54
PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI

PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI

Page 2: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel
Page 3: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

BAB VII

PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI

A. PENDAHULUAN

Kebijaksanaan-kebijaksanaan di bidang pangan dan perbaik-an gizi dalam Repelita III diarahkan untuk mencapai tujuan meningkatkan penyediaan pangan secara merata di seluruh Tanah Air dan mencukupi kebutuhan gizi dengan harga yang terjangkau oleh daya beli rakyat, menganekaragamkan pola konsumsi pangan rakyat dengan mengusahakan agar konsumsi bahan pangan bukan beras semakin meningkat, dan meningkatkan keadaan atau status gizi rakyat agar penyakit-penyakit yang timbul sebagai akibat kekurangan gizi semakin berkurang.

Untuk mencapai ketiga tujuan tersebut maka kegiatan-ke-giatan dalam bidang-bidang produksi, pengadaan, distribusi pangan dan terus ditingkatkan.

B. PENGADAAN DAN DISTRIBUSI PANGAN

Pada dasarnya kebijaksanaan pengadaan dan distribusi pa-ngan bertujuan untuk menjaga agar harga pangan selalu berada pada tingkat yang wajar, baik ditinjau dari kepentingan rak-yat konsumen maupun ditinjau dari kepentingan para petani produsen. Juga agar bahan pangan dapat tersedia dalam jumlah yang memadai bagi rakyat di seluruh Tanah Air sepanjang ta-hun. Dengan demikian, rakyat dapat memperoleh pangan dengan harga yang berada dalam jangkauan daya belinya dan para pe-tani produsen dapat menjual bahan pangan yang dihasilkannya dengan harga yang cukup tinggi untuk meningkatkan pendapatan dan mendorong hasil produksi mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut ditempuh kebijaksanaan harga batas tertinggi untuk beras dan harga dasar bagi gabah sedangkan untuk palawija ditempuh kebijaksanaan harga dasar.

a. Harga Batas Tertinggi Beras.

Kebijaksanaan harga batas tertinggi beras bertujuan men-jaga agar harga pangan tidak melebihi tingkat harga yang ber-ada dalam jangkauan rakyat banyak. Untuk itu harga batas ter-tinggi beras ditinjau secara berkala dan disesuaikan dengan kebijaksanaan harga dasar yang berlaku. Harga batas tertinggi beras dalam tahun 1982/83 juga telah disesuaikan, sebagaimana

VII/3

Page 4: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

dapat dilihat dalam Tabel VII - 1. Dalam tabel tersebut tam-pak bahwa harga batas tertinggi dibedakan antara daerah sur-plus, daerah swasembada dan daerah defisit. Daerah surplus meliputi seluruh Jawa, Sulawesi Selatan, Bali dan Nusa Teng-gara Barat. Daerah swasembada meliputi Aceh, Sumatera Barat, Lampung, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Timur. Sedangkan daerah defisit mencakup Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Beng-kulu, Kalimantan (kecuali Kalimantan Selatan), Sulawesi Uta-ra, Maluku, Irian Jaya dan Timor Timur.

Untuk menjaga agar harga beras selalu berada di bawah atau setinggi-tingginya sama dengan harga batas tertinggi ma-ka dilaksanakan berbagai kegiatan penyaluran, terutama untuk pasaran umum, yang dikenal sebagai operasi pasar, dan penya-luran untuk golongan anggaran, yaitu para pegawai negeri dan anggota Angkatan Bersenjata beserta anggota keluarganya.

Penyaluran untuk pasaran umum dilaksanakan di tempat-tem-pat yang harga berasnya cenderung mendekati harga batas ter-tinggi, yang biasanya terjadi pada musim paceklik. Penyaluran ini dilaksanakan sampai ke tingkat,ibu kota kecamatan.

Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel VII - 2 jumlah beras yang disalurkan untuk pasaran umum berubah-ubah. Dalam tahun 1982/83, penyaluran beras ke pasaran umum mencapai 1.519,0 ribu ton.

Penyaluran beras untuk golongan anggaran pada umumnya ti-dak bergejolak-gejolak, kecuali dalam tahun 1981/82, dimana sejak bulan Janusri 1982 mulai dilaksanakan Keppres No. 9 Tahun 1982 tentang Tunjangan Pangan Bagi Pegawai Negeri dan Penerima Pensiun, Penyediaan Pangan Bagi Pegawai Perusahaan dan untuk Keperluan Khusus serta Operasi Pasar. Sejak itu po-la penyediaan beras bagi pegawai negeri mengalami perubahan. Sebelum bulan Januari 1982 hanya pegawai negeri beserta ang-gota keluarganya yang bertempat tinggal di luar daerah-daerah Aceh, Sumatera Utara (kecuali kota Medan), Sumatera Barat, Sumatera Selatan (kecuali kota Palembang, Pulau Bangka dan Belitung), Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur (ke-cuali Pulau Madura), Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Bali dan Nusa Tenggara Barat yang menerima tunjangan dalam bentuk beras. Kepada mereka diberikan tun-jangan pangan dalam bentuk uang. Tetapi sejak bulan Januari 1982 ditetapkan bahwa seluruh pegawai negeri beserta anggota

