Upload
andhyka-kiyoshi
View
754
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
patologi
Citation preview
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak
seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi lebih
dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir
darah.(A.Aziz Alimul Hidayat.2006)
Diare didefinisikan sebagai buang air besar lembek atau cair bahkan dapat
berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya 3 kali atau lebih
dalam sehari). (Depkes RI, 2000)
Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adnya perubahan bentuk dan
konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi
berak lebih dari biasanya tiga kali atau lebih dalam satu hari. (Depkes RI,2002)
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari empat kali pada bayi
dan pada anak 3 kali pada anak, konsistensi encer, dapat berwarna hijau, atau dapat pula
bercampur lendir dan darah atau lendir saja, yang terjadi lebih dari biasanya atau lebih
dari satu hari..
2. 2. Etiologi
2.2.1. Faktor infeksi
1. Infeksi bakteri : vibrio E. colli, salmonella, shigella, campyiobacter,
yersinia, aeromonas.
2. Infeksi virus : Entero Virus, Adenovirus, Astrovirus
(candida albicans )
3. Infeksi parasit : Cacing, Protozoa, Jamur
2.2.2. Faktor Malabsorbsi
1. Malabsorbsi karbohidrat
1
2. Malabsorbsi lemak
3. Malabsorbsi protein
2.2.3. Faktor makanan
1. Makanan basi
2. Keracunan
3. Alergi makanan
2.2.4. Faktor psikologis
1. Rasa takut
2. Rasa cemas
2.3. Anatomi dan fisiologi Sistem Pencernaan
2.3.1 Anatomi sistem pencernaaan
2.3.2. Fisiologi Sistem Pencernaan
1. Mulut
2
Mulut adalah rongga lonjong pada permulaan saluran pencernaan. Terdiri atas dua
bagian luar yang sempit atau vestibula dan bagian dalam yaitu rongga mulut.
Gigi- geligi dan pengunyahan : terdapat dua kelompok gigi, yaitu gigi sementara
atau gigi sulung dan gigi tetap.mengunyah adalah menggigit dan menggiling makanan
diantara gigi atas dan bawah. Gerakan lidah dan pipi pembantu dengan memindahkan
makanan lunak kepalatum keras dan ke gigi-gigi. Otot utama untuk pengunyahan ialah
maseter, otot temporalis, dan otot pterigoid medial dan lateral.
2. faring dan Esopagus
Faring adalah tabung fibromuskular yang melekat pada dasar tengkorak diatas dan
berhubungan dengan esopagus dibagian bawah. Esopagus adalah tabung muskular
dengan panjang sekitar 25 cm dan berdiameter 0,5 cm. esopagus dimulai dileher sebagai
sambungan faring, berjalan ke bawah leher dan thoraks dan kemudian melalui crus
sinistra diafragma memasuki lambung.
Makanan dipotong dan dihancurkan oleh gigi dan dilembabkan oleh saliva
membentuk bolus, masa berlapis saliva.
3. Lambung
Lambung lebar dan merupakan bagian yang dapat sangat berdilatasi dari saluran
cerna. Lembung bervariasi dalam bentuk tergantung dari jumlah makann didalamnya,
adanya gelombang peristaltik, tekanan dari organ lain, respirasi dan postur tubuh.fungsi
lambung bertindak sebagai hopper berisi makanan didalam kantong dan mengeluarkan
secara bertahap kedalam usus., menyekresi faktor intrinsik yang dibutuhkan untuk
absorbsi vitamin B.
4. Usus Halus
Usus Halus Merupakan Bagian saluran cerna diantara lambung dan usus besar.
Usus halus panjang, saluran bergulung, mengisi sebagian besar rongga abdomen.
Bagian usus halus yaitu duodenum, jejenum, ileum. Fungsi usus halus adalah sekresi
cairan usus,mencerna makqanan, mengabsorbsi air, garam, dan vitamin
3
5. Usus Besar
Panjang usus besar bervariasi, berkisar sekitar 150 cm. yaitu sumabngan dari
usus halus dan mulai di katup ileokolik atau ileosekal, yaitu tempat sisa makan lewat.
6. Rectum
Rectum memiliki panjang sekitar 12 cm dan mendapat namanya karena
berbentuk lurus atau hampir lurus. Rectum dimulai pada pertengahan secrum dan
berakhir pada canalis analis.
