153
PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI KELURAHAN ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Niken Luluk Cahyani NIM 3201408065 JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

  • Upload
    lyliem

  • View
    239

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

LINGKUNGAN PERMUKIMAN

DI KELURAHAN ROWOSARI

KECAMATAN TEMBALANG

KOTA SEMARANG

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Niken Luluk Cahyani

NIM 3201408065

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

Page 2: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia

Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 27 Februari 2013

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Moch. Arifien, M.Si Drs. Saptono Putro, M.Si

NIP. 19550826 198303 1 003 NIP. 19620928 199003 1 002

Mengetahui

Ketua Jurusan Geografi

Drs. Apik Budi Santoso, M.Si

NIP. 19620904 198901 1 001

Page 3: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu

Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Jum’at

Tanggal : 8 Maret 2013

Penguji Utama

Dra. Erni Suharini, M.Si

NIP.196111061988032002

Anggota I Anggota II

Drs. Moch. Arifien, M.Si Drs. Saptono Putro, M.Si

NIP. 19550826 198303 1 003 NIP. 19620928 199003 1 002

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Dr. Subagyo, M.Pd

NIP. 19510808 198003 1 003

Page 4: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang,

Niken Luluk Cahyani

NIM. 3201408065

Page 5: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

1. Fabiayyiaalaa irobbikumaatukaddibaan…Nikmat Allah yang mana lagi yang

akan kau dustakan (Q.S Arrahman).

2. Jangan pernah berkata aku tidak bisa, namun selalu berkata aku bisa dalam

menghadapi segala macam cobaan di hidup ini (Niken Luluk Cahyani)

PERSEMBAHAN

Tanpa mengurangi sedikitpun rasa syukur terhadap ALLAH SWT, skripsi ini

penulis persembahkan untuk:

1. Jagoan Kecilku, Muhammad Fathan Alfarezi sebagai penyemangatku.

2. Pemimpin Keluarga Kecilku, Masrochin yang selalu mendukungku.

3. Bapak dan Ibu tercinta, Bapak Warsono dan Ibu Istriani yang selalu

membimbingku dan tak pernah melewatkan waktunya untuk mendo’akanku.

4. Adikku Izfa’ Habibi.

Page 6: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala berkah,

rahmat, dan ridha_Nya akhirnya penulis dapat menyelasaikan penyusunan Skripsi

dengan judul “Partisipasi Kepala Keluarga dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan

Permukiman Di Kelurahan Rowosari Kecanatan Tembalang Kota Semarang”.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan

dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis ucapkan

banyak terimakasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmojdo., Rektor Universitas Negeri Semarang atas

kesempatan yang telah diberikan kepada saya untuk menjadi mahasiswa

UNNES.

2. Dr. Subagyo, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNNES, terimakasih

atas ijin penelitian yang bapak berikan.

3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si., Ketua Jurusan Geografi atas segala bimbingan

dan arahan selama menjadi mahasiswa Geografi,

4. Drs. Moch. Arifien, M.Si., Pembimbing I atas segala arahan dan bimbingan

dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Saptono Putro, M.Si., Pembimbing II atas segala arahan dan bimbingan

dalam penyusunan skripsi ini.

6. Dra. Erni Suharini, M.Si., yang telah menguji dan memberi saran membangun.

Page 7: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

vii

7. Dr. Juhadi, M. Si., atas pengarahan yang diberikan sebagai dosen wali dari awal

sampai akhir

8. Para Dosen dan karyawan Jurusan Geografi atas ilmu yang telah diberikan

selama menempuh studi serta bantuan dan motivasinya.

9. Lurah dan seluruh keluarga besar Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang

Kota Semarang yang telah membantu dalam penelitian ini.

10. Keluarga besarku, atas segala limpahan doa dan kasih sayangnya

11. Keluarga besar Jurusan Geografi, Pend. Geografi 2008 Terima kasih untuk

semua yang sangat indah.

12. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan

bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal

kebaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dari

itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan

guna kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan

berguna bagi pembaca pada umumnya.

Semarang, 8 Maret 2013

Penulis

Page 8: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

viii

SARI

Cahyani, Niken Luluk. 2013. Partisipasi Kepala Keluarga dalam Perbaikan

Sanitasi Lingkungan Permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang

Kota Semarang. Skripsi, Jurusan Geografi, FIS UNNES. Pembimbing I. Drs. Moch.

Arifien, M.Si. Pembimbing II. Drs. Saptono Putro, M. Si. 125 halaman.

Kata Kunci : Partisipasi, Kepala Keluarga, Perbaikan, Sanitasi

Kelurahan Rowosari merupakan salah satu kelurahan yang berada di

Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Masalah yang dihadapi oleh masyarakat di

Kelurahan Rowosari adalah buruknya sanitasi di lingkungan permukiman mereka,

salah satu masalah sanitasi yang dihadapi oleh masyarakat adalah susahnya

memperoleh air bersih untuk memenuhi kebutuhan MCK sehari – hari, akhirnya

banyak masyarakat yang menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhannya.

Karena buruknya sanitasi yang ada akhirnya pihak kelurahan mengadakan program

perbaikan sanitasi lingkungn permukiman, untuk memperbaiki sanitasi yang ada di

Kelurahan Rowosari. Tujuan penelitian ini: (1) mengetahui tingkat partisipasi kepala

keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari,

(2) mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perbedaan tingkat

partisipasi antar kepala keluarga terhadap perbaikan sanitasi lingkungan permukiman

di Kelurahan Rowosari.

Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga yang tinggal di

Kelurahan Rowosari yaitu 2666 KK. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

Stratified Random Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari setiap jenjang,

populasi memiliki kesempatan menjadi responden dengan jumlah sampel 96 KK.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket, observasi, dokumentasi

dan wawancara sedangkan alat pengumpul data yang digunakan adalah angket yang

berisi mengenai tingkat partisipasi, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan

angket tingkat kesadaran. Sedangkan tekhnik analisis data yang digunakan adalah

deskriptif presentase dan analisis regresi ganda.

Hasil penelitian dengan menggunakan deskriptif prosentase didapat tingkat

partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di

Kelurahan Rowosari sebesar 69,00% dengan kriteria tinggi, Ada dua faktor yang

mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga dengan F hitung

4,389 dan taraf signifikasi sebesar 0,015 < dari 0,05 yang artina perbedaan tingkat

partisipasi antar kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di

Page 9: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

ix

Kelurahan Rowosari dipengaruhi oleh tingkat pendidikan kepala keluarga dan tingkat

kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan sanitasi yang baik. Besarnya pengaruh

tingkat pendidikan dan kesadaran kepala keluarga terhadap perbedaan tingkat

partisipasi kepala keluarga di Kelurahan Rowosari sebesar 60,7% sedangkan sisanya

39,3% di pengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Dari hasil penelitian saran untuk warga di Kelurahan Rowosari adalah kepala

keluarga hendaknya lebih meningkatkan partisipasi dalam mewujudkan sanitasi yang

baik dan perlu adanya sosialisasi, koordinasi serta mengupayakan kegiatan yang

berkaitan dengan perbaikan sanitasi lingkungan permukiman. Perlu adanya usaha

peningkatan kesadaran kepala keluarga agar tingkat partisipasinya semakin tinggi.

Kemudian memngutamakan menempuh pendidikan formal yang tinggi untuk

masyarakat, serta perlu adanya pembinaan pendidikan kelingkungan di berbagai

jenjang pendidikan untuk instansi pendidikan terkait. Sebab tingkat pendidikan dan

kesadaran kepala keluarga merupakan faktor yang berpengaruh besar dalam

partisipasi perbaikan santasi lingkungan permukiman.

Page 10: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii

PERNYATAAN .............................................................................................. iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

PRAKATA ....................................................................................................... vi

SARI ................................................................................................................ viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

E. Penegasan Istilah .................................................................................. 6

BAB II LANDASAN TEORI.

A. Partisipasi ............................................................................................. 10

B. Kepala Keluarga ................................................................................... 14

C. Sanitasi Lingkungan ............................................................................. 16

D. Lingkungan Permukiman ..................................................................... 29

E. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Partisipasi..................... 33

F. Kerangka Berfikir ................................................................................ 38

Page 11: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

xi

G. Hipotesis .............................................................................................. 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 40

B. Populasi ................................................................................................ 40

C. Sampel dan Teknik Sampling .............................................................. 40

D. Variabel ................................................................................................ 44

E. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 46

F. Validitas dan Reliabilitas ..................................................................... 47

G. Analisis Data ........................................................................................ 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ................................................... 55

1. Lokasi Penelitian ............................................................................ 55

2. Tata Guna Lahan ............................................................................ 57

3. Kondisi Ekonomi ........................................................................... 59

4. Kondisi Sosial ................................................................................ 61

5. Sarana Pemerintah.......................................................................... 63

6. Gambar Pelaksanaan Program Perbaikan Sanitasi Lingkungan

Permukiman di Kelurahan Rowosari ............................................. 64

B. Hasil Penelitian .................................................................................... 71

1. Partisipasi Kepala Keluarga dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan

Permukiman ................................................................................... 71

a. Sosialisasi dan Pembinaan ....................................................... 72

b. Pelaksanaan .............................................................................. 74

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Tingkat Partisipasi antar

Kepala Keluarga ............................................................................ 76

a. Tingkat Pendidikan .................................................................. 76

b. Tingkat Kesadaran ................................................................... 77

c. Tingkat Pengetahuan ................................................................ 78

Page 12: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

xii

C. Pembahasan .......................................................................................... 90

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .............................................................................................. 97

B. Saran ................................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 99

LAMPIRAN ..................................................................................................... 102

Page 13: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Tipe Permukiman ....................................................................................... 30

3.1 Teknik Pengambilan Sampel ..................................................................... 42

3.2 Validitas Soal ................................................................................................ 48

3.3 Perhitungan Deskriptif Prosentase ............................................................... 52

4.1 Jumlah RT dan RW di Kelurahan Rowosari ................................................. 57

4.2 Luas dan Penggunaan Lahan di Kelurahan Rowosari .................................. 59

4.3 Mata Pencaharian Penduduk di Kelurahan Rowosari ................................... 60

4.4 Komposisi Penduduk Kelurahan Rowosari Berdasarkan Kelompok Umur . 61

4.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................... 62

4.6 Jumlah Sarana Pendidikan di Kelurahan Rowosari ...................................... 63

4.7 Jumlah Sarana Kesehatan di Kelurahan Rowosari ....................................... 64

4.8 Distribusi Variabel Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga ............................ 72

4.9 Distribusi Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga dalam Sosialisasi dan Pembinaan

Program Perbaikan Sanitasi Lingkungan Permukiman ................................ 74

4.10 Distribusi Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga dalam Pelaksanaan Program

Perbaikan Sanitasi Lingkungan Permukiman .............................................. 75

4.11 Distribusi Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga di Kelurahan Rowosari .. 76

Page 14: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

xiv

4.12 Distribusi Tingkat Kesadaran Kepala Keluarga dalam Mewujudkan Sanitasi

Lingkungan yang Baik ................................................................................ 78

4.13 Pengetahuan Tentang Pengelolaan Air Bersih ............................................ 79

4.14 Pengetahuan Tentang MCK ........................................................................ 80

4.15 Pengetahuan Tentang Pengelolaan Sampah ................................................ 81

4.16 Pengetahuan Tentang Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga ................ 82

4.17 Pengetahuan Tentang Pengelolaan Saluran Drainase ................................. 83

4.18 Uji Normalitas Variabel Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga ................... 84

4.19 Uji Normalitas Variabel Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga.................. 84

4.20 Uji Normalitas Variabel Tingkat Kesadaran Kepala Keluarga ................... 85

4.21 Analisis Regresi Linier Berganda ............................................................... 86

4.22 Hasil Analisis Uji F ..................................................................................... 88

4.23 Koefisien Diterminasi ................................................................................. 89

Page 15: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berfikir ...................................................................................... 38

4.1 Peta Administrasi Kelurahan Rowosari ..................................................... 56

4.2 Peta Penggunaan Lahan Kelurahan Rowosari ........................................... 58

4.3 Sosialisasi Program Perbaikan Sanitasi Pada Forum PKK se-Kelurahan Rowosari

.......................................................................................................................... 65

4.4 Warga RW VIII Mencuci Baju di Sungai .................................................. 67

4.5 Pembuatan Sumur Artesis di RW I ............................................................ 67

4.6 MCK Umum di RW VIII ........................................................................... 68

4.7 Tempat Sampah di RW VI ......................................................................... 69

4.8 Saluran Pembuangan Limbah Rumah Tangga ........................................... 70

4.9 Bak Kontrol Limbah di Rumah Warga RW VIII ....................................... 70

4.10 Pembuatan Saluran Drinase Secara Gotong Royong ............................... 71

4.11 Peta Perbaikan Sanitasi Kelurahan Rowosari .......................................... 93

Page 16: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian .................................................................... 103

2. Instrument Penelitian ................................................................................. 104

3. Lembar Angket Penelitian ......................................................................... 105

4. Panduan Observasi ..................................................................................... 114

5. Skor Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ................................ 115

6. Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Penelitian ............................... 116

7. Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ........................... 117

8. Table Skor Angket penelitian .................................................................... 118

9. Tabel Skor Tingkat Pengetahuan ............................................................... 123

10. Daftar Responden ....................................................................................... 128

Page 17: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi sanitasi di Indonesia saat ini masih banyak kekurangan sehingga

diperlukan perbaikan. Upaya perbaikan yang dilakukan oleh pemerintah saat ini

dengan memberdayakan masyarakat dalam bidang penyediaan air bersih dan

sanitasi dasar. Proyek tersebut bertujuan meningkatkan derajat kesehatan,

produktivitas, dan kualitas hidup masyarakat di pedesaan, sebagai bagian dari

program Lingkungan Sehat. Program Lingkungan Sehat ini juga terkait dengan

komitmen global dalam mewujudkan Millenium Development Goals (MDGs)

bidang lingkungan sehat. Target dari MDGs sendiri adalah mengurangi proporsi

penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi dasar pada

tahun 2015.

Hasil penelitian menunjukan hanya 45% penduduk Indonesia yang

memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi. Artinya, lebih dari 100 juta penduduk

tidak memiliki akses tersebut. Sementara itu, dalam 30 tahun terakhir, pemerintah

Indonesia hanya mengeluarkan dana sekitar 820 juta dolar AS untuk sanitasi.

Angka tersebut setara dengan Rp 200,00 per orang setiap tahun. Suatu angka yang

Page 18: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

2

jauh dari ideal yang diperlukan yaitu sebesar Rp 47.000,00 per orang setiap tahun

(Winarsih 2008:1-2).

Sanitasi menjadi salah satu potret pemerintah dalam memberikan

perhatian kepada warga miskin. Sanitasi yang terdiri dari sub sektor MCK,

sampah rumah tangga (limbah padat dan limbah cair), drainase dan ketersediaan

air bersih yang berkaitan langsung dengan derajat kesehatan masyarakat.

Masyarakat yang mampu secara ekonomi umumnya dapat mengakses sanitasi

dengan baik, sehingga kondisi kesehatannya baik. Namun pada masyarakat

miskin, umumnya kurang atau bahkan tidak mampu mengakses sanitasi.

Akibatnya, derajat kesehatan yang buruk menjadi cerita sehari-hari masyarakat

miskin. Sanitasi di Kota Semarang saat ini tampak bahwa perbaikan sanitasi juga

sangat perlu dilakukan. Salah satunya di Kelurahan Rowosari Kecamatan

Tembalang Kota Semarang yang berada di bantaran Sungai Babon dengan luas

wilayah 8,70 km² dan jumlah penduduk mencapai 11.294 jiwa (Data Monografi

kelurahan Rowosari tahun 2012), dengan kepadatan penduduk mencapai 1.298

jiwa/ km². Tingginya kepadatan penduduk tidak sebanding dengan lahan yang

tersedia untuk permukiman, yang mengakibatkan ketidakteraturan dalam

penataan tempat tinggal dan penyediaan sarana dan prasarana permukiman.

Menurut Budiharjo dalam Juliany (2010:15), padatnya penduduk di kota

akan mengakibatkan semakin kurang memadainya sarana dan prasarana

permukiman. Begitu juga yang terjadi di Kelurahan Rowosari, kondisi tempat

tinggal yang buruk, menurunnya kualitas infrastruktur jalan, buruknya drainase

Page 19: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

3

akibat genangan air hujan, serta buruknya pengelolaan sektor sampah (limbah

padat dan limbah cair). Kurangnya pengelolaan dan pemeliharaan terhadap

infrastruktur yang terbangun memperburuk kondisi yang sudah ada.

Problematika yang dihadapi kepala keluarga di Kelurahan Rowosari

umumnya adalah masalah banyaknya timbunan sampah rumah tangga, masih ada

masyarakat yang melakukan kebiasaan buang air besar di sungai dan

menggunakan air sungai untuk kebutuhan rumah tangga, karena tidak tersedianya

sarana dan prasarana sanitasi lingkungan yang layak, yang berpotensi sebagai

penyebab penyebaran wabah penyakit. Dibuktikan dengan tingginya angka

penderita penyakit diare, disentri dan infeksi penyakit usus lainnya sebesar 2.512

jiwa di Kecamatan Tembalang (Tim Pokja Air Minum dan Penyehatan

Lingkungan ,2010) dan hampir 20% penderita adalah penduduk yang tinggal di

bantaran Sungai Babon termasuk Kelurahan Rowosari, hal ini mengindikasikan

buruknya sanitasi lingkungan yang ada.

Sanitasi lingkungan diartikan sebagai cara untuk menyehatkan

lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara

(Winarsih,2008:1). Sedangkan menurut Tim Pokja Air Minum dan Penyehatan

Lingkungan Kota Semarang (2010), sanitasi lingkungan adalah status kesehatan

suatu lingkungan yang mencakup penyediaan air bersih, MCK, pengelolaan air

limbah rumah tangga, pengelolaan sampahan, dan drainase.

Pemerintah Kota Semarang sudah berusaha untuk memperbaiki kondisi

ini melalui program–program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman dengan

Page 20: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

4

konsep pemberdayaan masyarakat, program ini melibatkan peran serta kepala

keluarga dan perangkat desa lainnya yang dimulai dari tahap perencanaan sampai

pelaksanaan. Diharapkan dengan adanya partisipasi kepala keluarga dan

perangkat desa tersebut timbul rasa memiliki terhadap hasil-hasil pembangunan

sehingga keberlanjutan dari program dapat tercapai. Namun hal ini tak akan

berhasil tanpa adanya partisipasi masyarakat itu sendiri.

Menurut Rohman Ainur (2009:49) tingkat partisipasi seseorang atau

sekelompok dalam suatu program dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

tingkat pendidikan, pengetahuan, kesadaran jenis pekerjaan, agama, keadaan

sosial budaya, penghasilan dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian latar

belakang masalah tersebut di atas kiranya menjadi dasar bagi penulis untuk

melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Partisipasi kepala keluarga dalam

perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan

Tembalang Kota Semarang.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi

lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota

Semarang?

Page 21: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

5

2. Faktor – faktor apa sajakah yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi

antar kepala keluarga terhadap perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di

Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan

sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan

Tembalang Kota Semarang.

2. Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perbedaan

tingkat partisipasi antar kepala keluarga terhadap perbaikan sanitasi

lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota

Semarang (faktor – faktornya meliputi tingkat pendidikan dan kesadaran

kepala keluarga).

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat, baik

manfaat teoritis maupun praktis, manfaat yang dapat diperoleh dari hasil

penelitian antara lain:

1. Secara teoritis,

a. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai partisipasi

kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.

Page 22: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

6

b. Bagi Mahasiswa

Dapat dijadikan bahan referensi bagi mahasiswa yang ingin mengetahui

bentuk partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan

permukiman.

2. Secara praktis,

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi penduduk

setempat dan pemerintah Kota Semarang dalam membuat kebijakan terkait

dengan perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.

E. Penegasan Istilah

Berkaitan dengan judul di atas, maka untuk menghindari agar

permasalahan yang dimaksud tidak menyimpang dari tujuan semula dan agar

tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran serta untuk memudahkan pembaca dalam

memahami serta mendapatkan gambaran dari objek penelitian ini, maka peneliti

memberikan batasan sebagai berikut :

1. Partisipasi

Partisipasi adalah masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau

alur terhadap program dan pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi,

perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan dengan sumbangan

tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materiil (Mardikanto,2003:6). Partisipasi

disini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu partisipasi dalam tahap

Page 23: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

7

sosialisasi, tahap pelaksanaan, serta partisipasi dalam tahap evaluasi dalam

mendukung perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.

2. Kepala keluarga

Kepala keluarga adalah seseorang yang memimpin suatu keluarga

(dalam hal ini yang bertanggungjawab), biasanya bapak, namun tidak

menutup kemungkinan anggota keluarga lain menjadi kepala keluarga (Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2010). Dalam penelitian ini yang

dimaksud kepala keluarga adalah kepala keluarga yang bermukim di

Kelurahan Rowosari.

3. Perbaikan

Perbaikan adalah suatu upaya untuk meningkatkan,

mengembangkan, memperluas atau menghentikan suatu kegiatan yang

dilaksanakan agar mencapai sasaran yang sesuai dengan tujuan yang tetapkan

(Nurdin,2010:3).

4. Sanitasi

Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin

terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan (Winarsih

2008:1). Sanitasi disini adalah pengelolaan air bersih, pengelolaan MCK ,

pengelolaan sampah keluarga, dan drainase untuk menjamin terwujudnya

kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan masyarakat di Kelurahan

Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang.

Page 24: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

8

5. Lingkungan

Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang

mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

makhluk hidup lainnya (UU Lingkungan Hidup No.23 tahun 1997).

Lingkungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lingkungan fisik atau

lingkungan sekitar permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan

Tembalang Kota Semarang.

6. Permukiman

Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan

lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang

berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan

tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan

penghidupan (UU Perumahan dan Permukiman No.4 tahun 1992). Yang

dimaksud permukiman dalam penelitian ini adalah lingkungan tempat tinggal

yang mendukung perikehidupan dan penghidupan masyarakat di Kelurahan

Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang.

