103
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes 1

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes1

Page 2: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum2

BAB I

PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN, KEDUDUKAN, DAN BOBOT

SKRIPSI

1. PENGERTIAN

Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang berupa

paparan hasil penelitian yang membahas suatu masalah

dalam bidang hukum, disusun dan dipertahankan sebagai

persyaratan untuk mencapai gelar sarjana. Skripsi

merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam

penelitian untuk membahas permasalahan hukum dan

pemecahannya dengan menggunakan kaidah hukum atau

kaidah ilmu lain yang relevan. Untuk itu, skripsi yang

disusun oleh mahasiswa Fakultas Hukum memunyai

kriteria sebagai berikut:

a) Topik skripsi bersumber dari permasalahan-

permasalahan dalam bidang hukum

b) Skripsi ditulis atas dasar hasil pengamatan dan

observasi lapangan dan atau penelaahan pustaka yang

relevan.

Page 3: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes3

c) Skripsi ditulis sendiri oleh mahasiswa dengan

bimbingan dosen yang sesuai dengan bidang keahlianya

dan telah ditetapkan dengan surat tugas dekan.

d) Skripsi ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan

benar.

e) Skripsi dipertahankan sendiri oleh mahasiswa di

hadapan tim penguji yang ditetapkan dengan surat tugas

Dekan.

2. KEDUDUKAN DAN BOBOT SKRIPSI

Kedudukan skripsi merupakan mata kuliah inti

dalam kelompok Mata Kuliah Keahlian Berkarya dengan

bobot 6(enam) SKS.

B. TUJUAN PENULISAN SKRIPSI

Penulisan skripsi bertujuan meningkatkan

pemahaman dan kemampuan mahasiswa dalam

penyusunan karya tulis ilmiah dibidang hukum, serta

mempertajam analisis tentang hukum secara metodologis.

Page 4: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum4

C. MATERI PENULISAN SKRIPSI

Materi skripsi diangkat dari bidang ilmu hukum

dan bidang ilmu lain yang terkait, yang didasarkan atas data

atau informasi dari kasus-kasus, studi kepustakaan atau

penelitian lapangan.

Page 5: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes5

BAB II

PROSEDUR ADMINISTRASI AKADEMIK

DALAM PENYUSUNAN SKRIPSI

A. PERSYARATAN DAN PROSEDUR PENGAJUAN

SKRIPSI

1. PERSYARATAN

Mahasiswa Fakultas Hukum yang diperbolehkan

mengambil mata kuliah skripsi harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

a. telah menyelesaikan satuan Kredit Semester (SKS)

kurang lebih 90 SKS.

b. Indeks Prestasi Kumulatif sama atau lebih besar dari

2,00

c. Telah lulus mata kuliah Metode Penelitian dan

Penulisan Hukum

2. PROSEDUR PENGAJUAN SKRIPSI

a. Mahasiswa yang telah memenuhi syarat berhak

mengajukan topik penelitian untuk skripsi kepada Tim

Penulisan Skripsi

Page 6: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum6

b. Tim Penulisan Skripsi FH mengusulkan pembimbing

kepada Dekan FH setelah mempertimbangkan topik

penelitian yang diajukan Mahasiswa.

c. Tim Penulisan Skripsi terdiri dari :

Pembantu Dekan Bidang Akademik dan Ketua Bagian

di lingkungan Fakultas Hukum

d. Penetapan Dosen Pembimbing oleh Dekan didasarkan

atas usulan Tim Penulisan Skripsi dan diberitahukan

kepada dosen yang berrsangkutan.

e. Mahasiswa dengan pembimbingan akademis dosen

mengembangkan topik penelitian menjadi usulan

skripsi yang disetujui oleh pembimbing.

3. SISTEM PEMBIBINGAN SKRIPSI

a. Mahasiswa Terbimbing

1. Mahasiswa mengajukan judul Mahasiswa yang berhak

mendapatkan bimbingan adalah mereka yang telah

mendapatkan dosen pembimbing berdasarkan SK

Dekan FH.

2. Untuk mendapatkan SK dosen pembimbing, mahasiswa

mengajukan topik skripsi kepada Pembantu Dekan

Page 7: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes7

Bidang Akademik FH yang telah disetujui oleh Tim

Penulisan Skripsi

b. Tim Penulisan Skripsi (TPS)

1. Tim Penulisan Skripsi ditetapkan oleh Dekan FH

2. TPS terdiri dari Ketua Bagian di lingkungan Fakultas

Hukum dan PD I.

3. Tugas TPS adalah memberi persetujuan judul skripsi

yang diajukan oleh mahasiswa dan menentukan dosen

pembimbing.

4. Judul penelitian yang telah disetujui oleh TPS bersifat

tidak mengikat bagi proses pembimbingan sepanjang

tidak merubah tema masalah.

c. Dosen Pembimbing

1. Dosen pembimbing ditentukan oleh fakultas,dengan

memenuhi syarat akademik minimal Asisten Ahli dan

S2 atau Lektor S1.

2. Jumlah dosen pembimbing untuk setiap Mahasiswa

terbimbing adalah dua dosen.

3. Penugasan pembimbing disesuaikan dengan latar

belakang keilmuan dan kebutuhan pembimbingan.

4. Pembimbing Skripsi adalah dosen yang bertugas

membimbing, mencari solusi dan mengarahkan.

Page 8: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum8

5. Tugas pembimbing memfokuskan diri pada substansi

materi, metode penelitian dan tatatulis skripsi.

d. Proses Bimbingan

1. Bimbingan dilakukan di kampus atau di tempat yang

telah disepakati bersama (antar pembimbing dan

Mahasiswa)

2. Naskah bimbingan dapat berupa print out atau digital

3. Proses bimbingan diusahakan berjalan secara efisien

dan efektif

4. Jika dalam waktu tiga bulan tidak pernah melakukan

konsultasi, dosen pembimbing berhak melaporkan

kepada Pembantu Dekan Bidang Akademik FH.

5. Proses pembimbingan diharuskan memperhatikan

kualitas akademik dan kemampuan Mahasiswa, dengan

harapan skripsi dapat selesai tepat waktu.

6. Kegiatan bimbingan di mulai dari pembuatan proposal

sampai laporan akhir Skripsi.

7. Proses pembimbingan dapat diawali dengan cara

klasikal/terpadu yang dilakukan oleh dosen

pembimbing yang difasilitasi Pembantu Dekan Bidang

Akademik FH.

Page 9: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes9

8. Proses pembimbingan dapat memanfaatkan peer

group antar mahasiswa sebelum memanfaatkan

pembimbingan dengan dosen pembimbing.

9. Setiap kegiatan bimbingan, mahasiswa wajib mengisi

kartu konsultasi bimbingan skripsi yang diparaf oleh

dosen pembimbing.

10. Jika mahasiswa mengalami persoalan pembimbingan

dengan pembimbing, maka Pembantu Dekan Bidang

Akademik FH dapat memfasilitasi persoalan tersebut,

dan jika diperlukan dapat mengajukan dosen

pembimbing pengganti kepada Dekan.

11. Mahasiswa terbimbing Skripsi yang telah dinyatakan

layak untuk diujikan berhak mendaftarkan ujian Skripsi

atas rekomendasi dosen pembimbing

4. SISTEM UJIAN SKRIPSI

a. Persyaratan Ujian

1. Mahasiswa yang akan maju ujian Skripsi diharuskan

mendapat rekomendasi dari dosen pembimbing dan

disetujui oleh Pembantu Dekan Bidang Akademik FH

dengan menyerahkan 4 eksemplar skripsi.

Page 10: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum10

2. Nilai mata kuliah metodologi penelitian sekurang-

kurangnya C.

3. Mahasiswa telah lulus ujian komprehensif (ditentukan

oleh Ketua Bagian dengan jumlah mata kuliah minimal

tiga), menyerahkan sertifikat TOEFL minimal nilai 400,

menyerahkan sertifikat kemahiran litigasi KKL

minimal satu.

b. Prosedur Ujian

1. Mahasiswa mendaftarkan diri untuk mengikuti ujian

Skripsi kepada TU FH dengan menyerahkan

persyaratan akademik (transkrip nilai) dan administratif

(persetujuan pembimbing)

2. Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Hukum

mengusulkan dosen penguji dan jadwal ujian kepada

Dekan.

3. Dekan menetapkan panitia ujian Skripsi

4. Panitia Ujian terdiri atas Ketua Dekan , Sekretaris

(Pembantu Dekan Bidang Akademik FH), tiga orang

penguji (Penguji I yaitu penguji utama, Penguji II dan

III yaitu Pembimbing)

Page 11: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes11

5. Ujian dilaksanakan jika undangan ujian dan berkas

skripsi telah diserahkan kepada penguji selambat-

lambatnya 3 hari sebelum pelaksanaan ujian.

6. Ujian Skripsi diselenggarakan terbuka dan dapat

dihadiri oleh dosen atau mahasiswa lain.

c. Pelaksanaan Ujian

1. Waktu ujian minimal 120 menit (oleh tiga penguji)

2. Ujian dilaksanakan pada tempat dan waktu yang telah

ditentukan oleh panitia ujian.

3. Apabila hal tersebut di atas tidak dapat dipenuhi, ujian

dilaksanakan selambat-lambatnya satu minggu atas

kesepakatan mahasiswa dan para penguji.

4. Pada prinsipnya ujian dapat dilaksanakan jika dihadiri

oleh semua penguji.

5. Sidang ujian dipimpin oleh Penguji I atau Penguji II

6. Ujian diawali dengan presentasi paling lama 15 menit

dan dapat menggunakan media teknologi informasi.

7. Kesempatan pertama pengujian diberikan kepada

penguji utama, dilanjutkan oleh penguji I dan II

8. Setiap penguji diberi waktu menguji antara 30-40

menit.

Page 12: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum12

9. Hasil ujian diputuskan oleh tim penguji pada saat

pelaksanaan ujian. Keputusan Tim Penguji berupa:

lulus tanpa perbaikan, lulus dengan perbaikan atau tidak

lulus.

10. Mahasiswa yang dinyatakan lulus dengan perbaikan,

batas waktu perbaikan paling lama 1 bulan.

11. Dalam kondisi-kondisi tertentu, pengumuman hasil

ujian dapat ditunda sesuai kesepakatan tim penguji.

12. Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus, dapat

mengajukan ujian ulang setelah memperbaiki

skripsinya

d. Penyerahan Skripsi

1. Mahasiswa wajib menyerahkan Skripsi yang sudah

disetujui penguji dan dekan dalam bentuk hard copy

sebanyak 3 eksemplar dan soft copy.

2. Skripsi diserahkan ke fakultas melalui tata usaha

3. Setiap mahasiswa wajib menyerahkan artikel dengan

tata tulis menurut ketentuan kaidah selingkung Jurnal

Pandecta.

4. Skripsi dan artikel diserahkan selambat-lambatnya 3

bulan setelah ujian.

Page 13: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes13

Sanksi

1. Apabila mahasiswa tidak mengikuti bimbingan sesuai

dengan ketentuan, dosen pembimbing berhak menolak

pembimbingan.

2. Apabila naskah skripsi terbukti tidak asli, pada saat

proses ujian maka ujian dibatalkan, dan jika sudah

diputuskan lulus maka kelulusan dibatalkan.

