PDF KP cepz

Embed Size (px)

Citation preview

  • iv

    INTERPRETASI LOG DATA SUMUR HIDRAKARBON SCI-01 UNTUK EVALUASI FORMASI

    Septian Cahyadi Program Studi Teknik Geofisika, Universitas Lampung

    ABSTRAK

    Interpretasi log terbagi menjadi dua bagian yaitu interpretasi secara kualitatif dan kuantitatif. Interpretasi secara kualitatif meneliti nilai-nilai dan defleksi kurva-kurva log yang ada. Interpretasi secara kuantitatif mencari nilai porositas dan saturasi air. Untuk mengetahui karakteristik suatu reservoir digunakan berbagai jenis data log yang diantaranya adalah log spontaneus potensial (SP), gamma ray, resistivitas, densitas, neutron dan caliper. Prinsip-prinsip kerja dan cara analisis data log sangat penting untuk dipelajari karena sangat diperlukan dalam kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi.Logging merupakan salah satu sumber daya penting dalam kegiatan eksplorasi minyak dan gasbumi serta merupakan salah satu kriteria utama sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan geologi pada eksplorasi migas, oleh karena itu diperlukan adanya pemahaman tentang evaluasi formasi. Dalam hal ini evaluasi formasi secara kualitatif dan kuantitatif untuk mengidentifikasi zon-zona produktif hidrokarbon di suatu lapangan minyak dan gas bumi.Dari hasil analisa data kurva log didapatkan dua zona menarik yang merupakan zona hidrokarbon di Formasi Talang Akar dengan indikasi porositas yang bagus dan nilai resistivitas yang tinggi serta harga kejenuhan air yang cukup baik untuk diindikasikan bahwa besarnya harga kejenuhan hidrokarbon.Dengan mengetahui harga kejenuhan hidrokarbon yang dapat bergerak, akan dapat ditentukan juga besarnya volume hidrokarbon (hydrocarbon reserve) yang dapat naik ke permukaan pada interpretasi lanjutan. Kata Kunci : Logging,Data Sumur, evaluasi formasi, kualitatif, kuantitatif. I. PENDAHULUAN Interpretasi data log sumur adalah suatu metode pendukung dalam usaha evaluasi formasi dengan cara menggunakan hasil perekaman alat survei logging sebagai sumber informasi utama. Interpretasi data logging dapat dilakukan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Interpretasinya dilakukan identifikasi dengan mengkombinasikan data data yang didapat dari masing masing log. Dari interpretasi kualitatif diperoleh identifikasi tipe batuan, pendeteksian adanya hidrokarbon, pendeteksian adanya lapisan permeabel, penentuan batas batas reservoir. Sedangkan

    interpretasi kuantitatif diperoleh ; porositas (), saturasi fluida (Sw), dan index permeabilitas (K). Dasar dasar interpretasi log kuantitatif adalah pemahaman sifat batuan, penentuan besaran petrofisika dari log, penggunaan software untuk interpretasi, pemahaman kegunaan hasil interpretasi log sumur. Dalam tahapan interpretasi logging salah satunya adalah interpretasi log evaluasi sumur (Well Evaluastion) yaitu lebih tepatnya evaluasi zona-zona yang produktif yang berpotensi sebagai hidrokarbon. Adapun tujuan dan pemahaman dari analisa evaluasi formasi adalah: Untuk mengetahui karakteristik dari log, untuk menginterpretasikan hasil

  • v

    data log dengan evaluasi formasi dalam penentuan lithologi, zona menarik, zona HC, (zona Oil, Gas dan Air)dan penentuan nilai porositas, resistivitas air, dan saturasi

    air, dan untuk mengetahui hasil evaluasi formasi sehingga dapat diketahui perkiraan kualitas dari potensi hidrokarbon dalam suatu reservoar.

    II. TEORI DASAR Well logging merupakan metode penelitian yang mempelajari karakter fisik batuan suatu formasi dari pengamatan dan perhitungan parameter fisik batuan dari pemboran. Parameter fisik tersebut berupa sifat porositas, resistivitas, temperature, densitas, permeabilitas dan kemampuan cepat rambat yang direkam oleh gelombang elektron dalam bentuk kurva. Interpretasi data log adalah suatu metode pendukung dalam usaha evaluasi formasi dengan cara menggunakan hasil perekaman alat survey logging sebagai sumber informasi yang utama. Interpretasi data logging dapat dilakukan baik secara kualitatif dan kuantitatif. Interpretasinya dilakukan dengan mengkombinasikan data-data yang didapat dari masing-masing log. (Sudarmo,2004) Log adalah suatu grafik kedalaman atau waktu dari satu set data yang menunjukkan parameter yang diukur secara berkesinambungan didalam sebuah sumur. Untuk dapat melakukan interpretasi log dengan baik harus dipahami sifatsifat kurva dari setiap jenis log serta kondisikondisi yang berpengaruh terhadap bentuk kurva yang bersangkutan. Dengan demikian, kesimpulan yang dihasilkan diharapkan tidak jauh dari

