Upload
lamtuong
View
232
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PEDOMANPOLA PEMBIAYAAN INVESTASI INFRASTRUKTUR DAN OPTIMALISASI ASET BIDANG PUPR
DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
PEDOMANPOLA PEMBIAYAAN INVESTASI INFRASTRUKTUR DAN OPTIMALISASI ASET BIDANG PUPR
DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Pedoman ini dirancang untuk memberikan informasi tentang ruang lingkup Pola Pembiayaan InvestasiInfrastruktur dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR saja. Informasi yang diberikan tidak bermaksud untukmemberikan saran profesional, legal atau lainnya. Dalam hal membutuhkan keahlian semacam itu,berkonsultasilah kepada profesional yang sesuai. Pedoman ini bukanlah informasi lengkap tentangmasalah tersebut diatas dan hanya berfungsi sebagai panduan umum atau materi pendukung, bukansebagai sumber utama informasi subjek.
Pedoman ini diterbitkan pada bulan Juli 2017 dimaksudkan hanya untuk tujuan publikasi pada saatdicetak. Tim Penyusun tidak bertanggungjawab terhadap perubahan informasi yang diterbitkankemudian.
DISCLAIMER
Daftar Isi
| Daftar Isi
| Glossary
| Daftar Singkatan
| Sambutan Direktur Jenderal Bina Konstruksi
| Sambutan Direktur Bina Investasi Infrastruktur
| Pengantar Tim Penyusun
| I. Pembangunan Infrastruktur 2015-2019
| II. Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
| A. Definisi
| B. Kerangka Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
| 1. Sumber Pembiayaan Investasi Infrastruktur
| 2. Media Pembiayaan Investasi Infrastruktur
| 3. Pola dan Instrumen Pembiayaan Investasi Infrastruktur
| C. Alternatif Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
| IV. Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur Bidang PUPR
| A. Definisi
| B. Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur PUPR
| 1. Instrumen Pembiayaan: Obligasi/Bond
| 2. Instrumen Pembiayaan: Sukuk
| 3. Instrumen Pembiayaan: Sukuk Mudharabah
| 4. Instrumen Pembiayaan: Saham/Equity
| 5. Instrumen Pembiayaan: Kontrak Investasi Kolektif-Efek Beragun Aset (KIK-EBA)
| 6. Instrumen Pembiayaan: Efek Beragun Aset-Surat Partisipasi (EBA-SP)
| 7. Instrumen Pembiayaan: Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA) Direct
| 8. Instrumen Pembiayaan: Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA) Indirect
| 9. Instrumen Pembiayaan: Dana Investasi Real Estate (DIRE) Tanpa Entitas
| 10. Instrumen Pembiayaan: Dana Investasi Real Estate (DIRE) Dengan Entitas
| 11. Instrumen Pembiayaan: Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT) Utang
| 12. Instrumen Pembiayaan: Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT) Ekuitas
4
6
13
15
17
18
18
19
25
28
29
29
31
32
33
34
36
14
21
28
18
30
37
35
26
38
39
40
10
Daftar Isi
5 Title of the book
| 13. Pola Pembiayaan: Syariah
| 14. Pola Pembiayaan: Modal Ventura
| 15. Pola Pembiayaan: Corporate Social Responsibility
| 16. Pola Pembiayaan: Project Finance
| 17. Pola Pembiayaan: Corporate Finance (Loan)
| C. Pembiayaan Investasi Infrastruktur Bidang PUPR
| 1. Sektor: Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
| 2. Sektor: Penyelenggaraan Jalan Nasional (Bina Marga)
| 3. Sektor: Pengembangan dan Pembinaan Infrastruktur Permukiman
(Cipta Karya)
| 4. Sektor: Penyediaan Perumahan
| V. Strategi Optimalisasi Infrastruktur Bidang PUPR
| VI. Potensi Dan Optimalisasi Infrastruktur Bidang PUPR
| A. Sektor: Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
| B. Sektor: Penyelenggaraan Jalan Nasional (Bina Marga)
| C. Sektor: Pengembangan dan Pembinaan Infrastruktur Permukiman (Cipta Karya)
| D. Sektor: Penyediaan Perumahan
| Lampiran
| - Metodologi Pendanaan Proyek Infrastruktur
| - Pipeline Alternatif Penyediaan Infrastruktur
| - Sumber Pembiayaan vs Instrumen Pembiayaan vs Pipeline
| - Lembaga Pembiayaan Infrastruktur di Luar Negeri
| - Pembiayaan Infrastruktur di Luar Negeri Melalui Dana Pensiun
| - Pembiayaan Infrastruktur di Luar Negeri Melalui Skema Pembiayaan Kolektif
| - Pembiayaan Infrastruktur di Malaysia MelaluiTabung Haji
| - Pembiayaan Infrastruktur di Tiongkok Melalui Estafet Financing
| - Pembiayaan Infrastruktur Melalui Social Finance
41
42
43
46
46
46
47
49
50
50
5152
53
54
55
56
4445
47
5758
59
6061
62
63
Glossary
Efek dalam istilah bahasa Inggris disebut security adalah suatu surat berharga yang bernilai serta
dapat diperdagangkan . Efek dapat dikategorikan sebagai hutang dan ekuitas seperti obligasi
dan saham. Perusahaan atapun lembaga yang menerbitkan efek disebut penerbit. Efek
tesebut dapat terdiri dari surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham,
obligasi, unit penyertaan kontrak investasi kolektif (seperti misalnya reksadana, kontrak
berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek).
Equity Hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua liabilitas.
Fund Manager Seseorang yang akan mengurus dana investor yang telah terkumpul untuk ditempatkan ke
berbagai instrumen investasi. Fund manager harus mengamati pergerakan pasar – dibantu
oleh Research Analyst. Fund manager akan menyusun strategi investasi yang tepat demi
mencapai target hasil investasi yang diinginkan. Contoh produk yang dikelola oleh Fund
Manager adalah Reksa Dana.
Greenfield Proyek masih dalam tahap awal eksekusi.
Hibah Pemberian (dengan sukarela) dengan mengalihkan hak atas sesuatu kepada orang atau
pihak lain tanpa mengharap balasan.
IKNB Institusi Keuangan Non Bank
Kegiatan jasa keuangan yang disediakan oleh lembaga keuangan selain bank yang
mencakup dana pensiun, lembaga pembiayaan, lembaga penjaminan, pegadaian,
perusahaan perasuransian dan lembaga yang menyelenggarakan jaminan sosial, pensiun
dan kesejahteraan yang bersifat wajib dan industri keuangan nonbank lainnya.
Initial Public Offering (IPO) adalah penawaran pertama harga oleh perusahaan terbuka yang melantai di bursa saham.
IPO seringkali menjadi solusi yang sangat baik bagi perusahaan-perusahaan swasta baru
dan/atau hanya memiliki modal terbatas yang ingin berkembang dengan tambahan modal
dari publik tersebut, namun belakangan terlihat perusahaan-perusahaan besar juga ikut
melantai di bursa saham.
Investor-Pribadi (individu) Individu-individu yang melakukan aktivitas investasi.
KIK EBA Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset
Salah satu alternatif investasi dimana Manajer Investasi menghimpun dana dari masyarakat
kemudian dana tersebut dibelikan aset keuangan yang berupa tagihan seperti tagihan kredit
perumahan (KPR) dari bank yang memberikan KPR.
KPBU Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha/Swasta dalam penyediaan Infrastruktur.
Koperasi Organisasi ekonomi yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan
bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan asas kekeluargaan.
Kupon (Coupon ) Bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala (Biasanya kupon akan dibayarkan
setiap 3 atau 6 bulanan). Jatuh Tempo (Maturity ) adalah tanggal dimana pemegang
obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok (nilai nominal) obligasi yang
dimilikinya.
Lembaga Keuangan Syariah adalah badan usaha yang kegiatannya di bidang keuangan syariah dan asetnya berupa aset-
aset keuangan maupun non keuangan berdasarkan prinsip syariah dan tidak menyalahi
Dewan Syariah Nasional.
Lembaga Multilateral Lembaga internasional yang menetapkan aturan perilaku internasional, misalnya Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO) dan Dana Moneter Internasional (IMF).
Lembaga Pembiayaan Non
Bank
Semua lembaga (badan) yang melakukan kegiatan dalam bidang keuangan yang secara
langsung atau tidak langsung menghimpun dana dengan cara mengeluarkan surat-surat
berharga, kemudian menyalurkan kepada masyarakat terutama untuk membiayai investasi
perusahaan-perusahaan.
Loan Pinjaman atau kredit yang diberikan secara bersama oleh lebih dari satu bank atau lembaga
lain kepada debitur tertentu. Kredit yang diberikan secara sindikasi dapat berupa kredit
investasi ataupun kredit modal kerja.
Glossary
Manajer Investasi adalah manajemen profesional yang mengelola beragam sekuritas atau surat berharga
seperti saham, obligasi dan aset lainnya seperti properti dengan tujuan untuk mencapai
target investasi yang menguntungkan bagi investor. Investor tersebut dapat berupa institusi
( perusahaan asuransi, dana pensiun, perusahaan dll) ataupun dapat juga merupakan
investor perorangan, di mana sarana yang digunakan biasanya berupa kontrak investasi
atau yang umumnya digunakan adalah berupa kontrak investasi kolektif (KIK) seperti
reksadana.
Manajer Properti adalah manajemen profesional yang berbentuk sekelompok orang atau organisasi dengan
tujuan mengelola harta kekayaan yang terbatas untuk barang berwujud yang dimiliki oleh
perorangan atau perusahaan guna mencapai tujuan yang telah di tentukan.
Modal Ventura Investasi dalam bentuk pembiayaan berupa penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan
swasta sebagai pasangan usaha (investee company) untuk jangka waktu tertentu. Pada
umumnya investasi ini dilakukan dalam bentuk penyerahan modal secara tunai yang ditukar
dengan sejumlah saham pada perusahaan pasangan usaha.
Murabahah Wal-Istishna Merupakan akad dimana Investor menyediakan barang tertentu dan melakukan kontrak
untuk penjualan kembali ke klien dan perjanjian margin yang disepakati. Pembayaran atas
barangnya dilakukan secara cicilan selama periode pembiayaan.