3. Apabila sampai batas waktu yang ditentukan, revisi

belum/tidak dilakukan, maka mahasiswa wajib

menempuh ujian ulang dengan prosedur baru.

5. SISTEM PENILAIAN SKRIPSI

a. Batas Nilai

1. Mahasiswa dinyatakan lulus ujian skripsi, apabila

memperoleh rerata nilai dari penguji sekurang-

kurangnya C.

2. Bagi mahasiswa yang memperoleh rerata nilai kurang

dari C, maka mahasiswa yang bersangkutan harus

melakukan ujian ulang

3. Penilaian tersebut berlaku pula untuk ujian ulang

Page 14: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum14

b. Komponen Penilaian

1. Penilaian ujian skripsi dilakukan atas dasar komponen

isi dan unjuk kinerja dalam ujian.

2. Indikator penilaian komponen isi terdiri atas;

a. Konsistensi logis latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat

penelitian

b. Revelansi landasan teori dengan masalah

kemutakhiran/sumber asli, kerangka berpikir

(tinjauan pustaka), dan hipotesis (jika ada).

c. Kesesuaian metode penelitian dengan masalah.

d. Kesesuaian hasil dan pembahasan dengan

permasalahan.

e. Kesesuaian simpulan dan saran dengan hasil

penelitian dan pembahasan

f. Penyampaian bahasa dan tata tulis.

3. Indikator penilaian komponen kinerja terdiri atas:

a. Ketepatan dalam memberikan jawaban

b. Kecepatan dalam memberikan jawaban

c. Kedalaman dalam memberikan jawaban atau

penjelasan

Page 15: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes15

d. Keluasan dalam memberikan jawaban atau

penjelasan

e. Sikap ilmiah (bahasa Ilmiah lisan, penampilan, rasa

percaya diri)

Bobot Penilaian

1. Bobot penilaian ujian Skripsi dengan persentase kadar

keilmiahan pada komponen isi dan unjuk kinerja

dalam ujian.

2. Bobot penilaian komponen isi sebesar 100 %, terbagi

atas:

a. Konsistensi logis latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat

penelitian, sebesar 20 %.

b. Relevansi landasan teoretis dengan masalah,

kemutakhiran/sumber asli, kerangka berpikir

(tinjauan pustaka), dan hipotesis (jika ada), sebesar

20 %.

c. Kesesuaian metode penelitian dengan masalah

sebesar 15 %.

d. Kesesuaian hasil dan pembahasan dengan

permasalahan sebesar 25 %.

Page 16: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum16

e. Kesesuaian simpulan dan saran dengan hasil

penelitian dan pembahasan, sebesar 10 % .

f. Penyampaian bahasa dan tata tulis, sebesar 10 %.

3. Bobot penilaian komponen kinerja, sebesar 100 %

terbagi atas:

a. Ketepatan dalam memeberikan jawaban, sebesar 20

%

b. Kecepatan dalam memberikan jawaban, sebesar 20

%

c. Kedalaman dalam memberikan jawaban atau

penjelasan, sebesar 20 %.

d. Keluasan dalam memberikan jawaban atau

penjelasan, sebesar 20 %

e. Sikap ilmiah (bahasa ilmiah lisan, penampilan, rasa

percaya diri), sebesar 20 %

Catatan : Lembar lampiran:

Kartu Kendali

Lembar Penilaian (komponen isi dan Kinerja) dengan rumus.

Catatan : Pertimbangan prosentase : Komponen isi dan kinerja

ujian. Alternatif : 50.50

60.40

Page 17: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes17

BAB III

SISTEMATIKA

DALAM PENYUSUNAN SKRIPSI

1. BAGIAN-BAGIAN SKRIPSI

Sosok skripsi terdiri atas tiga bagian, yakni bagian awal,

bagian pokok, dan bagian akhir. Bagian awal adalah bagian

mulai dari sampul sampai dengan bagian sebelum bab

pendahuluan. Mulai bab pendahuluan sampai dengan

penutup merupakan bagian pokok, sedangkan bagian

sesudah itu merupakan bagian akhir.

1.1 Bagian Awal

Bagian awal skripsi terdiri atas sampul, lembar

kosong berlogo Universitas Negeri Semarang bergaris

tengah 13 cm, lembar judul, lembar pengesahan, lembar

pernyataan, lembar motto dan peruntukan, lembar abstrak,

kata pengantar, daftar isi, daftar singkatan dan tanda teknis

(kalau ada), daftar tabel (kalau ada), daftar gambar (kalau

ada), dan daftar lampiran (kalau ada).

Page 18: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum18

Lembar bagian awal ini diberi nomor halaman

dengan huruf romawi kecil, diletakan pada kaki halaman

bagian tengah. Penomoran halaman dimulai dari lembar

judul (bukan sampul) sampai dengan lembar sebelum bab

pendahuluan.

2.1.1 Sampul

Pada sampul bagian tengah atas terdapat logo

Universitas Negeri Semarang, bergaris tengah 3 cm. Di

bawahnya dituliskan judul dengan huruf kapital tebal

berukuran 15-16. Di bawahnya tertulis kata “SKRIPSI”

yang dicetak dengan huruf kapital tebal berukuran 14,

diikuti pada baris berikutnya kalimat dengan huruf kapital

tebal juga dengan ukuran 12, yang berbunyi “Untuk

memperoleh gelar sarjana Ilmu Hukum pada

Universitas Negeri Semarang.

Di bawahnya dituliskan dengan huruf berukuran 12

kata “oleh” (tanpa tanda titik dua), di bawahnya lagi

dituliskan nama, dan di bawahnya lagi NIM ... (diisi

angkanya). Pada kaki halaman dituliskan FAKULTAS

HUKUM dengan huruf kapital tebal berukuran 14-15 dan

di bawahnya lagi tahun ujian skripsi. Semuanya itu dicetak

dengan huruf roman tegak, diatur secara simetris dengan

Page 19: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes19

komposisi yang serasi. Sampul dibuat dari bahan tebal. Di

punggung sampul dibubuhkan logo (berdiri), nama

(memanjang, dengan huruf biasa berukuran 12), judul

(memanjang, dengan huruf kapital berukuran 14), skripsi//,

dan tahun. Contoh sampul lihat lampiran 1.

2.1.2 Lembar Berlogo

Lembar kosong berlogo merupakan pembatas antara

sampul dan lembar judul.

2.1.3 Judul

Lembar judul bunyinya sama dengan yang terdapat

pada sampul, hanya saja dicetak pada kertas hvs putih

dengan bobot terendah 70 gr.

2.1.4 Pengesahan Kelulusan

Lembar ini berisi pernyataan berikut: Skripsi ini

telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang pada hari...,

tanggal...(bulan dan tahun). Selanjutnya dicantumkan

Ketua, Sekretaris, dan Anggota panitia penguji, yang

masing-masing disertai tempat pembubuhan tanda tangan

beserta nama lengkap dan NIP-nya. Contoh lembar

Persetujuan Penguji lihat lampiran 3.

Page 20: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum20

2.1.5 Pernyataan

Lembar ini diberi judul PERNYATAAN, ditulis di

tengah atas. Isi pernyataan itu ialah bahwa skripsi ini hasil

karya (penelitian dan tulisan) sendiri, bukan buatan orang

lain, dan tidak menjiplak karya ilmiah orang lain, baik

seluruhnya maupun sebagian. Contoh Lembar Pernyataan

lihat lampiran 4.

2.1.6 Motto dan Peruntukan

Lembar ini boleh ada, boleh tidak. Motto adalah

ungkapan bijak untuk kehidupan, yang dipilih berkaitan

dengan judul skripsi. Peruntukan adalah pernyataan bahwa

karya ilmiah itu diperuntukkan kepada orang atau lembaga

tertentu. Contoh lembar motto dan persembahan lihat

lampiran 5.

2.1.7 Kata Pengantar

Lembar kata pengantar diberi judul ”KATA

PENGANTAR” yang diletakkan di tengah atas. Dalam

kata pengantar boleh dikemukakan ungkapan puji syukur,

namun yang pokok adalah ucapan terima kasih secara jujur

dan wajar kepada orang-orang, lembaga, atau lainnya yang

langsung membantu pelaksanaan penelitian dan penulisan

skripsi.

Page 21: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes21

Dalam kata pengantar tidak boleh ada pernyataan

bahwa penulis yakin akan adanya banyak kesalahan atau

kekurangan dalam skripsi, , atau nya dan atas dasar itu

penulis minta maaf, serta mengharapkan kritik dari

pembaca. Kalau penulis yakin bahwa dalam skripsi masih

banyak kesalahan atau kekurangan,maka skripsi, atau itu

harus diperbaiki dulu sebelum ujian, karena kesalahan

ilmiah tidak dapat diselesaikan dengan permintaan maaf.

Harapan kritik itu tidak diperlukan sebab skripsi, adalah

karya ilmiah untuk diuji. Baru kalau nantinya naskah

skripsi itu akan diterbitkan, permintaan kritik itu

dinyatakan. Teks kata pengantar diketik dengan spasi dua,

seperti halnya naskah bagian utama, tidak boleh lebih dari

dua halaman. Pada akhir teks kata pengantar dicantumkan

kata penulis, tanpa disertai nama, diletakkan di pojok kanan

bawah.

2.1.8 Abstrak

Abstrak ditulis pada lembar baru, diberi judul

”ABSTRAK”, ditulis di tengah atas, dicetak dengan huruf

kapital. Di bawahnya, dengan jarak dua spasi, dicantumkan

nama akhir penulis, diikuti tanda koma, lalu nama depan

dan tengah (kalau ada), diikuti tanda titik, lalu tahun lulus

Page 22: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum22

ujian, diikuti tanda titik; diikuti judul skripsi. Selanjutnya

dicantumkan kata Skripsi Bagian ..(salah satu bagian

dilingkungan). Fakultas Hukum Universitas Negeri

Semarang diakhiri tanda titik, disusul dengan pencantuman

nama-nama pembimbing . Pada baris baru berikutnya

dicantumkan kata-kata kunci: ..., berkisar dari tiga sampai

dengan lima kata.

Pada baris berikutnya, dengan jarak dua spasi, ditulis

teks abstrak dengan spasi satu. Isi abstrak meliputi latar

belakang masalah, rumusan masalah, pendekatan dan

metode yang digunakan, hasil yang diperoleh, simpulan

dan saran yang diajukan. Butir-butir ini hendaklah ditulis

dalam paragraf yang berbeda, dengan tidak menolak

kemungkinan untuk memecah butir tertentu untuk

dituangkan dalam paragraf yang berbeda kalau

diperlukan. Keseluruhan teks abstrak tidak boleh lebih

dari satu halaman kuarto. Contoh abstrak lihat lampiran

6.

2.1.9 Daftar Isi

Dalam daftar isi dimuat judul-judul yang terdapat pada

bagian awal dari abstrak skripsi, judul-judul bab beserta

Page 23: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes23

subbab dan anak sub-babnya masing-masing, dan judul-

judul pada bagian akhir. Kecuali judul sub-bab dan anak

sub-bab, semuanya diketik dengan huruf kapital.

