18
BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. Pedoman magnet dan magnetisme Pada Bab I telah dibahas tentang pedoman magnet secara panjang lebar. Pada paragraph ini kita akan mengingat sepintas (preview) tentang pedoman magnet dari tinjauan yang sedikit agak umum. Sebagaimana kita bahas pada bab sebelumnya, pedoman magnet memiliki bagian utama batang-batang magnet atau jarum-jarum magnet yang disusun sejajar satu sama lain dan diletakkan pada satu bidang datar, serta dapat berputar secara mendatar dengan bebas. Kekuatan gaya magnetisme (magnetic force / flux’) dari pada magnet batang terpusat pada kutub-kutubnya (ujung-ujung magnet batang) sampai dengan 1/12 x panjang magnet batang. Apabila dua magnet batang atau lebih didekatkan, maka diantara mereka akan saling mempengaruhi, yaitu bila kutub-kutub senama didekatkan akan terjadi gaya tolak-menolak, dan apabila kutub-kutub yang berlawanan didekatkan, akan timbul gaya tarik-menarik. Magnetisme pada batang logam dapat bersifat tetap (permanent) dan dapat juga sementara (induced). Pada magnetisme yang bersifat tetap, walau pengaruh magnetisme dari suatu batang magnet lainnya dijauhkan, maka batang logam itu masih tetap bermagnet. Namun logam dengan magnetisme sementara, bila pengaruh magnet di jauhkan, sedikit demi sedikit induksi magnetis akan hilang. Lamanya magnetisme bertahan pada logam tersebut (retentivity) tergantung dari jenis logam yang diinduksi. Disini kita mengenal beberapa istilah separti: besi keras, besi setengah keras, dan besi lunak. 2. Magnetisme bumiawi (terrestrial magnetism) Kita dapat mengibaratkan bahwa bumi adalah suatu magnet yang sangat besar yang dikelilingi oleh gaya magnetisme (magnetic flux), dimana kutub-kutub magnetnya terletak di dekat Kutub Utara Bumi (Kutub Selatan Magnetik atau kutub biru) dan Kutub Selatan Bumi (Kutub Utara Magnetik atau kutub merah)

BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. II...BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. Pedoman magnet dan magnetisme Pada Bab I telah dibahas tentang pedoman magnet secara

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. II...BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. Pedoman magnet dan magnetisme Pada Bab I telah dibahas tentang pedoman magnet secara

BAB II

DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN

A. UMUM

1. Pedoman magnet dan magnetisme

Pada Bab I telah dibahas tentang pedoman magnet secara panjang lebar. Pada

paragraph ini kita akan mengingat sepintas (preview) tentang pedoman magnet dari

tinjauan yang sedikit agak umum.

Sebagaimana kita bahas pada bab sebelumnya, pedoman magnet memiliki bagian

utama batang-batang magnet atau jarum-jarum magnet yang disusun sejajar satu sama

lain dan diletakkan pada satu bidang datar, serta dapat berputar secara mendatar dengan

bebas.

Kekuatan gaya magnetisme (magnetic force / ‘flux’) dari pada magnet batang terpusat

pada kutub-kutubnya (ujung-ujung magnet batang) sampai dengan 1/12 x panjang

magnet batang. Apabila dua magnet batang atau lebih didekatkan, maka diantara

mereka akan saling mempengaruhi, yaitu bila kutub-kutub senama didekatkan akan

terjadi gaya tolak-menolak, dan apabila kutub-kutub yang berlawanan didekatkan, akan

timbul gaya tarik-menarik.

Magnetisme pada batang logam dapat bersifat tetap (permanent) dan dapat juga

sementara (induced). Pada magnetisme yang bersifat tetap, walau pengaruh

magnetisme dari suatu batang magnet lainnya dijauhkan, maka batang logam itu masih

tetap bermagnet. Namun logam dengan magnetisme sementara, bila pengaruh magnet

di jauhkan, sedikit demi sedikit induksi magnetis akan hilang. Lamanya magnetisme

bertahan pada logam tersebut (retentivity) tergantung dari jenis logam yang diinduksi.

Disini kita mengenal beberapa istilah separti: besi keras, besi setengah keras, dan besi

lunak.

2. Magnetisme bumiawi (terrestrial magnetism)

Kita dapat mengibaratkan bahwa bumi adalah suatu magnet yang sangat besar yang

dikelilingi oleh gaya magnetisme (magnetic flux), dimana kutub-kutub magnetnya

terletak di dekat Kutub Utara Bumi (Kutub Selatan Magnetik atau kutub biru) dan

Kutub Selatan Bumi (Kutub Utara Magnetik atau kutub merah)

Page 2: BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. II...BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. Pedoman magnet dan magnetisme Pada Bab I telah dibahas tentang pedoman magnet secara

Gambar II-1 :