7. Faktor –faktor yang berpengaruh terhadap perbedaan tingkat partisipasi

Tingkat pasrtisipasi seseorang dalam palaksanaan suatu program

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: tingkat pendidikan,

pengetahuan, kesadaran, usia, agama, jenis kelamin, penghasilah, dan lain

Page 25: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

9

sebagainya. Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan mengambil tiga faktor

yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga

dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman yaitu:

a. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan adalah tinggi rendahnya pendidikan

seseorang baik secara formal, nonformal maupun informal. tingkat

pendidikan dalam penelitian ini akan lebih fokus pada pendidikan formal

terahir kepala kelarga (KK), pendidikan formal adalah jalur pendidikan

yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar,

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (UU Sistem Pendidikan

Nasional No.20 tahun 2003), pada penelitian ini tingkat pendidikan diukur

berdasarkan ijazah pendidikan formal terahir kepala keluarga di Kelurahan

Rowosari.

b. Tingkat Kesadaran

Tingkat kesadaran adalah tingkat pemahaman atau pengetahuan

seseorang tentang dirinya dan keberadaan dirinya. Kesadaran merupakan

unsur dalam manusia dalam memahami realitas dan bagaimana cara

bertindak atau menyikapi terhadap realitas (Halawa dalam Santoso

2010:11). Kesadaran dalam penelitian ini adalah kesadaran kepala

keluarga dalam mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik di Kelurahan

Rowosari.

Page 26: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

10

c. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan adalah tingkat kemampuan yang hanya

meminta responden untuk mengenal atau mengetahui konsep, fakta atau

istilah-istilah (Daryanto,2005:103). Dalam penelitian ini tingkat

pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan responden berkaitan

dengan fakta, istilah atau konsep tentang sanitasi lingkungan.

Page 27: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Partisipasi

1. Pengertian Partisipasi

Pengertian partisipasi menurut para ahli dapat didefinisikan sebagai

berikut, menurut Mardikanto (2003:6) partisipasi adalah masyarakat berperan

secara aktif dalam proses atau alur terhadap program dan pengawasannya,

mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian

kegiatan dengan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materiil.

Sedangkan menurut Sutarto dalam Nugraheni (2011 : 17) adalah turut

sertanya seseorang baik secara langsung maupun emosional untuk

memberikan sumbangan-sumbangan kepada proses pembuatan keputusan

terutama mengenai persoalan-persoalan dimana ketrlibatan pribadi seorang

yang bersangkutan melaksanakan akan tanggung jawab untuk melaksanakan

hal tersebut. Alastratre White dalam Rohman Ainur (2009:45) menyatakan

partisipasi sebagai keterlibatan komunitas setempat secara aktif dalam

sosialisasi, pengambilan keputusan atau pelaksanaannya terhadap proyek-

proyek pembangunan. Selanjutnya dikatakan Bryan dan White dalam

Nugraheni (2011 : 17- 18) bahwa partisipasi dapat terbentuk :

a. Partisipasi buah bentuk pikiran

Page 28: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

12

b. Partisipasi harta dan uang

c. Partisipasi tenaga atau gotong-royong

d. Partisipasi sosial

e. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan-kegiatan nyata yang konsisten.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan partisipasi adalah keikutsertaan

seseorang atau sekelompok orang dalam pelaksanaan suatu kegiatan.

2. Tahap-Tahap Partisipasi

Tahap pertama partisipasi merupakan proses yang dilakukan pada

penilaian masyarakat tentang pengambilan keputusan. Dalam pengambilan

keputusan ini terutama berkaitan dengan penentuan alternatif dengan

masyarakat untuk menujuk kata sepakat tentang berbagai gagasan yang

menyangkut kepentingan bersama.

Tahap kedua partisipasi adalah keikutsertaan dalam proses

pelaksanaan program. Tahap ini dalam pembngunan adalah implementasi dari

program – program dan proyek-proyek yang telah disetujui atau diputuskan

dalam tahap pengmbilan keputusan. Tahap pelaksanaan ini dapat berupa

keikutsertaan secara fisik seperti pemberian tenaga maupun pemberia

sumbangan uang dan bahan-bahan material untuk pembangunan.

Page 29: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

13

Berdasarkan tahap-tahap partisipasi diatas maka dapat dirumuskan

pengertian partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Partisipasi adalah

keikutsertaan seorang dalam pembangunan secara sadar baik dalam tahap

perencanaan, pelaksanaan pemanfaatan dalam menerima hasl-hasil

pembangunan.

3. Tingkat Kesukarelaan Partisipasi

Dusseldorp dalam Mardikanto (2003:23) membedakan adanya

beberapa jenjang kesukarelaan sebagai berikut:

a. Partisipasi spontan, yaitu peran serta yang tumbuh karena motivasi

intrinsik berupa pemahaman, penghayatan, dan keyakinannya sendiri.

b. Partisipasi terinduksi, yaitu peran serta yang tumbuh karena terinduksi

oleh adanya motivasi ekstrinsik (berupa bujukan, pengaruh, dorongan)

dari luar; meskipun yang bersangkutan tetap memiliki kebebasan penuh

untuk berpartisipasi.

c. Partisipasi tertekan oleh kebiasaan, yaitu peranserta yang tumbuh karena

adanya tekanan yang dirasakan sebagaimana layaknya warga masyarakat

pada umumnya, atau peranserta yang dilakukan untuk mematuhi

kebiasaan, nilai-nilai, atau norma yang dianut oleh masyarakat setempat.

Jika tidak berperanserta, khawatir akan tersisih atau dikucilkan

masyarakatnya.

Page 30: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

14

d. Partisipasi tertekan oleh alasan sosial-ekonomi, yaitu peranserta yang

dilakukan karena takut akan kehilangan status sosial atau menderita

kerugian/tidak memperoleh bagian manfaat dari kegiatan yang

dilaksanakan.

e. Partisipasi tertekan oleh peraturan, yaitu peranserta yang dilakukan karena

takut menerima hukuman dari peraturan/ketentuan-ketentuan yang sudah

diberlakukan.

Berbicara masalah partisipasi, berarti akan selalu berkait dengan

upaya-upaya keikut sertaan seluruh komponen masyarakat secara aktif dalam

berbagai aktivitas yang telah direncanakan. Keikutsertaan secara aktif tersebut

merupakan energi yang mendorong bergeraknya pembangunan atau kegiatan

masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan atau untuk memecahkan suatu

masalah.

Secara konseptual partisipasi masyarakat merupakan alat dan tujuan

pembangunan masyarakat,dengan demikian berfungsi sebagai penggerak dan

pengarah proses perubahan sosial. Pendapat lain tentang partisipasi

masyarakat, dikemukakan oleh Cary dalam Nugraheni (2011 : 20) bahwa

tekanan utama partisipasi warga masyarakat adalah pada kebersamaan atau

saling memberikan sumbangan akan kepentingan dan masalah-masalah

bersama, yang tumbuh dari kepentingan dan perhatian individu warga

Page 31: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

15

masyarakat itu sendiri. Partisipasi tidak lain adalah hasil dari konsensus soaial

warga masyarakat akan arah perubahan sosial yang mereka harapkan.

Dengan demikian partisipasi masyarakat tidak lain merupakan

peningkatan mutu dari gotong royong tradisional yang berdasarkan

spontanitas, kesuka-relaan, kepada suatu usaha perencanaan yang

memerlukan perumusan tujuan, penentuan langkah-langkah dan cara kerja

untuk mencapai tujuan.

4. Upaya Menumbuhkan Partisipasi.

Usaha menggerakkan partisipasi merupakan suatu keharusan dalam

pelaksanaan sebuah program. Partisipasi dapat dibangkitkan melalui upaya-

upaya sebagai berikut:

a. Menggunakan prinsip pertukaran dasar, yaitu pendekatan timbal balik

manfaat yang diterima langsung oleh masyarakat.

b. Memberikan bimbingan dan kepercayaan pada masyarakat melalui

lembaga kemasyarakatan dengan memperhatikan kondisi sosial sehingga

motivasi masyarakat semakin kuat untuk berpartisipasi.

c. Kegiatan atau program yang dilakukan harus bersifat dan berfungsi

sebagai simultan yang mampu meningkatkan partisipasi dan swadaya

masyarakat.

Page 32: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

16

d. Rancangan program kegiatan harus sederhana dan mudah dipahami oleh

masyarakat sehingga memudahkan masyarakat untuk melibatkan diri.

e. Menyelaraskan program-program yang akan dilaksanakan dengan aspirasi

yang berkembang di masyarakat.

f. Melibatkan masyarakat dalam membuat suatu rencana dan keputusan

(Kusnaedi dalam Fandayani, 2010 : 18).

B. Kepala Keluarga

Menurut Departemen Kesehatan RI (1988) keluarga adalah unit terkecil

dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang

berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling

bergantung. Sedangkan menurut BKKBN (1999) keluarga adalah dua orang atau

lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi

kebutuhan hidup spiritual dam materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan,

memiliki hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara anggota keluarga

dan masyarakat serta lingkungannya (Suparyanto, 2012 ).

Disebutkan dalam (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2010)

bahwa kepala dapat diartikan sebagai pemimpin, sedangkan pengertian kepala

keluarga adalah orang yang bertanggung jawab terhadap suatu keluarga (biasanya

bapak). Jadi, kepala keluarga adalah seseorang yang memimpin suatu keluarga

Page 33: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

17

(dalam hal ini yang bertanggungjawab), biasanya bapak, namun tidak menutup

kemungkinan anggota keluarga lain menjadi kepala keluarga.

Menurut Friedman dalam Nadirawati (2011:3), terdapat hubungan yang

kuat antara keluarga dan status kesehatan anggotanya dimana peran kepala

keluarga sangat penting bagi setiap aspek kesehatan anggota keluarga. Menurut

Bosworth dalam Nadirawati (2011:3), dukungan keluarga sangat berpengaruh

terhadap kesehatan mental anggota keluarganya, atau lebih dikenal dukungan

sosial.

Peran dari masyarakat dalam pelaksanaan perbaikan sanitasi sangat

penting, dan dalam hal ini keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat

diharapkan mampu untuk menyukseskan program tersebut. Hal ini tidak terlepas

dari kemampuan kepala keluarga yang dituntut mampu mengambil keputusan

yang tepat untuk keluarganya, karena dukungan kepala keluarga dibutuhkan

dalam partisipasi perbaikan sanitasi untuk mengurangi buruknya sanitasi yang ada

di lingkungan permukiman Kelurahan Rowosari.

C. Sanitasi Lingkungan

1. Pengertian Sanitasi Lingkungan

Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang

mencakup perumahan, pembuangan kotoran dan penyediaan air bersih

Page 34: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

18

(Notoadmojo dalam Mustar, 2012). Sanitasi lingkungan dapat pula diartikan

sebagai kegiatan untuk meningkatkan dan mempertahankan standar kondisi

lingkungan yang mendasar yang mempengaruhi kesejahteraan manusia.

Kondisi tersebut mencakup air bersih, MCK sampah rumah tangga (limbah

padat dan limbah cair), drainase.

Dari definisi tersebut, tampak bahwa sanitasi lingkungan ditujukan

untuk memenuhi persyaratan lingkungan yang sehat dan nyaman. Lingkungan

yang sanitasinya buruk dapat menjadi sumber berbagai penyakit yang dapat

mengganggu kesehatan manusia. Pada akhirnya jika kesehatan terganggu,

maka kesejahteraannya juga akan berkurang. Karena itu, upaya sanitasi

lingkungan menjadi bagian penting dalam meningkatkan kesejahteraan.

2. Meningkatkan Sanitasi Lingkungan

Lingkungan yang sanitasinya buruk akan berdampak buruk pula bagi

kesehatan. Berbagai jenis penyakit dapat muncul karena lingkungan yang

bersanitasi buruk menjadi sumber berbagai jenis penyakit. Agar kita terhindar

dari berbagai penyakit tersebut, maka lingkungan harus selalu terjaga

sanitasinya, khususnya di permukiman dan lingkungan sekitarnya.

Kualitas kesehatan lingkungan tidak bisa lepas dari terbukanya akses

terhadap sanitasi. Lingkungan sehat akan tercipta jika persoalan air bersih,

limbah rumah tangga , drainase , dan MCK tertangani dengan baik.

Page 35: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

19

a. Penyediaan Air Bersih

Air dan sanitasi adalah hal utama di dalam proses pembangunan.

Hal ini berkaitan dengan kesehatan, nutrisi, pendidikan, lingkungan, serta

pengurangan kemiskinan. Ketidaktepatan dalam pengelolaan air dan akses

terhadap air bersih dan sanitasi, mengakibatkan masalah kemiskinan tidak

akan teratasi dan rakyat miskin semakin menderita.

1) Air Bersih dan Air Layak Minum

Mengkonsumsi air layak minum merupakan syarat mutlak bagi

manusia agar dapat melanjutkan hidupnya. Air bersih dan air layak

minum merupakan dua hal yang berbeda. Tidak semua air bersih layak

untuk diminum. Tapi, air yang layak minum dipastikan merupakan air

bersih. Air bersih secara fisik belum tentu sehat. Secara umum air

dikatakan bersih jika air itu jernih, tidak berasa, tidak berbau, tidak

mengandung zat-zat dan organisme yang berbahaya. Namun syarat

tersebut belum cukup menghindarkan kita dari penyakit karena air. Air

bersih yang terutama akan digunakan sebagai air minum harus

memenuhi syarat-syarat tertentu sebagai berikut:

a) Syarat fisik, yaitu tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak bau,

jernih dengan suhu di bawah suhu udara sehingga terasa nyaman.

Page 36: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

20

b) Syarat kimia, yaitu memiliki PH netral, kandungan mineral-

mineralnya terbatas, dan tidak mengandung zat kimia atau mineral

yang berbahaya misalnya CO2, H2S, NH4, dan sebagainya.

c) Syarat bakteriologis, yaitu tidak mengandung bakteri penyebab

penyakit (patogen) yang melampaui batas yang di ijinkan.

2) Sumber-sumber Air

Sumber dan asal air banyak sekali, diantaranya: air hujan dan embun,

air permukaan tanah, dan air tanah.

3) Pengolahan Air

Untuk mendapatkan air sehat, perlu dilakukan serangkaian proses

pengolahan (water treatment). Perusahaan Air Minum (PAM /PDAM)

mempunyai mekanisme sendiri untuk pengolahan air sehingga siap

dimasak, yaitu lewat sedimentasi dan filtrasi. Ada beberapa cara yang

dapat dilakukan untuk mengolah air dengan cara mudah dan murah

yaitu: merebus air, solar disinfection (Sodis), klorinasi, filter keramik.

4) Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)

Air minum dalam kemasan merupakan air minum yang mengalami

proses panjang dalam pengolahannya. Dari pengolahan tersebut

diperoleh air sehat siap minum tanpa harus dimasak terlebih dahulu.

Page 37: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

21

Tidak semua AMDK layak dikonsumsi, karena kesalahan dalam

proses penyimpanan dan distribusi. Berikut ini cara-cara memilih

AMDK yang aman.

a) Telitilah penampilan fisik air minum dalam kemasan, masih bagus

atau tidak.

b) Pastikan tidak ada semacam lendir di dalamnya, sebab ini

merupakan indikasi tercemar atau tidaknya sebuah produk air

dalam kemasan.

c) Periksa tanggal kadaluarsanya.

d) Pilihlah produk yang mencantumkan label ingredient. Dari label

tersebut kita akan mengetahui kandungan-kandungan dalam air

kemasan tersebut.

b. MCK (Mandi Cuci Kakus)

MCK merupakan salah satu fasilitas kebersihan yang digunakan

untuk keperluan mandi, cuci, dan buang air (Departemen Pekerjaan

Umum, 2002), MCk terdiri dari :

1) Kamar Mandi

Meliputi lantai luasnya minimal 1,2 m² (1,0 m × 1,2 m) dan dibuat

tidak licin dengan kemiringan kearah lubang tempat pembuangan

kurang lebih 1 %. Pintu, ukuran; lebar 0,6 – 0,8 m dan tinggi minimal

Page 38: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

22

1,8 m. Bak mandi/bak penampung air untuk mandi dilengkapi gayung.

Bilik harus diberi atap (Departemen Pekerjaan Umum, 2008).

2) Sarana Tempat Cuci

Luas lantai minimal 2,40 m² (1,20 m × 2,0 m) dan dibuat tidak licin

dengan kemiringan lebih dari 1 %. Tempat menggilas pakaian

dilakukan dengan jongkok atau berdiri, tinggi tempat menggilas

pakaian dengan cara berdiri 0,75 m di atas lantai dengan ukuran

sekurang-kurangnya 0,60 m × 0,8 m (Departemen Pekerjaan Umum,

2008).

3) Kakus/Jamban

a) Pengertian Jamban

Jamban keluarga didefinisikan suatu bangunan yang diperlukan

untuk membuang tinja/kotoran manusia bagi keluarga. Penyediaan

sarana pembuangan kotoran manusia atau tinja (kakus/jamban)

adalah bagian dari usaha sanitasi yang cukup penting perannya,

khususnya dalam usaha pencegahan penularan penyakit saluran

pencernaan. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan, maka

pembuangan kotoran yang tidak saniter akan dapat mencemari

lingkungan, terutama dalam mencemari tanah dan sumber air

(Soeparman dalam Alfin, 2011: 4).

Page 39: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

23

b) Syarat –Syarat Jamban

Jamban keluarga sehat adalah jamban yang memenuhi syarat-

syarat sebagai berikut : (Depkes RI, 2004)

(1) Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung

berjarak 10-15 meter dari sumber air bersih,

(2) Tidak berbau tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun

tikus,

(3) Cukup luas dan landai/miring kearah lubang jongkok sehingga

tidak mencemari tanah sekitarnya,

(4) Mudah dibersihkan dan aman penggunaanya,

(5) Dilengkapi dinding dan atap pelindung,

(6) Cukup penerangan,

(7) Lantai kedap air,

(8) Ventilasi cukup baik,

(9) Tersedia air dan alat pembersih.

Jarak aman antara lubang kakus dengan sumber air minum

dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain (Chandra dalam Alfin,

2011:6) :

(1) Topografi tanah : Topografi tanah dipengaruhi oleh kondisi

permukaan tanah dan sudut kemiringan tanah.

Page 40: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

24

(2) Faktor hidrologi : yang termasuk dalam faktor hidrologi antara

lain Kedalaman air tanah, Arah dan kecepatan aliran tanah,

Lapisan tanah yang berbatu dan berpasir. Pada lapisan jenis ini

diperlukan jarak yang lebih jauh dibandingkan dengan jarak

yang diperlukan untuk daerah yang lapisan tanahnya

terbentuk dari tanah liat.

(3) Faktor iklim : di daerah yang curah hujannya tinggi, jarak

sumur harus lebih jauh dari kakus.

(4) Jenis mikroorganisme : Karakteristik beberapa mikroarganisme

ini antra lain dapat disebutkan bahwa bakteri patogen lebih

tahan pada tanah basah dan lembab. Cacing dapat bertahan

pada tanah yang lembab dan basah selama 5 bulan, sedangkan

pada tanah yang kering dapat bertahan selam 1 bulan.

(5) Faktor Kebudayaan : Terdapat kebiasaan masyarakat yang

membuat sumur tanpa dilengkapi dengan dinding sumur.

(6) Frekuensi Pemompaan : Akibat makin banyaknya air sumur

yang diambil untuk keperluan orang banyak, laju aliran tanah

menjadi lebih cepat untuk mengisi kekosongan (Chandra

dalam Alfin 2011:7).

c) Manfaat dan Fungsi Jamban

Page 41: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

25

Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan.

Jamban yang baik dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin

beberapa hal, yaitu :

(1) Melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit,

(2) Melindungi dari gangguan bau dan penggunaan sarana yang

aman,

(3) Bukan tempat berkembangbiakan serangga sebagai vektor

penyakit,

(4) Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan

lingkungan,

Jamban hendaknya selalu dijaga dan dipelihara dengan baik.

Adapun cara pemeliharaan yang baik menurut Depkes RI, 2004

adalah sebagai berikut:

(1) Rumah jamban dalam keadaan baik,

(2) Tersedia alat pembersih,

(3) Air selalu tersedia dalam bak atau dalam ember,

(4) Lantai jamban diusahakan selalu bersih dan tidak licin,

sehingga tidak membahayakan pemakai.

Page 42: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

26

c. Pengelolaan Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur,

kamarmandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran

manusia. Berdasarkan sifat fisiknya, limbah atau sampah dibedakan

menjadi dua yaitu limbah padat dan limbah cair.

1) Limbah padat atau limbah sampah

Limbah padat atau sampah padat pada umumnya merupakan limbah

yang bentuknya padat sehingga lebih mudah untuk ditangani

(dikumpulkan dan dibuang). Ada dua jenis pengelolaan sampah rumah

tangga yaitu garbage dan rubbish. Garbage merupakan sisa

pengolahan atau sisa makanan yang dapat membusuk. Rubbish

merupakan sampah yang tidak dapat membusuk misalnya pecahan

gelas, kaca, plastik, atau logam.

(a) Menangani Sampah

Sebenarnya menangani masalah sampah adalah hal yang mudah,

jika terdapat pengelolaan yang benar dan kesadaran dari

masyarakat. Jika terdapat pekarangan yang luas dan jarak antar

rumah berjauhan, sampah dapat ditangani dengan cara

dikumpulkan dalam keranjang sampah lalu dibuang ke dalam

lubang yang dibuat di kebun atau pekarangan. Tetapi jika lahan

tidak ada, pengolahan dapat di mulai dari penyimpanan sampah,

Page 43: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

27

pengumpulan sampah, dan pembuangan sampah akhir (dikenal

dengan 3P).

(b) Pembuatan Bak Sampah

Bak sampah merupakan tempat pembuangan sampah sementara

yang harus ada setiap rumah. Bak sampah dapat dipakai untuk

membuang kotoran seperti daun, plastik, kertas. Sampah dari

kompleks perumahan biasanya diambil dengan gerobak sampah

/truk sampah dan dibuang ke tempat pembuangan akhir.

2) Limbah atau sampah cair

Limbah atau sampah cair biasanya disebut dengan air limbah.

Berdasarkan sifat fisik, zat pengotor dalam limbah dibedakan menjadi

tiga yaitu:

a) Pengotor padat seperti sisa makanan, lumpur dan sebagainya;

b) Pengotor cair seperti limbah cucian dan limbah rumah tangga;

c) Pengotor gas seperti limbah buangan kimia.