VII/4

Page 5: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

TABEL VII - 1

HARGA BATAS TERTINGGI BERAS,1978/79 - 1982/83

(Rp/kg)

Daerah 1978/79 1979/80 1980/81 1981/82 1982/83

Surplus 142,50

Swasembada 155,00

Defisit 160,00

JUMLAH

170,00

175,00

180,00

TABEL VII - 2

PENYALURAN1978/79 - 1982/83

215,00

225,00

230,00

BERAS,

240,00

250,00

260,00

280,00

285,00

295,00

(ribu ton)

Sasaran Penyaluran 1978/79. 1979/80 1980/81 1981/82*) 1982/83

Golongan Anggaran 627 666 649 805 1.332

PN / PNP 106 90 89 95 106

Penyaluran kePasaran Umum 1.043

2.053 1.646 1.033 1.519

Jumlah : 1.776 2.809 2.384 1.933 2.957

*) Angka diperbaiki

VII/5

Page 6: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

GRAFIK VII – 1

JUMLAH PENYALURAN BERAS,1978/79 – 1982/83

VII/6

Page 7: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

keluarganya menerima tunjangan pangan dalam bentuk beras. Da-lam tahun 1982/83 penyaluran kepada golongan anggaran menca-pai 1.332,0 ribu ton.

b. Harga Dasar.

Ditetapkannya kebijaksanaan harga dasar adalah untuk men-jamin agar para petani produsen beras dapat menerima harga yang wajar untuk gabah yang mereka jual,yaitu harga yang cu-kup tinggi untuk meningkatkan pendapatan dan untuk meng-gairahkan usaha peningkatan produksi mereka. Di samping harga dasar untuk gabah juga ditetapkan harga dasar untuk jagung, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau. Dalam tahun 1982/83 harga dasar telah ditinjau dan ditingkatkan.

Agar para petani betul-betul dapat memperoleh manfaat dari kebijaksanaan ini maka pelaksanaan pembelian langsung dari para petani dilakukan oleh Koperasi Unit Desa (KUD) atas da-sar ketentuan sebagai berikut. Apabila harga gabah, jagung, kedelai, kacang tanah ataupun kacang hijau di pasaran umum melebihi harga dasar yang telah ditetapkan, maka para petani bebas menjual bahan-bahan yang dihasilkannya kepada siapa sa-ja di pasaran umum. Tetapi apabila harga bahan-bahan tersebut di pasaran umum lebih rendah daripada harga dasar, maka para petani dapat menjual bahan-bahan yang mereka hasilkan kepa-da KUD yang wilayah kerjanya mencakup tempat tinggal petani yang bersangkutan dengan harga dasar yang telah ditentukan. Dengan demikian KUD dapat pula mengembangkan kemampuan usaha dan peranannya dalam perekonomian pedesaan.

(1) Harga Dasar Gabah

Sesuai dengan pokok-pokok kebijaksanaan harga dasar di atas, maka dalam tahun 1982/83 harga dasar gabah telah di-tingkatkan, dari Rp.120,-/kg dalam tahun 1981/82 menjadi Rp.135,-/kg dalam tahun 1982/83, sebagaimana dapat dilihat dalam Tabel VII-3. Di samping itu, dalam tahun 1982 telah ditetapkan pula harga dasar gabah yang berlaku untuk tahun 1983. Untuk tahun 1983 harga dasar tersebut telah ditingkatkan lagi dengan 7,4%, sehingga menjadi Rp. 145,-/kg.

Dalam rangka mempercepat perkembangan KUD diadakan perbe-daan antara harga pembelian dari KUD dan harga pembelian dari yang bukan KUD. Harga pembelian per kg gabah dan per kg beras oleh BULOG dari KUD lebih tinggi daripada pembelian dari yang bukan KUD.

VII/7

Page 8: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

TABEL VII - 3

PERKEMBANGAN HARGA DASAR PADI/GABAH,1978/79 - 1982/83

(Rp/Kg)

Jenis harga dasar 1978/79 1979/80 1980/81 1981/82 1982/83

Padi kering lumbung di Desa 54,0Padi kering giling di Desa 57,0

Gabah kering lumbung di Desa 70,5

Gabah kering giling di Desa 74,0

Gabah kering giling di KUD 75,0 85,01) 105,0 120,03) 145,05)95,02) 135,04)

1) Berlaku mulai 1 Pebruari 1979 sampai dengan 2 Mei 1979 2) Berlaku mulai 2 Mei 1979 sampai dengan 31 Januari 1980 3) Berlaku mulai 1 Februari sampai,dengan 31 Desember 1981 4) Berlaku mulai 1 Januari 19825) Berlaku mulai 1 Pebruari 1983

VII/8

Page 9: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

Dalam Tabel VII - 4 tampak bahwa pembelian gabah dan be-ras dalam negeri oleh Pemerintah, dalam setara beras, dari tahun ke tahun eelalu berubah-ubah. Dalam tahun 1982/83 pem-belian dalam negeri oleh Pemerintah mencapai 1.928,3 ribu ton.

