa MIH untuk

mempertanggungjawabkan proses hasil penelitian dan

penulisan Tesis melalui sidang dewan penguji;

p. Ujian Tesis susulan adalah ujian Tesis yang diberikan kepada

Mahasiswa MIH yang tidak dapat mengikuti ujian sesuai

jadwal yang telah ditentukan, karena suatu alasan yang sah.

q. Tata tertib sidang ujian Tesis adalah merupakan rangkaian

perangkat pelaksanaan ujian Tesis yang memuat pengaturan

waktu dan susunan acara selama ujian berlangsung yang

ditetapkan oleh lembaga;

Page 60: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

56

r. Perbaikan Tesis adalah kegiatan yang dilakukan oleh

Mahasiswa MIH untuk memperbaiki naskah Tesis sesuai

dengan petunjuk dan hasil koreksi dari dewan penguji;

s. Penyerahan Tesis adalah kegiatan yang dilakukan oleh

Mahasiswa MIH untuk menyerahkan naskah Tesis yang telah

diperbaiki dan mendapatkan pengesahan dari dewan penguji

kepada Koordinator Prodi MIH Fakultas Hukumberupa hard

copy dan soft copy;

t. Penjiplakan (plagiat) adalah pengambilan karangan (pendapat,

pernyataan, tulisan, data dsb) orang lain sebagian atau

seluruhnya ke dalam naskah Tesis dan menjadikannya seolah-

olah karangan (pendapat) tersebut merupakan pendapatnya

sendiri, tanpa menyebutkan sumbernya;

u. Pihak lain adalah seseorang yang membantu

menyusun/membuatkan Tesis Mahasiswa MIH baik sebagian

ataupun keseluruhan dari naskah Tesis;

v. Pembatalan Tesis adalah tindakan administratif yang

diberikan oleh lembaga melalui sidang dewan penguji Tesis

dan atau sidang dewan akademik terhadap Mahasiswa MIH

yang secara nyata terbukti melakukan penjiplakan dan atau

penulisan Tesis oleh pihak lain;

w. Pemberhentian status Mahasiswa MIH /drop out (DO)

adalah proses pencabutan status Mahasiswa atas diri

Mahasiswa MIH yang disebabkan oleh hal-hal tertentu yang

telah ditetapkan dalam peraturan perundangan.

Page 61: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

57

Pasal 2

Ruang Lingkup Ujian Tesis

Ruang lingkup Peraturan Dekan Fakultas Hukum tentang Ujian Tesis

bagi Mahasiswa MIH meliputi:

a. Seminar Hasil Penelitian

b. Ujian Tesis;

c. Perbaikan dan Penyerahan Tesis;

d. Sanksi.

BAB II

SEMINAR HASIL PENELITIAN

Pasal 3

Usulan Seminar Hasil Penelitian

(1) Mahasiswa yang sudah menyelesaikan penelitian tesis dan

mampu menghasilkan kesimpulan sebagai hasil penelitian

tersebut dapat mengajukan penyelenggaraan Seminar Hasil

Penelitian.

(2) Seminar Hasil Penelitian diselenggarakan untuk mendapatkan

masukan-masukan guna kesempurnaan draft Tesis.

(2) Usulan untuk penyelenggaraan Seminar Hasil Penelitian dapat

diajukan kepada Koordinator Program Studi MIH setelah

mahasiswa mendapatkan persetujuan dari para Pembimbing

Tesis.

Pasal 4

Pelaksanaan Seminar Hasil Penelitian

(1) Koordinator Program Studi MIH menjadwalkan Seminar Hasil

Penelitian setelah menerima pengajuan usulan Seminar Hasil

Penelitian dari mahasiswa yang disetujui oleh para Pembimbing

Tesis.

Page 62: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

58

(2) Seminar Hasil Penelitian dihadiri oleh Dewan Penguji yang

terdiri atas Ketua dan Sekretaris Sidang, serta dua orang dewan

penguji.

(3) Ketua Sidang dijabat secara ex-officio oleh Dekan Fakultas

Hukum

(4) Sekretaris Sidang dijabat secara ex-officio oleh Koordinator

Program Studi MIH

(5) Pembimbing I dan Pembimbing II bertindak sebagai Penguji I

dan Penguji II

(6) Seminar Hasil Penelitian bersifat tertutup

(7) Setelah Seminar Hasil Penelitian, Dewan Penguji menetapkan

apakah draft Tesis dapat atau tidak dapat diteruskan ke Ujian

Tesis.

BAB III

UJIAN TESIS

Pasal 5

Penyelesaian Tesis

(1) Tesis yang telah lulus Ujian Seminar Hasil Penelitian dan

menurut pembimbing telah memenuhi persyaratan untuk

dipertahankan sebagai suatu karya tulis ilmiah, ditandatangani

oleh pembimbing Tesis pada halaman persetujuan. Selanjutnya

naskah yang sudah dijilid diserahkan kepada Bagian Akademik

MIH Fakultas Hukum sebanyak 4 (empat) rangkap.

(2) Penyerahan Tesis kepada Bagian Akademik MIH Fakultas

Hukum selambat-lambatnya 5 (lima) hari sebelum pelaksanaan

ujian Tesis, atau berdasarkan jadwal yang ditetapkan oleh

lembaga.

Page 63: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

59

(3) Penyampaian Tesis kepada dewan penguji dilakukan oleh Bagian

Akademik MIH FH Unnes.

Pasal 6

Penyelenggaraan Ujian

(1) Bagian Akademik MIH Fakultas Hukum sebagai

penyelenggara ujian Tesis :

a. mengecek persyaratan akademik dan non akademik

bagi Mahasiswa MIH untuk dapat mengikuti ujian

Tesis;

b. melaporkan kepada Dekan MIH Fakultas Hukum

apabila terdapat Mahasiswa MIH yang tidak

memenuhi persyaratan mengikuti Tesis;

c. menunjuk dewan penguji Tesis melalui Keputusan

Dekan FH Unnes;

d. menyusun jadwal ujian Tesis.