Berdasarkan sifat kimianya, jenis pengotor dibedakan menjadi dua,

yaitu:

a) Pengotor dari bahan-bahan organik atau bahan-bahan yang mudah

terurai oleh pengurai seperti bakteri, jamur, dan sebagainya,

Page 44: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

28

b) Pengotor dari bahan-bahan anorganik yaitu bahan-bahan yang

tidak mudah terurai seperti bahan-bahan kimiawi baik sintetik

maupun nonsintetik.

Cakupan penduduk Kelurahan Rowosari yang menggunakan sarana

pembuangan limbah yang memenuhi syarat masih sangat rendah.

Sebagian masyarakat masih membuang limbah disembarang tempat.

Jika ada sarana pembuangan limbah, umumnya belum memenuhi

syarat sanitasi. Berbagai cara telah dilakukan untuk meningkatkan

jumlah penduduk yang mempunyai akses kepada sarana pembuangan

limbah yang layak. Berikut ini beberapa sistem pengelolaan limbah

sederhana yang dapat kita buat dirumah kita.

(1) Pengelolaan Air Limbah Kakus

Pembuangan kotoran manusia harus dibuat dengan baik agar tidak

mencemari lingkungan. Kakus adalah suatu cara pembuangan air

kotoran manusia agar air kotoran tersebut tidak mengganggu

kesehatan dan lingkungan, karena kotoran manusia mengandung

banyak sekali bibit penyakit dan dapat menimbulkan bau yang

tidak sedap.Usahakan tiap rumah memiliki jamban sendiri,

diusahakan selalu bersih dan tidak berbau. Jarak cukup jauh dari

sumber air dan letaknya di bagian hilir air tanah. Membuang tinja

jangan disembarang tempat, tidak boleh dibuang di parit/aliran air,

ke kebun atau ke halaman belakang.

Page 45: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

29

(2) Pengelolaan Air Limbah Bekas Mandi dan Cuci

Sumber utama limbah rumah tangga di Kelurahan Rowosari adalah

dari limbah permukiman penduduk. Saluran air limbah dari rumah

sebaliknya dialirkan ke suatu tempat agar tidak menimbulkan

pencemaran di lingkungan permukiman. Pencemaran lingkungan

tersebut menimbulkan kerugian berupa pengotoran terhadap air

bersih, timbulnya bau yang tidak sedap, dan keadaan lingkungan

yang tidak nyaman (Direktorat Penyehatan Lingkungan

Permukiman dalam Tim Pokja Air Minum dan Penehatan

Lingkungan 2010).

Saluran air limbah di Kelurahan Rowosari sering kali terhambat

karena tersumbat oleh sampah. Air kotoran yang tergenang

menimbulkan bau yang kurang sedap, bahkan airnya berwarna

hitam. Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan cara

membuat saluran-saluran yang baik, atau kalo tidak harus dibuang

ke tanah supaya dapat mengering.

d. Drainase

Drainase permukiman mencakup tentang pengelolaan pengaliran

air limpasan (Run off ) yang berasal dari air hujan yang berlebihan atau

genangan air pada permukiman kedalam system pembuang/drainase

alamiah seperti sungai, danau, dan laut.

Page 46: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

30

Sistem drainase permukiman dapat diartikan sebagai suatu

rangkaian instalasi baik berupa instalasi air bersih maupun instalasi air

kotor. Dalam instalasi saluran air bersih mencakup instalasi dari sumur ke

ground tank, instalasi dari PAM ke ground tank. Ground Tank adalah bak

penampungan air dari PAM/sumur yang akan didistribusikan ke dalam

rumah.

Sedangkan untuk instalasi air kotor dibagi menjadi dua kategori,

yaitu instalasi air kotor yang berakhir ke saluran pembuangan (selokan)

disebut Grey Water dan instalasi air kotor yang berakhir di septic tank

disebut Black Water. Grey Water dari dalam rumah dialirkan ke selokan di

lingkungan rumah dan berakhir di system pembuang/drainase air limbah.

Black Water dari rumah harus disalurkan ke septic tank untuk diendapkan

dan diurai oleh bakteri.

Saluran air limbah dibuat lebih miring agar kotoran cepat keluar

dari saluran dan tidak menyebabkan penyumbatan pada saluran tersebut.

Dalam saluran air kotor juga diperlukan bak kontrol. Bak kontrol

merupakan sarana pengontrol pada saluran air kotor yang difungsikan

untuk mengantisipasi apabila terdapat kotoran yang nantinya dapat

menyumbat saluran. Letak bak kontrol biasanya berada di area depan

bangunan rumah tinggal (Persada, 2012).

Page 47: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

31

3. Sanitasi Lingkungan dan Kesehatan

Kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi lingkungan, pelayanan

kesehatan, dan perilaku. Lingkungan yang tidak sehat atau sanitasinya tidak

terjaga dapat menimbulkan masalah kesehatan. Begitu pula dengan pelayanan

kesehatan yang minim atau sulit dijangkau dapat membuat penduduk yang

sakit tidak dapat diobati secara cepat dan dapat menularkan penyakit pada

penduduk yang lain, perilaku hidup yang tidak sehat seperti membuang

sampah sembarangan, tidak mencuci tangan sebelum atau sesudah makan,

buang air besar atau air kecil dimana saja, mencuci atau mandi dengan air

yang kotor merupakan perilaku yang dapat mengundang berjangkitnya

berbagai jenis penyakit.

Upaya menciptakan sanitasi lingkungan yang baik,

1) Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat,

2) Membersihkan lingkungan rumah secara rutin,

3) Membersihkan kamar mandi dan toilet,

4) Menguras, menutup dan menimbun (3M),

5) Tidak membiarkan adanya air yang tergenang di lingkungan permukiman,

6) Membersihkan saluran pembuangan air,

7) Menggunakan air yang bersih.

Dari pemaparan diatas yang dimaksud dengan sanitasi lingkungan

adalah Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup penyediaan air

Page 48: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

32

bersih, MCK, pengolahan limbah rumah tangga, dan drainase di Kelurahan

Rowosari, Tembalng Kota Semarang.

D. Lingkungan Permukiman

1. Pengertian lingkungan

Pengertian lingkungan menurut Undang-Undang R.I No. 23 tahun

1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup: “Kesatuan ruang dengan semua

benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan

perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.” Menurut Encyclopedia

America dalam Kasjono (2011:78) lingkungan adalah pengaruh yang ada di

atas/disekeliling organisme seluruh kehidupan atau fungsi dibentuk dari reaksi

antra organisme dan sekelilingnya.

2. Pengertian Permukiman

Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan

lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang

berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan

tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (UU

Perumahan dan Permukiman No.4 tahun 1992). Dalam buku “The Lexicon

Webster Dictionary” pengertian permukiman dapat dirumuskan sebagai suatu

Page 49: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

33

keadaanatau tempat dimana manusia dapat menetap/tinggal pada kedudukan

yang tetap sehingga keluarga dapat berkembang secara harmonis dalam

kondisi yang menguntungkan. Menurut Winslow dan APHA dalam Kasjono

(2011: 71), permukiman sehat dapat diartikan sebagai suatu tempat untuk

tinggal secara permanen, berfungsi sebagai tempat bermukim, beristirahat,

bersantai dan sebagai tempat berlindung dari pengaruh lingkungan yang

memenuhi persyaratan fisiologis, psikologis, bebas dari penularan penyakit

dan kecelakaan.

3. Klasifikasi permukiman

Khusus mengenai permukiman manusia, ada sebuah teori yang

disebut teori “ekistics” yang membahas segala aspek-aspek yang bertalian

dengan ilmu permukiman manusia. Kata eksitics berasal dari kata Yunani

purba “Oikos” yang berarti rumah. Teori ini telah memperkenalkan tipe

permukiman sebagai berikut:

Table 2.1. Tipe Permukiman

No Tipe permukiman Bagian permukiman

Perkiraan

penduduk

1.

Permukiman

sementara rumah dan lingkungan 3-100

2. Desa

perumahan dan

lingkungannya 100-5.000

Page 50: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

34

3. Kota madya kota dan lingkungannya 5000-200.000

4. Metropolis

metropolis dan

lingkungannya 200.000-10 juta

5. Megapolis

megapolis dan

lingkungannya 10 juta-500 juta

Sumber: Penyehatan Permukiman (Kasjono, 2011: 72)

Berdasarkan sifatnya permukiman dapat di bedakan beberapa jenis yaitu:

a. Permukiman / perkampungan tradisonal

b. Perkampunngan darurat

c. Perkampungan kumuh (slum area)

d. Permukiman transmigrasi

e. Perkampungan untuk kelompok-kelompok khusus

f. Permukiman baru (real estate).

Di Amerika oleh Committee on the hygiene of housing yang dibentuk

oleh Amerika Public Health Associasion dalam usahanya untuk mengukur

kualitas perumahan telah menetapkan bahwa setiap kondisi-kondisi berikut ini

merupakan suatu kriteria kekurangan yang dasar, dan bila empat atau lebih

dijumpai bersama maka perumahan tersebut maka sudah bias digolongkan

dalam kategori “extremeslum”, kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

a. Sumber air minum yang tercemar

b. Jamban digunakan oleh beberapa keluarga dan berada di luar rumah

Page 51: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

35

c. Kamar mandi digunakan bersama oleh beberapa keluarga dan berada di

luar rumah.

d. Rumah dihuni oleh lebih 15 orang

e. Pintu darurat setidaknya ada dua

f. tidak ada lampu

g. tidak ada jendela kamar

h. kerusakan bangunan yang serius.

Kenyataan di atas memberi petunjuk bahwa teori ekistiks hanya

memperhatikan 5 unsur pokok, yaitu: (1) Alam, (2) Manusia, (3) Masyarakat,

(4) Rumah, (5) Sarana. Berdasarkan pengertian-pengertian lingkungan dan

pengertian permukiman seperti tersebut di atas maka dapat dirumuskan

pengertian “Lingkungan Permukiman” sebagai berikut: “Segala

keadaan/kondisi yang terdapat di sekitar permukiman yang secara totalitas

membentuk kesatuan yang utuh yang saling mengkait dengan permukiman

tersebut, bahkan membentuk korelasi yang sangat erat satu sama lainnya.”

Adapun aspek-aspek lingkungan permukiman yang perlu mendapat

perhatian antara lain:

1) fasilitas lingkungan: adalah kelengkapan yang berupa fasilitas:

pendidikan, kesehatan, perbelanjaan, rekreasi, dan kebudayaan, olah raga

dan lapangan terbuka.

Page 52: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

36

2) Prasarana lingkungan: adalah jalan, saluran air minum, saluran air limbah,

saluran air hujan, pembuangan sampah dan listrik.

E. Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Partisipasi

Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap partisipasi adalah faktor-

faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat partisipasi kepala keluarga

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Tingkat pendidikan

Berdasarkan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan umumnya berarti

daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan, batin,

karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak (Munib, Achmad,dkk,2006:32).

Menurut Munib, Achmad,dkk (2006:33) pendidikan adalah proses

seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah

laku lainnya didalam masyarakat tempat hidup, proses sosial yakni orang

dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol

Page 53: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

37

(khususnya yang datang dari sekolah) sehingga ia dapat memperoleh atau

mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang

optimal.

Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik

dengan sistem terbuka. Pendidikan dengan sistem terbuka disini dimaksudkan

bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama dalam memperoleh

pendidikan yang bermutu dan berkualitas (UU No.20 Tahun 2003 Sistem

Pendidikan Nasional).

Pendidikan ditempuh melalui jalur pendidikan, jenjang pendidikan

dan jenis pendidikan. Jalur, jenjang dan jenis pendidikan tersebut dapat

diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh

pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat. Jalur pendidikan terdiri atas

pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi.

Jenjang pendidikan formal yang merupakan pendidikan yang

dilaksanakan melaui lembaga yang sah menurut Undang-Undang terdiri atas

Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi. Sedangkan

jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi,

vokasi, keagamaan dan khusus. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi

masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi mengganti,

menambah, melengkapi pendidikan formal dalam rangka mendukung

Page 54: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

38

pendidikan sepanjang hayat. Sedangkan pendidikan informal dilaksanakan

oleh masing-masing keluarga dan lingkungan belajar secara mandiri.

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi

jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar

(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta

Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk

lain yang sederajat. Pendidikan awal sebagai jenjang awal dari pendidikan di

sekolah memiliki fungsi sebagai dasar pembentukan pribadi manusia sebagai

pribadi masyarakat dan warga Negara yang berbudi pekerti luhur, beriman

dan bertaqwa terhadap Tuhan YME serta berkemampuan dan berketrampilan

dasar sebagai bekal untuk pendidikan selanjutnya dan bekal hidup dalam

masyarakat.

Pendidikan menengah merupakan lanjutan dari pendidikan dasar.

Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan

pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah

Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain

yang sederajat. Tujuan dari pendidikan menengah ini adalah membentuk

pribadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berbudi

pekerti luhur serta untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang

Page 55: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

39

memerlukan pembekalan untuk pendidikan tinggi atau bekal hidup di

masyarakat.

Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan

menengah yang mencakup program pendidikan Diploma, Sarjana, Magister,

Spesialis dan Doktor yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi.

Pendidikan tinggi dilaksanakan dengan sistem terbuka, dan dapat berbentuk

akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas. Pendidikan tinggi

terus dibina dan dikembangkan untuk menyiapkan peserta didik menjadi

anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau

professional serta kemampuan kepemimpinan yang tanggap terhadap

kebutuhan pembangunan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan

tekhnologi (UU No.20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional).

Tingkat pendidikan dalam penelitian ini adalah pendidikan formal

terahir kepala keluarga :

a. Tidak Sekolah

b. SD/sederajat

c. SMP/sederajat

d. SMA/sederajat

e. Perguruan Tinggi

2. Kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan sanitasi lingkungan

Page 56: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

40

Kesadaran adalah keinsafan, keadaan mengerti, hal yang dirasakan

atau dialami oleh seseorang (Pusat Pengembangan Bahasa, 2010) Menurut

Cambridge International Dictionary of English (1995), kesadaran diartikan

sebagai kondisi terjaga atau mampu mengerti apa yang sedang terjadi.

Kesadaran dapat juga diartikan sebagai semua ide, perasaan, pendapat, dan

lain sebagainya yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang (Halawa

dalam Santoso 2010:11).

Kesadaran adalah pemahaman atau pengetahuan seseorang tentang

dirinya dan keberadaan dirinya. Kesadaran merupakan unsur dalam manusia

dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi

terhadap realitas (Halawa dalam Santoso 2010:11). Kesadaran dalam

penelitian ini adalah kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan sanitasi

lingkungan yang baik di Kelurahan Rowosari.

3. Pengetahuan kepala keluarga tentang sanitasi

Pengetahuan adalah aspek yang paling dasar dalam Taksonomi

Bloom. Seringkali disebut juga sebagai aspek ingatan (recall). Dalam jenjang

kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengenali atau mengetahui

adanya konsep, fakta, atau istilah-istilah dan lain sebagainya tanpa harus

mengerti, menilai atau dapat menggunakannya. Dalam hal ini testee biasanya

hanya dituntut untuk menyebutkan kembali (recall) atau menghafal saja.

Page 57: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

41

Dibandingkan dengan tingkat kemampuan berpikir lainnya, tipe

pengetahuan hafalan termasuk tingkat yang paling rendah. Karena itu,

digunakan kata-kata operasional sebagai berikut: menyebutkan, menunjukkan,

mengenal, mengingat kembali, menyebutkan definisi, memilih dan

menyatakan (Daryanto, 2005:103). Dengan demikian, hakekat pengetahuan

adalah tingkat kemampuan yang hanya meminta responden untuk mengenal

atau mengetahui konsep, fakta atau istilah-istilah tanpa harus mengerti atau

dapat menggunakan. Tingkat pengetahuan ini meminta responden untuk dapat

mengenal atau mengetahui konsep, fakta, serta istilah berkaitan dengan

sanitasi.

F. Kerangka Berpikir

Partisipasi dalam penelitian ini diartikan sebagai penilaian terhadap

keikutsertaan kepala keluarga di Kelurahan Rowosari dalam perbaikan sanitasi

lingkungan permukiman dengan cara mengetahui tingkat partisipasi kepala

keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman dan mengetahui faktor

– faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi antar kepala keluarga dalam

perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.

Page 58: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

42

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

Kepala Keluarga

Partisipasi Kepala

Keluarga

Pelaksanaan Program

Perbaikan Sanitasi

Hasil

Partisipasi Kepala Keluarga

dalam Perbaikan Sanitasi

Fakor- faktor yang mempengaruhi

partisipasi

1. Tingkat pendidikan, 2. Tingkat pengetahuan 3. Tingkat kesadaran

Page 59: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

43

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian (Sugiyono, 2007:96). Berdasarkan uraian dalam kerangka berpikir di

atas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: “ Ada dua faktor

(tingkat pendidikan dan tingkat kesadaran) yang mempengaruhi perbedaan tingkat

partisipasi antar kepala keluarga terhadap perbaikan sanitasi lingkungan

permukiman”.

Page 60: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian berada di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang

Kota Semarang, waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Februari

2013.

B. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2011:61).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang bermukim di

Kelurahan Rowosari yang berjumlah 2.666 kepala keluarga (Data monografi

Kelurahan Rowosari, dokumen RW dan RT Maret 2012).

C. Sampel dan Teknik Sampling

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiono, 2007:81). Sampel dalam penelitian ini adalah

Page 61: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

45

sejumlah kepala keluarga yang berada di Kelurahan Rowosari yang menjadi

populasi dalam penelitian. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini Stratified Random Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari

setiap jenjang, populasi memiliki kesempatan menjadi responden. Karena dalam

penelitian ini populasinya bersifat heterogen, sehingga peneliti menggunakan

sampel berstrata dengan stratanya adalah : (1) RW dan (2) RT dengan strata

tertingginya adalah RW, dalam pengambilan sampelnya dengan cara random

dengan menggunakan rumus Slovin yaitu:

Keterangan :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang masih dapat ditolerir. Persen kelonggaran yang di gunakan adalah 10%

(Manguny, 2010).

Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang dapat diambil sebagai

berikut.

Page 62: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

46

=

= 96, 38 dibulatkan menjadi 96.

Jumlah sampel yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah 96 kepala keluarga

di Kelurahan Rowosari yang menjadi responden.

Tabel 3.1. Teknik Pengambilan Sampel

N

o

Teknik Pengambilan Sampel

RW Populasi Sampel RT Popula

si Sampel

1. I 76

2,73≈ 3

1 47 1,8≈ 2

2 29 1,1≈ 1

3

2. II 440

15,84≈ 16

1 77 2,8≈ 3

2 70 2,4≈ 2

3 72 2,6≈ 3

4 74 2,7≈ 3

5 147 5,3≈ 5

Page 63: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

47

16

3. III 366

13,17≈ 13

1 77 2,7≈ 3

2 62 2,2≈ 2

3 65 2,3≈ 2

4 88 3,1≈ 3

5 74 2,6≈ 3

13

4. IV 336

12,09≈ 12

1 56 2

2 60 2,1≈2

3 79 2,8≈3

4 68 2,4≈2

5 73 2,6≈3

12

5. V 284

10,22≈ 10

1 51 1,7≈2

2 90 3,1≈3

3 77 2,7≈3

4 66 2,3≈2

10

Page 64: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

48

6. VI 312

11,23≈ 11

1 84 2,9≈3

2 78 2,7≈3

3 78 2,7≈3

4 72 2,4≈2

11

7. VII 298

10,73≈ 11

1 41 1,4≈1

2 53 1,9≈2

3 52 1,9≈2

4 50 1,8≈2

5 57 2,1≈2

6 45 1,6≈2

11

8. VIII 291

10,47≈ 10

1 56 1,9≈2

2 48 1,4≈1

3 57 1,9≈2

4 79 2,7≈3

5 51 1,7≈2

10

Page 65: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

49

9. IX 263

9,54≈ 10

1 41 1,4≈1

2 54 2,0≈2

3 43 1,6≈2

4 67 2,5≈3

5 58 2,2≈2

10

2666 96 2666 96

Sumber : Data Monogragi Kelurahan Rowosari, Tahun 2012

D. Variabel

Variabel penelitian adalah objek penelitian, apa yang menjadi titik

perhatian dalam suatu penelitian (Arikunto, 2010: 161). Adapun variabel yang

diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas, yaitu variabel yang memengaruhi atau menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi

perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi

lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari. Yang terdiri dari:

a. Tingkat pendidikan (X1)

1) Tidak Sekolah

Page 66: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

50

2) SD/ sederajat

3) SMP/ sederajat

4) SMA/ sederajat

5) Perguruan Tinggi

b. Tingkat kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan sanitasi

lingkungan yang baik.(X2)

c. Tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang sanitasi

1) Pengetahuan tentang pengelolaan air bersih

2) Pengetahuan tentang pengelolaan MCK

3) Pengetahuan tentang pengelolaan sampah

4) Pengetahuan tentang pengelolaan air limbah rumah tangga

5) Pengetahuan tentang pengelolaan saluran drainase

2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas. Sebagai variabel terikat dalam

penelitian ini adalah berbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga dalam

perbaikan sanitasi lingkungan permukiman (Y). Sub variabelnya meliputi :

a. Mengikuti sosialisasi dan pembinaan program yang akan dikerjakan dalam

perbaikan sanitasi lingkungan permukiman

b. Melaksanakan program dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman,

adapun program yang dilaksanakan antara lain:

1) Mengelolaan air bersih

Page 67: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

51

2) Pembuatan MCK dan cara perawatannya

3) Mengelola sampah rumah tangga dan pembuatan tempat pembuangan

sampah akhir

4) Mengelola limbah cair rumah tangga

5) Membuat saluran drainase

Dari kedua subvarabel tersebut penggolongan tingkat partisipasi kepala

keluarga terbagi atas:

a. Sangat tinggi c. Rendah

b. Tinggi d. Sangat rendah

E. Metode Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Metode Observasi

Observasi adalah cara atau tekhnik pengumpulan data dengan

melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau

fenomena yang ada pada objek penelitian (Tika, 2005:44). Dalam penelitian

ini, metode observasi digunakan untuk memperoleh data tentang:

a) Gambaran lokasi penelitian

b) Gambaran partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi

lingkungan permukiman.