    kondisi sebenarnya. Berikut ini adalah macammacam wireline log yang biasa digunakan dalam evaluasi suatu formasi : 2.1 Log Spontaneous Potential (SP) Log SP merupakan rekaman beda potensial formasi. Tools SP mengukur beda potensial antara sebuah elektroda yang ditempatkan di permukaan tanah dengan suatu elektroda yang bergerak dalam lubang sumur. Tools SP beroperasi berdasarkan arus listrik, maka lumpur pengeboran yang digunakan harus bersifat konduktif. Dalam evaluasi formasi Log Sp biasa digunakan untuk mengidentifikasi zona permeable dan non permeable serta untuk korelasi well to well 2.2 Log Gamma Ray (GR) Prinsip log GR adalah perekaman sifat radioaktif alami bumi. Radioaktivitas GR berasal dari 3 (tiga) unsur radioaktif utama yang ada di dalam batuan, yaitu Uranium-U, Thorium-T dan Potassium-K, yang secara kontinyu memancarkan GR dalam bentuk pulsa-pulsa energi radiasi tinggi. Sinar gamma ray ini mampu menembus batuan dan dideteksi oleh sensor sinar gamma yang umumnya berupa detektor sintilasi. Setiap GR yang terdeteksi akan menimbulkan pulsa listrik pada detektor. Parameter yang direkam adalah jumlah dari pulsa yang

  • v

    tercatat persatuan waktu. Kegunaan Log GR, antara lain : 1. Evaluasi kandungan serpih (Vsh) 2. Menetukan lapisan permeabel. 3. Korelasi antar sumur. 2.3 Log Resistivitas Resistivitas suatu medium adalah tahanan atau hambatan yang diberikan oleh medium tersebut terhadap arus listrik yang melaluinya, semakin besar hambatan yang diterima semakin besar pula resistivitasnya. Log resistivity (log tahanan jenis) bekerja untuk merekam daya hantar listrik sebuah batuan, semakin kecil tahanan jenis batuan, maka daya hantar listriknya semakin besar. Butiran dan matrik batuan dapat dianggap tidak menghantarkan listrik, maka log tahanan jenisdapat mengetahui jenis fluida yang mengisi pori-pori batuan. Log resistivitas dugunakan untuk mengukur resistivitas batuan yang dibor serta dipakai untuk mengidentifikasi zona-zona yang mengandung hidrokarbon. 2.4 Log Densitas Log densitas menggunakan prinsip kerja Compton Scatering. Pada kejadian hamburan Compton, foton sinar gamma bertumbukan dengan elektron dari atom di dalam batuan, foton akan kehilangan tenaga karena proses tumbukan dan dihamburkan ke arah yang tidak sama dengan arah foton awal, sedangkan tenaga foton yang hilang sebetulnya diserap oleh elektron sehingga elektron dapat melepaskan diri dari ikatan atom menjadi elektron bebas (Adi Harsono, 1997). Aplikasi log densitas antara lain : 1. Identifikasi batuan secara kuantitatif. 2. Identifikasi adanya kandungan gas. 3. Menderteminasi densitas batuan

