78
PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI

PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI

Page 2: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara
Page 3: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

BAB VII

PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI

A. PENDAHULUAN

Pembangunan di bidang pangan dan gizi sangat erat kaitannya dengan usaha peningkatan produksi pangan, pengembangan sistem perdagangan dan usaha pembangunan kesehatan masyarakat. Dalam hubungan dengan usaha peningkatan produksi pangan, Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1988 menetapkan bahwa peningkatan produksi pangan, baik beras maupun bukan beras perlu terus dilanjutkan untuk memantapkan swasembada pangan. Di samping itu sekaligus juga ditujukan untuk memperbaiki mutu gizi antara lain melalui penganekaragaman jenis bahan makanan serta peningkatan penyediaan protein nabati dan hewani dengan tetap memperhatikan pola konsumsi masyarakat setempat.

Peningkatan produksi perikanan, guna memenuhi kebutuhan pangan dan gizi terus dilanjutkan dan ditingkatkan melalui usaha budi daya di daerah pantai, daerah tambak dan air tawar, usaha penangkapan di daerah pantai dan lepas pantai serta usaha

VII/3

Page 4: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

pendayagunaan Zona Ekonomi Eksklusif. Peningkatan produksi peternakan terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi terus dilanjutkan melalui usaha pembinaan daerah-daerah produksi peternakan yang ada serta pengembangan daerah-daerah produksi baru.

Sesuai dengan arah dan sasaran dalam GBHN tersebut, usaha pemantapan swasembada pangan dilaksanakan melalui peningkatan dan perluasan usaha intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi, yang didukung oleh kebijaksanaan harga dan peningkatan penyediaan teknologi, pengembangan sarana dan prasarana, koperasi dan kelembagaan petani.

Dalam tahun 1992/93 melalui berbagai kebijaksanaan dan langkah-langkah, swasembada beras dapat dipertahankan. Bahkan penyediaan pangan lainnya yang berasal dari palawija, hortikultura, peternakan dan perikanan juga berhasil ditingkatkan. Meningkatnya pengadaan pangan, yang didukung oleh peningkatan efisiensi sistem penyaluran pangan memberikan sumbangan yang sangat berarti untuk perbaikan kualitas gizi dan peningkatan produktivitas masyarakat.

B. PENGADAAN DAN PENYALURAN PANGAN

1. Kebijaksanaan dan Langkah-langkah

Dalam tahun 1992/93 kebijaksanaan dan langkah-langkah pengadaan dan penyaluran pangan merupakan kelanjutan dari kebijaksanaan dan langkah-langkah yang diterapkan pada tahun-tahun sebelumnya. Kebijaksanaan pokok di bidang pangan adalah memantapkan swasembada pangan, meningkatkan penganekaragaman penyediaan bahan makanan dan konsumsi pangan, menerapkan harga pangan yang mendorong peningkatan produksi dan terjangkau oleh daya beli masyarakat, serta menyalurkan pangan ke seluruh lapisan masyarakat. Kebijaksanaan tersebut diikuti oleh langkah-langkah antara lain, penetapan harga dasar gabah dan harga tertinggi beras,

VII/4

Page 5: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

pengadaan sarana penyangga pangan dan peningkatan penyediaan dan penyaluran bahan pangan.

a. Harga Dasar

Dalam rangka menjaga stabilitas harga pangan yang dinamis, pemerintah menerapkan kebijaksanaan harga dasar gabah di tingkat petani dan kebijaksanaan harga batas tertinggi beras di tingkat konsumen. Penetapan harga dasar gabah dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan para petani, sehingga mereka terdorong untuk meningkatkan produksi. Setiap tahun harga dasar gabah ditinjau kembali dan disesuaikan agar keseimbangan nilai tukar terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan petani dapat terjaga, di samping agar para petani selalu terdorong untuk meningkatkan produksi pangan.

Penetapan harga dasar gabah diklasifikasikan menurut kelompok kualitas, yaitu Gabah Kering Panen (GKP), Gabah Kering Desa (GKD), Gabah Kering Lumbung (GKL), dan Gabah Kering Giling (GKG). Penetapan ini berlaku sejak Pebruari 1986 sampai dengan Desember 1988. Sejak tahun 1989 terjadi penyesuaian kelompok kuaiitas, sehingga menjadi kelompok Gabah Kering Panen (GKP), Gabah Kering Simpan (GKS) dan Gabah Kering Giling (GKG).

Selama empat tahun Repelita V harga dasar gabah, yang meliputi harga dasar GKP, GKS . dan GKG mengalami peningkatan sekitar 12 % per tahun. Dalam tahun 1992/93 harga dasar gabah tersebut meningkat sekitar 11,9% bila dibanding dengan harga dasar tahun sebelumnya. Harga dasar untuk GKP, GKS dan GKG masing-masing meningkat dari Rp 210,- Rp 250,- dan Rp 295,- per kg pada tahun 1991/92, menjadi Rp 235,- Rp 280,- dan Rp 330,- per kg (Tabel VII-1). Sumbangan terbesar dari peningkatan harga dasar gabah tersebut adalah meningkatnya produksi dan pendapatan para petani.

VII/5

Page 6: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

TABEL VII – 1HARGA DASAR GABAH DI TINGKAT KUD

1988/89 – 1992/93(Rp/Kg)

Akhir Repelita VNo.Jenis Harga Dasar Repelita IV 1)

(1988/89) 1989/90 1990/91

1991/92

1992193

Gabah Kering Panen

135,0 175,0 190,0 210,0 235,0

Gabah Kering Desa 160,02)

Gabah Kering Simpan

175,0 210,0 230,0 250,0 280,0

Gabah Kering Giling

210,0 250,0 270,0 295,0 330,0

1) Berlaku mulai 1 Pebruari s/d 31 Desember tahun 1988 2) Gabah Kering Lumbung

VII/6

Page 7: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

Mekanisme pelaksanaan ketetapan harga dasar gabah diterapkan melalui kegiatan pengadaan dan pembelian dalam negeri. Harga dasar gabah yang telah disesuaikan diumumkan setiap bulan Oktober, yaitu sebelum musim tanam. Harga dasar tersebut mulai diterapkan menjelang musim panen raya tiba, yaitu sekitar bulan Januari-Pebruari tahun berikutnya. Hal ini mengingat harga gabah di pasar dalam musim panen raya cenderung menurun tajam. Apabila harga gabah di pasar tampak menurun dan mulai mendekati harga dasar, Koperasi Unit Desa (KUD) akan.melakukan pembelian gabah pada tingkat harga dasar di daerah-daerah produksi padi. Selanjutnya KUD akan menjual hasil pembeliannya dari para petani kepada Depot Logistik (Dolog), yang merupakan cabang Badan Urusan Logistik (BULOG) setempat. Sebaliknya bila harga di pasar umum lebih tinggi dari harga dasar, petani tetap bebas untuk menjual gabahnya di pasaran umum.

Jumlah pembelian gabah dan beras dalam negeri yang dilaksanakan oleh BULOG selama empat tahun Repelita V mengalami peningkatan sebesar 12,2% per tahun (Tabel VII-2). Dalam tahun 1992/93 jumlah pembelian gabah dan beras tersebut menunjukkan peningkatan yang cukup berarti bila dibanding dengan jumlah pembelian dalam tahun sebelumnya, yaitu meningkat dari 1.740,2 ribu ton setara beras pada tahun 1991/92, menjadi 2.370,3 ribu ton setara beras dalam tahun 1992/93, atau meningkat sebesar 36,2%. Laju peningkatan pembelian gabah dan beras dalam tahun 1992/93 cukup tinggi bila dibanding dengan rata-rata laju peningkatan pembelian selama empat tahun Repelita V. Kenaikan yang cukup besar ini merupakan usaha pemerintah yang konsisten untuk menjamin terjadinya peningkatan pendapatan petani.