Page 68: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

52

2. Metode Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan yang tertulis digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya

atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010 : 194). Tujuan penggunaan ini

adalah untuk mengetahui program-program yang telah dilaksanankan dalam

perbaikan sanitasi lingkungan permukiman serta seberapa besar partisipasi

kepala kelurga dalam pelaksanaan perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.

Instrumen yang digunakan angket tertutup. Angket dalam penelitian ini

digunakan untuk memperoleh informasi tentang tingkat pendidikan,

pengetahuan, kesadaran dan mengukur tingkat partisipasi kepala keluarga

dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen, rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010:201). Metode

dokumentasi dilaksanakan untuk memperoleh data-data sekunder baik dari

BAPPEDA, DKK, Puskesmas, Kantor Kelurahan, dan instansi terkait lainnya.

Data yang didapatkan dari metode dokumentasi antara lain: data jumlah

kepala keluarga yang tinggal di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang

Kota Semarang dan program- program dalam perbaikan sanitasi.

Page 69: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

53

4. Metode Wawancara

Metode ini dilakukan untuk melengkapi metode angket, yaitu jika

responden tidak dapat menjawab angket secara langsung kerena keterbatasan

kemampuan dalam memahami angket, maka dalam keadaan seperti ini

metode wawancara perlu digunakan pada pertanyaan yang terdapat dalam

angket.

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Data hasil uji coba instrumen angket dan observasi dihitung validitas dan

reliabilitasnya. Dengan demikian akan diketahui bahwa angket tersebut sudah

baik dan memenuhi dua syarat penting yaitu valid dan reliabel.

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan

atau kasahihan suatu instrumen.Suatu instrumen yang valid atau sahih

mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti

memiliki validitas rendah. Menurut Arikunto dalam Muhidin (2007:30)

sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas adalah rumus Korelasi

Product Moment dari Karl Pearson yaitu :

Page 70: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

54

Keterangan:

= Koefisien korelasi antar variabel

xy = Jumlah skor item dikali jumlah skor total

= Jumlah skor item soal dikuadratkan

= Jumlah skor total dikuadratkan (Tika, 2005:80).

Pada α = 5% dengan N = 20 diperoleh rtabel = 0,444

Tabel 3. 2. Validitas Soal

Validitas

No Soal

Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15,16,17,19,

20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 30, 32, 33, 34,

35,36,37,38,39,40,41,42,43,44

Tidak valid

12,18, 29, 31, 37

Sumber: Hasil Penelitian, Tahun 2013

Pada angket penelitian ini terdapat 44 butir soal. Dari 44 soal

tersebut terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu soal no12, 18 , 29, 31, 37 dan

soal yang valid berjumlah 39 soal. Pada soal yang valid no 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8,

9, 10, sudah mewakili dari sub variabel tentang sosialisasi program perbaikan

sanitasi lingkungan permukiman, sedangkan soal no12 dan 18 tidak valid dan

2222xyr

Page 71: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

55

soal yang valid no 11, 13, 14, 15,16, 17 termasuk soal yang valid dan telah

mewakili sub variabel pelaksanaan program. Soal no 29, 31, 37 tidak valid

dan soal yang valid no 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 32, 33, 34,

35, 36, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44 sudah mewakili variabel faktor – faktor yang

mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga. Jadi, soal

yang digunakan pada angket 1 dan 2 dalam penelitian adalah 39 soal karena

sudah mewakili 2 variabel pada angket penelitian tersebut (Lihat lampiran 6).

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan atau keajegan suatu alat ukur dalam

mengukur apa yang diukur. Artinya kapanpun alat ukur digunakan akan

memberikan hasil ukur yang sama (Arikunto, 2010:222). Adapun rumus yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Rumus Alpha Cronbach. Rumus yang

dimaksud adalah :

Keterangan :

=Reliabilitas

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

σb² = jumlah varians butir

σt² = jumlah varians total (Muhidin, 2007:51)

2

2

11 11k

k

t

br

Page 72: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

56

Analisis perhitungan reliabilitas angket penelitian menghasilkan rhitung

sebesar 0,911 sedangkan rtabel 0,444. Dari hasil tersebut rhitung lebih besar

dari rtabel sehingga instrumen penelitian dapat dinyatakan reliabel (lihat

Lampiran 7).

G. Analisis Data

Analisis data atau pengelolaan data merupakan satu langkah penting

dalam penelitian. Dalam pelaksanaannya, terdapat dua bentuk analisis data

berdasarkan jenis data, apabila data terkumpul maka data dikualifikasikan

menjadi dua kelompok yaitu data kualitatif yang digunakan pada analisis non

statistik dan kuantitatif pada analisis statistik (Arikunto, S. 2006: 145). Analisis

data yang terdapat dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif. Metode

analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Metode Deskreptif Persentase

Analisis Deskriptif Persentatif digunakan untuk memberikan

deskriptif atau pembahasan dalam penelitian ini. Deskriptif Persentase

menggambarkan keadaan atau suatu fenomena yang ada dalam penelitian

(Ali, 1989: 186).

Metode ini digunakan untuk mengelola data yang diperoleh dari

jawaban- jawaban responden, melalui pemberian skor dengan kriteria tertentu.

DP=

Page 73: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

57

Keterangan :

DP : Deskriptif Presentase atau presentase nilai yang diperoleh (%)

n : Skor yang diperoleh

N : Skor maksimal atau skor ideal yang semestinya diperoleh responden

(Ali, 1989:104).

Untuk menggunakan deskriptif persentase sebelumnya jawaban

diskoring terlebih dahulu sebagai berikut :

Jawaban a diberi skor 4

Jawaban b diberi skor 3

Jawaban c diberi skor 2

Jawaban d diberi skor 1

Data dari hasil penelitian yang diperoleh, diolah dan dianalisis serta

diperhitungkan dengan menggunakan deskriptif persentase (DP). Untuk

menentukan kriteria penskorannya digunakan perhitungan sebagai berikut :

1) Persentase skor maksimal = (4: 4) x 100% = 100%

2) Persentase skor minimal = (1:4) x 100% = 25%

3) Rentang = 100% - 25% = 75%

4) Panjang kelas interval = 75% : 4 = 18,75%

Dengan panjang kelas interval 18,75% dan persentase skor minimal

25%, maka diperoleh kelas-kelas interval sebagai berikut :

Page 74: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

58

Tabel 3.3 Perhitungan Deskriptif Prosentase

No Presentase Kriteria

1 81.26%-100% Sangat Tinggi

2 62.51%- 81.25% Tinggi

3 43,76% - 62.50% Rendah

4 25% - 43.75% Sangat Rendah

Sumber : Arikunto, 2006 :293

Hasil yang diperhitungkan tersebut, kemudian menentukan kriteria.

Sedangkan kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah empat, yaitu

Sangat tinggi, tinggi , rendah , dan sangat rendah.

2. Uji Normalitas Data

Untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel dependen

dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak, dapat

dilakukan dengan uji normalitas. Model regresi yang baik adalah yang

memiliki distribusi normal atau mendekati normal.

3. Analisis Regresi

Metode ini digunakan untuk menganalis data penelitian tentang

faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi tingkat partisipasi kepala

keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman. Faktor-faktornya

meliputi tingkat pendidikan dan tingkat kesadaran kepala keluarga. Untuk itu

digunakan program SPSS 16 untuk memudahkan analisis regrasi berganda

tersebut.

Page 75: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

59

Analisis regresi ganda diperlukan dalam melakukan analisis tingkat

pendidikan kepala keluarga (X1) dan tingkat kesadaran kepala keluarga (X2)

terhadap perbedaan tingkat partisipasi kepala keluarga (Y) analisis ini bisa

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Y=a+ +

Dimana :

Y : Variabel tingkat psrtisipasi

: Variabel tingkat pendidikan

: Variabel tingkat kesadaran

a : konstanta/tetapan yaitu nilai mutlak Y apabila = 0

koefisien regresi (Muhidin, 2007:199).

4. Uji Hipotesis

a. Uji Parsial (Uji T)

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat secara parsial (uji t). Hasil

analisis uji hipotesis antara variabel bebas X1dan X2 terhadap Y.

b. Uji Hipotesis Secara Simultan

Uji hipotesis secara serentak (uji F) antara variabel bebas dalam

hal ini tingkat pendidikan kepala keluarga (X1), tingkat kesadaran kepala

keluarga (X2) terhadap perbedaa tingkat partisipasi dalam perbaikan

sanitasi lingkungan permukiman (Y).

Page 76: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

60

c. Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar nilai presentase kontribusi variabel bebas yaitu tingkat

pendidikan kepala keluarga dan tingkat kesadaran kepala keluarga

terhadap perbedaan tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan

sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan

Tembalang Kota Semarang.

Page 77: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Kelurahan Rowosari merupakan salah satu kelurahan yang berada di

Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Letak astronomisnya 07003’01” –

07005’08” LS dan 110

027’31” – 110

030’03” BT (Peta hasil penelitian tahun

2013). Berdasarkan letak administrasinya Kelurahan Rowosari memiliki batas

wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Kabupaten Demak dan Kelurahan Sendangmulyo

Kota Semarang

b. Sebelah Timur : Kabupaten Demak

c. Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang

d. Sebelah Barat : Kelurahan Meteseh Kota Semarang

(Sumber Peta Administratif Kelurahan Rowosari tahun 2013).

Letak astronomis dan administrasi Kelurahan Rowosari Kecamatan

Tembalang Kota Semarang dapat dilihat pada gambar 4.1.

Page 78: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

62

Gambar 4.1. Peta Administrasi Kelurahan Rowosari

62

Page 79: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

63

Sebagian besar Kelurahan Rowosari dilewati oleh Sungai Babon.

Kelurahan Rowosari terletak pada ketinggian 47 mdpl, mempunyai curah

hujan sebanyak 2055 mm / tahun, topografinya berupa dataran rendah –

berbukit, suhu udara rata-ratanya 25 – 35 0C. Kelurahan Rowosari memiliki 9

RW dan 41 RT.

Tabel 4.1. Jumlah RW dan RT di Kelurahan Rowosari

No No RW Dukuh Jumlah RT

1 I Sambung 2

2 II Rowosari Krajan 5

3 III Rowosari Krasak 5

4 IV Rowosari Tengah 5

5 V Tampirejo 4

6 VI Muntuksari 4

7 VII Pengkol 6

8 VIII Kedungsari 5

9 IX Kebuntaman 5

Jumlah 41

Sumber : Data Monografi Kelurahan Rowosari 2012.

2. Tata Guna Lahan

Penggunaan lahan suatu wilayah terdiri dari lahan sawah, lahan

bukan sawah, serta lahan permukiman, yang termasuk dalam sawah adalah

Page 80: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

64

sawah pengairan (irigasi) dan sawah tadah hujan. Sedangkan yang termasuk

dalam lahan bukan sawah adalah lahan pekarangan, ladang/tegalan, kolam,

hutan Negara dan lain-lain. Peta penggunaan lahan di Kelurahan Rowosari

dapat dilihat pada gambar 4.2.

Page 81: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

65

Gambar 4.2. Peta Penggunaan Lahan Kelurahan Rowosari

65

Page 82: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

66

66

Penggunaan lahan di Kelurahan Rowosari pada peta kebanyakan

digunakan untuk tegalan/ladang yang mencapai 2,41 km² (28,31%) dan

paling sedikit yang digunakan untuk tanah kosong yaitu 0,40 km² (5 %). Luas

penggunaan lahan menurut jenisnya dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut ini.

Tabel 4.2. Luas dan Penggunaan Lahan Kelurahan Rowosari

No. Jenis Luas Lahan

(km2)

Prosentase

(%)

1. Permukiman 1,08 12,41

2. Pekarangan 0,85 9,77

3. Tegalan/ladang 2,41 28,31

4. Prasarana umum lainnya 1,71 19,65

5. Tanah kosong 0,40 5,00

Tanah Kering = 6, 45 Km2

1. Sawah irigasi setengah teknis -

2. Sawah tadah hujan 2,25 24,86

3. Sawah sederhana -

Persawahan/Tanah Sawah = 2,25 Km2

Jumlah =8,7 Km2 100

Sumber : Data Monografi Kelurahan Rowosari tahun 2012

3. Kondisi Ekonomi

Berdasarkan data monografi penduduk Kelurahan Rowosari Tahun

2012, jumlah penduduk Kelurahan Rowosari adalah 11.294 jiwa . Dengan

jumlah penduduk laki-laki sebesar 5.575 jiwa dan penduduk perempuan

sebesar 5.719 jiwa, dengan luas wilayah 8,7 km² sehingga kepadatan

penduduknya adalah 1.298 jiwa/ km². Mata pencaharian penduduk di

Kelurahan Rowosari, sangat beragam diantaranya bermata pencaharian

sebagai petani, buruh tani, pengusaha, buruh industri, buruh bangunan,

Page 83: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

67

perdagangan, pengangkutan, PNS/ABRI, pensiunan, dan jasa-jasa. Jumlah

keseluruhan penduduk berdasarkan mata pencahariannyan penduduk dapat

dilihat pada tabel 4.3:

Tabel 4.3. Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Rowosari

No Jenis Matapencaharian Frekuensi Prosentase (%)

1 Petani 588 8.43

2 Buruh Tani 801 11.49

3 Pengusaha 17 0.24

4 Buruh Industri 2189 31.40

5 Buruh Bangunan 1428 20.48

6 Pedagang 664 9.52

7 Pengangkutan 95 1.36

8 PNS / ABRI 33 0.47

9 Pensiunan 49 0.73

10 Jasa / Lainnya 1107 15.88

Jumlah 6971 100

Sumber : Data Monografi Kelurahan Rowosari 2012.

Berdasarkan tabel 4.3. dapat diketahui bahwa sebagian besar

penduduk di Kelurahan Rowosari bermata pencaharian sebagai buruh industri

sebanyak 2189 (31,40%). Selebihnya bekerja sebagai buruh bangunan

sebanyak 1428 (20,48%), jasa/lainnya sebanyak 1107 (15,88%), buruh tani

sebanyak 801 (11, 49%), pedagang sebanyak 664 (9,52%), petani sebanyak

Page 84: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

68

588 (8, 43%), pengangkutan sebanyak 95 (1,36%), pensiunan sebanyak 49

(0,73%), PNS/ABRI 33 (0, 47%), dan pengusaha sebanyak 17 (0,24%).

4. Kondisi Sosial

a. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Penduduk di Kelurahan Rowosari dapat dibagi berdasarkan

kelompok umur. Dengan pembagian kelompok umur maka dapat

diketahui jumlah penduduk produktif dan non produktif. Tabel dibawah

ini menyajikan rincian jumlah penduduk menurut kelompok umur dan

jenis kelamin.

Tabel 4.4 . Komposisi Penduduk Kelurahan Rowosari Berdasarkan

Kelompok Umur

No Kelompok

Umur

Jenis Kelamin

Jumlah Prosentase (%) Laki-

laki Perempuan

1 0 – 4 317 321 638 5,65

2 5 – 9 472 483 955 8, 46

3 10 – 14 551 559 1110 9,83

4 15 – 19 564 571 1135 10,05

5 20 – 24 575 581 1156 10,24

6 25 – 29 564 575 1139 10,09

7 30 – 34 532 541 1073 9,5

Page 85: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

69

8 35 – 39 428 431 859 7,6

9 40 – 44 416 423 839 7, 43

10 45 – 49 381 393 774 6,85

11 50 – 54 355 385 740 6,55

12 55 – 59 280 285 565 5,00

13 60 – 64 91 107 198 1,75

14 64 + 49 64 113 1,00

Jumlah 5575 5719 11294 100

Sumber : Data Monografi Kelurahan Rowosari 2012.

Berdasarkan data dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah

penduduk di Kelurahan Rowosari terbanyak berada pada kisaran umur 20

- 24 tahun yaitu sebesar 1156 jiwa. Sedangkan yang paling sedikit adalah

penduduk pada kisaran usia lebih dari 64 tahun yaitu sebesar 113 jiwa.

Banyaknya penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Kelurahan

Rowosari adalah sebesar 8.478 jiwa, sedangkan untuk usia non produktif

sebesar 2.816 jiwa. Sehingga angka ketergantungan penduduk di

Kelurahan Rowosari adalah sebesar 33. Jadi setiap penduduk usia

produktif harus menanggung 33 penduduk usia tidak produktif.

b. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan di Kelurahan Rowosari cukup beragam.

Tidak sedikit yang telah tamat perguruan tinggi maupun akademi. Namun

Page 86: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

70

rata-rata penduduknya memiliki pendidikan terakhir tamatan Sekolah

Menengah Atas.

Tabel 4.5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sumber : Data Monografi Kelurahan Rowosari 2012.

Dari tabel 4.5. dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan

masyarakat di Kelurahan Rowosari paling banyak adalah tamat SMA

yaitu sebanyak 2940 atau 26.03%. Sedangkan tingkat pendidikan paling

sedikit adalah tidak sekolah yaitu sebanyak 72 atau 0.64%.

5. Sarana Pemerintah

a. Sarana Pendidikan

Kelurahan Rowosari memiliki sarana pendidikan yang hampir

lengkap mulai dari PAUD hingga Sekolah Menengah. Jumlah sarana

No Tingkat Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)

1 Tidak Sekolah 72 0.64

2 Tidak Tamat SD 1787 15.82

3 Belum Tamat SD 968 8.57

4 Tamat SD 2418 21.41

5 SMP 2660 23.55

6 SMA 2940 26.03

7 Akademi / D3 196 1.74

8 Perguruan Tinggi 253 2.24

Jumlah 11294 100

Page 87: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

71

pendidikan yang ada di Kelurahan Rowosari tersebut dapat dilihat pada

tabel 4.6.

Tabel 4.6 Jumlah Sarana Pendidikan di Kelurahan Rowosari

No Jenjang pendidikan F %

1 PAUD 2 15.38

2 Taman Kanak-kanak 3 23.08

3 Sekolah Dasar/sederajat 5 38.47

4 Sekolah Menengah Pertama/sederajat 2 15.38

5 Sekolah Menengah Atas/sederajat 1 7.69

Jumlah 13 100

Sumber : Data Monografi Kelurahan Rowosari 2012.

Dari tabel diatas dapat diketahu bahwa di Kelurahan Rowosari

terdapat berbagai sarana pendidikan sampai pada sekolah menengah atas.

Sarana pendidikan yang paling banyak adalah Sekolah Dasar yaitu

masing-masing sebanyak 5 atau 38.47%. Sedangkan sarana pendidikan

palling sdikit adalah SMA yang jumlah sebanyak 1 atau 7.69%.

b. Sarana Kesehatan

Kelurahan Rowosari memiliki sarana kesehatan berupa

Puskesmas, serta dokter dan bidan praktek tersedia diwilayah ini. Tabel

berikut ini akan menyajikan jumlah sarana kesehatan di Kelurahan

Rowosari.

Tabel 4.7. Jumlah Sarana Kesehatan di Kelurahan Rowosari

Page 88: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

72

No Jenis Sarana Frekuensi Prosentase (%)

1 Puskesmas 1 25

2 Dokter Praktik 2 50

3 Bidan Praktik 1 25

Jumlah 4 100

Sumber : Data Monografi Kelurahan Rowosari 2012.

6. Gambaran Partisipasi Kepala Keluarga dalam Perbaikan Sanitasi

Lingkungan Permukiman Di Kelurahan Rowosari

a. Mengikuti sosialisasi dan pembinaan program- program yang akan

dikerjakan dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman

Sosialisasi dan pembinaan dari kelurahan dilakukan dengan cara

mengundang para perangkat desa untuk mengikuti rapat kerja untuk

program perbaikan sanitasi yang dilakukan pada bulan Januari hingga

Maret tahun 2011. Perangkat desa yang mendapat pembinaan dari

kelurahan mensosialisasikan kepada masyarakat melalui berbagai wadah

dan organisasi masyarakat yang ada misalnya PKK, pertemuan RT dan

RW, serta perkumpulan pengajian yang ada di Kelurahan Rowosari.

Pelaksanaan program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman

di tahun 2011, tahap sosialisasi program dilaksanakan pada forum

pertemuan RT se-kelurahan, hal ini dianggap telah mewakili seluruh

warga. Kemudian sosialisasi dilaksanakan pada forum pertemuan ibu-ibu

Page 89: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

73

PKK se-kelurahan, hal ini juga dirasa sudah mewakili ibu rumah tangga

secara keseluruhan. Selain sosialisasi secara langsung, ada pula sosialisasi

tidak langsung antar warga masyarakat. Sosialisasi ini dilaksanakan

dengan saling menyampaikan informasi yang telah diterima kepada orang

lain. Cara inilah yang paling efektif dalam mensosialisasikan program.

Dengan cara ini sekitar 1.600 KK (60%) (Sumber: dokumentasi Kelurahan

Rowosari tahun 2011) telah menerima sosialisasi tentang program

perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.

Gambar 4.3. Sosialisasi Program Perbaikan Sanitasi Pada Forum PKK se-

Kelurahan Rowosari.

Sumber :Dokumentasi Kelurahan Rowosari Tahun 2011.

Program – program dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di

Kelurahan Rowosari adalah sebagai berikut

6) Mengelolaan air bersih

7) Pembuatan MCK dan cara perawatannya

Page 90: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

74

8) Mengelola sampah rumah tangga dan pembuatan tempat pembuangan

sampah akhir

9) Mengelola limbah cair rumah tangga

10) Membuat saluran drainase

b. Pelaksanaan program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman

1) Pengelolaan air bersih

Program pengelolaan air bersih ini bertujuan agar masyarakat

dengan mudah mendapatkan air bersih, disetiap musim kemarau

masyarakat slalu melakukan MCK di sungai karena kurangnya

persediaan air yang dihasilkan oleh sumur gali, agar mereka tidak lagi

melakukan MCK di sungai yang airnya sudah tidak bersih lagi maka

masyarakat swadaya dengan pemerintah membuat sumur artesis.

Ketika dilakukan pengamatan di lapangan, di masing-masing

RW telah dibangun sumur artesis. Total jumlah sumur artesis di

Kelurahan Rowosari yang telah dibangun di beberapa RW adalah

sebanyak 8 buah (88,9%) dari target 9 sumur. Jumlah ini dirasa

cukup,namun pemanfaatannya terkendala letaknya yang jauh dari

rumah mereka dan mahalnya biaya pembelian pralon untuk

menyalurkan air langsung sampai kerumah-rumah warga.