(2) Kewajiban dan larangan bagi teruji adalah :

a. sebelum ujian berlangsung :

1) teruji diijinkan memasuki ruang ujian untuk

mempersiapkan dan mengecek alat bantu

ujian;

2) teruji harus sudah berada di tempat ujian

selambat-lambatnya 30 menit sebelum ujian

dimulai;

3) teruji hanya dibenarkan membawa alat-alat

Page 64: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

60

yang diperlukan dan diperkenankan untuk

kepentingan ujian;

4) teruji yang datang terlambat hanya dapat

memasuki ruang ujian setelah diijinkan oleh

dewan penguji

b. selama ujian berlangsung :

1) Teruji tidak diperkenankan meninggalkan

ruang ujian, kecuali atas ijin dewan penguji;

2) Teruji wajib memaparkan Tesis dihadapan

dewan penguji;

3) Teruji wajib memberikan jawaban atas

pertanyaan yang diajukan oleh dewan penguji;

4) Teruji wajib menunjukan sikap dan etika yang

baik selama pelaksanaan ujian;

5) Teruji wajib mentaati tata cara pelaksanaan

ujian Tesis;

6) Teruji wajib menandatangani berita acara ujian

Tesis.

7) Teruji dilarang untuk :

(a) menyediakan makanan, minuman dan

souvenir dalam bentuk apapun kedalam

ruang ujian;

(b) membawa peralatan/barang yang dapat

mengganggu pelaksanaan ujian.

Pasal 7

Persyaratan Mengikuti Ujian

(1) Pada akhir tingkat, Teruji memperoleh nilai pada aspek

Page 65: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

61

pengetahuan dan keterampilan dengan Indeks Prestasi

Komulatif (IPK) > 2,50.

(2) Teruji telah mengikuti seluruh program kegiatan yang

dilaksanakan oleh MIH FH Unnes.

(3) Teruji telah melakukan proses bimbingan min 10 kali

pertemuan (tatap muka) dengan pembimbing.

(4) Tesis telah memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam

keputusan Dekan MIH Fakultas Hukum tentang petunjuk

teknis penyusunan dan pembimbingan Tesis bagi Mahasiswa

MIH Fakultas Hukum dan telah disetujui oleh pembimbing.

Pasal 8

Dewan Penguji Tesis

(1) Penunjukan dewan penguji Tesis berdasarkan kompetensi

bidang ilmu/ disiplin ilmu yang dimilikinya.

(2) Dewan penguji Tesis terdiri dari :

a. ketua;

b. anggota I;

c. anggota II (pembimbing Tesis).

Pasal 9

Syarat Dewan Penguji Tesis

(1) Ketua adalah :

a. seorang yang bergelar Profesor atau Doktor;

Page 66: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

62

b. dosen dan personel praktisi lain dengan kualifikasi

tertentu yang ditunjuk berdasarkan keputusan Dekan

Fakultas Hukum.

(2) Anggota I dan II adalah :

a. dosen MIH Fakultas Hukum dengan kualifikasi minimal

Doktor;

b. dosen dan personel praktisi lain dengan kualifikasi tertentu

yang ditunjuk berdasarkan keputusan Dekan Fakultas

Hukum Unnes.

Pasal 10

Syarat Sekretaris Ujian Tesis

Persyaratan sebagai sekretaris ujian Tesis adalah:

a. Pegawai MIH Fakultas Hukum yang Pegawai Negeri Sipil

(PNS) golongan 3 (tiga);

b. Pegawai MIH Fakultas Hukumyang memiliki kualifikasi

minimal S1;

c. Pegawai MIH Fakultas Hukumdengan kualifikasi tertentu

yang ditunjuk berdasarkan keputusan Dekan Fakultas Hukum

Pasal 11

Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Penguji Tesis

(1) Ketua mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. memimpin dan bertanggung jawab atas kelancaran

penyelenggaraan ujian Tesis Mahasiswa MIH ;

b. memutuskan ditolak atau dilaksanakan pengujian Tesis

setelah dipertimbangkan bersama anggota dewan penguji,

Page 67: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

63

apabila ditemukan adanya penjiplakan dan atau penulisan

Tesis oleh pihak lain;

c. mendengarkan paparan dan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan kepada teruji;

d. memutuskan Tesis teruji diperbaiki atau tidak, setelah

dipertimbangkan bersama anggota dewan penguji;

e. memberikan penilaian melalui mekanisme sidang dewan

penguji dan menandatangani blanko penilaian yang

tersedia;

f. menandatangani berita acara ujian Tesis dan keputusan

dewan penguji Tesis pada lembar blangko yang tersedia;

g. membacakan keputusan dewan penguji.

(2) Anggota I dan II mempunyai tugas dan tanggung jawab

sebagai berikut :

a. membantu ketua dalam pelaksanaan ujian Tesis;

b. turut serta menentukan ditolak atau tidaknya pengujian

Tesis;

c. mendengarkan paparan dan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan kepada teruji;

d. memberikan penilaian Tesis teruji;

e. membubuhkan tanda tangan pada lembar penilaian

akhir Tesis dan berita acara ujian Tesis.

Pasal 12

Tugas dan Tanggung Jawab Sekretaris Ujian Tesis

Sekretaris mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. membantu kelancaran pelaksanaan ujian Tesis;

b. menghadapkan teruji kepada dewan penguji;

c. mencatat setiap kegiatan/ pembicaraan selama berlangsungnya

Page 68: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

64

ujian Tesis, termasuk mencatat hal-hal yang perlu diperbaiki

pada naskah Tesis teruji;

d. bertindak sebagai saksi pada pelaksanaan ujian Tesis;

e. mempersiapkan segala kebutuhan alat tulis dan kebutuhan

administrasi lainnya selama kegiatan ujian berlangsung;

f. menghimpun dan menghitung nilai hasil ujian yang diberikan

oleh ketua dan anggota penguji I dan II;

g. mengisi berita acara pelaksanaan ujian dan blangko pengesahan

nilai akhir Tesis serta menyerahkan kepada dewan penguji

untuk ditandatangi;

h. mengingatkan alokasi penggunaan waktu baik untuk teruji

maupun penguji.

Pasal 13

Mekanisme Penunjukan Penguji Tesis

(1) Ketua dan anggota I serta anggota II ditetapkan berdasarkan

keputusan Dekan MIH Fakultas Hukumdengan ketentuan

sebagaimana tercantum dalam pasal 7 ayat 1 dan 2.