Selanjutnya bila dilihat dari daerah pembelian gabah, dalam tahun 1992 Propinsi Jawa Timur merupakan daerah pembelian terbesar, yaitu mencapai hampir 34 % dari total pembelian gabah dan beras seluruh Indonesia (Tabel VII-2). Pembelian gabah di propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah, masing-masing mencapai 17,7 % dan 14,9%. Di luar Pulau Jawa, terutama di propinsi Sulawesi Selatan,

VII/7

Page 8: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

TABEL VII - 21)

HASIL PEMBELIAN GABAH DAN BERAS DALAM NEGERIMENURUT DAERAH TINGKAT I,

1988189 - 1992/93(ton setara beras)

Akhir Repelita VNo. Daerah Tk I/Prop Repelita IV 2)

(1988/89) 1989/90 1990/91 1991/92 1992/93

1. DKI Jakarta 27.538 63.823 13.076 2.773 12.9622. Jawa Barat 343.369 392.695 170.745 286.525 420.2503. Jawa Tengeh 318.368 325.354 202.592 295.596 352.0994. DI Yogyekarta 23.055 30.673 27.876 22.857 33.7045. Jawa Timur 617.305 762.217 464.255 608.836 805.4836. DI Aceh 14.362 23.605 22.991 39.586 49.8037. Sumatera Berat 2.116 7.868 8.651 7.077 5.8408. Sumatera Utara 2.917 3.227 459 11.126 16.3679. Riau 62 115 541 188 48710. Jambi 369 3.098 3.676 9.332 14.22711. Sumatera Selatan 37.784 29.795 29.637 45.467 84.36912. Bengkulu 199 4.750 5.108 5.936 12.67513. Lampung 31.829 53.546 15.661 62.267 61.78114. Kalimantan Tengah 572 1.902 0 0 84715. Kalimantan Selatan 3.923 15.292 4.492 7.784 23.204. 16.

Kalimantan Barat 175 2.420 7 36 16217. Kalimantan Timur 494 278 231 0 1.00818. Sulawesi Utara 1.592 971 50 2.019 1.434 19. Sulawesi Tangah 11.426 10.766 15.284 17.665 31.54020. Sulawesi Tenggara 4.594 7.974 8.550 12.024 19.24121. Sulawesi Selatan 248.096 300.096 257.477 212.854 316.19422. Bali 22.295 35.195 13.965 15.178 17.49623. N T B 79.510 91.457 62.371 66.946 75.46824. N T T 5.118 9.460 4.766 4.899 10.90125. Irian Jaya 3.448 1.628 0 2.022 1.454 26. Timor Timur 465 926 713 931 1.183 27. Maluku 27 196 290 314 I50

Jumlah 1.801.008

2.179.327

1.333.464

1.740.238

2.370.329

1) Angka tahunan2) Angka sementara

VII/8

Page 9: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

propinsi Sumatera Selatan, dan propinsi Lampung, pembelian gabah masing-masing mencapai 13,3 % , 3,6 % dan 2,6 % dari total pembelian seluruh Indonesia. Keadaan ini menggambarkan keberha-silan usaha-usaha peningkatan produksi beras di luar Pulau Jawa dan berkurangnya ketergantungan pengadaan pangan dari Pulau Jawa.

Selain harga dasar gabah, sejak tahun 1979 penetapan harga dasar diterapkan pula untuk kacang tanah, kacang hijau dan kedele. Kebijaksanaan harga tersebut kemudian dievaluasi kembali dan masing-masing berakhir pada tahun 1982 untuk kacang tanah, tahun 1990 untuk kacang hijau dan tahun 1991 untuk kedele. Hal ini mengingat perkembangan tingkat harga pangan tersebut di pasaran dalam negeri relatif cukup tinggi untuk mendorong peningkatan produksi dan pendapatan petani.

b. Harga Batas Tertinggi

Untuk menjaga agar harga beras di pasaran tetap terjangkau oleh daya beli masyarakat, pemerintah menerapkan harga batas tertinggi. Secara berkala penetapan harga batas tertinggi ditinjau kembali, agar sesuai dengan perkembangan harga dasar gabah dan perkembangan harga kebutuhan bahan pokok lainnya. Tingkat harga tertinggi ditentukan dengan memperhatikan kepentingan konsumen, memperhitungkan tingkat margin pemasaran yang diperlukan untuk menjamin efisiensi kinerja pasar.

Selanjutnya penentuan harga batas tertinggi beras dibedakan menurut tiga kategori daerah produksi, yaitu daerah surplus, daerah swasembada dan daerah defisit. Daerah surplus meliputi seluruh Jawa, Sulawesi Selatan, Bali dan Nusa Tenggara Barat. Daerah swasembada meliputi seluruh Sumatera, kecuali Riau, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tengah. Sedangkan daerah lainnya tergolong daerah defisit. Perbedaan harga batas tertinggi tersebut dimaksudkan untuk mendorong para pedagang melakukan kegiatan perdagangan beras antar daerah dan antar pulau.

Page 10: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

Selama empat tahun Repelita V harga batas tertinggi beras untuk daerah surplus, swasembada dan defisit masing-masing menunjukkan peningkatan sekitar 6,1 % , 5,3 % dan 3,6 % per tahun. Dalam tahun 1992/93 harga batas tertinggi untuk ketiga daerah tersebut masing-masing meningkat sebesar 10,7 % , 10 ,4 % dan 10,1 % bila dibanding dengan harga batas tertinggi tahun sebelumnya, atau masing-masing meningkat dari Rp 605,- Rp 616,-dan Rp 627,- per kg pada tahun 1991/92, menjadi Rp 670,- Rp 680,-dan Rp 690,- per kg pada tahun 1992/93 (Tabel VII-3).

Mekanisme untuk menjaga agar harga beras di pasaran tidak melebihi harga batas tertinggi, adalah dengan cara menyalurkan beras ke pasaran umum (operasi pasar), dimana tingkat harga beras sedang meningkat mendekati harga batas tertinggi yang ditetapkan. Penyaluran beras juga dilakukan untuk memenuhi kebutuhan golongan anggaran, yang terdiri dari para Pegawai Negeri, anggota Angkatan Bersenjata dan para karyawan Perusahaan Negara.

Bila ditinjau secara keseluruhan selama empat tahun terakhir ini, jumlah penyaluran beras menunjukkan penurunan sebesar 0,7% per tahun (Tabel VII-4). Dalam tahun 1992/93 jumlah penyaluran beras turun sekitar 19,4% bila dibanding dengan jumlah penyaluran beras tahun sebelumnya, yaitu turun dari 2.173 ribu ton pada tahun 1991/92, menjadi 1.751 ribu ton pada tahun 1992/93. Dalam tahun yang sama, khususnya penyaluran beras ke pasaran umum mengalami penurunan sebesar 77, 1 %, yaitu turun dari 472 ribu ton pada tahun 1991/92 menjadi 108 ribu ton pada tahun 1992/93. Menurunnya jumlah penyaluran beras tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya stok beras di masyarakat sebagai akibat meningkatnya produksi beras dalam negeri. Stok beras di masyarakat yang cukup besar menyebabkan harga beras di pasar. cukup stabil, sehingga jumlah penyaluran beras ke pasar umum tidak terlalu. besar.

VII/10

Page 11: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

TABEL VII - 3

HARGA BATAS TERTINGGI BERAS,1988/89 - 1992/93

(Rp/Kg)

Akhir Repelrta VNo. Daerah Repelita IV 1)

(1988/89) 1989/9 1990/9 1991/9 1992/93

1. Surplus 530,0 563,0 577,5 605,0 670,0

2. Swasembada 555,0 575,0 594,0 616,0 680,0

3. Defisit 600,0 600,0 621,5 627,0 690,0

1) Angka sementara

TABEL VII - 41)

JUMLAH PENYALURAN BERAS,

1988/89 - 1992/93(ribu ton)

No. Sesaran Penyaluran AkhirRepelita IV

Repelita V

2)

(1988/89) 1989/90 1990/9l 199(192 1992/93

1. Golongan Anggaran 1.510 1.536 1.589 1.618 1.579

2. PN / PNP 108 153 94 83 64

3. Pasaran Umum 144 57 188 472 108

Jumlah 1.762 1.746 1.871 2.173 1.751

1) Angka tahunan2) Angka sementare

VII/11

Page 12: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

c. Sarana Penyangga

Dalam rangka menjaga stabilitas dan mengendalikan harga beras, pemerintah harus memiliki stok beras yang cukup sebagai sarana penyangga. Pengadaan stok beras yang cukup juga sangat diperlukan untuk mengatasi kekurangan pangan yang sewaktu-waktu mungkin terjadi di masyarakat. Dalam usaha menghimpun sarana penyangga pangan tersebut, disediakan gudang pangan dengan kapasitas dan mutu yang terus ditingkatkan dan disempurnakan.

