28
Dampak Dari Penggunaan Kit Persalinan Bersih Terhadap Infeksi Tali Pusat pada Bayi baru lahir dan Infeksi Puerperalis di Mesir Gary L. Darmstadt1, Mohamed Hassan1,2, Zohra P. Balsara1, Peter J. Winch1,Reginald Gipson2,and Mathuram Santosham1 1International Center for Advancing Neonatal Health, Department of International Health, Bloomberg School of Public Health Johns Hopkins University, 615 North Wolfe Street, Baltimore, MD, USA and 2Healthy Mother/Healthy Child Results Package, John Snow Inc., Cairo, Egypt ABSTRAK Studi kohort cross-sectional inimengeksplorasi dampak penggunaan kit persalinan bersih (Clean Delivery Kit/CDK) terhadap morbiditas pada tali pusat bayi yang baru lahir dan infeksi puerperalis ibu. Kit Persalinan didistribusikan dari fasilitas perawatan primer, dan pembantu persalinan (Bidan ataupun dukun) mendapat pelatihan tentang penggunaan Kit Persalinan Kit. Seorang perawat mengunjungi 334 perempuan selama minggu pertama postpartum untuk mengelola kuesioner terstruktur dan melakukan pemeriksaan fisik neonatus

partus set bersih

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jurnal reading obgyn

Citation preview

Page 1: partus set bersih

Dampak Dari Penggunaan Kit Persalinan Bersih

Terhadap Infeksi Tali Pusat pada Bayi baru lahir dan

Infeksi Puerperalis di Mesir

Gary L. Darmstadt1, Mohamed Hassan1,2, Zohra P. Balsara1, Peter J.

Winch1,Reginald Gipson2,and Mathuram Santosham1

1International Center for Advancing Neonatal Health, Department of International Health,

Bloomberg School of Public Health Johns Hopkins University, 615 North Wolfe Street,

Baltimore, MD, USA and 2Healthy Mother/Healthy Child Results Package, John Snow Inc.,

Cairo, Egypt

ABSTRAK

Studi kohort cross-sectional inimengeksplorasi dampak penggunaan kit persalinan bersih

(Clean Delivery Kit/CDK) terhadap morbiditas pada tali pusat bayi yang baru lahir dan

infeksi puerperalis ibu. Kit Persalinan didistribusikan dari fasilitas perawatan primer, dan

pembantu persalinan (Bidan ataupun dukun) mendapat pelatihan tentang penggunaan Kit

Persalinan Kit. Seorang perawat mengunjungi 334 perempuan selama minggu pertama

postpartum untuk mengelola kuesioner terstruktur dan melakukan pemeriksaan fisik neonatus

dan ibu. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa neonatus dari ibu yang menggunakan

CDK kecil kemungkinan untuk mengalami infeksi tali pusat (p = 0,025), dan ibu yang

menggunakan CDK yang kecil kemungkinannya untuk mengalami nifas puerperalis (p =

0.024). Hasil analisis regresi logistik ganda menunjukkan hubungan independen

antara penurunan infeksi tali pusat dan penggunaan CDK [odds ratio (OR) = 0,42, 95%

confidence interval (CI) 0,18-0,97, p = 0,041)]. Ibu yang menggunakan CDK juga memiliki

tingkat jauh lebih rendah untuk mengalami infeksi puerperalis (OR = 0,11, 95% CI 0,01-

1,06), meskipun kekuatan statistik asosiasi adalah dari batas signifikansi (p = 0,057).

Penggunaan CDK dikaitkan dengan penurunan terhadap infeksi tali pusat dan infeksi

puerperalis.

Page 2: partus set bersih

INTRODUKSI

Setiap tahun, diperkirakan empat juta

kematian neonatal terjadi secara global (1).

Infeksi terhitung 36% dari kematian ini

(1). Infeksi sistemik serius, termasuk

sepsis, meningitis, dan pneumonia,

terhitung 26% dari kematian neonatal

sementara tetanus neonatorum dan diare

terhitung 7% dan 3% masing-masing (1).

Meskipun data pasti pada hubungan antara

infeksi tali pusat dan sebagian besar sepsis

neonatorum dan meningitis mungkin

berasal dari infeksi pada tali pusat (2-5) , dan

infeksi tali pusat dikaitkan dengan

peningkatan risiko kematian(6). Selanjutnya

sepsis puerperalis diperkirakan

menyebabkan 15% dari semua kematian

ibu, atau sekitar 75.000 kematian per tahun

di seluruh dunia, yang sebagian besar

terjadi di negara berkembang (7-9).

Di kebanyakan negara berkembang,

hampir setengah dari semua kelahiran

berlangsung di rumah, dan penolong

persalinan yang tidak terlatih hadir pada

satu dari setiap empat kelahiran (9,10).

Faktor utama yang berkontribusi terhadap

infeksi neonatal dan ibu adalah persalinan

di rumah dengan kondisi tidak higienis,

meningkatkan kemungkinan

mikroorganisme patogen masuk cordstump

neonatus atau jalan lahir ibu (8,11). Imunisasi

Tetanus toxoid untuk ibu hamil adalah

cara yang efektif untuk mengurangi

kematian neonatal dan ibu akibat tetanus

tetapi sebagian besar bayi dan ibu terus

mati karena infeksi bakteri yang terjadi

persalinan yang tidak higienis (12).