2.1.10 Daftar Singkatan dan Tanda Teknis

Daftar ini memuat singkatan teknis beserta

kepanjangannya dan tanda teknis beserta makna atau

penggunaannya. Singkatan dan tanda teknis jangan

dicampur, tetapi bisa diketik dalam satu halaman saja

karena keduanya mempunyai fungsi teknis yang sama,

yakni untuk kemudahan pemberian.

2.1.11 Daftar Tabel

Daftar tabel memuat nomor dan judul tabel, diikuti

titik-titik seperti pada daftar isi, lalu disusul nomor

halaman tempat tabel terdapat dalam teks. Judul tabel

yang lebih dari satu halaman ditik dengan spasi satu.

Jarak antara judul tabel yang satu dengan yang lain

dalam daftar itu satu setengah spasi.

Page 24: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum24

2.1.12 Daftar Gambar

Cara membuat daftar gambar sama dengan cara

membuat daftar tabel.

2.1.13 Daftar Lampiran

Cara membuat daftar lampiran sama juga dengan cara

membuat daftar tabel.

2.2 Bagian Pokok

Bagian pokok skripsi terdiri atas bab pendahuluan, teori

yang digunakan untuk landasan penelitian, metode

penelitian, hasil penelitian dan pembahasan,dan penutup.

Hasil penelitian dan pembahasan harus disajikan dalam

satu bab.

2.2.1 Pendahuluan

Bagian ini adalah bab pertama skripsi yang

mengantarkan pembaca untuk mengetahui apa yang

diteliti, mengapa dan untuk apa penelitian dilakukan.

Oleh karena itu, bab pendahuluan memuat uraian

tentang (1) latar belakang masalah penelitian, (2)

identifikasi masalah, (3)batasan masalah

Page 25: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes25

(4)perumusan masalah (5) tujuan dan manfaat

penelitian, (6) sistematika penulisan skripsi

(1) Latar Belakang

Bagian ini pada dasarnya menerangkan

keternalaran (kerasionalan) mengapa topik yang

dinyatakan pada judul skripsi itu diteliti. Untuk

menerangkan keternalaran tersebut perlu dijelaskan

dulu pengertian rumusan topik yang dipilih untuk

diteliti. Baru kemudian diterangkan argumen yang

melatarbelakangi pemilihan topik itu dilihat dari

posisi substansi topik itu dalam keseluruhan sisitem

substansi yang melingkupi substansi topik itu.Dalam

hal ini dapat dikemukakan misalnya, adanya

kesenjangan antara harapan dan kenyataan,antara

teori dan praktek. Setelah itu, diterangkan

ketenalaran pemilihan topik itu dilihat dari

paradigma penelitian sejenis.Untuk itu perlu

dilakukan kajian pustaka yang memuat hasil-hasil

penelitian tentang topik yang dipilih itu. Dengan

melihat hasil yang diperoleh dalam penelitian

Page 26: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum26

sebelumnya, dapat ditunjukkan apakah topik yang

dipilih itu memang masih layak untuk diteliti.

Topik yang pernah diteliti boleh saja diteliti,asal

penelitian yang baru itu dapat menghasilkan sesuatu

yang baru,yang berbeda dari sebelumnya, yang bisa

mengatasi kekurangan hasil penelitian itu, atau dalam

penelitian yang baruitu digunakan teori lain atau

metode lain yang diduga dapat menghasilkan temuan

yang lain dari sebelumnya.

(2) Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah rumusan persoalan

yang perlu dipecahkan atau pertanyaan yang perlu

dijawab dengan penelitian. Rumusan itu hendaknya

dibuat bentuk kalimat tanya dan mengandung kata-kata

yang menyatakan persoalan, yakni apa, siapa, berapa,

seberapa, sejauh mana, bagaimana (bisa tentang cara

atau wujud/keadaan), di mana ,ke mana, dari mana,

mengapa, dan sebagainya.

Rumusan masalah harus diturunkan dari

rumusan topik,tidak boleh keluar dari lingkup topik.

Oleh karena itu rumusan masalah hendaklah

Page 27: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes27

mencakupi semua variabel yang tergambarkan dalam

rumusan topik. Kalau ada variabel umum dan khusus,

hendaklah dirumuskan masalah pokok beserta sub-sub

masalahnya. Jadi rumusan masalah harus terinci dan

terurai dengan jelas agar dapat dipecahkan dan

dicarikan datanya untuk pemecahannya.

Rumusan masalah yang baik harus

memungkinkan untuk menentukan metode

pemecahannya dan mencarikan datanya. Untuk

masalah-masalah perlu diidentifikasi dengan baik.

Identifikasi masalah bisa diletakan di bawah judul

tersendiri, yang penting bukan judulnya, melainkan

materi identifikasinya itu sendiri.

Dengan identifikasi masalah itu, permasalahan

perumusan masalah menjadi operasional; maksudnya

masalah-masalahnya dapat dipecahkan, karena variabel

atau wujud data yang diperlukan dan teknik

pemerolehannya dapat diperkirakan.

Kalau terdapat banyak masalah, tetapi yang

akan diteliti hanya masalah-masalah tertentu, perlu ada

pembatasan masalah disertai keterangan mengapa

masalah yang ditelititersebut dibatasi. Pembatasan

Page 28: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum28

masalah ini bisa dicantumkan di bawah judul tersendiri.

Akan tetapi, kalau memang tidak ada pembatasan,tidak

perlu ada sub-judul Pembatasan Masalah.

(3) Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus.

Tujuan umum: mengacu pada makna yang tersirat

dalam judul. Tujuan khusus: mengacu pada

pertanyaan riset.

b. Masing-masing tujuan itu harus pula dikaitkan

dengan kepentingan ilmu dan praktik.

(4) Kegunaan Penelitian

Yang diuraikan di sini ialah kegunaan atau pentingnya

penelitian dilakukan, baik bagi pengembangan ilmu maupun

bagi kepentingan praktik. Adanya uraian ini dimaksudkan

untuk menunjukkan bahwa masalah yang dipilih memang

layak untuk diteliti. Dengan demikian kegunaan penelitian

biasanya mengacu pada: pemecahan masalah, perumusan

kebijakan, pengembangan ilmu, perbaikan model, dll.

Penekanan untuk masing-masing kategori itu, tergantung pada

masalah dan lingkup penelitian.

Page 29: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes29

2.2.2 Teori yang Digunakan untuk Landasan Penelitian

Teori dan metode apa pun yang kita pakai dalam sebuah

penelitian sangat ditentukan oleh masalah yang hendak

dikaji. Masalah, menentukan teori sedangkan teori

menentukan metode. Dengan demikian masalah menentukan

teori dan metode, bukan sebaliknya. Ini sering dilupakan.

Acapkali suatu teori dan metode ditetapkan begitu tanpa

memperhatikan dan memahami hakikat masalah yang dikaji.

Teori merupakan ikhtiar ‘menjernihkan’ masalah. Dari teori

yang diajukan sebagai conjecture (penjelasan teoretis

sebelumnya), diturunkan jawaban-jawaban sementara

(hipotesis) yang bertugas sebagai searchlight yang

disorotkan pada fakta yang akan diobservasi (data).

Sedangkan metode adalah strategi, cara, prosedur untuk

mengungkapkan keadaan/data mengenai masalah yang

dikaji.

Teori itu dikaji secara kronologis, dari yang lama

sampai dengan yang mutakhir untuk menunjukkan kemajuan

hasil penelitian sejalan dengan perkembangan teori. Dengan

cara itu, keunggulan teori yang dipilih sebagai landasan

kerja penelitian menjadi tampak.

Page 30: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum30

Pustaka yang dikaji itu bisa berupa buku atau

artikel dalam jurnal ilmiah makalah, skripsi, disertai,

laporan penelitian. Semuanya itu harus relevan dengan topik

penelitian.Lagi pula, kajian itu dilakukan dalam rangka

pemilihan teori yang dipandang tepat untuk landasan kerja

penelitian. Kajian pustaka untuk menentukan apakah topik

yang diteliti itu atau yang berkaitan dengan topik itu

mungkin sudah pernah diteliti orang lain telah diuraikan di

bagian pendahuluan.

Penyebutan nama teori saja tidaklah cukup. Prinsip-

prinsip teori itu perlu diuraikan.Termasuk pendekatan dan

metode kerja teori itu.Variabel-variabel pembangun topik

penelitian juga perlu diterangkan menurut pandangan teori

yang dipilih itu.

Dengan uraian tentang teori itu hakikat topik penelitian

menjadi jelas. Variabel- variabel, masalah, dan tujuannya

terperikan secara operasional. Data pun dapat diidentifikasi,

sedangkan lahan pengambilan dapat ditentukan. Dengan

demikian, teknik pengumpulan,pengolahan,dan analisis data

dapat dirancang. Jadi,landasan teoretis tidak hanya

melandasi identifikasi sasaran, tetapi juga melandasi metode

penelitian.

Page 31: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes31

Dalam penelitian kuantitatif jenis tertentu,uraian

tentang teori yang dipakai sebagai landasan penelitian diikuti

uraian tentang kerangka berpikir dan rumusan hipo.

Kerangka berpikir menggambarkan pola hubungan logis

antar variabel dalam pemecahan masalah yang diteliti,

sedangkan hipotesis menyatakan dugaan atau ramalan

tentang hasil pemecahan masalah atas dasar kerangka

berpikir.

2.2.3 Metode Penelitian

Uraian tentang metode penelitian dimuat dalam bab

tersendiri, yakni bab III. Tentang metode penelitian

terdapat perbedaan antara metode penelitian kuantitatif

dan penelitian kualitatif, Akan tetapi, prosedurnya sama:

dimulai dari pengumpulan data, dilanjutkan dengan

pengolahan data,l alu dilakukan analisis data.

Yang perlu diuraikan dalam penelitian

kuantitatif adalah (1) jenis dan desain penelitian, (2)

variabel penelitian yang dirumuskan secara operasional,

(3) populasi, sampel ,dan teknik pengambilan sampel

penelitian, (4) instrumen penelitian disertai penentuan

Page 32: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum32

validitas dan reliablitasnya, (5) teknik pengumpulan

data, (6) teknik pengolahan dan analisis data.

Dalam penelitian kualitatif,butir (2) diganti

dengan uraian tentang wujud data, butir (3) diganti

dengan sumber data.

Dalam uraian tentang metode penelitian itu

tidak cukup hanya disebut istilah- istilah, misalnya

digunakan teknik wawancara. Prosedur pelaksanaan

metode atau teknik itu perlu diterangkan. Kalau dalam

penelitian digunakan beberapa teknik pengumpulan atau

analisis data,kegunaannya masing-masing perlu

diterangkan.

Sebaliknya dalam uraian itu tidak perlu

didefinisikan pengertian populasi, sampel, dan

sebagainya seperti dalam pelajaran metodologi

penelitian. Yang diuraikan adalah populasinya siapa atau

apa,dan dari jumlah sampel itu diambil sampel

berapa,dan seterusnya. Metode Penelitian Hukum dapat

di aplikasikan dalam :

1. Metode Logika-Deduksi (filsafat) yang bertolak

dari premis normatif yang self-eviden untuk

Page 33: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes33

mengkaji nilai-nilai kebenaran dan keadilan

yang bersifat kodrati dan semesta.