(1) Pengadaan Sarana Penyangga

Sarana penyangga diusahakan melalui kegiatan pengadaan gabah dan beras di dalam negeri berdasarkan kebijaksanaan harga yang berlaku. Sarana penyangga ini sangat dibutuhkan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan pangan dalam negeri, di samping berfungsi juga untuk menunjang pelaksanaan kebijaksanaan harga dasar. Apabila kebutuhan sarana penyangga tidak dapat dipenuhi dari dalam negeri, kekurangannya dipenuhi melalui impor, baik yang bersumber dari bantuan pangan, pengembalian pinjaman, maupun pembelian komersial.

Pada tahun 1992 produksi beras meningkat sebesar 6,9 % bila dibanding dengan produksi tahun sebelumnya, yaitu meningkat dari 29.048 ribu ton pada tahun 1991, menjadi 31.050 ribu ton pada tahun 1992. Produksi beras yang sangat meningkat ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap. usaha-usaha pengadaan dalam negeri. Dalam tahun 1992/93 pengadaan beras mencapai 2,.370,3 ribu ton (Tabel VII-2). Manfaat terbesar dari jumlah pembelian beras yang cukup tinggi ini adalah terjaminnya kebutuhan untuk penyaluran dan penyediaan pangan. Keadaan ini merupakan salah satu prasyarat tercapainya stabilisasi ekonomi dan meningkatnya pendapatan petani.

VII/12

Page 13: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

(2) Pembangunan Gudang Pangan

Dalam rangka mendukung kebijaksanaan harga dan memenuhi kebutuhan sarana penyangga yang cukup, kapasitas gudang pangan dan mutu penyimpanan yang baik makin ditingkatkan. Dalam hubungan ini sejumlah prasarana pergudangan telah dibangun, terutama di beberapa daerah pusat produksi, pusat konsumsi dan transito di pelabuhan-pelabuhan.

Selama empat tahun Repelita V jumlah gudang gabah/beras di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 1,8% per tahun, sehingga kapasitas gudang meningkat sebesar 1,3% per tahun (Tabel VII-5). Pada tahun 1992/93 jumlah gudang dan kapasitasnya di seluruh Indonesia sama dengan jumlah gudang pada tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 1.547 unit dengan kapasitas 3.516 ribu ton. Pembangunan gudang selain disesuaikan dengan pertumbuhan kebutuhan sarana penyangga, juga dimaksudkan untuk menjamin pemerataan penyaluran beras ke berbagai daerah dan lapisan masyarakat. Keadaan ini dapat digambarkan pada pangsa jumlah gudang dan kapasitasnya di luar Jakarta. Dalam tahun 1992/93 jumlah gudang di luar Jakarta, meningkat sebesar 93,3 % dari total jumlah gudang. Kapasitasnya juga meningkat sebesar 89,5 % dari total kapasitas.

d. Impor Gandum dan Penyaluran Tepung Terigu

Untuk mendukung upaya penganekaragaman pola konsumsi pangan, dan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada beras, selama empat tahun terakhir ini penyediaan tepung terigu sebagai sumber karbohidrat di luar beras terus dilakukan. Penyediaan tepung terigu dipenuhi melalui impor gandum.

Sejak tahun 1988/89 sampai dengan tahun 1992/93, penjaluran gandum meningkat sebesar 11,7% per tahun (T'abel VII-6). Dalam tahun 1992/93 penyaluran gandum meningkat sebesar 12,8% bila dibanding dengan penyaluran tahun sebelumnya, yaitu meningkat dari 2.282 ribu ton pada tahun 1991/92, menjadi 2.573 ribu ton pada tahun 1992/93.

VII/13

Page 14: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

TABEL VH - 51)

JUMLAH GUDANG GABAH BERAS DI JAKARTA DAN DI DAERAH-DAERAH,

1988/89 - 1992/93

Akhir Repelita V

No. Daerah Satuan Repelita 2)(1988/89) 1989/9

01990/9

11991/9

21992/93

1. DKl Jakarta

Gudang (unit) 135,0 135,0 135,0 104,0 104,0

Kapasitas (ribu ton) 472,5 472,5 472,5 371,0 371,0

2. Daerah-daerah Lain

Gudang (unit) 1.311,0 1.311,0 1.311,0 1.443,0 1.443,0

Kapasitas (ribu ton) 2.876,5 2.876,5 2.876,5 3.145,0 3.145,0

Jumlah

Gudang (unit) 1.446,0 1.446,0 1.446,0 1.547,0 1.547,0

Kapasitas (ribu ton) 3.349,0 3.349,0 3.349,0 3.516,0 3.516,0

1) Angka kumulatif sejak tahun 1974175 2) Apgka sementara

Page 15: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

VII/14

Page 16: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

Selama empat tahun terakhir impor gandum juga mengalami peningkatan, yaitu meningkat sebesar 11,3 % per tahun (Tabel VII-6). Pada tahun 1992/93 impor gandum meningkat menjadi 2.377 ribu ton dari 2.318 ribu ton pada tahun 1991/92 atau meningkat sekitar 2, 6 %

e. Pengadaan dan Penyaluran Gula Pasir

Dengan makin meningkatnya kebutuhan gula pasir di dalam negeri, penyediaan gula pasir terus ditingkatkan melalui peningkatan produktivitas dan perluasan areal penanaman tebu, terutama perluasan di lahan kering. Pada tahun 1992 produksi gula/tebu bila dibanding dengan produksi tahun sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 4,2%, yaitu meningkat dari 2.253 ribu ton pada tahun 1991, menjadi 2.348 ribu ton pada tahun 1992. Upaya peningkatan produktivitas gula/tebu dilaksanakan, antara lain melalui peningkatan mutu usaha intensifikasi tebu rakyat.

Pada tahun 1992/93 hasil pengadaan gula pasir dalam negeri mencapai 2.200 ribu ton. Walaupun produksi gula dalam negeri meningkat, dalam tahun yang sama impor gula masih dilakukan, yaitu sekitar 309 ribu ton. Hal ini disebabkan sangat meningkatnya permintaan gula dalam negeri. Tetapi dengan lebih meningkatnya produksi dalam negeri, impor gula dalam tahun 1992/93 adalah lebih rendah bila dibanding dengan jumlah impor tahun 1991/92, yaitu sebesar 356 ribu ton. Sementara itu penyaluran gula pasir juga terus meningkat, yaitu dari 23.790 ribu ton pada tahun 1991/92, menjadi 23.129 ribu ton pada tahun 1992/93.

2. Hasil-hasil yang Telah Dicapai

Sumbangan terbesar dari penerapan kebijaksanaan pengadaan dan penyaluran pangan adalah terjaminnya stabilisasi harga pangan, meningkatnya pendapatan petani dan kualitas gizi masyarakat.

VII/15

Page 17: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

TABEL VII – 61)

IMPOR DAN DAN PENYALURAN GANDUM1988/89 - 1992/93

(ribu ton)Akhir Repelita V

No. Uraian Repelita IV

2) 3)

(1988/8 1989/90 1990/91 1991/92 1992/93

1. Stok awal 310 238 349 254 2902. Impor 1.607 1.773 1.692 2.318 2.377

Jumlah tersedia 1.917 2.011 2.041 2.572 2.6673. Penyaluran 1.679 1.661 1.787 2.282 2.573

4. Stok akhir 238 350 254 290 94

1) Angka tahunan 2) Angka

diperbaiki 3) Angka

sementara

Page 18: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

Perkembangan harga rata-rata gabah di pedesaan dalam tahun 1988/89 sampai dengan tahun 1992/93 umumnya menunjukkan kecenderungan yang meningkat dan berada di atas harga dasar yang ditetapkan (Tabel VII-7). Pada tahun 1992/93 walaupun harga rata-rata gabah di pedesaan menunjukkan perkembangan yang berfluktuasi, perkembangan harga rata-rata gabah tersebut tetap di atas harga dasar. Tingkat harga rata-rata gabah di pedesaan, yang berada di atas harga dasar menunjukkan bahwa gabah yang dihasilkan dan dijual oleh para petani telah .memperoleh harga yang wajar. Keadaan ini telah mendorong para petani untuk meningkatkan produksi beras.

