PBL 25 Yuni - Kehamilan Sungsang

  • Upload
    yunskii

  • View
    76

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

semoga membantu :)

Citation preview

Kelainan Letak Sungsang Pada Masa Kehamilan

Yuniasih

Nim 10.2009.102

Kelompok D-6Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara no. 6, Jakarta Barat 11510

Email : [email protected]

Malpresentasi adalah bagian terendah janin yang berada di segmen bawah rahim, bukan belakang kepala. Malposisi adalah penunjuk (presenting part) tidak berada di anterior. Secara epidemiologis pada kehamilan tunggal didapatkan presentasi kepala sebesar 96,8%, bokong 2,7%, letak lintang 0,3%, majemuk 0,1%, muka 0,05%, dan dahi 0,01%. Persalinan normal dapat terjadi manakala terpenuhi keadaan-keadaan tertentu dari faktor-faktor persalinan: jalan lahir (passage), janin (passenger), dan kekuatan (power). Pada waktu persalinan, hubungan antara janin dan jalan lahir sangatlah penting untuk diperhatikan oleh karena menentukan mekanisme dan prognosis persalinannya. Hubungan tersebut sudah dijelaskan dalam bagian lain yang membahas letak, presentasi, sikap, dan posisi janin.1

Pada makalah PBL kali ini akan membahas tentang kelainan letak sungsang. Letak sungsang atau malpresentasi merupakan suatu kelainan letak bayi, dengan posisi kepala di atas dan posisi bokong di bawah.Sebetulnya sampai bayi berusia 34 minggu, letak bayi masih bebas. Artinya, letak kepala bisa di atas atau di bawah, terjadi karena pada permulaan kehamilan, berat janin relatif lebih rendah dibandingkan dengan rahim. Akibatnya, janin masih bebas bergerak. Menginjak usia 28-34 minggu kehamilan, berat janin makin membesar, sehingga tidak bebas lagi bergerak. Pada usia tersebut, umumnya janin sudah menetap pada satu posisi.jika posisinya salah, maka disebut sungsang.1

Dalam makalah PBL kali akan membahas tentang hal-hal yang berkaitan kelaian letak sungsang pada masa kehamilan beserta jenis-jenisnya. Dimana pembaca diharapkan mengerti tentang hal-hal sebagai berikut;

1. Memahami tentang langkah awal mendiagnosa suatu kelainan melalui cara anamnesis.

2. Memahami tentang pemeriksaan-pemeriksaan yang berkenaan dengan kelainan letak pada masa kehamilan.3. Memahami tentang etiologi, epidemiologi, patofisiologi, working diagnosis dan diagnosis pembanding, komplikasi, penatalaksanaan, preventif, dan prognosis dari kelainan letak pada masa kehamilan.1Anamnesis

Pada kasus yang kita dapatkan pada PBL kali ini adalah dimana Ny.CL datang ke Rumah Sakit karena hamil cukup bulan dan sudah mules-mules seperti mau melahirkan. Pada pemeriksaan didapatkan hamil pertama, pernah memeriksakan kandungannya ketika usia kandungan 3 bulan, keadaan umum baik, dan merasakan kontraksi yang cukup kuat. Dokter menyatakan terdapat kelainan letak dan disarankan untuk SC.

Secara umum anamnesa pada pasien hail sama dengan anamnesa lain dalam ilmu kedokteran. Hal-hal yang perlu ditanyakan dalam kasus ini adalah sebagai berikut Identitas Pasien

Menanyakan Haid ( Kapan HPHT, menarche, haid teratur/tidak, lamanya haid, nyeri haid)

Kehamilan (Berapa kali hamil, komplikasi kehamilan terdahulu, apakah pernah mengalami keguguran)

Persalinan (berapa kali bersalin, bagaimana persalinannya, pernahkah SC dan sebutkan alasannya)

Riwayat perkawinan (berapa kali menikah, jumlah anak, interval anak)

Pemeriksaan FisikManuver Leopold

Pemeriksaan (Manuver)Leopoldmerupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu bayi untuk menentukan posisi dan letak janin dengan melakukan palpasi abdomen, namun menjadi sulit dilakukan bila bertemu denganibu hamil yang obes (gemuk) atau dengan ibu hamil yang memiliki jumlah cairan amnion berlebih.1,2Beberapa persiapan yang perlu dilakukan oleh perawat sebelum melakukan pemeriksaan Leopold adalah :-Bina hubungan saling percaya.- Anjurkan klien untuk mengosongkan kandung kemih sebelum tindakan dilakukan.

- Anjurkan klien untuk tidur telentang rata punggung dengan lutut sedikit fleksi.-Cuci tangan dengan air hangat.- Alat-alat yang digunakan: laenec atau Doppler, selimut, handuk kecil, tempattidur antenatal.- Buka pakaian klien mulai dari prosesus xipoideus sampai dengan simfisis pubis,tutupi dengan selimut pada bagian yang akan diperiksa.

