24

Click here to load reader

Paku Buat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

p

Citation preview

Page 1: Paku Buat

Asplenium adiantum-ningrum

Sistematika Takson

Kerajaan : Plantae

Divisi : Pteridophyta

Kelas : Filicopsida

Bangsa : Polypodiales

Suku : Aspleniaceae

Marga : Asplenium

Spesies : Asplenium adiantum-ningrum

Deskripsi

1. Habitus

Tanaman paku ini merupakan tanaman semak.

2. Rhizoma

Rizhom atau batang bawah tanah tidak ada yang ada berupa akar serabut yang terbenam

dalam tanah atau sebagai pelekat di batuan jika menempel atau epifit di batu. Menurut

Steenis (2006), tumbuhan ini memiliki akar rimpang yang pendek dan bersisik.

3. Daun

Daun pada tanaman ini majemuk menyirip tunggal. Sedangkan menurut Steenis (2006),

warga Asplenium ini memiliki daun tunggal, bertulang daun menyirip, tidak beruas dengan

dengan akar rimpang, rapat berjejal, setelah mengering menggantung lemah.

4. Lamina

Page 2: Paku Buat

Helaian daun menurut Tjitrosoepomo (2009), tidak dapat lepas dari rimpang, menyirip,

atau menyirip ganda, urat-urat daun bebas atau bersambungan dengan tulang tepi.

5. Sori

Sori terletak di bagian sisi bawah daun, pada setiap segmen memiliki satu atau lebih sori

diatur dalam rantai, sedang menurut Tjitrosoeomo (2009), sorus pada warga Asplenium

terletak di samping pada taju-taju daun serta memanjang dan memilkiki indusium. Sorus

bangun garis atau sempit memanjang, terletak di samping tulang cabang, serong atau hamper

tegak dengan ibu cabang. Indusium sesuai dengan sorusnya.

6. Manfaat

Warga pada tanaman ini sering digunakan sebagai hiasan yang dapat ditempatkan di atas

pohon, di pot atau dapat ditempel ke batuan.

Belvisia spicata

Sistematika

Kingdom : plantae

Phylum : pteridophyta

Class : filicopsida

Ordor : polypodiales

Family : polypodiaceae

Spesies : Belvisia spicata

Diskripsi

1. Habitus

Page 3: Paku Buat

Berupa tanaman herba. Entalnya berbentuk lonjong dann agak panjang, sedangkang

lamina nya berupa lembaran. Tangkai daunnya sangat kecil sekali dan pendek.

2. Daun

Daun sederhana dengan pembatas, sobekan subur seperti ekor. Rhizomanya pendek,

merambat panjang, tidak bercabang dan ditutupi oleh warna hitam dan coklat kemerahan.

Terdapat sori yang tersebar diatas permukaan yang lebih rendah seperti di ujungnya. Pada

umumnya secara keseluruhan yang ditutup oleh sporangia pada atas permukaan yang lebih

rendah kadang-kadang bagian dari vegetative dengan konstruksi (Smitinand,1989:519)

3. Spora

Spora terletak dibagian atas dan bawah dari daun dan juga tepi-tepi daun yang melipat.

Menurut Sulisetjono (2009) divisi pterophyta, generasi sporofitnya lebih dominan

dibandingkan dengan generasi gametofitnya.Tidak semua daun fertile. Kumpulan dari

sporangia disebut sori, dan strukturnya disebut indusium.Sporangium terbentuk dalam jumlah

yang besar pada sisi bawah daun. Biasanya sporofil mempunyai bentuk yang sama dengan

daun-daun yang steril, hanya pada beberapa jenis saja sporofil berbeda dengan trofofil. Pada

dinding sporangium seringkali terdapat suatu cincin (anulus), yang berfungsi untuk

mengeluarkan spora dewasa.

