Upload
ahadinarahma
View
226
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
penyakit jantung bawaan
Citation preview
1. Patent Ductus Arteriosus (PDA)
Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang
menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut
menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum
arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten
(Persistent Ductus Arteriosus : PDA). (Lily Ismudiati R., 1996)
Ismudiati, L. R.. 1996. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang
menghubungkan aorta dan arteri pulmonal), yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta
tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. (Suriadi dan Rita Yuliani,
2001)
Suriadi, Yuliani R.. 2001. Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi I. Jakarta: CV Sagung
Seto.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada kejadian PDA setelah 24 sampai 48 jam kehidupan
neonatal tidak sepenuhnya dipahami. Prematuritas jelas meningkatkan kejadian PDA dan hal ini
lebih disebabkan karena faktor fisiologis yang berhubungan dengan persalinan daripada
keterkaitannya dengan kelainan ductus. Pada kelahiran bayi at term, kasus yang paling sering
muncul terjadi secara sporadis, tetapi ada peningkatan bukti bahwa faktor genetik sangat
berhubungan dengan penyakit ini. Selain itu, faktor lain seperti infeksi prenatal tampaknya juga
berpengaruh dalam beberapa kasus. (Schneider dan Moore, 2006)
Pelaporan kejadian PDA bervariasi karena perbedaan metodologis berkaitan dengan
kelompok populasi yang diteliti, usia pertimbangan, dan metode deteksi. Meskipun ductus
arteriosus biasanya secara fungsional tertutup dalam waktu 48 jam setelah lahir, beberapa
peneliti menganggap patent ductus menjadi keadaan patologis setelah melewati 3 bulan
kelahiran. Pada anak-anak yang lahir at term, kejadian PDA telah dilaporkan terjadi pada 1 dari
2000 kelahiran. PDA menempati 5 hingga 10% dari semua penyakit jantung bawaan. Namun, jika
anak-anak dengan "silent" patent ductus (yang ditemukan secara kebetulan oleh
echocardiography yang dilakukan untuk tujuan lain) ternasuk sebagai sampel dalam penelitian
ini, dapat diperkirakan kejadian ini akan meningkat hingga 1 dari 500 kelahiran. Ratio bayi
perempuan dibanding laki-laki adalah 2:1. (Schneider dan Moore, 2006)
Schneider, Douglas J., Moore, John W.. Congenital Heart Diseas for the Adult
Cardiologist: Patent Ductus Arteriosus. Circulation 2006; 114: 1873-1882.
Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-masalah lain
dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas). Tanda-tanda kelebihan beban ventrikel tidak
terlihat selama 4 – 6 jam sesudah lahir. Bayi dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi
dengan PDA lebih besar dapat menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif (CHF).
1. Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung
2. Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata terdengar di tepi
sternum kiri atas)
3. Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-loncat, Tekanan
nadi yang lebar (lebih dari 25 mm Hg)
4. Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik
5. Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.
6. Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah
7. Apnea
8. Tachypnea
9. Nasal flaring
10. Retraksi dada
11. Hipoksemia
12. Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru)
(Betz dan Sowden, 2002)
Betz, Cecily L., Sowden, L. A.. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik Edisi 2. Jakarta: EGC.
Komplikasi
Gagal Jantung Kongestif
Anak-anak dan orang dewasa dengan paten ductus yang besar sering
menunjukkan gejala gagal jantung kongestif akibat overcirculation paru dan overload
volume jantung kiri. Duktus yang cukup besar menyebabkan resistensi minimal terhadap
aliran (nonrestrictive), tingkat pirau (shunting) tergantung pada status resistensi pembuluh
darah paru. Pada banyak anak dengan paten ductus sedang atau besar, resistensi vaskuler
paru tetap meninggi sehingga akan membatasi pirau yang cukup untuk mengurangi
dampak fisiologis dan meningkatkan harapan hidup dan pertumbuhan anak. Walaupun
pasien dengan duktus yang kecil sampai sedang sering asimtomatik selama masa bayi
dan kanak-kanak, dan beberapa mungkin tidak pernah mengalami gejala, mereka dengan
peningkatan signifikan volume jantung kiri yang terjadi secara kronis dapat
mengembangkan penyakit gagal jantung kongestif di masa dewasa, biasanya dimulai
pada dekade ketiga. Pada orang dewasa, gagal jantung sering dikaitkan dengan atrial
flutter atau fibrilasi. (Schneider dan Moore, 2006)
Hypertensive Pulmonary Vascular Disease
Pasien dengan nonrestrictive besar atau patent ductus restriktif minimal
cenderung akan mengembangkan penyakit pembuluh darah pulmonar yang ireversibel.