Perincian hasil pengadaan gabah dan beras dalam negeri per daerah dapat dilihat dalam Tabel VII - 5, di mana terlihat hasil.pembelian di maaing-masing daerah setiap ta-hunnya berubah-ubah. Dapat dilihat bahwa daerah Jawa Timur tetap merupakan penyumbang terbesar, walaupun dalam tahun 1982/83 sumbangannya berkurang menjadi 794,3 ribu ton diban-dingkan 859,9 ribu ton dalam tahun 1981/82. Dengan hasil pengadaan sebesar 794,3 ribu ton tersebut Jawa Timur telah dapat mengirimkan sejumlah 609,5 ribu ton ke daerah-daerah lain yang memerlukan.

Dalam dua tahun terakhir ini yang sangat menggembirakan adalah bahwa dalam daftar daerah-daerah pengadaan muncul beberapa daerah baru, yaitu Sumatera Barat, Bengkulu, Kali-mantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Irian Jaya dan Timor Timur. Dalam tahun 1982/83 hasil pengadaan di daerah-daerah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung dan Jawa Barat mengalami pening-katan yang sangat besar dibanding dengan hasil pengadaan di daerah-daerah tersebut dalam tahun 1981/82 merupakan suatu jumlah yang belum pernah tercapai dalam sejarah pengadaan Pe-merintah.

(2) Harga Dasar Jagung

Sejak tahun 1980 daerah pembelian jagung dengan harga da-sar meliputi seluruh Tanah Air. Pola pembelian jagung oleh Pemerintah pada umumnya sama dengan pola pembelian. gabah dan beras. Tetapi dalam pembelian jagung Pemerintah hanya akan membeli dari KUD. Dalam tahun 1982/83 hasil pengadaan jagung menurun menjadi 8,3 ribu ton dengan harga dasar Rp.105/kg.

(3) Harga Dasar Kedelai, Kacang Tanah dan Kacang Hijau

Sejak tahun 1979/80, dalam rangka meningkatkan pendapatan para petani produsen kedelai, kacang tanah dan kacang hijau serta mendorong peningkatan produksi bahan-bahan tersebut, setiap tahun ditetapkan harga dasar untuk kedelai, kacang ta-nah dan kacang hijau.

VII/9

Page 10: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

TABEL VII – 4

PEMBELIAN GABAH DAN BERAS DALAM NEGERI DAN IMPOR BERAS,1978/79 - 1982/83(ribu ton beras)

*) Angka diperbaiki

VII/10

Page 11: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

GRAFIK VII – 2

PEMBELIAN GABAH DAN BERAS DALAM NEGERI DAN IMPOR BERAS,1978/79 - 1982/83

VII/11

Page 12: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

TABEL VII - 5

HASIL PEMBELIAN GABAH DAN BERAS DALAM NEGERIMENURUT DAERAH TINGKAT I,

1978/79 - 1982/83(ton setara beras)

*) Angka diperbaiki

VII/12

Page 13: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

Kalau dalam tahun 1981/82 harga dasar kedelai, kacang ta-nah dan kacang hijau masing-masing adalah Rp. 270,-/kg, Rp.425,-/kg dan Rp. 310,-/kg maka dalam tahun 1982/83 harga dasar kedelai ditingkatkan menjadi Rp. 280,-/kg dan harga da-sar kacang hijau tetap Rp. 310,-/kg, sedangkan harga dasar kacang tanah ditiadakan karena harga kacang tanah sudah berada jauh di atas harga dasar. Pola pembelian ketiga jenis bahan tersebut sama dengan pola pembelian jagung.

Pengadaan kedelai dalam tahun 1982/83 mencapai 1.619,0 ton, dan pengadaan kacang hijau mencapai jumlah 883,0 ton. Dalam tahun-tahun tersebut harga kacang tanah selalu di atas harga dasar sehingga tidak perlu diadakan pembelian oleh Pe-merintah.

c. Sarana Penyangga

Dengan dilaksanakannya kebijaksanaan harga batas terting-gi dan harga dasar maka harga pangan di seluruh Tanah Air pa-da umumnya berada dalam keadaan yang wajar, baik ditinjau da-ri kepentingan konsumen maupun ditinjau dari kepentingan para petani. Demikian pula perkembangannya setiap tahun.

Salah satu sebab tercapainya keberhasilan dalam pelaksa-naan kebijaksanaan harga batas tertinggi dan harga dasar se-bagai yang diuraikan di atas adalah ditempuhnya kebijaksanaan pengelolaan sarana penyangga Pemerintah.

Sarana penyangga pangan Pemerintah diusahakan untuk di-peroleh terutama dari pengadaan dalam negeri. Akhir-akhir ini pengadaan dalam negeri sangat meningkat, tetapi sampai seka-rang belum mencukupi. Oleh karena itu setiap tahun masih di-perlukan impor.