Musyarakah mutanaqisah Produk turunan dari akad musyarakah, yang merupakan bentuk akad kerjasama antara
dua pihak atau lebih. Musyarakah atau syirkah adalah merupakan kerjasama antara modal
dan keuntungan. Sementara mutanaqisah merupakan musyarakah menurun, yang berarti
mengurangi secara bertahap.
Municipal Development Fund merupakan suatu perantara pembiayaan (financial intermediary) yang dikhususkan kepada
pembiayaan infrastruktur bagi Pemerintah Daerah. MDF dapat memberikan pembiayaan
berbasis utang maupun hibah, baik dengan cara memberikan pinjaman langsung, tak
langsung, menerbitkan surat utang, maupun meneruskan hibah.
Obligasi Surat berharga yang menunjukkan bahwa penerbit obligasi meminjam sejumlah dana
kepada masyarakat dan memiliki kewajiban untuk membayar bunga secara berkala dan
kewajiban melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentuan kepada pihak pembeli
obligasi tersebut.
Pasar Modal adalah sebuah pasar atau instrumen keuangan yang memperjual belikan surat-surat
berharga berupa obligasi dan equitas atau saham untuk jangka panjang yang diterbitkan
oleh pemerintah maupun perusahaan swasta, dan kegiatannya dilaksanakan di bursa
dimana tempat bertemunya para pialang yang mewakili investor. Tidak hanya itu, selain
perusahaan atau pialang, di dalamnya juga termasuk lembaga ataupun institusi yang terkait
dengan efek.
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank. Dimana pengertian bank adalah
lembaga keuangan yang memiliki wewenang untuk menerima deposito atau tabungan dari
masyarakat (nasabah) serta mengeluarkan kredit atau pinjaman kepada masyarakat
(nasabah).
Pinjaman (Loan) secara umum adalah dana / uang yang disediakan oleh lembaga keuangan untuk pihak lain
dengan pemberian bunga dalam jumlah tertentu, yang harus dilunasi dengan cara
mengangsur dalam kurun waktu yang telah ditentukan sesuai kesanggupan nasabah.
PINA Pembiayaan Investasi Non Anggaran (Non Anggaran Pemerintah)
Mekanisme pembiayaan proyek investasi prioritas yang dananya bersumber selain dari
Anggaran Pemerintah yang didorong dan difasilitasi oleh Kementerian PPN/Bappenas.
Project Finance Pembiayaan proyek jangka menengah sampai panjang dengan agunan proyek yang
dibiayai, dan sumber pelunasan berasal dari cash flow yang dihasilkan oleh proyek yang
dibiayai. Ukuran feasibility proyek ditentukan oleh instrumen yang terdapat dalam proyek itu
sendiri.
PSN Proyek Strategis Nasional
Dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional, disebutkan, Proyek Strategis Nasional adalah proyek yang
dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau badan usaha yang memiliki
sifat strategis untuk peningkatan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah.
Glossary
RDPT Reksa Dana Penyertaan Terbatas
Salah satu jenis investasi yang didekasikan untuk menampung dana besar di pasar modal,
terlebih dana investasi asing, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mempersiapkan derasnya
aliran dana pemodal asing. Pada RDPT jumlah pihak yang berinvestasi pada reksa dana
tidak boleh lebih dari 50 pihak.
RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang terdiri dari :
RPJM Nasional I Tahun 2005–2009,RPJM Nasional II Tahun 2010–2014, RPJM Nasional III
Tahun 2015–2019, RPJM Nasional IV Tahun 2020–2024. RPJM tersebut kemudian
dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahunnya.
RPJPN Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Dokumen perencanaan pembangunan nasional. Dokumen perencanaan pembangunan ini
merupakan bentuk dari penjelasan tujuan dibentuknya pemerintahan negara Indonesia
yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu perusahaan. Jika
anda membeli saham berarti anda membeli sebagian kepemilikan atas perusahaan tersebut.
Dan anda berhak atas keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen, jika perusahaan
membukukan keuntungan.
Sekuritisasi Proses penjualan aset piutang dari kreditor awal kepada pihak lain (dalam hal ini investor),
sehingga kreditor awal menerima dana segar dari penjualan piutang, dan investor akan
menerima bunga dengan memegang investasi yang berasal dari investasi tersebut.
SLA Subsidiary Loan Agreement
adalah pinjaman pemerintah yang bersumber dari pinjaman luar negeri dan
diteruspinjamkan ke BUMN/BUMD/Pemda.
Social Finance adalah sebuah pendekatan untuk memobilisasi modal swasta yang memberikan bukan
hanya keuntungan ekonomi, tetapi juga sosial dan lingkungan.
SPV Special Purpose Vehicle
Atau Entitas, adalah sebuah perusahaan yang dibuat dengan tujuan khusus tertentu,
misalnya untuk menyelesaikan project tertentu, dengan tujuan untuk isolate financial risk.
Sukuk Surat Berharga Syariah Negara Ritel atau biasa disebut Sukuk Ritel merupakan surat
berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prisnsip syariah sebagai bukti atas bagian
penyertaan terhadap Aset Surat Berharga Syariah Negara, yang dijual kepada individu
(Ritel) atau perseorangan Warga Negara Indonesia melalui Agen Penjual, dengan volume
minimum yang ditentukan.
Sukuk Mudharabah Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad mudharabah, dimana satu pihak
menyediakan modal (rab-al-maal/shahibul maal) dan pihak lain menyediakan tenaga dan
keahlian (mudharib), keuntungan dari kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan proporsi
perbandingan (nisbah) yang disepakati sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung
sepenuhnya oleh pihak penyedia modal, sepanjang kerugian tersebut tidak ada unsur moral
hazard (niat tidak baik dari mudharib).
Sukuk Musyarakah Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad musyarakah, dimana dua pihak
atau lebih bekerjasama menggabungkan modal untuk membangun proyek baru,
mengembangkan proyek yang sudah ada, atau membiayai kegiatan usaha. Keuntungan
maupun kerugian yang timbul ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal
masing-masing pihak.
Surat Utang Surat berharga yang berupa surat pengakuan hutang yang pembayaran meliputi bunga dan
pokoknya oleh sesuai dengan masa berlakunya.
Glossary
Syariah adalah menetapkan norma norma hukum (Islam) untuk menata kehidupan manusia baik
dalam hubungannya dengan Tuhan maupun dengan umat manusia lainnya.
Trust Fund adalah sejumlah aset finansial yang dapat berupa properti, uang, sekuritas (Trust ) yang
oleh orang atau lembaga (Trustor/Donor/Grantor) dititipkan atau diserahkan untuk di kelola
dengan baik oleh sebuah lembaga (Trustee ) dan disalurkan atau dimanfaatkan untuk
kepentingan penerima manfaat (Beneficiaries ) sesuai dengan maksud dan tujuan yang
dimandatkan.Beberapa bentuk Trust Fund : Endowment Fund (Dana Abadi), Revolving Fund (Dana Bergulir), Sinking Fund (Dana Menurun), Mixed Trust Fund .
Unit Penyertaan Satuan ukuran yang menunjukkan bagian kepentingan setiap pihak dalam portofolio
investasi kolektif, seperti Reksa Dana, RDPT, DIRE, DINFRA.
VGF Viability Gap Fund
Dana talangan yang diberikan oleh pemerintah untuk proyek-proyek infrastruktur. VGF
diberikan untuk proyek infrastruktur yang tidak memiliki keuntungan besar atau memiliki
waktu balik modal yang lama supaya investor masih tetap tertarik untuk mengikuti tender
tersebut.
Daftar Singkatan
ADB Asian Development Bank
AIIB Asian Infrastructure Investment Bank
AP Availability Payment
APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional
AusAID Australian AID
BPJS-TK Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
BPR Bank Pengkreditan Rakyat
BTS Base Transceiver Station
BUMD Badan Usaha Milik Daerah
BUMN Badan Usaha Milik Negara
CSR Corporate Social Responsibility
Dapen Dana Pensiun
DINFRA Dana Investasi Infrastruktur
DIRE Dana Investasi Real Estate
EBA SP Efek Beragun Aset Surat Partisipasi
EBRD European Bank for Reconstruction and Development
EIB European Investment Bank
ESDM Energi Sumber Daya Mineral
IDB Islamic Development Bank
IKNB Institusi Keuangan Non Bank
IPA Instalasi Pengolahan Air
IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah
IPLT Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
JICA Japan International Coorporation Agency
JV Joint Venture
KIK EBA Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset
K/L Kementerian/Lembaga
Daftar Singkatan
Kemenkominfo Kementerian Komunikasi dan Informatika
KSO Kerja Sama Operasioanal
KSP Kerja Sama Pemanfaatan
KSPI Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur
KPBU Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha
KPR Kredit Pemilikan Rumah
KPS Kerja Sama Pemerintah Swasta
KRS Kredit Rumah Susun
LKNB Lembaga Keuangan Non Bank
MBR Masyarakat Berpenghasilan Rendah
MDF Municipal Development Fund
MoU Memorandum of Understanding
Monev Monitor dan Evaluasi
MTN Medium Term Notes
MUI Majelis Ulama Indonesia
Munas Musyawarah Nasional
Perpres Peraturan Presiden
Permen Peraturan Menteri
PINA Pembiayaan Investasi Non Anggaran (Non Anggaran Pemerintah)
PJPK Penanggung Jawab Proyek Kerjasama
PK Pemegang Konsesi
PLTA Pembangkit Listrik Tenaga Air
PLTMH Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro
PLTS Pembangkit Listrik Tenaga Surya
PLTSa Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
PP Peraturan Pemerintah
PSN Proyek Strategis Nasional
PUPR Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
RDPT Reksa Dana Penyertaan Terbatas
Rp Rupiah
Daftar Singkatan
RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RPJPN Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Rusun Rumah Susun
SBS Sindikasi Bank Syariah
SDA Sumber Daya Air
SLA Subsidiary Loan Agreement
SPAM Sistim Penyediaan Air Minum
SPC Special Purpose Company
SPV Special Purpose Vehicle
TA Tahun Anggaran
TOD Transit Oriented Development
TPA Tempat Pembuangan Akhir
PMN/D Penanaman Modal Negara/Daerah
PMV Perusahaan Modal Ventura
PPP Public Private Partnership
PT SMI PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)
PT Taspen PT Tabungan dan Asuransi Pensiun (Persero)
UP Unit Penyertaan
UU OJK Undang-undang Otoritas Jasa Keuangan
VGF Viability Gap Fund
WTR Waskita Toll Road
ZIS Zakat, Infaq dan Sadaqoh
Sambutan
Direktur Jenderal Bina Konstruksi
Pembiayaan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dengan dana pemerintah
yang terbatas, maka diperlukan alternatif pembiayaan investasi
infrastruktur yang dapat digunakan untuk memenuhi pendanaan
infrastruktur, Pemerintah menawarkan solusi alternatif dalam pola
pembiayaan investasi infrastruktur, antara lain dengan Kerjasama
Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Solusi pembiayaan alternatif tersebut diharapkan dapat
meningkatkan pertumbuhan pembangunan infrastruktur nasional
dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Saya menyambut gembira terbitnya buku “Pedoman Pola
Pembiayaan Investasi Infrastruktur dan Optimalisasi Aset
Bidang PUPR” yang dapat dijadikan rujukan bagi investor dan
masyarakat yang ingin melakukan investasi infrastruktur bidang
PUPR. Semoga pedoman ini dapat direspons dengan baik oleh
investor dan masyarakat sehingga makin banyak pihak yang
berinvestasi di bidang infrastruktur PUPR.