    2.5 Log Neutron Log neutron termasuk juga alat porositas dan pada prinsipnya untuk menentukan formasi yang porous dan penentuan porositas. Alat ini disebut alat neutron terkompensasi (Compensated Neutron Tool) atau disingkat dengan CNT. Tanggapan alat neutron terutama mencerminkan banyaknya atom hidrogen di dalam formasi. Karena minyak dan air mempunyai jumlah hidrogen (per unit volume) yang hampir sama, neutron akan memberikan tanggapan porositas fluida dalam formasi bersih. Tetapi neutron tidak dapat membedakan atom hidrogen bebas dengan atom hidrogen yang secara kimia terikat pada mineral batuan, sehingga tanggapan alat neutron pada formasi lempung yang banyak mengandung atom hidrogen dalam susunan molekulnya berakibat seolah-olah porositasnya lebih tinggi (Adi Harsono, 1997). 2.6 Interpretasi Kualitatif dan Kuantitatif Para ahli geologi telah sepakat bahwa penentuan lingkungan pengendapan dapat dilihat dari bentuk kurva log terutama log gamma-ray (GR) dan spontaneous potensial (SP). Tidak adanya bentuk kurva log yang unik dari setiap lingkungan pengendapan membuat interpretasi berdasarkan data tersebut sangat beresiko tinggi. Interpretasi lingkungan pengendapan yang cukup akurat didapat dari data core. Interpretasi data wireline log secara kuantitatif dengan mengamati bentuk defleksi kurva menggunakan rumus perhitungan. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan porositas, permeabilitas, saturasi air, saturasi hidrokarbon maupun kandungan shale dalam reservoar. Parameter yang dihitung dalam

  • analisis ini berupa kandungan serpih (Vsh), Porositas (), dan Saturasi air (Sw). III. METODE PENELITIAN A. Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian adalah data log sumur, data-data tersebut kemudian akan memakai data di sumur SCI-01 daerah X, dimana daerah tersebut merupakan salah satu daerah eksplorasi yang mempunyai potensi sumber daya alam yaitu migas. Semua data tersebut milik PT. Exploration Think Tank Indonesia B. Metode Penelitian 1. Pengumpulan data Log (data

    Gamma Ray Log, Spontaneous Potensial, log Resistivity, Log densitas dan Porositas) dan informasi data pendukung lainnya (Data Mudlog dan geologi regional).

    2. Pengolahan data log dengan software Geographx PRIZM.

    3. Interpretasi hasil pengolahan (analisis) yaitu analisa kulatitatif untuk pembacaan rekaman log dan mengetahui karakter reservoar, mulai dari penentuan zona including fluid (permeabel), zona hidrokarbon (lapisan yang berpontensial sebagai lapisan hidrokarbon atau produktif, dan penentuan lithologi penyusun. Kemudian analisa kuantitatif dengan perhitungan paramater petrofisika zona yang menarik untuk dievaluasi.

    V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Dari hasil pengolahan data yang berupa data Log LAS kemudian diolah ke komputer dengan program software Geopgraphx Prizm. Dari

    program ini kemudian diperoleh hasil berupa data kurva log.

    Kurva Log lengkap litologi sumur SCI-TAF

    Oil

    Oil

  • vii

    Data Gas Chromatogram SCI-TAF (Mudlog)

    B. Pembahasan Telah didapatkan 3 zona menarik untuk dievaluasi setelah data LasLog diolah dengan menggunakan software Geographx Prizm sehingga menjadi kurva seperti pada gambar 2. Dalam grafik rekaman kurva log Gamma Ray dan kurva log Sp dapat menentukan lapisan permeabel dan lapisan serpih non permeabel memilki sifat kebalikannya. Melalui data grafik Gamma Ray yang mengarah kekiri (bernilai kecil) dan Spontaneous Potencial (SP) yang mengarah ke kanan (bernilai besar) maka zona permeabel (including fluid) pada sumur SCI-01 adalah pada zona kedalaman 3010 3017 m (Zona 1), 3026 3029 m (Zona 2), dan 3083 3092 m (Zona 3). Pada log caliper pada lapisan lapisan yang permeabel (zona yang menunjukkan sand) karena harga calipernya mendekati bitsize pada data mudlog jadi keadaan dinding sumur tidak begitu lebar dan kondisi dinding sumurnya cukup baik (kompak). Kemudian secara litologi ditunjukkan dengan rekaman gamma ray yang tinggi yang memiliki kandungan radiokatifitas yang besar dan juga dari rekaman spontaneus potencial (SP) yang pastinya berkebalikan dalam zona permeabel rekaman SP berharga besar (kekanan) sedangkan rekaman GR rendah (kekiri) dengan indikasi lapisan sandstone karena SP memberikan perbedaan yang kontras pasa sumur SCI dengan lapisan serpih (shale) dan pada lapisan non permeabel serpih karena rekaman SP yang terlihat rata nilainya. Litologi Zona 1 dan 3 adalah sand dan zona 2 adalah zona air formasi dan zona diatas zona 1 dan dibawah zona 1