Jumlah beras yang diimpor dalam setahun sangat ditentukan oleh hasil pengadaan dalam negeri pada tahun yang bersangkut-an. Hasil pengadaan dalam negeri tergantung oleh tingkat pro-duksi dalam negeri.

Dari Tabel VII - 4 terlihat bahwa pengadaan beras dalam negeri untuk tahun 1982/83 adalah sebesar 1.928,3 ribu ton yang menurun dibandingkan dengan tahun 1981/82 yaitu sebesar 1.933,9 ribu ton. Penurunan pengadaan beras 1982/83 tersebut disebabkan menurunnya pembelian gabah dalam negeri sebagai akibat meningkatnya harga pasar di atas harga dasar. Dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan beras di dalam negeri

S

VII/13

Page 14: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

pada tahun 1982/83 diperlukan impor beras lebih besar yaitu 505,7 ribu ton dibandingkan dengan 437,1 ribu ton pada tahun 1981/82.

(1) Pengadaan Sarana Penyangga Pemerintah

Tersedianya sarana penyangga dalam jumlah yang memadai menjamin kelancaran penyediaan dan penyaluran pangan di selu-ruh Tanah Air. Demikianlah maka perkembangan harga dalam ta-hun 1982/83 dapat dikendalikan dalam batas-batas yang ter-jangkau oleh rakyat banyak. Kekurangan persediaan yang tim-bul karena serangan hama, kekeringan, banjir dan bencana-bencana lainnya, dapat teratasi dengan segera dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat umumnya dapat terpenuhi.

Kebijaksanaan meningkatkan jumlah sarana penyangga sangat membantu usaha untuk melaksanakan kebijaksanaan harga dasar, terlebih-lebih dalam keadaan sewaktu produksi dalam negeri sangat meningkat seperti dalam tahun-tahun terakhir ini. De-ngan ditempuhnya kebijaksanaan untuk meningkatkan sarana pe-nyangga, yang terutama dilaksanakan dengan jalan meningkatkan pembelian dalam negeri, maka kemungkinan para petani untuk memperoleh harga sesuai dengan kebijaksanaan harga dasar juga dapat lebih terbuka. Jumlah sarana penyangga pangan, khusus-nya beras pada akhir tahun 1982/83 adalah 1.044,6 ribu ton.

Produksi beras yang sangat meningkat dalam 3 tahun ter-akhir menyebabkan sarana penyangga pangan yang dikuasai Peme-rintah menjadi sangat besar. Dalam tahun 1982/83 hampir sela-ma 7 bulan sarana penyangga berada disekitar 2,0 juta ton se-dangkan dalam tahun 1981/82 hampir selama 9 bulan sarana pe-nyangga berada di atas 2,0 juta ton.

(2) Pembangunan Gudang-gudang

Guna mendukung usaha pemantapan kebijaksanaan sarana pe-nyangga juga dibangun gudang-gudang pangan. Khusus untuk dae-rah pedesaan telah diusahakan penyediaan fasilitas perkredit-an untuk memungkinkan KUD membangun gudang pangan.

Gudang pangan milik Pemerintah pada tahun 1982/83 bertambah 105 unit dengan kapasitas 180,0 ribu ton; sehingga seluruh gudang menjadi 428 unit dengan kapasitas total sebe-sar 1.130,5 ribu ton.

VII/14

Page 15: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

TABEL VII - 6

PERKEMBANGAN JUMLAH PEMBANGUNAN GUDANG GABAH/BERASDI JAKARTA DAN DI DAERAH-DAERAH,

1978/79 - 1982/83

*) Angka diperbaiki

VII/15

Page 16: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

GRAFIK VII - 3

PERKEMBANGAN JUMLAH KAPASITAS GUDANG GABAH/BERAS

DI JAKARTA DAN DI DAERAH-DAERAH,1978/79 - 1982/83

VII/16

Page 17: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

Dengan tersedianya gudang-gudang tersebut ditambah dengan sarana pergudangan yang dimiliki oleh KUD dan pengusaha-peng-usaha swasta telah semakin memantapkan kemampuan untuk melak sanakan kebijaksanaan harga dasar dan harga batas tertinggi di setiap tempat di seluruh Tanah Air.

d. Impor Gandum dan Penyaluran Tepung Terigu

Salah satu langkah yang juga ditempuh dalam usaha meng-anekaragamkan konsumsi pangan rakyat dan mengurangi ketergan-tungan rakyat pada beras adalah penyediaan tepung terigu. Tu-juan penganekaragaman pangan adalah meningkatkan nilai gizi pangan rakyat dan mengurangi ketergantungan rakyat pada beras agar kepekaan rakyat terhadap ketidak tentuan dalam pengadaan beras yang selalu sangat dipengaruhi oleh faktor alamiah dan ketidak pastian penawaran di negara pengekspor beras dapat dikurangi. Perkembangan konsumsi tepung terigu dalam tahun-tahun tersebut dapat dilihat dari perkembangan jumlah penya-luran gandum. Tampak dari Tabel VII - 7 bahwa tahun 1982/83 penyaluran ini mencapai 1.584,0 ribu ton. Dalam Tabel VII - 7 juga dapat dilihat bahwa impor gandum dalam tahun 1982/83 berjumlah 1.557,0 ribu ton.