Page 91: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

75

2) Pembuatan MCK dan cara perawatannya

Program pembuatan MCK umum pada program perbaikan

sanitasi lingkungan permukiman merupakan program lanjutan dari

bantuan WC masal di Kelurahan Rowosari yang telah dilaksanakan

pada tahun-tahun sebelumnya. Pembuatan MCK umum ini didanai

oleh Pemkot melalui kelurahan dan pelaksanaannya dilaksanakan oleh

masyarakat secara bergotong-royong. Ada juga bantuan pembuatan

MCK untuk warga yang benar – benar tidak mampu/miskin dari

klurahan, dalam program ini pihak kelurahan tidak hanya memberi

bantuan berupa pembuatan MCK, dari kelurahan juga memberi

pengarahan tentang cara merawat MCK yang benar kepada

masyarakat.

Gambar 4.4. Warga RW VIII Mencuci Baju di Sungai.

Sumber : Dokumentasi Penelitian 2013.

Gambar 4.5. Pembuatan Sumur Artesis

di RW I.

Sumber : Dokumentasi Kelurahan Rowosari 2011.

Page 92: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

76

Gambar 4. 6. MCK Umum di RW VIII.

Sumber : Dokumentasi Penelitian 2013.

3) Mengelola sampah rumah tangga dan pembuatan tempat pembuangan

sampah umum

Sebagian besar warga Kelurahan Rowosari sudah dapat

memisahkan antara sampah organik dan anorganik, mereka memilah

sampa dengan memanfaatkan sampah – sampah tersebut, untuk

sampah anorganik mereka menjual kepada pengepul sampah, tapi

untuk sampah organik mereka masih belum bisa memanfaatkan untuk

dijadikan kompos, sebagian besar sampah organik hanya dibakar,

karena menurut mereka membuat kompos itu susah.

Ketika dilakukan pengamatan di lapangan, di masing-masing

RW telah dibangun tempat sampah. Total jumlah tempat sampah yang

Page 93: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

77

telah dibangun di beberapa RW di Kelurahan Rowosari adalah

sebanyak 8 buah (80%) dari target 10 buah tempat sampah. Jumlah ini

dirasa cukup, namun pemanfaatannya terkendala letaknya yang jauh

dari rumah mereka. Atas inisiatif ketua RT setempat, masyarakat juga

membuat tempat sampah dengan cara membuata liang untuk tempat

sampah di sekitar rumah mereka sebagai tempat pembuangan sampah

umum, jika sampah sudah terkumpul maka sampah akan di bakar.

Sayangnya warga yang tinggal dekat dengan sungai membuang

sampahnya di sungai.

4) Pengelolaan limbah cair rumah tangga

Penglolaan limbah cair rumah tangga di Kelurahan Rowosari

sudah terorganisir, setiap rumah menyalurkan saluran pembuangan air

limbahnya kepembuangan saluran limbah terpadu dimasing – masing

RW tapi sayangnya pembuangan akhirnya di sungai, disetiap rumah –

rumah warga sudah mempunyai bak kontrol untuk limbah cair rumah

tangga.

Page 94: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

78

5) Pembuatan Saluran Drainase

Program pembangunan saluran drainase di Kelurahan

Rowosari dilaksanakan oleh masyarakat secara bergotong-royong,

dengan dibangunnya saluran drainase dapat mengurangi limpasan air

hujan yang berlebihan, yang bila menggenang di jalan dapat merusak

jalan.

Gambar 4.8. Saluran Pembuangan Limbah Rumah Tangga

Sumber : Dokumentasi Penelitian 2013.

Gambar 4.9. Bak Kontrol Limbah di Rumah Warga RW VIII

Sumber : Dokumentasi Penelitian 2013.

Page 95: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

79

Gambar 4.10. Pembuatan Saluran Drinase Secara Gotong Royong

Sumber : Dokumentasi Penelitian 2013.

B. Hasil Penelitian

1. Deskriptif Prosentase

a. Partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan

permukiman

Tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi

lingkungan permukiman akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif

persentase. Tujuannya untuk memperjelas gambaran terhadap variabel-

variabel penelitian tantang tingkat partisipasi kepala keluarga dalam tahap

sosialisasi dan pelaksanaan program perbaikan sanitasi lingkungan

permukiman.

Hasil pengukuran variabel tingkat partisipasi kepala keluarga

dengan dua subvariabel yaitu tahap sosialisasi program dan pelaksanaan

Page 96: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

80

program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman menggunakan 17

item pertanyaan dari angket pertama dengan kisaran aktual 25% - 100%,

dengan rata-rata sebesar 69,00%, dihasilkan empat kategori yaitu 25,00%

- 43,75% termasuk kategori sangat rendah, 43,76% - 62,50% termasuk

kategori rendah, 62,51% -81,25% termasuk kategori tinggi, dan 81,26% -

100% termasuk kategori sangat tinggi. Hasil persentase tingkat partisipasi

kepala keluarga menunjukkan nilai rata-rata 69,00%, dapat diketahui

tingkat partisipasi kepala keluarga termasuk dalam kategori tinggi. Secara

rinci hasil analisis deskripsi variabel tingkat partisipasi kepala keluarga

dapat dilihat dalam tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8. Distribusi Variabel Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga.

NO Interval

Kriteria Jumlah

Skor(%) Frekuensi Persen

1 81,26 – 100 Sangat tinggi 7 7.29

2 62,51 – 81,25 Tinggi 69 71.88

3 43,76 – 62,50 Rendah 20 20.83

4 25,00 – 43,75 Sangat rendah 0 0

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer 2013 (Lampiran 8)

Berdasarkan pada tabel 4.8 diatas, dapat diperoleh gambaran

tingkat partisipasi kepala keluarga, sebanyak 69 responden (71.88%)

memiliki partisipasi yang tinggi dan 20 responden (20.83%) memiliki

partisipasi rendah, kemudian 7 responden (7.29%) memiliki partisipasi

sangat tinggi.

Page 97: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

81

Partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan

prmukiman dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap sosialisasi dan

pelaksanaan program. Gambaran tahap sosialisasi dan pelaksanaan

program dapat dilihat secara rinci berikut ini:

1) Partisipasi dalam tahap sosialisasi dan pembinaan program perbaikan

sanitasi lingkungan permukiman

Partisipasi kepala keluarga dalam tahap sosialisasi dan

pembinaan adalah partisipasi kepala keluarga dalam menerima dan

menyampaikan informasi berkaitan dengan program dalam perbaikan

sanitasi lingkungan permukiman serta pelaksanaan program tersebut.

Tingkat partisipasi kepala keluarga dalam tahap sosialisasi program

dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman ini didapat dari

angket untuk kepala keluarga dengan jumlah soal 10 yang tertuang

dalam soal nomor 1 hingga nomor 10 kisaran aktual 25% - 100%

dengan rata-rata 72,00% dihasilkan empat kategori yaitu 25,00% -

43,75% termasuk kategori sangat rendah, 43,76% - 62,50% termasuk

kategori rendah, 62,51% -81,25% termasuk kategori tinggi, dan

81,26% - 100% termasuk kategori sangat tinggi, dilihat dari rata-rata

tingkat partisipasi kepala keluarga dalam tahap sosialisasi adalah

tinggi. Distribusi tingkat partisipasi kepala keluarga dalam tahap

sosialisasi program dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman

di Kelurahan Rowosari, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 98: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

82

Tabel 4.9. Distribusi Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga dalam

Sosialisasi dan Pembinaan Program Perbaikan Sanitasi

Lingkungan Permukiman

NO Interval

Kriteria Jumlah

Skor(%) Frekuensi Persen

1 81,26 – 100 Sangat tinggi 15 15.63

2 62,51 – 81,25 Tinggi 61 63.54

3 43,76 – 62,50 Rendah 20 20.83

4 25,00 – 43,75 Sangat rendah 0 0

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2013 (Lampiran 8)

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh gambaran tingkat

partisipasi kepala keluarga dalam tahap sosialisasi dan pembinaan

program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman, sebanyak 61

responden (63,54%) memiliki tigkat partisipasi tinggi dalam sosialisasi

dan pembinaan program, kemudian 20 responden (20,83%) memiliki

tingkat partisipasi rendah dan 15 responden (15,63%) memiliki

partisipasi sangat tinggi.

2) Partisipasi kepala keluarga dalam pelaksanaan program perbaikan

sanitasi lingkungan permukiman

Partisipasi kepala keluarga dalam pelaksanaan program

perbaikan sanitasi lingkungan permukiman adalah keikutsertaan

kepala keluarga dan keluarganya dalam melaksanakan program-

program yang telah direncanakan untuk dilaksanakan di lingkungan

permukiman di Kelurahan Rowosari. Tingkat partisipasi kepala

keluarga dalam tahap pelaksanaan program diperoleh dari hasil angket

Page 99: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

83

yang terdapat pada soal nomor 11 hingga 17 kisaran aktual 25% -

100% dengan rata-rata 65,00% dihasilkan empat kategori yaitu

25,00% - 43,75% termasuk kategori sangat rendah, 43,76% - 62,50%

termasuk kategori rendah, 62,51% -81,25% termasuk kategori tinggi,

dan 81,26% - 100% termasuk kategori sangat tinggi, dilihat dari rata-

rata yaitu 65,00% tingkat partisipasi kepala keluarga dalam tahap

pelaksanaan adalah tinggi. Distribusi partisipasi kepala keluarga dalam

tahap pelaksanaan program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman

dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini.

Tabel 4.10. Distribusi Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga dalam

Pelaksanaan Program Perbaikan Sanitasi Lingkungan

Permukiman

NO Interval

Kriteria Jumlah

Skor(%) Frekuensi Persen

1 81,26 – 100 Sangat tinggi 11 11.46

2 62,51 – 81,25 Tinggi 48 50.00

3 43,76 – 62,50 Rendah 28 29.17

4 25,00 – 43,75 Sangat rendah 9 9.37

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer 2013 (Lampiran 8)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa tingkat

partisipasi kepala keluarga dalam tahap pelaksanaan program

perbaikan sanitasi lingkungan permukiman sebanyak 48 responden

(50,00%) memiliki tigkat partisipasi tinggi dalam pelaksanaan

program, kemudian 28 responden (29,17%) memiliki tingkat

partisipasi rendah dan 11 responden (11,46%) memiliki partisipasi

Page 100: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

84

sangat tinggi, 9 responden (9,37%) memiliki partisipasi sangat rendah.

Dalam tahap pelaksanaan masih ada kepala keluarga yang memiliki

tingkat partisipasi sangat rendah kemungkinan disebabkan oleh

kurangnya pengetahuan kepala keluarga mengenai pentingnya sanitasi

lingkungan.

d. Faktor – faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar

kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.

Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis faktor -

faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi kepala

keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman yaitu

tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan tingkat kesadaran kepala

keluarga menggunakan deskriptif prosentase.

1) Tingkat pendidikan

Tabel 4.11. Distribusi Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga di

Kelurahan Rowosari

No Tingkat Pendidikan f %

1 Perguruan Tinggi 17 17.71

2 SMA /sederajat 38 39.58

3 SMP /sederajat 15 15.63

4 SD /sederajat 12 12.5

5 Tidak Sekolah 14 14.58

Jumlah 96 100

Sumber: Analisias Data Primer 2013 (Lampiran 8)

Page 101: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

85

Berdasarkan tabel 4.11. diatas, dapat diperoleh gambaran,

tingkat pendidikan Kepala Keluarga di Kelurahan Rowosari

bervariasi, yaitu 38 responden (39,58%) tamat SMA/sederajat, 17

responden (17,71%) tamat Perguruan Tinggi, 15 responden

(15,63%) tamat SMP/sederajat, 12 responden (12,5%) tamat

SD/sederajat, dan 14 responden (14,58%) tidak sekolah.

2) Tingkat kesadaran

Tingkat kesadaran dalam penelitian ini adalah tingkat

kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan sanitasi lingkungan

yang baik di Kelurahan Rowosari. Tingkat kesadaran kepala

keluarga dalam mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik

diperoleh dari hasil angket kedua yang terdapat pada soal nomor 1

hingga 21 kisaran aktual 25% - 100% dengan rata-rata 72,00%

dihasilkan empat kategori yaitu 25,00% - 43,75% termasuk

kategori sangat rendah, 43,76% - 62,50% termasuk kategori

rendah, 62,51% -81,25% termasuk kategori tinggi, dan 81,26% -

100% termasuk kategori sangat tinggi, dilihat dari rata-rata yaitu

72,00% tingkat kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan

sanitasi lingkungan yang baik adalah tinggi. Secara rinci hasil

analisis deskripsi subvariabel tingkat kesadaran kepala keluarga

dapat dilihat dalam tabel 4.12 berikut ini.

Page 102: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

86

Tabel 4.12. Distribusi Tingkat Kesadaran Kepala Keluarga dalam

Mewujudkan Sanitasi Lingkungan yang Baik

NO Interval

Kriteria Jumlah

Skor(%) Frekuensi Persen

1 81,26 – 100 Sangat tinggi 10 10.42

2 62,51 – 81,25 Tinggi 72 75.00

3 43,76 – 62,50 Rendah 14 14.58

4 25,00 – 43,75 Sangat rendah 0 0

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer 2013 (Lampiran 8)

Berdasarkan tabel 4.12 diatas, dapat diketahui bahwa 72

responden (75.00%) memiliki tingkat kesadaran tinggi dalam

mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik, sebanyak 14

responden (14.58%) memiliki tingkat kesadaran rendah dalam

mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik, kemudian sebanyak

10 responden (10,42%) memiliki tingkat kesadaran sangat tinggi

dalam mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik.

3) Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah tingkat

pengetahuan kepala keluarga tentang sanitasi. Tingkat

pengetahuan kepala keluarga tentang sanitasi diperoleh dari hasil

angket ketiga yang terdapat pada soal nomor 1 hingga 15 dengan

pilihan benar dan salah. Dari 15 soal terdiri dari pengetahuan

tentang pengelolaan air bersih, pengelolaan MCK, pengelolaan

sampah, pengelolaan air limbah rumah tangga dan pengelolaan

saluran drainase. Secara rinci analisis deskripsi persentase dari

Page 103: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

87

angket pada penelitian ini dapat dilihat dari tabel berikut ini:

i. Pengetahuan tentang pengelolaan air bersih

Pengetahuan kepala keluarga tentang pengelolaan air bersih pada

angket ketiga diukur dengan dua pernyataan, salah satunya adalah

soal sebagai berikut:

Tabel 4.13. Pengetahuan Tentang Pengelolaan Air Bersih

No

Soal Pernyataan B S Jml

3. Air bersih dan air layak minum

merupakan dua hal yang berbeda. 65 31 96

Prosentase (%) 67.7 32.3 100

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2013.

Dilihat dari tabel di atas, pengetahuan kepala keluarga tentang

pengelolaan air bersih sudah tinggi karena 67,7% responden

menjawab jawaban yang benar dan 32,3% responden menjawab

jawaban yang salah. Penjelasan dari pernyataan tersebut adalah

sebagai berikut, tidak semua air bersih layak untuk diminum. Tapi

air yang layak minum dipastikan merupakan air bersih, lebih

jelasnya basa dibuka pada landasan teori halaman 18 - 19.

Page 104: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

88

ii. Pengetahuan tentang pengelolaan MCK

Tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang pengelolaan MCK

diukur dengan tiga pernyataan, salah satu soalnya dapat dilihat

pada tabel 4.14 :

Tabel 4.14. Pengetahuan Tentang MCK

No

Soal Pernyataan B S Jml

5. MCK merupakan singkatan dari

mandi cuci keramas 39 57 96

Prosentase (%) 40.62 59.38 100

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2013.

Jawaban yang benar dari pernyataan diatas adalah MCK singkatan

dari mandi cuci kakus, tingkat pengetahuan kepala keluarga

tentang singkatan MCK di kelurahan rowosari sudah tinggi, dapat

dilihat pada tabel, 59.38% responden menjawab pernyataan

dengan tepat yaitu jawaban salah, dan masih ada 40,62% kepala

keluarga yang masih bingung dengan singkatan dari MCK.

iii. Pengetahuan tentang pengelolaan sampah

Tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang pengelolaan sampah

diukur dengan tiga pernyataan, salah satu soalnya dapat dilihat

pada tabel 4.15 :

Page 105: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

89

Tabel 4.15. Pengetahuan Tentang Pengelolaan Sampah

No

Soal Pernyataan B S Jml

9. Tujuan dari dibangunnya tempat

sampah disetiap RW adalah agar

warga tidak lagi membuang sampah

di sembarang tempat dan di sungai.

81 15 96

Prosentase (%) 84.38 15.62 100

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2013.

Dilihat dari tabel 4.15. sebanyak 84,38% responden menjawab

jawaban yang tepat, yaitu jawaban benar dan 15,62% menjawab

salah. Fakta di lapangan walaupun sebagian besar kepala keluarga

tahu tujuan dibuatnya tempat sampah di RW agar masyarakat tidak

membuang sampah disembarang tempat dan di sungai tapi mereka

masih saja ada yang membuang sampah disembarang tempat dan

di sungai. Alasan mereka tidak membuang sampah ke tempat

pembuangan sampah adalah jauhnya lokasi tempat sampah dengan

pemukiman warga.

iv. Pengetahuan tentang pengelolaan air limbah rumah tangga

Tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang pengelolaan limbah

rumah tangga diukur dengan tiga pernyataan, salah satu pernyataan

dapat dilihat pada tabel 4.16 :

Page 106: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

90

Tabel 4.16. Pengetahuan Tentang Pengelolaan Air Limbah Rumah

Tangga

No

Soal Pernyataan B S Jml

13. Pengelolaan air limbah yang baik

adalah dengan cara dibuang ke tanah

supaya kering.

48 48 96

Prosentase (%) 50.00 50.00 100

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2013.

Dari 96 responden sebanyak 50,00% responden menjawab

jawaban yang tepat yaitu jawaban salah dan 50,00% sisanya

menjawab jawaban ang kurang tepat yaitu jawaban benar. Fakta

dilapangan masih banyak warga yang hanya membuat saluran

membuangan limbah dengan cara membuat lubang di tanah,

sehingga air limbah mencemari air sumur, mereka menganggap

cara itu adalah cara yang paling mudah dan murah. Ada juga

masyarakat yang sudah membuat saluran air limbah dengan cara

menyemen tanah agar air limbah tidak menyerap ke tanah,

kemudian disalurkan ke saluran pembuangan limbah utama di RW

mereka.

v. Pengetahuan tentang pengelolaan saluran drainase

Tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang pengelolaan saluran

drainase diukur dengan dua pernyataan, salah satu pernyataan

dapat dilihat pada tabel 4.17 :

Page 107: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

91

Tabel 4.17. Pengetahuan Tentang Pengelolaan Saluran Drainase

No

Soal Pernyataan B S Jml

14. Drainase permukiman mencakup

tentang pengelolaan air limpasan

yang berasal dari ar hujan yang

berlebihan.

66 30 96

Prosentase (%) 68.75 31.25 100

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2013.

Dilihat dari tabel di atas, pengetahuan kepala keluarga tentang

pengelolaan saluran drainase sudah tinggi karena 68,75%

responden menjawab jawaban yang benar dan 31,25% responden

menjawab jawaban yang salah. Fakta dilapangan warga merasa

terbantu dengan adanya saluran drainase, dulu sebelum dibangun

saluran drainase di kanan kiri jalan dimusim penghujan rumah

warga sering kebanjiran limpasan air hujan yang berlebihan.

Setelah ada saluran drainase rumah warga sudah tidak pernah

kebanjiran, dan tidak ada genangan air hujan di jalanan.

2. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan aplikasi spss

16 dengan dilakukan analisis untuk setiap variabelnya, guna diketahui apakah

data dari setiap variabel memiliki distribusi normal atau tidak, syarat data

Page 108: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

92

memiliki distribusi normal adalah data yang memiliki taraf signifikasi

dibawah 0,05.

a. Variabel Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga

Untuk mengetahui apakah tingkat partisipasi kepala keluarga

memilki distribusi normal atau tidak, maka perlu dilakukan uji normalitas

dengan menggunakan uji kolmogorov-smimov.

Tabel 4.18. Uji Normalitas Variabel Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statist

ic df Sig. Statistic df Sig.

T_Partisipas

i .097 96 .025 .979 96 .138

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan uji kolmogorov-smimov variabel tingkat partisipasi

kepala keluarga memiliki taraf signifikasi sebesar 0,025 < 0,05, sehingga

dapat diketahui bahwa variabel tingkat partisipasi kepala keluarga

memiliki distribusi normal.

b. Variabel Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga

Page 109: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

93

Untuk mengetahui apakah tingkat pendidikan kepala keluarga

memilki distribusi normal atau tidak, maka perlu dilakukan uji normalitas

dengan menggunakan uji kolmogorov-smimov.

Tabel 4.19. Uji Normalitas Variabel Tingkat Pendidikani Kepala

K

e

l

u

a

r

g

a

Berdasarkan uji kolmogorov-smimov variabel tingkat

pendidikan kepala keluarga memiliki taraf signifikasi sebesar 0,000 <

0,05, sehingga dapat diketahui bahwa variabel tingkat pendidikan kepala

keluarga memiliki distribusi normal.

e. Variabel Tingkat Kesadaran Kepala Keluarga

Untuk mengetahui apakah tingkat kesadaran kepala keluarga

memilki distribusi normal atau tidak, maka perlu dilakukan uji normalitas

dengan menggunakan uji kolmogorov-smimov.

Tabel 4.20. Uji Normalitas Variabel Tingkat Kesadaran Kepala Keluarga

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

T_Pendidik

an .267 96 .000 .863 96 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 110: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

94

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

T_Kesadar

an .098 96 .022 .987 96 .179

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan uji kolmogorov-smimov variabel tingkat kesadaran

kepala keluarga memiliki taraf signifikasi sebesar 0,022 < 0,05, sehingga

dapat diketahui bahwa variabel tingkat kesadaran kepala keluarga

memiliki distribusi normal.

