Click here to load reader
Upload
dinhque
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
Jumat 02 Sep 2016, 11:08 WIB
Kasihan, Ini Cerita Anak-anak
Panti Asuhan di Rawajati Setelah Digusur Ahok
Bartanius Dony A – detikNews
https://news.detik.com/berita/3289459/kasihan-ini-cerita-anak-anak-panti-asuhan-di-rawajati-setelah-digusur-ahok
Foto: Bartanius Dony A/detikcom
Jakarta - Panti Asuhan 'Shohibul Istiqomah' di Rawajati, Jakarta Selatan, kini rata
dengan tanah. Anak-anak penghuni panti sedih tidak bisa sekolah.
Pengurus Yayasan Shohibul Istiqomah dan anak-anak panti masih sibuk mengurus segala
macam keperluan untuk pindah tempat di Cililitan, Jakarta Timur. Mereka menolak
direlokasi ke Rusun Marunda, Jakarta Utara, lantaran tempatnya yang terlalu sempit dan
jauh.
"Nggak pada sekolah dua hari, saya minta izin libur untuk ngerapihin, namanya pakaian
berantakan. Sekarang pindah di Cililitan, sudah ada tempat untuk anak-anak laki-laki dan
perempuan. Mau nggak mau dengan keadaan belum sempurna," kata Suyasi (60) seorang
pengurus yayasan di lokasi penggusuran, Rawajati, Jakarta Selatan, Jumat (2/9/2016).
Dia menceritakan para pengurus yayasan sebenarnya sepakat pindah dari Rawajati
setelah mendapat surat perintah (SP) soal penertiban ini karena bangunan berdiri di
lahan hijau. Niat mereka sempat ditahan warga Rawajati yang mengatakan lokasi
tersebut tidak akan digusur.
Tetapi apa daya, penggusuran tetap jalan terus dan dilakukan Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meskipun KPUD DKI Jakarta melarang dilakukan
2
penggusuran menjelang Pilgub DKI 2017 nanti. Ahokmengaku penggusuran ini untuk
menegakkan aturan dan bukan perpatokan pada pemilihan gubernur nanti.
Kini, lanjut Suyasi, Yayasan Shohibul Istiqomah akan menempati lokasi baru yang seluas
638 meter persegi. Namun, kata dia, lokasi tersebut rawan banjir. "Kami harapkan tahun
ini nggak (banjir). kalau yang di sini (Rawajati) luasnya cuma 120 meter persegi," ujar
Suyasi.
Yayasan Shohibul Istiqomah rata dengan tanah.
(Foto: Bartanius Dony/detikcom)
Menurut dia, pihaknya sangat mengharapkan uluran tangan para dermawan mulai dari
sembako hingga ongkos operasional anak-anak penghuni panti ke sekolah nantinya.
"Butuh banget sekarang kayak sembako. Operasional pakai ongkos (ke sekolah). SD Rp
5.000, SMP Rp 15.000, SMA Rp 20.000. Bus sekolah nggak masuk ke sana. Ada 30 orang
anak (yang sekolah). Kami bukan nangis lagi, termasuk menjerit (atas kondisi ini)," kata
dia menceritakan kondisi yang dialami penghuni panti.
Tatapan nanar anak-anak penghuni panti. (Foto: Andika/detikcom)
3
Seorang anak penghuni panti mengaku sedih yayasannya digusur. "Saya sedih sekali
nggak bisa sekolah. Katanya nggak bakal pindah, tetapi sekarang habis (bagunan yayasan
digusur)," ujar dia lirih sambil memberisi tumpukan pakaian.
Ketika ditanya mengenai urusan makanan, Suyasi menjawab penghuni panti dibelikan nasi
bungkus. "Belum bisa masak, kompor masih berantakan. Tadi pagi, beli nasi uduk Rp 150
ribu," kata Suyasi.
Para penghuni panti nantinya akan pindah ke lokasi baru dengan mobil bantuan dari Dinas
Sosial. Selain itu, mereka menyewa mobil pick up seharga Rp 600 ribu.
(aan/ndr)