e. Pengadaan dan Penyaluran Gula Pasir

Sejak akhir tahun 1980 Bulog ditetapkan sebagai pembeli/ penampung dan penyalur semua gula pasir hasil produksi semua pabrik gula, baik milik Pemerintah maupun milik swasta. Dalam pelaksanaannya KUD ditetapkan sebagai pelaksana pembelian/-pengumpulan tebu dari para petani, khususnya yang ikut serta dalam program Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI). Pengadaan gula pasir di dalam negeri dalam tahun 1982/83 mencapai 1.628,0 ribu ton. Hasil pengadaan gula pasir ini belum mencukupi ke-butuhan masyarakat. Oleh karena itu untuk mengisi kekurangan-nya masih diperlukan impor. Dalam tahun 1981/82 impor gula mencapai 745,0 ribu ton dan pada tahun 1982/83 inipor gula berkurang menjadi 457,0 ribu ton. Penyaluran gula pasir yang dilaksanakan oleh BULOG dalam tahun 1982/83 adalah sebesar 1.836,0 ribu ton, lebih tinggi dibanding tahun 1g81/82 yang mencapai 1.604 ribu ton.

Hasil pelaksanaan kebijaksanaan harga dan kebijaksanaan sarana penyangga tercermin dalam perkembangan harga pangan di pasaran, khususnya perkembangan harga dalam suatu musim dan harga dalam musim yang lain, perkembangan harga di tempat yang satu dan harga di tempat yang lain dan perkembangan har-ga dari tahun ke tahun.

VII/17

Page 18: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

TABEL VII - 7

IMPOR DAN PENYALURAN GANDUM,1978/79 - 1982/83

(ribu ton)

Uraian 1978/79 1979/80 1980/81 1981/82*) 1982/83

Stock awal 77 151 216 165 217

Impor 1.238 1 .356 1 .280 1 .416 1 ) 1 .557

Jumlah tersedia 1.315 1.507 1.496 1.5811) 1.774

Penyaluran 1.164 1 .291 1 .331 1 .364 1 ) 1 .584

Stock akhir 151 216 165 2171) 190

*) Angka diperbaiki

VII/18

Page 19: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

GRAFIK VII – 4

IMPOR DAN PENYALURAN GANDlRI,

1978/79 - 1982/83

VII/19

Page 20: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

Dalam Tabel VII - 8 ditunjukkan perkembangan harga rata-rata gabah di daerah produksi di pedesaan setiap bulan selama beberapa tahun terakhir. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel VII - 9 yang menyajikan perubahan harga rata-rata gabah dari musim ke musim. Tampak dari tabel tersebut bahwa dalam tahun 1982/83 perbedaan harga gabah rata-rata antar musim tersebut adalah sebesar 19,03%, lebih tinggi dari tahun 1981/ 82, yang mencapai 13,97%. Walaupun demikian perkembangan har-ga antar musim tersebut masih dapat terkendalikan.

Perkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disu-sun Tabel VII - 11 yang menunjukkan perkembangan perbedaan harga rata-rata beras di musim panen dan musim paceklik di beberapa kota penting. Tampak bahwa harga beras rata-rata di musim paceklik di kota-kota penting dalam tahun 1982/83 me-nunjukkan perbedaan sebesar 25,04%. Selanjutnya dalam Tabel VII - 12 tercantum perbandingan harga beras di beberapa kota penting masing-masing untuk bulan - bulan Pebruari, Mei dan Oktober. Tampak dari tabel tersebut bahwa perbedaan rata-rata antar kota dalam tahun 1982/83 mencapai 19,0%. Perubahan da-lam tingkat produksi di masing-masing daerah merupakan salah satu sebab adanya perubahan perbedaan harga rata-rata antar kota tersebut. Dalam tahun tersebut perbedaan produksi antara Jawa dan luar Jawa adalah 54,0%.

Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya harga beras tahun 1982/83 tampak meningkat cukup berarti. Harga beras rata-rata menjelang akhir tahun 1981/82 adalah 111,13% dari harga beras rata-rata pada permulaan tahun-tahun tersebut. Sedangkan harga beras rata-rata akhir tahun 1982/83 adalah 120,12% dari harga permulaan tahun. Tampak dari perbandingan harga rata-rata tersebut bahwa sampai akhir tahun 1982/83 se-tiap tahun harga beras meningkat dan terjadi secara teratur. Kenaikan harga tersebut adalah sesuai dengan tujuan menjaga agar para petani selalu dapat memperoleh harga yang wajar, sehingga bergairah untuk meningkatkan produksi dan pendapatan mereka. Harga beras yang teratur ini menunjukkan pula bahwa harga bahan pokok itu selalu terkendalikan dan berada dalam jangkauan daya beli rakyat banyak.