Pemeriksaan Leopold terdiri dari4 langkah. Masing-masing langkah memiliki tujuan yang berbeda-beda.

Pemeriksaan Leopold IBertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan bagian lain yang terdapat pada bagian fundus uteri. Dengan cara: -Wajah pemeriksa menghadap kearah ibu-Palpasi fundus uterus.

-Tentukan bagian janin yang ada pada fundus.

Pemeriksaan Leopold IIBertujuan untuk menentukan punggung dan bagian kecil janin di sepanjang sisi maternal, dengan cara:

-Wajah pemeriksa menghadap ke arah kepala ibu.-Palpasi dengan satu tangan pada tiap sisi abdomen.-Palpasi janin di antara dua tangan.-Temukan mana punggung dan bagian ekstremitas.Pemeriksaan Leopold IIIBertujuan untuk membedakan bagian persentasi dari janin dan sudah masuk dalam pintu panggul, dengan cara:- Wajah pemeriksa menghadap ke arah kepala ibu.- Palpasi di atas simfisis pubis. Beri tekanan pada area uterus.- Palpasi bagian presentasi janin di antara ibu jari dan keempat jari denganmenggerakkan pergelangan tangan. Tentukan presentasi janin.- Jika ada tahanan berarti ada penurunan kepala.Pemeriksaan Leopold IVBertujuan untuk meyakinkan hasil yang ditemukan pada pemeriksaan Leopold III dan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi sudah masuk pintu atas panggul. Memberikan informasi tentang bagian presentasi : bokong atau kepala, sikap/attitude (fleksi atau ekstensi), dan station (penurunan bagian presentasi), dengan cara:-Wajah pemeriksa menghadap ke arah ekstremitas ibu.- Palpasi janin di antara dua tangan.- Evaluasi penurunan bagian presentasi.1,2,3Auskultasi

Pada auskultasi kita bisa mendengar bermacam bunyi, dari anak terdengar bunyi jantung, bising tali pusat, dan gerakan anak. Sedangkan dari Ibu kita bisa mendengarkan bising arteri uterina, bising aorta, bising usus. Bunyi jantung anak dengan Doppler dapat didengar sejak umur kehamilan 12 minggu sedangkan dengan stetoskop baru didengar pada umur kehamilan 26 minggu. Frekuensi bunyi jantung anak antara 120-140 per menit.

Pemeriksaan Dalam (Vagina Toucher)

Pada pemeriksaan VT ini yang diperiksa adalah sebagai berikut: Cervix

Apakah kaku atau lunak.

Apakah cervix sudah mendatar atau belum, kalau belum apakah panjang atau pendek.

Apakah bibir cervix tebal atau tipis.

Berapa pembukaan

Keadaan Ketuban

Apakah ketuban masih ada atau tidak, ketuban dibentuk oleh selaput tipis hingga sukar diraba. Untuk memudahkan, tunggu sampai ada his, ketuban akan menonjol seperti gelembung.

Salah satu fungsi ketuban adalah membuka cervix, karena itu ia seharusnya menonjol pada waktu his. Kalau tidak menonjol, berarti ia sudah pecah atau melakat pada dinding uterus

Menentukan presentasi dan posisi anak

Tentukan apa yang menjadi bagian terdepan: kepala itu bulat dan keras, teraba sekat yaitu sutura. Bila yang teraba lunak, mungkin bokong teraba os coccygis, sedangkan pada muka teraba orbita.

Untuk menentukan posisi, kita raba dari bawah simfisis lalu ke bawah, pada presentasi belakang kepala akan teraba sutura sagitalis kita dapat meraba ubun-ubun kecil dengan demikian kita dapat menentukan posisi anak.2-3Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan USG (ultrasonografi) adalah salah satu metode skrining untuk memeriksa kehamilan yang dianggap aman, non-invasif, akurat dan efektif. Kini hampir semua klinik kebidanan di kota-kota besar telah menyediakan fasilitas pemeriksaan USG dengan biaya layanan yang semakin terjangkau. Biaya tambahan biasanya dikenakan bila Anda menginginkan hasil pemindaian dicetak.Manfaat USG Kehamilan antara lain bermanfaat sebagai berikut:

1.Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan

Dengan pemindaian USG, embrio dapat diamati dan diukur pada usia lima setengah minggu. Bila terjadi perdarahan pada trimester pertama, USG sangat diperlukan untuk diagnosis awal kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim) dan kehamilan molar/anggur (kehamilan yang disertai tumor).2. Melihat posisi dan kondisi plasenta.

Plasenta yang menghalangi jalan lahir (plasenta previa) dapat menyulitkan proses kelahiran bayi. Plasenta yang memiliki kelainan dalam kondisi seperti diabetes dan hidrops janin (cairan berlebihan di dua atau lebih bagian tubuh seperti toraks, abdomen atau kulit yang biasanya terkait dengan penebalan plasenta) juga bisa dilihat melalui USG.

