73
OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK KESEHATAN PASCA MELAHIRKAN : SUATU ANALISIS BIOPROSPEKSI TUMBUH-TUMBUHAN TROPIKA INDONESIA JAMILAH NASUTION SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK

KESEHATAN PASCA MELAHIRKAN : SUATU ANALISIS

BIOPROSPEKSI TUMBUH-TUMBUHAN TROPIKA

INDONESIA

JAMILAH NASUTION

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

Page 2: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Oukup, Ramuan

Tradisional Suku Karo Untuk Kesehatan Pasca Melahirkan: Suatu Analisis

Bioprospeksi Tumbuh-Tumbuhan Tropika Indonesia” adalah benar hasil

karya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah

dipublikasikan kepada Perguruan Tinggi mana pun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan

dari penulis lain telah disebutkan dalam teks yang dicantumkan dalam Daftar

Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Desember 2008

Jamilah Nasution

NRP.G351060381

Page 3: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

ABSTRACT

JAMILAH NASUTION. Oukup, Traditional Ingredient of Karo Ethnique for

Postnatal Medicine: The Bioprospection Analysis of Indonesian Tropical Plants.

Under supervision of SRI SUDARMIYATI TJITROSOEDIRDJO and EKO

BAROTO WALUJO.

Oukup, a steam bath prepared with various plants, is traditional method

used in Karo ethnique. Oukup can be used for recuperation after childbirth. The

research was conducted to obtain information and to identify various medicinal

plants that known have ability as oukup ingredient in Karo community. Oukup

ingredient contain bioactive compound so that it can be used as medicine. Method

in this research is descriptive qualitative with emic and ethic approach. Semi-

structured interviews were conducted with oukup costumer, medicine man,

businessman oukup, and seller of medical plants for oukup at markets. The result

of this research is among 16 species plants that can be the primary component of

oukup ingredient consist of Zingiber purpureum, Nicolaia speciosa, Zingiber

officinale, Citrus hystrix, Citrus medica, Citrus nobilis, Ocimum basilicum,

Kaempferia galanga, Piper nigrum, Alpinia sp., Zingiber americanus, Alpinia

galanga, Pandanus amaryllifolius, Gaultheria leucocarpa, Andropogon citratus

dan Boesenbergia pandurata. From these various plants, family Zingiberaceae

and Rutaceae were most family that found in oukup ingredient. The part of plants

that used are leave, fruits, seed and rhizome. Bioactive compound of plants

implied consist of atsiri oil, flavonoid, saponin, tannin, polifenol, alkaloid and

steroid. Based on the study, the function of these bioactive compounds were not

only for postnatal mothers health but also for medical treatment of various

disease. This is show that oukup is potential for business that all the ingridients

are come from medicinal plants.

Keyword : Oukup, medicinal plants, bioactive compound, postnatal medicine

Page 4: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

RINGKASAN

JAMILAH NASUTION. Oukup, Ramuan Tradisional Suku Karo Untuk

Kesehatan Pasca Melahirkan: Suatu Analisis Bioprospeksi Tumbuh-Tumbuhan

Tropika Indonesia. Dibimbing oleh SRI SUDARMIYATI

TJITROSOEDIRDJO dan EKO BAROTO WALUJO.

Oukup, sauna tradisional suku Karo yang memanfaatkan keanekaragaman

jenis tumbuhan sebagai ramuannya untuk kesehatan pasca melahirkan dan

pengobatan berbagai jenis penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

dan mengidentifikasi jenis tumbuhan yang dikenal atau dipercaya masyarakat

Karo mempunyai khasiat sebagai bahan ramuan oukup dan mengetahui bahwa

jenis tumbuhan yang dikenali tersebut secara ilmiah telah dibuktikan mengandung

senyawa bioaktif yang berkhasiat obat atau kosmetika.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang bersifat kualitatif,

melalui pendekatan emik dan pendekatan etik. Pendekatan emik yang

dimaksudkan untuk mendapatkan data mengenai pengetahuan masyarakat tentang

oukup menurut kacamata dan bahasa mereka, tanpa harus menguji kebenarannya.

Sedangkan pendekatan etik, digunakan dalam menganalisi data dari pengetahuan

masyarakat tersebut secara ilmiah, sesuai dengan bidang yang ditekuni oleh

peneliti yaitu taksonomi. Pendekatan umumnya menggunakan teknik RRA (Rapid

Rural Appraisal) dan PRA (Participatory Rural Appraisal) serta wawancara.

Wawancara bersifat semi struktur terdiri atas pengguna oukup, tabib, pengusaha

oukup, dan pasar. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder.

Jenis data primer dilakukan dengan wawancara mencakup : keanekaragaman jenis

tumbuhan yang digunakan dalam ramuan oukup, pemanfaatan oukup, dan cara

memanfaatkan oukup. Data primer juga termasuk menginventarisasi

keanekaragaman jenis tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan oukup. Jenis

data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-

laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan fisik daerah tersebut.

Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian ini diketahui bahwa

keanekaragaman jenis tumbuhan di masing-masing pusat sumber informasi

(pengguna oukup, tabib, pengusaha oukup, dan penjual ramuan oukup di pasar)

berbeda-beda. Secara kumulatif dari seluruh informasi dicatat ada 69 jenis

tumbuhan yang terdiri atas 42 marga dan 28 suku yang digunakan sebagai ramuan

oukup. Diantara jenis-jenis itu, yang terbanyak adalah jenis yang termasuk ke

dalam suku Zingiberaceae (15 jenis), kemudian berturut-turut Rutaceae (11 jenis),

Arecaceae (8 jenis), dan selebihnya kurang dari 3 jenis, bahkan hanya diwakili

oleh 1 jenis. Berdasarkan hasil analisis data dari keempat pusat sumber informasi

(pengguna oukup, tabib, pengusaha oukup, dan pasar), tercatat sebanyak 16 jenis,

11 marga dan 7 suku tumbuhan yang dikenali oleh seluruh responden. Hal ini

menunjukkan bahwa ke 16 jenis tersebut merupakan komponen utama dalam

ramuan oukup, ramuan tersebut terdiri atas Zingiber purpureum, Nicolaia

speciosa, Zingiber officinale, Citrus hystrix, Citrus medica, Citrus nobilis,

Ocimum basilicum, Kaempferia galanga, Piper nigrum, Alpinia sp., Zingiber

americanus, Alpinia galanga, Pandanus amaryllifolius, Gaultheria leucocarpa,

Page 5: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Andropogon citratus dan Boesenbergia pandurata. Dari jenis-jenis tersebut

Zingiberaceae dan Rutaceae tetap menjadi komponen utama dalam ramuan oukup.

Pemanfaatan oukup yang terkait dengan kesehatan pasca melahirkan,

oukup merupakan salah satu cara perawatan kesehatan ibu pasca melahirkan,

artinya membuat si ibu berkeringat dengan cara memasak air disertai dengan

ramuan-ramuan tertentu, kemudian setelah mendidih diangkat dan diletakkan di

bawah kursi duduk sambil dibungkus dengan selimut. Dan menyebabkan uap air

panas itu memaksa si ibu berkeringat, maksudnya supaya si ibu sehat karena sisa

kotoran di dalam tubuhnya keluar. Hal ini merupakan suatu tradisi yang

diturunkan nenek moyang kepada generasi penerusnya dalam proses perawatan

kesehatan ibu pasca melahirkan. Terkait dengan senyawa bioaktif yang

terkandung dalam 16 jenis tumbuhan yang menjadi komponen utama dalam

ramuan oukup menunjukkan bahwa senyawa minyak atsiri, saponin, flavonoid,

tannin, polifenol, alkaloid dan steroid adalah senyawa yang terkandung dalam

bagian-bagian tumbuhan tersebut yang terdiri atas daun, batang, buah, biji dan

rimpang.

Begitu juga halnya peluang pengembangan potensi oukup sebagai suatu

usaha yang saat ini berkembang menjadi lahan bisnis, yang semua bahan

ramuannya berasal dari tumbuhan obat. Kalau ditinjau dari segi ekonomi, ramuan

oukup mempunyai peluang yang sangat besar untuk dikembangkan, baik di

pasaran maupun untuk industri tumbuhan obat.

Page 6: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2008

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

yang wajar IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis

dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

Page 7: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK

KESEHATAN PASCA MELAHIRKAN : SUATU ANALISIS

BIOPROSPEKSI TUMBUH-TUMBUHAN TROPIKA

INDONESIA

JAMILAH NASUTION

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada

Program Studi Biologi

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

Page 8: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Judul Tesis : Oukup, Ramuan Tradisional Suku Karo Untuk Kesehatan Pasca

Melahirkan: Suatu Analisis Bioprospeksi Tumbuh-Tumbuhan

Tropika Indonesia.

Nama : Jamilah Nasution

NRP : G351060381

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Sri Sudarmiyati Tjitrosoedirdjo, M.Sc Prof. Dr. Eko Baroto Walujo, M.Sc

Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Biologi Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Dedy Duryadi Solihin, DEA Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.

Tanggal Ujian : 18 Desember 2008 Tanggal Lulus :

Page 9: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Nunik Sri Ariyanti, M.Si

Page 10: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

PRAKATA

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Puji dan

Syukur kehadirat Allah SWT senantiasa penulis panjatkan karena atas segala

limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis berjudul

“Oukup, Ramuan Tradisional Suku Karo Untuk Kesehatan Pasca

Melahirkan: Suatu Analisis Bioprospeksi Tumbuh-Tumbuhan Tropika

Indonesia”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan

yang setulusnya kepada Dr. Ir. Sri Sudarmiyati Tjitrosoedirdjo, M.Sc dan Prof.

Dr. Eko Baroto Walujo, M.Sc selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Anggota

Komisi Pembimbing, berkat bimbingan inilah penulis dapat menyelesaikan tesis

ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dan ucapan terima kasih kepada beliau

yang telah banyak memberikan petunjuk, nasehat dan membimbing dengan sabar

dan bijaksana. Serta ucapan terima kasih kepada Dr. Nunik Sri Ariyanti, M.Si.

selaku penguji luar komisi yang telah memberikan masukan sehingga tesis ini bisa

menjadi lebih baik.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman

Taksonomi 2006 (mas Ibnu, ibu Endang, ibu Susi, mbak Ida, mbak Himmah),

semua adik-adikku di Maharlika Depan Crew, Keluarga besar LIPI bidang Botani

dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah banyak

membantu dan memberikan dukungan dan motivasi dalam proses penyelesaian

tesis ini.

Penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga kepada ayahanda H. Drs.

Syamsir Nasution, M.Pd dan Ibunda Hj. Darwati S. yang tercinta, serta adik-

adikku tersayang Julisda Nasution dan Fadhilah Syam Nasution atas segala

dukungan, bantuan, pengorbanan, do’a, keikhlasan dan kesabaran yang diberikan

dengan tulus selama penulis menempuh pendidikan.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk

itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga tesis ini

bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Desember 2008

Jamilah Nasution

Page 11: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 08 Juni 1983 dari ayah Drs. H.

Syamsir Nasution, M.Pd dan ibu Hj. Darwati.S. Penulis merupakan putri pertama

dari tiga bersaudara.

Tahun 2000 penulis lulus dari Madrasah Aliyah Negeri 2 Medan dan pada

tahun yang sama melalui jalur Penelusuran Minat Dan Kemampuan (PMDK)

penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Negeri Medan (UNIMED)

pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan

Biologi dan lulus pada tahun 2005. Tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan

Strata Dua di Program Studi Biologi Subprogram studi Taksonomi Tumbuhan

Institut Pertanian Bogor.

Page 12: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

DAFTAR ISI

halaman

DAFTAR ISI .......................................................................... x

DAFTAR TABEL ……………………………………………….. xi

DAFTAR GAMBAR .............................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. xiii

PENDAHULUAN

Latar Belakang .............................................................. 1

Tujuan Penelitian .............................................................. 3

Manfaat Penelitian .............................................................. 3

TINJAUAN PUSTAKA

Deskripsi Lokasi .............................................................. 4

Potensi Tumbuhan Obat .................................................. 5

Pengobatan Tradisional .................................................. 7

Pengetahuan Botani Tradisional ...................................... 8

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. 11

Bahan Dan Alat ............................................................. 11

Teknik Pengumpula Data .................................................. 11

Analisis Data .......................................................................... 12

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengertian tentang oukup ………………………………. 14

Manfaat oukup ……………………………………….. 15

Keanekaragaman jenis tumbuhan yang digunakan sebagai

ramuan oukup ……………………………………….. 17

Bagian-bagian tumbuhan yang dimanfaatkan dalam

ramuan oukup ……………………………………….. 33

Kandungan senyawa bioaktif dalam ramuan oukup ……….. 33

Status keberadaan tumbuhan bahan ramuan oukup di alam .. 37

Prospek ke depan ……………………………..… 40

Page 13: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

SIMPULAN DAN SARAN ..........………………………………… 42

DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 44

LAMPIRAN .......................................................................... 48

Page 14: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

DAFTAR TABEL

halaman

1 Data perolehan keanekaragaman jenis tumbuhan di masing-masing

pusat sumber informasi ………………………………………… 18

2 Jenis-jenis tumbuhan yang menjadi komponen utama dalam

ramuan oukup ………………………………………………… 19

3 Keanekaragaman jenis tumbuhan yang diketahui dan dikenali

responden berdasarkan kelompok etnis dan jenis kelamin ……….. 21

4 Keanekaragaman jenis tumbuhan yang diketahui dan dikenali

responden berdasarkan usia dan jenis kelamin ………………… 22

5 Pengetahuan keanekaragaman jenis tumbuhan yang digunakan

oleh masing-masing tabib ………………………………………… 23

6 Indeks kesamaan (IS) dan Indeks Ketidaksamaan (IKS) jenis

tumbuhan yang digunakan tabib ………………………………… 25

7 Indeks Kesamaan (IS) dan Indeks Ketidaksamaan (IKS) jenis

tumbuhan yang digunakan pengusaha oukup ………………… 27

8 Jumlah jenis, marga dan suku tumbuhan untuk oukup dari

pusat sumber informasi pasar ………………………………... 29

9 Indeks Kesamaan (IS) dan Indeks Ketidaksamaan (IKS) jenis

tumbuhan yang ada di pasar ………………………………... 31

10 Jenis-jenis tumbuhan yang menjadi komponen utama dalam

ramuan oukup ………………………………………………... 34

Page 15: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

DAFTAR GAMBAR

halaman

1 Suku tumbuhan yang terdapat di dalam ramuan oukup ………… 18

2 Jumlah jenis, marga dan suku tumbuhan yang digunakan

oleh pengusaha oukup ……………………………………….. 26

3 Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan di dalam oukup

menurut sumber informasi dari pedagang di pasar ………… 30

4 Persentase berdasarkan bagian tumbuhan yang digunakan sebagai

ramuan oukup ……………………………..…………………. 33

5 Persentase status tumbuhan yang digunakan sebagai

ramuan oukup ………………………………………………… 38

6 Persentase kemudahan memperoleh bahan ramuan berdasarkan

jenisnya ……………………………………………………….. 39

7 Persentase jenis tumbuhan berdasarkan habitat ………………. 39

8 Persentase jenis tumbuhan berdasarkan habitus ………………. 40

Page 16: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

1 Peta Lokasi Penelitian ………………………………………. 48

2 Keanekaragaman jenis tumbuhan yang digunakan sebagai

ramuan oukup beserta data persebarannya …................................. 49

3 Jenis-jenis tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan oukup .... .. 52

4 Jenis-jenis ramuan yang diperjualbelikan di pasar ……….. 54

5 Cara meramu ramuan oukup ………………………………. 55

6 Ruang oukup dan sauna ……………………………………….. 56

Page 17: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Alam pada hakekatnya menyediakan sumber daya alam agar dapat

dimanfaatkan oleh penghuninya untuk kelangsungan hidup. Manusia, sebagai

salah satu bagian dari penghuni alam diketahui paling mudah menyesuaikan diri

dengan lingkungan alam dimana ia tinggal dibandingkan dengan makhluk lainnya.