Dari gambaran mengenai hasil kebijaksanaan dan langkah-langkah yang telah ditempuh dalam tahun 1982/83 dapatlah di-ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. Pertama, perbedaan harga antar musim, perbedaan harga antar kota/daerah dan per- kembangan harga tahunan cenderung untuk berkembang dengan po-

VII/20

Page 21: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

TABEL VII - 8

PERKEMBANGAN HARGA RATA-RATA GABAHDI PEDESAAN INDONESIA,

1978/79 - 1982/83(Rp/Kg)

TABEL VII – 9

PERBEDAAN ANTARA HARGA RATA-RATA GABAH DI MUSIM PANENDENGAN MUSIM PACEKLIK DI DAERAH PEDESAAN,

1978/79 – 1982/83(Rp/Kg)

VII/21

VII/21

Page 22: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

GRAFIK VII - 5

PERKEMBANGAN HARGA RATA-RATA GABAHDI PEDESAAN INDONESIA,1978/79 - 1982/83

VII/22

Page 23: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

TABEL VII - 10

HARGA RATA-RATA DITIMBANG BERAS*) BULANANDI BEBERAPA KOTA TERPENTING,

1978/79 - 1982/83(Rp/Kg)

VII/23

Page 24: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

*) Beras jenis medium

VII/24

Page 25: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

GRAFIK VII - 6

HARGA RATA-RATA DITIMBANG BERAS*) BULANAN DIBEBERAPA KOTA TERPENTING,1978/79 – 1982/83

(Rp./kg)

VII/25

Page 26: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

(Lanjutan Grafik VII - 6)

VII/26

Page 27: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

TABEL VII - 11

PERBEDAAN HARGA RATA-RATA BERAS DI MUSIM PANENDAN MUSIM PACEKLIK DI KOTA-KOTA,

1978/79 – 1982/83

VII/27

Page 28: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

TABEL VII – 12

PERBANDINGAN HARGA BERAS TERTINGGI DAN TERENDAHDENGAN HARGA RATA-RATA DI BEBERAPA KOTA PENTING,

1978/79 – 1982/83(Rp/Kg)

VII/28

Page 29: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

la yang wajar. Kedua, masalah-masalah rawan yang timbul seca-ra tiba-tiba di tempat-tempat yang karena sesuatu hal pro-duksinya menurun, dan di tempat-tempat yang tertimpa sesuatu bencana, dapat teratasi dalam waktu yang cepat. Ketiga, kon-sumsi pangan rakyat sedikit demi sedikit bertambah beraneka-ragam. Di samping itu harga palawija di pedesaan pada umumnya lebih tinggi dari harga dasar. Dengan demikian dapat disim-pulkan bahwa para petani produsen palawija umumnya dapat mem-peroleh harga yang cukup memadai.

C. PERBAIKAN GIZI

Dewasa ini pola konsumsi pangan rakyat Indonesia masih sangat tergantung pada beras. Sedikit-dikitnya terdapat dua kerawanan dalam pola konsumsi pangan yang tergantung pada satu jenis bahan pangan. Pertama, mutu gizi susunan makanan-nya menjadi kurang seimbang. Kedua, pola pengadaan pangan yang ada sewaktu-waktu dapat terganggu oleh dua peristiwa yang dapat timbul secara tiba-tiba, yaitu berkurangnya pro-duksi dalam negeri karena musibah alami dan kekurangan perse-diaan yang dapat diperolehnya dari negara-negara eksportir pangan yang bersangkutan. Dengan semakin beranekaragamnya po-la konsumsi pangan rakyat Indonesia maka kedua kerawanan ter-sebut akan semakin dapat teratasi.

Karena kesadaran gizinya masih rendah dan pula karena pendapatannya belum memadai, dewasa ini masih banyak rakyat yang mutu gizi pola konsumsi pangannya rendah.

Dalam rangka meningkatkan keadaan gizi maka dalam tahun 1982/83 telah diusahakan pelaksanaan berbagai macam program untuk mengatasi masalah gizi seperti Kurang Kalori Protein (KKP), Kekurangan Vitamin A, Anemia Gizi Besi dan Gondok En-demik. Golongan anak-anak 0 - 6 tahun, wanita yang sedang ha-mil, wanita yang sedang menyusui, kelompok pekerja yang ber-penghasilan rendah dan penduduk di beberapa daerah rawan pa-ngan merupakan sasaran utama dari kegiatan-kegiatan yang di-laksanakan dalam program-program tersebut.

Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka program-program tersebut seluruhnya meliputi:

a. Penyuluhan secara teratur tentang penganekaragaman polakonsumsi pangan;

b. Fortifikasi Bahan Makanan;c. Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK); dan d. Usaha-usaha Khusus yang lain.