(2) Apabila tim penguji berdasarkan kesepakatan tim tidak dapat

menguji pada waktu yang ditetapkan, diberikan satu kali

kesempatan untuk mengajukan permohonan menjadwal ulang

waktu ujian minimal tiga hari sebelum pelaksanaan ujian.

(3) Jika tim penguji tidak dapat melaksanakan ujian pada waktu

penjadwalan ulang yang telah ditetapkan, maka akan

mendapatkan tim penguji baru.

Page 69: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

65

Pasal 14

Sidang Ujian Tesis

(1) Persiapan :

a. Dewan Penguji terlebih dahulu membicarakan secara

umum atas Tesis teruji, apabila Tesis ditemukan

adanya penjiplakan dan atau penulisannya oleh pihak

lain dewan penguji Tesis memutuskan untuk menolak

atau tidak melanjutkan sidang ujian Tesis;

b. Ketua memberikan arahan/penjelasan tentang

mekanisme sidang ujian Tesis.

c. Dalam hal anggota II (pembimbing Tesis) berhalangan

hadir, sidang ujian tetap dilaksanakan;

d. Dalam hal ketua berhalangan hadir, ujian ditunda 1

(satu) kali, dan apabila ketua masih berhalangan hadir

untuk kedua kali, maka lembaga menunjuk ketua

pengganti;

e. Dalam hal anggota I berhalangan hadir, sidang ujian

tetap dilaksanakan dengan digantikan oleh anggota

cadangan yang telah disiapkan oleh lembaga.

(2) Pelaksanaan sidang ujian Tesis :

a. Ujian dilaksanakan pada tempat dan waktu yang telah

ditentukan oleh panitia ujian;

b. Alokasi waktu pelaksanaan sidang ujian Tesis + 120

menit ;

c. Sidang ujian Tesis bersifat terbuka dan dapat dihadiri

oleh Mahasiswa MIH lain;

d. Teruji melaporkan kesiapan untuk diuji;

e. Ketua sebelum pelaksanaan siding ujian Tesis

Page 70: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

66

menanyakan kesiapan serta kesehatan kepada teruji;

f. Ketua membacakan tata tertib pelaksanaan sidang

ujian Tesis;

g. Ketua mempersilahkan teruji untuk melaksanakan

paparan;

h. Tanya jawab dilaksanakan mulai dari anggota I, ketua

selanjutnya anggota II.

i. Teruji diberi kesempatan untuk memberi

jawaban/penjelasan terhadap setiap pertanyaan

maupun saran yang diajukan.

j. Ketua memberikan kesimpulan terhadap

koreksi/pendapat dari dewan penguji, selanjutnya

mempersilakan teruji keluar ruangan;

k. Sekretaris melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

sebagaimana pasal 10 tersebut di atas.

Pasal 15

Ujian Tesis Susulan

Mahasiswa MIH dapat mengikuti ujian Tesis susulan dengan

ketentuan :

a. tidak dapat mengikuti jadwal ujian Tesis yang telah

ditetapkan oleh lembaga karena sakit, ijin dan dinas yang

dinyatakan dengan surat keterangan yang sah dari pejabat

yang berwenang;

b. mengajukan permohonan ujian Tesis susulan secara tertulis

kepada Bidang Akademik Fakultas hukum;

c. batas waktu pelaksanaan ujian Tesis susulan maksimal 5

(lima) hari setelah jadwal ujian Tesis berakhir.

Page 71: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

67

Pasal 16

Sistem Penilaian Ujian Tesis

Sistem penilaian ujian Tesis terdiri atas:

a. nilai tertinggi ujian Tesis yang dapat diberikan oleh penguji

adalah 100 (BAIK SEKALI);

b. nilai terendah lulus ujian Tesis yang dapat diberikan oleh

penguji adalah 0 -44,99 (KURANG SEKALI);

c. nilai akhir ujian Tesis tidak dapat dibulatkan;

d. Dekan membentuk tim evaluasi untuk memberi pertimbangan

atas hasil penilaian tim penguji yang terdiri dari:

1) Dekan MIH Fakultas Hukumsebagai ketua tim;

2) Koordinator Prodi MIH sebagai sekretaris;

3) Anggota terdiri dari Dosen Fakultas hukum yang

ditunjuk oleh Dekan Fakultas hukum.

e. evaluasi terhadap hasil penilaian tim penguji dengan

memperhatikan:

1) naskah Tesis yang dinilai;

2) alasan yang menjadi pertimbangan pemberian nilai

oleh tim penguji;

3) apabila dianggap perlu dapat meminta penjelasan pada

tim penguji atau pada teruji.

f. apabila tim evaluasi menemukan ketidakserasian antara hal-

hal yang dinilai dengan naskah Tesis dan alasan pemberian

nilai, maka dilakukan penilaian ulang oleh tim evaluasi.

g. untuk menghitung indeks prestasi adalah nilai huruf

diterjemahkan ke dalam angka dengan bobot nilai :

Rentang Kategori Bobot Klasifikasi

Page 72: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

68

Nilai

90 - 100 A 4,00 BAIK SEKALI

(BS)

83 - 89,99 B+ 3,60 BAIK (B)

75 - 82,99 B 3,20 BAIK (B)

68 - 74,99 C+ 2,80 CUKUP (C)

60 - 67,99 C 2,40 CUKUP (C)

52,50 - 59,99 D+ 2,00 KURANG (K)

45 - 52,49 D 1,00 KURANG (K)

0 - 44,99 E 0 KURANG SEKALI

(KS)

h. penilaian yang diberikan oleh Dewan Penguji berupa nilai

angka yang nantinya akan dikonversikan dengan nilai huruf.

Pasal 17

Bobot Penilaian Ujian Tesis

(1) Penilaian ujian Tesis yang diberikan oleh Ketua, Anggota I

dan Anggota II (pembimbing) dengan bobot :

Ketua : 40%

Anggota I : 30%

Anggota II (pembimbing) : 30%

Nilai Akhir Tesis (NAT) merupakan penjumlahan dari nilai

rata-rata ketua dan anggota X bobot : jumlah bobot dengan

rumus sebagai berikut :

Page 73: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

69

(2) Penilaian Tesis yang diberikan oleh Ketua dan Anggota I

sedangkan Anggota II

(pembimbing) tidak hadir dengan bobot :

Ketua : 50%

Anggota I : 30%

Anggota II (pembimbing) : 20%

Nilai Akhir Tesis (NAT) merupakan penjumlahan dari nilai

rata-rata ketua dan anggota X bobot : jumlah bobot dengan

rumus sebagai berikut :

Pasal 18

Aspek Penilaian Ujian Tesis

(1) Aspek penilaian Tesis meliputi penulisan Tesis serta paparan

dan tanya jawab pada sidang ujian Tesis.