4. Manfaat dari belvisia yaitu sebagai tanaman hias (Piggot.1988)

Davallia solida

Sistematika takson:

Kingdom : Plantae

Division : Pteridophyta

Class : Filicinae

Order : Davalliales

Family : Polypodiceae

Genus : Davallia

Page 4: Paku Buat

Spesies : Davallia solida (cak mus, 2012)

Nama umum:

Indonesia: paku sepat atau paku kalici

Deskripsi:

Batangnya kecil tetapi keras, letak cabang berhadapan, termasuk daun majemuk

menyirip ganda dua, daun berbentuk segitiga dan kaku, tepinya bergerigi, permukaan daun

mengkilat. Terdapat sorus yang terletak di tepi daun. Rimpangnya merayap dengan ruas

panjang.

Daun tunggal atau majemuk dengaan bentuk dan ukuran yang bermacam-macam

pula. Tetapi yang banyak dijumpai ialah susunan daun yang majemuk menyirip. Rizom

merayap mempunyai ruas-ruas yang panjang, jarang memperlihatkan batang yang nyata.

Akar dan daun-daunnya sering kali bersisik atau berambut. Kebanyakan daun fertile sama

dengan daun steril, tetapi juga dijumpai adanya dimorfisme. Sori bentuknya bermacam-

macam. Letak sorus pada tepi atau dekat tepi daun, dapat pula pada urat-urat, berbentuk

garis, memanjang, bulat. Sporangium kadang-kadang sampai menutupi seluruh permukaan

bawah daun yang fertil. Rimpang merayap atau berdiri, mempunyai ruas-ruas yang panjang,

jarang memperlihatkan batang yang nyata.

Habitat:

Davallia sp termasuk jenis paku yang umumnya menumpang pada tumbuhan lain.

Paku ini dapat pula tumbuh pada tanah-tanah cadas, karang atau batu-batu. Biasanya banyak

dijumpai tumbuh pada batang jenis palem. Tumbuh bersama-sama dengan paku cecerenean,

paku sarang burung atau jenis-jenis paku lainnya. Penyebaran meliputi Asia tropika,

Polinesia dan Australia. Tumbuh pada dataran rendah terutama pada daerah-daerah disekitar

pantai (Imam. 2009).

Habitus

Davallia solida memiliki perawakan herba. Tumbuhnya merumpun tetapi ukurannya

kecil.

Ciri spesifik

Paku davallia solida mempunya ciri spesifik yaitu ciri-ciri yang tidak di miliki oleh

paku lain cirinya stolen yang berambut coklat kemerahan merambat di pepohonan dan sori

yang berupa cup di tepi daun , rimpangnya kuat,dan ketika masih muda tertutupi oleh sisik,

serta daunnya berbentuk segitiga dan kaku, tepinya bergerigi, dan permukaanya mengkilat

sehingga mudah dilihat. Daunnya berwarna hijau muda sampai hijau tua daun menyirip

Page 5: Paku Buat

ganda dua atau lebih dengan urat-urat yang bebas. Rimpang merayap dengan ruas-ruas yang

panjang, bersisik rapat. Sisik berwarna pirang ( Tjitrosoepomo, 2009:279).

Daun

Daun berbentuk segitiga, seperti kulit, menyirip rangkap, tangkai 15 – 60 cm, anak

daun bulat telur memanjang, beringgit, bergerigi dengan urat-urat yang bebas. Helaian daun

berbentuk segitiga dan tepi yang bergerigi atau beringgit serta daun yang kaku. Daun ini kaku

dan kuat. Permukaan daunnya licin mengkilat, sehingga mudah sekali terlihat dengan jelas.

Warna daun hijau sampai hijau tua.

Batang

Davallia solida mempunyai batang yang berbentuk rimpang. Tangkai atau batangnya

berwarna coklat kehitaman taruntai halus dengan ukuran ± 0.2 cm dengan percabangan

monopodial. Rimpangnya merayap dan memperlihatkan batang yang nyata. Rimpangnya

kuat, agak menjalar. Bila tumbuhan ini masih muda, rimpang-rimpangnya ditutupi oleh sisik-

sisik yang padat, warnanya coklat terang.

Akar ( Rhizoma )

Davallia solida mempunyai ciri rimpang panjang – merayap, berdiameter 6-12 mm.