Tabel VII-8 menyajikan perkembangan harga rata-rata gabah di daerah pedesaan selama empat tahun terakhir, baik di musim panen maupun di musim paceklik. Dari tabel ini tampak bahwa selama kurun waktu tersebut, perbedaan harga rata-rata antar musim di pedesaan cenderung mengalami penurunan, yaitu sekitar 22,8% per tahun. Bahkan pada tahun 1992/93 perbedaan harga rata-rata antar musim di pedesaan menunjukkan penurunan yang lebih tajam lagi, yaitu turun sekitar 115,5 % bila dibanding dengan perbedaan harga rata-rata pada tahun 1991/92. Perkembangan harga rata-rata gabah tersebut mempunyai pengaruh terhadap harga rata-rata beras untuk daerah perkotaan. Sejak tahun 1988/89 sampai dengan tahun 1992/93 perbedaan harga rata-rata antar musim di beberapa kota penting menunjukkan penurunan sebesar 21,3 % per tahun (Tabel VII-10). Dalam tahun 1992/93 perbedaan harga rata-rata tersebut menurun sekitar 88,4 % bila dibandingkan dengan harga rata-rata tahun 1991/92.

Perkembangan harga tersebut menggambarkan bahwa kebijak-sanaan pengadaan dan penyaluran pangan yang ditempuh selama empat tahun Repelita V telah mampu mengendalikan harga di musim panen dan di musim paceklik, sehingga gejolak perbedaannya berhasil dibatasi pada tingkat yang wajar. Hal ini dapat dilihat juga dari perkembangan harga rata-rata gabah dimusim panen di pedesaan

Page 19: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

TABEL VII - 71)

PERKEMBANGAN HARGA RATA-RATA GABAHDI PEDESAAN 1NDONESIA,

1988/89 -1992/93(Rp/Kg)

Akhir Ropelita' VBulan Rapelita IV 2)

(1988/89) 198919 t990/91 1991Y9 1992/9

April 210,11 258,20 336,18 332,00 379,00

M e i 208,81 258,00 299,00 300,55 394,00

Juni 211,09 268,00 275,00 296,11 339,00

J u 1 i 228,73 265,50 282,00 301,65 349,40

Agustus 246,27 263,00 304,50 343,80 330,00

September 266,30 273,40 301•,00

378,18 353,00

Oktober 290,11 315,00 319,67 351,56 353,00

Nopember 282,53 293,75 326,00 363,76 330,00

Desember 276,04 307,67 • 357,11 345,00

Januari 284,70 299,00 337,00 401,95 345,00

Pebruari 254,39 313,57 329,40 404,44 363,00

M a r e t 252,22 278,33 333,00 365,00 357,68

1) Gabah Kering Giling. Namun sejak bulan Maret 1986 pencatatan dilakukan dalam bentuk Gabah Kering Panen lalu dikonversikan menjadi Gabah Kering Giling dengan menggunakan koefisien berupa persentase harga dasar Gabah Kering Giling terhadap realisasi harga rata-rata dari Gabah Kering Panen selama musim panen (April, Mei, Juni) dalam tahun yang bersangkutan.

2) Angka sementara

Page 20: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

VII/18

Page 21: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

TABEL VII - 81)

PERBEDAAN ANTARA HARGA RATA-RATA GABAH DI MUSIM PANENDENGAN MUSIM PACEKLIK DI DAERAH PEDESAAN,

1988/89 - 1992/93(Rp/kg)

Akhir Repelita V

No. Uraien Repelita 1V 2)

(1988/89) 1989190 1990/91 1991/92 1992/93

1. Harga rata-ratamusim penen (Mei,Juni, Juli) 216,21 263,83 285,41 299,44 366,50

2 . Harge rata-ratamusim paceklik(Desember, Januari,Februari)

271,71 306,75 342,57 387,83 354,00

3. Perbedaan dalampersen terhadapharga musim paceklik 20,43% 13,99% 16,69% 22,79% -3,53%

1) Dalam bentuk Gabah Kering Giling. Namun sejak bulan Maret tahun 1986 pencatatan dilakukan dalam bentuk Gabah Kering Panen lalu dikonversi-kan menjadi Gabah Kering Giling dengan menggunakan koefisien berupa persentase harga dasar Gabah Kering Giling terhadap realisasi harga rata-rata dari Gabah Kering Panen selama musim panen (April, Mei, Juni) dalam tahun yang bersangkutan

2) Angka sementara

VII/19

Page 22: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

TABEL VII - 91)

HARGA RATA-RATA TERTIMBANG BERAS BULANANDI BEBERAPA KOTA PENTING,

1968 - 1992/93(Rp/Kg)

Tahun/ Sema Yogya- Sura- Palem- Banjar- Ujung

Bulan Jakarta Bandung rang karta baya bang Medan masin Pandang

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

AkhirRepelita IV

(1988/89)

April 496,86 435,35 385,39 377,56 402,47 435,00 450,00 512,41 411,25

Mei 445,44 423,35 380,77 375,75 394,38 425,00 454,00 525,19 400,00

Juni 444,38 430,34 408,92 376,41 425,52 426,67 467,50 498,41 400,00

Juli 529,50 460,38 442,26 399,09 440,02 436,67 486,25 468,75 406,25

Agustus 512,71 527,38 468,62 417,09 455,20 450,00 522,00 468,75 410,00

September 499,80 522,14 475,62 426,07 464,31 457,92 540,00 468,75 414,43

Oktober 505,48 518,51 479,47 447,37 470,13 482,50 547,00 468,75 426,93

Nopember 522,50 521,36 479,40 449,52 484,93 485,00 550,00 467,00 431,24

Desember 522,50 516,64 470,04 435,39 470,00 485,06 550,00 460,00 433,15

Januari 522,50 521,56 459,29 426,40 467,87 485,00 552,00 461,50 433,77

Pebruari 523,69 523,34 453,85 426,14 465,75 478,75 555,00 465,00 431,15

Maret 500,14 510,89 429,49 401,85 458,09 461,25 550,00 482,50 431,15

VII/20

Page 23: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

(Lanjutan Tabel VII-9)

Tahun/Bulan Jakarta Bandung

Sema-rang

Yogya-karta

Surabaya

Palembang

Banjar-Medan. masin

UjungPandang

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1989/90

April 492,22 496,06 421,55 380,90 465,20 458,33 550,00 500,00 429,93Mei 494,78 491,93 420,93 384,16 462,81 458,33 538,50 500,00 431,04

Juni 492,22 491,82 420,00 399,44 445,62 493,75 533,75 476,56 431,04

Juli 492,22 492,99 421,01 402,53 455,57 500,00 546,25 468,75 431,04

Agustus 492,22 491,41 421,35 408,80 455,57 500,00 550,00 443,75 431,04

September 495,39 496,19 437,65 450,52 459,43 500,00 540,00 431,25 431,87

Oktober 519,96 513,84 448,25 453,09 485,06 500,00 .548,00 435,00 441,69

Nopember 521,76 502,40 448,25 459,66 487,48 500,00 550,00 460,90 446,62

Desember 517,89 501,35 448,25 456,09 482,51 500,00 546,25 500,00 451,38

Januari 550,34 523,53 457,24 461,07 500,08 500,00 539,00 500,00 457,89

Pebruari 563,00 523,53 480,71 465,17 520,73 493,75 535,00 500,00 459,43

Maret 535,31 508,46 451,59 412,40 486,49 475,00 506,25 496,10 465,00

VII/21

Page 24: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

VII/22

Page 25: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

VII/23

Page 26: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

(Lanjutan Tabel VII-9)Tahun/Bulan Jakarta Bandung

Sema-rang

Yogya-karta

Sura-baya

Palem-bang

Banjar-Medan masin

UjungPandang

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

2)1992/93

April 602,15 610,00 530,62 599,82 539,89 610,00 595,70 584,71 552,50.Mei 602,15 610,00 576,74 602,46 539,89 610,00 602,06 590,00 540,00