Magnetisme bumiawi

Garis-garis gaya magnetisme bumi berjalan pada permukaan bumi, menyebar dari

Utara ke Selatan dengan sudut datang yang berbeda-beda (gambar II-1). Sudut datang

gaya magnetik pada tiap-tiap tempat di bumi disebut ‘dip’ (angle of magnetic dip) atau

ditulis dengan symbol θ (shi) yang memiliki nilai 0 (nol) pada katulistiwa magnetik

dan 90º pada kutub-kutub magnetik Medan-medan magnet memiliki 2 komponen yaitu:

H adalah komponen horizontal, dan Z adalah komponen vertical. Komponen-

komponen ini nilainya akan berobah bila nilai ‘dip’ (θ) berobah. Yaitu, pada komponen

H, nilainya maksimum pada equator-magnetis dan mengecil bila mendekati kutub-

kutub magnetis. Sedangkan komponen Z memiliki nilai 0 (nol) pada katulistiwa

magnetis dan bertambah besar bila mendekati kutub-kutub magnetis bumi.

Bahwa kutub-kutub magnetik bumi tidak berimpit dengan kutub-kutub Utara-Selatan

bumi, maka penunjukan arah utara-selatan magnetik senantiasa berbeda dengan arah

utara-selatan bumi. Sudut yang dibentuk oleh arah utara-selatan sejati dengan arah

utara-selatan magnetik ini telah kita kenal dengan nama ‘Variasi’. Oleh karena letak

dari kutub-kutub magnetis selalu berobah, maka nilai variasi di berbagai tempat akan

Page 3: BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. II...BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. Pedoman magnet dan magnetisme Pada Bab I telah dibahas tentang pedoman magnet secara

mengalami perobahan pada kurun waktu tertentu. Sedangkan di beberapa tempat lain

boleh jadi nilai variasi tetap. Garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan

nilai variasi tetap tersebut kita kenal sebagai garis ‘Agone’.

Besarnya nilai variasi di suatu tempat dapat kita baca pada mawar pedoman peta-peta

laut atau peta pelayaran yang kita gunakan. Keterangan:

- Increasing annually artinya bertambah besar setiap tahunnya (increasing 1’

annually = bertambah 1’ setiap tahun)

- Decreasing annually artinya berkurang setiap tahunnya (decreasing 2’ annually =

berkurang 2’ setiap tahunnya. Sedangkan

- Stationary artinya nilainya tetap sepanjang masa (sampai ditetapkan kemudian)

Contoh:

Pada peta laut kita membaca mawar pedoman, nilai variasi tertulis:

Variation 2º 30’ E (1956), increasing 1.5’ annually. Berapakah variasi ditempat itu pada

tahun 2003?

Perhitungannya adalah sebagai berikut: dari tahun 1956 sampai 2003 = 47 tahun.

Artinya nilai variasi bertambah 1.5 x 47 = 70.5 menit = 1º 10’ 30”

Jadi variasi pada tahun 2003 = 2º 30’ 00” + 1º 10’ 30” = 3º 40’ 30” E (Timur)

Selain pada peta laut, pada masa kini nilai variasi juga dapat langsung dilihat pada situs

internet dengan alamat situs http://geomag.usgs.gov/dod.html

3. Magnetisme kapal

Pada waktu pembangunan kapal, terjadi berbagai kegiatan separti pengelasan, pukulan-

pukulan keras pada massa besi, getaran-getaran, pemindahan dan penempatan berbagai

macam massa besi yang masing-masing memiliki kekerasan yang berbeda. Pada

akhirnya terbentuklah magnetisme yang mempengaruhi penunjukan arah dari pada

magnet batang yang digunakan pada pedoman magnet kapal (induksi magnetisme).

Pengaruh tersebut secara horizontal ada yang membujur kapal (batang B), melintang

kapal (batang C) dan secara vertical (batang R). Oleh karenanya pedoman magnet tidak

mampu menunjuk tepat pada arah utara-selatan magnetik bumi. Sudut penyimpangan

ini disebut ‘deviasi pedoman’ (deviasi).

Pengaruh tersebut ada yang bersifat tetap (permanent magnetism), semi permanent atau

sementara (induced, remanent magnetism), dan sekilas (induced, transient magnetism).

Berikut ini adalah ringkasan pembagian magnetisme kapal:

Page 4: BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. II...BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. Pedoman magnet dan magnetisme Pada Bab I telah dibahas tentang pedoman magnet secara

Jenis

induksi

Induksi di

dalam

Sifat Pengaruh Cara penimbalan

I Magnetisme

Permanent

Besi keras Tetap (tidak

dapat hilang

sejak kapal

dibangun

Gaya

magnetisme

tetap ada di

semua lintang

Dengan korektor P, Q,

dan R (B, C dan J)

II Magnetisme

Transient

Besi lunak Sekilas (cepat

datang cepat

hilang

Gaya berobah

menurut

haluan kapal

Batang flinder dan bola-

bola (Korektor D)

III Magnetisme

Remanen

Besi

setengah

keras

Sementara

(lambat datang

lambat hilang

Timbul jika

berhaluan

sama dan

cukup lama

Tidak dapat ditimbal.