Jakarta, Agustus 2017
Direktur Jenderal Bina Konstruksi
Ir. Yusid Toyib, M. Eng. Sc
Sambutan
Direktur Bina Investasi Infrastruktur
Dalam rangka memenuhi kebutuhan infrastruktur yang sangat besar
Pemerintah Republik Indonesia sedang berupaya keras untuk
mendorong pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah.
Program pembangunan infrastruktur tentu membutuhkan dana dan
biaya yang tidak sedikit. Terbatasnya anggaran fiskal pemerintah,
membuat Pemerintah harus menemukan pola-pola pembiayaan
alternatif dalam rangka mendukung program pembangunan
infrastruktur tersebut. Pemerintah pun memiliki aset-aset yang
sebenarnya dapat dioptimalisasi untuk meningkatkan nilai tambah
aset tersebut sekaligus memberikan alternatif solusi bagi pendanaan
proyek-proyek infrastruktur.
Sebagai respons dari kebutuhan alternatif pendanaan tersebut,
Direktorat Bina Investasi Infrastruktur berinisiatif untuk menerbitkan
buku pedoman pola pembiayaan investasi infrastruktur yang dapat
digunakan investor dalam mendorong pembiayaan alternatif non
APBN/D di bidang infrastruktur di Indonesia serta
mengoptimalisasikan aset-aset infrastruktur PUPR.
Saya menyambut baik terbitnya buku “Pedoman Pola Pembiayaan
Investasi Infrastruktur dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR”.
Semoga buku pedoman ini dapat menjadi rujukan bagi para investor
dan masyarakat yang berminat mendukung Pemerintah dalam
pembiayaan investasi infrastruktur bidang PUPR.
Jakarta, Agustus 2017
Direktur Bina Investasi Infrastruktur
Dr. Ir. H. Masrianto, MT
Pengantar
Tim Penyusun
Penyusun menyadari buku pedoman ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kami mohon maaf
apabila terdapat kekurangan dan kesalahan baik dari segi substansi maupun redaksional. Kritik dan
saran yang membangun akan sangat berguna untuk perbaikan selanjutnya.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua narasumber yang telah memberikan
kontribusi pemikiran dan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam menyusun buku ini.
Semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Jakarta, Agustus 2017
Tim Penyusun
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR dapat
terselesaikan pada TA 2017. Buku pedoman ini merupakan perwujudan dari tugas yang
diamanatkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat kepada Direktorat Jenderal
Bina Konstruksi.
Buku pedoman ini menyajikan informasi tentang ruang lingkup pola pembiayaan investasi
infrastruktur dan optimalisasi aset bidang PUPR yang dihimpun dari berbagai sumber, baik dari unit
kerja di lingkungan Kementerian PUPR maupun dari K/L terkait.
I. Pembangunan Infrastruktur
2015-2019
17Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
II. Pola Pembiayaan Investasi
Infrastruktur
B. Kerangka Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
A. Definisi:
Pola Pembiayaan (Financing) Infrastruktur adalah suatu bentuk/model
pembiayaan yang bisa dipakai untuk membuat proyek prasarana yang dapat
memperlancar mobilitas arus barang dan jasa (infrastruktur).
18Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
Keterangan:- Sumber Pembiayaan disini adalah sumber pembiayaan yang sesuai dengan karakteristik infrastruktur, yaitu jangka panjang;- Media Pembiayaan adalah media yang digunakan Sumber Pembiayaan ketika akan melakukan investasi infrastruktur;
Contoh: Pasar Modal adalah media yang tepat digunakan bagi IKNB, Investor-Pribadi dan Dana Lain untuk berinvestasi infrastruktur.
- Skema Pembiayaan adalah skema yang dimungkinkan bagi Media Pembiayaan berinvestasi infrastruktur dengan menggunakan Instrumen Pembiayaan;Contoh: Perbankan melakukan sindikasi dengan memberikan Pinjaman (Loan) kepada Entity.
Lembaga Pembiayaan Non-Bank bekerja sama dengan institusi lain (misal: entity, bank) menerbitkan KIK-EBA atau RDPT
19
1. Sumber Pembiayaan Investasi Infrastruktur
1.a. Industri Keuangan Non Bank
Berdasarkan UU OJK, industri keuangan non bank terdiri dari
Lembaga internasional yang didirikan oleh lebih dari satu negara dan tunduk dibawah hukum internasional. Pemilik atau pemegang sahamnya tak hanya pemerintah
negara, tetapi ada juga lembaga internasional dan organisasi lain.
Asian Development Bank (ADB)
Asian Infrastructure Investment Bank
(AIIB)
European Bank for Reconstruction and
Development (EBRD)
European Investment Bank
(EIB)
International Finance Corporation
(IFC)
Islamic Development Bank
(IDB)World Bank Group
Lembaga KeuanganMultilateral Lain
1.b. Lembaga Keuangan Multilateral
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
20
1.c. Investor Pribadi
OrangPerorangan
MelakukanInvestasi
Pilihan JenisInvestasi
Jangka Pendek
JangkaPanjang
1.d. Dana Hibah
LembagaDonor
AusAID
JICA
World Bank
ADB
Output Based
Hasil kinerja terukur
atas pekerjaan
Tim TeknisPUPR
Masuk Buku Biru
(Blue Book)
Infrastruktur PUPR
HibahDisetujui
Verifikasi
1.e. Corporate Social Responsibility
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
21
f. Sumber Pembiayaan Lain
Dana Haji
Setoran awal biaya penyelenggaraanibadah haji ditambah nilai manfaat.
Zakat, Infaq, Shadaqah
Kerjasama Kementerian PPN/Bappenas dengan Majelis UlamaIndonesia , Badan Amil Zakat Nasional,dan Badan Wakaf Indonesia
Nota Kesepahaman (MoU) berdasarkanfatwa MUI nomor 001/ MUNAS-IX/MUI/2015 tentang pendayagunaandana sosial keagamaan untukpembangunan sarana air minum dansanitasi
Dana Koperasi
Bersifat jangka panjang sesuai denganterm investasi di sektor infrastruktur
Menghasilkan returns atau keuntungandi atas 10 tahun
Pasar Modal
Instrumen Investasi Infrastruktur
Indeks HargaSaham Infrastruktur
Instrumen Pasar Modal Lainnya Saham
Initial Public Offering Perusahaan
InfrastrukturSurat Hutang
Sukuk/ Obligasi
2.a. Pasar Modal
2. Media Pembiayaan Investasi Infrastruktur
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
22
BerdasarkanFungsinya
Bank Sentral
Bank Umum
Bank PerkreditanRakyat
BerdasarkanKepemilikannya
Bank Pemerintah
Bank SwastaNasional
Bank Asing
Berdasarkan KegiatanOperasionalnya
Bank Konvensional
Bank Syariah
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
2.b. Perbankan
2.c. Subsidiary Loan Agreement (SLA)
23Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
2.d. Direct Lending
Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur atau Badan Usaha yang didirikan khusus untuk melakukan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan dana pada proyek infrastruktur
PT Sarana Multi Infrastruktur
(Persero)
PT. SaranaMultigriya
Finansial (Persero)
PT Indonesia Infrastructure
Finance
LembagaPembiayaan Non
Bank yang lain
2.e. Lembaga Pembiayaan Non-Bank
24
Bank Syariah BPR SyariahPegadaian
Syariah
AsuransiSyariah
Baitul MaalWattamil
Pasar Modal Syariah
ReksadanaSyariah
ObligasiSyariah
LembagaZakat
KoperasiSyariah
Wakaf Tunai
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
2.f. Lembaga Keuangan Syariah
2.g. Modal Ventura (Venture Capital)
Aset Finansial
•Property
•Uang
•Sekuritas (Trust)
Trustor/ Donor/ Grantor
•Menitipkan/ MenyerahkanAset Finansial
Lembaga Trustee
•Dikelola DenganBaik
Beneficiaries (Penerima Manfaat)
•Disalurkan danDimanfaatkan
•Sesuai MaksudTujuan
2.h. Dana Amanah (Trust Fund)
25
Deskripsi Sukuk Obligasi Saham
Prinsip Dasar Bukan merupakan surat utang, melainkan kepemilikan bersama
atas suatu aset proyek
Surat pernyataan utang dari issuer
Kepemilikan saham dalam perusahaan
Klaim Klaim kepemilikan didasari pada aset/proyek yang spesifik
Emiten menyatakan sebagai pihak peminjam
Menyatakan kepemilikan terhadap perusahaan
Penggunaan Dana Harus digunakan untuk kegiatan usaha yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah
Dapat digunakan untuk apa saja
Dapat digunakan untuk apa saja
Jenis Penghasilan Imbalan, bagi hasil, margin, capital gain
Bunga/kupon, capital gain Dividen/ capital gain
Underlying Asset Perlu Tidak perlu Tidak perlu
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
3. Pola Dan Instrumen Investasi Infrastruktur
3.a. Surat Utang (Obligasi/ Sukuk) dan Saham
3.b. Derivative / Sekuritisasi
Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT)
Efek Beragun Aset (EBA)
Efek Bersifat Utang Non Penawaran Umum atau Efek Bersifat Ekuitas Perusahaan Non Tbk dariPerusahaan Sasaran yang bergerak pada kegiatan sektor riil (produksi barang/penyediaan jasa termasukmodal kerja yang berkaitan dengan produksi barang/penyediaan jasa)
efek (surat berharga) yang terdiri sekumpulan aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari suratberharga komersial seperti tagihan kartu kredit, pemberian kredit, termasuk kredit pemilikan rumah,kredit mobil, efek bersifat utang yang dijamin pemerintah, dan arus kas. Dalam prosesnya, kreditor awal(originator) mengalihkan aset keuangannya kepada para pemegang EBA.