VII/29

Page 30: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

Gambaran mengenai pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut ma-sing-masing sebagai di bawah ini.

a. Penyuluhan secara teratur

Tujuan dilaksanakannya penyuluhan secara teratur tentang penganekaragaman pola konsumsi bahan pangan adalah mendorong peningkatan konsumsi bahan pangan bukan beras yang mutu gizi-nya cukup tinggi. Adapun kegiatan-kegiatannya adalah:

(1) Mendorong kegiatan intensifikasi pertanaman palawija di tanah kering dan kegiatan penganekaragaman usaha pertani-an. Kegiatan penganekaragaman usaha pertanian antara la- in dilakukan dengan jalan menganjurkan pergiliran tanaman tumpangsari kacang-kacangan dan sayur-sayuran;

(2) Membantu memperlancar pemasaran serta meningkatkan pengo-lahan bahan-bahan pangan bukan beras;

(3) Menganjurkan penduduk yang mempunyai pekarangan agar me-nanaminya dengan tanaman pangan yang bernilai gizi ting-gi; dan

(4) Menganjurkan para ibu rumah tangga agar bersedia memanfa-atkan hasil tanaman pekarangannya untuk meningkatkan kea-daan gizi keluarga mereka.

b. Fortifikasi Bahan Makanan

Fortifikasi bahan makanan dilaksanakan dalam rangka me-ningkatkan keadaan gizi rakyat. Yang dimaksud dengan fortifi-kasi bahan makanan adalah penambahan zat gizi tertentu ke da-lam suatu jenis bahan makanan. Sejak tahun 1975/76 dalam rangka pelaksanaan kegiatan ini telah dilakukan yodisasi ga-ram. Pelaksanaan yodisasi garam akan membantu usaha menanggu-langi penyakit gondok endemik, yang menyebabkan sebagian pen-duduk menderita kretinisme, dan mencegah perluasannya.

Agar produksi garam beryodium terus meningkat dan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat, terutama di daerah-daerah ra-wan gondok, maka pada tanggal 23 Maret 1982 telah dikeluarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Perindustrian, Menteri Kese-hatan dan Menteri Perdagangan dan Koperasi mengenai Tataniaga Garam Beryodium. SKB tersebut antara lain menentukan bahwa bagi daerah-daerah gondok endemik, yaitu Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawe-si Selatan, Bali dan Irian Jaya, penyediaan garam untuk kon-sumsi masyarakat harus berupa garam yodium.

VII/30

Page 31: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

c. Usaha Perbaikan Gizi Keluarga

Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) terutama dimaksudkan untuk mengatasi masalah Kurang Kalori Protein (KKP) yang di-derita terutama oleh anak-anak balita dan anemia gizi besi yang banyak diderita oleh ibu yang sedang hamil dan yang se-dang menyusui. Dengan demikian usaha ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pengurangan jumlah penderita Kekurangan Vitamin A, yang terutama terdiri atas anak-anak pra sekolah.

Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan UPGK telah digiatkan peran serta aktip masyarakat dan ditingkatkan kerjasama yang seerat-eratnya antara berbagai instansi, yang sesuai dengan wewenang dalam bidang masing-masing, mempunyai peranan dalam peningkatan keadaan gizi rakyat, antara lain instansi-instan-si yang berwenang di bidang-bidang kesehatan, pertanian, pe-merintah daerah dan lain-lain.

Dalam rangka pelaksanaan UPGK dilaksanakan langkah-lang-kah yang meliputi penyuluhan gizi, penimbangan anak balita, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan pemberian paket perto-longan gizi. Selain itu dilaksanakan juga penyuluhan mengenai pemanfaatan pekarangan untuk ditanami dengan tanaman yang bergizi dan penyuluhan dalam bidang kesehatan. Penyuluhan da-lam bidang kesehatan mencakup antara lain penyuluhan mengenai imunisasi, penyediaan air bersih, pengobatan sederhana, sani-tasi lingkungan, penyuluhan kesehatan, keluarga berencana dan rehabilitasi KKP.

Di samping UPGK dilaksanakan juga UPGK Intensip, yang mencoba untuk mengatasi masalah KKP dengan mengkaitkan kegi-atan peningkatan keadaan gizi dengan kegiatan-kegiatan yang ada dalam masyarakat, seperti Proyek Padat Karya, KUD, Pus-kesmas, Bantuan Desa dan lain-lain.

Dalam Tabel VII - 13 dapat dilihat bahwa perkembangan kegiatan UPGK dalam tahun 1982/83 telah meliputi 6.944 desa. Dalam tahun 1982/83 anak balita yang memperoleh pelayanan dari proyek tersebut berjumlah kurang lebih 1.080.000 anak, di antaranya sebanyak 24.893 anak berupa Pemberian Makanan Tambahan.

Perkembangan jumlah ibu yang sedang hamil, ibu yang se-dang menyusui dan anak balita yang telah dilayani oleh proyek UPGK Intensip dapat dilihat dalam Tabel VII - 14. Dalam tahun

VII/31

Page 32: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

TABEL VII – 13

KEGIATAN USAHA PERBAIKAN GIZI KELUARGA,

1978/79 – 1982/83

Tahun Propinsi Kabupaten Kecamatan Desa Anak

1978/79 25 179 735 228 91.200*)1979/80 26 171 1.006 4.521 900.0001980/81 26 180 1.561 9.917 2.000.0001981/82 27 216*) 1.968 12.056 2.750.0001982/83 27 240 2.186 6.944 1.080.000