2. Metode doktrinal bersaranakan logika deduksi

doktrin/norma-norma hukum positif untuk

mengkaji sistem logis dari suatu tata hukum,

3. Metode non-doktrinal yang bersaranakan logika

induksi untuk mengkaji perilaku lembaga

hukum, termasuk court behaviours,

4. Metode sosial non-doktrinal untuk mengkaji

periaku sosial terhadap hukum,

5. Metode sosial non-doktrinal untuk menangkap

makna-makna simbolik dalam interaksi manusia

yang terkait dengan bekerjanya hukum

2.2.4 Hasil Penelitian

Hasil penelitian dan pembahasan dimuat dalam bab

tersendiri, tetapi tidak harus dalam satu bab. Bisa dua

bab atau lebih,bergantung kepada organisasi temuannya

dalam pemecahan masalah. Yang penting adalah semua

masalah harus ada jawabannya. Jawaban atas masalah

yang dirumuskan di bab pendahuluan harus diuraikan

dengan jelas, sistematis, dan tuntas.

Page 34: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum34

Bab inti ini memang berisi hasil penelitian beserta

penjelasannya Akan tetapi, tidak berarti bahwa judul

bab ini Hasil Penelitian dan Pembahasan. Judul

hendaknya dirumuskan sesuai dengan topik (judul)

skripsi.

Dalam penelitian kualitatif, temuan (hasil) penelitian itu

berupa sistem yang mungkin tersusun dari sub-

subsistem. Bangunan sistem itu hanya bisa dipahami

dalam keseluruhannya. Oleh karena itu, temuan (hasil)

penelitian dan pembahasannya tidak dapat dipisahkan.

Pemisahan itu dimungkinkan dalam penelitian

kuantitatif karena pemisahan temuan (hasil) penelitian

dari penjelasannya tidak akan merusak organisasi

substansi temuan (hasil) penelitian. Temuan (hasil)

penelitian kuantitatif yang dinyatakan dengan angka

harus ditafsirkan dengan kata-kata,dan tafsiran itu perlu

dijelaskan dan dibahas lebih lanjut.

2.2.5 Penutup

Bab penutup merupakan bab terakhir skripsi, Isinya

adalah simpulan dan saran. Dengan demikian, bab ini

bisa dibagi dua subbab.

Page 35: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes35

Penyajian simpulan hendaklah sejalan dengan

penyajian masalah,tujuan,dan uraian tentang hasil

penelitian.Dengan demikian, masalah yang dikemukakan

di bagian pendahuluan semuanya terjawab dan dengan

jawaban itu semua tujuan telah tercapai. Uraian atau

pembahasan masalah yang dilakukan secara panjang

lebar dalam bab sebelumnya semuanya ada

simpulannya.

Penyajian saran harus sejalan dan didasarkan pada

simpulan atau temuan. Saran hendaklah disertai dengan

argumentasinya. Kalau mungkin juga disertai jalan

keluarnya. Saran dapat bersifat praktis atau

pragmatis,dapat juga bersifat teoretis.Termasuk saran

yang berharga adalah saran tentang perlunya dilakukan

penelitian lanjutan, mengingat bahwa belum tentu semua

masalah dapat dipecahkan secara tuntas dalam penelitian

sekarang, atau setelah selesainya penelitian sekarang ini

timbul masalah lain yang terkait.

Page 36: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum36

2.3 Bagian Akhir

Bagian akhir terdiri atas daftar pustaka, lampiran (kalau

ada), penjurus atau indeks (kalau ada), dan takarir atau

daftar kata kunci/istilah(kalau ada). Keberadaan daftar

pustaka adalah wajib, artinya hanya pustaka yang dirujuk

dalam teks skripsi, dan yang harus ditulis dalam daftar

pustaka.

Daftar pustaka ditulis sesuai dengan kaidah penulisan

daftar pustaka. Perlu pula diperhatikan kemutakhirannya

dan diusahakan juga dari hasil-hasil penelitian dan jurnal

ilmiah yang relevan dengan topik skripsi, dan .

Daftar pustaka ditulis langsung setelah teks berakhir pada

halaman baru dengan judul ”DAFTAR PUSTAKA”. Judul

tersebut dicetak tebal dengan huruf tegak, kapital semua,

berukuran 12, ditulis mulai dari pias kiri. Jarak dengan

teks di atasnya empat spasi.

Page 37: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes37

Lampiran

Page 38: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum38

Judul

Judul terdiri atas (1) logo institusi, (2) judul skripsi, (3) maksud

penulisan skripsi, (4) nama dan nomor nomor induk

mahasiswa, dan (5) nama lembaga termasuk jurusan, fakultas,

dan universitas, serta tahun penulisan skripsi.

(1) Logo

Logo yang dipasang pada halaman judul hendaknya logo

institusi yang lazim dipasang pada kepala surat dan yang

ukurannya disesuaikan dengan luas halaman judul.

(2) Judul Skripsi

Judul ditulis dengan huruf kapital yang besarnya diesuaikan

dengan panjang judul. Sebagai ancar-ancar, gunakan font 16

atau 18 cetak tebal untuk jenis huruf Times New Roman.

Page 39: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes39

MAKNA SOSIAL HUKUM

BAGI MASYARAKAT PETANI DAN NELAYAN DI

CIREBON:

Kajian Tentang Alasan Sosial dalam Memilih

atau Tidak Memilih Pengadilan Sebagai Forum

Penyelesaian Sengketa Tanah

(3) Maksud

Maksud penulisan skripsi berupa frase yang ditulis dengan

huruf kecil, kecuali nama gelar dan nama bahasa. Bunyi frase

tersebut sebagai berikut.

Skripsi diajukan untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu

Hukum pada Universitas Negeri Semarang.

Perhatikan bahwa

(1) Frase ini ditulis dengan huruf kecil dengan font 12

untuk jenis huruf Times New Roman.

Page 40: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum40

(4) Nama dan Nomor Induk

Nama dan nomor induk mahasiswa ditulis dalam dua baris di

tengah-tengah halaman judul, yang didahului dengan preposisi

oleh (by) di atasnya.

Tidak dianjurkan:

By:

Name : Agus Ismangun

NIM: 222000022

Tidak dianjurkan:

Oleh:

Agus Ismangun

222000022

Dianjurkan:

by

Agus Ismangun

222000022

Atau

Page 41: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes41

(5) Nama Lembaga dan Tahun Penulisan

Nama lembaga dan tahun penulisan ditulis dengan font 16 (atau

14) bercetak tebal untuk jenis huruf Times New Roman.

Tahun penulisan tesis adalah tahun pada saat pengesahan tesis,

yaitu setelah tesis tersebut diuji, diperbaiki, dan diperbanyak.

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2007

Halaman Kosong

Halaman yang kosong dimaksudkan sebagai pelapis agar teks

pada halaman berikutnya tidak tembus dan terlihat dari

halaman judul.

oleh

Agus Ismangun

222000022

Page 42: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum42

Pada buku yang berhak cipta, biasanya halaman ini digunakan

sebagai halaman hak cipta, yaitu halaman yang memuat catatan

hak cipta yang mencakupi tahun penulisan, nama penulis dan

peringatan bagi pengguna buku kersebut.

Misalnya,

Copyright c 2001 by Kate L. Turabian

All rights reserved

Akan tetapi, dalam skripsi mahasisw tulisan seperti ini tidak

dimunculkan.

Pernyataan Keaslian Tulisan

Pernyataan keaslian tulisan berisi ungkapan penulis bahwa isi

skripsi yang ditulisnya bukan merupakan pengambilalihan

tulisan atau pikiran orang lain yang diaku sebagai hasil tulisan

atau pemikirannya sendiri. Pengambilalihan karya orang lain

untuk diaku sebagai karya sendiri merupakan tindak

kecurangan yang lazim disebut plagiat. Penulis karya ilmiah

harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan ini. Contoh

pernyataan keaslian tulisan dapat dilihat pada lampiran.

Page 43: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes43

Pengesahan

Halaman Pengesahan (approval) adalah halaman tempat para

penguji, pembimbing, dan panitia ujian skripsi, serta pejabat

yang berwenang membubuhkan tanda tangan mereka sebagai

tanda bahwa skripsi tersebut diakui kesahihannya. Halaman ini

terdiri atas:

(1) Pada bagian atas halaman dapat ditulis kata:

PENGESAHAN

(2) Pernyataan: Skripsi ini telah diuji oleh

(3) Nama penguji, pembimbing dan pejabat yang

berwenang, yaitu Ketua Bagian dan Dekan Fakultas

Hukum Masing-masing disertai dengan nomor induk

pegawai (NIP), dan tugas yang bersangkutan.

(4) Apabila terjadi penugasan ganda, misalnya penguji dan

pembimbing, keduanya ditulis dengan garis miring

sebagai pemisahnya.

Page 44: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum44

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang

Panitia Ujian Skripsi Fakultas Hukum UNNES pada

tanggal 30 Agustus 2011.

Panitia:

Ketua Sekretaris

Gunoto, Ph.D Prof. Dr. Marbun

131281777 131282888

Penguji Penguji

Dr. Subchan, M.Ed. Prof. Dr. Maskur, M.A.

130220222 130276999

Penguji/Pembimbing I Penguji/Pembimbing II

Drs. Abd. Ali Dr. Raja Ali haji

130450111 130222333

Page 45: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes45

Persembahan

Persembahan (dedication) bersifat manasuka. Jika penulis

menghendaki kemunculan halaman ini, persembahan

hendaknya ditulis secara ringkas dan hanya menyebut nama(-

nama) yang sangat penting saja. Nama (-nama) tersebut

didahului dengan preposisi ‘To’. Teks dapat ditulis di bagian

atas, tengah, atau bawah halaman baik di sebelah kiri atau

kanan halaman tanpa puntuasi apa pun. Misalnya,

Tidak dianjurkan : To: Allan Murray

Tidak dianjurkan : Dedicated to Allan Murray.

Tidak dianjurkan : Dengan penuh kasih, skripsi ini

kupersembahkan untuk Ibu

Lasmi dan Bapak Astro serta

Dinda Sri Harjati.

Tidak dianjurkan : This thesis is dedicated to all

people who love me including

my late father, my mother, my

fiance, and all of my former

classmates.

Dianjurkan : To Allan Murray

atau

Page 46: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum46

Untuk Sri Haryati

atau

Untuk Ayah, Ibu, dan Adik-Adik

Motto

Motto (epigraph) biasanya berupa frase atau kalimat pendek

yang dikutip dari suatu sumber. Penempatan motto pada skripsi

bersifat manasuka. Jika penulis menghendaki penempatan

motto seperti itu, hendaknya motto tersebut ditulis ringkas

dengan jenis huruf yang sama dengan jenis yang digunakan di

dalam nas skripsi, tanpa cetak miring, cetak tebal, garis bawah,

dan/atau tanda kutip. Jika motto itu merupakan kutipan dari

sumber yang signifikan, nama dan sumber kutipan dapat

disertakan di dalam teks.

Misalnya,

Tidak Dianjurkan : Motto: Ever onward No Retreat

Tidak Dianjurkan : Moto: Ever onward No Retreat

(Written by Bung Karno)

Tidak Dianjurkan : Bung Karno: Ever onward no retreat.