Beberapa kasus muncul secara sekunder akibat tekanan dan volume overload dalam
sirkulasi pulmonary yang terjadi dalam waktu yang lama, meskipun banyak kasus
tampaknya terkait dengan penyakit paru primer akibat gangguan vaskular daripada terjadi
sebagai akibat dari kelainan duktus. Beberapa bayi dan anak dengan paten ductus
arteriosus besar tidak mengalami penurunan nilai normal postnatal terkait resistensi
vaskuler pulmonalis, dan bahkan setelah penutupan duktus, penyakit pembuluh darah
paru dapat berkembang, dan akhirnya dapat berakibat fatal. (Schneider dan Moore, 2006)
Aneurysm of Ductus Arteriosus
Aneurisma dari ductus arteriosus adalah suatu entitas dengan kejadian yang
dilaporkan setinggi 8%. Insiden sebenarnya tidak jelas karena definisi aneurisma ductus
arteriosus tidak tepat dan karena banyak aneurisma ductus arteriosus kebetulan ditemukan
atau dideteksi dengan echocardiography pada janin atau bayi baru lahir dengan kelainan
penutupan duktus dan trombosis, tanpa gejala klinis yang jelas. Aneurisma ductal paling
sering ditemukan pada masa bayi, tetapi juga dilaporkan terjadi pada orang dewasa dan
dapat berkembang setelah infeksi endarteritis, penutupan bedah, atau transkateter coil
oklusi. Dan sekitar seperempat dari pasien, menunjukkan adanya gangguan yang
mendasari seperti trisomi 21, trisomi 13, sindrom Smith-Lemli-Opitz, IV sindrom Ehlers-
Danlos jenis, atau sindrom Marfan. (Schneider dan Moore, 2006)
Jarang sekali aneurisma ductus arteriosus dapat muncul dengan gejala massa di
bagian thoraks, termasuk suara serak karena kelumpuhan vokal kord kiri dari nervus
laryngeal recurren kiri yang berulang maupun obstruksi bronkus kiri. Reseksi bedah
diindikasikan jika ada kompromi fungsional struktur yang berdekatan, patensi persisten
duktus, thrombus, tromboemboli, atau dari penyakit jaringan ikat. Peran perkutan oklusi
dengan aneurisma obliterasi belum ditetapkan untuk ductus arteriosus aneurisma, tapi
satu teknik yang berpotensi adalah penempatan stent tercakup dalam aorta untuk secara
bersamaan mengecualikan aneurisma dan menutup jalan ductus arteriosus. (Schneider dan
Moore, 2006)
Komplikasi Lain
PDA, khususnya yang berkaitan dengan hipertensi paru, dapat menyebabkan
kelumpuhan nervus laringeal berulang bahkan tanpa aneurisma, karena pelampiasan saraf
seperti kursus melalui segitiga yang dibentuk oleh lengkungan aorta, arteri paru-paru
membesar, dan duktus arteriosus. Diseksi dan / atau ruptur spontan arteri paru yang
berdilatasi akibat PDA dengan hipertensi paru dapat terjadi . Selain itu, diseksi aorta akut
dapat juga terjadi. Namun, komplikasi ini sangat jarang terjadi. (Schneider dan Moore,
2006)
2. Ventrikel Septal Defect (VSD)
Ventricular Septal Defect merupakan kelainan jantung bawaan nonsianotik yang paling
sering ditemukan. Ventrikel Septal Defek adalah kelainan jantung bawaan berupa lubang pada
septum interventrikuler. Lubang tersebut dapat hanya satu atau lebih yang terjadi akibat
kegagalan fusi septum interventrikuler semasa janin dalam kandungan. Kebocoran ini terjadi
karena kelambatan dalam pertumbuhannya. Berdasarkan lokasi defek, VSD terbagi atas empat
tipe yaitu defek subpulmonal, membranous, atrioventrikular, dan defek muscular. Sedangkan
berdasarkan ukuran defek, VSD terbagi atas tiga yaitu VSD kecil, sedang, dan besar.
VSD merupakan penyakit jantung bawaan yang paling sering ditemukan yaitu sekitar 30-
60% pada bayi baru lahir dengan penyakit jantung bawaan. Pada sebagian besar kasus
penyebabnya tidak diketahui. Diagnosis kelainan ini ditegakkan setelah melewati masa
neonatus, karena pada minggu-minggu pertama kehidupan belum terdengar bising yang
bermakna karena resistensi vascular paru masih tinggi dan akan menurun setelah 8-10 minggu.
Sebuah ventrikel septal defect kecil (VSD) bisa terjadi tanpa gejala sama sekali. Sebuah
cacat yang lebih besar dapat menyebabkan gejala segera setelah lahir. Anak-anak dengan VSD
mungkin memiliki gejala-gejala seperti ini:
1. Frekuensi napas yang cepat atau harus bekerja keras untuk bernapas.
2. Aritmia.
3. Sering mengalami nfeksi saluran pernapasan.
4. Bayi mungkin memiliki kesulitan makan, mungkin gagal tumbuh, dan mungkin akan bosan
dengan mudah.
Defek besar yang tidak segera ditangani dapat meningkatkan risiko penyakit jantung
tertentu atau masalah sirkulasi di kemudian hari, seperti tekanan darah tinggi di paru-paru. (Betz
dan Sowden, 2002)
Komplikasi
1. Gagal jantung kronik
2. Endokarditis infektif
3. Terjadinya insufisiensi aorta atau stenosis pulmonary
4. Penyakit vaskular paru progresif
5. Kerusakan sistem konduksi ventrikel
(Betz dan Sowden, 2002)