Pentingnya infeksi sebagai penyebab

kematian neonatal bervariasi baik

didefinisikan berdasarkan Klasifikasi

Wigglesworth (7%), Organisasi Kesehatan

Dunia (WHO) memperkirakan (13%), atau

panel dari dua neonatologist di Mesir

(20%) (13). Sebuah studi untuk

mengeksplorasi praktek perawatan

neonatal yang dilakukan di tiga Rumah

Sakit Pemerintah Mesir ditemukan tali

pusat yang bernanah (4%), kemerahan

(6%), dan lembek (7%) pada minggu awal

kehidupan. Di Nepal dan Tanzania, 1-15%

dan 1-12% bayi baru lahir ditemukan

mengalami omphalitis tergantung dari

kombinasi clinical signs yang digunakan

untuk mendiagnosis.

Infeksi merupakan ranking ketiga di antara

penyebab langsung dari kematian ibu di

Mesir, terhitung sebanyak 8% dari seluruh

kematian (17). Praktek penolong persalinan

yang dibawah standart, daya (penolong

persalinan tradisional/dukun) diidentifikasi

sebagai faktor risiko yang signifikan

terkait dengan kematian akibat sepsis (17,18).

Penelitian oleh WHO menunjukkan

bahwa pembagian Kit Persalinan bersih

(CDKs), dengan petunjuk penggunaan,

dapat menjadi komponen penting dalam

meningkatkan kebersihan saat persalinan,

terutama untuk persalinan yang dilakukan

Page 3: partus set bersih

oleh penolong yang kurang terampil (19).

CDK ini mempromosikan dan mendukung

pelaksanaan praktek persalinan bersih,

khususnya 'bersih' yang didefinisikan oleh

WHO, yaitu mencuci tangan, perineum,

permukaan persalinan, permukaan

pemotongan tali pusat, pemotongan tali

pusat, dan instrumen pengikat (20).

Studi telah dilakukan di beberapa negara

pada penggunaan dan dampak CDKs (20-25).

Di Tanzania, Mosha et al. menyimpulkan

bahwa penggunaan suatu CDK, ketika

digabungkan dengan intervensi pendidikan

tentang 'six cleans', sangat kuat kaitannya

dengan penurunan insiden infeksi tali

pusat dan sepsis puerperalis(25). Di Nepal,

Tsu menemukan bahwa infeksi pada tali

pusat berkurang lebih dari setengah pada

penggunaan pisau bersih dan permukaan

pemotongan bersih yang disediakan dalam

CDKs (23).

Dalam beberapa tahun terakhir, sumber

daya yang signifikan telah diinvestasikan

dalam mempromosikan layanan persalinan

yang aman dan higienis oleh petugas

kesehatan di fasilitas yang lengkap untuk

memberikan perawatan dasar kebidanan

yang penting. Sementara pendekatan ini

adalah disuarakan, ada kekhawatiran

bahwa kemungkinan tidak memadai,

khususnya dalam pengaturan dan

penyebaran, seperti pada daerah pedesaan

Tengah dan Mesir Hulu, di mana hampir

50% dari semua kelahiran masih

berlangsung di rumah dan hampir 40%

dari yang biasanya dihadiri oleh Daya atau

anggota keluarga (26). Pada tahun 1998,

dalam upaya untuk meningkatkan

perawatan persalinan di semua daerah,

Departemen Kesehatan dan Kependudukan

Mesir (MoHP) memperkenalkan CDKs

melalui fasilitas kesehatan primer yang ada

di daerahtertentu di seluruh negeri.

Namun, belum ada evaluasi dari efek

independen program distribusi dari CDKs

terhadap hasil kesehatan ibu dan bayi.

Penelitian ini mengevaluasi dampak dari

penggunaan dari CDKs, di Beni Suef

Governorate, dengan morbiditas akibat

infeksi nifas dan tali pusat.

MATERIALS AND METHODS

Study Site

Penelitian ini dilakukan di tiga wilayah

distrik Ihnasia di Beni Suef Governorate

(Mesir Tengah) – kota Ihnasia dan dua

daerah pedesaan, yaitu Awana dan Nena.

Situs tersebut dipilih berdasarkan

ketersediaan dari raedat (pekerja

komunitas yang terlatih) dan dayas yang

terlatih. Kepala distrik adalah seorang

dokter kandungan berkualifikasi yang

membantu memfasilitasi studi logistik,

termasuk kunjungan rumah-postnatal.

persetujuan lisan diperoleh dari semua

wanita studi. Studi ini disetujui oleh Ibu

Sehat/Anak Sehat Hasil Paket proyek

tersebut MoHP bekerja sama dengan John

Snow Inc (JSI).

Page 4: partus set bersih

Promosi, Distribusi, dan Isi dari Kit

Persalinan Bersih

CDKs tersedia pada minggu ketiga

Maret 2001 di fasilitas kesehatan primer

diidentifikasi MoHP dalam wilayah studi.

JSI menyeediakan CDKs ke MoHP untuk

distribusikan. Fasilitas kesehatan

disediakan CDKs sebanding dengan

jumlah kelahiran yang diharapkan untuk

daerah cakupan fasilitas kesehatan selama

lima bulan. Setiap perawat fasilitas

kesehatan bertanggung jawab untuk

menyediakan CDKs ke kelompok orang

yang sesuai, yaitu ibu hamil yang datang

untuk perawatan antenatal (ANC), dayas,

dan pembantu persalinan yang sesuai

(dokter, perawat, dan bidan) untuk

melakukan persalinan di wilayah cakupan

studi.

Pelatihan untuk raedat, dayas, dan perawat

adalah fasilitas dilakukan oleh staf proyek

Mesir JSI, bersama dengan pelatih lokal

disewa untuk proyek ini. Raedat diminta

untuk membuat dan menyimpan data dari

seluruh kehamilan dan persalinan dalam

wilayah mereka yang ditugaskan. Sebuah

raeda mengunjungi setiap wanita hamil di

rumah. Tujuan dari kunjungan ini adalah

untuk memotivasi para perempuan untuk

menghadiri ANC dan untuk memperoleh

CDK dari fasilitas kesehatan setempat.