Dana Investasi Real Estat (DIRE)
wadah untuk menghimpun dana masyarakat, yang selanjutnya diinvestasikan pada aset real estat, asetyang berkaitan dengan Real Estat dan atau kas dan setara kas.
Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA)
wadah untuk menghimpun dana masyarakat, yang selanjutnya diinvestasikan pada aset diluar real estat,dapat di investasikan di luar NKRI (20%), dapat langsung ke proyek infrastruktur atau kepemilikan sahamdan diperbolehkan untuk greenfield project namun dibatasi max. 25%. tuk greenfield project namundibatasi max. 25%..
26Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
Selain pola-pola pembiayaan yang telah disampaikan sebelumnya, dalam upaya memenuhi
kebutuhan pendanaan investasi infrastruktur, Pemerintah mendorong terciptanya opsi pendanaan
investasi infrastruktur dengan pihak swasta, melalui Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha
(KPBU) dan skema Pembiayaan Investasi Non Anggaran (PINA).
1. Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)
Kerjasama Pemerintah dan Badan
Usaha adalah Sebuah perjanjian kontrak
antara swasta dan pemerintah, yang
keduanya bergabung bersama dalam
sebuah kerjasama untuk menggunakan
keahlian dan kemampuan masing-
masing untuk meningkatkan pelayanan
kepada publik di mana kerjasama
tersebut dibentuk untuk menyediakan
kualitas pelayanan terbaik dengan biaya
yang optimal untuk publik
2. Pembiayaan Investasi Non Anggaran (PINA)
PINA adalah “Pembiayaan
Investasi Non Anggaran
Pemerintah yang menggalang
sumber pembiayaan alternatif
agar dapat digunakan untuk
berkontribusi dalam
pembiayaan proyek-proyek
infrastruktur strategis nasional
yang mempunyai nilai
komersial dan berdampak
untuk meningkatkan
perekonomian Indonesia”
C. ALTERNATIF POLA PEMBIAYAAN INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV. Pola Pembiayaan Investasi
Infrastruktur Bidang PUPR
28Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
A. DEFINISI:
Pola Pembiayaan (Financing) Infrastruktur Bidang PUPR adalah suatu
bentuk/model pembiayaan yang dapat dipakai untuk membuat atau menghasilkan
sesuatu, dalam hal ini adalah proyek infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang dilaksanakan oleh Ditjen Sumber Daya Air, Ditjen Bina Marga,
Ditjen Cipta Karya dan Ditjen Penyediaan Perumahan.
Dalam Bab III Pasal 5 Perpres No. 38 Tahun 2015 disebutkan infrastruktur yang dapat
dikerjasamakan berdasarkan Peraturan Presiden ini adalah infrastruktur ekonomi dan
infrastruktur sosial.
Jenis infrastruktur yang termaktub dalam ruang lingkup kerja bidang PUPR sesuai
Perpres no. 38 Tahun 2015, adalah:
1. Bidang Sumber Daya Air (SDA)
2. Bidang Penyelenggaraan Jalan
Nasional (Bina Marga)
3. Bidang Pengembangan dan
Pembinaan Infrastruktur Permukiman
(Cipta Karya)
4. Bidang Penyediaan Perumahan
Infrastruktur Jalan, Infrastruktur SDA &
Irigasi, Infrastruktur Air Minum, Infrastruktur
Sistim Pengolahan Air Limbah Terpusat,
Infrastruktur Sistim Pengolahan Air Limbah
Setempat, Infrastruktur Sistim Pengolahan
Persampahan, Infrastruktur Perumahan
Rakyat
29
1. Instrumen Pembiayaan: Obligasi/Bond
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
B. Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur Bidang PUPR
Sumber: PT SMI, 2017 (dengan modifikasi)
1. Asuransi/ Dana Pensiun /BPJS-TK (investor)
menginvestasikan sejumlah dana kepada penerbit
Obligasi (Surat Hutang) melalui mekanisme surat hutang/
pinjaman langsung
2. Penerbit Obligasi meletakkan dana-dana investor pada
proyek-proyek infrastruktur dalam bentuk pinjaman
3. Proyek-proyek infratsruktur yang sudah menghasilkan
memberikan hasil pengembalian kepada Penerbit
Obligasi.
4. Penerbit Obligasi memberikan pengembalian investasi
kepada investor beserta hasil investasinya (bunga +
pokok)
1. Asuransi/ Dapen/ BPJS-TK (investor) menginvestasikan
sejumlah dana kepada Pemerintah Daerah melalui
mekanisme Obligasi Daerah (Medium Term Note).
2. Pemerintah Daerah meletakkan dana obligasi pada
proyek-proyek infrastruktur daerah.
3. Proyek-proyek infrastruktur menghasilkan aset bagi
Pemerintah Daerah.
4. Pemerintah Daerah memberikan pengembalian obligasi
kepada investor beserta hasil investasinya (bunga +
pokok)
Aplikasi OBLIGASI:
Sumber Daya Air:
Proyek Penyediaan dan Pengelolaan air baku & air tanah.
Bina Marga:
Proyek Jalan bebas hambatan (tol) dan Jembatan tol.
Cipta Karya:
Proyek Pengolahan air limbah, sampah, penyediaan air
minum.
Perumahan:
Proyek penyediaan rumah susun, rumah MBR.
30
Aplikasi SUKUK:
Sumber Daya Air:
Proyek Penyediaan dan Pengelolaan air baku & air tanah.
Bina Marga:
Proyek Jalan bebas hambatan (tol) dan Jembatan tol.
Cipta Karya:
Proyek Pengolahan air limbah, sampah, penyediaan air minum.
Perumahan:
Proyek penyediaan rumah susun, rumah MBR.
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
2. Instrumen Pembiayaan: Sukuk
1. Investor (Shohibul Maal) membentuk Entitas atau Special Purpose Vehicle (SPV) , dan meletakkan
sejumlah dana investasi
2. Entitas (SPV) tersebut meletakkan dana-dana investor kepada Penerbit Sukuk (korporat) melalui Sukuk
Musyarakah/ Mudharabah
3. Penerbit Sukuk meletakkan dana Sukuk pada proyek-proyek infrastruktur yang menguntungkan
4. Proyek-proyek infrastruktur yang telah menghasilkan mengembalikan hasil investasi kepada Penerbit
Sukuk
5. Penerbit Investor memberikan dana bagi hasil atas investasi yang ditanamkan oleh entitas SPV yang
dibentuk investor
6. Investor mendapatkan bagi hasil atas saham yang dimiliki pada perusahaan entitas SPV.
31Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
3. Instrumen Pembiayaan: Sukuk Mudharabah
Aplikasi SUKUK MUDHARABAH :
Perumahan :
KPR Rumah Susun, Rumah Tapak
1. Emiten menerbitkan sukuk sebagai sertifikat kepemilikan atas underlying asset.
2. Investor menyerahkan dana kepada emiten.
3. Dana hasil emisi sukuk dipergunakan oleh emiten untuk modal kegiatan usaha.
4. Dari kegiatan usaha emiten tersebut diperoleh pendapatan yang kemudian didistribusikan sebagai
pendapatan bagi hasil kepada investor dan emiten sesuai dengan nisbah yang disepakati.
5. Pada saat jatuh tempo, emiten membayar kembali modal kepada investor sebesar nilai sukuk pada saat
penerbitan.
Sumber: OJK, 2017
32
4. Instrumen Pembiayaan: Saham/Equity
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
Best Practise:
Semakin banyak BUJT yang dimiliki
oleh Waskita Toll Road (WTR),
semakin besar pula investasi yang
harus dikucurkan. WTR membutuhkan
ekuitas yang kuat
Strategic Investor yang digandeng
WTR mengerucut kepada dua
Lembaga Keuangan Non Bank yaitu
PT Taspen (Persero) dan PT SMI
(Persero). Investasi Taspen dan SMI
tersebut merupakan salah satu
program Pembiayaan Investasi Non
Anggaran Pemerintah (PINA).
Dana hasil PINA itu akan digunakan
untuk pengembangan jalan tol yang
dikelola oleh Waskita Toll Road.
Sumber: PT SMI, 2017
1. Investor (Asuransi/Dapen/BPJS-TK) bersama Lembaga Pembiayaan Infrastruktur (PT SMI) membentuk
sebuah perusahaan (entitas) dan menyetorkan modal sebagai penyertaan langsung atas saham (ekuitas)
perusahaan (entitas) tersebut
2. Dengan modal yang dimiliki, Perusahaan (entitas) tersebut berinvestasi pada proyek-proyek infrastruktur
dan meletakkan modalnya pada proyek-proyek tersebut
3. Setelah proyek berjalan dan menghasilkan keuntungan, perusahaan (entitas) mendapatkan bagi hasil
(dividen) yang didapat dari keuntungan proyek infrastruktur
4. Selanjutnya perusahaan (entitas) tersebut memberikan dividen bagi para pemegang sahamnya, yaitu
Investor (Asuransi/Dapen/BPJS-TK) dan Lembaga Pembiayaan Infrastruktur (PT SMI)
Aplikasi SAHAM/EQUITY:
Sumber Daya Air:
Proyek Penyediaan dan Pengelolaan air baku & air tanah.
Bina Marga:
Proyek Jalan bebas hambatan (tol) dan Jembatan tol.
Cipta Karya:
Proyek Pengolahan air limbah, sampah, penyediaan air
Minum.
Perumahan:
Proyek penyediaan rumah susun, rumah MBR.
33
1. Manajer investasi membuat KIK EBA dengan mengajak partisipasi investor untuk mengambil efeknya, dan
mengajak bank kustodion sebagai partner usaha.