Konsekwensi:

Deviasi pedoman harus

selalu diperiksa

Sedangkan Kekuatan medan total menurut POISSON digambarkan sebagai berikut:

T M agn e t

b umi

Ma gn e t Kap a l

P e rman e n T r an s i e n A r a h

X’ X +P +aX

+bY + c V M e mbu ju r

Ke

ku

atm

ed

an

ya

ng d

iin

du

an k

si

Y’ Y +Q +dX +eY +fV M e l i n t a ng

V’ V +R +gX +hY + k V Ve r t ik a l

X Y V

Kekua t an me dan yang

me n g i nd uk s i

C at a t a n :

S e l a ma k ap a l du du k t egak :

X’ = X + P + aX + cV

Y’ = Y + Q + eY

V’ = V + R + g X + k V (tidak berlaku pada saat kapal oleng/senget)

Page 5: BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. II...BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. Pedoman magnet dan magnetisme Pada Bab I telah dibahas tentang pedoman magnet secara

Karena pengaruh magnetisme yang tidak beraturan, kemungkinan besar deviasi pedoman

menjadi sangat besar pada beberapa haluan, dan tidak beraturan atau tidak merata pada

setiap perobahan haluan kapal

Haluan pada saat pembanguanan kapal sangat mempengaruhi induksi yang terjadi. Haluan

pembangunan kapal Utara atau Selatan lebih baik disbanding dengan pembangunan pada

haluan Timur atau Barat karena induksi magnetisme secara horizontal (H) pada arah batang

magnetik menunjuk utara selatan tidak terbentuk.

4. Tujuan, azas dan alat untuk menimbal pedoman

a. Tujuan penimbalan pedoman:

1) membuat deviasi sekecil mungkin

2) perobahan deviasi pada perobahan perobahan haluan agar terjadi secara

berangsur-angsur dan merata

3) sebanyak mungkin memperkuat gaya pengarah dan disamakan pada semua

haluan

b. Azas-azas penimbalan:

1) Gaya magnetis yang menyebabkan deviasi, dilenyapkan oleh gaya yang

sama dan sejenis, tetapi yang bekerja pada arah yang berlawanan

2) Kutub permanent pada kapal harus ditimbal oleh magnet permanent

3) Kutub transient pad besi lunak vertical ditimbal oleh massa besi lunak

vertical

4) Kutub transient pada besi lunak horizontal harus ditimbal oleh massa besi

lunak horizontal yang sejenis

c. Alat-alat untuk menimbal pedoman:

1) Magnet-magnet tetap:

a) Korektor P (Batang C), yaitu magnet membujur kapal untuk menimbal

uraian horizontal membujur dari magnetisme kapal yang permanent,

yaitu P/λH

b) Korektor Q (Batang B), yaitu magnet melintang untuk menimbal uraian

horizontal melintang dari magnetisme kapal yang permanent, yaitu Q/λH

2) Batang-batang flinder (Flinder bars), yaitu batang besi lunak yang

diarahkan tegak lurus geladak, dipertengahan kapal, untuk menimbal

magnetisme transient di dalam besi lunak vertical, yaitu c.tg.i

Page 6: BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. II...BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. Pedoman magnet dan magnetisme Pada Bab I telah dibahas tentang pedoman magnet secara

3) Korektor D, yaitu bola-bola atau silinder besi lunak berongga yang

diletakkan di sisi kanan kiri pedoman, pada ketinggian yang sama dengan

magnet batang pada pedoman, untuk menimbal bagian utama dari simpangan

kwadrantal, yaitu koefisien D

4) Magnet senget, yaitu magnet permanent yang dipasang tegak lurus geladak

kapal, tepat dipertengahan pedoman.

5. Alasan dilakukan penimbalan:

Pedoman yang tidak di timbal memiliki deviasi yang besar dan tidak beraturan. Deviasi

pedoman yang besar memiliki kerugian sebagai berikut:

a. Deviasi berobah cepat; pada perobahan haluan mawar pedoman kadang-kadang

menjadi tidak tenang dan lamban, sehingga sulit untuk digunakan pada waktu

kapal berlayar diperairan sempit atau pada waktu pemanduan kapal.

b. Mudah terjadi kekeliruan apabila berlayar dibawah pwerintah pandu

c. Deviasi yang besar mengakibatkan perobahan besar dalam gaya pengaruh,

sehingga pada haluan-haluan tertentu mawar menjadi terlampau lamban

d. Jika simpangan senget besar, maka pada waktu kapal oleng mawar pedoman

menjadi tidak tenang

B. BEBERAPA ISTILAH DAN PENGERTIAN DASAR

1. Magnet, adalah benda besi atau baja yang menarik benda-benda besi atau baja lainnya.

Terdapat 3 macam magnet yaitu:

a. Magnet alam, yaitu potongan besi yang magnetis secara alamiah. Batang-batang

magnet separti ini konon terdapat di Asia Kecil

b. Magnet buatan, yaitu besi/baja yang dijadikan magnet secara buatan oleh sapuan-

sapuan menggunakan magnet lain

c. Magnet elektro, yaitu batang besi yang dililit dengan kumparan tembaga

(diisolasi) yang dialiri listrik. Batang besi akan menjadi magnetis hanya apabila

kumparan dialiri listrik.