3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam rangka menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan

analisis regresi berganda. Berdasarkan perhitungan analisis regresi berganda

dengan program SPSS 16 diperoleh hasil :

Tabel 4.21. Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 31.316 5.594 5.598 .000

T_Pendidikan .753 .224 .512 3.208 .001

T_Kesadaran .259 .087 .295 2.959 .004

Page 111: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

95

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 31.316 5.594 5.598 .000

T_Pendidikan .753 .224 .512 3.208 .001

T_Kesadaran .259 .087 .295 2.959 .004

a. Dependent Variable: T_Partisipasi

Hasil analisis regresi berganda diperoleh koefisien untuk variabel bebas

X1= 0,753, X2= 0,259 dengan konstanta sebesar 31,316, sehingga model

regresi yang diperoleh adalah:

= 31,316 + 0,753 X1 + 0,259 X2

Dimana :

Y = Variabel terikat (tingkat partisipasi kepala keluarga)

X1 = Variabel bebas (tingkat pendidikan kepala keluarga)

X2 = Variabel bebas (tingkat kesadaran kepala keluarga)

a) Nilai konstanta sebesar 31,316

b) Koefisien regresi X1 (tingkat pendidikan kepala keluarga) dari

perhitungan linier berganda didapat nilai coefficients (b1) = 0,753. Hal ini

berarti semakin tinggi tingkat pendidikan kepala keluarga partisipasi juga

akan meningkat sebesar 0,753 pada konstanta 31,316 dengan anggapan

variabel tingkat kesadaran kepala keluarga adalah konstanta.

Page 112: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

96

c) Koefisien regresi X2 (tingkat kesadaran kepala keluarga) dari perhitungan

linier berganda didapat nilai coefficients (b2) = 0,259. Hal ini berarti

semakin tinggi tingkat kesadaran kepala keluarga untuk mewujudkan

sanitasi yang baik maka tingkat partisipasi juga akan naik sebesar 0,259

pada konstanta 31,316 dengan anggapan variabel tingkat pendidikan

kepala keluarga adalah konstanta.

4. Pengujian Hipotesis

a. Uji Parsial (Uji T)

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

variabel bebas dengan variabel terikat baik secara parsial. Hasil analisis

uji hipotesis antara variabel bebas X1 dan X2 terhadap Y. Berdasarkan

hasil perhitungan dengan menggunakan program spss dapat diketahui

hasiln uji hipotesis secara parsial. Bahwa koefisien (T) pada variabel

tingkat pendidikan kepala keluarga sebesar 3,208 dengan taraf signifikasi

sebesar 0,001, dengan demikian dapat diketahui bahwa nilai signifikasi

tingkat pendidikan kepala keluarga <0,05 %, maka terdapat pengaruh

yang signifikan dari tingkat pendidikan kepala keluarga terhadap tingkat

partisipasi kepala keluarga, sedangkan pada tingkat kesadran kepala

keluarga diketahui koefisien (T) sebesar 2,959 dan taraf signifikasi sebesar

0,004 dengan demikian taraf signifikasi variabel tingkat kesadaran kepala

keluarga < 0,05 % , maka terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat

partisipasi kepala keluarga terhadap tingkat partisipasi kepala keluarga .

Page 113: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

97

b. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Uji hipotesis secara serentak (uji F) antara variabel bebas dalam

hal ini tingkat pendidikan kepala keluarga (X1), tingkat kesadaran kepala

keluarga (X2) terhadap tingkat partisipasi kepala keluarga (Y). hasil

analisis uji F dapat dilihat dalam tabel berikut :

1) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada

faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar

kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.

2) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada dua faktor

(faktor tingkat pendidikan dan faktor tingkat kessadaran) yang

mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi atar kepala keluarga

dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.

Tabel 4.22. Hasil Analisis Uji F (Secara Simultan)

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 256.138 2 128.069 4.389 .015a

Residual 2713.696 93 29.180

Total 2969.833 95

a. Predictors: (Constant), T_Kesadaran, T_Pendidikan

Page 114: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

98

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 256.138 2 128.069 4.389 .015a

Residual 2713.696 93 29.180

Total 2969.833 95

b. Dependent Variable: T_Partisipasi

Hasil perhitungan dengan menggunakan program spss dapat

diketahui bahwa F hitung 4,389 dengan nilai signifikasi sebesar 0,015,

karena nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak. Jadi dapat

dikatakan bahwa, ada dua faktor (faktor tingkat pendidikan dan faktor

tingkat kessadaran) yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi

antar kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di

Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang.

c. Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar nilai persentase kontribusi variabel bebas yaitu tingkat

pendidikan kepala keluarga dan tingkat kesadaran kepala keluarga

terhadap tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan lingkungan

permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota

Page 115: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

99

Semarang. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai koefisien determinasi

sebagai berikut:

Tabel 2.23. Koefisien Diterminasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .294a .186 .607 5.402

a. Predictors: (Constant), T_Kesadaran, T_Pendidikan

b. Dependent Variable: T_Partisipasi

Nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,607 hal itu berarti bahwa

variasi perubahan y dipengaruhi oleh perubahan X1 dan X2 sebesar

60,7%. Jadi besarnya pengaruh tingkat pendidikan dan tingkat kesadaran

kepala keluarga terhadap perbedaan tingkat partisipasi kepala keluarga

dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari

Kecamatan Tembalang Kota Semarang sebesar 60,7% sedangkan sisanya

sebesar 39,3 % dipengaruhi oleh faktor lain.

Page 116: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

100

C. Pembahasan

Pembahasan ini merupakan bagian tindak lanjut dari hasil penelitian

seperti yang telah diuraikan di depan. Pembahasan dari hasil penelitian yang telah

diperoleh adalah sebagai berikut:

Partisipasi masyarakat pada dasarnya dapat dinyatakan dalam bentuk

pemikiran, keterampilan/keahlian, tenaga, harta benda atau uang. Partisipasi

dalam penelitian ini dibagi dalam dua tahap yaitu tahap sosialisasi dan

pelaksanaan program. Perbedaan tingkat partisipasi seseorang dipengaruhi oleh

berbagai hal diantaranya adalah tingkat pendidikan, tingkat kesadaran dan tingkat

pengetahuan.

Berdasarkan hasil deskriptif prosentase dapat diketahui bahwa ada 11

responden mempunyai tingkat partisipasi sangat tinggi, 48 responden mempunyai

tingkat partisipasi tinggi, 28 responden mempunyai tingkat partisipasi rendah dan

9 responden mempunyai tingkat partisipasi sangat rendah, jika dilihat rata-ratanya

sebesar 69,00% maka tingkat partisipasi kepala keluarga dikategorikan tinggi,

sedangkan utuk faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi

kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan pemukiman. Untuk tingkat

pendidikan sebanyak 17 responden lulus Perguruan Tinggi, 38 responden lulus

SMA, 15 responden lulus SMP, 12 responden lulus SD, dan 14 responden tidak

sekolah. Untuk tingkat kesadaran kepala keluarga sebanyak 10 responden

memiliki tingkat kesadaran sangat tinggi, 72 responden mempunyai tingkat

kesadaran tinggi, dan 14 responden mempunyai tingkat kesadaran untuk

Page 117: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

101

mewujudkan sanitasi yang baik kriteriana rendah. Rata-rata tingkat kesadaran

kepala keluarga untuk mewujudkan sanitasi yang baik sebesar 72,00% dengan

kriteria tinggi. Jika dilihat dari tingkat pengetahuan, pengetahuan kepala keluarga

termasuk dalam kategori tinggi. Dari 15 pernyataan pada angket sebagian besar

responden menjawab jawaban yang tepat.

Jika dilihat dari hasil uji hipotesis secara simultan diperoleh nilai

signifikasi 0,015 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian Ho ditolak sehingga

dapat disimpulkan ada dua faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat

partisipasi antar kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan

permukiman, faktor- faktornya adalah tingkat pendidikan dan kesadaran kepala

keluarga. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan kepala keluarga

maka semakin tinggi pula perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga

dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.

Buruknya sanitasi di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota

Semarang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan kesadaran kepala keluarga,

rendahnya tingkat pendidikan dan kesadaran kepala keluarga tentunya sangat

mempengaruhi buruknya sanitasi di Kelurahan Rowosari. Semakin rendah tingkat

pendidikan dan Kesadaran kepala keluarga maka semakin rendah pula tingkat

partisipasi kepala keluarga. Jika tingkat pendidikan dan kesadaran kepala

keluarga tinggi maka tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi

juga tinggi. Maka sanitasi yang baik akan terwujud.

Page 118: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

102

Pemerintah telah melakukan upaya untuk perbaikan sanitasi, dengan

program-program perbaikan sanitasi Adapun program – programnya antara lain:

1. Mengelolaan air bersih

2. Pembuatan MCK dan cara perawatannya

3. Mengelola sampah rumah tangga dan pembuatan tempat pembuangan sampah

akhir

4. Mengelola limbah cair rumah tangga

5. Membuat saluran drainase

Tapi program dari pemerintah tidak akan berjalan tanpa adanya partisipasi kepala

keluarga. Hasil dari pelaksanaan program dapat dilihat pada peta perbaikan

sanitasi di Kelurahan Rowosari pada gambar 4.11. berikut ini.

Page 119: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

103

103

Gambar 4.11. Peta Sanitasi Kelurahan Rowosari

103

Page 120: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

104

Berdasarkan peta sanitasi diatas akan dibahas dalam program – program

perbaikan sanitasi berikut ini.

1. Pengelolaan Air Bersih

Ketika dilakukan pengamatan di lapangan, di masing-masing

kelurahan telah dibangun sumur artesis. Total jumlah sumur artesis di

Kelurahan Rowosari yang telah dibangun di beberapa RW adalah sebanyak

8 buah (88,9%) dari target 9 sumur. Jumlah ini dirasa sangatlah cukup,

namun pemanfaatannya terkendala letaknya yang jauh dari rumah mereka

dan mahalnya biaya pembelian pralon untuk menyalurkan air langsung

sampai kerumah-rumah warga. Setidakny dengan adanya sumur artesis bisa

mengurangi jumlah warga yang masih menggunakan air sungai untuk MCK.

2. Pembuatan MCK dan Cara Perawatannya

Di Kelurahan Rowosari sudah terdapat 8 MCK komunal.

Pemanfaatan MCK umum ini dikatakan berhasil, karena dengan adanya

MCK umum banyak masyarakat di Kelurahan Rowosari melakukan mandi,

cuci, kakus di MCK umum. Untuk perawatan MCK umum masyarakat

setempat membuat jadwal piket untuk membersihkan MCK, bagi

masyarakat yang tidak melakukan piket akan ada denda berupa membayar

sebesar Rp 10.000 ,- perklompok piket. Setiap tiga bulan sekali ada

pemeriksaan MCK dari kelurahan dan Puskesmas, untuk memeriksa MCK

umum dan MCK di rumah – rumah warga, dari Puskesmas memeriksa

kebersihan dan kelengkapan MCK dan memeriksa tempat penyimpanan air

Page 121: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

105

harus bebas dari jentik – jentik nyamuk. Mengelola Sampah Rumah Tangga

dan Pembuatan Tempat

3. Pembuangan Sampah Umum

Program ini belum bisa dikatakan berhasil, meskipun di masing-

masing RW telah tempat sampah. Total jumlah tempat sampah yang telah

dibangun di beberapa RW di Kelurahan Rowosari adalah sebanyak 8 buah

(80%) dari target 10 buah tempat sampah. Jumlah ini dirasa cukup, namun

pemanfaatannya terkendala letaknya yang jauh dari rumah mereka. Atas

inisiatif ketua RT setempat, masyarakat juga membuat tempat sampah

dengan cara membuata liang untuk tempat sampah di sekitar rumah mereka

sebagai tempat pembuangan sampah akhir, jika sampah sudah terkumpul

maka sampah akan di bakar. Jika masih ada warga yang membuaang

sampah di sembarang tempat dan di sungai mereka akan kena denda sebesar

Rp. 10.000,-. Di Keluraha Rowosari masih banyak warga yang tidak bisa

memanfaatkan sampah untuk didaur ulang menjadi barang yang bermanfaat,

mereka berpikir mendaur ulang sampah itu ribet, mereka lebih senang

menjual smpah anorganik kepada pengepul sampah, dan membakar sampah

organik.

4. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga

Penglolaan limbah cair rumah tangga di Kelurahan Rowosari sudah

terorganisir, setiap rumah menyalurkan saluran pembuangan air limbahnya

kepembuangan saluran limbah terpadu dimasing – masing RW tapi

Page 122: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

106

sayangnya pembuangan akhirnya di sungai, disetiap rumah – rumah warga

sudah mempunyai bak kontrol untuk limbah cair rumah tangga.

5. Pembuatan Saluran Drainase

Program pembangunan saluran drainase di Kelurahan Rowosari

dilaksanakan oleh masyarakat secara bergotong-royong, dengan

dibangunnya saluran drainase dapat mengurangi limpasan air hujan yang

berlebihan, yang bila menggenang di jalan dapat merusak jalan.

Page 123: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

107

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian pembahasan hasil penelitian yang telah

disampaikan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan

permukiman di Kelurahan Rowosari dengan responden 96 KK rata –rata

tingkat partisipasinya sebesar 69,00% dengan kriteria tingkat

partisipasinya tinggi.

2. Ada dua faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar

kepala keluarga dengan F hitung 4,389 dan taraf signifikasi sebesar 0,015

< dari 0,05 yang artina perbedaan tingkat partisipasi antar kepala

keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan

Rowosari dipengaruhi oleh tingkat pendidikan kepala keluarga dan tingkat

kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan sanitasi yang baik.

Besarnya pengaruh tingkat pendidikan dan kesadaran kepala keluarga

terhadap perbedaan tingkat partisipasi kepala keluarga di Kelurahan

Rowosari sebesar 60,7% sedangkan sisanya 39,3% di pengaruhi oleh

faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Page 124: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

108

B. Saran

Saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan

adalah :

1. Kepala keluarga hendaknya lebih meningkatkan partisipasi dalam

mewujudkan sanitasi yang baik dan perlu adanya sosialisasi, koordinasi

serta mengupayakan kegiatan yang berkaitan dengan perbaikan sanitasi

lingkungan permukiman.

2. Perlu adanya usaha peningkatan kesadaran kepala keluarga agar tingkat

partisipasinya semakin tinggi. Kemudian memngutamakan menempuh

pendidikan formal yang tinggi untuk masyarakat, serta perlu adanya

pembinaan pendidikan kelingkungan di berbagai jenjang pendidikan untuk

instansi pendidikan terkait. Sebab tingkat pendidikan dan kesadaran kepala

keluarga merupakan faktor yang berpengaruh besar dalam partisipasi

perbaikan santasi lingkungan permukiman.

Page 125: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

109

DAFTAR PUSTAKA

Alfin, Muhammad. 2011. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Masyarakat

Dengan Pemanfaatan Mck Komunal di Permukiman Padat Daerah Pesisir

Kelurahan Belawan Kecamatan Medan Belawan Tahun 2011. Skripsi S1

Jurusan Ilmu Kesehatan Masarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat. Medan

: USU.

Ali, Mohammad. 1989. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Srategi. Bandung:

Angkasa.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rineka Cipta.

-------------. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka

Cipta.

Daryanto. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Data Monografi Kelurahan Rowosari Tahun 2012 Semester 1 dan 2.

Departemen Kesehatan RI. 2004. Syarat-syarat Jamban Sehat. Jakarta:

Departemen Kesehatan.

Departemen Pekerjaan Umum. 2002. Pengembangan prasarana Pedesaan.

Yogyakarta: Departemen Pekerjaan Umum

Departemen Pekerjaan Umum. 2008. Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat

dan Permukiman Berbasis Komunisa (REKOMPAK).Yogyakarta.

Departemen Pekerjaan Umum.

Dwiningrum, Siti Irene . 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam

Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Fandayani, Aprilia. 2010. Partisipasi Ibu Rumah Tangga dalam Program Kali

Bersih (Studi Kasus di Bantaran Sungai Kaligarang Kecamatan

Gajahmungkur Kota Semarang). Skripsi S1 Jurusan Geografi Faikultas

Ilmu Sosial. Semarang: UNNES.

Page 126: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

110

Juliani, Tety.2010. Kepedulian Masyarakat dalam Program Sanitasi Permukiman

Kumuh di Kota Tanjung Balai. Tesis S2 Prodi . Semarang ; UNDIP

Kasjono, Heru S. 2011. Penyehatan Permukiman. Yogyakarta : Goysen

Publishing.

Manguny, Tatang. 2010. Populasi dan Sampel Penelitian. Diunduh di

http://tatangmanguny.wordprees.com/2010/04/19 / ukuran-sampel- rumus-

slovin. Tanggal 9 Maret 2012.

Mardikanto. 2003. Redifinisi Penyuluhan. Jakarta : Puspa.

Muhidin, Sambas Ali dan Maman Abdurrahman. 2007. Analisis Korelasi,

Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung : Pustaka Setia.

Munib, Achmad,dkk. 2006. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES

PRESS.

Mustar, Yeti Septiani. 2012. Pengertian Sanitasi Lingkungan. Diunduh di

http://yettyseptianimustar.blogspot.com. Tanggal 9 Oktober 2012.

Nadirawati. 2011. Hubungan Dukungan Kk Dengan Partisipasi Keluarga dalam

Program Minum Obat Filariasi di Majaserta Kabupaten Bandung. Skripsi

S1 Jurusan Ilmu Kesehatan Masarakat . Cimahi : Stikes Ahmad Yani.

Nugraheni, Retno Puji. 2011. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Ibu

Rumah Tangga Terhadap Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan di Desa

Pucang Kecamatan Secang Kabupaten Magelang. Skripsi S1 Jurusan

Geografi Fakultas Ilmu Sosial. Semarang: UNNES.

Nurdin, Diding. 2010. Perbaikan Program. (http://DidingNurdin.

Direktori/FIP/JUR/UPI._Administrasi_Pendidikan/Bab_10_EV_Perbaikan

_Program.pdf diakses tanggal 31 Desember 2012).

Persada, Aryan. 2012. Drainase Permukiman. Diunduh di http://aryapersada.com.

Tanggal 9 Oktober 2012.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2010. Pengertian Kepala Keluarga.

Diunduh di http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi. Tanggal 11 Oktober 2012.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2010. Pengertian Kesadaran.

Diunduh di http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi. Tanggal 12 Desember 2012.

Page 127: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

111

Rohman, Ainur. 2009. Politik, Partisipasi dan Demokrasi dalam Pembangunan.

Malang: Averroes Press.

Santoso. 2010. Studi Tentang Kesadaran.(http//Flontar.ui.ac.id_Ffile_Ddigital

Studi tentang-Literatur.pdf diakses tanggal 1 Januari 2013).

Sugiono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

----------. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

----------. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Suparyanto. 2012. Pengertian Kepala Keluarga. Diunduh di http://dr-

suparyanto.blogspot.com. Tanggal 11 Oktober 2012.

Tika, Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara.

Tim Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan.2010. Buku Putih Sanitasi

Kota Semarang. Semarang : BAPPEDA

-------------. 2010. Sektor Sanitasi Kota Sampah . Semarang : BAPPEDA

Undang - undang No.4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman. Jakarta

: Kementrian Negara Republik Indonesia.

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta

: Kementerian Pendidikan Nasional.

Undang – undang Lingkungan Hidup No.23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup. Jakarta : Kementrian Negara Republik Indonesia.

World Health Organisation (WHO)

Winarsih, Sri. 2008. Pengetahuan Sanitasi dan Aplikasinya. Semarang : Aneka

Ilmu.

Page 128: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

112

Page 129: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

113

Lampiran 1

KISI-KISI INSTRUMENT PENELITIAN

Judul Skripsi : Partisipasi Kepala Keluarga dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan

Permukiman di Kelurahan Rowosari kecamatan

Tembalang Kota Semarang.

No Variabel Sub variabel Jumlah soal Nomor soal

1

Partisipasi

Kepala

Keluarga

dalam

Perbaikan

sanitasi

Lingkungan

Permukiman

a. Partisipasi dalam

Sosialisasi Program

Perbaikan Sanitasi

Lingkungan

Permukiman

10 1, 2,3,4,5,6,7,8,9,10

Jumlah 10

b. Partisipasi Kepala

Keluarga dalam

Pelaksanaan

program Perbaikan

Sanitasi Lingkungan

Permukiman

7 11,12,13,14,15,16,17

Jumlah 7

2 Faktor yang

mem-

pengaruhi

perbedaan

tingkat

partisipasi

a. Tingkat Pendidikan

Kepala Keluarga.

1 18

Jumlah 1

b. Tingkat kesadaran

kepala keluarga dal

mewujudkan sanitasi

lingkungan

permukiman

21 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13

14,15,16,17,18,19,20,21

21

c. Tingkat Pengetahuan

Kepala Keluarga

tentang sanitasi

15 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13

,14,15

15

Page 130: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

114

Lampiran 2

INSTRUMEN PENELITIAN

Kepada Yth.

Bapak/ Ibu

Di tempat

Dengan hormat,

Dalam rangka penelitian untuk menyusun skripsi yang berjudul

“Partisipasi Kepala Keluarga dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan

Permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota

Semarang” maka saya memohon bantuan bapak/ibu untuk mengisi angket ini.

Penelitian / pengumpulan data (informasi) semata-mata hanya bertujuan

untuk dapat mengetahui program program yang telah dilaksanakan dalam

perbaikan sanitasi lingkungan permukiman. Segala sesuatu yang berhubungan

dengan kerahasiaan angket ini akan saya jaga. Untuk itu saya mohon bantuan

bapak/ibu untuk mengisi angket ini apa adanya sesuai dengan kenyataan yang ada.

Semoga bantuan bapak/ibu bermanfaat bagi kami.

Atas bantuan dan kerjasama bapak/ibu dalam mengisi angket ini, saya

ucapkan terimakasih.

Peneliti

Niken Luluk Cahyani

Page 131: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

115

Lampiran 3

LEMBAR ANGKET

Petunjuk Pengisisian Angket :

1. Sebelum mengisi angket, terlebih dahulu tuliskan identitas anda pada

kolom yang telah disediakan.

2. Cara pengisian dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang

sesuai.

3. Jawab pertanyaan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

4. Atas kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.

Angket 1

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :

2. Umur :

3. Alamat :

4. Pekerjaan :

5. Jumlah anggota keluarga :

6. Pendidikan terahir KK :

PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI LINGKUNGAN

PERMUKIMAN

A. Partisipasi kepala keluarga dalam sosialisasi program perbaikan sanitasi

lingkungan permukiman.