3. Memeriksa denyut jantung janin.Denyut jantung janin bisa dilihat dan dideteksi pada umur kehamilan 6 minggu dan menjadi jelas pada 7 minggu. Jika denyut jantung teramati, kemungkinan kehamilan berlanjut adalah lebih dari 95 persen. Denyut jantung janin cenderung bervariasi mengikuti usia kehamilan. Denyut jantung pada 6 minggu adalah sekitar 90-110 denyut per menit (dpm) dan pada 9 minggu menjadi 140-170 dpm. Pada usia 5-8 minggu, bradikardia (denyut kurang dari 90 dpm) seringkali berkaitan dengan risiko tinggi keguguran.

4. Mengetahui bila Anda memiliki lebih dari satu bayi (kembar)

Kehamilan kembar meningkatkan risiko hambatan pertumbuhan janin, persalinan prematur, plasenta lepas (abruptio placenta), kelainan bawaan, morbiditas dan kematian perinatal. Kehamilan kembar terdeteksi selama ultrasonografi rutin di minggu 18 sampai 20.

5. Menghitung usia kehamilan dan berat janin

Ukuran tubuh janin mencerminkan usia kehamilan. Dengan mengetahui usia kehamilan, hari perkiraan lahir juga dapat dihitung lebih akurat. Hubungan yang erat antara ukuran janin dan usia kehamilan terutama berlaku pada awal kehamilan. Untuk itu, pengukuran-pengukuran berikut dapat dilakukan dengan USG:

Crown-rump Length (CRL) : CRL adalah istilah untuk panjang antara bokong dan ujung kepala janin. Pengukuran CRL dilakukan pada janin berusia 7-12 minggu dan memberikan perkiraan yang sangat akurat mengenai usia kehamilan. Setelah usia kehamilan 12 minggu, CRL tidak lagi akurat mengukur usia janin, sehingga pengukuran lain diperlukan.

Biparietal Diameter (BPD) : Diameter antara 2 sisi kepala, yang diukur setelah bayi berusia di atas 12 minggu. Diameter kepala bayi meningkat dari sekitar 2,4 cm di usia 13 minggu menjadi sekitar 9,5 cm pada saat kelahiran. Dua bayi dengan berat yang sama dapat memiliki ukuran kepala berbeda sehingga BPD di tahap akhir kehamilan umumnya dianggap tidak dapat diandalkan.

Femur Length (FL) : Mengukur panjang tulang paha yang mencerminkan pertumbuhan memanjang janin. FL meningkat dari sekitar 1,5 cm di 14 minggu menjadi sekitar 7,8 cm pada akhir kehamilan. Kegunaan FL mirip dengan BPD.3,4Abdominal Circumverence (AC) ; Mengukur lingkar perut ibu. Ini adalah pengukuran yang paling penting pada akhir kehamilan, namun lebih mencerminkan ukuran dan berat janin daripada usianya.

AC, BPD dan FL digabungkan dalam rumus untuk memperkirakan berat badan janin. Mesin USG langsung menghitung secara otomatis perkiraan berat janin, yang formulanya antara lain adalah : 1,4 BPD X FL X AC (semua dalam cm) 200 = berat janin.6. Mendiagnosis kelainan janin

Banyak kelainan struktural janin seperti malformasi janin (anensefali, spina bifida, dll), kelainan jantung, dan hidrosefalus dapat didignosis dengan USG yang biasanya dilakukan sebelum 20 minggu. Sejumlah kecil masalah dapat diobati sebelum bayi Anda lahir.USG dapat menunjukkan beberapa masalah perkembangan bayi, tetapi tidak semua. Beberapa masalah bayi mungkin baru berkembang setelah 20 minggu dan beberapa mungkin tidak terlihat melalui USG. Inilah sebabnya, pada sejumlah kecil kasus, bayi lahir dengan masalah meskipun tidak ada masalah yang terlihat selama pemindaian.Mengetahui masalah sebelum kelahiran dapat membantu Anda mempersiapkan diri dan menyusun rencana perawatan setelah bayi lahir. Bayi Anda mungkin perlu dilahirkan di rumah sakit berbeda yang menyediakan staf dan fasilitas khusus yang diperlukan bayi Anda.7. Memeriksa jumlah cairan ketuban

Jumlah cairan ketuban terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat dengan jelas digambarkan oleh USG. Kedua kondisi ini dapat berdampak merugikan pada janin: Polihidramnion (kelebihan cairan ketuban) dapat mengakibatkan sesak nafas berat pada ibu dan persalinan prematur. Faktor risiko termasuk diabetes ibu yang tidak terkontrol, kehamilan kembar, isoimunisasi, dan malformasi janin.

Oligohidramnion (kekurangan cairan ketuban) dapat menyebabkan kematian janin. Kondisi ini sering terkait dengan kelainan bawaan pada saluran kemih, hambatan pertumbuhan janin dan berat janin kurang.8. Mengetahui jenis kelamin bayi.