Hubungan keterkaitan dan saling ketergantungan ini lebih disebabkan karena

manusia memiliki daya cipta, rasa dan karsa. Melalui daya-daya tersebut dan

kemudian atas dasar pengalamannya yang di uji selama bertahun-tahun dan

bahkan berabad-abad lamanya, maka manusia mengalami perkembangannya

(Walujo 1992).

Sejarah pemanfaatan tumbuh-tumbuhan untuk obat-obatan dan kosmetika

merupakan salah satu contoh begitu panjang dan rumitnya tumbuh-tumbuhan

serta hasilnya demikian penting bagi kehidupan manusia. Sejak pertama kali

tumbuh-tumbuhan dikenali memiliki tanda-tanda atau petunjuk bagi

kemanfaatannya hingga munculnya kelompok herbalis yang mengkompilasi

khasiat tumbuh-tumbuhan yang mengandung zat-zat khusus didalamnya dan

diduga mempunyai pengaruh fisiologis tertentu terhadap tubuh manusia.

Di Indonesia, pengetahuan tentang obat-obatan tradisional yang berasal

dari tumbuhan sudah sejak lama diperkenalkan oleh nenek moyang kita. Secara

turun temurun pengetahuan ini diwariskan dari satu generasi ke generasi

selanjutnya dan untuk setiap daerah atau suku mempunyai kekhasan tradisi

sendiri-sendiri. Kekhasan ini antara lain disebabkan oleh perbedaan falsafah

budaya yang melatarbelakangi serta perbedaan kondisi alam terutama vegetasi di

masing-masing wilayahnya (Ajijah & Iskandar 1995).

Phanerogamae misalnya, merupakan kelompok tumbuh-tumbuhan yang

diyakini sebagai sumber obat dan kosmetika. Khusus yang bermanfaat untuk

kosmetika sudah lama dipertelakan karena mengandung minyak atsiri sehingga

memiliki rasa dan bau yang sangat menyenangkan karena aromanya yang tajam.

Sifat kimianya kompleks tapi cenderung mudah dipisahkan dengan cara

Page 18: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

penyulingan. Contohnya air sulingan Mawar (Rosa hybrida), Kenanga (Cananga

odorata) hampir selalu muncul sebagai produk komersial kosmetika wewangian.

Tanah Karo adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara yang

terletak di dataran tinggi Pegunungan Bukit Barisan yang membentang dari ujung

ke ujung Pulau Sumatera. Wilayah ini memiliki sumber daya alam yang

beranekaragam dan sebagian besar memiliki nilai guna yang tinggi. Kehidupan

sosial dan kemasyarakatannya masih sangat kental dengan budaya dan sistem

kekerabatan yang dipertahankan sampai sekarang. Potensi itu tentunya merupakan

salah satu modal dasar yang sangat tinggi nilainya bagi Pemerintah Kabupaten

Tanah Karo dalam mengelola potensi alam dan wilayah serta potensi masyarakat

untuk membangun daerah ini, guna kemajuan bangsa dan negara, khususnya bagi

Kabupaten Tanah Karo sendiri (Bukit 2005).

Seperti umumnya masyarakat tradisional di Indonesia, masyarakat Karo

mengatur kehidupan sehari-harinya berpegang pada keselarasan hidup yang

terpranatakan dalam adat istiadatnya. Masyarakat Karo sangat mempercayai

bahwa manusia, sejak lahir sampai pada kematiannya tidak lepas dari fungsi-

fungsi sosialnya. Menggunakan dan memanfaatkan sumber daya alam tumbuh-

tumbuhan adalah salah satu bentuk pemahaman bagaimana orang Karo mengelola

sumber daya alamnya. Pola yang demikian memperkuat dugaan bahwa orang

Karo mengenali sistem pemilahan dan pengelompokkan sumber daya tumbuh-

tumbuhan tersebut untuk berbagai keperluan hidup.

Meskipun dunia pengobatan dan kosmetika makin berkembang dengan

pesat bukan berarti pengobatan dan penggunaan kosmetika tradisional di tanah

Karo telah menghilang. Secara turun temurun dapat dipastikan mereka telah

mampu mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan yang dikenal dan dimanfaatkan

untuk bahan obat dan kosmetika. Oukup adalah salah satu contoh bagaimana

orang Karo memanfaatkan tumbuh-tumbuhan untuk kebugaran dan kesehatan,

terutama pada pasca kelahiran. Menurut tradisi, pada pasca melahirkan secara

berkala ibu baru ini harus menjalani i-akar-i-okup artinya air dimasak dalam

periuk besar sampai mendidih, kemudian diletakkan di bawah kursi duduk lalu

dibungkus dengan tikar dan selimut sehingga uap air panas tadi mengenai

Page 19: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

badannya, menyebabkan ia berkeringat. Setelah selesai dan sebelum berpakaian

lebih dahulu isurungi dengan sekapur sirih agar badan tetap hangat.

Sayangnya belum ada penelitian khusus yang mengungkapkan oukup,

sebagai ramuan tradisional suku Karo untuk kesehatan ini. Padahal oukup sampai

sekarang masih banyak digunakan dan dipraktekkan bahkan berkembang menjadi

lahan komersial. Oleh karena itu, terbuka peluang untuk mengembangkan potensi

oukup, baik dari segi pengetahuan maupun keanekaragaman jenis tumbuh-

tumbuhan serta fungsinya untuk kebugaran dan kesehatan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui dan mengidentifikasi keanekaragaman jenis tumbuhan yang

dikenal atau dipercaya masyarakat Karo mempunyai khasiat sebagai bahan

ramuan oukup.

2. Mengetahui bahwa jenis tumbuhan yang dikenali tersebut secara ilmiah telah

dibuktikan mengandung senyawa bioaktif yang berkhasiat obat atau

kosmetika.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain :

1. Mengungkapkan bahwa terdapat sediaan obat tradisional, dalam hal ini

Oukup, yang digunakan masyarakat Karo yang dapat dikategorikan sebagai

Herbal Medicine atau Fitofarmaka yang perlu diketahui untuk kemudian

diteliti dan dikembangkan lebih lanjut.

2. Mengungkapkan kearifan masyarakat Karo dalam melestarikan warisan nilai-

nilai budaya leluhur melalui pengetahuannya dalam mengenali dan

memanfaatkan sumber daya tumbuhan untuk keperluan obat-obatan, terutama

untuk oukup.

3. Mendokumentasikan pengetahuan masyarakat Karo dalam memanfaatkan

tetumbuhan untuk menjaga kesehatannya.

Page 20: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

TINJAUAN PUSTAKA

Deskripsi Lokasi

Kabupaten Tanah Karo adalah salah satu Kabupaten di propinsi Sumatera

Utara, Indonesia. Ibukota Kabupaten ini terletak di Kabanjahe. Kabupaten ini

memiliki luas wilayah sekitar 2.127,25 km2

atau 3,01% dari luas propinsi

Sumatera Utara dan berpenduduk sebanyak lebih kurang 500.000 jiwa. Kabupaten

ini berlokasi di dataran tinggi Karo, Bukit Barisan Sumatera Utara. Terletak

sejauh 77 km dari kota Medan, ibukota propinsi Sumatera Utara. Wilayah

Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi dengan ketinggian antara 600 sampai

1.400 meter di atas permukaan laut. Karena berada diketinggian tersebut, Tanah

Karo Simalem, nama lain dari Kabupaten ini, memiliki iklim yang sejuk dengan

suhu berkisar antara 16 sampai 17

0 C. Di dataran tinggi Karo ini bisa ditemukan

indahnya nuansa alam pegunungan dengan udara yang sejuk dan berciri khas

daerah buah dan sayur. Di daerah ini juga bisa kita nimati keindahan Gunung

berapi Sibayak yang masih aktif dan berlokasi di atas ketinggian 2.172 meter dari

permukaan laut. Arti kata Sibayak adalah Raja. Berarti Gunung Sibayak adalah

Gunung Raja menurut pengertian nenek moyang suku Karo (Anonim 2007).

Secara geografis, Kabupaten Karo terletak pada koordinat 20 5’ Lintang

Utara sampai 30 19’ Lintang Utara dan 97

0 55’ Bujur Timur sampai 98

0 38’ Bujur

Timur. Kabupaten Karo berbatasan dengan :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli

Serdang

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Tapanuli

Utara

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten

Simalungun

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Nanggroe Aceh

Darussalam)

Page 21: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Potensi Tumbuhan Obat

Indonesia memiliki luas daratan sekitar 1,3% dari luas daratan bumi.

Wilayah tersebut menjadi tempat hidup bagi sekitar 17% ragam jenis dunia

sehingga menjadi negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar kedua di

dunia setelah Brazil dan tersebar pertama jika biota lautnya ikut diperhitungkan.

Dengan demikian Indonesia menjadi salah satu megacenter bagi keanekaragaman

hayati dunia dengan memiliki jumlah jenis tumbuhan sekitar 30.000 jenis

(Sampurno 1999). Diantara puluhan ribu jenis tersebut lebih kurang 7.000 jenis

diketahui berkhasiat obat (90% jenis tumbuhan obat di kawasan Asia) dan lebih

kurang 283 jenis telah digunakan dalam ramuan obat tradisional Indonesia.

Sementara itu Indonesia juga memiliki keanekaragaman budaya yang

ditunjukkan oleh keanekaragaman suku bangsa yang mendiaminya. Jika

kemudian keanekaragaman suku ini dikaitkan dengan kekayaan sumber daya

hayati, ekosistem dan lingkungan fisiknya maka setiap kelompok suku akan

memiliki seperangkat pengetahuan yang khas tentang bagaimana mereka

mengelola keanekaragaman hayati dan lingkungan di sekitarnya (Tim Ekspedisi

Biota Medika 1998). Salah satu pengetahuan yang sudah diketahui sejak lama

dipraktekkan olehnya adalah pengetahuan tentang obat tradisional.

Obat tradisional menurut SK Menkes No. 246/2000 adalah bahan atau

ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,

sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional

telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional yang

telah dapat dibuktikan khasiat dan keamanannya melalui uji klinik dikelompokkan

sebagai fitofarmaka (Sampurno 1999). Pengobatan tradisional yaitu keseluruhan

pengetahuan, keahlian dan praktek yang berdasarkan teori, kepercayaan dan

pengalaman asli, baik yang dapat dijelaskan maupun tidak, digunakan untuk

menjaga kesehatan, misalnya untuk pencegahan, diagnosa, perbaikan atau

perlakuan terhadap penyakit fisik dan mental (Setyowati 2001).

Tumbuhan obat tradisional adalah tumbuhan yang diketahui atau

dipercaya masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan

baku obat tradisional (Zuhud et al. 1994). Tumbuhan obat telah digunakan oleh

masyarakat Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu. Pengalaman nenek moyang

Page 22: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

kita dalam meramu tumbuhan untuk pengobatan tradisional telah diwariskan dari

generasi ke generasi. Penggunaan tumbuhan secara tradisional untuk pengobatan

di Indonesia kembali ke zaman prasejarah. Seni dan pengetahuan penggunaan

tumbuhan sebagai obat diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi (De

Padua et al. 1999). Salah satu contoh dalam hal ini adalah kosmetika tradisional

yang digunakan sebagai perawatan untuk kecantikan dari luar, dengan

menggunakan bahan tumbuh-tumbuhan atau binatang, mineral dan sebagainya

yang dikeringkan disebut simplisia. Begitu juga halnya menjaga kebugaran tubuh

yang merupakan salah satu rangkaian yang terdiri dari beberapa proses dan

memerlukan satu sinergi untuk memberi hasil maksimal, salah satunya adalah

mandi sauna yang biasa dilakukan setelah berolahraga yang berfungsi untuk

membantu mengeluarkan racun dan kotoran dari dalam tubuh (Agoes 1992).

Tumbuhan obat merupakan seluruh jenis tumbuhan yang diketahui

mempunyai khasiat obat, yang dikelompokkan menjadi : (1) Tumbuhan obat

tradisional, yaitu jenis tumbuhan yang diketahui atau dipercaya masyarakat

mempunyai khasiat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional, (2)

Tumbuhan obat modern, yaitu jenis yang secara ilmiah telah dibuktikan

mengandung senyawa/bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan penggunaannya

dapat dipertanggungjawabkan secara medis, (3) Tumbuhan obat potensial, yaitu

jenis tumbuhan yang diduga mengandung senyawa/bahan bioaktif yang berkhasiat

obat tetapi belum dibuktikan secara ilmiah medis atau penggunaannya sebagai

bahan obat tradisional perlu ditelusuri (Zuhud et al. 1994).

Akhir-akhir ini penggunaan tumbuhan obat di Indonesia semakin

meningkat, sedangkan budidaya tumbuhan obat masih sangat terbatas. Banyak

pula jenis tumbuhan berpotensi obat yang tumbuh di kawasan tropis ini belum

dimanfaatkan secara optimal. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health

Organization) memperkirakan sekitar 80% masyarakat dunia yang tinggal di

pedesaan masih menggantungkan dirinya terhadap tumbuhan obat untuk menjaga

kesehatannya (Anonim 2001) dan lebih dari 21.000 jenis tumbuhan di dunia

dipakai dalam perawatan kesehatan dan kecantikan (Barwa 2004). Hal ini

menunjukkan betapa pentingnya peran keanekaragaman jenis tumbuhan sebagai

bahan ramuan obat tradisional dan perawatan tubuh bagi masyarakat pedesaan

Page 23: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

terutama di negara-negara berkembang. Peran tumbuhan obat bagi masyarakat

tradisional hampir tidak tergantikan oleh obat-obatan modern kimiawi.

Pengobatan Tradisional

UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 pasal 47 menyatakan pengobatan

tradisional yang mencakup cara, obat dan pengobatan atau perawatan cara lainnya

dapat dipertanggungjawabkan maknanya. Pengobatan tradisional dan obat

tradisional telah menyatu dengan masyarakat, digunakan dalam mengatasi

berbagai masalah kesehatan baik di desa maupun di kota-kota besar. Kemampuan

masyarakat untuk mengobati sendiri, mengenai gejala penyakit dan memelihara

kesehatan. Untuk ini pelayanan kesehatan tradisional merupakan potensi besar

karena dekat dengan masyarakat, mudah diperoleh dan relatif lebih murah

daripada obat modern. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan berupa

bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau

campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk

pengobatan berdasarkan pengalaman. Sediaan obat tradisional yang digunakan

masyarakat yang saat ini disebut sebagai Herbal Medicine atau Fitofarmaka yang

perlu diteliti dan dikembangkan. Menurut Keputusan Menkes RI No. 761 Tahun

1992, Fitofarmaka adalah sediaan obat yang telah dibuktikan keamanan dan

khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan galenik yang

memenuhi persyaratan yang berlaku. Pemilihan ini berdasarkan atas, bahan

bakunya relatif mudah diperoleh, didasarkan pada pola penyakit di Indonesia,

perkiraan manfaatnya terhadap penyakit tertentu cukup besar, memiliki rasio

resiko dan kegunaan yang menguntungkan penderita, dan memerlukan satu-

satunya alternatif pengobatan.

Pengobatan tradisional di Indonesia banyak ragamnya. Cara pengobatan

tersebut telah lama dilakukan. Ada yang asli dari warisan nenek moyang yang

pada umumnya mendayagunakan kekuatan alam, daya manusia, ada pula yang

berasal dari masa Hindu atau pengaruh India dan Cina.

Secara garis besar Agoes (1992), dalam seminar telah menetapkan jenis

bahwa pengobatan tradisional dengan ramuan obat terdiri dari : Pengobatan

Page 24: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Tradisional dengan ramuan asli Indonesia, Pengobatan Tradisional dengan

ramuan Cina, Pengobatan Tradisional dengan ramuan obat India.