2.a. KIK EBA menyampaikan efeknya ke investor.
2.b Investor membayarkan atas pembelian efek tersebut.
3.a. KIK EBA membeli protfolio aset keuangan dari Kreditur asal untuk berpindah ke KIK EBA, disimpan di bank
kustodion.
3.b. KIK EBA membayarkan sejumlah dana ke Kreditur asal.
4. Debitur/obligor membayar bunga dan cicilan pokok ke Penyedia jasa.
5. Penyedia jasa menyalurkan kembali kepada KIK EBA.
6. KIK EBA membayarkannya kepada investor.
Aplikasi KIK-EBA
KPR/ KRS/ KPRSyariah :
Rumah susun (sewa)
Sumber: OJK, 2017
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
5. Instrumen Pembiayaan: Kontrak Investasi Efek Beragun Aset (KIK-EBA)
34
1. Penerbit mengeluarkan EBA-SP dan mengajak investor untuk berpartisipasi mengambil efek
2. Investor mendapatkan efek
3. EBA SP membeli portfolio aset keuangan dari kreditur Asal
4.a Investor membayarkan nilai efek ke Bank kustodian
4.b. Bank kustodian menyampaikan uang efek ke kreditur Asal.
5. Debitur KPR membayar cicilan pokok dan bunga ke Penyedia jasa.
6. Penyedia jasa membayarkan cicilan pokok dan bunga tersebut melalui Bank kustodion
7. Bank Kustodion meneruskannya kepada investor
Sumber: OJK, 2017
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
6. Instrumen Pembiayaan: Efek Beragun Aset Surat Partisipasi (EBA-SP)
Aplikasi EBA-SP
KPR/KRS/ KPRSyariah :
Rumah susun (sewa)
35Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
7. Instrumen Pembiayaan: Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA) Direct
Aplikasi DINFRA Direct
Cipta Karya:
Proyek Pengolahan air limbah, sampah, penyediaan
air minum
Perumahan:
Rumah/Apartemen susun (sewa)
1. Manajer Investasi bersama Pemegang UP (Investor) membuat KIK DINFRA dibantu oleh Bank Kustodian
dan Lembaga Penunjang.
2 & 3. KIK DINFRA membeli Konsesi Proyek Infrastruktur dari Perusahaan Pemegang Konsesi/PJPK.
4 Perusahaan Pemegang Konsesi/PJPK menyerahkan Proyek Infrastruktur kepada KIK DINFRA
5 Pengelola Sarana Infrastruktur mengelola Proyek Infrastruktur, dan memperoleh pendapatan.
6. Pendapatan atas Sarana Infrastruktur dibayarkan ke Bank Kustodian.
7. Bank Kustodian membayarkan kepada KIK DINFRA.
8. KIK DIRE memberikan pembayaran kepada Pemegang UP.
Sumber Daya Air:
Proyek Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku & Air
tanah
Bina Marga:
Proyek Jalan bebas hambatan (tol) dan Jembatan tol.
Sumber: OJK, 2017
36Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
8. Instrumen Pembiayaan: Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA) Indirect
Aplikasi DINFRA Indirect
Cipta Karya:
Proyek Pengolahan air limbah, sampah, penyediaan
air minum
Perumahan:
Rumah/Apartemen susun (sewa)
1. Manajer Investasi bersama Pemegang UP (Investor) membuat KIK DINFRA dibantu oleh Bank Kustodian dan
Lembaga Penunjang.
2 & 3. KIK DINFRA membeli atau memberi pinjaman kepada Perusahaan Pemegang Konsesi/PJPK atas kepemilikan
Proyek Infrastruktur.
4 Perusahaan Pemegang Konsesi/PJPK mengalihkan Proyek Infrastruktur kepada KIK DINFRA
5 Pengelola Sarana Infrastruktur mengelola Proyek Infrastruktur, dan memperoleh pendapatan.
6. Pendapatan atas Sarana Infrastruktur dibayarkan ke Bank Kustodian.
7. Bank Kustodian membayarkan kepada KIK DINFRA.
8. KIK DIRE memberikan pembayaran kepada Pemegang UP.
Sumber Daya Air:
Proyek Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku & Air
tanah
Bina Marga:
Proyek Jalan bebas hambatan (tol) dan Jembatan tol
Sumber: OJK, 2017
37
1. Manajer Investasi bersama investor membuat
KIK DIRE.
2. KIK DIRE membeli asset real estate pemilik
properti.
3. Pemilik properti mentrasfer real estatenya
kepada KIK DIRE.
4. Hasil sewa real estate dibayarkan melalui
bank kustodian.
5. Bank Kustodian membayarkan kepada KIK
DIRE.
6. KIK DIRE memberikan pembayaran berupa
hasil sewa.
Aplikasi DIRE Tanpa Entitas
Perumahan:
Rumah/Apartemen susun (sewa)
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
9. Instrumen Pembiayaan: Dana Investasi Real Estat (DIRE) Tanpa Entitas
Sumber: OJK, 2017
38
1. Manajer Investasi bersama investor membuat KIK DIRE.
2. KIK DIRE membuat entitas sendiri (SPV) untuk membeli aset properti real estate.
3. Entitas (SPV) membayar sejumlah dana pembelia real estate.
4. Pemilik properti mentrasfer asetnya ke Entitas (SPV).
5. Entitas (SPV) menyampaikan asetnya ke KIK DIRE dan di simpan di bank kustodian.
6. Hasil sewa real estate dibayarkan melalui bank kustodian.
7. Bank Kustodian membayarkan kepada KIK DIRE.
8. KIK DIRE memberikan pembayaran berupa hasli sewa dan atau dividen.
Aplikasi DIRE Dengan Entitas
Perumahan:
Rumah/Apartemen susun (sewa)
Sumber: OJK, 2017
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
10. Instrumen Pembiayaan: Dana Investasi Real Estate (DIRE) Dengan Entitas
39
Sumber: OJK, 2017
1. Manajer Investasi membuat KIK RDPT dan
mengundang investor untuk berpartisipasi
mengambil unit penyertaan.
2.a. KIK RDPT menyalurkan uangnya kepada
Perusahaan Sasaran (sektor riil) untuk
pembangunan proyek infrastruktur.
2.b. Perusahaan Sasaran mengeluarkan Surat Utang
kepada KIK RDPT.
3. Perusahaan Sasaran membayarkan bunga dan
cicilan pokok kepada bank Kustodian sebagai
wali amanat.
4. Bank Kustodian membayarkan bunga dan cicilan
pokok kepada KIK RDPT.
5. KIK RDPT membayarkan unit penyertaan kepada
Pemegang UP.
Aplikasi RDPT Utang/ekuitas
Sumber Daya Air:
Proyek Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku &
Air tanah
Bina Marga:
Proyek Jalan bebas hambatan (tol) dan
Jembatan tol
Cipta Karya:
Proyek Pengolahan air limbah, sampah,
penyediaan air minum
Perumahan:
Proyek penyediaan rumah susun, rumah MBR.
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
11. Instrumen Pembiayaan: Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) Utang
40
1. Manajer Investasi membuat KIK RDPT dan mengundang investor untuk berpartisipasi mengambil unit
penyertaan.
2.a. KIK RDPT menyalurkan uangnya kepada Perusahaan Sasaran (sektor riil) untuk pembangunan proyek
infrastruktur.
2.b. Perusahaan Sasaran mengeluarkan Surat ekuitas kepada KIK RDPT.
3. Perusahaan Sasaran membayarkan deviden kepada bank Kustodian sebagai wali amanat.
4. Bank Kustodian membayarkan deviden kepada KIK RDPT.
5. KIK RDPT membayarkan unit penyertaan kepada Pemegang UP.
Sumber: OJK, 2017
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
12. Instrumen Pembiayaan: Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) Ekuitas
41Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
13. Pola Pembiayaan: Syariah
Dalam pembiayaan investasi dengan metode syariah sumber pendanaannya yaitu berasal dari sindikasi
bank berupa penyertaan modal yang diberikan oleh lebih dari satu bank untuk satu objek pembiayaan
tertentu.
Berdasarkan sumber pendanaan, pembiayaan yang layak diberikan kepada nasabah adalah pembiayaan
syariah dengan akad Musyarakah Mutanaqisah,
2. PK dan SBS menandatangani kontrak/akadmurabahah wal istishna dengan carapembayaran cicilan/angsuran. Barang yangdibuat berupa infrastruktur jalan tol akandiserahkan oleh SBS kepada PK apabila telahselesai dibuat.
3. SBS memberi kewenangan kepada PK untukmencari pembuat dan melaksanakanakad/kontrak untuk pembuatan jalan tol(Perjanjian Wakala). Dalam hal ini pembuat(Shani) adalah kontraktor. Dengan sistempembayaran secara cicilan/angsuran(Installment). Barang diserahkan kontraktorapabila barang telah selesai dibuat danpembayaran telah 100%.
4. Kontraktor (Shani) mengajukan permintaanpembayaran dengan melaporkan/menjualprogres pekerjaan bulanan kepada SBS.
5. SBS menjual progres pekerjaan bulanansebagai obyek perjanjian jual beli(Murabahah) kepada PK dengan syarat danharga yang telah disepakati.
6. Setelah masa konstruksi, pada masa operasiPK akan menerima pendapatan dari masaoperasional jalan tol untuk membayarangsuran pokok dan margin keuntunganpembiayaan kepada SBS.
1. Nasabah (Pemegang Konsesi/ PK) mengajukanpembiayaan kepada Sindikasi Bank Syariah(SBS) untuk membeli/membangun infrastrukturjalan tol.
Sumber: Kelompok Keahlian Rekayasa Transportasi, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, 2015
Aplikasi DINFRA Direct
Cipta Karya:
Proyek Pengolahan air limbah, sampah, penyediaan
air minum
Perumahan:
Rumah/Apartemen susun (sewa)
Sumber Daya Air:
Proyek Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku & Air
tanah
Bina Marga:
Proyek Jalan bebas hambatan (tol) dan Jembatan tol.
42
Sumber: OJK, 2016
Dana Ventura adalah kontrak investasi bersama
antara PMV dan Kustodian yang mengikat
investor Dana Ventura
1. PMV dan Kustodian membentuk Dana
Ventura yang mengikat Investor.