2. Pada batang magnet terdapat 3 bagian utama yaitu:

a. Kutub-kutub magnet yang terletak pada ujung-ujung batang magnet hingga 1/12 x

panjang batang magnet. Kutub Utara atau Kutub Merah, dan Kutub Selatan atau

Kutub Biru.

Page 7: BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. II...BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. Pedoman magnet dan magnetisme Pada Bab I telah dibahas tentang pedoman magnet secara

b. Sumbu magnet yang menghubungkan kutub-kutub magnet

c. Bidang netral, yaitu bidang tegak lurus sumbu magnetis yang terletak tepat di

tengah batang magnet.

3. Hukum Coloumb:

a. Kutub-kutub yang tidak senama dari 2 magnet batng saling tarik menarik,

sedangkan kutub-kutub senama saling tolak-menolak

b. Gaya tarik dan gaya tolak magnetis adalah berbanding lurus dengan banyaknya

magnetisme yang terkumpul pada kutub-kutubnya (m1 x m2)

c. Gaya tarik – tolak magnetis berbanding terbalik dengan kwadrat jarak dari letak

kutub-kutub yang saling mempengaruhi (d2)

Bila digabungkan antara nomor b dan c akan mendapat rumusan besarnya gaya tarik-

tolak F, atau K = (m1 x m2)/ (d2)

4. Benda paramagnetis, yaitu benda yang dapat tertarik oleh sebuah magnet. Misalnya,

baja, besi, seng, nikel, dan lainnya

5. Benda diamagnetis, yaitu benda yang tertolak oleh sebuah magnet. Misalnya Timah,

timah hitam, bismuth, dan pada umumnya logam mulia adalah benda diamagnetis.

6. Induksi magnetis adalah peristiwa dimana sebuah besi lunak yang didekatkan pada

sebuah magnet, kemudian besi tersebut menjadi magnet. Induksi dapat meningkat oleh

adanya pukulan-pukulan (ketokan) dan getaran

7. Besi keras, adalah besi yang sulit diinduksikan, dan Besi lunak, adalah besi yang

segera dapat diinduksikan, tetapi segera kehilangan magnetismenya jika gaya yang

menginduksi dihentikan

8. Gaya Korsitif adalah hambatan yang dipertahankan molekul-molekul terhadap

pengarahan magnetisme. Gaya korsitif yang sangat besar terdapat pada campuran Besi-

Mangaan (14% mangaan, 86% besi)

9. Medan magnet homogen adalah medan magnet yang garis-garis gayanya berjalan

sejajar (contoh: medan magnet bumi dan medan magnet kapal)

Page 8: BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. II...BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. Pedoman magnet dan magnetisme Pada Bab I telah dibahas tentang pedoman magnet secara

10. Intensitas Total (T) adalah kekuatan medan magnetisme bumi pada sebuah satuan

kutub. ‘T’ diuraikan dalam intensitas horizontal (H) dan vertical (V). Hubungan antara

keduanya dirumuskan sebagai berikut:

H = T.cos.i; tg.i = V/H; T = H.sec.i; V = T.sin i; cotg i = H/V; T = V.cosec i

11. Unsur-unsur magnetisme bumi adalah:

a. Variasi

b. Inklinasi, dan

c. Intensitas horizontal

12. Daerah gangguan variasi adalah daerah-daerah yang mengalami banyak

penyimpangan nilai variasi terhadap sekelilingnya. Hal ini terjadi / terbentuk oleh

lapisan-lapisan magnetis pada dasar laut

13. Gangguan variasi:

a. Gangguan sekuler adalah gangguan yang terjadi tiap tahun dengan nilai besaran

yang sama

b. Gangguan berkala adalah gangguan yang terjadi secara teratur pada perobahan

musim dan keadaan alam yang sama

c. Gangguan mendadak, adalah gangguan yang terjadi oleh adanya badai magnetis,

gempa bumi, dan letusan gunung api (volcanic disturbances)

14. Parameter, adalah perbandingan antara Kekuatan medan magnet yang diinduksikan

oleh medan magnet bumi dan kekuatan medan magnet bumi yang menginduksi pada

arah membujur, melintang dan vertical

15. Gaussin Error adalah perobahan nilai deviasi yang terjadi karena kapal merobah

haluan. Hal in terjadi karena pada saat kapal merobah haluan terjadi pusaran arus

medan magnet di sekitar pedoman sehingga mempengaruhi magnetisme transient

disekitarnya. Kesalahan ini dapat dikurangi dengan cara meletakkan kumparan kawat

tembaga yang dialiri listrik dengan kekuatan tertentu yang diletakkan dibagian luar

rumah pedoman pada kedudukan lebih kebawah dari magnet batang pedoman

(degaussing coils). Degaussing-coil yang utama, diletakkan dekat rumah pedoman

setinggi muka-air (Main coils). Sedangkan degaussing-coil lainnya diletakkan di

Page 9: BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. II...BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. Pedoman magnet dan magnetisme Pada Bab I telah dibahas tentang pedoman magnet secara

tempat-tempat yang strategis separti di geladak agil (Forecastle-deck = F-coil),

Quarter-deck (Q-coil), Longitudinal (L-coil), dan Athwartship (A-coil). Kumparan-

kumparan ini diberi energi listrik dengan Kekuatan tertentu. Setiap pemberian aliran

tenaga listrik harus dicatat oleh navigator.