Juni 620,43 622,69 588,92 612,85 607,72 614,00 625,03 590,00 540,00

Juli 625,00 622,69 583,03 615,04 608,16 620,00 626,02 590,00 540,00

Agustus 625,00 622,69 588,21 615,09 611,61 625,00 621,03 587,50 549,00

September 625,00 612,57 591,65 617,30 611,61 625,00 619,24 585,00 550,00

Oktober 625,00 605,06 580,35 617,80 611,61 621,25 601,03 585,00 550,00

Nopember 625,00 605,06 598,85 620,42 611,61 615,00 616,03 585,00 550,00

Desember 625,00 605,06 614,30 626,64 611,61 610,00 621,03 585,00 550,00

Januari 625,00 605,06 610,85 625,93 611,61 610,00 616,29 596,88 550,00

Pebruari 625,00 605,06 591,58 603,95 610,95 610,00 600,00 603,75 550,00

Maret 592,55 589,01 531,76 590,77 608,95 606,00 578,00 623,00 548,40

1) Beras Jenis Medium2) Angka Sementara

VII/24

Page 27: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

(Tabel VII-8). Harga rata-rata tersebut umumnya lebih tinggi bila dibanding dengan harga dasar yang ditetapkan (Tabel VII-1). Demikian pula perkembangan harga rata-rata beras di musim paceklik di perkotaan (Tabel VII-10), umumnya lebih rendah bila dibanding dengan harga batas tertingi yang ditetapkan (Tabel VII-3).

Perkembangan harga rata-rata beras jenis medium di beberapa kota penting selama empat tahun Repelita V dapat dilihat dalam Tabel VII-9. Dari tabel tersebut tampak bahwa secara umum kota-kota yang mengalami tingkat harga yang relatif tinggi, terutama menjelang dan selama musim paceklik adalah Jakarta, Bandung dan Medan. Sementara itu rata-rata perbedaan harga beras antara kota-kota penting tersebut pada tahun 1992/93 lebih kecil bila dibandingkan dengan perbedaan harga beras antara kota-kota penting tersebut pada tahun sebelumnya (Tabel VII-1 1).

Kebijaksanaan dan langkah-langkah di bidang pangan selama empat tahun Repelita V telah memberikan dampak yang sangat positif terhadap pembangunan nasional. Dampak tersebut antara lain tercapainya pemantapan swasembada pangan dan kestabilan harga pangan yang dinamis. Selain itu meningkatnya penyediaan berbagai bahan pangan dalam negeri, baik beras maupun bukan beras, dapat mendorong penganekaragaman konsumsi bahan pangan. Keadaan ini mempunyai dampak yang sangat berarti terhadap usaha perbaikan kualitas gizi masyarakat dan pengembangan sumber daya manusia. Dalam tahun 1991/92 pola konsumsi masyarakat Indonesia diperkirakan mencapai rata-rata 2.752 kalori/hari per jiwa, konsumsi protein hewani sekitar 7,28 gram/hari per jiwa, di samping protein ,nabati sekitar 53,97 gram/hari per jiwa.

C. PERBAIKAN GIZI

Kebijaksanaan di bidang usaha perbaikan gizi terutama ditujukan untuk menurunkan angka penyakit gangguan gizi seperti

VII/25

Page 28: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

TABEL VII - 10PERBEDAAN HARGA RATA-RATA BERAS DI MUSIM PANEN

DAN MUSIM PACEKLIK DI BEBERAPA KOTA PENTING,1988/89 - 1992/93

(Rp/kg)

Akhir Repelita VNo. Uraian Repelita IV 1)

(1988/89) 1989/90 1990/91 1991/92 1992/93

1. Harga rata-ratamusim. panen (Mei,Juni, Juli) 435,97 465,8

0522,94 547,65 606,78

2. Harga rata-ratamusim paceklik(Desember, Januati,Februari) 481,31 497,5

6547,20 590,73 612,35

3. Perbedaan dalamPersen terhadapharga musim panen 10,40% 6,82% 4,64% 7,87% 0,92%

VII/26

Page 29: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

TABEL VII – 11PERBANDINGAN ANTARA HARGA BERAS TERTINGGI DAN TERENDAH

DENGAN HARGA RATA-RATA DI BEBERAPA KOTA PENTING,1988/89 – 1992/93

(Rp/Kg)

1) Angka sementara

VII/27

Page 30: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

Kurang Energi Protein (KEP), kebutaan akibat kekurangan Vitamin A, anemia karena kekurangan zat besi dan gondok endemik atau gangguan akibat kekurangan Iodium. Penurunan angka penyakit gizi amat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitas masyarakat.

Sasaran peningkatan usaha perbaikan gizi terutama ditujukan pada gologan rawan yaitu bayi, anak balita, ibu hamil dan yang menyusui, masyarakat yang berpenghasilan rendah baik di desa maupun di kota serta golongan lanjut usia.

Upaya-upaya yang dilakukan dalam perbaikan gizi masyarakat pada Repelita V masih dititikberatkan pada Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK); penanggulangan kekurangan Vitamin A; penanggulangan gangguan akibat kekurangan Iodium (GAKI) dan anemia gizi; Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG); Usaha Perbaikan Gizi Institusi (UPGI); penelitian, ketenagaan dan kelembagaan gizi.

1. Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)

Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) merupakan kegiatan lintas sektor yang didukung oleh peran serta aktif masyarakat dengan tujuan mendorong masyarakat mencukupi kebutuhan gizinya melalui penganekaragaman pangan sesuai kemampuan dan potensi lahan di daerah.

Tujuan dari UPGK secara umum adalah meningkatkan kemampuan keluarga dalam rangka memecahkan masalah gizi yang ada di keluarga itu sendiri maupun di sekitar keluarga antara lain melalui Posyandu. Kegiatan UPGK terdiri dari: penyuluhan gizi masyarakat, pelayanan gizi di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), dan pemanfaatan tanaman pekarangan.

Sebagai kegiatan lintas sektoral, UPGK terus dilaksanakan sesuai dengan program tiap-tiap sektor yaitu kesehatan, pertanian,

VII/28

Page 31: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

pendidikan, pemerintah daerah, agama dan keluarga berencana. Untuk memantapkan koordinasi kegiatan UPGK di propinsi dan kabupaten dibentuk tim koordinasi Badan Perbaikan Gizi Daerah (BPGD).

Pada tahun 1991 dikembangkan uji coba mengenai strategi Komunikasi, Informasi dan Edukasi-UPGK (KIE-UPGK) yang spesifik daerah di Propinsi Timor Timur. Dalam tahun 1992/93 hasil uji coba ini dipakai sebagai dasar untuk membuat buku pedoman KIE-UPGK, video dan slide penyuluhan bagi Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB). Selain itu untuk mendukung KIE-UPGK selama tahun 1992/93 dilatih pengawas PLKB sebanyak 1.477 orang dan PLKB sebanyak 2.461 orang. Di samping itu dilakukan pelatihan para pemuka agama di tingkat kecamatan dan desa serta disusun buku pedoman UPGK. Kegiatan diversifikasi pangan dan gizi ditingkatkan melalui pemanfaatan lahan pekarangan oleh kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah dan tergolong rawan gizi. Prioritas kegiatan diarahkan terutama untuk meningkatkan konsumsi sayuran dan buah-buahan sekaligus menambah pendapatan petani. Pada tahun 1992/93 telah dilakukan kegiatan di 23 propinsi dan 125 kecamatan dengan menyebarkan paket bantuan kepada 34 ribu kepala keluarga.