Para wanita Dijelaskan tentang pentingnya

dan penggunaan CDK dan pembuangan

sanitasi dari setiap barang. Dayas yang

melakukan persalinan dalam wilayah studi

juga dilatih tentang pentingnya ANC dan

pada penanganan, penggunaan, dan

pembuangan yang tepat dari masing-

masing barang dalam CDK tersebut. Setiap

Daya diberi lima kit untuk digunakan bagi

wanita yang belum memperoleh satu set

selama ANC. Semua bidan atau penolong

persalinan terampil yang melakukan

persalinan di rumah atau di fasilitas publik

atau swasta didorong untuk menggunakan

CDK dan diberikan kit on demand.

Mereka menerima pelatihan akan

pentingnya ANC dan CDK dan

penggunaan, penanganan, dan

pembuangan barang. JSI dan MoHP lokal

merancang kit tersebut. Setiap kit berisi

sebuah lembaran plastik buram putih,

gulungan kain kasa, sebuah klem tali pusat

yang steril dan di segel, scalpel steril

disposeable, dua spons yang steril dan

disegel, sepasang sarung tangan bedah

lateks steril, jarum suntik dan spuit steril

sekali pakai, benang Dixon yang disegel,

dua swabs yang disegel jenuh dengan 70%

isopropil alkohol, wadah tertutup berisi

Povidone yodium 10%, celemek plastik

sekali pakai, dan lembar instruksi

bergambar untuk cara penggunaan kit dan

tanda tanda bahaya yang membutuhkan

rujukan segera.

Postnatal Visit

Page 5: partus set bersih

Studi kohort cross-sectional ini mencakup

semua ibu yang baru saja melakukan

persalinan di daerah penelitian dari

pertengahan Juni sampai pertengahan Juli

2001. Seorang perawat dari pusat

kesehatan primer terdekat diberitahukan

setiap persalinan oleh raedat. Perawat

mengunjungi semua wanita yang baru

melahirkan sekali selama postpartum

minggu pertama, diberikan sebuah

kuesioner terstruktur, dan melakukan

pemeriksaan fisik pada neonatus dan ibu.

Penggunaan CDK didefinisikan sebagai

respon ibu karena telah digunakan kit saat

melahirkan terakhir. Informasi tentang

penggunaan barang tertentu tidak

dikumpulkan. Tali pusat pada bayi yang

baru lahir diperiksa untuk mendeteksi

kemerahan, nanah, atau perdarahan. Suhu

rektal bayi baru lahir diukur dua kali,

menggunakan termometer merkuri. Sang

ibu itu diperiksa untuk nyeri perut dan

perineum, kemerahan, dan pengeluaran

pervaginam. Suhu Ibu diukur secara oral

dua kali, menggunakan termometer

merkuri. Data dikumpulkan pada faktor-

faktor yang bisa memiliki hubungan

potensial dengan infeksi, termasuk pada

penggunaan CDK, tempat dan jenis

persalinan, dan penolong persalinan.

Neonatus dan perempuan ditemukan di

sakit selama kunjungan dirujuk ke dan

dibantu dalam memperoleh perawatan dari

Rumah Sakit pemerintah.

Evaluasi lapangan secara acak dan

periodik, termasuk wawancara ulang dari

sampel perempuan oleh perempuan yang

memenuhi syarat dokter kandungan,

dilakukan untuk menjamin kualitas data.

Pencocokan data menunjukkan tingkat

ketidaksesuaian <5%. Dimana ada

perbedaan, pengawasan Kunjungan

lapangan dilakukan, termasuk re-

wawancara wanita dan on-the-spot perawat

dan raedat yang dilatih. Semua instrumen

pengumpulan data dikembangkan dan

diberikan dalam colloquicqal arab.

Analisis Data

Analisis data berfokus pada pengukuran

dampak dari penggunaan terhadap risiko

infeksi tali pusat dan puerperal sepsis.

Infeksi tali pusat didefinisikan sebagai

memiliki kedua gejala berikut: (a)

kemerahan pada tali pusat dan (b) tali

pusat bernanah atau perdarahan pada

pemeriksaan oleh perawat selama

kunjungan postnatal (4). Sepsis puerperalis

didefinisikan sebagai adanya setidaknya

dua dari tiga gejala berikut: (a) demam,

yaitu, suhu oral > 38,5 ° C, (B) nyeri

perineum, dan (c) keputihan abnormal

(Warna abnormal dan bau busuk) pada

pemeriksaan oleh perawat selama

kunjungan postpartum (12). Tes Bivariat

asosiasi untuk menyelidiki faktor selain

penggunaan CDK yang terkait dengan

infeksi tali pusat dan puerperalis dilakukan

dengan menggunakan Fisher Exact chi-

Page 6: partus set bersih

square test, dengan tingkat signifikansi

didefinisikan sebagai p <0,05. Untuk

menguji independen efek digunakan CDK

dalam mengurangi infeksi tali pusat dan

puerperalis, faktor perancu potensial,

'daerah' yaitu (Perkotaan dibandingkan di

pedesaan), 'tempat persalinan' (fasilitas vs

rumah), dan 'jenis pengiriman' (forceps,

Ventose, dan operasi caesar versus

normal), yang disesuaikan dalam model

regresi logistik. Semua analisis data

dilakukan dengan menggunakan perangkat

lunak Stata ® (Versi 9.0) (StataCorp LP,

College Station, Texas).