Jenis kelamin bayi tidak memiliki signifikansi medis. Namun, banyak calon orangtua yang sangat ingin tahu jenis kelamin bayinya sebelum lahir. Beberapa faktor seperti tahap kehamilan dan posisi janin dapat mempengaruhi keakuratan prediksi gender. Anda dapat mengetahui usia janin melalui USG dengan akurasi 95% lebih pada minggu 18 sampai 20. Dalam sebuah penelitian, USG hanya mengidentifikasi jenis kelamin dengan benar pada 46 persen janin berusia 12 minggu dan 80 persen pada janin berusia 13 minggu. Di usia 13 minggu, bayi Anda masih dapat meringkuk dan melakukan akrobatik sehingga mendapatkan sudut yang tepat bisa sangat sulit.Working Diagnosis

Letak sungsang merupakan suatu letak dimana bokong bayi merupakan bagian rendah dengan atau tanpa kaki (keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri). Ada 4 tipe letak sungsang: 1,21)Complete/flexed brech, pada posisi ini paha dan lutut bayi fleksi dan kaki menutupi bokong. Tipe ini lebih sering pada multigravida 2)Extended brech (frank brech) pada bayi fleksi, tetapi pada kaki ektensi, sehingga kaki berada dekat kepala, sering terjadi pada primi yang prematur

3)Presentesi kaki, 1 atau kedua kaki di bawah bokong 4)Presentasi lutut, janin berada dalam posisi 1 atau kedua lutut berada di bawah bokong

Cara melakukan diagnosis sungsang adalah sebagai berikut :

1. Melakukan perabaan perut bagian luar. Cara ini dilakukan oleh dokter atau bidan. Janin akan diduga sungsang bila bagian yang paling keras dan besar berada di kutub atas perut. Perlu diketahui bahwa kepala merupakan bagian terbesar dan terkeras dari janin.2. Melalui pemeriksaan bagian dalam menggunakan jari. Cara ini pun hanya bisa dilakukan oleh dokter atau bidan. Bila di bagian panggul ibu lunak dan bagian atas keras, berarti bayinya sungsang.3. Cara lain adalah dengan ultrasonografi (USG).Differential Diagnosis1.Presentasi Muka

Presentasi muka terjadi apabila sikap janin ekstensi maksimal sehingga oksiput mendekat ke arah punggung janin dan dagu menjadi bagian presentasinya. Faktor predisposisi yang meningkatkan kejadian presentasi dahi adalah malformasi janin (0,9%), berat badan lahir < 1500 g (0,71%), polihidramnion (0,63%), postmaturitas (0,18%), dan multiparitas (0,16%). Berbeda dengan presentasi dahi, janin dengan presentasi dahi, janin dengan presentasi muka masih dapat dilahirkan vaginal apabila posisi dagunya di anterior.

Diagnosis

Diagnosis presentasi muka ditegakkan apabila pada pemeriksaan vagina dapat diraba mulut, hidung, tepi orbita, dan dagu. Penunjuk presentasi muka adalah dagu. Pada palpasi abdomen kadang-kadang dapat diraba tonjolan kepala janin di dekat punggung janin. Pada waktu persalinan, seringkali muka menjadi edema, sehingga diagnosis dapat keliru sebagai presentasi bokong. Pada keadaan tersebut perabaan pada mulut mirip pada perabaan pada anus. Sebanyak 49% kasus presentasi muka tidak terdiagnosis sebelum kala II.

Etiologi

Pada panggul sempit, janin besar, multiparitas atau perut gantung. Bisa juga terjadi pada janin anensefalus dan tumor di leher depan. Kadang- kadang pada janin mati intrauterine yang kehilangan tonus ototnya.1-42.Presentasi Dahi

Presentasi dahi terjadi manakala kepala janin dalam sikap ekstensi sedang. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba daerah sinsiput yang berada di antara ubun-ubun besar dan pangkal hidung. Bila menetap, janin dengan presentasi ini tidak dapat dilahirkan oleh karena besarnya diameter oksipitomental yang harus melalui panggul. Janin dengan ukuran kecil dan punggungnya berada di posterior atau ukuran panggul yang sedemikian luas mungkin masih dapat dilahirkan pervaginam. Kejadian presentasi meningkat bila didapatkan adanya polihidramnion (0.4%), berat badan lahir < 1500 g (0,9%), prematuritas (0,16%), dan postmaturitas (0,1%).

Diagnosis

Pada presentasi ini dapat ditegakkan apabila pada pemeriksaan vaginal dapat diraba pangkal hidung, tepi atas orbita, sutura frontalis, dan ubun-ubun besar, tetapi tidak dapat meraba dagu atau mulut janin. Apabila mulut dan dagu janin dapat teraba, maka diagnosisnya adalah presentasi muka. Sebanyak 24% presentasi dahi tidak terdiagnosis sebelum kala II. Pada palpasi abdomen dapat teraba oksiput dan dagu janin di atas simfisis dengan mudah.