Pengetahuan Botani Tradisional

Pada umumnya terdapat banyak pengetahuan dari penduduk lokal yang

berkaitan dengan tumbuhan di sekitarnya sebagai obat-obatan. Pengetahuan ini

akan dicatat dan contoh-contoh tumbuhannya akan diambil untuk analisis bioaktif

kimia (Shea et al.1997).

Etnobotani adalah ilmu yang mempelajari hubungan langsung manusia

dengan tumbuhan dalam kegiatan pemanfaatan secara tradisional, yang

didalamnya terdapat etnofarmakologi yang khusus mempelajari tumbuhan obat

(Soekarman & Riswan 1992). Etnobotani diberi batasan sebagai ilmu yang

mempelajari interaksi masyarakat lokal dengan tumbuhan di sekitarnya (Martin

1995). Menghadapi pendapat yang kelihatannya tidak menentu maka sebaiknya,

di Indonesia yang masyarakatnya sangat beraneka ragam, menganut sikap untuk

mengembangkan etnobotani sebagai cabang ilmu yang mendalami hubungan

budaya manusia dengan alam nabati di sekitarnya. Dengan demikian tidak perlu

terperangkap oleh masalah keprimitifan atau klasifikasi kesukuan suatu

masyarakat, sebab yang dipentingkan dalam upaya penguasaan ilmu ini adalah

keadaan dan tanggapan budaya kelompok masyarakat yang dipelajari dalam

mengatur sistem pengetahuan anggotanya menghadapi tumbuh-tumbuhan dalam

lingkungannya, yang digunakan tidak saja untuk keperluan ekonomi semata tetapi

juga untuk kepentingan spiritual dan nilai-nilai lainnya. Dilain pihak definisi

etnobotani yang dianut ini akan memberi suatu katub pengaman sebab

kehomogenan kelompok budaya yang dijadikan objek suatu penelitian yang

tentunya menghuni seperangkat ekosistem berbatasan jelas akan dapat dijaga dan

dipertegas demi kesahihan simpulan dan perampatan yang harus dicetuskan

nantinya (Rifai & Walujo 1992).

Di Indonesia banyak terdapat jenis obat tradisional. Keberadaan obat-

obatan ini selalu terkait (dengan derajat keterkaitan yang beragam) dengan jenis

kelompok etnis yang ada dan proses sejarah yang membentuk negara kepulauan

Page 25: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

ini. Obat tradisional yang tertua, paling banyak tersebar dan salah satu yang sudah

dimengerti dengan baik adalah jamu.

Penduduk lokal menurut Community Intellectual Rights Act (1994) dalam

Posey (1996) adalah kelompok orang yang memiliki organisasi sosial yang

mengikat kehidupan mereka bersama, yang berada pada suatu tempat tertentu dan

dapat mencakup penduduk asli maupun pendatang. Menurut Sardjono (2004),

penduduk lokal adalah sekelompok orang, baik masyarakat adat maupun

pendatang yang telah turun temurun bertempat tinggal di suatu tempat tertentu

sehingga memiliki keterikatan kehidupan (termasuk teknologi dan norma budaya)

serta penghidupan (meliputi subsistensi dan pendapatan) bersama. Penekanan

pada kata “lokal” menegaskan bahwa asal usul penduduk tidak lagi dipedulikan.

Ditinjau dari sudut pandang Antropologi, sistem pengetahuan masyarakat

muncul dari pengalaman-pengalaman individu maupun kolektif yang disebabkan

oleh adanya interaksi di antara mereka dalam menanggapi lingkungannya.

Pengalaman itu diabstraksikan menjadi konsep-konsep, pendirian-pendirian atau

pedoman-pedoman tingkah laku bermasyarakat. Disamping itu, sistem

pengetahuan sebagai salah satu pedoman hidup manusia diwariskan dari generasi

ke generasi berikutnya melalui sistem sosialisasi. Dengan sistem sosialisasi

tersebut, pedoman hidup itu dikokohkan dan berkembang menyesuaikan diri

dengan irama hidup dan sifat-sifat lingkungannya, meskipun pemahaman sifat-

sifat lingkungannya itu sangat terbatas pada wilayahnya. Setiap masyarakat yang

bertempat tinggal di suatu wilayah tertentu cenderung akan memiliki seperangkat

sistem pengetahuan tradisional yang spesifik di wilayah itu (Wibowo 1995).

Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan ramuan obat tradisional oleh

sebagian besar masyarakat adalah salah satu tradisi dan kepercayaan yang sudah

dilakukan secara turun temurun. Tradisi pemanfaatan tersebut sebagian sudah

dibuktikan kebenarannya secara ilmiah, namun masih banyak lagi pemanfaatan

yang sifatnya tradisional belum diungkapkan (Setyowati & Wardah 1993).

Seperti halnya di alam pikiran orang Karo peranan guru (dukun) sangat

penting salah satunya dalam perselihi artinya upacara pengobatan suatu penyakit

atau diri seseorang, dimana untuk menghindarkan penyakit menjadi lebih

berbahaya, dibuatkan suatu gambar manusia di kulit pisang dan setelah upacara

Page 26: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

ritual oleh guru (dukun) dibawa ke suatu tempat. Maksudnya agar manusia yang

sakit itu jadi hilang penyakitnya dan ditimpakan kepada kulit pisang yang sudah

diukir dengan segala macam bahan-bahan didalamnya. Begitu juga halnya tradisi

orang Karo, pada pasca kelahiran ibu bersama anaknya tidur di tepi dapur rumah

didiangi kayu keras yang dibakar terus menerus untuk menghangatkan badan

mereka selama 10 hari atau lebih, dan mereka juga diberi sejenis obat pengeratahi

guna memperkuat daya tahan. Dan secara berkala ibu baru ini i-akar-i-okup

artinya air dimasak dalam periuk besar sampai mendidih, kemudian diletakkan di

bawah kursi duduk lalu dibungkus dengan tikar dan selimut sehingga uap air

panas tadi mengenai badannya, menyebabkan ia berkeringat. Setelah selesai dan

sebelum berpakaian lebih dahulu isurungi dengan sekapur sirih agar badan tetap

hangat (Bangun 1986).

Page 27: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli 2007 sampai dengan April 2008.

Lokasi penelitian terletak di Kabupaten Tanah Karo Propinsi Sumatera Utara

(Lampiran 1), yang hampir seluruhnya terdiri atas kelompok etnis Karo Gunung

dan Karo Dusun.

Bahan Dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian antara lain peta lokasi

penelitian, daftar kuesioner, literatur sebagai bahan pendukung pustaka, alat

perekam suara, alat tulis dan buku lapangan, kamera serta perlengkapan untuk

pembuatan herbarium.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan metodologi seperti yang digunakan dalam

penelitian etnobotani yang dikemukakan oleh Cotton (1996) dan Martin (1995).

Pelaksanaan penelitian ini meliputi studi tentang sistem pengetahuan lokal

meliputi persepsi, konsepsi dan pandangan masyarakat Karo terhadap oukup dan

studi tentang pemanfaatan oukup bagi masyarakat Karo khususnya dan

masyarakat non-Karo umumnya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

yang bersifat kualitatif, melalui pendekatan emik dan pendekatan etik. Pendekatan

emik dimaksudkan untuk mendapatkan data mengenai pengetahuan masyarakat

tentang oukup menurut kacamata dan bahasa mereka, tanpa harus kita menguji

kebenarannya. Sedangkan pendekatan etik, digunakan dalam menganalisis data

dari pengetahuan masyarakat tersebut secara ilmiah, sesuai dengan bidang yang

ditekuni oleh peneliti yaitu taksonomi. Pendekatan umumnya menggunakan

teknik RRA (Rapid Rural Appraisal) dan PRA (Participatory Rural Appraisal)

serta wawancara (Walujo 1998).

Wawancara bersifat semi struktural yang berpedoman pada daftar

pertanyaan (kuisioner sederhana) sebagai pemandu bagi peneliti untuk

Page 28: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

mengajukan pertanyaan kepada nara sumber sebagai informan kunci, dan

dilakukan secara terbuka (open-ended). Wawancara dilakukan kepada masyarakat

Karo maupun masyarakat non Karo baik secara individu maupun kelompok.

Untuk wawancara dipilih nara sumber yang dianggap memiliki pengetahuan lebih

luas tentang tradisi oukup bagi masyarakat Karo.

Nara sumber yang menjadi informan kunci terdiri atas pengguna oukup,

pengobat tradisional (dukun/tabib), pengusaha oukup dan pasar. Seluruh informasi

yang diperoleh dari informan dicatat, direkam dengan menggunakan tape recorder

dan kemudian ditabulasi.

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Jenis data

primer dilakukan dengan wawancara mencakup : keanekaragaman jenis

tumbuhan yang digunakan dalam ramuan oukup, pemanfaatan Oukup, dan cara

memanfaatkan oukup. Data primer juga termasuk menginventarisasi

keanekaragaman jenis tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan oukup. Jenis

data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-

laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan fisik daerah tersebut,

seperti peta lokasi penelitian.

Analisis Data

Data penelitian meliputi data primer yang bersumber dari hasil wawancara

dengan masyarakat, terutama data yang mengungkapkan pandangan dan persepsi

masyarakat tentang oukup dan pemanfaatannya serta keanekaragaman jenis

tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan oukup. Hasil tabulasi dari data primer

kemudian dianalisis dengan menggunakan cara deskriptif dan komparatif dilihat

dari sudut pandang masyarakat Karo, dan selanjutnya data tersebut dianalisis

secara ilmiah. Sedangkan untuk mengetahui senyawa bioaktif yang terkandung

serta data ekologi dan persebaran masing-masing jenis tumbuhan yang

dimanfaatkan dilakukan melalui sumber sekunder berupa studi pustaka.

Untuk mengetahui Indeks Kesamaan Jenis dihitung berdasarkan metode

yang dikembangkan oleh Jaccard (Mueller-Dombois & Ellenberg 1974).

Page 29: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

ISj = Indeks Kesamaan Jenis menurut Jaccard

a = Jumlah jenis pada responden pertama yang diperbandingkan

b = Jumlah jenis pada responden kedua yang diperbandingkan

c = Jumlah jenis yang sama pada responden-responden yang

diperbandingkan

ISj = %100xcba

c

Page 30: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengertian tentang oukup

Oukup adalah sejenis mandi uap tradisional suku Karo. Menurut sejarah,

oukup bertujuan untuk menjaga kesehatan bagi ibu-ibu pasca melahirkan dengan

cara mandi uap atau disebut dengan oukup dalam bahasa Karo. Secara tradisi,

seseorang atau ibu-ibu dibungkus dengan kain selimut dan kemudian diuap

melalui sebuah wadah yang dipanasi dan diberi ramuan tumbuh-tumbuhan.

Melalui ramuan yang diuapkan ini ibu yang habis melahirkan menurut tradisi

Karo dipercaya akan segera memulihkan kembali kesehatan, stamina dan

peredaran darahnya. Oukup juga dipercaya oleh sebagian besar masyarakat Karo

sangat baik untuk membersihkan darah kotor setelah proses melahirkan serta

memudakan kembali kulit dari kerut-kerut setelah proses kehamilan. Menurut

penuturan orang Karo, oukup ini baru bisa dilakukan dua pekan setelah

persalinan, karena selama kurun waktu tersebut kemungkinan pendarahan tidak

akan terjadi.

Cara perawatan ini kemudian dipraktekkan secara turun-temurun dan

menjadi tradisi yang khas bagi orang Karo. Sesuai dengan perkembangan jaman,

tradisi ini terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan. Bentuk-bentuk

perubahan ini dapat ditemui disekitar kota Medan. Walaupun perubahan yang

ditemui itu adalah cara penggodogan dan teknik penguapannya, namun ramuan

utama tidak banyak mengalami perubahan yang mendasar. Seandainya terdapat

perkembangan jumlah jenis ramuan hanya sebatas pada ramuan alternatif dan

disesuaikan dengan kondisi lingkungan, terutama struktur dan komposisi vegetasi

di masing-masing wilayah, serta falsafah budaya yang melatarbelakanginya

(Walujo 2002).

Modernisasi oukup ternyata merubah pandangan masyarakat bahwa tidak

hanya ibu yang habis persalinan akan tetapi berkembang untuk semua kalangan,

tidak mengenal jenis kelamin maupun kelas usia. Secara perlahan fungsi oukup

yang awalnya hanya untuk ibu pasca melahirkan, sekarang fungsi utama tersebut

bergeser ke: (1) Kesehatan, (2) Pengobatan, (3) Kebugaran, dan (4) Kecantikan.

Page 31: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Beberapa tahun terakhir ini oukup dikenali sebagai SPA (solid per aqua)

tradisional yang kegunaannya lebih kepada perawatan tubuh, kebugaran dan

rileksasi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari beberapa pusat sumber

informasi yaitu pengguna oukup, tabib, pengusaha oukup dan pasar, oukup

memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Menghilangkan sakit pinggang secara perlahan-lahan

2. Menetralkan kadar gula dalam tubuh

3. Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap ancaman penyakit

4. Memperindah bentuk tubuh serta menghaluskan kulit

5. Menyegarkan jasmani

6. Mengendurkan saraf yang tegang

7. Memperlancar peredaran darah

8. Mengeluarkan angin yang tidak signifikan di dalam tubuh

9. Mengantisifasi ancaman hipertensi atau reumatik

10. Menurunkan kadar kolesterol secara perlahan-lahan

11. Menurunkan kadar lemak

12. Menyehatkan paru-paru dan jantung

13. Membangkitkan nafsu makan

14. Meringankan kepala yang pusing/flu

15. Menetralisir kesehatan ibu seusai bersalin

Masing-masing usaha menawarkan keistimewaan tersendiri, mulai dari

kualitas ramuan, kenyamanan tempat, dan harga yang bersaing. Begitu juga ruang

untuk oukup, masing-masing usaha memiliki disain sendiri dengan luas

ruangannya hampir semua sama yaitu 1 x 1,5 meter. Tarif yang dikenakan

bervariasi mulai dari Rp.10.000 sampai Rp.50.000.

Belum pernah ada laporan atau penelitian yang mengungkapkan

keanekaragaman jenis yang digunakan sebagai ramuan oukup. Begitu pula tentang

standarisasi ramuan, baik yang dijual di pasar, yang digunakan ditempat-tempat

praktek oukup bahkan pengetahuan masyarakat tentang ramuan pun berbeda-beda.

Manfaat oukup

Page 32: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Persalinan merupakan peristiwa alamiah yang dapat terjadi secara normal

atau dengan gangguan. Meskipun persalinan berlangsung normal (keluar dari

rahim melalui jalan lahir tanpa bantuan peralatan) dan lancar, tetap menyebabkan

kelelahan bagi ibu. Kelelahan fisik akibat menyangga beban bayi dalam perut

ditambah proses persalinan telah menguras tenaga ibu. Untuk memulihkan kondisi

tubuhnya, ibu yang baru melahirkan sebaiknya beristirahat atau tidur. Kehamilan

dan pasca persalinan mengakibatkan adanya perubahan-perubahan yang terjadi

pada tubuh ibu. Kulit dan otot perut akan meregang, karena adanya janin dalam

perut. Perubahan tubuh yang lain biasanya berupa kegemukan, kulit meregang,

kulit kotor, dan rambut rontok. Perawatan tubuh yang baik akan memulihkan

kesehatan dan kecantikan ibu seperti keadaan semula (Handayani 2003).