HASIL

Populasi Studi

Secara total, 334 wanita yang diketahui

akan melahirkan dalam daerah penelitian

selama periode satu bulan diidentifikasi

dan didaftarkan. Sekitar 22%, 44%, dan

34% dari perempuan berasal dari Nena,

Awana, dan kota Ihnasia. Usia rata-rata

responden adalah 26 tahun [standar deviasi

(SD) 5,13], mulai 16-42 tahun. Usia rata-

rata dari neonatus adalah tiga hari (SD

2,74), 90% berusia <5 hari pada saat

kunjungan. Sekitar 57% dari neonatus (N

= 334) adalah laki-laki (n = 190), dan 43%

adalah perempuan (N = 144). Sekitar 84%

dari ibu melahirkan di rumah. Dari semua

persalinan, 64% dihadiri oleh Daya, 34%

oleh bidan terampil, dan 2% oleh kerabat

dan tetangga. CDK digunakan pada

sekitar 71% dari persalinan, karena, sekitar

75% persalinan di rumah menggunakan

CDK.

Infeksi Tali Pusat dan Puerperalis

Ada 27 (8,1%) dikonfirmasi kasus infeksi

tali pusat dan lima (1,5%) dikonfirmasi

kasus sepsis puerperalis (Tabel 1). Secara

total, 328 perempuan memiliki informasi

lengkap tentang penggunaan CDK. Dari

jumlah tersebut, 315 memiliki informasi

lengkap tentang 'area' (perkotaan

dibandingkan di pedesaan), 'Tempat

persalinan' (rumah banding fasilitas

kesehatan), 'jenis persalinan '(Ventose /

forceps / operasi caesar dibandingkan

normal), dan 'jenis penolong persalinan'

(daya / keluarga / tetangga dibandingkan

terampil). Secara keseluruhan, kami telah

menyelesaikan Data untuk 94,3% dari

perempuan yang baru melahirkan.

Analisis Bivariat Unadjusted

Penggunaan CDK: Dalam analisis

bivariat unadjusted, neonatus dari ibu yang

menggunakan CDK selama persalinan

secara signifikan lebih kecil

kemungkinannya untuk mengalami infeksi

dari tali pusat (p = 0,025) dibandingkan

dengan neonatus dari ibu yang tidak

menggunakan CDK selama persalinan

(Tabel 2). Ibu yang menggunakan CDK

secara signifikan lebih kecil

kemungkinannya untuk mengalami sepsis

Page 7: partus set bersih

puerperalis dibandingkan dengan ibu yang

tidak menggunakan CDK suatu (P =

0,024) (Tabel 2).

Daerah pengiriman: Neonatus yang lahir

di kota secara signifikan lebih kecil

kemungkinannya (p = 0,010) untuk

mengalami infeksi tali pusat dibandingkan

dengan mereka yang lahir di daerah

pedesaan Nena dan Awawna (Tabel 2).

tidak ada perbedaan yang signifikan dalam

proporsi perempuan yang mengalami

infeksi puerperalis antara mereka yang

bersalin di perkotaan dibandingkan dengan

di pedesaan daerah (Tabel 2). Tidak ada

perbedaan yang signifikan pada

penggunaan CDK, jenis persalinan, atau

tempat persalinan antara persalinan yang

terjadi di perkotaan atau daerah pedesaan

(data tidak ditampilkan).

Tempat persalinan: Tidak ada perbedaan

yang signifikan pada infeksi tali pusat di

antara neonatus menurut tempat persalinan

(Tabel 2). Namun, ibu melahirkan di

fasilitas (swasta dan publik) secara

signifikan lebih mungkin (p = 0,033)

memiliki infeksi puerperalis dibandingkan

dengan ibu yang melahirkan di rumah

(Tabel 2), mungkin karena secara

signifikan jumlah yang lebih tinggi dari

wanita (204/271, 75%) yang menggunakan

CDK selama persalinan di rumah

dibandingkan persalian di fasilitas (30/53,

57%) (p = 0,007). Selain itu, ibu

melahirkan di fasilitas secara signifikan

lebih mungkin (p <0,01) untuk memiliki

persalianan yang melibatkan forceps,

Ventose, atau operasi caesar (16/54, 30%)

dibandingkan dengan ibu yang melahirkan

di rumah (1/276, 0,40%).

Jenis Persalinan : Tipe persalinan tidak

terkait dengan infeksi tali pusat bayi yang

baru lahir (Tabel 2). Ibu yang memiliki

kelahiran yang rumit (forceps atau operasi

caesar) secara bermakna lebih mungkin (P

= 0,022) untuk mengembangkan infeksi

puerperalis dibandingkan ibu yang

melahirkan secara normal (Tabel 2).

Sekitar 73% (n = 229) dari 313 ibu yang

Page 8: partus set bersih

telah melahirkan secara normal

menggunakan CDK, dan 40% (n = 6) dari

15 ibu yang memiliki kelahiran yang

bermasalah menggunakan CDK

Jenis penolong persalinan: Dalam

analisis bivariat, tipe penolong persalinan

tidak dikaitkan dengan infeksi tali pusat

dan puerperalis. Sekitar 64% (n = 207),

35% (n = 113), dan 2% (n = 6) dari 326

ibu yang bersalin oleh Daya, penolong

persalinan terampil, dan saudara / tetangga

masing-masing. Hampir 9% (n = 10) dari

113 bayi yang dilahirkan oleh tenaga

trampil (Dokter, perawat, dan bidan), 8%

(n = 16) dari 207 bayi yang dilahirkan oleh

Daya, dan tidak ada bayi disampaikan oleh

kabel yang dikembangkan relatif / tetangga

infeksi. Tujuh belas persen (1/6), 2%

(2/113), dan 1% (2/207) dari ibu dilahirkan

oleh relatif/tetangga, penolong persalinan

Page 9: partus set bersih

terampil, dan Daya mengalami infeksi

puerperalis. Tidak ada perbedaan

signifikan antara penggunaan CDK antara

penolong persalianan terampil dan kategori

gabunagn antara dayas/relative/tetangga.