Dianjurkan : Ever onward no retreat (Bung Karno)

atau

Your expression is the most important

thing you can wear (Sid Ascher)

Page 47: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes47

atau

Man never made any material as

resilient as the human spirit (Bern

William)

Prakata

Prakata (Preface) atau Pengantar berisi penjelasan ringkas oleh

penulis mengenai latar belakang penulisan skripsi, cakupan

penelitian, maksud penelitian, dan pihak-pihak yang ikut

mengambil bagian di dalam mendorong serta memberi

motivasi kepada penulis sehingga laporan penelitian itu bisa

terwujud.

Prakata dapat pula mencakupi penyebutan nama yang baik

langsung maupun tak langsung ikut terlibat di dalam penulisan

itu. Misalnya, rektor, dekan, ketua jurusan, pembimbing,

penguji, dosen lain, responden, dan pihak lain yang cukup

signifikan untuk disebut di dalam prakata ini.

Penyebutan nama lazimnya diikuti dengan ucapan terima kasih

dengan kadar yang sesuai dengan keterlibatan masing-masing.

Abstrak

Pada dasarnya, abstrak lazim memuat intisari laporan

penelitian yang terdiri atas (1) latar (background), (2) masalah

Page 48: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum48

(problem) atau tujuan (purpose) dan lingkup (scope) kajian, (3)

metodologi yang digunakan di dalam penelitian, (4) hasil

penelitian yang terpenting, dan (5) simpulan (conclusions).

Seluruh bagian ini terdiri atas kurang lebih 400 kata yang

ditulis di dalam dua atau tiga paragraf dengan spasi tunggal.

Kata abstrak ditulis ditengah halaman dengan huruf kapital,

simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik.

Nama penulis diketik dengan jarak 2 spasi dari kata abstrak,

ditepi kiri dengan urutan : nama akhir diikuti koma, nama awal,

nama tengah (jika ada) diakhiri titik. Tahun lulus ditulis setelah

nama, diakhiri dengan titik. Judul dicetak miring dan diketik

dengan huruf kecil (kecuali huruf-huruf pertama dari setiap

kata) dan diakhiri dengan titik. Kata skripsi ditulis setelah judul

dan diakhiri dengan koma, diikuti dengan nama jurusan (tidak

boleh disengkat), nama fakultas, nama universitas, dan diakhiri

dengan titik. Kemudian dicantumkan nama dosen pembimbing

I dan II lengkap dengan gelar akademiknya

Dalam abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkan di

bawah nama dosen pembimbing. Jumlah kata kunci berkisar

antara tiga sampai lima buah. Kata kunci diperlukan untuk

komputerisasi sistem informasi ilmiah.

Page 49: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes49

Teks di dalam abstrak diketik dengan spasi tunggal (satu spasi)

dan panjangnya tidak lebih dan dua halaman kertas ukuran

kuarto.

Daftar Isi

Daftar Isi (Table of Contents) berisi daftar semua bagian tesis

kecuali halaman judul, halaman kosong atau halaman hak

cipta, halaman persembahan, dan halaman motto. Halaman-

halaman ini tidak diberi nomor halaman, tetapi keberadaannya

tetap dihitung sehingga nomor halaman daftar isi mengikuti

jumlah halaman yang ada sebelumnya.

Perhatikan bahwa penomoran dilakukan dengan ketentuan

sebagai berikut.

(1) Nomor tajuk, sub-tajuk, anak sub-tajuk, dan seterusnya

ditulis rata kiri,

(2) Titik akhir hanya muncul pada tajuk.

(3) Sub-tajuk, anak sub-tajuk ditulis tanpa titik akhir.

(4) Nomor hanya diberikan kepada tajuk yang berupa frase.

(5) Pembagian tajuk menjadi sub-tajuk hanya dilakukan

bila tajuk itu terdiri atas sedikitnya dua sub-tajuk.

(6) Lampiran disusun mendahului Daftar pustaka dengan

alasan: (1) bila diperlukan segera Daftar Pustaka lebih

Page 50: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum50

mudah ditemukan, (2) diasumsikan bahwa di dalam

Lampiran dimungkinkan adanya kutipan yang merujuk

kepada sumber pustaka yang tentu saja disebut di dalam

Daftar Purtaka.

1. TAJUK

1.1 Sub-tajuk

1.2 Sub-tajuk

1.2.1 Sub-sub-tajuk

1.2.2 Sub-sub-tajuk

1.2.3 Sub-sub-tajuk

1.3 Sub-tajuk

1.3.1 Sub-sub-tajuk

1.3.1.1 Sub-sub-sub-tajuk

1.3.1.2 Sub-sub-sub-tajuk

1.3.2 Sub-tajuk

Dst.

Daftar Tabel, Daftar Bagan, dan Daftar Lampiran

Daftar table berupa daftar yang berisi tabel-tabel yang terdapat

di dalam nas skripsi. Lema di dalam daftar ini diurutkan

Page 51: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes51

dengan penomoran dan judul tabel yang sesuai dengan nomor

dan judul yang tertulis di dalam naskah.

Perhatikan bahwa angka pertama pada nomor tabel

menunjukkan bab di tempat tabel yang bersangkutan tersaji.

Misalnya, tabel bernomor 2.1 berarti tabel pertama yang

terdapat di dalam bab 2.

Perlu diingat bahwa di dalam karya tulis nomor dan judul table

di tulis di atas table yang dirujuk. Misalnya,

Tabel 2.1. 2.1 GPA of the First Year Students

Daftar Bagan ditulis dengan penomoran dan judul seperti

penulisan daftar tabel.

Page 52: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum52

DAFTAR BAGAN

Bagan

halaman

2.1 GPA of the First Year Stude…………………….

27

2.2 Number of Annual Dropouts

during the 1990’s ………………………….……

41

3.1 Inverse Cummulative Normal Distribution ..…...

44

4.1 Etc

Berbeda dengan daftar table, di dalam nas nomor dan judul

bagan, gambar, atau diagram ditulis di bawah bagan, gambar,

atau diagram yang dirujuk.

Misalnya,

Page 53: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes53

0102030405060708090

1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr

East

West

North

Bagan 2.1. ………..

Daftar Lampiranan ditulis dengan penomoran dan judul seperti

di dalam contoh berikut. Perhatikan bahwa setiap butir

lampiran bernomor, berjudul, dan bernomor halaman.

LIST OF APPENDICES

Appendix

Page

1. ANOVA Comparison of Mean Responses to

General

Items, Overall and Geographical Subgroups with

Each Other ……………………………………….

67

Page 54: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum54

2. Recall Protocols of ESL Students …………….…

68

3. Passage and Textbase …………..……….……….

69

4. Etc.

Daftar Singkatan dan Akronim

Daftar singkatan dan akronim dimunculkan di dalam skripsi

bilamana skripasi itu memuat sejumlah singkatan dan akronim

yang masing-masing disebut berkali-kali di dalam nas.

Penulisan lema singkatan dan akronim dilakukan dengan

ketentuan sebagai berikut.

(1) Lema diurutkan menurut abjad.

(2) Setiap huruf atau nomor melambangkan satu hal saja.

Misalnya, A melambangkan Adjuct. Sebab itu

Adjective, misalnya, harus dilambang-kan dengan

huruf selain A, yaitu Adj.

(3) Singkatan dan/atau akronim yang dimasukkan ke dalam

daftar ini hanya singkatan dan/atau akronim yang

berkaitan erat dengan pokok penelitian. Sinmgkatan-

singkatan yang berlaku umum seperti etc., e.g., i.e.,

Page 55: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes55

dan semacamnya tidak perlu dimasukkan ke dalam

daftar ini.

DAFTAR SINGKATAN

A Adjunct

Adj Adjective

Adv Adverb

Anova Analysis of Variance

DSA Directive Speech Act

EH Ernest Hemingway

FA a Farewell to Arms

NP Noun Phrase

1.2 Nas

Nas suatu laporan penelitian terdiri atas judul bab dan bagian-

bagiannya yang lazim disebut tajuk. Secara umum, nas ditulis

dengan ketentuan sebagai berikut.

(1) Judul bab ditulis dengan huruf kapital berukuran 16

cetak tebal. Judul bab ditulis pada halaman baru.

Misalnya,

Page 56: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum56

BAB 1

PENDAHULUAN

(2) Judul tajuk ditulis dengan huruf kecil. Tajuk ini

didahului dengan huruf kapital dan setiap kelas kata

(nomina, verba, ajektiva, dan adverbia) didahului

dengan huruf kapital. Huruf berukuran 14 dan dicetak

tebal. Misalnya,

1.4 Tujuan Penelitian

(3) Judul sub-tajuk ditulis seperti judul tajuk, tetapi

berukuran 12. Misalnya,

2.1.1 Lembaga Bantuan Hukum

(4) Judul sub-sub-tajuk ditulis dengan huruf miring, ukuran

12, dan bercetak tebal. Misalnya,

2.2.2.1 Budaya Hukum

Page 57: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes57

(5) Judul sub-sub-sub-tajuk (kalau masih ada) dicetak

seperti sub-tajuk tetapi dengan cetak biasa. Misalnya.

2.2.2.1.1 Penegakan Hukum dan Budaya Hukum

Dengan demikian, judul bab dan tajuk beserta sub-subnya

dapat ditulis dengan rangkuman sebagai berikut.

Perhatikan bahwa:

(1) Setiap tajuk beserta bagian-bagiannya ditulis mulai

dengan ujung margin kiri. Sub-tajuk, misalnya, tidak

perlu dimenjorokkan ke kanan.

(2) Setiap tajuk harus berupa frase yang ditulis tanpa

diakhiri dengan tanda titik (.).

(3) Teks yang mengikuti setiap tajuk dan bagian-bagiannya

harus berupa paragraf. Setiap paragraf harus berisi

sejumlah kalimat, yang sekurang-kurangnya terdiri atas

delapan baris.

(4) Teks yang berupa butir-butir pernyataan ditulis dengan

ketentuan sebagai berikut.

Page 58: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum58

Jika pernyataan itu dimasukkan ke dalam paragraf,

pernyataan itu diberi nomor bertanda kurung, misalnya

(1), dan antara pernyataan satu dengan lainnya diberi

tanda koma (,) atau titik-koma (;) bergantung pada

panjang pendeknya pernyataan. Misalnya,

… kelas kata terdiri atas (1) nomina, (2) verba, (3)

ajektiva, dan (4) adverbia.

Jika pernyataan berformat paragraf, pernyataan itu

ditulis berurutan dengan nomor bertanda kurung,

misalnya (1). Setiap butir pernyataan diakhiri dengan

tanda titik (.) untuk kalimat, titik koma (;) untuk frase,

atau koma (,) untuk kata. Misalnya,

… kelas kata terdiri atas

(1) nomina,

(2) verba,

(3) ajektiva,

(4) adverbia

Page 59: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes59

1.3 Bagian Akhir

Bagian akhir karya ilmiah sekurang-kurangnya terdiri atas

lampiran dan daftar pustaka. Selain itu, dapat puila

ditambahkan senarai (indeks) dan riwayat hidup penulis.

Berikut disampaikan keempat komponen bagian akhir itu

dengan urutan yang sesuai dengan urutan tampilan pada karya

ilmiah.

Lampiran

Lampiran merupakan bagian integral nas tetapi dipisahkan dari

nas. Karena dianggap terlalu panjang sehingga dapat

mengganggu tampilan nas, bagian itu ditampilkan dalam

bentuk lampiran. Jenis lampiran antara lain tabel, grafik,

hitungan statistik, gambar/diagram, rangkuman hasilo analisis,

dan contoh data.