Etiologi

Presentasi dahi sama seperti penyebab presentasi muka. Presentasi dahi sering merupakan keadaan temporer dan dalam perjalanan persalinan selanjutnya dapat spontan berubah menjadi presentasi muka atau presentasi belakang kepala.1-43.Letak LintangPengertian Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Punggung janin dapat berada di depan (dorsoanterior), di belakang (dorsoposterior) atau di bawah (dorsoinferior).

Diagnosis

Diagnosis pada inspeksi nampak bahwa perut melebar ke samping dan fundus uteri lebih rendah dari biasanya, hanya beberapa jari di atas pusat pada kehamilan cukup bulan. Pada palpasi ternyata fundus uteri maupun bagian bawah rahim kosong sedangkan bagian-bagian besar (kepala dan bokong) teraba di samping atas fossa iliaca. Kalau teraba tahanan sebelah depan, maka punggung ada sebelah depan ; sebaliknya kalau teraba tonjolan-tonjolan, maka ini disebabkan oleh bagian-bagian kecil sehingga punggung terdapat di sebelah belakang. Dalam persalinan maka dengan toucher dapat diraba sisi thorax sebagai susunan tulang-tulang yang sejajar dan kalau pembukaan sudah besar maka teraba scapula dan pada pihak yang bertentangan klavikula. Arah menutupnya ketiak menunjukkan arah kepala.4,5Etiologi

Sebab terpenting terjadinya letak lintang ialah multiparietas disertai dinding uterus dan perut yang lembek. Pada kehamilan premature, hidramnion dan kehamilan kembar, janin sering dijumpai dalam letak lintang. Keadaan lain yang dapat menghalangi turunnya kepala dalam rongga panggul seperti misalnya panggul sempit, tumor di daerah panggul dan plasenta previadapat pula mengalibtkan terjadinya letak lintang tersebut. Demikian pula kelainan bentuk rahim, seperti misalnya uterus arkuatus dan uterus subseptus, juga merupakan terjadinya letak lintang.Etiologi

Posisi sungsang, posisi janin memanjang dengan kepala di bagian atas rahim dan bokongnya ada di bagian bawah, tergolong sebagai kelainan letak janin. Kondisi ini biasanya sudah terdekteksi saat kehamilan memasuki trimester kedua. Biasanya Anda akan merasakan kandungan terasa penuh di bagian atas dengan gerakan janin terasa lebih banyak di bagian bawah.Adapun faktor predisposisi bisa mengalami letak sungsang sebagai berikut :

1.Bobot janin relatif rendah. Hal ini mengakibatkan janin bebas bergerak. Ketika menginjak usia 28-34 minggu kehamilan, berat janin makin membesar, sehingga tidak bebas lagi bergerak. Pada usia tersebut, umumnya janin sudah menetap pada satu posisi. Kalau posisinya salah, maka disebut sungsang.2. Rahim yang sangat elastis. Hal ini biasanya terjadi karena ibu telah melahirkan beberapa anak sebelumnya, sehingga rahim sangat elastis dan membuat janin berpeluang besar untuk berputar hingga minggu ke-37 dan seterusnya.3. Hamil kembar. Adanya lebih dari satu janin dalam rahim menyebabkan terjadinya perebutan tempat. Setiap janin berusaha mencari tempat yang nyaman, sehingga ada kemungkinan bagian tubuh yang lebih besar (yakni bokong janin) berada di bagian bawah rahim.4. Hidramnion (kembar air). Volume air ketuban yang melebihi normal menyebabkan janin lebih leluasa bergerak walau sudah memasuki trimester ketiga.5. Hidrosefalus. Besarnya ukuran kepala akibat kelebihan cairan (hidrosefalus) membuat janin mencari tempat yang lebih luas, yakni di bagian atas rahim.6. Plasenta previa. Plasenta yang menutupi jalan lahir dapat mengurangi luas ruangan dalam rahim. Akibatnya, janin berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni di bagian atas rahim.7.Panggul sempit. Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi sungsang.8. Kelainan bawaan. Jika bagian bawah rahim lebih besar daripada bagian atasnya, maka janin cenderung mengubah posisinya menjadi sungsang.4,5Penyebab letak sungsang dapat berasal dari:

Sudut Ibu a. Keadaan rahim

1) Rahim arkuatus

2) Septum pada rahim

3) Uterus dupleks

4) Mioma bersama kehamilanb. Keadaan plasenta

1) Plasenta letak rendah

2) Plasenta previac. Keadaan jalan lahir

1) Kesempitan panggul

2) Deformitas tulang panggul

3) Terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala Sudut Janin

Pada janin tedapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang : 1) Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat 2) Hedrosefalus atau anesefalus 3) Kehamilan kembar 4) Hidroamnion atau aligohidromion 5) Prematuritas