Seluruh permukaanya bersisik. Secara bertahap mengalami penyempitan menuju puncak.

Bagian apikal tipis, berwarna coklat muda, dengan sisik. Pada rimpang yang sudah tua

mempunyai ukuran kurang lebih 3 mm (Mustofa, 2009). Rhizome yang dimiliki jenis ini

panjang dan menjalar pada tumbuhan yang ditumpanginya.

Spora

Davallia sp. memiliki sorus yang bulat atau memanjang, dan sorus ini terletak pada

sisi bawah daun, atau disepanjang tepi daun, dan terpisah-pisah. Indisium dari Davallia ini

terdapat pada pangkal dan kanan kiri spesies ini.

SISTEM REPRODUKSI

Tumbuhan paku terdiri dari dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi

gametofit. Generasi sporofit dan generasi gametofit ini tumbuh bergantian dalam siklus

tumbuahan paku.

1. Manfaat

Davallia mempunyai bentuk yang cukup menarik sehingga banyak diamnfaatkan

sebagai tanaman hias, dapat digunakan sebagai unsur pendukung dalam karangan bunga.

Selain itu tumbuhan ini dapat ditanam ditempat-tempat yang terlindung maupun tempat-

tempat yang terbuka. Dalam suatu penelitian, telah diketahui bahwa tanaman ini mengandung

asam hidrosianik.

Page 6: Paku Buat

Pteris vittata

Sistematika takson:

Kingdom : Plantae

Devisi : Pteridophyta

Class : Filicopsida

Orders : Polipodiales

Family : Pteridaceae

Genus : Pteris

Spesies : Pteris vittata (cak mus, 2012)

Deskripsi

Perakaran serabut, dan perawakan dari tanaman paku ini adalah herba, hidupnya di

tanah, bentuk daunnya memanjang, termasuk daun majemuk menyirip warnanya hijau tua,

batangnya panjang pada permukaanya terdapat rambut-rambut halus yang berwarna coklat.

Sporanya terdapat pada sepanjang daun.

Ciri spesifik :

Pteris sp. termasuk dimorfisme yaitu, antara sporofil dan tropofil dalam satu individu

berbeda bentuk atau ukuranya. Daun tropofil adalah daun yang berfungsi untuk proses

fotosintesis sedangkan daun sporofil merupakan penghasil spora. akar berwarna coklat dan

memiliki ciri pada saat masih muda kuncup daunnya menggulung.

Habitat

Pteris vittata termasuk paku tanah yaitu paku-pakuan yang hidup di tanah, tembok,

dan tebing terjal. Kebanyakan jenis paku ini banyak tumbuh pada batu-batu atau pada tebing

sungai, yang menyukai kelembapan. Rimpangnya menjalar pada pemukaan batuan dan akar-

akarnya masuk ke celah-celah batu.

Habitus

Tumbuhan paku, hampir semunya berupa herba atau agak berkayu.

Page 7: Paku Buat

Daun

Daunnya sporofil (daun fertile) yaitu daun yang berfungsi menghasilkan spora.

Biasanya hampir semua sporofil berfungsi sebagai organ fotosintesis. Venansi tumbuhan

paku ini bergulung atau daun muda yang menggulung dan akan membuka jika telah dewasa.

Daun tumbuhan paku ini berwarna hijau. Bentuk daunnya mememanjang, tepinya rata, ujung

daunnya setengah meruncing, daunnya berhadapan bersilang, teksturnya selaput berupa

helaian, dan permukaan daunnya kasar. Jenis daun majemuk menyirip, tepi daunya halus atau

tidak bergerigi, tepi daunnya rata. Peruratan (vernasi) menyirip, ujung-ujungnya bergabung

dengan urat lain sehingga memperlihatkan garis yang dekat dengan tepi. Tekstur daun adalah

helaian atau seperti selaput (tekstur daun tumbuhan paku bervariasi seperti selaput atau

helaian atau seperti selaput tebal atau kulit). Permukaan daunnya halus.