Lampiran disajikan dengan tata tulis sebagai berikut.

(1) Apabila terdapat lebih dari satu lampiran, masing-

masing diberi nomor secara berurutan.

(2) Tiap lampiran diberi judul sesuai dengan isinya.

(3) Jika lampiran ditulis memanjang, kepala halaman

berada di bagian dalam halaman laporan.

Page 60: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum60

(4) Tiap halaman lampiran diberi nomor halaman dengan

urutan meneruskan nomor halaman nas.

(5) Walaupun pelaksanaan penelitian membutuhkan

kelengkapan administrasi yang berupa surat,

kelengkapan administrasi seperti itu tidak perlu

ditampilkan di dalam daftar lampiran.

(6) Apabila penelitian menggunakan sumber data tertulis

dalam jumlah besar, lampiran hanya menyajikan

contoh data yang jumlahnya proporsional terhadap nas

tetapi tetap mencerminkan homogenitas data.

Senarai

Senarai (index) berisi daftar kata kunci yang digunakan oleh

peneliti dalam menyampaikan konsep penelitiannya. Di dalam

daftar ini dapat pula disisipkan nama pengarang yang

disebutkan di dalam nas karya ilmiah. Butir senarai disajikan

dengan tata tulis sebagai berikut.

(1) Lema (entry) diurutkan secara alfabetis.

(2) Istilah utama ditulis dengan pengawalan huruf kapital

Amoeba

Pragmatics

(3) Istilah pendukung ditulis dengan huruf kecil.

Page 61: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes61

informasi

skill

(4) Nama pengarang ditulis dengan urutan nama keluarga

atau nama akhir diikuti dengan singkatan nama pertama

dan nama lain.

Arikunto, S.

McNamara, J.

Toer, P.A.

Turabian, L.

(5) Judul karangan ditulis mengikuti kelaziman dalam

penulisan daftar pustaka.

Badai pasti Berlalu

(6) Tiap lema diikuti dengan nomor halaman tempat lema

tersebut berada di dalam nas.

Amoeba 13

Toer, P.A. 879

(7) Apabila lema muncul dalam dua halaman atau lebih

secara berturut-turut, nomor halaman ditulis dengan

membubuhkan tanda ( - ).

man to man marking 29 –31

Badai pasti Berlalu 367 – 73

Phillips, J. 253 – 7.

Page 62: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum62

Perhatikan bahwa penghematan menghendaki agar

nomor yang kembar hanya ditulis sekali. Halaman 367

sampai dengan 373 hanya ditulis 367 – 73.

(8) Apabila, lema muncul dalam dua halaman atau lebih

tetapi tidak berurutan, penulisannya dilakukan dengan

membubuhkan tanda koma.

Arithmatics 67, 73

Budaya Jawa 54, 77 – 8, 241 – 50, 301

Perhatikan bahwa nomor halaman ditulis mulai dengan

yang paling kecil.

Daftar Pustaka

Daftar pustaka berisi semua bahan kepustakaan yang

digunakan sebagai rujukan langsung dalam penulisan karya

ilmiah. Daftar ini dapat mencakupi buku teks, artikel dalam

kumpulan karangan, artikel jurnal, artikel majalah dan koran,

petikan dari situs internet, CD Rom, film, drama, dan

sebagainya.

Selama penulisan karya ilmiah pengarang menggunakan

kamus, buku metodologi penelitian, program kompoter, dan

peranti lain seperti laptop, LCD, home theatre, dan sebagainya.

Page 63: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes63

Namun, semua ini merupakan peranti penelitian, dan bukan

sumber rujukan. Oleh sebab itu, bahan seperti ini tidak perlu

disebutkan di dalam daftar pustaka.

Karena banyak hal yang perlu dikemukakan, bagian ini

disajikan di dalam bagian tersendiri dalam panduan ini.

Riwayat Hidup

Riwayat hidup bersifat manasuka dan biasanya hanya

ditampilkan di dalam disertasi atau tesis. Bagian ini dapat

terdiri atas riwayat keluarga, riwayat pendidikan, pengalaman

kerja, daftar karya ilmiah, prestasi kerja, penghargaan.

2. Tata Tulis Pustaka Acuan

2.1 Kutipan Langsung

Yang dimaksud dengan kutipan langsung ialah kutipan yang

dibuat persis dengan sumbernya. Pembuatan kutipan seperti

ini didasari prinsip sebagai berikut.

(1) Kutipan langsung hanya digunakan apabila perkataan

atau ungkapan asli pengarang demikian padat,

berbobot, dan meyakinkan. Kutipan seperti ini biasanya

menambah daya kepada karya ilmiah. Misalnya,

Vini Vidi Vici

Page 64: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum64

(2) Kutipan langsung dapat digunakan untuk

mendokumentasi argumentasi yang tidak cukup

disampaikan dalam bentuk catatan kaki.

(3) Kutipan langsung dapat digunakan apabila peneliti

hendak memberikan komentar atau

membela/menolak/menganalisis gagasan yang

disampaikan oleh pengarang.

(4) Kutipan langsung dapat digunakan bilamana perubahan

(melalui parafrase) dapat menyebabkan salah paham

atau salah tafsir.

(5) Kutipan langusung dilakukan untuk mengutip rumus-

rumus, seperti rumus matematika, kimia, atau rumus

ilmiah lain.

(6) Pengutipan langsung dari bahan nonkomersial (tanpa

hak cipta) dapat dilakukan tanpa izin pengarang.

Tata Cara Penulisan Kutipan Langsung

Kutipan Pendek

Yang dimaksud dengan kutipan pendek ialah kutipan yang

panjangnya kurang dari lima baris apabila ditulis di dalam

naskah karya ilmiah. Kutipan seperti ini dapat ditulis dengan

ketentuan sebagai berikut.

Page 65: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes65

(1) Gabungkan kutipan ke dalam kerangka kalimat

atau paragraf.

(2) Gunakan tanda kutip ganda pada awal dan akhir

kutipan.

(3) Gunakan spasi spasi ganda.

(4) Tulis rujukan kutipan tersebut pada klausa

pengantar atau di dalam tanda kurung.

Misalnya,

Elias-Olivares (1979: 437) states of a

Chicago neighbourhood in East Austin,

Texas: “to be a bilingual means precisely

to be able to switch rapidly from one

language tonthe other.”

atau

This is what has been called “transitional

competence” (Corder 1975: 57).

atau

Page 66: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum66

In Malaysia, for example, English is “used

widely on the collocquial level, so much so

that it may not be wrong to claim that many

Malaysians are no longer able to distinguish

clearly between the formal and informal uses

of the language, possessing and thus using

only one variey of the language for all

occasions” (Wong 1982:17).

Apabila sumber yang dikutip diperkirakan panjang, sumber itu

dapat dipotong dengan cara menyisipkan introductory clause.

Gumperz and Hernandez (1971:112) suggest

that “what seems like random alternation

between two languages may be an

expression of ambivalent feelings,” and that

it occurs “whenever minority language

groups come in close contact with majority

language groups under conditions of rapid

social change.”

Page 67: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes67

Kutipan Panjang

Kutipan panjang adalah kutipan yang terdiri atas lima baris

atau lebih. Kutipan seperti ini dapat ditulis dengan

ketentuan sebagai berikut.

(1) Tulis kutipan itu di dalam paragraf tersendiri.

(2) Jangan gunakan tanda kutip.

(3) Gunakan spasi tunggal

(4) Beri pengantar kepada kutipan itu seperlunya.

(5) Tulis kutipan itu dengan ceruk lima spasi di sebelah kiri

dan kanan margin.

Johnson makes some reference to this in quoting

Alderson (1979:225):

The fact that the writer’s overall

meaning remains totally obscure

doesn’t materially affect the use of

this passage as a cloze test, which

gives support to the argument that

cloze tests focus on relatively low

order language skills relating to

Page 68: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum68

‘core proficiency’ rather than

higher order skills like reading

comprehension.

The terminology used seems to be something of

a problem here. The “Intermediate Skills” as

used in this article covers the same elements of

“core proficiency as described by Anderson.

atau

If one one described comprehension in the

following terms one would probably come a

step nearer to a more adequate definition.

To penetrate beyond the verbal and

non-verbal forms of the text to the

underlying ideas, to compare these

with what one already knows and

also the ideas with each other, to

pick out what is essential and new,

and to revise one’s previous

conceptions (Lunzer and Gardner

Page 69: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes69

1979:235)

The research into this particular area seems to

indicate that cloze can only reliably and validly

assess …

Elipsis

Untuk menghindari kutipan yang terlalu panjang dimungkinkan

untuk membuang sebagian dari sumber yang panjang itu.

Pengutipan seperti ini dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut.

(1) Elipsis dilakukan dengan tanda tiga titik dengan spasi

di kiri dan kanannya.

(2) Elipsis dapat dilakukan pada bagian awal, tengah, atau

akhir kutipan.

(3) Elipsis tidak boleh mengubah amanat apapun yang

terdapat di dalam sumber kutipan.

On a passage from a novel, the thought is

expressed that “… some very Indian uses

of language, which one dares not call

mistakes, add to the quaint charm of the

Page 70: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum70

language.”

atau

… Vertical shifts involve the use or non-

use of Creole-based forms; horizontal

shifts entail the use or non-use of so-called

patois speech. In either case, problems of

intelligibility can be considerable.

Many mesolect speakers

employ a patois that sometimes

appears hardly related to its

careful variant, so radically

different as to seem a distinct

language … completely

unintelligible to the listening

North American … It should

not be assumed that patois style

is relatively uniform …

(Edwards, Rosberg, and Hoy

1976:312).

Page 71: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes71

Interpolasi

Interpolasi ialah penjelasan atau pembetulan suatu kutipan

yang diselipkan ke dalam teks. Interpolasi menuntut perubahan

redaksional suatu kutipan langsung. Perubahan itu ditempatkan

di dalam tanda kurung persegi. Jenis-jenis interpolasi yang

lazim ialah (1) sic, (2) komentar, dan (3) penyisipan anteseden.

(1) Tanda [sic] ditempatkan di belakang kutipan yang

oleh penulis dianggap merupakan kesalahan. Ini

dimaksudkan sebagai catatan bahwa kesalahan yang

terdapat di dalam kutipan itu tertulis sebagaimana

sumber aslinya.

“If it is true that language and context are

inextricably linked, any stretch og

language should, to a greater or lessen [sic]

extent, come trailing clouds of context with

it …” (Thomson 1996:10).

Di dalam contoh di atas, penyisipan [sic]

menunjukkan bahwa penulis menyadari bahwa kata

Page 72: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum72

“lessen” tereja salah. Kata itu mestinya tertulis

“lesser”.

(2) Interpolasi yang berupa komentar pendek dapat

disisipkan di dalam suatu kutipan dengan maksud

memperjelas suatu butir pernyataan. Komentar ini

ditulis di dalam tanda kurung persegi.

A theory, sometimes called “The

Grammar Expectancy Theory”

[“grammar” here is used in the broad

sense to include the syntax, sematics and

appropriate use] has been proposed by

Oller (1979) among others.

Di dalam contoh ini, kata “Grammar” yang dikutip

dari Oller dijelaskan oleh pengutip dengan menuliskan

penjelasan itu di dalam tanda kurung persegi.