4
I. PATOFISIOLOGI / PATHWAY
5
Infeksi
Malabsorbsi
Makanan
Psikologis
Kuman masuk dan berkembang dalam usus
Tekanan osmotik meningkat
Toksin tidak dapat diabsorbsi
Hiperperistaltik
Toksin dalam dinding usus halus
Pergeseran air dan elektrolit ke rongga
usus
Hiperperistaltik
Kemampuan absorbsi menurun
Kemampuan absorbsi menurun
Isi rongga usus meningkat
Hipersekresi air elektroloit( isi rongga) usus meningkat
Diare
Motilitas usus meningkat
Hipersekresi cairan dan elektrolit
Feces cair
Iritasi mukosa anus
Mk. Gangguan integritas parineal
Dehidrasi
Co2 meningkat
Mk Ganguan pertukaran gas
Mk. Gangguan pola eliminasi
Spasme intestin
Nyeri abdomen
Gg rasa nyaman
Mk.Gangguan istirahat dan
tidur
Faktor
2.4. Tanda Dan Gejala
Menurut Depkes RI 2002 berikut ini merupakan tanda dan gejala yang timbul akibat
diare:
a. Diare tanpa dehidrasi, dengan gejala sebagai berikut:
o Keadaan umum baik dan penderita sadar
o Mata normal dan air mata ada
o Mulut dan lidah basah
o Tidak mersa haus dan bisa minum
b. Diare dengan dehidrasi ringan atau sedang
Kehilangan cairan 5-10 % dari berat badan. Pada dehidrasi ini ringan atau
sedang , buang air besar tiga kali atau lebih, kadang- kadang muntah, buang air kecil
sedikit, nafsu makan sedikit, aktivitas menurun, mulut dan lidah kering, gelisah,
mengantuk, dan nadi lebih cepat dari normal.
c. Diare dengan dehidrasi berat
Kehilangan cairan lebih dari 10% dari berat badan. Pada dehidrasi berat, buang
aair besar terus menerus dengan gejala yang banyak, munta lebih sering, terasa haus
sekali, tidak BAK, tidak ada nafsu makan,mulut sangat kering, nafas cept dan
dalam, nadi sangat cepat dan tidak teraba.
Kriteria penentuan derajat dehidrasi menurut Haroen Noerasid(Modifikasi) dalam
Soegijanto (2002) adalah sebagai berikut :
a. Dehidrasi ringan : rasa haus dan oliguria
b. Dehidrasi sedang : rasa haus, oliguria, turgor kulit menurun, ubun-ubun
besar cekung dan mata cekung
c. Dehidrasi berat : rasa haus, oliguria, turgor kulit menurun,
ubun-ubun besar cekung, mata cekung, penurunan kesadaran, pernafasan
kusmaul dan terjadi renjatan.
Tanda- tanda klinis yang timbul apabila penderita jatuh kedalam dehidrasi adalah:
6
o Rasa haus
o Elastisitas kulit menurun
o Bibir dan mulut kering
o Mata cekung
o Air mata tidak keluar
o Ubun-ubun besar cekung
o Oliguria bahkan dapat anuria
o Tekanan darah rendah
o Takikardi
o Kesadaran menurun
Manifestasi klinis diare berdasarkan dehidrasi yang timbul pada penderita
diare( Soegijanto, 2002) adalah sebagai berikut :
a. Dehidrasi isotonik
Dehidrasi ini terjadi bila kehilangan air atau natrium dalam proporsi yang sama
dengan normal yang ditemui dalam cairan ekstraseluler. Gambaran klinis pada
dehidrasi isotonik adalah ektremitas menjadi dingin dan berkeringat, kesadaran
menurun, dan muncul gejala syok hipovolemik.
b. Dehidrasi hipertonik (Hipernatremia)
Pada keadaan ini didapatkan kekurangan cairan dan kelebihan natrium,
gambaran utama dehidrasi hipernatremia adalah terdapat kekurangan air, natrium,
konsentrasi natrium serum meningkat(>150 mmol/L), osmolaritas serum
meningkat(> 295 osmol/L), sangat haus, irritable, dan kejang.
c. Dehidrasi hipotonik ( Hiponatremia)
7
Pada keadaan ini terjadi kekurangan dari natrium, gambaran utama dehidrasi
hipernatremia adalah kekurangan air dan natrium, konsentrasi natrium serum
rendah, osmolaritas serum rendah, anak latergi, dan kadang-kadang kejang.