Besarnya pengaruh ‘degaussing’ akan tergantung dari:

a. Jumlah dan jenis dari kumparan yang dipasang

b. Kekuatan magnetis dan peng-kutub-an dari masing-masing kumparan

c. Letak kumparan terhadap rumah pedoman

d. Kemungkinan timbulnya induksi massa besi di dekat rumah pedoman.

e. Kemahiran operator dalam menetapkan besarnya tenaga listrik dan frequensi

pelaksanaannya (jarang ataukah sering)

Istilah ‘degaussing’ sering disebut juga sebagai ‘magnetic silencing’

16. Deperming, yaitu cara ‘degaussing’ yang lebih effective, dengan cara memasang

kumparan kawat tembaga, melingkar badan kapal mulai geladak-cuaca (weather-deck)

melingkar lunas kapal, dari haluan sampai buritan. Cara separti ini mendasarkan pada

prinsip merobah karakteristik dari pada magnetisme kapal. Apabila karakteristik

magnetisme kapal sudah diperoleh separti yang dikehendaki, maka kumparan-

kumparan tersebut dapat dilepas.

17. Flashing, yaitu cara lain dari ‘degaussing’ yang dapat dilakukan apabila dikapal tidak

terdapat ‘degaussing-coil’ atau sistim yang ada tidak berfungsi. Caranya yaitu dengan

meletakkan kumparan secara mendatar disekeliling kapal (setinggi muka-air) kemudian

dialiri arus listrik searah (DC = Direct Current) dengan kekuatan tertentu. Bila telah

mendapat karakteristik magnetisme kapal tertentu kumparan ini kemudian dilepas

(sifatnya proteksi sementara).

18. Retentive Error, adalah perobahan nilai deviasi pedoman yang terjadi karena kapal

berlayar dengan haluan tetap dalam waktu yang cukup lama (lebih dari 12 jam) karena

adanya induksi terhadap magnetisme remanen. Kesalahan ini tidak dapat ditimbal. Oleh

karenanya navigator harus menentukan kesalahan pedoman dari waktu kewaktu,

sedikitnya satu kali dalam satu periode jaga, bila dimungkinkan (keterangan lebih lanjut

pada penjelasan di belakang).

Page 10: BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. II...BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. Pedoman magnet dan magnetisme Pada Bab I telah dibahas tentang pedoman magnet secara

19. Full compensation. Diartikan sebagai penimbalan penuh atau penimbalan secara

menyeluruh. Penimbalan separti ini umumnya dilakukan dalam hal-hal tertentu

misalnya:

a. Pada saat kapal selesai di bangun (kapal baru) turun dari galangan atau setelah

melakukan dok besar (special survey)

b. Bila bangunan kapal bagian atas mengalami perobahan yang cukup besar, misalnya

perobahan konstruksi batang pemuat, adanya pemasangan generator darurat di atas

dek, merobah kapal misalnya dari jenis ro-ro ke jenis feeder(container)

c. Bila setelah sekian lama kapal tidak beroperasi (moth-ball)

d. Setelah kapal mengalami kebakaran yang cukup besar.

20. Simpangan senget, yaitu terjadi karena:

a. Adanya uraian vertical dari magnet permanent (batang R)

b. Adanya pengaruh magnetisme transient k.V

c. Adanya magnetisme transient pada waktu kapal senget, diinduksi oleh intensitas

vertikal e.V

Secara definitive, ‘simpangan senget adalah perobahan deviasi yang disebabkan oleh

senget kapal. Apabila deviasi pada kapal yang senget kita sebut δs dan deviasi untuk

haluan yang sama pada kapal yang tegak adalah δt, maka simpangan senget dinyatakan

oleh selisih (δs – δt)

Contoh-contoh perhitungan tentang simpangan senget:

1) Contoh I:

Diketahui: Pada Hp = Utara dengan senget ke kiri 10º terdapat deviasi δs = +

17º, Sedangkan untuk kapal tegak pada Hp = Utara δt = +12º

Hitunglah : Koefisient senget (J)

Jawab: (δs – δt) = - J.s.cos z’

(+17º) – (+12º) = − J.( −10º).(+1)

+ 5º = + 10.J

Jadi: J = + 0,5º

2) Contoh 2:

Diketahui: Pada Hp = 202,5º dengan senget ke kanan 12º terdapat deviasi δs

= + 7º, Sedangkan daftar kemudi haluan yang sama untuk kapal tegak

memberikan δt = −1º

Page 11: BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. II...BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. Pedoman magnet dan magnetisme Pada Bab I telah dibahas tentang pedoman magnet secara

