21
PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF I. Latar Belakang Dalam profesi kedokteran, komunikasi dokter-pasien merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai tenaga kesehatan. Kompetensi komunikasi menentukan keberhasilan dalam membantu penyelesaian masalah kesehatan pasien. Selama ini kompetensi komunikasi dapat dikatakan terabaikan, baik dalam pendidikan maupun dalam praktik kedokteran/kedokteran gigi, perawat dan tenaga kesehatan lain. Di Indonesia, sebagian dokter merasa tidak mempunyai waktu yang cukup untuk berbincang-bincang dengan pasiennya, sehingga hanya bertanya seperlunya. Akibatnya, dokter bisa saja tidak mendapatkan keterangan yang cukup untuk menegakkan diagnosis dan menentukan perencanaan dan tindakan lebih lanjut. Dari sisi pasien, umumnya pasien merasa dalam posisi lebih rendah di hadapan dokter (superior- inferior), sehingga takut bertanya dan bercerita atau hanya menjawab sesuai pertanyaan dokter saja. Tidak mudah bagi dokter untuk menggali keterangan dari pasien karena memang tidak bisa diperoleh begitu saja. Perlu dibangun hubungan saling percaya yang dilandasi keterbukaan, kejujuran dan pengertian akan kebutuhan, harapan, maupun kepentingan masing- masing. Dengan terbangunnya hubungan saling percaya, pasien akan memberikan keterangan yang benar dan lengkap sehingga dapat membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit pasien secara baik dan memberi obat yang tepat bagi pasien. 1 Panduan komunikasi efektif di Rumah Sakit Islam Pati

PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF

Embed Size (px)

DESCRIPTION

panduan komunikasi efektif di rumah sakit.

Citation preview

Page 1: PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF

PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF

I. Latar Belakang

Dalam profesi kedokteran, komunikasi dokter-pasien merupakan salah satu kompetensi

yang harus dikuasai tenaga kesehatan. Kompetensi komunikasi menentukan keberhasilan

dalam membantu penyelesaian masalah kesehatan pasien. Selama ini kompetensi

komunikasi dapat dikatakan terabaikan, baik dalam pendidikan maupun dalam praktik

kedokteran/kedokteran gigi, perawat dan tenaga kesehatan lain.

Di Indonesia, sebagian dokter merasa tidak mempunyai waktu yang cukup untuk

berbincang-bincang dengan pasiennya, sehingga hanya bertanya seperlunya. Akibatnya,

dokter bisa saja tidak mendapatkan keterangan yang cukup untuk menegakkan diagnosis

dan menentukan perencanaan dan tindakan lebih lanjut. Dari sisi pasien, umumnya pasien

merasa dalam posisi lebih rendah di hadapan dokter (superior-inferior), sehingga takut

bertanya dan bercerita atau hanya menjawab sesuai pertanyaan dokter saja.

Tidak mudah bagi dokter untuk menggali keterangan dari pasien karena memang tidak bisa

diperoleh begitu saja. Perlu dibangun hubungan saling percaya yang dilandasi

keterbukaan, kejujuran dan pengertian akan kebutuhan, harapan, maupun kepentingan

masing-masing. Dengan terbangunnya hubungan saling percaya, pasien akan memberikan

keterangan yang benar dan lengkap sehingga dapat membantu dokter dalam

mendiagnosis penyakit pasien secara baik dan memberi obat yang tepat bagi pasien.

Begitu juga komunikasi antara dokter dengan profesi lain, dokter berkomunikasi secara

lisan harus jelas dan

Komunikasi yang baik dan berlangsung dalam kedudukan setara (tidak superiorinferior)

sangat diperlukan agar pasien mau/dapat menceritakan sakit/keluhan yang dialaminya

secara jujur dan jelas. Komunikasi efektif mampu mempengaruhi emosi pasien dalam

pengambilan keputusan tentang rencana tindakan selanjutnya, sedangkan komunikasi

tidak efektif akan mengundang masalah.