Perawatan tubuh bagi ibu pasca melahirkan juga menjadi perhatian yang

sangat besar bagi orang Karo. Oukup merupakan salah satu cara perawatan

kesehatan ibu pasca melahirkan, artinya membuat ibu si bayi berkeringat dengan

cara memasak air disertai ramuan tertentu, kemudian setelah mendidih diangkat

dan didekatkan kepadanya sambil dibungkus dengan selimut. Uap air panas itu

memaksa si ibu berkeringat, maksudnya supaya si ibu sehat karena sisa kotoran di

dalam tubuhnya telah keluar. Hal ini merupakan suatu tradisi yang diturunkan

nenek moyang kepada generasi penerusnya dalam proses perawatan kesehatan ibu

pasca melahirkan. Oukup bukan hanya dari suku Karo saja, suku lain juga ada

hanya namanya saja yang berbeda. Untuk suku Jawa dinamakan ungkep, suku

Minang dinamakan batangi, suku Batak dinamakan martup, sedangkan suku

Minahasa disebut bakera. Ditinjau dari segi kegunaannya sama yaitu

menyegarkan kembali stamina dan memulihkan kesehatan bagi ibu pasca

melahirkan, hanya saja ramuan yang digunakan pastinya berbeda-beda.

Pada banyak kebudayaan, wanita yang baru melahirkan dianggap berada

dalam kondisi dingin, berbeda halnya dengan saat ketika ia sedang hamil, yang

dianggap berada dalam kondisi panas (Foster & Anderson 2005). Maka dalam

kondisi dingin setelah melahirkan, sang ibu dan juga bayinya dianggap

memerlukan pemanasan. Di lingkungan masyarakat Karo misalnya, wanita yang

baru melahirkan diharuskan tidur bersama bayinya di dekat tungku dapur selama

Page 33: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

sekitar 10 hari sambil didiangi kayu keras yang dibakar secara terus menerus

untuk menghangatkan badan mereka (Bangun 1986).

Meskipun kehamilan dan kelahiran bayi secara umum dilihat dalam

pengertian dan kepentingan yang sama, yakni untuk kelangsungan umat manusia,

namun dalam kehidupan berbagai kelompok etnis, terdapat bermacam-macam

titikberat perhatian dan sikap, khususnya dalam menanggapi proses ini. Sebagian

etnis lebih mementingkan aspek kultural dari kehamilan dan kelahiran, dan

sebagian lagi lebih menonjolkan aspek sosialnya. Banyak etnis di dunia

mempercayai bahwa tiap perpindahan dari satu tahapan kehidupan kepada

tahapan kehidupan yang lainnya merupakan suatu masa krisis yang gawat atau

membahayakan, baik yang bersifat nyata maupun bersifat gaib. Untuk itu

dilakukan upacara-upacara adat yang disebut crisis rite (upacara waktu krisis)

atau rites de passage (upacara peralihan) untuk menolak bahaya gaib yang

mengancam individu dan lingkungannya (Koentjaraningrat 1990).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa faktor sosial-budaya mempunyai

peranan penting dalam memahami perawatan ibu pasca melahirkan. Sebagian

pandangan budaya mengenai hal tersebut telah diwariskan turun-temurun dalam

kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.

Keanekaragaman jenis tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan oukup

Keanekaragaman jenis yang dimaksudkan adalah untuk menggambarkan

jumlah seluruh jenis yang diketahui dan didaftar dari hasil wawancara keseluruh

responden, baik para pengguna oukup, tabib, pengusaha oukup, maupun penjual

ramuan oukup di pasar. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

keanekaragaman jenis tumbuhan di masing-masing pusat sumber informasi

(pengguna oukup, tabib, pengusaha oukup, dan penjual ramuan oukup di pasar)

berbeda-beda (Tabel 1). Secara kumulatif dari seluruh informasi dicatat ada 69

jenis tumbuhan yang terdiri atas 42 marga dan 28 suku yang digunakan sebagai

ramuan oukup (Lampiran 2). Diantara jenis-jenis itu, yang terbanyak adalah jenis

yang termasuk ke dalam suku Zingiberaceae (15 jenis), kemudian berturut-turut

Rutaceae (11 jenis), Arecaceae (8 jenis), dan selebihnya kurang dari 3 jenis,

bahkan hanya diwakili oleh 1 jenis (Gambar 1).

Page 34: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Gambar 1 Suku tumbuhan yang terdapat di dalam ramuan oukup

Tabel 1 Data perolehan keanekaragaman jenis tumbuhan di masing-masing pusat sumber

informasi.

No Pusat Sumber Informasi Jumlah

Jenis Tumbuhan Suku Tumbuhan

1 Pengguna oukup 25 12

2 Tabib 40 21

3 Pengusaha oukup 54 18

4 Pasar 49 20

Tabel 1 menunjukkan bahwa dari hasil analisis keempat pusat sumber informasi

yaitu pengguna oukup, tabib, pengusaha oukup dan pasar tercatat bahwa

pengusaha oukup lebih banyak mengenali dan menggunakan jenis ramuan yang

beranekaragam dibandingan dengan pusat sumber informasi lainnya. Wajar bagi

seorang pengusaha harus mampu melayani kepada pelanggan sebaik-baiknya.

Sementara itu, masing-masing pengusaha untuk menarik perhatian pelanggannya

Page 35: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

harus berupaya untuk menampilkan kekhasan ramuannya. Dengan demikian

secara kumulatif berdasarkan 5 responden paling banyak memiliki jumlah jenis

tumbuhan sebagai ramuan bahan oukup. Tidak jauh berbeda dengan para penjual

ramuan oukup di pasar-pasar, dan para tabib.

Berdasarkan hasil analisis data dari keempat pusat sumber informasi

(pengguna oukup, tabib, pengusaha oukup, dan pasar), tercatat sebanyak 16 jenis,

11 marga dan 7 suku, yang dikenali oleh seluruh responden. Hal ini menunjukkan

bahwa ke 16 jenis tersebut merupakan komponen utama dalam ramuan oukup

(Tabel 2).

Tabel 2 Jenis-jenis tumbuhan yang menjadi komponen utama dalam ramuan oukup

No Jenis Tumbuhan

Suku

Nama Lokal Nama Ilmiah

1 Bangle Zingiber purpureum Zingiberaceae

2 Cekala Nicolaia speciosa Zingiberaceae

3 Jahe Zingiber officinale Zingiberaceae

4 Kencur Kaempferia galanga Zingiberaceae

5 Laja Alpinia sp. Zingiberaceae

6 Lempuyang Zingiber americanus Zingiberaceae

7 Lengkuas Alpinia galanga Zingiberaceae

8 Temu Kunci Boesenbergia pandurata Zingiberaceae

9 Jeruk purut Citrus hystrix Rutaceae

10 Jeruk Pagar Citrus medica Rutaceae

11 Jeruk Puraga Citrus nobilis Rutaceae

12 Lada Piper nigrum Piperaceae

13 Pandan Pandanus amaryllifolius Pandanaceae

14 Kemangi Ocimum basilicum Lamiaceae

15 Sere wangi Andropogon citratus Gramineae

16 Salin sayo Gaultheria leucocarpa Ericaceae

Secara tradisi, menurut para responden mengatakan, bahwa jenis-jenis

tersebut merupakan sumber bahan ramuan utama oukup untuk kesehatan ibu pasca

melahirkan. Sedangkan jenis-jenis lain hanya merupakan jenis ramuan pelengkap

atau jenis-jenis alternatif yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Tabel 2 juga

memperlihatkan bahwa Zingiberaceae dan Rutaceae tetap menjadi komponen

utama dalam ramuan oukup. Sesuai dengan kandungannya, kedua-duanya

(Zingiberaceae dan Rutaceae) banyak menghasilkan minyak atsiri yang

bermanfaat untuk antiseptik, aromaterapi, anti oksidan dan anti mikroba sehingga

berguna untuk memulihkan kesehatan ibu pasca melahirkan.

Page 36: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

1. Pengetahuan pengguna oukup tentang jenis tumbuhan dalam ramuan

oukup

Pengguna adalah orang yang mampu memberikan informasi tentang jenis

tumbuhan yang mereka ketahui berdasarkan atas pengalaman. Hasil analisis

dengan melibatkan 20 orang responden dicatat tidak kurang dari 25 jenis

tumbuhan yang terdiri atas 17 marga, 12 suku diketahui sebagai ramuan dalam

membuat oukup.

Hasil analisis keanekaragaman jenis tumbuhan dengan memasukkan

variabel, kelompok etnis dan jenis kelamin (Tabel 3), menunjukkan bahwa :

Sebagai pengguna, orang Karo yang dalam hal ini diketahui sebagai pemilik

tradisi tentang oukup, hanya dengan melibatkan 4 responden (3 laki-laki, 1

perempuan) telah dicatat sebanyak 18 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan

untuk ramuan oukup. Dari jenis-jenis tumbuhan itu, pada umumnya

komponen ramuan tersebut berasal dari rimpang (23 jenis), daun (16 jenis),

batang (6 jenis), buah (5 jenis) dan biji (1 jenis). Tidak jauh berbeda dengan

orang Batak yang secara geografis sangat berdekatan dengan tradisi oukup

ini, dengan melibatkan 6 responden (4 laki-laki, 2 perempuan), mereka

mengenali sebanyak 17 jenis tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan

oukup. Sedikit berbeda dengan orang Karo, pengetahuan orang Batak yang

berasal dari pengguna menyatakan bahwa bagian tumbuhan yang banyak

dimananfaatkan untuk ramuan oukup: daun (16 jenis), rimpang (13 jenis),

batang dan buah (masing-masing 3 jenis), biji (1 jenis).

Karena oukup telah menjadi komoditas yang secara umum membudaya

diseluruh kalangan, maka orang Jawa yang berdomisili di Medan, dengan

melibatkan 4 responden pengguna oukup (3 laki-laki, 1 perempuan),

mengenali bahwa ramuan oukup terdiri atas 10 jenis tumbuhan. Dari jumlah

tersebut daun (13 jenis) merupakan bagian yang banyak dimanfaatkan

sebagai ramuan. Selanjutnya bagian rimpang (10 jenis), batang (3 jenis) dan

buah (1 jenis), merupakan bagian-bagian tumbuhan yang dikenali juga

sebagai ramuan oukup. Hal yang sama juga terjadi bagi orang Mandailing

yang bermukim dikota Medan. Dengan hanya melibatkan 2 responden

pengguna oukup (1 laki-laki, 1 perempuan), mereka mengenali jenis

Page 37: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

tumbuhan sebagai ramuan oukup sebanyak 10 jenis, terdiri atas daun (6

jenis), rimpang (4 jenis), batang dan buah (masing-masing 3 jenis).

Begitu pula dengan orang Padang yang juga berdomisili dikota Medan,

dengan melibatkan 3 responden pengguna oukup (2 laki-laki, 1 perempuan),

mereka mengenali jenis tumbuhan sebagai ramuan oukup sebanyak 7 jenis,

terdiri atas daun (10 jenis), bunga dan rimpang (masing-masing 2 jenis),

buah (1 jenis). Jauh berbeda dengan orang Aceh, yang kebetulan menjadi

responden sebagai pengguna, walaupun hanya diwakili 1 responden (1 laki-

laki), paling tidak mereka mengenali 5 jenis tumbuhan sebagai ramuan

oukup. Dari jumlah tersebut bagian tumbuhan yang digunakan sebagai

ramuan oukup diketahui terdiri atas daun (3 jenis), batang, buah dan rimpang

(masing-masing 1 jenis).

Berdasarkan uraian di atas, dari segi pengguna, oukup memang dikenali

terdiri atas berbagai macam ramuan dari berbagai jenis tumbuhan. Pada

umumnya bagian tumbuhan yang banyak dimanfaatkan untuk ramuan tersebut

berasal dari unsur daun, batang dan rimpang adalah unsur utama dalam ramuan

tersebut. Sedangkan buah, bunga dan biji adalah bagian pelengkapnya.

Tabel 3 Keanekaragaman jenis tumbuhan yang diketahui dan dikenali responden

berdasarkan kelompok etnis dan jenis kelamin

Etnis Karo Batak Jawa Mandailing Padang Aceh

Jumlah Responden 4 6 4 2 3 1

Jenis Kelamin L = 3; P = 1 L = 4; P = 2 L = 3; P = 1 L = 1; P = 1 L = 2; P = 1 L = 1

Jumlah Jenis Tumbuhan 18 jenis 17 jenis 10 jenis 10 jenis 7 jenis 5 jenis

Bagian tumbuhan yang digunakan :

Daun 16 16 13 6 10 3

Batang 6 3 3 3 - 1

Bunga - 1 - - 2 -

Buah 5 3 1 3 1 1

Biji 1 - - - - -

Rimpang 23 13 10 4 2 1

Pengetahuan tentang keanekaragaman jenis untuk bahan oukup

berdasarkan usia dan jenis kelamin seperti yang terlihat pada Tabel 4.

Berdasarkan 20 responden yang terdiri atas 14 laki-laki dan 6 perempuan

dengan kisaran usia antara 17 sampai 48 tahun dapat dikelompokkan

Page 38: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

menjadi usia dewasa dengan kisaran 17 – 32 tahun (jumlah responden 13

terdiri atas 8 laki-laki, 5 perempuan) dan usia tua dengan kisaran 33 - 48

tahun (jumlah responden 7 terdiri atas 6 laki-laki, 1 perempuan)

menunjukkan variasi pengetahuannya tentang keanekaragaman jenis

tumbuhan untuk ramuan oukup.

Dari total 14 responden laki-laki, 8 responden diantaranya berusia antara 17

- 32 tahun (dewasa), menyebutkan mereka mengenali 4 – 12 jenis tumbuhan

yang dipergunakan sebagai ramuan oukup. Kemudian usia 33 – 48 tahun

(tua) berjumlah 6 responden mengenali 5 – 13 jenis.

Berbeda dengan kelompok responden perempuan, yang berjumlah 6

responden, menyebutkan antara 3 – 12 jenis tumbuhan yang dikenali

merupakan ramuan oukup. Dari jumlah tersebut, 5 responden berusia 17 –

32 tahun (dewasa) mengenali 3 – 12 jenis tumbuhan bahan ramuan oukup.

Sedangkan 1 responden lainnya yang berusia 35 tahun termasuk dalam

kategori tua (33 – 48 tahun), hanya mampu menyebutkan 3 jenis tumbuhan

saja.

Berdasarkan kategori usia dan jenis kelamin ini tidak banyak

memperlihatkan perbedaan yang mencolok mengenai pengetahuan jenis

tumbuhan untuk ramuan oukup. Jika angka-angka ini dikaitkan antara jenis

dengan bagian tumbuhan, maka daun, batang dan rimpang tetap menjadi unsur

utama ramuan oukup.

Tabel 4 Keanekaragaman jenis tumbuhan yang diketahui dan dikenali responden

berdasarkan usia dan jenis kelamin

Usia 17 - 32 tahun (Dewasa) 33 - 48 tahun (Tua)

Jenis Kelamin L P L P

Jumlah Responden 8 5 6 1

Jumlah jenis tumbuhan yang dikenali 4 - 12 jenis 3 - 13 jenis 5 - 13 jenis 3 jenis

Bagian tumbuhan yang digunakan :

Daun 7 5 5 3

Batang 2 2 2 -

Bunga 1 - 1 -

Buah 2 2 3 -

Biji 1 - - -

Rimpang 9 8 8 -

Page 39: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Dari hasil pengumpulan informasi dari seluruh responden yang berkategori

pengguna dapat dicatat bahwa Zingiber officinale, Alpinia galanga, Citrus

hystrix, Ocimum basilicum, Pandanus amarylifolius dan Andropogon citratus,

merupakan jenis yang penting dalam ramuan oukup.