2. Investor melakukan investasi pada Dana
Ventura.
3. PMV sebagai Pengelola Investasi melakukan
alokasi dana yang diperoleh dari investor
(Financing) untuk pembelian obligasi,
penyertaan saham atau penyertaan bagi hasil
pada Pasangan Usaha.
4a. Perjanjian Model Ventura;
4b. Kustodian menerima pembayaran bagi
hasil/kupon obligasi dan atau dividen serta
laba/rugi (capital gain/loss) yang diperoleh dari
pengalihan penyertaan saham Pasangan
Usaha.
5. Investor menerima keuntungan dari
perubahan nilai aktiva bersih Dana Ventura.
Aplikasi pada MODAL VENTURA
Sumber Daya Air:
Proyek Penyediaan dan Pengelolaan air baku & Air
tanah
Bina Marga:
Proyek Jalan bebas hambatan (tol) dan Jembatan
tol
Cipta Karya:
Proyek Pengolahan air limbah, sampah,
penyediaan air minum
Perumahan:
Proyek penyediaan rumah susun, apartemen,
rumah MBR
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
14. Pola Pembiayaan: Modal Ventura
Sumber: Cipta Karya, 2012
43
Aplikasi pada CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY
Sumber Daya Air:
Proyek penyediaan & pengolahan air baku dan air tanah,
Bina Marga:
Jalan arteri, Jalan Lokal
Cipta Karya:
Prasarana Air Minum, Persampahan, Air Limbah Domestik, Drainase.
Perumahan:
Pembangunan rumah susun.
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
15. Pola Pembiayaan: Corporate Social Responsibility
44
Sumber: Weber, B; Alfen, H.W; Infrastructure as an asset class, 2010
Aplikasi pada CORPORATE FINANCE
Sumber Daya Air:
Proyek penyediaan & pengolahan air baku
dan air tanah,
Bina Marga:
Jalan bebas hambatan & jembatan tol
Cipta Karya:
Pengolahan air limbah, pengolahan
sampah, penyediaan air minum
Perumahan:
Pembangunan rumah susun, rumah umum
dan komersial
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
16. Pola Pembiayaan: Project Finance
1. Prinsipal/ Inisiator atau Public Entity/ Private
Sponsor mendirikan sebuah perusahaan untuk
mengerjakan sebuah proyek.
2. Untuk mengerjakan proyek tersebut,
perusahaan memiliki pilihan mendapatkan
pinjaman (debt) atau masuknya investor
berupa kepemilikan saham.
3. Perusahaan membayar kepada pihak
perusahaan pengadaan proyek
4. Pihak perusahaan pengadaan proyek
memberikan jasa sesuai kontrak kepada
Perusahaan.
5. Perusahaan membayar pemberi pinjaman/
pemilik ekuitas.
5. Project Company memberikan keuntungan
bagi Prinsipal/ Inisiator atau Public Entity/
Private Sponsor
45
Sumber: PT SMI, 2013
1. Perusahaan swasta mendapatkan konsesi dari
pemerintah
2. Perusahaan swasta melakukan perjanjian dg
lender dan lender mencarikan pinjamannya
3.a. Perusahaan swasta melakukan kontrak kerja
dg kontraktor
3.b. Perusahaan swasta membayar kontrak kerja
kepada kortraktor
4. Perusahaan swasta memberikan jasa kepada
pengguna
5. Pengguna membayarkan tarif kepada
perusahaan swasta
6 Perusahaan swasta membayar bunga dan
cicilan kepada lender
Aplikasi pada CORPORATE FINANCE
Sumber Daya Air:
Proyek penyediaan & pengolahan air baku
dan air tanah,
Bina Marga:
Jalan bebas hambatan & jembatan tol
Cipta Karya:
Pengolahan air limbah, pengolahan
sampah, penyediaan air minum
Perumahan:
Pembangunan rumah susun, rumah umum
dan komersial
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
17. Pola Pembiayaan: Corporate Finance (Loan)
46
Pola pembiayaan proyek-proyek infrastruktur PUPR untuk Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air
(SDA) dapat dijelaskan melalui tabel berikut:
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
C. PEMBIAYAAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PUPR.
1. Sektor: Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Pola pembiayaan proyek-proyek infrastruktur PUPR untuk Bidang Pengembangan dan Pembinaan
Infrastruktur Permukiman (Cipta Karya) dapat dijelaskan melalui tabel berikut:
2. Sektor: Pengembangan Dan Pembinaan Infrastruktur
Permukiman (CIPTA KARYA)
KLASIFIKASI
PROYEK
SUMBER
PEMBIAYAAN
INSTRUMEN
PEMBIAYAAN
1 Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
b
Pengelolaan dan konservasi Sungai,
Waduk, Bendungan, Embung, Situ,
serta Bangunan Penampung Air
lainnya.
Hibah
a
d
cPembangunan dan Rehabilitasi
Jaringan Irigasi, Rawa dan Tambak
Konservasi, Pengendalian Banjir, Lahar
Gunung Berapi, dan Pengamanan
Pantai
SosialInvestor-Pribadi, Hibah,
CSR, ZIS
Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku
dan Air TanahEkonomi
IKNB, Lembaga
Multilateral, Investor-
Pribadi, Dana Lain
Sukuk, Obligasi, Saham,
Loan, CSR, DINFRA, RDPT
KEGIATAN
KLASIFIKASI
PROYEK
SUMBER
PEMBIAYAAN
INSTRUMEN
PEMBIAYAAN
3
a Sistem Pengolahan Air Limbah
b Sistem Pengolahan Sampah
c Sistem Penyediaan Air Minum
Sukuk, Obligasi, Saham,
Loan, CSR, DINFRA,
RDPT
KEGIATAN
Ekonomi
IKNB, Lembaga
Multilateral,
Investor-Pribadi,
CSR, Dana Lain
Program Pengembangan dan Pembinaan Infrastruktur Permukiman (CIPTA KARYA)
47
Pola pembiayaan proyek-proyek infrastruktur PUPR untuk Bidang Penyelenggaraan Jalan Nasional
(Bina Marga) dapat dijelaskan melalui tabel berikut:
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
Pola pembiayaan proyek-proyek infrastruktur PUPR untuk Bidang Pengembangan Perumahan dapat
dijelaskan melalui tabel berikut:
3. Sektor: Penyelenggaraan Jalan Nasional (BINA MARGA)
4. Sektor: Penyediaan Perumahan
KLASIFIKASI
PROYEK
SUMBER
PEMBIAYAAN
INSTRUMEN
PEMBIAYAAN
2Program Penyelenggaraan jalan nasional (BINA MARGA)
a Jalan arteri, kolektor, jalan lokal SosialInvestor-Pribadi,
Hibah, CSR, ZISCSR, Hibah
b Jembatan Tol
KEGIATAN
EkonomiJalan Bebas Hambatan (tol)c
IKNB, Lembaga
Multilateral, Investor-
Pribadi, Dana Lain
Sukuk, Obligasi, Saham,
Loan, DINFRA, RDPT
KLASIFIKASI
PROYEK
SUMBER
PEMBIAYAAN
INSTRUMEN
PEMBIAYAAN
Pengembangan Perumahan
a Pemberdayaan Perumahan Swadaya
bPenyediaan Rumah Khusus dan Pembinaan
Rumah Negara
dPembinaan dan Pengembangan Rumah
Umum dan Komersial
KEGIATAN
CSR, Hibah
c Penyediaan Rumah Susun
4
Sukuk, Obligasi,
DIRE, EBA, CSR,
Loan, DINFRA, RDPT
Sosial
Ekonomi
Investor-Pribadi,
Hibah, CSR, ZIS
IKNB, Lembaga
Multilateral,
Investor-Pribadi,
CSR, Dana Lain
V. Strategi Optimalisasi Infrastruktur
Bidang PUPR
49
Aset infrastruktur PUPR tersebar di 33 Provinsi.
Terdiri dari sektor SDA, Cipta Karya, Bina Marga
dan Perumahan.
Optimalisasi penggunaan lahan/aset pemerintah
perlu dilakukan dalam rangka pengembangan
value atas sebuah infrastruktur, yaitu melalui
opsi strategi disewakan, KSO, bundling, KPBU
dan utilisasi.
Aset yang memiliki potensi dapat dikelompokan
berdasarkan sektor-sektor unggulan yang
menjadi tumpuan dalam strategi ekonomi
nasional, baik dalam jangka pendek, menengah
maupun jangka panjang.
Sedangkan aset yang tidak dapat dioptimalkan,
harus dicari faktor penyebabnya. Apakah faktor
permasalahan legal, fisik, nilai ekonomi yang
rendah atau faktor lainnya.
Hasil akhir dari optimalisasi aset adalah (i)
memaksimalkan ketersediaan aset (maximize
asset availability), (ii) memaksimalkan
penggunaan aset (maximize aset utilization),
dan
(iii) meminimalkan biaya kepemilikan (minimize
cost of ownership).
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
50
A. Sektor: Sumber Daya Air (SDA)
Optimalisasi sektor sumber daya air sesuai dengan PermenPUPR Nomor 09 Tahun 2015 tentang
Penggunaan Sumber Daya Air Bab I Pasal 1 ayat 10 difokuskan pada :
1. Penggunaan sumber daya air dan
prasarananya sebagai media;
2. Penggunaan air dan daya air sebagai
materi;
3. Penggunaan sumber air sebagai media;
4. Penggunaan air, sumber air dan/atau daya
air sebagai media dan materi.