*) Angka diperbaiki

VII/32

Page 33: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

TABEL VII - 14

JUMLAH IBU YANG HAMIL, IBU YANG MENYUSUI DAN ANAK BALITA YANG DILAYANI OLEHUPGK INTENSIP DI DAERAH PERINTISAN,

1978/79 - 1982/831)(orang)

1) Berdasarkan hasil dari daerah perintis di Bojonegoro dan Lombok Timur

2) Hanya bagi ibu yang hamil/menyusui yang menderita anemia gizi

3) Tidak ada pelayanan untuk ibu yang hamil/menyusui, hanya pembinaan berupa penyuluhan

VII/33

Page 34: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

TABEL VII - 15

USAHA PERBAIKAN GIZI KELUABGA YANG DILAKSANAKANSECARA TERPADU,

1978/79 - 1982/83

1) Daerah UPGK Dep. Kesehatan termasuk daerah UPGK intensip2) Daerah UPGK Dep. Pertanian adalah sama dengan daerah UPGK

Dep. Kesehatan3) 32 kabupaten UPGK BKKBN di. Jawa adalah sama dengan

kabupaten UPGK Dep. Kesehatan4) 69 kabupaten UPGK BKKBN adalah sama dengan kabupaten UPGK

Dep. Kesehatan5) 85 kabupaten UPGK BKKBN adalah sama dengan kabupaten UPGK

Dep. Kesehatan6) Angka diperbaiki

VII/34

Page 35: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

TABEL VII – 16

DISTRIBUSI KAPSUL VITAMIN A MELALUI PROYEK KHUSUS,1978/79 – 1982/83

1) Jumlah desa yang memperoleh kapsul vitamin A tidak diketahui,karena distribusinya masih di tingkat kecamatan

2) Angka diperbaiki3) Belum ada data

VII/35

Page 36: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

TABEL VII - 17

DISTRIBUSI KAPSUL VITAMIN A MELALUI UPGK DAN PUSKESMAS,1978/79 - 1982/83

1) Angka diperbaiki2) Daerah UPGK yang dikelola Dep. Kesehatan termasuk daerah

UPGK Intensip3) Mulai tahun 1979/80 UPGK dilaksanakan secara terpadu4) Distribusi yang melalui Puskesmas merupakan program khusus 5) Termasuk UPGK swadaya masyarakat

VII/36

Page 37: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel

1982/83 anak balita yang telah dilayani oleh proyek ini berjumlah 36.899 anak.

Perkembangan UPGK yang ditangani oleh berbagai instansi ditunjukkan dalam Tabel VII - 15. Dalam tahun 1982/83 6.944 desa telah ditangani secara terpadu oleh departemen kesehat-an, Departemen Pertanian, BKKBN dan swadaya masyarakat.

d. Usaha-usaha khusus yang lain

Di samping program yodisasi garam, dalam rangka mening-katkan keadaan gizi rakyat telah dilakukan juga penyuntikan larutan yodium (lipiodol) kepada penduduk yang tinggal di da-erah gondok endemik. Dalam tahun 1982/83 yang telah disuntik berjumlah 262.515 orang.

Di samping itu selama tahun-tahun tersebut telah dilaksa-nakan pula monitoring medis dalam bentuk pemeriksaan kadar yodium dalam urine penduduk dan pemetaan daerah gondok ende-mik. Untuk keperluan itu telah dilaksanakan pula latihan-la-tihan bagi para petugas di tingkat kecamatan.

Dalam tahun 1982/83 juga telah dilaksanakan kegiatan pen-cegahan dan penanggulangan kekurangan Vitamin A dengan sasar-an utama anak-anak berumur 0 - 5 tahun. Bentuk pelaksanaan kegiatan ini adalah penyuluhan gizi kepada masyarakat dan pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi kepada anak-anak ber-umur 1 - 4 tahun 1 kapsul setiap 6 bulan. Tabel VII - 16 me-nunjukkan perkembangan jumlah anak yang telah menerima kapsul Vitamin A dosis tinggi melalui proyek ini dan Tabel VII - 17 menunjukkan perkembangan distribusi Vitamin A melalui UPGK dan Puskesmas.

Selanjutnya dalam tahun 1982/83 juga dilaksanakan kegiat-an-kegiatan pencegahan dan penanggulangan Anemia Gizi Besi dengan sasaran utama para wanita yang sedang hamil, golongan pekerja berpenghasilan rendah dan anak-anak berumur 0 - 6 ta-hun. Dalam tahun 1981/82 ibu yang menerima tablet besi dalam rangka kegiatan ini berjumlah 602,8 ribu orang. Dalam tahun 1982/83 ibu yang telah menerima tablet besi dalam rangka ke-giatan itu berjumlah kurang lebih 347,2 ribu orang.

Demikianlah gambaran mengenai hasil kegiatan-kegiatan khusus yang dilaksanakan dalam tahun 1982/83 dalam rangka me-ningkatkan keadaan gizi rakyat.

VII/37

Page 38: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPerkembangan harga beras di beberapa kota penting dapat dilihat dalam Tabel VII - 10. Atas dasar tabel tersebut disusun Tabel