2. Pengetahuan tabib tentang jenis tumbuhan dalam ramuan oukup

Tabib juga termasuk orang yang mampu memberikan informasi tentang

keanekaragaman jenis yang digunakan sebagai ramuan oukup. Berdasarkan 5

responden tabib, terkait dengan pengetahuan tabib dengan pemanfaatan ramuan

oukup, ditemui lima tabib yang berada di Sumatera Utara yaitu : tabib di

Sibolangit, tabib di Brastagi, tabib di Deli Tua, tabib di Deleng Lancuk dan

tabib di Tangkahan. Hasilnya, tidak kurang dari 40 jenis tumbuhan yang terdiri

atas 28 marga, 21 suku tercatat sebagai ramuan yang digunakan oleh kelima

tabib tersebut di atas. Berbeda halnya dengan ramuan yang dikenali oleh para

pengguna oukup, ramuan yang dikenali oleh tabib terdiri atas bagian-bagian

tumbuhan yaitu daun, batang, buah, biji, rimpang, akar, umbi dan kulit.

Jika kemudian jumlah jenis tumbuhan ini dibandingkan dengan jumlah

jenis tumbuhan yang dikenali oleh pengguna oukup maka terlihat perbedaan

yang sangat signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing tabib

memiliki pengetahuan yang sangat berbeda berdasarkan pengalamannya. Lebih

rinci, pada Tabel 5 memperlihatkan masing-masing tabib memiliki ciri

pengetahuan yang sangat berbeda berdasarkan pengalamannya.

Tabel 5 Pengetahuan keanekaragaman jenis tumbuhan yang digunakan oleh masing-

masing tabib

Responden Tabib

Sibolangit Brastagi Deli Tua Deleng Lancuk Tangkahan

Jumlah jenis 5 7 13 24 13

Bagian tumbuhan

yang digunakan :

Daun 4 6 4 18 3

Batang 1 1 2 2 1

Buah 0 1 4 5 1

Biji 0 0 1 0 1

Rimpang 0 0 1 4 7

Akar 0 0 0 0 1

Umbi 0 0 2 0 1

Kulit 0 1 0 1 0

Page 40: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Gambaran pada Tabel 5 tersebut menunjukkan bahwa tabib di Deleng Lancuk

memiliki pengetahuan lebih banyak dalam memanfaatkan jenis tumbuhan

sebagai ramuan di dalam oukupnya (24 jenis), dibandingkan dengan tabib di

Deli Tua dan Tangkahan, masing-masing 13 jenis, tabib di Brastagi (7 jenis),

dan tabib di Sibolangit (5 jenis). Berdasarkan pengalaman dari masing-masing

tabib, hasil analisis tercatat bahwa tabib di Deleng Lancuk lebih banyak

mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan oukup

dibanding dengan tabib lainnya. Hal ini disebabkan tabib di Deleng Lancuk

merupakan tabib yang sudah memiliki banyak pengalaman baik dalam

pengobatan maupun meramu ramuan obat yang digunakannya untuk mengobati

orang sakit. Tabib ini juga sering memodifikasi sendiri ramuan untuk oukup,

sehingga banyak jenis-jenis tumbuhan yang menjadi bahan alternatif dalam

ramuan oukup berdasarkan fungsi dan tujuannya. Berbeda dengan tabib di

Brastagi yang merupakan tabib yang hanya memberikan informasi tentang

bahan dasar dari ramuan oukup untuk kebugaran/rileksasi, sedangkan tabib di

Deli Tua dan tabib di Tangkahan merupakan tabib yang lebih banyak

menangani pengobatan pasien patah tulang, sehingga kedua tabib ini lebih

banyak mengetahui ramuan oukup untuk pengobatan.

Berdasarkan bagian tumbuhan yang digunakan unsur daun, buah dan

rimpang masih mendominasi ramuannya, sama halnya dengan pengetahuan

responden sebagai pengguna. Pada Tabel 5 ini juga menunjukkan bahwa

banyaknya jenis yang digunakan tidak sama dengan banyaknya bagian-bagian

tumbuhan yang dimanfaatkan untuk bahan ramuan seperti halnya tabib di

Tangkahan merupakan tabib yang hanya 13 jenis tumbuhan yang digunakan

sebagai bahan ramuan tetapi untuk bagian tumbuhan yang digunakan hampir

seluruh bagian yaitu daun, batang, buah, biji, rimpang, akar dan umbi, kecuali

kulit. Dibandingkan dengan tabib lainnya yaitu tabib di Deli Tua (6 bagian :

daun, batang, buah, biji, rimpang dan umbi), tabib di Deleng Lancuk (5 bagian

: daun, batang, buah, rimpang dan umbi), tabib di Brastagi (4 bagian : daun,

batang, buah dan kulit) dan tabib di Sibolangit (2 bagian : daun dan batang).

Page 41: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Dengan demikian berdasarkan bagian tumbuhan yang digunakan sebagai

ramuan oukup menurut informasi ke 5 tabib, bagian daun, batang dan buah

merupakan komponen utama yang menjadi bahan dasar dalam ramuan oukup.

Dari uraian di atas terlihat bahwa tingkat perbedaan pengetahuan tentang

jenis tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan oukup sangat signifikan. Maka

untuk melihat tingginya tingkat perbedaan jenis tersebut dapat diketahui

berdasarkan Indeks Kesamaan (IS) dengan menggunakan metode Jaccard,

seperti yang tertera pada Tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6 Indeks Kesamaan (IS) dan Indeks Ketidaksamaan (IKS) jenis tumbuhan yang

digunakan tabib

IKS (%) IS (%) Tabib

Sibolangit

Tabib

Brastagi

Tabib Deli

Tua

Tabib Deleng

Lancuk

Tabib

Tangkahan

Tabib Sibolangit - 2 5.76 5.76 0

Tabib Brastagi 98 - 7.54 5.76 2

Tabib Deli Tua 94.24 92.46 - 10.9 5.76

Tabib Deleng Lancuk 94.24 94.24 89.1 - 7.54

Tabib Tangkahan 100 98 94.24 92.46 -

Tabel 6 diatas menunjukkan hasil analisis dengan menggunakan metode

Jaccard, untuk melihat Indeks Kesamaan (IS) dan Indeks Ketidaksamaan (IKS)

jenis yang digunakan di lima tabib. Secara umum dapat dikatakan bahwa

masing-masing tabib memiliki spesifikasi jenis-jenis yang digunakan.

Contohnya tabib di Tangkahan dengan menggunakan seluruh bagian tumbuhan

Eleusine indica sebagai bagian dari ramuan khasnya. Begitu pula tabib di Deli

Tua, memasukkan Allium cepa sebagai bagian yang khas di dalam ramuannya.

Hal ini juga dibuktikan berdasarkan atas analisis nilai IS dan IKS masing-

masing tabib, yang secara umum nilai IS nya jauh dibawah 20% atau IKS nya

>80%. Antara tabib Sibolangit dengan tabib Brastagi ISnya hanya 2%, IS

antara tabib Sibolangit dengan tabib Deli Tua dan tabib Deleng Lancuk

masing-masing hanya 5,76%. Berbeda jauh antara tabib Sibolangit dengan

tabib Tangkahan ISnya 0%, sedangkan tabib Brastagi dengan tabib Deli Tua

ISnya 7,54%, antara tabib Brastagi dengan tabib Deleng Lancuk ISnya 5,76%,

tabib Brastagi dengan tabib Tangkahan ISnya hanya 2%, tabib Deli Tua dengan

tabib Deleng Lancuk ISnya lebih besar yaitu 10,9%, sedangkan tabib Deli Tua

dengan tabib Tangkahan ISnya 5,76%. Dan antara tabib Deleng Lancuk dengan

Page 42: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

tabib Tangkahan ISnya 7,54%. Walaupun jenis tumbuhan yang digunakan oleh

kelima tabib ini memiliki ketidaksamaan yang sangat tinggi akan tetapi ada 5

jenis tumbuhan yang tercatat merupakan jenis yang selalu digunakan oleh

semua tabib. Jenis-jenis itu adalah Pandanus amaryllifolius, Citrus hystrix,

Ocimum basilicum, Nicolaia speciosa dan Andropogon citratus. Hal ini dapat

menunjukkan bahwa 5 jenis tumbuhan tersebut merupakan komponen utama

yang wajib digunakan sebagai ramuan di dalam oukup.

3. Pengetahuan pengusaha oukup tentang jenis tumbuhan dalam ramuan

oukup

Pengusaha juga termasuk orang yang banyak memberikan informasi

tentang pemanfaatan keanekaragaman jenis yang digunakan sebagai ramuan di

dalam oukup berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya. Terkait dengan

pengetahuan pengusaha oukup tentang keanekaragaman jenis untuk ramuan

oukup, telah dilibatkan lima pengusaha yang tersebar di Sumatera Utara

masing-masing: usaha di Pancur Batu, usaha di Simalingkar, usaha BOSS,

usaha di Kabanjahe, dan usaha Sembiring. Hasilnya, tidak kurang dari 54 jenis

tumbuhan yang terdiri atas 29 marga, 18 suku tercatat sebagai ramuan yang

digunakan di lima usaha tersebut di atas.

Gambar 2 Jumlah jenis, marga dan suku tumbuhan yang digunakan oleh

pengusaha oukup

Page 43: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Gambar 2 menunjukkan bahwa pengusaha oukup di Simalingkar lebih banyak

memanfaatkan keanekaragaman jenis tumbuhan sebagai ramuan di dalam

oukupnya (47 jenis), dibandingkan dengan pengusaha di Pancur Batu (25

jenis), Kabanjahe (24 jenis), Sembiring (21 jenis), dan BOSS (16 jenis). Hal ini

menyatakan bahwa usaha Simalingkar lebih banyak memodifikasi ramuannya

untuk pengobatan bukan untuk kebugaran/rileksasi . Ini yang menyebabkan

usaha Simalingkar lebih banyak memanfaatkan keanekaragaman jenis

tumbuhan dibanding dengan usaha oukup lainnya, sehingga ramuan yang

digunakan untuk oukup lebih bervariasi sesuai dengan fungsinya. Berbeda

dengan ke 4 usaha lainnya yang fungsinya hanya untuk kebugaran/rileksasi

saja, sehingga bahan ramuannya lebih sederhana dan lebih mengutamakan

jenis-jenis yang mengandung aromaterapi.

Walaupun antara kelima usaha ini memiliki pola pengetahuan yang

berbeda-beda tentang ramuan oukup akan tetapi ada 7 jenis tumbuhan yang

tercatat merupakan jenis yang selalu digunakan di lima usaha. Jenis-jenis itu

adalah Alpinia galanga, Kaempferia galanga, Boesenbergia pandurata,

Alpinia sp., Ocimum basilicum, Citrus hystrix dan Zingiber americanus.

Tingginya tingkat perbedaan antara pengusaha satu dengan lainnya dalam

meramu oukup dapat dibuktikan melalui perhitungan nilai Indeks Kesamaan

(IS) dan Indeks Ketidaksamaan (IKS) menurut cara Jaccard. Hasilnya tertera

pada Tabel 7 di bawah ini.

Tabel 7 Indeks Kesamaan (IS) dan Indeks Ketidaksamaan (IKS) jenis tumbuhan yang

digunakan pengusaha oukup

IKS (%) IS (%) Usaha

Pancur Batu

Usaha

Simalingkar Usaha BOSS

Usaha

Kabanjahe

Usaha

Sembiring

Usaha Pancur Batu - 17.03 8.19 11.81 13.84

Usaha Simalingkar 82.97 - 9.67 15.15 13.17

Usaha BOSS 91.81 90.33 - 8.19 8.94

Usaha Kabanjahe 88.19 84.85 91.81 - 11.11

Usaha Sembiring 86.16 86.83 91.06 88.89 -

Tabel 7 menunjukkan sebaran nilai IS dan IKS dari masing-masing

pengusaha. Berdasarkan nilai tersebut nilai indeks kesamaan (IS) masih

dibawah 17.03%, atau indeks ketidaksamaan (IKS) mencapai 91.81% dengan

demikian maka secara umum masing-masing pengusaha memiliki spesifikasi

Page 44: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

jenis-jenis yang digunakan. Setelah dilakukan analisi lebih rinci tentang jenis

ramuannya maka, pengusaha di Simalingkar dengan menggunakan Laportea

decumana, Allium sativum dan 8 jenis akar-akaran (Bambusa vulgaris, Arenga

pinnata, Areca catechu, Calamus sp.1, Calamus sp.2, Calamus sp.3,

Metroxylon sp., dan Laportea decumana) sebagai bagian ramuan khasnya, hal

ini jelas bahwa pengusaha di Simalingkar mempunyai ramuan khusus yang

tidak dimiliki oleh pengusaha lainnya. Begitu pula pengusaha di BOSS,

memasukkan Ananas comosus sebagai bagian yang khas di dalam ramuan

oukupnya. Tidak jarang pula para pengusaha oukup menambahkan satu bahkan

lebih jenis tumbuhan di dalam ramuan tersebut, tergantung situasi dan kondisi

si pengguna pada saat datang. Contohnya adalah penambahan potongan batang

Nicolaia speciosa untuk mereka yang habis melahirkan. Begitu pula untuk

mereka yang mengidap penyakit reumatik dengan menambahkan seluruh

bagian tumbuhan Laportea decumana.

Karena masing-masing pengusaha memiliki kekhasan tersendiri dalam

ramuannya, tidak mengerankan jika hasil analisis Indeks Ketidaksamaannya

(IKS) mencapai diatas 80%. Antara usaha Pancur Batu dengan usaha

Simalingkar ISnya lebih besar yaitu 17,03%, dibanding IS antara usaha Pancur

Batu dengan usaha BOSS dan usaha BOSS dengan usaha Kabanjahe masing-

masing hanya 8,19%. Antara usaha Pancur Batu dengan usaha Kabanjahe

ISnya 11,81%, usaha Pancur Batu dengan usaha Sembiring ISnya 13,84%,

sedangkan antara usaha Simalingkar dengan usaha BOSS ISnya hanya 9,67%,

usaha Simalingkar dengan usaha Kabanjahe ISnya 15,15%, usaha Simalingkar

dengan usaha Sembiring ISnya 13,17%. Berbeda jauh antara usaha BOSS

dengan usaha Sembiring ISnya hanya 8,94%, dan antara usaha Kabanjahe

dengan usaha Sembiring ISnya 11,11%.

Berdasarkan informasi dari pengusaha juga diperoleh keterangan bahwa

mereka lebih senang memanfaatkan ramuan yang telah dikeringkan dari pada

yang segar. Seandainya mereka membelinya bahan-bahan yang segar, tetap

mereka akan mengeringkannya terlebih dahulu. Bahan-bahan yang kering ini

menurutnya akan menghasilkan aroma yang sangat tajam, sehingga berfungsi

sangat kuat sebagai aromaterapi yang manfaatnya akan dinikmati oleh

Page 45: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

pengguna untuk kesehatan, kebugaran bahkan pengobatan. Untuk mendapatkan

jenis tumbuhan yang kering, mereka mengeringkan di bawah sinar matahari

dengan meletakkannya di atas lantai dengan beralaskan koran atau plastik.

Secara umum untuk mendapatkan hasil pengeringan yang baik ada beberapa

faktor yang perlu diperhatikan yaitu : suhu, kelembaban udara, jenis alat

pengering, kondisi pengeringan dan bahan-bahan pembantu pengeringan

(Suryatenggara 1989). Tujuan pengeringan ini adalah untuk mempertahankan

masa simpan dan memperpanjang komponen yang ada di dalam masing-

masing jenis tumbuhan sebagai ramuan dengan menurunkan kadar air tetapi

tidak mempengaruhi aroma yang akan dikeluarkan.

4. Pengetahuan penjual ramuan oukup di pasar tentang jenis tumbuhan

dalam ramuan oukup

Pasar merupakan salah satu pusat sumber informasi yang memberikan

informasi tentang keanekaragaman jenis tumbuhan, termasuk jenis-jenis yang

diperjual belikan sebagai ramuan oukup. Hasil penelitian di tiga pasar di

Sumatera Utara, masing-masing di Pasar Pancur Batu, Pasar Brastagi dan Pasar

Kabanjahe, memberi informasi yang sangat menarik dari sisi keanekaragaman

dan kekhasan untuk masing-masing pasar (Tabel 8).