Pada tahun 1991 /92, kegiatan UPGK telah dilaksanakan di seluruh propinsi dan kabupaten dan mencakup 60.798 desa binaan dan 1.969 desa baru. Sedangkan pada tahun 1992/93 jumlahnya meningkat menjadi 61.766 desa binaan dan jumlah desa binaan baru menurun menjadi 744 desa. Penurunan ini disebabkan karena pilihan desa binaan diutamakan untuk desa-desa terpencil yang sulit dijangkau, sehingga jumlah desa dibatasi (Tabel VII - 12).

Salah satu indikator keberhasilan UPGK adalah peningkatan pemanfaatan posyandu oleh masyarakat. Berdasarkan analisa SUSENAS 1992, pemanfaatan Posyandu yang dinyatakan dengan

VII/29

Page 32: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

TABEL VII - 121)

KEGIATAN USAHA PERBAIKAN GIZI KELUARGA,1988189 - 1997/93

Akhir Repelita VNo. U r a i a n Repelita IV

(1988/89) 1989/90 1990/91 1991/92 1992/93

1. Propinsi 27 27 27 27 27

2. Kabupaten 298 298 298 301 301

3. Kecamatan 3.523 3.567 3.567 3.567 3.680

4. Desa 56.057 56.288 58.829 60.798 61.7662)

5. Anak Balita yang tercakup 19.940.000 20.398.120 20.699.120 ,23,807.000 2A,123.600

1) Angka kumulatif sejak Repelita 2) Angka diperbaiki

VII/30

Page 33: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

"pernah ke Posyandu" adalah sebesar 66,7 % dari para ibu yang mempunyai :anak balita. Sedangkan.dari laporan pencatatan Posyandu 1992 diperoleh data bahwa cakupan rata-rata balita yang ditimbang di Posyandu sebesar 47,3 % dari jumlah balita yang menjadi peserta anggata :posyandu. Dengan semakin baiknya pelayanan UPGK maka jumlah anak balita yang terlayani oleh kegiatan;gizi juga meningkat.

Analisa prevalensi kurang energi dan proten (KEP) dari survai nasional Vitamin A tahun 1978 dan SUSENAS tahun .1992, menunjukkan terjadinya perubahan prevalensi KEP. Pada tahun 1978 besaran prevalensi KEP adalah 18,9% dan menurun pada tahun 1992 menjadi sebesar 11,8 %, yang berarti penurunan sebesar 37,6 %.

a. Penyuluhan Gixi Masyarakat

Kegiatan :penyuluhan Gizi masyarakat bertujuan untuk merubah :pengertian, sikap dan perilaku dari setiap individu masyarakat terhadap kegunaan dan manfaat dari berbagai jenis makanan yang ada.untuk suatu kehidupan yang sehat.

Kegiatan penyuluhan gizi di masyarakat dilakukan secara terpadu terutama oleh para petugas kesehatan, pertanian, agama, pendidikan, -penerangan dan industri kecil dengan didukung oleh lembaga swadaya masyarakat.

Untuk menunjang dan meningkatkan mutu pelayanan penyu-luhan, gizi masyarakat maka pada tahun 1992/93 telah dilaksanakan pengadaan buku-buku penyuluhan, pelatihan KIE bagi petugas gizi di 27 propinsi dan penyusunan modul penyuluhan, di samping penyebaran informasi media. elektronika melalui radio dan televisi. Dalam rangka Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dalam tahun 1992/93 pada sebagian Posyandu di Indonesia telah digalakkan pemanfaatan pekarangan sebagai sumber bahan makanan seperti sayur-sayurann dan buah-buahan.

VII/31

Page 34: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

Bimbingan dan penyuluhan serta bantuan terbatas untuk pembudidayaan tanaman pekarangan sebagai percontohan maupun penyebaran sedang dilaksanakan di ke 27 propinsi. Sebagian hasil produksi pekarangan dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan pemberian makanan tambahan di Posyandu. Pada tahun 1992/93 telah dilaksanakan pentaloka menu gizi spesifik daerah di Lampung dengan peserta sebanyak 45 orang dan pelatihan teknologi tepat guna pengolahan pangan di 4 propinsi dengan peserta sebanyak 140 orang.

Salah satu usaha untuk meningkatkan dan merangsang tumbuhnya peran serta masyarakat yang menuju kepada kemandirian UPGK dilakukan pemilihan desa terbaik dan bantuan bagi desa terbaik. Pemilihan desa terbaik dilaksanakan melalui musyawarah forum lintas sektor terutama dengan sektor yang terkait erat dalam kegiatan UPGK. Kriteria dan instrumen penilaian disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing. Bantuan bagi desa terbaik diberikan bagi desa pemenang UPGK yang berprestasi agar dapat lebih meningkatkan kegiatan dan memanfaatkan hasilnya guna meningkatkan gizi keluarga. Bantuan diarahkan untuk peningkatan program dan sasaran kegiatan UPGK, menunjang kelangsungan hidup dan pengembangan anak termasuk kesehatan ibu dan anak. Pada tahun 1992/93 dana bantuan desa disediakan sebanyak 84 paket untuk 27 propinsi.

Program Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara penuh selama 4 bulan pertama setelah kelahiran dan meningkatkan kesempatan ibu-ibu untuk menyusui melalui penyempurnaan undang-undang atau peraturan dan pengawasan pelaksanaan serta pengadaan tempat bagi ibu-ibu yang menyusui bayinya. Di samping itu juga untuk meningkatkan upaya pengendalian pemasaran dan penggunaan susu formula. Strategi pelaksanaan kegiatan PP-ASI meliputi seluruh aparat pemerintah dan swasta, organisasi masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Pada tahun 1992/93 telah diadakan kegiatan berupa

VII/32

Page 35: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

pengadaan bahan penyuluhan PP-ASI sebanyak 3 macam terdiri dari buku pedoman pemberian ASI, buku juklak Permenkesri No. 240/85 dan buku pedoman ASI untuk petugas kesehatan; pelatihan PP-ASI di 3 propinsi sebanyak 105 petugas gizi; dan pengiriman materi penyuluhan PP-ASI ke seluruh daerah di 27 propinsi. Di tingkat propinsi telah dibentuk Pokja PP-ASI dan telah berkembang pula kelompok pendukung ASI di tingkat desa yang merupakan faktor penentu pencapaian target 100% penggunaan ASI pada tahun 2000. Dalam rangka penggalakan ASI juga telah dilakukan lomba rumah sakit sayang bayi yang diperluas jangkauannya sampai Puskesmas Perawatan.

b. Pelayanan Gizi di Posyandu

Pelayanan gizi di Posyandu ditujukan untuk menanggulangi masalah KEP, kekurangan Vitamin A dan Anemia Gizi serta GAKI. Kegiatannya berupa pemantauan pertumbuhan balita dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS), penyuluhan gizi, pemberian paket pertolongan pertama. Paket pertolongan gizi berisi antara lain pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi bagi anak balita, pemberian tablet besi untuk ibu hamil dan pemberian oralit bagi penderita diare serta pemberian kapsul Iodium. Dalam pelaksanaannya, kegiatan gizi di Posyandu diintegrasikan dengan kegiatari pelayanan kesehatan dasar lainnya yaitu kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), keluarga berencana (KB), imunisasi dan penanggulangan penyakit diare.

Pelaksana kegiatan gizi di Posyandu adalah para kader yang telah dilatih dengan bimbingan teknis dari petugas kesehatan dan petugas sektor lain yang berkaitan yaitu Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), dan penyuluh agama. Pada tahun 1991/92 jumlah Posyandu bertambah dengan 3.598 buah sehingga jumlah Posyandu binaan menjadi 238.078 buah. Pada tahun 1992/93 jumlah Posyandu baru yang dikelola bertambah lagi dengan 3.158 buah sehingga jumlah Posyandu binaan menjadi 241.236 buah. Jumlah kader di Posyandu

VII/33

Page 36: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

rata-rata sebanyak 5 orang dan kepada mereka diberikan pelatihan ulangan setiap dua tahun.