Regresi Logistik Multipel

Setelah disesuaikan untuk faktor pembaur

yang mungkin, daerah yaitu dan tempat

persalinan, neonatus dari ibu

yang menggunakan CDK selama persalian

telah terjadi penurunan secara signifikan

kemungkinan mengalami infeksi tali pusat

dibandingkan dengan neonatus dari ibu

yang melakukan tidak menggunakan CDK

selama persalinan (OR = 0,42, 95% CI

0,18-0,97, p = 0,041) (Tabel 3). Dalam

kasus Infeksi puerperalis, hubungan antara

Pengguanaan CDK dan infeksi puerperalis

berada pada ambang batas signifikansi

ketika disesuaikan dengan daerah dan

tempat persalinan (OR = 0,11, 95% CI

0,01-1,06, p = 0,057) (Tabel 3). Penolong

persalinan tidak termasuk dalam model

karena untuk multikolinearitas dengan

faktor-faktor lain dan kurangnya hubungan

dengan infeksi nifas atau tali pada analisis

bivariat. Jenis pengiriman dikeluarkan dari

model karena kolinearitas dengan tempat

persalian. Hampir semua (275/276)

persalinan di rumah adalah normal, kecuali

Page 10: partus set bersih

untuk satu kasus di mana pengiriman

adalah dilakukan menggunakan Forceps.

PEMBAHASAN

Penelitian ini telah menunjukkan bahwa

neonatus yang ibunya menggunakan CDK

secara signifikan lebih kecil

kemungkinannya (OR = 0,42, p = 0,041)

untuk mengalami infeksi tali pusat.

Demikian pula, ibu yang menggunakan

CDK juga memiliki tingkat jauh lebih

rendah untuk mengalami infeksi

puerperalis (OR = 0,11), meskipun

kekuatan statistik dari asosiasi itu berada

pada batas signifikansi (P = 0,057), karena

ukuran sampel yang terbatas dan langka

untuk infeksi puerperalis, analisis itu

relatif kurang kuat

Pada daerah dengan sumberdaya yang

rendah di mana proporsi ibu melahirkan di

rumah tanpa petugas persalinan yang

terlatih yang tinggi, atau pada fasilitas

minim, sehingga dalam kondisi yang tidak

higienis, pasokan untuk melakukan

persalian bersih sering tidak tersedia. Hasil

Analisis bivariat menunjukkan bahwa ibu

bersalin di fasilitas kesehatan lebih

mungkin untuk mengembangkan nifas

infeksi. Namun, dalam analisis multivariat,

setelah disesuaikan untuk faktor lain,

hubungan ini tidak lagi signifikan. Hasil

analisis bivariat menunjukkan bahwa ibu

yang melahirkan di fasilitas kesehatan juga

lebih mungkin untuk mengalami

persalinan rumit yang melibatkan

penggunaan forceps, Ventose, dan caesar

Bagian. Penelitian ini tidak menilai

fasilitas dimana wanita tersebut bersalin.

Namun, sebuah studi pada fasilitas

kesehatan publik, yang meliputi lima

rumah sakit di Mesir Hulu, melaporkan

sejumlah praktek dalam keadaan darurat

dan bangsal bersalin yang dibawah

standart(27). Bangsal tidak memiliki staf

yang memadai dan kekurangan pasokan

dasar. Meskipun kondisi kamar persalinan

yang umumnya baik, pelaksanaan

perawatan yang dibawah standar, seperti

pelanggaran di asepsis, dan kurangnya

pemantauan tanda vital, yang umumnya

diamati. Kekurangan serupa juga diamati

dalam studi lain rumah sakit publik dan

swasta di Mesir Hulu (28). Meskipun

memiliki pengetahuan yang baik tentang

pengendalian infeksi, praktek yang

sebenarnya kurang di antara dokter dan

perawat dalam bangsal bersalin sementara

barang, seperti sikat cuci tangan, betadine,

dan sarung tangan, berada dalam pasokan

kurang atau kadang-kadang tidak tersedia.

Membuat CDKs tersedia di dan melalui

fasilitas pemerintah, klinik swasta, apotek,

atau saluran komersial lainnya, bersama

dengan pesan menargetkan praktek

persalinan yang bersih, bisa membantu

mengurangi tingkat infeksi (23,29). Hal ini

Page 11: partus set bersih

penting untuk memastikan bahwa pesan

pendidikan kesehatan tidak hanya

ditargetkan

kepada ibu tetapi juga termasuk para

pengambil keputusan dalam rumah tangga (30). Pemasaran Sosial untuk memastikan

penyebarluasan pengetahuan tentang

ketersediaan dan manfaat dari CDKs

merupakan bagian integral dari promosi

penggunaan CDK(30). Penelitian ini

memastikan bahwa dayas mengunjungi

klinik untuk mendapatkan CDK dan,

sekaligus menerima pendidikan tentang

pentingnya, penggunaan, dan pembuangan

kit. Strategi ini bisa sangat mendorong

Link yang dibutuhkan antara dukun bayi

setempat dan fasilitas perawatan utama.