Tabel 8 Jumlah jenis, marga dan suku tumbuhan untuk oukup dari pusat sumber

informasi pasar

Nama Pasar Jumlah

Jenis Marga Suku

Pasar Pancur Batu 34 19 11

Pasar Brastagi 15 7 6

Pasar Kabanjahe 33 21 16

Page 46: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Gambar 3 Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan di dalam oukup

menurut sumber informasi dari pedagang di pasar

Tabel 8 dan Gambar 3 menunjukkan bahwa di pasar Pancur Batu (P.PB), bahan

oukup yang diperjual belikan terdiri atas 34 jenis tumbuhan berupa daun (7

jenis), buah (9 jenis), rimpang (10 jenis), akar (7 jenis), dan bagian lain berupa

batang, bunga, biji, umbi, dan kulit, masing-masing hanya diwakili 1 jenis.

Jauh berbeda dengan yang diperjual belikan di pasar Brastagi (P.Br), yang

hanya tercatat 15 jenis saja. Dari jumlah tersebut 4 jenis diantaranya berupa

daun, 7 jenis berupa buah, 4 jenis berupa rimpang, 1 jenis berupa biji, dan

sisanya berupa batang, bunga, akar dan umbi. Keunikan di pasar Brastagi,

penjual tidak menyediakan bahan oukup yang berasal dari kulit kayu sebagai

bagian dari ramuan. Dari segi jumlah, yang hampir mirip dengan pasar Pancur

Batu adalah pasar Kabanjahe. Di pasar Kabanjahe (P.Kb) ini bahan oukup yang

diperjual belikan tercatat 33 jenis tumbuhan yang 14 jenis diantaranya berupa

daun, 8 jenis berupa buah, 8 jenis berupa rimpang, 2 jenis berupa biji, 2 jenis

berupa umbi, 1 jenis berupa bunga, 1 jenis berupa kulit. Di pasar ini batang dan

akar ternyata tidak diperjual belikan sebagai bagian ramuan di dalam oukup.

Di pasar Pancur Batu dari 34 jenis yang diperjual belikan, terdapat 8 jenis

yang spesifik hanya dijual di pasar ini, yaitu Andropogon citratus, Bambusa

vulgaris, Arenga pinnata, Calamus sp.1, Calamus sp.2, Calamus sp.3, dan

Metroxylon sp.. Kemudian di pasar Kabanjahe hanya terdapat 1 jenis saja yaitu

Cinnamomum burmanii yang tercatat dan tidak dijumpai diperjualbelikan

sebagai ramuan oukup di dua pasar lainnya. Sedangkan di pasar Brastagi

seluruh ramuan yang diperjualbelikan dijumpai di dua pasar lainnya. Akan

Page 47: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

tetapi secara keseluruhan dicatat tidak kurang dari 49 jenis tumbuhan yang

terdiri atas 29 marga, 20 suku sebagai ramuan yang diperjual belikan di tiga

pasar tersebut. Diantara jenis-jenis tersebut, 8 jenis umumnya merupakan

bahan ramuan yang diperjualbelikan di tiga pasar. Jenis-jenis itu adalah Citrus

hystrix, Citrus medica, Citrus nobilis, Zingiber purpureum, Zingiber

americanus, Boesenbergia pandurata, Piper nigrum dan Gaultheria

leucocarpa.

Untuk memperlihatkan kekhasan, kemiripan dan keanekaragaman jenis di

masing-masing pasar dilakukan dengan menggunakan metode Jaccard untuk

menilai tingkat kesamaan (IS) dan ketidaksamaan (IKS) keanekaragaman jenis

yang diperjualbelikan di tiga pasar. Hasilnya seperti yang tertera pada Tabel 9

di bawah ini.

Tabel 9 Indeks Kesamaan (IS) dan Indeks Ketidaksamaan (IKS) jenis tumbuhan yang

ada di pasar

IKS (%) IS (%)

Pasar Pancur Batu Pasar Brastagi Pasar Kabanjahe

Pasar Pancur Batu - 20.96 25.75

Pasar Brastagi 79.04 - 16.94

Pasar Kabanjahe 74.25 83.06 -

Tingkat kesamaan (IS) komponen dasar yang menjadi ramuan oukup yang

diperjualbelikan dimasing-masing pasar hanya berkisar <26% saja. Ini

menunjukkan bahwa nilai Ketidaksamaannya (IKS) mencapai >74%. Antara

pasar Pancur Batu dengan pasar Brastagi nilai IS nya hanya 20,76%, sedangkan

IS antara pasar Pancur Batu dengan pasar Kabanjahe lebih besar yaitu 25,75%,

antara pasar Brastagi dengan pasar Kabanjahe IS nya yaitu 16,94%. Nilai-nilai

tersebut menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis komponen ramuan oukup

yang diperjualbelikan di pasar Pancur Batu dengan pasar Brastagi

ketidaksamaannya mencapai 79,04%, antara pasar Pancur Batu dengan pasar

Kabanjahe 74,25%, dan antara pasar Brastagi dengan pasar Kabanjahe tingkat

perbedaannya mencapai 83,06%. Besarnya perbedaan jenis yang

diperjualbelikan sebagai ramuan oukup ini menunjukkan bahwa belum adanya

standarisasi ramuan oukup itu sendiri.

Page 48: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Sebagai bagian komoditi yang diperjual belikan, ramuan yang dijual dapat

berupa bagian yang berbentuk segar dan telah dikeringkan. Hanya di pasar

Pancur Batu saja yang beberapa ramuannya dijual dalam bentuk segar.

Walaupun demikian, menurut beberapa responden yang ditemui, memang tidak

ada perbedaan khasiat antara ramuan segar dan bentuk yang kering. Hanya

khusus untuk ramuan berbahan dasar kering, umumnya ditambahkan jeruk-

jerukan, seperti Citrus hystrix, Citrus medica, Citrus nobilis dan lain-lain agar

menghasilkan aromaterapi yang khas.

Sumber bahan yang diperjual belikan dapat diperoleh dari masyarakat

yang langsung membawanya dari kampung, atau dapat juga diperoleh dari

pedagang pengumpul. Perbedaannya adalah bahan yang diperoleh dari

masyarakat, umumnya sangat spesifik yaitu bagian-bagian tertentu dari

tumbuhan itu, misalnya bagian daun saja, buah saja, rimpang saja. Sangat

jarang dan hampir tidak ada masyarakat yang menjualnya secara lengkap

sebagai ramuan oukup, hal seperti ini ditemui di pasar Pancur Batu. Secara

umum pedagang di pasar yang khusus menjual ramuan oukup dapat pula

memesan kepada pedagang pengumpul. Pada pedagang pengumpul inilah

mereka mendapat bahan yang beranekaragam. Para pedagang biasanya telah

memiliki jaringan khusus yang mampu menyediakan bahan yang diminta.

Khusus di pasar Pancur Batu, untuk mendapatkan bahan-bahan ramuan

oukup tadi biasanya harus menunggu setiap datangnya pekan yang jatuh pada

hari sabtu. Berbeda halnya dengan kedua pasar yang lain yaitu pasar Brastagi

dan pasar Kabanjahe, karena keduanya merupakan pusat pasar tradisional yang

setiap saat para pedagang di pasar tersebut tidak harus menunggu waktu pekan

tiba, untuk mendapat bahan pasokan baik dari masyarakat maupun pedagang

pengumpul. Meskipun kedua pasar ini berada di lingkungan yang mayoritas

penduduknya adalah suku Karo, akan tetapi pengetahuan mereka tentang

ramuan oukup berbeda-beda. Dalam hal ini yang perlu diketahui bahwa ketiga

pasar tersebut merupakan pusat pasar tradisional yang tidak hanya menjual

bahan-bahan ramuan untuk oukup saja tetapi juga menjual semua perlengkapan

kebutuhan rumah tangga sehari-hari, hanya saja ketiga pasar ini memiliki

Page 49: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

keistimewaan tersendiri dibanding dengan pasar tradisional lainnya yaitu

dengan menjual bahan ramuan untuk oukup.

Kemkem adalah kios di pasar tempat menjual berbagai jenis tumbuh-

tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat dan jamu. Umumnya produk yang

dijual berupa simplisia termasuk bahan-bahan dasar yang akan dipergunakan

untuk membuat oukup.

Bagian-bagian tumbuhan yang dimanfaatkan dalam ramuan oukup

Bila ditinjau dari bagian tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan di

dalam oukup, terdapat 9 (sembilan) macam bagian tumbuhan yang digunakan

yaitu daun, batang, bunga, buah, biji, rimpang, umbi, akar, kulit dan seluruh

bagian tumbuhan. Daun merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak

digunakan, yaitu 35,2% atau 25 jenis, menyusul buah dan rimpang masing-masing

19,7% atau 14 jenis, dan bagian tumbuhan lainnya dibawah 10%, seperti yang

tertera pada Gambar 4.

Gambar 4 Persentase berdasarkan bagian tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan

oukup

Dengan demikian bagian daun, buah dan rimpang merupakan bagian yang

paling utama dalam ramuan oukup, sedangkan bagian tumbuhan yang lain hanya

merupakan bagian pelengkap dari ramuan tersebut.

Kandungan senyawa bioaktif dalam ramuan oukup

Page 50: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Terkait dengan jumlah jenis tumbuhan yang merupakan komponen utama

dalam ramuan oukup maka studi terhadap kenakeragaman jenis tersebut lebih

diperdalam dengan pengumpulan data kualitatif berdasarkan studi pustaka tentang

senyawa biokatif yang terkandung didalamnya, seperti yang tertera pada Tabel 10.

Tabel 10 Jenis-jenis tumbuhan dan senyawa bioaktif yang terkandung didalamnya

No Jenis Tumbuhan

Senyawa Bioaktif

Nama Lokal Nama Ilmiah

1 Bangle Zingiber purpureum Saponin, flavonoid dan minyak atsiri

2 Lada Piper nigrum Saponin, flavonoid dan minyak atsiri

3 Lempuyang Zingiber americans Saponin, flavonoid dan minyak atsiri

4 Temu kunci Boesenbergia pandurata Saponin, flavonoid dan minyak atsiri

5 Cekala Nicolaia speciosa Saponin, flavonoid, polifenol dan minyak atsiri

6 Kencur Kaempferia galanga Saponin, flavonoid, polifenol dan minyak atsiri

7 Laja Alpinia sp. Saponin, flavonoid, polifenol dan minyak atsiri

8 Lengkuas Alpinia galanga Saponin, flavonoid, polifenol dan minyak atsiri

9 Pandan Pandanus amaryllifolius Saponin, flavonoid, polifenol dan alkoloid

10 Salinsayo Gaultheria leucocarpa Saponin, flavonoid dan polifenol

11 Jeruk purut Citrus hystrix Saponin, tannin, steroid dan minyak atsiri

12 Jeruk pagar Citrus medica Saponin, tannin, steroid dan minyak atsiri

13 Jeruk puraga Citrus nobilis Saponin, tannin, steroid dan minyak atsiri

14 Jahe Zingiber officinale Polifenol, flavonoid, dan minyak atsiri

15 Sere wangi Andropogon citratus Euganol, flavonoid, galangol dan minyak atsiri

16 Kemangi Ocimum basilicum Eugenol, sineol dan minyak atsiri

Minyak Atsiri

Jenis-jenis tumbuhan yang mengandung unsur minyak atsiri cukup merata.

Dari 16 jenis tumbuhan yang menjadi komponen utama dalam ramuan oukup

ini, hanya 2 jenis yang tidak mengandung minyak atsiri di dalamnya yaitu

Pandanus amaryllifolius dan Gaultheria leucocarpa, bagian yang digunakan

berupa daun.

Minyak atsiri merupakan senyawa bioaktif yang terdapat hampir di

seluruh bagian tumbuhan di atas yaitu daun, batang, buah, biji dan rimpang

yang berfungsi sebagai aromaterapi dengan efek menenangkan dan

menyegarkan untuk kesehatan tubuh. Selain itu minyak atsiri banyak

digunakan dalam bidang kesehatan dan kegunaan lain. Beberapa jenis minyak

atsiri dapat digunakan sebagai bahan antiseptik internal atau eksternal, sebagai

bahan analgesik, haemolitik atau sebagai enzimatik, sebagai sedatif, stimulan

Page 51: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

untuk obat sakit perut, dll. Selain memiliki aroma yang harum, minyak atsiri

dapat pula membantu pencernaan dengan merangsang sistem saraf sekresi.

Minyak atsiri dapat menetralisir bau yang tidak enak dari suatu bahan,

misalnya bau dari bahan sintetis (Husna 2008). Minyak atsiri bersifat mudah

menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa

getir, berbau wangi sesuai dengan tumbuhan penghasilnya, umumnya larut

dalam alkohol dan pelarut organik lainnya (Buchbauer 1993). Saat ini,

komponen minyak atsiri yang memilliki kontribusi besar pada suatu aroma

minyak atsiri telah disintesa. Komponen aromanya telah dikembangkan lebih

lanjut untuk pengobatan atau terapi yang kemudian disebut aromaterapi

(Buchbauer 2000).

Saponin

Jenis-jenis tumbuhan yang mengandung unsur saponin juga termasuk

cukup merata. Dari 16 jenis tumbuhan yang menjadi komponen utama dalam

ramuan oukup ini, hanya 3 jenis yang tidak mengandung saponin di dalamnya

yaitu Zingiber officinale (bagian yang digunakan rimpang), Ocimum basilicum

(bagian yang digunakan daun) dan Adropogon citratus (bagian yang

digunakan batang).

Senyawa saponin juga terdapat hampir di seluruh bagian tumbuhan kecuali

batang. Senyawa saponin dalam ilmu pengobatan dapat digunakan sebagai

bahan antimikroba, dapat pula digunakan sebagai bahan racun, dan dalam

industri sabun, sedangkan kegunaan saponin sendiri bagi tumbuh-tumbuhan

adalah sebagai pertahanan yaitu perlindungan dari berbagai pengaruh biologi.

Sumber utama saponin adalah biji-bijian. Saponin dapat menghambat

pertumbuhan kanker kolon dan membantu kadar kolesterol menjadi normal

(Sianturi 2002). Bagian tumbuhan digunakan sebagai ramuan oukup yang

banyak mengandung senyawa saponin adalah Zingiber purpureum,

Kaempferia galanga, Alpinia sp., Zingiber americanus, Alpinia galanga dan

Boesenbergia pandurata (rimpang), Nicolaia speciosa (batang), Citrus

hystrix, Citrus medica dan Citrus nobilis (buah), Piper nigrum (biji) dan

Pandanus amaryllifolius (daun).

Page 52: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Flavonoid

Jenis-jenis tumbuhan yang mengandung unsur flavonoid juga cukup

merata. Dari 16 jenis tumbuhan yang menjadi komponen utama dalam ramuan

oukup ini, hanya 4 jenis yang tidak mengandung flavonoid di dalamnya yaitu

Citrus hystrix, Citrus medica, Citrus nobilis (bagian yang digunakan adalah

buah) dan Ocimum basilicum (bagian yang digunakan adalah daun).

Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam terbesar. Golongan

flavonoid mencakup banyak pigmen yang paling umum dan terdapat pada

seluruh dunia tumbuhan mulai dari fungi sampai angiospermae. Senyawa

flavonoid juga terdapat hampir di seluruh bagian tumbuhan kecuali buah.

Senyawa flavonoid ini dapat bekerja sebagai antioksidan untuk

mengendalikan radikal bebas yang dapat menyebabkan tumor, dapat berfungsi

sebagai antivirus dan antimikroorganisme. Selain itu dapat juga mengobati

gangguan fungsi hati, menurunkan agregat platelet (mengurangi pembekuan

darah), anti hipertensi dan merangsang pembentukan estrogen (Vickery &

Vickery 1981).