Batang

Batang paku ini berupa rimpang karena pada umumnya arah tumbuhnya menjalar atau

memanjat, meskipun ada yang tegak. Bentuk batang tumbuhan paku ini panjang, ramping,

dan sirkuler linier. Permukaannya kasar dan ditumbuhi rambut-rambut halus. Berwarana

coklat sampai coklat kehitaman dan bercabang. Mempunyai ramenta yang berbentuk lanset

atau bercabang seperti bintang. Ramentanya mudah lepas sehingga pada massa tua tidak

terdapat sama sekali. Batang berbentuk bulat beralur secara longitudinal, beruas-ruas panjang

dan kaku, permukaan pada batangnya halus terdapat bentukan seperti rambut atau sisik

berwarna hitam atau coklat, lapisan lilin dan sisa-sisa tangkai.

Akar

Akar paku serabut yang bercabang-cabang secara dikotom, tetapi ada pula yang

bercabang monopodial atau tidak bercabang. Letak akar Pteris vittata yaitu pada pangkal

rimpang yang tegak dan bentuk akarnya tipis, kasar, dan warnanya coklat tua.

Spora

Sporangium umumnya dibentuk pada permukaan bawah atau tepi daun fertile

(sporofil), yang berwarna coklat. Sorusnya dilindungi oleh indusium dengan bentuk ginjal

dan dilindungi oleh indisium palsu yaitu pelindung yang terjadi karena pelipatan tepi daun.

Permukaan bawah daun Pteris vittata terdapat sori (bentuk tunggal dari sorus), setiap sori

berisi kelompok sporangia (penghasil spora). Sori tidak selalu di bagian bawah daun paku

yang mempertunjukkan sori, sori ini berisi suatu kelompok sporangia ( penghasil spora)

MANFAAT

Page 8: Paku Buat

Dari segi keindahan jenis ini cukup berpotensi untuk tanaman hias. Pemeliharaannya

pun tidak terlalu sukar. Sebenarnya jenis ini berasal dari Amerika tropis, dan didatangkan

untuk tanaman hias. Jenis paku ini pun lebih banyak digunakan sebagai tanaman ground

cover apabila ditanam secara bergerombol, karena mempunyai perawakan yang kecil dan

pendek.

Adiantum hispidulum

Sistematika

Kingdom : Plantae

Divisi : Pteridophyta

Kelas : Pteridopsida

Ordo : Polypodiales

Famili : Pteridaceae

Genus : Adiantum

Spesies : Adiantum hispidulum (Cakmus, 2012)

Deskripsi

Habitus dari paku ini adalah perdu. Akar berupa rimpang pendek mengelompok

berwarna gelap. Stipe halus, tanpa rambut, berbentuk bulat silindris dengan diameter ± 0,1

berwarna hitan gelap pnjangnya sekitar 15 cm. Percabangan dikotomis terbagi. Daun

berbentuk bulat panjang yang sempit, yang masing-masing terbagi lagi menjadi lebih kecil

sekitar empat persegi panjang, seperti berlian, atau berbentuk kipas. peruratanya jelas dan

teksturnya kasar. Daun berwarna hiaju tua dengan tepi berombak. Pada masing-masing ental

memiliki 1 hingga 20 sori yang berada dibawah permukaan bawah daun sebalah pinggir. Sori

berwana coklat tua. Rimpang pendek merayap, tertutup oleh sisik coklat tua.

Manfaat

Page 9: Paku Buat

Adiantum hispidulum biasanya digunakan sebagai tanaman hias. Selain itu paku ini

juga mengandung bahan organik yang baik untuk menjaga kelembaban tanah. Dapat juga

mencegah kekeringan (Latifah, 2004).

Nephrolepis falcata

Sistematika

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Pteridophyta (paku-pakuan)

Kelas : Pteridopsida

Ordo : Polypodiales

Famili : Dryopteridaceae

Genus : Nephrolepis

Spesies : Nephrolepis falcata (Cakmus,2012).