(2) Rincian masing-masing aspek yang dinilai adalah :

a. Penulisan Tesis meliputi :

1) teknis penulisan;

2) kesesuaian dengan tata cara penulisan Tesis

sebagaimana diatur dalam petunjuk teknis

penyusunan dan bimbingan Tesis bagi Mahasiswa

Page 74: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

70

MIH Fakultas Hukum;

3) penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan

benar.

b. Substansi penulisan Tesis meliputi :

1) Proses Penelitian

(a) ketepatan identifikasi permasalahan yang

diformulasikan dalam judul dan fokus

permasalahan/persoalan penelitian;

(b) pemilihan teori/konsep yang relevan

dengan permasalahan;

(c) penggunaan teori/konsep yang dipilih

dalam pembahasan;

(d) ketepatan alasan pemilihan/penggunaan

metode penelitian berdasarkan

pendekatan penelitian yang

digunakannya;

(e) kesesuaian antara teknik pengumpulan

data dengan instrumen

penelitian/pedoman pengumpulan data

dan sampel/informan;

(f) ketepatan uraian tentang teknik analisis

data dalam “Rancangan dan Pelaksanaan

Penelitian” serta penggunaannya dalam

“Temuan Penelitian” dan “Pembahasan”.

2) Materi Tesis meliputi :

(a) uraian “Latar Belakang Permasalahan”

dapat menggambarkan secara menarik

dan tepat alasan penentuan permasalahan

yang diteliti dan kaitannya dengan

perumusan judul;

Page 75: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

71

(b) ketepatan pemilihan persoalan/pertanyaan

penelitian;

(c) kejelasan uraian tentang teori/konsep

yang dipilih serta relevansinya dengan

permasalahan;

(d) ketepatan uraian tentang pelaksanaan

pengumpulan data/informasi serta teknik

analisis data, dikaitkan dengan

pelaksanaan penelitian lapangan;

(e) temuan penelitian dapat

menjawab/menjelaskan persoalan/

pertanyaan penelitian;

(f) kedalaman penggunaan teori/konsep yang

diuraikan dalam kepustakaan konseptual

pada pembahasan;

(g) kesimpulan harus memuat hasil temuan

lapangan dan analisis berdasarkan teori

yang diajukan sebagai landasan berpikir;

(h) saran atau rekomendasi yang disampaikan

berkaitan dengan permasalahan dan

kesimpulan serta dirumuskan secara rinci

dan aplikatif serta ide atau inovasi penulis

terhadap hasil penelitiannya.

c. Paparan dan tanya jawab :

1) paparan meliputi

(a) kesiapan bahan yang dipaparkan;

(b) kemampuan memaparkan materi secara

utuh;

(c) penampilan dan penguasaan diri;

Page 76: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

72

(d) ketepatan penggunaan waktu yang

dialokasikan.

2) tanya jawab

(a) kemampuan menjawab pertanyaan secara

tepat;

(b) kemampuan mengemukakan argumentasi

terhadap jawaban yang disampaikan;

(c) kemampuan memberikan penjelasan yang

berkaitan dengan substansi naskah Tesis;

(d) kemampuan mengartikan permasalahan

yang diteliti dalam konteks yang lebih

luas.

BAB III

PERBAIKAN DAN PENYERAHAN NASKAH TESIS

Pasal 19

Perbaikan Naskah Tesis

(1) Perbaikan Tesis dilakukan sesuai dengan koreksi yang telah

dicatat oleh sekretaris dan atau dewan penguji dengan waktu

perbaikan terhitung 5 (lima) hari sejak pelaksanaan ujian,

termasuk hari libur.

(2) Apabila Tesis masih belum sesuai dengan hasil koreksi dewan

penguji, maka tim koreksi akan memberikan catatan tentang

materi yang masih harus diperbaiki pada blanko merah, dan

dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari harus sudah

dikembalikan kepada tim koreksi.

(3) Apabila tim koreksi menemukan ketidaksesuaian penulisan

Tesis dengan petunjuk teknis penyusunan dan bimbingan

Page 77: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

73

Tesis, maka tim koreksi membuat catatan untuk perbaikan.

(4) Naskah Tesis yang telah dinyatakan lengkap oleh tim koreksi

diberikan keterangan pada blanko warna biru (blanko

persetujuan).

(5) Pengajuan naskah Tesis yang telah diperbaiki, harus

dilengkapi dengan daftar perbaikan yang telah dilakukan.

(6) Naskah Tesis yang sudah diperbaiki dan dinyatakan telah

memenuhi syarat, ditandatangani oleh dewan penguji.

(7) Naskah Tesis yang telah diperbaiki diserahkan pada Bagian

Akademik Fakultas hukum, selanjutnya diperiksa oleh tim

koreksi yang ditunjuk berdasarkan surat perintah Dekan

Fakultas hukum

Pasal 20

Penyerahan Naskah Tesis

Naskah Tesis yang telah memenuhi syarat dan sudah ditandatangani

oleh Dewan Penguji diserahkan dan dicatatkan pada Bagian

Akademik MIH Fakultas Hukum berikut cakram/CD (soft copy),

untuk selanjutnya dilakukan penjilidan (sampul Tesis warna coklat

muda).

Page 78: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

74

BAB IV

SANKSI DAN PENGHARGAAN

Bagian I

Sanksi Terhadap Mahasiswa MIH / Teruji dan Pihak Lain

Pasal 21

Penundaan Ujian Tesis

(1) Bagi teruji yang tidak dapat menyelesaikan Tesis dalam kurun

waktu yang telah ditetapkan, masih diberi kesempatan untuk

menyelesaikan Tesis dalam kurun waktu 1 (satu) minggu.

(2) Teruji tersebut ayat (1) yang dapat menyelesaikan Tesisnya,

diuji secara khusus dan bila dinyatakan lulus, dilakukan

yudisium.