Pelatihan kader dianggap penting dalam rangka memper-siapkan kader agar mau dan mampu berperan serta dalam melaksana-kan kegiatan UPGK/Posyandu di desanya. Mengingat keterbatasan kemampuan petugas/pelatih dalam melakukan proses pelatihan dan kurangnya pembinaan dan bimbingan petugas setelah kader memperoleh pelatihan, maka pada tahun 1992/93 dikembangkan sistem pelatihan yang baru dengan menggunakan metoda yang menarik untuk menggugah kader agar berperan lebih aktif. Sistem pelatihan yang dilakukan lebih banyak menekankan latihan praktis daripada teori sehingga kader dapat mudah mencerna latihan tersebut. Pada tahun 1992/93 pelatihan kader dilaksanakan di 4 propinsi, yaitu Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur yang didahului oleh pelatihan bagi pelatih mulai tingkat propinsi, kabupaten, kecamatan secara lintas sektor.

c. Peningkatan Pemanfaatan Tanaman Pekarangan

Peningkatan pemanfaatan tanaman pekarangan merupakan salah satu kegiatan penting untuk mendukung kegiatan gizi di Posyandu. Tujuan kegiatan ini adalah membantu menambah penyediaan pangan terutama sayuran, buah-buahan dan ternak kecil terutama untuk keluarga petani tidak mampu, sekaligus untuk meningkatkan pendapatannya. Oleh karena sasarannya adalah keluarga petani miskin, maka program ini merupakan bagian dari upaya penanggulangan kemiskinan.

Kegiatan ini merupakan kegiatan lintas sektor, dengan bimbingan teknis terutama dari para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), kelompok wanita tani, anggota PKK yang telah dilatih dan kader kesehatan.

Kegiatannya berupa pengadaan bibit buah-buahan dan sayuran serta ternak yang sesuai dengan kondisi lahan yang tersedia. Pada

VII/34

Page 37: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

tahun 1991/92 kegiatan ini telah dilaksanakan di 17 propinsi mencakup 90 kecamatan. Sedangkan pada tahun 1992/93 telah di -laksanakan di 23 propinsi dimana setiap propinsi mencakup 2 kabu-paten, 2 kecamatan, dan 2 - 4 desa.

2 . Penanggulangan Kekurangan Vitamin A

Penanggulangan kekurangan Vitamin A dilaksanakan melalui kegiatan distribusi kapsul Vitamin A dosis tinggi pada anak balita dan peningkatan konsumsi makanan kaya akan Vitamin A. Tujuannya adalah untuk menanggulangi kebutaan akibat kekurangan Vitamin A dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi. Pelaksanaan distribusi Vitamin A dosis tinggi dilakukan di Posyandu yang telah tersebar di seluruh desa. Waktu pelaksanaan distribusinya telah diatur melalui SK Menteri Kesehatan yaitu pada setiap bulan Pebruari dan bulan Agustus. Pada tahun 1991/92 jumlah anak balita yang mendapatkan kapsul Vitamin A mencapai 7,2 juta orang, dan pada tahun 1992/93 sebanyak 7,6 juta orang (Tabel VII-13). •Untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan penanggulangan kekurangan Vitamin A telah pula dilakukan kegiatan SOMAVITA (Social Marketing Vitamin A), yaitu upaya pemasyarakatan informasi yang berkaitan dengan kekurangan Vitamin A secara intensif kepada masyarakat. Dewasa ini sedang dijajaki kemungkinan fortifikasi Vitamin A pada tepung terigu.

Untuk mengukur dampak dari program penanggulangan kekurangan Vitamin A pada tahun 1992 telah dilaksanakan survai nasional Vitamin A. Hasilnya menunjukkan bahwa prevalensi kekurangan Vitamin A di Indonesia tinggal sebesar 0,35 % . Hal ini menunjukkan penurunan sebanyak 73 % jika dibandingkan dengan keadaan tahun 1978 yaitu sebesar 1,3 % . Dengan menggunakan kriteria WHO, dapat dikatakan bahwa kekurangan Vitamin A tidak lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat. Keadaan ini harus tetap dipelihara di tahun-tahun berikutnya. Temuan lain dari survai tersebut adalah masih rendahnya kadar serum Vitamin A dalam

VII/35

Page 38: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

darah (lebih kecil dari 10 mg/dl) di Propinsi Timor Timur, NTT, Maluku dan Irian Jaya. Dengan melihat kenyataan ini, ditambah dengan rendahnya konsumsi makanan sumber Vitamin A maka upaya penanggulangan kekurangan Vitamin A terutama di daerah-daerah tersebut di masa datang perlu terus ditingkatkan.

3. Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) dan Anemia Gizi

Masalah GAKI merupakan masalah yang cukup serius mengingat besar dan luasnya masalah, serta akibat buruk yang ditimbulkannya. Penyakit gondok tersebar diseluruh propinsi kecuali DKI Jakarta, dengan prevalensi gondok total (TGR = Total Goitre Rate) pada tahun 1990 sebesar 27,7%. Akibat buruk yang dapat ditimbulkan oleh penyakit ini antara lain berupa gangguan pertumbuhan fisik, terhambatnya perkembangan mental dan rendahnya produktivitas kerja.

Kegiatan penanggulangan GAKI antara lain dilaksanakan melalui pemberian Iodium dengan suntikan/kapsul Iodium, iodisasi garam, iodisasi air minum dan penyuluhan untuk meningkatkan konsumsi bahan makanan yang kaya akan Iodium.

Dalam.tahun 1991/92 jumlah penduduk yang disuntik lipiodol sebanyak 2,2 juta orang. Mulai. tahun 1992/93 penyuntikan lipiodol diganti dengan pemberian kapsul Iodium. Dengan cara ini maka jumlah penduduk yang tercakup dengan pemberian kapsul Iodium adalah sebanyak 7,6 juta orang, atau meningkat lebih dari 3 kali lipat dari cakupan selama tahun 1991/92.

Peningkatan konsumsi garam beriodium terus dilaksanakan walaupun hasilnya belum menggembirakan. Ini disebabkan oleh masih banyaknya garam yang tidak beriodium beredar di daerah-daerah gondok endemik. Di samping itu banyak beredar garam beriodium dengan kadar yang tidak sesuai dengan standar.

VII/36

Page 39: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

TABEL VII – 13PELAKSANAAN PENCEGAHAN GONDOK ENDEMIK DAN ANEMIA GIZI,

1988189 - 1992/93

Akhir Repelita VNo. Uraian Satuan Repelita IV 1) 1)

(1988/89) 1989/90 1990/91 1991/92

1992/93

1. Pencegahan GondokEndemik

2)- Penyuntikan Lipiodol penduduk 1.000.000 671.604 2.177.340 2245.803 -

- Kapsul Iodium penduduk - - - - 7.600.000

-- Pemantauan Medis propinsi 4 4 5 5 5

desa 12 12 15 15 15

2. Pencegahan Anemia

3.

Gizi

Distribusi Tablet Besi ibu hamil 1.397.300 2.003.229

2.110.500 2.500.000 1.428.500

4.

Melalui UPGK

Distribusi Kapsul anak balita 8.000.000 6.703.330

10.597.800 7.208.945 7.668.000Vitamin A

1) Angka diperbaiki.2) Mulai tahun 1992/93 penyuntikan Lipiodol diganti dengan pemberian kapsul Iodium.

Page 40: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

Selain itu harga garam beriodium yang relatif lebih mahal dari garam biasa ikut mempengaruhi konsumsi garam beriodium terutama oleh masyarakat yang berpengasilan rendah.

Penanggulangan anemia gizi pada ibu hamil dilaksanakan dengan cara pemberian tablet besi dan penyuluhan gizi untuk meningkatkan konsumsi pangan yang kaya zat besi. Kegiatan ini dilaksanakan di sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, Puskesmas dan Puskesmas Pembantu serta Posyandu.

