Upload
rizki-baiti-oktaviyani
View
220
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PBL
Citation preview
Etiologi dan Faktor Resiko
Etiologi dan Faktor Resiko
Etiologi dan faktor resiko dari gagal jantung antara lain (Gray et al, 2005) :
Hipertensi
Kardiomiopati (dilatasi, hipertrofik, restriktif)
Penyakit katup jantung
Aritmia
Kongenital (VSD, ASD, dll)
Alkohol, karena bersifat kardiotoksik, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
Obat-obatan seperti beta blocker, antagonis kalsium yang dapat menekan kontraktilitas miokard. Dapat juga obat kemoterapeutik seperti doksorubisin yang dapat menyebabkan kerusakan miokard.
Konstriksi atau efusi perikardium
Gagal jantung kanan (hipertensi baru).
Patofisiologi Edema Tungkai
Aktivasi sistem saraf simpatik
Aktivasi sistem RAA
Peningkatan hormon aldosteron
Peningkatan volume darah
Peningkatan aliran balik darah ke jantung
Karena adanya bendungan karena kegagalan
ventrikel jantung memopa darah
Darah akan terkumpul di daerah vena/kapiler
Pada daerah tungkai(perifer),
jaringan akan melepaskan cairan ke interstitial
Pengaruh gaya gravitasi Edema tungkai
Aktivasi sistem saraf simpatik melalui baroreseptor akan mengaktivasi dari sistem RAA. Hal ini akan menyebabkan peningkatan hormon aldosteron. Dan otomatis hal ini akan berpengaruh pada volume darah dalam kapiler, yaitu adanya peningkatan volume darah. Sehingga aliran balik vena ke jantung juga akan meningkat. Namun karena pada gagal jantung terdapat kondisi dimana adanya bendungan yang sifatnya menyeluruh akibat kegagalan ventrikel jantung untuk memompa darah, maka akan terjadi akumulasi darah di kapiler. Karena banyaknya darah yang terkumpul, maka jaringan akan melepaskan cairan ke interstitial, jadi timbullah edema pada tungkai. Hal ini juga dipengaruhi oleh adanya pengaruh gaya gravitasi (Gray et al, 2005).
Klasifikasi gagal jantung menurut AHA (American Heart Association) pada tahun 2005 :
Pasien memiliki reseko menderita gagal jantung namun belum ada tanda gagal jantung, misalnya penderita PJK, DM, kardiomiopati, dan hipertensi. Penanganan yang baik dari penyakit ini dapat mencegah terjadinya gagal jantung.
Pasien menderita structural heart disease tetapi belum ada tanda gejala gagal jantung, misalnya pada infark miokard, LVH, atau penyakit katup jantung. Penanganan yang tepat untuk penyakit ini yaitu dengan beta blocker, ACEI, atau operasi katup efektif untuk mencegah timbulnya gagal jantung.
Pasien menderita structural heart disease dan gejala gagal jantung. Penanganan yang lebih agresif dengan ACEI, beta blocker, diuretik, ARB, dan perubahan pola hidup akan meringankan gejala.
Gagal jantung yang refrakter walaupun telah mendapatkan terapi maksimal. Penanganannya dibutuhkan intervensi khusus seperti transplantasi jantung, pemberian obat inotropik kronis, dan permanent mechanical support.
Daftar Pustaka
Gray et al, 2005. Lecture Notes Kardiologi. Jakarta:Erlangga.
American Heart Assosiation. 2005. Classes of Heart Failure. Available at : http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HeartFailure/AboutHeartFailure/Classes-of-Heart-Failure_UCM_306328_Article.jsp (Diakses tanggal 1 Mei 2014).