Upload
anggit-na-santi
View
21
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Epidemiologi
Nyeri pungung bawah merupakan suatu keluhan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-
hari bagi penderitanya. Salah satu penyebab terjadinya nyeri pinggang bagian bawah
adalah hernia nucleus pulsosus (HNP), yang sebagian besar kasusnya terjadi pada segmen
lumbal. Nyeri punggung bawah merupakan salah satu penyakit yang sering di jumpai
masyarakat (Carpenito, 2000)
Nyeri penggung bawah dapat mengenai siapa saja, tanpa mengenal jenis umur dan jenis
kelami. Sekitar 60-80 % dari seluruh penduduk dunia pernah mengalami paling tidak satu
episode nyeri punggung bawah selama hidupnya. Kelompok studi nyeri (pokdi nyeri)
PORDOSSI (Persatuan dokter spesialis saraf Indonesia) melakukan penelitian pada bulan mei
2002 di 14 rumah sakit pendidikan, dengan hasilmenunjukan bahwa kejadian nyeri punggung
bawah meliputi 18,37 % di sluruh kasus nyeri ditangani (Nugrahaeni, 2010)
Patofisiologi
Daerah lumbal adalah daerah yang paling sering mengalami hernisasi pulposus,
kandungan air diskus berkurang bersamaan dengan bertambahnya usia. Selain itu serabut
menjadi kotor dan mengalami hialisasi yang membantu perubahan yang mengakibatkan
herniasi nukleus purpolus melalui anulus dengan menekan akar – akar syaraf spinal. Pada
umumnya harniassi paling besar kemungkinan terjadi di bagian koluma yang lebih mobil ke
yang kurang mobil (Perbatasan Lumbo Sakralis dan Servikotoralis) (Sylvia, 2005).
Sebagian besar dari HNP terjadi pada lumbal antara VL 4 sampai L 5, atau L5 sampai
S1. arah herniasi yang paling sering adalah posterolateral. Karena radiks saraf pada daerah
lumbal miring kebawah sewaktu berjalan keluar melalui foramena neuralis, maka herniasi
discus antara L 5 dan S 1 (Osuwari, 2000).
Biasanya protusio ekstraksi discus posterolateral akan menekan akar saraf ipsilateral
pada tempat keluarnya saraf dari kantong deva (misalnya herniasi discus L4 – L5 kiri akan
menjepit akar saraf L5 kiri). Jepitan saraf akan menampilkan gejala dan tanda redikuler
sesuai dengan distribusi persarafannya. Herniasi discus sentral yang signifikan dapat
melibatkan beberapa elemen kauda equina pada kedua sisi, sehimgga menampilkan
radiokulopatia bilateral atau bahkan juga gangguan sfingter seperti retensio urine (Osuwari,
2000).
Perubahan degeneratif pada nukleus pulpolus disebabkan oleh pengurangan kadar
protein yang berdampak pada peningkatan kadar cairan sehingga tekanan intra distal
meningkat, menyebabkan ruptur pada anulus dengan stres yang relatif kecil. Para ilmuwan
juga mengatakan adanya trauma baik secara langsung atau tidak langsung pada diskus inter
vertebralis akan menyebabkan komprensi hebat dan transaksi nukleus pulposus (HNP).
Nukleus yang tertekan hebat akan mencari jalan keluar, dan melalui robekan anulus tebrosus
mendorong ligamentum longitudinal terjadilah herniasi (Osuwari, 2000).
E. Osuwari 2000. Bedah dan Perawatannya. Balai Penerbit FKUI JakartaPrice, Sylvia Anderson; Wilson, Lorraine M. 2005. Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses
penyakit. Jakarta : EGCMartini, Frederic H; Nath, Judi L. 2009. Fundamentals of Anatomy and Physiology Eight Edition.
San Fransisco : Pearson International EducationNugreheni, Kustati. 2010. Presus Saraf “HNP (Ischialgia)”. Available from, URL :
http://www.fkumycase.net/wiki/index.php?page=PRESUS+SARAF+%22HNP%28Ischialgia%29%22. Diakses pada tanggal 27 November 2013
Carpenito, Lynda Juall, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC, Jakarta.