Menurut Suharyono (1995) tanda dan gejala yang dapat ditimbulkan pada
penderita yang menderita diare akut dan kronis :
Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi), kondisi ini dapat mengakibatkan
gangguan keseimbangan asam basa(asidosis metabolik), asidosis dapat diketahui
melalui pernapasan yang bersifat cepat, tidak teraur dan dalam(kusmaul).
Hipoklekimia, tanda yang muncul berupa lemas, apatis, peka rangsangan, termor,
berkeringat, pucat, syok, kejang samapi koma.
Gangguan gizi, akibat makanan yang diberikan tidak dapat diabsorbsi sehingga
terjadi penurunan berat badan.
Gangguan sirkulasi yang dapat terjadi rentanan atau syok hipovolemik.
2.5. . Klasifikasi Diare
Menurut DepKes RI (2000) penyakit diare dapat diklasifikan senagai berikut :
a. Diare akut
Yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari( umumnya kurang dari 7 hari),
akibat diare akut adalah dehidrassi sedangkan dehidrasi merupakan penyebab
kematian bagi penderita diare .
b. Disentri
Yaitu diare yang disertai darah dalam tinjannya, akibat disentri adalah anoreksia,
penurunan berat badan cepat, kemungkinan menyebabkan komplikasi pada mukosa.
c. Diare persisiten
Yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus menerus. Akibat
diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.
d. Diare dengan masalah lain
8
Anak yang menderita diare( Daire Akut dan Diare Persisten) mungkin juga
diseratai dengan penyakkit lain, misalnya: demam, gangguan gizi, atau penyakit
lainnya.penatalaksanaannya berdasarkan penatalaksanaan diare juga tergantung
pada penyakit yang menyertainya
2.6. Cara Penularan Diare
Penyakit diare merupakan penyakit menular yang ditularkan melalui:
a. Kontaminasi makanan atau air dari tinja atau muntahan penderita yang
mengandung kuman penyebab diare,
b. Kuman pada kotoran dapat langsung ditularkan pada orang lain pabila
melekat pada tangan dan kemudian dimasukkan kedalam mulut atau dipakai
unutk memegang makanan.
c. Kontaminasi dari alat- alat rumah tangga yang tidak terjaga
kebersihannya, tidak memakai sabun pada saat mencuci alat-alat makan dan
minum, mencuci pakaian penderita disekitar sungai dan sumber air lainnya.
d. Faktor lingkungan dan prilaku yang tidak sehat .
Berikut ini merupakan prilaku yang dapat menyebabkan penyebaran kuman
enterik dan meningkatkan resiko terjadinya diare. Prilaku tersebut antara lain:
1. Tidak memberikan asi secara penuh 4-6 bulanpertama kehidupan. pada
bayi tidak diberi asi resiko untuk menderita diare lebih besar dari pada bayi yang
diberi asi penuh, dan kemungkinan menderita dehidrasi berat lebih besar.
2. Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini memudahkan
pencemaran oleh kuman karena botol susah dibersihkan.
3. Menyimpan makanan pada suhu kamar. bila makanan disimpan beberapa
jam pada suhu kamar, makanan akan tercemar dan kuman akan berkembang biak.
4. Menggunakan air mnum yang tercemar
5. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang
tinja anak atau sebelum makan atau menyuapi anak.
6. Tidak membuang tinja (termasuk tinja bayi)dengan benar.
9
7. Faktor penjamu meningkatkan kerentanan diare antara lain :
o Tidak memberikan ASI sampai 2 tahun. ASI dapat
mengandung antibodi yang dapat melindungi kita terhadap berbagai kuman
penyebab diare.seperti shigelle dan v. cholerae
o Kurang gizi,berat penyakit, lama dan resiko kematian karena
diare meningkat pada anak- anak yang menderita gangguan gizi, terutama
pada gizi buruk.
o Campak, diare dan disentri sering terjadi dan berakibat berat
pada anak- anak yang sedang menderita campak dalam 4 minggu terakhir.
Hal ini akbat penurunan kekebalan tubuh
o Imunodefisiensi atau imunosupresi . hal ini mungkin hanya
berlangsung sementara misalnya sesudah infeksi virus campak atau yang
berlangsung lama pada penderita AIDS .