1 Panduan komunikasi efektif di Rumah Sakit Islam Pati

Page 2: PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF

II. Definisi

Pengertian komunikasi:

Sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain

melalui suatu cara (lisan, tulisan) tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa

yang dimaksud penyampai pikiran/informasi (komaruddin, 1994).

Pengertian proses komunikasi:

Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dmaksud

oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh enerima pesan

dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003)

III. Tujuan

Secara umum tujuan penyusunan buku ini adalah memberikan pengetahuan dan pedoman

bagi dokter/dokter gigi dan tenaga kesehatan lain mengenai cara berkomunikasi dengan

pasien dan atau keluarganya. Selain itu juga diharapkan dapat membantu dokter/dokter

gigi dan tenaga kesehatan lain dalam melakukan komunikasi secara efektif dengan

pasien/keluarganya, untuk dapat tercapainya pelayanan medis secara optimal. Selain itu

supaya pemberi informasi dan penerima informasi mendapat persepsi yang sama agar

tidak terjadi kesalahan dalam pelayanan.

2 Panduan komunikasi efektif di Rumah Sakit Islam Pati

Page 3: PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF

IV. Lingkup Area / Unsur Komunikasi

Panduan ini diterapkan kepada semua pemberi pelayanan di rumah sakit untuk safety

pasien.

Sumber Komunikasi ( Dokter,

Perawat

Apoteker

Analis laborat

Karyawan Gizi

Costumer

Kasir dll

Unsur komunikasi meliputi:

1. Sumber/komunikator (dokter, perawat, administrasi, kasir dll)

2. Isi Pesan

3. Media / Saluran ( Elektronik, Lisan, Tulisan )

4. Penerima Komunikasi ( pasien, keluarga pasien, dokter, perawat, administrasi rawat

inap, dll )

Sumber/Komunikator:

Sumber (yang menyampaikan informasi) adalah oaring yang menyampaikan isi

pernyataannya kepada penerima. Ha-hal yang menjadi tanggungjawab pengirim pesan

adalah pengirim pesan dengan jelas, memilih media yang sesuai dan meminta kejelasan

apakah pesan tersebut sudah diterima dengan baik. (konsil kedokteran Indonesia)

Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai materi, pengetahuannya luas

dan dalam tentang iformasi yang disampaikan, cara bicaranya jelas dan menjadi

pendengar yang baik saat dikonfirmasi oleh si penerima pesan (komunikan)

Isi pesan (apa yang disampaikan)

Panjang pendeknya, kelengkapannya perlu disesuaikan dengan tujuan komunikasi, media

penyampaian, penerimanya.

Media

Media berperan sebagai jalan atau saluran yang dilalui isi pernyataan yang disampaikan

pengirim atau umpan balik yang disampaikan penerima. Berita dapat berupa lisan, tertulis

3 Panduan komunikasi efektif di Rumah Sakit Islam Pati

Page 4: PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF

atau keduanya sekaligus. Pada kesempatan tertentu media dapat tidak digunakan oleh

pengirim yaitu saat komunikasi berlangsung atau tatap muka dengan efek yang mungkin

terjadi berupa perubahan sikap

Penerima/Komunikan

Penerima berfungsi sebagai penerima berita. Dalam komunikasi peran pengirim dan

penerima bergantian sepanjang pembicaraan. Tanggung jawab penerima adalah

berkonsentrasi untuk menerima pesan dengan baik dan memberikan upan balik kepada

pengirim. Umpan balik sangat penting sehingga proses komunikasi berlangsung dua arah.