Tannin

Jenis-jenis tumbuhan yang mengandung unsur tannin hanya terdapat pada

3 jenis tumbuhan saja yaitu Citrus hystrix, Citrus medica dan Citrus nobilis,

masing-masing yang digunakan adalah buah.

Secara umum tannin dapat diekstrak dari berbagai tumbuhan seperti daun,

kulit, buah, biji, kulit batang dan bagian lainnya. Fungsi tannin bagi tumbuhan

adalah untuk melindungi dirinya. Tannin berguna sebagai punurun panas dan

dikenal sebagai produk hemorrhoidal, digunakan sebagai perawatan akibat

tersengat serangga dan perawatan gigi.

Polifenol

Jenis-jenis tumbuhan yang tidak mengandung unsur polifenol hanya

terdapat pada 8 jenis tumbuhan saja yaitu Citrus hystrix, Citrus medica dan

Citrus nobilis (buah), Ocimum basilicum (daun), Piper nigrum (biji), Zingiber

americanus dan Boesenbergia pandurata (rimpang), dan Andropogon citratus

(batang).

Page 53: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Senyawa bioaktif polifenol merupakan asam fenolik dan flavonoid yang

bersifat antioksidan aktif. Senyawa polifenol yang terkandung dalam

tumbuhan sebagai ramuan oukup ini dapat mencegah oksidasi LDL (low

density lipoprotein) dan kolesterol, sehingga dapat mencegah timbulnya

penyakit kronis, selain itu juga polifenol berperan sebagai antimikroba dan

dapat menurunkan kadar gula dalam darah (Sianturi 2002). Bagian tumbuhan

yang digunakan sebagai ramuan oukup yang banyak mengandung senyawa

polifenol adalah berupa batang (Nicolaia speciosa dan Andropogon citratus),

rimpang (Zingiber officinale, Kaempferia galanga, Alpinia sp. dan Alpinia

galanga), dan daun (Pandanus amaryllifolius).

Alkaloid

Satu jenis tumbuhan yang mengandung alkaloid pada komponen utama

ramuan oukup yaitu Pandanus amaryllifolius (bagian yang digunakan daun).

Alkaloid merupakan golongan senyawa zat tumbuhan sekunder yang

terbesar, saat ini telah diketahui sebanyak 5.500 alkaloid. Seringkali beracun

bagi manusia dan banyak mempunyai kegiatan fisiologis yang menonjol,

digunakan secara luas dalam bidang pengobatan (Harborne 1987). Menurut

Murningsih (1998) mengemukakan bahwa manfaat lain senyawa alkaloid

adalah sebagai penghambat kanker. Menurut Vickery & Vickery (1981)

menyatakan bahwa dalam pengobatan, alkaloid memberikan efek fisiologis

umumnya pada susunan syaraf pusat, misalnya sebagai obat antirasa sakit dan

obat tidur.

Steroid

Jenis-jenis tumbuhan yang mengandung unsur steroid hanya terdapat 3

jenis tumbuhan saja yaitu Citrus hystrix, Citrus medica dan Citrus nobilis

yang masing-masing bagian yang digunakan adalah buah.

Steroid pada umumnya digunakan dalam berbagai aktivitas biologi, antara

lain yaitu untuk pengembangan dan kontrol reproduksi pada manusia. Steroid

dalam aplikasi pengobatan digunakan sebagai kardotonik, prekursor vitamin

D, antiinflamantori, agen kontrasepsi oral, dan agen anabolik (Anonim 2002).

Page 54: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Status keberadaan tumbuhan bahan ramuan oukup di alam

Persebaran

Hasil wawancara, pengamatan di lapangan dan studi literatur

memperlihatkan bahwa dari seluruh jenis tumbuhan yang dicatat sebagai ramuan

atau bagian ramuan oukup seperti yang terlihat pada Gambar 5, dikelompokkan ke

dalam: (1) tumbuhan liar, yaitu jenis yang secara alamiah tumbuh tanpa ada

campur tangan manusia, (2) tanaman budidaya, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang

ditanam dan dirawat dengan baik. Secara garis besar untuk memenuhi kebutuhan

ramuan oukup jenis-jenis yang telah dibudidayakan hampir sama banyaknya

dengan jenis yang dipungut dari hutan atau yang berstatus liar. Jenis-jenis yang

sudah dibudidayakan, pada umumnya adalah jenis-jenis yang tidak hanya

bermanfaat untuk ramuan oukup akan tetapi memiliki kegunaan lain seperti

bumbu masak dan rempah-rempah. Jenis-jenis itu antara lain dari suku

Zingiberaceae (Nicolaia speciosa, Zingiber officinale, Kaempferia galanga,

Alpinia galanga, Curcuma domestica, Curcuma xanthorhiza, Boesenbergia

pandurata), Rutaceae (Citrus hystrix, Citrus aurantifolia, Citrus medica).

Gambar 5 Persentase status tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan oukup

Berbeda dengan jenis-jenis liar yang banyak dimanfaatkan diantaranya

adalah pirawas (Cinnamomum porrectum), sundur langit (Emilia sonchifolia),

salinsayo (Gaultheria leucocarpa), senduduk (Melastoma sp.), jelatang (Laportea

decumana). Jenis-jenis tersebut tersebar secara luas di hutan-hutan yang kisaran

ketinggiannya 1000 – 1200 m dpl Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.

Page 55: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Berdasarkan mudah atau tidaknya bahan-bahan ramuan oukup tersebut

diperoleh, dapat dilakukan melalui wawancara. Hasilnya tercatat 57% (39 jenis)

tumbuhan dinyatakan mudah diperoleh dan 43% ( 30 jenis ) dinyatakan agak sulit

memperolehnya (Gambar 6).

Gambar 6 Persentase kemudahan memperoleh bahan ramuan berdasarkan jenisnya

Habitat dan Habitus Tumbuhan

Untuk memperoleh gambaran tentang tempat tumbuh, berkenaan dengan

mudah atau tidaknya memperoleh bahan ramuan ini maka, 42% atau 29 jenis

dapat dijumpai di lading, menyusul 36% atau 25 jenis dijumpai di hutan dan

sisanya 22% atau 15 jenis dengan mudah dapat dijumpai di pekarangan (Gambar.

7).

Gambar 7 Persentase jenis tumbuhan berdasarkan habitat

Kemudian berdasarkan habitusnya yaitu tumbuhan merambat, herba,

liana, parasit, perdu, pohon, rumpun dan semak. Seperti disajikan pada Gambar 8.

Page 56: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Gambar 8 Persentase jenis tumbuhan berdasarkan habitus

Hampir 30% atau 21 jenis berupa herba, 31% atau 22 jenis berupa perdu, 20%

atau 14 jenis berupa pohon dan sisanya <19% atau 12 jenis berupa semak,

merambat, rumpun, liana dan parasit.

Prospek ke depan

WHO telah mengumpulkan daftar kurang lebih 21.000 jenis tumbuhan

yang digunakan di seluruh dunia dalam pengobatan. Diperkirakan 2.000 – 3.000

jenis digunakan untuk pengobatan di Asia Tenggara. Jumlah tumbuhan obat di

Indonesia diperkirakan 1.000 jenis (Soepadmo 1991).

Hasil penelitian ini terungkap bahwa keseluruhan bahan dari ramuan

oukup sebanyak 69 jenis berasal dari tumbuhan yang berkhasiat obat, namun

pengembangan potensi tumbuhan obat ini belum mendapat banyak perhatian dari

pemerintah daerah. Di sisi lain masyarakat masih tetap memanfaatkan tumbuhan

obat tersebut baik yang berasal dari habitat sekitar tempat tinggal mereka maupun

yang berasal dari hutan, namun dikhawatirkan pemanfaatan tumbuhan obat oleh

masyarakat dan etnofarmakologi masyarakat lokal akan terus menurun akibat

adanya tekanan yang terus menerus seperti eksplorasi sumberdaya alam, tekanan

ekonomi, pertambahan jumlah penduduk, keterbatasan lahan, dan lain-lain.

Dari aspek pelestarian dapat dikatakan bahwa pemanfaatan tumbuhan obat

sebagai ramuan di dalam oukup masih belum mengkhawatirkan. Hal itu dapat

dilihat dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa sebagian besar tumbuhan yang

Page 57: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

digunakan sebagai ramuan oukup diperoleh dari ladang (42% atau 29 jenis); hutan

(36% atau 25 jenis) dan pekarangan sebanyak 22% atau 15 jenis. Habitus yang

terbanyak adalah perdu (31,9% atau 22 jenis), sedangkan bagian tumbuhan yang

terbanyak digunakan adalah daun (35,2% atau 25 jenis), disusul buah dan rimpang

masing-masing sebanyak 19,7% atau 14 jenis.

Melalui studi pustaka khasiat dari 16 jenis tumbuhan yang menjadi

komponen utama dalam ramuan oukup ditentukan oleh senyawa bioaktif yang

terdapat dalam bagian tumbuhan tersebut. Senyawa bioaktif yang mempunyai

efek farmakologis umumnya termasuk golongan metabolit sekunder, misalnya

minyak atsiri, saponin, flavonoid, tannin, polifenol, alkaloid dan steroid.

Berdasarkan pengetahuan masyarakat ternyata masih banyak yang belum

mengetahui secara pasti manfaat dan khasiat dari ramuan yang digunakan. Sesuai

dengan perkembangannya pelestarian plasma nutfah khususnya tumbuhan obat

merupakan suatu aspek yang sangat penting untuk dilaksanakan dalam

penyediaan bahan baku yang kelak dimanfaatkan penggunaannya di masa kini dan

mendatang. Peluang pengembangan obat alami/tradisional masih sangat besar,

indikator besarnya peluang tersebut dapat dilihat dari masih kecilnya pangsa pasar

obat alami, sehingga masih terbuka lebar untuk dikembangkan, mengingat jumlah

penduduk Indonesia yang besar, adanya perubahan pola hidup konsumen back to

nature, dan obat alami merupakan warisan budidaya leluhur bangsa Indonesia.

Semakin besarnya peluang pengembangan obat alam ini signifikan dengan

pengembangan komoditi biofarmaka (Darusman et al. 2003).

Begitu juga halnya untuk peluang pengembangan potensi oukup sebagai

suatu usaha yang saat ini berkembang menjadi lahan bisnis, yang semua bahan

ramuannya berasal dari tumbuhan obat. Kalau ditinjau dari segi potensi ekonomi,

jenis-jenis tumbuhan obat yang digunakan sebagai ramuan oukup mempunyai

peluang yang sangat besar untuk dikembangkan, baik di pasaran maupun untuk

industri tumbuhan obat.

Page 58: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil penelitian ini tercatat 69 jenis, 42 marga dan 28 suku tumbuhan

yang digunakan sebagai ramuan di dalam oukup. Dari jumlah tersebut 16 jenis, 11

marga dan 7 suku diantaranya merupakan komponen utama di dalam ramuan

oukup. Ramuannya terdiri atas Zingiber purpureum, Nicolaia speciosa, Zingiber

officinale, Citrus hystrix, Citrus medica, Citrus nobilis, Ocimum basilicum,

Kaempferia galanga, Piper nigrum, Alpinia sp., Zingiber americanus, Alpinia

galanga, Pandanus amaryllifolius, Gaultheria leucocarpa, Andropogon citratus

dan Boesenbergia pandurata. Diantara jenis-jenis itu, yang terbanyak adalah jenis

yang termasuk ke dalam suku Zingiberaceae (8 jenis) dan suku Rutaceae (3 jenis),

selebihnya hanya diwakili oleh 1 jenis. Terkait dengan jumlah jenis tumbuhan

tersebut jika ditinjau dari pemanfaatannya, bagian tumbuhan yang selalu

digunakan adalah daun, buah dan rimpang, sedangkan bagian tumbuhan lainnya

merupakan pelengkap dalam ramuan tersebut.

Berdasarkan pemanfaatannya yang terkait dengan kesehatan pasca

melahirkan, oukup merupakan salah satu cara perawatan kesehatan ibu pasca

melahirkan, artinya membuat si ibu berkeringat dengan cara memasak air disertai

dengan ramuan-ramuan tertentu, kemudian setelah mendidih diangkat dan

diletakkan di bawah kursi duduk sambil dibungkus dengan selimut. Dan

menyebabkan uap air panas itu memaksa si ibu berkeringat, maksudnya supaya si

ibu sehat karena sisa kotoran di dalam tubuhnya keluar. Hal ini merupakan suatu

tradisi yang diturunkan nenek moyang kepada generasi penerusnya dalam proses

perawatan kesehatan ibu pasca melahirkan. Terkait dengan senyawa bioaktif yang

terkandung dalam 16 jenis tumbuhan yang menjadi komponen utama dalam

ramuan oukup menunjukkan bahwa senyawa minyak atsiri, saponin, flavonoid,

tannin, polifenol, alkaloid dan steroid adalah senyawa yang terkandung dalam

bagian-bagian tumbuhan tersebut yang terdiri atas daun, batang, buah, biji dan

rimpang.

Begitu juga halnya peluang pengembangan potensi oukup sebagai suatu

usaha yang saat ini berkembang menjadi lahan bisnis. Kalau ditinjau dari segi

Page 59: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

ekonomi, ramuan oukup mempunyai peluang yang sangat besar untuk

dikembangkan, baik di pasaran maupun untuk industri tumbuhan obat.

Saran

Perlu adanya standarisasi kualitas bahan ramuan oukup yang maksimum

baik dilihat dari kehigienisan, kenyamanan maupun kandungan senyawa bioaktif

yang terdapat di setiap bahan ramuan tersebut. Dan perlu adanya

takaran/komposisi bahan ramuan yang tepat sehingga kualitas ramuan bisa lebih

baik. Dalam hal ini karena oukup sangat bermanfaat maka ramuan dengan kualitas

yang baik perlu dipatenkan.

Page 60: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

DAFTAR PUSTAKA

[Anonim]. 2001. Rancangan Strategi Konservasi Tumbuhan Obat Indonesia.

Kerjasama Pusat Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati

BAPEDAL dan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

[Anonim]. 2002. Studi etnobotani masyarakat kamoro tentang tumbuhan obat di

dataran rendah PT. Freeport Indonesia, Kabupaten Mimika, Papua.

Freeport Indonesia dan Hatfindo Prima. Bogor.

[Anonim]. 2007. Kabupaten Karo. http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Karo.

[06 Mei 2007].

Agoes, Azwar H. 1992. Antropologi Kesehatan Indonesia, Pengobatan

Tradisional. Jilid I, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Ajijah, N., M. Iskandar. 1995. Menggali budaya orang tua tempo doeloe

memanfaatkan tumbuhan obat di pedesaan di Jawa Barat. Prosiding

Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani II. Puslitbang Biologi-LIPI,

Fakultas Biologi UGM dan Ikatan Pustakawan Indonesia, Yogyakarta I:

61 – 70.

Bangun, Tridah. 1986. Manusia Batak Karo. Inti Idayu Press. Jakarta.

Barwa, N.S. 2004. Cara pemanenan liar yang baik. Makalah pada Seminar

Tumbuhan Obat, Kosmetika, dan Aromatik. Pusat Biologi LIPI, Bogor.

Buchbauer, G. 1993. Biological effects of fragrances and essential oils. Perf. Flav

18 :19-24.

Buchbauer, G. 2000. The detailed analysis of essential oils leds to the

understanding of their properties. Perf. flav 25 : 64-67.

Bukit, Basita. 2005. Seni & Budaya – Tirai, Menguak Gairah Pariwisata Karo.

http://www.waspada.co.id. [4 April 2007].

Cotton C.M. 1996. Ethnobotany : Principles and Applications. England : John

Wiley & Sons.