Deskripsi

Paku ini merupakan tanaman herba. Stipes berbentuk bulat, silindris panjang 10-25

cm. Daun tunggal, menyirip yang luas berbentuk lanset. Daun berwarna hijau dengan ujung

meruncing, tepi daun bergerigi. Rimpang tegak pendek yang ditutupi dengan sisik coklat tua,

memproduksi stolons benang panjang dari tanaman muda yang muncul sepanjang

panjangnya. Sori berbentuk bulat, terletak di permukaan bawah daun. Umumnya hidup di

tanah tetapi ada juga yang hidup epifit. Disebut sebagai paku pedang karena entalnya

memanjang berbentuk pedang. Mudah beradaptasi karena bersifat epipit dan memiliki

kumpang yang tahan kering yang menjalar kemana-mana (Muspiroh,2010). Batang

berbentuik bulat, berwarna kecoklatan. Memiliki akar serabut, memiliki akar yang dibawah

permukaan tanah. Berfungsi menyerap air dan nutrisi dari tanah. Spora berbentuk bulat,

menempel pada permukaan bawah daun. Silinder pusat terdiri dari xilem dan floem. Fase

sporofit menghasilkan spora haploid melalui pembelahan meiosi. Spora tumbuh melalui

Page 10: Paku Buat

bagian selnya menjadi gametofit. Gametofit menghasilkan gamet melalui pembelahan mitosis

(Prawiro,2007).

Manfaat

Nephrolepis falcata memiliki penggunaan gizi di mana daun tersebut direbus dan

dimakan sebagai sayuran dan akar ditumbuk untuk tepung. Selain itu, beberapa bagian pakis

dimanfaatkan sebagai obat tradisional di daerah tertentu untuk pengobatan bisul, luka, luka

dan luka. Tanaman penyerap paling efektif untuk formaldehid. Sebagai bahan pembuat obat

cacing. Dapat mengobati kanker perut (Muspiroh,2010).

Asplenium nidus

Sistematika Takson

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Pteridophyta (paku-pakuan)

Kelas :Pteridopsida

Ordo : Polypodiales

Famili :Aspleniaceae

Genus : Asplenium

Spesies : Asplenium nidus Linn.

Deskripsi

Habitus : Termasuk tumbuhan herba.

Habitat: Terestrial, paku epifit pada pohon tinggi. Tumbuh epifit di batang pohon yang telah

ditebang sampai di ranting pohon besar.

Daun: Daun tunggal tersusun pada batang sangat pendek melingkar membentuk keranjang.

Ujung meruncing atau membulat, tepi rata dengan permukaan yang berombak dan mengkilat.

Daun bagian bawah warnanya lebih pucat dengan garis-garis coklat sepanjang anak tulang,

Page 11: Paku Buat

daun bentuk lanset, tersusun melingkar, ujung meruncing, warna daun bagian atas hijau

terang, bagian bawah hijau pucat. Peruratan daun menyirip tunggal. Warna helai daun hijau

cerah, dan menguning bila terkena cahaya matahari langsung. Tekstur daun seperti kertas.

Daun-daun terbentuk dari tengah pokok dan kemudian bersusun-susun membentuk roset yang

diselaputi sisik berwarna coklat tua di pangkalnya.

Batang: Rhizome yang pendek ditutupi oleh sisik yang halus dan lebat, sisik berwarna

coklat.

Akar: Paku epifit dengan akar rimpang kokoh, tegak, bagian ujung mendukung daun-daun

yang tersusun roset, di bagian bawahnya terdapat kumpulan akar yang besar dan rambut

berwarna coklat, berwarna coklat hitam. Akar tumbuh di sepanjang batang pendek.

Sorus/sori: Sorus terletak di permukaan bawah daun, berbentuk garis, warna coklat tua.

Sorus berbentuk garis, tersusun rapat di permukaan bawah daun fertil dekat ibu tulang daun,

berwarna coklat. Spora terletak di sisi bawah helai, pada urat-urat daun. Ental-ental yang

mengering akan membentuk semacam “sarang” yang menumpang pada cabang-cabang

pohon. “Sarang” ini bersifat menyimpan air dan dapat ditumbuhi tumbuhan epifit lainnya. 1.