Sebuah studi di Pakistan berhasil

menggunakan pendekatan serupa di mana

dukun bayi setempat diberikan CDKs

dari fasilitas perawatan primer,

meningkatkan jalur komunikasi antara

dukun bayi dan fasilitas utama (24).

Jumlah persalinanyang diidentifikasi

dalam daerah studi sejalan dengan

penelitian lain yang dilakukan di daerah

yang sama pada tahun 1999 untuk menilai

praktek penolong persalinan selama

periode intrapartum, antenatal dan

neonatal(31). Berdasarkan data tersebut,

diproyeksikan jumlah persalinan untuk

daerah penelitian adalah 4.198 per tahun

atau 350 per bulan. Dari jumlah tersebut,

21%, 46%, dan 33% dari ibu-ibu

diharapkan untuk melahirkan di Nena,

Awana dan Kota Inhnasia. Berdasarkan

populasi masing-masing daerah. Hasil

studi kami memiliki kecocokan yang

sangat tinggi dengan angka-angka. Kami

mengidentifikasi 334 wanita (95% dari

yang diharapkan), dimana sekitar 22%,

44%, dan 34% berasal dari Nena, Awana,

dan Ihnasia kota masing-masing.

Karena penelitian ini didasarkan pada studi

retrospektif penggunaan kit oleh ibu,

terdapat kemungkinan terjadi recall- bias

untuk peristiwa seputar persalinan.

Namun, karena 90% dari neonatus berusia

<5 hari saat wawancara dilakukan, bias ini

seharusnya minimal.

berkuranganya tingkat infeksi tali pusat

dan puerperalis diantara pengguna CDK

dalam studi kami konsisten dengan temuan

dari penelitian lain (23,25,29). Meskipun tidak

ada perkiraan yang tepat untuk kejadian

infeksi tali pusat dan sepsis puerperalis di

Mesir, rata-rata kami dekat dengan tingkat

rata-rata keseluruhan yang diperkirakan di

Nepal (5,5%) untuk infeksi tali pusat(11).

Perkiraan kami untuk insiden sepsis

puerperalis dari 1,5% juga terletak diantara

kisaran 1-4% yang biasanya dilaporkan(32).

Namun, karena infeksi puerperal dapat

didefinisikan terjadi kapan saja selama 10

hari pertama postpartum(12) dan karena

90% dari perempuan dalam

sampel kami dikunjungi <5 hari pasca

melahirkan, maka kejadian 1,5% mungkin

Page 12: partus set bersih

dibawah perkiraan kasus infeksi

puerperalis di kalangan penduduk.

Hasil jangka menengah yang penting dari

penggunaan CDK, seperti peningkatan

cuci tangan, termasuk penggunaan sabun,

juga dapat dipengaruhi melalui promosi

penggunaan CDK. Di Nepal, pengguna

CDK diantara kalangan penolong

persalinan yang tidak terlatih lebih

mungkin untuk mencuci tangan dengan

sabun sebelum persalinandibandingkan

dengan penolong persalian tidak terlatih

yang tidak menggunakan CDK (23). Tidak

seperti penelitian kami, yang tidak

mengumpulkan data tentang penggunaan

setiap item di CDK tersebut, sebuah

penelitian dari Tanzania termasuk analisis

penggunaan barang dan menunjukkan

bahwa penggunaan barang-barang tertentu

dalam CDK yang menyebabkan penurunan

infeksi tali pusat dan puerperalis(25).

Sebagai contoh, 0,2% dari ibu-ibu yang

melahirkan dengan Kehadiran petugas

yang mencuci tangan mereka dan

mengenakan sarung tangan mengalami

sepsis puerperalis sedangkan 1,5% dari ibu

yang melahirkan dengan kehadiran petugas

yang hanya mencuci tangan mereka dan

tidak menggunakan sarung tangan

mengalami sepsis puerperalis. Di daerah di

mana pengiriman di rumah dibantu oleh

dukun bayi masih umum, CDK dapat

menjadi media penting untuk melakukan

persalinan yang bersih dan sekaligus dapat

dipromosikan sekaligus untuk

meningkatkan fasilitas dan

mempromosikan institusional persalinan.