No. Optimalisasi Mekanisme
1 Pemanfaatan Sumber Daya Air sebagai media untuk
PLTA/ PLTM/ PLTMH
Kerjasama Pemerintah dan
Badan Usaha
2 Pemanfaatan Sumber Daya Air sebagai materi untuk
Penyediaan Air Minum
KSP/KSPI
3 Pemanfaatan Ruang pada sumber air berupa Instalasi
Utilitas Jaringan Pipa Gas, Minyak dan Jaringan listrik
Sewa
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
VI. Potensi dan Optimalisasi
Infrastruktur Bidang PUPR
51
Fokus optimalisasi pada sektor Bina Marga, yaitu mengoptimalkan penggunaan bagian-bagian jalan
untuk infrastruktur lain. Dengan mempertimbangkan karateristik alamiah jalan yang membentuk jalur
maupun koridor, maka infrastruktur yang memungkinkan untuk dapat memanfaatkan bagian jalan
No. Optimalisasi Mekanisme
1 Pemanfaatan jalan untuk instalasi Utilitas Jaringan Pipa
Gas, Minyak, Jaringan Listrik, PLTS
Sewa selama 10 tahun dan
dapat diperpanjang
2 Pemanfaatan jalan untuk Instalasi Jaringan Serat
Optik(data Komunikasi)
Sewaselama 10 tahun dan
dapat diperpanjang
3 Pemanfaatan Ruang Milik Jalan untuk Jalur Rel da Jalur
Khusus Bus
KSPI, KPBU
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
B. Sektor: Penyelenggaraan Jalan Nasional (BINA MARGA)
52
Beberapa poin optimalisasi yang masih dapat diupayakan dan dikembangkan bersamaan
dengan fungsi dasar infrastruktur adalah :
Potensi dibangunnya PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) yang merupakan salah
satu bentuk Energi Terbarukan yang saat ini sedang digalakkan oleh Pemerintah. Saat ini
masih menunggu diterbitkannya Juknis mengenai PLTSa.
No. Optimalisasi Mekanisme
1 Pemanfaatan Energi Terbarukan (gas metana dari
sampah) untuk penyediaan Pasokan Kebutuhan Listrik
Kerjasama Pemerintah dan
Badan Usaha
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
C. Sektor: Pengembangan Dan Pembinaan Infrastruktur Permukiman
(CIPTA KARYA)
53
Pemanfaatan rumah susun secara optimal sebenarnya dapat dilakukan pada saat awal perencanaan
dilakukan karena terkait dengan pengurusan Izin Mendirikan Bangunan sesuai dengan Blok Plan dan
RTLB yang ditetapkan oleh Pemerintah masing-masing daerah. Identik dengan kondisi
pengembangan sektor sebelumnya, maka optimalisasi Rusun dapat dilakukan dengan dasar
pemanfaatan lokasi yang tidak difungsikan sebagai fasilitas dasar kebutuhan pemukiman.
No. Optimalisasi Mekanisme
1 Pemanfaatan Rusun untuk instalasi Utilitas Base
Tranceiver Station (data dan komunikasi)
Sewa selama 10 tahun dan
dapat diperpanjang
2 Transit Oriented Development (TOD) Kerjasama Pemerintah dan
Badan Usaha, EBA, DIRE,
RDPT
Pedoman Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur
dan Optimalisasi Aset Bidang PUPR
D. Sektor: Penyediaan Perumahan
Lampiran
55
Metodologi Pendanaan
Proyek Infrastruktur
DEFINISI:
Metode Pendanaan Proyek Infrastruktur adalah metode atas sejumlah atau
serangkaian sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
proyek infrastruktur, sumber daya meliputi dana, sistim kerjasama, insentif dan daya dukung
untuk kebutuhan pembiayaan.
Sumber: Bappenas, 2017
56
Pipeline Alternatif
Penyediaan Infrastruktur
DEFINISI:
Pipeline Alternatif Penyediaan Infrastruktur adalah rencana induk pembangunan
infrastruktur di Indonesia yang bertujuan untuk mendorong percepatan pemerataan ekonomi
secara nasional, dimana dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur tersebut,
penyediaannya tidak hanya mengandalkan pendanaan dari pemerintah, namun lebih
diprioritaskan menggunakan pendanaan dari non pemerintah.
Terdapat 4 (empat) urutan proses Pipeline Alternatif Pembiayaan Infrastruktur yang berdasar
atas penyedia infrastruktur.
Pipeline 1: dilakukan oleh swasta;
Pipeline 2: dilakukan dengan KPBU;
Pipeline 3: dilakukan dengan penugasan BUMN/D; dan
Pipeline 4: dilakukan secara mandiri oleh Pemerintah.
57
Sumber Pembiayaan vs Instrumen
Pembiayaan vs Pipeline
Proyek-proyek infrastruktur yang masuk dalam pipeline infrastruktur per tahun 2017 memiliki
nilai Rp. 570 triliun (nilai bisa bertambah), yaitu: untuk proyek jalan tol senilai Rp. 300 triliun,
proyek pelabuhan senilai Rp. 70 triliun dan pembangunan kilang minyak senilai Rp. 200 triliun.
Sumber Pembiayaan pipeline infrastruktur, dapat menggunakan berbagai instrumen
pembiayaan yang sesuai dengan karaketeristik iinfrastruktur yang ada.
Keterangan:- Pipeline 1: Dana Swasta/Orang Perseorangan melalui Pasar Modal dapat dijadikan sebagai Modal Badan Usaha/Sponsor
dalam penyediaan infrastruktur oleh swasta.; sementara Dana Pensiun dapat mengalokasikan sebagian dana kelolaannyamelalui PINA. Sedangkan Dana Perbankan, dapat memberikan pinjaman/loan kepada perusahaan/corporate maupun kepadaproject infrastruktur.
- Pipeline 2: APBN/D dengan adanya Dukungan Pemerintah (VGF/Konstruksi) dapat membagi risiko infrastruktur denganBadan Usaha (swasta); sementara Dana Pensiun dapat mengalokasikan sebagian dana kelolaannya melalui PINA. SedangkanDana Perbankan, dapat memberikan pinjaman/loan kepada perusahaan/corporate maupun kepada project infrastruktur.
- Pipeline 3: APBN/D menjadi PMN/D bagi BUMN/D sebagai penambah modal usaha BUMN/D yang diberi penugasan olehnegara dalam penyediaan infrastruktur; sementara Dana Pensiun dapat mengalokasikan sebagian dana kelolaannya melaluiPINA dengan menyertakan equity pada BUMN/D yang menerima Penugasan . Sedangkan Dana Perbankan, dapatmemberikan pinjaman/loan kepada perusahaan/corporate ataupun atas project infrastruktur.
- Pipeline 4: Dana Perbankan/LKNB dapat memberikan Softloan ataupun menyalurkan Dana Hibah kepada Pemerintah RI yangkemudian masuk dalam anggaran fiskal; sementara Dana Swasta/Dana Orang Perseorangan dapat membeli SBN/Sukuk yangselanjutnya digunakan dalam pembangunan infrastruktur melalui APBN/D.
58
KATEGORI BRAZIL INDIA MALAYSIA KOREABadan Hukum Bank: The Brazilian
Development Bank
(BNDES) Pemerintah (PIP)
Perusahaan Pembiayaan:
India Infrastructure
Finance Company Limited
(IIFCL)
Bank: Bank Pembangunan
Malaysia atau Malaysian
(BPMB)
Bank: Korea Development
Bank (KDB)
Kepemilikan Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah
Tahun 1952 2006 1973 1954
Sektor Prioritas Selain fokus pada
pembiayaan infrastruktur,
BNDES juga membiayai
sektor lainnya seperti
sektor perdagangan dan
jasa, dan sektor industri
Sejak tahhun 2012
infrastruktur yang akan
dibiayai fokus pada sektor
transportasi, energy, air,
sanitasi, komunikasi, dan
sosial & commercial
infrastructure. IIFCL
memprioritaskan project
PPP.
Bank Pembangunan
Malaysia Berhad
memfokuskan pada sektor-
sektor infrastruktur,
maritim, teknologi dan
minyak & gas.
Sejak 1990-an bank ini
fokus pada industri
berbasis teknologi, seperti
semikonduktor yang searah
dengan usaha untuk
meningkatkan industri
strategis Korea. Saat ini,
berkembang ke industri
yang berbasis pengetahuan
dan 6T, seperti information
technology, biotechnology,
dan nanotechnology
Struktur
Pendanaan
Sumber pendanaan:
pinjaman pemerintah
(terbesar) dan lainnya
seperti FAT (Dana
Simpanan Pekerja),
pendanaan
bilateral/multilateral, dari
pajak dan worker funds
serta utang yang
diterbitkan dibawah the
Auspices of the Brazilian
Government.
Sumber pendanaan IIFCL
diperoleh dari pinjaman
jangka panjang yang
diperoleh dari open market
yang dapat berupa:
pinjaman Rupee, pinjaman
lembaga dana internasional
dan pinjaman mata uang
asing.
Sumber pendanaan:
permanent government
funding melalui pasar
obligasi domestik, pinjaman
luar negeri, dan fasiltas
dari bank komersil lainnya.
Sejak berdiri KDB
mengeluarkan beberpa
instrumen sebagai sumber
pendanaan.
Dukungan
Pemerintah
Pemerintah Brazil
memberikan subsidi bunga
kepada BNDES dan
menyediakan subsidi kredit,
tax incentives dan jaminan
asuransi (publicly-guaranteed insurance )
bagi perusahaan yang
investasi bidang
infrastruktur.
Ada tax holiday bagi
pemegang proyek
infrastruktur dan membuka
kerjasama melalui KPS,
juga menjamin atas
pinjaman yang diperoleh
IIFCL.
Privatisasi dengan sistim
BOT, tax holiday dan tax
exemption, serta jaminan
pemerintah atas funding
dan interest compensation
bagi investor swasta untuk
infrastruktur.
Pemerintah menyediakan
pendanaan untuk menutup
kerugian jika dana
cadangan sendiri tidak
cukup, dan menyediakan
jaminan tambahan atas
pinjaman jangka panjang
dalam bentuk currency sampai jatuh tempo.
Lembaga Pembiayaan Infrastruktur
di Negara Lain
59
Pembiayaan Infrastruktur
di Luar Negeri Melalui Dana Pensiun
Dana Pensiun Di beberapa negara, Dana Pensiun memiliki ruang gerak yang leluasa dalam hal
penempatan dana kelolaannya. Termasuk salah satunya adalah turut menempatkan dananya
(investasi) di sektor infrastruktur.
60
Bank Bonds
Konsep Bond Banks didasarkan pada
asumsi bahwa perantara yang
kredibel seperti Pemerintah dapat
membentuk bond banks yang
mengumpulkan semua kebutuhan
pinjaman dari Kota dan menerbitkan
suatu obligasi berdasarkan sejumlah
pinjaman dari fasilitas Kota yang
terdiversifikasi. Bond banks diciptakan
untuk meningkatkan keahlian
manajemen, subsidi dan skala
ekonomi dari Kota [Platz, 2009].