Manfaat: Manfaat Obat penyubur rambut (Boon, 1999), demam, sakit kepala (Departemen

Kehutanan dan Perkebunan, 2000), kontrasepsi, gigitan atau sengatan hewan berbisa

(Baltrushes, 2006). Daunnya ditumbuk dan dicampur dengan parutan kelapa kemudian

dioleskan pada rambut (Boon, 1999). Anti radang dan pelancar peredaran darah.Jenis ini

sudah umum untuk tanaman hias, selain itu juga dapat digunakan sebagai obat tradisional

seperti sebagai penyubur rambut, obat demam, obat kontrasepsi, depuratif, dan sedative,obat

bengkak; daun paku sarang burung segar sebanyak segar sebanyak 15 gram, dicuci, ditumbuk

halus dan ditambah sedikit anggur kemudian diborehkan ke bagian yang sakit,obat luka

memar: daun paku sarang burung segar sebanyak 15 gram, dicuci dan direbus dengan 200 nil

air sanipai mendidih selama 15 menit, dinginkan dan saring. Hasil saringan diminum

sekaligus dan lakukan pengobatan sebanyak 2 kali sehari, pagi dan sore.

Adiantum sp.

Page 12: Paku Buat

Sistematika Takson (Cakmus, 2012):

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Pteridophyta (paku-pakuan)

Kelas : Pteridopsida

Ordo : Polypodiales

Famili : Adiantaceae

Genus : Adiantum

Spesies : Adiantum sp.

Deskripsi

Perbanyakan generatif suplir dilakukan dengan spora yang terletak pada sisi bawah

daun bagian tepi tanaman yang sudah dewasa. Daunnya tidak berbentuk membulat. Sorus

merupakan kluster-kluster di sisi bawah daun pada bagian tepi. Spora terlindungi oleh

sporangium yang dilindungi oleh indusium. Tangkai berwarna hitam mengkilap, kadang-

kadang bersisik halus ketika dewasa. Sebagaimana paku-pakuan lain, daun tumbuh dari

rizoma dalam bentuk melingkar ke dalam dan perlahan-lahan membuka. Akarnya serabut

dan tumbuh dari rizoma. Adiantum Sp hidup di tanah, hampir semua paku-pakuan adalah

herba atau agak berkayu. Batang paku berupa rimpang karena umumnya arah tumbuhnya

menjalau atau memanjat, bentuk batangnya bulat panjang, permukaan batangya halus, warna

coklat dan percabangan monopodial. Jenis daun pada Adiantum Sp ini adalah majemuk,

tulang daunnya menyirip atau sporofil (daun fertil) yang fungsi utamanya adalah

menghasilkan sporangium. Pinula (anak daun) terdapat sorus dan pinna (menyirip) bergerigi,

bentuk bangun memanjang, bentuk ujungnya tumpul dan tepinya bergerigi. Sporangium pada

Adiantum Sp terletak dibawah permukaan daun (dipinggir) teratur. Sorus berada dibawah

permukaan daun letaknya tersebar atau teratur dimana dalam satu daun terdapat 4-6 sorus.

Warna sporangiumnya yang muda berwarna putih dan yang tua berwarna coklat. Indisium

yaitu membran penutup yang merupakan perkembangan dari epidermis bawah daun. Pada

daun Adiantum Sp bentuk indisiumnya memanjang.

Page 13: Paku Buat

Adiantum tenerum

Sistematika Taksonomi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Pteridophyta (paku-pakuan)

Kelas : Pteridopsida

Ordo : Polypodiales

Famili : Adiantaceae

Genus : Adiantum

Spesies : Adiantum tenerum Sw.(Cakmus.2010)

Deskripsi

Daun : Daun Makrophyl berukurannya lebih besar. Menyirip ganda sampai beberapa kali

dengan urat-urat yang bebas, rapat, dan pendek. Daun yang makrofil (berdaun besar) dengan

posisi yang berseling-seling serta daun yang menyerupai kipas. Bentuk daunnya bulat telur

(membulat), persegi panjang, delta, jajar genjang, dan belah ketupat. Susunan daun tumpang

tindih ,bersirip tunggal, bersirip ganda, ada juga susunan daunnya pada bagian bawah besar

sedang pada bagian ujungnya mengecil sehingga mirip ekor. Tekstur daun biasanya lembut

dan tipis, tetapi ada juga yang keras dan kaku, dan umumnya berwarna hijau mengkilap, Pada

bagian daun terdapat tulang daun dan telah mempunyai mesofil (daging daun). Anak daun

penempatannya bersaing sepanjang poros sirip, Daun memiliki mesofil (daging buah),

jaringan bunga karang, jaringan tiang dan jaringan daun.