Studi ini menemukan bahwa neonatus

yang lahir di daerah perkotaan cenderung

lebih sedikit mengalami infeksi tali pusat

dibandingkan dengan neonatus yang lahir

di daerah pedesaan, bahkan setelah

disesuaikan dengan penggunaan CDK dan

tempat persalinan. Hal ini mungkin bisa

dikaitkan dengan perawatan tali pusat dan

kebersihan praktek. Sebuah studi yang

dilakukan di pedesaan daerah Fayoum,

Luxor dan Aswan menemukan bahwa

mencuci tangan pada pengasuh tidaklah

rutin, terutama setelah penggantian popok

dan sebelum menyusui (33). Beberapa

produk, seperti alkohol (68%) dan kohl

(37%), umumnya diterapkan dengan tali

pusat. Popok ditemukan digunakan untuk

menutupi tali pusat-tunggul dalam 54%

kasus. Kolonisasi kulit neonatal dengan

patogen bakteri, yang predisposes bayi

terhadap infeksi, dapat terjadi karena

penanganan oleh tangan yang tidak bersih

dari pengasuh. Perawatan tali pusat yang

higienis dapat mengurangi kolonisasi

bakteri dan infeksi (34). Aplikasi zat, seperti

alkohol dan kohl, pada tali pusat harus

dihindari, tali pusat harus tetap bersih, dan

popok harus dilipat dari tunggul untuk

mempermudah pengeringan. Menjanjikan

tetapi belum terbukti intervensi, seperti

chlorhexidine untuk pembersihan tali pusat

Page 13: partus set bersih

dan tubuh untuk bayi yang baru lahir (5,35),

emollients peningkat pelindung kulit untuk

bayi yang baru lahir (36,37), vitamin A untuk

bayi yang baru lahir (38-40), dan misprostol

untuk manajemen aktif tahap III persalinan (41,42), dapat secara lengkap, sekali

menunjukkan sangat berkhasiat, dapat

dimasukkan ke CDK untuk meningkatkan

efektivitas biaya. Pada daerah dengan

sumber daya terbatas dan miskin sistem

kesehatan, penekanan pada keluarga dan

masyarakat berbasis intervensi bisa,

dengan harga yang relatif rendah,

menyebabkan penurunan yang signifikan

dalam jumlah kematian (43). CDK ini dapat

berfungsi sebagai komponen penting dari

paket layanan terpadu dalam perang

melawan kematian neonatal dan maternal

pada daerah dengan sumber daya rendah di

seluruh dunia.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini didukung oleh Amerika

Serikat Badan Pembangunan Internasional

melalui Ibu Sehat / Anak Paket Results

Sehat hibah untuk John Snow, Inc, Kairo,

Mesir.

REFERENSI

1. Lawn JE, Cousens S, Zupan J; Lancet

Neonatal Survival Steering Team. 4

million neonatal deaths: When?Where?

Why? Lancet 2005;365:891-900.

2. World Health Organization. Care of the

umbilical cord: a review of the evidence.

Geneva: World Health Organization, 1998.

38 p. (WHO/RHT/MSM/98.4).

3. Stoll BJ. The global impact of neonatal

infection. Clin Perinatol 1997;24:1-21.

Impact of delivery-kits on infections in

Egypt Darmstadt GL et al.

4. Mullany LC, Darmstadt GL, Katz J,

Khatry SK, LeClerq SC, Adhikari RK et

al. Development of clinical sign based

algorithms for community based

assessment of omphalitis. Arch Dis Child

Fetal Neonatal Ed 2006;91: F99-104.

5. Mullany LC, Darmstadt GL, Khatry

SK, Katz J, LeClerq SC, Shrestha S et al.

Topical applications of chlorhexidine to

the umbilical cord for prevention of

omphalitis and neonatal mortality in

southern Nepal: a community-based,

cluster-randomised trial. Lancet

2006;367:910-8

6. Mullany LC, Darmstadt GL, Katz J,

Khatry SK, LeClerq SC, Adhikari RK et

al. Risk of mortality subsequent to

umbilical cord infection among newborns

of southern Nepal: cord infection and

mortality. Pediatr Infect Dis J 2009;28:17-

20.

7. Kwast BE. Puerperal sepsis: its

contribution to maternal mortality.

Midwifery1991;7:102-6.

8. Hussein J, Fortney JA. Puerperal sepsis

and maternal mortality: what role can new

Page 14: partus set bersih

technologies play?. Int J Gynecol Obstet

2004;85:S52-61.

9. Chisembele M. The global incidence of

puerperal sepsis: protocol for a systematic

review. Geneva: World Health

Organization, 2004. 16 p.

10. Koblinsky M, Matthews Z, Hussein J,

Mavalankar D, Mridha MK, Anwar I et al.

Going to scale with professional skilled

care. Lancet 2006;368:1377-86.

11. Mullany LC, Darmstadt GL, Katz J,

Khatry SK, LeClerq SC, Adhikari RK et

al. Risk factors for umbilical cord

infection among newborns of southern

Nepal. Am J Epidemiol 2007;165:203-11.

12. World Health Organization. Mother–

Baby Package: implementing safe

motherhood in countries. Geneva: World

Health Organization, 1994. 89 p.

13. Campbell O, Gipson R, el-Mohandes

A, Issa AH, Matta N, Mansour E et al. The

Egypt national perinatal/ neonatal

mortality study 2000. J Perinatol

2004;24:284-9.

14. Darmstadt GL, Hussein MH, Winch

PJ, Haws RA, Lamia M, El-Said MA et al.

Neonatal home care practices in rural

Egypt during the first week of life. Trop

Med Intl Health 2007;12:783-97.

15. Mullany LC, Darmstadt GL, Khatry

SK, Katz J, LeClerq SC, Shrestha SR et al.

Topical applications of chlorhexidine to

the umbilical cord prevent omphalitis and

reduce neonatal mortality in southern

Nepal: a community-based, cluster-

randomized trial. Lancet 2006;367:910-8.

16. Mullany LC, Faillace S, Tielsch JM,

Stolzfus RJ, Nygaard KE, Kavle JA et al.

Incidence and risk factors for newborn

umbilical cord infections on Pemba Island,

Zanzibar, Tanzania. Pediatr Infect Dis J

2009;28:503-9.

17. Campbell O, Gipson R. National

maternal mortality study, Egypt 2000:

report of findings and conclusions. Cairo:

Directorate of Maternal and Child Health

Care, Ministry of Health and Population,

Government of Egypt, 2001.

18. Darmstadt GL, Hussein MH, Winch

PJ, Haws RA, Gipson R, Santosham M.

Practices of rural Egyptian birth attendant

practices during the antenatal, intrapartum,

and early neonatal periods. J Health Popul

Nutr 2008;26:36-45.

19. World Health Organization. Guidelines

for introducing simple delivery kits at the

community level. Geneva: Maternal and

Child Health Unit, Division of Family

Health, World Health Organization, 1987.

47 p.

20. Balsara ZP, Hussein MH, Winch PJ,

Gipson R, Santosham M. Darmstadt GL.