Hitunglah : Koefisient senget (J)

Jawab: (δs – δt) = − J.s.cos z’

(+7º) – (−1º) = −J.(+12º).Cos 202,5º

+8º = + 11,1º J

J adi: J = +8 / 11,1 = + 0,72º

3) Contoh 3:

Diketahui: Pedoman di kapal memiliki koefisien senget J = +0,6º. Hp = 155º

dengan senget ke kiri 10º. Deviasi pada kapal tegak (δt) = +9º

Hitunglah : Deviasi senget dan Haluan magnetisnya (Hm)

Jawab: (δs – δt) = − J.s.cos z’

δs − (+9º) = − (+0,6º).(−10º).Cos 155º

δs − 9º = 6º (− cos 25º) = − 6º x 0,9

δs = +9º - 5,4º = +3,6º = + 4º

Hm = Hp + δs = 155º + 4 = 159º

C. RUMUS-RUMUS DALAM MENIMBAL PEDOMAN MAGNET

1. Gaya pengarah rata-rata (H’) = 0,85 x H; H = Intensitas horizontal

2. Nilai deviasi yand disebabkan oleh batang P: δP = (P/λH)x sin z’; z’ = Haluan pedoman

3. Nilai deviasi oleh batang Q: δQ = (Q/λH) x cos z’

4. Rumus dasar deviasi (δP + δQ ) = (P/λH) . sin z’ + (Q/λH) . cos z’

5. Simpangan senget: (δs – δt) = − J.s.cos z’; J (+) artinya jarum pedoman ditarik ke -

lambung yang lebih tinggi.

6. Rumus umum deviasi (Airy & Archibald Smith) :

Aº sifat: tetap

Bº.sin z’ + Cº.cos z’ sifat: semi sirkulair

Dº.sin 2z’ + Eº.cos 2z’sifat: kuadrantal

Pada rumus Airy & Archibald Smith tersebut diatas, A, B, C, D dan E disebut koefisien

deviasi, dengan uraian sebagai berikut:

A = (d –b)/2λ.

Nilai A tidak terikat dengan z’ dan tidak tergantung lintang. Nilai A merupakan nilai

kesalahan tetap yang sering disebut sebagai salah kolimasi.

δz’ = Aº + Bº.sin z’ + Cº.cos z’ + Dº.sin 2z’ + Eº.cos 2z’

Page 12: BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. II...BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. Pedoman magnet dan magnetisme Pada Bab I telah dibahas tentang pedoman magnet secara

B = (P/λH) + (c.tg i/ λ)

B merupakan penyimpangan semi-sirkulair. Tergantung dari H dan I jadi berobah

dengan lintangnya. Nilai B trerjadi oleh gaya-gaya membujur P dan c.V

C = (Q/λH) + (f.tg i/ λ)

Nilai C tergantung dari H dan i. Terjadi karena gaya-gaya horizontal melintang Q

dan c.V

D = (a-e)/2 λ

Nilai D tidak tergantung pada H dan I, sehingga nilainya tidak berobah pada

perobahan lintang. D merupakan factor penyimpangan quadrantal. Umumnya

bernilai positif (+)

E = (d + b) /2 λ

Nilai E tidak tergantung H dan I sehingga tidak berobah pada perobahan lintang.

Nilai E pada umumnya sangat kecil.

D. PERSIAPAN MENIMBAL PEDOMAN

1. Kapal harus duduk tegak, juga pada penimbalan simpangan senet

2. Kapal harus diusahakan duduk dengan sarat rata (even keel)

3. Semua bagian besi harus berada di tempat –tempat separti keadaan sedang berlayar.

Atau dengan kata lain, kapal harus siap laut secara magnetis.

4. Kapal tidak boleh berada di dekat massa besi yang besar separti: dok, tongkang, pabrik,

dan sejenisnya.

E. KETENTUAN LAIN DALAM PENIMBALAN PEDOMAN

1. Koefisien A dan E tidak ditimbal (pelajari paragraph A diatas)

2. Magnet-magnet penimbal tidak boleh terlalu dekat dengan mawar pedoman

3. Jarak magnet ke pertengahan mawar pedoman paling sedikit 2 x panjang magnet dan

harus lebih dari 40 cm)

F. PELAKSANAAN MENIMBAL PEDOMAN

Urutan penimbalan dalam praktek adalah sebagai berikut (Capt. H.R. Subekti):

1. Pasanglah korektor-D secara perkiraan. Catat jaraknya ke mawar pedoman

2. Pasanglah batang flinder secara perkiraan pula.

3. Arahkan haluan kapal untuk Timur magnetis

Page 13: BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. II...BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. Pedoman magnet dan magnetisme Pada Bab I telah dibahas tentang pedoman magnet secara