Pasal 22

Tidak boleh mengikuti Ujian Tesis

Teruji tidak diperbolehkan mengikuti Ujian Tesis apabila:

a. tidak memenuhi syarat untuk mengikuti ujian Tesis

sebagaimana diatur pada Pasal 5 (lima) peraturan ini, atau;

b. tidak hadir 30 menit dari jadwal ujian Tesis yang telah

ditetapkan dan disepakati oleh dewan penguji Tesis.

Pasal 23

Tidak Lulus Ujian Tesis

(1) Teruji diberhentikan mengikuti sidang ujian Tesis apabila

melakukan tindakan atau perbuatan yang bertentangan

dengan pasal 4 ayat (2) huruf b nomor 4 dan 5), atau

Page 79: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

75

melakukan tindakan sebagaimana diatur pada pasal 4 ayat (2)

huruf b nomor 6) atas penilaian dan kesepakatan dewan

penguji dan teruji dinyatakan tidak lulus. (2) Teruji yang memperoleh nilai akhir Kurang Sekali (0- 49,99)

dari dewan penguji Tesis dan ditetapkan oleh sidang Dewan

Akademik.

(3) Terhadap keputusan tidak lulus dari Dewan Akademik, teruji

dapat mengajukan permohonan banding kepada Dekan

Fakultas hukum.

Pasal 24

Penurunan Tingkat Mahasiswa MIH /Drop In (DI)

(1) Mahasiswa MIH yang tidak mampu menyelesaikan Tesis

sebagaimana pada pasal 19, dinyatakan Drop In (DI)

berdasarkan Keputusan Dekan Fakultas Hukum dan wajib

mengikuti seluruh proses penyusunan dan ujian Tesis

angkatan berikutnya.

(2) Mahasiswa MIH yang dinyatakan Drop In (DI) sebagaimana

dimaksud ayat (1) hanya diberikan kesempatan 1 (satu) kali

mengulang ujian Tesis.

Pasal 25

Pemberhentian Status Kemahasiswaan /Drop Out (DO)

Mahasiswa MIH yang dinyatakan Drop In (DI) sebagaimana

dimaksud pasal 22 ayat (2) apabila dinyatakan tidak lulus, dikenakan

sanksi Drop Out (DO) berdasarkan Keputusan Dekan Fakultas

Hukum.

Pasal 26

Page 80: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

76

Pembatalan Tesis

(1) Tesis yang diketahui sebagian atau seluruhnya merupakan

hasil penjiplakan atau ditulis oleh pihak lain, dewan penguji

dapat memberikan sanksi pembatalan Tesis, dan ditolak untuk

diuji.

(2) Terhadap keputusan pembatalan Tesis tersebut, teruji dapat

mengajukan permohonan banding kepada Dekan Fakultas

hukum.

(3) Dekan MIH Fakultas Hukumsetelah mendengar penjelasan

dewan penguji dan pertimbangan Dewan Akademik, dapat

memberikan sanksi Drop Out (DO) berdasarkan keputusan

Dekan Fakultas hukum.

Pasal 27

Sanksi Terhadap Pihak Lain

(1) Terhadap pembimbing Tesis/dosen/tenaga kependidikan atau

pihak lain yang dicurigai membantu menyusun Tesis

Mahasiswa MIH, dapat diberikan sanksi oleh Dekan Fakultas

hukum.

(2) Dalam hal dugaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

dibuktikan, maka Dekan MIH Fakultas Hukumdapat

menjatuhkan sanksi kepada pembimbing Tesis/dosen/tenaga

kependidikan atau pihak lain berupa :

a. pencabutan haknya sebagai pembimbing Tesis;

b. pencabutan haknya sebagai pengajar di Fakultas

hukum;

c. memproses dalam sidang profesi atau disiplin;

d. meneruskan prosesnya ke peradilan pidana.

Page 81: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

77

BAB V

KETENTUAN LAIN

Pasal 28

Panitia Penyelenggara

(1) MIH Fakultas Hukum membentuk panitia penyelenggaraan

ujian Tesis yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Hukum

Unnes.

(2) Dalam hal Dekan MIH Fakultas Hukum berhalangan

dipimpin oleh Koordinator Prodi MIH Fakultas hukum.

(3) Panitia Penyelenggara melaksanakan tugas secara umum

adalah :

a. menyelenggarakan rapat penentuan dewan penguji

Tesis;

b. menetapkan dewan penguji Tesis;

c. menyelenggarakan rapat koordinasi dengan ketua

(Dewan Penguji);

d. menyusun jadwal pelaksanaan ujian Tesis;

e. menyiapkan administrasi pendukung kegiatan ujian

Tesis;

f. melaksanakan rapat koordinasi terkait pelaksanaan ujian

Tesis, dan;

g. tugas-tugas lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan

ujian Tesis.

Pasal 29

Format Blanko Ujian Tesis

Dalam penyelenggaraan ujian Tesis perlu disiapkan format blanko

Page 82: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

78

sebagaimana terlampir dalam Peraturan ini yaitu :

a. lembar penilaian ujian Tesis;

b. lembar penilaian akhir Tesis;

c. lembar berita acara ujian Tesis;

d. lembar keputusan dewan penguji.

BAB VI

PENUTUP

Pasal 30

(1) Dengan ditetapkannya peraturan ini, maka semua peraturan

tentang penyelenggaraan ujian Tesis yang ada sebelum

peraturan ini ditetapkan, dinyatakan tidak berlaku.

(2) Semua civitas akademika MIH Fakultas Hukum wajib

mengetahui, memahami dan melaksanakan peraturan ini.

(3) Peraturan Dekan Fakultas Hukum ini mulai berlaku sejak

tanggal ditetapkan.

Paraf:

Koordinator MIH : ………....

Kabag. TU FH : ………….

