9
BAB I PENDAHULUAN Definisi Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu ruangan perawatan khusus dengan staff dan perlengkapan khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. Pelayanan ICU adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien dalam kondisi kritis diruang perawatan intensif, dilaksanakan secara terintegrasi oleh tim yang terlatih dan berpengalaman dibidang critical care. Pengelolaan pelayanan ICU dilakukan secara khusus dengan mengutamakan keselamatan pasien (Patient Safety), untuk menurunkan angka kematian dan kecacatan. ICU Siloam Sriwijaya dirancang dengan design ruang khusus, didukung oleh staff yang kompeten serta sarana, prasarana dan peralatan canggih khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan kompetensi staff medik, perawat dan staff lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan - keadaan tersebut. Latar Belakang Sesuai dengan visi Siloam Sriwijaya untuk menjangkau

Pedoman ICU Bab I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pedoman icu, pendahuluan

Citation preview

Page 1: Pedoman ICU Bab I

BAB I

PENDAHULUAN

Definisi

Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu ruangan perawatan khusus dengan staff

dan perlengkapan khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi

pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang

mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia.

Pelayanan ICU adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien dalam kondisi

kritis diruang perawatan intensif, dilaksanakan secara terintegrasi oleh tim yang

terlatih dan berpengalaman dibidang critical care. Pengelolaan pelayanan ICU

dilakukan secara khusus dengan mengutamakan keselamatan pasien (Patient

Safety), untuk menurunkan angka kematian dan kecacatan.

ICU Siloam Sriwijaya dirancang dengan design ruang khusus, didukung oleh

staff yang kompeten serta sarana, prasarana dan peralatan canggih khusus

untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan kompetensi staff

medik, perawat dan staff lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan -

keadaan tersebut.

Latar Belakang

Sesuai dengan visi Siloam Sriwijaya untuk menjangkau pelayanan ke seluruh

masyarakat Indonesia, termasuk didalamnya adalah pelayanan ICU yang sama di

setiap rumah sakit di seluruh Indonesia, maka dipandang perlu untuk adanya suatu

Pedoman Standar Pelayanan ICU yang meliputi ruang, struktur, SOP, peralatan,

sarana dan prasarana sebagai acuan penyelenggaraan pelayanan ICU di Siloam

Hospitals

Tujuan

Tujuan Umum:

Standarisasi pelayanan ICU Siloam Hospitals di Indonesia.

Tujuan Khusus:

Page 2: Pedoman ICU Bab I

a. Standarisasi ruang yang meliputi struktur, design, sarana dan prasarana

ruangan ICU.

b. Standarisasi ketenagaan struktur, kebutuhan dan kualifikasi sumber

daya manusia yang meliputi penghitungan kebutuhan, kualifikasi,

kompetensi dan lain-lain.

c. Standarisasi standar mutu pelayanan, pemantauan dan pelaporan.

d. Standarisasi sistem meliputi Kebijakan / SOP, UT dan lain-lain.

Sasaran Pedoman Pelayanan ICU Siloam Sriwijaya

Direktur SHI Tbk

Direktur Unit Siloam Hospitals

CEO Unit Hospitals

Instalasi rawat intensif / ICU

Tenaga medis dan Perawat

Tenaga penunjang lainnya

Ruang lingkup Pelayanan ICU Siloam Sriwijaya

a. Pelayanan ICU Sekunder

Memberikan pelayanan keperawatan pada pasien dengan standar ICU umum

yang tinggi, bantuan ventilasi mekanik, dukungan atau bantuan hidup lain,

tetapi tidak terlalu kompleks.

b. Pelayanan Keperawatan ICU Tersier

Memberikan pelayanan keperawatan ICU rujukan tertinggi termasuk

dukungan / bantuan yang kompleks dalam jangka waktu yang tak terbatas,

memberikan bantuan ventilasi mekanis, bantuan renal ekstrakorporal dan

pemantauan kardioinvasif dalam jangka waktu yang terbatas.

Batasan Operasional

Pelayanan ICU diindikasikan dan ditentukan oleh kebutuhan pasien yang sakit

kritis:

1. Pasien-pasien yang secara fisiologis tidak stabil dan memerlukan penangaan

dokter, perawat, profesi lain yang terkait secara terkoordinasi dan

berkelanjutan, serta pemantauan dan penanganan segera, terapi titrasi dan

dukungan alat.

Page 3: Pedoman ICU Bab I

2. Keadaan pasien dalam bahaya dan mengalami dekompensasi fisiologis

sehingga memerlukan pemantauan ketat dan terus menerus serta intervensi

segera dan dukungan peralatan canggih untuk mencegah timbulnya penyulit

yang merugikan.

Pada keadaan permintaan layanan ICU lebih tinggi dari pada kapasitas atau sarana

dan prasarana maka kepala ICU harus menentukan prioritas sesuai indikasi.

Prioritas tersebut adalah:

1. Pasien prioritas 1 (satu)

Kelompok ini dengan kondisi sakit kritis, tidak stabil, memerlukan bantuan

ventilasi dan alat bantu suportif organ/sistem yang lain, infus obat-obat

kontinyu, misalnya pasca bedah kardiotorasik, pasien sepsis berat, gangguan

keseimbangan asam basa dan elektrolit yang mengancam nyawa.

2. Pasien prioritas 2 (dua)

Pasien ini memerlukan pelayanan karena sangat berisiko bila tidak

mendapatkan terapi intensive dan pemantauan segera.

3. Pasien prioritas 3 (tiga)

Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil status

kesehatan sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akutnya,

secara sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan/atau manfaat

terapi di ICU pada golongan ini sangat kecil. Pengelolaan pada pasien

golongan ini hanya untuk mengatasi kegawatan akutnya saja, dan usaha terapi

mungkin tidak sampai melakukan intubasi atau resusitasi jantung paru.

4. Pengecualian

Dengan pertimbangan danpersetujuan Kepala ICU, indikasi masuk pada

beberapa golongan pasien bisa dikecualikan, dengan catatan bahwa pasien-

pasien golongan demikian sewaktu waktu harus bisa dikeluarkan dari ICU

agar fasilitas ICU yang terbatas tersebut dapat digunakan untuk pasien

prioritas 1, 2, 3 (satu, dua, tiga). Pasien yang tergolong demikian antara lain:

1) Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak terapi tunjangan

hidup yang agresif / “DNR (Do Not Resuscitate)”.

2) Pasien dalam keadaan vegetatif permanen.

Page 4: Pedoman ICU Bab I

3) Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak. Pasien pasien

seperti itu dapat dimasukkan ke ICU untuk menunjang fungsi organ

hanya untuk kepentingan donor organ.

Kriteria keluar

Prioritas pasien dipindahkan dari ICU berdasarkan pertimbangan medis oleh

kepala ICU dan tim yang merawat pasien.

Landasan hukum

a. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan

b. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

c. Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

d. Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

e. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 148 tahun 2010 Tentang Izin dan

Penyelenggaraan Praktik Perawat

f. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.161 tahun 2010 tentang Registrasi

Tenaga Kesehatan

g. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan

Pasien Rumah Sakit

h. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 46 tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga

Kesehatan

i. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 17 tahun 2013 tentang perubahan 148

ijin praktek keperawatan

j. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.

k. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 971 Tahun 2009 tentang Standar

Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan

l. Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia No

1778/MENKES/SK/XII/2010

m. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 519/Menkes/Per/III/2011 tentang Ruang

Lingkup Dokter Anastesi

Page 5: Pedoman ICU Bab I