Pada tahun 1991/92 jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet besi melalui kegiatan UPGK adalah sebanyak 2,5 .juta orang, sedangkan pada tahun 1992/93 jumlahnya 1,4 juta orang. Cakupan distribusi tablet besi yang menurun ini, menurut studi antara lain disebabkan karena ibu hamil kurang menyukai tablet besi, baunya kurang enak, bentuknya kurang menarik dan menimbulkan efek mual dan pusing. Oleh sebab itu saat ini sedang dicoba tablet besi yang baru, dengan rasa dan bau yang lebih enak dan efek samping lebih kecil, sehingga diharapkan cakupan pemberiannya akan meningkat.

Kegiatan penyuluhan sedang dikembangkan berupa kegiatan pemasaran sosial makanan sumber zat besi di 2 propinsi yaitu di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.

4. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)

Sistem Kewaspadaan Pangan. dan Gizi (SKPG) adalah rangkaian kegiatan pemantauan secara cermat dan berkesinambungan terhadap keadaan pangan dan berbagai hal yang berkaitan dan berpengaruh terhadap status gizi penduduk guna pengambilan keputusan dan tindakan. SKPG dirintis sejak Repelita III dan dalam Repelita V diarahkan kepada dua hal yaitu: (1) mengembangkan Sistem Isyarat Dini dan Intervensi (SIDI), khususnya di daerah rawan pangan dan penduduknya berpenghasilan rendah, (2) mengembangkan si,stem informasi gizi yang berguna untuk

VII/38

Page 41: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

perencanaan, pelaksanaan dan penilaian program pangan dan gizi.

Pada tahun 1991/92 kegiatan SIDI telah dilaksanakan di 7 propinsi meliputi 66 kabupaten dan 318 kecamatan. Sedangkan pada tahun 1992/93 lokasi kegiatannya diperluas menjadi 16 pro- pinsi, 112 kabupaten dan 1.077 kecamatan. Perkembangan terakhir dari kegiatan SIDI, disesuaikan dengan kebutuhan Pemerintah Daerah dalam bentuk Pemantauan Wilayah Setempat Pangan dan Gizi (PWS-PG). Hasil analisis SIDI - akan berguna untuk dasar penentuan prioritas kegiatan penanggulangan baik berupa bantuan pangan, bantuan obat-obatan, padat karya dan sebagainya yang akan dilaksanakan oleh sektor-sektor terkait.

Kegiatan dalam sistem informasi gizi berupa Pemantauan Status Gizi (PSG) dan Jaringan Informasi Pangan dan Gizi, (JIPG). Kegiatan PSG dilaksanakan dalam dua bentuk yaitu PSG tingkat kecamatan dan PSG yang diintegrasikan kedalam kegiatan SUSENAS. Hasil PSG yang diintegrasikan dengan SUSENAS akan memberikan gambaran tentang status gizi anak balita tingkat Na-sional dan t ingkat propinsi serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sedangkan PSG tingkat kecamatan akan memberikan gambaran keadaan status gizi untuk tingkat desa, tingkat kecamatan dan tingkat kabupaten. Pada tahun 1992/93 PSG tingkat kecamatan telah dilaksanakan di 6 propinsi, 77 kabupaten, 977 kecamatan dan 7.835 Posyandu. Sedangkan kegiatan PSG yang diintegrasikan ke dalam Puskesmas telah dilaksanakan pada tahun 1986, 1987, 1989 dan tahun 1992.

Kegiatan JIPG baru dikembangkan di tingkat pusat. Hasilnya berupa penerbitan publikasi tentang hasil penelitian pangan dan gizi, informasi program pangan dan gizi dan masalah aktual lainnya di bidang pangan dan gizi.

VII/39

Page 42: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

5. Upaya Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)

Tujuan dari UPGI adalah untuk mengarahkan dan mendorong institusi untuk menerapkan norma-norma gizi dalam rangka meningkatkan status gizi warga institusi baik milik pemerintah maupun swasta. Kegiatannya berupa pelatihan, bimbingan teknis, penyediaan buku pedoman, penyuluhan konsultasi gizi dan dietetik dan pelayanan intervensi gizi. Sasaran UPGI antara lain institusi kesehatan, sosial, sekolah, tenaga kerja, rumah tahanan, lembaga pemasyarakatan dan pengelola jasa boga. Sampai dengan tahun 1992/93 telah dibina sekitar 10% dari jumlah institusi yang ada.

Kegiatan UPGI di sekolah-sekolah pada tahun 1991/92 mencakup sebanyak 114 Sekolah Dasar, sedangkan pada tahun 1992/93 cakupannya meningkat menjadi 124 Sekolah Dasar di Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, NTB, NTT, Timtim, Maluku dan Irian Jaya. Pemilihan lokasi didasarkan atas kondisi sebagian besar murid sekolah tersebut yang berasal dari keluarga yang kurang mampu dan tingkat absensi murid yang tinggi. Kegiatannya berupa pemberian makanan tambahan dengan frekuensi 4-6 seminggu selama satu tahun pelayanan. Pemberian makanan tambahan disediakan dengan persyaratan: (a) memenuhi kandungan 200-300 kalori dan 3-5 gram protein, (b) menggunakan bahan makanan setempat yang diperkaya dengan sumber protein nabati dan hewani, (c) diper-siapkan, dimasak, disajikan dengan cara yang memenuhi kebersihan oleh PKK atau persatuan orang tua murid (POM) setempat dan (d) bentuk hidangan disesuaikan dengan kebiasaan selera daerah.

Di samping pemberian makanan tambahan, upaya perbaikan gizi di sekolah dilakukan melalui penyuluhan gizi pada anak didik, guru-guru dan orang tua murid.

6. Penelitian, Ketenagaan dan Kelembagaan Gizi

Penelitian gizi terutama diarahkan untuk mendukung dan memperkuat pengelolaan program gizi. Pada tahun 1992/93 telah

VII/40

Page 43: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

dilaksanakan berbagai penelitian, survai maupun studi antara lain:

Evaluasi masalah Xerophthalmia skala nasional untuk dasar penyusunan program PJPT II;

Penelitian kebiasaan makan para manajer dan karyawan perusahaan dalam kaitannya dengan penyakit degeneratif, akibat gizi salah/gizi lebih;

Aspek pelayanan gizi dan kaitannya dengan mobilitas penduduk tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah di daerah perkotaan;

Pengaruh pemberian suplementasi asam amino bercabang terhadap prestasi olahragawan;

Penelitian kadar mineral pangan yang berkaitan dengan gizi;

Studi transisi pola perilaku konsumsi makanan masya-rakat berpenghasilan rendah pada wilayah perkembangan industri;

Studi validasi data konsumsi pangan SUSENAS; Uji coba penyuluhan gizi untuk penanggulangan keadaan

gizi buruk melalui peningkatan kemampuan tenaga gizi Puskesmas.

Untuk mendukung pelaksanaan program perbaikan gizi, maka pendidikan tenaga gizi terus dikembangkan. Pada tahun 1991/92 jumlah Sekolah Pembantu Ahli Gizi (SPAG) adalah sebanyak 11 buah dan Akademi Gizi (AKZI) sebanyak 13 buah. Untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang lebih baik maka pada tahun 1992/93 jumlah AKZI ditingkatkan menjadi 16 buah tetapi jumlah SPAG berkurang menjadi 9 buah. Jumlah peserta didik pada tahun 1991/92 pada SPAG sebanyak 552 orang, dan pada AKZI 1.699 orang, sedangkan pada tahun 1992/93 jumlah peserta didik SPAG sebanyak 280 orang dan AKZI 1.975 orang. Peningkatan institusi pendidikan SPAG menjadi AKZI dilaksanakan dalam rangka mengantisipasi perkembangan kegiatan program gizi yang semakin meningkat dan meluas sehingga perlu tersedia tenaga gizi yang lebih

VII/41

Page 44: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewProgram Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) diselenggarakan dengan tujuan melestarinya kebiasaan menyusui bayi secara

profesional. Pendidikan gizi lainnya berupa program D.IV dilaksanakan oleh Universitas Indonesia. Selain itu terdapat pula program S1 maupun S2, antara lain dilaksanakan oleh berbagai Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Pertanian jurusan GMSK (Gizi Masyarakat dan Sumber daya Keluarga) di IPB Bogor.

VII/42