Akar : Akar rimpang tegak, yang akar sejatinya semakin menaik atau memanjat. Akar

berupa rhizome beruas pendek yang muncul akar-akar berupa serabut. Pada ujung akar

dilindungi oleh kaliptra atau tudung akar. Di belakang kaliptra terdapat titik tumbuh berupa

sebuah sel yang berbentuk bidang empat, yang kearah luar membentuk sel-sel kaliptra,

sedangkan jika menuju kearah dalam membentuk sel-sel akar.

Page 14: Paku Buat

Batang : Batang tanaman suplir hitam mengkilat berduri tegak atau semi tegak dan dijumpai

sisik-sisik yang lunak atau keras. Batang bercabang-cabang dan berupa tongkat (rhizome)

yang terdapat banyak daun.

SPORA: Sorus bentuknya bermacam-macam dan dilindungi selaput yang disebut insidium

yang terletak pada tepi daun yang terlipat ke bawah dan mempunyai annulus sebagai

mekanisme pengeluaran spora, Sorus yang masih muda terlindung oleh selaput indusium,

Paku suplir mempunyai sorus bangun ginjal, jorong atau bangun garis, terletak pada tepi daun

yang terlipat ke bawah berfungsi sebagai indisium.

Manfaat: Tanaman suplir (Adiantum tenerum Sw.) ialah tanaman hias daun yangperlu

mendapat perhatian untuk dikembangkan di Indonesia agar tidak punah.Tanaman suplir

memiliki nilai ekonomis karena bentuk daunnya yang sangatmenarik dan artistik.Tanaman

suplir dapat diperbanyak melalui perbanyakan secarageneratif maupun vegetatif.Perbanyakan

secara generatif menggunakan spora,sedangkan perbanyakan vegetatif menggunakan

pemisahan rumpun atau anakan.Pada perbanyakan tanaman suplir dengan menggunakan

pemisahan rumpun, factor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman suplir ialah media

tanam. Permasalahanyang sering terjadi pada media tanam suplir ialah drainase dan aerasi

yang tidak baiksehingga rumpun suplir akan mengalami kelayuan daun, akar rusak

(membusuk)sehingga akhirnya suplir mati. Media tanam yang ideal bagi tanaman suplir

ialahmedia tanam yang cukup lembab (RH 50 % – 80 %), memiliki porositas yang

baik,sehingga drainase dan aerasinya bagus (Rukmana, 2003).

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahim, Dudun. 2006. Tugas Tanaman dan Sistem Ruang Terbuka Hijau: Paku-pakuan.

Bandung: IPB.

Alvyanto. 2009 (http://alvyanto.blogspot.com davallia_) diakses tanggal 01 April 2012.

Aththorick , Alief. 2007. Kekayaan Jenis Makroepifit di Hutan Telaga Taman Nasional

Gunung leuser (tngl) Kabupaten Langkat. Jurnal Biologi Sumatera. Vol. 2, No. 1.