Disahkan di Semarang

Pada tanggal : 1 Februari 2016

Ditetapkan di Semarang Pada tanggal : 1 Februari 2016,

DEKAN FAKULTAS HUKUM

UNNES Dr. Rodiyah SPd., SH., MSi

NIP 197206192000032001

Page 83: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

79

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lembar Penilaian Anggota Penguji I

Lampiran 2 : Lembar Penilaian Anggota Penguji II

Lampiran 3 : Lembar Penilaian Ketua Penguji Lampiran 4 : Lembar Penilaian Akhir Sidang Dewan Penguji Tesis

Lampiran 5 : Lembar Berita Acara Ujian Tesis Lampiran 6 : Lembar Keputusan Dewan Penguji

Lampiran 7 : Tata Urut Kegiatan dan Tata Tertib Ujian Tesis Mahasiswa MIH FH Unnes Lampiran 8 : Pembagian/Alokasi Waktu Pelaksanaan Ujian Tesis

Lampiran 9 : Hal-Hal yang Perlu Dipedomani Dalam Perbaikan Naskah Tesis

Page 84: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

80

LAMPIRAN 1

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS HUKUM

LEMBAR PENILAIAN

ANGGOTA PENGUJI I

Nama Teruji : …………………………………………......

NIM : …………………………………………......

Judul Tesis : …………………………………………...................................................................... …………………………………………......................................................................

…………………………………………...................................................................... …………………………………………...... ...............................................................

No

Aspek yang di nilai

Nilai

Keterangan

Angka

Huruf

1 Proses Penelitian

a. Ketepatan identifikasi permasalahan

Page 85: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

81

b. Pemilihan teori / konsep yang relavan

c. Penggunaan teori / konsep yang dipilih

d.

Ketepatan alasan pemilihan / penggunaan

metolit

e. Kesesuaian kerangka berpikir

f. Ketepatan uraian ttg teknis analisis data

2 Substansi Materi

a. Uraian latar belakang permasalahan

b. Ketepatan pemilihan fokus penelitian

c.

Kejelasan uraian tentang teori / konsep yang

dipilih

d. Ketepatan uraian tentang pelaksanaan pul data serta teknik analisis data

e. Dalam pembahasan apakah sudah menggunakan teori /

konsep yang di uraikan dalam tinjauan

kepustakaan

f. Kedalaman pembahasan temuan penelitian

g. Ketetapan kesimpulan

h. Kejelasan saran

3 Paparan

Page 86: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

82

a. Kesiapan bahan yang di paparkan

b. Kemampuan memaparkan materi secara utuh

c. Penampilan dan penguasaan diri

d. Substansi sesuai Pedoman Pembuatan Tesis

4 Tanya jawab

a. Kemampuan menjawab pertanyaan secara tepat

b. Kemampuan mengemukakan argumentasi

c. Kemampuan menguasai materi Tesis

d. Kemampuan mengartikan permasalahan

yang di teliti

J u m l a h

Nilai rata-rata (jumlah di bagi 4)

Semarang, ….. , ……………….. 20

Anggota Pengguji I

Page 87: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

83

LAMPIRAN 2

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS HUKUM

LEMBAR PENILAIAN ANGGOTA PENGUJI II

Nama Teruji : ………………………………………………………………………....

NIM : ………………………………………………………………………….

Judul Tesis : …………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………….

No

Aspek yang di nilai Nilai

Ket

Angka

Huruf

1 Metode Penelitian

a. Ketepatan identifikasi permasalahan

b. Pemilihan teori / konsep yang relavan

c. Penggunaan teori / konsep yang dipilih

d. Ketepatan alasan pemilihan / penggunaan metolit

e. Kesesuaian kerangka berpikir

Page 88: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

84

f. Ketepatan uraian ttg teknis analisis data

2 Substansi Materi

a. Uraian latar belakang permasalahan

b. Ketepatan pemilihan fokus penelitian

c. Kejelasan uraian tentang teori / konsep yang dipilih

d. Ketepatan uraian tentang pelaksanaan pul data serta

teknik analisis data

e. Dalam pembahasan apakah sudah menggunakan teori /

konsep yang di uraikan dalam tinjauan kepustakaan

f. Kedalaman pembahasan temuan penelitian

g. Ketetapan kesimpulan

h. Kejelasan saran

3 Paparan

a. Kesiapan bahan yang di paparkan

b. Kemampuan memaparkan materi secara utuh

c. Penampilan dan penguasaan diri

d. Substansi sesuai Pedoman Pembuatan Tesis

4 Tanya jawab

a. Kemampuan menjawab pertanyaan secara tepat

b. Kemampuan mengemukakan argumentasi

c. Kemampuan menguasai materi Tesis

d. Kemampuan mengartikan permasalahan yang di teliti

Page 89: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

85

J u m l a h

Nilai rata-rata (jumlah di bagi 4)

Semarang, ….. , ……………20

Anggota Pengguji II

Page 90: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

86

LAMPIRAN 3 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

FAKULTAS HUKUM

LEMBAR PENILAIAN KETUA PENGUJI

Nama Teruji : ………………………………………………………………………...

NIM : …………………………………………………………………………

Judul Tesis : ………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………

………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………

No

Aspek yang di nilai Nilai

Ket

Angka

Huruf

1 Metode Penelitian

a. Ketepatan identifikasi permasalahan

b. Pemilihan teori / konsep yang relavan

c. Penggunaan teori / konsep yang dipilih

d. Ketepatan alasan pemilihan / penggunaan metolit

e. Kesesuaian kerangka berpikir

Page 91: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

87

f. Ketepatan uraian ttg teknis analisis data

2 Substansi Materi

a. Uraian latar belakang permasalahan

b. Ketepatan pemilihan fokus penelitian

c. Kejelasan uraian tentang teori / konsep yang dipilih

d. Ketepatan uraian tentang pelaksanaan pul data serta

teknik analisis data

e. Dalam pembahasan apakah sudah menggunakan teori /

konsep yang di uraikan dalam tinjauan kepustakaan

f. Kedalaman pembahasan temuan penelitian

g. Ketetapan kesimpulan

h. Kejelasan saran

3 Paparan

a. Kesiapan bahan yang di paparkan

b. Kemampuan memaparkan materi secara utuh

c. Penampilan dan penguasaan diri

d. Substansi sesuai Pedoman Pembuatan Tesis

4 Tanya jawab

a. Kemampuan menjawab pertanyaan secara tepat

b. Kemampuan mengemukakan argumentasi

c. Kemampuan menguasai materi Tesis

d. Kemampuan mengartikan permasalahan yang di teliti

Page 92: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

88

J u m l a h

Nilai rata-rata (jumlah di bagi 4)

Semarang, ….. , ……………….. 20

Ketua Pengguji

Page 93: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

89

LAMPIRAN 4

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

FAKULTAS HUKUM

LEMBAR PENILAIAN AKHIR SIDANG DEWAN PENGUJI TESIS

Nama Teruji : …………………………………………………………………………..