1. Pernahkah Bapak/Ibu menerima informasi program perbaikan sanitasi

tentang pengelolaan air bersih dari kelurahan, RW, RT, PKK atau dari

sumber lain? Jika pernah berapa kali?

a. pernah, lebih dari empat kali c. Pernah, dua kali

b. Pernah, tiga kali d. pernah sekali

2. Pernahkah Bapak/Ibu menerima informasi program perbaikan sanitasi

tentang pembuatan MCK dan cara perawatannya dari kelurahan, RW, RT,

PKK atau dari sumber lain? Jika pernah berapa kali?

a. pernah, lebih dari empat kali c. Pernah, dua kali

Page 132: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

116

b. Pernah, tiga kali d. pernah sekali

3. Pernahkah Bapak/Ibu menerima informasi program perbaikan sanitasi

tentang pengelolaan sampah yang benar dari kelurahan, RW, RT, PKK

atau dari sumber lain? Jika pernah berapa kali?

a. pernah, lebih dari empat kali c. Pernah, dua kali

b. Pernah, tiga kali d. pernah sekali

4. Pernahkah Bapak/Ibu menerima informasi program perbaikan sanitasi

tentang pengelolaan limbah cair rumah tangga (misalnya cara mengelola

air bekas cuci baju, bekas cuci piring, bekas mandi, air limbah kakus agar

tidak mencemari lingkungan) dari kelurahan, RW, RT, PKK atau dari

sumber lain? Jika pernah berapa kali?

a. pernah, lebih dari empat kali c. Pernah, dua kali

b. Pernah, tiga kali d. pernah sekali

5. Pernahkah Bapa/Ibu menerima informasi program perbaikan sanitasi

tentang pembuatan selokan untuk saluran drainase/pembuangan air hujan

yang berlebihan dari kelurahan, RW, RT, PKK atau dari sumber lain? Jika

pernah berapa kali?

a. pernah, lebih dari empat kali c. Pernah, dua kali

b. Pernah, tiga kali d. pernah sekali

6. Pernahkah Bapak/Ibu menyampaikan informasi program perbaikan

sanitasi tentang pengelolaan air bersih (cara untuk mendapatkan air yang

sehat dengan cara merebus, penyaringan, klorinasi dsb) kepada orang lain?

Jika pernah berapa kali?

a. pernah, lebih dari empat kali c. Pernah, dua kali

b. Pernah, tiga kali d. pernah sekali

7. Pernahkah Bapak/Ibu menyampaikan informasi program perbaikan

sanitasi tentang pembuatan MCK dan cara perawatannya kepada orang

lain? Jika pernah berapa kali?

a. pernah, lebih dari empat kali c. Pernah, dua kali

b. Pernah, tiga kali d. pernah sekali

Page 133: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

117

8. Pernahkah Bapak/Ibu menyampaikan informasi program perbaikan

sanitasi tentang pengelolaan sampah yang benar kepada orang lain? Jika

pernah berapa kali?

a. pernah, lebih dari empat kali c. Pernah, dua kali

b. Pernah, tiga kali d. pernah sekali

9. pernahkah Bapak/Ibu menyampaikan informasi program perbaikan

sanitasi tentang pengelolaan limbah cair rumah tangga (misalnya cara

mengelola air bekas cuci baju, bekas cuci piring, bekas mandi, air limbah

kakus agar tidak mencemari lingkungan) kepada orang lain? Jika pernah

berapa kali?

a. pernah, lebih dari empat kali c. Pernah, dua kali

b. Pernah, tiga kali d. pernah sekali

10. Pernahkah Bapak/Ibu menyampaikan informasi program perbaikan

sanitasi tentang pembuatan selokan untuk saluran drainase/pembuangan air

hujan yang berlebihan kepada orang lain? Jika pernah berapa kali?

a. Pernah, lebih dari tiga kali c. Pernah, sekali

b. Pernah, dua kali d. pernah sekali

A. Partisipasi dalam pelaksanaan program perbaikan sanitasi lingkungan

permukiman.

11. Pernahkah Bapak/Ibu ikut serta dalam pengelolaan air bersih (cara untuk

mendapatka air sehat dan bersih) di RW Bapak/Ibu?jika pernah berapa

kali?

a. pernah, lebih dari empat kali c. Pernah, dua kali

b. Pernah, tiga kali d. pernah sekali

12. Apakah di rumah Bapak/Ibu sudah mempunyai tempat MCK?

a. Ya, (tempat mandi, cuci dan kakus)

b. Ya, (tempat untuk mandi dan cuci)

c. Ya, (hanya tempat untuk mandi)

d. tidak

Page 134: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

118

13. Apakah keluarga Bapak/Ibu menggunakan MCK secara maksimal?

a. Selalu (setiap hari)

b. Sering (2 hari sekali)

c. Kadang-kadang (3 hari sekali)

d. Tidak pernah

14. Apakah Bapak/ibu dan keluarga ikut serta membangun tempat sampah?

Jika pernah berapa kali?

a. pernah, lebih dari empat kali c. Pernah, dua kali

b. Pernah, tiga kali d. pernah sekali

15. Apakah keluarga Bapak/Ibu pernah melakukan pemisahan antara sampah

organik dan anorganik?

a. Selalu (setiap hari)

b. Sering (1 minggu sekali)

c. Kadang- kadang (1 bulan sekali)

d. Tidak pernah

16. Apakah keluarga Bapak/Ibu membuang limbah cair bekas mandi dan cuci

di saluran limbah yang telah dibangun swadaya oleh masyarakat?

a. Selalu (setiap hari)

b. Sering (2 hari sekali)

c. Kadang-kadang (3 hari sekali)

d. Tidak pernah

17. Apakah Bapak/Ibu dan keluarga pernah ikut serta untuk membangun

selokan untuk saluran drainase/ pembungan air hujan yang berlebihan?

a. pernah, lebih dari empat kali c. Pernah, dua kali

b. Pernah, tiga kali d. pernah sekali

TINGKAT PENDIDIKAN KEPALA KELUARGA

18. Berapa lama Bapak/Ibu menempuh pendidikan formal?

a. ≥ 13 tahun c. 1 – 9 tahun

b. 10 – 12 tahun d. Tidak sekolah

Page 135: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

119

Angket 2

TINGKAT KESADARAN KEPALA KELUARGA DALAM MEWUJUDKAN PERBAIKAN

SANITASI LINGKUNAN PERMUKIMAN

1. Sumber air bersih yang biasa digunakan untuk pemenuh kebutuhan

keluarga sehari-hari :

a. Sumur artetis/ PDAM c. Air hujan

b. Sumur gali d. Sungai

2. Sumber air untuk keperluan air minum dan masak :

a. Sumur artetis/ PDAM c. Air minum dalam kemasan

b. Sumur gali d. Air hujan

3. Cara pengolahan air untuk mendapatkan air sehat yang dilakukan oleh

keluarga Bapak/Ibu :

a. Merebus air

b. Klorinasi

c. Filter keramik

d. Memanfaatkan pana smatahari/ tidak dimasak

4. Bagaimana syarat MCK yang baik?

a. Terdiri dari kamar mandi, sarana tempat cuci, dan jamban

b. Terdiri dari kamar mandi dan jamban

c. Terdiri dari jamban dan sarana tempat cuci

d. Hanya jamban saja

5. Dimana biasanya Bapak/Ibu mandi?

a. Kamar mandi pribadi c. Sendang/ sumber mata air

b. MCK umum d. Sungai

6. Dimana biasanya Bapak/Ibu membuang sisa-sisa metabolism tubuh

(buang air besar)?

a. WC c. Kolam ikan

b. Sungai d. Pekarangan

7. Dimana biasanya Bapak/Ibu mencuci pakaian dan peralatan dapur?

a. Di rumah c. Sungai

b. MCK umum d.Mencuci di tempat tetangga

Page 136: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

120

8. Berapa jarak septik tank dengan sumber air bersih (jika sumber air berupa

sumur gali)

a. > 8 meter c. 3-5 meter

b. 6-7 meter d. < 3 meter

9. Frekuensi membersihkan MCK:

a. 2 kali sehari (pagi dan sore) c. 2 hari 2 kali (pagi dan sore)

b. 1 kali sehari (sore hari) d. 2 hari sekali (sore hari)

10. Berapa jumlah tong sampah yang ada di rumah Bapak/Ibu?

a. > dari 4 buah c. 2 buah

b. 3 buah d. 1 buah

11. Apakah yang Bapak/Ibu lakukan ketika sampah anorganik (misal sampah

botol bekas dan kardus) sudah terkumpul banyak?

a. Dijual kepengepul sampah c. Dibakar

b. Didaur ulang d. Dibiarkan begitu saja

12. Apakah yang Bapak/Ibu lakukan ketika sampah organik sudah terkumpul

banyak?

a. Dibuat kompos

b. Di buang ke tempat pembuangan sampah akhir

c. Dibakar

d. Dibiarkan begitu saja

13. Apakah yang Bapak/Ibu lakukan ketika melihat orang yang membuang

sampah di sungai?

a. Menegur dan memberi pengarahan

b. Menegur

c. Pura-pura tidak tahu

d. Ikut membuang sampah ke sungai

14. Dimana tempat pembuangan sampah akhir keluarga Bapak/Ibu?

a. Ditempat pembuangan sampah umum

b. Dikumpulkan dalam lubang lalu dibakar

c. Dibuang dipekarangan dan dibiarkan begitu saja

d. Dibuang kesaluran air/ sungai

Page 137: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

121

15. Sumber air limbah terbanyak yang dihasilkan dari rumah Bapak/Ibu:

a. Air limbah mandi c. Air limbah dapur

b. Air limbah kakus / wc d. Air limbah mencuci

16. Tempat pembuangan air limbah di rumah Bapak/Ibu:

a. Selokan c. Saptik tank

b. Tempat penampung air limbah d. pekarangan

17. Berapa hari sekali Bapak/ Ibu membersihkan tempat pembuangan air

limbah?

a. 1 minggu sekali c. 3 minggu sekali

b. 2 minggu sekali d. 1 bulan sekali

18. Berapa jarak antara sumber air bersih dengan saluran pembuangan air

limbah rumah tangga di rumah Bapak/Ibu?

a. > 8 meter c. 3-5 meter

b. 6-7 meter d. < 3 meter

19. Apakah di rumah Bapak/ Ibu memiliki saluran pembuangan air limbah?

a. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan

b. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan

c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan.

d. Ada , tapi bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan

20. Apakah di depan rumah Bapak/ Ibu ada saluran pembuangan air limpasan

yang berasal dari air hujan?

a. Ada, hasil pembangunan swadaya masyarakat

b. Ada, hasil pembangunan dari pemerintah

c. Ada, hasil dari pembangunan pribadi.

d. Ada, milik tetangga

21. Setiap musim hujan berapa kali Bapak/ Ibu memperbaiki jalan untuk

mengurangi genangan air hujan yang ada di jalanan ?

a. 1 bulan sekali c. 7 bulan sekali

b. 2 bulan sekali d. 1 tahun sekali

Page 138: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

122

Angket 3

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SANITASI

1. Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya

kondisi yang memenuhi syarat kesehatan.

a. Benar

b. Salah

2. Sanitasi memiliki tujuan untuk memenuhi persyaratan lingkungan yang

sehat dan nyaman.

a. Benar

b. Salah

3. Air bersih dan air layak minum merupakan dua hal yang berbeda.

a. Benar

b. Salah

4. Merebus air, solar disinfection/ memanaskan air dengan cahaya matahari,

klorinasi, filter keramik merupakan beberapa cara untuk mendapatkan air

sehat.

a. Benar

b. Salah

5. MCK singkatan dari mandi cuci keramas.

a. Benar

b. Salah

6. Jarak aman antara lubang kakus dengan sumber air minum > 8 m.

a. Benar

b. Salah

7. Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan.

a. Benar

b. Salah

8. Tempat yang baik dan benar untuk membuang sampah adalah di sungai.

a. Benar

b. Salah

Page 139: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

123

9. Tujuan dari dibangunnya tempat sampah di setiap RW adalah agar warga

tidak lagi membuang sampah di sembarang tempat dan di sungai.

a. Benar

b. Salah

10. Jika sampah telah terkumpul di tempat pembuangan sampah sementara,

maka warga harus membakarnya.

a. Benar

b. Salah

11. Sampah cair biasanya disebut dengan air limbah.

a. Benar

b. Salah

12. Limbah dari bahan organik adalah limbah yang berasal dari bahan-bahan

yang tidak dapat terurai misal plastik .

a. Benar

b. Salah

13. Pengelolaan air limbah yang baik adalah dengan cara dibuang ketanah

supaya kering.

a. Benar

b. Salah

14. Drainase permukiman mencakup tentang pengelolaan air limpasan yang

berasal dari air hujan yang berlebihan.

a. Benar

b. Salah

15. Saluran drainase/ selokan yang ada di kanan kiri jalan berfungsi untuk

memperkuat badan jalan.

a. Benar

b. Salah

Page 140: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

124

Lampiran 4

PEDOMAN OBSERVASI

Dalam penelitian ini, hal yang dapat diamati langsung antara lain:

1. Bagaimanakah keadaan lokasi penelitian dilihat dari letak geografis, aspek

kependuduk serta sosial budaya.

2. Bagaimanakah gambaran partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi

lingkungan permukiman.

Page 141: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

125

Lampiran 5

Skor Validitas dan Reliabilitas Angket Penelitian

No Res Nomor Instrumen

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44

1 UC-1 1 1 1 3 2 3 1 1 2 2 2 4 4 2 2 4 2 2 2 2 2 4 2 2 4 4 2 1 1 4 1 2 1 1 4 4 3 3 1 2 4 3 3 1

2 UC-2 4 1 3 3 3 2 3 2 3 2 2 4 2 2 2 4 3 3 2 2 2 4 3 3 4 4 3 1 1 4 2 1 2 2 3 4 3 1 2 2 3 1 3 1

3 UC-3 1 4 4 4 3 2 3 3 2 2 2 4 4 2 2 4 1 3 2 2 2 4 1 3 4 4 4 1 1 3 3 2 3 3 4 4 3 1 4 1 4 1 3 1

4 UC-4 1 2 1 4 2 2 3 4 2 2 2 4 4 2 2 4 2 2 2 2 2 4 4 2 4 1 4 1 1 4 4 1 2 4 4 4 4 2 2 3 4 2 3 3

5 UC-5 1 1 2 3 2 2 3 4 3 2 2 4 4 2 2 4 3 3 2 2 2 4 3 2 4 4 4 1 2 4 1 2 2 1 4 4 4 1 4 4 3 3 3 3

6 UC-6 3 2 2 3 3 4 4 2 1 1 4 4 4 3 2 4 2 4 3 1 2 4 3 2 4 2 4 2 2 2 1 3 2 1 3 4 4 2 3 1 3 4 3 3

7 UC-7 2 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 4 1 2 4 3 1 1 1 2 4 3 2 4 2 4 1 2 4 2 3 2 1 3 4 4 2 2 2 3 4 2 3

8 UC-8 1 1 2 2 3 4 4 3 1 1 1 4 3 1 2 4 2 3 1 1 2 4 4 2 4 3 4 1 4 3 2 2 1 1 4 4 4 1 2 3 4 2 1 2

9 UC-9 3 2 3 3 3 3 4 3 1 1 1 4 4 3 1 2 3 4 3 1 1 4 3 2 4 4 3 1 4 4 3 1 1 1 4 4 4 3 1 2 3 1 2 2

10 UC-10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 3 1 3 2 3 1 1 1 4 3 4 3 2 2 3 1 2 1

11 UC-11 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 3 1 1 1 2 3 1 1 1 1 2 1 2 3 3 1 3 2 3 1 1 1 1 3 4 2 1 1 4 1 2 2

12 UC-12 3 3 2 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 1 3 4 4 4 1 1 2 1 4 1 1 4 3 1 2 2 1 1 1 1 3 4 4 1 4 2 4 4 2 2

13 UC-13 2 2 2 3 3 4 4 3 2 2 2 3 4 4 3 4 1 2 4 2 2 2 2 4 1 1 3 1 2 1 1 1 2 2 1 4 4 1 1 1 2 2 1 1

14 UC-14 1 2 1 2 2 2 2 4 1 1 1 4 2 1 1 4 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 4 1 2 3 2 2 1 2 4 1 1 2 1 1 1 1

15 UC-15 4 3 3 4 3 4 4 2 4 2 2 3 4 2 2 4 2 1 2 2 2 2 2 4 1 4 3 1 1 4 2 4 2 2 3 4 4 2 1 2 4 2 1 2

16 UC-16 2 1 1 2 1 3 3 1 2 1 2 2 1 2 1 4 1 4 2 2 1 2 1 1 1 4 1 1 1 4 4 2 3 2 1 1 3 3 2 2 3 1 2 2

17 UC-17 3 2 3 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 1 3 1 4 3 3 3 4 3 3 2 4 4 4 2 2

18 UC-18 4 3 4 3 4 2 2 4 3 2 3 4 4 3 3 4 2 2 3 3 2 3 2 4 4 4 3 2 2 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 2 4 2 3 2

19 UC-19 1 3 2 2 2 4 2 4 3 2 3 4 3 3 2 4 2 4 3 3 2 3 2 3 4 4 4 4 2 4 1 4 4 3 4 4 4 1 4 3 4 2 3 3

20 UC-20 4 3 2 3 2 4 4 3 4 2 4 1 3 3 2 4 4 2 3 3 2 3 4 2 4 4 3 1 2 4 4 4 4 3 4 4 3 2 2 3 4 2 4 2

Page 142: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

126

Lampiran 6

PERHITUNGAN VALIDITAS ANGKET PENELITIAN

Rumus:

Kriteria

Butir item valid jika rxyr table

Item-Total Statistics

Uji coba Responden

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

keterangan

uc1 107.90 364.832 .448 .909 Valid

uc2 108.10 367.674 .518 .908 Valid

uc3 107.90 367.253 .536 .908 Valid

uc4 107.30 365.905 .591 .908 Valid

uc5 107.65 373.818 .444 .909 Valid

uc6 107.20 366.484 .471 .909 Valid

uc7 107.05 369.734 .446 .909 Valid

uc8 107.20 365.221 .502 .908 Valid

uc9 107.85 365.292 .547 .908 Valid

uc10 108.30 369.695 .621 .908 Valid

uc11 107.80 358.274 .689 .906 Valid

uc12 106.70 367.800 .418 .909 Invalid

uc13 106.65 370.555 .470 .909 Valid

uc14 107.95 368.050 .527 .908 Valid

uc15 108.05 373.313 .542 .909 Valid

uc16 106.45 366.366 .524 .908 Valid

uc17 107.70 371.589 .473 .909 Valid

uc18 107.50 379.632 .351 .913 Invalid

uc19 107.95 368.050 .527 .908 Valid

uc20 108.20 371.958 .515 .909 Valid

2222xyr

Page 143: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

127

uc21 108.25 378.092 .567 .910 Valid

uc22 107.10 365.042 .479 .909 Valid

uc23 107.40 370.568 .455 .909 Valid

uc24 107.80 365.116 .543 .908 Valid

uc25 107.05 358.997 .523 .908 Valid

uc26 106.95 363.629 .463 .909 Valid

uc27 106.95 369.208 .493 .909 Valid

uc28 108.65 369.082 .480 .909 Valid

uc29 108.00 404.632 -.436 .919 Invalid

uc30 106.95 368.682 .455 .909 Valid

uc31 107.80 394.063 -.375 .917 Invalid

uc32 107.75 362.829 .496 .908 Valid

uc33 107.90 364.832 .539 .908 Valid

uc34 108.15 370.029 .449 .909 Valid

uc35 107.00 363.684 .511 .908 Valid

uc36 106.40 365.621 .677 .907 Valid

uc37 106.35 390.450 -.381 .913 Invalid

uc38 108.20 392.063 -.468 .909 Valid

uc39 107.85 366.766 .457 .909 Valid

uc40 107.85 371.924 .453 .909 Valid

uc41 106.65 371.082 .492 .909 Valid

uc42 107.90 366.832 .447 .909 Valid

uc43 107.75 370.724 .476 .909 Valid

uc44 108.10 374.095 .450 .909 Valid

Sumber: Analisis Data SPSS 2013

Pada = 5 % dengan n = 20 diperoleh r table = 0,444

Karena rxy r table maka butir pertanyaan no 12,18,29,31,37 pada angket tersebut tidak

valid, dan nomor butir soal yang tidak disebutkan valid semua.

Page 144: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

128

Lampiran 7

PERHITUNGAN RELIABILITAS ANGKET PENELITIAN

Rumus :

Kriteria :

Apabila r11 > rtab maka angket tersebut reliable.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.911 44

Sumber: Analisis SPSS 2013

Pada = 5 % dengan n = 20 diperoleh rtabel = 0.444

Karena r11> rtabel yaitu 0,911 maka dapat disimpulkan bahwa angket penelitian tersebut

reliabel.