(3) Anteseden disisipkan ke dalam kutipan langsung

bilamana terdapat suatu pronomina di dalam kutipan

itu yang tidak jelas perujukannya.

Page 73: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes73

He [William Shakespeare] was

undoubtedly the greatest dramatist to date.

No other dramatist has rivaled his ability

to portray characters with such liveliness

and colour.

Kutipan Khusus

Dalam hal tertentu, dapat muncul masalah khusus yang

berkaitan dengan penulisan kutipan. Masalah itu berkaitan,

antara lain, dengan (1) kutipan di dalam kutipan, (2) pengutipan

puisi, (3) pengutipan pidato.

(1) Kutipan di dalam kutipan

Jika di dalam suatu kutipan langsung terdapat kutipan

pendek, kutipan langsung ditulis di dalam tanda kutip

ganda (“) sedangkan kutipan pendek di dalamnya ditulis

di dalam tanda kutip tunggal (‘).

Mehrotra (1983:96) argues that “The usage of

terms like ‘acrolect, ‘ ‘mesolect,’ and ‘

basilect’ by sociolinguists implies that these

Page 74: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum74

terms have a real meaning when used in

connection with particular language

designations”.

Jika kutipan itu panjang, penulisannya mengikuti cara

penulisan kutipan panjang. Kutipan pendek yang

terdapat di dalamnya ditulis di antara tanda kutip ganda.

Moag (1982:227) writes:

The following extreme [but not an

atypical] example was overheard from a

young female Fiji Indian sales clerk:

“Shila account-book use kara, I think”

… The female name, Shila, and the verb

kara … are the only native items in the

sentence. The order of major

constituents (subject – object – verb) in

the kernel sentence clearly marks it as

Hindi, not English.

Page 75: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes75

Kutipan yang terdiri atas dua sampai empat baris

disisipkan ke dalam teks menggunakan tanda kutip pada

awal dan akhir kutipan dan garis miring (/) antar baris.

Synge sensed the inevitability of death when

he said, “There’ll come a season when you’ll

stretch / Black boards to cover me”.

Kutipan yang terdiri atas lima baris atau lebih ditulis

tanpa tanda kutip. Kutipan tersebut ditulis berspasi

tunggal, dengan indent, dan berspasi ganda antar bait.

Something of this power can be felt in

Synge’s “A Question” where he says:

I asked if I got sick and died, would you

With my black funeral go walking too,

If you’d stand close to hear them talk or

pray

While I’m let down in that steep bank of

clay.

Page 76: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum76

And, No, you said, for if you saw a crew

Of living idiots pressing round that new

Oak coffin – they alive, I dead beneath

That broad – you’d rave and rend them

withj your teeth.

(2) Pengutipan Pidato

Pidato dapat dikutip secara langsung menggunakan cara

seperti yang disebut di atas.

It was stated that “… in Australia, a

people once remote and distanced from

the world have embraced the future by

welcoming into our population five and a

half million migrants and regugees in the

50 years since World War II.” (Bolkus in

XIV World Congress of the Federation

Internationale des Traducteurs (FIT)

1996.)

Page 77: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes77

2.2 Kutipan tak Langsung

Pengutipan tak langsung terkadang menimbulkan

kecurigaan pembaca. Ini sering terjadi bilamana penulis

ceroboh atau kurang cermat di dalam menuliskan rujukan

kutipan itu. Secara umum hal ini disebabkan oleh

kenyataan bahwa:

(1) Peneliti membuat catatan dari sumber tertentu,

kemudian menyalin dan memasukkannya ke dalam nas

tesis tanpa mengingat bahwa catatan itu berasal daru

sumber yang berhak cipta.

(2) Peneliti menggunakan buku yang mencakupi bidang

pengetahuan yang persis sama dengan bidang yang

sedang digelutinya.

(3) Peneliti mengambil intisari suatu sumber dan

merumuskannya menggunakan perhataan sendiri, tetapi

tidak menyebutkan sumber kutipan itu.

(4) Peneliti mengutip dari catatan-catatan yang dibuat

selama perkuliahan tanpa menyadari bahwa catatan-

catatan itu dikutip dari sumber tertentu.

(5) Peneliti sengaja menggunakan tulisan orang lain tanpa

menyebutkan sumbernya.

Page 78: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum78

Untuk menghindari tuduhan adanya pembajakan

(plagiarism) di dalam penulisan tesis dan karya-karya ilmiah

pada umumnya, lakukan langkah sebagai berikut.

Sumber:

In grammar we can see the continuation, in small

ways, of the long-term historical trend in English

from synthetic to analytic, from a system that

relies on inflections to one that relies on word

order and grammatical words. An example is the

comparison of adjectives. Where more and most

are spreading at the expense of the endings –er

and –est. At one time, -er and –est were used muct

more widely than today. And in Early Modern

English you meet forms like ancientest,

famousest, patienter, perfecter, and shamefuller.

In the first half of the present century, adjectives

of more than two syllables always had more and

most (more notorious, most notorious), while

adjectives of one syllable normally had –er and –

est. Adjectives of two syllables varied, some

Page 79: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes79

being compared one way (more famous, most

famous) and some the other (commoner,

commonest) …

(Barber, C. 1993. The English Language: a

Historical Introduction. Cambridge: CUP. p.

274.)

Cara pengutipan tak langsung yang dapat dilakukan oleh

penulis:

(1) Pahami secara umum intisari teks sumber, kemudian

buatlah rumusan baru yang berupa pandangan

mengenai isi teks dari titik pandang lain:

… with the change of time the expression of

some comparatives and superlatives has

changed.

(2) Sajikan fakta sebagaimana yang tertulis di dalam

sumber itu dalam bentuk daftar:

Page 80: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum80

… Until recently, the basic rules were as

follows:

(1) Polysyllabic adjectives (more than

two syllables): add more

(comparative) and most

(superlative), e.g. more beautiful,

most beautiful.

(2) Monosyllabic adjectives: add –er

(comparative) and –est

(superlative), e.g. richer, richest.

(3) Disyllabic adjectives could take

either form, e.g. most famour,

commonest (Barber 1993: 274).

(3) Gunakan frase seperti ‘according to Barber’, ‘Barber

views that …’, ‘In Barber’s opinion …’ dan

sebagainya.

According to Barber (1993: 274), a study of

the forms used in Early Modern English

Page 81: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes81

through the present day indicates that a

change has been in progress. By early 20th

century the preferences were:

(1) Polysyllabic adjectives (more than

two syllables): add more

(comparative) and most

(superlative), e.g. more beautiful,

most beautiful.

(2) Monosyllabic adjectives: add –er

(comparative) and –est

(superlative), e.g. richer, richest.

(3) Disyllabic adjectives could take

either form, e.g. most famour,

commonest.

Barber claims that the transition is now

almost complete.

3. Teknik Penulisan Daftar Pustaka

3.1 Perujukan Kutipan

Perujukan dilakukan dengan menyebutkan nama belakang

atau keluarga pengarang, tahun penerbitan, dan halaman

bagian teks yang dirujuk.

Page 82: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum82

Salah : John Grisham, 1994, pp. 78 - 80

Salah : (J. Grisham, 1994: 78 – 80)

Benar : (Grisham 1994: 78 – 80)

Penulisan dua atau tiga nama adalah sebagai berikut.

Salah : (Basil Hatim and Ian Mason, 1990: 78 – 80)

Salah : (B. Hatim and I. Mason, 1990: 78 – 80)

Benar : (Hatim and Mason 1990: 78 – 80) atau

(Hatim, Mason, and Anderson 1991: 78 – 80)

Penulisan lebih dari tiga nama adalah sebagai berikut.

Salah : (Hatim etc. 1990: 78 – 80)

Salah : (Hatim et. Al., 1990: 78 –80)

Benar : (Hatim et al. 1990: 78 – 80)

Jika nama pengarang disebut oleh penulis sebagai bagian

integral di dalam teks, nama itu harus langsung diikuti, di

dalam tanda kurung, dengan tahun penerbitan dan halaman

bagian teks rujukan.

Salah : According to Hatim and Mason, the

world of translator is inhabited by an

Page 83: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes83

extraordinary number of dichotomies

(1990: 1)

Benar : Acording to Hatim and Mason (1990:

1), the world of translator is inhabited

by an extraordinary number of

dichotomies

Selanjutnya, nama-nama yang disebut sebagai rujukan

kutipan ini harus dimunculkan di dalam Daftar

Pustaka(Reference atau Bibliography)

3.2 Aturan Umum Tata Tulis Pustaka Acuan

Pada dasarnya setiap lema di dalam pustaka acuan terdiri

atas tiga bagian, yaitu (1) nama pengarang, (2) judul

karangan, dan (3) fakta tentang penerbitannya.

(1) Nama pengarang ditulis dengan cara: nama belakang

atau nama keluarga mendahului nama pertama atau

nama panggilan. Nama pertama ini hanya ditulis

inisialnya.

Page 84: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum84

Nama yang Sebenarnya Nama di dalam Pustaka

Acuan

James M. McCrimmon

Basil Hatim

Kate L. Turabian

Basil Hatim dan Ian

Mason

McCrimmon, J. M.

Hatim, B.

Turabian, Kate L.

Hatim, B. and I. Mason

Perhatikan bahwa di dalam pustaka acuan, nama

panggilan hanya ditulis inisialnya ( James menjadi J;

Ian menjadi I). Nama Kate tidak disingkat untuk

memudahkan identifikasi bahwa penulis ini berjenis

kelamin perempuan.

(2) Jika sumber berupa karya suatu badan, komisi,

organisasi, departemen, nama badan itu ditempatkan

sebagai nama pengarang.

Department of Education

Optus

The Committee of Poverty

Alleviation

Page 85: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes85

(3) Jika di dalam karangan tidak ditemukan nama

pengarangnya, perujukan dimulai dengan judul

karangan.

Misalnya

Extra Work or Extra Payment.

Tips for Reading Intensively.

(4) Tahun penerbitan buku ditulis mengikuti nama

pengarang. Jika di dalam buku disebutkan beberapa

tahun – misalnya 1990, 1993, 1995, yang ditulis di

dalam pustaka acuan adalah tahun yang terdahulu. Jika

disebutkan beberapa tahun dan dilengkapi dengan

keterangan bahwa buku yang dimaksud adalah buku

edisi tertentu, yang ditulis di dalam pustaka acuan

adalah tahun ketika edisi terbit.

Tahun terbitan di

dalam buku

Penulisan di dalam

Pustaka Acuan

C 1990 1990

C 1990

Third Impression 1991

1990

C 1990 1995

Page 86: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum86

New Edition 1995

(5) Judul karangan yang berbentuk buku ditulis dengan

cetak miring. Hal yang sama berlaku pada nama

majalah, jurnal, atau koran.

Nama Terbitan Nama Pada Pustaka

Acuan

The Translator as

Communicator

Journal of Pragmnatics

TARGET

NEWSWEEK

The Jakarta Post

The Translator as

Communicator

Journal of Pragmnatics

TARGET

NEWSWEEK

The Jakarta Post

Perhatikan bahwa kata kunci pada judul-judul di atas

(yang berupa nomina, verba, ajektiva, atau adverbia)

diawali dengan huruf kapital.