Impact of clean delivery kit use on clean

delivery practices in Beni Suef

governorate, Egypt. J Perinatol 2009 (in

press).

Page 15: partus set bersih

21. Kapoor SK, Reddaiah VP, Lobo J.

Control of tetanus neonatorum in a rural

area. Indian J Pediatr 1991;58:341-4.

22. Nessa S, Arco ES, Kabir IA. Birth kits

for safe motherhood in Bangladesh. World

Health Forum 1992;13:66-9. 23. Tsu V.

Nepal. Clean home delivery kit.

Evaluation of the health impact. 2000,

Seattle, Washington: Program for

Appropriate Technology in Health, 2000.

36 p. 24. Jokhio AH, Winter HR, Cheng

KK. An intervention involving traditional

birth attendants and perinatal and maternal

mortality in Pakistan. N Engl J Med

2005;352:2091-9.

25. Mosha F, Winani S, Wood S,

Changalucha J, Ngasalla B. Evaluation of

the effectiveness of a clean delivery kit

intervention in preventing cord infection

and puerperal sepsis among neonates and

their mothers in rural Mwanza Region,

Tanzania. Tanzan Health Res Bull

2005;7:185-8.

26. El-Zanaty F, Way A. Egypt

demographic and health

survey 2005. Cairo: Ministry of Health and

Population, Government of Egypt, 2006.

375 p.

27. John Snow Incorporated. Neonatal and

obstetrical assessment and care practices in

healthcare facilities. Cairo: Healthy

Mother/Healthy Child Results Package,

John Snow Incorporated, 2000.

28. Winch PJ, Husein MH. Pilot testing of

interventions to promote compliance with

standard infection control procedures by

healthcare providers. Cairo: Healthy

Mother/Healthy Child Results Package,

John Snow Incorporated, 2000:1-48.

29. Winani S, Wood S, Coffey P, Chirwa

T, Mosha F, Changalucha J. Use of a clean

delivery kit and factors associated with

cord infection and puerperal sepsis in

Mwanza, Tanzania. J Midwifery Womens

Health 2007;52:37-43. Impact of delivery-

kits on infections in Egypt Darmstadt GL

et al.

30. Beun MH, Wood SK. Acceptability

and use of clean delivery kit in Nepal: a

qualitative study. J Health Popul Nutr

2003;21:367-73.

31. John Snow Incorporated. JSI task five

milestone report, PR-6: Birth attendant

practices during the antenatal, intrapartum

and early neonatal periods. Cairo: Healthy

Mother/Healthy Child Results Package,

John Snow Incorporated, 2000.

32. Filippi VGA. Validation of women’s

perception of near-miss obstetric morbidity

in South Benin. London: London School

of Hygiene and Tropical Medicine, 1999.

(PhD thesis).

33. Darmstadt GL, Hussein MH, WinchPJ,

RA, Lamia M, El-Said MA et al. Neonatal

home care practices in rural Egypt during

the first week of life. Trop Med Int Health

2007;12:783-97.

Page 16: partus set bersih

34. Garner P, Lai D, Baea M, Edwards K,

Heywood P. Avoiding neonatal death: an

intervention study of umbilical cord care. J

Trop Pediatr 1994;40:24-8.

35. Tielsch JM, Darmstadt GL, Mullany

LC, Khatry SK, Katz J, LeClerq SC.

Impact of newborn skin-cleansing with

chlorhexidine on neonatal mortality in

southern Nepal: a community-based,

cluster-randomized trial. Pediatrics

2007;119:e330-40.

36. Darmstadt GL, Badrawi N, Law PA,

Ahmed S, Bashir M, Iskander I et al.

Topically applied sunflower seed oil

prevents invasive bacterial infections in

preterm

infants in Egypt: a randomized, controlled

clinical trial. Pediatr Infect Dis J

2004;23:719-25.

37. Darmstadt GL, Saha SK, Ahmed AS,

Chowdhury MA, Law PA, Ahmed S et al.

Effect of topical treatment with skin

barrier-enhancing emollients on

nosocomial infections in preterm infants in

Bangladesh: a randomised controlled trial.

Lancet 2005;365:1039-45.

38. Bhutta ZA, Darmstadt GL, Hasan BS,

Haws RA. Community- based

interventions for improving perinatal

and neonatal health outcomes in

developing countries: a review of the

evidence. Pediatrics 2005;115(2

Suppl):519-617.

39. Tielsch, JM, Rahmathullah L,

Thulasiraj RD, Katz J, Coles Cl. Newborn

vitamin A dosing reduces the case fatality

but not incidence of common childhood

morbidities in South India. J Nutr

2007;137:2470-4.

40. Humphrey JH, Agoestina T, Wu L,

Usman A, Nurachim M, Subardja D.

Impact of neonatal vitamin A

supplementation on infant morbidity and

mortality. J Pediatr 1996;128:489-96.

41. Winani S, Wood S, Coffey P, Chirwa

T, Mosha F, Changalucha J. Use of a clean

delivery kit and factors associated cord

infection and puerperal sepsis in Mwanza,

Tanzania. J Midwifery Womens Health

2007;52:37-43.

42. Parsons SM, Walley RL, Crane JM,

Matthews K, Hutchens D. Oral

misoprostol versus oxytocin in the

management of the third stage of labour. J

Obstet Gynecol Can 2006;28:20-6.

43. Darmstadt GL, Walker N, Lawn JE,

Bhutta ZA, Haws RA, Cousens S. Saving

newborn lives in Asia and Africa: cost and

impact of phased scale-up of interventions

within the continuum of care. Health

Policy Plan

2008;23:101-17.