2

2

11 11k

k

t

br

Page 145: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

129

129

Lampiran 8

SKOR HASIL PENELITIAN

Res

Umur

Tingkat Partisipasi KK t ped

Tingkat Kesadaran

Sosialisasi Pelaksanaan jml

% Ket

jml

% Ket

. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12

13

14

15

16

17

18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

1 45 1 2 4 4 3 3 4 4 3 1 2 3 3 3 1 2 1 44 65

T 3 4 4 4 1 4 3 4 2 2 4 2 4 2 4 2 2 1 3 4 4 1 61 73

T

2 55 3 4 1 2 2 2 3 3 4 4 1 2 1 1 1 2 1 37 54

R 1 4 4 4 2 1 3 4 4 2 4 3 3 4 4 2 2 1 2 4 4 3 64 76

T

3 53 3 3 4 4 2 4 2 1 2 3 2 2 2 1 1 2 1 39 57

R 1 4 4 2 4 2 1 2 3 4 4 4 4 3 4 2 2 2 3 4 4 3 55 77

T

4 44 3 4 4 4 2 4 3 1 1 4 1 2 2 2 2 2 2 43 63

T 5 4 4 4 4 3 1 1 4 4 4 3 2 3 4 2 2 2 1 4 3 2 61 73

T

5 54 2 4 4 3 1 4 4 4 4 2 1 3 4 2 1 3 3 49 72

T 3 3 3 4 4 4 4 4 2 3 1 2 4 1 2 2 3 1 4 4 4 4 63 75

T

6 43 3 4 4 3 2 2 3 4 4 4 2 2 4 4 2 2 1 50 74

T 4 4 2 2 2 3 4 4 4 1 2 4 4 3 1 2 1 2 2 3 4 3 57 68

T

7 28 4 4 4 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 1 43 63

T 1 4 2 2 2 2 2 2 3 3 2 4 4 3 1 3 1 2 1 2 3 3 51 61

R

8 47 4 1 4 2 4 3 3 2 3 3 1 2 3 3 4 1 2 45 66

T 4 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 4 4 2 1 2 3 4 2 4 3 2 56 67

T

9 38 4 3 3 2 4 1 3 4 3 1 2 1 1 1 2 1 1 37 54

R 5 4 4 3 1 3 4 3 4 3 3 3 4 1 4 2 2 4 3 2 2 2 61 73

T

10 54 4 2 4 4 3 2 1 1 3 4 1 3 2 3 4 2 4 47 69

T 4 4 3 2 2 1 1 3 4 3 4 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 2 50 60

R

11 43 2 4 3 3 3 4 4 4 1 2 1 4 4 4 4 2 4 53 78

T 2 2 4 2 1 4 4 4 2 3 2 4 2 2 1 4 1 1 2 3 4 4 56 67

T

12 41 3 1 3 3 4 2 1 4 4 3 2 2 3 3 4 1 4 47 69

T 5 3 4 4 1 4 1 1 3 1 4 4 1 4 4 3 2 4 2 2 2 2 56 67

T

13 49 2 3 3 3 3 4 2 3 3 2 2 4 2 2 3 2 4 47 69

T 2 4 4 4 2 2 3 3 2 4 2 3 4 2 1 4 3 4 2 3 2 3 61 73

T

14 52 2 3 4 3 4 3 1 3 4 2 2 3 2 2 4 1 4 47 69

T 2 4 4 4 1 1 3 2 2 4 2 4 4 2 2 4 2 3 2 3 4 3 60 71

T

15 55 1 3 4 1 4 4 2 1 4 4 2 4 2 2 4 1 4 47 69

T 1 3 3 2 4 2 1 4 4 1 2 4 4 2 1 2 3 3 1 1 1 3 51 61

R

16 56 1 1 2 2 3 3 3 14

2 3 1 4 1 1 4 2 1 48 71

T 2 3 4 2 3 3 1 2 3 2 3 2 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 63 75

T

17 56 1 2 4 3 2 4 2 4 4 4 1 1 2 2 4 2 1 43 63

T 2 4 4 4 2 2 2 1 1 1 3 2 1 4 1 3 3 1 1 4 4 4 52 62

R

18 32 2 2 2 2 4 2 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 54 79

T 5 4 4 4 2 1 2 1 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70 83

ST

19 44 2 3 2 4 1 3 2 1 1 3 2 4 3 2 2 2 1 38 56

R 4 3 3 4 3 2 1 1 3 4 2 1 4 4 1 1 1 1 2 4 4 3 52 62

R

20 61 2 2 3 4 4 4 3 4 3 2 4 4 2 1 4 2 2 50 67

T 1 3 3 4 4 3 4 3 2 3 2 4 4 3 1 4 1 2 2 2 4 3 61 73

T

21 39 2 1 4 4 4 4 1 1 2 1 4 4 2 1 4 1 1 41 60

R 3 4 2 2 4 1 4 2 3 4 2 4 4 3 1 2 3 2 2 1 2 1 53 63

T

22 31 1 4 4 4 4 4 2 2 1 2 2 2 4 4 2 2 1 45 66

T 5 3 2 2 4 2 4 4 2 2 2 4 4 3 1 2 3 2 2 4 2 1 55 65

T

23 47 2 2 2 4 4 3 2 3 2 4 3 2 3 2 2 2 1 43 63

T 4 3 2 4 3 2 3 2 4 4 2 4 4 3 1 1 1 2 1 1 3 3 53 63

T

Page 146: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

130

24 39 2 4 2 4 4 2 4 2 2 2 3 4 2 2 3 1 1 44 65

T 3 4 2 4 2 1 2 2 2 2 2 3 4 4 1 4 4 2 3 1 2 2 53 63

T

25 38 3 3 4 4 4 4 1 3 4 2 2 2 3 4 2 2 1 48 71

T 5 3 3 4 4 1 3 4 2 1 3 4 2 4 3 3 3 3 2 2 2 3 59 70

T

26 35 3 4 3 1 3 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 3 56 82

ST 5 2 2 2 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 1 2 65 77

T

27 40 1 4 3 4 3 4 3 2 3 2 2 1 1 1 2 1 1 38 56

R 4 3 2 3 4 3 2 3 2 2 2 1 2 1 1 2 3 2 2 1 4 2 47 56

R

28 40 4 1 1 4 3 2 4 2 4 3 2 3 2 1 2 2 1 41 60

R 2 2 2 2 2 4 2 1 3 2 4 2 3 3 3 4 2 1 3 3 1 3 52 62

R

29 27 1 1 4 3 3 3 4 4 2 3 1 1 2 1 1 2 1 37 60

R 4 2 2 4 3 4 4 2 3 1 4 3 1 3 4 2 2 1 4 4 2 4 59 70

T

30 42 2 3 3 2 4 4 4 4 2 2 2 4 2 1 3 1 4 47 69

T 4 2 2 3 4 4 4 2 2 4 4 1 1 3 4 4 2 2 2 3 4 3 60 71

T

31 37 1 2 2 2 1 4 2 2 1 2 3 4 2 4 3 2 2 39 57

R 4 4 3 4 4 2 2 4 2 4 4 4 2 4 4 2 1 2 4 4 4 4 68 81

T

32 32 3 2 2 1 4 4 2 4 4 2 2 3 2 2 1 2 1 41 60

R 4 4 3 4 1 2 2 1 2 4 4 4 4 3 4 2 2 2 3 4 4 2 61 73

T

33 27 2 4 3 2 3 2 2 1 4 3 3 3 1 1 4 2 1 41 60

R 5 4 3 2 2 2 1 4 3 4 1 4 4 1 1 2 1 2 4 4 2 2 53 63

T

34 28 2 3 2 2 2 3 1 2 1 4 1 2 4 4 1 1 4 39 57

R 4 4 2 2 3 4 2 4 4 1 4 2 2 2 4 3 2 1 4 2 1 2 55 65

T

35 50 4 4 2 2 2 3 3 4 1 4 3 1 1 1 2 2 1 40 59

R 3 3 3 3 3 3 4 1 4 1 4 3 1 3 4 3 1 1 1 4 4 3 57 68

T

36 28 1 2 1 2 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 51 75

T 4 3 4 3 2 2 3 4 4 2 4 2 4 3 4 4 4 4 3 1 1 1 62 74

T

37 46 2 2 2 2 3 2 2 4 1 4 1 1 2 1 1 2 2 34 50

R 3 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 2 1 4 4 2 1 2 4 3 4 3 66 79

T

38 49 1 2 1 2 4 2 2 4 1 4 1 2 2 2 1 4 2 37 54

R 4 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 1 3 4 2 3 4 4 4 4 1 69 82

ST

39 29 4 3 3 3 3 1 1 4 2 4 3 2 2 1 1 1 2 40 59

R 2 3 2 4 1 1 4 2 4 1 4 3 1 4 4 2 3 4 4 3 1 2 57 68

T

40 45 1 3 3 1 1 2 2 4 4 4 3 2 2 2 3 1 1 39 57

R 3 3 3 2 2 2 4 4 4 1 4 3 2 1 4 2 2 2 2 3 3 3 56 67

T

41 31 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 1 2 1 1 3 1 1 47 69

T 4 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 2 2 2 4 2 2 3 2 2 2 3 60 71

T

42 38 1 2 3 2 4 3 3 3 3 1 4 2 3 4 2 2 1 43 63

T 3 3 2 4 3 3 3 3 1 3 4 2 2 2 4 2 4 3 4 4 4 4 64 76

T

43 34 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 2 1 2 2 51 75

T 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 4 4 2 63 75

T

44 25 4 3 4 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 59 87

ST 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 75 89

ST

45 31 1 4 4 1 3 1 4 4 4 3 3 2 2 2 1 3 2 44 65

T 3 4 3 3 1 4 4 4 3 4 4 3 1 3 4 2 1 2 1 4 4 3 62 74

T

46 35 3 4 2 3 4 2 3 3 3 3 1 3 4 1 2 4 1 46 68

T 5 4 2 2 2 3 3 3 3 4 2 2 4 3 2 1 1 2 1 4 4 2 54 64

T

47 40 2 4 3 4 2 3 4 4 1 2 4 4 3 2 2 2 1 47 69

T 4 4 2 4 3 4 4 1 2 4 4 4 4 2 2 3 2 1 1 4 3 4 62 74

T

48 33 3 3 2 2 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 4 2 4 48 71

T 4 3 4 3 2 3 3 4 3 4 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 4 2 48 57

R

49 38 3 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 2 2 4 2 56 82

ST 2 3 2 2 4 3 4 2 3 3 1 1 3 4 4 3 2 1 3 1 2 1 52 62

R

50 38 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 1 4 3 4 4 4 1 55 81

T 1 4 3 4 4 3 2 3 4 4 1 2 1 2 2 1 1 1 1 4 2 3 52 62

R

51 51 2 4 2 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 56 82

ST 2 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 73 87

ST

52 46 2 4 4 1 4 4 2 3 4 1 1 2 4 2 3 4 3 48 71

T 2 4 3 4 4 2 3 4 1 4 1 2 4 4 3 2 2 2 4 4 1 2 60 71

T

Page 147: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

131

53 45 3 4 4 2 2 4 1 4 3 4 2 4 3 3 2 2 4 51 75

T 4 3 4 4 4 1 4 3 4 3 2 4 3 4 2 3 2 2 2 4 1 2 61 73

T

54 46 2 4 4 2 4 4 3 2 4 4 1 4 4 4 3 2 2 53 78

T 4 3 2 3 4 3 2 4 4 2 4 4 4 2 1 3 3 1 1 4 2 3 59 70

T

55 40 3 4 4 2 4 3 3 3 4 3 3 4 2 4 3 1 4 54 79

T 5 4 4 2 3 3 3 4 3 2 4 1 1 2 1 2 4 1 3 2 4 2 55 65

T

56 40 2 2 1 1 4 1 4 4 2 4 2 3 3 1 4 4 2 44 65

T 4 4 3 2 1 4 4 2 4 4 3 2 3 3 4 3 2 1 1 1 4 1 56 67

T

57 41 1 2 1 2 4 2 3 4 3 3 4 4 2 3 1 2 4 45 66

T 1 3 2 4 2 3 4 3 3 3 4 2 1 4 4 2 3 1 4 4 4 3 63 75

T

58 33 4 2 3 4 2 2 4 4 1 4 3 4 4 2 1 2 4 50 74

T 4 4 4 4 2 4 4 1 4 3 4 3 4 2 4 4 4 2 4 3 3 4 71 85

ST

59 56 3 3 2 2 3 4 4 3 3 4 2 2 4 4 4 2 3 52 76

T 1 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 1 2 4 4 4 3 4 3 4 3 70 83

ST

60 44 3 2 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 2 1 1 2 4 41 60

R 4 4 2 4 3 1 3 1 3 2 4 1 4 2 4 2 1 2 1 1 2 1 48 57

R

61 44 1 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 1 57 84

ST 2 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 1 3 4 2 2 2 4 3 2 2 65 77

T

62 46 3 3 2 2 3 4 4 4 4 3 3 4 2 2 3 2 4 52 76

T 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 2 1 1 4 3 3 3 67 80

T

63 55 3 2 2 1 2 3 4 4 3 2 2 1 2 2 3 2 1 39 57

R 3 3 4 3 3 4 4 3 2 2 1 3 4 4 2 1 1 3 4 3 3 3 60 71

T

64 43 2 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 2 4 1 4 51 75

T 5 4 2 4 3 3 4 2 3 3 3 4 2 1 1 3 4 4 3 4 3 4 64 76

T

65 33 3 4 3 4 4 4 1 4 4 4 1 1 2 2 2 3 4 50 74

T 4 3 3 4 4 1 4 4 4 2 2 3 3 3 4 3 4 2 1 4 3 4 65 77

T

66 31 3 2 2 3 2 4 4 3 4 4 4 3 2 2 3 4 2 51 75

T 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 3 4 1 3 2 4 3 1 1 3 4 1 61 73

T

67 32 4 2 3 2 4 4 3 4 3 2 1 1 4 4 4 4 4 53 78

T 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 1 4 3 2 4 3 2 2 2 4 2 3 60 71

T

68 29 3 4 4 4 4 4 3 4 2 3 1 3 3 3 2 1 4 52 76

T 5 3 3 4 4 3 4 2 3 1 2 2 2 2 4 4 2 2 1 3 4 3 58 69

T

69 44 4 4 2 2 3 2 3 4 3 3 2 3 2 1 3 4 4 49 72

T 1 3 4 3 2 3 4 3 3 3 4 1 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 68 81

T

70 65 3 4 4 3 4 3 4 2 1 4 1 4 2 4 2 3 3 51 75

T 5 4 3 3 3 4 2 1 4 3 1 1 4 4 1 1 1 1 1 4 4 4 56 64

T

71 77 4 3 3 3 3 2 4 2 4 4 3 4 3 3 3 1 2 51 75

T 1 3 2 4 2 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 2 2 4 4 69 82

ST

72 34 4 1 3 4 2 4 3 3 4 3 2 4 2 2 4 3 4 52 76

T 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2 2 3 4 2 4 1 1 2 2 2 2 3 57 68

T

73 46 2 4 2 2 3 3 3 3 4 2 2 2 4 2 4 3 4 49 72

T 4 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 2 4 2 3 4 4 3 3 2 4 66 79

T

74 40 3 1 4 4 3 4 2 4 3 3 2 4 2 3 3 3 2 50 74

T 5 4 3 4 4 2 4 3 3 2 2 2 4 4 4 4 2 2 1 4 4 4 66 79

T

75 40 4 2 3 2 3 4 4 1 3 1 1 2 2 3 3 4 4 46 68

T 4 3 4 3 4 4 1 3 1 1 2 4 4 4 4 2 2 4 2 4 3 2 61 73

T

76 41 4 3 3 3 1 4 4 2 4 3 3 1 4 4 4 3 1 51 75

T 3 4 3 2 4 4 2 4 3 4 1 3 4 2 4 4 3 4 4 2 3 4 68 81

T

77 33 3 1 2 4 3 3 3 2 2 1 4 3 3 2 4 1 3 44 65

T 4 4 4 2 3 3 2 2 1 3 4 1 2 4 4 4 2 3 2 4 3 4 61 73

T

78 56 2 1 2 4 1 1 2 3 2 1 2 2 4 4 3 2 4 40 59

R 1 4 3 3 1 2 3 2 1 3 1 2 4 4 3 3 2 2 3 3 4 4 57 68

T

79 44 3 3 2 3 4 3 4 2 1 2 2 4 3 3 3 4 1 47 69

T 4 3 3 4 3 4 2 1 2 2 1 3 2 2 3 1 1 2 1 4 3 4 51 61

R

80 44 3 2 2 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 57 84

ST 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 2 1 2 1 1 2 3 1 2 2 2 2 52 62

R

81 46 4 3 3 3 2 3 2 2 1 1 2 3 3 3 4 2 2 43 63

T 4 3 2 4 3 2 2 1 1 3 4 3 4 3 3 2 2 4 2 4 4 3 59 70

T

Page 148: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

132

82 55 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 3 4 1 1 54 79

T 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 74 88

ST

83 43 4 4 3 2 2 2 1 2 1 3 4 4 4 4 4 4 2 50 74

T 5 4 2 4 2 1 2 1 3 4 3 2 2 3 4 2 2 2 4 4 3 3 57 68

T

84 33 4 2 1 1 4 4 2 1 1 3 4 2 3 2 2 4 4 44 65

T 4 3 3 4 4 2 1 1 3 3 1 3 4 2 4 1 1 1 1 2 1 2 47 56

R

85 31 3 4 1 2 2 4 2 2 2 3 3 4 4 2 1 4 2 45 66

T 4 3 3 2 4 2 2 2 3 4 4 2 4 3 4 4 2 3 2 3 4 4 64 76

T

86 32 4 4 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 51 75

T 4 3 2 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 2 3 2 4 4 4 3 70 83

ST

87 29 2 2 1 2 1 3 4 4 1 4 4 2 1 4 4 1 4 44 65

T 4 3 2 4 3 4 4 1 4 4 4 3 2 3 4 2 1 2 2 4 3 3 62 74

T

88 44 3 4 2 4 1 2 3 3 3 4 4 4 2 2 4 2 4 51 75

T 1 4 4 4 2 3 3 3 4 1 4 3 1 4 4 3 1 2 4 3 4 4 65 77

T

89 65 3 3 1 4 3 3 3 1 1 2 2 4 4 4 4 4 1 47 69

T 2 4 4 3 3 3 1 1 2 1 4 3 3 2 4 2 1 2 4 2 3 3 55 65

T

90 77 4 2 4 4 4 2 1 4 2 4 2 4 4 3 3 2 1 50 74

T 1 4 3 4 2 1 4 2 4 3 4 3 4 4 4 2 2 1 2 3 4 3 63 75

T

91 34 3 3 2 4 2 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 1 4 53 78

T 4 4 2 3 4 3 3 3 3 4 4 2 1 4 4 4 1 1 2 3 4 3 62 74

T

92 38 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 2 4 3 4 2 2 1 51 75

T 5 3 4 2 3 3 3 3 2 3 2 1 4 4 1 4 1 1 2 4 2 4 56 67

T

93 35 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 1 4 4 2 3 4 4 51 75

T 5 3 4 4 3 3 3 3 4 2 2 1 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 66 79

T

94 40 2 4 2 3 3 3 3 3 1 4 2 2 2 2 4 2 4 46 68

T 3 4 4 4 3 3 3 1 4 4 3 4 2 3 1 3 2 3 2 4 4 2 63 75

T

95 40 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 2 3 4 2 57 84

ST 1 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 4 3 4 3 2 1 2 2 4 3 4 64 76

T

96 27 2 3 2 1 2 2 3 4 4 3 1 2 4 4 3 4 4 48 71

T 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 2 4 4 4 2 4 1 3 4 4 3 4 71 85

ST

rata - rata

69

T

72

T

Page 149: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

133

Lampiran 9

SKOR HASIL PENELITIAN TINGKAT PENGETAHUAN KEPALA KELUARGA KELURAHAN ROWOSARI

Res Umur No Soal

JML 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 11 2 55 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 10 3 53 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 13 4 44 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 12 5 54 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 6 43 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 7 28 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 10 8 47 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 9 9 38 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 11

10 54 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 10 11 43 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 8 12 41 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 11 13 49 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 9 14 52 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 12 15 55 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 11 16 56 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11 17 56 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 18 32 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 12 19 44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 20 61 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 21 39 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 7 22 31 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 9 23 47 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13

Page 150: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

134

24 39 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 7 25 38 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 12 26 35 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 27 40 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 10 28 40 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 29 27 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 8 30 42 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 6 31 37 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14 32 32 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 13 33 27 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 11 34 28 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 10 35 50 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 10 36 28 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 9 37 46 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 10 38 49 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 9 39 29 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 9 40 45 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 6 41 31 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 10 42 38 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 10 43 34 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 8 44 25 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 6 45 31 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 10 46 35 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 11 47 40 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 10 48 33 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 8 49 38 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 7 50 38 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 12 51 51 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 10

Page 151: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

135

52 46 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 8 53 45 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 7 54 46 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 8 55 40 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12 56 40 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 8 57 41 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 10 58 33 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 11 59 56 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12 60 44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 12 61 44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 12 62 46 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 8 63 55 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 10 64 43 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14 65 33 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 8 66 31 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 7 67 32 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 9 68 29 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 10 69 44 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 10 70 65 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 7 71 77 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 11 72 34 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 10 73 46 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12 74 40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 12 75 40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 12 76 41 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 8 77 33 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 10 78 56 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14 79 44 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 8

Page 152: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

136

80 44 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 7 81 46 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 9 82 55 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 10 83 43 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 10 84 33 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 7 85 31 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 11 86 32 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 10 87 29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 11 88 44 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 10 89 65 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 13 90 77 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 12 91 34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 92 38 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 93 35 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 10 94 40 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 9 95 40 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 11 96 27 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 10

Page 153: PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI

137

Lampiran 11 Daftar Responden

No Nama No Nama No. Nama

1. Warno 39. Sukandi 77. Sanaji

2. Subali 40. Aliyaskurun 78. Kambali

3. Marimo 41. Muhammad Sahid 79. Muhammad

4. Miftah 42. Muyasaroh 80. Sodikun

5. Daryanto 43. Hardi 81. Edi Hartono

6. Bambang 44. Kabul Pangistu 82. Muchidi

7. Asromah 45. Muhrodhi 83. Munawar

8. Sutarno 46. Triono 84. Hasip

9. Suseman 47. Nur Chamid 85. Chamdun

10. Wahyu 48. Nasruhin 86. Wahid

11. Solikin 49. Karsimin 87. Muhamad Ihsam

12. Hajar 50 Mochani 88. M. Lailatul Fajar

13. Khamim 51. Sunarto 89. Rajimin

14. Kamto 52. Munib 90. Sanipin

15. Muhamir 53. Mahfud Fauzi 91. Amin

16. Rahman 54. Ajib 92. Ismail

17. Sahrani 55. Ikrom 93. Sohri

18. Muslimah 56 Imam Suroso 94. Kasemin

19. Eko 57. Yanto 95. Man

20. Tri 58. Rohman 96. Kasan

21. Nanang 59. Nasikun

22. Jan 60. Muhamad Sarozi

23. Barokah 61. Rohmadi

24. Herman 62. Tini

25. Zen 63. Mashor

26. Bedu 64. Triyono

27. Muhali 65. Sulastri

28. Rudi 66. Rasmini

29. Anwar 67. Ngatemin

30. Sa’in 68. Sarpi

31. Sin 69. Paimin

32. Sutarti 70. Jamruri

33. Kian 71. Yadi

34. Makhrus 72. To

35. Warsono 73. Jaelani

36. Masrochin 74. Tolib

37. Kuat 75. Manan

38. Nasimin 76. Subur