Pada saat melakukan proses umpan balik diperlukan kemampuan dalam hal-hal berikut:

o Cara berbicara termasuk cara bertanya (kapan menggunakan pertanyaan tertutup dan

kapan memakai pertanyaan terbuka), menjelaskan, klarifikasi, paraphrase, intonasi.

o Mendengar (listening), termasuk memotong kalimat

o Cara mengamati agar dapat memahami yang tersirat dibalik yang tersurat (bahasa non

verbal dibalik ungkapan kata/kalimat, gerak tubuh)

o Menjaga sikap selama komunikasi dengan komunikan (bahasa tubuh) agar tidak

menggangu komunikasi, misalnya karena komunikan keliru mengartikan gerak tubuh,

raut tubuh, raut muka dan sikap komunikator.

4 Panduan komunikasi efektif di Rumah Sakit Islam Pati

Page 5: PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF

V. Prinsip

- Penerima informasi menjadi pendengar yang baik, bahasa komunikasi dapat dimengerti

pemberi informasi dengan penerima informasi. Apabila ada hambatan bahasa dalam

komunikasi harus ada penerjemah.

- Harus mengetahui sumber informasi (siapa dia), isi pesan (apa yang disampaikan),

media komunikasi lisan dengan tatap muka, telpon, leaflet, booklet, dll, penerima

informasi (yang diberi informasi)

VI. Kewajiban dan Tanggung jawab

Seluruh staf rumah sakit (medis, non medis paramedik) harus memahami dan

menerapkan tata cara komunikasi yang baik dan efektif. Melaksanakan standar prosedur

operasional yang telah tetapkan.

VII. Sifat Komunikasi

Komunikasi itu bisa bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (pelayanan promosi)

a. Komunikasi yang bersifat informasi asuhan didalam rumah sakit adalah:

- Jam pelayanan

- Pelayanan yang tersedia

- Cara mendapatkan pelayananSumber alternatif mengenai asuhan dan pelayanan

yang diberikan ketika kebutuhan asuhan pasien melibihi kemampuan rumah sakit

b. Komunikasi yang bersifat edukasi

- Edukasi tentang obat (pedoman pelayanan farmasi)

- Edukasi tentang penyakit (Pedoman pasien)

- Edukasi pasien tentang apa yang harus dihindari (pedoman pelayanan, pelayanan

fisiotherapi)

- Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk meningkatkan kualitas

hidup setelah pulang dari rumah sakit ( pedoman pelayanan, pedoman gizi,

pedoman fisiotherapi, pedoman farmasi)

- Edukasi tentang gizi (pedoman Gizi RS)

VIII. Prosedur Komunikasi Yang Efektif

Komunikasi efektif adalah tepat waktu, akurat , jelas dan mudah dipahami oleh penerima

sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan (kesalahpahaman). Dalam menukliskan

5 Panduan komunikasi efektif di Rumah Sakit Islam Pati

Page 6: PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF

kalimat yang sulit maka komunikan harus menjabarkan hurufnya satu persatu dengan

menggunkan alfabeth.

Ada 4 langkah yang terangkum dalam satu kata untuk melakukan komunikasi:

S A J I.(Poernomo, leda SS, Program Family Health nutrition, Depkes RI).

S : Salam

A : Ajak Bicara

J : Jelaskan

I : Ingatkan

Salam:

Beri salam, sapa dia, tunjukkan bahwa Anda bersedia meluangkan waktu untuk berbicara

dengannya.

Ajak Bicara:

Usahakan berkomunikasi secara dua arah. Jangan bicara sendiri. Dorong agar pasien

mau dan dapat mengemukakan pikiran dan perasaannya. Tunjukkan bahwa dokter

menghargai pendapatnya, dapat memahami kecemasannya, serta mengerti perasaannya.

Dokter dapat menggunakan pertanyaan terbuka maupun tertutup dalam usaha menggali

informasi.

Jelaskan:

Beri penjelasan mengenai hal-hal yang menjadi perhatiannya, yang ingin diketahuinya,

dan yang akan dijalani/dihadapinya agar ia tidak terjebak oleh pikirannya sendiri.

Luruskan persepsi yang keliru. Berikan penjelasan mengenai penyakit, terapi, atau

apapun secara jelas dan detil.