2.7. Cara Pemutusan Rantai Penularan Penyakit
a. Penyedian air bersih
Disarankan pada perencana penyediaan air bersih memperhatikan syarat-syarat
lokasinya dan juga syarat- syaratc yang laiinya termasuk cara penyimapanan
untuk mencegh kontaminasi dari tempat pmbuangan limbah air dan penggunaan
jamban keluarga.
b. Pemeriksaan penjamah makanan
Dalam pelaksanaan peningkatan kesehatan lingkungan perlu dilakukan secara
berkala diadakan pemeriksaan terhadap penjamah makanan untuk mendeteksi
pembawa kuman.
2.8. Pencegahan Diare
o Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dengan benar pada lima waktu
penting
10
1. Sebelum makan
2. Setelah buang air besar
3. Sebelum memegang bayi atau anak
4. Setelah menceboki anak
5. Sebelum menyiapkan makanan
o Mengkonsumsi air minum sehat atau air yang telah diolah, antara lain dengan
cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klonirasi
o Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga
(lalat,kecoa, kutu, lipas,dll)
o Buang air besar atau buang air kecil pada tempatnya , sebaiknya menggunakan
jamban atau tangki septik
2.9. Komplikasi Diare
o Syok hipovolemik
o Gagal ginjal akut ( nekrosis tubular akut )
o Sepsis
2.9. Penatalaksanaan Diare
2.9.1. Penatalaksanaan Diare ( Halim mubin.2007)
A. Terapi umum
Istirahat , rehidrasi secepatnya :
Ringan : cukup beri oralit , kalu tidak ada beri air kelapa
Berat : infus RL / Nacl isotonik ditambah satu ampul na
bikarbonat 7,5% 50 ml
jumlah cairan sesuai dengan yang keluar
11
Diet
Medikamentosa
Obat pertama : tetrasiklin, klorompenicol, metrodinazol, diberikan sesuai
etiologinya
Obat alternatif : antimotilitas ( difenoksilat, loperamid, kodeian HCL)
dan anti emetik ( metoklopropamid, prokloprazin, domperidon)
B. Terapi komplikasi
2.9.2. Penatalaksanaan Diare ( DepKes RI. 1998)
a. Penderita diare tanpa dehidrasi
Untuk mengobati diare ini dapat dilakukan dirumah oleh ibu-ibu dengan
memberikan cairan yang berasal dari rumah tangga yang dianjurkan seperti air tajin,
kuah sayur, air kelapa dan bila mungkin berikan ASI, sebaiknya diteruskan dengan
pemberian makanan.
b. Penderita diare dengan dehidrasi ringan
Pada keadaan ini telah mendapat tanda-tanda kekurangan cairan yaitu penderita
telah kehilangan nafsu makan dan aktivitas berkurang. Cairan pengganti yang
diperlukan untuk keadaan ini adalah oral elektrolit dengan formula lengkap( oralit )
dan diberikan sebanyak anak mau serta dianjurkan ibu meneruskan pemberian ASI.
Untuk keadaan ini dapat ditangani oleh ibu rumah tangga atau kader kesehatan.
c. Penderita dengan dehidrasi sedang
Pada keadaan ini memerlukan perhatian khusus, pemberian oralit untuk
penderita hendaknya dilakukan petugas kesehatan di sarana kesehatan dan penderita
perlu diawasi beberapa jam lamanya ( 3-4 jam). Bila penderita sudah lebih baik
keadaanya boleh pulang dengan dibekali beberapa bungkus oralit.
d. Penderita diare dengan dehidrasi berat
Penderita diare dengan dehidrasi berat harus diberikan cairan penetral sebagai
berikut:
1. Terapi cairan parenteral
2. Pengobatan dietetik
12
3. Pengobatan medikamentosa
4. Penatalaksanaan dehidrasi
No PlanDerajat
DehidrasiKebutuhan cairan Jenis cairan
Cara/ lama
pemberian
1 ATanpa
dehidrasi
+10-20ml/kg setiap
kali diare
Oralit atau cairan
rumah tangga
Oral sampai diare
berhnti
2 B Ringan+50 ml/kg/ 3 jam
(+3-4 tts/kg/menit)
½ darrow atau
oralit
IV/3 jam bila oral
tidak mungkin atau
IG
3 C Sedang+70 ml/kg/ 3jam
(+5tts/kg/mnit0
Nacl 0,9%, RL,atau
½ darrow
IV/3 jam atau IG/3
jam atau oral 3 jam
4 D Berat+30 ml/kg/1 jam
(+10tts/kg/mnt)Nacl 0,9 %, RL IV/1 jam
13