Darusman, L.K., E. Djauhari, E.I.K. Putri, E.A.M. Zuhud, M. Ghulammahdi,

Siswoyo, D. Iswantini. 2003. Biofarmaka dari hulu hingga hilir

(Kompilasi dari beberapa hasil penelitian). dalam: Pusat Studi Biofarmaka

Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

De Padua, L.S., N. Bunyapraphatsara dan R.H.M.J. Lemmens, editor. 1999. Plant

Resources of South-East Asia. No.12 (1) Medicinal and Poisonous Plants

1. PROSEA. Bogor – Indonesia.

Page 61: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Foster, G.M. dan Anderson, B.G. 2005. Antropologi Kesehatan. UI-Press. Jakarta.

Handayani, Lestari. 2003. Tanaman Obat untuk Masa Kehamilan & Pasca-

Melahirkan. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. Terbitan kedua ITB. Bandung

Husna, D.Z. 2008. Kandungan kimia minyak atsiri tumbuhan Pandanus

amaryllifolius Roxb. Artikel Kimia

Koentjaraningrat. 1990. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Penerbit Dian

Rakyat. Jakarta.

Martin, J.G. 1995. Etnobotany: A Method Manual. Chapman & Hall. Lodon

England.

Mueller, D. Dombois & H. Ellenberg. 1974. Aims and Methods of Vegetation

Ecology. John Wiley & Sonc Inc, New York: xx = 547 hlm.

Murningsih, T. 1998. Indole alkaloid senyawa aktif pada cemprit (Ervatamia

spaerocarpa Burk.). Berita Biologi 4 : 141-144.

Posey, D. 1996. Traditional resource rights : International instruments for

protection and compensation for indigenous and local communities. Gland

– Swizerland – Cambridge : IUCN. The Worl Conservation Union.

Rifai, M.A. dan Walujo, E.B. 1992. Etnobotani dan pengembangan tetumbuhan

pewarna indonesia : ulasan suatu pengamatan di Madura. Prosiding

Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani I. Cisarua 19 – 20 Februari

1992.

Sampurno. 1999. Pengembangan dan pemanfaatan tumbuhan obat Indonesia.

Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat Tropika Indonesia. 1999.

Bogor : Himakora Fakultas Kehutanan IPB.

Sardjono, M.A. 2004. Mosaik Sosiologis Kehutanan : Masyarakat Lokal, Politik

dan Kelestarian Sumberdaya. Yogyakarta.

Setyowati, F.M. dan Wardah. 1993. Berbagai jenis tumbuhan d lahan gambut dan

pemanfaatannya oleh suku Melayu di Kecamatan Sambes, Kalimantan

Barat. Hal. 286 – 298 dalam Prosiding Seminar Hasil Penelitian dan

Pengembangan Sumberdaya Hayati. Puslitbang Biologi – LIPI. Bogor, 14

Juni 1993. LIPI. Bogor.

Setyowati, K. 2001. Potensi hak kekayaan intelektual. Di dalam : Prosiding

Forum Koordinasi Kelembagaan Produksi Aneka Tanaman. 2002.

Page 62: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman, Dirjen Bina

Produksi Hortikultura, Departemen Pertanian. Jakarta.

Shea, G.A., D. Martindale, P. Puradyatmika, A.K. Mandessy. 1997. Vegetation

of the lowland zone in PT Freeport Indonesia contract of work mining and

project area, Irian Jaya, Indonesia. Vol 3.

Sianturi, G. 2002. Fito-kimia Komponen Ajaib Cegah PJK, DM dan Kanker.

http://www.kompas.com/kesehatan/news/senior/gizi/0208/08/gizi.htm.

[14 Agustus 2008].

Soekarman dan S. Riswan. 1992. Status pengetahuan etnobotani di Indonesia.

dalam Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Pertanian,

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Perpustakaan Nasional. Bogor

19-20 Februari 1992.

Soepadmo. 1991 dalam L.S. de Padua, N. Bunyapraphatsara dan R.H.M.J.

Lemmens, editor. 1999. Plant Resources of South – East Asia No. 12 (1)

Medicinal and Poisonous Plants 1. PROSEA. Bogor – Indonesia.

Suryatenggara, A. 1989. Memperlajari bahan pencelup dan tingkat kematangan

terhadap mutu cabe rawit Capsicum frustescens L. kering. Fateta IPB,

Bogor.

Tim Ekspedisi Biota Media. 1998. Kembali ke alam. Manfaat obat asli Indonesia.

Laporan Ekspedisi Biota Medika di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh dan

Cagar Biosfer Bukit Tiga Belas, Propinsi Riau dan Jambi. Kerjasama

Depkes – IPB – UI – LIPI. Tidak diterbitkan.

Vickery, M.L. and B. Vickery. 1981. Secondary Plant Metabolism. The Memillan

Press Ltd. London.

Walujo, E.B. 1992. Tumbuhan dalam kehidupan tradisional masyarakat dawan di

Timor. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnoboani I. Cisarua,

19 – 20 Februari 1992.

Walujo, E.B. 2002. Pengembangan dan penerapan penelitian etnobotani dan

herbal medicine. Makalah dalam forum kegiatan lapangan International

Post Graduate Programme in Medical Anthropology and Ethnobotany

Universiteit Leiden-Universitas Padjajaran. Bandung.

Walujo, E.B. 1998. Etnobotani, metode penelitian baru penggabungan antara

konsep ilmu-ilmu sosial dan ilmu biologi. Prosiding Seminar Nasional

Etnobotani III 5-6 Mei 1998.

Page 63: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Wibowo. 1995. Sistem pengetahuan tradisional dalam bidang mata pencaharian di

Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta : Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Zuhud, E.A.M., Ekarelawan, S. Riswan. 1994. Hutan Tropika Indonesia Sebagai

Sumber Kenekaragaman Plasma Nutfah Tumbuhan Obat. dalam : Zuhud,

E.A.M. dan Haryanto, editor. 1994. Pelestarian Pemanfaatan

Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Jurusan

Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB-Lembaga Alam

Tropika Indonesia (LATIN). Bogor.

Page 64: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

L A M P I R A N

Page 65: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian

Page 66: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Lampiran 2. Keanekargaman jenis tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan Oukup beserta data persebarannya

No Nama Jenis

Suku Bagian tumbuhan

Habitat Habitus Status Ketersediaan

Nama Lokal Nama Ilmiah yang digunakan di alam

1 Daun paris Justicia sp. Acanthaceae Daun ladang perdu Budidaya banyak

2 Rengas Gluta renghas L. Anacardiaceae Daun Liar pohon Liar kurang

3 Seledri Apium graveolens L. Apiaceae Daun pekarangan herba Budidaya banyak

4 Pegagan Centella asiatica (L.) Urban Apiaceae Daun ladang semak Liar banyak

5 Nira Arenga pinnata Merr. Arecaceae Akar Liar pohon Liar kurang

6 Pinang Areca catechu L. Arecaceae Akar Liar pohon Liar banyak

7 Rotan Calamus sp.1 Arecaceae Akar Liar rotan Liar kurang

8 Rotan rambung Calamus sp.2 Arecaceae Akar Liar rotan Liar kurang

9 Rotan runtih Calamus sp.3 Arecaceae Akar Liar rotan Liar kurang

10 Rumbia Metroxylon sp. Arecaceae Akar Liar pohon Liar kurang

11 Ketang Calamus sp.4 Arecaceae Daun Liar rotan Liar kurang

12 Enau Arenga pinnata Merr. Arecaceae Buah Liar pohon Liar kurang

13 Sundur langit Emilia sonchifolia (L.) DC. Asteraceae Daun Liar pohon Liar kurang

14 Nenas Ananas comosus (L.) Merr. Bromeliaceae Buah ladang herba Budidaya kurang

15 Salinsayo Gaultheria leucocarpa Blume Ericaceae Daun Liar herba Liar kurang

16 kemiri Aleurites moluccana Willd. Euphorbiaceae Biji ladang pohon Budidaya banyak

17 Sapot-sapot Desmodium dasylobum Miq. Fabaceae Daun Liar perdu Liar kurang

18 Bambu Bambusa vulgaris Schrad. Gramineae Akar Liar bambu Liar banyak

19 Rumput parang tegoh Eleusine indica (L.) Gaertn Gramineae Seluruh bagian pekarangan semak Liar kurang

20 Sere wangi Andropogon citratus DC. Gramineae Batang pekarangan herba Budidaya banyak

21 Asam glugur Garcinia atroviridis Griff. Guttiferae Daun Liar pohon Budidaya banyak

22 Bunga lawang Illicium verum Hook. Illiciaceae Bunga Liar pohon Liar kurang

23 Jintan hitam/Terbangun Coleus amboinicus.Lour. Labiatae Daun pekarangan perdu Budidaya banyak

24 Nilam Pogostemon cablin (Blaanco) Bth. Labiatae Daun pekarangan perdu Budidaya banyak

25 Kemangi Ocimum basilicum L. Lamiaceae Daun pekarangan perdu Budidaya banyak

26 Pirawas Cinnamomum porrectum (Roxb.) Kosterm. Lauraceae Daun ladang pohon Liar kurang

27 Kulit manis Cinnamomum burmanii Blume Lauraceae Daun ladang pohon Budidaya banyak

Page 67: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

28 Bawang merah Allium cepa L. Liliaceae Umbi ladang herba Budidaya banyak

29 Bawang putih Allium sativum L. Liliaceae Umbi ladang herba Budidaya banyak

30 Gundera Allium schoenoprasum L. Liliaceae Daun Liar semak Budidaya kurang

31 Benalu kopi/surindan kopi Serurulla ferrugia (Jack) Danser Loranthaceae Daun Liar parasit Liar kurang

32 Senduduk / Senggani Melastoma sp. L. Melastomaceae Daun Liar semak Liar banyak

33 Pala Myristica fragrans Houtt. Myristicaceae Buah ladang pohon Budidaya banyak

34 Cengkeh Syzygium aromaticum L. Merr. Myrtaceae Bunga ladang pohon Budidaya banyak

35 Kayu putih Eucalyptus alba Reinw. Myrtaceae Daun Liar pohon Budidaya banyak

36 Pandan wangi Pandanus amaryllifolius Roxb. Pandanaceae Daun pekarangan perdu Budidaya banyak

37 Lada Piper nigrum L. Piperaceae Biji ladang herba Budidaya banyak

38 Sirih Liar Piper caducibracteum Piperaceae Daun Liar liana Liar banyak

39 Ciak-ciak Polygonium chinense L. Polygonaceae Daun Liar perdu Liar kurang

40 Jeruk hantu Citrus sp.1 Rutaceae Buah ladang perdu Budidaya kurang

41 Jeruk kayu Citrus sp.2 Rutaceae Buah ladang perdu Budidaya kurang

42 Jeruk kejaren Citrus sp.3 Rutaceae Buah ladang perdu Budidaya kurang

43 Jeruk kelele Citrus sp.4 Rutaceae Buah ladang perdu Budidaya kurang

44 Jeruk kersik Citrus sp.5 Rutaceae Buah ladang perdu Budidaya kurang

45 Jeruk kuku harimau Citrus medica "Sarcodactylis" Rutaceae Buah ladang perdu Budidaya kurang

46 Jeruk malem Citrus sp.6 Rutaceae Buah ladang perdu Budidaya kurang

47 Jeruk mungkur / purut Citrus hystrix DC. Rutaceae Buah ladang perdu Budidaya banyak

48 Jeruk nipis Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle Rutaceae Buah ladang perdu Budidaya banyak

49 Jeruk pagar / jeruk gawang Citrus medica L. Rutaceae Buah ladang perdu Budidaya banyak

50 Jeruk puraga Citrus nobilis Lour. Rutaceae Buah ladang perdu Budidaya banyak

51 Daun besan Eurycoma longifolia Jack Simaroubaceae Daun Liar perdu Liar kurang

52 Daun ikan-ikan Maoutia aspera Wedd. Urticaceae Daun Liar perdu Liar kurang

53 Jelatang Laportea decumana Wedd. Urticaceae Seluruh bagian Liar perdu Liar banyak

54 Salagundi Vitex trifolia L. Verbenaceae Daun Liar perdu Liar kurang

55 Bungle Zingiber purpureum Roxb. Zingiberaceae Rimpang ladang herba Budidaya banyak

56 Cekala Nicolaia speciosa (Blume) Horan Zingiberaceae Batang ladang herba Liar banyak

57 Jahe Zingiber officinale Roscoe Zingiberaceae Rimpang pekarangan herba Budidaya banyak

58 Jahe merah Zingiber officinale var. rabrum Theilade Zingiberaceae Rimpang pekarangan herba Budidaya banyak

Page 68: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

59 Jahe peracis Zingiber sp. Zingiberaceae Rimpang ladang herba Budidaya banyak

60 Kencur Kaempferia galanga L. Zingiberaceae Rimpang pekarangan herba Budidaya banyak

61 Kuning gajah/kunyit Curcuma domestica Val. Zingiberaceae Rimpang pekarangan herba Budidaya banyak

62 Laja Alpinia sp. Zingiberaceae Rimpang ladang herba Budidaya banyak

63 Lempuyang Zingiber americans Blume Zingiberaceae Rimpang pekarangan semak Budidaya banyak

64 Lengkuas Alpinia galanga (L.) Willd. Zingiberaceae Rimpang pekarangan herba Budidaya banyak

65 Temu giring Curcuma heyneana Val. & Zyp. Zingiberaceae Rimpang ladang herba Budidaya kurang

66 Temu ireng Curcuma aeroginosa Roxb. Zingiberaceae Rimpang ladang herba Budidaya kurang

67 Temu kunci Boesenbergia pandurata Roxb. Zingiberaceae Rimpang pekarangan herba Budidaya banyak

68 Temu mangga Curcuma mangga Val. & Zyp. Zingiberaceae Rimpang ladang herba Budidaya banyak

69 Temulawak Curcuma xanthorhiza Roxb. Zingiberaceae Rimpang pekarangan herba Budidaya banyak

Page 69: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Lampiran 3 Jenis-jenis tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan oukup

Keterangan Gambar 1 : Bungle (Zingiber purpureum) (a) tumbuhan, (b) rimpang; Kencur

(Kaempferia galanga) (c) tumbuhan, (d) rimpang; (e) rimpang temu kunci (Boesenbergia

pandurata); Lempuyang (Zingiber americanus) (f) tumbuhan, (g) rimpang; (h) rimpang

laja (Alpinia sp.); (i) rimpang lengkuas (Alpinia galanga) ; (j) rimpang jahe (Zingiber

officinale); dan (k) daun pandan (Pandanus amaryllifolius).

Page 70: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Keterangan Gambar : (l) tumbuhan sere wangi (Andropogon citratus); (m) daun kemangi

(Ocimum basilicum); (n) buah jeruk pagar (Citrus medica); (o) tumbuhan

cekala/kecombrang (Nicolaia speciosa); (p) daun salinsayo (Gaultheria leucocarpa); (q)

buah jeruk puraga (Citrus nobilis); (r) daun dan buah jeruk purut (Citrus hystrix); dan (s)

daun dan biji lada (Piper nigrum).

Page 71: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Lampiran 4 Jenis-jenis ramuan yang diperjualbelikan di pasar

(a)

b

(b)

b

Keterangan Gambar 3: (a) Jenis-jenis tumbuhan segar yang digunakan sebagai ramuan

oukup; (b) Jenis-jenis tumbuhan kering yang digunakan sebagai ramuan oukup

Page 72: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Lampiran 5 Cara meramu ramuan oukup

(a)

b

(b)

b Keterangan Gambar 4: (a) Tempat/wadah untuk memasak ramuan oukup; (b) Ramuan

oukup yang sudah direbus.

Page 73: OUKUP, RAMUAN TRADISIONAL SUKU KARO UNTUK … · data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan

Lampiran 6 Ruang oukup dan sauna

(a)

b

(b)

b Keterangan Gambar 5: (a) Ruangan tempat beroukup yang diuapkan melalui pipa kecil;

(b) Tempat untuk sauna modern (tampak luar); dan (c) Tempat untuk sauna modern

(tampak dalam) dengan menggunakan alat pemanas (steam).

(c)

b