Ingatkan:

Percakapan yang dokter lakukan bersama pasien mungkin memasukkan berbagai materi

secara luas, yang tidak mudah diingatnya kembali. Di bagian akhir percakapan, ingatkan

dia untuk hal-hal yang penting dan koreksi untuk persepsi yang keliru. Selalu melakukan

klarifikasi apakah pasien telah mengerti benar,maupun klarifikasi terhadap hal-hal yang

masih belum jelas bagi kedua belah pihak serta mengulang kembali akan pesan-pesan

kesehatan yang penting.

Langkah-langkah komunikasi efektif via telpon :

a. Memberikan salam

b. Penerima mendengarkan pesan yang disampaikan pemberi informasi

c. Penerima informasi mendokumentasikan semua informasi di kertas

6 Panduan komunikasi efektif di Rumah Sakit Islam Pati

Page 7: PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF

d. Penerima informasi mengulang apa yang diinformasikan kepada pemberi informasi

untuk mengecek ulang kebenaran.

e. Ucapkan salam

IX. Prosedur yang membutuhkan komunikasi

a. Dokter dokter

Dalam memberikan pelayanan ke pasien seorang dokter menemukan penyakit diluar

disiplin yang dia tekuni. Untuk itu perlu dikonsulkan kepada teman sejawat dokter ahli

yang lain beberapa hal yang perlu dikomunikasikan diantaranya:

- Konsul pasien pre operasi.

- Konsul pasien rawat gabung

- Pelimpahan pasien karena berhalangan hadir

- Pelimpahan kasus pada dokter spesialis

- Pelimpahan visite dokter penanggung jawab ke dokter jaga

- Konsul dokter jaga ke dokter penanggungjawab

b. Dokter perawat

Ada beberapa hal yang perlu dikomunikasikan antara dokter dan perawat diantaranya:

a) Perawat melaporkan keadaan umum pasien ke dokter

Dalam hal melaporkan keadaan umum paasien ke dokter perawat betul betul

memahami cara identifikasi kebutuhan pasien dengan cermat dan benar sehingga

meningkatkan komunikasi antara perawat dan dokter.

Sistem komunikasi yang digunakan dengan SBAR.

S: situation: apa yang terjadi dengan pasien ?

B: background : hal-hal apa yang melatar belakangi kondisi klinis pasien?

A: assesment : saya pikir apakah problemnya?

R: recomendation: apa yang saya lakukan untuk memperbaiki kondisi itu?

Dokter lebih memperhatikan karena informasi yang ringkas perawat bekerja lebih

cepat, mengkomunikasikan masalah dengan jelas, memberi kesempatan

menyampaikan saran kolaborasi.

Keuntungan menggunakan metode SBAR:

- Kekuatan perawat berkomunikasi secara efektif

- Dokter percaya analisa perawat karena menunjukan perawat paham kondisi pasien

- Memperbaiki komunikasi, memperbaiki keamanan pasien

-

7 Panduan komunikasi efektif di Rumah Sakit Islam Pati

Page 8: PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF

Contoh metode SBAR:

Situation

Selamat pagi Dokter , saya Zr.angel perawat lantai 2 baru

Melaporkan pasien nama ny. Astutik kamar 216 c

Sebutkan kondisi pasien yang paling spesifik:

- drainage dari tempat incisi……….or

- selang dada ……………..or

- penurunan pengeluaran urine……or

- pasien gelisah ,…….,…….

- tanda-tanda vital mengalami penurunan

atau peningkatan

- trombosit….,or Hb….

Back ground

Diagnosa masuk…….. Tgl. Masuk……

Tindakan yang dilakukan……..

Obat-obatan yang baru diberikan…….

Alergi

O2 ____l/min _____% dalam berapa jam pemberian

T __ P ___ RR __ B/P ___ O2 sat ___ (check adanya perubahan).

Hasil Lab. – masukkan tgl. Dan waktu pemeriksaan, bandingkan dengan hasil

sebelumnya

Cantumkan informasi klinis yang lain :

Tingkat kesadaran ________

Bunyi napas ____________

Warna kulit _____________

Urine output ____________

Ekstremitas ____________

Asessment

Apa penilaian anda pada situasi itu ?

Saya pikir masalahnya adalah: tuliskan masalah yang anda pikirkan OR

8 Panduan komunikasi efektif di Rumah Sakit Islam Pati

Page 9: PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF

Saya tidak yakin apa masalahnya , tetapi pasien memburuk. OR

Pasien kelihatannya tidak stabil.

Recommendation

Apa yang anda inginkan dari dokter ?

Recommendations/Interventions:

- haruskah saya mulai dengan pemberian O2,I.V.dll.?

- apakah pasien perlu diperiksakan X-RAY, BGA, ECG

dan test yag lain?

- jam berapa dokter akan datang?

- apakah dokter akan konsul Dr. bedah/Dr. jantung

- apakah dokter akan memindahkan pasien ke ICU?

dll.?

b) Pelimpahan wewenang dokter kepada perawat pemberian terapi, advist konsul ke

dokter spesialis lain.

c) Pemberian tambahan terapi via telpon yang berkaitan dengan kondisi pasien

c. Dokter pasien

Pengembangan hubungan dokter-pasien secara efektif yang berlangsung secara

efisien, dengan tujuan utama penyampaian informasi atau pemberian penjelasan yang

diperlukan dalam rangka membangun kerja sama antara dokter dengan pasien.

Komunikasi yang dilakukan secara verbal dan non-verbal menghasilkan pemahaman

pasien terhadap keadaan kesehatannya, peluang dan kendalanya, sehingga dapat

bersama-sama dokter mencari alternatif untuk mengatasi permasalahannya.

Penjelasan tentang keadaan pasien, anjuran (diet, minum obat teratur, pemeriksaan

laboratorium, scan, rongten). Kontrol ulang, memperhatikan kegitan( menghindari kerja

berat, istirahat cukup).

- Pasien memahami dampak konsekuensi dengan penyakit yang diderita.

- Pasien merasa dokter mendengarkan keluhannya dan mau memahami

keterbatasan kemampuannya lalu bersama mencari alternatif sesuai kondisi dan

situasinya.

9 Panduan komunikasi efektif di Rumah Sakit Islam Pati

Page 10: PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF

- Pasien mau bekerjasama dengan dokter dalam menjalankan semua upaya

pengobatan dan perawatan kesehatannya.

- Menjelaskan segala sesuatunya tindakan yang akan dilakukan oleh dokter dalam

upaya penyembuhan penyakitnya dituangkan dalam inform consent

Contoh Hasil Komunikasi Efektif:

- Pasien merasa dokter menjelaskan keadaannya sesuai tujuannya berobat.

Berdasarkan pengetahuannya tentang kondisi kesehatannya, pasien pun mengerti

anjuran dokter, misalnya perlu mengatur diet, minum atau menggunakan obat

secara teratur, melakukan pemeriksaan (laboratorium, foto/rontgen, scan) dan

memeriksakan diri sesuai jadwal, memperhatikan kegiatan (menghindari kerja

berat, istirahat cukup, dan sebagainya).

- Pasien memahami dampak yang menjadi konsekuensi dari penyakit yang

dideritanya (membatasi diri, biaya pengobatan), sesuai penjelasan dokter.

- Pasien merasa dokter mendengarkan keluhannya dan mau memahami

- keterbatasan kemampuannya lalu bersama mencari alternatif sesuai kondisi dan

situasinya, dengan segala konsekuensinya.

- Pasien mau bekerja sama dengan dokter dalam menjalankan semua upaya

pengobatan/perawatan kesehatannya.

Contoh Hasil Komunikasi Tidak Efektif:

- Pasien tetap tidak mengerti keadaannya karena dokter tidak menjelaskan, hanya

mengambil anamnesis atau sesekali bertanya, singkat dan mencatat seperlunya,

melakukan pemeriksaan, menulis resep, memesankan untuk kembali, atau

memeriksakan ke laboratorium/foto rontgen, dan sebagainya.

- Pasien merasa dokter tidak memberinya kesempatan untuk bicara, padahal ia yang

merasakan adanya perubahan di dalam tubuhnya yang tidak ia mengerti dan

karenanya ia pergi ke dokter. Ia merasa usahanya sia-sia karena sepulang dari

dokter ia tetap tidak tahu apa-apa, hanya mendapat resep saja.

- Pasien merasa tidak dipahami dan diperlakukan semata sebagai objek, bukan

sebagai subjek yang memiliki tubuh yang sedang sakit.

- Pasien ragu, apakah ia harus mematuhi anjuran dokter atau tidak.

- Pasien memutuskan untuk pergi ke dokter lain.

10 Panduan komunikasi efektif di Rumah Sakit Islam Pati

Page 11: PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF

- Pasien memutuskan untuk pergi ke pengobatan alternatif atau komplementer atau

menyembuhkan sendiri (self therapy).

Komunikasi efektif diharapkan dapat mengatasi kendala yang ditimbulkan oleh kedua

pihak, pasien dan dokter. Opini yang menyatakan bahwa mengembangkan komunikasi

dengan pasien hanya akan menyita waktu dokter, tampaknya harus diluruskan.

Sebenarnya bila dokter dapat membangun hubungan komunikasi yang efektif dengan

pasiennya, banyak hal-hal negatif dapat dihindari. Dokter dapat mengetahui dengan

baik kondisi pasien dan keluarganya dan pasien pun percaya sepenuhnya kepada

dokter. Kondisi ini amat berpengaruh pada proses penyembuhan pasien selanjutnya.

Pasien merasa tenang dan aman ditangani oleh dokter sehingga akan patuh

menjalankan petunjuk dan nasihat dokter karena yakin bahwa semua yang dilakukan

adalah untuk kepentingan dirinya. Pasien percaya bahwa dokter tersebut dapat

membantu menyelesaikan masalah kesehatannya.

Kurtz (1998) menyatakan bahwa komunikasi efektif justru tidak memerlukan waktu

lama. Komunikasi efektif terbukti memerlukan lebih sedikit waktu karena dokter

terampil mengenali kebutuhan pasien (tidak hanya ingin sembuh). Atas dasar

kebutuhan pasien, dokter melakukan manajemen pengelolaan masalah kesehatan

bersama pasien. Komunikasi efektif dokter-pasien adalah kondisi yang diharapkan

dalam pemberian pelayanan medis namun disadari bahwa dokter dan dokter gigi di

Indonesia belum disiapkan untuk melakukannya. Untuk itu dirasakan perlunya

memberikan pedoman (guidance) untuk dokter guna memudahkan berkomunikasi

dengan pasien dan atau keluarganya. Melalui pemahaman tentang hal-hal penting

dalam pengembangan komunikasi dokter-pasien diharapkan terjadi perubahan sikap

dalam hubungan dokter-pasien.

Contoh sikap dokter ketika menerima pasien:

o Menyilakan masuk dan mengucapkan salam.

o Memanggil/menyapa pasien dengan namanya.

o Menciptakan suasana yang nyaman (isyarat bahwa punya cukup waktu,

menganggap penting informasi yang akan diberikan, menghindari tampak lelah).

11 Panduan komunikasi efektif di Rumah Sakit Islam Pati

Page 12: PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF

o Memperkenalkan diri, menjelaskan tugas/perannya (apakah dokter

umum,spesialis, dokter keluarga, dokter paliatif, konsultan gizi, konsultan tumbuh

kembang, dan lain-lain).

o Menilai suasana hati lawan bicara

o Memperhatikan sikap non-verbal (raut wajah/mimik, gerak/bahasa tubuh) pasien

o Menatap mata pasien secara profesional yang lebih terkait dengan makna

menunjukkan perhatian dan kesungguhan mendengarkan.

o Memperhatikan keluhan yang disampaikan tanpa melakukan interupsi yang tidak

perlu.

o Apabila pasien marah, menangis, takut, dan sebagainya maka dokter tetap

menunjukkan raut wajah dan sikap yang tenang.

o Melibatkan pasien dalam rencana tindakan medis selanjutnya atau pengambilan

keputusan.

o Memeriksa ulang segala sesuatu yang belum jelas bagi kedua belah pihak.

o Melakukan negosiasi atas segala sesuatu berdasarkan kepentingan kedua belah

pihak.

o Membukakan pintu, atau berdiri ketika pasien hendak pulang.

d. Apotek Dokter

Apoteker/asisten apoteker mengkonfirmasikan dokter penulis resep terhadap hal-hal

yang kurang jelas (nama obat, aturan pakai, kemiripan nama obat dengan beda khasiat,

mengganti padanan obat apabila stok kosong)

e. Apotek perawat

Apabila ada ketidakjelasan tentang aturan pemberian obat perawat mengkonfirmasikan

kepada apotek.

f. Apotek pasien

Penyerahan obat-obatan pasien rawat jalan petugas memberikan konseling kepada

pasien sejelas jelasnya (aturan minum; signa, sebelum makan, sesudah makan

bersama makan, dikumurkan, dioleskan, dimasukan di dubur, inhalasi, lewat vagina,

sub cutan, diteteskan dll , efek samping obat)

g. Dokter Ahli gizi

Dalam hal menentukan gizi pasien dokter bersama ahli gizi mendiskusikan kecukupan

nutrisi demi kesembuhan pasien

12 Panduan komunikasi efektif di Rumah Sakit Islam Pati

Page 13: PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF

h. Perawat pasien

Perawat menjelaskan kepada pasien tentang asuhan keperawatan

i. Laboratorium perawat

Petugas laborat memberikan informasi kepada perawat hasil laborat apabila dibutuhkan

sesegera mungkin untuk keperluan pengobatan

j. Ahli Gizi pasien

Ahli gizi memberikan konseling tentang kebutuhan asupan gizi ketika pasien dirawat

atau ketika pasien direncanakan rawat jalan untuk kesembuhan penyakitnya.

X. Komunikasi Saat Memberikan Edukasi

Komunikasi saat memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga

Prosesnya:

Tahap asesmen pasien sebelum melakukan edukasi, petugas menilai dulu kebutuhan

edukasi pasien dan keluarga berdsarkan

1. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan kelurga\kemampuan membaca, tingkat

pendidikan dan bahsa yang digunakan

2. Hambatan emosional dan motivasi (emosional:depresi, senang dan marah)

3. Keterbatasan fisik dan kognitif

4. Ketersediaan pasien untuk menerima informasi

Tahap cara menyampaikan informasi dan edukasi yang efektif. Setelah melalui tahap

asesmen pasien ditemukan:

1. Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses

komunikasinya mudah disampaikan

2. Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan fisik (tuna rungu dan tuna

wicara) maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet kepada pasien dan

keluarga sekandung (istri, anak, ayah, ibu atau saudara sekandung) dan

menjelaskannya kepada mereka

3. Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan emosional pasien (pasien

marah atau depresi) maka komunikasi yang efektif adalah memberikan materi

edukasi dam menyarankan pasien membaca leaflet. Apabila pasien tidak mengerti

materi edukasi, pasien bisa menghubungi medical information.

Tahap cara verifikasi bahwa pasien menerima dan memahami edukasi yang diberika:

13 Panduan komunikasi efektif di Rumah Sakit Islam Pati

Page 14: PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF

1. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, kondisi pasien

baik dan senang maka verifikasi yang dilakukan adalah menanyakan kembali edukasi

yang telah diberikan. Pertanyaannya adalah “Dari materi edukasi yang telah

disampaikan kira-kira apa yang bapak/ibu bisa pelajari”.

2. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, pasiennya

mengalami hambatan fsik maka verifikasi adalah dengan pihak keluarganya dengan

pertanyaan yang sama, “ Dari materi edukasi yang telah disampaikan kira-kira apa

bpk/ibu bisa pelajari?”

3. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi ada hambatan

emosional (marah atau depresi) maka verifikasinya adalah dengan tanyakan kembali

sejauh mana pasiennya mengerti tentang materi edukasi yang diberikan dan

dipahami. Proses pertanyaan ini bisa via telepon atau datang langsung ke kamar

pasien setelah pasien tenang.

XI. Penutup

Agar supaya keselamatan pasien selalu terjaga dengan baik oleh pemberi pelayan

kesehatan untuk itu sangatlah penting semua petugas medis dan petugas kesehatan

lain memahami cara komunikasi yang efektif yang kami susun dibuku panduan ini.

14 Panduan komunikasi efektif di Rumah Sakit Islam Pati

Page 15: PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF

LAMPIRAN:

CONTOH SBAR

Bila anda pertelpon sebutkan identitas pasien tapi bila tidak, cukup menuliskan SBAR karena sudah ada stiker pasien di integrated note

S . Pro operasi open prostat. Tgl. 18-10-2009 jam 12.00

B . Px. Dengan BPH. Dr.Widi Suhu 36.5 ° C , nadi 80x/menit, T. 130/80 , RR. 18 x/menit, SPO2 99 %, TB. 165 cm, BB. 60 kg.

RPD. - hypertensi, DM, Alergi terhadap golongan sulfa Sudah dikonsulkan ke Dr. ismet dapat terapi norvask 5mg 1-0-0 dan actrapid 3 x 14 iu sc Hasil Echo:disfungsi diastolik ventrikel kiri , EF.60 Hasil laborat dan foto IVP, THORAK terlampir

A . Kemungkinan operasi dengan resiko ringan

R . Mohon persiapan operasi

S Selamat pagi dokter…. Saya suster…..perawat ruang …………….…Melaporkan pasien ( nama, kamar), umur ……………..Sebutkan kondisi pasien yang spesifik misalnya: …………..….Drainage dari luka insisi/selang dada/penurunan keluaran urine dllPasien gelisah ……....Tanda-tanda vital mengalami peningkatan atau penurunan

B Perawat menyiapkan data-data pasien misalnya: MRI, lembar balance cairan/catatan lainSebutkan diagnosa masuk………. Tgl hari rawat ke………………..atau panas hari ke….atau post op.hari ke ……Tindakan yang sudah dilakukan ……..Obat-obat yang sudah diberikan (bila P/B sebutkan semua obat yang dikonsumsi PsUntuk hand over sebutkan obat yang mendukung situasi/masalahAdakah alergi……..? O2…l/mnt, Tensi: ……Suhu: …Nadi: ….RR: ….saturasi O2Hasil Laborat (abnormal)? Pasien masuk tanggal …….waktu………..Pemeriksaan, bandingkan dengan hasil sebelumnyaCantumkan informasi klinis yang lain misalnya: tingkat kesadaran, bunyi nafas, warna kulit, urine output, ekstremitas

A Apa penilaian anda pada situasi itu?Saya pikir masalanya adalah: ……(tuliskan masalah yang anda pikirkan atau saya tidak yakin apa maslahnya, tetapi apsien memburuk atau pasien kelihatannya tidak stabil

R Apa yang anda inginkan dari dokter (Recommendations/Interventions)Haruskan saya mulai dengan pemberian O2Apakah pasien perlu diperiksakan x-ray, EKG dan test yang lainJam berapa doker akan datang?Apakah dokter akan konsul ke dokter bedah?Apakah dokter akan memindahkan pasien ke ICU?

15 Panduan komunikasi efektif di Rumah Sakit Islam Pati