Epidemiologi

Letak sungsang terjadi pada 3-4% dari seluruh persalinan. Kejadian letak sungsang berkurang dengan bertambahnya usia kehamilan. Letak sungsang pada usia kehamilan kurang dari 28 minggu sebesar 25%, pada kehamilan 32 minggu 7% dan, 1-3% pada kehamilan aterm.1,2,3Patofisiologi

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang, atau letak lintang. Pada kehamilan trimester terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri,sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala. Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang. Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni Presentasi bokong (frank breech) (50-70%). Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong.Presentasi bokong kaki sempurna ( complete breech ) ( 5-10%). Pada presentasi bokong kaki sempurna disamping bokong dapat diraba kaki.Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki ( incomplete or footling ) ( 10-30%). Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada presentasi kaki bagian paling rendah adalah satu atau dua kaki.5Manifestasi klinik

Dari anamnesa data yang diperoleh berdasarkan banyak dari keluhan ibu antara lain:

1.Ibu merasakan perut terasa lebih keras dibagian ulu hati

2.Gerakan janin lebih banyak dirasakan dibawah dan dan ibu sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.

3. Keluhan ibu kadang sesak nafas

4.Ulu hati terasa sakit

5.Perut terasa penuh

6.Nafsu makan berkurang dan kadang muntahPenatalaksanaan

Manajemen Persalinan Sungsang Persalinan dianjurkan di rumah sakit di bawah pengawasan dokter ahli obstetri, anastesi dan ahli anak. Jika ibu tidak partus spontan pada 40 minggu biasanya dilakukan induksi persalinan. Kebanyakan dokter ahli kebidanan menganjurkan induksipersalinan pada 38 minggu, ketika fetus masih agak kecil.

Berdasarkan jalan lahir yang dilalui, maka persalinan sungsang dibagi menjadi :31. Persalinan Pervaginam

a. Spontaneous breech (Bracht)Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri, tanpa tarikan ataupun manipulasi selain menyangga bayi. Cara ini disebut cara Bracht.1) Tahap lambat : mulai lahirnya bokong sampai pusar merupakan fase yang tidak berbahaya.

2) Tahap cepat : dari lahirnya pusar sampai mulut, pada fase ini kepala janin masuk PAP, sehingga kemungkinan tali pusat terjepit.

3) Tahap lama : lahirnya mulut sampai seluruh bagian kepala, kepala keluar dari ruangan yang bertekanan tinggi (uterus) ke dunia luar yang tekanannya lebih rendah sehingga kepala harus dilahirkan perlahan-lahan untuk menghindari pendarahan intrakranial (adanya tentorium cerebellum).b. Partial breech extraction : Manual and assisted breech deliveryJanin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi dengan tenaga penolong.c. Total breech extraction

Janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong.

Prosedur Persalinan Bayi Sungsang ( Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal,2002). Langkah klinik tindakan Pertolongan Partus Sungsanga) Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput ketuban dan penurunan bokong serta kemungkinan adanya penyulit.b) Intruksikan pasien agar mengedan dengan benar selama ada his. c)Pimpin berulang kali hingga bokong turun ke dasar panggul, lakukan episiotomi saat bokong membuka vulva dan perineum sudah tipis.1,2d) Melahirkan bayi :

I. Cara Bracht

1) Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara bracht (kedua ibu jari penolong sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul).2) Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.3) Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada.

4) Lakukan hiperlordosis janin pada saat anguluc skapula inferior tampak di bawah simfisis (dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan ke arah perut ibu tanpa tarikan) disesuaikan dengan lahirnya badan bayi.

5) Gerakkan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala.

6) Letakkan bayi di perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat, bersihkan jalan nafas bayi, tali pusat dipotong.II. Cara Klasik (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal,2002)

Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan jika dengan Bracht dan tangan tidak bisa lahir. Prosedur :

1)Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan sehingga bokong dan kaki lahir.2)Tali pusat dikendorkan. 3) Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke atas

a. Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan atas ibu untuk melahirkan bahu kiri bayi yang berada di belakang.

b. Dengan tanggan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada di belakang.

4)Masukkan dua jari tangan kanan atau kiri (sesuai letak bahu belakang) sejajar dengan lengan bayi, untuk melahirkan lengan belakang bayi. 5) Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik ke arah bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang sama.III. Cara MullerPengeluaran bahu dan tangan secara Muller dilakukan jika dengan cara Bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir. Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki dengan cara yang sama seperti klasik, ke arah belakang kontra lateral dari letak bahu depan. Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama untuk melahirkan bahu dan lengan belakang.IV. Cara Lovset1) Setelah bokong dan kaki bayi lahir memegang bayi dengan kedua tangan. Memutar bayi 180o dengan lengan bayi yang terjungkit ke arah penunjuk jari tangan yang muchal.