Contoh: Belgia: CCB (Credit
Communal de Belgigue), Rep Ceko:
MUFIS Program
Pembiayaan Infrastruktur di Luar Negeri
Melalui Skema Pembiayaan Kolektif
Skema pembiayaan kolektif (pooled financing arrangements) adalah
merupakan bentuk credit enhancement karena memberikan portofolio pinjaman yang terdiversifikasi
bagi investor. Skema ini tepat untuk Kota berukuran sedang dan kecil yang kesulitan mengakses
pasar obligasi atau pinjaman. Termasuk dalam skema pembiayaan kolektif adalah bond banks atau
Municipal Development Fund (MDF).
Sumber: YIPD, 2013
Konsep MDF adalah
mengakses pasar obligasi di
tingkat nasional dan
meminjamkannya untuk Kota
atau daerah. Sampai dengan
saat ini lebih dari 60 negara
telah membentuk MDF untuk
menarik dana untuk
dipinjamkan ke Kota.
Keuntungan dari MDF ini
adalah terciptanya skala
ekonomi dan MDF dapat
memberlakukan prasyarat dan
kondisi peminjaman yang lebih
ketat [Eichler, 2012].
Contoh:Columbia (MDF):
FINDETER, India (MDF): Tamil
Nadu Urban Development
Project.
61
Pembiayaan Infrastruktur
di Malaysia Melalui Dana Haji
Lembaga Tabung Haji dibentuk pada tahun 1963. Regulasi terkait lembaga tersebut termaktub
dalam Tabung Haji Act 1969, yang didalamnya terdapat aturan mengenai pengelolaan investasi. Di
masa awalnya Tabung Haji tidak diperbolehkan berinvestasi di sekuritas maupun properti di luar
Malaysia tanpa persetujuan pemerintah. Namun setelah parlemen mengesahkan New Tabung Haji
Act 535 pada tahun 1995, pengelolaan dana didorong untuk berinvestasi baik di wilayah Malaysia
maupun di luar negeri.
Tabung Haji bisa memperluas penempatan investasi demi memaksimalkan return bagi calon jamaah.
Penempatan investasi Tabung Haji pun ditetapkan harus sesuai syariah dan dapat memberikan
keuntungan yang kompetitif, stabil dan berkelanjutan.
62
Estafet Financing adalah dalam suatu proyek, pada satu persiapan ada pembiayaannya
tetapi begitu selesai persiapan sudah ada yang membeli berikutnya, kemudian di construction
ada tapi sudah ada standby buyer untuk yang di fase berikutnya sampai akhirnya yang benar-
benar dana jangka panjang
Institusi keuangan (Asuransi dan Dapen) berpotensi mengisi debt maupun equity side di setiap
fase proyek infrastruktur, yakni planning, construction, operational. Skemanya biasa dilakukan
melalui dua jenis, baik direct investment maupun menggunakan instrumen keuangan itu sendiri.
Pada fase construction, pembiayaan perbankan melalui kredit sindikasi. Kemudian, fase
operational, dapat dilanjutkan dengan project bond.
Skema ini telah digunakan di beberapa negara emerging market dan Tiongkok (China).
Pembiayaan Infrastruktur
di Tiongkok Melalui Estafet Financing
63
Pembiayaan Infrastruktur
Melalui Social FinanceSocial Finance adalah pembiayaan investasi yang dibentuk untuk berbagai
proyek-proyek sosial yang ditujukan untuk mengatasi kemiskinan,
pengangguran dan pengembangan ekonomi masyarakat atau bisa juga
didefiniskan sebagai sebuah pendekatan untuk memobilisasi modal swasta
yang memberikan bukan hanya keuntungan ekonomi, tetapi juga sosial dan
lingkungan.
Dua instrumen yang dikembangkan oleh OJK untuk mendukung Social Finance
itu ialah pembentukan dana investasi pembiayaan sosial (Social Finance
Investment Fund) dan obligasi berdampak sosial (Social Impact Bonds).
1. Dana investasi pembiayaan sosial ialah dana investasi untuk membiayai
berbagai proyek sosial seperti mengatasi kemiskinan dan pengangguran,
serta mengembangkan ekonomi masyarakat.
2. Obligasi berdampak sosial ialah surat utang yang diterbitkan untuk
membiayai proyek berdampak sosial, seperti bidang kesehatan, pendidikan,
dan lingkungan hidup.
Referensi
………………., Brosur “Mengenal Sukuk, Instrumen Berbasis Syariah” Kemenkeu,
Jakarta. 2014
………………., “Efek Beragun Aset”, PT. Sarana Multigriya Finansial (Persero), Jakarta.
2008
………………., “KIK EBA, Produk Teranyar” Majalah Fokuss Edisi 02 Tahun 2009, PT
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Jakarta. 2009
………………., “Modul Training of Trainer Keuangan Syariah - PASAR MODAL
SYARIAH”, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta. 2016
………………., “Strategi Pemerintah Bangun Infrastruktur”, Media Keuangan
VolumeXI/No. 105/Juni 2016, Kemenkeu, Jakarta. 2016
………………., Paparan “Dana Investasi Real Estate (DIRE)”, Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), Jakarta. 2016
………………., Paparan “Dukungan Pasar Modal untuk Pembangunan Infrastruktur
Nasional”, OJK, Tangerang. 2017
………………., Paparan “Industri Keuangan Non Bank Syariah”, Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), Jakarta. 2016
………………., Paparan “Operasionalisasi Dukungan Pemerintah Dalam
Pembangunan infrastruktur”, Kemenkeu, Bandung. 2017
………………., Paparan “Pembiayaan Investasi Non-Anggaran Pemerintah”,
Bappenas, Focus Group Discussion – PUPR:Pedoman Pola Pembiayaan
Infrastruktur, Tangerang. 2017
……………….,“Panduan Penyelenggaraan Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS)
dalam Penyediaan Infrastruktur”, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero),
Jakarta. 2016
………………., “Katalog: Infrastruktur Bidang Cipta Karya yang Potensial dibiayai
melalui Program CSR”, KemenPU Direktorat Cipta Karya, Jakarta. 2013
Nuris Dian Syah, “Tinjauan Atas Proses Bisnis Penerusan Pinjaman Luar Negeri
Terhadap Permasalahan Yang Muncul Dalam Implementasinya”, Kemenkeu,
Jakarta, 2014
Ciidea, “Alternatif Pembiayaan Infrastruktur”, Jakarta, 2016
Dr. Ayomi Dita Rarasati, Paparan “Pola Pembiayaan Investasi Infrastruktur”, Center For
Sustainable Infrastructure Development (CSID-UI), Focus Group Discussion –
PUPR:Pedoman Pola Pembiayaan Infrastruktur, Bandung. 2017
Darwin Trisna Djajawinata, “Skema Pembiayaan dalam Percepatan Pembangunan
Infrastruktur di Indonesia”, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero), Jakarta.
2016
64
Referensi
Dr. Ir. Wahyu Utomo, M.S., “Strategi Pembiayaan Dalam Mendukung Pembangunan
Infrastruktur Sebagai Bagian dari Smart City”, Komite Percepatan Penyediaan
Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Jakarta. 2016
Dr. B. Raksaka Mahi, Prof. Dr. Wihana Kirana Jaya , dan Dr. Fauziah Zen “Municipal
Development Funds Sebagai Alternatif Pembiayaan Infrastruktur Daerah”,
KemenKeu, Jakarta. 2013
Emma Sri Martini, S.T., “Pembiayaan Investasi Sebagai Upaya Mempercepat
Penyelenggaraan Infrastruktur Berkelanjutan”, PT Sarana Multi Infrastruktur
(Persero), 2011
Erika Sefila Putri, dan Wisudanto, “Struktur Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur di
Indonesia Penunjang Pertumbuhan Ekonomi”, Simposium I Jaringan
Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (JPII/UNIID),
Surabaya. 2016
Joko W. Widodo, Paparan “Pembiayaan Infrastruktur Non Anggaran (PINA) Di PT
Waskita Toll Road”, PT Waskita Toll Road, Workshop – PUPR: Pedoman Pola
Pembiayaan Infrastruktur, Tangerang. 2017
Presiden Republik Indonesia, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2015 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam
Penyediaan Infrastruktur, Jakarta. , 2015
Reslian Pardede, “Peluang Pembiayaan Infrastruktur Perkotaan Dari Sumber Non-
APBN”, Yayasan Inovasi Pemerintahan Daerah (YIPD), 2013
Riza Azmi, “Direct Lending Kepada BUMN Sebagai Alternatif Pembiayaan
Infrastruktur”, Kemenkeu, Jakarta, 2014
Rudy Hermawan K.,Rodhiatun, Harun Al Rasyid, Idwan Santoso, “Kajian Investasi
Pembangunan Jalan Tol di Indonesia Berdasarkan Sistem Syariah: Studi
Kasus Jalan Tol Cikampek-Palimanan”, Kelompok Keahlian Rekayasa
Transportasi, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, Jurnal Perencanaan
Wilayah dan Kota vol. 26, no. 2, hlm. 86-99, Agustus 2015, 2015
Soni Wibowo, Paparan “Pembiayaan dan Optimalisasi Aset Infrastruktur”, PT Bahana
TCW Investment Management, Workshop – PUPR: Pedoman Pola Pembiayaan
Infrastruktur, Tangerang, 2017
Wismana Adi Suryabrata, Paparan “Percepatan Pembangunan Infrastruktur”,
Bappenas, Jakarta. 2016
Wismanto Bimam Kusumaedi, Paparan “Pengelolaan Investasi Pemerintah Pusat”, PT
Sarana Multi Infrastruktur (Persero), Focus Group Discussion – PUPR: Pedoman
Pola Pembiayaan Infrastruktur, Bandung. 2017
Weber, B; Alfen, H.W; “Infrastructure as an asset class”, First edition published 2010.
John Wiley & Sons, Ltd. 2010
65
TIM PENYUSUN
Putut Marhayudi
Merty Kristina Bastari
Dendy Rahadian
Denik Haryani
Erna Verawati Hutagalung
Gigih Adikusuma
Sintha Dailila
Bambang Wijananto
Vicky Hidajat Effendi
Srianto Handoko
Gedung Utama Lt. 13 Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru Jakarta 12110. Tlp/Fax. 021-7226356
DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT