15
Phterydophyta Kelompok 4 Solikha 130210103007 Indah Suciati 130210103051 Sylvia Anggraeni 130210103054 Mellyana Aini 130210103058

Paku

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tumbuhan paku di pohon

Citation preview

Phterydophyta Kelompok 4

PhterydophytaKelompok 4Solikha130210103007Indah Suciati130210103051Sylvia Anggraeni130210103054Mellyana Aini130210103058

Asplenium adiantum-ningrumSistem takson tanaman paku ini adalah ( ITB,2012):Kingdom : PlantaeDivisi : PteridophytaKelas : FilicopsidaOrdo: PolypodialesFamily : AspleniaceaeGenus:AspleniumSpesies: Asplenium adiantum-ningrum

Lokasi PengamatanPengamatan tumbuhan paku ini dilaksanakan di Universitas jember, tepatnya di Saat pengamatan tanaman paku,Asplenium adiantum-ningrumini ditemukan menempel Pada pohon tua yang besar DeskripsiHabitusTanaman paku ini merupakan tanaman semak.Pengamatan ini mendapatAsplenium Adiantum-ningrumyang menempel atau epifit ke batu-batuan.Spleenwort ini memiliki tebal, pisau daun segitiga hingga 10 sentimeter panjang yang dibagi menjadi segmen-segmen dibagi beberapa. Hal ini ditanggung pada tangkai daun hijau kemerahan dan malai yang mengkilap dan sedikit berbulu.RhizomaPengamatan padaAsplenium adiantum-ningrumdidapat bahwa rizhom atau batang bawah tanah tidak ada yang ada berupa akar serabut yang terbenam dalam tanah atau sebagai pelekat di batuan jika menempel atau epifit di batu. Menurut Steenis (2006), tumbuhan ini memiliki akar rimpang yang pendek dan bersisik.StipeWarga Asplenium umumnya memilki stipe yang pendek bahkan tidak terlihat. Menurut Steenis (2006), daun duduk dan bertangkai sangat pendek. Tetapi tangkai daun memiliki ciri bewarna hijau kemerahan dan malai yang mengkilap dan sedikit berbulu.DaunDaun pada tanaman ini majemuk menyirip tunggal. Sedangkan menurut Steenis (2006), warga Asplenium ini memiliki daun tunggal, bertulang daun menyirip, tidak beruas dengan dengan akar rimpang, rapat berjejal, setelah mengering menggantung lemah.LaminaHelaian daun menurut Tjitrosoepomo (2009), tidak dapat lepas dari rimpang, menyirip, atau menyirip ganda, urat-urat daun bebas atau bersambungan dengan tulang tepi.SoriSisi bawah daun setiap segmen memiliki satu atau lebih sori diatur dalam rantai, sedang menurut Tjitrosoeomo (2009), sorus pada warga Asplenium terletak di samping pada taju-taju daun serta memanjang dan memilkiki indusium. Sorus bangun garis atau sempit memanjang, terletak di samping tulang cabang, serong atau hamper tegak dengan ibu cabang. Indusium sesuai dengan sorusnya.ManfaatWarga pada tanaman ini sering digunakan sebagai hiasan yang dapat ditempatkan di atas pohon, di pot atau dapat ditempel ke batuan.

Asplenium nidusKingdom: Plantae Subkingdom: Tracheobionta Divisi: Pteridophyta Kelas: PteridopsidaSub Kelas: PolypoditaeOrdo:PolypodialesFamili: AspleniaceaeGenus: AspleniumSpesies:Asplenium nidusLinn.(www.plantamor.com)

Habitus :Termasuk tumbuhan herba.Habitat:Terestrial, paku epifit pada pohon tinggi, Tumbuh tersebar di seluruh kawasan yang diamati mulai 1.060-1.240 m dpl. Tumbuh epifit di batang pohon yang telah ditebang sampai di ranting pohon besar. Secara umum tumbuhan ini banyak ditemukan baik di dataran rendah maupun daerah pegunungan sampai ketinggian 2.500 m dpl., sering menumpang di batang pohon tinggi, dan menyukai daerah yang agak lembab dan tahan terhadap sinar matahari langsung. Tanaman ini tersebar di seluruh daerahtropis.PakuSarang Burung atau nama saintifiknyaAsplenium nidusadalah spesies epifit yang biasanya ditemui di kawasan tanah pamah, kawasan pergunungan dan kawasan hutan sekunder. Bahagian tengah spesies ini mampu mengumpul daun-daun kering daripada pokok sokongan melalui struktur berbentuk bakul dan mereputkannya untuk mendapatkan nutrien dan bahagian ini juga menyerap air hujan dan menyimpannya sehingga hujan yang seterusnya. Paku sarang burung merupakan jenis tumbuhan paku populer sebagai tanaman hias halaman. Orang Sunda menyebutnya kadaka, sementara dalam bahasa Jawa dikenal dengan kedakah. Penyebaran alaminya adalah di sabuk tropis Dunia Lama (Afrika Timur, India tropis, Indocina, Malesia, hingga pulau-pulau di Samudera Pasifik.Didaerah Pasundan paku ini dikenal dengan nama kadaka. Orang Jawa menyebutnya simbar merah, di Kalimantan disebut lokot dan di Maluku disebut tato hukung. Di ujung Pandang oleh orang Bugis menyebut bunga minta doa. Umumnya masyarakat menyebut paku sarang burungPakis Sarang burung berasal dari Malaya, kini tersebar luas di seluruh daerah tropika. Dapat tumbuh dari dataran rendah sampai ketinggian 2.500 m dpl. Orang bugis mempercayai bila tanaman ini tumbuh subur bertanda kehidupan dalam keluarga rukun dan makmur begitu pula sebaliknya bila merana mendapat kesulitan (Sastrapraja, dkk. 1979). Asplenium nidus L. di Bali sering digunakan sebagai tanaman hias untuk menata taman, merangkai bunga dan akarnya dicincang alus dapat digunakan untuk media mencangkok tanaman (Darma, 2006). Di Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti Asplenium nidus. L tumbuh pada pohon-pohon yang besar terutama pada pohon di tepi sungai.

AkarPaku epifit dengan akar rimpang kokoh, tegak, bagian ujung mendukung daun-daun yang tersusun roset, di bagian bawahnya terdapat kumpulan akar yang besar dan rambut berwarna coklat, bagian ujung ditutupi sisik-sisik sepanjang sampai 2 cm, berwarna coklat hitam. Akar tumbuh di sepanjang batang pendek untuk mengukuhkan struktur Paku Sarang Burung ini.BatangRhizome yang pendek ditutupi oleh sisik yang halus dan lebat, sisik berwarna coklat.

Daun:Daun tunggal tersusun pada batang sangat pendek melingkar membentuk keranjang. Daun yang kecil berukuran panjang 7 -150 cm, lebar 3 30 cm. perlahan-lahan menyempit sampai bagian ujung. Ujung meruncing atau membulat, tepi rata dengan permukaan yang berombak dan mengkilat. Daun bagian bawah warnanya lebih pucat dengan garis-garis coklat sepanjang anak tulang, daun bentuk lanset, tersusun melingkar, ujung meruncing, warna daun bagian atas hijau terang, bagian bawah hijau pucat. Peruratan daun menyirip tunggal. Warna helai daun hijau cerah, dan menguning bila terkena cahaya matahari langsung..Tangkai daun kokoh, hitam, panjang sekitar 5 cm. Tulang daun menonjol di permukaan atas daun, biasanya hampir rata ke bawah, berwarna coklat tua pada daun tua. Urat daun bercabang tunggal, kadang bercabang dua, cabang pertama dekat bagian tengah sampai 0, 5 mm dari tepi daun. Tekstur daun sepertikertas.Daun-daunterbentuk dari tengah pokok dan kemudian bersusun-susun membentuk roset yang diselaputi sisik berwarna coklat tua dipangkalnya.Pakuini mudah dikenal karena tajuknya yang besar, entalnya dapat mencapai panjang 150cm dan lebar 20cm, menyerupai daun pisang. Peruratan daun menyirip tunggal. Warna helai daun hijau cerah, dan menguning bila terkena cahaya matahari langsung.Dikenal juga sebagai paku sarang burung. Bentuk daunnya lebar secara visual serupa dengan daun pisang, panjangnya bisa mencapai 50-150cm dan lebar 10-20 cm. Warna daun hijau muda, berkerut, dan pelepah berwarna hitam.

Sorus/sori:Sorus terletak di permukaan bawah daun, tersusun mengikuti venasi atau tulang daun, bentuk garis, warna coklat tua. Sori sempit, terdapat di atas tiap urat daun dan cabang-cabangnya mulai dari dekat bagian tengah daun sampai bagian tepi, hanya sampai bagian tengah lebar daun. dengan sori tertutup semacam kantung memanjang (biasa pada Aspleniaceae. Sorus berbentuk garis, tersusun rapat di permukaan bawah daun fertil dekat ibu tulang daun, berwarnacoklat.sporaterletak di sisi bawah helai, pada urat-urat daun, entalnya dapat mencapai panjang 150cm dan lebar 20cm, menyerupai daun pisang. Ental-ental yang mengering akan membentuk semacam sarang yang menumpang pada cabang-cabang pohon. Sarang ini bersifat menyimpan air dan dapat ditumbuhi tumbuhan epifit lainnya.Spora terletak di sisi bawah helai, pada urat-urat daun, dengan sori tertutup semacam kantung memanjang (biasa pada Aspleniaceae).ManfaatManfaat Obat penyubur rambut (Boon, 1999), demam, sakit kepala (Departemen Kehutanan dan Perkebunan, 2000), kontrasepsi, gigitan atau sengatan hewan berbisa (Baltrushes, 2006). Daunnya ditumbuk dan dicampur dengan parutan kelapa kemudian dioleskan pada rambut (Boon, 1999). Anti radang dan pelancar peredarandarah.Jenisini sudah umum untuk tanaman hias, selain itu juga dapat digunakan sebagai obat tradisional seperti sebagai penyubur rambut, obat demam, obat kontrasepsi, depuratif, dan sedative,obat bengkak; daun paku sarang burung segar sebanyak segar sebanyak 15 gram, dicuci, ditumbuk halus dan ditambah sedikit anggur kemudian diborehkan ke bagian yang sakit,obat luka memar: daun paku sarang burung segar sebanyak 15 gram, dicuci dan direbus dengan 200 nil air sanipai mendidih selama 15 menit, dinginkan dan saring. Hasil saringan diminum sekaligus dan lakukan pengobatan sebanyak 2 kali sehari, pagi dan sore.

Tectaria crenataCav.

Kingdom: PlantaeDivisi:PteridophytaKelas:PteridopsOrdo: PolypodialesFamili: PolypodiaceaeGenus: TectariaSpesies:Tectaria crenataCav.

Habitat dan HabitusSpesiesTectaria sp.diperoleh dari Taman Hutan Raya Cangar, habitatnya yaitu di tanah atau biasanya juga dapat ditemukan di bebatuan. Jenis paku ini mempunyai rimpang yang ramping dan panjang, berakar dalam tanah, memanjat pohon tetapi tidak epifit, atau ada sebagian yang rimpangnya menjalar pada permukaan bebatuan, menyukai keteduhan. paku ini termasuk semak atau bisa dikatakan agak berkayu. Menurut Haupt (1953), hampir semua paku-pakuan adalah herba atau agak berkayu. Ada pula yang berupa pohon.AkarSpesies ini mempunyai akar serabut dikotom. Pada umumnya akar paku-pakuan adalah serabut yang bercabang-cabang secara dikotom. Adapula yang bercabang monopodial atau tidak bercabang. Namun tidak semua paku-pakuan mempunyai akar, misalnya pada bangsa Psilotales, fungsi akarnya digantikan oleh rizoid (Vasishta, 1972).BatangBentuk batang adalah bulat, dengan permukaan yang halus tidak mempunyai ramenta. Ukuran panjang batangnya sekitar 33 cm, berwarna coklat, tanpa adanya percabangan karena batang pada akarnya langsung keluar dari atas tanah. Bentuk batang atau cabang bermacam-macam, antara lain bulat beralur dan berusuk secara longitudinal, beruas-ruas panjang dan kaku. Ada yang panjang ramping, bulat dengan simetri dorsiventral (Vasishta, 1972). Permukaan batang paku-pakuan tidak selalu halus, tetapi kadang-kadang dihiasi dengan bentuk tertentu, seperti duri, rambut-rambut uniseluler, ramenta, lapisan lilin, dan sebagainya (Vasishta, 1972).

DaunBentuk daun lanset yaitu semakin ke ujung semakin mengecil atau bisa dikatakan ujungnya runcing. Warnanya hijau tapi tidak hijau pekat karena habitatnya yang dibawah dan tidak begitu tinggi sehingga cukup terhalang oleh spesies lain yang lebih tinggi untuk memperoleh sinar matahari dalam berfotosintesis. Urat daunnya menyirip, tetapi urat daunnya tersebut tidak bercabang-cabang. Tekstur daun Tectaria singaporeana seperti selaput dengan permukaan yang cukup halus. Daun spesies ini termasuk daun tunggal karena pada tangkai yang keluar langsung dari akar hanya terdapat 1 helaian daun saja, tidak bercabang atau tidak majemuk.Sporofil dan SporangiumPaku ini termasuk paku yang steril atau biasa disebut tropofil. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil merupakan daun yang khusus untuk asimilasi atau fotosintesis. Sporofil berfungsi untuk menghasilkan spora. Pada daun-daun seringkali terbentuk tunas-tunas adventif ( tunas liar) yang dapat terlepas dan berguna sebagai alat berkembang biak vegetatif. Dapat pula tunas atau daun berubah menjadi geragih (stolon) yang dapat dipergunakan untuk tujuan yang sama. Selain itu dari protalium dapat pula terbentuk tumbuhan paku baru tanpa pembuahan, jadi secara apogam atau apospor. Karena termasuk paku steril, berarti tidak mempunyai sporangium. Paku yang fertil, letak sporangiumnya bermacam-macam yaitu ada yang di bagian tepi daun ataupun menyebar. Bentuknya pun juga bervariasi antara lain bentuk jantung, memanjang dan membulat. Sorus mengandung banyak sporangium yang terletak di bagian bawah daun sorus bentuk bola. Indusium bisa ada atau tidak, jika ada berbentuk bola, piala atau mangkok.Ciri SpesifikSpesies ini sama sekali tidak mempunyai ciri-ciri khusus meskipun itu dari vernasi bergelung (daun mudanya menggelung dan akan membuka bila telah dewasa), dimorfisme (antara sporofil dan tropofil dalam satu individu), daun tereduksi (pada daun majemuk, anak daun bagian bawah sangat kecil), daun sarang, ligula dan daun penumpu.

Drymoglossum piloselloides(L.) Presl.

Kingdom: Plantae Subkingdom: TracheobiontaDivisi: PteridophytaKelas: PteridopsidaSub Kelas: PolypoditaeOrdo: PolypodialesFamili:PolypodiaceaeGenus:DrymoglossumSpesies:Drymoglossum piloselloides(L.) Presl.(www.plantamor.com)

Epifit pada batang atau dahan pohonPyrrosia piloselloides adalah salah satu dari beberapa jenis paku epifit yang dikenal sebagai sisik naga, duduitan, atau daun picisan. Tumbuhan ini biasadijumpai di tempat-tempat berelevasi rendah sampai tiggi, merambat pada batang pohon atau dinding rumah yang tak terawat.P. piloselloides memiliki sistem fotosintesis yang khas dimiliki oleh banyak tumbuhan epifit dan tahan kering, yaitu Crassulacean Acid Metabolism (CAM).Tumbuhan Sisik naga atau Drymoglossum piloselloides L. termasuk kedalam keluarga Polypodiaceae.Tumbuhan sisik naga merupakan tumbuhan epifit pada batang ataudahan pohon yang mempunyai rimpang yang menjalar dengan panjang 1 m dan mempunyai akar yang melekat kuat. Tumbuhan ini salah satu tumbuahan khas Asia tropikyang memiki bentuk yang unik

Ciri khas dari tumbuhan ini adalah daun bertangkai pendek, bentuknya jorong atau jorong memanjang, ujungnya tumpul ataumembundar, tebal berdaging, permukaanya licin, tepi daun rata, daunnya ada yang mandul dan ada juga yang membawa spora. Karena bentuknya yang bulat sampaijorong sehingga hampir mirip dengan uang logam maka tumbuhan ini dikenal di jawa sebagai paku duduwitan. Cara perkembangbiakan tumbuhan ini dengan bertunasatau dengan spora. Tumbuhan ini memiliki banyak sekali manfaat untuk kesehatan karena mengandung senyawa flavonoid, tannin, dan steroid-trierpenoid sehinggaberkhasiat untuk sariawan, antiradang, obat batuk, Kencing nanah, dan Rematik.Manfaat/KeunikanTumbuhan epifit yang memiliki manfaat kesehatan.Rasanya manis, sedikit pahit, dingin.Menurut dr. Setiawan Dalimartha, yang saat ini dikenal sebagai seorang dokter herbalis di Jakarta. Ia menjelaskan bahwa sisik naga terbukti secara empirisbersifat antikanker dan antitumor.Dedaunan merambat dan masih anggota famili polypodiaceae itu, selain berkhasiat sebagai obat anti kanker dan tumor, juga daun unik ini berkhasiat untukantiradang, antitoksik, peluruh dahak, dan penghenti pendarahan.