4. Timballah simpangan senget dengan menggeser kedudukan batang R

5. Perbaiki batang flinder, sehingga setengah deviasi dapat dihilangkan

6. Perbaiki korektor P (membujur) dan buatlah deviasi = nol

7. Arahkan haluan kapal untuk Utara magnetis atau Selatan Magnetis

8. Pasanglah magnet melintang (Korektor Q) dan buatlah deviasi = nol

9. Arahkan haluan kapal untuk Barat-magnetis dan buatlah deviasi menjadi berkurang

sampai setengahnya dengan cara menggeserkan lebih jauh magnet membujur (maka B

= 0)

10. Arahkan haluan kapal untuk Selatan magnetis atau Utara magnetis dan buatlah deviasi

menjadi berkurang setengahnya dengan cara menggeserkan lebih jauh magnet

melintang (maka C = 0)

11. Arahkan haluan kapal untuk salah satu dari surat antara induk magnetis dan perbaikilah

korektor D sehingga deviasi = nol

12. Arahkan kapal pada haluan yang berbeda 90º dengan haluan terdahulu dan geserlah

lebih jauh korektor D sedemikian rupa sehingga deviasi menjadi berkurang sampai

setengahnya

13. Periksa ulang apakah B dan C perlu ditimbal ulang

14. Buatlah daftar/table deviasi.

Pelaksanaan penimbalan pedoman harus dilakukan oleh seorang yang sudah ahli, dan untuk

kepentingan administrasi, harus oleh mereka yang memiliki sertifikat sebagaimana mestinya

(qualified and certified technician).

Langakah-langkah secara umum dalam pemeriksaan pedoman adalah sebagai berikut (oleh

seorang teknisi yang sudah ahli):

1. Periksa apakah terdapat gelembung air dalam ketel pedoman (pedoman cair).

Tambahkan cairan melalui lobang pengisian bila terdapat gelembung udara. Adanya

gelembung udara yang besar boleh jadi menunjukkan adanya kebocoran pada ketel

pedoman. Bawalah ke tempat perbaikan untuk diganti ‘gasket’nya dan perawatan lain

yang memadai.

2. Periksa gerakan cincin lenja. Bersihkan dan berikan vaselin pada bagian-bagian

bergerak agar tidak berkarat dan macet.

3. Gerak-gerakkan bola penimbal mendekati dan menjauh dari pedoman serta lakukan

pemutaran secara mendatar. Bila pedoman berputar lebih dari 2º maka bola-bola

penimbal perlu dinetralkan kembali (Annealed) dengan cara membakarnya sampai

Page 14: BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. II...BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. Pedoman magnet dan magnetisme Pada Bab I telah dibahas tentang pedoman magnet secara

berwarna merah kemudian dinginkan secar perlahan sampai kembali pada temperature

normal..

4. Periksa batang-batang flinder dengan cara membalikkan kedudukannya. Bila piringan

pedoman berputar lebih dari 2º maka batang-batang flinder harus dinetralkan kembali

sama separti bola-bola penimbal (annealed)

5. Cocokkan penunjukan pedoman dengan ‘Master Gyro Compass’ dan ‘repeater-

repeaternya untuk ketepatan haluan kapal

6. Pasang magnet-magnet penimbal separti kedudukan sebelumnya.

7. Periksa semua benda-benda magnetis, massa besi berada pada posisi ‘melaut’ separti

batang pemuat, pintu-pintu kedap air, cargo-crane, dan sebagainya. Semua peralatan

navigasi dan komunikasi separti Radar, RDF, Radio komunikasi dan lainnya

dihidupkan selama memutar kapal (swinging the ship)

8. Siapkan bendera isyarat internasional OQ (Oscar + Quebeq) untuk dikibarkan.

Pada waktu memutar kapal, pilihlah juru-mudi yang terbaik sehingga penunjukan haluan

kapal dapat tepat dan pada waktu kapal harus ‘steady course’ dapat benar-benar steady pada

haluan yang diperintahkan. Setiap haluan yang diminta harus dapat bertahan sedikitnya 2

menit sebelum penyetelan berikutnya dilakukan, untuk menghindari pengaruh ‘gaussin

error’.

Apabila tidak ada teknisi yang dapat ditunjuk untuk melakukan pemeriksaan pedoman,

maka langkah-langkah berikut ini boleh jadi cukup bermanfaat bila dilakukan dengan benar:

1. Pada waktu kapal sedang berlayar, kemudikan haluan Utara (000º) dan stel magnet

senget sehingga memperoleh oscilasi yang minimum.

2. Robah haluan menjadi 090º (Timur). Setelah berhaluan 090º lebih dari 2 menit, ambil

atau pasang atau gerakkan ke depan/belakang batang magnet B (Korektor P) untuk

menjadikan deviasi = 0 (nol)

3. Robah haluan menjadi 180º (Selatan). Biarkan kapal berhaluan 180º selama 2 menit.

Kemudian ambil atau pasang atau gerakkan ke samping kanan/kiri magnet batang C

(Korektor Q) sehingga memperoleh deviasi pada haluan itu = 0 (nol)

4. Robah haluan menjadi 270º (Barat). Tunggu kapal berhaluan 270º selama 2 menit,

kemudian gerakkan batang B sehingga nilai deviasi pada haluan tersebut menjadi ½

dari nilai sebelum di gerakkan.