2)Memutar kembali 180o ke arah yang berlawanan ke kiri atau ke kanan beberapa kali hingga kedua bahu dan lengan dilahirkan secara Klasik atau Muller.V. Ekstraksi Kaki

Dilakukan bila kala II tidak maju atau tampak gejala kegawatan ibu-bayi. Keadaan bayi /ibu mengharuskan bayi segera dilahirkan.

1) Tangan kanan masuk secara obstetrik melahirkan bokong, pangkal paha sampai lutut, kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi fleksi,tangan yang lain mendorong fundus ke bawah. Setelah kaki fleksi pergelangan kaki dipegang dengan dua jari dan dituntun keluar dari vagina sampai batas lutut.

2) Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari diletakkan di belakang betis sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari lain di depan betis, kaki ditarik turun ke bawah sampai pangkal paha lahir.

3) Pegangan dipindah ke pangkal paha sehingga mungkin dengan kedua ibu jari di belakang paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari lain di depan paha.

4) Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter depan lahir kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama dievaluasi ke atas hingga trokhanter belakang lahir. Bila kedua trokhanter lahir berarti bokong telah lahir.

5) Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dulu, maka yang akan lahir lebih dahulu ialah trokhanter belakang dan untuk melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha ditarik terus cunam ke bawah

6) Setelah bokong lahir maka dilanjutkan cara Clasik , atau Muller atau Lovset.VI. Teknik Ekstraksi Bokong Dikerjakan bila presentasi bokong murni dan bokong sudah turun di dasar panggul, bila kala II tidak maju atau tampak keadaan janin lebih dari ibu yang mengharuskan bayi segera dilahirkan.

1) Jari penunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dimasukkan kedalam jalan lahir dan diletakkan dilipatan paha bagian depan. Dengan jari ini lipat paha atau krista iliaka dikait dan ditarik curam ke bawah. Untuk memperkuat tenaga tarikan ini, maka tangan penolong yang lain menekam pergelangan tadi dan turut menarik curam ke bawah.

2)Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak di bawah simfisis, maka jari telujuk penolong yang lain mengkait lipatan paha ditarik curam ke bawah sampai bokong lahir.

3) Setelah bokong lahir, bayi dilahirkan secara Clasik , atau Muller atau Lovset.Cara Melahirkan Kepala Bayi Cara Mauriceu1)Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-olah memegang kuda (Untuk penolong kidal meletakkan badan bayi di atas tangan kanan).

2) Satu jari dimasukkan di mulut dan dua jari di maksila.3)Tangan kanan memegang atau mencekam bahu tengkuk bayi.

4) Minta seorang asisten menekan fundus uteri.

5) Bersama dengan adanya his, asisten menekan fundus uteri, penolong persalinan melakukan tarikan ke bawah sesuai arah sumbu jalan lahir dibimbing jari yang dimasukkan untuk menekan dagu atau mulut.62. Persalinan per abdominal : Seksio Sesaria

Tindakan sectio caesarea dilakukan bilamana diyakini bahwa penundaan persalinan yang lebih lama akan menimbulkan bahaya yang serius bagi ibu, janin atau keduanya. Beberapa alasan/indikasi untuk dilakukan sectio caesarea yaitu :1)Mempercepat kelahiran ibu dan janin Ada banyak indikasi untuk mempercepat proses kelahiran, namun pada dasarnya adalah untuk keselamatan ibu, atau janin, atau keduanya.

2) Mengurangi trauma janin (misalnya presentase bokong/sungsang, bayi premature / kecil) dan infeksi janin (misalnya resiko tertular HIV)

3) Mengurangi resiko pada ibu (misalnya gangguan jantung tertentu, lesi intracranial / gangguan dalam otak, keganasan pada servik / leher rahim )

4) Malpresentasi / posisi janin yang tidak normal dan gawat janin

5) Panggul sempit yang akan menyulitkan keluarnya janin karena jalan lahir yang sempit

6) Tumor yang menghalangi jalan lahir

7) Plasenta previa, ari-ari yang menutup jalan lahir sehingga beresiko perdarahan jika dilahirkan normal.

8)Pre-eklampsia dan hipertensi.

9)Keadaan-keadaan dimana usaha untuk melahirkan anak pervaginam gagal.