NIM : …………………………………………………………………………..

Judul Tesis : …………………………………………………………………………..

No

P e n i l a i

Bobot Nilai Keterangan

Angka Huruf

1 Ketua Penguji 40%

2 Anggota Penguji 1 30%

3 Anggota Penguji 2 (Pembimbing) 30%

Nilai Akhir Tesis

NAT = (NRK x 4) + (NRA I x 3) + (NRA II x 3)

10

Semarang, 2016

Page 94: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

90

a. Ketua Penguji : a. …………………….

b. Anggota Penguji 1 : b. …………….......

c. Anggota Penguji 2 : c. …………………….

Page 95: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

91

LAMPIRAN 5

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS HUKUM

BERITA ACARA UJIAN TESIS

Pada hari ini . . . . . . . . . . . Tanggal . . . , Bulan . . . . . . . Tahun Dua Ribu . . . . ., Pukul . . . .

. . s/d . . . . . WIB, telah diselenggarakan Ujian Tesis Mahasiswa MIH FH UNNES.

Nama Teruji : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . No. Akademi : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Judul Tesis : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1. Mahasiswa MIH tersebut diatas telah dinyatakan :* LULUS / TIDAK LULUS / LULUS DENGAN

SYARAT PERBAIKAN TESIS dalam mempertahankan Tesis.

2. Dalam hal LULUS DENGAN SYARAT PERBAIKAN TESIS : a. Agar melakukan perbaikan naskah Tesis, sebagaimana yang telah diarahkan oleh Dewan

Page 96: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

92

Penguji (catatan perbaikan Tesis terlampir). b. Nilai hasil Ujian Tesis dinyatakan sah setelah diumumkan kelulusannya dan lembar akhir

penilaian ujian Tesis ditandatangani oleh Dewan Penguji. c. Perbaikan naskah Tesis dilakukan dalam waktu paling lambat 1 (satu) bulan, terhitung sejak

tanggal pelaksanaan ujian dan setelah disetujui oleh Tim Verifikasi Naskah Tesis, selanjutnya naskah dimintakan persetujuan Dewan Penguji. Sebanyak 1 (naskah) diserahkan ke Bid Pengsos paling lambat 3 (tiga) hari setelah di terima dari Tim Verivikasi.

C a t a t a n : * Coret yang tidak perlu

Semarang, . . . , . . . . . . . . . . . . . 20 . .

1. Dewan Penguji N a m a : Tanda tangan

a. Ketua : a. ……………….

b. Anggota Penguji I : b. ……………….

c. Anggota Penguji II : c. ………………. d. Sekretaris : d. ……………….

2. Mahasiwa (Teruji)

Page 97: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

93

LAMPIRAN 6 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

FAKULTAS HUKUM

KEPUTUSAN DEWAN PENGUJI UJIAN TESIS

No.: Kep / / / 20

Dewan Penguji Tesis Mahasiswa MIH setelah mengadakan penelitian terhadap hasil-hasil ujian serta

penilaian tulisan terhadap Tesis yang berjudul:

…………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………..............................

Dengan ini memutuskan bahwa:

Nama Teruji : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . NIM : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Tempat / Tgl. Lahir : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Page 98: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

94

Dalam Pelaksanaan Ujian Tesis Magister Ilmu Hukum dinyatakan * LULUS / TIDAK LULUS / LULUS DENGAN SYARAT PERBAIKAN TESIS untuk dapat disertakan dalam Yudisium dan Magister, sehingga berhak menyandang gelar Magister Ilmu Hukum (MIH).

Apabila dikemudian hari terdapat hal-hal yang dapat mengugurkan Keputusan ini, akan dicabut hak

penggunaan gelar Magister Ilmu Hukum.

Demikian Keputusan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

C a t a t a n : * Coret yang tidak perlu

Ditetapkan di : S e m a r a n g

Pada tanggal : 20

An. DEWAN PENGUJI SKRIPSI

KETUA

Page 99: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

95

LAMPIRAN 7 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

FAKULTAS HUKUM

TATA URUT KEGIATAN DAN TATA TERTIB UJIAN TESIS MAHASISWA MIH FH UNNES

A. Sebelum Ujian Berlangsung :

1. Teruji / Peserta Ujian Tesis yang akan melaksanakan ujian, wajib mengenakan pakaian yang telah

ditentukan, yaitu: Berjaket Almamater atau PSL.

2. Teruji / Peserta Ujian Tesis yang akan melaksanakan ujian, wajib memeriksa kesiapan sarana dan

prasarana ruangan ujian sebelum pelaksanaan ujian dimulai.

3. Teruji / Peserta Ujian Tesis yang akan melaksanakan ujian, dibenarkan membawa alat-alat yang diperlukan dan diperkenankan untuk kepentingan Ujian serta diijinkan membawa Catatan Kuliah dan Buku Referensi lainnya, yang mendukung pelaksanaan Ujian Tesis.

4. Teruji / Peserta Ujian Tesis yang akan melaksanakan ujian, tidak diijinkan untuk menggeser-

geser kursi atau merubah-rubah tata ruang sidang yang telah ditetapkan.

Page 100: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

96

5. Teruji / Peserta Ujian Tesis yang akan melaksanakan ujian, diperkenankan melibatkan 1 (satu) orang Mahasiswa MIH lainnya sebagai pembantu/ operator dalam pelaksanaan ujian dengan tidak ikut serta melibatkan diri memberikan masukan kepada mahasiswa teruji dalam sesi tanya jawab oleh Dewan Penguji.

6. Teruji / Peserta Ujian Tesis yang akan melaksanakan ujian, bertanggung jawab penuh terhadap

ketertiban dan ketenangan pelaksanaan Sidang Tesis yang ditimbulkan oleh rekan-rekan mahasiswa lain yang berada di luar ruang sidang .

7. Alins/ Alongins (Barco, ATK, dll) dan Duklog (Konsumsi) disiapkan oleh Dinas bukan oleh

Teruji.

B. Selama Ujian Berlangsung :

1. Teruji / Peserta Ujian Tesis yang akan melaksanakan ujian, diwajibkan untuk memberikan laporan kepada Dewan Penguji kesiapan untuk mengikuti ujian Tesis.