Page 15: BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. II...BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. Pedoman magnet dan magnetisme Pada Bab I telah dibahas tentang pedoman magnet secara

5. Robah haluan menjadi 000º (Utara). Setelah 2 menit berhaluan 000º gerakkan magnet

batang C sehingga deviasi menjadi ½ dari nilai sebelumnya.

6. Robah haluan menjadi 045º atau 135º atau 225º atau 315º kemudian gerakkan bola-bola

penimbal mendekati atau menjauh dari pedoman sehingga kesalahan menjadi minimum

7. Robah haluan menjadi 135º atau 225º atau 315º atau 045º (90º dari haluan pada nomor

6), kemudian gerakkan bola-bola penimbal sehingga mengurangi kesalahan menjadi ½

dari nilai sebelumnya.

8. Lakukan pemutaran kapal 360º dan tentukan kesalahan setiap perobahan haluan 45º

dengan cara membaring benda jauh atau memutar mengelilingi rambu tetap di laut.

Catat hasilnya untuk digunakan sebagai dasar pembuatan daftar/kartu deviasi

(deviation card). Apabila dalam menarik garis lengkung deviasi berdasarkan catatan

yang dibuat tidak / kurang lurus, agar dibuat sedemikian rupa sehingga garis lengkung

tersebut merupakan sinusoida yang simetris.

Page 16: BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. II...BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. Pedoman magnet dan magnetisme Pada Bab I telah dibahas tentang pedoman magnet secara

Catatan untuk magnetisme remanen:

- sifat induksi sementara

- tidak dapat ditimbal

Keterangan gambar:

1. Posisi 1: Semua besi melintang (1/2 lunak) di induksi oleh medan magnet

bumi. Di lambung kiri merah dan lambung kanan biru

2. Posisi 2: Sesaat setelah berobah haluan, kutub-kutub magnetik tetap (kiri

merah – kanan biru). Terjadi deviasi (Dalil: berobah kekanan deviasi

negative atau ke kiri). ∆H = 90º maka deviasi maksimum

3. Posisi 2a: Setelah mengikuti haluan tetap ke Selatan maka besi membujur

di induksi sehingga terjadi kutub-kutub magnet (buritan merah, haluan

biru)

4. Posisi 3: Setelah berhaluan Barat, sesaat induksi masih tetap.

Page 17: BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. II...BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. Pedoman magnet dan magnetisme Pada Bab I telah dibahas tentang pedoman magnet secara

5. Posisi 3a: Setelah beberapa lama berhaluan Barat besi melintang di

induksi

6. Posisi 4: Setelah berhaluan Utara, sesaat induksi tetap.

7. Posisi 4a: Setelah beberapa lama berhaluan Utara besi membujur di

induksi, dan seterusnya

Catatan:

Berobah haluan ke kanan, deviasi ke kiri (-)

Berobah haluan ke kiri, deviasi ke kanan (+)

Beberapa benda / alat di kapal yang dapat menimbulkan deviasi bila didekatkan pada pedoman

magnet antara lain:

1. Senjata api

2. Muatan besi/baja

3. Batang pemuat yang terangkat

4. Gulungan kabel

5. Pintu baja di anjungan

6. Laci meja peta

7. Repeater yang dapat dipindahkan

8. Jendela dan ‘ports’

9. Pistol isyarat

10. Telephone

11. Roda kemudi metal

12. Pisau

13. Jam tangan, rangka kaca mata

14. Pena, Kepala ikat pinggang

15. Peniti

16. Landing craft

* Sumber: Nathaniel Bowditch, American Practical Navigator, 2002

Beberapa peralatan elektrik/elektronik yang dapat menimbulkan deviasi bila didekatkan pedoman

magnet antara lain:

1. Motor listrik

2. Pengendali magnetik

3. Gyro repeater

4. Nonmarried conductors

5. Loudspeaker

6. Indikator listrik

7. Mesin Las listrik

8. Rangkaian tenaga listrik yang besar

9. Lampu sorot / senter

10. Tombol-tombol listrik/elektronik

11. Headphone

12. Windshield wiper

13. Rudder Indicator

14. Minesweeping power circuit

15. Engine Telegraph

16. Radar

17. Magnetically controlled switches

18. Radio Transmitter

19. Radio Receiver

20. Voltage Regulator

Page 18: BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. II...BAB II DASAR-DASAR MENIMBAL PEDOMAN A. UMUM 1. Pedoman magnet dan magnetisme Pada Bab I telah dibahas tentang pedoman magnet secara

SOAL – SOAL MANDIRI

1. Apa yang di maksud magnet ?

2. Sebutkan macam-macam magnet ?

3. Sebutkan beberapa benda / alat di kapal yang dapat menimbulkan deviasi bila didekatkan pada pedoman magnet ?

4. Apa yang di maksud gaya korsitif ?

5. Sebutkan unsur-unsur magnetisme bumi ?