10) Jika taksiran berat badan janin lebih dari 3500 gram.6Komplikasi

Komplikasi persalinan sungsang pervaginam:

Komplikasi ibu

a.Perdarahan

b. Trauma jalan lahir

c. Infeksi

Komplikasi anak

a. Sufokasi / aspirasi bila sebagian besar tubuh janin sudah lahir, terjadi pengecilan rongga uterus yang menyebabkan gangguan sirkulasi dan menimbulkan anoksia. Keadaan ini merangsang janin untuk bernafas dalam jalan lahir sehingga menyebabkan terjadinya aspirasi.

b. Asfiksia. Selain hal di atas, anoksia juga disebabkan oleh terjepitnya talipusat pada fase cepat

c. Trauma intrakranial:terjadi sebagai akibat panggul sempit,dilatasi servik belum maksimal (after coming head) dan persalinan kepala terlalu cepat (fase lambat kedua terlalu cepat)

d. Fraktura / dislokasi terjadi akibat persalinan sungsang secara operatif menyebabkan fraktura tulang kepala,fraktura humerus, fraktura klavikula, fraktura femur dan dislokasi bahu.

e. Paralisa nervus brachialis menyebabkan paralisa lengan terjadi akibat tekanan pada pleksus brachialis oleh jari-jari penolong saat melakukan traksi dan juga akibat regangan pada leher saat membebaskan lengan. 2.5 Prognosis Prognosis lebih buruk dibandingkan persalinan pada presentasi belakang kepala dan prognosa lebih buruk oleh karena:Perkiraan besar anak sulit ditentukan sehingga sulit diantisipasi terjadinya peristiwa after coming head dan Kemungkinan ruptura perinei totalis lebih sering terjadi.

f)Kematian anak1,2Preventif1. Visiulisasi / Hypnotherapy. Relaksasi, terutama bila dikombinasikan dengan mandi, sambil membayangkan bayi bergerak ke posisi yang telah diketahui bekerja. Mungkin karena perasaan damai dikombinasikan dengan relaksasi otot-otot perut dan panggul memungkinkan bayi lebih banyak ruang untuk bergerak. Jika berlatih metode ini, pastikan untuk tidak tetap terlentang terlalu lama.

2. Berenang.Hal ini membuat tubuh dan panggul longgar dan santai.

3. Lakukan Posisi knee chest (bersujud dengan kaki sejajar pinggul dan dada sejajar lutut) dimulai pada kehamilan 32-35 minggu.Lakukan 3 kali sehari selama 10-15 menit setiap kali, lakukan saat perut Anda kosong, dan bayi aktif, atau dapat menggunakan papan miring).Menekuk lutut tetapi menjaga kaki datar di papan.Tenang, bernapas dalam-dalam, hindari ketegangan otot. Juga bisa dengan menggunakan bantal pada permukaan yang datar untuk menaikkan pinggul 12-18 inci di atas bahu. Gravitasi mendorong kepala bayi ke fundus, melipat, dan bayi kemudian dapat melakukan jungkir balik ke posisi vertex

4. Berikan pijatan/massage pada perut anda (pijatan ringan saja) dimulai dengan tangan kiri Anda di bagian bawah perut dan tangan kanan Anda hanya di atasnya.Pindahkan memindahkan tangan anda searah jarum jam di sekitar sisi kanan perut Anda.ketikai tangan kanan Anda mencapai bagian atas perut Anda, geser yang kiri atas kanan dan memindahkannya ke sisi kiri perut Anda.tangan kiri Anda memutar lingkaran penuh, terus searah jarum jam.Pijat dengan lembut menggunakan lotion.Pijat selama sepuluh menit atau lebih sampai beberapa kali setiap hari.5. Tekan titik Motion Sickness band, tepatnya di empat jari diatas tulang pergelangan kaki dalam ini adalah titik akupresur lain yang digunakan untuk stimulasi uterus.Jangan gunakan titik ini jika Anda mengalami persalinan prematur.6. Lakukan Pelvic Tilt atau breech Tilt dengan kantong es pada bagian atas perut Anda, dan lakukan pada waktu perut kosong, 10 menit dua kali sehari.Lakukan ini sambil berbaring telentang di lantai dengan lutut tertekuk dan kaki di lantai dengan tiga bantal besar ditempatkan di bawah bokong Anda.Coba ini dengan menggabungkan tehnik memainkan music menggunakan headphone dan visualisasi.4,5Prognosis

Bahaya Persalinan sungsang tidak menyebabkan bahaya bagi ibu tetapi menimbulkan hal yang serius bagi bayinya. Kematian bayi pada persalinan sungsang 4 kali lebih besar daripada persalinan biasa. Tapi jika dilakukan penanganan yang tepat dapat menjadi prognosis yang baik.Daftar Pustaka1.Prof.Dr.Ida Bagus Gede Manuaba,SpOG.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.EGC:Jakarta;19982.Martohoesodo, S dan Hariadi, R. Distosia karena Kelainan Letak serta Bentuk Janin dalam Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo:Jakarta;1999

3.Oxorn,Harry&Forte,William R.Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi.Yayasan Essentia Medica:Jakarta;19964.Prawirohardjo,Sarwono.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal;Jakarta:2001

5. Cunningham FG et al. Premature Rupture of the Membrane. Williams Obstetric, 22st ed. Mc.Graw Hill Publishing Division;New York:2005

6. Wiknjosastro H. Distosia Pada Kelainan Letak Serta Bentuk Janin. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;Jakarta:2005PAGE 5