2. Teruji / Peserta Ujian Tesis yang melaksanakan ujian, diwajibkan memberikan paparan

hasil penelitian di hadapan Dewan Penguji selama kurang lebih 20 (dua puluh) menit.

3. Teruji / Peserta Ujian Tesis yang melaksanakan ujian, diwajibkan mempertanggungjawabkan

hasil penelitiannya dengan memberikan argumentasi atas pertanyaan-pertanyaan Dewan Penguji kurang lebih 60 (enam puluh) menit.

Page 101: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

97

4. Teruji / Peserta Ujian Tesis yang melaksanakan ujian, dilarang menyiapkan makanan dan minuman sendiri.

Page 102: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

98

5. Teruji / Peserta Ujian Tesis yang melaksanakan ujian, dilarang keluar ruangan selama ujian berlangsung tanpa ijin Dewan Penguji.

6. Teruji / Peserta Ujian Tesis yang telah dinyatakan selesai ujian oleh Dewan Penguji dapat

meninggalkan ruangan untuk menunggu hasil keputusan Dewan Penguji kurang lebih 20 (dua puluh ) menit.

C. Setelah Ujian Berlangsung :

1. Teruji / Peserta Ujian Tesis memasuki kembali ruang ujian setelah diperkenankan oleh Dewan

Penguji.

2. Teruji / Peserta Ujian Tesis mendengarkan putusan Dewan Penguji mengenai hasil ujian Tesis.

3. Teruji Peserta Ujian Tesis wajib melakukan perbaikan Tesis sesuai hasil koreksi/ saran dari

Dewan Penguji.

4. Teruji / Peserta Ujian Tesis wajib menyerahkan hasil perbaikan Tesis dalam waktu 5 (lima) hari

terhitung sejak tanggal pelaksanaan ujian Tesis kepada Tim Verifikasi Naskah Tesis ke Bagian Akademik Prodi MIH.

5. Teruji dapat mengambil hasil koreksi naskah Tesis dari Tim Verifikasi Naskah Tesis setelah 3 (tiga) hari penyerahan, apabila masih terdapat koreksi maka teruji wajib melakukan perbaikan

Page 103: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

99

lagi dalam jangka waktu 2 (dua) hari. Apabila tidak ditemui koreksi maka teruji dapat meminta tanda tangan Pembimbing sebagai persetujuan dilanjutkan kepada Penguji I dan Ketua Penguji.

Semarang, ... , . . . . . . . 20 . .......

Ttd

PANITIA PENYELENGGARA

Page 104: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

100

LAMPIRAN 8 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

FAKULTAS HUKUM

PEMBAGIAN / ALOKASI WAKTU PELAKSANAAN UJIAN TESIS

1. LAPORAN AWAL MAHASISWA MIH (TERUJI) : 1 MENIT

2. PAPARAN MATERI NASKAH UJIAN : 25 MENIT

A. PENDALAMAN MATERI NASKAH UJIAN (TANYA JAWAB : 60 MENIT

B. K E T U A : 20 MENIT

C. PENGUJI I : 20 MENIT

D. PENGUJI II : 20 MENIT

3. RAPAT HASIL PENILAIAN DEWAN PENGUJI : 25 MENIT

Page 105: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

101

4. LAPORAN REKAPITULASI HASIL KOREKSI DEWAN PENGUJI

(OLEH SEKRETARIS) : 8 MENIT

5. LAPORAN AKHIR MAHASISWA MIH (TERUJI : 1 MENIT

TOTAL WAKTU : 120 MENIT

Semarang, ... , . . . . . . . 20 . .

Ttd

PANITIA PENYELENGGARA

Page 106: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

102

LAMPIRAN 9 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

FAKULTAS HUKUM

HAL-HAL YANG PERLU DIPEDOMANI DALAM PERBAIKAN NASKAH TESIS

1. Perbaikan Naskah :

Peserta Ujian Tesis wajib melakukan perbaikan Tesis sesuai hasil arahan dan pertanyaan Dewan Penguji yang direkap dalam catatan Sekretaris, sebagai persyaratan untuk diikutsertakan dalam Yudisium.

2. Waktu Perbaikan :

a. Peserta ujian Tesis wajib melaksanakan perbaikan Tesis dalam waktu paling lambat 5 (lima)

hari terhitung sejak pelaksanaan ujian Tesis dan naskah perbaikan diserahkan kepada Tim Verifikasi Naskah Tesis.

b. Pada naskah perbaikan yang diserahkan, agar diberikan Tanda Batas (dengan stiker/ kertas

pembatas halaman) pada halaman yang mengalami perubahan/ perbaikan, untuk

Page 107: PEDOMAN PENULISAN TESIS FAKULTAS HUKUM

103

mempermudah melihat bagian yang dikoreksi.

c. Teruji dapat mengambil hasil koreksi naskah Tesis dari Tim Verifikasi Naskah Tesis setelah 3

(tiga) hari penyerahan, apabila masih terdapat koreksi maka teruji wajib melakukan perbaikan lagi dalam jangka waktu 2 (dua) hari. Apabila tidak ditemui koreksi maka teruji dapat meminta tanda tangan Pembimbing sebagai persetujuan dilanjutkan kepada Penguji I dan Ketua Penguji.

3. Penyerahan kepada Dewan Penguji dan Lembaga :

a. Naskah Tesis yang telah ditandatangani oleh Pembimbing, diajukan kepada Penguji I dan

Ketua Penguji untuk mendapatkan tanda tangan persetujuan.

b. Naskah Tesis yang sudah dinyatakan sah (ditandatangani oleh Dewan Penguji) agar

diserahkan ke Bid Pengsos sejumlah 1 (satu) naskah untuk penggandaan dan file lembaga, paling lambat 3 (tiga) hari setelah diterima dari Tim Verifikasi Naskah Tesis.

4. Lembar Teknis Perbaikan Naskah Tesis ini agar dipedomani dan dilaksanakan oleh mahasiswa

sebagai penjabaran teknis pelaksanaan ujian Tesis, berdasarkan Keputusan Dekan Fakultas Hukum Nomor : Kep/ / VI /2016 tanggal Januari 2016 tentang Pedoman Penulisan Tesis MIH Fakultas hukum.