(6) Fakta penerbitan terdiri atas tempat penerbitan, nama

penerbit dan tahun penerbitan. Tempat penerbitan

diikuti dengan nama penerbit, sedangkan tahun

Page 87: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes87

penerbitan ditempatkan di belakang nama pengarang

atau penyunting.

London: Routledge.

Toronto: Prentice-Hall Canada Inc.

Cambridge: Cambridge University

Press.

(7) Jika terdapat lebih dari satu nama penerbit, nama yang

ditulis di dalam pustaka acuan hanya nama penerbit

yang disebut pernama kali.

Di dalam buku Di dalam Pustaka

Acuan

London and New York

London, New York, and

Sydney

New York, Toronto, Tokyo,

and Sydney

London

London

New York

Page 88: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum88

(8) Jika di dalam buku tidak ditemukan tahun

penerbitannya, pada pustaka acuan ditulis n.d. (no

date).

Lyons, J. n.d. Changing Time Changing Shapes.

London: McMillan.

3.3 Contoh Penulisan Lema Pustaka Acuan

(1) Buku oleh satu pengarang

Austin, J.L. 1962. How to Do Things with

Words. Oxford: Oxford University Press.

Schiffrin, D. 1994. Approaches to Discourse.

Massachusetts: Blackwell Publishers.

Grisham, J. 1994. The Pelican Brief. New

York: Warner

(2) Buku oleh dua atau tiga pengarang

Brown, P. dan S.C. Levinson. 1987.

Politeness: Some Universals in

Language Usage. London: Cambridge

University Press.

Page 89: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes89

Hewson, L. dan J. Martin. 1991. Redefining

Translation: The Variational Approach.

London: Routledge.

(3) Buku oleh lebih dari tiga Pengarang

Alwi, H. et al. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa

Indonesia (2nd ed.). Jakarta: Depdikbud RI.

Radford, A. et al. 1999. Linguistics an Introduction.

Cambridge: Cambridge University Press.

(4) Buku suntingan satu orang

Coulthard, M. (ed). 1992. Advances in Spoken

Discourse Analysis. London dan New York:

Routledge.

Dijk, T.A. van. (ed). 1976. The Pragmatics of

Language and Literature. Amsterdam: North

Holland.

Page 90: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum90

Goody, E. N. (ed). 1978. Questions and Politeness:

Strategies in Social Interaction. Cambridge:

Cambridge University Press.

(5) Buku suntingan dua orang atau lebih

Guenthner, F. dan M. Guenthner-Reutter

(eds). 1978. Meaning and Translation:

Philosophical and Linguistic

Approaches. London: Duckworth.

House, J. and S. Blum-Kulka (eds). 1986.

Interlingual and Intercultural

Communication. Tubingen: Gunter Narr

Verlag.

Holmes, J.S., F. de Haan, dan A. Popovic

(eds). 1970. The Nature of Translation.

The Hague: Mouton.

Searle, J.R., F. Kiefer, and M. Bierwisch

(eds). 1980. Speech Act Theory and

Page 91: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes91

Pragmatics. London: D. Riedel

Publishing Company.

(6) Buku edisi kedua, ketiga, dan seterusnya

Bassnett-McGuire, S. 1991. Translation

Studies (Revised Ed.). London:

Routledge.

Turabian, Kate L. 1996. A Manual for Writers

of Term Papers, Theses, and

Disertations (6th Ed.). Chicago: The

University of Chicago Press.

(7) Buku yang terdiri atas dua jilid atau lebih

Vanderveken, D. 1990. Meaning and Speech

Acts Vol. 1: Principles of Language Use.

Cambridge: Cambridge University Press.

(8) Buku terjemahan

Page 92: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum92

Leech, G. 1982. Prinsip-Prinsip Pragmatik.

Translated by Oka, M.D.D. 1993.

Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

(9) Karangan (Essay) di dalam buku suntingan

Broeck, R. van den. 1986. Contrastive

discourse analysis as a tool for the

interpretation of shifts in translated texts.

In J. House and S. Blum-Kulka (eds.).

pp. 37 – 49.

Brown, P. dan S.C. Levinson. 1978.

Universals in language usage: Politeness

phenomena. In E. N. Goody (ed.). pp. 56

– 311.

Popovic, A. 1970. The concept “shift of

expression” in translation analysis. Di

dalam J.S. Holmes, F. de Haan, and A.

Popovic (eds.). pp. 78 – 90.

Page 93: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes93

Drinitrova, B. E. 1996. New methods in

translation research: new horizons in

translation studies. FIT. Hlm. 856 – 65.

Francis, G. dan S. Hunston.1992. Analysing

everyday conversation. M.Coulthard

(ed.). Hlm.123 – 61.

(10) Artikel di dalam Ensiklopedi

Macauly, T.B. 1970. Samuel Johnson.

Encyclopedia Britanica, 11th ed., XV.

pp. 463 – 471.

Smith, M.A. Sharwood. 1999. Syntax in

second language acquisition. In Concise

Encyclopedia of Educational Linguistics.

Edited by Bernard Spolsky. Amsterdam:

Elsevier. pp.

(11) Artikel di dalam jurnal atau majalah Ilmiah

Page 94: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum94

Blum-Kulka, S. 1987. Indirectness and

politeness in requests: same or different?

Journal of Pragmatics. 11: 131 – 46.

Blum-Kulka, S. dan E. Olshtain. 1984.

Requests and apologies: a cross-cultural

study of speech act realization patterns

(CCSARP). Applied Linguistics. 5/3: 196

– 213.

Doherty, M. 1997. Acceptability and language

specific preference in the distribution of

information. TARGET, 9/1: 1 – 25.

Gu,Y. 1990. Politeness phenomena in modern

Chinese. Journal of Pragmatics, 14/2:

237 – 57.

Page 95: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes95

(12) Artikel di dalam Koran dan Majalah:

Basuki, S. 2005. Novel nonfiksi dan

kemungkinannya. Suara Merdeka, 18

Agustus. Hlm. 18.

Prasetyo, S. 2005. Lokalisme sebagai Ekses.

Tempo, 28 Agustus. Hlm. 64 – 5.

Manshur, F. 2005. Bahasa kita: Rusak bahasa,

rusaklah pemikiran. Intisari, September.

Hlm. 166 – 7.

(13) Kumpulan Artikel/Proceeding Seminar

FIT. 1996. XIV World Congress of the

Federation Internationale des

Traducteurs (FIT). Proceedings Vol. 2.

Melbourne: The Australian Institute of

Interpreters and Translators.

Page 96: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum96

(14) Tesis, disertasi, dan karangan lain yang tidak

diterbitkan secara komersial

Gunarwan, A. 1993. The politeness rating of

English and Indonesian directive types

among Indonesian learners of English:

Towards contrastive pragmatics. Paper

presented at The Fourth International

Pragmatics Conference, Kobe, Japan,

25-30 July.

Mujiyanto, Y. 1999. Perbandingan Derajat

Kesantunan antara Tindak Tutur Direktif

di dalam Novel A Farewell to Arms

Karya E. Hemingway dan

Terjemahannya. Thesis Magister

Humaniora Universitas Indonesia.

Rustono. 1998. Implikatur Percakapan sebagai

Pengungkap Humor di dalam Wacana

Humor Verbal Lisan Berbahasa

Indonesia. Disertasi Universitas

Indonesia.

Page 97: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes97

(14) Bahan yang dipetik dari situs internet

Berbentuk buku

Ziegler, M. and Durant, C. (2001).

Engagement: a necessary ingredient for

participation in adult basic education.

Online. Available at

www.edst.educ.ubc.ca/aerc/2001/2001zi

egler.htm [accessed 11/11/01]

Berbentuk artikel di dalam buku

Shohet, Linda. (2001). Adult Learning and

Literacy in Canada. In The Annual

Review of Adult Learning and Literacy,

Vol. 2, Chapter 6. (NCSALL). Available

at

http://ncsall.gse.harvard.edu/ann_rev/vol

2_6.html [accessed 9/23/03).

Page 98: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum98

Berbentuk artikel tak bertanggal

Rocco, T. S. (n.d) Critical reflection in

practice: experiences of a novice teacher.

Online

www.bsu.edu/teachers/departments/edld/

conf/critical.html [accessed 03/15/00]

Berbentuk artikel anonim dan tak bertanggal

Self-Evaluation Kit. Online at

ww.nald.ca/PROVINCE/SASK/SLM/self

eval/toc.htm [accessed 06/23/03]

4.4 Tata Urut Penulisan Pustaka Acuan

Allan, K. 2001. Natural Language Semantics.

Oxford: Blackwell Publishers.

Austin, J.L. 1962. How to Do Things with Words.

Oxford dan New York: Oxford University

Press.

Page 99: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes99

Baker, M. 1992. In Other Words: A Coursebook on

Translation. London: Routledge.

Barthes, R. 1988. The Semiotic Challenge (Fine Ed.).

Terjemahan dari Bahasa Perancis oleh R.

Howard. New York: Hill and Wang.

Bierwisch, M. 1980. Semantic structure and

illocutionary forse. In J.R. Searle, F. Kiefer,

dan M. Bierwisch (Ed.) Pp. 1 – 36.

Bressler, C.E. 1999. Literary Criticism: An

Introduction to Theory and Practice (2nd ed.).

New Jersey: Prentice Hall.

Dingwaney, A. dan C, Maier (eds.). 1995. Between

Languages and Cultures: Translation and

Cross-Cultural Texts. Pittsburgh dan London:

University of Pittsburgh Press.

Page 100: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum100

Eagleton, T. 1996. Literary Theory: An Introduction

(2nd ed.). Minneapolis: The University of

Minnesota Press.

Goody, E. N. (ed.) 1978. Questions and Politeness:

Strategies in Social Interaction. Cambridge:

Cambridge University Press.

Gunarwan, A. 1996. Readers’ subjective reactions to

original poems and their translation: towards an

assessment of dynamic equivalence. Di dalam

FIT. Pp. 905 – 920.

Halliday, M.A.K. dan R. Hasan. 1985. Language,

Context, and Text. Melbourne: Deakin

University Press.

Hewson, L. dan J. Martin. 1991. Redefining

Translation: The Variational Approach.

London: Routledge.

Page 101: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes101

Koller, W. 1995. The concept of equivalence and the

object of translation studies. TARGET, 7. Pp.

191 – 222.

Leckie-Tarry, H. 1995. Language and Context a

Functional Linguistic Theory of Register.

London dan New York: Pinter.

Leech, G.N. dan M.H. Short. 1981. Style in Fiction: A

Linguistic Introduction to English Fictional

Prose. London dan New York: Longman.

Machali, R. 1998. Redefining Textual Equivalence in

Translation with Special Reference to

Indonesian-English. Jakarta: The Translation

Center.

Pym, A. 1992. The relations between translation and

material text transfer. TARGET, 4. Pp. 171 – 89.

Rice, P. dan P. Waugh. (ed.). 1996. Modern Literary

Theory (3rd ed.). London: Arnold.

Page 102: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Hukum102

Saeed, J.I. 1997. Semantics. Oxford dan

Massachusetts: Blackwell.

Searle, J. R. 1979. The classification of illocutionary

acts. Language in Society. 8. Pp. 137 – 51.

Simpson, P. 1997. Language through Literature.

London dan New York: Routledge.

Page 103: Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Unnes103