  • viii

    dan 3 adalah shale base line (dilihat dari kurva SP yang rata, kurva GR yang tinggi dan dan nilai resistivitas yang rendah. Litologi sand di dapat dari pembacaan kurva GR yang rendah, nilai SP tinggi (defleksi kekanan) dan nilai resitivitas yang tinggi. Litologi air formasi didapat karena GR yang defleksi ke kiri (rendah) dan nilai resistivitas yang rendah. Dari pembacaan karakteristik kurva log SCI maka ada 2 zona yang perlu dievaluasi yaitu zona 1 dan 3. Zona menarik pertama yang dievaluasi adalah pada zona 1 (3010 3018 m) dengan terlihat separasi positif dan lebar dari resisitivitas mikro dan resistivitas dalam, serta memiliki resistivitas yang tinggi (resistivitas hidrokarbon > Resisitivitas Air) pemisahan lebar dan Rt yang tinggi ini menunjukkan lapisan mengandung hidrokarbon, juga didukung dari kurva rekaman log neutron dan density, terjadi cross over antara grafik NPHI dan RHOB dengan seprasi yang sempit yang dalam interpretasinya neutron yang rendah tetapi jika gas porositasnya jauh lebih rendah dari pada porositas densitas (memiliki separasi lebar). Sama halnya yang ditunjukkan pada zona menarik kedua (2) 3083-3092 m, interpretasinya hampir sama merupakan lapisan hidrokarbon tetapi ada interpretasi yang membedakan antara zona menarik 1 dan 2 yaitu pada data mudlog gas chromatogram dan juga analisa nilai resistivitas, porositas dan saturasi air. Pada zona menarik satu (1) gas chromat yang muncul adalah C1 iC4 memasuki zona kematangan thermogenic ada dua interpretasi yaitu ; yang pertama zona menarik satu ini sudah menembus zona kematngan minyak, atau interpretasi

    yang kedua zona ini belum matang, tetapi ada migrasi dari zona matang hidrokarbon yang lebih dalam ke zona tidak matang reservoar SCI zona menarik satu (1). Dari data gas chromatogram gas C5 muncul pada section zona serpih (shale) maka kemungkinan besar hidrokarbon diiatasnya yang belum matang berasal dari batuan induk yang lebih dalum yang bermigrasi melalui zona serpih tersebut yang mengalami fracture (rekahan) atau patahan. Jadi pada zona menarik 1 (satu) adalah hidrokarbon yang bermigrasi dan terjebak di dalam reservoar. IV. KESIMPULAN Dari proses dan interpretasi data sumur dalam kerja praktek ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

    1. Sumur SCI-01 pada Formasi Talang Akar merupakan zona produktif karena memiliki lapisan permeabel yang berpotensi sebagai hidrokarbon dan terdapat dua zona lapisan permeabel yang merupakan zona menarik dan diinterpretasikan sebagai zona hidrokarbon.

    2. Litologi sumur SCI hasil analisa karakteristik dalam pembacaan kurva log adalah Sandstone sebagai reservoar dan shale sebagai batuan induknya.

    3. Reservoar sumur SCI memiliki nilai saturasi dan porositas yang bagus yaitu pada Zona 1 = (20-29%) dan Sw = (25 59 %), Pada zona 2 dengan = (13 -19 %) dan Sw = (17 - 45 % ).

    4. Dari data porositas yang baik, resistivitas yang tinggi, separasi density neutron yang sempit dan saturasi air yang

  • ix

    kecil, maka sumur SCI pada formasi talang akar memiliki reservoar minyak yang produktif.

    5. Dari data mudlog terlihat pada reservoar menunjukkan kematangan hidrokarbon dengan diindikasikan kemunculan zona thermogenic iC4-C5.

    DAFTAR PUSTAKA Harsono, A. 1997. Evaluasi Formasi

    dan Aplikasi Log. Schlumberger Data Services. Mulia Center L.17, Kuningan Jakarta.

    Oberto, S. 1988. Fundamental of Well-Log Interpretation. ELSEVIER Science

    Publisher.Amsterdam, Netherland.

    Rider, M. 1996. The Geological Interpretation Of Well Logs.Whittles Publishing. Roseileg House, Latheronwhell Scotland.

    Koesoemadinata, R,P. 1978. Geologi Minyak dan Gas Bumi. ITB. Bandung.

    Dewanto, O. 2008. Estimasi Cadangan Hidrokarbon Pada Batuan Reservoir Bersih Menggunakan Metode Interpretasi dan Analisa Log. Prosiding HAGI-IAGI. Unila, Bandar Lampung.11 hlm.

    Sudarmo, Y. 2004. Log Interpretasi. Elnusa Data Geosains. Graha Elnusa, Jakarta.