Braggins, John E.2004. Tree Ferns.America. Timber Press

Cakmus, 2008. Dunia Tumbuhan .(http:// www.plantamor.com)

Cakmus, 2012. Dunia Tumbuhan .(http:// www.plantamor.com)

Campbell, 2003. Biologi. UGM:Bandung

Frohne, Dietrich, janji, Hans Juergen (2004), tanaman beracun, Stuttgart: Wissenschaftliche

Verlagsgesellschaft

Page 15: Paku Buat

Hertwig (1938), Kesehatan Melalui Herbal, Berlin: Koch

Hoshizaki,Barbara joe.2009. Fern Grower’s. Amsterdam

ITB.2012. Taksonomi Tumbuhan.(http:// www.sithitb.com)

Iwatsuki, dkk. 1985. Flora Of Thailand volume three part two. Bangkok : TEM

STIMINAND

Johns. 2005. Asplenium section Thamnopteris (Aspleniaceae) – new information leading to a

better taxonomy of the section. Japan: Symposium Abstract

Large.M.F.1993.A Morphological Assessment of Adiantum hispidulum Swartzand A.

pubescens Schkuhr (Adiantaceae: Filicales) in New Zealand. New Zealand Journal of

Botany.Vol. 31: 403^17.

Latifah, Eva.2004.Biologi 2. Bandung: Remaja Ros Dakarya.

Muspiroh, Noviyanti, dkk.2010.Buku Panduan Praktikum Taksonomi Tumbuhan 1.Cirebon:

Pusat Laboratorium IAIN Syakh Nurjati.

Page 16: Paku Buat

Lubis, Siti Rahma. 2009. Keanegaraman dan Pola Distribusi Tumbuhan Paku di Hutan

Wisata Alam Taman Eden Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara. Tesis:

Provinsi Utara.

Marlena, Beni.2004. Ringkasan Penetapan Parameter Standar Umum Ekstrak Etanol 96%

Daum Semanggi ( Marsilea Crenata Preshl.).Surabaya: Unair University

Mclean, D.C, dkk. 1952. Teks Books Of Practial Botany. Edinburgh: Darien press

Murakami. 2008. Recognition of biological species in Asplenium nidus complex using

molecular data and crossing experiments.Jakarta: Malesiana

Mustofa, Imam. 2009. Petunjuk praktikum Botani Phanerogamae. Bandung: FPMIPA UPI

Piggot, A.G.1988. Botany an Introduction Science. Library of Congress. USA.

Prawiro, Hartono. 2007. Sains Biologi. Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanti, Maya. 2011.Masilea crenata. Malang: UMM University

Rätsch, Christian (1998), Ensiklopedi Tanaman psikoaktif, Aarau: AT Verlag

Rätsch, Christian (2003), Schamanenpflanze Tabak II, Solothurn: Nightshade penerbit

Sastrapradja, S., J. J. Afriastini, D. Darnaedi dan Elizabeth. 1980. Jenis Paku Indonesia.

Lembaga Biologi Nasional, Bogor. hlm. 7

Schimpfky, Richard (1893), Tanaman Obat dalam gambar dan kata kami, Gera-Untermhaus:

Kohler

Small, james. 1954. Quantitative Evolution X1X The Numerical Composition of Copelands

Filicales: vol.17, hal 362

Smitinand, Tem. 1989. Flora of Thailand. Bangkok. Vol.3 no.4 hal. 519- 522

Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sulisetiono, Widi.(2009). Analisis mikroskopis dan vitamin semanggi air (Marsilea crenata

presl.) (marsileaceae). Bogor: IPB

Steenis, Van. 2006. Flora Untuk Sekolah Indonesia. Jakarta: PT Pradnya Paramitha

Sulisetjono.2009. Taksonomi Tumbuhan Tinggi.Malang : UM

Sulisetjono. 2011. Bahan Kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang:Jurusan Biologi

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang

Page 17: Paku Buat

Tagawa,M. 1988. Flora of Thailand. Bangkok: Auspices of Danida at The

Chutima press.

Tjitrosoepomo. 1989. Taksonomi Tumbuhan : Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta,

Pteridophyta. Jakarta: UGM Press.

Tjitrosoepomo,Gembong. 2009. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : UGM.

Widhiastuti, retno. Dkk. 2006. Struktur dan komposisi tumbuhan paku- pakuan di kawasan

gunung sinabung kabupaten karo. Vol. 13 no. 8

Http://neta.wordpress.com/2009/12/13/asplenium-nidus-l

Http://www.sci.muni.cz/bot_zahr/fotografie/skleniky/kapradiny/Asplenium

Http://www.taxateca.com/ordencyatheales.html